Kedokteran Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Tasya Aniza 130110090024

KEDOKTERAN ISLAMSejarah dan perkembangannya 1. Perkembangan Kedokteran pada Masa Purbaa. Pijat memijat Pada awalnya, pengobatan bermula dari pengalaman seseorang ketika salah satu bagia tubuhnya sakit. Atas dorongan insting yang diberikan Allah Swt. padanya, secara refleks orang itu akan memijat bagian tubuhnya yang sakit. b. Ramuan Obat Permulaan manusia mengenal ramuan obat untuk suatu penyakit adalah dengan mencoba meramunya dari dedaunan. Jika Allah menghendaki, maka ditemukan sejeni daun penawar yang cocok dengan penyakitnya. Tentang hal ini, Rasulullah SAW terlah bersabda : Apabila Allah menurunkan penyakit, Ia pasti akan menurunkan penawarnya. (HR Bukhari) Setiap penyakit itu ada obatnya, jika penyakit itu kena obatnya (cocok), dia pun sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla. (HR Muslim) Ada kemungkinan besar bahwa Ilmu pengobatan yang tertua itu adalah pijat-memijat dan peramuan alami. Saat ini ada orang-orang primitif di hutan Afrik yang belum tersentuh peradaban peradaban maju yang mengenal berbagai utmbuhan, akar, dan kulit sebagai obat yang diperoleh secara turun-temurun. Ada juga orang-orang Timbuza yang hidup di Selatan Hindustan telah mengenal berbagai macam pengobatan alam. Pengetahuan pengobatan mereka cukup mengagumkan. Tabib-tabib Hindustan terbilang maju. Pengobatan dengan minum madu telah ditemukan oleh Abu Faras di beberapa suku bangsa Tirza di pedalaman Hindustan, begitu juga dengan suku-suku pengembara yang terdapat di Asbanjzu. c. Alat-alat perdukunan Dukun-dukun primitf merupakan pelanjut dari dukun manusia purba. Adapun cara/praktik dukun primitif itu antara lain : 1. Sihir 2. Memanggil roh nenek moyang 3. Mengobati dengan batu hitam 4. Menyapu muka si sakit dengan rumput berjampi

5. 6. 7. 8.

Menari-nari Membuat ramuan dari kunyahan Meludahi mulut atau air si sakit untuk kemudian ditelan Berlaku seperti cerpelai besar

2. Perkembangan Kedokteran Pada Masa Sebelum Nabi SAWa. Sumeria dan Akadia Di negeri Sumeria, terdapat dua cara pengobatan : 1. Pengobatan alami yang dilakukan menurut cara pengobatan dukun. Penderita diberi berbagai macam ramuan, dipijat, dan dijampi dengan bantuan jin. 2. Pengobatan yang dilakukan oleh tabib kota menggunakan herba, madu, dan lainnya. Di negeri Akadia, tersebutlah seorang raja bernama Sargon. Pada masa Raja Sargon inilah terjadi kebangkitan ilmu kedokteran. Di kota Aqad, ibukota pada masa pemerintahan Sargon, berdiri lembaga pengkajian ilmu kedokteran yang berkembang sampai awal pemerintahan Raja Namruz. b. Bangsa Babilonnia Pada masa Raja Hammurabi telah ditemukan undang-undang kenegaraan yang lengkap. Undang-undang tersebut berisi 300 pasal dan 4000 baris. Dalam Undang-undang terdapat pasal yang berhubungan dengan bab kesehatan penduduk. Bidang kedokteran yang terkenal pada masa itu antara lain ilmu lasah (fisioterapi), ilmu bedah, ilmu terapi air, al-kayy bakar, ilmu ashaz, ilmu peramuan obat (farmakologi). Pada masa itu, orang-orang Babilonnia telah mengenal perbedaan tabib dan kahin. Dua hal yang membedakan: 1. Tabib adalah seorang ahli pengobatan yang jauh dari ketakhyulan, sedangkan kahin menganggap bahwa penyakit ditimbulkan oleh gangguan atau rasukan makhluk halus. 2. Tabib mengobati dengan alat kedokteran semacam pisau bedah, sedangkan kahin mengobati dengan azimat, penangkal, dan sesuatu yang tidak masuk akal. c. Mesir Mesir pada masa Firaun telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Bidang ilmu kedokterannya telah mengungguli ilm keodkteran di negeri lain. Pada masa Firaun Ramses II, di ibukota negaranya di Ramses lalu di Thebe dan Memphi ditemukan lembaga pusat pengkajian ilmu kedokteran. Ada dua macam pengobatan di Mesir : 1. Pengobatan kekahinan, dengan meminta pada jin. Ada pula pengobatan pijat jarak jauh. 2. Pengobatan ilmiah. Di antara cara-cara pengobatan Mesir yang membuat takjub ahli kedokteran modern adalah metode bedah besar. Cara anastesinya dengan menggunakan taftah dan dijahit dengan bulu ekor kuda yang telah disterilisasi. Di Mesir juga dikenal cara pemeriksaan nadi untuk menetapkan jenis penyakit yang diderita seseorang. Tabib-tabib Thebe mengenal beberapa bisikan nadi :

1. 2. 3. 4. 5.

Bisikan nadi Sit berarti buruk Bisikan nadi Osiris berarti bisikan yang hanyut Bisikan nadi Isis berarti bisikan cepat Bisikan nadi Horus berarti tengah Bisikan nadi Tut berarti lamban

Tabib-tabib Mesir juga telah menggunakan cara ketukan. Penyakit pada tubuh dikaji dengan ketukan telunjuk yang dibungkus kain dan zum. Mereka mengenal daerah sakit yang dinamakan daerah tun. Daerah tun kemudian dihubungkan untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita. Dalam hal ramuan obat, ilmu ramuan di Mesir terbagi empat : 1. 2. 3. 4. Ramuan segar Ramuan kering Ramuan dari hewan Ramuan campuran

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa emtode kedokteran yang dilakukan di mesit, yaitu al-kayy bakar, fisioterapi, bedah, peramuan, terapi air, terapi pernafasan (Dudl), dan terapi pantang makanan dan minuman tertentu (diet). d. Persia Bangsa Persia adalah pengambil alih kebudayaan bangsa Sumeria dan penyerap kebudayaan bangsa Kildani. Kurang lebih 3000 tahun sebelum Masehi bangsa persia telah mengitabkan ilmu-ilmu kedokteran dalam lempeng tanah liat, kulit, dan lembaran tembaga Cabang ilmu kedokteran yang berkembang pada masa itu antara lain kedokteran mata di kota Syahran, kedokteran mulut-gigi di kota Kurz, kedokteran kandungan di kota Madyan, dan kedokteran umum di Jundi Kirman. Perkembangan kedokteran di Persia dapat diamati dari beberapa aspek : 1. Metode Pengobatan Ilmu bedah Persia terkenal halus jahitannya dan biusannya membuat orang terlena, sebab tabib telah menggunakan sejenis opium. Selain ilmu bedah, ilmu lasah (Xiarxes) juga dikebangkan dengan cara melumuri minyak zaitun di tubuh pasien, allu dipanaskan pada saat matahari pagi. Beberapa metode lainnya adalah ilmu bekam dan fashid, ilmu patrar, dan juga ilmu al-kayy bakar yang diduga berpangkal di Sumeria. Ilmu peramuan yang dikembangkan berasal dari bahan tumbuhan, umbi, dan bijibijian. Ada juga ramuan yang terbuat dari berbagai jenis minyak dan bunga-bungaan. Metode lain yang kurang dikenal dan dingaggap ebrbahaya adalah Urbuz dan Burbul. Urbuz adalah pengobatan dengan cara memasukkan cairan pada tubuh. Al-Ahwazi berpendapat bahwa cairan yang dimasukkan adalah raksa, sedangkan Mahmd al-Gri berpendapat yang dimasukkan adalah obat. Burbul sendiri adalah sejenis obat yang keras sehingga dapat menanggalkan burqul (kanker). 2. Perkembangan Sekolah Tinggi Kedokteran Sekolah tinggi kedokteran di Persia terbuka untuk umum. Mahasiswa asing juga diizinkan untuk belajar di Persia. Mahasiswa tersebut datang dari Hindustan, negeri Arab, dan beberapa dari Barat. Dalam kajian di sekolah tinggi kedokteran di Syahran dan Jundi Kirma dikenal adanya satir, orang-orang percobaan yang digunakan ketika mahasiswa sampai di akhir

masa belajar. Sebelum praktik pada satir, para siswa menggunakan hewan ternak atau qadafir. Satir-satir itu telah disebut dalam kitab Zenda Awista, Jika hendak mengambil satir untuk percobaan, ambillah satir dari orang luar bangsa yang tidak beriman kepadaku sebelum kepada bangsaku yang beriman kepadaku. Pada masa penyerbuan Raja Iskandar dari Macedonia dan Persia mengalami kekalahan, lembaga-lembaga kedokteran tidak diganggu. Bahkan, Raja Iskandar berniat mengembangkan lembaga kedokteran yang telah ada. Pada masa itu timbullah percampuran ilmu kedokteran Persia dengan Hella (Yunani) yang kemudian diberi nama kedokteran Hilaniah. Pada masa pemerintahan Qisra Kuphaz I, lembaga kedokteran yang termaju ada di Ariannapur. Atas seizin Qisra, beberapa orang tawanan perang yang jahat boleh dijadikan percobaan untuk praktik ilmu tasyrih dan praktik percobaan obat-obatan keras yang berbahaya. Pada masa Qisra Anu Syirwan didirikan lembaga ilmu kedokteran tingkat tinggi di Jundi Syahpur. Sebagian orang menamakan Jundi Syahpur sebagai Ariannapur baru. Demi kemajuan ilmu kedokteran Persia, disusunlah Dewan Penerjemah di Lembaga Kedokteran Tingkat Tinggi Jundi Syahpur. 3. Perpindahan orang-orang Nastriyyah Pada tahun 489 M, banyak orang-orang Nastriyyah,yang berasal dari Bizantium dan merupakan penganut Nasrani jemaat Rahib Nestorius, tertarik untuk memasuki Lembaga Kedokteran Tingkat Tinggi Jundi Syahpur. Jundi Syahpur pun bertambah ramai karena mereka menyeru saudara seagamanya di Bulgaria, Edessa, dan Konstantinope; agar memasuki lembaga tersebut. 4. Mahasiswa bangsa Arab di Jundi Syahpur Dikisahkan, terdapat beberapa orang mahasiswa Arab di Jundi Syahpur. Di antaranya Hars ibnu Khalad, Nashr ibnu Al-Qamah, Maimun ibnu Aqab, dan Thriq ibnu Hazb. Kelak, Hars ibnu Khalad menjadi seorang ahli al-kayy, ilmu peramu, ilmu tulang, lasah, dan ahli ilmu penyakit dalam. Adapun keahlian Nashr ibnu Al-Qamah adalah dalam bidang tulang, lasah, al-kayy, bekam, fashid, bedah, ramuan herba, ramuan dari batu-batuan, dan sebagainya. 5. Tingkat Pengkajian Kedokteran Pendidikan tinggi ilmu kedokteran di Jundi Syahpur dibagi menjadi delapan tingkatan : Tingkat pertama, tingkat persiapan. Mahasiswa diberi pengantar ilmu kedokteran, filsafat, latihan kerohanian untuk menghilangkan rasa taku, dan sebagainya. Tingkat kedua, mahasiswa diberi pendidikan ilmu tasyrh tubuh secara langsung dengan membedah hewan kecil. Mahasiswa juga sudah diberi perkuliahan ilmu penyakit dan rasahannya, ilmu perobatan, pengobatan herba, dan lainnya. Tingkat ketiga, mahasiswa melanjutkan kajian ilmunya. Tingkat keempat, mahasiswa sudah melakukan praktik rasahan, yaitu menerapkan ilmu kedokterannya pada satir. Tingkat kelima dan keenam, mahasiswa mulai praktik mengobati, semula pada orang asing lalu pada bangsa sendiri. Tingkat ketujuh dan kedelapan, mahasiswa diarahkan untuk memperdalam ilmu kedokteran, memahirkan, dan memilih keahlian sendiri. Pada masa Islam, praktek pengkajian ilmu kedokteran dengan menggunakan satir diatur secara Islami, yaitu dilarang menyakiti dan berbuat kasar pada satir. Semua satir dibayar mahal.

e. Hindustan Menurut tarikh ketabiban Hindustan, ilmu kedokteran banyak dimonopoli kaum Brahmana dan beberapa orang kasta Ksatria. Disebutkan bahwa di Hindustan berkembang beberapa macam metode kedokteran : 1. Metode berasaskan agama, diantara ilmunya berpangkal pada Atharweda atau Ayurweda. 2. Metode berasaskan ilmu kedokteran murni. 3. Metode campuan, yaitu metode kedokteran yang dicampurkan dengan sihir. Di Hindustan pun ada pengobatan berdasarkan kebiasaan yang telah turun-temurun diajarkan dan ada juga pengobatan berdasarkan ilmu yang berpangkal pada kitab Weda dan kitab Upanisad dan Ramapitra. Pengobatan itu antara lain terapi pernapasan yang disebut Yoga, terapi upawasa dan tapa, terapi Dahtayana hingga penyembuhan dengan perabaan jarak jauh. Tapi, pengobatan paling umum adalah dengan pijatan dan tepukan. Ada juga pengobatan melalui terapi air, mengatur makan, minum, duduk, berdiri, dan jaga. Dalam Kitab Hindu Susruta Samhita diceritakan bahwa Susruta dapat membentuk telinga buatan pada seorang yang terpotong daun telinganya. Sesungguhnya Susruta adalah tabib ahli bedah. Dalam hal ramuan obat, peramuan Hindustan hampir sama dengan peramuan Persia. Selain itu, berkembang juga metode penyembuhan melalui terapi mineral di Patalipura dan Mathura. Meskipun tabib-tabib Hindustan sudah maju, mereka masih suka mencampurkan kedokteran dengan kekahinan. Selain mengobati melalui rabaan dari dekat dan dari jauh, mereka juga memberi penangkal azimat dari batu cincin dan lainnya. Kemajuan lain yang telah dicapai oleh tabib Hindustan adalah mereka menggunakan peramuan kinim. f. Suriah dan Iskandariah Pada awal muncul agaman Nasrani, di Suriah dan Iskandariah telah banyak berdiri sekolah kedokteran. Ilmu kedokteran di Suriah hampir sama dengan ilmu kedokteran di Iskandariah, karena mungkin berpangkal pada ilmu kedokteran Mesir Purba dan Funisia. Banyak kitab terdahulu dituliskan dalam bahasa serumpun Arab. Di antara cabang ilmu kedokteran di Suriah: 1. Pengobatan al-kayy, dan yang terkenal adalah metode al-kayy Syam. 2. Pembedahan besar dan pembedahan kecil. 3. Pengibatan lasah otot, saraf dan tulang. 4. Pengobatan bekam dan fashid. 5. Pengobatan ramuan herba. Pada masa kejumudan Nasrani, ilmu kedokteran Suriah menjadi mundur. Segala yng bertentangan dan tidak masuk akal rahib serta dianggap bertentangan dengan ajaran gereja dilarang. Rahib-rahib Nasrani itu turn mengobati, menggantikan tabib. Mereka membawakan pengobatan doa pengampunan, perabaan kasih al-Masih, percikan air suci Maria, sentuhan salib suci, dan lainnya yang mirip kahin Dewa Baal. Hampir semua jenis penyakit dihubungkan dengan kutukan Abu Ilah, dosa dari Nabi Adam dan Hawa yang semuanya harus ditebus dengan kasih al-Masih atau percikan air suci. Seseorang yang gila dianggap kerasukan setan dan kena rayuan bisikan halus Iblis. Setan itu

bermukim di kepala orang itu, sehingga harus dikeluarkan dengan jalan memahat kepala orang gila itu. g. Romawi dan Yunani Dikisahkan bahwa di Romawi dan Yunani pada 500 tahun sebelum Masehi telah ada beberapa tabib terkenal. Namun tabib itu merangkap sebagai kahin atau sebaliknya. Ada juga kahin-kahin yang dianggap sebagai perantara bagi dewa-dewa Olympus Pada umumnya kedokteran Yunani dan Romawi purba terikat dengan penyembahan kepada dewa-dewa, terutama dewa Olympus. Pada zaman kemajuan, ahli kedokteran modern masih tetap mempertahankan istilah-istilah dan lambang-lambang yang diambil dari nama-nama dan lambang-lambang keagamaan Yunani dan Romawi purba. Bahkan, tabib-tabi yang mengaku Muslim pun terbawa latah, berbangga dengan istilah dan lambang yang berpangkal dari kemusyrikan orang Yunani dan Romawi. Mereka mengganti istilah Islam dengan istilah berbau jahiliyah. Sabda Nabi SAW mengenai hal ini : Dari Ibnu Abbas r.a, sesungguhnya telah bersabda Nabi SAW: Sesungguhnya yang lebih membangkitkan kemurkaan Allah itu ada tiga perkara, yakni bersengaja dalam haram, mengharap berlaku Sunah Jahilliyah dalam Islam, dan seorang tukan pencari darah seseorang dengan tidak sebenarnya untuk mengeluarkan darahnya itu. (Hadis Shahih riwayat al-Bukhari) Sampai saat ini, di kalangan umat Islam pada umumnya masih menggunakan nama, istilah, dan lambang jahiliyaj dari kemusyrikan Yunani dan Romawi. Nama dan istilah itu antara lain: 1. Neureus, dewa laut suami Doris 2. Proteus, dewa laut anak Oceanus dan Tethys 3. Atlas, dewa pendukung bumi 4. Flora, dewi bung, dinamakan pula Chloris 5. Terminus, dewa perbatasan 6. Genius, dewa-dewi pelindung dari roh jahat 7. Fortuna, dewi keberuntungan 8. Aesculapsus, dewa obat-obatan berwujud ular 9. Hygeia, dewi kesehatan 10. Hymenalos atau Hymen, dewa perkawinan 11. Styx, putri Oceanus 12. Tisiphone, dewi penyebar penyakit 13. Fauna, dewa hutan 14. Hero, anak dewa dan manusia 15. Averina, dewi air tenang 16. Silenus, dewa pemabuk 17. Psyiko, dewa kejiwaan 18. Vesta, dewi api dinamakan pula Hestia 19. Hercules, orang kuat anak dewa 20. Venus, dewi kebirahian 21. Aurora, dewi fajar 22. Hebe, anak Juno 23. Achles atau Achiles, anak dewa Mars 24. Virgo atau Astarea, gadis anak Jupiter 25. Cela, ruang dalam Tartaros, bilik biarawati

26. Penateus, patung pujaan 27. Hipnose, dewa tidur nyenyak 28. Eros, dewi cinta. Adapun lambang-lambang yang dipakai : 1. Piala dan ular; lambang Aesculapsus yang hendak minum air kehidupan dari piala, tetapi tidak sampai. 2. Tongkat dan Ular, lambang Aesculapsus. 3. Tanda R, Recipe-Recipere, berarti diberikan atau diambilkan. Tabib-tabib Yunani dan Romawi yang terkenal : 1. Hipokrates (Hibukuratun), meninggal pada tahun 377SM. Di antara buah tulisannya adalah Afurimah. Ia pun menyusun kitab penuntun ilmu pengobatan dan filsafat kedokteran, bahkan dianggap penulis pertama buku etika kedokteran. 2. Galen (Jalun), telah menyusun lebih dari lima puluh kitab. Sebagian besar diantaranya berbicara tentang tanaman obat dan filsafat kedokteran. 3. Dioskurides (Dayyus Kuridas), ahli obat-obatan dan seorang tukang mengobati dengan berbagai jalan. Di antara buah tulisannya adalah Materia Medica. 4. Aribasius (Arbasyus) yang menulis Kitab Synopsis. 5. Paul Agina (Bawal Ajinna) yang menulis Kitab yang Tujuh. 6. Alez(x)ander Thales (Iskandar Thalus) yang menuliskan Kitab Petunjuk untuk Tabib. Cabang Ilmu kedokteran Yunani-Romawi : 1. Pengobatan Herba 2. Pengobatan Xaphon 3. Pengobatan Fisioterapi 4. Pengobatan umum 5. Ilmu bedah h. Saba Ilmu kedokteran di Saba berpusat di ibukotanya, Maarib. Disana terdapat dua aliran ilmu, aliran berdasarkan turun-temurun dan aliran ilmiah. i. Palestina Orang-orang Bani Israil mengkaji ilmu kedokteran dari bangsa Khaldan, Assiria, Funisia, dan bangsa Mesir. j. China Ilmu pengobatan China maju sejak 2500 SM, sebelum Kaisar Yao berkuasa. Kitab pengobatan China yang tertua berasal dari zaman dinasti Hsia, sedangkan yang paling lengkap berasal dari zaman Tsin Shih Huang Tie (221-210 SM). Pengobatan China erat hubungannya dengan kepercayaan terhadap Yang (Dewa Langit) dan Yin (Dewi Bumi). Pengobatan China terbagi atas dua bagian; pengobatan anak negeri dan pengobatan oleh sinse. Pengobatan anak negeri dilakukan oleh orang yang belajar sendiri. Jenis pengobatan anak negeri yaitu : 1. Pijatan dengan tangan, tongkat, biji-bijian, batu giok, dan batu. 2. Jamu yang berdasarkan fatwa orang tua turun-temurun. 3. Sihir. 4. Pengobatan dengan magnet tubuh.

5. Pengobatan dengan arak, darah ular, empedu, dan semacamnya. Adapun jenis pengobatan sinse, sinse telah mengenal cara mendiagnosa penyakit dengan tekanan jari pada nadi, melihat warna kuku, warna lidah, melihat hubungan titik tubuh dengan cuaca, dan lainnya. Mengenai ramuan sinse, ilmu ramuan di China dibagi dua; ramuan basah dan kering. Ramuan basah berupa minuman; akar-akaran, umbi, ramuan rumput laut, dan lain-lain. Ramuan kering berupa rumput-rumputan, kulit pohon, buah kering, serangga kering, dan lain sebagainya. Sinse-sinse China juga menggunakan metode pengobatan yang disebut dengan akupuntur dan akupresur. Adapun akupresur ini adalah ilmu yang berasaskan pada ilmu akupuntur juga, hanya dilakukan dengan pijatan sepuluh jari yang dikenal dengan nama siatsu. Kitab-kitab kedokteran China ditemukan pada masa dinasti Chin.

3. Perkembangan Kedokteran Pada Masa Islama. Kedokteran Nabi SAW Sesungguhnya Nabi SAW diutus oleh Allah bukan untuk menjadi tabib, melainkan menjadi seorang utusan. Namun, dalam syariah Islam yang dibawanya, terkandung nilai-nilai kedokteran yang murni dan tinggi. Beberapa ajaran dan tuntutan Rasulullah SAW yang mengandung kajian kedokteran: 1. Cara bersuci yang diajarkan Rasulullah SAW. 2. Cara berwudlu. 3. Kewajiban bercebok dan memegang kemaluan harus dengan tangan kiri. 4. Larangan kencing di kolam air yang tergenang. 5. Sunah untuk bersunat. 6. Perintah memotong kuku, membersihkan bulu ketiak dan kemaluan 7. Kewajiban mandi selepas bersetubuh. 8. Keharusan membersihkan rumah dan halaman. 9. Contoh gerakan shalat. 10. Ibadah shaum di bulan Ramadhan dan shaum sunah. 11. Larangan makan-minum sambil berdiri, berbaring, bersandar, serta minum sekali teguk. 12. Keharusan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. 13. Larangan makan terlalu kenyang dan tidur selepas makan. 14. Diharamkannya bangkai, darah, babi, khamar, sembelihan untuk berhala. 15. Dimakruhkannya hewan buas. 16. Anjuran melihat warna-warna hijau. 17. Larangan mencukur bulu alis, menato, memotong gigi. 18. Larangan memasuki atau keluar sebuah negeri ketika ada penyakit menular. 19. Larangan menyatukan hewan sakit dengan hewan sehat. 20. Larangan berobat dengan barang haram. 21. Anjuran memberi harapan pada penderita.

22. Disebutkannya madu sebagai obat. 23. Makanan yang dimakan ketika masih panas itu kurang berkat, dan sebagainya. b. Asas Kedokteran Islam 1. Mengobati pasien dengan ihsan, dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Al-Quran dan Sunah NabiNya. 2. Tidak sekali-sekali menggunakan obat-obatan yang haram atau tercampuri bahan haram. Firman Allah Swt. dan beberapa hadis Rasulullah mengenai hal ini : Mereka ada yang bertanya kepadamu dalam perkara khamar dan judi, maka katakanlah bahwa keduanya itu dosa besar tetapi ada kemanfaatan bagi manusia tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya itu. (QS. Al-Baqarah, 2:219) Dari Wail al-Hadlrami, sesunggunya telah bertanya Thariq bin Suwaid kepada Nabi SAW tentang khamar yang ia jadikan obat. Maka sabda Nabi SAW, Itu bukanlah obat melainkan penyakit. (HR Muslim dan Abu Dawud) Sabda Nabi SAW, Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan dengan sesuatu yang Ia haramkan atasmu. (HR al-Bukhariy) Sabda Nabi SAW, Semua yang memabukkan itu khamar dan semua khamar itu haram. (HR Muslim) Sabda Nabi SAW, Minuman apapun jika akdar banyaknya memabukkan, sedikitnya pun haram. 3. Pengobatan itu tidak sekali-sekali mencacatkan tubuh, kecuali jika keadaannya sangat darurat dan tidak ada pengobatan lain saat itu. 4. Pengobatan itu tidak berbau takhyul, khurafat, dan bidah. Nabi SAW bersabda, Semua tangkal penangkal, jampi selampik itu syirik. (HR Ahmad). Nabi SAW menyuruh berobat tapi melarang keras berobat pada seorang kahin. 5. Islam tidak membenarkan seseirang yang tidak mengkaji ilmu kedokteran turun mengobati pasien, sehingga ia harus bertanggung jawab sepenuhnya. 6. Jauhkanlah seorang tabib Muslim dari iri hati, riya, takabur, merendahkan orang lain, tinggi hati, memeras pasien, dan sifat tidak terpuji lainnya. 7. Seorang tabib Muslim harus berpakaian rapi, bersih, dan sebaiknya berpakaian putih. 8. Hendaklah lembaga kedokteran, rumah sakit, balai pengobatan dan semacamnya menarik hati pengunjung, bersih, dan indah. 9. Jauhkanlah lambang-lambang dan istilah-istilah yang berasal dari pemujaan pada dewa-dewa ataupun menggunakan lambang keagamaan orang Yahudi dan Nasrani. c. Masa Penerjemahan, Penyaduran, dan Pengembangan Di Baghdad, berkembanglah enam metode kedokteran : 1. Metode kedokteran Yunani-Romawi. 2. Metode kedokteran Arab 3. Metode kedokteran Persia 4. Metode kedoktaran campuran 5. Metode kedokteran Nabi SAW 6. Metode kedokteran klasik

d. Tabib-tabib penerjemah 1. Abu Yusuf Yaqub ibnu Ishaq ibnu Sabbah ibnu Imran ibnu Ismail alAshats ibnu Qais al-Kindi. 2. Hunain ibnu Ishaq al-Ubbadi. 3. Tsabit ibnu Qurrah. 4. Ali ibnu Suhal at-Thabariy. 5. Yuhana ibnu Masawaih ad-Damsyiqi. 6. Jabir ibnu Hayyan. 7. Ishaq Yuda 8. Ibnu al-Jazzar al-Qiruwani. 9. Ahmad ibnu Muhammad at-Thabari 10. Abu Bakar ibnu Zakarya ar-Razi. 11. Abu al-Qasim ibnu Abbas az-Zahrawi 12. Abu Hazam as-Syahrani 13. Ali Abbas al-Majusi 14. Abu Raihan Muhammad ibnu Ahmad al-Bairuni 15. Abu Ali al-Husain ibnu Abdillah ibnu Sina, dll.

4. Perkembangan Cabang Ilmu Kedokterana. Ilmu Bedah Ilmu bedah telah dikenal lama di Sumeria, Akadia, Mesir, dan Babilonia Lama. Tabib Sumeria dan Mesir terkenal pandai menjahit. Awalnya tabib Sumeria dan Akadia menggunakan semut gurun untuk menjahit. Berabad-abad kemudian, orang Mesir menemukan sepitan logam untuk mengganti semut. b. Taftah Bangsa Mesir telah mengenal taftah (pemati rasa). Pada masa kedokteran Islam, terkenallah seorang ahli bedah bernama Az-Zahrawi dan sesungguhnya ilmu bedah zaman modern ini adalah kelanjutan pengembangan ilmu bedahnya. c. Kedokteran Mata Ilmu pengobatan mata tertua berasal dari Ali ibnu Isa. Ilmu mata sekarang berasal dari Ali ibnu Isa, Ammar, dan al-Haithami. Al-Haithami adalah seorang penemu teori pembiasan. Di Eropa, al-Hazen diakui sebagai Bapak Kacamata dan Bapak Kedokteran Mata. d. Apoteker Apoteker terkenal dalam sejarah kedokteran antara lain Abu Mansur Muwafaq, Masawaih al Mardini, dan Ibnu Wafid. e. Kedokteran Gigi Pada awalnya kedokteran gigi disatukan dengan kedokteran resy. Kedokteran gigi pada awalnya berkembang di Mesir. f. Khitan g. Bekam dan Fashid h. Kedokteran Kandungan dan Kebidanan Ilmu kebidanan dan ilmu penyakit kandungan tertua ditemukan di Sumeria dan Mesir. Pada masa pemerintahan Firaun Tutan Amun, telah ada semacam sekolah pendidikan bidan. i. Al-Kayy j. Awasin Al-Kayy (Avasinologi) k. Ilmu Lasah

l. m. n. o. p. q. r.

Alat suntikan Kedokteran Hewan Rumah Sakit Sekolah Tinggi Kedokteran Perkumpulan sosial kemanusiaan Lambang Bulan Sabit Merah Universitas

5. Perkembangan Kedokteran di Asia Tenggaraa. Masa Hindu-Budha Pengobatan berada di tangan Brahmana. Rujukannya adalah buku Ayurweda dan buku Hindu lainnya. b. Masa Islam Di pesantren tradisional ditemukan buku pengobatan yang berpangkal dari ilmu pengobatan Arab dan Persia. Di istana biasanya ada tabib yang pandai mengobati segala jenis penyakit. c. Masa Penjajahan Di pesantren tetap berkembang pengobatan tradisional. d. Perkembangan Kedokteran Indonesia Tahun 1810 dibuka Kursus Mantri Cacar. Tahun 1850 berdiri Kursus Dokter Pribumi yang kemudian berubah menjadi Sekolah Dokter Jawa pada 1851. e. Kedokteran Islam 1) MaHad Ath-Thibb Al-Islami 2) Pengembangan Lembaga Bulan Sabit Merah