Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII. No. 21, Oktobnr 2009 ISSN 411-3570
PENDEKATAN LABORATORIUM MINI DALAM PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MEMPERBAIKI PROSES
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 017 TAMPAN PEKANBARU(Mini Laboratory Approach in Learning STAD Cooperative Type Process for Improving
Mathematical Learning in Pekanbaru SDN 017 Tampon)
OlehArmin 1, Metra Kesumawati
Universitas Riau
Dosen Pendidikan Materna tika Program Studi FKIP Universitas Riau
Abstract
This research aims to improve mathematics learning in class IVSDN 017 Charming Pekanbaru. Variables examined were: (1)activities of teachers and students in the learning process: (2) thevalue of students' progress, and (3) mastery of mathematicsstudent learning outcomes. Actions carried out in two cycles. Basedon data analysis that: (1) the activities of teachers and students inthe learning process the longer the better, (2) the value ofstudents' progress was almost the same in the two cycles, and (3)students who achieve mastery learning (65%) before executionmeasures just 22%, after one cycle increased to 53%, and after twocycles of mastery learning of students increased to 86%.
Kata Kunci : pendekatan laboratorium mini, pembelajaran kooperadf ripe STAD, prosespembelalaran matematika
PENDAHULUAN
Depdiknas (2003) dinyatakanbahwa pembelajaran matematika diSekolah Dasar bertujuan untukmelatih cara berpikir siswa secarasistematis, logis, kritis, kreatif, dankonsisten. Kutipan tersebut dapatdiartikan bahwa matematika sangatpenting diajarkan di Sekolah Dasarguna menata nalar siswa sejak dini.Oieh sebab itu, sebagai seseorangyang berkecimpung dalam bidangmatematika, mau tidak mau haras
turut memildrkan agar kemampuansiswa dalam belajar matematika dapatmenjadi lebih baik.Hudoja (2005) mengemukakanbahwa pemahaman konsepmatematika yang pembelajarannyasecara lconvensional yang terlaksanasampai saat ini di sekolah-sekolahkita, rasanya sulit dalam menghadapimasa depan yang serba tidak kitaketahui. Pembelajaran yang hanyaberorientasi hasil belajar yang dapatdiamati dan diukur (pandangan
98
Perspektif Pendidikan dan Kegurvan, Vol X11. No. 21, Okfober 2009 ISSN 411-3570
behavioristik) cendrung kepadapenguasaan pengetahuan itumerupakan akumulasi danpengetahuan sebelumnya, ternyatahasilnya kurang memuaskan karenamungkin kekeliruan kita dalammemandang proses pembelajaranyaitu pembelajaran sebagian besardiLdloikan ibeliliti per-reap- aiminformasi, bukan pemrosesaninformasi yang mengacu kepadapernbentukan skemata siswa.
Kekhawatiran Hudoyo tersebut jugaditemukan hampir di setiap SD yangada di kecamatan Tampan kotaPekanbaru, kemampuan siswa dalmmempelajari matematika masih jauhdan apa yang diharapkan. Tidakhanya siswa, gurupun masihmenganggap bahwa pelajaranmatematika merupakan pelajaranyang paling sulit di antara semuapelajaran yang dlajarican di SD.Kenyatan ini, juga ditemui di SDNegeri 017 Tampan. Berdasarkanstudi awal yang dilakukan di kelas IVSD tersebut, diperoleh informasibahwa guru cendrung menyajikanmateri dengan menggunakan metodeceramah dan diikuti denganmemberikan latihan soal-soal. Dalammenyelesaikan soal latihan tersebut,kelihatannya siswa kurang kreatif danmasih banyak yang menunggujaviaban dan siswa yang pintas ataudibahas oleh guru di depan kelas.Akibatnya pembelajaran masihdidominasi oleh guru.
Pembelajaran matematikamenurut pandangan konstruktivistik(Hickson dalarn Grouws, 1992) adalahmembantu siswa untuk membangunkonsep-konsep/prinsip-prinsipmatematika dengan kemampuannyasendiri melalui proses internalisasisehingga konsep/prinsip itsterbangun kembali, transformasi
informasi yang diperoleh menjadikonsep/prinsip baru. Skemp (1977)juga mengemukakan bahwapengetahuan harus dibangunolehsiswa sendiri berdasarkanpengalaman/pengetahuan yang telahdimiliki sebelumnya. Hudojo (2005)mengemukakan bahwa pembelajaranmatematika dalam pandangankonstruktivistik antara lain dicirikansebagai berikut :
1. Siswa terlibat aktif dalam
belajarnya. Siswa belajarmateri matematika secarabermalcna dengan bekerja clan
berpikir. Siswa belajarbagaimana belajar itu.
2. Informasi baru harusdikaitkan dengan informasilain sehingga menyatu denganskemata yang dimiliki siswaagar pemahaman terhadapinformasi (materi) kompleksterjadi.
3. Orientasi pembelajaran adalahinvestigasi dan penemuanyang pada dasarnya adalahpemecahan masalah.Bell dalam Maryunis (1994)
mengemukakan bahwa sebuahlaboratorium matematika merupakansuatu lingkungan dimana pesertadidik belajar matematika melaluieksplorasi konsep-konsep, mene-mukan prinsip-prinsip, Bertamenerapkan abstraksi-abstraksimatematika dalam situasi konk-itMelalui pendekatan loboratoriummini peserta didik dapat memperolehpengetahuan dan keterampilanmatematika melalui belajar sambilbekerja.
Dalam kegiatan laboratoriummini siswa dituntut harus mainpumemperagakan alat dalammengkonstruksi konsep dan prinsipyang dipelajari dan membuat
99
Perspeldif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII. No. 21, Oktober 2009
ISSN 411 -3570
kesimpulan dari hasil kegiatan yangdilakukan Mengingat kemampuansiswa yang heterogen, maka tidaktertutup kemungkinan ada siswa yangtidak mampu melaksanakan kegiatanlaboratorium mini dengan baik.Memahami hal ini maka pendekatanlaboratorium mini dipandang lebihtepat jika dipadtikan dérigAia itncidelpembelajaran kooperatif. Hal inidisebabkan pembelajaran kooperatifadalah suatu pembelajaran yangmendorong siswa aktif bertukarpikiran sesama temannya dalammemahami suatu topik pelajaran.Dalam kelompok kooperatif, salingmembantu dan berdiskusi, sertabersama-sama dalam menyelesaikansuatu kegiatan belajar. Nur (2000)menyatakan pembelajaran kooperatifmerupakan suatu lingkungan belajardi mana siswa bekerja sama dalamsuatu kelompok yang terdiri dari 4-5orang yang heterogen, baik secaraakademik, jenis kelamin maupunsuku.
Slavin (1995) membedakanpembelajaran kooperatif dalam limatipe yaitu : tipe STAD, Jigsaw, TGT,TAI, dan CIRC. Pada dasarnya kelimatipe pembelajaran kooperatif adalahsama yaitu mengutamakan kerjasamakelompok Lebih lanjut Salvinmenyatakan pembelajaran kooperatiftipe STAD adalah tape pembeiajrankooperatif yang paling sederhana jikadibandingkan dengan tipe lainnya.Dalam pembelajaran kooperatif tipeSTAD, materi pembelajaran dirancangsedernilcian rupa untuk pembelajaransecara kelompok. Denganmenggunalcan lembaran kegiatan atauperangkat pembelajaran lain, siswabekerja secara bersama-sama (berdis-kusi) untuk menuntaslcan mated.Merelca saling membantu satu santalain untuk memahami materi
pelajaran, sehingga semua anggotakelompok dapat mempelajari materitersebut dengan balk.
Berdasarkan uraian di atasmaka penulis melakukan penelitiandengan menerapkan pendekatanlaboratorium mini dalam pembe-lajaran kooperatif tipe STAD padahilted pokok pengulcuran banguridatar, guna memperbaiki prosespembelajaran dengan harapan dapatmengembangkan potensi diri siswasehingga basil belajar matematikasiswa. Tujuan yang ingin dicapaidalam penelitian ini adalah untukmemperbaiki proses pembelajaranmatematika di kelas IVA SDN 017Tarnpan melalui pendekatanlaboratorium mini dalam tatananpembelajaran kooperatif tipe STAD.
M ETO D E PENELIT IAN
Penelitian ini merupakanpenelitian tindakan kelas kolaboratif.Wardani (2002) mengemulcalcanbahwa Penelitian Tindakan Kelasadalah penelitian yang dilakukan olehguru dalam kelasnya sendiri melaluirefleksi din dengan tujuan untukmemperbaiki kinerjanya sehinggabasil belajar siswa jadi meningkatTindakan yang dilakukan dalamproses pembelajaran di kelas padapenelitian ini adalah pendekatanlaboratorium mini dalam pembe-lajaran kooperatif tipe STAD padamateri pokok pengukuran bangundatar. Penelitian dilakukan sebayakdua siklus. Satu siklus terdiri dariperencanaan, tindakan, pengamatandan refleksi.
Penelitian ini dilaksanalcan dikelas IVA SD Negeri 017 Tampantahun pelajaran 2005/2006. Berda-sarkan informasi dad guru
1. 0 0
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII. No. 21, Oktober 2009 ISSN 411 -3570
matematika kelas IV SD Negeri 017Tampan bahwa kelas IVberkemampuan heterogen sehinggapeneliti menetapkan kelas IV A sebagaisubjek penelitian dengan jumlahsiswa 36 orang yang terdiri dan 19
dan 17 orang perempuan.Instrumen yang digunakan
dahlia penelitian lni ada dua iiara iri
yaitu perangkat pembelajaran daninstrumen pengumpul data Perangkatpembelajaran terdiri atas Silabus danSistem Penilaian, SkenarioPembelajaran, Lembar Kerja Siswa.Instrumen pengumpul data terdiriatas lembar pengamatan yangdigunakan untuk menjaring aktifitassiswa dan guru selama prosespembelajaran berlangsung, serta soaltes ulangan blok 1 dan 2 yangberbentuk essay guna melihatkemajuan hasil belajar siswa. Lembarpengamatan menggunakan penilaiansecara terbuka dengan kategoripenilaian sisi positif dan sisi negatif.Apabila suatu komponen diberikannilai sisi negatif maka pengamat harusmemberikan komentar berupa saran,sehingga berdscarkan saran tersebutpeneliti dapat memperbaiki danmenyempurnakan proses pembela-jaran berikutnya.
Data yang diperoleh dalampenelitian ini dianalisis secaradeskriptif yang bertujuan untukmendeskripsikan data tentangaktivitas siswa dan guru selarnaproses pembelajaran dan data tentanghasil belajar matematika siswa padamated pokok pengukuran bangundatar. Analisis data tentang aktivitassiswa dan guru didasarkan dari hasillembar pengamatan selama prosespembelajaran untuk melihatkesesuaian antara perencanaandengan pelaksanaan dndakan.
Pelaksanaan dikatakan sesuai jika
semua aktivitas siswa pada tahappelaksanaan pendekatan labora-torium mini dalam pembelajarankooperatif tipe STAD yang terdapatdalam Rencana PelaksanaanPembelajaran terlaksana sebagai-mans mestinya.
Analisis data tentang basilbelajar materiaatika siswa pada Miteripokok pengukuran bangun datardilakukan dengan melihat keter-capaian standar ketuntasan belajarminimum 65 untuk setiap indikator.Hasil belajar siswa dilihat dart nilaiskor dasar, ulangan blok 1 danulangan blok 2. Untuk menge-tahuikeberhasilan tindakan diguna-kantabel distribusi frekuensi yangdilengkapi dengan poligon frekuensi.
HASLL DAN PEMBAHASAN
L Aktivitas siswa dan guruPengamtan pertains, hampir
seluruh aktivitas guru mempunyainilai sisi positif karena sernualangkah-langkah pembelajaran dilak-sanalcan sesuai dengan perencanaanyang telah dibuat Aktivitas guru yangmempunyai nilai sisi negatif hanyadalam membimbing clan mengarah-kan siswa memahami masalah.Akibatnya ada kecemburuan antarakelompok Sedangkan aktivitas siswadikategorikan cukup baik walaupunmasih mempunyai nilai sisi negatifyaitu aktivitas dalam menggunakanalat dengan balk, sesuai langkahlaboratorium mini dalam menyele-saikan LKS dan mempre-sentasekanhasil diskusi di depan kelas. Adakelompok yang tidak bekerja sama,siswa yang pintar mendominasikegiatan dalam kelompolaiya,sehingga anggota yang lain tidak ikutambil bagian dalam kegiatan tersebut
101
Perspektif Pendidikan dan Kegartran, Vol XII. No. 21, Oktober 2009 ISSN 411-3570
Dalam penyajian hasil diskusi didepan kelas tidak semua kelompokdapat menampilkan hasil diskusinya.Pengamatan kedua, aktivitas gurusudah dikatakan baik karena semuamempunyai nilai sisi positif. Untukaktivitas siswa jugs mempunyai nilaisisi positif. Pengamatan ketiga,aktivifaS guru inemptinyai nilai §isinegatif yaitu membimbing siswamempresentasikan hasil diskusi danmemberikan penghargaan kelompoksedangkan aktivitas yang lainmempunyai nilai sisi positif. Aktivitassemua mempunyai nilai positif .
Pengamtan keempat, aktivitasguru yang mempunyai nilai sisinegatif yaitu dalam menyampaikantujuan pembelajaran yang ingindicapai, guru menyarnpaikannyadengan teknik tanya jawab. Akibatdad teknik tersebut hampir semuasiswa tunjuk tangan ingin menjawabpertanyaan guru dan alcibatnya kelasjadi ribut Selain itu aktivitas guruyang mempunyai nilai sisi negatifyaitu dalam membimbing danmengarahkan siswa memahami ma-salah dan membimbing siswa dalammempresentasikan basil diskusi.Sedangkan aktivitas lain mempunyainilal sisi positif. Aktivitas siswamempunyai nilai sisi negatif yaitudalam mempresentasekan hasildiskusi di depan kelas. Akibatnyasernua kelompok berebut inginmenampilkan hasil diskusikelompoldwa ke depan kelas. Hal inimembuat kelas menjadi ribut Danaktivitas siswa yang lainnyamempunyai nilai sisi positif.Berdasarkan hasil peng-amatan 1 sam-
pai dengan 4, maka pada siklus ke duapeneliti mencoba memperbaiki semuakelemahan yang terjadi pada siklus 1.
Pengamatan Icelima dankeenam, semua aktivitas guru dansiswa memiliki nilai sisi positif.Pengamtan ketujuh, aktivitas gurusemua memiliki nilai sisi positif.Sedaligkaii alcd.VitaS siswa yan gmemililci nilai sisi negatif yaituberdiskusi dan bekerja sama dalammenyelesaikan LKS, masing-masing
individu ingin mencoba apa yang adapada LKS aldbatnya dalammengerjakan LKS memakan waktuyang lama dan kelas pun jadi ributkarena mereka saling berebutan alas
2. Nilai PericembanganNilai perkembangan dihitung
pada siklus 1 (mated keliling dan luaspersegi panjang, keliling dan luassegitiga dan membahas soal-soaltentang keliling dan luas persegipanjang dan segitiga) dan siklus 2.Nilai perkembangan skills 1 dihitungberdasarkan selisih skor ulangansebelum tindakan dengan skorulangan blok 1, sedangkan nilaiperkembangan siklus 2 dihitung dariselisih skor ulangan blok 1 dan blok 2.Pada penelitian ini pembentukankelompok terjadi dua kali.Penyusunan kelompok kooperatif tipeSTAD siklus 1 dan 2 berturut-turutberdasarkan nilai skor dasar danulangan blok 1.
Berdasarkan analisis data,nilai perkembangan siswa pada siklus1 dan 2 dapat disajikan pada tabelberikut :
102
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol XII. No. 21, Oktober 2009 ISSN 411-3570
Tabel 1NUM Perkembangan Stswa pada SIklus 1 dan 2
NilaiPerkembangan
Putaran I Putaran IIJumlah % Jumlah
5 6 16,7 4 11.110 2 5,6 5 13,920 5 13,9 8 22,230 23 63,9 19 52,8
Dari Tabel di alas, dapat disimpulkannilai perkembangan siswa pada siklus2 lebih balk dari pada siklus 1. Hal inidapat dilihat dari sedikitnyapersentase jumlah siswa pada putarankedua yang memperoleh skor S y-aitu11,1%. Sedangkan pada siklus 1 siswayang memperoleh skor 5 adalah16,7%.
3. Ketuntasan Basil BeIalar Mate-matika (Ketercapaian Kompe-tensi Dasar)
Berdasarkan skor untuk setiapindikator pada ulangan blokl danulangan blok 2 dapat dinyatakanjumlah siswa yang mencapai standarketuntasan belajar minimum 65seperti tabel 2 dan 3 brerilcut
Tabel 2Ketercapalan SKBM 65 pada UB 1 untuk Setiap Indikator
No. Indikator JumlahSiswa
%
I Mei-ighitinig kelilitig petse - parijaiik 25 692 Menghitung luas persegi panjang 31 863 Menghitung keliling segitiga 31 864 Merighitungluas sogitiga 10 28
5 Menyelesaikan soal cerita tentang keliling persegipanjang
5 14
6 Menyelesaikan soal cerita tentang luas persegipanjang
14 37
7 Menyelesaikan soal cerita tentang keliling segitiga 30 838 Menyelesaikan soal cerita tentang luas segitiga 17 47
103
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol X11. No 21, Oktober 2009
ISSN 411 -3570
Tbel 3Ketercapaian SKBM 65 pactalTB 2 untuk Setiap Indikator
Jumlah Siswa %
ak 18 50ous 16 44
34 9433 92
-log balok 24 67-ing kubus 14 39
Indikator1 Men ebutkan sifat-sifat balEa Men ebutkan sifat-sifat3 Membuat mbar balok
Membuat mbar kubusMembuat bar arin
6 Membuat mbar arin a
TAbel 4
Distributif Skor Basil BelaJae Sebelum dan Sesudah Tindakan
N Interval Frekuensi SkPr Dasar FrekuensiUB I
FrekuensiUB II
1 12-22 3 1 0
2 23-33 7 1 0
3 34-44 4 , 1 1
4 45-55 8 6 2
5 56-66 7 , 9 4
6 67-77 4 , 10 7
7 78-88 3 7 13
8 89-99 0 „. 1 9
Dan Tabel 5 di atas dapatdisimpulkan terdapat perubahan hasilbelajar siswa. Siswa yang mencapaiSKBM 65 pada ulangan biok 1 (67%)lebih banyak dari pada skor dasar(19%) sedarigkan frelatensi giSWayang mencapai SKBM 65 padaulangan 2 ( 85%). Dengan demildandapat disimpulkan pendekatanlaboratorium mini dalampembelajaran kooperatif tipe STADdapat memperbaild prosespembelajaran sehir.gg-a hasil belajarmatematika siswa meningicat
Berdasarkan Iandasan teoridan hasil penelitian dikemukakanpembahasan hasil penelitian. Pada
penelitian masih banyak siswayang belum memahami cars kerjapembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan metode laboratorium mini.Salah satu contohnya siswa yangpintar tidak mau bekerja sama denganteman sekelompoknya karena is ingincepat menyelesaikan sendiriperliia" salahan yang add pada LKStanpa memperdulikan temansekelompoknya mengerti atau tidak.Untuk mengatasi permasalahan inipeneliti memotivasi siswa untukbelajar secara berkelompok danberbagi tanggung jawab dalammenyelesaikan LKS. Pada pertemuankedua siswa mulai bekerja sama danberbagi tugas dengan temansekelompoknya. Permasalahan yangditemukan pada pertemuan kedua iniadalah siswa mengalami kesulitandalam memahami kalimat cerita danprosedur kegiatan yang ada pada LKS.
104
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol n. No. 21, Oktober 2009 ISSN 411-3570
Untuk mengatasi permasalahan iniguru memberi penjelasan secaraklasikal maksud dari kalimat centsdan prosedur kegiatan tersebutPertemuan selanjutnya siswa mulaiterlibat aktif dalam mengerjalcan LKS.Dengan adanya perangkatlaboratorium mini siswa merasaSenang dari azitusiaS dalainmengerjakan LKS. Pada pelaksanaantindakan terdapat hambatan ataukesulitan dalam mengalokasikanwaktu. Waktu yang telah diaiokasikanuntuk tahapan-tahapan laboratoriummini dalam pembelajaran kooperatiftipe STAD kurang berjalan denganbailt Akibatnya peneliti mengalamikesulitan untuk merefleksi danmemberilcan tindakan selanjutnya.
Permasalahan yang terjadipada ulangan blok 1 pada pencapaianindikator 4, yaitu dalammenggunalcan rumus luas segitigaterdapat kecerobohan siswa (lupamengalikan dengan setengah sehinggahasil akhir tidak benar). Sedangkanpada pencapaian indikator 5, siswakurang memahami soal sehinggajawaban yang diminta soal tidaksesuai dengan jawaban siswa.Kesalahan pada ulangan blok 2 yaituindikator 6, siswa sulit mernbuatjaring-jaring kubus. Kesalahan siswaini mempengaruhi skor yangdiperoleh siswa.
KESLMPULAN DAN SARAN
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telahdikemukakan diperoleh kesimpuianbahwa dengan penerapan pendekatanlaboratorium mini dalampernbelajaran köOperadf tipe STADdapat memperbaiki proses
pembelajaran sehingga hasil belajarmatematdka siswa lebih baikdibandingkan sebelum menerapkanpendekatan lab mini dalampembelajaran kooperatif tipe STAD.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikanas, 2003Standar KompetensiMata Pelajaran Matematika SDclan MTs, Depdiknas, Jakarta.
Djamarah, 1990. Prestasi dan
Kompetensi Guru, UsahaNasional, Surabaya.
Hudoyo, 1979. PengmbanganKurikulum Matematika &Pelaksanaan Di Depan Kelas,Usaha Nasional SurabayaIndonesia, Surabaya.
1998. MengaJar BelajarMatematika, DirektoratJendral Pendidikan Tinggi,lakarta_
Hudojo, Herman, 2005. Kapita Se!ekta
Pembelajaran Maternatika,
Pembelajaran MaternakaMenurut Pandangan Koristruk-bvistik, Makalah, MagelangSebelas Malang.
Ibrahim, Muslim, 2000. Pembelajaran‘,kooperatif, UniversitasNegeri Surabaya, Surabaya.
Ibrahim, Muslim, dldc, 2000.Pembelajaran KaoperatifPusat Sains dan MaternatikaSekolah Program PascasarjanaUNESA, University Press.
Maryunis, Aleks, 1994. PendekatanLaborator:um Mini Dalam.Proses Betajar MongajarMatematika, Makalah FPMIPAIKIP Padang.
Nur, 2000. Pengajaran BerpusatKepada Siswa dart Pendekatan
Konsb-uktiyis dalam
Pengajaran, UniversitasNegeri Surabaya, Surabaya
105