Upload
hadang
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Sandia National Laboratories is a multimission laboratory managed and operated by National
Technology and Engineering Solutions of Sandia, LLC., a wholly owned subsidiary of Honeywell
International, Inc., for the U.S. Department of Energy's National Nuclear Security Administration
under contract DE-NA-0003525
Keamanan
Fisik dan Transportasi
Andrew W. Nelson, PhD MPH
Istilah dan Definisi
Bahaya – fisik atau sifat bawaan yang berpotensi menyebabkan celaka ke manusia, properti, atau lingkungan.
Peristiwa – suatu kejadian yang berhubungan dengan kinerja peralatan atau tindakan manusia, atau kejadian di luar sistem yang menimbulkan bahaya.
Kecelakaan – peristiwa tidak direncanakan atau rangkaian peristiwa yang menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Frekuensi – jumlah kejadian per satuan waktu di mana peristiwa yang teramati terjadi atau diprediksikan akan terjadi.
Konsekuensi – akibat langsung yang tidak diharapkan dari rangkaian kejadian kecelakaan yang biasanya melibatkan kebakaran, ledakan atau pelepasan bahan berbahaya.
Risiko – gabungan dari frekuensi (peristiwa/tahun) yang diharapkan dan konsekuensi (efek/peristiwa) dari satu kejadian tunggal) dan konsekuensi (pengaruh/peristiwa) dari satu kecelakaan tunggal atau sekelompok kecelakaan
2
Apa itu Keamanan Fisik?
Perlindungan dari ancaman dari dalam dan luar
3
Keamanan Fisik merupakan suatu Sistem
Persyaratan
sesuai
Peraturan
Rintangan
Gerbang
Portal
Tunda
Tim
Tanggap
Tanggapi
Uji
Sistem
Pengujian
Kinerja
Latihan
Keamanan
Evaluasi
Reguler
atas
Kinerja
Sistem
Tentukan
Tujuan
Sistem
Penilaian Risiko
Sistem
Deteksi
Intrusi (IDS)
Pemeriksaan
Alarm
Sistem
Pengendalian
Akses
Desain
Sistem
Deteksi
Komunikasi dan
Display Alarm
Tangkal
Tahan
Cegah
Tentukan Strategi
Sistem Keamanan
Risiko Keamanan = f(konsekuensi, kerentanan, ancaman)
Tentukan Tujuan Sistem
• Manajemen bertanggung-jawab untuk memenuhi • Persyaratan peraturan
internasional, nasional, dan daerah
• Penilaian risiko memberikan desain sistem yang logis
• Manajemen menentukan strategi sistem keamanan:
• Tangkal • Tahan • Cegah
Perlindungan Berjenjang
Area Perlindungan Properti • Aset Berisiko Rendah dan Sangat Rendah
• Halaman • Area akses umum • Gudang
Area Terbatas • Aset Berisiko Menengah
• Sebagian besar laboratorium • Kantor administrasi • Lorong yang menghubungkan Area Terlarang
Area Terlarang • Aset Berisiko Tinggi
• Gudang bahan-bahan kimia • Beberapa laboratorium • Hub jaringan komputer
Area Terlarang Khusus • Aset Berisiko Sangat Tinggi
• Kekayaan intelektual yang sangat berharga • Bahan kimia prekursor khusus
Pertimbangan dalam Mendesain
Sistem Keamanan Fisik
Sistem keamanan fisik harus didesain
dengan teliti untuk memastikan
sistem: • Merupakan alokasi terbaik dari
sumber daya
• Mendukung, bukan berlawanan
dengan, keselamatan
Keamanan fisik merupakan satu
aspek saja dari sistem manajemen
risiko keamanan.
Penilaian Risiko menjadi kuncinya!
Risiko Keamanan = f(konsekuensi, kerentanan, ancaman)
Keamanan Fisik: Pengendalian Akses
Izinkan akses masuk bagi • Orang yang berwenang
Cegah akses masuk dari • Orang yang tidak berwenang
Izinkan akses keluar bagi • Orang yang berwenang
Bisa juga dengan menyediakan
sistem deteksi intrusi (IDS)
8
Komunikasi dan Pemeriksaan Alarm
• Apa yang terjadi jika seseorang masuk ke dalam lab yang dilengkapi dengan deteksi intrusi?
• Sensor akan teraktivasi • Memicu alarm • Seseorang harus memeriksa alarm
• Pilihannya: tidak menghiraukan alarm atau menelepon seseorang untuk memeriksa lab
• Berapa banyak orang yang diperlukan untuk mendukung sistem? • Apakah risiko yang ada memperkuat alasan digunakannya sistem alarm?
Sensor
Teraktivasi
Sinyal
Alarm
Menyala
Alarm
Dilaporkan
Alarm
Diperiksa
Pilihan Tim Tanggap
Satuan petugas keamanan di lokasi • Bisa menjadi deteksi intrusi dan memiliki
peran untuk menilai dan memeriksa alarm
dalam system keamanan fisik yang
menggunakan mesin
• Perimeter patroli dan gedung
• Memanggil dan mengarahkan penegak
hokum lokal
Penegak hukum setempat (polisi) • Memperkuat kekuatan petugas keamanan di
lokasi
Simpulan
Sistem keamanan fisik berbeda-beda sesuai dengan: • Sumber daya
• Pilihan teknologi
• Strategi sistem keamanan • Keamanan fisik lebih substantive untuk menangkal atau menahan
daripada mencegah
• Penilaian Risiko!
Sistem keamanan fisik harus berbasis kinerja • Pilihan teknologi rendah dan lebih tinggi
Harus mempertimbangkan aspek-aspek dan persyaratan unik dari
fasilitas
13
Risiko Keamanan
Transportasi Bahan-Bahan Kimia
Di mana saja risiko keamanan bisa terjadi?
Apa saja masalah terbesarnya?
14
Risiko keamanan
Risiko Keamanan = f(konsekuensi, kerentanan, ancaman)
Untuk risiko keamanan peristiwa yang mengawalinya berupa serangan langsung.
Apa saja faktor yang menurut Anda memengaruhi konsekuensi insiden keselamatan transportasi?
mirip dengan risiko keselamatan
Risiko Keselamatan = f(skenario, konsekuensi, kemungkinan)
15
Risiko Keamanan
Transportasi Bahan-Bahan Kimia Ancaman di dalam pabrik
Pengiriman sabotase
Pelepasan yang disengaja
Pencurian
16
Risiko Keamanan
Transportasi Bahan-Bahan Kimia Ancaman saat Transit
Pembajakan
Pencurian bahan
Sabotase
Serangan pada saluran pipa
17
Manajemen Risiko Transportasi
Karena kerumitan dari banyak rantai pasokan, manajemen risiko transportasi merupakan tanggung jawab bersama
Peran dan tanggung jawab dapat berbeda untuk masing-masing pemangku kepentingan
Kegiatan dan tindakan individu dapat berpengaruh pada risiko pada keseluruhan rantai pasokan bahan kimia
Manufacturing
Recycle
Raw Materials
Distribution
CustomerConsumer
Chemical
Supply Chain
Activities
Manufacturing
Recycle
Raw Materials
Distribution
CustomerConsumer
Chemical
Supply Chain
Activities
Model Manajemen Risiko Transportasi
Manajemen risiko transportasi mengikuti model
manajemen risiko umum
1. Kenali dan prioritaskan bahaya keselamatan dan keamanan
transportasi untuk fasilitas Anda
2. Analisis Risiko: Perkirakan tingkat risiko untuk tiap-tiap
skenario
Risiko = f(skenario, konsekuensi, kemungkinan)
3. Evaluasi Risiko: tentukan tingkat penurunan risiko
4. Penurunan Risiko: Terapkan mitigasi (kendali) untuk
menurunkan risiko hingga ke tingkat yang wajar
Periksa seluruh rantai pasokan bahan kimia.
18
Review Modes and
Quantities Shipped
Select Route or
Movement for Review
Identify Sensitive Areas
Along the Route
Define Scope of TSVA
General Security Review
List Chemicals and
Hazards
Periodic Review /
Threat Information
CCPS (2008). Guidelines for Chemical Transportation Safety, Security, and Risk Management
19
Analisis Kerentanan
20
Pemilihan Kontraktor Transportasi
Apa saja pertimbangan yang penting dalam pemilihan
kontraktor transportasi?
21
Pemilihan Kontraktor Transportasi
Evaluasi riwayat kecelakaan dan rencana keselamatan transportasi
Pelatihan keselamatan personel
Sertifikasi/perizinan
Kondisi peralatan
Pastikan hal-hal berikut ini: Pengemasan yang aman
Dokumentasi pengiriman/bill of lading (konosemen)
Pelabelan/penggunaan plakat
Lembar dokumen data keselamatan
Pemakaian APD untuk penanganan tumpahan
Perangkat (kit) untuk kontenmen tumpahan tersedia selama pengiriman
Informasi Kontak Darurat tersedia selama pengiriman
22
Penurunan Risiko
Tingkatkan kemungkinan penundaan
suatu serangan Kargo diamankan ke kendaraan
Hentikan pergerakan kendaraan
Bahan berbahaya di dalam brangkas
Kunci, penghalang, belitan
23
Menyeimbangkan Keamanan Transportasi
dengan Keselamatan
Permasalahan Keselamatan Keamanan
Plakat Informasi komoditas yang
diperlukan oleh tim tanggap
darurat untuk bereaksi
dengan benar untuk
menangani kecelakaan dan
meminimalkan dampaknya.
Informasi komoditas
mungkin dapat digunakan
oleh teroris untuk mengincar
bahan-bahan kimia tertentu.
Pengubahan rute Dapat berakibat pada
terjadinya lebih banyak
kecelakaan jika lebih banyak
transit atau infrastruktur
sepanjang rute alternatif
mungkin tidak terlalu
terpelihara atau memiliki
fitur yang tidak diharapkan
(perempatan tanpa control,
tidak ada bahu jalan, dll.)
Meniadakan pengiriman
yang berdekatan dengan
lokasi tertentu (mungkin
wilayah dengan penduduk
padat atau wilayah kritis)
secara tidak sengaja dapat
mentransfer risiko dari satu
komunitas ke komunitas
lainnya.
CCPS (2008). Guidelines for Chemical Transportation Safety, Security, and Risk Management
24
Sumber Acuan
Referensi
25
• Transport Canada Emergency Response Guidebook 2016
• http://wwwapps.tc.gc.ca/saf-sec-sur/3/erg-gmu/erg/ergmenu.aspx
• UN Model Regulations
• http://www.unece.org/trans/danger/publi/unrec/12_e.html
• International Maritime Organization (IMDG Code)
• http://www.imdgsupport.com
• International Air Transport Association (IATA)
• http://www.iata.org/publications/dgr/Pages/index.aspx
• Guidelines for Chemical Transportation Safety, Security, and Risk
Management, 2nd Edition
• https://www.aiche.org/ccps/publications/books/guidelines-chemical-
transportation-safety-security-and-risk-management-2nd
Pengantar
Security Vulnerability
Assessments (SVA)
Dr. Bruce Berry
Sandia National Laboratories is a multimission laboratory managed and operated by National Technology and
Engineering Solutions of Sandia, LLC., a wholly owned subsidiary of Honeywell International, Inc., for the U.S.
Department of Energy's National Nuclear Security Administration under contract DE-NA-0003525.
SAND 2017-10125 PE
Definisi
Apa itu SVA?
Suatu proses untuk menetapkan, mengidentifikasi, dan
mengklasifikasikan celah-celah keamanan (kerentanan) dalam suatu
komputer, fasilitas, atau proses (misalnya, jejaring distribusi bahan
kimia). Selain itu, analisis kerentanan juga dapat memperkirakan
efektivitas tindakan pencegahan yang diajukan, serta mengevaluasi
efektivitas sesungguhnya dari tindakan tersebut setelah tindakan
diterapkan.
Risiko Keamanan = f(konsekuensi, kemungkinan)
Kemungkinan berdasarkan pada kerentanan dan
ancaman
Penilaian Kerentanan Keamanan Bahan Kimia:
Ikhtisar Proses
3
1. Mengevaluasi Potensi
Ancaman
2. Karakterisasi Fasilitas
3. Mengarakterisasi Risiko
Keamanan
4. Risiko Dapat Diterima?
Ya Tidak
Melanjutkan dengan pekerjaan dan
6. Menindaklanjuti dengan pengulangan berkala langkah 1-5
5. Menerapkan Tindakan
Keamanan Tambahan
Penilaian Kerentanan Keamanan Bahan Kimia:
Ikhtisar Proses
4
1. Mengevaluasi Potensi Ancaman
2. Karakterisasi Fasilitas
3. Mengarakterisasi Risiko
Keamanan
4. Risiko Dapat Diterima?
Ya Tidak
Melanjutkan dengan pekerjaan dan
6. Menindaklanjuti dengan pengulangan berkala langkah 1-5
5. Menerapkan Tindakan
Keamanan Tambahan
Mengevaluasi Potensi Ancaman
• Identifikasikan dan dokumentasikan target potensial (atau aset) • Prioritisasi risiko bahan kimia
• Apa saja yang ada? • Berada di mana? • Dan dalam bentuk apa?
• Apa saja target potensial lainnya yang ada? • Pertimbangkan peralatan, properti, informasi, dll,
• Di mana saja ancamannya?
• Identifikasikan ancaman potensial berdasarkan pada maksud • Contoh
• orang tanpa wewenang (orang luar): • mencuri bahan kimia untuk digunakan dalam kejahatan • mencuri bahan kimia demi keuntungan pribadi • mencuri peralatan • mencuri kekayaan intelektual (informasi)
• orang dengan wewenang (orang dalam): • mencuri bahan kimia untuk digunakan dalam kejahatan • mencuri atau menghancurkan bahan kimia demi keuntungan pribadi • mencuri peralatan • Mencuri kekayaan intelektual institusi (dalam bentuk informasi) atau
informasi rahasia
Orang Dalam, Orang Luar atau Keduanya?
• Siapa yang memiliki akses? Ke mana saja mereka bisa mengakses?
• Bagaimana latar belakang mereka diperiksa?
• Bagaimana akses dikelola? Apakah akses dikelola?
• Apakah ada prosedur untuk pengunjung?
• Apakah tata kelola tindakan pengendalian untuk akses masuk (kunci, kontrol kunci, satu akses masuk, kontrol sirkulasi, dll.) dipraktikkan?
Penilaian Kerentanan Keamanan Bahan Kimia:
Ikhtisar Proses
7
1. Mengevaluasi Potensi Ancaman
2. Karakterisasi Fasilitas
3. Mengarakterisasikan Risiko Keamanan
4. Risiko Dapat Diterima?
Ya Tidak
Melanjutkan dengan pekerjaan dan
6. Menindaklanjuti dengan pengulangan berkala langkah 1-5
5. Menerapkan Tindakan
Keamanan Tambahan
Lokasi Target
• Identifikasi lokasi tiap-tiap target (atau aset)
• Bahan Kimia
• Peralatan
• Informasi
• Elektronik
• Dokumen Cetak
• Peralatan
• Lainnya
• Identifikasi perlindungan fisik untuk lokasi-lokasi tersebut
• Deteksi
• Penunda
• Respons
• Kendali akses
Temukan jalurnya
• Identifikasi rute atau jalur menuju target
• Rute biasa
• Pintu belakang atau rute lain yang jarang
digunakan
• Rute yang tidak biasa (jendela, ventilasi, celah
atap, melalui peralatan, dll.)
Untuk tiap-tiap jalur
• Deteksi?
• Tunda?
Di mana di sepanjang jalur? Hanya di perimeter? Hanya internal?
Di mana-mana?
Apakah terdapat jalur tanpa deteksi atau penunda?
• Respons?
• Apa responsnya?
• Siapa?
• Caranya?
• Berapa lama sampai di lokasi?
• Apa yang mereka bisa lakukan? (perintah penjaga)
• Bagaimana mereka dilatih?
Penilaian Kerentanan Keamanan Bahan Kimia:
Ikhtisar Proses
11
1. Mengevaluasi Potensi Ancaman
2. Karakterisasi Fasilitas
3. Mengarakterisasi Risiko
Keamanan
4. Risiko Dapat Diterima?
Ya Tidak
Melanjutkan dengan pekerjaan dan
6. Menindaklanjuti dengan pengulangan berkala langkah 1-5
5. Menerapkan Tindakan
Kemanan Tambahan
Tujuan
Pastikan informasinya
Pastikan bahayanya
Pastikan konsekuensinya
Identifikasikan jalur lainnya termasuk yang tidak terduga
Periksa fasilitas siang dan malam (jam kerja dan setelah jam kerja)
Pastikan Pengaturan Waktu
Kapan Deteksi terjadi?
Apa Penundanya?
Kapan dan Bagaimana Responsnya?
Waktu Musuh vs. Waktu Respons
Waktu
Deteksi
Mulai
Tindakan
Tugas
Selesai
Waktu
Waktu Tugas Musuh
C T
Alarm
T 0
Ala
rm M
en
ila
i
A T
Waktu
Tim Respons
Mu
su
h
Te
rin
teru
psi
T I
Waktu Respons Sistem
Penunda Sistem Setelah Deteksi
sensor
Sisa waktu setelah
interupsi
Karakterisasi Kerentanan Keamanan
Prioritasikan semua skenario yang ditentukan untuk karakterisasi
fasilitas yang lebih mudah
Contohnya:
1. Pencurian bahan kimia yang dilakukan orang dalam
2. Pencurian bahan kimia yang dilakukan orang luar
3. Pengrusakan peralatan yang dilakukan oleh orang luar
Karakterisasi Kerentanan Keamanan
• Untuk tiap-tiap target dan ancaman potensial, buatlah kerangka
skenario
• Contoh:
• Target: Sodium sianida
• Ancaman: Orang dengan wewenang yang mencuri untuk digunakan
dalam kejahatan
• Skenario:
• Orang dalam mengubah informasi dalam daftar inventaris,
mengambil botol Sodium Sianida dan meninggalkan fasilitas
• Target: Sodium sianida
• Ancaman: Orang tanpa wewenang yang mencuri untuk digunakan
dalam kejahatan
• Skenario:
• Orang luar memboboll masuk ke dalam fasilitas setelah jam kerja
untuk mengambil sodium sianida
Contoh
Tempat penyimpanan bahan kimia di kampus menyimpan beberapa botol sodium
sianida. Gedung dikelilingi oleh pagar dan tidak ada sistem alarm. Selama hari kerja,
gerbang menuju gedung jurusan diamankan oleh penjaga keamanan. Tidak ada
pemeriksaan tanda pengenal saat personil masuk ke dalam fasilitas. Gerbang tidak
dijaga pada akhir pekan. Sodium sianida disimpan di lab terpisah yang disimpan dalam
jumlah siap pakai di sebelah tempat penyimpanan bahan kimia. Lab dan tempat
penyimpanan bahan kimia tidak dipasangi alarm. Lab dan tempat penyimpanan
dikunci setelah jam kerja.
Lokasi tempat penyimpanan bahan kimia berada di area fasilitas yang berpenduduk
padat. Laporan berita baru-baru ini melaporkan adanya orang yang membobol fasilitas
yang mirip dengan fasilitas Anda dan mencuru bahan kimia.
Sodium Cyanide
Penilaian Kerentanan Keamanan Security Vulnerability Assessment (SVA)
SVA bertujuan untuk mengidentifikasikan celah atau kerentanan dalam
keamanan fasilitas yang memungkinkan terjadinya masing-masing
skenario yang telah ditetapkan sebelumnya
Pertimbangkan semua aspek keamanan
Dan berpikirlah seperti penjahat
Penilaian Kerentanan Keamanan Bahan Kimia:
Ikhtisar Proses
19
1. Mengevaluasi Potensi Ancaman
2. Karakterisasi Fasilitas
3. Mengarakterisasi Risiko Keamanan
4. Risiko Bisa Diterima?
Ya Tidak
Melanjutkan dengan pekerjaan dan
6. Menindaklanjuti dengan pengulangan berkala langkah 1-5
5. Menerapkan Tindakan
Keamanan Tambahan
Alat Penilaian Kerentanan Keamanan Kimia
& Praktik Terbaik
Fatma Lestari, Meily L. Kurniawidjaja & Budi Hartono
Unit Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L)
Universitas Indonesia
Webinar Kesadaran Keamanan Kimia untuk Indonesia
Chemical Security Awareness Webinars for Indonesia
26 Oktober 2017
Prof. Dra. Fatma Lestari, MSi, PhD • Kepala Unit Pelaksana Teknis
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), Universitas Indonesia
• Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia
Alamat: Gedung ILRC (Integrated Laboratory Research Centre) Lantai 2. Universitas
Indonesia, Kampus UI Depok. Email: [email protected]; [email protected].
• 2014 Professorship in Safety
• 2006 PhD Safety Science (AusAid funded Scholarship) School of Risk & Safety Science,
University of New South Wales (UNSW), Sydney 2052, Australia.
• 1997 MSc Chemistry, FMIPA UI
• 1993 Bachelor of Science – Chemistry, FMIPA UI
Pengantar
Kerangka
• Universitas Indonesia
• Prodil K3L UI
• Latar Belakang
• Alat Penilaian Kesehatan,
Keselamatan & Keamanan Kimia
• Praktik Terbaik Kesehatan,
Keselamatan & Keamanan Kimia
Journal of Chemical Health & Safety, Vol. 23,
Issue 4, July-August 2016, p. 38-43.
Profil Universitas Indonesia
Didirikan pada 1849 – Kampus UI Salemba
Kampus UI Depok - 1987
Profil Universitas Indonesia (UI)
2 kampus
Universitas Indonesia Kampus Depok
6 danau yang indah di kampus – KAMPUS (Kenanga,
Agathis, Mahoni, Puspa, Ulin & Salam)
Jumah Mahasiswa/i: ~ 50.000 Total Wilayah: 320 hektar
Kampus Aman, Sehat & Hijau
Mahasiswa/i: ~50.000
Rumpun Ilmu Kesehatan
• Fakultas Kesehatan Masyarakat
•Fakultas Kedokteran
• Fakultas Kedokteran Gigi
• Fakultas Keperawatan
• Fakultas Farmasi
Rumpun Sains & Teknologi
•Fakultas Teknik
•Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
•Fakultas Ilmu Komputer
Rumpun
Ilmu Sosial & Humaniora
•Fakultas Ekonomi & Bisnis
•Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
•Fakultas Hukum
•Fakultas Psikologi
•Fakultas Ilmu Sosial & Politik
Staf : ~3348 Dosen: ~4237
Kampus UI
Sumber data: Presentasi Membangun UI menuju Unggulan
Asia oleh Kepala BP3U (2015)
• Laboratorium ~ 214 Lab
• Pusat Riset ~ 50 pusat
• Gedung ~ 200 gedung
Aktivitas & Bahaya terkait di UI
• Laboratorium
• Kimia
• Bahaya Biologis
• Bahaya Mekanis
• Bahaya Psikologis
• Bahaya Ergonomis
• Pendidikan, Akademis, Riset
• Praktik untuk Mahasiswa
• Lokakarya
• Riset atas Manusia, Mikroorganisme, Tumbuhan & Hewan
• Riset Nanopartikel
• Kerja Lapangan
• Rumah Sakit Pendidikan
• Pembangunan
• Kebakaran
• Transportasi (kereta, mobil, sepeda motor, sepeda, berjalan kaki, bus)
Orang-Orang yang Berisiko di UI
• Mahasiswa/i, Dosen, Anggota Fakultas
• Staf (Administrasi, Lab, staf pendukung)
• Pengunjung, Tamu Kehormatan
• Kontraktor
UPT Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) UI
PROFIL K3L UI
Visi & Misi UPT K3L
VISI • Menciptakan Kampus yang Aman, Sehat & Hijau
MISI
• Melindungi nyawa manusia, mencegah cedera & insiden, melindungi lingkungan dan membangun budaya K3L
Struktur Organisasi UPT K3L UI
Kepala UPT K3L
Manajemen K3
Keselamatan Jalan
Kesehatan Kerja
Pengembangan
K3L
CSHEMS (Contractor Safety, Health & Environmental Management System)
Kantin K3L
Manajemen Lingkungan
Laboratorium OSHEMS
Hutan Kota UI
Tiga Manajemen Risiko
Konservasi Air, Hewan & Hutan
Manajemen Kedaruratan
Kebakaran
Kedaruratan Medis
Water Rescue
High Angle Vertical Rescue
Laboratory Chemical
Emergency
Administrasi, Keuangan,
Humas, Pengadaan & SDM
Staf K3L UI:
40 staf
Anggota
Fakultas K3L
& Petugas
Lab: 50
OSHEMS UI OSHE UI (UPT K3L UI)
Komisi K3L UI
UI OSHE Officer
Anggota Fakultas K3L Panitia Pembina K3L Fakultas (Dosen)
Petugas K3L Fakultas (Tenaga Kependidikan)
Volunteer (Mahasiswa)
Jurusan K3L & Laboratorium Pembina Jurusan K3L & Lab (Dosen)
Petugas K3L Lab
Sukarelawan (Mahasiswa)
Kolaborasi Internasional
• NUS (National Univ Singapore)
• University of Maryland
• Georgetown University
• Stony Brook University
• Singapore Botanical Garden
• APRU – Emergency Management
Workshop at Tohoku Univ
Stony Brook University - 2013 Georgetown University - 2011 University of Maryland - 2011
NUS (National Univ Singapore) – 2008,
2009, 2014, 2015
APRU – Emergency
Management Workshop
2016
Unit Pelaksana Teknis (UPT) K3L UI
Latar Belakang
• Masalah Kesehatan terkait dengan Bahan Kimia
• Kecelakaan saat Menangani Bahan Kimia di Kampus
• Insiden Keamanan yang Melibatkan Bahan Kimia
Latar Belakang
• Banyak kecelakaan yang melibatkan bahan kimia yang
terjadi di laboratorium termasuk kebakaran, tumpahan
bahan kimia beracun, kebocoran bahan kimia
berbahaya, kecelakaan fatal & efek yang tidak
diharapkan pada kesehatan yang melibatkan
penggunaan bahan-bahan berbahaya.
• Keamanan & keselamatan bahan kimia di laboratorium
menjadi hal yang penting di Universitas Indonesia.
Kecelakaan Kimia di Kampus
Pada 7 Jan 2010, seorang mahasiswa S2 di
Texas Tech University (TTU), Preston
Brown bersama mahasiswa lainnya
bekerja di laboratorium untuk mensintesis
dan mengarakterisasi bahan aktif,
kemungkinan besar nickel hydrazine
perchlorate. Meskipun sudah diberi
peringatan oleh dosen pembimbing
mereka, Louisa J. Hope-Weeks, agar tidak
membuat lebih dari 100 mg dari bahan
kimia tersebut, kedua mahasiswa
mensintesis 10 g.
Kecelakaan Kimia di Kampus
Kebakaran Mematikan di Lab UCLA
Menyisakan Teka-teki
Pada 1 Maret 2009, Molecular Sciences Building di UCLA
ditutup saat masa liburan pada 29 Des ketika asisten
penelitian Sheri Sangji melakukan eksperimen kimia
organik. Dia baru bekerja selama tiga bulan di lab ini.
Lulusan Pomona berusia 23 tahun ini menggunakan
spuit plastik untuk mengekstraksi sedikit t-butyl lithium
– senyawa kimia yang langsung terbakar jika terpapar
udara. Ketika dia mengambil cairan dengan spuit, spuit
terbelah di tangannya, memuntahkan bahan kimia yang
membakar, menurut laporan kecelakaa UCLA. Api
menjalar membakar pakaiannya dan menyebar dan
mengakibatkan luka bakar tingakt dua dan tiga di lebih
dari 43% tubuhnya. Setelah delapan belas hari yang
menyakitkan, Sangji meninggal di unit penanganan luka
bakar di RS. “Kejadian ini sungguh mengerikan," ujar
kakak kandung Sheri, Naveen, 26, mahasiswi kedokteran
di Harvard. "Sheri tidak sedang berpetualang melakukan
hal konyol. Dia sedang bekerja di lab di satu dari
universitas-universitas terbesar di dunia. Dia menderita
cedera yang mengerikan namun kami masih belum
mengetahui bagaimana kejadiannya atau mengapa
tidak dicegah."
Kecelakaan Kimia di Kampus
• Pada 28 Juni 2010, sebuah ledakan yang disebabkan
oleh tabung gas di lab penelitian biokimia di
University of Missouri mencederai empat peneliti
dan menghancurkan laboratorium.
Kecelakaan Lainnya di Kampus
Seorang mahasiswa ilmu pasti tingkat akhir di Yale University tewas setelah rambutnya tersangkut di
sebuah mesin dalam suatu kecelakaan menyeramkan di laboratorium kampus. Michele Dufault, 22,
meninggal ketika sedang menggunakan mesin bubut di ruang mesin untuk mahasiswa di Sterling
Chemistry Laboratory di New Haven, Connecticut. Dufault, yang digambarkan sebagai siswa cemerlang , merupakan mahasiswi jurusan astronomi dan fisika dari Massachusetts dan merupakan anggota Yale
Precision Marching Band. Tragedi ini terjadi saat dia sedang mengerjakan proyek di ruang bawah tanah di
laboratorium di mana mahasiswa dan staf membuat atau memodifikasi alat riset. Sepertinya rambut
Michele tersangkut di motor penggerak mesin dan menariknya ke arah mesin. Menurut keterangan dari
kantor pemeriksa kesehatan Connecticut, Michele meninggal karena gangguan gerakan pernapasan yang
diakibatkan oleh leher yang terjepit. Seorang pegawai di kantor Pemadam Kebakaran New Haven
mengatakan bahwa Damkar melakukan tanggap darurat di lab pada jam 2.33 pagi ini setelah beberapa
mahasiswa terkejut saat menemukan Michele yang jatuh terseret di mesin bubut.
Apa pentingnya Keamanan Kimia
di Indonesia?
Alat Penilaian Kerentanan
Kesehatan, Keselamatan & Keamanan Kimia
• Tujuan & Cakupan Penelitian
• Alat & Metodologi
Tujuan & Cakupan Penelitian
• Riset ini menyelidiki penerapan Program
Kesehatan, Keselamatan & Keamanan Kimia di
laboratorium-laboratorium fakultas-fakultas
ilmu kesehatan di Universitas Indonesia.
• Inspeksi dan observasi dilakukan di lima puluh
satu (51) laboratorium yang menggunakan
bahan kimia di lingkungan fakultas-fakultas
ilmu kesehatan di UI.
SECURITY VULNERABILITY CHECKLIST FOR ACADEMIC
AND SMALL CHEMICAL LABORATORY FACILITIES
Prepared by the American Chemical Society, Committee on Chemical Safety, Safe Practices Subcommittee
Introduction
facility’s
““ ”
Alat & Metodologi Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang digunakan dalam
daftar centang Kesehatan, Keselamatan & Keamanan Kimia
(Chemical Health, Safety & Security Checklist) yang dibuat
berdasarkan beberapa referensi, termasuk:
• American Chemical Society Safety Audit/Inspection Manual
(Panduan Audit/Pemeriksaan Keselamatan ACS)
• American Chemical Society Security Vulnerability Checklist for
Academic & Small Chemical Laboratory Facilities (Daftar Centang
Kerentanan Keamanan ACS untuk Fasilitas Laboratorium Kimia
Akademis & Kecil)
• Prosedur Universitas Indonesia (UI) untuk pemeriksaan
keselamatan, kesehatan dan keamanan laboratorium
Metodologi
4 Aspek yang Dinilai
• Kesehatan Kimia: penilaian risiko kimia, kebersihan kimia, fasilitas sanitasi, emergency safety showers & pembilas mata, pengawasan kesehatan, tata graha/tertib lingkungan
• Keselamatan Kimia: pencegahan & perlindungan dari kebakaran, penyimpanan cairan yang mudah terbakar, bahaya listrik, gas bertekanan dan gas cair, APD (Alat Perlindungan Diri)
• Keamanan Kimia: membuat keamanan, kendali akses, pintu & jendela
• Pengelolaan Limbah: pemisahan limbah, pengolahan limbah & pengurangan limbah
Praktik Terbaik
Kesehatan, Keselamatan & Keamanan Kimia
• Hasil Penelitian
• Praktik Terbaik
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Praktik Terbaik
Simpulan
• Pemeriksaan survei baseline kesehatan, keselamatan dan keamanan kimia telah dilaksananan di 51 lab di laboratorium-laboratorium fakultas-fakultas kesehatan Universitas Indonesia.
• Hasil menunjukkan bahwa 4% dari laboratorium-laboratorium ini memiliki nilai di atas 70 yang berarti bahwa mereka telah menerapkan standar universitas yang sangat baik untuk keselamatan, kesehatan dan keamanan kimia kimia di laboratorium.
• 33% dari laboratorium mematuhi standar Universitas antara 50–70% (implementasi baik)
Ucapan Terima Kasih
• Riset ini dilakukan di bawah International Research Grant Universitas Indonesia, 2010/I/10061 Matching Fund.
• Publikasi ini juga didasarkan pada kerja yang didukung oleh dana dari Civilian Research & Development Foundation (CRDF Global) A.S, Grant No. CSP 22052 untuk Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium dan Industri dengan pendanaan dari United States Department of State (Kemenlu A.S)
Referensi
• Journal of Chemical Health & Safety, Vol. 23, Issue 4, July-August 2016, p. 38-43.
• Belli, S.; Combo, P.; De Santis, M.; Grignoli, M.; Sasco, A. J. Scand J Work Environ Health, 1992, 18, 64. Boxer, P. A.; Burnett, C. M.; Swanson, N. J Occup Environ Med, 1995, 37. Dement, J. M.; Cromer, J. R. Appl Occup Environ Hyg, 1992, 7, 120. Walrath, J.; Li, F. P.; Hoar, S. K.; Mead, M. W.; Fraumeni, J. F. Am J Public Health, 1985, 75.
• NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health). A cohort mortality study of chemical laboratory workers at Department of Energy Nu- clear Plants. 2008. (Published online) http://www.cdc.gov/niosh/oerp/pdfs/ OERP-INFO-a.pdf.
• UCSC. University of California Santa Cruz fire. 2002. (published online) http://ehs.ucsc.edu/emergency/pubs/ sinshfire2.htm.
Referensi
• Safety in Academic Chemistry Laboratories. 7th ed. Accident prevention for college and university students, vol. 1, : 7th ed..: American Chemical Society: Washington, DC, 2003,, http://portal. acs.org/portal/Navigate?nodeid=2230.
• American Chemical Society (ACS) (Ed.). Safety audit/inspection manual. American Chemical Society: Washington, DC, 2000, http://portal.acs.org/ portal/Navigate?nodeid=2230.
• Security Vulnerability Checklist for Academic and Small Chemical Labora- tory Facilities; American Chemical So- ciety (ACS), Ed. http://portal.acs.org/ preview/PublicWebSite/about/governance/ committees/chemicalsafety/publications/ WPCP_012339.
• Chemical Laboratory Safety and Se- curity. In Lisa, M.; Masciangioli, T. (Eds.), A guide to prudent chemical management. The National Academies Press, 2010, http://www.qitepscience. org/resources/Chemica.pdf.
• Barbara, L. F. Chem Health Saf, 2004, 11, 6.
• DeWinkle, G. M.; Rosbach, M. L. Chem Health Saf, 2000, 7, 26.
OCCUPATIONAL SAFETY, HEALTH &
ENVIRONMENTAL (OSHE) UNIT
UPT KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA &
LINGKUNGAN (UPT K3L)
UNIVERSITAS INDONESIA
ILRC Building 2nd floor, Campus UI Depok
HP : 021-29120932
Website : http://k3l.ui.ac.id
Email : [email protected]
Twitter : @K3LUI
Unit Pelaksana Teknis (UPT) K3L UI
Sandia National Laboratories is a multimission laboratory managed and operated by National
Technology and Engineering Solutions of Sandia, LLC., a wholly owned subsidiary of Honeywell
International, Inc., for the U.S. Department of Energy's National Nuclear Security Administration
under contract DE-NA-0003525
MEMUPUK BUDAYA KESELAMATAN
DAN KEAMANAN BAHAN KIMIA
Andrew W. Nelson, PhD MPH
2
Kerangka
• Paparan
• Pelatihan Keselamatan dan Keamanan
• Rapat Keselamatan dan Keamanan
• Petugas Keselamatan dan Keamanan
• Dukungan Manajemen
• Publikasi
• Daftar Centang
Paparan
• 5 menit di luar tentang keselamatan dan keamanan
3
4
Pelatihan Keselamatan dan Keamanan
• Pelatihan online atau di kelas
• Khusus tentang risiko dan tanggung jawab • Mahasiswa S-1 • Mahasiswa S-2 dan S-3 • Dosen • Dll.
• Diwajibkan sebelum memulai tugas/pekerjaan APA PUN di laboratorium
5
Rapat tentang Keselamatan dan Keamanan
• Memberikan waktu
khusus untuk
membahas masalah
keselamatan dan
keamanan
• 5 menit pada awal
rapat
jurusan/laboratorium
6
Petugas Keselamatan dan Keamanan
• Menunjuk seseorang
untuk bertanggung
jawab pada semua
tingkatan organisasi
• Laboratorium
• Jurusan
• Universitas
• Institusi
7
Dukungan Manajemen
• Tidak ada hukuman bagi mereka yang mengutarakan permasalahan
keselamatan dan keamanan
• Siapa saja bisa menghentikan prosedur lab
• Memasukkan tujuan-tujuan keselamatan dan keamanan ke dalam
tinjauan kinerja
8
Publikasi dan Masyarakat Profesional
• Masyarakat
profesional memiliki
pengaruh penting
terhadap masa depan
kultur kimia
• The American
Chemical Society
(ACS) kini mewajibkan
masalah keselamatan
untuk dijelaskan
secara terperinci
dalam publikasi
https://www.acs.org/content/acs/en/about/governance/committees/chemicalsafety/safetypractices.html
https://www.acs.org/content/dam/acsorg/about/governance/committees/chemicalsafety/
academic-safety-culture-report-final-v2.pdf
9
Daftar Centang
• Industri Penerbangan
• Obat-obatan
• Mengapa bukan Kimia?
https://www.newyorker.com/magazine/2007/12/10/the-checklist https://ehs.mit.edu/site/about-ehs/ehs-ms/inspections-level-i-level-ii
10
Terima kasih!
Ada Pertanyaan?
Andrew W. Nelson, PhD, MPH
Sandia National Laboratories
PEMBUDAYAAN K3L UNIVERSITAS
(LABORATORIUM)
1
Yuni Kusminanti, SKM, MSi Occupational Safety & Health Coordinator
Health, Safety & Environment Office,
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Apa itu Budaya K3L ?
Aspek-aspek Cerminan
Budaya K3L & Manfaat
Penerapan Budaya K3L di
Universitas
(laboratorium)
Budaya K3L yg lemah
& Budaya K3L yg Kuat
Elemen Budaya K3L di
Laboratorium
Upaya Penguatan
Budaya K3L di
Universitas
(Laboratorium)
Peranan Pimpinan &
Semua Pihak Dalam
Pembudayaan K3L di
Laboratorium
Apa itu Budaya K3L
3 Strategic Safety Culture Road Map, Cooper, D & Lucas Finley, US, 2013
What people feel
What people do
Organization
Guidelines
PERSONAL
SISTEM PERILAKU
CONTEXT
Budaya K3L di Suatu Organisasi
Tercermin Dalam 3 Aspek
4
ASPEK PERSONAL ASPEK PERILAKU ASPEK SISTEM
How people feel
(Apa yang pekerja rasakan)
What people do
(Apa yang pekerja lakukan)
What the organization has (Apa yang perusahaan miliki)
• Nilai pada individu
• Nilai pada kelompok
• Belief dan nilai HSE
• Persepsi terhadap HSE
• Aktivitas kerja terkait
HSE
• Implementasi
kepemimpinan
• Kebijakan
• Prosedur
• Peraturan
• Struktur Organisasi
• Sistem Manajemen
Hati & Pikiran Kegiatan sehari-hari Safety Guidelines
Strategic Safety Culture Road Map, Cooper, D & Lucas Finley, US, 2013
Budaya K3L di Universitas
(Laboratorium) adalah
cara berpikir, sikap dan perilaku kerja sehari-hari dari
seluruh civitas di kampus (pimpinan, dosen, periset,
pegawai, mahasiswa, vendor dan civitas kampus
lainnya) yang sudah mencerminkan aspek K3L
Creating Safety Cultures in Academic Institutions : A Report of the Safety Culture Task Force of the ACS
Committee on Chemical Safety, 1st edition, A Publication of the American Chemical Society ACS Joint
Board/Council Committee on Chemical Safety, American Chemical Society Washington, DC , USA, 2012
Budaya K3L Memberikan Dampak Positif bagi Universitas
(Laboratorium), yaitu
• Meningkatkan implementasi K3L di universitas & laboratorium
seperti pelaksanaan SMK3L & prosedur yang lebih baik.
• Upaya pencegahan insiden menjadi lebih efektif, karena aspek
perilaku sudah lebih baik. Pada akhirnya dapat menurunkan angka
insiden dan mengurangi kerugian bagi universitas (laboratorium).
• Meningkatkan reputasi universitas (laboratorium) bahkan fakultas
& universitas, menjadi role model dalam implementasi K3L.
• Menghasilkan lulusan yg telah memiliki kesadaran tinggi akan
pentingnya K3L, menjadi nilai tambah ketika bekerja
7
1. Komitmen dan Kepemimpinan di seluruh tingkatan yg lemah terhadap K3L;
2. Kegagalan dalam menetapkan kewenangan K3L pada masing-masing pihak di universitas (laboratorium), mulai dari pimpinan, pengawas, karyawan dan pekerja;
3. Kurangnya perhatian dari seluruh pihak (waktu & sumber saya yg diluangkan) terhadap K3L;
4. Penerapan SMK3L yg kurang efektif;
5. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa terhadap K3L masih kurang masih fokus hanya pd petugas K3L saja;
Pola Pikir & Kebiasaan-kebiasaan yg Menggambarkan
Budaya K3L yang Lemah
8
6. Kurangnya upaya untuk mengevaluasi pengetahuan dan ketrampilan K3L pd mahasiswa baik yg melalui tes dan atau observasi;
7. Kurangnya upaya untuk membangun dan mempertahankan kesadaran, partisipasi dan keterlibatan terhadap K3L yg kuat;
8. Kurangnya upaya pembelajaran dari insiden-insiden yg dterjadi
9. Kruangnya kolaborasi & kerjasama antar pihak di universitas (laboratorium, fakultas, departemen, dll) terhadap pelaksanaan program-program K3L dan atau isu-isu K3L.
Pola Pikir & Kebiasaan-kebiasaan yg Menggambarkan
Budaya K3L yang Lemah
1. Pimpinan menunjukan komitmen dan perilaku yg kuat terhadap
K3L
2. Masalah/kendala K3L diidentifikasi dan dikoreksi
3. Seluruh individu bertanggung jawab dan berwenang terhadap
K3L
4. Proses perencanaan – pelaksanaan – monitoring & evaluasi
serta peningkatan berkelanjutan K3L berjalan secara efektif
5. Fokus K3L tidak hanya pada memberikan hukuman terhadap
pelangaran namun juga penghargaan terhadap prestasi K3L
6. Komunikasi K3L berjalan secara efektif
7. Perhatian yg kuat terhadap perilaku dan lingkungan kerja
Budaya K3L yg Kuat
Elemen Budaya K3L di Laboratorium
Creating Safety Cultures in Academic Institutions : A Report of the Safety Culture Task Force of the ACS Committee on
Chemical Safety, 1st edition, A Publication of the American Chemical Society ACS Joint Board/Council Committee on
Chemical Safety, American Chemical Society Washington, DC , USA, 2012
Kepemimpinan & penerapan sistem manajemen K3L di universitas, fakultas & laboratorium
Edukasi K3L secara terus menerus dan berkesinambungan
Sikap dan kesadaran semua pihak terhadap K3L serta penerapan peraturan/standar K3L
Pembelajaran dari insiden yang pernah terjadi
Interaksi kolaborasi dengan semua pihak dalam membangun budaya K3L
Promosi & Komunkasi K3L yg Efektif
Dukungan Sumber Daya terhadap Implementasi K3L
UPAYA PENGUATAN BUDAYA K3L
DI UNIVERSITAS (LABORATORIUM)
1. Membangun komitmen, menentukan pimpinan, unit dan tim untuk memulai
proses implementasi K3L di universitas,
2. Membentuk komite K3L yg melibatkan pimpinan, pegawai, dosesn, periset
dan mahasiswa di universitas
3. Melakukan dialog untuk menyampaikan visi, misi tujuan penerapan K3L di
kampus
4. Menyusun pedoman SMK3L dan prosedur-prosedurnya
5. Menentukan tanggung jawab setiap pimpinan dan pihak terhadap K3L
6. Membangun sistem komunikasi K3L
7. Membangun & menerapkan sistem pelaporan & investigasi insiden di seluruh
universitas
Diringkas dari : A Guide to Implementing a Safety Culture in Our Universities. CoR Paper 1.
Washington, DC: Association of Public and Land-grant Universities. APLU Council on Research Task
Force on Laboratory Safety (2016).
UPAYA PENGUATAN BUDAYA K3L DI
UNIVERSITAS, cont’d
8. Menyusun & menerapkan sistem Kaji Risiko K3 Ltermasuk pd kegiatan riset, dll
9. Pemberdayaan dan keterllibatan seluruh pihak diantaranya periset, mahasiswa S3,
pegawai, petugas K3L , dll dalam implementasi K3L
10. Menentukan dan melaksanakan sistem pelatihan dan peningkatan kompetensi untuk
seluruh pihak di universitas
11. Memasukkan K3L menjadi bagian dari kurikulum perkuliahan
12. Menentukan tim tanggap darurat dan melaksanakan pelatihan, simulasi keadaan
daruat untuk tim tanggap daruat dan seluruh civitas kampus
13. Mengembangkan sistem umpan balik K3L untuk peningkatan berkelanutan
14. Melakukan benchmark dan kolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya, pihak
pemerintah yg terkait dengan upaya K3l di kamus, dengan insdutri, dll
Diringkas dari : A Guide to Implementing a Safety Culture in Our Universities. CoR Paper 1.
Washington, DC: Association of Public and Land-grant Universities. APLU Council on Research Task
Force on Laboratory Safety (2016).
PERANAN PIMPINAN TERHADAP
PENINGKATAN BUDAYA K3L
Diadaptasi dari (Roughton, J. and Mercurio, J. (2002). Developing an effective safety culture. Boston: Butterworth-Heinemann.)
• Pimpinan perlu menunjukkan management, leadership & commitment to safety program
(process) pimpinan di seluruh lini
• Menjadi contoh (role model), jujur dan integritas tinggi dalam menerapkan K3L
• Menjamin ketersediaan sumber daya untuk pelaksanaan aktifitas yang berkualitas,
selamat, sehat & berwawasan lingkungan
• Setiap permasalahan cepat ditangani
• Menentukan & melaksanakannya peranan & tanggung jawabnya & semua pihak dalam
implementasi K3L & pembudayaan K3L
• Memastikan setiap individu di organisasi telah memiliki kemampuan dalam
• Sosialisasi & edukasi secara terus menerus & berkesinambungan
• Aktif menciptakan iklim yang mendukung pembudayaan K3L
• Selalu mendorong partisipasi seluruh karyawan untuk terlibat seluruh program safety
Menerapkan K3L sesuai
standar secara rutin
dan terus menerus
Bertanggung jawab
terhadap penerapan
K3L pd aktifitas
pekerjaannya
Menunjukkan kepedulian dan contoh bagi semua
dalam penerapan
K3L
PERANAN SEMUA PIHAK TERHADAP
PEMBUDAYAN K3L DI LABORATORIUM
(Roughton, J. and Mercurio, J. (2002). Developing an effective safety culture. Boston:
Butterworth-Heinemann.)
DAFTAR PUSTAKA
1. Developing an effective safety culture. Roughton, J. and Mercurio, J. (2002). Boston:
Butterworth-Heinemann.
2. Creating Safety Cultures in Academic Institutions : A Report of the Safety Culture
Task Force of the ACS Committee on Chemical Safety, 1st edition, A Publication of
the American Chemical Society ACS Joint Board/Council Committee on Chemical
Safety, American Chemical Society Washington, DC , USA, 2012
3. Strategic Safety Culture Road Map, Cooper, D & Lucas Finley, US, 2013
4. A GUIDE TO IMPLEMENTING A SAFETY CULTURE IN OUR UNIVERSITIES, APLU Council
on Research Task Force on Laboratory Safety (2016) Washington, DC: Association of
Public and Land-grant Universities
TERIMA KASIH
Strategi dan Perkakas
Mitigasi Ancaman Kimia:
Dari Webinar Lalu
oleh
Muhamad A. Martoprawiro Ketua Umum Himpunan Kimia Indonesia (HKI)
Webinar Ke-3: Keamanan Fisik
Depok, Jakarta, Palembang, Balikpapan, Surabaya Indonesia, 26 Oktober 2017
Keselamatan dan Keamanan Kimia
• Keselamatan Kimia (safety)
– Melindungi manusia dari bahan kimia
– Sifatnya kecelakaan
– Berkaitan dengan bahaya (hazard)
• Keamanan Kimia (security)
– Melindungi bahan kimia dari manusia
– Sifatnya kesengajaan
– Berkaitan dengan ancaman (threat)
Keselamatan dan Keamanan Kimia
Keselamatan Kimia
• Di masa lalu, safety diterjemahkan sebagai
keamanan, misalnya safety belt = sabuk
pengaman
• Security sering juga diterjemahkan sebagai
keamanan; safety, security = keamanan (dulu)
• Akhirnya, istilah safety menjadi keselamatan,
safety belt = sabuk keselamatan
• Chemical safety menjadi keselamatan kimia
Keselamatan dan Keamanan Kimia
Keamanan Kimia
• Chemical security menjadi keamanan kimia
• Keamanan kimia tidak kalah pentingnya dari
keselamatan kimia; keduanya seperti dua
muka dari mata uang yang sama
• Pada keamanan kimia, yang dilindungi adalah
bahan kimianya, misalnya mengamankan
laboratorium dan tempat penyimpanan bahan
kimia, membatasi akses, dll.
Keselamatan dan Keamanan Kimia
Peringatan
• Semua fasilitas harus dijaga selamat dan aman
Bahaya, Ancaman, Risiko
• Keselamatan kimia: terkait bahaya zat kimia, dan bahaya-bahaya lain (hazards), termasuk terhadap lingkungan (pollutants)
• Keamanan kimia: terkait ancaman terhadap zat kimia, dan terhadap aset/target lain (threat)
• Risiko = f(kebolehjadian x akibat)
– Kebolehjadian suatu peristiwa terjadi (peluang)
– Keparahan dampak kejadian (akibat)
Bahaya, Ancaman, Risiko
Risiko Bisa Dikurangi (Mitigasi)
• Bahaya zat kimia bersifat intrinsik, hanya bisa dikurangi dengan mengganti zat kimia, atau dianalisis jika tidak bisa diganti analisis bahaya (hazard analysis)
• Ada ancaman yang sulit diubah di sumbernya, perlu dianalisis untuk mencegahnya analisis ancaman (threat analysis)
• Yang bisa kita kendalikan adalah risiko Sistem Pengelolaan Risiko (risk management system)
• Mengurangi risiko (mitigasi):
– Menurunkan kemungkinan terjadinya peristiwa
– Mengurangi keparahan dampak jika terjadi
Bahaya, Ancaman, Risiko
Risiko Bisa Dikurangi (Mitigasi)
Fro A drew Nelso , Che ical Risk Ma age e t
Keamanan Kimia
• Pengamanan zat kimia, dilakukan terpadu dengan pengamanan aset dan target lainnya.
• Peningkatan keamanan kimia menyangkut 5 pilar dalam sistem pengelolaan risiko: – Keamanan Fisik: rumusan tujuan, perancangan sistem (deteksi,
perlambatan, tanggapan), pengujian sistem, evaluasi yang teratur
– Keamanan Transportasi: tidak boleh ada security hole dalam sistem transportasi zat kimia
– Pengelolaan Inventori (inventory management): untuk pelacakan dari penerimaan hingga pembuangan, hak akses berjenjang, dll.
– Pengelolaan Personel (personnel management): kejelasan hak akses, pelatihan, penunjukan CSSO, dll. termasuk pencegahan ketidakpuasan di antara pekerja
– Keamanan Informasi
Keamanan Kimia
Landasan Keamanan Kimia
• Selain penguatan lima pilar keamanan kimia,
diperlukan usaha terus menerus untuk
penguatan landasan berikut yang harus
menjadi kebijakan manajemen puncak:
– Penguatan budaya keamanan
– Pengembangan prosedur kerja (SOP, dll.)
– Regulasi tertulis yang jelas
– Sistem manajemen yang baik
Keamanan Kimia
Zat Kimia yang Perlu Dilindungi
• Secara umum, zat kimia perlu dilindungi untuk
tidak jatuh pada orang yang tidak berhak.
• Tapi, zat berikut memerlukan perhatian lebih:
– Racun, mis. sianida, dimetil raksa
– Bahan peledak, mis. amonium nitrat, hidrogen
peroksida
– Pereaksi bernilai tinggi, mis. katalis, zat warna
– Obat dan prekursornya, mis. ketamin, asam lisergat
– Zat senjata kimia dan prekursornya
Sistem Pengelolaan Risiko Kimia
• Chemical Risk Management System mencakup keselamatan kimia (pencegahan bahaya dan polusi) dan keamanan kimia (penanganan ancaman)
• Kekhususan sistem ini dibanding sistem pengelolaan risiko yang umum: memperhatikan keseluruhan siklus hidup zat kimia
• Seperti sistem pengelolaan risiko yang umum:
– Pendekatannya berbasis sistem
– Berbasis penilaian risiko
Sistem Pengelolaan Risiko Kimia
Siklus Hidup Zat Kimia
Sistem Pengelolaan Risiko Kimia
Tahapan Pengelolaan Risiko Kimia
Identifikasi Bahaya
Dosis-Dampak/Toksisitas
Paparan
Karakterisasi Risiko
Penerimaan Risiko
Mitigasi Risiko
Identifikasi Ancaman
Characterize Security
Threat Potential
Karakterisasi Risiko Keamanan
Penerimaan Risiko
Mitigasi Risiko
Identifikasi
Dampak Buruk
Akibat
Kebolehjadian
Risiko
Mitigasi
Penilaian
Dapat diterima?
Sistem Pengelolaan Risiko Kimia
Simulasi Bahaya dan Ancaman
• Mitigasi bahaya dan ancaman dilakukan dengan memperkuat lima pilar dalam sistem pengelolaan risiko yang telah dibahas.
• Setelah penguatan lima pilar, dan pengembangan kebijakan (kultur, regulasi, SOP, dll.), perlu dilakukan simulasi bahaya dan ancaman.
• Lewat simulasi itu, dilakukan penilaian yang terukur tentang kualitas sistem pengelolaan risiko kimia yang telah dikembangkan.
• Pengembangan yang terus menerus perlu dilakukan dengan evaluasi berkala, dan penyelidikan terhadap setiap peristiwa.
Ancaman Keamanan Kimia
• Ancaman terhadap keamanan kimia bisa berasal dari orang luar atau orang dalam, atau kerjasama di antara keduanya.
• Karena yang lebih mengetahui sistem adalah orang dalam, maka analisis ancaman dari orang dalam atau dari kerjasama antara orang dari dalam dan dari luar perlu memperoleh perhatian lebih.
• Perlu dilakukan usaha untuk mengurangi atau meminimalkan kemungkinan orang dalam untuk menjadi ancaman terhadap sistem.
Penutup
• Keselamatan dan keamanan kimia perlu memperoleh perhatian yang seimbang.
• Sistem pengelolaan risiko kimia harus diterapkan sebelum terjadi peristiwa yang merugikan.
• Jika terjadi peristiwa, perlu dilakukan penyelidikan untuk mengungkapnya.
• Evaluasi harus dilakukan secara berkala.
• Semua hal di atas memerlukan kebijakan yang jelas dari manajemen puncak.
Reference for Academics
• HKI has been involved in the development of 2 books translated to Bahasa Indonesia. HKI reviewed the translated version. – Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia (Chemical
Laboratory Safety and Security), http://dels.nas.edu/resources/static-assets/bcst/miscellaneous/Chemical_Laboratory_Safety_and_Security_IND.pdf
– Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia: Panduan Penyusunan SOP (Guide for Standard Operating Procedure), http://dels.nas.edu/resources/static-assets/bcst/miscellaneous/R02982--Chemicallab_Text_Indonesian.pdf
• For the 1st book, resources, toolkits, flyers, etc. are available (in Bahasa Indonesia as well) at http://dels.nas.edu/global/bcst/Chemical-Management
Thank you [email protected]
08-122-122-24-24