Upload
fitrah-abdillah-al-farmasi
View
316
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
1
KATEGORI DTP
1. Pasien memerlukan tambahan terapi obat
2. Pasien mendapatkan terapi obat yang tidak perlu
3. Pasien mendapatkan obat yang salah4. Pasien mendapatkan dosis terlalu
rendah 5. Pasien mengalami ROTD6. Dosis terlalu tinggi untuk pasien7. Pasien tidak patuh
2
DTP KATEGORI I Pasien memerlukan tambahan terapi obat1. Kondisi yang tidak diterapi
demam (suhu > 380C)--------- tanpa antipiretik2. Terapi yang sinergis atau potensial Hipertensi stage II---- kombinasi tx TBC ------ 3 OAT3. Profilaksis atau terapi preventif ISK > 3 x dalam setahun-------------Tx
profilaksis Bedah ----------- antibiotik
3
DTP KATEGORI 2 Pasien mendapat terapi obat yang tidak perlu1. Obat tanpa indikasi Antibiotik pada ISPA ringan pd pediatrik2. Penggunaan obat yang adiktif/“recreational” Ulser duodenum-ranitidin 150 mg bid 6 minggu,
msh minum kopi dan merokok.3. Terapi non obat lebih tepat. Ex: Hiperlipidemia.
Diberikan simvastatin jika sudah trdpt resiko kardiovaskuler.
4 Duplikasi terapi. PCT + Proris/ibuprofen. Terapi ROTD yang bisa dihindari2. Ulser duoddenum – ranitidin 150 mg bid 2 minggu3. Sakit kepala---- minta aspirin
4
DTP KATEGORI 3 Pasien mendapatkan obat yang salah
1. Bentuk sediaan tidak tepat. Asma akut diberi salbutamol tablet (salah) yg benar bentuk inhaler.
2. Adanya kontraindikasi. Ibu hamil selain metildopa, bisa diberikan CCB, tdk boleh ACE I, tdk blh Tetrasiklin (gigi tdk sempurna)
3. Kondisi yang sukar diobatiOtitis Media Akut—Amox tdk membaik----kotri
4. Obat tidak diindikasikan untuk kondisi tttAsma akut—pinjam obat ke teman asma, pdhl derajat asma berbeda.
5. Adanya obat yang lebih efektifNyeri hebat-----Paracetamol. Harusnya Morfin.Pd Kanker : Cisplatin—toxisitas higly hematogenik..muntah>90%.Perlu premedikasi--+antimutah (Pondansetron&dexa)
5
DTP KATEGORI 4 Pasien mendapatkan dosis terlalu rendah
1. Dosis salah2. Frekuensi tidak tepat3. Durasi tidak tepat4. Tidak tepat penyimpanan. Ex.Apicillin
dry syr, yg sudah diberi air harus disimpan di kulkas.
5. Tidak tepat cara pemberian Minum obat-pakai sendok bayi ≠
sendok takar6
DTP KATEGORI 5Pasien mengalami ROTD1. Obat yang tidak aman bagi pasien Pasien hipertensi, kongesti nasal---- 2 tab
pseudoefedrin (tekananx meningkt---efek samping)2. Reaksi alergi.Alergi Penicillin maka berikanlah
gol.makrolida.3. Interaksi obat.
Pada absorbsi : pembentukan kelat (susu+tetrasiklin), perubahan pH, pengosongan lambung.Pada distribusi: pergeseran ikatan protein.Pada metabolisme : inhibitor enzim, induktor enzim
4. Meningkatkan atau menurunkan dosis terlalu cepat Obat kortikosteroid5. Efek yang tidak diinginkan6. CTM --- mulut kering, lemah-lesu, penglihatan kabur
7
DTP KATEGORI 6 Dosis terlalu tinggi untuk pasien
1. Dosis yang salah2. Frekuensi Tidak tepat3. Durasi tidak tepat (warfarin max.6
bulan)4. Interaksi obat
8
DTP KATEGORI 7 Pasien tidak patuh
1. Produk obat tidak tersedia. Penarikan bertahap pd stafudin.limfodistropi (distribusi lemak yg tdk baik)/kehilangan lemak,tp nilai LDL normal. Diganti dgn tenofudin dan emisitratin.
2. Pasien tidak mampu membeli3. Pasien tidak bisa menelan dan sejenisnya4. Pasien tidak memahami instruksi5. Pasien tidak menyukai obat tersebut6. Pasien lupa minum obat
9
R/ Amoxicillin mg 50CTM mg 0,3
m.f.p.dtd. No. XVS. 3 dd p I
R/ Nipe drops IS. 3 dd gtt cc 0,3
R/ Tempra dropsIS. Prn. 3 dd gtt cc 0,4
Pro : Aditya Ramadhan (8 hari)
10
PROBLEM 1.DRP 1 : tidak ada2.DRP 2 :
a. Duplikasi terapi PCT ; Tempra & Nipeb. Duplikasi terapi antihistamin; CTM &
Isotipendil (Nipe)3.DRP 3 :
a. CTM tidak dianjurkan untuk neonatus.b. Pulveres tidak cocok untuk neonatus
4.DRP 4 : -5.DRP 5 : -6.DRP 6 : -7.DRP 7 : pasien tidak bisa menelan
pulveres11
ACTION1. Diskusikan dengan dokter untuk
menggunakan salah satu obat saja. Dan untuk memutuskannya diskusikan dengan keluarga pasien :a. Keluhan panas : Temprab. Keluhan panas + flu : Nipe
2. Diskusikan dengan dokter untuk menghilangkan CTM dari resep.
3. Usulkan bentuk sediaan Amoxicillin drops
12
MONITORING1.Monitoring penggantian / perubahan
resep2.Monitoring gejala / keluhan pasien
(demam, flu, infeksi)3.Monitoring ESO
13
R/ Erysanbe chew 175 mg Histapan 1/2 tabBricasma 1/3 tab
m.f.p.dtd. No. XVS. 3 dd p I
R/ Aminophyllin 30 mgKalmethasone 1/2 tab
m.f.p.dtd. No. XVS. prn. 3 dd p I (kalau batuk)
Pro : Yosephine (2,5 tahun)14
Kandungan :- Erysanbe: Erythromisin stearat- Histapan : Mebhidrolin napadisilat 50
mg- Bricasma: Terbutalin sulfat- Kalmetahasone : Dexamethasone
15
PROBLEM 1.DRP 1 : -2.DRP 2 : Duplikasi terapi Mebhidrolin
(Histapan) dengan Dexamethasone (Kalmethasone) .+ (antibiotik dan Nonantibiotik tdk blh digerus bersamaan dan jadi satu), tapi kalo hanya 5 hari, boleh.
3.DRP 3 : -4.DRP 4 : -5.DRP 5 : interaksi obat Aminofilin &
Erythromisin. Ery inhibitor enzim, kadar Amino meningkat—toxik)
6.DRP 6 : -7.DRP 7 : instruksi salah / tidak jelas
(kalau sesak bukan kalau batuk)16
ACTION1. Diskusikan dengan dokter untuk
menggunakan salah satu obat saja. Usulkan Histapan dihilangkan , kortikosteroid kerjanya lebih luas. 2. Diskusikan pengatasan interaksi obat :
a. Monitoring gejala toksisitas Teofilinb. Dosis Aminofilin diturunkanc. Ganti antibiotik lain ; Azithromicin
atau Amoxicillin3. Usulkan penggantian instruksi : bila
sesak 17
MONITORING1.Monitoring penggantian / perubahan
resep2.Monitoring gejala / keluhan pasien
(infeksi, sesak nafas)3.Monitoring ESO
18
KASUS PREGNANSI
Ny. AG 25 tahun dengan berat badan 55 kg
CC : mual, lemah dan lesuM: Kotrimoksazol Forte 2 x 1
Vometa 1 tablet 3 x 1 prnDari catatan medis, ternyata dia MRS
karena bakteriuria asimptomatik dan sedang hamil 8 minggu.
19
PROBLEM 1.DRP 1 : lemah & lesu pada ibu hamil,
indikasi anemia defisiensi as. Folat → perlu terapi
2.DRP 2 : mual-muntah ; apa perlu antiemetik??? morning sickness
3.DRP 3 : a. Kotrimoxasol : kategori Cb. Domperidon : kategori C
20
ACTION1.Diskusikan dengan dokter untuk meresepkan
suplemen as.folat (mis; Folamil, Folavit) dan disertai makan sayur hijau dan susu untuk ibu hamil. 2. Diskusikan keparahan mual-muntahnya :
a. Ringan : ubah pola makanb.Sedang-berat : gunakan vit.B6 (kategori A)
atau metoklopropamid (kategori B)3.Usulkan perubahan / penggantian
Kotrimoxazole :a. Amoxicillin, Co Amoxiclav (jika kejadian resistensi Amoxicillin cukup tinggi (kategori B)b.Sefaleksin, Sefiksim → jika lebih parah (ktg B)
4.Usulkan penggantian Domperidon seperti point 2 21
MONITORING1.Monitoring penggantian / perubahan
resep2.Monitoring gejala / keluhan pasien (mual,
lemah-lesu dll)3.Monitoring ESO
22
KASUS PEDIATRIK
AH umur 11 bulan dengan berat badan 9.6 kgCC : Gejala ISK, T 38 °CPMH : 2 kali ISKMH : SirupParasetamol 120 mg tiap 3 jam
prn(120 mg/ 5 ml)
Dia mendapat resep berisi sirup trimetoprim (50 mg/5ml) 2 ml bid selama 7 hari. Selainterapitersebut, dokter juga menyarankan profilaksis dengan trimetoprim.
23
Gejala ISK :- Disuria- Frekuensi BAK lebih sering (> 5 kali)- Urgensi (tiap BAK perasaannya tidak
tuntas)- Demam ISK sering kambuh (3-4 kali) tiap tahun
mengindikasikan pasien butuh terapi profilaksis.
- Dosis dan apakah obat aman untuk anak-anak.
24
PROBLEM 1.DRP 1 : pasien mengalami kambuh /
kumat yg ke-3 kalinya sehingga memerlukan terapi profilaksis dengan antibiotik.
2.DRP 2 : -3.DRP 3 : -4.DRP 4 : dosis Trimetoprim kurang
dosis Trimetoprim; 6-12 mg/kg BB (ambil tengahnya 10 mg/kg x 9,6 mg = 96 mg, dibagi 2 = 48 mg ~ 50 mg (5 ml) 2 x 1
4.DRP 5 : -5.DRP 6 : dosis (frek) Pct terlalu tinggi /
sering25
ACTION1. Usulkan pemberian antibiotik
profilaksis dengan Trimetoprim;- Dosis profilaksis umumnya diberikan separuh dari dosis terapi dan diberikan tiap malam.- Dosis Trimetoprim 2,5 ml tiap malam selama 7 hari.
2. Usulkan dosis trimetoprim dinaikkan menjadi 5 ml 2x1 selama 7 hari.
3. Usulkan frekuensi pemberian Pct diturunkan menjadi tiap 6-8 jam.
26
MONITORING1.Monitoring penggantian / perubahan
resep2.Monitoring gejala / keluhan pasien
(gejala ISK meliputi disuria, frekuen, urgency, nocturia dan demam).
3.Monitoring ESO
Nocturia : pada malam hari BAK lebih sering
27
KASUS GERIATRIK
Ny. AG umur 70 tahun dengan berat badan 80 kg
CC : pusing dan sering terjatuh pada pagi hari
PMH : DM tipe2, Hipertensi, GoutMH : Hidroklortiazid 25 mg tiap pagi
Glibenklamida 15 mg tiap pagiNaproksen 500 mg 2 x 1
Diazepam 10 mg tiap malam prnKadar gula darah rendah terutama bila pagi hari
yaitu 0-4 mmol/l, tetapi setelah itu baik lagi yaitu 4-7 mmol/l.
28
PROBLEM 1. DRP 1: pusing, sering terjatuh pd pagi hari dan
kadar gula darah rendah, indikasi kondisi hipoglikemik → perlu terapi
2. DRP 2: Diazepam tanpa indikasi3. DRP 3: o Hct bukan merupakan DOC bagi pasien Hipertensi
dengan penyulit DMo Hct merupakan Drug-induced Gouto Glibenclamide bukan DOC pasien DM yang obesitaso Glibenclamide pada pasien geriatrik---resiko hipoglikemik
lebih besaro Gout akut??? Naproxen (NSAID) hanya merupakan DOC
untuk Gout akut 4. DRP 4: -5. DRP 5: hipoglikemik kemungkinan disebabkan oleh
gliben.6. DRP 6: dosis glibenclamide dan Diazepam terlalu
tinggi untuk geriatrik
29
ACTION1. Usulkan terapi hipoglikemik
- ringan : minum manis, asupan karbohidrat dll- sedang-berat : infus Dextrose
2. Usulkan Diazepam tidak digunakan3. Usulkan penggantian obat :
- Hct diganti dengan gol.ACEI (mis; Lisinopril) atau ARB (mis; Valsartan).
- Glibenclamide diganti dengan Metformin- Naproksen diganti Allopurinol---jika gout
melewati akut
30
MONITORING1.Monitoring penggantian / perubahan
resep2.Monitoring gejala / keluhan pasien
(gejala hipoglikemik, TD, glukosa darah, asam urat).
3.Monitoring ESO
31
KASUS PENYAKIT GINJAL
Bapak BS 87 tahun dengan berat badan 50 kg dan tinggi badan 153 cm
CC : merasa tidak nyaman, jantung berdebar
M: Digoksin 0.25 mg tiap pagiDiazepam 10 mg tiap malam prn
Dari catatan medis, ternyata dia MRS dengan diagnosis gangguan ginjal dan kreatinin serumnya 110 micromol/l
32
Klirens Kreatinin Rumus Cockroft & Gault
Clcr = (140 – Age) x IBW 72 x SrCr
Pada wanita dikalikan 0,85Jika satuannya mol/l : dibagi dulu 88,4Problem : TB org Indonesia dalam cm
1 inchi = 2,54 cm1 kaki = 12 inchi5 kaki = 60 inchi
33
BBI (Berat Badan Ideal)BBI = 50 + [2,3 x (TB cm/2,54 – 60)]
Pd kasus diatas; TB = 153 cm berapa BBI pasien tersebut?
= 50 + [2,3 x (153/2,54 – 60)]= 50,54
ClCr = (140 – 87) x 50,54 72 x (110 mol/88,4)= 29,9 ml / menit
ClCr = 29,9 ml / menit (menurut IONI)--- gagal ginjal ringan
34
PROBLEM 1. DRP 1 : -2. DRP 2 : -3.DRP 3 : -4.DRP 4 : -5.DRP 5 : tidak nyaman dan jantung
berdebar-debar--- ES Digoxin??6.DRP 6 : pada pasien dengan gagal ginjal
ringan;- Digoxin--- dosis diturunkan separuhnya (IONI hal. 1082)- Diazepam--- tidak perlu penyesuaian dosis (IONI hal. 244)
35
ACTIONUsulkan dosis Digoxin diturunkan
menjadi 0,125 mg
36
MONITORING1.Monitoring penggantian / perubahan
resep2.Monitoring gejala / keluhan pasien (rasa
tidak nyaman, jantung berdebar-debar; takikardi).Tes fungsi ginjal = BUN dan Serum Kreatinin
3. Monitoring ESO
37
Tingkat Gangguan Fungsi Ginjal
Tingkat GFR absolut Kreatinin serum
(perkiraan)
Ringan 20-50 mL/menit
150-300 mikromol/L
Sedang 10-20 mL/menit
300-700 mikromol/L
Berat < 10 mL/menit
> 700 mikromol/L
38