12
5 TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas Fungsi utama makanan adalah sebagai penyedia energi bagi aktivitas sel- sel tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan zat gizi dalam makanan yang berfungsi sebagai energi tubuh. Protein bersama dengan mineral dan air merupakan bahan baku utama dalam pembentukan sel-sel dan jaringan tubuh, sedangkan protein bersama-sama dengan mineral dan vitamin berfungsi dalam pengaturan keseimbangan asam basa, pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh, serta pengaturan proses metabolisme dalam tubuh. Adapun lemak dalam bentuk fosfolipid dan kolesterol juga sedikit berperan dalam pembentukan dinding sel (NRC, 1993). Ikan, seperti juga hewan lainnya tidak mempunyai kebutuhan nutrisi yang pasti, namun ikan membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk keberlangsungan hidupnya. Afrianto dan Liviawati (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan nutrisi untuk tiap species ikan berbeda-beda dan sering berubah-ubah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis ikan, ukuran, lingkungan dan musim. Protein merupakan komponen utama jaringan dan juga senyawa nitrogen lainnya seperti asam nukleat, enzim, hormon, dan vitamin, sehingga keberadaannya harus secara terus-menerus disuplai dari makanan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh (Furuichi, 1988). Protein mempunyai peran penting untuk fungsi jaringan yang normal, pertahanan dan petumbuhan (Watanabe and Cho,1988). Protein dalam fungsinya tidak hanya sebagai penyusun utama tubuh ikan tetapi juga berperan penting sebagai enzim dan hormon-hormon yang menunjang metabolisme. Kebutuhan protein ikan menurut (Hepher, 1990) pada umumnya berkisar 35-50%, kebutuhan protein ikan karnivora 40-50% dan omnivora 25-35% (Craig and Helfrich, 2002). Pemanfaatan protein sangat beragam diantara spesies ikan, bergantung pada sumber energi non-protein pakan karena kemampuan ikan dalam memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat pertumbuhan, sedangkan kadar protein yang berlebih mengakibatkan protein akan dikatabolisme menjadi

Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

5  

TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas

Fungsi utama makanan adalah sebagai penyedia energi bagi aktivitas sel-

sel tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan zat gizi dalam makanan yang

berfungsi sebagai energi tubuh. Protein bersama dengan mineral dan air merupakan

bahan baku utama dalam pembentukan sel-sel dan jaringan tubuh, sedangkan protein

bersama-sama dengan mineral dan vitamin berfungsi dalam pengaturan

keseimbangan asam basa, pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh, serta pengaturan

proses metabolisme dalam tubuh. Adapun lemak dalam bentuk fosfolipid dan

kolesterol juga sedikit berperan dalam pembentukan dinding sel (NRC, 1993).

Ikan, seperti juga hewan lainnya tidak mempunyai kebutuhan nutrisi yang

pasti, namun ikan membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk keberlangsungan

hidupnya. Afrianto dan Liviawati (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan nutrisi

untuk tiap species ikan berbeda-beda dan sering berubah-ubah dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti jenis ikan, ukuran, lingkungan dan musim. Protein merupakan

komponen utama jaringan dan juga senyawa nitrogen lainnya seperti asam nukleat,

enzim, hormon, dan vitamin, sehingga keberadaannya harus secara terus-menerus

disuplai dari makanan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh (Furuichi,

1988). Protein mempunyai peran penting untuk fungsi jaringan yang normal,

pertahanan dan petumbuhan (Watanabe and Cho,1988). Protein dalam fungsinya

tidak hanya sebagai penyusun utama tubuh ikan tetapi juga berperan penting sebagai

enzim dan hormon-hormon yang menunjang metabolisme.

Kebutuhan protein ikan menurut (Hepher, 1990) pada umumnya berkisar

35-50%, kebutuhan protein ikan karnivora 40-50% dan omnivora 25-35% (Craig and

Helfrich, 2002). Pemanfaatan protein sangat beragam diantara spesies ikan,

bergantung pada sumber energi non-protein pakan karena kemampuan ikan dalam

memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan.

Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat pertumbuhan, sedangkan

kadar protein yang berlebih mengakibatkan protein akan dikatabolisme menjadi

Page 2: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

6  

energi sehingga protein yang digunakan untuk membangun jaringan tubuh hanya

sedikit (NRC, 1983). Dalam Standar Nasional Indonesia dinyatakan bahwa

kebutuhan protein minimal untuk benih ikan mas adalah 30% (SNI 2000).

Takeuchi et al. 2002, mengemukakan bahwa ikan mas mampu mencerna

lemak dengan baik. Oleh karena itu, jumlah energi yang dapat tercerna (digestible

energy) lebih penting dari pada jumlah lemak dalam pakan. Lemak merupakan

sumber energi yang tinggi dalam pakan. Watanabe (1988) mengemukakan satu gram

energi memiliki energi dalam pakan (gross energy) sebesar 9,4 Kkal, sedangkan

dalam protein dan karbohidrat sebesar 5,6 dan 4,1 Kkal. Takeuchi (1988), kebutuhan

karbohidrat ikan mas tergolong tinggi dibandingkan dengan ikan yang lain karena

ikan tersebut tergolong omnivora. Jobling (1993) dalam Midlen & Redding (1998),

mengemukakakn bahwa ikan mas dapat mencerna sebagian besar karbohidrat dalam

pakan, sementara golongan karnivora seperti salmon dan yellowtail hanya mampu

mencerna sekitar 25% saja. Secara umum kebutuhan makro nutrisi ikan mas disajikan

pada Tabel 1. (Takeuchi 1988).

Tabel 1. Kebutuhan makro nutrisi ikan mas (Cyprinus carpio)

Makro Nutrisi Kebutuhan

Protein 30 - 35 g.100 g-1

Lemak 5 - 15 g 100 g-1

Energi 13 - 15 MJ kg-1 (310-360 Kcal)

Karbohidrat 30 - 40 g. 100 g-1

Energi pakan diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein. Proporsi

energi yang dikonsumsi meningkat, dengan meningkatnya ukuran ikan, namun

efisiensi pencernaan dan absorpsi menurun yang akhirnya memperlambat

pertumbuhan akibat energi yang hilang melalui feses meningkat (De Silva dan

Anderson, 1995). Imbangan protein dan energi sangat penting dalam menunjang

pertumbuhan ikan. Pakan yang mempunyai kadar protein tinggi belum tentu dapat

mempercepat pertumbuhan apabila total energi pakan rendah. Karena energi pakan

Page 3: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

7  

terlebih dahulu dipakai untuk kegiatan metabolisme standar, seperti respirasi,

transport ion, dan pengeluaran cairan tubuh serta aktifitas lainnya. Energi untuk

seluruh aktifitas tersebut diharapkan sebagian besar berasal dari bahan nutrien non-

protein, dalam hal ini karbohidrat dan lemak. Apabila sumbangan energi dari bahan

non-protein ini rendah maka protein akan digunakan sebagai sumber energi untuk

berbagai aktifitas tersebut sehingga pertumbuhan akan berkurang. Dengan kata lain,

penambahan energi non-protein dapat meningkatkan fungsi protein dalam menunjang

pertumbuhan ikan (Furuichi, 1938). Rasio energi protein optimum telah ditemukan

pada berbagai spesies ikan, dan rasio tersebut berkisar antara 8 sampai 10 kkal DE

per gram protein pakan (Halver, 2002). Sedangkan pada catfish rasio ini berkisar

antara 7,4-l2 kkal/g. Peningkatan rasio DE/P pakan catfish diatas kisaran ini akan

meningkatkan deposit lemak dan jika energi terlalu rendah, pertumbuhan ikan akan

melambat (Robinson et a1, 2007).

Peran utama karbohidrat dalam nutrisi hewan adalah sebagai sumber energi

(Takeuchi, l988). Menurut Furuichi (1988) karbohidrat adalah sumber energi yang

paling murah dan mudah didapatkan untuk komposisi pakan ikan dan juga bertindak

sebagai protein sparing efect. Sumber karbohidrat yang berkualitas baik menjadi

sangat penting karena akan berfungsi sebagai energi nonprotein, sehingga akan

sedikit protein yang digunakan sebagai sumber energi tetapi lebih banyak digunakan

untuk pertumbuhan. Kemampuan menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi

berbeda diantara spesies ikan. Yamamoto et al., (200l), menyatakan bahwa ikan

umumnya lebih efisien dalam mencerna dan memanfaatkan protein dan lemak, tetapi

dalam memanfaatkan karbohidrat sangat bervariasi bergantung pada kompleksitas

karbohidrat. Menurut Mokoginta et al. (1999), hal tersebut disebabkan oleh aktivitas

enzim amylase yang berbeda untuk spesies ikan, dan biasanya ikan karnivor lebih

terbatas dalam memanfaatkan karbohidrat dibandingkan ikan omnivor dan herbivor.

Kebanyakan ikan perairan tropis, termasuk catfish dapat memanfaatkan lebih banyak

karbohidrat dibandingkan ikan perairan dingin dan ikan laut. Ikan omnivora

umumnya mampu memanfaatkan karbohidrat lebih tinggi (kadar optimum 30-40%)

sedangkan ikan karnivora memanfaatkan karbohidrat pada kadar optimum 10-20%

Page 4: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

8  

(Furuichi, 1999). Ikan yang diberi pakan tanpa karbohidrat memiliki laju

pertumbuhan yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan pakan yang diberi

karbohidrat (Wilson, 1994). Namun pemberian karbohidrat yang terlalu tinggi akan

mengakibatkan pertumbuhan ikan menurun dan tidak efektifnya pakan yang

diberikan (Zonneveld et al., 199l). Pertumbuhan fingerling catfish lebih tinggi ketika

pakannya mengandung karbohidrat dibandingkan hanya mengandung lemak sebagai

sumber energi nonprotein (NRC, 1993).

Lemak pada pakan mempunyai peranan penting bagi ikan, karena berfungsi

sebagai sumber energi dan asam lemak esensial, memelihara bentuk dan fungsi

membran atau jaringan sel yang penting bagi organ tubuh tertentu, membantu dalam

penyerapan vitamin yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya apung

tubuh. Menurut Craig dan Helfrich (2002), lemak adalah salah satu makronutrien

dengan kandungan energi yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai protein

sparing effect dalam pakan budidaya. Satu unit lemak yang sama mengandung energi

dua kali lipat dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Jika lemak dapat

menyediakan energi untuk pemeliharaan metabolisme maka sebagian besar protein

yang dikonsumsi dapat digunakan tubuh untuk pertumbuhan dan bukan digunakan

sebagai sumber energi (NRC, 1993).

Ikan menggunakan lemak untuk energi, komponen struktur sel dan

pemeliharaan integritas biomembran (Takeuchi, l988). Furuichi (1998) juga

menyatakan bahwa lemak juga dapat dimanfaatkan untuk membangun struktur sel

dan mempertahankan integritas membran melalui penggunaan fosfolipid. Lemak

adalah sumber energi dan mengandung 2,25 kali energi karbohidrat, dan memegang

peranan penting dalam metabolisme hewan seperti mensuplai asam lemak esensial,

sebagai pelarut vitamin, dan prekursor untuk hormom-horrnon steroid (Robinson et

al., 200l). Pada ikan, lemak dapat berperan mempertahankan daya apung tubuh

(NRC, 1993).

Page 5: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

9  

Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa adalah hasil ikutan yang diperoleh dari ekstraksi daging

buah kelapa segar/kering. Didaerah tropik, bungkil kelapa adalah salah satu bahan

makanan ternak sumber protein nabati yang sering digunakan sebagai bahan

penyusun pakan (Wahju, 1988). Parakkasi (1990) mengemukakan bahwa bahan

pakan bungkil mengandung bahan protein nabati dan sangat potensial untuk

meningkatkan karkas. Kandungan nilai nutrien bungkil kelapa disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan nilai nutrien bungkil kelapa (%)

Kandungan Zat Jumlah (%) Kadar Air Protein Kasar BETN Serat Kasar Abu Lemak Kalsium Posfor

a

10,9 16,6

- 8,4 3,5 27,3

- -

b

10,1 20,9 46,2 10,5 6,5 5,8 - -

BB

c

7,6

20,04 49,56 9,08 5,24 8,52

- -

BB

d

9,54 22,75 54,84 12,11 7,41 2,89 0,40

- BK

e

2,51 23,13 54,84 11,64 7,41

10,87 0,40 0,63

>100%

Sumber : a. Hoffman, A (1981) c. Mepba dan Achinewhu (2003) b. Creswell dan Brooks (1971) d. Moorthy,M dan Viswanathan (2009) e. Hasil analisis proksimat bungkil kelapa dari Aceh

Hasil penelitian Ng dan Chen (2004) menunjukkan bahwa bungkil kelapa

sawit (BKS) yang difermentasi oleh Trichoderma koningii menghasilkan peningkatan

kandungan protein kasar, yaitu dari 17% menjadi 32%. Penggunaan BKS sebagai

pakan ikan lele telah dilakukan oleh Ng dan Chen (2002) membuktikan bahwa

pernberian bungkil sawit sebanyak 20% dalam pakan tidak berpengaruh negatif

terhadap pertumbuhan ikan lele. Penelitian yang dilakukan oleh Lim et al., (2001)

pada ikan nila tilapia menunjukkan bahwa penggunaan BKS 30% dalam pakan

memberikan pertumbuhan yang tidak berbeda nyata dengan ikan yang diberi pakan

kontrol yang menggunakan tepung ikan 43% dan tepung bungkil kedele 20,75%

Page 6: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

10  

sebagai sumber protein walaupun tingkat kecernaan proteinnya lebih rendah dari

pakan kontrol. Ng dan Chong (2002), dalam hasil penelitiannya melaporkan bahwa

penggunaan BKS 20% bobot kering dalam pakan ikan nila Tilapia (Oreochromis sp)

tidak menunjukkan pengaruh negatif terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pakan

bila dibandingkan dengan pakan kontrol yang menggunakan tepung ikan 2l,19% dan

tepung bungkil kedele 30,73% sebagai sumber protein. Selain itu juga dilaporkan

bahwa penambahan enzim pada BKS mampu meningkatkan nilai nutrisi BKS dan

dapat meningkatkan penggunaan BKS dalam pakan ikan nilia sebesar 4,0% dapat

memberikan pertumbuhan yang lebih baik dari penggunaan BKS tanpa enzim.

Cairan Rumen sebagai Sumber Enzim

Ternak ruminansia mempunyai organ pencernaan yang berbeda dengan

organ pencernaan monogastrik. Ternak ruminansia terdapat empat lambung yang

terdiri atas retikulum, rumen, omasum dan abomasum (Gambar 1). Proses pencernaan

bahan makanan yang terjadi dalam rumen adalah proses fermentasi oleh mikroba

rumen. Proses fermentasi ini yang menjadikan perbedaan antara ruminansia dan

monogastrik.

Gambar 1. Bagian-bagian perut hewan ruminansia.

Organ pencernaan ternak monogastrik yang berfungsi untuk mencerna

bahan makanan adalah lambung sejati dengan bantuan enzim. Ternak monogastrik

Page 7: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

11  

tidak dapat mencerna serat yang terlalu banyak karena tidak terdapat mikroba dalam

organ pencernaannya yang menghasilkan enzim pendegradasi selulosa. Pada dasarnya

hewan ruminansia juga tidak mampu memecah ikatan β1-4 glikosida, akan tetapi

karena adanya mikroba di dalam rumen, maka ruminansia dapat memecah ikatan β1-

4 glikosidik (Arora, 1989).  

Wizna et al., (2008) menyatakan bahwa xanthophyll yang terdapat dalam

isi rumen, sebagian besar terdiri dari hijauan, diduga dibutuhkan oleh pigmen kuning

telur dan kulit unggas. Manfaat lain dari penggunaan isi rumen sebagai bahan pakan

adalah adanya vitamin Bl2 sebagai faktor protein hewan yang menyebabkan isi

rumen mempunyai nilai secara biologi yang sama dengan tepung ikan dan ekstrak

hati. Kandungan nutrisi dari isi rumen sapi adalah 9,29% air, 8,45% protein kasar,

1,23% lemak kasar, 33,53% serat kasar. 0,20% Ca, 0,45% P, l6,l9% abu, dan,

31,60% NFE. Menurut Hardiyanto, (2001) isi rumen berpotensi sebagai feed additive.

Cairan rumen telah digunakan sebagai sumber inokulan dalam pengolahan silase

jerami padi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa cairan rumen pada onggok sebagai bahan

baku penyusun ransum komplit dapat meningkatkan kandungan VFA (Volatile Fatty

Acid).

Rumen diakui sebagai sumber enzim pendegradasi polisakarida.

Polisakarida dihidrolisis di rumen disebabkan pengaruh sinergis dan interaksi dari

kompleks mikroorganisme, terutama selulase dan xillanase (Trinci et al., 1994). Ada

dua grup jenis mikroorganisme yang diyakini pada cairan rumen (Iiquid phase) dan

yang menempel pada digesta rumen. Enzim yang aktif mendegradasi struktural

polisakarida hijauan kebanyakan aktif pada mikroorganisme yang menempel pada

partikel pakan.

Mikroba-mikroba rumen mensekresikan enzim-enzim pencernaan ke dalam

cairan rumen untuk mernbantu mendegradasi partikel makanan. Enzim-enzim

tersebut antara lain adalah enzim yang mendegradasi substrat selulosa yaitu selulosa,

hemiselulosa/xylosa adalah hemiselulase/xylanase, pati adalah amilase, pektin adalah

pektinase, lipid/lemak adalah lipase, protein adalah protease dan lain-lain (Kamra,

2005). Kamra (2005) mengemukakan bahwa jenis mikroba rumen yang

Page 8: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

12  

mensekresikan enzim selulase diantaranya Fibrobacter succinogenes, Ruminococcus

albus, R. flavefaciens, Clostrodium lochheadii, C. longisporum dan Eubacterium

cellulosovens. Sedangkan jenis mikroba yang banyak menghasilkan enzim amilase

adalah Streptococcus bovis, Ruminococcus amylophylus, Prevotella rumonocola,

Streptococcus ruminantium dan Lachnosphora multipharius.

Aktivitas enzim dalam cairan rumen juga tergantung dari komposisi atau

perlakuan makanan (Moharrery dan Das, 2002). Agarwal et al., (2002) melaporkan

bahwa anak domba dengan berat badan 23,5 kg yang diberi makan minum susu

sampai 8 minggu dan diteruskan dengan 50% konsentrat dan 50% rumput sampai

umur 24 minggu mendapatkan bahwa enzim-enzim yang ada dalam cairan rumen

antara lain carboxymethyl cellulase dengan aktivitas enzim 3,60 mol glukosa per jam

per ml, alpha amylase 0,33 umol glukosa per menit per ml, xylanase 0,29 umol

xylosa per menit per ml, beta-glukosidase 0,20 umol p-nitrophenol per menit per ml,

alpha-glukosidase 0,008 U/mol p-nitrophenol per menit per ml, urease 0,05 U/mol

NHs-N per menit per ml dan protease 452,7 U/ g hidrolisis protein per jam per ml.

Moharrery dan Das (2001) mengukur aktivitas enzim protease, selulase, amylase,

lipase dan urease pada cairan rumen domba dan mendapatkan bahwa cairan rumen

yang berisi enzim-enzim dari sel-sel bakteri, aktivitas enzimnya lebih tinggi dari

cairan rumen tanpa protozoa dan tanpa sel-sel bakteri. Komposisi enzim cairan rumen

domba ditunjukan pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi enzim cairan rumen domba

Enzim1) Cairan rumen

Tanpa Protozoa Cairan rumen bebas sel mikroba

Cairan rumen dengan sel mikroba

Selulase-Fpase μg glukosa/ml/jam

738,5±3,45 162,2±33,70 405,30±44,19

Protease (unit/ml) 0,201±0,078 0,090±0,027 0,220±0,046 Amilase (ug glukosa/menit/ml 172,2±45,9 60,05±10,96 208,7±97,0 Lipase (unit/ml) 1,076±0,309 0,339±0,080 1,225±0,803 1)Enzim dari cairan rumen anak domba yang diberi makan air susu dan konsentrat

sampai umur 9 minggu (Moharrery dan Das, 2002).

Page 9: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

13  

Cairan rumen telah digunakan sebagai sumber inokulan dalam pengolahan

silase jerami padi dan menghasilkan penurunan bahan kering 10,6%, kadar serat

15,98% serta meningkatkan kandungan protein 4,5% (Purnomohadi, 2006). Hasil

penelitian Hardiyanto (2001), menyatakan bahwa cairan rumen yang ditambahkan

pada onggok sebagai bahan pakan penyusun ransum komplit dapat meningkatkan

kandungan VFA (volatile fatty acid). Penambahan cairan rumen sebesar 62 dan 1,240

U/g pada wheat pollard menghasilkan penurunan kandungan polisakarida berturut-

turut sebesar 4,0% dan 3,9% dan kandungan polisakarida wheat pollard tanpa enzim

lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditarnbahkan enzim (Pantaya, 2003).

Selulosa menurut Hardjo et al. (1989) adalah polimer tak bercabang dari

glukosa yang dihubungkan melalui ikatan 1,4 β glikosida. Enzim yang mendegradasi

selulosa yaitu endoglukonase atau karboksil metal selulase (endo-1,4- β-glukonase).

Kompleks enzim selulase mempunyai tiga komponen utama yang bekerja bersama-

sama atau bertahap dalam menguraikan selulosa menjadi unit glukosa, yaitu :

1. Endo-selulase yang memotong bagian dalam struktur kristal dari selulosa dan

mengeluarkan unit selulosa dari rantai polisakarida.

2. Ekso-selulase yang memotong 2-4 unit selulosa dari rantai akhir hasil produksi

endo-selulase dan menghasilkan tetrasakarida atau disakarida seperti selubiosa.

3. Selubiosa atau β-glukosidase yang menghidrolisis produk dari ekso-selulase

menjadi monosakarida.

Tiga reaksi tersebut yang dikatalis oleh selulase memotong interaksi

nonkovalen dalam bentuk ikatan hidrogen yang ada dalam struktur kristal selulosa

oleh enzim endo-selulase, menghidrolisis serat selulosa menjadi sakarida yang lebih

sederhana oleh ekso-selulase, serta menghidrolisis disakarida dan tetrasakarida

menjadi glukosa oleh enzim β-glukosidase. Penelitian Malathi dan Devegowda

(2002), menambahkan multienzim ke dalam pakan broiler memperoleh hasil terjadi

peningkatan nilai total gula sunflower meal, soybean meal, deoiled rice bran yang

lebih besar dibandingkan dengan penggunaan enzim tunggal. Dinyatakan bahwa

kandungan multienzim ini juga menjadi kelebihan yang dimiliki oleh ekstrak enzim

cairan rumen domba.

Page 10: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

14  

Serat Kasar Dalam Bahan Pakan

Sundu dan Dingle (2003) mengemukakan bahwa penggunaan bungkil

kelapa sawit dalam ransum unggas dibatasi oleh tiga faktor; pertama secara fisik

bungkil kelapa bersifat “gritty (berbatu / mengandung grit) dan tidak palatable; kedua

secara nutrisional mengandung bahan atau zat seperti manan atau galaktomanan dan

xilan atau arabinoxilan yang dapat menurunkan penyerapan nutrient. Lebih lanjut

dikatakan bahwa dari total karbohidrat bungkil kelapa, 26 persen adalah manan, 61

persen galaktomanan, dan 13 persen selulosa.

Kadar serat kasar yang berbeda pada bahan penyusun pakan dapat

mempengaruhi nilai energi yang tersedia dalam pakan karena terdapat korelasi

negatif antara kadar serat kasar dalam pakan dengan energi yang tersedia dalam

pakan. Semakin tinggi serat kasar pakan maka semakin rendah jumlah energi yang

tersedia. Hal tersebut disebabkan serat kasar tidak mampu menyediakan energi yang

dapat dimanfaatkan oleh ikan. Anggorodi (1990) mengemukakan bahwa, serat kasar

yang berisi selulosa, hemiselulosa, dan lignin relatif sulit dicerna dan merupakan

sumber energi yang rendah.

Tillman (1999) menyatakan bahwa serat kasar adalah penyusun utama

dinding sel tumbuhan dan merupakan fraksi karbohidrat yang telah dipisahkan

dengan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) yang tidak larut dalam basa dan asam

encer setelah pendidihan selama 30 menit. Serat kasar terdiri dari sellulosa,

hemisellulosa dan lignin yang sulit dicerna (Anggorodi l994; Tillman l999). Serat

kasar dibutuhkan dalam pakan untuk membantu proses pencernaan makanan.

Menurut Piliang (2006), serat kasar mernbantu mempercepat ekskresi sisa-sisa

makanan rnelalui saluran pencernaan. Dalam keadaan tanpa serat, feses dan

kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus yang dapat

rnenyebabkan gangguan pada gerakan peristaltik pada usus besar sehingga eksresi

feses menjadi lebih lamban. Sebaliknya, (Slae and Hinz 1969 dalam Fitriliyani, 2010)

bahwa pakan dengan kandungan serat kasar yang tinggi dapat menyebabkan absorbs

zat makanan berkurang dan koefisien cerna semua zat makanan menurun.

Page 11: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

15  

Keterbatasan ikan dalam memanfaatkan serat berkaitan dengan

ketersediaan enzim sellulotik yang terbatas dalam saluran pencernaan ikan, bahkan

pada level tertentu dapat menghambat pertumbuhan ikan (Bureau, 1999). Labih lanjut

dinyatakan bahwa, kemampuan ikan dalam mencerna serat kasar dibatasi oleh

kemampuan mikroflora dalam ususnya untuk mensekresikan sellulase.

Kecernaan Pakan

Nilai kecernaan suatu makanan atau disebut juga dengan koefisien

penecernaan (digestibility) disamping menggambarkan kemampuan ikan dalam

memanfaatkan makanan juga dapat menggambarkan kualitas pakan yang dikonsumsi

oleh ikan. Lovell (1989) mendefenisikan kecernaan sebagai bagian dari pakan yang

diserap oleh hewan. Pakan yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan dicerna

menjadi senyawa sederhana berukuran mikro, dimana protein dihidrolisis menjadi

asam-asam amino atau peptida sederhana, lemak menjadi gliserol dan asam lemak

menjadi gula sederhana (Halver 2002).

Proses kecernaan pakan baik fisik maupun kimia memegang peranan

penting. Hidrolisis nutrient makro dimungkinkan dengan adanya beberapa enzim

pencernaan seperti protease, karboksilase, dan lipase (Zonneveld et al. 1991).

Robinson, (2001) mengemukakan bahwa rendahnya serat kasar dalam pakan

menyebabkan tingginya daya cerna dan penyerapan zat-zat makanan didalam alat

pencernaan ikan. Selama pakan berada dalam usus ikan, nutrient dicerna oleh

berbagai enzim menjadi bentuk yang dapat diserap oleh dinding usus dan masuk

dalam sistim peredaran darah. Sebaliknya pakan yang mengandung serat kasar tinggi

akan menghasilkan feses yang lebih banyak sehingga serat kasar yang tidak tercerna

tersebut dapat membawa zat-zat makanan yang seharusnya dicerna.

Metode pengukuran kecernaan menurut Takeuchi (1988) ada dua cara yaitu

metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung yang diukur yaitu jumlah

pakan yang dikonsumsi dan jumlah feses yang dikeluarkan. Sedangkan metode tidak

langsung yaitu dengan menambahkan indikator dalam pakan dimana indikator

tersebut mempunyai sifat tidak dapat diserap dalam tubuh ikan, tidak beracun dan

Page 12: Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas - repository.ipb.ac.id · memanfaatkan lemak atau karbohidrat pakan juga berbeda untuk setiap speses ikan. Protein pakan yang tidak mencukupi akan menghambat

16  

dapat dianalisa dalam jumlah yang sedikit dan indikator yang mempunyai sifat

tersebut adalah Cromium oxide. Jumlah Cromium oxide yang digunakan dalam

penentuan kecernaan adalah 0,5-1,0%. Selanjutnya dikatakan bahwa keuntungan

menggunakan metode tidak langsung ini adalah feses yang telah dikumpulkan dapat

dianalisa kandungan nutriennya sehingga dapat diketahui koefisien daya cerna suatu

nutrien dalam pakan tersebut.

Amonia yang diekskresikan ikan merupakan indikator yang baik dalam

menentukan kadar optimum protein dalam pakan terutama jika dihubungkan dengan

pertumbuhan (Wermerskirchen et al. 1996). Menurut NRC (1993), nitrogen yang

diekskresikan berkorelasi dengan nitrogen yang dikonsumsi. Eksresi amonia

menunjukan jumlah relatif protein pakan yang dicerna untuk sintesis protein atau

sumber energi.