62
KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans DINDA FITRI AYUNANI 171310012 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2020

KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

KARYA TULIS ILMIAH

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa

oleifera) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida

albicans

DINDA FITRI AYUNANI

171310012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2020

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

i

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera

lamk) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR

Candida albicans

(Studi di Laboratorium Mikrobiologi STIKes ICMe Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

DINDA FITRI AYUNANI

171310012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2020

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

ii

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa

oleifera) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida

albicans

(Studi di Laboratorium Mikrobiologi STIKes ICMe Jombang)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai satu syarat memenuhi persyaratan menyelesaikan

studi program Diploma III Analis Kesehatan.

Dinda Fitri Ayunani

171310012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2020

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

iii

ABSTRACT

TESTING EFFECTIVENESS OF Moringa Leaves (moringa

oleifera) EXTRACT ON THE GROWTH OF candida albicans fungi

By:

Dinda Fitri Ayunani

Moringa leaves can be used to treat fungal infections. This study aims to

determine the extract of moringa leaves (moringa oleifera) against the inhinition

of growth of the Candida albicans fungus. Moringa leaves were extracted by

marecations method using 96% ethanol solvent. The research was divided into 5

treatments, namely positive control using ketoconazole, negative control, and

various concentrations of moringa leaf extracts of 30%, 50% and 75%. Teasting

the inhibitions of fungal growth using disc diffusion. The result of teasting the

effectiveness of moringa leaf extract (moringa oleifera) on the growth of the

Candida albicans fungus at all concentrations did nit form an inhibition zone. The

conclucion of this study, moringa leaf extract (moringa oleifera) could not inhibit

the growth of the Candida albicans fungus.

Keyword: Candida albicans, anti fungi, Moringa leaves (moringa oleifera)

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

iv

ABSTRAK

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KELOR (moringa

oleifera) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida

albicans

Oleh: Dinda Fitri Ayunani

Daun kelor dapat digunakan untuk mengobati infeksi jamur. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui ekstrak daun kelor ( moringa oleifera) terhadap daya

hambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Daun kelor diekstraksi dengan

metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penelitian dibagi dalam 5 kali

perlakuan yaitu kontrol positif mengunakan ketoconazole, kontrol negatif, dan

berbagai konsentrasi ekstrak daun kelor 30%, 50% dan 75%. Pengujian daya

hambat pertumbuhan jamur dilakukan dengan. Metode difusi cakram. Hasil uji

efektivitas eksatrak daun kelor (moringa oleifera) terhadap pertumbuhan jamur

Candida albicans pada semua konsentrasi tidak membentuk zona hambat.

Kesimpulan pada penelitian ini ekstrak daun kelor (moringa oleifera) tidak

menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.

Kata kunci : Candida albicans, anti fungi daun kelor (moringa oleifera)

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

v

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

vi

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

vii

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

viii

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bojonegoro pada tanggal 17 Februari 1997 dari pasangan

Bapak Kasim dan Ibu Samilah, anak ke-dua dari dua bersaudara. Pada tahun 2010

penulis lulus pendidikan TK BHAYANGKARI. Tahun 2013 penulis lulus dari

SMP NEGRI 2 PADANGAN. Tahun 2016 penulis lulus dari SMA NEGERI 1

PADANGAN. Tahun 2017 penulis lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia

Medika Jombang lulus pada tahun 2020. Penulis memilih program studi Diploma

III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes Insan

Cendekia Medika Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 18 Agustus 2020

Dinda Fitri Ayunani

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

x

MOTTO

SUKSES ADALAH SAAT PERSIAPAN DAN KESEMPATAN BERTEMU

(BOBBY UNSE)

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

xi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan kemudahannya dan karunia-NYAyang diberikan Allah SWT,

Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Ku perasembahkan Karya Tulis Ilmiah

ini untuk :

1. “Bapak dan Ibuku” yang telah mendoakan, menyayangi, membimbing dan

senantiasa mendukung setiap langkahku.Inilah hasil karya yang mampu

anakmu persembahkan untuk membuatmu tersenyum bangga.

2. “Kakak, dan teman-teman ku dirumah” Muslikotim, Nisa, Indy, Fuzanul,

Andini, Devita.Terimakasih telah menyemangti memotivasi dan

membuatku tidak patah semangat ketika ku mulai tidak semangat lagi dan

mengeluh serta terimakasih dukungan yang tiada habisnya.

3. Pembimbing utama dan pembimbing anggota (Bapak H. Imam Fatoni, S.KM.,

MM., Ibu Ucik Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep) yang telah memberi

bimbingan dengan penuh kesabaran.

4. Seluruh Dosen-Dosen STIKes ICMe Jombang, terutama Dosen-Dosen D3-

Analis Kesehatan yang telah memberi bimbingan dengan penuh

kesabaran.

5. Teman-teman kos yang sudah menemani hari-hariku, atas kebersamaan

dan kekompakan kita tidak akan aku lupakan.

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas

segala limpahan berkat dan karunia-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini berhasil

diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Judul dalam penelitian ini

adalah “Efektifitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera lamk) Terhadap

Pertumbuhan Jamur Candida albicans”. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan

sebagai salah satu syarat dalam penelitian yang dilakukan penulis untuk

menyelesaikan program studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe

Jombang. Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka

Karya Tulis Ilmiah ini tidak bisa terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Imam Fatoni, S.KM., MM selaku Ketua STIKes ICMe Jombang,

2. Ibu Sri Sayekti, S.si., M.Ked selaku Koprodi D-III Analis Kesehatan,

3. Bapak H. Imam Fathoni, S.KM., MM selaku pembimbing utama dan

4. Ibu Ucik Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing anggota.

Penulis menyadari bawah Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna, oleh sebab

itu kritik dan saran sangat penulis perlukan guna menambah pengetahuan dan

manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Jombang, 18 Agustus 2020

Dinda Fitri Ayunani

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ vii

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................ viii

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... ix

MOTTO ........................................................................................................... x

PERSEMBAHAN ............................................................................................ xi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

1.4Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5

2.1 Tujuan Umum Tentang Daun Kelor ( Moringa oleifera ) ........................ 5

2.1.1 Daun kelor .................................................................................... 5

2.1.2 Tanaman multiguna berkhasiat obat ............................................. 5

2.1.3 Kandungan daun kelor .................................................................. 6

2.1.4 Manfaat daun kelor ....................................................................... 7

2.1.5 Khasiat penyembuhan daun kelor ................................................. 8

2.2 Tujuan Umum Tentang Candida albicans ................................................. 10

2.2.1 Klasifikasi Candida albicans ........................................................ 10

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

xiv

2.2.2 Morfologi Candida albicans ........................................................ 10

2.2.3 Patogenitas Candida. albicans ..................................................... 11

2.2.4 Metode ekstraksi ............................................................................ 11

2.2.5 Pengujian antifungi ........................................................................ 13

2.2.6 Faktor pengaruh pertumbuhan jamur Candida albicans ............... 13

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ......................................................... 16

3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 16

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual .............................................................. 17

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................. 18

4.1 Jenis dan Rancangan penelitian ................................................................. 18

4.2 Waktu dan Tempat penelitian ................................................................... 18

4.3 Populasi Penelitian, Sampling, dan Sampel ............................................... 18

4.4 Kerangka Kerja ......................................................................................... 19

4.5 Variabel Definisi Oprasional ..................................................................... 20

4.6 Pengumpulan Data .................................................................................... 21

4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................... 27

4.8 Etika Penelitian ......................................................................................... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 29

5.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 29

5.2 Pembahasan ................................................................................................ 30

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 33

6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 33

6.2 Saran ........................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

xv

DAFTAR TABEL

Table 4.1 Definisi oprasional variabel peneliti ...................................................... 24

Table 4.6.1 Alat Penelitian ..................................................................................... 25

Tabel 4.4 Bahan Penelitian .................................................................................... 25

Table 4.2 komposisi Ekstrak Daun Kelor Moringa oleifera dan Etanol ............... 26

Table 5.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 37

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Tanaman Daun Kelor (moringa oleifera) .......................................................... 7

3.1 Kerangka Konseptual ....................................................................................... 19

4.4 Kerangka Kerja ................................................................................................ 22

5.1 pengamatan zona hambat anti jamur ................................................................ 34

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 gambar hasil penelitian

Lampiran 2 dokumentasi penelitian

Lampiran 3 lembar konsultasi

Lampiran 4 keterangan penelitian

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

xviii

DAFTAR SINGKATAN

BaCl22H2O : Barium klorida

BHIB : Brian heart infusion broth

CFU : Colony forming units

H2SO4 : Asam sulfat

KBM : Kadar bunuh minimum

KHM : Kadar hambat minimum

MBC : Minimum bactericidal concentration

NaCL : Natrium klorida

PDA : Potato dextrose agar

PH : Power of hydrogen

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar tumbuhan di Indonesia bisa digunakan bagaikan tumbuhan

obat. Salah satu contoh tumbuhan obat Indonesia telah lama digunakan

merupakan tumbuhan kelor. Kelor merupakan spesies family moringaceae yang

sangat banyak ditanam bagian tumbuhan kelor sudah teruji bagaikan bahan

antimikroba antara lain daun, biji, bunga, akar dan kulit kayu. Daun kelor

mengandung prerigospermin yang bersifat merangsang kulit sehingga bisa

menyembuhkan kelemahan anggota tubuh semacam tangan serta kaki bila daun

kelor dilumatkan, hingga bisa menguriangi rasa perih karena bersifat analgesik.

Buahnya efektif bagi anti mikroba, antinflamasi, melindungi kesehatan reproduksi

kelor pula kaya akan sumber antioksidan yang baik sebab memiliki bermacam tipe

senyawa semacam asam askorbar, flavonoid, phenolic dan karotenoid.

Tingginya konsentersi asam askorbat, zat estrogen, dan β-sitosterol, besi,

kalsium, fosfor, tembaga, vitamin A, B dan C, α-tokoferol, riboflavin, nikotin,

asam folat, piridoksin, β-karoten, protein, dan khususnya asam amino esensial

semacam metionin, sistin, triptofan serta lisin terdapat dalam daun serta polong

membuatnya menjadi suplemen makanan yang nyaris sempurna. Pada penelitian

sebelumnya juga dipapakan kalau daun kelor memiliki senyawa metabolit

sekunder flavonoid, alkaloid, fenol yang pula membatasi kegiatan kuman

(Pandey, dkk. 2012). Infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme di

jaringan menimbulkan reaksi pertahanan tubuh penjamu. salah satu infeksi yang

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

2

sering terjadi adalah infeksi jamur, seperti Candida albicans yang merupakan

flora normal dalam tubuh manusia. Infeksi Candida albicans dapat bersifat primer

maupun sekunder, tergantung faktor predisposisi dari penjamu itu sendiri.

Infeksi Candida albicans pada manusia biasanya disebut kandidiasis.

Kandidiasis terjadi di seluruh dunia dan menyerang segala usia, baik pria

maupun wanita. Candida dapat pempengaruhi area kelamin, mulut, kulit, dan

darah. Jamur merupakan salah satu pemicu infeksi pada penyakit paling utama di

negara tropis. Hawa tropis dengan kelembapan yang tinggi di Indonesia sangat

mendukung perkembangan jamur. Salah satu jamur patogen pada manusia adalah

Candida albicans. Jamur Candida albicans hidup bagaikan saprofit pada selaput

lendir mulut, vagina dan saluran pencernaan kondisi tertentu dapat menyebabkan

Candida albicans menjadi pathogen akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh

dengan tumbuh terlalu cepat dan membebaskan zat berbahaya (Campbell et al.,

2013).

Ketika kondisi inang Candida albicans jadi lemah sebab sesuatu penyakit

semacam pneumonia ataupun bila kuman saingannya tertekan semacam

penyembuhan antibiotik yang berlanjut Candida albicans bisa menimbulkan

infeksi. Candida albicans menimbulkan suatu peradangan yang disebut

kandidiasis. Infeksi yang lebih gawat bisa menyerang jantung (endokarditis) darah

(septisemia) serta otak (meningitis) (Pelczar dan Chan, 2005). Berdasarkan uraian

dalam latar belakang perlu melakukan penelitian untuk mengetahui daya hambat

ekstrak daun kelor (moringa oleifera) sebagai antifungi Candida albicans.

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana ektrak daun kelor (moringa oleifera lamk) terhadap pertumbuhan

jamur Candida albicans pada konsentrasi (30%, 50% dan 75%)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui efektivitas ekstrak daun kelor (moringa oleifera lamk) pada

pertumbuhan candida albicans

1.3.2 Tujuan khusus

Untuk mengetahui uji efektivitas ekstrak daun kelor (moringa oleifera)

terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dengan berbagai konsentrasi yaitu

30%, 50% dan 75%.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Mengetahui efektivitas ekstrak daun kelor (moringa oleifera) pada

pertumbuhan Candida albicans yang tumbuh di Laboratorium Mikrobiologi

STIkes ICMe Jombang.

1.4.2 Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini bisa jadi acuan, bahan rujukan serta dasar riset lebih lanjut

mengenai efektivitas ekstrak daun kelor (moringa oleifera) terhadap pertumbuhan

jamur Candida albicans di Laboraturium Mikrobiologi STIkes ICMe Jombang.

b. Bagi Instansi Pendidikan

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

4

Penelitian ini dapat dijadikan bagian penunjang pendidikan dalam praktikum

mengenai efektivitas ekstrak daun kelor (moringa oleifera) terhadap Candida

albican.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai masukkan bagi masyarakat bahwa Candida albicans merupakan

jamur penyebab penyakit sehingga diharapkan masyarakat meningkatkan sanitasi

dan menjaga kebersihan lingkungan.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelor (Moringa oleifera lamk)

2.1.1 Deskripsi/ taksonomi (tumbuhan kelor)

Kigdom : Plantae

Devisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Brassicales

Family : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : moringa oleifera lamk.

2.1.2 Daun kelor

Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tumbuhan multiguna serta efektif,

daun kelor memiliki senyawa alami yang lebih banyak serta beragam

dibandingkan jenis tumbuhan yang lainnya. Tumbuhan kelor sudah diketahui

sepanjang abad sebagai tumbuhan multiguna, padat nutrisi serta berkhasiat obat.

Memiliki senyawa alami yang lebih banyak dan beragam dibanding tipe

tumbuhan lain yang terdapat. Tumbuhan kelor memiliki 46 anti oksidan kuat yang

melindungi tubuh dari radikal bebas, memiliki 18 asam amino (8 antara lain

esensial) yang diperlukan tubuh untuk membangun sel baru, 36 senyawa anti

inflamasi, serta 90 nutrisi alami seperti vitamin dan mineral. Tumbuhan kelor

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

6

sudah jadi salah satu herbal yang paling banyak dipelajari di Filipina, India,

Afrika, Eropa, dan Amerika Serikat (Krisnadi, 2015).

Gambar 2.1 daun kelor (moringa oleifera)

2.1.3 Manfaat daun kelor

Tanaman kelor (moringa oleifera), selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan

juga selain bahan pengobatan karena mengandung senyawa antioksidan alami

seperti asam fenol dan flavonoid (Bhanger and Shahid, 2006). Beberapa penelitian

secara in vitro mempublikasikan pengobatan ekstrak daun dan biji (moringa

oleifera), sebagai obat herbal. Ekstrak daun dan biji (moringa oleifera)

mengandung minyak esensial dan kandungan senyawa utama sebagai antijamur

(Ping-Hsien et al., 2005). Daunnya yang kaya akan nutrisi merupakan sumber

beta karoten, vitamin C, besi, dan potassium. Umumnya masyarakat yang rajin

mengkonsumsi kelor (moringa oleifera) dapat memenuhi kekurangan gizi dalam

tubuh (Krisnadi, 2015).

2.1.4 Manfaat daun kelor

Dari kandungan yang terdapat dari daun kelor ada beberapa manfaat yang

terdapat pada daun kelor diantaranya adalah:

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

7

1. Anti inflamasi: Kelor memiliki fungsi penyembuhan karena memiliki

kalsium serta fosfor kandungan mineral serta vitamin sangat besar dibandingkan

dengan sayuran lainnya.

2. Menurunkan kolestrol jahat: Kelebihan kolestrol bisa memicu berbagai

penyakit, tingginya kandungan kolestrol dipicu oleh pola makan yang kurang

sehat serta ditambah faktor psikologis seperti lelah. Hormon adrenalin serta

kostisol bisa merangsang produksi kolestrol dalam tubuh daun kelor memiliki

pterigospermin yang memicu kulit sehingga bisa berperan menghangatkan badan.

Bila daun kelor dilumat serta dibalur akan mengurangi rasa perih (Krisnadi, 2015)

3. Menyembuhkan penyakit hepatitis: Hepatitis ataupun radang hati dapat

berbentuk kelinan peoses akut dan kronis hepatitis akut bila peradangan hanya

berlangsung pendek serta dianggap kronis apabila hingga lebih dari 6 bulan proses

masih terus berlangsung baik berbentuk peradangan. Hepatitis dapat berlanjut

menjadi sirosis hati, hepatoma atau karsinoma hati primer gagal hati (Wahyuni,

2013). Hepatitis dapat dipulihkan dengan ekstrak daun kelor (moringa oleifera

lmak). Daun kelor (moringa oleifera lmak) memiliki zat kimia, semacam minyak

behen, minyak terbang, emulsion, alkalorida, pahit tidak beracun serta vitamin A,

B1, B2, serta C. tidak hanya itu kelor pula memiliki lebih dari 90 nutrisi 48 tipe

antioksidan alami terbaik, mempunyai sumber serat terbaik, kandungan

betakarotine 4 kali lipat lebih besar dari wortel juga terdapat bahan minyak omega

3 dan klorofil (Wahyuni, 2013).

2.1.5 Khasiat penyembuhan daun kelor

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

8

Menurut Fahey (2005) Seluruh bagian dari tumbuhan kelor diketahui

mempunyai dampak pengobatan ataupun bisa menangulangi permasalahan

kesehatan berikut ini:

1. Anti-bakteri

2. Infeksi

3. Peradangan saluran kemih

4. Epstien-bar virus (EBV)

5. Herpes simplex virus (HSV-1)

6. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

7. Cacingan

8. Trypanosomes

9. Bronchitis

10. Cidera luar ataupun borok

11. Demam

12. Hati

13. Anti-tumor

14. Prostat

15. Pelindung hati serta ginjal

16. Anti-Anemia

17. Anti- hipertensi

18. Diabet/hypogclycemia

19. Diuretik

20. Rematik

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

9

Begitu banyak laporan hasil riset yang menampilkan bahwa tumbuhan kelor

memanglah teruji secara ilmiah mempunyai kaisat pengobatan.

2.2 Candida albicans

2.2.1 Klasifikasi Candida albicans

Divisio : Thallophyta

Subdivisio : Fungi

Classis : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Familia : Cryptococcaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

(Frobisher dan Fuerst’s, 1983)

2.2.2 Morfologi Candida albicans

Candida albicans merupakan jamur yang memiliki karakteristik oval atau

lonjong (yeast), dimensi 2-3x4-6µm, bertunas serta menciptakan pseudomicelium

baik dalam biakan ataupun dalam jaringan serta eksudat. Pada media agar

sabouraud yang ditaruh di temperatur kamar, membentuk koloni halus berwarna

coklat berbau semacam ragi. Bagian permukaan terdiri atas sel bertunas lonjong

serta bagian bawahnya terdiri atas pseudomiselium yang terdiri atas pseudohifa

berupa blastoconidia pada ujungnya. Ragi ini ialah flora normal selaput mukosa

yang masih hidup di saluran pernafasan ( Jawetz, et al.,1996)

2.2.3 Patogenitas Candida. Albicans

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

10

Berbentuk blastospora dari Candida yang tumbuh ke selaput mukosa atau

lapisan epitel kulit adalah gejala terjadi adanya infeksi, sebelum terbentuknya

pseudohifa dan filament. Penyebaran Candida albicans ke organ visceral terjadi

secara merata (Seodarmo, et al., 2008). Candida dapat masuk ke banyak organ

seperti selaput otak melalui aliran darah, selain itu faktor imunitas yang menurun

memicu cepatnya pertumbuhan jamur tersebut seperti pada pasien dengan

penderita kanker (Jawetz, et al., 1996).

2.2.4 Metode Ekstrak

Ekastraksi adalah penyairan zat yang efektif ataupun zat aktif tumbuhan obat

hewan serta sebagian tipe tercantum biota laut. Zat aktif disebut di dalam sel,

tetapi sel tumbuhan serta hewan berbeda demikian pula dengan ketebalannya,

hingga diperlukan tata cara ekstraksi serta pelarut dalam mengestraksikan

(Rusmiati, 2010). Sebagian dasar tata cara ekstraksi yang dipaparkan dalam harian

sebagai berikut:

1. Infundasi

Infundasi merupakan proses pencairan umum digunakan untuk mencari bahan

nabati yang aktif terkandung larut dalam air.

2. Maserasi

Proses ekstrakan simplisia dengan memakai pelarut dengan sebagian kali

pengadukkan agar menarik menarik zat efektif tahan pemanasan ataupun yang

tidak tahan panas. Teknologi meserasi dengan prinsip tata cara pencapaian

konsentrasi pada penyeimbang. Maserasi dicoba dalam sebagian kali pengocokan

ataupun pengadukkan pada temperatur ruangan ataupun kamar. Pengerjaan yang

lama serta penyairan kurang sempurna merupakan kerugiannya. Secara teknologi

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

11

tercantum ekstraksi dengan prinsip tata cara pencapaian konsentrasi pada

penyeimbang. Meserasi kinetik berarti dicoba pengulangan akumulasi pelarut

sehabis dicoba pencairan maserasi awal, serta seterusnya.

3. Prelokasi

Ekstrak dengan pelarut yang baru serta sempurna biasanya dilakukan dengan

temperatur ruang. Prinsip prekolasi merupakan menempatkan serbuk simplisia

pada suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori.

4. Refluksi

Ekstrak dengan pelarut pada temperatur buat didihannya sepanjang waktu

tertentu dalam jumlah pelarut yang terbats relative konsentrasi dengan terdapatnya

pendingin dinding biasanya penanggulangan dicoba pada proses residu awal

sampai 3-5 kali sehingga bisa tercantum proses ekstraksi sempurna.

5. Sokletasi

Ekstraksi dengan memakai pelarut yang baru biasanya dicoba dengan alat

khusus sehingga terjadi ekstrasi selanjutnya dengan jumlah pelarut yang relativ

konstan dengan adanya pendingin bilik.

2.2.5 Pengujian anti fungi

Uji anti jamur bertujuan untuk mengukur perkembangan pertumbuhan jamur

terhadap agen mikroba, sehingga tujuan dari uji ini merupakan bisa dikenal sistem

penyembuhan yang efisien serta efektif terdapat bermacam bagian uji metode

dilusi (Pratiwi, 2008).

1. Difusi Agar

Media yang dipakai adalah PDA (potato dextrose agar) dan Nutrient Agar.

Pada metode difusi ini ada beberapa metode yaitu:

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

12

a. Metode Kirby Bauer

Sebagian koloni jamur dari pertumbuhan 24 jam diambil disuspensikan ke

dalam 0,5 ml BHIB, diinkubasikan 5-8 jam pada 37oC. Suspensi ditambahkan

aquades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standart konsentrasi jamur

108CFU/ml. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi jamur kemudian

ditekan pada didinding tabung sampai kapasnya tidak terlalu basah, kemudian

dioleskan pada permukaan media supaya rata. Kemudian diletakkan kertas Samir

(disk) yang memiliki antijamur di antaranya, diinkubasikan pada 37oC selama 18-

24 jam. Hasilnya dibaca pada Zona Radikal yaitu suatu wilayah disekitar disk di

mana pertumbuhan bakteri diukur dengan mengukur diameter dari zona radikal.

Zona radikal yaitu suatu daerah disekitar disk dimana perkembangan jamur

dihambat oleh antijamur, namun tidak dimatikan.

b. Metode Sumuran

Bebarapa koloni jamur dari perkembangan` 24 jam pada media agar diambil,

disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHIB, diinkubasikan 5-8 jam pada 37oC. Suspensi

ditambah akuades steril sehingga kekruhan sesuai dengan standar konsentrasi

bakteri 108 CFU/ml. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi jamur lalu

ditekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, setelah

dioleskan pada permukaan media agar hingga rata. Media agar dibuat sumuran

diteteskan larutan antijamur, diinkubasi pada 37oC selama 18-24 jam. Hasilnya

dibaca seperti cara Kirby Bauer.

c. Metode Pour Plate

Beberapa koloni jamur dari perkembangan 24 jam pada media supaya

diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHIB, diinkubasikan 4-8 jam pada 37oC.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

13

Susupensi ditambah akuadest steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan

standart konsentrasi jamur

2. Metode dilusi

a. Dilusi cair

Metode dilakukan untuk mengukur MIC (minimum inhibitory concentration)

atau KHM (kadar hambat minimum) dan MBC (minimum bactericidal

concentration) atau KBM (kadar bunuh minumim). Caranya dengan membuat

variasi pengenceran agen antimokroba pada media cair yang ditambahkan dengan

jamur uji larutan uji agen mikroba dengan kadar terkecil digunakan sebagai KHM.

Larutan tersebut kemudian dikultur pada media cair tanpa jamur uji kemudian di

inkubsi media cair bening yang telah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM.

b. Dilusi padat

Metode ini sama dengan metode dilusi cair namun menggunakan media

padat. Keuntungan merupakan salah satu konsentrasi media antijamur dapat

digunakan untuk menguji beberapa jamur uji (Pratiwi, 2008).

2.5.6 Faktor yang mempengarui pertumbuhan jamur Candida albicans

Jamur Candida albicans tumbuh dengan cepat pada medium agar sederhana

yang mengandung peptone, dextrose, maltose atau sucrose dan dalam media

mengandung karbohidrat yang dapat difermentasikan dan sedikit suasana aerob

dengan penambahan nitrogen yang berlebih dalam media, pseudohifa, blastospora,

dan chlamidospora pada kondisi tertentu dapat tumbuh dengan baik. (Bhavan et

al., 2010; Böttcher et al., 2016).

Selain tercukupinya nutrien, pertumbuhan dan perkembangan jamur juga

membutuhkan faktor lingkungan yang sesuai, seperti pH dan suhu. Pada pH asam

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

14

jamur Candida albicans tumbuh secara optimal, meskipun kondisi pH netral

pertumbuhannya juga masih baik hal ini diperlukan untuk virulensi dari jamur

Candida albicans itu sendiri. Jamur dapat tumbuh optimal dalam perbenihan pada

suhu kisaran 25˚C dan masih dapat tumbuh pada suhu 40˚C (Karam et al., 2012;

Nadeem et al., 2013; Mukaremera, 2017).

Selain itu, waktu inkubasi dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur Candida

albicans. Waktu inkubasi selama 16 jam akan diperoleh pertumbuhan maksimal

dari jamur Candida albicans dan jamur masih dapat tumbuh sampai 56 jam

pengeraman (Karam et al., 2012). Kelembaban juga juga mempengaruhi

pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitain Böttcher et al., (2016) bahwa

suhu 27 ° C selama 7 hari dalam kegelapan merangsang pembentukan

klamidospora jamur Candida albicans.

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

15

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual efektivitas ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap

pertumbuhan jamur Candida albicans

Keterangan:

Variable diteliti :

Variable tidak diteliti :

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep

Daun kelor (Moringa oleifera lamk) adalah salah satu tanaman obat Indonesia

yang sudah lama digunakan karena tanaman daun kelor telah terbukti sebagai

Daun kelor (moringa oliefera lamk)

daun bunga

batang buah akar

ekstraksi

difusi

Candida

albicans

daya hambat

Tidak

terbentuk zona

hambat

Terbentuk zona

hambat

filtrat

Kandungan daun kelor

(moringa oliefera

lamk):

1. Tannin

2. Saponoid

3. Flavonoid

dilusi

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

16

bahan anti mikroba diantaranya daun, biji, bunga, akar, dan kulit kayu.

Kandungan kimia daun kelor (Moringa oleifera lamk) mengandung fenol,

flavonoid, steroid, triterpen, fenolik, dan minyak adsiri, asam anankardat dan

tatrol, saponin, tannin, alkaloid, steroid, triterpenoid dan glikosida. Berdasarkan

senyawa terdapat pada daun kelor (Moringa oleifera lamk) seperti tannin,

saponin, dan flavonoid yang telah banyak ditemukan. Daun kelor (Moringa

oleifera lmak) diambil dijadikan ekstraksi kemudian difiltrasi mengandung

senyawa tannin, saponin, dan flavonoid.

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

4.1.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yakni mengambarkan atau

memaparkan suatu keadaan fenomena penelitian yang ada dengan prosedur ilmiah

dalam menjawab masalah.

4.1.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan bangun eksperimental sederhana

menggunakan metode maserasi untuk membuat ekstrak daun kelor konsentrasi

30%, 50% dan 75%, bertujuan untuk mengetahui ada zona hambat terhadap

Candida albicans.

4.2 Waktu dan Tempat penelitian

4.2.1 Waktu penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan di awali dari perencanaan penyusunan

laporan akhir sejak bulan Januari 2020 sampai dengan bulan Agustus 2020.

4.2.2 Tempat penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di laboraturium mikrobiologi program studi

D3 Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang Jalan Halmahera no.33 Kaliwungu

Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur.

4.3 Populasi Penelitian, Sampling Dan Sampel

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

18

4.3.1 Sampel

Sampel disini adalah daun kelor (moringa oleifera) yang akan digunakan

dengan mengambil dari satu pohon kemudian di timbang kemudian dikeringkan

dan ditumbuk hingga halus, setelah halus ditimbang dan dilarutkan dengan etanol

selama 3 hari.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur Candida albicans

yang di peroleh dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, dan untuk

sampel daun kelor (moringa oleifera) yang di ambil dari satu pohon

4.3.2 Sampling

Penelitian ini menggunakan 1 sampling pohon saja kemudian ditimbang daun

kelor (moringa oleifera) sebanyak 1000 gram keringkan selama 2 hari kemudian

ditumbuk hingga halus, timbang sebanyak 13 gram larutkan dalam etanol 96%

sebanyak 500 ml maserasi selama 3 hari lakukan pengecekan setelah 24 jam.

4.3.3 Besar sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan 3 kali

pengulangan pemeriksaan, dengan menggunakan rumus (r-1) (t-1) ≥ 15

4.4 Kerangka Kerja (Frame work)

Kerangka kerja merupakan uraisn dalam melakukan penelitian dimulai dari

penentuan masalah hingga penyusunan laporan akhir:

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

19

4.5 Variabel Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terbagai menjadi dua yaitu

variabel bebas, ekstrak daun kelor (moringa oleifera) dengan konsentrasi 30%,

50% dan 75% dan variabel terikat pertumbuhan jamur Candida albicans dengan

metode difusi cakram.

4.5.2 Definisi operasional

Definisi operasional merupakan uraian rinci variabel yang akan diteliti oleh

peneliti secara operasional di lapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang akan

Penarikan kesimpulan dan saran

Penentuan

penyusunan

Jamur (candida

albicans)

Laboraturium

Mikrobologi Stikes

Icme

Jenis

penelitian Pengolahan data dan

analisis data tabulating,

editing

Penyusunan

laporan akhir

Penarikan kesimpulan

dan saran

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

20

diteliti serta pengembangan instrument (alat ukur), sehingga pengertian variable

yang diteliti menjadi terbatas dan peneliti lebih fokus.

Definisi operasional, instrument penelitian, cara mengukur, hasil pengukuran,

dan skala data setiap variable pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 4.1 Definisi Oprasional variabel penelitian

No Variable Definisi

oprasional

Hasil Metode

pengukuran

Kriteria

1 Ekstrak daun

kelor

(moringa

oleifera)

Ekstrak daun

kelor (moringa

oleifera)

merupakan

komponen aktif

yang

terkandung

dalam tanaman

dan daun kelor

(moringa

oleifera)

melalui

pengolahan

dengan pelarut

etanol 96%

Konsentrasi

ekstrak 30%,

50% dan

75%

Metode

pengukuran yang

digunakan untuk

mendapatkan

konsentrasi 30%,

50%, dan 75%

dengan

menggunakan

rumus

perhitungan

M1.V1=V2.M2

Rasio

2 Uji daya

hambat

ekstrak daun

kelor

(moringa

oleifera)

terhadap

pertumbuhan

jamur

Candida

albicans

Pertumbuhan

jamur

Positif (+)

membentuk

zona hambat

Negatif (-)

tidak

membentuk

zona hambat

Metode biakan

PDA (potato

dextrose agar)

untuk

pertumbuhan

jamur dan

mengamati ada

tidaknya daya

hambat dengan

kontrol positif

dan negatif,

pengukuran

mengunakan

pengaris mm atau

yang lain.

Nominal

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

21

4.6 Pengumpulan Data

4.6.1 Instrumen penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010). Pada uji efektivitas ekstrak daun kelor

(moringa oleifera) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans mengunakan

metode difusi cakram dengan alat dan bahan yang digunakan:

1. Alat dan bahan

a. Alat:

1. Cawan petri

2. Tabung reaksi

3. Autoclave

4. Incubator

5. Pipet volume

6. Bunsen

7. Blender

8. Baker glas

9. Gelas ukur

b. Bahan:

1. Ekstrak daun kelor (moringa oleifera lamk)

2. Isolate jamur Candida albicans

3. Ethanol 96%

4. Aquadest steril

5. Alkohol

6. Media PDA

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

22

7. Kertas cakram

8. Antifungi tablet

4.6.3 Prosedur penelitian

a. Sterilisasi alat

Semua alat yang akan digunakan untuk penelitian sebelum digunakan harus dicuci

terlebih dahulu, kemudian dikeringkan setelah itu dibungkus dengan kertas lalu

dioven dengan suhu 180oC selama 1 jam

a. Pembuatan ekstrak daun kelor

(moringa oleifera lmak) dengan cara ekstraksi meserasi. Sebanyak 1000gram

daun kelor (moringa oleifera lamk) bersih dianginkan selama 2 hari hingga layu,

kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 50oC selama 48 jam. Daun yang

telah kering dihancurkan dengan blender sehingga diperoleh serbuk daun kelor.

Metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode maserasi dengan pelarut etanol.

Serbuk daun kelor 13 gr dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan direndam

etanol 96% sebanyak 500 ml selama 72 jam pada suhu kamar. Kemudian setelah

diinkubasi disaring dengan kain kasa dan kapas kemudian dipanaskan dengan

hotplate dengan suhu 60 0C sehingga diperoleh ekstrak kental dengan konsentrasi

yang efektif untuk menghambat Candida albicans.

b. Perlakuan potensi antibiotik secara difusi

Media PDA (potato dextrose agar) kurang lebih 10-15 ml dituang pada cawan

petri didiamkan sampai membeku. Kemudian biakan murni jamur 24 jam

disuspensikan dalam NaCl steril. Kemudian biakan murni diambil dan digoreskan

pada cawan petri sampai merata kertas cakram yang sudah dieramkan pada

antibiotik daun kelor (moringa oleifera lamk) yang sudah ditentukan

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

23

konsentrasinya (30%, 50% dan 75%) kertas cakram diletakkan pada media PDA

(potato dextrose agar) tersebut. Kemudian media tersebut diinkubasi selama 24

jam dengan suhu 37oC. Setelah 24 jam dihitung zona hambat disekitar paper disk.

c. Pembuatan media PDA (potato dextrose agar) untuk pertumbuhan jamur

Candida albicans

1) Menimbang media PDA (potato dextrose agar) sebanyak 5,85 gr

2) Memasukkan kedalam beaker glass

3) Menambahkan 150 ml aquades

4) Memindahkan ke erlenmeyer

5) Menghomogenkan dengan bantuan pemanasan dan pengandukkan

6) Menyesuaikan PH sesuai pentunjuk media (5,6±0,2) pada suhu 25oC

7) Melakukan strilisasi dengan autoclave ±121oC selama 15 menit

8) Menunggu suhu ± 50oC ( hangat kuku)

9) Menuangkan ke dalam capet atau erlenmeyer simpan kedalam kulkas

d. Pembuatan paper disk

Paper disk dibuat dengan kertas whatman, kemudian di sterilkan di oven dengan

suhu 180oC selama 1 jam.

e. Pembuatan suspensi jamur indikator

Suspensi jamur Candida. albicans dibuat dengan cara isolat khamir pada agar

miring diambil dengan menggunakan ose kemudian disuspensikan ke dalam

larutan NaCl 0,85% (b/v) lalu divortex dan disamakan kekeruhannya dengan

standar kekeruhan Mc Farland 1,0.

f. Pembuatan Standart Kekeruhan Larutan (larutan Mc farland)

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

24

Larutan H2SO4 0,36 N 9,95 ml dicampurkan dengan larutan BaCl22H2O 1,17%

sebanyak 0,05 ml dalam erlenmeyer. Kemudian dikocok sampai terbentuk larutan

yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai standart kekeruhan sespensi jamur uji

g. Pembuatan Konsentrasi Larutan

Cara pembuatan variasi konsentrasi ekstrak daun kelor (moringa oleifera lamk)

adalah dengan mencampurkan ekstrak kental hasil maserasi dan aquades steril

perbandingan volume ekstrak. Daun kelor (moringa oleifera) ditimbang lagi

sebanyak 13 gram dan dilarutkan dengan etanol 96% sebanyak 500ml selama 72

jam pada suhu kamar. Pemisahan residu dan filtrat dilakukan setiap 1 X 24 jam

selama 3 hari diselangi pengantian pelarut yang sama. Filtrat dikumpulkan dan

dipekatkan dengan menggunakan hot plate pada suhu 1000C dapat diperoleh

ekstrak kental. (Widyowati dkk., 2014).

V1.M1=V2.M2

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

25

Keterangan:

V1 = volume ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lamk) yang digunakan

M1 = konsentrasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lamk) yang akan dibuat.

V2 = volume ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lamk) yang akan dibuat

M2 = konsentrasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lamk) yang akan

diencerkan.

Tabel 4.2 Komposisi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lamk) dan aquadest

pada konsentrasi 30%, 50%,75% Konsentrasi (%) Jumlah Ekstrak (ml) Volume aquadest (ml)

75% 0.7 9,3 ml

50% 0,5 9,5 ml

30% 0,3 9,7 ml

1. Prosedur pengujian Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kelor

2. Media PDA (potato dextrose agar) pada cawan petri sebanyak 10-15 ml

ditunggu sampai memadat.

3. Siapkan suspensi jamur Candida albicans

4. Menggoreskan suspensi jamur dengan menggunakan kapas lidi steril,

diratakan dan dibiarkan 5-10 menit sehingga suspensi meresap

5. Celupkan paper disk pada ekstrak daun kelor (moringa oleifera lamk) pada

konsentrasi 75%, 50%, dan 30%

6. Meletakkan kertas cakram (paper disk) dengan pinset steril atur jarak pada

paper disk.

7. Lakukan kontrol negatif: kontrol Negatif = media potato dextrose agar +

aquadest

8. Lakukan kontrol Positif : Media potato dextrose agar + suspensi bakteri

kemudian digoreskan.

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

26

9. Bungkus cawan petri dengan menggunakan warp, kemudian inkubasi pada

suhu 37oC selama 24 jam

10. Amati ada tidaknya zona bening pada daerah sekitar paper disk.

1. Pencatatan hasil penelitian

1. Dokumentasi penelitian

2. Pelaporan hasil penelitian

4.7 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

4.7.1 Teknik pengolahan data

Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu:

a. Editing

Peninjauan ulang hasil penelitian dan pengamatan meliputi cara

b. Tabulating

Mengubah data tulis dalam bentuk table sebagai salah satu upaya dalam

mempermudah penyajian data.

c. Coding

Merupakan mengubah data dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi angka

atau bilangan (Notoatmodjo, 2010).

Cakram 1 C1

Cakram 2 C2

Cakram 3 C3

4.7.2 Analisis data

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

27

Aktivitas ilmiah untuk melakukan penelitian (analisis data) dilakukan dengan

mengukur variabel, indikator masalah apaabila fakta yang terjadi tidak sesuai

dengan fakta yang diharapkan. Hasil analisis deskriftif kemudian dijadikan dasar

untuk mengambil keputusan. Analisa data dilakukan setelah diharapkan hasil

terjadi atau tidaknya daya hambat dari ekstrak daun kelor. Teknik yang digunakan

yaitu analisis data secara deskriptif.

4.7 Etika Penelitian

Pemutusan rantai penularan infeksi dari peralatan mikrobiologi merupakn

salah satu kewajiban. Setelah peneliti menggunakan alat mikrobiologi kemudian

dilakukan dekontaminasi, pencucian dan pembilasan baik secara fisik maupun

kimia. Dekontaminasi merupakan salah satu cara menghilangkan kontaminasi

dengan desinfeksi dan streilisasi. Berikut ulasannya:

1) Menggunakan alat pelindung diri

2) Merendam seluruh peralatan dengan klorin 0,5% selama 20 menit

3) Mencuci dengan larutan detergent

4) Membilas dengan air dan diangin-anginkan samppai kering

5) Mendesinfeksi dengan alkohol kemudian di autoclave. (Irma S dan

Aryati,2017)

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

28

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi STIKes ICMe

Jombang dengan penguajian ekstrak daun kelor (moringa oleifera) terhadap

pertumbuhan jamur Candida albicans dengan metode difusi dan ekstraksi

meserasi. Di Laboratorium ini dilengkapi dengan alat dan bahan pendukung

praktikum mikologi diantranya yang dibutuhkan yaitu alat yang digunakan untuk

penanaman jamur dengan steril, Bunsen sebagai penanaman media PDA (Potato

dextrose agar) harus steril.

5.1.2 Hasil penelitian

Pengamatan daya hambat dilakukan dengan membaca zona bening yang

terbentuk di sekeliling cakram. Hasil uji daya hambat dapat dilihat pada tabel. 5.1

Tabel 5.1 Hasil pengamatan uji efektivitas ekstrak daun kelor (moringa oleifera)

terhadap pertumbuhan jamur candida albicans No

Konsentrasi % Pengamatan

waktu (jam)

Hasil pengamatan Interpretasi hasil

1 75 3 x 24 jam Terjadi pertumbuhan

jamur

Tidak mrmbentuk

zona hambat

2. 50 3 x 24 jam Terjadi pertumbuhan

jamur

Tidak membentuk

zona hambat

3 30 3 x 24 jam Terjadi pertumbuhan

jamur

Tidak membentuk

zona hambat

4 Kontrol positif 3 x 24 jam Membentuk zona

hambat

24 mm

5 Kontrol negatif 3 x 24 jam Terjadi pertumbuhan

jamur

Tidak membentuk

zona hambat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diatas pada tanggal 13-18 juli 2020 di

Laboratorium Mikrobiologi STIKes ICMe Jombang dengan konsentrasi ekstrak

etanol daun kelor (moringa oleifera) terhadap pertumbuhan jamur Candida

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

29

albicans konsentrasi 30%, 50% dan 75% tidak menunjukkan adanya zona hambat

(Tabel. 5.1)

5.1.3 Pembahasan

Daun kelor (Moringa oleifera lamk) merupakan tumbuhan multiguna dapat

digunakan untuk makanan, pengobatan dan keperluan industri. Secara khusus,

daunnya bisa dimakan segar dalam salad, dimasak, atau disimpan sebagai bubuk

kering selama beberapa bulan tanpa kehilangan nilai gizinya. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa daun kelor dapat menghambat aktivitas jamur, diantaranya

jamur Candida albicans (Oluduro, 2012; Al_husnan et al., 2016; Bhagwat et al.,

2017), meskipun belum didapatkan nilai konsentrasi hambat minimum diduga

karena variasi genetik dari tanaman kelor (Al husnan et al., 2016), Krisnadi,D.

(2015). Kelor Super Nutrisi, Kelorina.Com, Blora

Hasil penelitian pada ekstrak etanol daun kelor (moringa oleifera) konsentrasi

30%, 50% dan 75% didapatkan pertumbuhan jamur Candida albicans setelah di

inkubasi selama 24 jam, hal ini di duga karena sampel penelitian hanya

menggunakan satu pohon kelor. Penelitian Al husnan et al., (2016) bahwa ekstrak

air kelor dapat menghambat aktivitas jamur Candida albicans pada kategori

sedang dan belum didapatkan nilai konsentrasi hambat minimum diduga karena

variasi genetik dari tanaman kelor. Menurut Oluduro (2012) metode pengenceran

cairan adalah cara terbaik untuk menentukan potensi nyata dari senyawa murni,

hal ini dikarenakan kelarutan merupakan persyaratan yang jelas untuk menguji

efektivitas dari organisme jamur yang di uji.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur Candida albicans

(tidak terjadi zona hambat) diantaranya pembuatan ekstrak daun kelor. Penelitian

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

30

Al_husnan et al., (2016), sebelum digunakan ekstrak disaring dengan sistem

filtrasi menggunakan filter membran (ukuran pori 0,45 μm). Pada penelitian

ekstrak disaring dengan kain kasa dan kapas, hal ini kemungkinan banyak filtrat

tertinggal pada kapas yang dapat menyebabkan kadar konsentrat berkurang.

Suhu inkubasi berkorelasi kuat terhadap zona hambat jamur. Penelitain

Böttcher et al., (2016), suhu 27°C selama 7 hari dalam kegelapan merangsang

pembentukan klamidospora jamur Candida albicans, suasana gelap lama akan

merangsang perubahan nilai pH, tingkat oksigen, dan ketersediaan nutrisi

sehingga memicu transisi morfologi jamur Candida albicans. Suhu lebih dari 37

˚C mempunyai daya hambat lebih besar dari pada suhu kurang dari 37˚C (Karam

et al., 2012; Nadeem et al., 2013). Hal ini dikarenakan Candida albicans memiliki

kemampuan untuk merespon kondisi lingkungan dan merubah morfologi sel

dimana tiga bentuk morfologi utama Candida albicans adalah jamur uniseluler,

pseudohyphae dan hifa (Nadeem et al., 2013). Pada penelitian suhu tidak dipantau

secara optimal, hal ini menjadi salah satu penyebab tidak terjadi zona hambat

pertumbuhan jamur Candida albicans.

Selain suhu, derajat keasaman (pH) yang sesuai merupakan faktor kritis

dalam aktivitas daya hambat Candida albicans. Penelitian Karam et al., (2012),

bahwa pada pH basa pertumbuhan jamur Candida albicans lebih kecil dari pada

pH asam, hal ini karena enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai

dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Pada penelitian pH tidak dipantau secara

optimal, hal ini juga menjadi salah satu penyebab tidak terjadi zona hambat

pertumbuhan jamur Candida albicans.

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

31

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Tidak terjadi zona hambat pertumbuhan jamur candida albicans pada

penelitian ini diduga karena sampel daun kelor, cara ekstrak daun kelor,

pemantauan suhu inkubasi dan pengukuran pH kurang memenuhi syarat.

6.2 Saran

Bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian menggunakan lebih dari satu pohon

kelor dan memperhatikan faktor teknis mulai dari pre analitik, analitik sampai

post analitik karena hal ini dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

32

DAFTAR PUSTAKA

Al_husnan, L. A. dan Alkahtani, M. D. F. 2016. “Impact of Moringa aqueous

extract on pathogenic bacteria and fungi in vitro,” Annals of Agricultural

Sciences, 61, hal. 247-250.

Anggarani, MA., Baktir, A., Wahyuningsih, SPA. 2014. Identifikasi protein

spesifik biofilm Candida albicans sebagai target penentu protein spesifik

antigenik. Prosiding Seminar Nasional Kimia. Pp. 49-60.

Bhagwat, K., Amar, L., Sourabh, J. 2017. Antifungal activity of petrolium and

ethanol extract of Moringa oleifera leaves against Candida albicans and

Aspergillus niger. Asian Journal of Research in Biological and

Pharmaceutical Sciences. 5(2), hal. 86-90.

Bhanger MI and Shahid I. 2006. Effect season and productions locations on

antioxidant activity of moringa oleifera leaves grown in Pakistan. Journal

of food Compositions and analysis. Vol (19): 554-551.

Bhavan, P. S., Rajkumar, R., Radhakrishnan, S., Seenivasan, C., dan Kannan, S.

2010. Culture and Identification of Candida Albicans from Vaginal Ulcer

and Separation of Enolase on SDS-PAGE. International Journal of

Biology, 2 (1), hal.84-93.

Böttcher, B., Pöllath, C., Staib, P., Hube, B., dan Brunke, S. 2016. Candida

species rewired hyphae developmental programs for chlamydospore

formation. Frontiers in Microbiology, 7, hal.1-17.

Campbell, C. K. dan Johnson, E. M. 2013. Identification of pathogenic fungi. John

Wiley dan Sons.

Cappucino, J. G., dan Sherman, N. 2013, Manual laboratorium

mikrobiologi. Edisi 8. Jakarta: EGC. Hal, 111, 112-11.

Dhayanti, P.Y. Aneke., Trisunuwati, P., Murwani, S. 2012. Efek antimikroba

ekstrak n- Heksana daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) terhadap

Esherichia coli secara in vitro. Journal of pure an applied sciences, . 3(1) ,

hal.43-48.

Endah, T., Winanta, T., dan Susantina, S. 2006. Hubungan antra sifat dan

metabolit Candida sp dengan Patogenitas Kandidiasis. JKM, 6 (1), hal 52-

67.

Fahey, J. 2005. Moringa oleifera: a Review of the Medical Evidence for its

Nutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties. Part 1., “Trees for

life Journal.

Forbisher and Fuerst’s. 1983. Microbiology in Health and Disease, 15th edition,

Igaku Shoin, Sounders International Edition. Hal 560-566

Jawetz, E., Melnick, J., dan Adelberg, E. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi

20. Jakarta: EGC hal 213

Karam El-Din, A.-Z. A., Al-Basri, H. M., dan El-Naggar, M. Y. 2012. Critical

factors affecting the adherence of Candida albicans to the vaginal

epithelium. Journal of Taibah University for Science, 6, hal.10-18.

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

33

Kurniawan, D. 2015 “Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol daun kelor (Moringa

oleifera Lamk.) terhadap Candida albicans secara in vitro,” Tesis.Fakultas

Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.

Krisnadi, A.D. 2015. Kelor Super Nutrisi, Moringa oleifera. Com, Blora

Mukaremera, L., Lee, K. K., Mora-Montes, H. M., dan Gow, N. A. R. 2017.

Candida albicans yeast, pseudohyphal, and hyphal morphogenesis

differentially affects immune recognition. Frontiers in Immunology, 8,

hal.1-12.

Nadeem, S. G., Shafiq, A., Hakim, S. T., Anjum, Y., dan U. Kazm, S. 2013.

Effect of Growth Media, pH and Temperature on Yeast to Hyphal

Transition in Candida albicans. Open Journal of Medical Microbiology, 3,

hal. 185-192

Notoadmodjo, S. 2013. Metodology Penelitian Kesehatan, Jakarta.PT,Rineka

Cipta. Hal 85

Nurcahyati, E. 2014. Khasiat Dahsyat Daun Kelor. Jakarta: Jendela Sehat.

Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis

Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika .

Nuryanti, S., Mustapa, K., dan Sudarmo, I. G. 2016. Uji daya hambat ekstrak

buah kelor (Moringa oleifera Lamk) terhadap pertumbuhan jamur Candida

albicans. Jurnal Akademika Kimia, 5(4), 178-184.

Oluduro, A. O. 2012. “Evaluation of antimicrobial properties and nutritional

potentials of Moringa oleifera Lam. leaf in South-Western Nigeria,”

Malaysian Journal of Microbiology. 8(2), hal. 59-67

Pandey, A., Pandey, R. D., Tripathi, P., Gupta, P. P., Haider, J., Bhatt, S., dan

Singh, A. V. 2012. Moringa oleifera Lam. Sahijan)-A Plant with a

Plethora of Diverse Therapeutic Benefits: An Updated Retrospection.

Medicinal and Aromatic Plants, 1(1), 1-8.

Patel, P., Patel, N., Patel, D., Desai, S., dan Meshram, D. 2014. Phytochemical

analysis and antifungal activity of Moringa oleifera. International Journal

of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 6(5), 144-147.

Pelczar, MJ., dan Chan, ECS. 2015. Dasar mikrobiologi. Jakarta: Press.

Ping-Hsien C, Chi-Wei L, Jia-Yang C, Murugan M, Bor-Jinn S, dan Hueih-Min

C. 2007. Antifungal activity of crude extracts and essential oil of Moringa

oleifera. Bioresource tech. 98:232-236

Pratiwi, A. P. 2016. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Singkong (Manihot

esculenta Crantz.) terhadap Shigella sp. Jurnal Kesehatan, 7(1), 161-164.

Rusmiati. 2010. Pengaruh metode ekstrak terhadap aktivitas antimikroba Ekstrak

Metanol Daun Mimba,” Skripsi . Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin

Makasar

Soedarmo, S.H. 2008. Buku ajar infeksi dan pediatri tropis. Edisi 2. IDAI.

Jakarta. Hal 79-84

Syahruramadhan, M., Yanti, N. A. dan Darlian, L. 2016. Aktivitas anti-jamur

ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lamck.) dan daun kirinyuh

(Chromolaena odorata L.) terhadap Candida albicans dan Aspergillus

flavus,” Jurnal AMPIBI, 1 (2), hal.7-12

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

34

Utami, Praptiningtyas. 2013. The Miracel of herbs. Edisi ke-1 Jakarta: Agromedia

Pustaka.

Wahyuni, S., Asrikan, M. A., Sabana, M. C. U., Sahara, S. W. N., Murtiningsih,

T., dan Putriningrum, R. (2013). Uji Manfaat Daun Kelor (Moringa

aloifera Lamk) Untuk Mengobati Penyakit Hepatitis B. Jurnal Kesehatan

Kusuma Husada. Hal 100-103

Widowati, I., Efiyati, S., dan Wahyuningtyas, S. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Daun Kelor (moringa oleifera) terhadap Bakteri Pembusuk Ikan

Segar (Pseudoonas Aeruginosa). Pelita-Jurnal Penelitian Mahasiswa

UNY, 9(02). Hal 146-157

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

35

Lampiran 1

Kontrol positif (+) Kontrol negatif (-)

Konsentrasi 30% Konsentrasi 50%

Konsentrasi 75%

Perendaman ekstrak dengan etanol

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

36

Pembuatan ekstrak Pembuatan konsentrasi

Lampiran 2

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

37

Pengambilan jamur

Penanaman jamur

Penanaman cakram

Sterilisasi alat

Streilisasi media

Jamur candida albicans

Penghalusan ketoconazole

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

38

Isolat candida albicans

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

39

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

40

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

41

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

42

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN …

43