Upload
blank-kusuma
View
77
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Keadaan umum PT Tantra IUP OP batubara sebamban kalsel
Citation preview
BAB II KEADAAN UMUM 2013
BAB II
KEADAAN UMUM
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
PT. Tantra Mining Development merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara, dengan
memegang izin usaha pertambangan (IUP) eksplorasi dengan luas wilayah 211
hektar dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Produksi dengan Surat Keputusan
Bupati Tanah Bumbu Nomor : 545/046/IUP‐OP/D.PE/2010 dengan luas wilayah
194,5 hektar dengan kode wilayah TB 06 DESPR 19. Berdasar hasil eksplorasi
yang dilakukan dan rencana jangka panjang PT. Tantra Mining Development
akan membuka area eksploitasi dengan tujuan dapat mengelola potensi bahan
galian batubara yang dimiliki dan memaksimalkan perencanaan tambang tahap
berikutnya.
Secara administratif IUP PT. Tantra Mining Development terletak di desa
Makmur termasuk areal perkebunan Inti kelapa sawit PT. Minamas di Blok C
Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Konsesi PT. Tantra Mining Development berada pada desa makmur
kecamatan Angsana kabupaten Tanah Bumbu yang merupakan pemekaran
desa bayansari. Konsesi ini sebagian termasuk dalam wilayah perkebunan Inti
kelapa sawit PT. Minamas di Blok C sebamban. Kantor Site PT. TMD berada
dalam area konsesi.
Untuk mencapai lokasi tambang dapat ditempuh dengan sarana transportasi
darat dan dijelaskan sebagai berikut :
1) Dari Banjarmasin ke Sungai Danau sejauh ± 168 km dapat ditempuh dalam
waktu sekitar 3,5 jam melalui jalan kolektor beraspal. Rutenya adalah dari
Banjarmasin ke arah tenggara melewati Liang Anggang – Pelaihari – Jorong.
Kemudian dari jorong ke arah timur laut melewati Asam-Asam – Kintap -
Sungai Cuka – Sungai Danau.
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-1
BAB II KEADAAN UMUM 2013
2) Dari Sungai Danau menuju kecamatan Angsana ke arah timur laut sejauh
± 25 km melalui jalan kolektor beraspal dalam waktu ± 30menit. Rutenya
yaitu dari Sungai Danau – desa Alamunda – Sekapuk - Gunung Sari - Karang
Indah – kantor kecamatan Angsana.
3) Dari Kantor kecamatan Angsana ke arah utara menuju lokasi penelitian
berjarak ± 8 km dengan melewati desa banjarsari – bayansari – desa
Makmur. Dapat ditempuh selama ± 20 menit melalui jalan darat dimana
sebagian jalan beraspal dan tidak.
Secara geografis terletak pada koordinat seperti dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Koordinat IUP PT. Tantra Mining Development
Tabel 2.2 Koordinat IUP PT. Tantra Mining Development
secara Universal Traverse Mercator (UTM) zona WGS 84
No. Easting (mE) Northing (mN)
1 349135 9596805
2 349137 9595006
3 347462 9595003
4 347461 9595706
5 348016 9595707
6 348016 9596215
7 348535 9596215
8 348534 9596804Sumber : Laporan Eksplorasi PT. TMD
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-2
Nomor Garis Bujur Garis LintangTitik ⁰ ‘ " BT ⁰ ‘ " LS
1 115 38 29.8 BT 3 38 48.3 LS2 115 38 29.8 BT 3 39 46.9 LS3 115 37 35.5 BT 3 39 46.9 LS4 115 37 35.5 BT 3 39 24 LS5 115 37 53.5 BT 3 39 24 LS6 115 37 53.5 BT 3 39 7.5 LS7 115 38 10.3 BT 3 39 7.5 LS8 115 38 10.3 BT 3 38 48.3 LS
BAB II KEADAAN UMUM 2013
GAMBAR 2.2PETA SITUASI IUP EKSPLORASI
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-3
BAB II KEADAAN UMUM 2013
GAMBAR 2.3PETA KESAMPAIAN DAERAH
2.2 Keadaan Lingkungan Daerah Penyelidikan
2.2.1. Morfologi dan Kondisi Umum Daerah Penyelidikan
Pembahasan morfologi didasarkan pada kenampakan bentang alam,
baik dari bentuk bukit, kemiringan lereng maupun pola aliran sungainya.
Bentuk bentang alam, menurut Nichols dan Edmunson,J.R., (1975), dapat
diklasifikasikan berdasarkan gabungan dari kemiringan lereng dan bentuk
medan (topografi), tercantum pada tabel di bawah ini.
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-4
BAB II KEADAAN UMUM 2013
Tabel 2.3 Klasifikasi Satuan Bentang Alam menurut (Nicohls &
Edmunson ,1975)
BentukKemiringan Perbedaan Lereng Ketinggian Satuan Bentang Alam
Medan (%) (m)Datar 0 - 2 ≤ 5 DataranBerombak 3 – 7 5 – 50 Perbukitan berelief halusBerombak – Bergelombang
8 – 13 25 – 75 Perbukitan berelief sedangBergelombang- Berbukit
14 – 20 75 – 200 Perbukitan berelief agak kasarBerbukit – Pegunungan
21 – 55 200 – 500 Perbukitan berelief kasarPegunungan Curam
55 - 140500 – 1000
Perbukitan berelief sangat kasar
Elevasinya wilayah PT. TMD berkisar antara 5 sampai 30 meter
d.p.l. dengan kemiringan lereng berkisar antara 3,7 – 9,2 % (2 - 70).
Berdasarkan klasifikasi tersebut maka secara umum, bentuk satuan
bentang alam daerah IUP TMD dan sekitarnya, termasuk dalam kategori
satuan bentang alam perbukitan halus dengan bentukan medan yang
datar sampai berombak. Satuan morfologi perbukitan halus, pada wilayah
desa Makmur, umumnya berupa lembah berombak rendah, terbentuk dari
erosi mendatar. Sungai yang mengalir ke arah pantai umumnya berpola
hamper parallel dan bersifat aktif.
2.2.2. Iklim dan Curah Hujan
Lokasi daerah penyelidikan, berada disekitar garis khatulistiwa dan
secara regional mempunyai iklim yang sama dengan daereah tropis
lainnya, yaitu iklim tropis basah. Daerah ini dicirikan dengan
berkembangnnya dua musim, yaitu musim penghujan dan musim
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-5
BAB II KEADAAN UMUM 2013
kemarau yang berkembang selama setahun, dimana dicirikan dengan
selalu datang bergantian dari kedua musim tersebut.
Dari hasil pantauan Stasiun Meteorologi Stagen, selama tahun 2010
kelembaban udara rata – rata berkisar antara 86 persen sampai 93 persen
dengan kelembaban maksimum tertinggi sebesar 98 persen di bulan Juli
dan Agustus. Sedangkan kelembaban minimum terendah terjadi di bulan
Februari sebesar 76 persen. Sedangkan temperatur udara rata – rata
selama tahun 2009 berkisar antara 26,10 C dan 27,30 C, dengan suhu
udara maksimum tertinggi pada bulan Oktober sebesar 34,20 C dan
minimum terendah sebesar 15,40 C di bulan Juni.
Jumlah curah hujan tertinggi terjadi di bulan Juli yaitu 608,6 mm.
Sedangkan Jumlah hari hujan terbanyak yaitu selama 30 hari terjadi di
bulan Oktober.
2.2.3. Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kependudukan
Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Makmur sangat
berkembang, dimana ketersediaan infrastruktur dasar telah terbangun,
seperti jalan desa yang terbangun sebagian sudah merupakan jalan
beraspal ( Hot Mix ) dan sebagian jalan merupakan jalan perkebunan
sawit, sehingga sangat memudahkan mengangkut sekaligus memasarkan
hasil komoditi dan barang lainnya yang ada pada desa tersebut. Daerah
kegiatan pertambangan Batubara PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT
termasuk dalam wilayah daerah realisasi pemukiman program
transmigrasi. Hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan yang
berkaitan dengan perekonomian masyarakat di kedua desa tersebut ,
mata pencaharian yang berkembang didaerah ini adalah sebagian besar
penduduk berusaha pada sektor pertanian dan perkebunan, sebagian
kecil saja bekerja sebagai karyawan dan buruh disektor pertambangan
dan lainnya.
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-6
BAB II KEADAAN UMUM 2013
Tingkat pendidikan penduduk sangat berkembang, mulai dari Sekolah
Dasar (SD) sampai pada tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP),
Sekolah Menegah Atas (SMA) bahkan sampai pada tingkat Perguruan
Tinggi. Sarana pendidikan yang ada di desa Makmur terdapat Sekolah
Dasar (SD), yaitu sebanyak 1 (satu) buah, sedangkan untuk tingkat
sekolah lainnya masih belum tersedia.
Mata pencaharian masyarakat desa Makmur antara lain adalah, petani,
buruh, peternakan, pertukangan, pedagang dan sektor jasa lainnya serta
sebagian penduduk juga memiliki pekerjaan sebagai karyawan atau buruh
swasta. Selain itu terdapat sebahagian kecil yang berprofesi sebagai
karyawan perusahaan, pedagang, Pegawai Negeri Sipil dan sebagainya.
Sedangkan kepercayaan dan keyakinan penduduk Desa Makmur
mayoritas beragama Islam hal ini terlihat dari banyaknya keberadaan
sarana peribadatan berupa Masjid dan Musholla, sedangkan keprcayaan
lain yang ada di desa Makmur adalah Agama Khatolik . Sedangkan suku
mayoritas yang menetap adalah suku Timor/Flores, jawa, sasak dan
sebagainya, yang rata-rata pada umumnya merupakan campuran karena
ikatan perkawinan. Sosial budaya masyarakat lebih banyak dipengaruhi
oleh budaya local dan jawa.
2.2.4 Flora dan Fauna
Jenis flora yang tumbuh di daerah penyelidikan ini sebagian besar terdiri
dari jenis Tumbuhan kelapa sawit , karet dan sebagian lagi semak
belukar.
Sedangkan jenis fauna yang dijumpai terdiri dari babi hutan, ular, berbagai
jenis burung, dan sebagainya.
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-7
BAB II KEADAAN UMUM 2013
2.2.5 Status Lahan dan Pemanfaatannya
Berdasarkan data status lahan yang dilketahui didaerah
penyelidikan PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT berdasarkan
Rencana Tata Ruang Umum termasuk dalam Kawasan Aresl Penggunaan
Lain ( APL ) . Dari keseluruhan luas daerah di Desa Makmur,
pemanfaatan lahan pada umumnya digunakan sebagai lahan perkebunan
kelapa sawit dan karet, ladang penduduk lokal yang ditanami jenis
holtikultura berupa palawija dan sayuran untuk kebetuhan sehari-hari.
Kondisi lahan lainnya yang berada diluar wilayah penambangan batubara
yang akan dilakukan oleh pihak PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT,
antara lain adalah :
Lahan budidaya kebun kelapa sawit Plasma PT. MINAMAS, lahan
ini berada pada bagian sebelah selatan lahan tambang. Kebun
kelapa sawit ini telah dibudidayakan secara baik oleh Perusahaan
Perkebunan dengan luasan ± 5 – 10 hektar.
Lahan pemukiman berkembang pada bagian sebelah selatan,
tengah barat dalam areal tambang. Disebelah utara barat laut
berkembangan pertambangan yang dilakukan oleh PT. MAS yang
terletak berbatasan langsung dari IUP-OP PT. TANTRA MINING
DEVELOPMENT serta pada bagian sebelah selatan berkembang
IUP-OP PT. BORNEO INDOBARA.
Disamping itu Hal lain yang paling mendasar adalah, terutama pada
wilayah Ijin Usaha Pertambangan PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT,
adalah yang berkaitan dengan kepemilikan lahan, diketahui bahwa status
kepemilikan lahan tersebut merupakan tanah hak milik masyarakat .
Berkaitan dengan status kepemilikan ini, PT. TANTRA MINING
DEVELOPMENT telah melakukan musyawarah dengan kelompok
masyarakat sebagai pemilik tanah untuk rencana penggunaan lahan
tersebut sebagai lahan usaha pertambangan yang akan dikelola, dengan
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-8
BAB II KEADAAN UMUM 2013
menghasilkan kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian antara
pihak manajemen perusahaan dengan kelompok masyarakat dengan
kesepakatan, pihak perusahaan akan melakukan ganti rugi atas tanah
yang dimiliki.
2.3. Rona Lingkungan Awal
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, rona lingkungan
awal adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi kegiatan Ijin
Usaha Pertambangan PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT.
Rona lingkungan ini sangat diperlukan dalam kajian, analisis dan
rencana kerja karena akan dijadikan sebagai pembanding dan
perkiraan dampak yang akan terjadi dimasa akhir kegiatan
penambangan. Rona lingkungan awal ini yang ditelaah tidak semua
komponen lingkungan tetapi hanya terbatas pada indikator yang
paling tepat dan yang paling penting dalam kaitannya dengan
dampak atau isu pokok, terutama yang berkaitan dengan tahap
pasca operasi penambangan batubara yang akan dilakukan.
Adapun komponen lingkungan yang diperkirakan kena dampak,
serta telaahan komponen lingkungan yang terkena dampak meliputi
morfologi lingkungan, air permukaan seperti air sungai, air tanah,
biologi akuatik dan teresterial serta sosial dan ekonomi yang
meliputi demografi,mata pencaharian, kesehatan,pendidikan dan
lain-lain.
2.4 Aliran Air
2.4.1 Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada dipermukaan tanah
dan dapat dengan mudah dilihat dengan oleh mata. Pada
wilayah penyelidikan dijumpai beberapa sungai kecil dimana
air yang terdapat didalamnya mengalir dari tampungan air
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-9
BAB II KEADAAN UMUM 2013
hujan pada waktu terjadinya hujan (Intermitten). Pada musim
hujan, sungai ini berair yang menurut informasi dari
masyarakat sekitar pada waktu terjadi hujan dan sungai
berair tidak disertai banjir sedangkan pada musim kemarau
sungai ini menjadi kering. Panampang sungai kecil yang
terdapat disekitar lokasi tambang PT. TANTRA MINING
DEVELOPMENT umunya mempunyai dimensi lebar sekira 1
- 2 meter dan dalam 0.5 - 1 meter. Keadaan air sungai ini
umumnya kurang bersih dan kurang jernih, terlebih pada
saat musim hujan.
2.4.2 Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dibawah permukaan
tanah . Berdasarkan keberadaannya air tanah di daerah
penyelidikan PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT, kondisi
air tanahnya masuk dalam wilayah akuifer tidak tertekan. Air
tanah tidak tertekan terutama terdapat didaerah lembah
atau relatif datar antar perbukitan, serta setempat di
bantaran banjir beberapa sungai utama.
Kedudukan muka air tanah tidak tertekan didaerah penelitian
secara umum mengikuti kontur topografi. Secara
hidrogeologis, berdasarkan atas kondisi geologi dan
keterdapatan air tanah, arah umum aliran tanah tertekan
sangat dipengaruhi oleh kedudukan lapisan batuan.
Dari informasi stratigrafi, diketahui berkembang formasi
Dahor dimana lapisan batuan didaerah ini didominasi lapisan
batu pasir kwarsa, mudah hancur bersisipan lempung dan
sisipan batubara. Diamana sifat umum lapisan ini memiliki
nilai permeabelitas yang besar, hal ini dikarenakan sifat
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-10
BAB II KEADAAN UMUM 2013
lapisan batuan tersebut mudah hancur, lepas sampai kurang
padu . Secara umum system akuifer dapat dibagi menjadi 2
(dua) bagian, yaitu :
Sistem akuifer umumnya termasuk dalam system
akuifer tertekan ( confined aquaifer ) dan semi
tertekan ( semi confined aquifer ) serta sebagian
lainnya berupa aquifer tidak tertekan ( unconfined
aquifer ).
Akuifer tidak tertekan adalah lapisan batu pasir
lempungan yang bersifat lepas sampai kurang padu,
sedangkan litologi akuifer tertekan sampai semi
tertekan adalah batupasir (sandstone) dan batu lanau
pasiran (mudstone).
Pada saat ini perhitungan jumlah aliran air tanah masih
belum dapat dilakukan perhitungan, hal ini terkendala
terutama berkaitan dengan belum dilakukannya uji akuifer.
Namun demikian hal ini tetap akan menjadi perhatian,
khususnya dalam perencanaan penambangan.
2.5. Kegiatan Lain Disekitar Tambang
Kegiatan lain disekitar wilayah penambangan merupakan
wilayah vegetasi tanaman sawit plasma PT. MINA MAS, tanaman
karet masyarakat dan sedikit semak belukar serta kegiatan
penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. MAS dan PT.
BORNEO INDOBARA ( Ijin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi )
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-11
BAB II KEADAAN UMUM 2013
2.6. Geologi Regional
2.6.2. Stratigrafi
Secara regional daerah penelitian terdiri atas satuan batuan,
tersier, dan quarter Formasi batuan sedimen tertua yaitu Formasi
Tanjung berumur Eosen yang tidak selaras menindih alas-batuan
berumur Pra-Tersie. Cekungan Barito, Anak Cekungan Asam –
Asam, dan Anak Cekungan Pasir telah diketahui sebagai lokasi
batubara. Batubara yang terdapat pada cekungan-cekungan tersebut
ada dua jenis yaitu batubara Eosen dan batubara Miosen.
Karakteristik batubara Eosen umumnya sangat masif,
berwarna hitam, kilap gelas, jenis batubara bituminous – sub-bitumin,
dan kadar kalori tinggi. Batubara Eosen sering tersingkap baik
berupa lapisan dan mebentuk seam batubara. Batubara Miosen
sebagian besar berupa lignit, sangat lunak, kadar air tinggi, kadar
debu rendah, dan kadar kalori rendah. Batubara Miosen umumnya
menunjukkan bentuk lapisan yang kurang baik dalam singkapan. Hal
ini terjadi karena kadar air dalam batubara tinggi, tekanan kompaksi
rendah serta lapisan lempung sering kali ada dalam lapisan batubara
tersebut.
1) Satuan batuan tersier terdiri dari:
a) Formasi Tanjung (Tet) yaitu Formasi Tanjung
Formasi Tanjung diendapkan selama tahap awal genang laut
Tersier berumur Eosen. Batuan dari Formasi Tanjung terdiri atas
batupasir kuarsa berbutir halus, tebal lapisan antara 0.50 meter dan
1.50 m, terdapat struktur sedimen lapisan sejajar dan silang siur;
sisipan batulempung setempat menyerpih, tebal lapisan antara 0.20
meter dan 1.50 meter; terdapat sisipan batubara di bagian atas
formasi berwarna hitam, kilat kaca, pejal, di bagian bawah formasi
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-12
BAB II KEADAAN UMUM 2013
sisipan batubara tebal antara 0.50 meter dan 7.00 meter; terdapat
sisipan batugamping berwarna abu-abu kecoklatan mengandung
kepingan moluska dan foraminifera. Ketebalan Formasi Tanjung di
atas 1000 meter.
b) Formasi berai (Tomb) Batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik
dengan ketebalan 20 sampai 200 cm, setempat kaya akan koral, 2-5
foraminifera dan gangang, bersisipan napal berwarna kelabu muda
padat dan berlapis baik (10-15 cm), mengandung foraminifera plankton,
dan batulempung berwarna kelabu setempat tersepihkan dengan
ketebalan 25 sampai 75 cm.
c) Pengendapan batuan Formasi Warukin terjadi pada awal susut laut
(regresi) Tersier. Formasi Warukin terdiri atas perselingan batupasir
kuarsa, batulempung, serpih, dan batugamping. Pada batupasir
dan batulempung karbonatan sering dijumpai konkresi besi.
Lapisan batubara tebal 2 sampai lebih 10 meter, hitam-abuabu,
getas, kurang padu terdapat pada Formasi Warukin. Tebal batuan
Formasi Warukin antara 250 meter dan 750 meter. Batupasir
berbutir sedang, terpilah baik, dan bersifat karbonat yang.
Batupasir berselang-seling dengan batulempung membentuk
struktur sedimen sejajar menandakan adanya energi pengangkutan
partikel sedimen yang berbeda. Keadaan ini umum dijumpai pada
dataran banjir di sekitar muara sungai dan dataran banjir pantai
modern. Hal ini dapat diperkirakan bahwa lingkungan pengendapan
batuan dari Formasi Warukin adalah sebagian dataran limbah
banjir.
d) Satuan batuan antara tersier dan quarter terdiri dari :
Formasi Dahor terbentuk dengan diawali gerakan tektonik yang
menyebabkan batuan tua Pra-Tersier dan Tersier terangkat
membentuk tinggian Meratus. Sejalan dengan pelipatan dan
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-13
BAB II KEADAAN UMUM 2013
pensesaran batuan tua tersebut kemudian diikuti pengendapan
batuan Formasi Dahor. Formasi Dahor diperkiran berumur Plio-
Plistosen diendapkan dalam lingkungan paralis. Batuan Formasi
Dahor terdiri atas batupasir kuarsa yang lunak, konglomerat,
batulempung, dan sisipan lignit, kaolin dan limonit;
e) Satuan batuan kuarter terdiri dari Alluvial (Qa) yang terdiri dari kerikil,
pasir, lanau, lempung dan lumpur.
Struktur geologi yang menonjol di daerah ini secara umum berupa struktur
homoklin dimana lapisan batuan miring seragam ke arah barat laut.
Gambar 2.5 Satuan Batuan di sekitar IUP PT. TMD
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-14
BAB II KEADAAN UMUM 2013
Gambar 2.7 Peta Geologi Daerah Penelitian
Laporan Ekplorasi PT. TANTRA MINING DEVELOPMENT II-15