Upload
ayuumami
View
235
Download
45
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kebijakan kosmetik
Citation preview
Haryanto SUSILOPerkosmi Pusat
1
• Definisi Kosmetik : Kosmetik adalah bahan atau sediaan
yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia ( epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar ) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2
•Sebelum 1 Januari 2011 :
Pre Market Approval ( Registrasi )
Mulai 1 Januari 2011 Pelaksanaan Harmonisasi Kosmetik Asean
Tidak ada Pre market approval Harus melaksanakan Notifikasi sebelum
memasarkan produk Perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya
atas produk yang dipasarkan Regulator (BPOM ) bertanggung jawab
melakukan PMS (Post Market Surveillance )
3
4
Regulasi terkait kosmetika : 1. Persyaratan tehnis bahan kosmetika
2. Pedoman cara pembuatan kosmetika yg baik ( CPKB )
3. Ijin produksi kosmetika4. Notifikasi kosmetika ( “ Ijin edar “ )5. Persyaratan cemaran mikroba dan logam berat
dalam kosmetika 6. Bentuk dan jenis sediaan tertentu yang dapat diproduksi oleh industri kosmetika yang memiliki ijin produksi golongan B 7. Pengawasan pemasukan bahan kosmetika
5
8. Pengawasan pemasukan kosmetika 9. Pedoman Dokumen Informasi Produk (DIP) 10. Kriteria dan tata cara pengajuan notifikasi kosmetika 11. Metoda analisis kosmetika 12. Mekanisme monitoring effek samping
kosmetika ( MESKOS )
6
Empat Pilar Harmonisasi Kosmetik Asean .
1. Notifikasi kosmetik2. Cara Pembuatan Kosmetik yang baik
( CPKB )3. PMS ( Post Market Surveillance ) /
PSE ( Product Safety Evaluation )4. DIP ( Dokumen Informasi Produk )
7
1. NOTIFIKASI KOSMETIK
Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia
Nomor 1176 /MENKES/PER/VIII/2010TENTANG
NOTIFIKASI KOSMETIK
8
Ringkasan Notifikasi kosmetik :1.Setiap kosmetika yang akan diedarkan harus
mempunyai ijin edar , berupa Notifikasi.2.Notifikasi dilakukan sebelum kosmetika
diedarkan oleh pemohon ke Kepala Badan3.Pemohon : Industri kosmetika di Indonesia ( SIP ) Importir yang mempunyai API Badan usaha/perorangan yg melakukan kontrak produksi
9
4. Kosmetika yang dinotifikasi harus dibuat dengan menerapkan CPKB & persyaratan tehnis
5. Persyaratan tehnis meliputi : Aspek keamanan, bahan , penandaan dan klaim.
6. Tata cara pengajuan Notifikasi : a. mendaftarkan diri ke Kepala Badan ( 1
x ) b. mengajukan Notifikasi dengan mengisi formulir ( template ) secara elektronik pada Website BPOM
10
7. Bila tidak ada penolakan dalam waktu 14 hari kerja sejak pengajuan , dianggap permohonan notifikasi tsb disetujui dan dapat diedarkan.
8. Dalam waktu 6 ( enam ) bulan setelah persetujuan tsb, kosmetika yang mendapat persetujuan sudah harus diproduksi atau di import dan diedarkan.
9. Permohonan Notifikasi dapat ditolak bila tidak memenuhi persyaratan tehnis maupun perundang undangan di bidang kosmetik
11
10. Notifikasi berlaku dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun , dan harus diperbaharui bila masa tsb telah berakhir.11. Kepala BPOM wajib menginformasikan kosmetika yang telah di Notifikasi kepada masyarakat12. Permohonan Notifikasi dikenakan biaya sesuai PNBP dan tidak dapat ditarik kembali bila permohonan Notifikasi nya ditolak.
12
13. Notifikasi dapat dibatalkan , bila – SIP /TDI atau API sudah tidak berlaku
lagi– berdasarkan evaluasi , kosmetika tsb
tidak memenuhi persyaratan tehnis.– atas permintaan pemohon– berakhirnya kontrak produksi /
pemberian lisensi– kosmetika yang beredar tidak sesuai
dengan data yang disampaikan pada saat Notifikasi
13
Hal hal yang berkaitan dengan Notifikasi :
14. Dokumen Informasi Produk ( DIP )15. Pertanggung jawaban produk16. Monitoring Effek Samping Kosmetik
( MESKOS )17. Penarikan dan Pemusnahan Kosmetika18. Pembinaan dan Pengawasan 19. Ketentuan Peralihan20. Ketentuan Penutup
14
2. CARA PEMBUATAN KOSMETIKA YANG BAIK ( CPKB )
PRINSIP CPKB : Mencegah dan mengurangi
kontaminasi ( fisik , kimiawi & mikrobiologi )
dan campur aduk terhadap
– bahan awal ( bhn baku & pengemas )– produk ruahan– produk jadi
15
16
1. Sistem Mutu2. Personalia3. Bangunan4. Peralatan 5. Sanitasi &
Hygiene 6. Produksi 7. Pengawasan
Mutu
17
8. Internal Audit9. Dokumentasi10.Penyimpanan11.Kontrak
produksi12.Keluhan
pelanggan13.Penarikan
Produk
Aspek aspek CPKB :
Kelompok pabrik kosmetika dikaitkan dgn CPKB:1. Industri kosmetika dgn ijin produksi A :
Bisa memproduksi segala jenis kosmetik Harus menerapkan ke 13 aspek CPKBDapat memperoleh sertifikat CPKB
2. Industri kosmetika dgn ijin produksi B :
Memproduksi kosmetik tertentu dan dengan tehnologi sederhana
Minimum menerapkan 2 aspek CPKB di Sanitasi & Higiena serta Dokumentasi
Tidak mendapatkan sertifikat CPKB18
Penerapan CPKB bagi Industri Kosmetika Gol B
1. Hygiena dan Sanitasi- Personalia . Bahan awal. Bangunan . Produk. Peralatan
2. Dokumentasi. Pengadaan bahan awal . Pengawasn
mutu. Pengolahan . Distribusi. Pengemasan
19
Bentuk dan Jenis sediaan
1.Industri kosmetik dgn ijin produksi Gol A : Dapat membuat semua jenis sediaan kosmetika
2.Industri kosmetik dgn ijin produksi Gol B a, Dilarang memproduksi sediaan untuk bayi b. Dilarang memproduksi sediaan mengandung
antiseptik, anti ketombe,pencerah kulit dan tabir surya.
20
Bentuk dan Jenis sediaan kosmetik tertentu yg dapat diproduksi oleh indudtri kosmetika yg mempunyai ijin produksi Gol B :
CAIR : eau de cologne, pewangi badan, minyak rambut,pembersih kulit muka, penyegar kulit muka, astringent, penyegar kulit
CAIRAN KENTAL : sabun mandi, minyak mandi,perawatan kaki,sampo,konditioner,minyak rambut, pembersih rambut dan tubuh, pembersih kulit muka,lulur, minyak utk pijat, perawatan kulit,badan dan tangan
KRIM : Lulur,krim pijat,hair creambath21
SETENGAH PADAT : pomade
PADAT : sabun mandi,garam mandi, sediaan mandi lainnya ( rempah rempah), lulur, mangir , bedak dingin
SERBUK : serbuk utk mandi, lulur,mangir, bedak badan, deodorant antiperspirant
SUSPENSI : lulur, bedak, magir
22
3.PMS/PSE
23
Post Marketing Surveillance (PMS)Product Safety Evaluation ( PSE )
Yang bertanggung jawab memastikan keamanan produk adalah :
. Produsen atau pembuatnya
. Pihak yang melepas produk ke pasar
( importir, distributor ) . Regulator terkait dari negara
anggota tsb
Pemantauan PMS & PSE 1.Artikel 3 : Persyaratan keamanan , dapat berupa
Penampilan produk, Pemberian label, Instruksi pemakaian dan cara pembuangan , Pernyataan peringatan, Indikasi atau informasi lain nya.
2.Artikel 4 : Daftar bahan baku. Bahan yang dilarang, Bahan yang dibatasi penggunaannya , Bahan yang diperbolehkan & harus digunakan yi bahan pewarna, bahan pengawet dan bahan tabir surya
3.Arikel 5 : pemberian label sesuai dengan peraturan yang berlaku dan klaim yang tidak menyesatkan dan kelayakan klaim pada periklanan , label, merek dagang , gambar dll
24
4. Artikel 6 :Klaim produk harus mengikuti pedoman klaim Asean
5. Artikel 7 : Informasi produk tentang Bahan baku, sesifikasi bahan baku dan produk jadi, pemenuhan CPKB , Laporan keamanan produk , laporan efek samping , bukti pendukung klaim
6. Artikel 8 : Met0da Analisis yang digunakan utk menjamin pemenuhan kriteria fisika kimia , mikrobiologi dan kualitas bahan baku .
25
Tanggung Jawab Produsena.Jaminan terhadap keamanan produk adalah
tanggung jawab utama produsen.b.Menyangkut berbagai aspek , misal pemilihan
bahan baku dan bahan pengemas, menerapkan CPKB, pengendalian mutu, ketepatan pemberian label & keterangan pemakaian
c.Mempunyai prosedur yang tepat bila ada effek samping dan cara cara penanganan keluhan konsumen
d.Membuat laporan terjadinya effek samping ke pada regulator
e.Melakukan tindakan perbaikan dari hasil keluhan.
26
Tanggung Jawab Regulator .
a.Audit berupa pengambilan contoh dari pasar lokal atau audit lokasi ( produser, importer, distributor )utk memastikan tidak ada penyimpangan thd persyaratan Asean yang berlaku
b.Melakukan tindakan bila ada effek samping yang terjadi , atau dari hasil uji produk yang dapat menimbulkan resiko thd kesehatan manusia
c.Pemantauan thd produk yang dipasar harus terprogram.
27
Evaluasi Keamanan Produk ( PSE )a.Kriteria pertimbangan dalam mengevaluasi
kemanan produk :. Klas produk kosmetik , Metoda pemakaian , Konsentrasi bahan baku dalam produk jadi.. Kuantitas produk yang digunakan & frekuensi pemakaian. Lokasi , area dan lama kontak antara kulit dgn produk
Penyalah gunaan pemakaian & meningkatkan paparan. Sifat alami pelanggan , kuantitas produk terserap
28
. Jumlah konsumen yang diproyeksikan . Efek pemaparan thd sinar matahari . Penggunaan pada area kulit yang terpapar sinar matahari
. Tersedia informasi tentang sifat sifat bahan baku nya misalnya toksisitas akut& sub akut , absorbsi kulit , iritasi kulit & membran mukosa, sensitisasi kulit, toksisitas sub akut, mutagenisitas , karsinogenisitas.. Bila ada kemungkinan tertelan atau terabsorbsi ke dalam kulit, tersedia profil toksikokinetika, teratogenik , studi metabolisme thd bahan baku nya.
29
Pertimbangan dilakukannya Inspeksi ke Lokasi Produsen, Importer dan Distributor
a. tipe dan tingkat resiko produk nya
b. informasi signifikan dari pasar dan umpan balik
konsumen
c. riwayat pemenuhan dari perusahaan
b. berdasarkan aktivitas pengechekan & penilaian
regulator.
Pada saat investigasi : kemungkinan ditemukan penyimpangan baik berkaian dengan bahan baku , label penandaan , tidak tersedia DIP dll.
30
4.DOKUMEN INFORMASI PRODUK (DIP)
. DIP harus sudah tersedia sebelum mengajukan
Notifikasi ke Regulator ( BPOM ) . DIP terdiri dari empat bagian : 1. Dokumen administratif & ringkasan produk 2. Data mutu dan keamanan bahan baku 3. Data mutu kosmetika 4. Data keamanan dan kemanfaatan kosmetika
31
1. Dokumen administrasi & Ringkasan produk Administratif . Nama perusahaan yang bertanggung jawab
. Nama dagang produk . Kategori produk
. Penanggung jawab perusahaan Ringkasan
. Komposisi kualitatif & kuantitatif kosmetika
. Ringkasan penilaian keamanan . Ringkasan effek yg tidak diinginkan pd
manusia . Ringkasan data pendukung klaim
32
2. Data mutu dan keamanan bahan baku . Identitas , nama pemasok dan pembuat bahan . Spesifikasi bahan baku :
- sifat fisika kimia - pengujian mikrobiologi . Metoda pengujian bahan baku sesuai CoA nya
. Resiko dan keamanan bahan baku - data toksisitas, iritasi, sensitisasi, tingkat pemaparan -tindakan pertolongan pertama & MSDS
33
3. Data mutu kosmetika.. Proses pembuatan. Hasil uji stabilitas produk jadi
. fisika kimia . mikrobiologi. Spesifikasi fisika kimia dan data
mikrobiologi. fisika kima
. pemeriksaan mikrobiologi. Kemasan dan penandaan
. rangkuman data bahan baku pada label
. label produk jadi . bahan kemasan dan berat & volume
34
. Prosedure pengemasan . Identifikasi nomor bets . Pemeriksaan produk jadi
4. Data Keamanan dan Manfaat Kosmetika Keamanan : Rangkuman data toksikologi bahan baku
. Berbagai macam uji toksikologi ( patch & use test )
. Perhitungan MOS ( Nilai ambang keamanan ) . Laporan adanya effek yang tidak diinginkan . Kualifikasi safety assessor ( Penilai keamanan )
Manfaat : . Klaim produk
. Uji manfaat yg dilakukan terhadap produk jadi
35
TERIMA KASIH
36