38
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA BUKU 3: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Oleh: Dewa Gede Raka Wiadnya Kontak: [email protected] Saran Sitasi: Wiadnya, D.G.R., 2011. Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia. Buku 3: Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS). Malang, Conservation International (CI) & Universitas Brawijaya, 36pp

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN PENGELOLAAN

PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA

BUKU 3: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

Oleh: Dewa Gede Raka Wiadnya

Kontak: [email protected]

Saran Sitasi:

Wiadnya, D.G.R., 2011. Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di

Indonesia. Buku 3: Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS). Malang,

Conservation International (CI) & Universitas Brawijaya, 36pp

Page 2: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

1 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

RENCANA PROGRAM DAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

Universitas Brawijaya, UB

Fakultas Perikanan & Ilmu kelautan (FPIK)

Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan & Ilmu Kelautan (PSPIK)

NAMA MATA KULIAH : Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

KODE MATA KULIAH : PIP 4108

TOTAL SKS : 3 SKS; 2 SKS Tatap Muka + 1 SKS Praktikal

STATUS MATA KULIAH : Wajib/Pilihan

SEMESTER DIBERIKAN : 7 (tujuh)

KURIKULUM : Inti/Institusi Program Studi

KOMPETENSI : Ut/Pe/La

KATEGORI : MKK/MPK/MKB/MPB/MBB

DOSEN PENGAMPU : Alfan jauhari

: Daduk Setyohadi

: Darmawan Okto Sutjipto

: Dewa Gede Raka Wiadnya

: Guntur

: Sukandar

: Tri Djoko Lelono

KONTAK MK : [email protected]

Keterangan:

MPK = Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

MKK = Mata Kuliah Keahlian

MKB = Mata Kuliah Keahlian Berkarya

MPB = Mata Kuliah Perilaku Berkarya

MBB = Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat

Ut = Kategori Utama

Pe = Kategori Pendukung

La = Kategori Lainnya

Page 3: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

2 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

Silabus Mata Kuliah

(UpDate: januari 2011) Prinsip dasar dan strategi konservasi – pusat keanekaragaman hayati laut,

ancaman terhadap sumber daya hayati laut (perikanan), kawasan konservasi perairan (KKP) sebagai

alat pengelolaan perikanan tangkap, roadmap, zonasi kawasan, management plan dan monitoring

keberhasilan KKP.

A Latar Belakang

Pengelolaan Perikanan (tangkap) diartikan sebagai usaha mengatur pemanfaatan atau

pengambilan sumber daya ikan sedemikian rupa, agar tidak terjadi penangkapan berlebih (over-

fishing) dan artinya, sumber daya ikan tersedia secara berkelanjutan. Selama ini, usaha pengelolaan

perikanan tangkap dilakukan melalui pengaturan jumlah ijin unit penangkapan yang diberikan oleh

pemerintah kepada pengusaha perikanan atau nelayan. Jumlah ijin (SIUP) ditentukan oleh JTB

(Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan) pada tahun kalender tersebut (JTB ialah terjemahan dari

istilah TAC, Total Allowable Catch). JTB didefinisikan sebagai 80% total effort, Eopt, dari effort pada

saat mencapai MSY, Maximum Sustainable Yield (effort bisa dikonversi kedalam bentuk jumlah ijin

alat tangkap).

MSY didefinisikan sebagai laju ekstraksi atau pengambilan pada laju pemulihan alami

tertinggi, sehingga total hasil tangkap pada saat itu mencapai maksimal namun stok sumber daya ikan

masih tersedia secara berkelanjutan. Ketika total alat tangkap sudah mencapai posisi JTB, pengelola

perikanan akan menghentikan ijin usaha penangkapan (SIUP). Jika ada, surat ijin hanya diberikan

untuk perpanjangan, atau memindahkan kepemilikan ijin, dari pemilik ijin lama yang sudah tidak

beroperasi. Penentuan MSY (begitu juga JTB) dilakukan dengan menggunakan pendekatan model

produksi surplus dari Schaefer – total hasil tangkap dinyatakan sebagai fungsi kuadratik dari total

effort yang menangkap jenis perikanan tersebut, dimana kurva mulai dari titik origin (0,0). Mulanya,

peningkatan effort (alat tangkap) akan meningkatkan total hasil tangkap dari alat tersebut.

Penambahan unit alat lebih lanjut, menurunkan laju peningkatan hasil tangkap total dan akhirnya

mencapai titik infleksi. Pada saat itu tingkat pemanfaatan disebut mencapai MSY, penambahan effort

lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya penangkapan berlebih atau over-fishing. Model Schaefer ini

tergantung pada berbagai asumsi yang hampir tidak bisa dipenuhi pada kondisi riil di tingkat lapang,

terutama pada kondisi perikanan Indonesia dengan karakteristik multi-gear dan multi-species.

Akibatnya, sangat sulit untuk menetapkan JTB sementera pemerintah harus mengambil keputusan

(setiap tahun) dalam menentukan jumlah effort yang harus diberi ijin.

Model Schaefer bisa diaplikasikan secara langsung asal tersedia data antara total effort dan

total hasil tangkap dari effort tersebut. Kenyataan di alam, keberadaan sumber daya ikan sangat

tergantung pada habitat lingkungan tempat hidupnya, keberadaan sumber pakan alami dan berbagai

bentuk kompleksitas interaksi didalam ekosistem. Belakangan kita sadari bahwa sebagian besar

habitat pendukung sumber daya ikan sudah mengalami degradasi dan kalau dibiarkan lebih lanjut,

sumber daya ikan akan berkurang dengan sendirinya, bahkan pada kondisi tanpa ditangkap sekalipun.

Akhirnya pendekatan pengelolaan perikanan (tangkap) digabungkan antara MSY-JTB pada satu sisi,

dengan pendekatan perlindungan sebagian habitat dan ekosistem yang penting dan mendukung

keberlanjutan sumber daya ikan. Salah satu dari pendekatan ekosistem tersebut ialah melalui kawasan

konservasi perairan (KKP).

Pada awalnya, basis dari model Schaefer (termasuk turunannya: Fox, Schnute, Walter &

Hilborn, Guland & Fox) ialah satu-satunya bahasan inti dalam mata kuliah Manajemen Perikanan.

Model tersebut digunakan sebagai dasar untuk menduga MSY dan JTB. Saat ini pendekatan tersebut

Page 4: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

3 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

didampingi oleh pendekatan perlindungan kawasan. Oleh karena itu pohon ilmu pada bidang

pemanfaatan sumber daya perikanan saat ini sering dikaitkan dengan tiga kompetensi dasar: ialah (a)

eksplorasi sumber daya ikan, (b) eksploitasi sumber daya perikanan, dan (c) manajemen penangkapan

ikan. RPKPS ini dipersiapkan untuk kepentingan pada point (c), sebagai mata kuliah yang lebih muda

pada jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan.

B Tujuan Pembelajaran

Pembahasan pada mata kuliah ini terutama difokuskan pada peran KKP sebagai alat

pengelolaan perikanan tangkap, termasuk proses persiapan, perencanaan, pengelolaan dan evaluasi

kawasan konservasi perairan. Dasar kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti seluruh rangkaian

tatap muka dan praktiukm mata kuliah ini ialah:

1) MPA communicator – kemampuan meyakinkan untuk menyampaikan manfaat KKP bagi

perikanan, perlindungan keragaman hayati dan eko-wisata kepada target sasaran atau para

pihak pemegang kunci keberhasilan program KKP;

2) MPA design & MPA zoning designer – kemampuan perancangan (seleksi) dan zonasi

kawasan konservasi perairan;

3) MPA planner – kemampuan menyusun rencana pengelolaan kawasan dalam bentuk

management plan;

4) MPA programmatic auditor – kemampuan menyusun program monitoring dan evaluasi

keberhasilan atau kegagalan program KKP, sebagai alat ukur perikanan tangkap (secara

otomatis dia juga akan bermanfaat untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan eko-

wisata).

Kompetensi ini termasuk (tapi tidak terbatas pada) pengetahuan/kemampuan:

a) manfaat KKP sebagai alat pengelolaan perikanan tangkap;

b) seleksi lokasi untuk dijadikan kawasan konservasi perairan;

c) identifikasi dan analisis perangkat hukum dan kebijakan yang tepat dalam penetapan suatu

KKP (roadmap penetapan KKP);

d) perancangan zonasi kawasan;

e) rencana pengelolaan KKP (management plan) dan;

f) monitoring sukses/kegagalan suatu KKP sebagai alat ukur pengelolaan perikanan tangkap.

Peserta yang lulus dari mata kuliah ini paling tidak menguasai 7 (tujuh) teknik dasar ketrampilan

untuk mencapai dasar kompetensi yang diharapkan, ialah:

1) mengidentifikasi atribut dan menyusun daftar urutan spesies (ikan) yang cenderung terancam

(vulnerable) dari penangkapan berlebih;

2) menyusun dan analisis besaran prakiraan dampak yang ditimbulkan oleh operasi alat tangkap

terhadap kerusakan habitat dan lingkungan di laut;

3) analisis status eksploitasi stok sumber daya ikan dengan menggunakan model dasar Schaefer

maupun Fox, atau sejenisnya;

4) teknik dasar tumpang susun (over-lay technique) dalam memilih wilayah untuk prioritas

konservasi;

5) software standar terbuka Miradi dalam menyusun rencana pengelolaan kawasan konservasi

perairan (management plan)

6) teknik identifikasi dan melakukan rating terhadap para pihak (stakeholder) yang terlibat

dalam pengelolaan KKP;

Page 5: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

4 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

7) teknik monitoring biologi dan persepsi masyarakat untuk mengukur tingkat keberhasilan

pengelolaan kawasan konservasi perairan

C Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah Konservasi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan dipersiapkan untuk 14x tatap

muka dan dipasangkan dengan 12x kegiatan praktikal. Pokok bahasan pada masing-masing tatap

muka ialah:

1) Pendahuluan – laut dan fungsinya

2) Keanekaragaman sumber daya hayati laut: segi-tiga karang

3) Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan habitat di laut

4) Karakteristik perikanan laut – alat tangkap

5) Karakteristik perikanan laut – sumber daya ikan,

6) Pengelolaan perikanan – pendekatan model produksi surplus,

7) KKP – manfaatnya bagi perikanan tangkap,

8) Kategori kawasan konservasi perairan,

9) Roadmap (peta jalan) menuju KKP

10) Rancangan zonasi kawasan konservasi perairan;

11) Rencana pengelolaan KKP (management plan)

12) Miradi – program standar terbuka dalam menyusun dokumen rencana pengelolaan KKP

13) Monitoring keberhasilan program pengelolaan KKP;

14) Peraturan, hukum dan kebijakan dalam bidang KKP

Kegiatan tatap muka sebagian besar membahas aspek teoritis (filosofis) tentang KKP terkait

dengan fungsinya sebagai alat pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan. Ilustrasi, visualisasi dan

latihan teknis terhadap teori yang dijelaskan pada kegiatan tatap muka disajikan dalam kegiatan

praktikal. Seluruh rangkaian kegiatan praktikal terdiri dari:

1) Presentasi video BBC Blue Planet: Coral Sea

2) Presentasi video BBC Wild Indonesia: Underwater Wonderland

3) Spesies terancam (vulnerable) dari penangkapan berlebih

4) Penangkapan berlebih dan tragedi milik umum

5) Presentasi video BC Blue Planet: Deep Trouble

6) Metode pengukuran dampak (kerusakan) lingkungan oleh operasi alat

7) Aplikasi teknik tumpang susun dalam zonasi kawasan konservasi perairan

8) Monitoring estimasi panjang ikan (induk): simulasi on-screen

9) Monitoring: Belt Transect – simulasi atas air

10) Monitoring karang: Point Intercept Transect (PIT)

11) Rencana aksi pengelolaan kawasan konservasi perairan (KKP)

Page 6: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

5 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

12) Visitasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

D Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester

D.1 Pendahuluan – Laut dan Fungsinya

D.1.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan definisi beberapa istilah yang digunakan dalam mempelajari laut;

2) menjelaskan beberapa karakteristik lingkungan laut;

3) membuat skema keterkaitan antara laut dengan kehidupan manusia di darat; dan

4) membuat rating dari berbagai kegiatan manusia di darat dalam memanfaatkan dan

memperlakukan laut.

Pemahaman dasar ini ialah sebagai pengantar ketika membahas keanekaragaman hayati laut,

perikanan, ancaman pada ekosistem laut dan Kawasan Konservasi Perairan

D.1.2 Sub Pokok Bahasan:

• Perkenalan & kontrak kuliah

• Definisi dan terminology tentang laut

• Planet laut, bukan planet bumi

• Keruangan dan mintakat di laut

• Laut dan awal kehidupan di bumi

• Manfaat laut bagi kehidupan di darat

• Batasan dan rung lingkup konservasi

D.2 Keanekaragaman sumber daya hayati laut – segi tiga karang

D.2.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) Mengenal berbagai jenis keanekaragaman sumber daya hayati laut;

2) mengidentidfikasi wilayah di laut dengan keanekaragaman sumber daya hayati tinggi, bull’s

eye of marine biodiversity, marine biodiversity hotspot dan Coral Triangle;

3) identifikasi kemungkinan dampak dari kepunahan keanekaragaman hayati laut di Indonesia

D.2.2 Sub Pokok Bahasan:

• Definisi keanekaragaman hayati

• Deskripsi ekosistem di laut

• Terumbu karang

• Bakau/mangroves

• Padang lamun/sea grass

Page 7: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

6 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

• Jumlah temuan spesies di laut

• Pusat keanekaragaman hayati laut

• Segi tiga karang (Coral Triangle)

• Coral Triangle Initiative (CTI) – for coral reefs, fisheries & food security

D.3 Ancaman pada Keanekaragaman sumber daya hayati dan habitat di laut

D.3.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) Memahami berbagai jenis sumber ancaman pada habitat dan keragaman sumber daya hayati

laut, terutama di wilayah Coral Triangle;

2) menentukan kategori ancaman berdasarkan prioritas (threat rating);

3) memahami pra-kiraan dampak (kerusakan) lingkungan sebagai akibat dari operasi alat

tangkap;

D.3.2 Sub Pokok Bahasan:

• Perubahan iklim, pemanasan global dan bleaching

• Perubahan iklim, asidifikasi dan kalsifikasi karang

• Dampak perubahan iklim pada habitat dan spesies di laut

• Ancaman lokal – pembangunan wilayah pesisir

• Ancaman lokal – sedimentasi

• Ancaman lokal – pencemaran di laut

• Ancaman lokal – penangkapan berlebih dan destruktif

• Kategori ancaman berdasarkan prioritas (threat rating)

• Dampak operasi alat tangkap pada lingkungan ekologis dan spesies

D.4 Karakteristik perikanan tangkap – alat tangkap

D.4.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) mengenal jenis-jenis alat tangkap yang umum di Indonesia beserta modifikasinya;

2) menjelaskan karakteristik dan tingkah laku berbagai jenis alat tangkap, terutama di Indonesia;

3) membuat kategori alat tangkap berdasarkan jenis dan tingkah laku alat tangkap;

4) menentukan besaran prakiraan dampak operasi alat tangkap terhadap kerusakan lingkungan di

laut

D.4.2 Sub Pokok Bahasan:

• Definisi: fishing gear, fishing vessel, fishing fleet

• Kategorisasi alat tangkap

Page 8: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

7 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

• Alat pengumpul

• Pancing

• Perangkap

• Jaring angkat

• Muro ami

• Jaring insang

• Pukat Lingkar

• Pukat Kantong

• Pukat harimau

• Alat lain

• Tugas mandiri

D.5 Karakteristik perikanan tangkap – sumber daya ikan

D.5.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan batasan/definisi ikan secara biologi dan ikan sebagai produk perikanan;

2) identifikasi jenis-jenis ikan yang umum tertangkap di wilayah perairan Indonesia;

3) membuat deskripsi karakteristik habitat diikatkan dengan tingkah laku ikan;

4) membuat kategori spesies berdasarkan nilai pentingnya secara ekonomis;

D.5.2 Sub Pokok Bahasan:

• Definisi ikan – biologi dan produk

• Terminology morfologi ikan sebagai alat identifikasi

• Kategori ikan sebagai produk perikanan

• Ikan bersirip

• Binatang berkulit keras

• Binatang berkulit lunak

• Binatang air lain

• Tanaman air

• Latihan (tugas terstruktur)

D.6 Pendekatan model produksi surplus

D.6.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan prinsip dasar model produksi surplus (Schaefer);

2) aplikasi model Schaefer pada kasus perikanan laut, dengan contoh perhitungan;

3) membuat perbandingan antara model schaefer dengan model Fox;

4) menyebutkan asumsi pada model dasar Schaefer;

5) menyebutkan kelebihan dan kelemahan model produksi surplus (Schaefer)

Page 9: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

8 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

D.6.2 Sub Pokok Bahasan:

• Model produksi surplus – prinsip dasar

• Model Schaefer: Eopt dan Cmsy

• Contoh aplikasi pada model Schaefer

• Contoh aplikasi pada model Fox

• Asumsi-asumsi pada model produksi surplus

• Kelebihan dan kelemahan model Schafer

• Tugas terstruktur

D.7 KKP: manfaatnya bagi perikanan tangkap

D.7.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan definisi dan prinsip dasar KKP;

2) menjelaskan mekanisme KKP bermanfaat bagi perikanan tangkap;

3) membuat rancangan KKP (MPA design) dengan memperhatikan ukuran dan tata letak KKP;

4) menjelaskan antara kebutuhan KKP (kondisi ideal) dengan luas KKP yang ada saat ini untuk

memberikan dampak positif bagi perikanan tangkap.

D.7.2 Sub Pokok Bahasan:

• Definisi & prinsip dasar KKP

• Status perikanan laut – global dan Indonesia

• Mekanisme KKP memberikan manfaat untuk perikanan

• Manfaat KKP bagi perikanan tangkap

• Ukuran dan perancangan KKP

• Kebutuhan ideal KKP

• Penolakan sebagian masyarakat

• Penolakan terhadap wilayah larang-ambil

D.8 Kategori kawasan konservasi perairan

D.8.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan berbagai tujuan dasar pembentukan KKP;

2) menjelaskan prinsip dasar dalam penentuan kategori KKP;

3) menjelaskan karakteristik dasar dari masing-masing KKP menurut ketentuan IUCN;

4) menjelaskan kategori kawasan konservasi di Indonesia sesuai dengan kriteria IUCN

Page 10: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

9 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

D.8.2 Sub Pokok Bahasan:

• Nomenklatur penamaan kawasan konservasi di Indonesia;

• Tujuan pembentukan KKP

• Prinsip dasar penentuan kategori KKP

• Kategori kawasan konservasi – ketentuan IUCN

• Karakteristik antar kategori KKP

• Kategori KKP di Indonesia yang sesuai dengan aturan IUCN

D.9 Roadmap menuju kawasan konservasi perairan (KKP)

D.9.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan berbagai proses terbentuknya suatu KKP;

2) menjelaskan pembelajaran dalam proses pembentukan KKP di Indonesia;

3) membuat perbandingan proses pembentukan dan pengelolaan KKP dari berbagai

pembelajaran yang berbeda

D.9.2 Sub Pokok Bahasan:

• Konsep dasar – antara KKP alamiah (dulu) dengan kebutuhan akan KKP (saat ini)

• Proses pembentukan dan pengelolaan KKP – fish habitat area

• Proses pembentukan & pengelolaan KKP – Florida Keys National Marine Sanctuary

• Sejarah konservasi di Indonesia

• Taman Nasional Komodo

• Taman Nasional Bali Barat

D.10 Zonasi kawasan konservasi perairan

D.10.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan prinsip dasar dalam zonasi kawasan;

2) menjelaskan urutan proses/tahapan dalam penyusunan zonasi;

3) menerapkan teknik tumpang susun (overlay-technique) dalam memilih wilayah prioritas

untuk dilindungi;

4) merancang wilayah prioritas konservasi (wilayah larang-ambil) dengan teknik tumpang

susun;

5) menjelaskan ketentuan aturan pada zona yang berbeda dalam suatu kawasan konservasi

Page 11: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

10 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

D.10.2 Sub Pokok Bahasan:

• Tahapan dalam pengelolaan KKP

• Konsep dasar zonasi – beberapa contoh

• Konsep dasar zonasi kawasan konservasi

• Ketentuan dalam zona yang berbeda

• Memilih prioritas area (zona) untuk dilindungi

• Teknik tumpang susun (overlay technique)

• MARXAN – decision support tool

D.11 Rencana pengelolaan KKP (management plan)

D.11.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan prinsip dasar dalam zonasi kawasan;

2) menjelaskan urutan proses/tahapan dalam penyusunan zonasi;

3) menerapkan teknik tumpang susun (overlay-technique) dalam memilih wilayah prioritas

untuk dilindungi;

4) menjelaskan ketentuan aturan pada zona yang berbeda dalam suatu kawasan konservasi

D.11.2 Sub Pokok Bahasan:

• KKP – suatu kebutuhan

• Seleksi KKP

• Penetapan, tata batas dan zonasi

• Dokumen Rencana Pengelolaan (management plan)

• Konsep 5S – standard lexicon

• Pembelajaran dari PHKA

Page 12: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

11 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

D.12 Miradi: software standar terbuka

D.12.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan proses dan tahapan dalam penyusunan Rencana pengelolaan (management plan);

2) menjalankan program Miradi dalam menyusun rencana pengelolaan (management plan) suatu

kawasan konservasi perairan

3) menghasilkan satu dokumen rencana pengelolaan KKP yang disusun dengan program Miradi

D.12.2 Sub Pokok Bahasan:

• Tahapan dalam penyusunan dokumen rencana pengelolaan

• Target konservasi dan viabilitas target

• Threats (ancaman) dan threat rating

• Strategi – aksi konservasi

• Rencana aksi – smart objective

• Pembiayaan – sustainable finan cing

• Monitoring

• Miradi – conceptual diagram dan result chains

D.13 Monitoring sukses dan pengelolaan adaptif

D.13.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) membuat program monitoring sebagai indikator sukse atau kegagalan program aksi

konservasi;

2) membuat hubungan antara hasil monitoring dengan pengelolaan adaptif

D.13.2 Sub Pokok Bahasan:

• Konsep dasar monitoring

• Tujuan dan jenis monitoring

• Monitoring biologi

• Monitoring pemanfaatan sumber daya

• Monitoring persepsi masyarakat

Page 13: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

12 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

D.14 Hukum, peraturan dan kebijakan pengelolaan KKP

D.14.1 Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:

1) menjelaskan perangkat hukum dalam pengelolaan KKP; 2) melakukan analisis tumpang tindih hukum dan peraturan dalam bidang KKP;

3) melakukan sinergi diantara hukum dan peraturan pengelolaan KKP

D.14.2 Sub Pokok Bahasan:

• Konsep dasar – hukum dan peraturan KKP

• Peraturan global – legal, etik dan norma

• Peraturan nasional

• Analisis hukum dan peraturan pengelolaan KKP

Page 14: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

13 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

DETAIL TAHAPAN KEGIATAN TATAP MUKA DI KELAS PER POKOK BAHASAN

POKOK BAHASAN I: PENDAHULUAN – LAUT DAN FUNGSINYA

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

1.1 Perkenalan & kontrak

kuliah

• Memperkenalkan dosen pengampu & asisten

praktikal;

• Menjelaskan dasar kompetensi minimal yang

akan (harus) dicapai pada kuliah KSDKP

• Aturan kuliah dan penilaian: presensi, tugas

terstruktur, praktikal, UTS, UAS & nilai

akhir

• Mengenal dosen pengampu dan asisten

praktikal;

• Internalisasi / kontrol terhadap 4 (empat)

dasar keahlian yang akan dicapai;

• Memahami & sepakat dengan aturan

pembelajaran – pelanggaran minimal

terhadap kuliah

• Mampu menyebut nama mata kuliah dengan

benar dan menyebutkan semua dosen

pengajar beserta asisten

• Mampu menyebut 4 dasar kompetensi

KSDKP: MPA communicator, designer,

planner & auditor;

• Mematuhi semua aturan tatap muka, praktikal

dan penilaian (pelanggaran minal)

1.2 Terminologi dan

definisi

• Refresh (penyegaran) definisi dan batasan

tentang laut – Samudera (ocean), laut (sea),

teluk (gulf, bay); • Inisiasi diskusi dengan peserta tentang laut

• Partisipasi aktif & berbagi informasi

tentang laut

• Internalisasi batasan tentang okeanos, sea, marine, ocean, continent, gulf &

bay

• Mampu menjelaskan sejarah istilah okeanos;

• Mampu menjelaskan persamaan dan perbe-

daan antara: ocean, sea, marine, coast, con-tinent, gulf, bay dengan beberapa contoh dari

penamaan tersebut

1.3 Planet laut, bukan

planet bumi

• Fasilitasi diskusi: luas permukaan laut

dibanding darat, volume air laut, pembagian

wilayah samudera (oceans), sea (laut), Gulf

& bay (Teluk)

• Fasilitasi diskusi northern & southern

hemisphere dengan karakteristik

penghuninya;

• Diskusi susunan kimia air laut: salinitas,

tekanan hidrostatik, palung laut, gunung laut,

suhu, thermocline

• Partisipasi aktif, berbagi informasi,

bertanya dan memberi tanggapan atau

tambahan pengetahuan;

• Membahas perbedaan pengetahuan &

ketertarikan / spesiealisasi antara

penduduk northern dan southern

hemisphere;

• Membahas thermocline & tekanan

hidrostatis bagi penyelam

• Mampu menjelaskan perbedaan antara

Samudera, benua, laut & teluk;

• Mampu menjelaskan sebaran penduduk dunia

antara utara & selatan beserta karakteristik

perbedaannya;

• Mampu menjelaskan pengaruh tekanan

hidrostatis terhadap penyelam;

• Mampu menjelaskan mekanisme up-welling

di laut

1.3 Keruangan dan mintakat

• Fasilitasi diskusi: garis pantai (shoreline, coastline), pasang surut

• Diskusi: zona litoral, neritik, continental

shelf (paparan benua), continental slope

(lereng benua), pelagic-demersal, pelagic

oseanik, photik-aphotik, bathy-pelagik,

bathy-demersal

• Partisipasi aktif, internalisasi antara garis pantai & pasang surut;

• Internalisasi masing-masing zona atau

wilayah di laut

• Mencari contoh sumber daya demersal

dan pelagis

• Membuat batasan dan penjelasan dinamika garis pantai dan pasang surut di laut;

• Membagi mintakat atau perwilayahan di laut;

• Menjelaskan karakteristik sumber daya pada

masing-masing mintakat di laut

Page 15: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

14 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

1.4 Laut dan awal

kehidupan di bumi

• Menjelaskan teori awal kehidupan dari laut:

susunan tubuh mahluk hidup, radiasi

ultraviolet

• Penjelasan: oksigen-ozon dengan sinar

matahari berdasarkan perbedaan waktu

geologis

• Menyimak penjelasan dan membuat

feedback tentang teori kehidupan –

mencari contoh susunan kimia tubuh

manusia;

• Partisipasi dan mempelajari keterkaitan

oksigen, ozon dengan sinar matahari

• Mampu menjelaskan bukti-bukti tentang

konsep awal mula kehidupan dari laut;

• Mampu menjelaskan keterkaitan oksigen,

ozon, dan sinar matahari dalam membuktikan

teori awal kehidupan dari laut

1.5 Manfaat laut bagi

kehidupan di darat

Diskusi manfaat laut bagi kehidupan:

• Penangkapan ikan – over-fishing

• Sumber tambang: pasir, Mn, Br

• Desalinasi air laut – sumber air tawar • Sumber energi penggerak turbin –

gelombang

• Kondensasi amonia – penggerak turbin

• Partisipasi dan membuat umpan balik

tentang sejarah penangkapan serta

terjadinya penangkapan berlebih;

• Mencari contoh-contoh pemanfaatan sumber daya laut oleh manusia

• Mampu menjelaskan berbagai tipe

pemanfaatan laut oleh manusia di darat,

termasuk ekstraksi yang belum

memungkinkan untuk dilakukan saat ini; • Mampu menjelaskan pengambilan sumber

daya dari laut yang akhirnya menyebabkan

kerusakan dan berkurangnya atau menipisnya

sumber daya di laut

1.6 Konservasi: definisi,

alasan, tingkatan dan

lembaga

• Menjelaskan kata kunci untuk menentukan

ruang lingkup konservasi – dengan contoh

• Menjelaskan alasan mendesak implementasi

prinsip konservasi;

• Menjelaskan kategori konservasi: genetik,

spesies, kawasan

• Lembaga konservasi: BTN, BKSDA,

BKKPN, BPSPL, WWF, WALHI dll

• Internalisasi konsep konservasi dan

mencari contoh-contoh kegiatan

konservatif;

• Membahas dilemma antara kebutuhan

akan sumber daya dengan komitmen

untuk memanfaatkan sumber daya

secara berkelanjutan;

• Mencari contoh-contoh dari lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi

spesies dan konservasi kawasan

• Mampu membuat batasan/definisi tentang

konservasi, beserta contoh nyata pada tingkat

lapang;

• Mampu menyebutkan tingkatan konservasi

bersama alasannya;

• Mampu menyebutkan 5 lembaga swasta yang

bergerak dibidang konservasi spesies;

• Mampu menyebutkan semua instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam

bidang konservasi

1.7 Tugas Baca: • Allaby, M. (2009). Oceans: A Scientific History of Oceans and Marine Life. New York, USA, Facts on File.

• Wiadnya, D.G.R. (2011) Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia. Malang, Conservation

International (CI): Bab I

• Menjawab pertanyaan pada Bab I Buku Ajar

Catatan:

• Semua dosen pengasuh mata kuliah hadir bersama pada kuliah pertama

• Waktu tatap muka: 90 menit – setelah kuliah, asisten menjelaskan rencana kegiatan praktikal

• Media pembelajaran: LCD, white-board (board maker), globe (google earth);

Page 16: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

15 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

POKOK BAHASAN II: KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA HAYATI LAUT – SEGI TIGA KARANG

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

2.1 Definisi keanekaraga-

man hayati

• Menjelaskan pendekatan etimologis

biodiversity (keanekaragaman hayati), germ

plasm

• Menjelaskan kata kunci dalam definisi keanekaragaman hayati

• Menjelaskan definisi berdasarkan IUCN &

UU No. 5 tahun 1990

• Mendalami Pengertian biodiversity

secara etimologis

• Mencoba menggunakan kata kunci

untuk membuat definisi keanekaragaman hayati

• Mendalami perbedaan definisi antara

IUCN dengan UU No. tahun 1990

• Mampu menjelaskan definisi biodiversity,

germ plasm atau kehati secara etimologis;

• Mampu menyebutkan kata kunci yang

dibutuhkan untuk membuat batasan tentang keanekaragaman hayati

• Mampu menyebutkan perbedaan esensial

antara definisi yang dibuat IUCN dengan UU

No. 5 tahun 199p

2.2 Deskripsi ekosistem

laut

• Refreshment ekosistem laut dan struktur

penyusun ekosistem;

• Fasilitasi diskusi jenis-jenis ekosistem di

laut, saling mempertukarkan penggunaan

istilah antara ekosistem, habitat dan sumber

daya;

• Diskusi kata kunci untuk menjelaskan

istilah ekosistem;

• Diskusi jenis-jenis ekosistem di laut

dengan contoh masing-masing

ekosistem

• Membuat definisi yang jelas dan singkat

tentang ekosistem;

• Menyebutkan jenis-jenis ekosistem penting di

laut terkait dengan perikanan;

2.3 Terumbu karang • Refreshment: coral polyp & colony, coral

reef, zooxanthellae, simbion;

• Fasilitasi diskusi karakteristik ekosistem terumbu karang – sinar matahari, substrat

keras, suhu, kekeruhan, nutrient;

• Fasilitasi diskusi: tipe habitat karang – atol,

penghalang, tepi, reef flat, slope, wall, back

& fore reef;

• Menjelaskan istilah “marine tropical rain-

forest”

• Mendalami pengertian karang dari coral

polyp, simbion zooxanthellae sampai

coral reef;

• Mendalami karakteristik ekosistem dan

penyebaran terumbu karang di dunia;

• Mencari contoh-contoh tipe terumbu

karang yang terkenal di dunia dan

Indonesia;

• Mencari informasi besarnya tingkat

produktifitas terumbu karang per satuan

luas (ha)

• Membuat deskripsi dari binatang karang

sampai ekosistem terumbu karang;

• Menggambarkan parameter pendukung yang menjadi faktor pembatas distribusi terumbu

karang;

• Bisa menjelaskan proses terjadinya fringing

reef, atoll, barrier reef, reef-flat, back reef,

fore reef, slope, wall dan coral bommies;

• Mampu mebuat perbandingan produktifitas

terumbu karang dibandingkan dengan tipe

habitat lainnya, baik di laut maupun di darat

2.4 Bakau /mangrove • Penyegaran (melalui diskusi) bakau sebagai

tumbuhan halophyte, perbedaan mangrove

dengan salt marsh dan komponen tumbuhan

mangrove; • Penyegaran (melalui diskusi) tentang

manfaat fungsional dari hutan bakau

• Mencari contoh-contoh komponen

tumbuhan penyusun bakau, termasuk

true mangrove, minor element dan

mangrove associate; • Mencari contoh-contog asosiasi bakau

dengan ikan dan organisme lainnya

• Menyebutkan jumlah spesies bakau sejati di

dunia dan yang ditemukan di Indonesia;

• Menyebutkan tiga negara (dalam urutan dari

terluas) yang mempunyai hutan bakau terluas; • Menjelaskan minimal 2 (dua) kerugian bagi

manusia jika populasi bakau berkurang

Page 17: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

16 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

2.5 Lamun / seagrass • Penyegaran melalui diskusi tentang lamun

sebagai submersible halophyte,

angiospermae dan monocotyle

• Penyegaran (melalui diskusi) tentang

manfaat fungsional dari lamun

• Mencari kata kunci untuk membedakan

antara tumbuhan bakau dengan lamun;

• Mencari contoh-contoh ikan yang

sebagian besar hidupnya tergantung dari

lamun

• Menjelaskan perbedaan dasar antara

tumbuhan bakau dan lamun;

• Menyebutkan minimal 5 (lima) ikan

komersial yang hidupnya tergantung dari

lamun;

• Menyebutkan dua fungsi lamun selain sebagai

sumber ikan (fishery replenishment)

2.6 Spesies penghuni laut • Penyegaran (melalui diskusi) tentang spons,

cnidaria, cacing laut (worms);

• Penyegaran (melalui diskusi) tentang Arthropoda, echinodermata dan ikan

(finfish);

• Penyegaran (melalui diskusi) tentang

moluska, dengan masing-masing contohnya;

• Penyegaran (melalui diskusi) tentang

reptilian laut (penyu, ular) dan mamalia

• Memahami spons (spone) – phylum

forifera dengan karakteristik filter

feeder; • Memahami Cnidaria dalam stadia polyp

dan medusa: Hydrozoa (Hydroid),

Scyphozoa (jelly fish), Anthozoa

(anemone & coral), Cubozoa (box

jellyfish)

• Memahami cacing (worms): flat-worms,

ribbon-worms, rounded-worms,

segmented worms & arrow-worms;

• Memahami karakteristik Arthropoda

sebagai exoskeleton: Chelicerata,

Mandibulata dan Crustacea;

• Memahami moluska – karakteristik kulit lunak dengan tempurung shell:

amphineura, gastropoda, scaphopoda,

bivalvia & cephalopoda;

• Memahami jenis-jenis echinodermata:

crown-of-thorn

• Membuat deskripsi singkat tentang spons

(phylum forifera);

• Menyebutkan contoh masing-masing klas dari phylum Cnidaria: hydrozoa, scyphozoan,

anthozoa & cubozoa;

• Menyebutkan pembagian klas dari phylum

nematode berdasarkan bentuk badannya;

• Membuat deskripsi singkat dari phylum

moluska;

• Menyebutkan nama klas dari phylum

arthropoda yang dimanfaatkan sebagai produk

perikanan;

• Menyebutkan contoh dari phylum

echinodermata yang bertindak sebagai

predator karang (bleaching); • Menyebutkan semua jenis penyu yang

ditemukan di Indonesia;

• Menyebutkan klasifikasi mamalia laut,

termasuk setasea

• Membuat deskripsi singkat tentang

Proboscidea

Page 18: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

17 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

2.7 Wilayah dengan kehati

laut tinggi

• Bersama kelas membuat batasan tantang

keanekeragaman hayati laut;

• Menjelaskan karakteristik keanekaragaman

hayati laut dan distribusinya di dunia;

• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi tentang

sympatric dan allopatric

• Menjelaskan wilayah dengan pusat keraga-

man hayati laut tertinggi di dunia – lamun,

terumbu karang, ikan, gastropoda;

• Fasilitasi diskusi tentang definisi

keanekaragaman hayati;

• Membahas temuan Groombridge tetang

Indo-West Pacific, Veron tentang

karang, Hoeksema tentang karang

jamur, Short tentang lamun, Briggs

tentang East Indies & Allen tentang ikan

karang;

• Membahas teori sympatric dan allopatric dan kaitannya dengan terbentuknya

spesies di laut

• Menyebutkan kata kunci yang dibutuhkan

untuk membuat definisi keragaman hayati;

• Melakukan analisis tumpang susun terhadap

karang, bakau, padang lamun, gastropoda dan

ikan untuk menentukan pusat dari pusat

keanekaragaman hayati laut;

• Melakukan analisis keterkaitan antara faktor

lingkungan, kondisi sympatric dan allopatric

dengan wilayah pusat keragaman hayati laut

2.8 Segi-tiga karang • Mengidentifikasi wilayah yang disebut coral

triangle;

• Melakukan analisis wilayah negara yang

masuk atau berada dalam wilayah coral

triangle

• Membahas mengapa Brunae dan

Australia tidak masuk sebagai bagian

dari Coral Triangle;

• Menghubungkan teori sympatric dan

allopatric pada wilayah coral triangle

• Melakukan analisis terhadap negara dengan

cadangan keragaman hayati laut tertinggi di

dunia;

• Melakukan analisis terhadap jumlah spesies

ikan laut yang ditemukan berdasarkan negara

di wilayah segi-tiga karang dan sekitarnya

2.9 Coral Triangle

Initiative (CTI)

• Menjelaskan komitmen regional tentang

coral triangle initiative (CTI)

• Menyebutkan anggota dari CTI

• Melakukan analisis proses inisiasi CTI;

• Melakukan analisis terhadap strategi

Indonesia sebagai inisiator CTI;

• Melakukan analisis urutan (luas)

wilayah negara yang berada dalam wilayah CT

• Melakukan analisis terhadap strategi

Indonesia sebagai inisiator CTI;

• Melakukan analisis terhadap kemajuan yang

telah dicapai dalam proses CTI

2.10 Tugas Baca • Briggs, J. C. (2005). "The marine East Indies: diversity and speciation." Journal of Biogeography 32: 1517-1522.

• Green, A. L., & P.J. Mous (2008). Delineating the Coral Triangle, its Ecoregions and Functional Seascapes. South Brisbane, Australia, TNC

Coral Triangle Program Report: 44.

• Hoeksema, B. W. (2007). Delineation of the Indo-Malayan Centre of Maximum Marine Biodiversity: The Coral Triangle. Biogeography,

Time, and Place: Distributions, Barriers, and Islands. W. Renema. Leiden, the Netherlands, Springer: 117-178.

• Short, F., T. Carruthers, W. Dennison, & M. Waycott (2007). "Global seagrass distribution and diversity: A bioregional model." Journal of

Experimental Marine Biology and Ecology 350: 3-20.

Page 19: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

18 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

POKOK BAHASAN III: ANCAMAN PADA KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA HAYATI DAN HABITAT DI LAUT

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

3.1 Perubahan iklim,

pemanasan global dan

bleaching

• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi proses

terjadinya perubahan iklim global;

• Menyajikan data proses meningkatnya suhu

permukaan air laut (SST) secara historis; • Menjelaskan proses terjadinya bleaching

pada terumbu karang

• Menyajikan hasil penelitian dan perkiraan

peneliti tentang dampak pemanasan global

terhadap terjadinya bleaching

• Membahas faktor-faktor yang memicu

terjadinya perubahan iklim global;

• Internalisasi skema terjadinya bleaching

karang; • Internalisasi terhadap dampak

pemanasan global dengan terjadinya

bleaching masal

• Membuat skema berbagai aktifitas manusia

yang dapat memicu pemanasan global;

• Melakukan analisis terhadap hal-hal yang bisa

dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global;

• Menjelaskan istilah DHW sebagai alat ukur

terjadinya bleaching karang

• Membuat skema dan analisis terjadinya

bleaching karang;

• Membuat beberapa skenario bleaching karang

di masa yang akan datang

3.2 Perubahan iklim, asi-

difikasi dan kalsifikasi

karang

• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi terjadinya

proses hujan asam dan dampaknya secara

langsung pada air laut;

• Refreshment terhadap proses reaksi kar-

bonat pada air laut; • Fasilitasi diskusi keterkaitan antara hujan

asam, pH, asidifikasi, reaksi karbonat dan

proses kalsifikasi kerangka karang

• Membahas proses antara kecepatan

pembentukan dan abrasi kerangka

karang sebagai dampak dari hujan asam

dan asidifikasi air laut;

• Membahas proses kejenuhan aragonite terhadap menurunnya struktur kerangka

karbonat karang

• Membuat skema antara aktifitas manusia di

darat sebagai pemicu hujan asam, asidifikasi

dan menurunnya kualitas struktur kerangka

karang;

• Membuat analisis kemungkinan pengaruh hujan asam terhadap produksi perikanan

tangkap – ditinjau dari habitat pendukung

sumber daya ikan

3.3 Dampak perubahan

iklim (asidifikasi) pada

habitat dan spesies di

laut

• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi penyakit

asidosis;

• Inisiasi diskusi keterkaitan asidosis terhadap

kapasitas produksi ikan;

• Diskusi mengrove dan sea grass burning

• Diskusi ratio sex pada tukik penyu

(keragaman hayati)

• Diskusi global warming terhadap budidaya

rumput laut

• Membahas proses terjadinya asidosis

pada ikan (sebagai contoh);

• Membahas keterkaitan kerusakan habitat

dan ikan sebagai akibat dari perubahan

iklim;

• Membahas sektor-sektor yang dirugikan

sebagai dampak dari perubahan iklim

global

• Membuat analisis dampak asidosis terhadap

penurunan kapasitas produksi ikan pada

skenario yang berbeda;

• Membuat analisis kerugian ekonomis di

Indonesia sebagai akibat dari perubahan iklim

global

3.4 Ancaman lokal – pem

bangunan wilayah

pesisir

• Inisiasi diskusi ancaman lokal;

• Menyajikan slide pembangunan di wilayah pesisir (pemukiman) dan fasilitasi diskusi

dampaknya pada laut di sekitarnya

• Formulasi definisi ancaman lokal;

• Membahas dampak pemukiman terhadap wilayah pesisir – konversi

lahan, intrusi air laut, polusi organik

• Membuat comparasi dampak akibat ancaman

global dan lokal; • Membuat deskrispsi besaran dampak oleh

ancaman lokal

Page 20: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

19 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

3.5 Ancaman lokal – sedi

mentasi

• Menyajikan slide (peta pembukaan lahan di

Asia Tenggara)

• Fasilitasi diskusi dampak pembukaan lahan

terhadap sedimentasi dengan visualisasi

sedimentasi di laut;

• Fasilitasi diskusi dampak sedimentasi

terhadap kehidupan di laut (pantai)

• Membahas lokasi-lokasi dengan

persentase pembukaan lahan yang

tinggi;

• Membahas kerusakan karang dan lamun

akibat sedimentasi

• Membuat analisis kebutuhan pembangunan di

darat dan dampak kerusakan yang

ditimbulkan di laut habitat);

• Membuat contoh kode etik pembukaan lahan

untuk mengurangi dampak kerusakan habitat

di laut

3.6 Ancaman lokal – pen

cemaran di laut

• Fasilitasi diskusi tentang identifikasi titi-titik

pusat pencemaran minyak di laut;

• Fasilitasi diskusi dampak pencemaran minyak dan air ballast terhadap organisme

dan keragaman hayati laut

• Membahas sum-sumber pencemaran

minyak dan air ballast di laut, beserta

dampaknya;

• Membuat peta resiko pencemaran minyak di

wilayah perairan Indonesia;

• Membuat prosedur operasi kapal dan perahu nelayan untuk mengurangi resiko pence-

maran minyak di laut

3.7 Ancaman lokal – pe

nangkapan berlebih

dan destruktif

• Memfasilitasi diskusi untuk membuat

batasan jelas dan singkat tentang over-

fishing dengan mengelola perikanan tangkap;

• Inisiasi diskusi tentang metode penangkapan

tidak ramah lingkungan dan melanggar

hukum (illegal)

• Membahas definisi manajemen

perikanan tangkap dan dihubungkan

dengan istilah penangkapan berlebih;

• Membahas contoh-contoh penangkapan

tidak ramah lingkungan dan

penangkapan melanggar hukum;

• Membahas double-blow effect dari

penangkapan destruktif

• Membuat analisis ketimpangan antara konsep

pengelolaan perikanan tangkap dengan

terjadinya penangkapan berlebih;

• Membuat deskripsi kelemahan sistem

pengelolaan perikanan tangkap sehingga

timbul penangkapan berlebih;

• Membuat deskripsi double-blow effect dari

penangkapan destruktif

3.8 Kategori ancaman

berdasarkan prioritas

(threat rating)

• Menjelaskan penentuan prioritas ancaman

(threat rating);

• Fasilitasi diskusi dalam menentukan ancaman yang paling penting

• Membahas jenis ancaman dan penentuan

ancaman dengan rating tertinggi;

• Membahas teknik analisis ancaman pada keragaman hayati laut

• Melakukan analisis ancaman, menentukan

rating dan prioritas ancaman;

• Mengalisis tindakan yang harus dilakukan oleh pengelola kawasan dalam menekan

ancaman prioritas;

3.9 Dampak operasi alat

tangkap pada ling

kungan ekologis dan

spesies

• Menjelaskan variable untuk menentukan

tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh

operasi alat tangkap – scope, severity dan

irreversibility

• Menjelaskan tabel penentuan kerusakan oleh

alat tangkap

• Membahas definisi atau batasan dari

scope, severity dan irreversibility;

• Internalisasi tabel penghitungan

prakiraan dampak;

• Membuat contoh tabel perkiraan

dampak kerusakan oleh operasi alat

tangkap

• Membuat analisis prakiraan dampak negatif

yang ditimbulkan oleh operasi berbagai alat

tangkap di Jawa Timur;

• Membuat analisis besarnya kerusakan yang

ditimbulkan terhadap berbagai lingkungan

habitat yang berbeda;

• Membuat analisis terhadap kerusakan spesies

sumber daya perikanan

Page 21: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

20 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

3.10 Tugas Baca: • Burke, L., E. Selig, & M. Spalding (2002). Reefs at Risk in Southeast Asia. Washington D.C., USA, World Resource Institute.

• Hughes, T. P., A.H. Baird, D.R. Bellwood, M. Card, S.R. Connolly, C. Folke, R. Grosberg, O. Hoegh-Guldberg, J.B.C. Jackson, J. Kleypas,

J.M. Lough, P. Marshall, M. Nystro'm, S.R. Palumbi, J.M. Pandolfi, B. Rosen, & J. Roughgarden (2003). "Climate Change, Human Impacts,

and the Resilience of Coral Reefs." Science 301: 929-933.

POKOK BAHASAN IV: KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP – ALAT TANGKAP

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

4.1 Definisi: fishing gear,

fishing vessel, fishing

fleet

• Fasilitasi diskusi untuk menjelaskan istilah/

terminology fishing gear, vessel dan fleet

• Membahas terminology alat tangkap,

armada perikanan, rumah tangga

perikanan tangkap, perusahaan

perikanan, rumah tangga nelayan dan

buruh nelayan

• Membuat skema nomenklatur atau klasifikasi

alat tangkap;

• Membuat skema rumah tangga perikanan

berdasarkan besaran skala usaha

4.2 Kategorisasi alat

tangkap

• Fasilitasi diskusi untuk menentukan variable

yang digunakan untuk membuat kategorisasi

alat tangkap (fishing gear)

• Membahas variable dan menentukan

contoh aplikasi

• Mengembangkan sistem nomenklatur alat

tangkap di Jawa Timur dari berbagai

modifikasi alat tangkap yang ada

4.3 Alat pengumpul • Menyajikan slide prototype alat pengumpul –

serok, dungki, Ganco;

• Fasilitasi diskusi berbagai aspek dari alat

pengumpul

• Membahas berbagai contoh dari alat

pengumpul;

• Membahas efektifitas alat pengumpul –

kajian produktifitas, selektifitas dan kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Melakukan analisis deskriptif dari alat

pengumpul;

• Menyebutkan contoh-contoh dari alat

pengumpul (collecting gears); • Analisis damak lingkungan dari alat

pengumpul dan lokasi di Indonesia alat ini

masih digunakan

4.4 Pancing • Menyajikan slide dari berbagai tipe pancing

(hook and line) – pancing ulur, Huhate, tuna

long-line, rawai dasar, tonda;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

alat pancing (hook and lien)

• Membahas berbagai contoh dari alat

pancing;

• Membahas efektifitas alat pancing –

kajian produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari alat tipe pancing;

• Analisis keterkaitan antara tipe pancing,

fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis perkiraan dampak lingkungan dari

berbagai tipe alat pancing

Page 22: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

21 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

4.5 Perangkap • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat

penangkap (trap) – sero (guiding barrier),

bubu, jermal, togo, temporary vs permanent,

mobile vs fixed;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

alat perangkap

• Membahas berbagai contoh dari alat

perangkap;

• Membahas efektifitas alat perangkap –

kajian produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari masing-masing alat

perangkap;

• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan

fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis dampak lingkungan dari berbagai

tipe alat perangkap

4.6 Jaring angkat • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat

jaring angkat (lift-net) – bagan tancap, bagan

perahu, temporary vs permanent, mobile vs fixed;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

jaring angkat

• Membahas berbagai contoh dari alat

jaring angkat – berbagai modifikasi

berdasarkan daerah di Indonesia; • Membahas efektifitas alat jaring angkat

– kajian produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari masing-masing alat

jaring angkat;

• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis dampak lingkungan dari berbagai

tipe jaring angkat

4.7 Muro ami • Menyajikan slide dari alat muro ami –

visualisasi dari Raja Ampat;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

muroami

• Membahas daerah yang cukup

memungkinkan untuk operasi muroami

di Indonesia dan menentukan

karakteristik habitat yang sesuai;

• Membahas efektifitas alat muroami –

kajian produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari muroami dan lokasi

yang sesuai untuk operasi di Indonesia;

• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan

fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis dampak lingkungan dari alat

muroami

4.8 Jaring insang • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat jaring insang – JI hanyut, JI tetap, JI Lingkar

(encircling gill-net), trammel net;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

jaring insang

• Membahas berbagai contoh dari alat jaring insang (gill-net)– JI hanyut, JI

tetap, JI Lingkar, trameel net dan

berbagai modifikasi berdasarkan daerah

di Indonesia;

• Membahas efektifitas alat jaring insang

– kajian produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari masing-masing alat jaring insang;

• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan

fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis dampak lingkungan dari berbagai

tipe jaring insang

Page 23: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

22 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

4.9 Pukat Lingkar • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat

pukat lingkar – pukat cincin, purse seine,

lampara;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

pukat lingkar

• Membahas berbagai contoh dari alat

pukat lingkar– pukat cincin (purse

seine), lampara;

• Membahas efektifitas alat pukat lingkar

– kajian produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari masing-masing pukat

Lingkar, alat bantu lampu dan modifikasinya

di Indonesia;

• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan

fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis dampak lingkungan dari berbagai

tipe pukat lingkar

4.10 Pukat Kantong • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat

pukat kantong – pukat pantai (beach seine), dogol (Danish seine), payang;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

pukat kantong

• Membahas berbagai contoh dari alat

pukat kantong– pukat pantai, dogol, payang;

• Membahas efektifitas alat pukat kantong

– kajian produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari masing-masing pukat

kantong; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan

fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis dampak lingkungan dari berbagai

tipe pukat kantong

4.11 Pukat harimau • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat

pukat harimau (pukat hela) – otter trawl,

double rig trawl, beam trawl, bottom & mid-

water trawl;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

pukat harimau

• Membahas berbagai contoh dari alat

pukat harimau;

• Membahas efektifitas alat pukat harimau

– kajian produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari masing-masing pukat

harimau;

• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan

fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis dampak lingkungan dari berbagai

tipe pukat harimau

4.12 Alat lain • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat lain – spear fishing, tombak, ter;

• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari

alat lain

• Membahas berbagai contoh dari alat selain yang sudah disebutkan di atas;

• Membahas efektifitas alat lain – kajian

produktifitas, selektifitas dan

kontribusinya terhadap penangkapan

berlebih dan kerusakan habitat

• Analisis deskriptif dari masing-masing alat lain;

• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan

fishing ground dan tingkah laku ikan yang

akan ditangkap;

• Analisis dampak lingkungan dari berbagai

tipe alat lain

4.13 Tugas Baca: • Nedelec, C., & J. Prado (1999). Definition and classification of fishing gear categories. FAO Fisheries Technical Paper. Rome, FAO. 222: 1-

87.

• Yamamoto, T. (1980). 1973 Fishery census of Indonesia, survey methods, mode of analysis and major findings. A report prepared for the

Fisheries Development and Management Project, Indonesia. FI:DP/INS/72/064, Field Document 5. Rome, FAO: 1-79.

Page 24: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

23 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

POKOK BAHASAN V: KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP – SUMBER DAYA IKAN

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

5.1 Definisi ikan – biologi

dan produk

• Menyajikan batasan dasar dari ikan / finfish

secara taksonomi (ilmiah) dan produk;

• Fasilitasi diskusi tentang batasan ikan

(finfish)

• Membahas dan mengembangkan definisi

ikan secara taksonomis dan berdasarkan

produk;

• Menentukan perbedaan karakteristik antara ikan dengan kelompok binatang

lainnya

• Menentukan karakteristik distingtif antara

ikan dengan binatang air lainnya;

• Menyebutkan alasan logis dari pemisahan

definisi antara ketentuan taksonomis dengan produksi

5.2 Terminology

morfologi ikan sebagai

alat identifikasi

• Menyajikan slide terminology morfologis

dari ikan;

• Fasilitasi diskusi penentuan ciri morfologis

dari ikan

• Membahas batasan untuk masing-

masing tipe morfologis dan meristik;

• Membahas cara mengukur berbagai tipe

morfo-metry

• Menentukan kategori: bentuk tubuh, kepala,

mulut, sirip, gurat sisi, ekor, sisik, marker;

• Membuat definisi ukuran dari masing-masing

kategori

5.3 Kategori ikan sebagai

produk perikanan

• Menyajikan (slide) pengelompokkan produk

perikanan sesuai dengan ketentuan statistik

perikanan;

• Fasilitasi diskusi & tanggapan peserta

• Membahas kemungkinan pembaharuan

terhadap pengelompokkan ikan dari

statistik terdahulu;

• Membahas kelompok ikan yang perlu

dimodifikasi

• Menyebutkan pembagian kelompok ikan

berdasarkan ketentuan statistik perikanan;

• Analisis pengelompokkan kategori ikan

dalam statistik

5.4 Ikan bersirip • Menyajikan (slide) seluruh 45 kategori

spesies ikan hasil tangkap;

• Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok spesies hasil tangkap

• Membahas karakteristik masing-maing

kelompok ikan;

• Membahas nilai penting (ekonomis) dari masing-masing kelompok spesies

• Menyebutkan 45 kelompok spesies hasil

tangkap perikanan di Indonesia (test);

• Analisis nilai komersial (nilai penting secara ekonomis) dari masing-masing kelompok

spesies

5.5 Binatang berkulit keras • Menyajikan (slide) total 8 (delapan) kategori

binatang berkulit keras;

• Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok

spesies binatang berkulit keras

• Membahas karakteristik masing-masing

kelompok binatang berkulit keras;

• Membahas nilai penting (ekonomis) dari

masing-masing kelompok binatang

berkulit keras

• Menyebutkan 8 (delapan) kategori binatang

berkulit keras (test);

• Analisis nilai komersial (nilai penting secara

ekonomis) dari masing-masing kelompok

binatang berkulit keras

5.6 Binatang berkulit

lunak

• Menyajikan (slide) total 8 (delapan) kategori

binatang berkulit lunak;

• Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok

spesies binatang berkulit lunak

• Membahas karakteristik masing-masing

kelompok binatang berkulit lunak;

• Membahas nilai penting (ekonomis) dari

masing-masing kelompok binatang

berkulit lunak

• Menyebutkan 8 (delapan) kategori binatang

berkulit lunak (test);

• Analisis nilai komersial (nilai penting secara

ekonomis) dari masing-masing kelompok

binatang berkulit lunak

Page 25: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

24 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

5.7 Binatang air lain • Menyajikan (slide) total 4 (empat) kategori

binatang air lain;

• Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok

spesies binatang air lain

• Membahas karakteristik masing-maing

kelompok binatang air lain;

• Membahas nilai penting (ekonomis) dari

masing-masing kelompok binatang air

lain

• Menyebutkan 4 (empat) kategori binatang air

lain (test);

• Analisis nilai komersial (nilai penting secara

ekonomis) dari masing-masing kelompok

binatang air lain

5.8 Tanaman air • Menyajikan (slide) contoh rumput laut

(Gracillaria dan Eucheuma);

• Fasilitasi diskusi rumput laut

• Membahas karakteristik dari produk

rumput laut;

• Membahas nilai penting (ekonomis) dari

rumput laut

• Membuat deskripsi dari produksi rumput laut

dari penangkapan;

• Analisis komersial dari produksi rumput laut

dari alam

5.9 Latihan (tugas ter

struktur)

Analisis nilai ekonomi (economical rating) dari ikan bersirip (fin-fish) di Indonesia

POKOK BAHASAN VI: PENDEKATAN MODEL PRODUKSI SURPLUS

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

6.1 Model produksi sur

plus – prinsip dasar

• Menyajikan 5 (lima) konsep dasar untuk

menghasilkan persamaan produksi surplus;

• Menyajikan Kurva produksi surplus –

hubungan antara effort dengan hasil tangkap

• Membahas urutan konsep untuk

menghasilkan Kurva produksi;

• Mendiskusikan model persamaan pada

Kurva Schaefer

• Membuat deskripsi teoritis dari Kurva

produksi surplus;

• Membuat persamaan produksi dari model

Schaefer;

• Membuat grafik produksi schaefer

6.2 Model Schaefer: Eopt

dan Cmsy

• Menjelaskan persamaan Schaefer dalam

penentuan Eopt dan Cmsy

• Menyajikan persamaan Schaefer dalam

grafik

• Membahas hubungan kuadratik antara

usaha (effort) dengan hasil tangkap dari

effort;

• Menentukan effort optimal (Eopt) yang

menghasilkan hasil tangkapan MSY

• Analisis turunan pertama dari persamaan

Schaefer untuk menghasilkan Eopt dan Cmsy;

• Menentukan (pada Kurva) nilai MSY dan

membuat definisi konsepsional dari MSY

Page 26: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

25 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

6.3 Contoh aplikasi pada

model Schaefer

• Menyajikan contoh aplikasi model Schaefer

dengan data dari Laut Sawu;

• Menjelaskan teknik penentuan status

perikanan tangkap

• Latihan (practice) dalam penerapan

model Schaefer untuk kasus perikanan

tangkap;

• Analisis status perikanan tangkap

berdasarkan persamaan Schaefer

• Menghitung nilai effort optimum (Eopt)

dengan teknik Schaefer, berdasarkan kasus

perikanan lapang;

• Estimasi status perikanan tangkap (under,

fully atau over-exploited) dengan teknik

Schaefer;

6.4 Contoh aplikasi pada

model Fox

• Menyajikan contoh aplikasi model Fox

sebagai pembanding;

• Menjelaskan teknik penentuan status

perikanan dengan metode Fox

• Analisis data catch-effort dengan

menggunakan persamaan model Fox

• Analisis Eopt dan Cmys dengan

menggunakan teknik dasar dari Fox

• Menghitung nilai effort optimum (Eopt)

dengan teknik Fox, berdasarkan kasus

perikanan lapang;

• Estimasi status perikanan tangkap (under, fully atau over-exploited) dengan teknik Fox;

• Analisis perbandingan kedua teknik dalam

menduga status perikanan tangkap

6.5 Asumsi-asumsi pada

model produksi surplus

• Menjelaskan seluruh asumsi yang harus

dipenuhi dalam aplikasi model Schaefer dan

Fox;

• Membahas kendala untuk memenuhi semua

asumsi yang dipersyratkan oleh model

Schaefer dan Fox

• Mendalami, membahas dan melakukan

umpan balik terhadap asumsi yang harus

dipenuhi pada model Schaefer dan Fox;

• Mendalami, membahas dan memberikan

umpan balik terhadap kesulitan

penerapan model pada tingkat lapang

• Membuat deskripsi masing-masing asumsi

dalam penggunaan persamaan Schaefer dan

Fox;

• Analisis pembuktian kesulitan dalam

penerapan model Schaefer dan Fox pada

tingkat lapang

6.6 Kelebihan dan kelema

han model Schafer

• Menjelaskan dan membahas kelebihan dan

kelemahan model Schaefer dan Fox

• Membahas dan memberikan masukan

(tambahan) dari keuntungan dan

kelemahan model Schaefer dan Fox

• Membuat tabel kelebihan dan kelemahan dari

model persamaan Schaefer;

• Membuat tabel kelebihan dan kelemahan dari

model Fox

6.7 Tugas terstruktur • Menghitung (penentuan) status pemanfaatan sumber daya ikan dengan metode pendekatan produksi surplus

Page 27: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

26 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

POKOK BAHASAN VII: KKP: MANFAATNYA BAGI PERIKANAN TANGKAP

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

7.1 Definisi & prinsip

dasar KKP

• Menyajikan definisi MPA berdasarkan

IUCN; • Menyajikan definisi KKP berdasarkan

ketentuan UU No. 5/1990 dan UU No.

31/2004

• Fasilitasi diskusi KKP: dari konsep teoritis

menuju praktis

• Membahas contoh-contoh KKP di

Indonesia yang sesuai dengan definisi IUCN dan peraturan legal di Indonesia;

• Formulasi kata kunci (kuantitatif) untuk

membuat definisi KKP secara praktis

pada tingkat lapang

• Membuat nomenklatur kawasan konservasi

perairan di Indonesia berdasarkan faktor legal yang berbeda;

• Membuat deskripsi (kata kunci) penting untuk

menjelaskan KKP pada tatanan praktis di

lapang

7.2 Status perikanan laut –

global dan Indonesia

• Menyajikan (slide) status perikanan tangkap

global;

• Menyajikan (slide) status perikanan tangkap

Indonesia;

• Fasilitasi diskusi kelemahan manajemen

perikanan konvensional

• Mencari data pendukung dalam

menentukan status perikanan tangkap

global dan nasional Indonesia;

• Membahas keterbatasan sistem

pengelolaan perikanan tangkap di

Indonesia

• Analisis status perikanan tangkap global dan

Indonesia;

• Membuat deskripsi keterbatasan sistem

pengelolaan perikanan di Indonesia;

• Membuat deskripsi pendekatan pengelolaan

perikanan berdasarkan JTB (TAC)

7.3 Mekanisme KKP mem

berikan manfaat untuk

perikanan

• Menyajikan (slide) bukti-bukti ilmiah

manfaat KKP bagi perikanan tangkap; • Menjelaskan mekanisme KKP bisa

memberikan manfaat bagi perikanan tangkap

(visualisasi slide)

• Membahas mekanisme spill-over dan

export-larva sebagai mekanisme perbaikan perikanan tangkap;

• Mencari contoh-contoh mekanisme

spill-over dan export-larva dalam

memperbaiki perikanan tangkap

• Membuat deskripsi dilengkapi dengan

visualisasi tentang mekanisme spill-over dan export-larva;

• Analisis besar dan luas (coverage) manfaat

KP untuk perikanan tangkap

7.4 Manfaat KKP bagi

perikanan tangkap

• Menyajikan beberapa contoh pada tingkat

lapang tentang manfaat KKP untuk

perikanan

• Fasilitasi diskusi dengan peserta

• Membahas pembuktian KKP sebagai

alat pendamping pengelolaan perikanan

tangkap yang sudah ada selama ini;

• Menelusuri contoh-contoh KKP sebagai

alat manajemen perikanan tangkap

• Membuat deskrisp tentang ketentuan dan

persyaratan yang harus dipenuhi agar KKP

bermanfaat bagi perikanan tangkap

7.5 Ukuran dan peranca

ngan KKP

• Menyajikan konsep dasar dan prinsip yang

harus dipenuhi agar KKP berdampak optimal

bagi perikanan tangkap;

• Fasilitasi diskusi dengan peserta

• Membahas grafik yang menunjukkan

skenario antara ukuran wilayah larang-

ambil dengan manfaat perlindungan

keragaman hayati dan perikanan • Membahas negosiasi konsep wilayah

larang-ambil dengan masyarakat target

sasaran

• Membuat konsep perancangan terkait dengan

ukuran dan penempatan KKP agar

memberikan dampak optimal bagi perikanan;

• Membuat visualisasi penempatan KKP pada skenario manfaat yang berbeda

Page 28: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

27 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

7.6 Kebutuhan ideal KKP • Menyajikan Kurva ukuran KKP (wilayah

larang-ambil) pada berbagai skenario dengan

kombinasi manfaat antara keragaman hayati

dengan perikanan

• Fasilitasi diskusi skenario ukuran dan

persentase habitat pada wilayah larang-ambil

• Membahas antara kebutuhan ideal luas

wilayah larang-ambil dengan kondisi riil

yang ada pada tingkat lapang;

• Membahas pilihan-pilihan untuk

memperbesar ukuran wilayah larang-

ambil secara akumulatif

• Membuat deskripsi kebutuhan ideal KKP

(secara terisolasi atau dalam jejaring) dan

membandingkan dengan kondisi riil yang ada

pada tingkat lapang;

• Membuat daftar usulan solusi untuk

pengembangan KKP di Indonesia maupun

secara global

7.7 Penolakan sebagian

masyarakat terhadap

wilayah larang-ambil

• Menyajikan Kurva pilihan antara sistem manajemen perikanan konvensional dengan

pendekatan KKP;

• Fasilitasi diskusi penolakan sebagian

masyarakat pada ide KKP

• Membahas konsep vocal-minority group vs silent-majority group terkait dengan

kasepakatan KKP;

• Membahas Kurva antara kerugian

jangka pendek vs keuntungan jangka

panjang, atau sebaliknya

• Membuat dan menjelaskan Kurva skenario kerugian jangka pendek vs keuntungan jangka

panjang, atau sebaliknya, terkait pilihan KKP

sebagai alat pengelolaan perikanan;

• Menjelaskan strategi untuk mengurangi

pengaruh focal-minority group (atau

memperbesar pengaruh silent-majority group)

dalam negosiasi implementasi KKP

POKOK BAHASAN VIII: KATEGORI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

8.1 Nomenklatur penama

an kawasan konservasi

di Indonesia;

• Menyajikan seluruh sebutan KKP di

Indonesia berdasarkan ketentuan hukum

yang berbeda;

• Menyajikan (slide) nomenklatur KKP di

Indonesia;

• Fasilitasi diskusi dengan peserta

• Membahas kedekatan hubungan

(keterkaitan) diantara nama-nama KKP

yang berbeda;

• Saling berbagi pendapat tentang

konsekuensi penamaan KKP yang

bervariasi

• Membuat dendogram (nomenklatur) KKP

yang ada di Indonesia (berdasarkan aspek

kewenangan pengelolaan);

• Membuat deskripsi kelebihan dan kelemahan

penamaan KKP yang beragam di Indonesia

8.2 Tujuan pembentukan

KKP

• Fasilitasi diskusi untuk mengidentifikasi

tujuan pembentukan KKP; • Mengarahkan diskusi untuk mencapai

sepakat tentang 9 (Sembilan) jenis tujuan

pembentukan KKP

• Saling berbagai pendapat tentang tujuan

pembentukan KKP; • Secara bersama menetapkan tujuan-

tujuan dari pembentukan KKP (minimal

9 jenis tujuan)

• Deskripsi tujuan utama pembentukan KKP

pada tatanan global dan nasional Indonesia; • Membuat pembuktian (dengan tabel

identifikasi tujuan) bahwa diantara beberapa

tujuan saling tumpang tindih (overlapping)

Page 29: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

28 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

8.3 Prinsip dasar penen

tuan kategori KKP

• Menjelaskan (slide) satu metode sederhana

untuk penentuan kategori KKP berdasarkan

ketentuan: (1) tujuan utama, (2) tujuan

kedua, (3) tujuan potensial dan (4) bukan

menjadi tujuan;

• Fasilitasi suatu Latihan untuk menentukan

kategori KKP berdasarkan kombinasi beberapa tujuan pembentukannya

• Saling berbagi pendapat untuk

penyempurnaan teknik penentuan

kategori KKP yang cocok untuk

diterapkan di Indonesia;

• Mengerjakan Latihan penentuan

kategori KKP di Indonesia berdasarkan

kombinasi tujuan pembentukannya

• Mampu mengidentifikasi dan analisis

kategori suatu KKP berdasarkan kombinasi

tujuan pembentukannya;

• Menyelesaikan Latihan penentuan kategori

KKP (dengan benar dan baik) berdasarkan

urutan tujuan pembentukannya;

• Analisis kategori KKP yang cocok untuk diterapkan di Indonesia

8.4 Kategori kawasan kon

servasi – ketentuan

IUCN

• Menjelaskan (slide) karakteristik dasar dari

masing-masing kategori KKP (6 jenis

kategori KKP yang penting) berdasarkan

ketentuan IUCN;

• Menjelaskan 10 kategori KKP yang berlaku

umum secara global

• Saling berbagi pendapat dan membahas

tipe KKP yang belum terakomodasi

dalam ketentuan IUCN;

• Membahas rating tentahg nilai penting

dari masing-masing kategori KKP dalam

kapasitasnya untuk menjamin perikanan

berkelanjutan

• Membuat deskripsi rating urutan KKP

berdasarkan keketatan tingkat perlindungan

yang diterapkan;

• Membuat analisis kategori KKP yang paling

sesuai untuk tujuan perikanan berkelanjutan;

• Membuat analisis kategori KKP yang sesuai

untuk perlindungan keragaman hayati atau

kebutuhan pariwisata;

8.5 Karakteristik antar

kategori KKP

• Menyajikan dan menjelaskan (tabel)

karakteristik yang menjadi ciri / features

pembeda dari masing-masing kategori KKP

• Fasilitasi diskusi diantara peserta

• Saling berbagi pendapat tentang kunci

identifikasi masing-masing kategori

KKP;

• Mencari contoh-contoh penerapan dari masing-masing kategori KKP

• Analisis (penyajian dalam tabel) karakteristik

yang membedakan antar masing-masing

KKP;

• Menyajikan kasus-kasus KKP di Indonesia sesuai dengan karakteristik tersebut

8.6 Kategori KKP di Indo

nesia yang sesuai de

ngan aturan IUCN

• Menyajikan (slide) KKP di Indonesia yang

sesuai dengan ketentuan IUCN;

• Menyajikan contoh TN Komodo yang tidak

mencapai ketentuan IUCN

• Membahas (berbagi pendapat) penyajian

laporan kategori KKP ke IUCN;

• Membahas kemungkinan KKP di

Indonesia yang tidak memenuhi

ketentuan IUCN dalam satu kategori

• Menyebutkan KKP di Indonesia yang

dinyatakan secara resmi masuk dalam salah

satu kategori KKP;

• Menyebutkan contoh-contoh KKP di

Indonesia yang belum masuk dalam salah

satu kategori ketentuan IUCN

Page 30: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

29 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

POKOK BAHASAN IX: ROADMAP MENUJU KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

9.1 Konsep dasar – antara

KKP alamiah (dulu)

dengan kebutuhan

akan KKP (saat ini)

• Menyajikan konsep KKP antara kondisi

alamiah jaman dulu dan kondisi saat ini;

• Membuka diskusi antara pertambahan

penduduk, meningkatnya tuntutan pemenuhan kebutuhan, pencemaran dan

terjadinya eksploitasi secara berlebihan

• Membahas untouchable areas karena

jumlah penduduk dan teknologi yang

masih terbatas;

• Membahas contoh-contoh wilayah dengan tingkat pemanfaatan berlebihan

di Indonesia

• Membuat analisis urgensi KKP pada jaman

nenek moyang dengan kondisi yang ada saat

ini;

• Menyebutkan dan membahas contoh-contoh wilayah dengan tingkat pembangunan yang

berlebihan

9.2 Proses pembentukan

dan pengelolaan KKP

– fish habitat area

• Menyajikan lesson learned proses

pembentukan fish habitat areas di Australia;

• Fasilitasi diskusi kemudahan proses

pembentukan FHA

• Membahas proses pembentukan KKP;

• Membahas tipe-tipe sejenis FHA yang

sesuai untuk kondisi Indonesia

• Melakukan analisis situasional terhadap

proses pembentukan KKP di suatu wilayah;

• Menyajikan lesson learned dari pembentukan

FHA Australia

9.3 Proses pembentukan &

pengelolaan KKP –

Florida Keys National

Marine Sanctuary

• Menyajikan lesson learned proses

pembentukan FKNMS Amerika;

• Fasilitasi diskusi proses pembentukan

FKNMS di Amerika Serikat

• Membahas perbedaan antara proses

pembentukan FHA dan FKNMS;

• Membahas strategi pembentukan KKP

di Indonesia (mengambil lesson learned

dari FHA dan FKNMS)

• Analisis proses dasar pembentukan suatu

KKP secara umum;

• Menyajikan pembelajaran dari proses

pembentukan 2 KKP (FHA dan FKNMS)

9.4 Sejarah konservasi di

Indonesia

• Fasilitasi diskusi dan tanya jawab tentang

sejarah pembentukan KKP di Indonesia;

• Fasilitasi pembagian waktu: pra-penjajahan, masa penjajahan, masa kemerdekaan dan

fase reformasi

• Menyampaikan informasi tentang

pengalaman di daerah masing-masing

oleh beberapa mahasiswa; • Membahas perbedaan konsepsi KKP

pada periode waktu yang berbeda

• Analisis historis pembentukan KKP di

Indonesia;

• Menyajikan karakteristik pembentukan KKP pada fase: pra-penjajahan, periode penjajahan,

kemerdekaan dan periode reformasi

9.5 Taman Nasional Ko

modo

• Menyajikan informasi sejarah terbentuknya

Taman Nasional Komodo – wilayah masih

utuh (tidak terganggu);

• Fasilitasi diskusi dan Tanya jawab

• Membahas strategi politis Indonesia

untuk memenuhi komitmen

internasional terkait KKP;

• Membahas TN Komodo sebagai

kawasan yang masih asli

• Analisis terbentuknya 3 (tiga) Taman

Nasional di Indonesia terkait dengan acara

world park congress yang dilakukan di Bali

pada tahun 1980;

• Menyajikan keunikan TN Komodo diban-

dingkan dengan kawasan lainnya di Indonesia

9.6 Taman Nasional Bali

Barat

• Menyajikan informasi sejarah terbentuknya

Taman Nasional Bali Barat – pengaruh

pariwisata;

• Fasilitasi diskusi dan Tanya jawab

• Membahas karakteristik TNBB sebagai

kawasan yang mendapat pengaruh

pariwisata;

• Diskusi perbedaan karakteristik antara

TN Komodo dan TN Bali Barat

• Analisis perbedaan karakteristik antara TN

Komodo dan TN Bali Barat;

Page 31: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

30 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

POKOK BAHASAN X: ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

10.1 Tahapan dalam penge

lolaan KKP

• Menyajikan (slide) 10 tahapan dalam proses

perencanaan dan pengelolaan KKP;

• Fasilitasi diskusi untuk memperjelas urutan

masing-masing proses

• Membahas kejelasan urutan tahapan

dalam pengelolaan kawasan konservasi;

• Mencari beberapa contoh KKP dengan

urutan tahapan pengelolaan yang lengkap

• Mampu menyebutkan urutan tahapan dalam

perencanaan dan pengelolaan KKP;

• Analisis beberapa KKP dalam tingkat/tahapan

pengelolaannya

10.2 Konsep dasar zonasi –

beberapa contoh

• Inisiasi diskusi untuk menentukan kata kunci

dalam proses zonasi;

• Menjelaskan SK jalur-jalur penangkapan

sebagai contoh zonasi

• Menjawab pertanyaan dan saling

berbagi pengetahuan tentang zonasi;

• Membahas SK Mentan 293/1999

tentang jalur penangkapan sebagai

bentuk zonasi wilayah di laut

• Membuat deskripsi singkat tentang definisi

zonasi dan alasan dasar kebutuhan zonasi;

• Menyebutkan beberapa contoh zonasi pada

tingkat lapang, terutama di laut

10.3 Konsep dasar zonasi

kawasan konservasi

• Inisiasi diskusi tentang konsep zonasi – zona,

aktifitas dan perijinan;

• Menjelaskan satu contoh zonasi pada tingkat

lapang

• Membuat contoh-contoh zonasi dalam

bentuk tabel;

• Membahas berbagai bentuk zonasi:

RDTR, RZWP3K, WPP

• Analisis PP 68/1998 atau PP 60/2007 tentang

zonasi dalam bentuk tabel;

• Analisis perbedaan dasar zonasi pada sistem

RTTR, RZWP3K dan WPP

10.4 Ketentuan dalam zona

yang berbeda

• Merangsang diskusi dalam menentukan

zona-zona yang penting (esensial) pada

kawasan konservasi

• Zona – inti, rimba, pemanfaatan tradisional, pemukiman, Bahari, pelagis, pariwisata

intentif

• Membahas hubungan antara zona

dengan kategori KKP;

• Membahas zona-zona yang diperlukan

dalam suatu KKP spesifik (Taman Nasional, Cagar Alam, Taman Wisata)

• Menyebutkan jenis zona yang umum

digunakan dalam KKP;

• Analisis keterkaitan antara KKP dengan jenis

zonasi yang ada di dalamnya; • Deskripsi zonasi dengan menggunakan

contoh TN Komodo

10.5 Memilih prioritas area

(zona) untuk

dilindungi

• Fasilitasi diskusi untuk menentukan tujuan

utama suatu KKP;

• Memilih fitur konservasi (conservation

features) penting sesuai dengan tujuan KKP;

• Fasilitasi diskusi dalam menentukan skor

masing-masing fitur konservasi (+ / -)

• Membahas berbagai tujuan strategis

KKP: perikanan perlindungan kehati,

spesies hampir punah dan pariwisata;

• Membahas fitur konservasi sesuai tujuan

KKP;

• Membahas skor relatif terhadap fitur

yang berbeda

• Analisis tujuan KKP, fitur konservasi dan

skor dari masing-masing fitur konservasi

sesuai dengan tujuan pembentukan KKP;

• Membuat tabel fitur konservasi, penentuan

skor relatif dan alasan dari penentuan skor

tersebut

Page 32: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

31 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

10.6 Teknik tumpang susun

(overlay technique)

• Demarkasi KKP dan membuat grid unit

perencanaan (planning unit);

• Menjelaskan teknik tumpang susun dan

memberi nilai skor kumulatif masing-masing

grid;

• Menentukan algoritme pembuatan

Keputusan grid yang dipilih sebagai area prioritas

• Melakukan praktek tumpang susun

(contoh perairan Bali);

• Menghitung nilai skor kumulatif pada

masing-masing grid;

• Membahas algoritma dalam menentukan

Keputusan pemulihan grid (wilayah)

prioritas konservasi

• Mengoperasikan teknik tumpang susun

(overlay technique) dalam memilih wilayah

penting untuk konservasi (wilayah larang-

ambil);

• Formulasi algoritma dalam menentukan

wilayah penting (wilayah larang-ambil) untuk

konservasi

10.7 MARXAN – decision

support tool

• Menjelaskan teknik MARXAN sebagai

decision support tool dalam pemilihan

wilayah penting konservasi;

• Menjelaskan terminology penting dalam

MARXAN – planning unit, conservation

features, SPF, BLM, cluz

• Membahas kebutuhan software ArcView

sebelum operasi MARXAN;

• Membahas terminology penting –

planning unit, conservation features,

SPF, BLM, cluz, lock-in, lock-out;

• Membahas prinsip digitasi dan

georeferencing

• Membuat deskripsi singkat tentang teknik

MARXAN sebagai decision support tool

dalam pemulihan wilayah penting untuk

konservasi;

• Menjelaskan terminology planning unit, CF,

SPF, BLM, lock-in, lock-out, digitasi dan

geo-referencing

POKOK BAHASAN XI: RENCANA PENGELOLAAN KKP (MANAGEMENT PLAN)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

11.1 KKP – suatu

kebutuhan

• Menjelaskan (slide) kebutuhan tentang KKP

yang mendesak;

• Inisiasi diskusi dengan peserta

• Membahas contoh-contoh kondisi

pendukung (over-fishing dan kerusakan

habitat) bagi kebutuhan KKP;

• Membahas ulang prinsip replenishment,

spill-over dan export larvae

• Membuat deskripsi yang mendukung

kebutuhan KKP sebagai alat pengelola

perikanan tangkap di Indonesia;

• Menjelaskan mekanisme KKP bermanfaat

untuk perikanan tangkap

11.2 Seleksi KKP • Menjelaskan prinsip dasar dalam seleksi

KKP

• Menyajikan marine data atlas yang dibuat

oleh Rodney V. Salm dan M. Halim (1984)

• Membahas KKP yang terisolasi dan

KKP yang tersusun dalam jejaring

(MPA network);

• Seleksi peletakan KKP di Jawa Timur

• Menentukan dasar kriteria seleksi suatu KKP;

• Analisis komparatif KKP yang dirancang

secara terisolasi dengan sistem jejaring (MPA

network)

Page 33: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

32 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

11.3 Penetapan, tata batas

dan zonasi

• Refresh (penyegaran) terhadap mekanisme

penetapan, tata batas dan zonasi beserta

aturannya;

• Tanya jawab dengan peserta

• Membahas mekanisme penetapan dan

penentuan tata batas suatu KKP;

• Membahas contoh kasusu KKLD Berau

dan Raja Ampat

• Membuat deskripsi penetapan dan

menentukan tata batas KKP;

• Analisis komparasi penetapan KKP yang

berbeda (PHKA dan DKP)

11.4 Dokumen Rencana

Pengelolaan (manage-

ment plan)

• Menjelaskan dokumen rencana pengelolaan

suatu KKP;

• Inisiasi diskusi tentang RP25T, 5 tahun dan

RKT suatu kawasan konservasi

• Membahas RP25T Taman Nasional

Komodo dan Wakatobi;

• Membahas rencana pengelolaan: jangka

panjang, menengah dan tahunan

• Membuat deskrisp hal-hal yang termuat

dalam suatu rencana pengelolaan KKP;

• Analisis antara rencana pengelolaan jangka

panjang, menengah dan rencana kerja tahunan

11.5 Konsep 5S – standard

lexicon

• Menjelaskan konsep 5S sebagai metode dasar penyusunan rencana pengelolaan;

• Menjelaskan batasan: system (target), stress,

source of stress, strategy dan success

• Membahas konsep 5S sebagai standard lexicon;

• Menyusun contoh rencana pengelolaan

KKP dengan pendekatan 5S (skematik)

• Membuat skema 5S dari suatu KKP dengan contoh dari lapang;

• Membuat rencana pengelolaan (strategi)

berdasarkan konsep 5S;

11.6 Pembelajaran dari

PHKA

• Menyajikan contoh rencana pengelolaan

taman nasional yang dibuat oleh PHKA;

• Inisiasi diskusi dengan peserta

• Mencermati urutan rencana pengelolaan

3 (tiga) buku dari Taman Nasional

Komodo

• Menyusun rencana pengelolaan daru suatu

KKP;

• Membuat daftar informasi yang dibutuhkan

dalam menyusun rencana pengelolaan KKP

POKOK BAHASAN XII: MIRADI: PERANGKAT LUNAK STANDAR TERBUKA

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

12.1 Tahapan dalam penyu

sunan dokumen renca

na pengelolaan

• Introduksi perangkat lunak Miradi;

• Menjelaskan tim penyusun rencana

pengelolaan KKP – marine biologist, MPA

planner, social knowledge, Miradi operator

• Download program Miradi pada

masing-masing laptop peserta;

• Mengenal operasi dasar program Miradi

dengan praktek bertahap;

• Mampu mengoperasikan program Miradi;

• Mengisi data awal KKP ke dalam program

Miradi;

• Mengidentifikasi tim penyusun rencana

pengelolaan – entry ke dalam program

Miradi

Page 34: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

33 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

12.2 Target konservasi dan

viabilitas target

• Menjelaskan target konservasi;

• Inisiasi diskusi untuk mengidentifikasi target

konservasi;

• Identifikasi viabilitas target: key ecological

attribute, indicator, measures, desired future

status, time frame

• Bekerja dalam kelompok untuk

mengidentifikasi target konservasi

dalam suatu KKP;

• Mengidentifikasi viabilitas target;

• Menilai KEA, indicator, measure dan

desired future status dari target

bersama time frame pengelolaan

• Melakukan entry KEA, indicator, measure,

desired future status dari target dan

identifikasi time frame dari rencana

pengelolaan;

• Mengisi conceptual diagram dalam program

Miradi

12.3 Threats (ancaman) dan

threat rating

• Bersama peserta membuat conceptual

diagram;

• Identifikasi threat, driving factors dan threat

rating terhadap target konservasi

• Identifikasi threat dan threat yang

mungkin bisa dibatasi melalui rencana

aksi;

• Melakukan threat rating dalam program

Miradik

• Mengidentifikasi threat dan driving factor

pada conceptual diagram;

• Melakukan threat rating berdasarkan

pendekatan best-available information

12.4 Strategi – aksi konser

vasi

• Bersama peserta menyusun strategy untuk mengatasi threat;

• Membuat diagram result chains pada Miradi

• Menyusun strategi dalam conceptual

diagram;

• Mengisi kelengkapan informasi strategi

pada result chain

• Mampu mengidentifikasi strategi

berdasarkan threat rating;

• Menilai efektifitas strategi dalam

menurunkan threat (feasibility dan impact

rating dari strategi)

12.5 Rencana aksi – smart

objective

• Membuat aktivitas sebagai bagian dari

strategi;

• Menyusun rencana aksi dari smart objective;

• Membuat rating efektifitas dari rencana aksi

• Membagi strategi menjadi rencana aksi

bertahap untuk mengatasi threat;

• Membuat objective (smart), activities,

indicator dan measure

• Mampu membuat dan mengisi rating

rencana aksi dalam Miradi;

• Menyusun activities, smart objectives,

indicator dan measures

12.6 Pembiayaan – sus

tainable finan cing

• Rating feasibility dari rencana aksi; • Menyusun skema sustainable financing;

• Melakukan rating feasibility dari setiap

rencana aksi dan activities;

• Menyusun kerangka sustainable

financing

• Mampu mengidentifikasi besarnya biaya

yang dibutuhkan untuk setiap aksi

konservasi;

• Melakukan rating feasibility dari setiap

rencana aksi dan identifikasi sumber

pembiayaan

12.7 Monitoring • Membuat kerangka monitoring sukses

rencana aksi konservasi;

• Menyusun jenis kegiatan monitoring

• Membuat rencana monitoring dari

setiap aksi konservasi;

• Memilih jenis monitoring berdasarkan

pendekatan cost-effective

• Mampu menyusun rencana monitoring dari

setiap aksi konservasi dalam Miradi;

• Membuat kegiatan monitoring yang efektif

Page 35: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

34 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

12.8 Miradi – conceptual

diagram dan result

chains

• Menyajikan contoh conceptual diagram

secara lengkap dari suatu KKP;

• Menyajikan result chain secara lengkap dari

suatu KKP

• Membuat suatu conceptual diagram

pada kertas flip-chart;

• Membuat result chain diagram pada

kertas flip-chart

• Mampu membuat conceptual diagram pada

perangkat Miradi;

• Membuat diagram result chain dengan

program Miradi

POKOK BAHASAN XIII: MONITORING SUKSES DAN PENGELOLAAN ADAPTIF

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

13.1 Konsep dasar moni

toring

• Menyajikan konsep dasar (slide) monitoring

sukses suatu KKP;

• Fasilitasi diskusi dengan peserta

• Membahas konsep dasar monitoring

sukses konservasi;

• Membuat contoh sederhana dari

kegiatan monitoring

• Deskripsi konsep dasar dan tujuan

monitoring KKP;

• Mengembangkan jenis monitoring dengan

pendekatan cost-effective

13.2 Tujuan dan jenis mo

nitoring

• Menyajikan keterkaitan antara tujuan dan

jenis kegiatan monitoring KKP;

• Fasilitasi diskusi dengan peserta

• Membahas keterkaitan antara tujuan

dengan jenis monitoring;

• Membuat contoh-contoh monitoring

sesuai dengan tujuan KKP

• Membuat tabel jenis monitoring yang terkait

dengan tujuan (target) KKP, threat, dan

rencana aksi konservasi;

• Membuat rating seleksi monitoring yang

dibutuhkan

13.3 Monitoring biologi • Menyajikan contoh kegiatan monitoring

biologi dalam KKP

• Menyajikan keterkaitan antara monitoring

dengan rencana aksi, threat dan viabilitas

target

• Diskusi untuk membuat jenis-jenis

monitoring biologi dalam KKP;

• Membuat tabel keterkaitan antara

monitoring dengan threat, rencana aksi

dan viabilitas target

• Merancang kerangka monitoring suatu KKP

spesifik lokasi;

• Membuat kerangka monitoring sebagai

bagian dari rencana pengelolaan secara

keseluruhan

13.4 Monitoring peman

faatan sumber daya

• Menyajikan prinsip dasar monitoring

pemanfaatan sumber daya dalam KKP;

• Fasilitasi diskusi dengan peserta

• Membahas jenis monitoring sumber

daya kategori in-situ dan ex-situ;

• Membuat contoh-contoh monitoring

pemanfaatan sumber daya

• Merancang kerangka monitoring

pemanfaatan sumber daya in-situ maupun

ex-situ dengan prinsip cost-effective;

• Menyajikan hasil monitoring pemanfaatan

sumber daya

Page 36: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

35 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

13.5 Monitoring persepsi

masyarakat

• Menyajikan kerangka monitoring persepsi;

• Menyajikan contoh monitoring persepsi di

TN Komodo, Wakatobi, Raja Ampat dan

Derawan

• Membahas jenis-jenis monitoring

persepsi;

• Mengembangkan contoh monitoring

persepsi pada kawasan

• Merancang kerangka monitoring persepsi;

• Menyajikan hasil monitoring persepsi dan

mengaitkan dengan respon oleh pengelola

• • •

POKOK BAHASAN XIV: HUKUM, PERATURAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KKP

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

14.1 Konsep dasar – hukum

dan peraturan KKP

• Menjelaskan konsep dasar antara hukum,

peraturan dan kebijakan operasional;

• Contoh kasus pelanggaran hukum dibidang

KKP

• Membahas dualisme antara ketentuan

hukum dan kebijakan operasional pada

tingkat lapang;

• Contoh kasus pelanggaran hukum pada

KKP yang masih belum ditangani

• Membuat kerangka hukum dasar untuk

implementasi KKP di Indonesia;

• menyajikan dualism antara ketentuan hukum

yang berlaku dengan pelaksanaan konservasi

pada tingkat lapang

14.2 Peraturan global –

legal, etik dan norma

Menyajikan pokok-pokok ketentuan dalam:

• Jeneva Conventioan, 1958

• UNCLOS, 1982;

• UNCBD, 1992;

• CCRF, 1995

• CTI (2007) dan ATSEF (2004)

• Membahas pokok-pokok ketentuan

yang mengikat pemerintah dalam

bidang konservasi, termasuk konservasi

kawasan;

• Pendalaman masing-masing ketentuan

internasional (membaca teks penting)

• Menyajikan kerangka hukum global tentang

konsep dan implementasi KKP di Indonesia;

• Dualism antara komitmen mema-tuhi

ketentuan internasional dan pelaksa-naan di

dalam negeri;

• Menyajikan masalah-masalah penerapan

komitmen terhadap ketentuan internasional

14.3 Peraturan nasional Menyajikan pokok-pokok ketentuan dalam:

• UU No. 5 / 1990 Konservasi PHKA

• UU No. 31 / 2004 Perikanan

• UU No. 32 / 2004 Pemerintah Daerah

• UU No. 26 / 2007 tata ruang

• UU No. 27 / 2007 PWP3K

• PP No. 69 / 1998

• PP No. 60 / 2007

• Membahas pokok-pokok ketentuan

yang mengikat pemerintah dalam

bidang konservasi, termasuk konservasi

kawasan;

• Pendalaman masing-masing ketentuan

internasional (membaca teks penting)

• Menyajikan kerangka hukum nasional

tentang konsep dan implementasi KKP;

• Menyajikan dualisme antara komitmen

mematuhi ketentuan hukum dengan

pelaksanaan di tingkat lapang;

• Menyajikan masalah-masalah dalam

penerapan komitmen terhadap ketentuan

hukum yang berlaku

Page 37: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

36 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)

NO SUB-POKOK

BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR

14.4 Analisis hukum dan

peraturan pengelolaan

KKP

• Menyajikan nomenklatur penamaan KKP di

Indonesia dari dasar hukum yang berbeda;

• Inisiasi diskusi dengan peserta

• Membahas kelemahan dan kelebihan

berbagai penamaan KKP yang beragam;

• Membahas implikasi praktis (tingkat

lapang) dari penamaan KKP yang

beragam

• Analisis sinergi dan harmonisasi berbagai

perangkat hukum yang berlaku dalam

pengelolaan KKP di Indonesia;

• Analisis tingkat implementasi ketentuan

hukum KKP pada tingkat lapang

Page 38: KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN …wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Kuliah-KSDKP_RPKPS.pdf · Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia

Selama belajar di Belanda, Gede menyelesaikan sebuah Lecture Note tentang Fish Population Dynamics and

Fisheries sebagai bagian dari Minor Thesis.

Sejak tahun 1999, Gede diangkat sebagai Site Advisor dalam Proyek ADB – Coastal Community Development

and Fisheries Resources Management (CCD-FRM). Dia ditempatkan di Prigi dan membantu dua Kepala Dinas

(Dinas Perikanan & Kelautan Kabupaten Trenggalek dan Banyuwangi). Proyek ini memberikan kesempatan

pada dia untuk mengembangkan konsep marine protected area (MPA), sebuah pendekatan baru dalam

pengelolaan perikanan tangkap.

Pada tahun 2002, bekerja dengan WWF (World Wildlife Foundation for Nature) dan memfasilitasi training

tentang Fisheries Data Analysis. Dia mendapat kesempatan untuk bekerja dan saling berbagi dengan praktisi

muda dibidang konservasi kawasan.

Sejak tahun 2002, Gede juga bekerja dengan The Nature Conservancy (TNC). Dia ditempatkan di Taman

Nasional Komodo sebagai Outreach Specialist. Selanjutnya, dia diangkat sebagai Deputy dan akhirnya Project

Leader of TNC Komodo Site Program. Selama itu, Gede terlibat dalam proses pengelolaan Taman nasional

Komodo dan memfasilitasi kunjungan (cross-learning) pengelola kawasan ke Taman Nasional Galapagos,

Equador.

Sejak tahun 2005, Gede diangkat sebagai Training Manager TNC yang berbasis di Denpasar Bali. Selama 5

(lima) tahun tersebut, dia telah memfasilitasi 45x training tentang marine protected area planning and

management – sebagian besar dari training tersebut dilakukan di Indonesia, juga di Malaysia (Sabah, Semporna dan Semenanjung Malaya) dan Timor Leste (Comoro, Dili).

Sebagai Training Manager, Gede ikut memfasilitasi berbagai training monitoring biologi, pemanfaatan sumber

daya dan pengamatan insidental kepada tim monitoring lapang. Kesempatan ini digunakan untuk saling berbagi

informasi diantara tim lapang dari berbagai kawasan konservasi yang berbeda. Dia telah menyelam di berbagai

tempat seperti: Wakatobi, Derawan, Sangalaki, Kakaban, Raja Ampat, Bunaken, Teluk Cendrawasih, Komodo,

Bintan, Sipadan (Malaysia) dan tentu saja Bali. Terkait dengan ancaman kawasan konservasi dari perubahan

iklim global, Gede berpartisipasi dalam lokakarya dan menyelam di Lady Elliot Island, Great Barrier Reef –

Australia. Juga, dia ikut dalam Conservation Action Planning Cross-Learning, saling berbagi dengan pakar dan

praktisi konservasi dari berbagai wilayah di Amerika Latin dan Cina. Pertemuan dilakukan di Asilomar,

Monterey Bay – California.

Pada tahun 2009, Gede menjadi co-facilitator dalam training marine protected area yang difasilitasi oleh NOAA

dan diselenggarakan bersama oleh CI-TNC-WWF. Sedangkan pada tahun 2010, bekerja bersama RARE Indonesia Program, sebagai fasilitator pada marine cohort yang dilakukan di kampus IPB Bogor. Praktisi

lapang, pengelola kawasan, rekan sejawat dan mahasiswa mendorong Gede untuk menuliskan semua

pengalaman lapang tersebut, dikombinasi dengan konsep pengelolaan kawasan, untuk dijadikan sebagai buku

ajar pada mata kuliah konservasi sumber daya ikan dan kelautan. Buku ajar ini merupakan refleksi dari semua

pengetahuan lapang tersebut yang tentu saja disesuaikan dengan kerangka teori dan silabus dari mata kuliah

bersangkutan.

Dewa Gede Raka Wiadnya

Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor

pada tahun 1983 dan Department of Aquaculture & Fisheries, Wageningen

Agriculture University, The Netherlands pada tahun 1992.

Mengawali karir sebagai asisten dosen mata kuliah Dinamika Populasi dan

Manajemen Sumber Daya Perikanan pada Fakultas Perikanan Universitas

Brawijaya – Malang, sejak tahun 1984