Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ii
KATA PENGANTAR
Pembangunan Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya
yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat setingi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar program dan sektor di
masyarakat.
Dokumen Rencana Aksi Daerah Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat Kabupaten Bantul 2018-2021 ini merupakan salah satu
acuan yang digunakan dalam mewujudkan masyarakat yang sehat
di Kabupaten Bantul. Dokumen ini dapat digunakan sebagai
pedoman perencanaan, pelaksanaan, dan pembinaan pengawasan
kegiatan Germas bagi institusi pemerintah, organisasi non
pemerintah institusi masyarakat maupun pihak lain yang
berperan dalam implementasi kegiatan Germas di Kabupaten
Bantul.
RAD Germas ini diharapakan segera dapat ditindaklanjuti
dengan kegiatan riil di lapangan oleh seluruh komponen terkait.
Marilah kita bersama berperan sesuai peran masing-masing
iii
meningkatkan partisipasi aktif dalam upaya mewujudkan
masyarakat yang sehat. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang mempersiapkan, membahas,
memberikan pemikiran dan kerja keras dalam penyusunan
dokumen RAD Germas Tahun 2018-2021 ini.
Bantul, Juni 2018
Tim Penyusun
CV. VISI INDONESIA MANDIRI
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN .. ................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .. ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL . ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR.. ............................................................................ vii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . ............................................................................. 1
1.2 Tujuan . ......................................................................................... 3
BAB II LINGKUP KEGIATAN UTAMA GERMAS
2.1 Kegiatan Utama Germas . ............................................................... 5
2.2 Analisis Situasi Kegiatan Utama Germas . .................................... 10
2.3 Dasar Kebijakan Pelaksanaan Kegiatan Germas . ......................... 54
2.4 Tantangan dan Hambatan . .......................................................... 57
BAB III RENCANA AKSI DAERAH
3.1 Ouput kegiatan dan Intervensi . ................................................... 60
3.2 Prinsip dan Pendekatan Kunci . ................................................... 74
v
BAB IV KERANGKA PELAKSANAAN
4.1 Struktur Kelembagaan Pelaksanaan Kegiatan Germas di
Kabupaten Bantul . ..................................................................... 81
4.2 Strategi Pengembangan Sumber Daya . ........................................ 89
4.3 Strategi Advokasi . ....................................................................... 90
4.4 Pendanaan . ................................................................................. 91
BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
5.1 Struktur kelembagaan pembinaan dan pengawasan . ................... 92
5.2 Sistem Monitoring dan Evaluasi .................................................. 93
5.3 Waktu pelaksanaan monev .......................................................... 94
5.4 Pelaporan hasil monev ................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 96
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Efek Perubahan Tekanan Darah dengan Kombinasi
Aktivitas Fisik
20
Tabel 2.2. Indeks Harga Konsumen menurut Kelompok
Pengeluaran Kabupaten Bantul per Bulan Juli-Desember Tahun
2016
24
Tabel 2.3. Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2017 26
Tabel 2.4. Kondisi Pendidikan Dasar Tahun 2017 26
Tabel 2.5. Kondisi Data Lembaga PNF Tahun 2017 26
Tabel 2.6. Perkiraan Konsumsi Bahan Makanan berdasarkan
Survei per Mei 2016 di beberapa Kecamatan di Kabupaten
Bantul
30
Tabel 2.7. Hasil Analisis Perkiraan Konsumsi Kabupaten Bantul
Tahun 2016
30
Tabel 2.8. Luas Panen, Rata-rata Produksi, dan Produksi
Tanaman Bahan Makanan menurut Jenis Tanaman Tahun
2009-2013.
33
Tabel 2.9. Puskesmas dengan Kegiatan Inovasi Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM)
40
Tabel 2.10. Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Bantul Tahun
2012-2017
42
Tabel 2.11. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten
Bantul
45
Tabel 2.12. Strategi dan Arah Kebijakan 56
Tabel 3.1 output kegiatan dan intervensi 60
Tabel 3.2 Strategi dan Arah Kebijakan 79
Tabel 4.1 Struktur Tim Teknis Pelaksanaan 82
Tabel 4.2.Peran OPD dalam Germas 84
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Piramida Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2017 21
Gambar 2.2. Persentase Jumlah Konsumsi Makanan dan Non
Makanan di Kabupaten Bantul Tahun 2016
24
Gambar 2.3. Tumpeng Gizi Seimbang: Panduan Konsumsi
Sehari-hari [Kemenkes RI, 2014]
31
Gambar 2.4. Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Bantul Tahun
2017
37
Gambar 2.5. Peta Jangkauan Pelayanan Kesehatan Puskesmas
di Kabupaten Bantul Tahun 2017
44
Gambar 2.6. Capaian Rumah Sehat di Kabupaten Bantul
Tahun 2017
48
Gambar 4.1 bagan organisasi tim pelaksana 81
Gambar 5.1 bagan organisasi tim pengarah 92
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1. Distribusi 10 Besar Penyakit di Puskesmas se-
Kabupaten Bantul Tahun 2017
16
Grafik 2.2. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat
Jalan di RS Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017
16
Grafik 2.3. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap
di RS Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017
17
Grafik 2.4. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Bantul
Tahun 2013-2017
21
Grafik 2.5. Keluarga ber-PBHS di Kabupaten Bantul Tahun
2013-2017
23
Grafik 2.6. Angka Status Gizi di Kabupaten Bantul dibandingkan
dengan Status Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2012-
2017
34
Grafik 2.7. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul
dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi DIY
Tahun 2012-2017
35
Grafik 2.8. Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Bantul Tahun
2017
36
Grafik 2.9. Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Ibu Hamil di
Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
36
Grafik 2.10. Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Pendidikan
di Kabupaten Bantul Tahun 2017
38
Grafik 2.11. Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga
Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
42
Grafik 2.12. Tingkat Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat
Umum (TTU) di Kabupaten Bantul Tahun 2017
50
Grafik 2.13. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 dan K4 di
Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
54
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 1 | 99
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam mewujudkan Visi Kabupaten
Bantul tahun 2016-2021 “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten
Bantul yang sehat, cerdas, dan sejahtera, berdasarkan nilai-nilai
keagamaan, kemanusiaan, dan kebangsaan dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” adalah dengan melakukan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul. Pembangunan
kesehatan dalam rangka melakukan upaya inovatif dan
pemberdayaan semua lini dalam mengatasi masalah kesehatan.
Problem kesehatan yang terjadi di sebuah wilayah apabila
penanganannya tidak dilakukan secara tepat dan bijak akan
menimbulkan berbagai berbagai persoalan. Pertama,
meningkatnya alokasi anggaran kesehatan nasional dan daerah
untuk membiayai pengobatan pasien, lebih parahnya, pelayanan
kesehatan didominasi pada pembiayaan ditingkat
lanjutan/rujukan, bukan ditingkat dasar. Kedua, menurunkan
produktivitas dan kualitas masyarakat yang secara langsung akan
menambah beban Pemerintah baik pusat maupun Pemerintah
Daerah. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia secara khusus mengingatkan masyarakat untuk
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 2 | 99
menjaga kesehatan melalui gerakan masyarakat hidup sehat
(Germas).
Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Gerakan
ini merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI
yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan
seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma
sehat. Seluruh komponen bangsa antara lain dimulai dari
individu, keluarga, masyarakat, akademisi, dunia usaha,
organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi. Para
pemangku pihak ini bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan
Daerah untuk berperilaku sehat.
Peran Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mensukseskan
kampanye Germas dijabarkan melalui rencana aksi seluruh
perangkat daerah yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bantul yang tertuang dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 35
Tahun 2018 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Penerbitan
peraturan ini bertujuan mendorong seluruh komponen
masyarakat di wilayah Kabupaten Bantul untuk mewujudkan
Germas Kabupaten Bantul melalui peningkatan aktivitas fisik,
peningkatan perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 3 | 99
percepatan perbaikan gizi, peningkatan pencegahan dan deteksi
dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan
edukasi hidup sehat.
1.2. Tujuan
Tujuan umum penyusunan dokumen Rencana Aksi Daerah
(RAD) Germas Kabupaten Bantul adalah sebagai pedoman yang di
gunakan oleh segenap Organisasi Pemerintah Daerah (OPD),
organisasi non Pemerintah, institusi masyarakat dan pihak lain
yang ikut berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang
sehat.
Tujuan khusus penyusunan RAD Germas Kabupaten
Bantul antara lain sebagai berikut:
1. Mengupayakan pemahaman dan meningkatkan peran
seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk
menyukseskan implementasi Germas di Kabupaten Bantul.
2. Melaksanakan kerjasama lintas sektor dengan koordinasi
yang optimal dalam pelaksanaan Germas sehingga mampu
mencapai visi Kabupaten Bantul menciptakan masyarakat
yang sehat.
3. Meningkatkan kemampuan seluruh komponen pelaksana
program dalam menetapkan program prioritas dan inovatif
dalam penanganan masalah kesehatan dan peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bantul.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 4 | 99
4. Sebagai salah satu acuan dalam menetapkan intervensi yang
relevan sesuai dengan kebutuhan dan peran masing-masing
pelaksana program.
5. Menjadi tolok ukur dan alat melakukan pembinaan dan
pengawasan implementasi program Germas.
6. Menjadi salah satu dasar dalam penyusunan laporan
implementasi program berdasarkan capaian target tiap
indikator yang telah ditetapkan.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 5 | 99
BAB II
LINGKUP KEGIATAN UTAMA GERMAS
2.1. Kegiatan Utama Germas
1. Peningkatan akivitas fisik
Kegiatan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
meningkatkan aktivitas fisik meliputi:
a. Senam pagi atau jalan santai setiap hari paling sedikit
30 (tiga puluh) menit
b. Aktivitas fisik dalam bentuk lainnya minimal 30 menit
setiap hari
c. Melakukan senam peregangan di tempat kerja pada
pukul 10.00 WIB dan pukul 14.00 WIB
d. Meningkatkan kegiatan aktivitas fisik atau olahraga di
sekolah, madrasah dan satuan pendidikan lainnya baik
secara eksternal maupun ekstrakurikuler
e. Memfasilitasi penyelenggaraan olahraga masyarakat,
dan meningkatkan penyediaan fasilitas sarana olahraga
masyarakat
f. Memfasilitasi penyediaan sarana aktivitas fisik pada
kawasan pemukiman dan sarana fasilitas umum
g. Mendorong penataan sarana dan fasilitas perhubungan
yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki dan pesepeda.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 6 | 99
2. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
Kegiatan yang mendukung peningkatan perilaku hidup bersih
dan sehat meliputi :
a. Tidak merokok di Kawasan Sehat Bebas Asap Rokok
(KSBAR)
b. Bagi perokok di tempat kerja wajib merokok di tempat
yang telah disediakan
c. Meningkatkan advokasi tentang KSBAR antara lain
dengan terbentuknya Tim Pemantau KSBAR
d. Mendorong tempat kerja sebagai KSBAR
e. Mendorong tempat untuk pertemuan atau rapat sebagai
KSBAR
f. Tidak minum minuman beralkohol
g. Meningkatkan gerakan cuci tangan pakai sabun
h. Menyertakan buah dan atau sayur di setiap penyajian
jamuan makan dan jamuan makanan kecil pada
penyelenggaraan rapat/pertemuan
i. Meningkatkan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
sehingga terwujud sekolah sebagai KSBAR
j. Memperkuat fungsi Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren).
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
Kegiatan yang mendukung peningkatan penyediaan pangan
sehat dan percepatan perbaikan gizi meliputi:
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 7 | 99
a. Mendorong penyediaan dana untuk Pemberian
Makanan Tambahan (PMT)
b. Melaksanakan pelatihan kader Pemberian Makanan
Bayi dan Anak (PMBA)
c. Melaksanakan pendampingan ibu balita dalam
pemberian ASI oleh kader;
d. Mendorong peningkatan produksi buah dan sayur;
e. Mendukung upaya peningkatan konsumsi buah dan
sayur;
f. Mendorong pemanfaatan pekarangan rumah untuk
menanam buah dan sayur
g. Mendorong penyediaan sarana ruang menyusui.
4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
Kegiatan yang mendukung peningkatan pencegahan dan
deteksi dini penyakit meliputi:
a. Mendorong implementasi dari slogan “CERDIK” yaitu
cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok,
rajin aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang,
istirahat cukup dan kelola stress
b. Akselerasi KSBAR
c. Menggalakkan kegiatan Posbindu Penyakit Tidak
Menular (PTM)
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 8 | 99
e. Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini penyakit baik
Penyakit Menular (PM) maupun PTM di instansi
Pemerintah dan swasta
f. Mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk
melakukan pemeriksaan bebas narkoba.
5. Peningkatan kualitas lingkungan
Kegiatan yang mendukung peningkatan kesehatan lingkungan
meliputi:
a. Mendorong penyediaan kualitas air bersih/air minum
b. Mendorong penyediaan kualitas jamban sehat
c. Mendorong penyediaan ruang terbuka hijau publik yang
memadai
d. Mendorong upaya pengendalian pencemaran badan air
e. Mendorong masyarakat untuk membangun dan
memanfaatkan bank sampah
f. Mendorong upaya fasilitasi pengolahan air limbah
g. Meningkatkan kemitraan lingkungan dan peran serta
masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan.
6. Peningkatan edukasi hidup sehat
Kegiatan yang mendukung peningkatan edukasi hidup sehat
meliputi:
a. Memasang Logo Germas dalam setiap penyelenggaraan
kegiatan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 9 | 99
b. Meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi
mengenai fokus kegiatan Germas
c. Melaksanakan kampanye Germas bagi keluarga,
perempuan dan anak di berbagai sektor
d. Meningkatkan kampanye gemar melakukan aktivitas
fisik dan gemar makan ikan
e. Meningkatkan kampanye makanan dan minuman sehat
termasuk sayur dan buah produksi lokal
f. Mendorong dan memfasilitasi perusahaan untuk
menyediakan sarana ruang menyusui, melaksanakan
kegiatan aktivitas fisik di tempat kerja dan menerapkan
KSBAR
g. Melakukan penyebarluasan informasi layanan
masyarakat terkait pola hidup bersih dan sehat
h. Melaksanakan bimbingan kesehatan pranikah untuk
mendorong perilaku hidup sehat dan peningkatan
status kesehatan calon pengantin
i. Mendorong pelaksanaan kegiatan rumah ibadah bersih
dan sehat
j. Menjalin kemitraan dengan lembaga non pemerintah,
institusi pendidikan, organisasi profesi, instansi swasta,
organisasi masyarakat dan masyarakat.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 10 | 99
2.2. Analisis Situasi Kegiatan Utama Germas
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari
pembangunan nasional dalam rangka mengimplementasikan
Nawacita yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia yang dituangkan dalam Program Indonesia Sehat.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga
pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan
pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan
strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan
strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi
sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan
continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran
dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya
itu ditujukan untuk tercapainya keluarga sehat, yang disebut
dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK).
Penerapan PIS-PK di Kabupaten Bantul disesuaikan
dengan arah dan kebijakan pembangunan kesehatan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bantul 2016-2021, begitu juga dengan RAD Germas.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 11 | 99
Germas tidak dapat dipisahkan dengan Nawacita dan PIS-PK yang
merupakan kerangka teori dari lahirnya Germas.
Strategi pendekatan keluarga dilakukan melalui fasilitas
layanan dasar atau primer. Untuk dapat mencapai sebuah
program yang baik, secara kuantitas maupun kualitas, maka
fasilitas layanan harus memiliki Standar Pelayanan Minimal
(SPM). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
telah melakukan perubahan pada SPM dari 22 indikator menjadi
12 indikator. Berlatar belakang pada Angka Kematian Ibu (AKI)
yang menurun namun belum mencapai target, Angka Kematian
Balita (AKB) dan Status Gizi Buruk yang meningkat, Penyakit
Menular (TB dan AIDS) masih belum dapat dikendalikan dengan
optimal namun muncul Penyakit Tidak Menular atau PTM
(Hipertensi dan DM), gangguan jiwa, dan risiko kesehatan yang
buruk karena merokok, serta respon bencana yang perlu
ditingkatkan. Dalam hal ini, Germas atau Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat adalah gerakan yang dicanangkan untuk mencapai
SPM dan PIS PK. Sehingga sejalan dengan tujuan Germas yaitu
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik
(Kemenkes RI, 2017).
HL Bloem (1908) telah mengidentifikasi bahwa derajat
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu perilaku,
lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor perilaku
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 12 | 99
dan faktor lingkungan memegang peran lebih dari 75% dari
kondisi derajat kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2017).
Perilaku memiliki pengaruh dan peranan terbesar diikuti
lingkungan, fasilitas kesehatan dan keturunan. Perilaku sangat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau
tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri.
Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat,
kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-
perilaku lain yang melekat pada dirinya. Perilaku juga berperan
>80% dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Hampir
90% PTM seperti kanker, hipertensi, diabetes, HIV-AIDS, dan lain
sebagainya sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan perilaku
hidup bersih dan sehat (Kemenkes RI, 2017)
Lingkungan merupakan faktor kedua yang berperan dalam
derajat kesehatan masyarakat. Lingkungan sangat bervariasi,
umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang
berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang
berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara,
tanah, iklim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan
sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti
kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 13 | 99
fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan
dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang
memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas
dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak.
Selanjutnya dipengaruhi oleh tenaga kesehatan pemberi
pelayanan, informasi, dan motivasi masyarakat untuk mendatangi
fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan
kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang memerlukan. Keturunan (genetik) merupakan
faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir,
misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes
melitus dan asma bronchial.
Dalam indikatornya yang berkaitan kuat dengan Germas,
HL Bloem menjelaskan bahwa kemampuan dan kemauan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk
selalu dalam keadaan sehat akan mempengaruhi kesehatan
seseorang, selain itu health behaviour yaitu perilaku manusia yang
nyata dari anggota masyarakat secara langsung berkaitan dengan
masalah kesehatan. Interpersonal relationship yaitu kualitas
komunikasi anggota masyarakat terhadap sesamanya. Komunikasi
akan mempengaruhi dalam keberhasilan promosi sehingga
seseorang akan terpengaruh untuk mau mengikuti ajakan
pemerintah. Internal satisfaction yaitu kepuasan anggota
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 14 | 99
masyarakat terhadap seluruh aspek kehidupan dirinya sendiri.
Seseorang yang memiliki kepuasaan terhadap faktor fasilitas
kesehatan, petugas kesehatan ataupun komunikasi lingkungan
yang baik maka program yang ada dari pemerintah akan dapat
digaungkan dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan kemauan
dan kesadaran.
Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku ke arah
yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana
oleh semua komponen bangsa; untuk itu Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik (Kemenkes RI,
2017).
2.2.1. Analisis Situasi Peningkatan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang disebabkan oleh
kontraksi otot skeletal dan memberikan efek peningkatan pada
Basal Metabolic Rate (BMR). BMR didefinisikan sebagai kebutuhan
basal/dasar tubuh untuk penggunaan energi, seperti jantung
berdetak, organ pencernaan tetap bekerja, ketika seseorang dalam
keadaan tidur/basal/tidak melakukan aktivitas apapun. Kunci
dari peningkatan aktivitas fisik sehingga dapat meningkatkan
BMR adalah berulang-ulang, seperti pada pengertian latihan.
Latihan adalah tipe aktivitas fisik yang lebih terencana,
terstruktur, serta dilakukan berulang-ulang dengan tujuan
menjaga atau meningkatkan salah satu komponen dari kebugaran
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 15 | 99
jasmani. Latihan tidak terbatas pada atlet saja, tetapi semua orang
dapat melakukan latihan untuk meningkatkan aktivitas fisik guna
mencapai kebugaran jasmani. Pengertian kebugaran jasmani
sendiri adalah suatu karakteristik yang dimiliki atau dicapai
seseorang berkaitan dengan kemampuan melakukan aktivitas
fisik. Karakteristik kebugaran jasmani terbagi menjadi dua, yaitu
komponen yang berkaitan kesehatan dan skill (Penggalih, 2017).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 yang
dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan RI, menunjukkan
prosentase penyakit yang paling banyak terjadi di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) adalah hipertensi, sebanyak 35,8%. Riskesdas
lanjutan yang dilaksanakan tahun 2013 juga memperlihatkan
penyakit yang paling banyak diderita di DIY, terutama lansia (55 –
lebih dari 75 tahun), adalah hipertensi (Syagata, 2018).
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2017
menunjukkan bahwa hipertensi masuk menjadi penyakit nomor
dua yang terjadi di Puskesmas (Grafik 2.1) Dari sepuluh besar
penyakit yang terjadi di Puskesmas, tiga diantaranya adalah
Penyakit Tidak Menular (PTM) atau dikenal juga dengan Non-
Communicable Disease (NCD). Laporan Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) Tahun 2017 menjelaskan bahwa kunjungan rawat
jalan di rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Panembahan
Senopati sudah didominasi oleh penyakit tidak menular,
mempertegas kesimpulan bahwa di Kabupaten Bantul telah terjadi
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 16 | 99
transisi epidemiologi dengan semakin menonjolnya penyakit-
penyakit tidak menular, khususnya penyakit hipertensi (Grafik 2.2
dan Grafik 2.3). Transisi epidemiologi tersebut merupakan
tantangan bagi Kabupaten Bantul dalam kegiatan Germas ini.
Grafik 2.1. Distribusi 10 Besar Penyakit di Puskesmas se-Kabupaten Bantul Tahun 2017
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 17 | 99
Grafik 2.2. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RS Panembahan Senopati Bantul Tahun
2017
Grafik 2.3. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap di RS Panembahan Senopati Bantul Tahun
2017
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 18 | 99
Banyak manfaat yang didapatkan dari aktivitas fisik
berkaitan dengan penurunan Penyakit Tidak Menular (PTM),
seperti overweight dan obesitas, Diabetes Mellitus, Sindrom
Metabolik, Hiperlipidemia, dan Hipertensi. Penelitian Luglio (2017)
yang dilakukan di Indonesia, membandingkan antara dua
kelompok dengan responden obesitas dan overweight yang
diberikan diet rendah kalori (1200 kkal/hari) saja dan diet rendah
kalori ditambah dengan kombinasi latihan yang bersifat aerobik
dan strength. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 8
minggu intervensi, kelompok yang mendapat intervensi diet dan
kombinasi aktivitas fisik memiliki penurunan berat tubuh yang
lebih besar (-2,5kg dan -1,3kg; p=0,055) dan mengalami perbaikan
komposisi tubuh (IMT, lingkar pinggang, persen lemak, dan lemak
visceral).
Umpierre (2011) melakukan review dari 24 artikel
penelitian yang membandingkan beberapa tipe aktivitas fisik
(aerobik, resisten, atau gabungan keduanya) dengan glukosa
darah, kaitannya dengan Diabetes Mellitus. Hasil review
menunjukkan latihan yang bersifat aerobik (-0,73%; 95% CI -
1,06% sampai -0,40%); resisten (0,57%; 95% CI -1,14% sampai -
0,01%); dan gabungan keduanya (-0,51%; 95% CI -0,79% sampai -
0,23%), masing-masing berhubungan dengan penurunan level
HbA1c (biomarker paling kuat untuk mendeteksi adanya Diabetes
Mellitus) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil review juga
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 19 | 99
menunjukkan bahwa durasi aktivitas fisik lebih dari 150 menit
dalam satu minggu berhubungan dengan penurunan level HbA1c
sebesar 0,89%, sedangkan durasi aktivitas fisik yang kurang dari
150 menit berhubungan sebesar 0,36%.
Penelitian berjudul Fat Distribution in Men of Different Waist
Girth, Fitness Level, and Exercise Habit menunjukkan bahwa lemak
viseral pada kelompok fit dibandingkan kelompok tidak fit secara
signifikan (p<0,01). Subjek pada penelitian ini adalah laki-laki
dengan status gizi overweight namun fit (beraktivitas fisik minimal
60 menit dalam 1 minggu dengan intensitas tinggi) dan tidak fit
(hanya melakukan aktivitas fisik intensitas rendah dalam kurun
waktu 2 tahun). Lingkar pinggang dan durasi melakukan latihan
berpengaruh sebesar 84% dengan variasi lemak total. Lingkar
pinggang dapat digunakan sebagai indikator obesitas abdominal
atau perut yang merupakan salah satu ciri sindroma metabolik
(O’Donovan, 2009).
Penelitian meta-analisis dari 42 penelitian eksperimental
(Randomized Controlled Trial) menunjukkan latihan yang
terstruktur dan teratur memberikan efek positif terhadap
perbaikan tekanan darah sistolik (-2,42 mmHg; 95% CI -4,39
sampai -4,05 mmHg), tekanan darah diastolik (-2,23 mmHg; 95%
CI -3,21 sampai -1,25 mmHg), dan profil lipid yang meliputi,
kolesterol HDL (0,04 mmol/L; 95% CI 0,02 sampai 0,07mmol/L),
dan kolesterol HDL (-0,16 mmol/L; 95% CI -0,30 sampai -0,01
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 20 | 99
mmol/L). Latihan terstruktur yang dilakukan adalah aktivitas fisik
13,5 MET/jam/minggu. Arti dari aktivitas fisik tersebut adalah
dengan asumsi berat badan 80 kg, maka energi yang dikeluarkan
untuk aktivitas fisik adalah 800 kkal/minggu (Hayashino, 2012).
Sistematik review dan meta analisis menunjukkan
kombinasi aktivitas fisik aerobik dan resisten (dinamis dan statis)
memberikan efek terhadap perubahan tekanan darah pada
responden dengan hipertensi (Tabel 2.1). Frekuensi aktivitas fisik
yang dilakukan yaitu 1-7 kali/minggu dengan intensitas 35-95%
VO2 max untuk aerobik, 30-100% VO2 max dalam 1 kali
pengulangan untuk resisten dinamis, dan 10-40% VO2 max untuk
resisten statis.
Tabel 2.1. Efek Perubahan Tekanan Darah dengan Kombinasi Aktivitas Fisik
Tekanan
Darah
Aerobik Resisten Dinamis Resisten Statis
Sistol -3,5 mmHg (95% CI
-4,6 sampai -2,3)
-1,8 mmHg (95% CI
-3,7 sampai -0,01)
-10,9 mmHg
(95% CI -14,5
sampai -7,4)
Diastol -2,5 mmHg (95% CI
-3,2 sampai -1,7)
-3,2 mmHg (95% CI
-4,5 sampai -2,0)
-6,2 mmHg (95%
CI -10,3 sampai
-2,0)
Setelah mengkaji tentang manfaat aktivitas fisik, tentu
aktivitas fisik tersebut dapat dilakukan di Kabupaten Bantul.
Potensi yang dimiliki Kabupaten Bantul adalah banyaknya
penduduk berusia produktif (Gambar 2.1) dan meningkatnya usia
harapan hidup (UHH) (Grafik 2.4). Keduanya menunjang untuk
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 21 | 99
diadakannya program aktivitas fisik di lingkungan kerja, seperti
kegiatan yang disebutkan pada program Germas. WHO
memprediksi akan ada peningkatan jumlah penduduk yang
mengalami gangguan kesehatan jiwa pada usia produktif pada
Tahun 2030. Sehingga, harapannya dengan adanya Germas akan
mencegah kemungkinan kejadian tersebut.
Gambar 2.1. Piramida Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2017
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 22 | 99
Grafik 2.4. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
2.2.2. Analisis Situasi Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan hal
yang penting untuk mencapai derajat kesehatan. Hal tersebut
dikarenakan PHBS erat kaitannya dengan masuknya parasit,
bakteri, dan penyakit infeksi ke dalam tubuh, seperti cacing,
typhoid, dan sebagainya. Pada Germas, hal yang penting disoroti
dalam PHBS ini adalah rokok, minuman beralkohol, cuci tangan,
konsumsi buah dan sayur, dan kegiatan UKS. Konsumsi buah dan
sayur akan banyak dibahas di situasi penyediaan pangan dan
sehat. Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai PHBS, rokok,
minuman beralkohol, dan kegiatan UKS.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 23 | 99
Data Dinas Kesehatan Tahun 2017, hanya terdapat
204.727 rumah tangga yang dipantau telah ber-PHBS komposit
(47,14%). Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga
yang pada saat pendataan PHBS semua indikatornya terpenuhi,
atau dengan kata lain jika ada satu indikator yang gagal di dalam
penilaian PHBS di rumah tangganya, maka tidak dapat
diklasifikasikan sebagai rumah tangga ber-PHBS (Grafik 2.5).
Grafik 2.5. Keluarga ber-PBHS di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
Pada data Kabupaten Bantul Dalam Angka Tahun 2017,
pembelian rokok masih menjadi kelompok pengeluaran nomor dua
tertinggi, yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau. Tetapi persentase pembelian produk makanan tidak
jauh berbeda dengan produk non makanan. (Gambar 2.2 dan
Tabel 2.2). Hal tersebut merupakan potensi bahwa masyarakat
sudah lebih aware terhadap kesehatan. Sehingga apabila
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 24 | 99
dilaksanakan KSBAR, masyarakat Bantul akan dapat menerapkan
karena jumlah konsumsi rokok yang tidak banyak.
Sumber: Bantul dalam Angka 2017
Gambar 2.2. Persentase Jumlah Konsumsi Makanan dan Non Makanan di Kabupaten Bantul Tahun 2016
Tabel 2.2. Indeks Harga Konsumen menurut Kelompok Pengeluaran Kabupaten Bantul per Bulan Juli-Desember
Tahun 2016 Jenis Komoditi Jul Ags Sep Okt Nop Des
(1) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1. Bahan Makanan 196,93 195,97 194,15 193,38 195,20 197,60
2. Makanan Jadi,
Minuman, Rokok dan
Tembakau
172,24 172,20 172,27 172,59 173,08 173,30
3. Perumahan 155,55 156,46 156,49 156,79 156,89 157,00
4. Sandang 158,23 158,78 159,41 158,90 158,38 158,27
5. Kesehatan 171,06 172,26 172,71 173,48 174,07 174,44
6. Pendidikan, Rekreasi,
Olahraga
126,90 126,91 127,08 127,13 127,13 127,13
7. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan
136,79 135,37 135,28 135,32 135,80 136,87
Umum 160,15 160,10 159,91 159,97 160,46 161,09
Sumber: Berdasarkan Survei Harga Konsumsi Mingguan, BPS
Non Makanan 58%
Makanan 42%
Konsumsi Makanan dan Non Makanan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 25 | 99
Walaupun belum ada data eksplisit mengenai konsumsi
minuman beralkohol di Kabupaten Bantul, namun kajian empiris
sudah banyak menunjukkan efek negatif dari minuman
beralkohol. Di Amerika Serikat, alkohol merupakan penyumbang
kematian nomor tiga. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan hati
hingga sirosis/kematian hati. Selain itu, kerusakan enzim juga
diakibatkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan. Hati
merupakan organ utama untuk metabolisme zat gizi menjadi
energi, sehingga para pecandu alkohol akan mengalami kurang
gizi (undernutrition). Kematian langsung yang diakibatkan oleh
alkohol berlebihan merupakan dampak kerusakan hati yang tidak
mampu mensuplai kebutuhan energi ke seluruh sel, termasuk sel
otak dan sel paru-paru (Gropper and Smith, 2013).
Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan
mampu menjadi jembatan yang paling dekat dengan kesehatan
anak usia sekolah dan remaja. Kabupaten Bantul telah
mempunyai Tim Pembina UKS (TP UKS) yang sangat signifikan
membantu sekolah-sekolah di Bantul menjadi sekolah model atau
percontohan dalam hal kesehatan. Selain itu, potensi yang dimiliki
Kabupaten Bantul adalah jumlah sekolah yang banyak, mulai dari
PAUD (Tabel 2.3), Pendidikan Dasar (Tabel 2.4), dan pendidikan
non formal (Tabel 2.5), seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Taman Bacaan
Masyarakat (TBM), Rumah Pintar (Rumpin), dan homeschooling.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 26 | 99
Tabel 2.3. Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2017
No. Nama
Lembaga
Jumlah Jumlah
Peserta
Didik
Guru
Negeri Swasta Jumlah Sertifikasi %
1. TK/RA 1 553 29.220 2.367 1.692 71,48
2. KB 0 484 9.896 1.463 0 0
3. TPA 0 56 958 686 0 0
4. SPS 0 250 4.492 684 0 0
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2018
Tabel 2.4. Kondisi Pendidikan Dasar Tahun 2017
No. Nama
Lembaga
Jumlah Jumlah
Peserta
Didik
Guru
Negeri Swasta Jumlah Sertifikasi %
1. SD 281 80 75.339 4.942 2.538 51,36
2. MI 3 28 5.360 397 202 50,88
3. SLB 2 16 1.260 387 256 68,47
4. SMP 47 42 30.920 2.470 1.722 69,72
5. MTs 9 15 7.754 676 375 55,47
Jumlah 342 181 117.633 8.872 5.093 57,40
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2018
Tabel 2.5. Kondisi Data Lembaga PNF Tahun 2017
No. Nama Lembaga Jumlah Lembaga
Jumlah Warga Belajar
Jumlah Tutor
1. PKBM 27 1.768 423
2. LKP 44 3.452 98
3. TBM 47 - -
4. Rumpin 2 9 9
5. Homeschooling 2 21 10
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2018
2.2.3. Situasi Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan
Perbaikan Gizi
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang
dapat dijadikan makanan. Pangan yang sehat dikaitkan dengan
gizi optimal, yang dapat disebut juga sebagai perbaikan gizi.
Dalam pangan sendiri, terdapat zat gizi makro (karbohidrat,
lemak, dan protein) juga mikro (vitamin dan mineral) (Hardinsyah
dkk, 2017). Pemenuhan keduanya penting dalam kehidupan.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 27 | 99
Pangan dan gizi merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan. Pemenuhan gizi seimbang manusia, utamanya
didapatkan dari makanan yang diasup. Harapannya, asupannya
tersebut beranekaragam dan sehat, terutama dari buah dan sayur.
Berkaitan dengan pangan dan gizi, data konsumsi sayur
dan buah menjadi bahan yang penting untuk dikaji. Berdasarkan
data kajian pangan lokal Kabupaten Bantul Tahun 2016, komoditi
utama buah yang dikonsumsi adalah pisang (Tabel 2.6). Konsumsi
rata-rata pisang per kapita Tahun 2016 sebanyak 13,78
kg/kapita/tahun (Tabel 2.7). Hal ini berarti rata-rata konsumsi per
orang dalam satu hari dengan jumlah penduduk Tahun 2016
yakni 983.527 jiwa, adalah 37,75 gram. Belum ada data mengenai
konsumsi sayur di Kabupaten Bantul.
Pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dianjurkan untuk
mengonsumsi sayuran sebanyak 3-4 porsi dan buah-buahan
sebanyak 2-3 porsi (Gambar 2.3). Jika penduduk Kabupaten
Bantul banyak mengonsumsi pisang (pisang mas), maka sesuai
anjuran, seharusnya banyak yang dikonsumsi adalah 80-120
gram, sehingga hanya memenuhi hampir 1 porsi (40 gram).
Selain data konsumsi sayur dan buah, data konsumsi
bahan makanan pokok di Bantul juga menarik untuk
diperhatikan. Data rata-rata konsumsi beras Tahun 2016
diperkirakan sebesar 83,31 kg/kapita/tahun, sehingga dapat
diperoleh data bahwa rata-rata konsumsi satu orang per hari
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 28 | 99
adalah 228,25 gram. Rata-rata konsumsi beras ini lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata konsumsi beras nasional dan
Provinsi DIY, sebesar 97,09 kg/kapita/tahun dan 91,2
kg/kapita/tahun.
Rata-rata konsumsi gandum di Kabupaten Bantul Tahun
2016 diperkirakan sebesar 12,78 kg/kapita/tahun, yang artinya
estimasi konsumsi gandum satu orang per hari adalah 35,01
gram. Rata-rata konsumsi ubi jalar diperkirakan sebesar 3,37
kg/kapita/tahun, yang artinya konsumsi satu orang dalam satu
hari adalah 9,23 gram. Rata-rata konsumsi ubi kayu diperkirakan
sebesar 9,54 kg/kapita/tahun, yang artinya 26,14 gram
dikonsumsi oleh satu orang/hari. Rata-rata konsumsi jagung
diperkirakan sebesar 4,94 kg/kapita/tahun, yang artinya
konsumsi satu orang per hari adalah 13,53 gram. Konsumsi rata-
rata sukun diperkirakan sebesar 0,26 kg/kapita/tahun, sehingga
estimasi konsumsi satu orang dalam sehari adalah 0,71 gram.
Apabila disusun urut sesuai banyaknya konsumsi adalah gandum,
ubi kayu, jagung, ubi jalar, dan sukun sebesar 35,01 gram; 26,14
gram; 13,53 gram; 9,23 gram; dan 0,71 gram.
Pada PGS, konsumsi makanan pokok yang dianjurkan
adalah sebanyak 3-4 porsi, yang sepadan dengan 300-400 gram
nasi, tepung terigu (gandum) 150-200 gram, singkong/ubi kayu
360-480 gram, jagung 375-500 gram, ubi jalar 405-540 gram, atau
sukun sebanyak 450-600 gram (Gambar 2.3). Sehingga jika
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 29 | 99
dibandingkan dengan rata-rata estimasi konsumsi harian
penduduk Kabupaten Bantul, maka konsumsi makanan pokoknya
belum sesuai dengan anjuran. Padahal makanan pokok bukan
hanya nasi, sehingga asupan sukun sebanyak 450-600 gram
sudah dapat menggantikan nasi untuk satu hari.
Konsumsi bahan makanan pokok selain beras, yakni
gandum, ubi kayu, jagung, ubi jalar, dan sukun merupakan
cerminan bahwa masyarakat di Kabupaten Bantul tidak hanya
terbatas pada nasi/beras. Selain itu, rata-rata konsumsi berasnya
pun lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata konsumsi
nasional dan provinsi. Hal tersebut merupakan potensi bahwa
masyarakat di Kabupaten Bantul dapat mengonsumsi
beranekaragam makanan, karena prinsip pedoman gizi seimbang
adalah makan yang beranekaragam. Tidak ada makanan atau
bahan pangan yang sempurna, semuanya saling melengkapi.
Misalnya pada beras, kurang asam amino (protein) triptofan, tetapi
tinggi pada jagung. Sehingga sangat penting untuk makan
beranekaragam makanan (Almatsier, 2006).
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 30 | 99
Tabel 2.6. Perkiraan Konsumsi Bahan Makanan berdasarkan Survei per Mei 2016 di beberapa Kecamatan
di Kabupaten Bantul
Tabel 2.7. Hasil Analisis Perkiraan Konsumsi Kabupaten Bantul Tahun 2016
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 31 | 99
Gambar 2.3. Tumpeng Gizi Seimbang: Panduan Konsumsi
Sehari-hari [Kemenkes RI, 2014]
Konsumsi ikan pun penting untuk dikaji, karena
penggalakan aktivitas Germas meliputi konsumsi ikan yang
terdapat pada aktivitas enam yaitu peningkatan edukasi hidup
sehat. Data eksplisit untuk konsumsi ikan di Kabupaten Bantul
belum ada, namun banyak sekali kajian empiris mengenai
manfaat ikan. Kandungan asam lemak omega 3 diteliti mampu
menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah; juga
meningkatkan kecerdasan otak dan memperbaiki kualitas tidur
(Hosomi., et al (2012) dan Liu., et al (2017)).
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 32 | 99
Setelah mencermati rata-rata konsumsi bahan pangan di
Kabupaten Bantul, dapat pula kita cermati luas lahan yang
dijadikan sebagai lahan produksi bahan pangan di Kabupaten
Bantul. Berdasarkan kajian pangan lokal Kabupaten Bantul
Tahun 2016, diketahui bahwa penggunaan lahan terbesar adalah
untuk kebun campur, yakni 32,75% dan sawah sebesar 31,61%.
Sedangkan penggunaan lahan terkecil adalah untuk tambak,
sebesar 0,05%. Penggunaan lahan untuk perkampungan adalah
7,56%.
Kabupaten Bantul memprioritaskan komoditas tanaman
pangan yakni padi, jagung, kacang tanah, dan kedelai. Luas panen
dan produksi tanaman padi cenderung mengalami kenaikan,
sedangkan luas panen dan produksi untuk tanaman jagung,
kacang tanah, dan kedelai cenderung mengalami penurunan
(Tabel 2.8). Lahan sawah di Kabupaten Bantul digunakan untuk
budidaya padi dan palawija maupun sayuran. Pada tanah sawah,
penggunaannya bergantian antar padi, palawija dan sayuran.
Dapat dicermati dari data konsumsi buah yang masih
rendah, kemudian penggunaan sawah yang digunakan untuk
menanam komoditas padi dan sayuran, sehingga dapat menjadi
tantangan untuk dapat mempergunakan pekarangan rumah
sebagai tempat menanam buah, khususnya, dan sayuran pada
umumnya. Pentingnya menanam sayuran dan buah-buahan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 33 | 99
sendiri di pekarangan rumah adalah dapat menjadi alternatif
untuk mudahnya meningkatkan konsumsi sayur dan buah.
Data penggunaan tambak yang hanya 0,05% juga menjadi
tantangan untuk dapat meningkatkan penggunaan lahan yang
digunakan untuk tambak sehingga produksi ikan semakin
meningkat. Peningkatan produksi ikan diharapkan dapat menjadi
salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten
Bantul.
Tabel 2.8. Luas Panen, Rata-rata Produksi, dan Produksi Tanaman Bahan Makanan menurut Jenis
Tanaman Tahun 2009-2013.
Pembahasan tentang pangan dan gizi tentu juga tidak lepas
dari status gizi. Khususnya di Kabupaten Bantul, hal yang
menjadi sorotan adalah terjadinya peningkatan status gizi buruk
pada anak. Sehingga dalam Germas ini juga penting mengkaji hal
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 34 | 99
yang menjadi potensi untuk menurunkan angka status gizi buruk
tersebut.
Pemantauan status gizi balita di Kabupaten Bantul pada
Tahun 2017 dilaporkan kejadian balita gizi buruk sesuai standar
Berat Badan menurut Umur (BB/U), yakni 202 balita, dengan
jumlah laki-laki 104 balita dan perempuan 98 balita. Di samping
itu, terjadi peningkatan prevalensi gizi buruk pada balita sesuai
standar Berat Badan menurut Umur (BB/U), yaitu Tahun 2017
sebesar 0,41 naik dari Tahun 2016 sebesar 0,40 (Grafik 2.6).
Grafik 2.6. Angka Status Gizi di Kabupaten Bantul
dibandingkan dengan Status Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2012-2017
Selain itu, angka kematian bayi pada Tahun 2017 di
Kabupaten Bantul menunjukkan kenaikan sebesar 8,74/1.000
kelahiran hidup. Kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2016
sebanyak 7,56/1.000 kelahiran hidup. Pada grafik ditunjukkan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 35 | 99
adanya kecenderungan penurunan dari Tahun 2013 ke Tahun
2016, akan tetapi naik di Tahun 2017 (Grafik 2.7). Penyebab
kematian bayi terbesar adalah BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
sebanyak 22 kasus, dan kematian karena kelainan bawaan
sejumlah 20 kasus. (Grafik 2.8).
BBLR sangat erat kaitannya dengan keadaan gizi ibu ketika
hamil dan anak ketika masih dalam kandungan. Salah satu faktor
risikonya adalah ibu anemia. Upaya pencegahan yang dilakukan
adalah program pemberian Tablet Fe kepada ibu hamil sebanyak
90 tablet yang terbagi dalam tiga kali pemberian selama
kehamilannya. Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi (Fe1 dan
Fe3) di Kabupaten Bantul Tahun 2017 mengalami penurunan
dibandingkan Tahun 2016. (Grafik 2.9)
Grafik 2.7. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul
dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi
DIY Tahun 2012-2017
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 36 | 99
Grafik 2.8. Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Bantul Tahun 2017
Grafik 2.9. Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Ibu Hamil
di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
Di samping angka cakupan pemberian tablet besi yang
menurun, angka cakupan ASI Eksklusif juga menurun pada
Tahun 2017 dibandingkan Tahun 2016. Penurunannya sebesar
0,79%, yakni dari 75,06% menjadi 74,27% (Gambar 2.4). Akan
tetapi, Kabupaten Bantul mempunyai potensi yakni jumlah tenaga
kesehatan yang banyak, sehingga dapat dijadikan tenaga terlatih
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 37 | 99
untuk pelatihan kader dan pendampingan ASI Eksklusif (Grafik
2.10). Selain itu, dapat juga untuk dijadikan pendampingan
pemberian tablet besi, sehingga status gizi buruk diperbaiki dan
kematian bayi dapat dicegah.
Gambar 2.4. Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Bantul Tahun 2017
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 38 | 99
Grafik 2.10. Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Bantul Tahun 2017
2.2.4. Situasi Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini
Penyakit
Promosi kesehatan merupakan proses individu atau
kelompok untuk meningkatkan upaya kesehatan sehingga derajat
kesehatannya meningkat. Upaya kesehatan ini meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif ini
yang menjadi gerakan utama dalam Germas. Jika upaya promotif
dan preventif dapat berjalan dengan baik, maka secara tidak
langsung pembiayaan kesehatan juga akan dapat diefektifkan.
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat Kabupaten Bantul telah dijelaskan dalam RPJMD
Kabupaten Bantul dan telah dilaporkan oleh Bupati pada Tahun
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 39 | 99
2017. Disampaikan bahwa penyelenggaraan promosi kesehatan
dengan didukung oleh dana APBD sebesar Rp.3.802.000.000,00.
Dapat dilihat dengan adanya dukungan dana ini artinya
pemerintah Kabupaten Bantul memiliki concern terhadap promosi
kesehatan.
Potensi yang dimiliki Kabupaten Bantul dalam
mengembangkan Germas adalah Kampanye Germas sendiri telah
dilaksanakan sejak Tahun 2017 melalui kegiatan kampanye bagi
guru TK-SMA bertema “Dengan Germas Wujudkan Generasi
Sehat”. Kegiatan Bantul Expo juga merupakan agenda rutin untuk
promosi kesehatan selain untuk menggelar pameran rakyat.
Pengembangan media dan teknologi promosi kesehatan menjadi
program unggulan dalam menyebarluaskan informasi kesehatan
melalui siaran radio, iklan layanan masyarakat melalui televisi dan
berbagai media dan melalui pelatihan-pelatihan yang terkini.
Upaya kesehatan masyarakat Kabupaten Bantul didukung
oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang
sebagian besar merupakan dana perolehan dari 27 Puskesmas
yang sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah
pengawasan Dinas Kesehatan. Puskesmas memberikan pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sebagai fasilitas
pelayanan primer yang sudah BLUD, Puskesmas harus memenuhi
SPM untuk mencapai Pelayanan Indonesia Sehat melalui
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 40 | 99
Pendekatan Keluarga dan Germas. Berdasarkan kondisi ini sangat
dimungkinkan Germas di Kabupaten Bantul dapat tercapai sesuai
dengan perencanaan.
Kabupaten Bantul juga memiliki potensi dengan jumlah
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang beragam dari berbagai
aspek meliputi posyandu remaja, pemantau jentik di sekolah dan
masyarakat, kader kesehatan nelayan, sehat jiwa, gizi, dan lain-
lain (Tabel 2.9).
Indikator kesehatan yang baik dari suatu tempat juga
dilihat dari status Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Data Profil
Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018 menunjukkan
Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bantul
Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017 cenderung stabil diatas
99,9%, atau sudah diatas target 95% (Grafik 2.11).
Tabel 2.9. Puskesmas dengan Kegiatan Inovasi Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM)
No. Puskesmas Inovasi
1. Srandakan Posyandu Remaja Srandakan, Satu Jentik Satu Rumah Satu Pemantau Jentik
2. Sanden Siswa Pemberantas Jentik (Si Pentik), Kader Pemantau
Batuk
3. Kretek Siap Kesehatan Bagi Nelayan (Sikabayan)
4. Pundong Peduli Jiwa Sehat
5. Bambanglipuro Paguyuban Penderita DM dan Hipertensi, Zero Gizi
Buruk, Masyarakat Peduli Kesehatan
6. Pandak I Remaja Peduli Sampah
7. Pandak II Remaja Peduli Gizi Balita
8. Bantul I Dusun Sehat Jiwa, Brain Booster
9. Bantul II Warga Sehat Jiwa, Kelompok Curhat Ibu Hamil
10. Jetis I Kelompok Lansia Peduli Kesehatan, Sapa Sehat Puskesmas (SMS Center), Healthy Club Penderita DM
dan Hipertensi, Paguyuban Kuliner Peduli Sehat
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 41 | 99
11. Jetis II Gerakan Peduli Kesehatan Jiwa
12. Imogiri I Sedekah Sampah, Monitoring ASI Mobile Imogiri
13. Imogiri II Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Desa
Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)
14. Dlingo I Kedai Dapur Terapi Untuk Balita Gizi Buruk, Kelas
Lansia
15. Dlingo II Lansia Sehat Mandiri Aktif Produktif, Pendampingan Bumil
16. Pleret Kawasan Bebas Asap Rokok di Purworejo dan Bauman
(Kabar Purba), Kartu Pemantauan Balita (Tuman
Balita)
17. Piyungan Keluarga dan Kelompok Peduli Lansia, Dakwah Kreatif
PHBS di Pondok Pesantren, Duta KB, Gerakan Remaja
menjadikan Ibu Sehat (Genre Mihat)
18. Banguntapan I Bantu Penderita Tuberculosis
19. Banguntapan II
Sekolah Peduli Kasus Anemia dan Gizi, Gigi Sehat Untuk Semua, Rencana untuk Pengamanan Air
Minum Masyarakat (Rupamu Manis)
20. Banguntapan
III
Gerakan Masyarakat Membasmi Jentik (Gemar
Mbatik)
21. Sewon I Dusun Pemantauan Sarang Nyamuk (PSN)
22. Sewon II Forum Remaja Sehat (Fresh), Anak-anak Peduli
Demam Berdarah (Adinda)
23. Kasihan I Dokter Luar Biasa (Dokter Lubis), Dusun Percontohan
Germas
24. Kasihan II Gerakan Peduli Masyarakat Sehat Jiwa (Gelimas Jiwo), Paguyuban Sehat Bersama Penyehat Tradisional,
Gropyokan Omah Lemut (GOL)
25. Pajangan Sahabat Edukasi Remaja, Pendampingan KDRT
26. Sedayu I Masyarakat Mandiri Peduli Jentik di Dusun (Mama
Petik Dusun), Gerakan Remaja Tangkis TB dan
Anemia, Gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan
(Gemas Darling)
27. Sedayu II Dusun Siaga Beraksi, Karang Taruna Muda dalam
Gerakan Masyarakat Sehat (Kamu Germas)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2018
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 42 | 99
Grafik 2.11. Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
Penyebab terbesar AKI di Kabupaten Bantul adalah
perdarahan dan pre eklampsia. Tren perubahan penyebab AKI di
Kabupaten Bantul disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti
yang tertera pada (Tabel 2.10). Fenomena ini semakin mendukung
untuk program pencegahan dan deteksi dini penyakit dimulai oleh
individu dan kelompok dengan didukung program pemerintah.
Tabel 2.10. Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Bantul Tahun 2012-2017
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 43 | 99
Program pencegahan dan deteksi dini penyakit tentu akan
berhasil jika ditunjang dengan mudahnya akses pelayanan
kesehatan dan banyaknya sarana kesehatan yang dimiliki oleh
Kabupaten Bantul. Hal tersebut menjadi potensi untuk
mendukung keberhasilan aktivitas dalam Germas, yakni
pencegahan dan deteksi dini penyakit. Jangkauan atau akses
pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas, telah menjangkau
seluruh wilayah Kabupaten Bantul (Gambar 2.5). Pelayanan
kegawatdaruratan pada sarana kesehatan di Kabupaten Bantul
Tahun 2017 yaitu 16 Puskesmas, 10 RS Umum, dan 6 RS Khusus.
Untuk pelayanan laboratorium kesehatan dasar, dilaporkan 100%
sudah memiliki laboratorium kesehatan dasar, yaitu 27
Puskesmas, 10 RS Umum, dan 6 RS Khusus (Tabel 2.11). Sarana
kesehatan berupa Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
di Kabupaten Bantul sudah terbentuk 75 Desa Siaga dengan 16
Puskesmas Ranap dan 11 Puskesmas Non Ranap.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 44 | 99
Gambar 2.5. Peta Jangkauan Pelayanan Kesehatan Puskesmas
di Kabupaten Bantul Tahun 2017
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 45 | 99
Tabel 2.11. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Bantul
Data AKI di Kabupaten Bantul menunjukkan per
September 2017 sebanyak 6 orang dan lebih rendah jika
dibandingkan data di Dinas Kesehatan DI Yogyakarta sebanyak 25
orang pada periode yang sama. Data kesehatan pada balita
menunjukkan keberhasilan program pada imunisasi, laporan
pencapaian program imunisasi lengkap di Kabupaten Bantul
tahun 2016 dilaporkan 96,04% turun bila dibandingkan tahun
sebelumnya 96,46%.
Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Bantul seperti
yang tersaji dalam Tabel 2.11 cukup lengkap dan beberapa jenis
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 46 | 99
fasilitas juga bertambah setiap tahunnya, seperti balai kesehatan
RS Khusus, apotek, dan sebagainya. Banyaknya jumlah fasilitas
kesehatan dapat membantu kebutuhan masyarakat di Kabupaten
Bantul untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai
Dilihat dari piramida penduduk Tahun 2017 menunjukkan
jika mayoritas penduduk Kabupaten Bantul berada pada usia
produktif (Gambar 2.1), hal ini memungkinkan bagi daerah untuk
dapat melakukan berbagai program yang sifatnya pemberdayaan
masyarakat. Dengan berbagai UKM yang ada didukung dengan
dependency ratio yang rendah maka program Germas dapat
dijalankan dengan baik dengan melibatkan masyarakat produktif.
2.2.5. Situasi Peningkatan Kualitas Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor pendukung yang akan
mempengaruhi perilaku seseorang, lingkungan tempat tinggal
termasuk didalamnya kondisi fisik yaitu air, tanah dan udara.
Kabupaten Bantul secara kontur geografis meliputi dataran
rendah pada bagian tengah, perbukitan pada bagian Timur dan
Barat, dengan bentang alam relatif membujur dari Utara ke
Selatan. Tata guna lahan yaitu pekarangan 36,16%, sawah
33,19%, tegalan 14,90% dan tanah hutan 3,35%. Kabupaten
Bantul tergolong wilayah yang rawan bencana alam, seperti gempa
bumi, tanah longsor, banjir, tsunami dan bencana akibat dampak
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 47 | 99
dari letusan Gunung Merapi. Risiko pencemaran air sangat
dimungkinkan terjadi dengan berbagai potensi bencana yang ada.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul menggalakkan gerakan
pengecekan air layak. Data Profil Dinas Kesehatan menunjukkan
jumlah penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2017 yang
diperiksa akses air layak sebanyak 100%, dengan hasil yaitu
seluruh keluarga yang diperiksa akses air bersihnya sudah
mengakses air bersih dengan memanfaatkan sumur gali sebesar
84,69%.
Kegiatan pengawasan kualitas air meliputi internal dan
eksternal serta pembinaan Depot Air Minum (DAM) dan
pengelolaan air minum pedesaan Yogyakarta. Pengawasan kualitas
air yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan anggaran
APBD mencakup 2.573 sampel, yang terdiri dari lima sampel dari
tiap kecamatan dengan air minum yang bersumber PDAM dan
sampel air bersih dengan lima sampel tiap desa. Peningkatan
kesadaran masyarakat dalam menggunakan air bersih dan air
minum.
Pemeriksaan kesehatan lingkungan rumah pada Tahun
2017 telah mencakup hampir semua rumah yang ada atau
berjumlah 245.087 unit. Dari rumah yang diperiksa, sebanyak
64,79% masuk dalam kategori rumah sehat. (Gambar 2.6) Selain
itu, Kabupaten Bantul telah memiliki kegiatan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) yang mencakup lima pilar, yaitu Stop
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 48 | 99
Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM RT),
pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah
rumah tangga. Akses jamban tahun 2017 sudah sebesar 100%
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 sebesar 97%.
Hal ini berarti seluruh masyarakat Bantul telah mengakses
jamban. Namun demikian proses pengelolaan limbah harus tetap
dipantau oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan
Pemukiman, sehingga diperlukan program pemantauan untuk
kebersihan jamban agar tidak terjadi jamban yang mampat,
pembangunan sarana prasarana saluran limbah domestik dan
pelibatan masyarakat dalam sosialisasi STBM.
Gambar 2.6. Capaian Rumah Sehat di Kabupaten Bantul
Tahun 2017
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 49 | 99
Pembinaan PHBS dilakukan melalui pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan
rumah tangga, institusi tempat kerja, institusi pendidikan, fasilitas
pelayanan kesehatan dan tempat umum. Data pencapaian PHBS
pada Tahun 2017 menunjukkan mayoritas sudah lebih dari 50%
dari tatanan fasilitas pelayanan kesehatan telah mencapai 83,82%.
Masyarakat Kabupaten Bantul juga telah terpapar dengan
program lomba antar desa untuk penilaian PHBS. Hal ini dapat
menjadi faktor pendukung untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.
Data Tahun 2017 untuk bidang pendidikan di Kabupaten
Bantul telah menunjukkan kondisi pendidikan yang memadai baik
dari aspek fasilitas fisik maupun non fisik. Pembinaan untuk
kesehatan anak sekolah juga telah dilaksanakan untuk
mewujudkan tercapainya perilaku hidup bersih dan sehat.
Pencapaian penjaringan kesehatan di tingkat SD sampai dengan
SMA menunjukkan angka diatas 90% (Pemda Kabupaten Bantul,
2017). Data Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018,
pemeriksaan kesehatan lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU)
termasuk sarana pendidikan menunjukkan hasil yang baik (Grafik
2.12).
Program Germas untuk mendukung peningkatan
kesehatan lingkungan membutuhkan penyediaan ruang terbuka
hijau publik yang memadai. Berdasarkan Rencana Pembangunan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 50 | 99
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, pelayanan
dasar yang diutamakan adalah air minum, kawasan kumuh, dan
sanitasi sebagai wujud prioritas mewujudkan Universal Access
2019 (100% akses air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100%
layanan sanitasi). Hal ini perlu didukung melalui kebijakan,
program dan kegiatan di daerah yang berkaitan dengan urusan
pekerjaan umum dan penataan ruang.
Grafik 2.12. Tingkat Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat
Umum (TTU) di Kabupaten Bantul Tahun 2017
Ruang dapat diartikan sebagai wadah yang meliputi ruang
darat, laut, udara dan termasuk didalamnya ruang di dalam bumi
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
lain memelihara kelangsungan hidupnya. Penataan ruang yang
dibutuhkan untuk mendukung lingkungan terbuka hijau publik
adalah penambahan ruang hijau publik dan pengelolaan sampah.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 51 | 99
Data dari dinas pertanahan dan tata ruang ada lahan yang
direkomendasikan seluas 448 Ha, yang dapat dibangun sebagai
ruang terbuka hijau publik baik itu dari tanah desa atau
kesultanan. Selain itu, terdapat 15.998 Ha untuk pemukiman.
Ruang terbuka hijau publik diharapkan dapat digunakan
untuk menambah kadar oksigen di Kabupaten Bantul sehingga
mengurangi efek pemanasan global. Ruang hijau publik juga dapat
digunakan untuk bersantai atau beraktivitas fisik bagi
masyarakat, ruang ini juga harus terhindar dari pemandangan
anak jalanan, pengemis ataupun gelandangan yang berkeliaran
bebas. Untuk itu Kabupaten Bantul juga perlu membangun
rusunawa ataupun perumahan bagi mereka, selain juga
mengurangi lingkungan kumuh.
2.2.6. Situasi Peningkatan Edukasi Hidup Sehat
Edukasi atau pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2003).
Tujuan dari upaya kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 36 tahun 2009 yaitu setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi
dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 52 | 99
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Di dalam UU
No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tercantum perihal
“Pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pelayanan kesehatan diutamakan pada aspek promotif dan
preventif bagi masyarakat. Setiap anak dan remaja berhak
mendapatkan pendidikan kesehatan melalui pendidikan formal
maupun non formal untuk meningkatkan kemampuan hidup
dalam lingkungan hidup yang sehat, tumbuh berkembang
harmonis dan optimal, menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan atau edukasi
hidup sehat penting bagi setiap manusia.
Edukasi hidup sehat dalam Germas diawali dahulu
menanamkan pemahaman tentang apa itu Germas dan makna
dalam warna dan logo Germas kepada masyarakat melalui setiap
penyelenggaraan kegiatan. Meningkatkan komunikasi, informasi
dan edukasi mengenai fokus kegiatan Germas meliputi promosi
perilaku hidup bersih dan sehat, menggerakan kaum perempuan
dalam kepesertaan ber-KB, upaya deteksi dini faktor risiko
Penyakit Tidak Menular, meningkatkan Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) bagi keluarga, ibu dan anak baik aspek pola
pemberian gizi sejak bayi ataupun pola konsumsi makanan bagi
keluarga yang tinggi protein juga sehat, kaya akan sayur dan
buah.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 53 | 99
Salah satu program Germas adalah penyediaan sarana
menyusui di tempat kerja. Potensi jumlah tempat kerja di Bantul
sangat banyak, baik instansi pemerintahan maupun swasta,
sehingga penyediaan sarana menyusui diharapkan mampu
difasilitasi oleh tempat kerja.
Selain itu, bimbingan kesehatan pranikah juga menjadi
salah satu program Germas. Bimbingan kesehatan pranikah ini
penting untuk Wanita Usia Subur (WUS) dan pasangannya untuk
lebih aware terhadap kesehatan. Pada analisis situasi gizi
(aktivitas 3), penyebab utama kematian bayi di Kabupaten Bantul
adalah BBLR (Grafik 2.8). Salah satu upaya untuk menurunkan
risiko terjadinya BBLR adalah dengan bimbingan kesehatan pra-
nikah. WUS yang telah mendapatkan bimbingan kesehatan
pranikah diharapkan mempunyai kualitas kehamilan yang baik.
Kualitas kehamilan juga ditunjang dengan upaya pencegahan
penyakit tetanus ibu hamil melalui vaksinasi Tetanus Toksoid (TT)
ibu hamil. Pada Tahun 2017, cakupan ibu hamil yang
mendapatkan imunisasi TT sebesar 99,9%, atau sudah melebihi
target 95%. Selain itu juga pemeriksaan ibu hamil K1 (Kunjungan
1) juga penting untuk dilakukan. Cakupan pemeriksaan ibu hamil
K1 dilaporkan mencapai 100%, sehingga telah tercapai target K1
95%. Untuk cakupan pemeriksaan ibu hamil K4 Tahun 2017
dilaporkan 92,03%, kurang dari target K4 95% (Grafik 2.13).
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 54 | 99
Grafik 2.13. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
Keenam kegiatan utama Germas ini harus dilaksanakan
serentak di Kabupaten Bantul dengan menjalin kemitraan dengan
lembaga non pemerintah, institusi pendidikan, organisasi, instansi
swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat.
2.3. Dasar Kebijakan Pelaksanaan Kegiatan Germas
Peraturan dan regulasi yang telah diterbitkan oleh
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam upaya
pelaksanaan Germas menjadi salah satu dasar utama penyusunan
RAD Germas ini. Adapun beberapa peraturan yang menjadi dasar
pelaksanaan Germas tersebut antara lain:
a) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 55 | 99
b) Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2269/Menkes/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan
PHBS
c) Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala BAPENAS RI Nomor 11 Tahun 2017
tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
d) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 114 Tahun 2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah
e) Keputusan Menteri Kesehtan Nomor 375 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
f) Peraturan Gubernur DIY Nomor 44 tahun 2017 tentang
RAD Germas Lestari
g) Peraturan Bupati Bantul Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Kawasan Sehat Bebas Asap rokok
h) Instruksi Bupati Bantul Nomor 04 Tahun 2012 tentang
Penggunaan Bahan Baku Pangan Lokal pada Acara
Pertemuan/Rapat/Kursus/Pelatihan/Kunjungan Kerja
Lapangan.
Berdasarkan latar belakang regulasi diatas maka
Pemerintah Kabupaten Bantul menerbitkan Peraturan Bupati
Bantul Nomor 35 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 56 | 99
Sehat. Peraturan ini diterbitkan dalam upaya memfasilitasi OPD
dan stakeholders dalam melaksanakan program kegiatan Germas
yang telah dirumuskan secara bersama-sama sesuai peran OPD
masing-masing.
Masih ditemukannya beberapa pekerjaan rumah misalnya
terkait masih belum optimalnya capaian target dari beberapa
indikator yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat maupun
konsumsi gizi seimbang di wilayah Kabupaten Bantul, telah
disusun strategi dan arah kebijakan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul yang berhubungan dengan beberapa indikator yang relevan
dengan sasaran program Germas di Kabupaten Bantul yaitu
sebagai berikut:
Tabel 2.12. Strategi dan Arah Kebijakan
No Strategi Arah Kebijakan
1 Peningkatan cakupan dan kualitas Layanan Kesehatan
Meningkatkan sarana dan prasarana, SDM, dan akses serta mutu pelayanan
kesehatan
2 Peningkatan cakupan
pangan dan kualitas gizi yang seimbang
Meningkatkan ketersediaan
dan keragaman pangan secara berkelanjutan
3 Peningkatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
4 Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
Meningkatkan prestasi olahraga
5 Peningkatan keselamatan transportasi
Meningkatkan pencegahan kecelakaan transportasi
6 Akselerasi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat
Intensifikasi dan diversifikasi usaha tani
7 Pengembangan peternakan berbasis industri
Meningkatkan sumber daya peternakan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 57 | 99
8 Pelestarian lingkungan hidup berkelanjutan
Meningkatkan pengendalian lingkungan
hidup
9 Peningkatan kualitas
perencanaan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan tata ruang
a) Meningkatkan
kualitas perencanaan tata ruang
b) Meningkatkan peran
serta masyarakat dalam pengawasan
dan pengendalian pemanfaatan ruang
2.4 Tantangan dan Hambatan
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya
yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar program dan sektor di
masyarakat.
Mewujudkan masyarakat yang sehat bukanlah tanpa
tantangan dan hambatan, karena upaya yang dilakukan tetap
memilki peluang untuk sebuah pencapaian keberhasilan program.
Ada beberapa tantangan dan hambatan dalam rencana aksi
Germas ini antara lain:
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 58 | 99
a) Tantangan
- Salah satu tantangan yang dihadapi adalah Kabupaten
Bantul merupakan salah satu bagian yang turut serta
mewujudkan tercapainya target Sustainable Development
Goals (SDGs) sebagai kelanjutan program Millenium
Development Goals (MDGs) sebelumnya.
- Tantangan secara nasional yang juga merupakan
tantangan di daerah yaitu tengah menghadapi masalah
kesehatan triple burden yakni masih adanya penyakit
infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM), dan
penyakit-penyakit yang seharusnya sudah dapat diatasi
dengan program yang lalu muncul kembali.
- Usia Harapan Hidup (UHH) meningkat, yang artinya
lansia juga meningkat.
- Semakin bertambahnya jumlah penduduk usia produktif
yang bisa memberikan kontribusi dalam pembangunan.
- Konsumsi makanan pokok yang beragam (gandum, ubi
kayu, jagung, ubi jalar, dan sukun).
- Konsumsi buah yang masih rendah dan penggunaan
sawah yang digunakan untuk menanam komoditas padi
dan sayuran.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 59 | 99
b) Hambatan
- Ketersediaan anggaran dalam menjalankan program
yang masih dibatasi sesuai dengan alokasi anggaran
yang tersedia.
- Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian berpotensi
mengurangi lahan produktif.
- Gaya hidup masyarakat generasi saat ini yang
mengutamakan pola praktis.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 60 | 99
BAB III
RENCANA AKSI DAERAH GERMAS
3.1. Output Kegiatan dan Intervensi
Tabel 3.1 output kegiatan dan intervensi
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
1 Bappeda Mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan Germas
Surat edaran untuk mendorong Inpres
tentang Germas
Melakukan fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan Germas
Terlaksananya koordinasi Germas
2 Bag. Adm. Kesra Setda
Kabupaten Bantul
Memfasilitasi perumusan
kebijakan, monitoring dan
evaluasi Germas
1. Jumlah fasilitasi perumusan kebijakan
yang mendukung Germas
2. Jumlah monitoring dan evaluasi
kebijakan pelaksanaan Germas
3 Dinas Kesehatan Menyusun kebijakan teknis
terkait operasional
Jumlah kebijakan teknis terkait teknis
pelaksanaan Germas
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 61 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
pelaksanaan Germas
Melaksanakan kampanye
Germas serta meningkatkan
advokasi dan pembinaan
dalam pelaksanaan kebijakan
KSBAR.
1. Jumlah dusun yang melaksanakan
Kebijakan KSBAR
2.
Meningkatkan pendidikan
mengenai gizi seimbang dan
pemberian ASI Eksklusif
1. Jumlah kader kesehatan yang menjadi
motivator PMBA
2. Jumlah Kegiatan kampanye ASI
Eksklusif
Meningkatkan pendidikan
mengenai aktivitas fisik
1. Jumlah kegiatan sosialisasi gemar
beraktivitas fisik
2. Jumlah OPD yang melaksanakan
aktivitas fisik
3. Jumlah OPD yang menyediakan sarana
aktivitas fisik
Meningkatkan pelaksanaan
deteksi dini penyakit di
Puskesmas dan menyusun
panduan pelaksanaan deteksi
1. Jumlah puskesmas yang melaksanakan
deteksi dini kanker payudara dan
kanker leher rahim perempuan usia 30-
50 tahun
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 62 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
dini penyakit di instansi
pemerintah dan swasta
2. Prosentase deteksi dini faktor resiko
PTM:
a. Inspekasi Visual Asetat (IVA)
b. Kesehatan jiwa dan NAPZA
c. Hipertensi
d. Diabetes Mellitus
Pembentukan Posbindu PTM Jumlah desa yang melaksanakan Posbindu
PTM
Menjamin keamanan pangan
dan mutu pangan yang
beredar di masyarakat
1. Jumlah desa pangan aman
2. Jumlah pasar yang diintervensi menjadi
pasar aman dari bahan berbahaya
Memperkuat dan memperluas
pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan dan
jajanan anak sekolah (PJAS)
Jumlah sekolah yang dibina
4 Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga
Meningkatkan kampanye
gemar berolahraga,
memfasilitasi
penyelenggaraan olahraga
masyarakat dan
meningkatkan penyediaan
1. Jumlah permasalahan olahraga
2. Jumlah fasilitasi penyelenggaraan
olahraga rekreasi
3. Jumlah fasilitasi penyelenggaraan
pendidikan, prestasi, dan layanan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 63 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
fasilitas sarana olahraga
masyarakat
khusus
4. Jumlah fasilitasi sarana olahraga
pendidikan, rekreasi dan prestasi
Meningkatkan kegiatan UKS,
mendorong sekolah sebagai
KSBAR/KDM dan mendorong
Sekolah Ramah Anak.
1. Jumlah sekolah memiliki UKS sesuai
standar pelayanan;
2. Jumlah Sekolah memiliki KSBAR/KDM;
dan
3. Jumlah sekolah ramah anak (bebas
intimidasi dan kekerasan).
Meningkatkan kegiatan
aktivitas fisik olah raga di
sekolah dan satuan
pendidikan secara eksternal
dan ekstrakurikuler serta
penyediaan sarana sanitasi
sekolah
1. Jumlah satuan pendidikan yang
memiliki sarana olahraga
2. Jumlah satuan pendidikan yang
meningkatkan kegiatan ativitas fisik
olahraga di sekolah
3. Jumlah satuan pendidikan yang
memilki sarasan sanitasi sekolah
5 Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Bantul
Melaksanakan bimbingan
kesehatan pranikah untuk
mendorong perilaku hidup
sehat dan meningkatkan
status gizi calon pengantin,
1. Jumlah calon pengantin memperoleh
bimbingan kesehatan pranikah
2. Jumlah rumah ibadah yang bersih dan
sehat
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 64 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
serta mendorong pelaksanan
rutin ibadah bersih dan sehat
3. Jumlah rumah ibadah bebas jentik
nyamuk
Memperkuat fungsi Pos
Kesehatan Pesantren
(Poskestren) dan upaya
kesehatan madrasah dan
mendorong madrasah sebagai
KSBAR dan madrasah ramah
anak
1. Jumlah pesantren menyelenggarakan
pos kesehatan pesantren
2. Jumlah madrasah yang memiliki UKS
yang berstandar baik
3. Jumlah madrasah yang menerapkan
KSBAR
Meningkatkan kegiatan
aktivitas fisik/olahraga di
madrasah dan penyediaan
sarana sanitasi sekolah
1. Jumlah madrasah ysng memiliki sarana
olahraga
2. Jumlah madrasah yang meningkatkan
kegiatan aktivitas fisik/olahraga di
sekolah
3. Jumlah madrasah yang memiliki sarana
sanitasi
6 Dinas Pertanian, Pangan,
Kelautan dan Perikanan
Melakukan pembinaan dan
pemantauan keamanan dan
mutu pangan segar yang tidak
memiliki kandungan pestisida
berbahaya
1. Jumlah kelompok tani yang dibina
2. Jumlah sampel dalam pemantauan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 65 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
Meningkatakan produksi
buah dan sayur yang
berkualitas dalam negeri dan
mendorong pemanfaatan
pekarangan rumah untuk
menanam sayur dan buah.
Jumlah Kelompok Wanita Tani (KWT) yang
mengembangkan pemanfaatan pekarangan
untuk menanam sayur dan buah
Gerakan makan Beragam
Bergizi Seimbang Aman
(B2SA)
Jumlah gerakan makan B2SA
7 Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan dan Kawasan
Pemukiman
Memfasilitasi penyediaan
prasarana, sarana dan utilitas
(PSU) kepentingan publik
Jumlah fasilitas PSU (olahraga) di:
1. Rusunawa (unit)
2. Perumahan (unit)
3. Layanan publik
Layanan sedot tinja Jumlah layanan sedot tinja
Pembangunan sarana air
bersih
Jumlah sarana air bersih yang dibangun
meliputi:
1. Sistem penyediaan air minum pedesaan
(SPAMDES)
2. PDAM.
Sosialisasi Sanitasi Total Jumlah sosialisasi STBM
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 66 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
Berbasis Masyarakat (STBM)
ke pengguna Instalasi
Pembuangan Air Limbah (IPAL)
Komunal
Pemeriksaan kualitas air
limbah
Jumlah sampel air limbah yang diperiksa
Pemeriksaan kualitas air
bersih sumur pantau
Jumlah sumur pantau yang diperiksa
kualitasnya
Pembangunan sarana dan
prasarana pengelolaan air
limbah domestik
1. Jumlah sambungan rumah (SR) air
limbah domestik layanan IPAL terpusat
skala regional yang dibangun
2. Jumlah sarana pengolahan air limbah
domestik skala komunal yang dibangun
Pembangunan saluran
drainase pemukiman
Panjang saluran drainase pemukiman yang
dibangun (m)
Menangani kawasan kumuh Berkurangnya luasan kawasan kumuh (ha)
Sosialisasi Perda Nomor 5
tahun 2011 tentang
Bangunan Gedung
Jumlah sosialisasi
Pembuatan papan larangan
sesuai UU Nomor 11 Tahun
Jumlah papan larangan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 67 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
1974 tentang Pengairan
Rehab sumur bor Jumlah sumur bor yang direhab
Pembangunan embung Jumlah embung yang sudah dibangun
Peningkatan avoor Jumlah avoor yang dibangun dan direhab
Perkuatan tebing sungai Jumlah tebing sungai yang meningkat
kualitas dan kuantitasnya
Pembangunan pedestrian Panjang pedestrian yang dibangun (km)
Pembangunan saluran
darinase jalan
Panjang saluran drainase jalan (km)
8 Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang
Memfasilitasi rekomendasi
pemanfaatan ruang,
pemanfaatan tanah desa dan
tanah Kasultanan
1. Jumlah rekomndasi pemanfaatan ruang
(olahraga)
2. Jumlah rekomendasi pemanfaatan
tanah desa dan tanah Kasultanan
9 Dinas Lingkungan Hidup Memfasilitasi Ruang Terbuka
Hijau Publik yang memadai di
wilayahnya
Penambahan Ruang Terbuka Hijau (m2)
Pembentukan dan pembinaan
pengelolaan sampah mandiri
1. Jumlah kelompok pengelola sampah
2. Jumlah koordinasi dan pembinaan
jejaring pengelola sampah
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 68 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
Pengendalian pencemaran
lingkungan
1. Jumlah uji sampling kualitas air
2. Jumlah uji sampling kualitas udara
3. Jumlah pembangunan dan
pemeliharaan IPAL industri
4. Jumlah sosilisasi penyusunan dokumen
lingkungan
Mertikali 1. Jumlah kegiatan bersih sungai
2. Jumlah kelompok msayarakat yang
terlibat dalam kebersihan sungai
Konservasi lahan dan
keanekaragaman hayati
1. Jumlah batang pohon yang ditanam
2. Jumlah monitoring pengendalian
kerusakan
3. Jumlah pembinaan konservasi SDA dan
keanekaragaman hayati
4. Jumlah pembangunan saluran
peresapan air hujan
10 Dinas Perhubungan Mendorong ketersediaan
sarana, prasarana dan
1. Jumlah pengadaan dan pemasangan
perlengkapan pengguna jalan yang
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 69 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
fasilitas perhubungan yang
aman dan nyaman bagi
pengguna jalan
terdiri atas:
1. Marka (m)
2. Rambu (unit)
3. APILL (paket)
11 Dinas Perdagangan Meningkatkan pengawasan
terhadap peredaran dan
penjualan :
1. Bahan berbahaya yang
sering disalahgunakan
dalam pangan
2. Pergudangan (kebersihan,
produk kedaluwarsa, ijin
edar, kemasan rusak, dll)
Jumlah kegiatan pengawasan terhadap
peredaran dan penjualan:
1.
1. Bahan berbahaya yang sering
disalahgunakan dalam pangan
2. Pergudangan (kebersihan, produk
kedaluwarsa, ijin edar, kemasan rusak,
dll)
Pemantauan bahan
kebutuhan pokok di 3 Pasar
Utama Bantul
Jumlah kegiatan pemantauan barang
kebutuhan pokok di 3 Pasar Utama Bantul
Pemberdayaan pedagang kaki
lima dengan membangun
kawasan khusus pedagang
Jumlah kawasan khusus pedagang kaki
lima
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 70 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
kaki lima
12 Dinas Koperasi, Usaha Kecil
Menengah dan Perindustrian
Meningkatkan promosi
makanan dan minuman lokal
Jumlah kegiatan promosi makanan dan
minuman lokal
Mendorong Industri Kecil
Menengah (IKM) untuk
memproduksi olahan pangan
yang sehat
Jumlah IKM yang memproduksi olahan
pangan yang sehat
13 Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk
melaksanakan pemeriksaan
kesehatan/deteksi dini
penyakit pada pekerja
Jumlah perusahaan yang melaksanakan
pemeriksaan rutin kesehatan/deteksi dini
penyakit kepada tenaga kerja
Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk
menyediakan ruang MCK
yang sesuai aturan, sarana
ruang menyusui,
melaksanakan kegiatan
olahraga di tempat kerja dan
menerapkan KSBAR
1. Jumlah perusahaan yang
melaksanakan kegiatan olahraga
2. Jumlah perusahaan yang menyediakan
sarana ruang menyusui
3. Jumlah perusahaan yang menerapkan
KSBAR di area kerja
4. Jumlah perusahaan yang menyediakan
sarana MCK sesuai aturan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 71 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk
menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Jumlah perusahaan yang menerapkan
K3
14 Dinas Komunikasi dan
Informatika
Melakukan diseminasi
informasi layanan masyarakat
terkait pola hidup bersih dan
sehat
Jumlah iklan promosi/pesan perilaku
hidup bersih dan sehat yang mudah
dipahami oleh masyarakat melalui saluran
informasi publik (media cetak, elektronika
dan forum komunikasi)
15 Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga
Berencana Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
Melakukan promosi untuk
menggerakan partisipasi
kaum perempuan dalam
kepesertaan KB dan upaya
deteksi dini faktor risiko PTM
1. Jumlah akseptor KB
2. Jumlah perempuan yang mendapatkan
pelayanan papsmear
Meningkatkan komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE)
Germas hidup Sehat bagi
keluarga, perempuan dan
anak
Jumlah kegiatan KIE Germas Hidup Sehat
(melalui bina keluarga balita, bina keluarga
remaja, bina keluarga lansia, pusat
informasi dan konseling remaja, dan usaha
peningkatan pendapatan keluarga
sejahtera)
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 72 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
16 Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, dan
Perlindungan Anak
Melakukan promosi untuk
menggerakkan partisipasi
kaum perempuan dalam
upaya deteksi dini faktor
risiko PTM
1. Jumlah KIE Gender, perlindungan
perempuan dan anak
2. Jumlah penerima bantuan sosial, modal
usaha bagi wanita rawan sosial dan
ekonomi
Program Keluarga Harapan
(PKH)
Jumlah keluarga penerima bantuan PKH
Bantuan pangan non tunai
warga miskin
1. Jumlah keluarga penerima bantuan
pangan non tunai warga miskin
Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH)
2. Jumlah rumah penerima bantuan RTLH
17 Satuan Polisi Pamong Praja Meningkatkan pengawasan
terhadap peredaran dan
penjualan minuman
beralkohol.
Jumlah kegiatan pengawasan terhadap
peredaran dan penjualan minuman
beralkohol.
Melakukan pengawasan
KSBAR bersama Tim
Jumlah wilayah KSBAR yang dilakukan
pengawasan.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 73 | 99
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN INTERVENSI
1 2 3 4
pemantau KSBAR.
18 Kecamatan Mengeluarkan kebijakan
terkait Germas di tingkat
kecamatan
Jumlah kebijakan terkait Germas
19 TP PKK Melakukan pembinaan peran
PKK terkait dengan
pelaksanaan Germas di
dasawisma
Jumlah dasawisma yang dibina terkait
dengan pelaksanaan Germas
Pelatihan peningkatan peran
perempuan dalam
mendukung pelaksanaan
Germas
Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 74 | 99
3.2. Prinsip dan Pendekatan Kunci
3.2.1 Pendekatan Lintas Sektor
Saat ini Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005-2024 fokus pada pembangunan kesehatan
menuju ke arah pengembangan upaya kesehatan, dari upaya yang
bersifat kuratif bergerak ke arah upaya kesehatan promotif dan
preventif. Hal ini memerlukan serangkaian program strategis serta
implementasi dari berbagai program Kementerian Kesehatan RI
salah satunya adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Peran seluruh lintas sektor diperlukan untuk mewujudkan
keberhasilan implementasi Germas. Untuk itu, Pemerintah
Kabupaten Bantul mengeluarkan Peraturan Bupati No 35 Tahun
2018 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Germas
memfokuskan pada enam kegiatan utama, seperti pada uraian
sebelumnya.
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat menyampaikan
jika dukungan dari Kementerian Kesehatan berupa peningkatan
kapasitas SDM, sosialisasi, pelatihan, dukungan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan dan dukungan kegiatan
operasional melalui dana dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus
(DAK) lalu akan dilanjutkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi,
Kabupaten/Kota dengan pembangunan kawasan tanpa rokok,
kegiatan peregangan, sosialisasi deteksi dini, advokasi kebijakan,
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 75 | 99
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di desa/kelurahan
(Kemenkes RI, 2017).
Pelaksanaan Germas harus dilakukan oleh seluruh lapisan
masyarakat, lintas sektor baik pemerintah pusat dan daerah,
swasta, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, serta
masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat tersebut dapat bersama-
sama berkontribusi menciptakan Germas dengan tujuan
kesehatan masyarakat dapat terjaga. Jika masyarakat sehat maka
produktivitas akan meningkat, terciptanya lingkungan yang bersih
serta biaya yang dikeluarkan untuk berobat akan berkurang.
Harapannya pemanfaatan dana Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) akan lebih banyak digunakan untuk masyarakat
sehat dibandingkan masyarakat yang sakit.
3.2.2 Sustainability
Kebijakan dan strategi program kesehatan masyarakat
menuju penguatan pelayanan kesehatan primer dalam upaya
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
Germas sebagai strategi dalam mencapai pemberdayaan
masyarakat, berisi tentang kegiatan-kegiatan yang mendorong
kerja utama dilakukan oleh masyarakat. Kebijakan kesehatan
masyarakat yang pertama ini bersambung dengan kebijakan
kedua dimana penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan
(continuum of care) sehingga program tidak terlepas pada saat
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 76 | 99
pencanangan program berikutnya, akan tetapi dapat dilanjutkan.
Kebijakan ketiga mendorong lintas sektor mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat. Germas secara eksplisit dituliskan
sebagai kebijakan ketiga dalam program kesmas oleh karena itu
keberlanjutan program Germas ini sangatlah penting untuk
dituangkan sebagai berikut:
1. Pencanangan advokasi penggalangan komitmen
2. Pencanangan
3. Forum koordinasi Germas
4. Penggerakan massa
5. Pelaksanaan kampanye dalam rangka pemantapan
dan perluasan peran OPD
6. Kerjasama dengan akademisi dan dunia usaha dalam
rangka pembudayaan perilaku sehat dalam upaya
perbaikan gizi masyarakat dan mewujudkan keluarga
sehat.
Tahapan Germas Kabupaten Bantul saat ini adalah pada
tahap pencanangan dan pemantapan. Upaya penggalangan
komitmen telah dilaksanakan dalam forum penyusunan Peraturan
Bupati Bantul tentang Germas sampai dengan pengesahannya.
Upaya penggerakan massa, pelaksanaan kampanye telah diatur
didalam Peraturan Bupati Bantul No 35 tahun 2018 tentang
Germas.
Strategi program Germas ini dapat dicapai sejalan dengan
strategi program kesehatan masyarakat yaitu melalui akselerasi
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 77 | 99
pemenuhan akses pelayanan KIA, remaja dan lanjut usia (lansia)
yang berkualitas. Kabupaten telah memiliki akses yang baik bagi
masyarakat dengan melihat data fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada dengan angka kejadian penyakit dalam Laporan
Pertanggungjawaban Bupati 2017. Dengan pemenuhan akses
diharapkan program promosi akan gencar dilaksanakan sehingga
masyarakat akan terbiasa terpapar dengan fasilitas kesehatan
yang tersedia dan mudah dijangkau. Cara pandang terhadap
fasilitas kesehatan tidak hanya mengobati ketika sakit, tetapi
masyarakat dapat datang untuk upaya promotif dan preventif.
Tahapan ini juga melalui penggalangan komitmen OPD
yang dibutuhkan untuk suksesnya kegiatan Germas. Kabupaten
Bantul memiliki 19 OPD yang berperan dalam Germas sesuai
dengan Peraturan Bupati. Perluasan jangkauan komitmen di luar
sektor kesehatan perlu dilakukan (perusahaan swasta, sekolah,
organisasi masyarakat, media massa, akademisi, dunia usaha).
Memperkuat forum diskusi lintas program dengan menyusun
perencanaan kegiatan sektor kesehatan dengan sektor lain.
Tahapan berikutnya adalah tahap pembudayaan perilaku
sehat. Melalui promosi dan pemahaman berulang, maka akan
membentuk praktik yang berulang yang menjadi sebuah budaya.
Pembudayaan yang sudah terbentuk akan memudahkan
pemerintah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai yaitu dalam
pencapaian perbaikan gizi dan keluarga sehat melalui Germas.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 78 | 99
Keberlanjutan sebuah program bergantung pada sistem
yang dibangun dan pihak yang melaksanakannya. Adapun dalam
melakukan upaya sustainability perlu adanya strategi yang tepat
dalam mengimplementasikan program tersebut. Dalam hal ini
program Germas ini dilakukan sebagai aksi bersama seluruh OPD
terkait menyesuaikan dengan rencana strategis masing-masing
OPD dimana sebagai upaya mewujudkan visi Kabupaten Bantul
2016-2021.
Dalam rangka mewujudkan rencana aksi Germas ini bisa
berjalan optimal sesuai dengan target capaian maka perlu adanya
strategi dalam pelaksanaan kegiatan baik itu diawali sejak
persiapan, sampai pelaksanaan perlu menyusun manajemen risiko
dari setiap indikator pelaksanaan program. Hal ini dimaksudkan
agar dalam pelaksanaan dapat diatasi atau diminimalkan kendala
yang muncul dalam kegiatan maupun menjadi bahan evaluasi
untuk kegiatan dimasa yang akan datang.
Selain upaya penyusunan manajemen risiko, dikarenakan
menurut H.L Bloem (1908) bahwa perilaku memegang peranan
penting dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, maka
perlu adanya pemberdayaan masyarakat dalam beberapa program
yang memungkinkan bisa secara mandiri dilaksanakan oleh
masyarakat dengan kemampuannya sendiri setelah mendapatkan
pembekalan dari OPD terkait.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 79 | 99
3.2.3 Sejalan dengan RPJMD dan Regulasi Pemerintah
Dokumen RAD Germas Kabupaten Bantul merupakan
dokumen yang memberikan panduan dalam koordinasi lintas
sektor, sehingga meningkatkan peluang program Germas di
Kabupaten Bantul dapat berjalan efektif. Dokumen ini juga
berfungsi dalam menetapkan analisis pembiayaan dan pemetaan
budget anggaran yang dikeluarkan oleh APBD maupun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). RAD ini disusun dengan
sinergitas dengan rencana strategis OPD terkait dan relevan
dengan RPJMD Kabupaten Bantul. Adapun arah kebijakan dari
RPJMD yang berkaitan dengan program Germas ini antara lain:
Tabel 3.2 Strategi dan Arah Kebijakan
No Strategi Arah Kebijakan
1 Peningkatan cakupan dan kualitas layanan
kesehatan
Meningkatkan sarana dan prasarana, SDM, dan akses
serta mutu pelayanan kesehatan
2 Peningkatan cakupan
pangan dan kualitas gizi yang seimbang
Meningkatkan ketersediaan
dan keragaman pangan secara berkelanjutan
3 Peningkatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular
Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
4 Pembinaan dan pemasyarakatan
olahraga
Meningkatkan prestasi olahraga
5 Peningkatan keselamatan
transportasi
Meningkatkan pencegahan
kecelakaan transportasi
6 Akselerasi pemenuhan
kebutuhan pangan masyarakat
Intensifikasi dan diversifikasi
usaha tani
7 Pengembangan peternakan berbasis industri
Meningkatkan sumber daya peternakan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 80 | 99
8 Pelestarian lingkungan hidup berkelanjutan
Meningkatkan pengendalian lingkungan hidup
9 Peningkatan kualitas perencanaa, pengawasan
dan pengendalian pemanfaatan tata ruang
a) Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang
b) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan dan
pengendalian pemanfaatan ruang
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 81 | 99
BAB IV
KERANGKA PELAKSANAAN
4.1 Struktur Kelembagaan Pelaksanaan Kegiatan Germas di
Kabupaten Bantul
Gambar 4.1 bagan organisasi tim pelaksana
PENANGGUNG JAWAB
Bupati Bantul
KETUA
BAPPEDA
SEKRETARIS
Sekretaris Daerah
ANGGOTA
Organisasi Perangkat
Daerah (OPD)
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 82 | 99
Tabel 4.1 Struktur Tim Teknis Pelaksanaan
No. Jabatan dalam Tim
Jabatan OPD
A. Ketua Bappeda Bappeda
B. Sekretaris 1. Kabag Adm. Kesra 2. Sekretaris Dinas
Kesehatan Bantul
Setda Dinas Kesehatan
C. Anggota
1. Anggota Kabid Kesmas Dinkes
2. Anggota Kabid Pemsosbud Bappeda
3. Anggota Kasie Promosi dan Kesmas Dinkes
4. Anggota Kasubid Kesra Bappeda
5. Anggota Kasubag Program Dinas Kesehatan Bantul
6. Anggota Kasubag Program Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga
7. Anggota Kasubag Program Kantor Kementerian
Agama
8. Anggota Kasubag Program, Keuangan, dan Aset
Dinas Pertanian, Pangan,
Kelautan dan Perikanan
9. Anggota Kasubag Program, Keuangan, dan Aset
Dinas PU , Perumahan dan
Kawasan Pemukiman
10. Anggota Kasubag Program, Keuangan, dan Aset
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
11. Anggota Kasubag Program,
Keuangan, dan Aset
Dinas
Lingkungan Hidup
12. Anggota Kasubag Program, Keuangan, dan Aset
Dinas Perhubungan
13. Anggota Kasubag Program, Keuangan, dan Aset
Dinas Perdagangan
14. Anggota Kasubag Program Dinas Koperasi Usaha Kecil
Menengah dan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 83 | 99
No. Jabatan dalam Tim
Jabatan OPD
Perindustrian
15. Anggota Kasubag Program Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
16. Anggota Kasubag Program,
Keuangan, dan Aset
Dinas
Komunikasi dan Informatika
17. Anggota Kasubag Program Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa
18. Anggota Kasubag Program Dinas Sosial
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
19. Anggota Kasubag Program, Keuangan, dan Aset
Satuan Polisi Pamong Praja
20. Anggota Ketua Pokja IV TP PKK Kab.Bantul
21. Anggota Kasubag Program dan Keuangan
17 Kecamatan
Pelaksanaan RAD Germas ini dengan koordinasi lintas
sektor dan merupakan kerja bersama. Seluruh OPD menjalankan
tugas dan fungsinya bekerja sama dengan pihak OPD lainnya yang
berkaitan dengan program Germas yang akan dijalankan. Adapun
peran OPD dalam Germas adalah sebagai berikut.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 84 | 99
Tabel 4.2.
Peran OPD dalam Germas
NO OPD PERAN DALAM GERMAS
1 Bag. Adm. Kesra
Setda Kabupaten
Bantul
Mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan Germas
Melakukan fasilitasi, koordinasi,
pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan Germas
2 Bappeda Memfasilitasi perumusan kebijakan,
monitoring dan evaluasi Germas
3 Dinas Kesehatan Menyusun kebijakan teknis terkait
operasional pelaksanaan Germas
Melaksanakan kampanye Germas
serta meningkatkan advokasi dan
pembinaan dalam pelaksanaan
kebijakan KSBAR
Meningkatkan pendidikan mengenai
gizi seimbang dan pemberian ASI
Eksklusif
Meningkatkan pendidikan mengenai
aktivitas fisik
Meningkatkan pelaksanaan deteksi
dini penyakit di Puskesmas dan
menyusun panduan pelaksanaan
deteksi dini penyakit di instansi
pemerintah dan swasta
Pembentukan Posbindu PTM
Menjamin keamanan pangan dan
mutu pangan yang beredar di
masyarakat
Memperkuat dan memperluas
pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan dan jajanan anak
sekolah (PJAS)
4 Dinas Pendidikan,
Pemuda dan
Meningkatkan kampanye gemar
berolahraga, memfasilitasi
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 85 | 99
NO OPD PERAN DALAM GERMAS
Olahraga penyelenggaraan olahraga
masyarakat dan meningkatkan
penyediaan fasilitas sarana olahraga
masyarakat
Meningkatkan kegiatan UKS,
mendorong sekolah sebagai KSBAR
dan mendorong Sekolah Ramah Anak
Meningkatkan kegiatan aktivitas fisik
olahraga di sekolah dan satuan
pendidikan secara eksternal dan
ekstrakurikuler serta penyediaan
sarana sanitasi sekolah
5 Kantor
Kementerian
Agama Kabupaten
Bantul
Melaksanakan bimbingan kesehatan
pranikah untuk mendorong perilaku
hidup sehat dan meningkatkan
status gizi calon pengantin, serta
mendorong pelaksanan rutin ibadah
bersih dan sehat
Memperkuat fungsi Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren) dan upaya
kesehatan madrasah dan mendorong
madrasah sebagai KSBAR dan
madrasah ramah anak
Meningkatkan kegiatan aktivitas
fisik/olahraga di madrasah dan
penyediaan sarana sanitasi sekolah
6 Dinas Pertanian,
Pangan, Kelautan
dan Perikanan
Melakukan pembinaan dan
pemantauan keamanan dan mutu
pangan segar yang tidak memiliki
kandungan pestisida berbahaya
Meningkatkan produksi buah dan
sayur yang berkualitas dalam negeri
dan mendorong pemanfaatan
pekarangan rumah untuk menanam
sayur dan buah
Gerakan makan Beragam Bergizi
Seimbang Aman (B2SA)
7 Dinas Pekerjaan Memfasilitasi penyediaan prasarana,
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 86 | 99
NO OPD PERAN DALAM GERMAS
Umum,
Perumahan dan
Kawasan
Pemukiman
sarana dan utilitas (PSU)
kepentingan publik
Layanan sedot tinja
Pembangunan sarana air bersih
Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) ke pengguna
Instalasi Pembuangan Air Limbah
(IPAL) Komunal
Pemeriksaan kualitas air limbah
Pemeriksaan kualitas air bersih
sumur pantau
Pembangunan sarana dan prasarana
pengelolaan air limbah domestik
Pembangunan saluran drainase
pemukiman
Menangani kawasan kumuh
Sosialisasi Perda Nomor 5 Tahun
2011 tentang Bangunan Gedung
Pembuatan papan larangan sesuai
UU Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan
Rehab sumur bor
Pembangunan embung
Peningkatan avoor
Perkuatan tebing sungai
Pembangunan pedestrian
Pembangunan saluran drainase jalan
8 Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang
Memfasilitasi rekomendasi
pemanfaatan ruang, pemanfaatan
tanah desa dan tanah Kasultanan
9 Dinas Lingkungan
Hidup
Memfasilitasi Ruang Terbuka Hijau
Publik yang memadai di wilayahnya
Pembentukan dan pembinaan
pengelolaan sampah mandiri
Pengendalian pencemaran
lingkungan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 87 | 99
NO OPD PERAN DALAM GERMAS
Mertikali
Konservasi lahan dan
keanekaragaman hayati
10 Dinas
Perhubungan
Mendorong ketersediaan sarana,
prasarana dan fasilitas perhubungan
yang aman dan nyaman bagi
pengguna jalan
11 Dinas
Perdagangan
Meningkatkan pengawasan terhadap
peredaran dan penjualan :
1. Bahan berbahaya yang sering
disalahgunakan dalam pangan
2. Pergudangan (kebersihan, produk
kedaluwarsa, ijin edar, kemasan
rusak, dll)
Pemantauan bahan kebutuhan
pokok di 3 Pasar Utama Bantul
Pemberdayaan pedagang kaki lima
dengan membangun kawasan
khusus pedagang kaki lima
12 Dinas Koperasi,
Usaha Kecil
Menengah dan
Perindustrian
Meningkatkan promosi makanan dan
minuman local
Mendorong Industri Kecil Menengah
(IKM) untuk memproduksi olahan
pangan yang sehat
13 Dinas Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk melaksanakan
pemeriksaan kesehatan/deteksi dini
penyakit pada pekerja
Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk menyediakan
ruang MCK yang sesuai aturan,
sarana ruang menyusui,
melaksanakan kegiatan olahraga di
tempat kerja dan menerapkan
KSBAR
Mendorong dan memfasilitasi
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 88 | 99
NO OPD PERAN DALAM GERMAS
perusahaan untuk menerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
14 Dinas Komunikasi
dan Informatika
Melakukan diseminasi informasi
layanan masyarakat terkait pola
hidup bersih dan sehat
15 Dinas
Pengendalian
Penduduk,
Keluarga
Berencana
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Desa
Melakukan promosi untuk
menggerakan partisipasi kaum
perempuan dalam kepesertaan KB
dan upaya deteksi dini faktor risiko
PTM
Meningkatkan komunikasi Informasi
dan Edukasi (KIE) Germas hidup
Sehat bagi keluarga, perempuan dan
anak
16 Dinas Sosial,
Pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan
Anak
Melakukan promosi untuk
menggerakkan partisipasi kaum
perempuan dalam upaya deteksi dini
faktor risiko PTM
Program Keluarga Harapan (PKH)
Bantuan pangan non tunai warga
miskin
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
17 Satuan Polisi
Pamong Praja
Meningkatkan pengawasan terhadap
peredaran dan penjualan minuman
beralkohol.
Melakukan pengawasan KSBAR
bersama Tim pemantau KSBAR.
18 Kecamatan Mengeluarkan kebijakan terkait
Germas di tingkat kecamatan
19 TP PKK Melakukan pembinaan peran PKK
terkait dengan pelaksanaan Germas
di dasawisma
Pelatihan peningkatan peran
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 89 | 99
NO OPD PERAN DALAM GERMAS
perempuan dalam mendukung
pelaksanaan Germas
4.2 Strategi Pengembangan Sumber Daya
Peningkatan kapasitas organisasi dan SDM serat
dikembangkannya panduan petunjuk teknis pelaksaaan kegiatan
merupakan salah satu upaya dalam pelaksanaan program.
Strategi pengembangan kapasitas dapat dilakukan dengan cara:
1) Pelatihan
Strategi pengembangn kapasitas dengan pelatihan yang
dapat dilakukan dalam Germas ini antara lain:
a. Sosialisasi terkait program KSBAR
b. Sosialisasi gemar beraktivitas fisik
c. Refreshing tata laksana skrining penyakit
d. Pembinaan Kader di Posbindu desa
e. Sosialisasi dan penujukan sekolah teladan jajanan dan
pangan sehat
f. Pelatihan standarisasi UKS
g. Refreshing program kesehatan di Poskestren
h. sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
i. Sosialisasi Perda No 5 tahun 2011 tentang Bangunan
Gedung
j. pembinaan jejaring pengelola sampah
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 90 | 99
k. Evaluasi Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
2) Pedoman Teknis
Penetapan standar dalam pelaksanaa program perlu adanya
campur tangan pemerintah dalam penetapan standar
sebagai acuan. Setiap kementerian memiliki pedoman dalam
pelaksanan yang bisa diwujudkan dalam bentuk petunjuk
teknis. Informasi dalam petunjuk teknis sangat penting
digunakan dalam melakukan implementasi kegiatan yang
berkaitan dengan Germas.
4.3 Strategi Advokasi
Strategi advokasi yang bisa diterapkan dalam pelaksanna
Germas ini dibutuhkan agar dalam pelaksanaan semua komponen
terkait mampu melakukan tanggung jawabnya sesuai dengan
kewenangannya. Sehingga sangat dibutuhkan adanya advokasi
dan koordinasi antar sesama OPD dan stakeholder.
Strategi advokasi yang bisa dilakukan dapat dengan
metode:
a. Membentuk forum Germas yang meliputi semua OPD
terkait
b. Melakukan pertemuan secara reguler dalam rangka
monev kegiatan
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 91 | 99
c. Melakukan kegiatan workshop terstruktur terkait RAD
Germas
d. Melakukan upaya pertemuan dengan masyarakat
untuk melihat kebutuhan dan dampak dari program
yang telah dilaksanakan
e. Hasil program yang menjadi “best practice” dapat
dijadikan evaluasi dan pengajuan policy brief dalam
rangka peningkatan kegiatan yang berikutnya.
4.4 Pendanaan
Germas merupakan sebuah gerakan yang sudah
tersistematis dan terencana dengan kegiatan yang sudah ada
sehingga tidak memunculkan anggaran baru di setiap OPD.
Sumber dana pelaksanaan RAD Germas ini dalam menjalankan
program kegiatan Germas memakai nomenklatur program
kegiatan dan sumber dana yang sudah ada selama ini di masing-
masing OPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 92 | 99
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
5.1 Struktur Kelembagaan Pembinaan dan Pengawasan
Gambar 5.1 bagan organisasi tim pengarah
PENANGGUNG JAWAB
1. Bupati
2. Wakil Bupati
KETUA
Kepala BAPPEDA
SEKRETARIS
Sekretaris Daerah
ANGGOTA
1. Ka. Dinas
Kesehatan
2. Kabag Kesra Setda
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 93 | 99
5.2 Sistem Monitoring dan Evaluasi
Sistem yang dibangun untuk melakukan monitoring dan
evaluasi Germas diawali dengan pembentukan tim Pembinaan dan
Pengawasan Germas. Tim ini ditetapkan oleh SK Bupati yang
diketuai oleh Kepala Bappeda Bantul. Tim yang dibentuk terdiri
dari lintas sektor sehingga ada keterwakilan dari tiap OPD dalam
melakukan monitoring evaluasi (monev).
Rapat koordinasi dibutuhkan dalam pelaksanaan monev
ini, minimal setiap 4 (empat) bulan sekali. Adapun rincian tugas
tim monev ini antara lain:
a) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Germas
b) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Germas
c) Melakukan evaluasi kegiatan Germas.
Teknis pelaksanaan monev dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut.
1) Pembinaan dan pengawasan di awal Program
a. Melakukan koordinasi finalisasi indikator kinerja
setiap OPD dengan kondisi riil dilapangan
b. Menyepakati indikator capaian kinerja
c. Menyusun alternatif problem solving apabila terdapat
kendala dalam pelaksanaan
d. Penjelasan tentang pelaksanaan Program germas
2) Pembinaan dan pengawasan di pertengahan program
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 94 | 99
a. Melakukan observasi pelaksanan kegiatan Germas
yang dilaksanakan OPD terkait dan stakeholder
b. Menggali kemungkinan keberlangsungan hasil inovasi
dan peningkatan yang telah dicapai
3) Pembinaan dan pengawasan di akhir program
a. Mengobservasi dampak hasil akhir kegiatan Germas
yang telah dilakukan
b. Melakukan penggalian informasi hasil capaian kinerja
dan evaluasi kendala dan peluang
c. Melihat sustainability program yang telah dicapai dan
upaya mengembangkan program untuk peningkatan
target capaian yang akan datang.
5.3 Waktu Pelaksanaan Monev
Waktu pelaksanaan monev minimal dilakukan melalui
pertemuan kordinasi lintas sektor setiap 4 bulan sekali.
Pelaksanaan Germas yang dilakukan oleh OPD terkait dilaporkan
kepada Bupati melalui Sekda Kabupaten Bantul minimal enam
bulan sekali. Adapun waktu pelaksanaan evaluasi pelaksanaan
kegiatan Germas setiap satu tahun sekali. Laporan yang telah
disusun akan disampaikan oleh Bupati kepada Gubernur DIY.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 95 | 99
5.4 Pelaporan Hasil Monev
Pelaporan dan kegiatan monev dilakukan secara periodik
sesuai yang tertuang dalam Peraturan Bupati yakni 6 bulan sekali.
Pelaporan dilakukan oleh OPD dan lembaga terkait yang
berhubungan dengan program yang telah direncanakan dan
realisasinya. Beberapa komponen yang dilaporkan dalam dokumen
laporan monev yang dilaporkan per semester antara lain:
1. Pendahuluan
2. Deskripsi kegiatan Germas yang dilakukan
3. Indikator dan definisi operasional serta capaian masing-
masing OPD
4. Anggaran yang diserap sebagai realisasi jalannya program
5. Penutup
Pelaksanaan kegiatan Germas ini beserta dengan monevnya
diharapkan menyesuaikan dengan siklus PDCA (Plan, Do Check,
dan Action) sehingga setiap OPD bisa melakukan realisasi kegiatan
berdasarkan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya sebagai tujuan
akhir seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan optimal.
Laporan hasil pelaksanaan Germas minimal mencakup:
1. Rincian kegiatan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
2. Tantangan dalam pelaksanaan kegiatan
3. Terobosan atau kisah sukses sebagai pembelajaran
4. Langkah tindak lanjut yang diperlukan.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 96 | 99
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit
Gramedia Pustaka.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. 2017. Bantul dalam
Angka (Bantul in Figures). Bantul. Katalog BPS:
1102001.3402. Bantul: CV. Lunar Media Sejahtera.
Basuki, Agus Tri., dan Krismawan, Henry. 2016. Analisis
Konsumsi Pangan Lokal di Kabupaten Bantul. Bantul.
Bupati Kabupaten Bantul. 2012. Instruksi Bupati Bantul Nomor
04 Tahun 2012 Tentang Penggunaan Bahan Baku Pangan
Lokal pada Acara
Pertemuan/Rapat/Kursus/Pelatihan/Kunjungan Kerja
Lapangan. Bantul.
__________. 2016. Peraturan Bupati Bantul Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Kawasan Sehat Bebas Asap Rokok. Bantul.
__________. 2016. Peraturan Bupati Bantul No. 86 Tahun 2016
Tentang Rencana Aksi Pangan dan Gizi Kabupaten Bantul
2016-2021. Bantul.
__________. 2017. Peraturan Bupati Bantul Nomor 80 Tahun 2017
Tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Bantul 2016-2021. Bantul.
__________. 2018. Peraturan Bupati Bantul Nomor 35 Tahun 2018
Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Bantul.
Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bantul. 2017. Laporan
Indeks Kepuasan Masyarakat. Bantul.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 97 | 99
__________. 2017. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(LPPD). Bantul.
__________. 2018. Profil Kesehatan Tahun 2018. Bantul.
Gropper, Sareen S., and Smith, Jack. L. 2013. Advanced Nutrition
and Human Metabolism. 6th Edition. USA: Wadsworth
Cengage Learning. p:175-178.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. 2017. Peraturan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2017 Tentang
Rencana Aksi Daerah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Yogyakarta Sehat Lestari. Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hardinsyah, dkk. 2017. Ilmu Gizi: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
EGC.
Hayashino, Y., Jackson, J.L., Fukumori, N., Nakamura, F., and
Fukuhara, S. 2012. Effects of supervised exercise on lipid
profiles and blood pressure control in people with Type 2
Diabetes Mellitus: a meta-analysis of randomized controlled
trials. Diabetes Res Clin Pract: 98: 349-360.
Hosomi, Ryota., Yoshida, Munehiro., and Fukunaga, Kenji. 2012.
Seafood Consumption and Components for Health. Glob J
Health Sci. 2012 May; 4(3): 72-86.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Gizi
Seimbang. Jakarta.
__________. 2017. Buku Panduan GERMAS (Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat). Jakarta.
__________. 2017. Germas: Aksi Nyata untuk Hidup Sehat. Warta
KESMAS Edisi 01, 2017. Jakarta.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 98 | 99
__________. 2017. Pentingnya Peran Lintas Sektor Demi Wujudkan
Germas. Edisi 02, 2017. Jakarta. [available at
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=17022700004]
Liu, Jianghong., et al. 2017. The Mediating role of sleep in the fish
consumption–cognitive functioning relationship: a cohort
study. Scientific Reports 7, article number: 17961.
Luglio, Harry Freitag., Sulistyoningrum, Dian Caturini., Apriliana,
Nur Laila., Putri, Syari Ernawati., Larasati, Ayu., Tsani,
Ahmed Fahmy., et al. 2017. The Effect of Combined Aerobic
and Strength Training on a Weight Loss and Metabolic Profile
(Development of an effective lifestyle-based weight loss
program). Top Clin Nutr: 32(2): 152-160.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 114 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah. Jakarta.
__________. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 375 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Tahun 2005-2025. Jakarta.
__________. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 2269 Tentang Pedoman Pembinaan PHBS.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia.
2017. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Jakarta.
_______________________________________________________Laporan Akhir
Rencana Aksi Daerah
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Bantul Tahun 2018-2021 P a g e 99 | 99
Notoadmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
O’Donovan, G., Thomas, E.L., McCarthy, J.P., Fitzpatrick, J.,
Durighel, G., Mehta, S., Morin, S.X., Goldstone, A.P., and Bell,
J.D. 2009. Fat Distribution in Men of Different Waist Girth,
Fitness Level, and Exercise Habit. Int J Obes (Lond): 33: 1356-
1362.
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. 2017. Laporan
Pertanggungjawaban Bupati. Bantul.
__________. 2018. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir
Tahun Anggaran 2017 Bupati Bantul. Bantul.
Penggalih, Mirza Hapsari Sakti Titis. 2017. Aktivitas Fisik dalam
Implementasi Germas. Dalam Annual Scientific Meeting (ASM)
Persatuan Ahli Gizi Cabang Sleman. Yogyakarta.
Presiden Republik Indonesia. 2017. Instruksi Presiden Rebuplik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat. Jakarta.
RSUD Panembahan Senopati. 2017. Laporan Kinerja RSUD
Panembahan Senopati. Bantul.
Syagata, Anindhita. 2017. Waspadai Segala Bentuk Garam. Dalam
Koran Suara Merdeka. [16 Nop 2017]
Umpierre, D., Ribeiro, P.A., Kramer, C.K., Leitao, C.B., Zucatti,
A.T., Azevedo, M.J., Gross, J.L., Ribeiro., J.P., Schaan., B.D.
2011. Physical Activity Advice Only or Structured Exercise
Training and Association with HbA1c Levels in Type 2
Diabetes: A Systematic Review and Meta-Analysis. JAMA: 305:
1790-1799.
LAMPIRAN
RENCANA AKSI DAERAH
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
(RAD GERMAS)
Page 2 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
1 Bappeda Mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan Germas
Surat edaran untuk mendorong
Inpres tentang Germas
1 1 1 1
Melakukan fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan Germas
Terlaksananya koordinasi Germas 2 2 2 2
2 Bag. Adm. Kesra Setda
Kabupaten Bantul
Memfasilitasi perumusan
kebijakan, monitoring dan
evaluasi Germas
1. Jumlah fasilitasi perumusan
kebijakan yang mendukung
Germas
1 1
1
1
2. Jumlah monitoring dan
evaluasi kebijakan
pelaksanaan Germas
1
1 1
1
3 Dinas Kesehatan Menyusun kebijakan teknis
terkait operasional
pelaksanaan Germas
Jumlah kebijakan teknis terkait
teknis pelaksanaan Germas
1 1 1 1
Melaksanakan kampanye
Germas serta meningkatkan
advokasi dan pembinaan
dalam pelaksanaan kebijakan
KSBAR
1. Jumlah dusun yang
melaksanakan Kebijakan KSBAR
2.
75
80
85
90
Meningkatkan pendidikan
mengenai gizi seimbang dan
pemberian ASI Eksklusif
1. Jumlah kader kesehatan yang
menjadi motivator PMBA
36
36
36
36
2. Jumlah kegiatan kampanye
ASI Eksklusif
1 1 1 1
Page 3 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
Meningkatkan pendidikan
mengenai aktivitas fisik
1. Jumlah kegiatan sosialisasi
gemar beraktivitas fisik
3 3 3 3
2. Jumlah OPD yang
melaksanakan aktivitas fisik
33 33 33 33
3. JumlahOPD yang
menyediakan sarana aktivitas
fisik
6 6 6 6
Meningkatkan pelaksanaan
deteksi dini penyakit di
Puskesmas dan menyusun
panduan pelaksanaan deteksi
dini penyakit di instansi
pemerintah dan swasta
1. Jumlah puskesmas yang
melaksanakan deteksi dini
kanker payudara dan kanker
leher rahim perempuan usia
30-50 tahun
27 27 27 27
2. Prosentase deteksi dini faktor
risiko PTM:
a. Inspeksi Visual Asetat (IVA) 40 50 60 70
b. Kesehatan jiwa dan NAPZA 50 60 70 75
c. Hipertensi 23.79 23.38 22.79 21.38
d. Diabetes Mellitus 0.05 0.075 0.1 0.1
Pembentukan Posbindu PTM Jumlah desa yang melaksanakan
Posbindu PTM
75 75 75 75
Menjamin keamanan pangan
dan mutu pangan yang
beredar di masyarakat
1. Jumlah desa pangan aman 3 3 3 3
2. Jumlahpasar yang diintervensi
menjadi pasar aman dari
bahan berbahaya
1 1 1 1
Page 4 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
Memperkuat dan memperluas
pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan dan
jajanan anak sekolah (PJAS)
Jumlah sekolah yang dibina 40 40 40 40
4 Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga
Meningkatkan kampanye
gemar berolahraga,
memfasilitasi penyelenggaraan
olahraga masyarakat dan
meningkatkan penyediaan
fasilitas sarana olahraga
masyarakat
1. Jumlah permasalahan
olahraga
4
5
6
7
2. Jumlah fasilitasi
penyelenggaraan olahraga
rekreasi
53 53 53 53
3. Jumlah fasilitasi
penyelenggaraan pendidikan,
prestasi, dan layanan khusus
5 6 6 6
4. Jumlah fasilitasi sarana
olahraga pendidikan, rekreasi
dan prestasi
36 39 39 39
Meningkatkan kegiatan UKS,
mendorong sekolah sebagai
KSBAR dan mendorong
Sekolah Ramah Anak
1. Jumlah sekolah memiliki UKS
sesuai standar pelayanan
315
360
375
380
2. Jumlahsekolah memiliki
KSBAR
315 360 375 380
3. Jumlah sekolah ramah anak
(bebas intimidasi dan
kekerasan)
315 360 375 380
Meningkatkan kegiatan
aktivitas fisik olahraga di
1. Jumlah satuan pendidikan
yang memiliki sarana olahraga
506 506
506
506
Page 5 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
sekolah dan satuan
pendidikan secara eksternal
dan ekstrakurikuler serta
penyediaan sarana sanitasi
sekolah
2. Jumlah satuan pendidikan
yang meningkatkan kegiatan
ativitas fisik olahraga di
sekolah
68 68 68 68
3. Jumlah satuan pendidikan
yang memiliki sarana sanitasi
sekolah
506 506 506 506
5 Kantor Kementerian
Agama Kabupaten
Bantul
Melaksanakan bimbingan
kesehatan pranikah untuk
mendorong perilaku hidup
sehat dan meningkatkan
status gizi calon pengantin,
serta mendorong pelaksanan
rutin ibadah bersih dan sehat
1. Jumlah calon pengantin
memperoleh bimbingan
kesehatan pranikah
6.000
6.000
6.000 6.000
2. Jumlah rumah ibadah yang
bersih dan sehat
2.304 2.304 2.304 2.304
3. Jumlah rumah ibadah bebas
jentik nyamuk
2.304 2.304 2.304 2.304
Memperkuat fungsi Pos
Kesehatan Pesantren
(Poskestren) dan upaya
kesehatan madrasah dan
mendorong madrasah sebagai
KSBAR dan madrasah ramah
anak
1. Jumlahpesantren
menyelenggarakan Poskestren
40
45
50
50
2. Jumlah madrasah yang
memiliki UKS yang berstandar
baik
26 35 50 50
3. Jumlah madrasah yang
menerapkan KSBAR
10 15 50 50
Meningkatkan kegiatan
aktivitas fisik/olahraga di
1. Jumlah madrasah ysng
memiliki sarana olahraga
90
100
113
113
Page 6 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
madrasah dan penyediaan
sarana sanitasi sekolah
2. Jumlah madrasah yang
meningkatkan kegiatan
aktivitas fisik/olahraga di
sekolah
80 100 113 113
3. Jumlah madrasah yang
memiliki sarana sanitasi
90 100 113 113
6 Dinas Pertanian,
Pangan, Kelautan dan
Perikanan
Melakukan pembinaan dan
pemantauan keamanan dan
mutu pangan segar yang tidak
memiliki kandungan pestisida
berbahaya
1. Jumlah kelompok tani yang
dibina
125 150 175 200
2. Jumlah sampel dalam
pemantauan
66 66 66 66
Meningkatakan produksi
buah dan sayur yang
berkualitas dalam negeri dan
mendorong pemanfaatan
pekarangan rumah untuk
menanam sayur dan buah
Jumlah Kelompok Wanita Tani
(KWT) yang mengembangkan
pemanfaatan pekarangan untuk
menanam sayur dan buah
10 10 10 12
Gerakan makan Beragam
Bergizi Seimbang Aman
(B2SA)
Jumlah gerakan makan B2SA 10 10 10 12
7 Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan dan
Kawasan Pemukiman
Memfasilitasi penyediaan
prasarana, sarana dan utilitas
(PSU) kepentingan publik
Jumlah fasilitas PSU (olahraga) di:
1. Rusunawa (unit) 4 4 4 4
2. Perumahan (unit) 280 285 290 295
3. Layanan publik 78 78 78 78
Page 7 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
Layanan sedot tinja Jumlah layanan sedot tinja 101 105 110 112
Pembangunan sarana air
bersih
Jumlah sarana air bersih yang
dibangun meliputi:
1. Sistem penyediaan air
minum pedesaan
(SPAMDES)
208
213
218
220
2. PDAM 29.319 29.500 30.00
0
30.10
0
Sosialisasi Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
ke pengguna Instalasi
Pembuangan Air Limbah
(IPAL) Komunal
Jumlah sosialisasi STBM 10 15 15 15
Pemeriksaan kualitas air
limbah
Jumlah sampel air limbah yang
diperiksa
60 60 60 60
Pemeriksaan kualitas air
bersih sumur pantau
Jumlah sumur pantau yang
diperiksa kualitasnya
43 45 45 48
Pembangunan sarana dan
prasarana pengelolaan air
limbah domestik
1. Jumlah sambungan rumah
(SR) air limbah domestik
layanan IPAL terpusat skala
regional yang dibangun
2.972 3.250
3.500
3.650
2. Jumlah sarana pengolahan air
limbah domestik skala
komunal yang dibangun
124 124 133 150
Page 8 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
Pembangunan saluran
drainase pemukiman
Panjang saluran drainase
pemukiman yang dibangun (m)
17.000 22.000 27.000 30.000
Menangani kawasan kumuh Berkurangnya luasan kawasan
kumuh (ha)
- 2.45 3.66 3.8
Sosialisasi Perda Nomor 5
tahun 2011 tentang
Bangunan Gedung
Jumlah sosialisasi 10 10 10 10
Pembuatan papan larangan
sesuai UU Nomor 11 Tahun
1974 tentang Pengairan
Jumlah papan larangan 30 30 30 30
Rehab sumur bor Jumlah sumur bor yang direhab 2 2 2 2
Pembangunan embung Jumlah embung yang sudah
dibangun
4 4 4 4
Peningkatan avoor Jumlah avoor yang dibangun dan
direhab
15 15 15 15
Perkuatan tebing sungai Jumlah tebing sungai yang
meningkat kualitas dan
kuantitasnya
16 16 16 16
Pembangunan pedestrian Panjang pedestrian yang dibangun
(km)
7.5 7.5 7.5 7.5
Pembangunan saluran
drainase jalan
Panjang saluran drainase jalan
(km)
633.93 633.93 633.93 633.93
8 Dinas Pertanahan dan
Tata Ruang
Memfasilitasi rekomendasi
pemanfaatan ruang,
pemanfaatan tanah desa dan
1. Jumlah rekomendasi
pemanfaatan ruang (olahraga)
3
3
3
3
Page 9 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
tanah Kasultanan 2. Jumlah rekomendasi
pemanfaatan tanah desa dan
tanah Kasultanan
2 2 2 2
9 Dinas Lingkungan
Hidup
Memfasilitasi Ruang Terbuka
Hijau Publik yang memadai di
wilayahnya
Penambahan Ruang Terbuka
Hijau (m2)
250 250 250 250
Pembentukan dan pembinaan
pengelolaan sampah mandiri
1. Jumlah kelompok pengelola
sampah
136
139
142
145
2. Jumlah koordinasi dan
pembinaan jejaring pengelola
sampah
12 12 12 12
Pengendalian pencemaran
lingkungan
1. Jumlah uji sampling kualitas
air
15 15
15 15
2. Jumlah uji sampling kualitas
udara
4 4 4 4
3. Jumlah pembangunan dan
pemeliharaan IPAL industri
1 3 3 3
4. Jumlah sosilisasi penyusunan
dokumen lingkungan
500 500 500 500
Mertikali
1. Jumlah kegiatan bersih
sungai
3
3
3
3
2. Jumlah kelompok msayarakat
yang terlibat dalam kebersihan
sungai
1 1 1 1
Page 10 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
Konservasi lahan dan
keanekaragaman hayati
1. Jumlah batang pohon yang
ditanam
1.750 2.000
2.000
2.000
2. Jumlah monitoring
pengendalian kerusakan
12 12 12 12
3. Jumlah pembinaan konservasi
SDA dan keanekaragaman
hayati
8 8 8 8
4. Jumlah pembangunan saluran
peresapan air hujan
80 75 75 75
10 Dinas Perhubungan Mendorong ketersediaan
sarana, prasarana dan
fasilitas perhubungan yang
aman dan nyaman bagi
pengguna jalan
Jumlah pengadaan dan
pemasangan perlengkapan
pengguna jalan yang terdiri atas:
1. Marka (m) 2.370 2.450 2.500 2.550
2. Rambu (unit) 516 550 600 650
3. APILL (paket) 1 1 1 1
11 Dinas Perdagangan Meningkatkan pengawasan
terhadap peredaran dan
penjualan :
1. Bahan berbahaya yang
sering disalahgunakan
dalam pangan
2. Pergudangan (kebersihan,
produk kedaluwarsa, ijin
Jumlah kegiatan pengawasan
terhadap peredaran dan
penjualan:
1. Bahan berbahaya yang sering
disalahgunakan dalam pangan
5 6 7 8
Page 11 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
edar, kemasan rusak, dll) 2. Pergudangan (kebersihan,
produk kedaluwarsa, ijin edar,
kemasan rusak, dll)
2 4 6 7
Pemantauan bahan
kebutuhan pokok di 3 Pasar
Utama Bantul
Jumlah kegiatan pemantauan
barang kebutuhan pokok di 3
Pasar Utama Bantul
Setiap
hari
Setiap
hari
Setiap
hari
Setiap
hari
Pemberdayaan pedagang kaki
lima dengan membangun
kawasan khusus pedagang
kaki lima
Jumlah kawasan khusus
pedagang kaki lima
1 1 1 1
12 Dinas Koperasi, Usaha
Kecil Menengah dan
Perindustrian
Meningkatkan promosi
makanan dan minuman lokal
Jumlah kegiatan promosi
makanan dan minuman lokal
46 46 46 46
Mendorong Industri Kecil
Menengah (IKM) untuk
memproduksi olahan pangan
yang sehat
Jumlah IKM yang memproduksi
olahan pangan yang sehat
1.200 2.400 3.600 4.800
13 Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk
melaksanakan pemeriksaan
kesehatan/deteksi dini
penyakit pada pekerja
Jumlah perusahaan yang
melaksanakan pemeriksaan rutin
kesehatan/deteksi dini penyakit
kepada tenaga kerja
15 15 30 35
Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk
menyediakan ruang MCK yang
1. Jumlah perusahaan yang
melaksanakan kegiatan
olahraga
305 320 336 353
Page 12 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
sesuai aturan, sarana ruang
menyusui, melaksanakan
kegiatan olahraga di tempat
kerja dan menerapkan KSBAR
2. Jumlahperusahaan yang
menyediakan sarana ruang
menyusui
20 21 22 23
3. Jumlah perusahaan yang
menerapkan KSBAR di area
kerja
305 320 336 353
4. Jumlah perusahaan yang
menyediakan sarana MCK
sesuai aturan
725 761 799 839
Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk
menerapkan K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja)
Jumlah perusahaan yang
menerapkan K3
850 892 937 983
14 Dinas Komunikasi dan
Informatika
Melakukan diseminasi
informasi layanan masyarakat
terkait pola hidup bersih dan
sehat
Jumlah iklan promosi/pesan
perilaku hidup bersih dan sehat
yang mudah dipahami oleh
masyarakat melalui saluran
informasi publik (media cetak,
elektronika dan forum
komunikasi)
14 14 14 14
15 Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga
Berencana
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
Melakukan promosi untuk
menggerakan partisipasi
kaum perempuan dalam
kepesertaan KB dan upaya
deteksi dini faktor risiko PTM
1. Jumlah akseptor KB
1.
104.209
105.251
106.141
107.000
2. Jumlah perempuan yang
mendapatkan pelayanan
papsmear
200 200 200 200
Page 13 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
Meningkatkan komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE)
Germas hidup Sehat bagi
keluarga, perempuan dan
anak
Jumlah kegiatan KIE Germas
Hidup Sehat (melalui bina
keluarga balita, bina keluarga
remaja, bina keluarga lansia,
pusat informasi dan konseling
remaja, dan usaha peningkatan
pendapatan keluarga sejahtera)
1.020 1.224 1.428 1.428
16 Dinas Sosial,
Pemberdayaan
Perempuan, dan
Perlindungan Anak
Melakukan promosi untuk
menggerakkan partisipasi
kaum perempuan dalam
upaya deteksi dini faktor
risiko PTM
1. Jumlah KIE Gender,
perlindungan perempuan dan
anak
1.
12
12
12
12
2. Jumlah penerima bantuan
sosial, modal usaha bagi
wanita rawan sosial dan
ekonomi
220 220 220 220
Program Keluarga Harapan
(PKH)
Jumlah keluarga penerima
bantuan PKH
68.160 68.160 68.160 68.160
Bantuan pangan non tunai
warga miskin
Jumlah keluarga penerima
bantuan pangan non tunai warga
miskin
97.472 97.472 97.472 97.472
Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH)
Jumlah rumah penerima bantuan
RTLH
131 131 131 131
17 Satuan Polisi Pamong
Praja
Meningkatkan pengawasan
terhadap peredaran dan
Jumlah kegiatan pengawasan
terhadap peredaran dan
12 12 12 12
Page 14 of 14
NO PENANGGUNG JAWAB
KEGIATAN KEGIATAN UTAMA INDIKATOR
TARGET
2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
penjualan minuman
beralkohol.
penjualan minuman beralkohol.
Melakukan pengawasan
KSBAR bersama Tim
pemantau KSBAR.
Jumlah wilayah KSBAR yang
dilakukan pengawasan.
506 506 506 506
18 Kecamatan Mengeluarkan kebijakan
terkait Germas di tingkat
kecamatan
Jumlah kebijakan terkait Germas 1 1 1 1
19 TP PKK Melakukan pembinaan peran
PKK terkait dengan
pelaksanaan Germas di
dasawisma
Jumlah dasawisma yang dibina
terkait dengan pelaksanaan
Germas
75 75 75 75
Pelatihan peningkatan peran
perempuan dalam
mendukung pelaksanaan
Germas
Jumlah peserta yang mengikuti
pelatihan
200 200 200 200