kasus kegawatdaruratan paru

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    1/23

    KEDARURATAN MEDIK PARU PRIMER

    A. Hemoptisis

    Hemoptisis atau batuk darah adalah ekspektorasi darah atau dahak yang

    mengandung darah, akibat perdarahan dari saluran nafas dibawah laring atau

    perdarahan yang keluar ke saluran nafas dibawah laring.

    Menurut Busroh (197! yang disebut hemoptisis masif adalah "

    1. batuk darah #$%% && ' ) *am dan perdarahan tidak berhenti

    . batuk darah +$%% && ' ) *am dan tetapi #% && ' ) *am *am dgn kadar

    Hb +1% g-, batuk darah tetap berlangsung

    . batuk darah +$%% && ' ) *am dan tetapi #% && ' ) *am, Hb +1% g-, )

    *am dengan perawatan konser/atif batuk darah tersebut tidak berhenti

    0lasifikasi menurut usel(,,)! "

    1! 2 " batuk dengan perdarahan yang hanya dalam bentuk garis3garis

    dalam sputum

    ! 22 " batuk dengan perdarahan 1 4 % ml

    ! 222 " batuk dengan perdarahan % 4 1% ml

    4) 2222 " batuk dengan perdarahan # 1% ml

    ositif satu dan dua dikatakan masih ringan, positif tiga hemoptisis

    sedang, positif empat termasuk di dalam kriteria hemoptisis masif.

    1. 5tiologi Hemoptisis

    6nfeksi uber&ulosis, 0eganasan'tumor paru, Bronkiektasis, Abses paru,

    neumonia bakterial, Bronkitis kronik, 6nfeksi *amur, rauma, 0elainan

    /askuler, Autoimun, 8angguan sistem pembekuan darah.(!

    . atofisiologi

    a. 6nfeksi ' radang pada *aringan parenkim atau pembuluh darah

    sehingga menyebabkan mukosa *alan napas pe&ah. erdarahan pada

    penderita B dapat ter*adi karena robekan pembuluh darah pada

    dinding ka/itas (aneurisma rassmussen!

    b. 0ongesti aliran darah /ena pulmonaliskapiler pe&ah

    1

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    2/23

    &. 0elainan auto imun al/eolokapiler membran basalis terganggu

    sehingga mudah pe&ah (8ood pastures syndrome!d. 6n/asi tumor menyebabkan pembentukan *aringan dan pembuluh

    darah baru yang bersifat rapuh, sehingga membrana mukosa mudah

    ter*adi pendarahan

    e. rauma pada thora sehingga ter*adi transudasi darah ke dalam al/eoli

    . :iagnostik

    :iagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan urutan pemeriksaan

    sebagai berikut "

    1! Anamnesis teliti

    erlu dipastikan apakah penderita benar3benar mengalami

    batuk darah bukan epitaksis atau muntah darah. Muntah darah

    karena /arises esofagus atau ulkus peptikum dapat menyerupai

    batuk darah. ;ntuk membedakan antara batuk darah dengan

    muntah darah dapat dipergunakan petun*uk sebagai berikut "

    Keadaan Hemoptisis Hematemesis

    Prodromaeukosit, mikroorganisme,

    makrofag, hemosiderin=isa makanan

    Reaksi Alkalis (pH tinggi! Asam (pH rendah!

    Riwaat penakit

    dahu!uMenderita kelainan paru

    8angguan lambung, kelainan

    hepar

    Anemi 0adang3kadang =elalu

    Tin"a ?arna tin*a normal?arna tin*a bisa berwarna

    hitam

    2

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    3/23

    ). 0omplikasi

    0omplikasi yang ter*adi merupakan kegawatan dari hemoptisis, yaitu

    ditentukan oleh tiga faktor ($! "

    1. er*adinya asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam

    saluran pernapasan.

    . @umlah darah yang dikeluarkan selama ter*adinya hemoptisis dapat

    menimbulkan ren*atan hipo/olemik.

    . Aspirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa

    makanan ke dalam *aringan paru yang sehat bersama inspirasi.

    . rognosis

    ada hemoptisis idiopatik prognosisnya baik ke&uali bila penderita

    mengalami hemoptisis yang rekuren. =edangkan pada hemoptisis

    sekunder ada beberapa faktor yang menentukan prognosis "

    1. ingkatan hemoptisis " hemoptisis yang ter*adi pertama kali

    mempunyai prognosis yang lebih baik.

    . Ma&am penyakit dasar yang menyebabkan hemoptisis.

    . epatnya kita bertindak, misalnya bronkoskopi yang segera

    dilakukan untuk menghisap darah yang beku di bronkus dapat

    menyelamatkan penderita.(9!

    B. neumotoraks

    1. :efinisi

    neumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam

    pleura yang menyebabkan kolapsnya paru yang terkena.(11!

    . 0lasifikasi

    0lasifikasi menurut penyebabnya, pneumotoraks dapat dikelompokkan

    men*adi dua, yaitu(11,1!"

    a. neumotoraks spontan yaitu setiap pneumotoraks yang ter*adi se&ara

    tiba3tiba. neumotoraks tipe ini dapat diklasifikasikan lagi ke dalam

    dua *enis, yaitu "

    3

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    4/23

    1! neumotoraks spontan primer, yaitu pneumotoraks yang ter*adi

    se&ara tiba3tiba tanpa diketahui sebabnya.

    ! neumotoraks spontan sekunder, yaitu pneumotoraks yang ter*adi

    dengan didasari oleh riwayat penyakit paru yang telah dimiliki

    sebelumnya, misalnya fibrosis kistik, penyakit paru obstruktik

    kronis (0!, kanker paru3paru, asma, dan infeksi paru.

    b. neumotoraks traumatik, yaitu pneumotoraks yang ter*adi akibat

    adanya suatu trauma, baik trauma penetrasi maupun bukan, yang

    menyebabkan robeknya pleura, dinding dada maupun paru.

    neumotoraks tipe ini *uga dapat diklasifikasikan lagi ke dalam dua

    *enis, yaitu "

    1! neumotoraks traumatik non3iatrogenik, yaitu pneumotoraks yang

    ter*adi karena *e*as ke&elakaan, misalnya *e*as pada dinding dada,

    barotrauma.

    ! neumotoraks traumatik iatrogenik, yaitu pneumotoraks yang

    ter*adi akibat komplikasi dari tindakan medis.

    neumotoraks *enis ini pun masih dibedakan men*adi dua, yaitu "

    a! neumotoraks traumatik iatrogenik aksidental adalah suatu

    pneumotoraks yang ter*adi akibat tindakan medis karena

    kesalahan atau komplikasi dari tindakan tersebut, misalnya pada

    parasentesis dada, biopsi pleura.

    b! neumotoraks traumatik iatrogenik artifisial (deliberate! adalah

    suatu pneumotoraks yang senga*a dilakukan dengan &ara

    mengisikan udara ke dalam rongga pleura. Biasanya tindakan ini

    dilakukan untuk tu*uan pengobatan, misalnya pada pengobatan

    tuberkulosis sebelum era antibiotik, maupun untuk menilai

    permukaan paru.

    Berdasarkan *enis fistulanya, maka pneumotoraks dapat diklasifikasikan ke

    dalam tiga *enis, yaitu (1!"

    4

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    5/23

    a. neumotoraks ertutup (=imple neumothora! ada tipe ini, pleura

    dalam keadaan tertutup (tidak ada *e*as terbuka pada dinding dada!,

    sehingga tidak ada hubungan dengan dunia luar. ekanan di dalam

    rongga pleura awalnya mungkin positif, namun lambat laun berubah

    men*adi negatif karena diserap oleh *aringan paru disekitarnya. ada

    kondisi tersebut paru belum mengalami re3ekspansi, sehingga masih

    ada rongga pleura, meskipun tekanan di dalamnya sudah kembali

    negatif. ada waktu ter*adi gerakan pernapasan, tekanan udara di

    rongga pleura tetap negatif.

    b. neumotoraks erbuka (pen neumothora!, Caitu pneumotoraks

    dimana terdapat hubungan antara rongga pleura dengan bronkus yang

    merupakan bagian dari dunia luar (terdapat luka terbuka pada dada!.

    :alam keadaan ini tekanan intrapleura sama dengan tekanan udara luar.

    ada pneumotoraks terbuka tekanan intrapleura sekitar nol. erubahan

    tekanan ini sesuai dengan perubahan tekanan yang disebabkan oleh

    gerakan pernapasan. ada saat inspirasi tekanan men*adi negatif dan

    pada waktu ekspirasi tekanan men*adi positif . =elain itu, pada saat

    inspirasi mediastinum dalam keadaan normal, tetapi pada saat ekspirasi

    mediastinum bergeser ke arah sisi dinding dada yang terluka (su&king

    wound!.(1!

    &. neumotoraks Dentil (ension neumothora! Adalah pneumotoraks

    dengan tekanan intrapleura yang positif dan makin lama makin

    bertambah besar karena ada fistel di pleura /iseralis yang bersifat

    /entil. ada waktu inspirasi udara masuk melalui trakea, bronkus serta

    per&abangannya dan selan*utnya terus menu*u pleura melalui fistel yang

    terbuka. ?aktu ekspirasi udara di dalam rongga pleura tidak dapat

    keluar . Akibatnya tekanan di dalam rongga pleura makin lama makin

    tinggi dan melebihi tekanan atmosfer. ;dara yang terkumpul dalam

    rongga pleura ini dapat menekan paru sehingga sering menimbulkan

    gagal napas. (1!

    5

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    6/23

    =edangkan menurut luasnya paru yang mengalami kolaps, maka

    pneumotoraks dapat diklasifikasikan men*adi dua, yaitu (1!"

    a. neumotoraks parsialis, yaitu pneumotoraks yang menekan pada

    sebagian ke&il paru (+ %- /olume paru!.

    b. neumotoraks totalis, yaitu pneumotoraks yang mengenai sebagian

    besar paru (# %- /olume paru!.

    . 8e*ala klinis yang mun&ul berdasarkan anamnesis. (1,1,1)!

    a. =esak napas, didapatkan pada hampir %31%%- pasien. =eringkali sesak

    dirasakan mendadak dan makin lama makin berat. enderita bernapas

    tersengal, pendek3pendek, dengan mulut terbuka.

    b. Eyeri dada, yang didapatkan pada 739%- pasien. Eyeri dirasakan

    ta*am pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri

    pada gerak pernapasan.

    &. Batuk3batuk, yang didapatkan pada 3- pasien.

    d. :enyut *antung meningkat.

    e. 0ulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang

    kurang.

    f. idak menun*ukkan ge*ala (silent! yang terdapat pada 31%- pasien,

    biasanya pada *enis pneumotoraks spontan primer.

    ). :iagnosis

    a. emeriksaan fisik

    ada pemeriksaan fisik torak didapatkan (11,1!"

    1! 6nspeksi "

    a! :apat ter*adi pen&embungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi

    dinding dada!

    b! ada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal

    &! rakea dan *antung terdorong ke sisi yang sehat

    ! alpasi "

    a! ada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar

    6

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    7/23

    b! 6ktus *antung terdorong ke sisi toraks yang sehat

    &! Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit

    ! erkusi "

    a! =uara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak

    menggetar

    b! Batas *antung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila

    tekanan intrapleura tinggi

    )! Auskultasi "

    a! ada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang

    b! =uara /okal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni

    negatif

    b. emeriksaan enun*ang

    1! Foto

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    8/23

    a! neumomediastinum, terdapat ruang atau &elah hitam pada tepi

    *antung, mulai dari basis sampai ke apeks. Hal ini ter*adi apabila

    pe&ahnya fistel mengarah mendekati hilus, sehingga udara yang

    dihasilkan akan ter*ebak di mediastinum.

    b! 5mfisema subkutan, dapat diketahui bila ada rongga hitam dibawah

    kulit. Hal ini biasanya merupakan kelan*utan dari

    pneumomediastinum. ;dara yang tadinya ter*ebak di mediastinum

    lambat laun akan bergerak menu*u daerah yang lebih tinggi, yaitu

    daerah leher. :i sekitar leher terdapat banyak *aringan ikat yang

    mudah ditembus oleh udara, sehingga bila *umlah udara yang

    ter*ebak &ukup banyak maka dapat mendesak *aringan ikat tersebut,

    &! Bila disertai adanya &airan di dalam rongga pleura, maka akan

    tampak permukaan &airan sebagai garis datar di atas diafragma Foto

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    9/23

    a. bser/asi dan emberian

    Apabila fistula yang menghubungkan al/eoli dan rongga pleura

    telah menutup, maka udara yang berada didalam rongga pleura tersebut

    akan diresorbsi. >a*u resorbsi tersebut akan meningkat apabila

    diberikan tambahan . bser/asi dilakukan dalam beberapa hari

    dengan foto toraks serial tiap 13) *am pertama selama hari.

    indakan ini terutama ditu*ukan untuk pneumotoraks tertutup dan

    terbuka.(1!

    b. indakan dekompresi

    Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada kasus

    pneumotoraks yang luasnya #1-. ada intinya, tindakan ini bertu*uan

    untuk mengurangi tekanan intra pleura dengan membuat hubungan

    antara rongga pleura dengan udara luar dengan &ara (1!"

    1! Menusukkan *arum melalui dinding dada terus masuk rongga pleura,

    dengan demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan

    berubah men*adi negatif karena mengalir ke luar melalui *arum

    tersebut.(1,1!

    ! Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra /entil "

    a! :apat memakai infus set @arum ditusukkan ke dinding dada

    sampai ke dalam rongga pleura, kemudian infus set yang telah

    dipotong pada pangkal saringan tetesan dimasukkan ke botol yang

    berisi air. =etelah klem penyumbat dibuka, akan tampak

    gelembung udara yang keluar dari u*ung infus set yang berada di

    dalam botol.(1!

    b! @arum abbo&ath

    @arum abbo&ath merupakan alat yang terdiri dari gabungan *arum

    dan kanula. =etelah *arum ditusukkan pada posisi yang tetap di

    dinding toraks sampai menembus ke rongga pleura, *arum di&abut

    dan kanula tetap ditinggal. 0anula ini kemudian dihubungkan

    dengan pipa plastik infus set. ipa infuse ini selan*utnya

    dimasukkan ke botol yang berisi air. =etelah klem penyumbat

    9

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    10/23

    dibuka, akan tampak gelembung udara yang keluar dari u*ung

    infuse set yang berada di dalam botol. (1!

    &! ipa water sealed drainase (?=:!

    ipa khusus (toraks kateter! steril, dimasukkan ke rongga pleura

    dengan perantaraan troakar atau dengan bantuan klem pen*epit.

    emasukan troakar dapat dilakukan melalui &elah yang telah

    dibuat dengan bantuan insisi kulit di sela iga ke3) pada linea mid

    aksilaris atau pada linea aksilaris posterior. =elain itu dapat pula

    melalui sela iga ke3 di garis mid kla/ikula. =etelah troakar

    masuk, maka toraks kateter segera dimasukkan ke rongga pleura

    dan kemudian troakar di&abut, sehingga hanya kateter toraks yang

    masih tertinggal di rongga pleura. =elan*utnya u*ung kateter

    toraks yang ada di dada dan pipa ka&a ?=: dihubungkan melalui

    pipa plastik lainnya. osisi u*ung pipa ka&a yang berada di botol

    sebaiknya berada &m di bawah permukaan air supaya

    gelembung udara dapat dengan mudah keluar melalui perbedaan

    tekanan tersebut.(11,1!

    enghisapan dilakukan terus3menerus apabila tekanan intrapleura

    tetap positif. enghisapan ini dilakukan dengan memberi tekanan

    negatif sebesar 1%3% &mH, dengan tu*uan agar paru &epat

    mengembang. Apabila paru telah mengembang maksimal dan

    tekanan intra pleura sudah negatif kembali, maka sebelum di&abut

    dapat dilakukuan u*i &oba terlebih dahulu dengan &ara pipa di*epit

    atau ditekuk selama ) *am. Apabila tekanan dalam ronggapleura

    kembali men*adi positif maka pipa belum bisa di&abut.

    en&abutan ?=: dilakukan pada saat pasien dalam keadaan

    ekspirasi maksimal. (1!

    d! orakoskopi

    =uatu tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks

    dengan alat bantu torakoskop.

    e! orakotomi

    10

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    11/23

    f! indakan bedah

    :engan pembukaan dinding toraks melalui operasi, kemudian

    di&ari lubang yang menyebabkan pneumotoraks kemudian

    di*ahit.

    ada pembedahan, apabila ditemukan penebalan pleura yang

    menyebabkan paru tidak bias mengembang, maka dapat

    dilakukan dekortikasi.

    :ilakukan resesksi bila terdapat bagian paru yang mengalami

    robekan atau terdapat fistel dari paru yang rusak

    leurodesis

    Masing3masing lapisan pleura yang tebal dibuang, kemudian

    kedua pleura dilekatkan satu sama lain di tempat fistel.

    $. engobatan ambahan

    a. Apabila terdapat proses lain di paru, maka pengobatan tambahan

    ditu*ukan terhadap penyebabnya. Misalnya " terhadap proses B paru

    diberi A, terhadap bronkhitis dengan obstruksi saluran napas diberi

    antibiotik dan bronkodilator .(1!

    b. 6stirahat total untuk menghindari ker*a paru yang berat.

    &. emberian antibiotik profilaksis setelah setelah tindakan bedah dapat

    dipertimbangkan, untuk mengurangi insidensi komplikasi, seperti

    emfisema. (11!

    7.

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    12/23

    d. 0ontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan

    batuk, sesak napas.

    . =tatus asmatikus

    1. :efinisi

    Asma merupakan penyakit inflamasi kronik *alan napas yang disebabkan

    oleh berbagai *enis sel radang termasuk sel mast dan eosinofil. Menurut

    Darney (%%! Asma adalah radang kronis pada *alan nafas yang berkaitan

    dengan obstruksi re/ersible dari spasme, edema, dan produksi mu&us dan

    respon yang berlebihan terhadap stimuli.

    5ksaserbasi asma (serangan asma! adalah episode progresif peningkatan

    ge*ala pendek napas, batuk, mengi, sesak dada atau kombinasi dari ge*ala3

    ge*ala tersebut. Hal ini adalah pertanda kegagalan pengelolaan asma

    *angka pan*ang atau adanya pen&etus. ingkat serangan asma berkisar

    antara ringan sampai berat, yang berkembang dalam beberapa hari atau

    *am namun kadang3kadang bisa dalam beberapa menit. Mortalitas paling

    sering berhubungan dengan salah menilai beratnya serangan, kurang

    &ukupnya tindakan pada saat awal serangan dan kurangnya terapi yang

    diberikan. Asma akut yang berat'status asmatikus merupakan tingkat

    penyakit yang berat yang memerlukan penanganan segera.(1$!

    Kriteria Berat #awat

    $esak napas saat istirahat

    membungkuk kedepan

    3

    3

    Kemampuan

    %er%i&ara

    =epatah kata

    Kesadaran Agitasi Mengantuk'bingung

    Respirasi # %'menit 3

    Otot respirasi

    tam%ahan

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    13/23

    paradoksus

    PaO) + $% mmHg 3

    Pa*O) # ) mmHg 3$at+ O),Udara- + 9%- 3

    . 5tiologi

    a. Mekanisme pema&u serangan akut ter*adi dari beberapa hal, yaitu "

    alergen, ker*a fisik, insfeksi /irus pada *alan nafas, ketegangan

    emosional, perubahan iklim dan beberapa *anis obat.

    b. 0etidak seimbangan modulasi adenergi& dan kolinergi& dari bron&us.

    &. =ering terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, anak laki3laki sering

    terkena dari pada anak perempuan.

    d. Biasanya mempunyai alergi dengan kadar 6g5 meninggi (asma

    atopi&'aksentrik berkaitan dengan keadaan alergi lain sperti eksema

    fifer!.

    e. Asma instrinsik ter*adi pada penderita non atopi& yang berusia lan*ut.

    . atofisiologi

    ). anda dan 8e*ala

    a. b*ektif

    1! =esak napas yang berat dengan ekspirasi disertai wheeing

    ! :apat disertai batuk dengan sputum kental, sukar dikeluarkan

    ! Bernapas dengan menggunakan otot 3 otot tambahan

    )! =ianosis, takikardi, gelisah, pulsus paradoksus

    ! Fase ekspirium meman*ang disertai wheesing (di apeks dan hilus!

    b. =ubyektif "

    13

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    14/23

    1! 0lien merasa sukar bernapas, sesak, dan anoreksia

    &. sikososial "

    1! 0lien &emas, takut, dan mudah tersinggung

    ! 0urangnya pengetahuan klien terhadap situasi penyakitnya

    . enatalaksanaan

    u*uan terapi

    a. menghilangkan obstruksi se&epat mungkin

    b. menghilangkan hipoksia

    &. mengembalikan fungsi paru normal se&epatnyad. meren&anakan usaha penghindaran relaps di masa depan

    erapi awal "

    a. )3$ >'menit

    b. 6nhalasi'nebuliser B agonist tiap *am

    &. :eamethason amp.i/

    d. Aminofihin bolus'infus

    e. B agonis ='6M66D kalau perlu

    erapi lain"

    a. Antibiotika dan rehidrasi bila diperlukan

    b. atatan " hindari inhalasi mukolitik, sedati/a dilarang, dan antihistamin

    tidak bermanfaat bermanfaat

    &. Bila hasil e/aluasi setelah 1 *am tak terlihat perbaikan"

    Fisik" ge*ala berat, mengantuk, bingung

    Arus un&ak 5kspirasi (A5! + %-

    #) mmHg

    + $% mmHg

    =egera masukkan ke 6; untuk perawatan intensif dan kemungkin

    intubasi serta /entilasi mekanik.

    14

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    15/23

    15

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    16/23

    :. 5dema aru

    1. :efinisi

    5dema paru ter*adi oleh karena adanya aliran &airan dari darah ke ruang

    intersisial paru yang selan*utnya ke al/eoli paru, melebihi aliran &airan

    kembali ke darah atau melalui saluran limfatik. 5dema paru dibedakan

    oleh karena sebab 0ardiogenik dan Eon 0ardiogenik.(17!

    16

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    17/23

    . 5tiologia. 0etidak3seimbanganStarling Forces

    1! eningkatan tekanan kapiler paru "

    eningkatan tekanan /ena paru tanpa adanya gangguan fungsi

    /entrikel kiri (stenosis mitral!.

    eningkatan tekanan /ena paru sekunder oleh karena

    gangguan fungsi /entrikel kiri.

    eningkatan tekanan kapiler paru sekunder oleh karenapeningkatan tekanan arteria pulmonalis (over perfusion

    pulmonary edema).

    ! enurunan tekanan onkotik plasma.

    Hipoalbuminemia sekunder oleh karena penyakit gin*al, hati,

    protein-losing enteropaday, penyakit dermatologi atau

    penyakit nutrisi.

    ! eningkatan tekanan negatif intersisial "

    17

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    18/23

    engambilan terlalu &epat pneumotorak atau efusi pleura

    (unilateral!. ekanan pleura yang sangat negatif oleh karena obstruksi

    saluran napas akut bersamaan dengan peningkatan end-

    expiratory volume (asma!.

    )! eningkatan tekanan onkotik intersisial.

    =ampai sekarang belum ada &ontoh se&ara per&obaan maupun

    klinik.

    b. erubahan permeabilitas membran al/eolar3kapiler (Adult Respiratory

    Distress Syndrome)

    1! neumonia (bakteri, /irus, parasit!.

    ! Bahan toksik inhalan (phosgene, oone, &hlorine, asap eflonI,

    E, dsb!.

    ! Bahan asing dalam sirkulasi (bisa ular, endotoksin bakteri, alloan,

    alpha3naphthyl thiourea!.

    )! Aspirasi asam lambung.

    ! neumonitis radiasi akut.

    $! Bahan /asoaktif endogen (histamin, kinin!.

    7! Disseminated Intravascular oagulation.

    ! 6munologi " pneumonitis hipersensitif, obat nitrofurantoin,

    leukoagglutinin.

    9! S!oc" #ung oleh karena trauma di luar toraks.

    1%! ankreatitis erdarahan Akut.

    &. 6nsufisiensi >imfatik "

    1!$ost #ung %ransplant.

    !#ymp!angitic arcinomatosis.

    !Fi&rosing #ymp!angitis (silicosis).

    d. ak diketahui'tak *elas (6diopatik!

    1!'ig! Altitude $ulmonary dema.

    !eurogenic $ulmonary dema.

    18

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    19/23

    !arcotic overdose.

    )!$ulmonary em&olism.

    !clampsia

    $!$ost ardioversion.

    7!$ost Anest!esia.

    !$ost ardiopulmonary *ypass.

    . Manifestasi0linik

    8e*ala yang paling umum dari pulmonary edema adalah sesak napas. 6ni

    mungkin adalah penimbulan yang berangsur3angsur *ika prosesnya

    berkembang se&ara perlahan, atau ia dapat mempunyai penimbulan yang

    tiba3tiba pada kasus dari pulmonary edema akut. 8e*ala3ge*ala umum lain

    mungkin termasuk mudah lelah, lebih &epat mengembangkan sesak napas

    daripada normal dengan akti/itas yang biasa (dyspnea on exertion!, napas

    yang &epat (tac!ypnea!, kepeningan, atau kelemahan. ingkat oksigen

    darah yang rendah (!ypoxia! mungkin terdeteksi pada pasien3pasiendengan pulmonary edema. >ebih *auh, atas pemeriksaan paru3paru dengan

    stethos&ope, dokter mungkin mendengar suara3suara paru yang abnormal,

    sepeti rales atau &ra&kles (suara3suara mendidih pendek yang terputus3

    putus yang berkoresponden pada mun&ratan &airan dalam al/eoli selama

    bernapas!.

    ). :iagnosis

    ;ntuk mengidentifikasi penyebab dari pulmonary edema, penilaian

    keseluruhan dari gambar klinis pasien adalah penting. =e*arah medis dan

    pemeriksaan fisik yang saksama seringkali menyediakan informasi yang

    tidak ternilai mengenai penyebab.

    a. emeriksaan Fisik

    19

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    20/23

    1! =ianosis sentral. =esak napas dengan bunyi napas seperti mukus

    berbuih.

    ! aboratorium

    1! Analisa gas darah p rendah, p mula3mula rendah dan

    kemudian hiperkapnia.

    ! 5nim kardiospesifik meningkat *ika penyebabnya infark miokard.

    ! :arah rutin, ureum, kreatinin, , elektrolit, urinalisis, foto thoraks,

    508, enim *antung (03MB, roponin !, angiografi koroner.

    d. Fotothoraks

    ulmonary edema se&ara khas didiagnosa dengan J3ray dada.

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    21/23

    pulmonary edema, namun ia mungkin memberikan informasi yang

    minimal tentang penyebab yang mungkin mendasarinya.

    8ambaran

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    22/23

    diberikan Eitrogliserin intra/ena mulai dosis 4 ug'kgBB. @ika tidak

    memberi hasil memuaskan maka dapat diberikan Eitroprusid 6D

    dimulai dosis %,1 ug'kgBB'menit bila tidak memberi respon dengan

    nitrat, dosis dinaikkan sampai didapatkan perbaikan klinis atau sampai

    tekanan darah sistolik 4 9% mmHg pada pasien yang tadinya

    mempunyai tekanan darah normal atau selama dapat dipertahankan

    perfusi yang adekuat ke organ3organ /ital.

    e. :iuretik Furosemid )% 4 % mg 6D bolus dapat diulangi atau dosis

    ditingkatkan tiap ) *am atau dilan*utkan drip &ontinue sampai di&apai

    produksi urine 1 ml'kgBB'*am.

    f. Bila perlu (tekanan darah turun ' tanda hipoperfusi! " :opamin 4

    ug'kgBB'menit atau :obutamin 4 1% ug'kgBB'menit untuk

    menstabilkan hemodinamik. :osis dapat ditingkatkan sesuai respon

    klinis atau keduanya.

    g. Aminophylline "Berguna apabila edema paru disertai bronkhokonstriksi

    atau pada penderita yang belum *elas edema paru oleh karena Asma

    Bronkhiale atau Asma 0ardiale, karena selain bersifat bronkhodilator

    *uga mempunyai efek inotropik positif, /enodi3latasi ringan dan diuretik

    ringan. :osis biasanya mg'kg BB intra/ena dalam 1% menit,

    dilan*utkan drip intra/ena %, mg'kg BB'*am. :osis dikurangi pada

    orang tua, penyakit hati dan gangguan fungsi gin*al. =etelah 1 *am

    dosis dikurangi men*adi %,1 mg'kg BB'*am. 0adar dalam darah yang

    optimal ialah 1%3% mg'liter. 5fek samping yang dapat ter*adi sakit

    kepala, muka merah, palpitasi nyeri dada, hipotensi dan sangat *arang

    ke*ang3ke*ang. 5fek samping yang paling berbahaya ialah kematian

    mendadak oleh karena aritmia /entrikel dan hipotensi.(17!

    h. rombolitik atau re/askularisasi pada pasien infark miokard.

    i. 6ntubasi dan /entilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis'tidak

    berhasil dengan oksigen.

    *. Atasi aritmia atau gangguan konduksi.

    22

  • 7/25/2019 kasus kegawatdaruratan paru

    23/23

    k. perasi pada komplikasi akut infark miokard, seperti regurgitasi, D=:

    dan ruptur dinding /entrikel ' &orda tendinae.

    7. 0omplikasi

    0ebanyakan komplikasi3komplikasi dari pulmonary edema mungkin

    timbul dari komplikasi3komplikasi yang berhubungan dengan penyebab

    yang mendasarinya. >ebih spesifik, pulmonary edema dapat menyebabkan

    pengoksigenan darah yang dikompromikan se&ara parah oleh paru3paru.

    engoksigenan yang buruk (hypoia! dapat se&ara potensial men*urus pada

    pengantaran oksigen yang berkurang ke organ3organ tubuh yang berbeda,

    seperti otak.

    23