30
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMHANA RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Gedung Heritage. Lantai 2. Jl. Pattimura No. 20. Kebayoran Baru. Jakarta, 12110 Telp/Fax: 021 27515842 - See more at: http://bpsdm.pu.go.id/#sthash.kgIX6tvZ.dpuf PENGUKURAN TOPOGRAFI Disampaikan oleh :

KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMHANA RAKYATB A D A N P E N G E M B A N G A N S U M B E R D AYA M A N U S I A

Gedung Heritage. Lantai 2. Jl. Pattimura No. 20. Kebayoran Baru. Jakarta, 12110Telp/Fax: 021 27515842 - See more at: http://bpsdm.pu.go.id/#sthash.kgIX6tvZ.dpuf

PENGUKURAN TOPOGRAFI

Disampaikan oleh :

Page 2: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

KOMPETENSI DAN RUANG LINGKUP

Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan para peserta pelatihan mampu menjelaskan cara survey topografi dan membaca gambar hasil pengukuran topografi yang terkait dengan pekerjaan keteknik sipilan.

Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta pelatihan akan mampu:1) menjelaskan tentang berbagai istilah dan definisi dalam pekerjaan

pengukuran2) menjelaskan berbagai jenis surney topografi3) menjelakan pelaksanaan survey topografi4) mebaca gambar hasil survey topografi

Ruang Lingkup ModulMateri pada modul ini dibatasi hanya pada survey pemetaan detail situasi dan survey penampang melintang dan memanjang

Page 3: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

DEFINISI DAN PENGERTIAN

1. BM adalah titik ikat di lapangan yang ditandai oleh patok yang dibuat dari beton dan besi dan telah diketahui koordinatnya hasil pengukuran sebelumnya.

2. Geodesi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari dan menyajikan informasi bentuk permukaan bumi dengan memperhatikan kelengkungan bumi.

3. Polygon adalah serangkaian garis-garis yang membentuk kurva terbuka atau tertutup untuk menentukan koordinat titik-titik di atas permukaan bumi.

4. Total Station adalah alat ukur theodolite yang dilengkapi dengan perangkat elekronis untuk menentukan koordinat dan ketinggian titik detail secara otomatis digital menggunakan gelombang elektromagnetis

Page 4: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PROSEDUR PENGUKURAN TOPOGRAFI

Page 5: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ALAT DAN FUNGSINYA

1) Pita atau tali ukur: digunakan untuk mengukur panjang lintasan atau ketebalan suatu lapisan. Pita ini biasanya berbentuk roll agar mudah dibawa.

2) GPS : digunakan untuk menentukan kordinat posisi, kecepatan, arah dan waktu saat survey. GPS juga berguna untuk mengetahui medan lokasi agar kita

tidak tersesat.

Page 6: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ALAT DAN FUNGSINYA

3) Waterpass: alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal .

Page 7: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ALAT DAN FUNGSINYA

3) Total station: instrumen optis/elektronik yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan. Total station merupakan teodolit terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.

Page 8: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ALAT DAN FUNGSINYA

5) Tripod: kaki tiga untuk menyangga alat total station, Digital Theodolite, waterpass, dll untuk berdiri tegaknya alat ukur dengan settingan tinggi kaki tripod yang dapat disesuaikan.

6) Rambu ukur: adalah alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan mengukur jarak dengan menggunakan pesawat waterpass atau total statison. Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran logam alumunium

Page 9: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

BAHAN

1) Benck Mrk (BM): patok beton yang dibuat dan ditanam ada dua jenis, yang pertama patok beton yang berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm

2) Control Point (CP): adalah patok beton yang mempunyai ukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm atau yang lebih sering disebut dengan Control Point (CP)

Page 10: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PEMASANGAN PATOK

Ada 2 jenis patok:

1. Patok Tetap 1) Pataok Tetap Utama (Benck Mark = BM)

2) Patok Tetap Pembantu (Control Point = CP)

2. Patok Sementara

Page 11: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PEMASANGAN PATOK TETAP UTAMA (1/2) 1) Semua patok tetap utama yang digunakan dibuat dari beton bertulang dengan ukuran

yang telah disepakati,

2) Patok tetap utama dipasang di sepanjang tepi sungai setiap jarak 1 km,

3) Letak pemasangan patok tetap utama dipilih pada kondisi tanah yang stabil, aman, dan tidak mengganggu atau terganggu oleh lalu lintas yang ada.

4) Semua patok tetap utama diberi nama, nomor, dan bulan serta tahun pemasangannya.

5) Nama, nomor, bulan dan tahun pemasangan patok tetap utama dibuat urut, jelas, sistematis, dan ditulis dengan warna biru pada marmer putih atau pada bahan lainnya.

6) Pemberian nomor patok tetap utama yang terkecil dimulai dari bagian hilir sungai, terus ke arah hulu.

7) Setiap patok tetap utama dipasang dengan memunggung sungai, dalam arti bahwa nama, nomor, bulan dan tahun pemasangannya berada dalam posisimembelakangi sungai.

8) Setiap patok tetap utama yang telah dipasang harus dibuat deskripsinya.

9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah aliran sungai, dan dilengkapi dengan sketsa serta foto patok tetap utama.

10) Foto patok tetap utama harus berwarna dan foto tersebut harus menampakkan nama dan nomor patok tetap utama

Page 12: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

1) Patok tetap utama cukup dipasang di sepanjang tepi sungai jika :

(1) sungai yang dipetakan tidak lebar,

(2) kondisi tanah di sepanjang tepi sungai tidak memungkinkan untuk dipasang patok tetap utama,

(3) penggunaan lahan di sepanjang tepi sungai tidak memungkinkan untukdipasang patok tetap utama,

(4) bangunan sungai hanya akan dibuat di areal di tepi sungai.

(5) tidak ada masalah pembebasan tanah di areal di sepanjang tepi sungai, dan

(6) berdasarkan pertimbangan lainnya.

2) Patok tetap utama dipasang di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai, jika:

(1) sungai yang dipetakan cukup lebar,

(2) kondisi tanah di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai memungkinkan untuk dipasang patok tetap utama,

(3) penggunaan lahan di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai memungkinkan untuk dipasang patok tetap utama,

(4) bangunan sungai akan dibuat di areal di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai,

(5) ada masalah pembebasan tanah di areal di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai,

(6) berdasarkan pertimbangan lainnya.

PEMASANGAN PATOK TETAP UTAMA (2/2)

Page 13: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

1) Semua patok tetap bantu yang digunakan dibuat dari beton bertulang dengan ukuran yang telah disepakati,

2) Patok tetap bantu dipasang di sepanjang tepi sungai setiap jarak 200 m,

3) Letak pemasangan patok tetap bantu dipilih pada kondisi tanah yang stabil, aman, dantidak mengganggu atau terganggu oleh lalu lintas yang ada.

4) Semua patok tetap bantu diberi nama, nomor, dan bulan serta tahun pemasangannya.

5) Nama, nomor, bulan dan tahun pemasangan patok tetap bantu dibuat urut, jelas,sistematis, dan ditulis dengan warna biru pada marmer putih atau pada bahan lainnya.

6) Pemberian nomor patok tetap bantu yang terkecil dimulai dari bagian hilir sungai, teruske arah hulu.

7) Setiap patok tetap bantu dipasang dengan memunggung sungai, dalam arti bahwa nama, nomor, bulan dan tahun pemasangannya berada dalam posisi membelakangi sungai.

8) Setiap patok tetap bantu yang telah dipasang harus dibuat deskripsinya.

9) Deskripsi patok tetap bantu harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa,nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah aliran sungai, dan dilengkapi dengan sketsa serta foto patok tetap bantu yang bersangkutan.

10) Foto patok tetap bantu harus berwarna dan foto tersebut harus menampakkan namadan nomor patok tetap bantu.

PEMASANGAN PATOK TETAP BANTU (1/2)

Page 14: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

1) Patok tetap utama cukup dipasang di sepanjang tepi sungai jika :

(1) sungai yang dipetakan tidak lebar,

(2) kondisi tanah di sepanjang tepi sungai tidak memungkinkan untuk dipasang patok tetap bantu,

(3) penggunaan lahan di sepanjang tepi sungai tidak memungkinkan untuk dipasang patok tetap bantu,

(4) bangunan sungai hanya akan dibuat di areal salah satu tepi sungai,

(5) tidak ada masalah pembebasan tanah di areal di sepanjang tepi sungai, dan

(6) berdasarkan pertimbangan lainnya,.

2) Patok tetap utama dipasang di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai, jika:

(1) Sungai yang dipetakan cukup lebar,

(2) kondisi tanah di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai memungkinkan untuk dipasang patok tetap bantu,

(3) penggunaan lahan di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai memungkinkan untuk dipasang patok tetap bantu,

(4) bangunan sungai akan dibuat di areal di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai,

(5) ada masalah pembebasan tanah di areal di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang tepi kanan sungai, dan,

(6) berdasarkan pertimbangan lainnya.

PEMASANGAN PATOK TETAP BANTU (2/2)

Page 15: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

1) Semua patok sementara yang digunakan dibuat dari kayu dengan ukuran tertentu,

2) Setiap patok sementara dipasang masing-masing dengan letak dan jarak yang diperhitungkan terhadap kebutuhan pengukuran kerangka horizontal peta, kerangka vertikal peta, detail situasi, dan penampang melintang sungai,

3) Semua patok sementara yang dipasang dicat dengan warna merah, diberi paku diatasnya, serta diberi nomor secara urut, jelas, dan sistematis.

PEMASANGAN PATOK SEMENTARA

Page 16: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PENGUKURAN POLIGON (1/3)1) Jika patok tetap utama dipasang di sepanjang tepi kiri dan di sepanjang

tepi kanan sungai, jalur pengukuran poligon utama hanya melalui patok tetap utama.

2) Jika patok tetap utama hanya dipasang di sepanjang tepi sungai, maka jalur pengukuran poligon utama di sepanjang tepi sungai yang ada patok tetap utamanya melalui patok tetap utama, sedangkan jalur pengukuran poligon utamanya di sepanjang tepi sungai yang tidak ada patok tetap utama melalui patok sementara.

3) Bentuk poligon utama harus tertutup, sehingga pada jarak tertentu patok yang berada di tepi kiri dan di tepi kanan sungai (berseberangan) dihubungkan sebagai sisi penutup.

4) Setiap sudut poligon utama diukur dengan universal teodolit yang memiliki ketelitian ≤ 2 detik.

5) Setiap akan melakukan pengukuran terlebih dahulu dilakukan kalibrasi teodolit.

6) …….

Page 17: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PENGUKURAN POLIGON (2/3)6) Setiap sudut poligon utama diukur dengan cara reiterasi sebanyak satu

seri rangkap.

7) Kesalahan penutup sudut poligon utama harus ≤ 10"√n, dengan pengertian bahwa n adalah banyaknya titik poligon utama.

8) Semua sisi poligon utama diukur secara tidak langsung, dengan menggunakan alat pengukur jarak elektronik.

9) Setiap sisi poligon utama diukur sebanyak minimal 2 kali, dan dilakukan dengan cara pergi-pulang.

10) Jalur pengukuran poligon utama serta arah dan letak tiap sudut yang diukur harus dibuat sketsanya.

11) Sketsa jalur pengukuran poligon utama harus dilengkapi dengan arah utara.

12) Kesalahan linier poligon utama harus ≤ 1/10.000.

13) …….

Page 18: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PENGUKURAN POLIGON (3/3)13 Apabila pengikatan koordinat planimetris dilakukan terhadap 2 titik ikat atau

lebih, yang titik-titik ikat tersebut berada dalam satu sistem koordinat, maka sudut arah poligon menggunakan azimut titik ikatnya.

14 Apabila di lokasi atau di sekitar lokasi pekerjaan pengukuran dan pemetaan teristris sungai hanya ada satu titik ikat koordinat planimetris, atau belum ada, sudut arah poligon menggunakan azimut astronomi, yaitu dilakukan dengan pengamatan matahari.

15 Pengamatan matahari menggunakan metode tinggi matahari, dilakukan pada pagi dan sore hari, dengan masing-masing pengamatan minimal sebanyak empat seri.

16 Pelaksanaan pengamatan matahari sebaiknya dilengkapi dengan prisma roulop.

17 Selisih nilai azimut pusat matahari dari hasil pengamatan biasa terhadap hasilpengamatan luar biasa ≤ 60 detik.

18 Setiap lembar formulir data ukur poligon utama dan data pengamatan matahariharus ditulis nomor lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat yangdigunakan, merek dan nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahunpengukuran, dan keadaan cuaca pada saat melakukan pengukuran.

Page 19: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PENGUKURAN SITUASI (2/3)Pengukuran situasi dilakukan dengan metode tachymetri, yaitu sebagai berikut.

1) Teodolit yang digunakan sebaiknya dilengkapi dengan bousole.

2) Setiap akan melakukan pengukuran harus terlebih dahulu dilakukan kalibrasi teodolit.

3) Rambu ukur yang digunakan harus memiliki interval skala yang benar.

4) Batas Areal di tepi kiri dan di tepi kanan sungai yang diukur situasinya tergantung pada tujuan penggunaan peta situasi.

5) …..

Page 20: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PENGUKURAN SITUASI (1/3)5) Unsur situasi yang diukur terdiri atas

a) bentuk planimetris alur sungai,

b) bentuk palung sungai,

c) semua drainase yang masuk ke sungai,

d) bentuk planimetris alur drainase,

e) bentuk palung drainase,

f) bentuk planimetris tanggul,

g) bentuk relief areal di sepanjang tepi kiri dan tepi kanan sungai,

h) batas perubahan bentuk penggunaan lahan di areal tepi kiri dan tepi kanan sungai,

i) semua bangunan yang ada di sepanjang areal di tepi kiri dan di tepi kanan sungai,

j) semua bangunan yang ada di sungai, misalnya jembatan, tubuh bendung, ground sill, dermaga, pelindung tebing sungai, rumah yang menjorok ke alur sungai, dan semua bangunan lainnya,

k) catat bentuk penggunaan lahan di areal tepi kiri dan tepi kanan sungai,

6) ……………

Page 21: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

6) Jumlah detail unsur situasi yang diukur harus betul-betul representatif, oleh sebab itu kerapatan letak detail harus selalu dipertimbangkan terhadap bentuk unsur situasi serta skala dari peta yang akan dibuat,

7) Setiap pembacaan rambu ukur harus dilakukan pada ketiga benang, yaitu benang atas, benang tengah, dan benang bawah,

8) Semua detail situasi yang diukur harus dibuat sketsanya,

9) Sketsa detail situasi harus dilengkapi dengan arah utara,

10) Setiap lembar formulir data ukur detail situasi harus ditulis nomor lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek dan nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan cuaca pada saat melakukan pengukuran.

PENGUKURAN SITUASI (3/3)

Page 22: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PENGUKURAN PENAMPANG MELINTANG SUNGAI (1/2)

Pengukuran penampang melintang sungai dilakukan dengan metode tachymetri yaitu

sebagai berikut.

1) Jarak antarpenampang melintang yang diukur bergantung pada kegunaan gambar penampang melintang tersebut.

2) b) Teodolit yang digunakan mempunyai ketelitian ≤ 30 detik.

3) c) Setiap akan melakukan pengukuran terlebih dahulu dilakukan kalibrasi teodolit.

4) d) Rambu ukur yang digunakan harus memiliki interval skala yang benar.

5) e) Arah penampang melintang yang diukur diusahakan tegak lurus alur sungai.

6) f) Batas pengambilan detail di areal tepi kiri dan di areal tepi kanan sungai tergantung pada kegunaan gambar penampang melintang tersebut.

7) g) Detail yang ukur harus dapat mewakili bentuk irisan melintang alur sungai dan relief areal di tepi kiri serta di tepi kanan sungai setempat.

8) h) Apabila di areal tepi kiri atau di areal tepi kanan sungai terdapat bangunan permanen seperti halnya rumah, maka letak batas dan ketinggian lantai rumah tersebut harus diukur, dan diperlakukan sebagai detail irisan melintang.

9) ……..

Page 23: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

PENGUKURAN PENAMPANG MELINTANG SUNGAI (2/2)

1) Jumlah dan kerapatan letak detail yang diukur harus dipertimbangkan pula terhadap skala gambar penampang melintang yang akan dibuat.

2) Apabila kondisi aliran sungai tidak memungkinkan untuk menggunakan rambu ukur, maka pengukuran detail dasar sungai dilakukan dengan cara sounding.

3) Pelaksanaan sounding dapat dilakukan dengan menggunakan echo sounder ataudengan peralatan lainnya.

4) Ketinggian permukaan air sungai pada tiap penampang melintang harus diukur pada saat mengukur penampang melintang .

5) Setiap detail yang diukur harus dibuat sketsanya, dan sketsa detail penampangmelintang tidak boleh terbalik antara letak tebing kiri sungai dengan letak tebing kanan sungai.

6) Setiap pembacaan rambu ukur harus dilakukan pada ketiga benang, yaitu benang atas, benang tengah dan benang bawah.

7) Setiap lembar formulir data ukur penampang melintang harus ditulis nomor lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek dan nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan cuaca pada saat melakukan pengukuran.

Page 24: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ANALISA DAN PENGGAMBARAN (1/6)

Contoh deskripsi patok tetap utama, dan patok tetap bantu

Page 25: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ANALISA DAN PENGGAMBARAN (2/6)

Page 26: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ANALISA DAN PENGGAMBARAN (3/6)

Page 27: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ANALISA DAN PENGGAMBARAN (4/6)

Page 28: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ANALISA DAN PENGGAMBARAN (5/6)

Page 29: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah

ANALISA DAN PENGGAMBARAN (6/6)

Page 30: KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL AIR LIMBAH file9) Deskripsi patok tetap utama harus representatif, dengan menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, arah