11
Kegiatan III A. Judul Sifat-Sifat Umum Asam Amino Dan Protein Reaksi Nihidrin B. Tujuan C. Dasar Teori Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Gugus karboksil ini memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Asam amino pembentuk protein akan saling berikatan dengan ikatan peptida, sehingga dalam satu molekul dipeptida mengandung satu ikatan peptida. STRUKTUR ASAM AMINO Rumus umum asam amino :

Kegiatan III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kegiatan III

Citation preview

Page 1: Kegiatan III

Kegiatan III

A. Judul

Sifat-Sifat Umum Asam Amino Dan Protein Reaksi Nihidrin

B. Tujuan

C. Dasar Teori

Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional

karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Gugus karboksil ini

memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Asam amino

pembentuk protein akan saling berikatan dengan ikatan peptida, sehingga

dalam satu molekul dipeptida mengandung satu ikatan peptida.

STRUKTUR ASAM AMINO

Rumus umum asam amino :

Secara umum, pada asam amino sebuah atom C mengikat empat

gugus yaitu : gugus karboksil, gugus amina, satu buah atom hydrogen dan

satu gugus sisa (rantai samping, gugus –R). Rantai samping pada asam

amino (gugus –R) yang berbeda-beda pada asam amino menentukan

struktur, ukuran, muatan elektrik dan sifat kelarutan dalam air.

Page 2: Kegiatan III

Asam amino yang bersifat hidrofobik :

- ALANIN

- ISOLEUSIN

- LEUSIN

- METIONIN

- FENILALANIN

- PROLIN

- TRIPTOFAN

- TIROSIN

- VALIN

Asam amino yang bersifat hidrofilik :

- ARGININ

- ASPARGIN

- ASAM ASPARTAT

- SISTEIN

- ASAM GLUTAMAT

- GLUTAMIN

- GLISIN

- HISTIDIN

- LISIN

- SERIN

- TREONIN

SIFAT-SIFAT ASAM AMINO

1. Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut

organik non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Sifat asam amino ini

berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam

karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri dari beberapa atom

karbon, umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut

organik. Demikian pula amina, pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi

larut dalam pelarut organik.

Page 3: Kegiatan III

2. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan

asam karboksilat atau amina (lebih besar dari 200ºC).

3. Bersifat sebagai elektrolit. Dalam larutan kondisi netral (pH isoelektrik),

asam amino dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan juga

bermuatan negative (zwitterion) atau ion amfoter. Keadaan ion ini sangat

tergantung pada pH larutan. Bila ditambahkan dengan basa, maka asam

amino akan terdapat dalam bentuk :

H2N – CH – COO-R

Dan bila ditambahkan asam ke dalam larutan asam amino, maka asam

amino yang terbentuk : +H3N – CH – COOH-R

KLASIFIKASI ASAM AMINO

Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam

sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial.

Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis

didalam tubuh, tetapi diperoleh dari luar misalnya melalui makanan( lisin,

leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan

arginin). Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat

disintesis didalam tubuh melalui perombakan senyawa lain.

Klasifikasi asam amino dapat dilakukan berdasarkan rantai

samping (gugus –R) dan sifat kelarutannya didalam air. Berdasarkan

kelarutan didalam air dibagi atas asam amino hidrofobik dan hidrofilik

(klasifikasi dapat dilihat pada bagian struktur asam amino). Berdasarkan

rantai sampingnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

- Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) : Glisin,

Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin.

- Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil (OH),

(asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin.

Page 4: Kegiatan III

- Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam amino

polar) : Sistein dan metionin.

- Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau

amidanya(gugus R bermuatan negative) : Asam aspartat, Aspargin,

Asam glutamate, Glutamin.

- Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus R

bermuatan positif): Arginin, lisin, Histidin

- Yang mengandung cincin aromatic : Histidin, Fenilalanin, Tirosin,

Triptofan.

- Asam imino : Prolin.

FUNGSI BIOLOGIS ASAM AMINO

- Penyusun protein, termasuk enzim.

- Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme

(terutama vitamin, hormon, dan asam nukleat).

- Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam reaksi enzimatik

(kofaktor).

SUMBER-SUMBER ASAM AMINO

Asam amino dapat diperoleh melalui asupan makanan seperti pada

kacang-kacangan(misalnya kedelai), ikan gabus dan produk susu.

PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME

ASAM AMINO

1. FENILKETONURIA

Adalah kelainan metabolism sejak lahir yang ditandai dengan

ketidakmampuan mengubah fenilalanin menjadi tirosin, sehingga

menyebabkan akumulasi fenilalanin dan hasil metaboliknya didalam

tubuh. Menyebabkan retardasi mental, manifestasi neurologic,

pigmentasi ringan, eczema dan bau kesturi. Kesemuanya dapat dicegah

dengan restriksi awal diet fenilalanin.

Page 5: Kegiatan III

2. MAPLE SYRUP URINE DISEASE

Terjadinya akumulasi asam keto dari leusin, valin dan isoleusin,

karena adanya cacat pada enzim α -keto dekarboksilase. Dapat

menyebabkan gangguan susunan saraf pusat.

3. AMINOASIDURIA

Penyakit yang timbul akibat gangguan pada transportasi asam

amino tertentu ke dalam sel. Karena defek pada transportasi ini secara

khas mengakibatkan eksresi satu atau lebih asam amino dalam jumlah

yang meningkat.

D. Alat Dan Bahan

1. Asam Amino:

- Glisin 1 g/l 25 ml - Alanin 1 g/l 25 ml

2. Nihidrin 2 g/l 100 ml

Page 6: Kegiatan III

E. Prosedur Kerja

1. Memasukan 1 ml larutan asam amino di atas kedalam tabung-tabung

reaksi yang terpisah.

- Glisin

- Alanin

2. Tambahkan kedalam masing-masing larutan asam amino 5 tetes nihidrin

dan didihkan selama 2 menit.

Page 7: Kegiatan III

F. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan

Asam Amino Hasil Waktu Keterangan

Glisin Ungu Tua 2 Menit

Alanin Ungu Muda 2 menit

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa glisin merupakan asam amino yang

cepat bereaksi dibanding alanin. Sedangkan kedua-duanya didihkan pada

waktu yang sama.

- Glisin

- Alanin

Page 8: Kegiatan III

G. Pembahasan

Percobaan ini menguji dua asam amino yaitu Glisin dan Alanin yang akan

dilihat asam amino mana yang paling cepat bereaksi, dimana keduanya-

duanya diletakkan dalam tabung yang beda dengan masing-masing larutan 1

ml dan dituangkan 5 tetes nihidrin pada kedua tabung dan didihkan secara

bersamaan dalam waktu 2 menit. Setelah didihkan dapat dilihat perubahan

warna yang terjadi pada kedua asam amino tersebut. Glisin yang berwarna

ungu tua dan alanin berwarna ungu muda. Jadi, glisin merupakan asam amino

yang cepat bereaksi karena adalam waktu yang sama perubahan warna glisin

lebih cepat dibanding alanin.

H. Kesimpulan

Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa kedua asam amino yang

diletakkan secara bersamaan tidak akan menghasilkan reaksi yang sama,

kecuali asam amino tersebut mempunyai pHyang berbeda.

I. Jawaban Tugas

1. Ya.

2. Asam amino Glisin, karena perubahan warna glisin lebih cepat dari pada

alanin.

3. asam amino yang diletakkan secara bersamaan tidak akan menghasilkan

reaksi yang sama, kecuali asam amino tersebut mempunyai pH yang

berbeda.

J. Daftar Pustaka

Muhamad Wirahadikusumah, 1985 Biokimia: Metabolisme Energi,

Karbohidrat dan Lipid. Bandung: Penerbit ITB.

Poerwo Soedarmo dan A. Djaeni Sediaoetama, 1973, Ilmu gizi, Jakarta: Dian

Rakyat.

Segel, I.H., 1968, Biochemical Calculations, New York: John Wiley and

Sons.

Rawn, J.D., 1989, Biochemistry, Carolina: Neil patterson Publishers.

Page 9: Kegiatan III

Mahler, H.W. dan E.H. Cordes, 1971, Biological Chemistry (edisi ke-2), New

York: Harper and Row Publishers.