55
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang penyebaran sangat luas berasal dari Asia sedangkan jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Birma Utara, dan Cina konon yang membudidayakan pertama kali adalah orang cina bagian selatan dan merupakan komoditas buah yang paling digemari di dunia termasuk indonesia. Komposisi buah jeruk manis yang terdiri dari air 70-92 %, gula, asam organik, asam amino, mineral serta vitamin yang tinggi menjadikan buah jeruk manis baik bagi kesehatan (Pracaya, 2000). Produktivitas jeruk di Indonesia masih rendah bila di bandingkan dengan Negara-negara lain seperti Cina dan Pakistan. Salah satu masalah utama dalam budidaya jeruk adalah adanya serangan hama dan penyakit baik yang berasal dari serangga maupun organisme lainnya. Petani pada umumnya mengantisipasi serangan hama dan penyakit dengan penyemprotan pestisida, namun kurangnya pemahaman terhadap penggunaan pestisida yang tepat sasaran 1

keanekaragaman serangga pada tenaman jeruk var. jova di kusuma agrowisata batu malang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keanekaragaman

Citation preview

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangJeruk merupakan tanaman buah tahunan yang penyebaran sangat luas berasal dari Asia sedangkan jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Birma Utara, dan Cina konon yang membudidayakan pertama kali adalah orang cina bagian selatan dan merupakan komoditas buah yang paling digemari di dunia termasuk indonesia. Komposisi buah jeruk manis yang terdiri dari air 70-92 %, gula, asam organik, asam amino, mineral serta vitamin yang tinggi menjadikan buah jeruk manis baik bagi kesehatan (Pracaya, 2000).

Produktivitas jeruk di Indonesia masih rendah bila di bandingkan dengan Negara-negara lain seperti Cina dan Pakistan. Salah satu masalah utama dalam budidaya jeruk adalah adanya serangan hama dan penyakit baik yang berasal dari serangga maupun organisme lainnya. Petani pada umumnya mengantisipasi serangan hama dan penyakit dengan penyemprotan pestisida, namun kurangnya pemahaman terhadap penggunaan pestisida yang tepat sasaran menyebabkan serangga yang bersifat musuh alami atau predator terhadap hama juga ikut mati.Hasil penelitian berbasis agroekosistem menunjukkan bahwa keanekaragaman serangga dapat digunakan untuk memperbaiki pengendalian hama dan penyakit. Subianto (2008) menjelaskan bahwa studi keanekaragaman serangga merupakan langkah awal dalam penanggulangan hama pada tanaman. Keanekaragaman dapat digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi gangguan komponen-komponen ekosistem yang ada, sehingga dapat dilakukan upaya penyeimbangan yang bersifat alamiah tanpa menggunakan pestisida kimia. Pada kuliah kerja ini, kegiatan dilakukan di perkebunan jeruk di Klinik Agrobisnis dan Agrowisata (KAA) PT. Kusumasatria Agrobio Tani Perkasa Batu MalangBerdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang studi keanekaragaman serangga guna menemukan solusi yang tepat dalam pengendalian serangan hama dan penyakit tanaman pada komuditas jeruk.1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam kegiatan magang ini adalah: 1. Jenis serangga apa yang ada di perkebunan jeruk PT. Kusumasatria Agrobio Tani Perkasa Batu Malang ?

2. Bagaimana keanekaragaman serangga dan peranannya di perkebunan jeruk PT. Kusumasatria Agrobio Tani Perkasa Batu Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari kuliah kerja magang bagi mahasiswa adalah:

1. Mengidentifikasi berbagai jenis serangga yang ada di perkebunan jeruk PT. Kusumasatria Agrobio Tani Perkasa Batu Malang.2. Mengetahui keanekaragaman serangga di perkebunan jeruk PT. Kusumasatria Agrobio Tani Perkasa Batu Malang.1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari kuliah kerja magang ini adalah:

1. Menambah informasi tentang keanekaragaman serangga yang ada di perkebunan jeruk PT. Kusumasatria Agrobio Tani Perkasa Batu Malang.

2. Memperoleh data awal yang dapat di gunakan sebagai dasar dalam pengelolaaan dan pengendalian serangga hama di perkebunan jeruk.

BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tempat dan Waktu Kegiatan Kerja MagangKegiatan Kuliah Kerja Magang ini dilaksanakan pada tanggal 01 Juli sampai dengan 15 Agustus 2013. Keseluruhan kegiatan dilakukan di Kebun, trading, dan industri Kusuma Agrowisata Batu Malang.2.2 Jenis Kegiatan

Bidang kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan kuliah kerja magang ini adalah Ekologi yang terfokus pada Keanekaragaman Jenis Serangga pada Tanaman Jeruk.2.3 Alat dan BahanPeralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, alat tulis, sepatu boot, kantong plastik, botol plastik, alkohol 70%, perangkap serangga.2.4 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan pada saat melakukan Kuliah Kerja di Kusuma Agrowisata antara lain:

2.4.1. Metode praktek

Melakukan praktek kerja secara langsung di lapang sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah ditentukan dalam program keanekaragamaan jenis serangga pada tanaman jeruk varietas jova di PT. Kusuma Agrowisata. Metode praktek ini meliputi :

a. Pengambilan data primer atau sampel di lapangan dengan metode jelajah

b. Penangkapan dengan menggunakan tangan secara langsung, jebakan, dan lain lain

c. Pengawetan menggunakan larutan alkohol 70%

d. Identifikasi serangga yang didapate. Analisis data dengan menggunakan rumus indeks keanekaragamaan jenis Shannon-Wiener

Indeks keanekaragaman (H) menggambarkan keanekaragaman, produktivitas, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem (Krebs, 1985).

H = - ni ln ni atau H = - pi ln pi

N N

Keterangan :

H : indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

S : jumlah spesies

pi : proporsi jumlah individu jenis ke-i dengan jumlah individu total

Keterangan Nilai tolak ukur

H < 1,0 Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil

1,0 < H < 3,322 Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang.

H > 3,322 Keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis

2.4.2. Metode kepustakaan

Adalah pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan magang. Data tersebut dapat berupa buku, arsip, jurnal, dan lain-lain yang bersifat informatif dan berhubungan dengan kegiatan magang.2.4.3. Metode diskusi

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab langsung antara penanya atau pewawancara dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah pembimbing lapang serta staf karyawan.2.4.4.Metode pengumpulan data sekunder

Mengelompokkan datadata sekunder atau datadata yang sudah tersedia sebagai data pelengkap. Dengan cara wawancara langsung dengan pembimbing lapang, pekerja di kebun maupun dengan melakukan studi literatur.

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Profil LembagaKusuma Agrowisata berdiri pada 1989 dan merupakan salah satu pioneer Wisata Agro di Indonesia. Merupakan satu-satunya wisata agro yang berfasilitas hotel. Kusuma Agrowisata juga menawarkan wisata petik di kebun apel, jeruk, jambu merah, buah naga, strawberry dan sayur hidroponik. Area Kusuma Agrowisata terletak pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut dan berudara sejuk. Wisatawan dapat memetik sendiri buah-buah tersebut langsung dari pohon sambil berkeliling ditemani oleh pemandu yang telah disediakan.3.1.1 Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas 4 ha pada tahun 1989. Berdasarkan pengalaman kerja sebagai seorang pengawas perkebunan kopi di PT. Perkebunan Nusantara XII di daerah Bondowoso, beliau mendirikan usaha di bidang agrowisata apel. Beliau menjual hasil panen apel ke pedagang sebelum berusaha di bidang agrowisata. Hasil panen dijual keSurabaya karena harga apel di pasar lokal Batu sedang rendah disebabkan panen raya. Harga penjualan apel di Surabaya ternyata lebih rendah daripada harga penjualan apel ditingkat pedagang Batu sehingga mengalami kerugian. Akhirnya Bapak Edi menjual apel langsung ke pembeli dengan konsep agrowisata, yaitu memetik sendiri di kebun.

Tahun 1990 Kusuma Agrowisata menanam apel pada lahan seluas 10 ha dan jeruk seluas 2 ha. Badan usaha PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya diresmikan pada tanggal 29 Mei 1990. Nama Kusuma Agrowisata sendiri berasal dari nama perusahaan yaitu PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Peresmian sarana agrowisata ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 1990 oleh pemilik sekaligus penyandang dana tunggal yaitu Bapak Jacob Djojosubagjo. Tahun 1992 mulai membangun cottage sebanyak 16 kamar kemudian pada tahun berikutnya (1993) menambah kamar menjadi 66 buah dan fasilitas yang lain diantaranya kolam renang, restoran, dan ruang pertemuan. Tahun 1995 dibangun hotel tiga lantai sehingga total kamarnya menjadi 152 kamar. Tahun 1996 dibangun rumah kaca (green house) untuk tanaman hias dan menanam jenis kopi Arabika kerdil varietas Kartika 1 seluas 9 ha dan berikutnya pada tahun 1997 membuka usaha estate dan travel. Tahun 1998 hingga 2000 menambah jenis tanaman untuk wisata agro yaitu stroberi dan membangun green houselagi untuk sayur dan tanaman jenis hidroponik lainnya. Tahun itu pula dibangun home industrydengan bahan utama buah apel (http://kusumu-agrowisata.com).Kusuma Agrowisata Batu memiliki komoditi buah apel, jeruk, strawbery dan sayur hidroponik sebagai tempat wisata, jenis komoditi apel yang dikembangkan adalah apel rame beauty, apel manalagi,apel waglin dan apel ana. Jenis jeruk yang dikembangkan adalah jeruk valensia, jeruk keprok batu, dan jeruk jova. Strawbery terdiri dari sweet charly, zeiva dan trisstrar (http://kusumu-agrowisata.com).3.1.2 Keadaan Wilayah PT. Kusuma Satria Dinasasri WisatajayaKusuma Agrowisata terletak di Jalan Abdul Gani Atas, Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Kota Batu terletak 19 km dari kota Malang dan berada pada ketinggian antara 680-1.700 m dpl. Kota Batu sudah terkenal sejak dahulu sebagai daerah tujuan wisata. Kota Batu dikelilingi oleh rangkaian pengunungan, yaitu Gunung Panderman (2 040 m), Gunung Arjuno (3339 m), Gunung Welirang (2 156 m), Gunung Anjasmoro (2 277 m), dan Gunung Kawi.(2 651 m). Kusuma Agrowisata terletak di Desa Ngaglik, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sisir, sebelah timur berbatasan dengan Desa Pesanggrahan, sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Panderman, sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngaglik. Jenis tanah di Kusuma Agrowisata adalah andosol yang berbatu berwarna cokelat kemerahan dan vertisol pada kebun kopi. Curah hujan 1 540 mm/tahun.. Menurut Pemerintah Kota Batu (2010) ketinggian tempat Kusuma Agrowisata 900-1.000 m dpl dengan kemiringan 15-25. Kelembaban nisbi 75-98% dengan suhu sekitar 18-28C. Penyinaran matahari pada musim penghujan 5 jam per hari dan pada musim kemarau 8 sampai 10 jam per hari.

Total luas areal Kusuma Agrowisata yaitu 60 ha. Luas kebun untuk kawasan wisata 29.63 ha yang terdiri dari 7.03 ha kebun apel, 6.6 ha kebun jeruk, 3.4 ha kebun jambu, 2 ha kebun stroberi, 9 ha kebun kopi, 1.6 ha kebun buah naga. Selain kebun wisata kawasan Kusuma Agrowisata juga memiliki fasilitas pendukung, yaitu bangunan green house sayuran hidroponik dan tanaman hias, areal air softgun dan shooting area, flying fox, lokasi outbond, mini cross, mini zoo, kedai apel dan stroberi, bangunan pengolahan kopi, bangunan industri olahan apel, dan kawasan penjualan buah dan sayuran.

Kebun di Kusuma Agrowisata dibagi menjadi dua, yaitu kebun atas dan kebun bawah. Kebun atas terdiri dari kebun jeruk, stroberi, dan buah naga, sedangkan kebun bawah terdiri dari kebun apel, jeruk, stroberi, jambu, dan buah naga. Kawasan untuk wisata petik apel memiliki luas 7.03 ha yang terdiri dari tujuh blok pemetikan yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. Setiap blok dibagi lagi menjadi beberapa anak blok sehingga total blok pemetikan apel yaitu 32 blok . Varietas apel yang ditanam di Kusuma Agrowisata adalah apel Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglin tetapi jumlah Wanglin hanya sedikit. Satu blok petikan terdapat campuran berbagai varietas tetapi apel Manalagi adalah varietas yang paling dominan jumlahnya di setiap blok (http://kusumu-agrowisata.com).3.1.3 Struktur Organisasi PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

Struktur organisasi merupakan kerangka yang mencerminkan pembangian wewenang yang jelas di dalamsuatu organisasi guna mencapai tujuan. Dengan pembagian wewenang yang jelas, perusahaan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya. Struktur organisasi sangat penting sebagai pedoman pimpinan berserta seluru karyawan guna mempertegas wewenang dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran aktivitas perusahaan. Selain itu struktur organisasi juga dapat menggambarkan apakah perusahaan tersebut efektif dalam menjalankan fungsinya.

PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dipimpin oleh seorang direktur utama yang membawahi lima kepala bagian (kabag sumber daya manusia, kabag akuntansi keuangan, kabag pengadaan, kabag humas, serta kabag pengkajian dan pengembangan) dan dua kepala biro (kabir pengawasan intern dan kabir direksi). Perusahaan memiliki empat divisi yang dikepalai oleh seorang general manajer, yaitu Divisi Hotel, Divisi Agrowisata, Divisi Estate, dan Divisi Agroindustri. Setiap divisi membawahi departemen yang dikepalai oleh seorang kepala bagian yang bertindak sebagai manajer. Divisi Agrowisata membawahi 7 departemen meliputi:

1. Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT)

2. Departemen Budidaya Tanaman Semusim (BTS)

3. Departemen Food Beverage dan Entertainment

4. Departemen Keuangan, Umum, dan Administrasi

5. Departemen Pemasaran Wisata

6. Departemen Klinik Agribisnis dan Agrowisata

7. Departemen Penjualan

(http://kusumu-agrowisata.com).3.1.3 Sarana dan Prasarana PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya

Kusuma Agrowisata khususnya Departemen BTT memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Sarana dan prasarana yang tersedia meliputi bidang produksi, administrasi, dan transportasi. Sarana produksi digunakan dalam kegiatan budidaya tanaman, diantaranya sarana untuk kegiatan pemupukan, pemangkasan, penyiangan, penyiraman, pemanenan, serta pengendalian hama dan

penyakit. Sarana untuk kegiatan pemupukan diantaranya ember, timbangan 100 kg, timbangan 5 kg, pupuk organik dan anorganik, sprayer tekanan tinggi (high pressure power sprayer) dan sprayer kabut (power mist blower) untuk aplikasi pupuk daun dan buah, sedangkan cangkul dibawa oleh masing-masing pekerja. Sarana pemangkasan berupa gunting pangkas dan sarana penyiangan berupa mesin pemotong rumput, bensin, dan oli. Sarana untuk penyiraman terdiri dari mesin diesel, bensin, oli, dan selang 100 m. Sarana untuk pemanenan berupa keranjang serta sarana untuk pengendalian hama dan penyakit meliputi beberapa

jenis pestisida, mesin diesel, bensin, oli, selang 100 m, sprayer tekanan tinggi dan

kabut, timbangan 5 kg, drum 200 l, kuas, dan ember.

Sarana yang mendukung kegiatan administrasi meliputi perangkat komputer, alat-alat tulis kantor, printer, dan telepon, serta sarana transportasi berupa mobil pick up dan motor. Mobil pick updigunakan sebagai alat angkut hasil panen dan alat angkut sampah, sedangkan motor digunakan oleh karyawan sebagai penunjang aktivitas di lapangan. Selain itu terdapat sarana penunjang yaitu kantor dan gudang. Prasarana yang dimiliki oleh Kusuma Agrowisata adalah jalan untuk akses keliling kebun wisata(http://kusumu-agrowisata.com).3.2 HASIL DAN PEMBAHASAN KULIAH KERJA3.2.1 Tanaman Jeruk Manis

Jeruk manis merupakan tanaman tahunan yang berasal dari india timur laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan Cochin Cina ( aerah sekitar vietnam). Saat ini jeruk manis sudah banyak dibudidayakan di daerah tropis maupun subtropis. Jeruk manis merupakan komoditas buah yang menguntungkan untuk di budidayakan karena potensi pasar domestik dan pasar ekspornya yang terus berkembang. Menurut Pracaya (2000) jeruk manis mempunyai sistematika sebagai berikut :

Kingdom: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: RutalesFamili

: RutaceaeGenus

: Citrus

Spesies : Citrus sinensis L. var. jova

Berikut ini merupakan mrfologi pohon, akar, dan buah dari jeruk manis

a. Pohon

Pohon jeruk manis bisa mencapai ketinggian 2-5 meter, mempunyai duri yang kuat, ranting yang muda bersudut dan biasanya berduri, bercabang rendah, bentuk tajuk bulat dan kerimbunan sedang. Percabangannya tegak tetapi tidak setegak jeruk keprok (mandarin). Cabang muda umumnya pipih bersudut, warnanya hijau tua agak mengkilat dan halus tanpa rambut. Namun sesudah tua cabang ini berubah bentuk menjadi agak bulat atau silindris dengan retak-retak halus yang kadang-kadang mempunyai duri panjang warna hijau tua yang terletak pada ketiak daun (Pracaya, 2003).

b. Akar

Pohon jeruk mempunyai akar tunggang panjang (bercabang besar, panjang), akar serabut (bercabang pendek kecil), dan mempunyai akar rambut. Bila tanah subur dan gembur pertumbuhan akar dapt mencapai 4 meter, sedangkan akar cabang yang mendatar dapat mencapai 6-7 m tergantung kepda banyaknya unsur hara di dalam tanah.

c. Daun

Menurut Sarwono (1986) daun jeruk manis berbentuk bulat telur (elips), panjangnya kurang lebih 5-15 cm dengan lebar 2-8 cm. Ujungnya runcing, sedikit tumpul dan biasanya sedikit berlekuk. Bagian tepi daun kadang- kadang bergerigi halus, tidak berambut pada kedua permukaanya. Permukaan atas berwarna atas brharna hijau tua mengkilat dengan titik-titik kuning muda , permukaan bawah berwarna hijau muda sampai hijau kekuningan kusam dengan titik hijau tua. Bila daun dimemearkan akan timbul bau harum khas jeruk. Tulang daun bagian tengah bila dilihat dari permukaan bawah berwarna hijau muda, mempunyai cabang berjumlah 7-15 pasang. Setelah sampai di tepi, melengkung dan bertemu menjadi satu dengan tulang daun tepi. Tangkai daun pendek, setengah bulat, bagian bawah berwarna hijau muda, bagian atas datar dengan alur, berwarna hijau tua, mempunyai sayap daun yang bentuknya bulat telur terbalik memanjang (obovate-oblong) dengan panjang 0,5-3-5 cm dan lebar 0,2-1,5 cm (Pracaya,2000).

d. Bunga

Bunga tumbuh dari ketiak daun, tunggal atau dalam rangkaian dan berbau harum. Kelopak berbentuk mangkuk. Bunga berwarna putih hijau kekuning-kuningan. Mahkota bunga berjumlah lima helai dengan warna putih, berbentuk elips. Benang sari berjumlah 20-30 buah dengan kepala benang sari berwarna kuning sedangkan putik panjangnya hampir sama dengan benang sari (Sarwono, 1986)e. Buah

Buah jeruk manis berukuran lebih besar dari pada jeruk keprok, bentuknya bulat, bulat lonjong. Buah yang masak berwarna orange, kuning atau hijau kekuningan, agak halus dan sulit untuk dikupas. Kulit buah lebih tebal sekitar 0,3-0,5 cm. Di dlam kulit buah ada segmen (bagian buah) yang jumlahnya 8-13 buah mengelilingi sumbu yang kuat. Daging buah bertekstur lunak, mengandung banyak air, dan berwarna kuning, rasa daging buah sangat manis.

Menurut Pracaya (2000) ada beberapa syarat tumbuh yang diperlukan tanamn jeruk, yaitu diantaranya :

a. Temperatur optimal antara 25-300 C, apabila temperarur diatas 380 C atau dibawah 180 C kemungkinan pertumbuhannya akan terhenti. Jeruk manis memerlukan panas sedang.b. Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari penuh, bila terlindung atau berada dalam naungan tumbuhan lainnya maka produksinya akan berkurang. Cahaya matahari sangat berkaitan dengan fotosintesis atau asimilasi karbon

c. Curah hujan, air, dan kelembapan merupakan salah satu faktor yang penting dan saling keterkaitan satu sama lainnya. Curah hujan yang paling ideal yaitu 1000 mm-2000 mmbila merata sepanjang tahun karena bisa memelihara kelembapan tanah sepanjang tahun.d. Angin dengan kecepatan 24-32 km per jam menyebabkan buah jeruk seperti tergores; kecepatan 40-48 km per jam akan menyebabkan buah tergoncang dan rontok. Apabila kelembapan rendah dan temperatur tinggi, maka angin akan menyebabkan kekeringan daun dan ranting-ranting yang kecil mati.3.2.2 Teknik Pewiwilan dan Pemangkasan Tanaman Jeruk Di Kusuma AgrowisataPewiwilan merupakan kegiatan pembuangan tunas-tunas air yang tumbuh pada batang-batang primer, sekunder, dan tersier. Hal ini dilakukan agar nutrisi dapat dimaksimalkan untuk batang-batang yang produktif sehingga produksi buah dapat maksimal. Sedangkan tunas air yang tumbuh di batang kuarter tetap dipertahankan, karena akan menjadi calon batang yang produktif (tempat tumbuh buah) (Pracaya,2000).Pemangkasan pada tanaman jeruk ada 2 macam yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk sesuai yang diinginkan, pemangkasan ini dilakukan sebelum tanaman berproduksi, Pemangkasan lepas panen atau yang disebut dengan pemangkasan pemeliharaan dilakukan setelah tanaman jeruk menghasilkan buah atau disebut dengan fase TM (Tanaman Menghasilkan). Batang atau cabang yang dipangkas antara lain :

a. Cabang yang kering dan mati

b. Cabang yang bertumpuk, agar tidak mengganggu pertumbuhan

c. Cabang yang tumbuh ke dalam

d. Cabang yang terserang hama/penyakit

e. Cabang yang tumbuhnya menunduk ke bawah

f. Cabang yang tumbuh di dekat tanah

Tujuan dari pemangkasan pemeliharaan yaitu agar cahaya dapat masuk secara merata, saat penyemprotan pestisida dan pupuk daun dapat tersebar ke seluryuh bagian tanaman, agar unsur hara dapat diserap optimal oleh cabang-cabang produktif sehingga produksi buah maksimal.Teknik pertanian jeruk di Kusuma Agrowisata merupakan teknik tanam rapat, artinya jarak tanaman antar pohon jeruk sangat dekat yaitu 2-3 m sehingga pemangkasan merupakan alternatif utama dalam menjaga tanaman jeruk agar mempunyai produktifitas tinggi. Pemangkasan jeruk dilkukan sejak tanaman berumur 3 bulan sampai tanaman berumur 4-5 tahun sehingga mencapai bentuk tanaman yang diinginkan.

Gambar 3.1 Pemangkasan tanaman jeruk

3.2.3 Perlindungan dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman

Perlindungan tanaman jeruk terhadap hama dan penyakit di Kusuma Agrowisata masih dilakukan secara fisik dan kimia. Secara kimia yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tanaman jeruk. Perlindungan tanaman secara kimia di Kusuma Agrowisata dapat dikatakan prima karena penyemprotan dilakukan secara rutin yaitu 1-2 kali per minggu tergantung dari serangan yang ditimbulkan. Umumnya penyemprotan pestisida dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa jenis pestisida yang lain dan pupuk daun yang saling berikatan dalam 200 liter air untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman jeruk. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan pompa mesin yang dilengkapi selang panjang sehingga memudahkan dalam penyemprotan seluruh bagian tanaman jeruk dan mempersingkat waktu yang diperlukan dengan area perkebunan yang cukup luas.

Gambar 3.2 penyemprotan pestisida

Berikut ini merupakan jenis pestisida dan volume (CC) yang dipakai PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dalam mengatasi serangan hama dan penyakit tanaman.

Tabel 3.1 Jenis pestisida yang dipakai Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu-MalangNama pestidaVolume Bahan aktif

Antracol 300Propinep 70%

Lannate 200Metomil 25%

Agristik 100Akilaril poliglikol eter

Atonik 100-

Rubigans20-40Fenarimol

Gandacil D200Na-para-nitrofenol

Metalik100-

Volume dalam satuan (cc)

Sedangkan untuk mengendalikan populasi alga, lumut dan bakteri pada batang dilakukan pengecatan dengan menggunakan kapur atau dolomit. Aplikasi pengapuran dilakukan pada batang sampai ketinggian 1 meter (Sutanto, 2006). Pengapuran tanaman jeruk di Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya dilakukan pada saat tanaman berumur satu tahun ketika memasuki musim penghujan, karena keadaan yang lembab mendukung pertumbuhan alga dan lumut sehingga populasi organisme tersebut meningkat. Kapur (lime) secara umum terdapat dalam dua bentuk yaitu CaO dan Ca(OH)2. CaO adalah bahan mudah larut dalam air dan menghasilkan gugus hidroksil yaitu Ca(OH)2 yang bersifat basa dan disertai keluarnya panas yang tinggi. Panas dan basa dari kapur tersebut menyebabkan pertumbuhan lumut yang melekat pada batang jeruk terkelupas dan mati.

Gambar 3.3 Penyaputan batang jeruk3.2.4 Identifikasi serangga

a. Maleuterpes dentipes Hell (famili Curculionidae)Menurut Subiyanto dan Ahmad (1991), klasifikasi Maleuterpes dentipes Hell adalah sebagai berikut :Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insekta

Ordo

: Coleoptera

Famili

: Curculionidae

Genus

: Maleuterpes

Spesies: Maleuterpes dentipes HellKumbang ini menyerang tanaman keluarga rutaceae, diataranya jeruk siam, jeruk bali, jeruk keprok, jeruk sunkist dan jeruk manis. Daun jeruk menjadi berlubang-lubang kecil yang tepinya coklelat muda abu-abu. Apabila serangannya hebat bisa merontokkan daun hingga tanaman kerdil. Kumbang ini berwarna cokelat muda seperti lubang pada daun jeruk yang telah dimakannya dan menjadi kering. Panjangnya kurang lebih 3mm. Yang jantan di punggungnya tepatnya pada elytra ada tanduk yang menghadap kebelakang. Moncongnya tumpul dan lebar. Pada separuh elytra ada garis melintang kuning pucat (Christina L, Sri Suhami, 1991).Kumbang ini bertelur dalam tanah sedalam 5 cm. Larva ini masuk dalam akar atau memakan permukaan akar sampai sedalam 10 cm. Jumlah telur bisa mencapai 200 butir. Perkembangan dari telur sampai dewasa sekitar 3-4 bulan.

Gambar 3.4 Maleuterpes dentipesb. Chelisoches morio (Famili Chelisochidae)Menurut Subiyanto dan Ahmad (1991), klasifikasi Chelisoches morio adalah sebagai berikut :

Filum : Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Dermaptera

Famili

: Chelisochidae

Genus

: Chelisoches Spesies: Chelisoches morioCocopet merupakan serangga yang aktif pada malam hari (nokturnal). Biasanya banyak terdapat pada tempat yang lembab daripada tempat kering, mislnya dibawah kulit tanaman yang telah mati, humus dan lain-lainnya. Cocopet mudah dikenal dengan adanya cerci yang berbentuk seperti forcep atau catut pada ujung abdoen. Jantan mempunyai foercep yang kokoh dan kasar (bergerigi) sedangkan betina lebih halus dan ramping.panjang dari cocopet kurang lebih 2,5 cm dengan tubuh pipih. Sayap depan pendek seperti kulit dan sayap belakang seperti selaput dan melipat dibawah sayap depan saat hinggap. Alat mulut penggigit dan pengunyah (Pracaya, 1999).Spesies dari dermaptera umumnya banyak bertindak sebagai predator dari serangga lain misalnya memakan hama dari larva Bronstispa pada tanaman kelapa. Cocopet memiliki perilaku setelah menangkap mangsa dengan forcepnya, forcep diarahkan ke mulut dengan melengkungkan abdomen melalui atas kepala untuk kemudian menikmati mangsa hasil buruannya

Gambar 3.6 Chelisoches morio

c. Prays citri Mill (Famili Yponomeutidae)Menurut Cristina dan Sri (1991), klasifikasi Prays citri Mill adalah sebagai berikut :

Filum

:Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : lepidoptera

Famili : Yponomeutidae

Genus : PraysSpesies : Prays citri MillNgengat ini berukuran kecil, mudah rusak,panjangnya kurang lebih 5 mm, sayap yang dibentangkan bisa mencapai 8-10 mm. Sayap mukanya berwarna coklat keabuan dengan bercak putih kotor. Sayap belakangnya berwarna coklat kebuan dengan rombai-rumbai panjang pada tepi sebelah dalam. Yang betina bertelur pada bunga , bentuk telurnya elip panjangnya 0,12-0,2 mm (Christina L, Sri Suhami, 1991).Ulatnya berwarna putih kekuningan sampai kehijauan. Warna kepalanya coklat dan menyerang tunas jeruk dan buahnya. Hama ini menyerak jeruk besar, jeruk manis, jeruk nambangan , dan lain-lain. Bunga, buah muda dan tunas daun akan rontok bila terserang parah sedangkan buah jeruk tua diserang bagian kulitnya.

Gambar 3.8 Stadium larva Prays citri

d. Bactrocera sp (Famili Tephritidae)Menurut Cristina dan Sri (1991), klasifikasi Bactrocera sp adalah sebagai berikut :

Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insekta

Ordo

: Diptera

Famili

: Tephritidae

Genus

: Bactrocera

Spesies: Bactrocera sp

Bactrocera mempunyai panjang kurang lebih 7mm dan lebar 3 mm, tubuh terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Toraks terdiri dari tiga ruas berwarna orange, merah kecoklatan,coklat atau hitam dan memilki sepasang sayap yang terdapat bercak-bercak hitam, putih atau kekuningan. Menurut Pracaya, (1999) Abdomen bactrocera biasanya terdiri dari lima segmen serta terdapat dua pita melintang dan satu pita membujur warna hitam. Lalat betina terdapat ovipositor yang digunakan untuk meletakkan telur ke dalam buah atau jaringan tanaman lunak lainnya. Buah yang terserang biasanya rontok sebelum tua.

Gambar 3.10 Bactrocera spe. Diplacodes trivialis (Famili Macromiidae)Menurut Cristina dan Sri (1991), klasifikasi Diplacodes trivialis adalah sebagai berikut :

Filum

: Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Odonata

Famili : Macromiidae

Genus

: DiplacodesSpesies : Diplacodes trivialisSerangga ini memiliki panjang tubuh kira-kira 75 mm, dengan warna loreng kehijauan. Memiliki sepasang mata majemuk. Anal loop sayap belakang memanjang dan berbentuk seperti kaki, tepi sayap belakang bulat warna sayap bervariasi dan mempunyai sayap dengan spoy-spot atau pita. Sayap jenis jantan kebiruan dan bersih sedangkan betina hitam dan kuning.

Hidup disekitar kolam dan rawa. Biasanya terbang dengan agak tak menentu sehingga dikenal sebagai capung peluncur. Umumnya bertindak sebagai predator (Christina L, Sri Suhami, 1991).

Gambar 3.11 Diplacodes trivialis

f. Papilio memnon L (Famili Papilionidae)Menurut Cristina dan Sri (1991), klasifikasi Papilio memnon L adalah sebagai berikut :

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: lepidoptera

Family

: Papilionidae

Genus

: Papilio

Spesies : Papilio memnon L

Kupu-kupu ini memiliki sayap lebih besar dari pada tubuh, sayap belakang terdapat perpanjangan seperti ekor yang angat menyolok. Ujung antena berbonggol tetapi tidak melekuk dan pangkalnya berdekatan. Kupu ini memiliki warna gelap dan berukura cukup besar. Warna sayap muka kupu-kupu betina adalah hitam dan sayap belakangnya ada bercak putih dan merah, sedangkan warna kupu-kupu jantan hitam dengan garis-garis biru tua. Bentangan sayp bisa mencapai 13 cm (Christina L, Sri Suhami, 1991).Larva pendek sekitar 6 cm dan gemuk. Ulat yang masih muda berwrna cokelat, pada punggungnya ada dua garis melintang ke belakang berwarna putih dengan garis putih sepanjang batas prut dn punggungnya. Setelah besar warna ulat berubah menjadi hijau. Ulat ini dijumpai pada tanaman tertentu (Umumnya jeruk), ulat ini biasanya menyerang persemaian jeruk atau tunas muda jeruk sedangkan telur diletakkan dalam susunan seperti piramid berwarna kuning hijau pucat dan bulat (Purwanto, 2004)

Gambar 3.12 Papilio memnon L g. Holotrichia helleri Brsk (Famili Melolonthidae)Menurut Pracaya (1999) klasifikasi Holotrichia helleri Brsk adalah sebagai berikut :

Filum :Arthropoda

Kelas :Insecta

Ordo :Coleoptera

Famili : Melolonthidae

Genus

: Holotrichia

Spesies : Holotrichia helleri BrskKumbang ini sering dikenal katimumul atau putul berwarna cokelat kemerahan, mempunyai panjang kurang lebih 12-14 mm sedangkat larvanya bisa mencapai 30 mm. Kumbang ini memiliki tungkai yang kuat dan berambut, kepalanya bertipe hipognatus dan mengeras (Christina L, Sri Suhami, 1991). Warna larva yang masih muda putih sedangkan yang tua sedikit kuning. Bentuk telurnya bulat panjang, berukuran sekitar 2 mm dan lebarnya 1 mm dan kulit telurnya lunak. Larva pada permulaanya hanya makan humus dan kotoran lainnya, namun setelah sedikit besar akan memakan akar akar tanaman yang masih hidup bahkan kadang-kadang juga memakan kulit batang yang berada dalam tanah sehingga bisa menyebabkan kematian dari tanaman yang diserang. Sedangkan kerusakan yang ditimbulkan kumbangnya tidak begitu terlihat (Tjahjadi, 1989).

Gambar 3.14 Holotrichia helleri

https://www.google.com/search?q= g.%09Holotrichia+hellerih. Scymnus apiciflavus Mots (Famili Coccinelida)Menurut Subiyanto dan Ahmad (1991), klasifikasi Scymnus apiciflavus Mots adalah sebagai berikut :

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Coleoptera

Family : Coccinelida

Genus

: ScymnusSpesies: Scymnus apiciflavusPanjang kumbang ini kurang lebih 1,9-2,1 mm, memiliki warna hitam kecuali bagian kepala, prothorax dan ujung sayap elytra berwarna coklat kekuningan. Larvanya berwarna putih karena ada lilin yang menutupi badannya akibatnya lembinh ini sering dikira kutu dompolan putih sehingga ikut diberantas. Lembing ini merupakan predator pada kutu dompolan putih (Pseudococcus citri) (Christina L, dan Sri, 1991).Gambar 3.15 Scymnus apiciflavusi. Scotinophara lurida (Famili Pentatomidae)Menurut Subiyanto dan Ahmad (1991), klasifikasi Scotinophara lurida adalah sebagai berikut :

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hemiptera

Family : Pentatomidae

Genus

: Scotinophara

Spesies: Scotinophara luridaMemiliki ukuran tubuh relatif kecil sampai besar berkisar 2-3 cm. Antena memiliki lima ruas, sama panjang atau lebih panjang dari kepala. Mempunyai bentuk perisai yang khas, scutellum berkembang dengan baik. Kepik ini bila diganggu akan mengeluarkan bau yang tidak enak (Christina L, Sri Suhami, 1991). Bentuk telur silindris dan warnanya merah muda kehijaun dan diletakkan di permukaan atas atau bawah daun. Scotinophara lurida merusak tanaman padi, jagung, jewawut, cantel dan tanaman rerumputan lainnya. Sedangkan padaa tanaman jeruk tidak begitu terlihat jelas kerugiannya, akan tetapi kelompok kepik hijau (Nezara viridula) kadang-kadang menggerombol pada tunas jeruk dan menyebabkan tunas menjadi layu karena kandungan racun pada ludahnya. Jadi bukan disebabkan karena isapan kepik hijau (Akhmad, Damayanti, dan Hermanu, 2002)Famili pentatomidae ada yang bersifat predator dan hama, yang membedakan diantara keduanya adalah bila kepik yang bersifat predator terdapat dua duri pada masing-masing pronotum. Namun Famili pentatomidae yang ditemukan adalah bertindak sebagai hama (Subiyanto, 2007).

Gambar 3.16 Scotinophara luridaj. Apis mellifera (Famili Apidae)Menurut Subiyanto dan Ahmad (1991), klasifikasi Apis mellifera adalah sebagai berikut :Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hymenoptera

Famili

: Apidae

Genus

: Apis

Spesies : Apis mellifera

Apis mellifera merupakan lebah yang banyak dikenal dan sangat luas penyebarannya, lebah ini dapat menghasilkan madu lebih besar dari pada Apis cerana. Apis mellifera dapat menghasilkan 25 30 kg madu per koloni. Apis mellifera berwarna kehitaman dengan bagian tertentu berwarna putih kekuningan. Sudut belakang pronotum tidak dekat tegula, dan mempunyai sikat pengumpul tepung sari pada kaki depan, tibia kaki belakang tanpa runcingan dan pada venasi sayap memiliki tiga buah se sub marginal (Christina L, Sri Suhami, 1991). Koloni lebah madu mempunyai bahasa menarik yang apat dimengerti teman-temannya saat menemukan bunga dengan nektar. Informasi macam bunga diberikan melalui bau bunga yang melekat pada tubuh lebah atau dalam madu yang dibawanya. Koloni lebah madu membantu dalam penyerbukan bunga sehingga keberadaanya sangat diperlukan.

Gambar 3.17 Apis mellifera

k. Pseudococcus citri Risso (Famili Pseudococcidae)Menurut Pracaya, (1999), sistematika Pseudococcus citri Risso adalah sebagai berikut :Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Homoptera

Famili

: Pseudococcidae

Genus

: Pseudococcus

Spesies : Pseudococcus citriSering disebut juga Kutu Dompolan Putih, serangga ini bersifat polyphag (pemakn segala tanaman) dan bergerak cukup aktif. Kutu ini menyerang tunas, daun, buah, tangkai bunga, tangkai buah dan batang. Kutu Dompolan Putih bentuknya elip, dan agak pipih, warnanya cokelat kekuningan sampai merah orange, panjangnya kurang lebih 3 mm dan tertutup oleh massa putih lilin yang bertepung. Pada sepanjang tepi badannya terdapat tonjolan seperti lilin yang jumlahya 14-18 pasang, yang terpanjang terdapat pada bagian belakang (Christina L, Sri Suhami, 1991).Penyebaran Kutu Dompolan Putih sangat dibantu oleh angin, hujan dan binatang seperti semut gramang. Kutu ini mengeluarkan embun madu yang disukai oleh semut gramang dan merangsang tumbuhnya cendawan jelaga. Cendawan jelaga menyebabkan buah jeruk kuang menarik, tidak normal dan menggangu pertumbuhan tanaman. Musuh alami hama ini antara lain beberapa jenis lembing yaitu Cryptolaemus montrouzieri dan Scymnus apiciflavus (Naim, 2009).

Gambar 3.19 Pseudococcus citril. Gryllus mitratus (Famili Gryllidae)Menurut Cristina dan Sri (1991), klasifikasi Gryllus mitratus adalah sebagai berikut :

Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Orthoptera

Famili

: Gryllidae

Genus

: Gryllus

Spesies : Gryllus mitratus

Banyak ditemukan pada lingkungan kering ataupun basah yang di naungi rerumputan, cengkerik panjangnya sekitar 3-4 cm . Umumnya berwarna hitam dan mempunyai antena panjang dan halus seperti rambut. Jenis jantan mempunyai gambaran cincin di sayap depan sedangkan pada betina mempunyai ovipositor panjang sekitar 14-17 mm berbentuk jarum atau silindris. Telur diletakkan dalam tanah sedalam 5-15 mm. Nimfa muda berwarna kuning pucat dengan garis-garis putih pada badannya. Cengkerik jantan dapat mengeluarkan suara rik-rik yang berasal darigesekan tegmina bersama-sama.Hampir semua baik nimfa ataupun dewasa bertindak sebagai predator telur penggerek batang padi, penggulung daun, Spodoptera, larva kecil dan nimpha wereng daun. Beberapa sebagai hama tanaman terutama memakan persemaian (Pracaya,1999).

Gambar 3.20 Gryllus mitratus

m. Periplaneta australasiae (Famili Blattidae)Menurut Subiyanto dan Ahmad (1991), klasifikasi Periplaneta australasiae adalah sebagai berikut :Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Orthoptera

Famili

: BlattidaeGenus

: PeriplanetaSpesies : Periplaneta australasiae

Walaupun disebut lipas australia, tetapi aslinya bukan dari benua australia melainkan dari Malaysia. Memiliki ciri-ciri tubuh oval pipih dengan panjang 20-25 mm, dan kepala tersembunyi di bawah pronotum. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan berduri. Berwarna cokelat atau coklat tua (Christina L, Sri Suhami, 1991).Tersebar di berbagai tempat baik dirumah, dapur, gudang, kebun dan tempat yang lembab, banyak sampah dan sisa makanan. Induk biasanya menyatukan 30-40 butir telur dalam kantung yang kuat (ootheca), ootheca akan dibawa kemana-mana sebelum ditemukan tempat persembunyian. Periplaneta australasiae aktif pada malam hari dan umumnya menghindri cahaya. Beberapa jenis bertindak sebagai hama bahan makanan yang isimpan seperti beras, dan kopra. Sedangkan yag hidup dikebun akan memakan bahan-bahan organik yang telah mati (Pracaya, 1999).

Gambar 3.21 Periplaneta australasiaehttps://www.google.com/search?q=Periplaneta+australasiae

n. Coccus viridis Famili (Coccidae)Menurut Cristina dan Sri (1991), klasifikasi Coccus viridis adalah sebagai berikut:Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Homoptera

Famili

: Coccidae

Genus

: Coccus

Spesies : Coccus viridis

Coccus viridis memiliki bentuk oval , pipih, sedikit cembung dan meiliki panjang sekitar 3-5 mm. Tubuh ditutupi dengan sisik berlapis lilin sehingga nampak mengkilap. Sisik berwarna hijau muda dan berkembang bersama-sama dengan tubuh. Segmennya tubuh tidak begitu jelas atau kabur dan memiliki kaki yang sangat pendek (Christina L, Sri Suhami, 1991).Penyebaran kutu sisik berada di daerah tropik dan sub tropik. Telur diletakkan dibawah tubuh induk, setelah menetas nimpha akan menyebar. Bersifat poliphaga antara lain menyerang pucuk atau bagian yang muda dari tanaman jeruk, teh, kopi dll.

Gambar 3.22 Coccus viridiso. Camponotus compressus (Famili Formicidae)Menurut Cristina dan Sri (1991), klasifikasi Camponotus compressus adalah sebagai berikut :Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insekta

Ordo

: Hymenoptera

Family : Formicidae

Genus

: Camponotus

Species: Camponotus compressus

Semut ini memiliki antena 6-13 ruas dan sangat menyiku, ruas pertama lebih panjang. Ruas pertama abdomen berbentuk seperti tonggol yang tegak dan tidak berambut banyak. Ditemukan hampir disemua tempat baik berasosiasi dengan tanaman ataupun dalam rongga bangunan. Merupakan serangga sosial dengan kasta berbeda :ratu, jantan biasanya bersayap, dan pekerja tanpa sayap. Beberapa bersifat karnivore dan ada pula yang memakan beberapa jenis tanaman (pracaya, 1999).

Gambar 3.23 Camponotus compressus

p. Lalat rumah (Famili Muscidae)Menurut Cristina dan Sri (1991), sistematika Musca domestica adalah sebagai berikut :Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Diptera

Famili

: Muscidae

Genus

: MuscaSpesies : Musca domesticaSel sel 2A pendek dan tidak mencapai tepi sayap, sel R5 tetutup atau hampir tertutup. Bawah permukaan scutellum biasanya tanpa rambut-rambut lurus, umumnya mempunyai lebih dari satu rambut sternopleural. Lalat rumah memiliki proboscis pendekDapat ditemukan di semua tempat, beberapa ada yang bersifat hama, ada yang bertindak sebagai vektor penyakit (Susetya Putra dan Nugroho, 1994).

Gambar 3.25 Musca domesticaq. Family PsychodidaeMenurut Cristina dan Sri (1991), sitematika Family Psychodidae adalah sebagai berikut :Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Diptera

Famili

: Psychodidae

Kelompok famili Psychodidae memilki sayap pendek lebar dan agak meruncing pada pucuknya. Ukuran tubuh sangat kecil, dan berambut banyak, sekilas hamper tampak seperti kupu-kupu.

Gambar 3.26 Famili Psychodidaer. Ekor pegas (ordo Collembola)Menurut Cristina dan Sri (1991), sistematika Ekor pegas adalah sebagai berikut :Filum

: Arthopoda

Kelas

: Insekta

Ordo

: Collembola

Memiliki ciri ruas tubuh nampak mampat dan berlekatan satu sama lain. Tubuh kecil umumnya berwarna hitam, tidk bersayap dan antena terdiri atas 4 ruas. Memilik ekor atau furcula seperti pegas yang dapat digunakan untuk melompat. Ekor pegas sering dijumpai di tanah, serasah daun, tempat lembab. Ekor pegas memiliki peranan penting dalam mengurai serasah dan jarang yang bertindak sebagai hama (Jumar, 2000).3.2.5 Indeks Keanekaragaman Serangga Pada Tanaman Jeruk

Keanekaragaman merupakan suatu keragaman atau perbedaan dalam suatu kelompok. Dalam ekologi, keanekaragaman mengarah ke keanekaragaman spesies.suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies yang sama atau hamper sama. Sebaliknya apabila komunitas iu disusun oleh sangat sedikit spesie dan sedikit spesies yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah (Soegianto, 1994).

Indeks keanekaragaman (H), serangga dapat dihitug dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Weaner. Nilai H bertujuan untuk mengetahui derajat keanekaragaman suatu orgaisme dalam suatu ekosistem. Parameter yang menentukan nlai indeks keanekaragaman (H) pada suatu ekosistem di tentukan oleh jumlah spesies dan kelimpahan relatife jenis pada suatu komunitas (Price, 1975).

Tabel berikut ini menunjukkan Indeks keanekaragaman (H) pada lahan perkebunan jeruk manis varietas jova di Kusuma Agrowisata Batu MalangTabel 3.2 Indeks keanekaragaman serangga pada tanaman Citrus sinensis L. var. jova

di Kusuma Agrowisata Batu MalangNo.Nama SpesiesH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18Maleuterpes dentipes Hell

Chelisoches morio

Prays citri Mill

Bactrocera sp

Diplacodes trivialis

Papilio memnon LHollotrichia helleri Brsk

Scymnus apiciflavus Mots

Scotinophara lurida

Apis mellifera

Pseudococcus citri Risso

Gryllus mitratus

Periplaneta australasiae

Coccus viridis

Camponotus compressus

Musca domestica

Family Psychodidae

Collembola0,282

0,029

0,047

0,185

0,038

0,019

0,034

0,019

0,013

0,0340,107

0,029

0,013

0,264

0,092

0,055

0,350

0,133

Jumlah 1,750

H = indeks keanekaragaman Shannon-WeanerDari hasil analisis Shannon-Wiener dapat diketahui bahwa nilai dari indeks keanekaragaman adalah 1,75 hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman serangga di kebun jeruk manis varietas jova PT.Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu-Malang Jawa Timur termasuk kategori sedang. Perolehan dan kehadiran jenis serangga sangat dipengaruhi oleh penggunaan pestisida yang dilakukan. Flint dan Bosch (1990) mengemukakan bahwa pestisida tidak hanya bersifat merusak biosfer melalui peracunan langsung dan tidak langsung terhadap organisme tetapi juga dapat mempengaruhi kelimpahan khas populasi jenis melalui penyederhanaan jaring-jaring makanan dari hewan pada jenjang tropik yang lebih tinggi, pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Haryono subianto (2007) yang menyatakan Indeks keragaman (H`), jenis seluruh (S), jumlah seluruh (N), kekayaan jenis (R), pada lahan apel organik (non pestisida) lebih tinggi dari pada lahan apel anorganikJika dilihat kehadiran Maleuterpes dentipes Hell dan Coccus viridis lebih dominan daripada kehadiran spesies serangga lainnya hal ini dikarenakan sedikitnya musuh alami atau predator dari hama tersebut akibat banyaknya predator yang mati karena paparan pestisida sehingga populasi serangga herbivore menjadi tidak terkontrol. Price (1995) mengemukakan bahwa predator memainkan peran menonjol dalam aliran energi melalui komunitas, dan merupakan pengatur populasi mangsanya. Dalam komunitas yang keanekaragamannya tinggi, suatu populasi spesies tertentu tidak dapat menjadi dominan. Sebaliknya dalam komunitas yang keanekaragamannya rendah, satu atau dua spesies populasi mungkin dapat menjadi dominan (Oka, 1995) .Dari semua serangga yang ditemukan didapatkan serangga yang berperan sebagai predator adalah Chelisoches morio, Diplacodes trivialis, Scymnus apiciflavus Mots, dan Gryllus mitratu, sedangkan serangga yang bersifat hama adalah Maleuterpes dentipes Hell, Prays citri Mill, Bactrocera Sp, Papilio memnon L, Scotinophara lurida, Pseudococcus citri Risso, Coccus viridi, Drosophila sp, Eurema sp dan Lalat rumah.BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di kebun jeruk manis varietas jova PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu-Malang Jawa Timur ditemukan adanya 18 sepesies serangga. Jenis serangga yang paling banyak ditemukan adalah Maleuterpes dentipes dan spesimen A (lemud) yang jumlahnya 129 ekor dan 427 ekor, sedangkan serangga yang paling sedikit ditemukan adalah Scotinophara lurida dan Periplaneta australasiae yang jumlahnya masing-masing ada dua ekor.

Indeks keanekaragaman (H) serangga di kebun jeruk manis varietas jova PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu-Malang Jawa Timur sebesar 1,75 tergolong dalam keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang

4.2 Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai keanekaragaman serangga di block dan varietas tanaman yang berbeda di PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu-Malang Jawa Timur dengan menggunakan perangkap yang lebih menarik bagi serangga sehingga dapat mengetahui keseluruhan dari keanekaragaman serangga yang ada.DAFTAR PUSTAKAAkhmad Rizali, Damayanti, dan Hermanu T. 2002. Keanekaragaman Serangga Pada Lahan Persawahan Tepian Hutan: Indikator untuk Kesehatan Lingkungan. Jurnal Hayati Vol. 9, No. 2.

Christina L, Sri Suhami S. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta. Penerbit Kanisus.

Ditlin. 2008. Pengenalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu pada Tanaman Jeruk ,http:// ditlin.hortikultura. Diakses tanggal 25 oktober 2013.

Flint, M.L. and R van den Bosch. 1990. Pengendalian Hama Terpadu. Penerjemah Kartini Indah K. dan John Priyadi. Kanisius. Yogyakarta.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. PT Renika Cipta: Jakarta.Krebs, C.J. 1978b. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. New York: Harper and Row Publishers. Kusumo, S. 1986. Apel Cetakan II. Jakarta : CV Yasaguna.

Naim, A. 2009. Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik Dan Anorganik Di Kota Batu-Malang. Skripsi. Malang: Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Malang.

Oka, I. N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gajah mada University Press..

Pracaya. 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pracaya. 2000. Jeruk Manis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Price, P.W., 1997. Insect Ecology. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc. New

York.Purwanto, R. 2004. Program Pengembangan Jeruk Siam di Indonesia. Proseding Seminar Jeruk Sistem Nasional. Jakarta: Pusat penelitian dan Pengembangan Hortikultura.Soegianto, A.1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

Subiyanto, H. 2007. Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Apel Organik dan Anorganik. Skripsi. Malang: Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Malang.Subyanto dan A.Sulthoni. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisus.Susetya Putra, Nugroho. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta. Penerbit Kanisus.

Sutanto, R. 2006. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisisus : Yogyakarta.

Tjahjadi, Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta. Penerbit Kanisus.https://www.google.com/search?q=Apis+melliferahttps://www.google.com/search?q=Chelisoches+moriohttps://www.google.com/search?q= g.%09Holotrichia+hellerihttps://www.google.com/search?q= Maleuterpes+dentipeshttps://www.google.com/search?q=Periplaneta+australasiaehttps://www.google.com/search?q=Prays+citri+Millhttps://www.google.com/search?q=Pseudococcus+citriGambar 3.5 Maleuterpes dentipes https://www.google.com/search?q= Maleuterpes+dentipes

Gambar 3.7 Chelisoches morio

https://www.google.com/search?q=Chelisoches+morio

Gambar 3.9 Prays citri

https://www.google.com/search?q=Prays+citri+Mill

Gambar 3.13 Stadium larva Papilio memnon L

Gambar 3.18 Apis mellifera

https://www.google.com/search?q=Apis+mellifera

Gambar 3.19 Pseudococcus citri

https://www.google.com/search?q=Pseudococcus+citri

Gambar 3.24 Camponotus compressus

Gambar 3.26 Famili Psychodidae

https://www.google.com/search?q=family+chironomidae

1