17
ULKUS KORNEA SENTRAL ET CAUSA SUSPEK BAKTERIAL LAPORAN KASUS Penguji kasus : Pembimbing : Dibacakan oleh : Dibacakan tanggal : 12 Januari 2011 I. PENDAHULUAN Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus atau suatu proses alergi-imunologi. Infeksi kornea pada umumnya didahului oleh trauma, penggunaan lensa kontak, pemakaian kortikosteroid topikal yang tidak terkontrol 1 . Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai diagnosis ulkus kornea dan penatalaksanaannya. II. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. TY Umur : 49 tahun Agama : Islam Alamat : Jl. Rumpun Diponegoro VII/109 Banyumanik Pekerjaan : PNS 1

Kasbes Mata Ulkus Kornea

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ulkus

Citation preview

KATARAK SENILIS MATUR

ULKUS KORNEA SENTRAL ET CAUSA SUSPEK BAKTERIALLAPORAN KASUS

Penguji kasus

: Pembimbing

: Dibacakan oleh: Dibacakan tanggal : 12 Januari 2011

I. PENDAHULUANUlkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus atau suatu proses alergi-imunologi. Infeksi kornea pada umumnya didahului oleh trauma, penggunaan lensa kontak, pemakaian kortikosteroid topikal yang tidak terkontrol1.Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai diagnosis ulkus kornea dan penatalaksanaannya.II. IDENTITAS PASIENNama

: Tn. TYUmur

: 49 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Rumpun Diponegoro VII/109 BanyumanikPekerjaan

: PNSIII. ANAMNESIS(autoanamnesis pada 11 Januari 2011)

Keluhan Utama : putih-putih pada manik mata kiriRiwayat Penyakit Sekarang

+ 2 minggu sebelum masuk rumah sakit penderita sedang naik motor, tiba-tiba mata kiri penderita kelilipan, mata merah, nrocos, pandangan terasa kabur cekot-cekot (-), keluar kotoran mata (-). Kemudian penderita meneteskan obat Cendo Xytrol yang dibelinya sendiri di apotek. + 1 minggu sebelum masuk rumah sakit penderita merasa mata semakin merah, pandangan semakin kabur,nrocos (+), cekot-cekot(-) keluar kotoran mata berwarna kekuningan dan timbul putih-putih pada manik mata kiri. Kemudian penderita berobat ke poliklinik RSDK dan disarankan untuk mondok.Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat memakai kacamata sebelumnya disangkal

Riwayat penggunaan lensa kontak disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat penyakit mata lainnya disangkal Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat kencing manis (+) sejak 5 tahun, kontrol tidak teratur.Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai pegawai negeri, istri tidak bekerja dan mempunyai 2 orang anak yang belum mandiri

Biaya pengobatan ditanggung ASKES.Kesan : sosial ekonomi cukupIV. PEMERIKSAAN FISIK

Status Praesen (Tanggal 11 Januari 2011)

Keadaan umum: baik

Kesadaran

: komposmentis GCS=15

Tanda vital

: TD : 120/90 mmHg

suhu : 37,20C

nadi : 86 x/menit

RR : 22x/menit

Pemeriksaan fisik: kepala : mesosefal

thoraks : cor : tidak ada kelainan

paru : tidak ada kelainan

abdomen : tidak ada kelainan

ekstremitas : tidak ada kelainan

Status Oftalmologi (Tanggal 11 Januari 2011)

Oculus DexterOculus Sinister

6/7,5VISUS1/300

Tidak DilakukanKOREKSITidak dilakukan

Tidak dilakukanSENSUS COLORISTidak dilakukan

Gerak bola mata ke segala arah baikPARASE/PARALYSEGerak bola mata ke segala arah baik

Tidak ada kelainanSUPERCILIATidak ada kelainan

Edema (-), spasme (-), lagofthalmus (-)PALPEBRA SUPERIOREdema (-), spasme (-), lagofthalmus (-)

Edema (-), spasme (-)PALPEBRA INFERIOREdema (-), spasme (-)

Hiperemis (-), sekret (-), edema (-)CONJUNGTIVA PALPEBRALIShiperemis (-), sekret (-), edema (-)

Hiperemis (-), sekret (-), edema (-)CONJUNGTIVA FORNICEShiperemis (-), sekret (-), edema(-)

Injeksi (-), sekret (-)CONJUNGTIVA BULBIMixed injection (+), sekret (+) mukopurulen

Tidak ada kelainanSCLERATidak ada kelainan

JernihCORNEAedem kornea (+),tes fluorescein (+), ulkus (+) ukuran 4x7 mm, sentral, tepi tidak rata, berbatas tegas, warna putih keabu-abuan tengah bening, ketebalan/ kedalaman 2/3 superfisial, jaringan nekrotik (+), infiltrat (+),sensibilitas (+) N, descemetocele (-),lesi satelit (-)

Kedalaman cukup,

Tyndall Effect (-),hipopion (-)CAMERA OCULI ANTERIORKedalaman cukup, Tyndall Effect (-), hipopion (-)

Kripte (+), sinekia (-)IRISKripte (+), sinekia (-)

Bulat, sentral, regular,

3mm, Refleks cahaya (+)PUPILBulat, sentral, regular,

3mm, Refleks cahaya (+)

Jernih

LENSAJernih

(+) cemerlangFUNDUS REFLEKS(-)

T(digital) normalTENSIO OCULIT(digital) normal

Tidak dilakukanSISTEM CANALIS LACRIMALISTidak dilakukan

V. RESUME

Seorang laki-laki 49 tahun datang ke poliklinik mata RSUP Dr. Kariadi dengan keluhan terdapat putih-putih pada manik mata kiri. Keluhan dirasakan sudah 1 minggu disertai mata merah dan pandangan kabur. 2 minggu sebelumnya mata kiri penderita kelilipan, mata menjadi merah dan pandangan menjadi kabur, lalu penderita memberikan tetes mata Cendo Xytrol yang dibeli dari apotek. Riwayat diabetes mellitus (+) sejak 5 tahun, dan tidak kontrol teratur.Status oftalmologi

Oculus DexterOculus Sinister

6/7,5VISUS1/300

Injeksi (-), sekret (-)CONJUNGTIVA BULBIMixed injection (+), sekret (+) mukopurulen

Jernihedem kornea (+),tes fluorescein (+), ulkus (+) ukuran 4x7 mm, sentral, tepi tidak rata, berbatas tegas, warna putih keabu-abuan tengah bening, ketebalan/ kedalaman 2/3 superfisial, jaringan nekrotik (+), infiltrat (+),sensibilitas (+) N

(+) cemerlangFUNDUS REFLEKS(-)

VI. DIAGNOSIS BANDING

OS : ulkus kornea sentral et causa suspek bakterial DD Gram positif Gram negatifVII. DIAGNOSIS KERJA

OS : ulkus kornea sentral et causa suspek bakterialVIII. TERAPIRawat inapCefazolin fortified

selang seling tiap jamGentamicin fortifiedDebridement tiap 2 hari

Sulfas Atropine 0,5% 2x1 gtt OS

Acetazolamide 2 x 125 mg

KCl 2 x 125 mgIX. PROGNOSIS

ODOS

Quo ad visamAd bonamDubia ad malam

Quo ad sanamAd bonamDubia ad malam

Quo ad vitamDubia ad bonam

Quo ad cosmeticamDubia ad malam

X. SARAN Pengecatan Gram, KOH,kultur kuman dan jamur, tes sensitivitas scrapping ulkus, darah rutin, studi koagulasi, gula darah sewaktu, elektrolit, ureum-creatinin.XI. EDUKASI Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa pasien menderita luka pada korneanya, yang disebut ulkus kornea. Ulkus kornea yang diderita pasien kemungkinan disebabkan oleh infeksi bakteri.

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa adanya penyakit Diabetes Melitus (kencing manis) dapat mempersulit penyembuhan penyakit. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien agar pasien dirawat di rumah sakit untuk meredakan infeksi dan mendapatkan kontrol ketat mengingat adanya ulkus yang luas.XII. DISKUSIANATOMI DAN FISIOLOGIKornea adalah jaringan transparan, dengan ukuran kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior. Kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda: lapisan epitel (yang bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus kornea. Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43 dioptri. Kalau kornea udem karena suatu sebab, maka kornea juga bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar sehingga penderita akan melihat halo. Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous, dan air mata. Transparansi kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan deturgensinya.3 Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus dan saraf nasosiliar.4ULKUS KORNEA

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

Terjadinya ulkus kornea biasanya didahului oleh faktor pencetus yaitu rusaknya sistem barier epitel kornea oleh penyebab-penyebab seperti :

a. Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata, sumbatan saluran lakrimal)

b. Oleh faktor-faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosi kornea) karena trauma, penggunaan lensa kontak.c. Kelainan lokal pada kornea, meliputi edema kornea kronik, keratitis exposure, keratitis karena defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik.d. Kelainan sistemik, meliputi malnutrisi, alkoholisme, sindrom Steven-Johnson, sindrom defisiensi imun (AIDS, SLE)

e. Obat-obatan penurun sistem imun, seperti kortikosteroid dan obat anestesi lokalUlkus Kornea Bakterialis 4 Untuk kuman Gram positif, biasanya ulkusnya berbentuk oval atau bulat, warnanya putih keabuan, nampak kering, dengan batas yang tegas. Reaksi peradangan bilik mata depan yang hebat, terutama bila penyebabnya Streptococcus pneumoniae. Pada ulkus yang disebabkan karena kuman Gram negatif, ulkusnya biasanya lebih berat, terlihat infiltrate yang basah dan menyebar keseluruh permukaan kornea, terutama bila kuman penyebabnya Pseudomonas aeruginosa. Discharge mukopurulen kuning kehijauan. Reaksi peradangan pada bilik mata depan hebat.Manifestasi Klinis1,5,6Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa gejala subjektif dan gejala objektif.Gejala subjektif berupa eritema kelopak mata dan konjungtiva, sekret mukopurulen, merasa ada benda asing di mata, pandangan kabur, bintik putih pada manik mata, mata berair, silau, nyeri.Gejala objektif berupa injeksi siliar, hilangnya sebagian jaringan kornea, adanya jaringan nekrotik dan adanya infiltrat, kadang disertai hipopionDiagnosis3,4,5,6Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus.

Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti ketajaman penglihatan, tes air mata, pemeriksaan slit-lamp, respon reflek pupil, pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi,goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH)

KomplikasiKomplikasi dari ulkus kornea adalah perforasi kornea, uveitis, endoftalmitis.

Pengobatan ulkus kornea secara umumTujuan pengobatan ulkus kornea secara umum adalah untuk mencegah berkembangnya bakteri dan mengurangi reaksi radang.

1. Benda asing dan bahan yang merangsang harus lekas dihilangkan. Erosi kornea yang sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.

2. Pemberian sikloplegika

Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena bekerjannya lama 1-2 minggu. Efek kerja atropin adalah sebagai berikut :

Sedatif, menghilangkan rasa sakit

Dekongestif, menurunkan tanda radang

Menyebabkan paralise m.siliaris dan m.konstriktor pupil. Dengan lumpuhnya m.siliaris mata tidak mempunyai daya akomodasi sehingga mata dalam keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya m.konstriktor pupil, terjadi midriasis, sehingga sinekia posterior yang telah terjadi dapat dilepaskan dan dicegah pembentukan sinekia posterior yang baru.

3. Antibiotik

Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas dapat diberikan sebagai salep, tetes.

4. Bedah

Tindakan bedah meliputi

Tarsorafi lateral atau medial

Tissue adhesive atau graft amnion multilayer

Flap konjungtiva

Patch graft dengan flap konjungtiva

Fascia lata graft

Analisis Kasus

Pada laporan kasus ini, pasien didiagnosis ulkus kornea sentral et causa suspek bacterial berdasarkan data dasar yang didapatkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik sebagai berikut

Pada anamnesis didapatkan keluhan terdapat putih-putih di manik mata kiri disertai mata merah, berair dan pandangan kabur.Pada pemeriksaan fisik pada OS didapatkan conjungtiva bulbi mixed injection, sekret mukopurulen, kornea udem, terdapat ulkus pada kornea dengan diameter 4x9 mm, sentral, tepi tidak rata, berbatas tegas, warna putih keabu-abuan dengan bagian tengah berwarna bening, kedalaman sampai 2/3 superfisial, terdapat infiltrat, tes fluorescein positif. Fundus refleks negatif karena terdapat kekeruhan media refrakta yaitu kornea. Tidak didapatkannya lesi satelit menyingkirkan etiologi karena jamur. sensibilitas kornea masih normal sehingga menyingkirkan etiologi viral yang biasanya menyebabkan penurunan sensibilitas kornea. Oleh karena itu ulkus kornea pada kasus ini dicurigai disebabkan infeksi bakteri.Pada kasus ini pasien disarankan untuk rawat inap, dan diberikan terapi berupa acetazolamide untuk menurunkan tekanan intra okular untuk mencegah terjadinya perforasi. Pasien diberikan juga sulfas atropine sebagai sikloplegik untuk mengistirahatkan mata dan mencegah terbentuknya sinekia. Pasien diberikan fortified antibiotic cefazolin dan gentamisin untuk menangani infeksi sebelum didapatkan hasil kultur dan tes sensitivitas dari scrapping kornea. Hal ini diperlukan untuk mencegah infeksi berkembang lebih lanjut dan mengakibatkan berbagai komplikasi.DAFTAR PUSTAKA1. PERDAMI, Panduan Menejemen Klinis PERDAMI, Jakarta : PP PERDAMI, 2006.2. Anonimous. 2007. Ulkus Kornea. Dikutip dari www.medicastore.com.3. Vaughan D.2000. Opthalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika : Jakarta.4. Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI : Jakarta.5. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.2002. Ulkus Kornea dalam : Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke2. Penerbit Sagung Seto: Jakarta.6. Anonymous, Corneal Ulcer. Dikutip dari www.HealthCare.com. 2007-04-14Lensa keruh tidak merata

Lensa keruh tidak merata

2