145
1 KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. D DENGAN DEMAM HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2019 OLEH : TIKA GENESHA PUTRI NIM : 1614401030 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

1

KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. D DENGAN DEMAM

HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG RAWAT INAP

ANAK RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

TAHUN 2019

OLEH :

TIKA GENESHA PUTRI

NIM : 1614401030

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

TAHUN 2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. D DENGAN DENGUE

HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG RAWAT INAP

ANAK RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

TAHUN 2019

LAPORAN STUDI KASUS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Di STIKes Perintis Padang

OLEH :

TIKA GENESHA PUTRI

NIM : 1614401030

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

TAHUN 2019

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

3

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

4

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

5

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2019

TIKA GENESHA PUTRI

1614401030

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.D DENGAN DENGUE

HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DR.

ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2019

V BAB + 123 Halaman + 8 Tabel + 4 Lampiran

ABSTRAK

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabakan

oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Insiden

Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ) di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

tahun 2017 sebanyak 17 orang, pada tahun 2018 terdapat kasus sebanyak 18

orang. Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu melakukan Asuhan

Keperawatan pada pasien dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Hasil

laporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam

sejak 4 hari yang lalu, ibu mengatakan suhu tubuh turun naik, ibu klien

mengatakan klien minum kurang, ibu klien mengatakan klien buang air besar

tidak ada, klien mengatakan terasa pusing, letih, nafsu makan klien menurun. Ibu

klien mengatakan bingung dengan penyaakit anaknya, ibu mengatakan bingung

cara menaikan trombosit anaknya lagi, ibu klien mengatakan trombosit klien

menurun, klien mengatakan badan lemas. Hasil pengkajian tersebut didapatkan

masalah keperawatan pada An. D kekurangan volume cairan ( hipovolemia ),

defisit nutrisi, defisit pengetahuan, dan resiko perdarahan . Berdasarkan masalah

keprawatan maka disusunlah rencana dan melakukan tindakan keperawatan serta

evaluasi yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil. Dari empat Diagnosa diatas

dapat disimpulkan bahwa masalah klien teratasi, dan klien rencana pulang hari

Senin, 24 Juli 2019. Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ) merupakan kejadian yang

sering terjadi di kalangan masyarakat Indonesia dimana jika tidak ditangi secara

tepat bisa mengancam kehidupan pasien. Oleh karena itu di sarankan kepada

instasi rumah sakit untuk melakukan Asuhan Keperawatan pasien Dengue

Hemorhagic Fever ( DHF ) secara tepat dan benar.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan Dengue Hemorhagic Fever ( DHF )

Daftar pustaka : 20 ( 2000 – 2018 )

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

6

High School of Health Science Perintis Padang

Diploma III Study of Nurshing Progran

Scientific Writing, July 2019

TIKA GENESHA PUTRI

1614401030

NURSING CARE IN AN.D WITH DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF)

IN CHILDREN'S HOSPITAL ROOM, DR. ACHMAD MOCHTAR

BUKITTINGGI IN 2019

V CHAPTER + 123 Pages + 8 Table + 4 Attachment

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue

virus and transmitted by the bite of the aedes aegypti mosquito. The incidence of

dengue hemorrhagic fever (DHF) in Dr. Hospital Achmad Mochtar Bukittinggi in

2017 as many as 17 people, in 2018 there were 18 people. The purpose of this

report is to be able to carry out nursing care in patients with dengue hemorrhagic

fever (DHF). The results of the case report were found on An.D, namely the

client's mother said fever since 4 days ago, the mother said the body temperature

dropped, the client's mother said the client was drinking less, the client's mother

said there was no defecation client, the client said it felt dizzy, tired, the client's

appetite decreases. The client's mother said she was confused with her son's

illness, the mother said she was confused how to raise her child's platelets again,

the client's mother said the client's platelets decreased, the client said the body

was limp. The results of the study found an nursing problem in An. D lack of

fluid volume (hypovolemia), nutritional deficits, and knowledge deficits. Based

on the problem of care, a plan was prepared and carried out nursing actions as

well as evaluations that refer to the objectives and outcome criteria. From the four

diagnoses above, it can be concluded that the client problem is resolved, and the

client plans to go home on Monday, July 24, 2019. Dengue Hemorhagic Fever

(DHF) is an event that often occurs in Indonesian society where if it is not

matched properly it can threaten the lives of patients. Therefore, it is

recommended to the hospital staff to carry out nursing care for dengue

hemorrhagic fever patients (DHF) correctly and correctly.

Keywords : Nursing Care Dengue Hemorhagic Feve ( DHF )

Bibliograpy : 20 ( 2000 – 2018 )

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

7

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulllahi Wabarakatu.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun laporan

Studi Kasus ini dapat terselesaikan. Laporan Studi Kasus ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikkan Program Diploma (D III)

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang tahun 2019 dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pada An. D Dengan Dengue Hemorhagic Fever

(DHF) Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Sumatera Barat Tahun 2019”

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada-Nya junjungan Nabi

Muhammad Saw, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman

seperjuangan semua mendapatkan syaafaatnyaa nanti. Amin Ya Rabbal Alamin.

Penyusun Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dukungan,

dorongan, motivasi, bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat dan

orang yang berada disekitar penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikannya.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Yth.

Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed Selaku pembimbing 1 dan Ibu Ns. Susi

Dewi Yanti, S.Kep selaku pembimbing klinik Ruang Rawat Inap Anak RSUD

i

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

8

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Sumatera Barat yang telah banyak meluagkan

waktunya dengan penuh perhatian. Petunjuk dan bimbingan sehingga Karya Tulis

Ilmiah dapat terselesaikan.

Seterusnya ucapan terima kasih saya kepada :

1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed selaku Ketua STIKes Perintis

Padang.

2. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan STIKes Perintis Padang.

3. Bapak Dr. Khairul Said, Sp.M selaku direktur RSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk melakukan studi

kasus ini, beserta staf yang telah memberi izin dalam pengambilan data

yang penulis butuhkan.

4. Bapak Ns. FaleriSiska Yunere, M.Kep selaku Pembimbing Akademik

yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan bimbingan selama

mengikuti pendidikan.

5. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed, selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dalam pembuatan Laporan Studi Kasus ini.

6. Ibu Ns. Susi Dewi Yanti, S.Kep selaku Pembimbing Klinik yang telah

memberikan bimbingan dalam pembuatan Laporan Studi Kasus ini.

7. Khususnya kepada kedua orangtua ku tercinta serta seluruh keluarga atas

jerih payah, curahan kasih sayang, bantuan moral maupun material serta

Do’a yang tulus dan ikhlas bagi kesuksesan penulis.

8. Teman-teman mahasiswa-mahasiswi STIKes Perintis Padang Prodi D III

Keperawatan yang telah memberi masukan dan dukungan kepada penulis.

ii

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

9

Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini jauh dari

kesempurnaan, hal ini bukanlah suatu kesenjangan melainkan karena

keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis berharap

tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan Laporan Studi Kasus ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar Laporan Studi Kasus ini

bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan

hidayah kepada kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wb.

Bukittinggi, 4 Juli 2019

Penulis

iii

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii

DAFTAR TABEL.................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang............................................................................... 1

1. 2 Tujuan

1. 2. 1 Tujuan Umum................................................................... 4

1. 2. 2 Tujuan Khusus.................................................................. 4

1.3 Manfaat

1. 3. 1 Bagi Penulis………………………………….………… 5

1. 3. 2 Bagi Institusi Pendidikan…………………….………… 5

1. 3. 3 Bagi institusi rumah sakit…………………….……….. 6

iv

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

11

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2. 1 Konsep Dasar

2. 1. 1 Konsep Dasar Kep. Anak............................................. 7

2.2 Tumbuh Kembang

2. 2. 1 Pengertian tumbuh kembang………………….....…….. 12

2. 2. 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh Kembang.... 13

2. 2. 3 Ciri proses tumbuh kembang.......................................... 16

2. 2. 4 Tahap-tahap Tumbuh Kembang……………………. 17

2.3 Konsep Dasar

2. 1. 1 Pengertian......................................................................... 18

2. 1. 2 Anatomi Fisiologi............................................................. 19

2. 1. 3 Etiologi............................................................................. 27

2. 1. 4 Manifestasi Klinis............................................................. 28

2. 1. 5 Klasifikasi………………………………………………. 30

2. 1. 6 Patofisiologi...................................................................... 30

2. 1. 7 Pemeriksaan Penunjang.................................................... 33

2. 1. 8 Penatalaksanaan

a. Keperawatan............................................................... 33

b. Medis.......................................................................... 36

2.1.9 Komplikasi........................................................................ 38

2.4 Asuhan Keperawatan Teoritis

2. 3. 1 Pengkajian......................................................................... 38

2. 3. 2 Diagnosa Keperawatan..................................................... 44

2. 3. 3 Intervensi........................................................................... 45

v

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

12

2. 3. 4 Implementasi..................................................................... 57

2. 3. 5 Evaluasi............................................................................. 57

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian.................................................................................... 58

3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................ 72

3.3 Intervensi..................................................................................... 73

3.4 Implementasi............................................................................... 78

3.5 Evaluasi........................................................................................ 78

BAB IV PEMBAHASAN

4. 1 Pengkajian..................................................................................... 103

4. 2 Diagnosa........................................................................................ 108

4. 3 Intervensi....................................................................................... 111

4. 4 Implementasi................................................................................. 114

4. 5 Evaluasi......................................................................................... 117

BAB V PENUTUP

5. 1 Kesimpulan................................................................................... 120

5. 2 Saran.............................................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 anatomi pembuluh darah................................................................... 8

Gambar 2.2 anatomi darah.................................................................................. 10

vii

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

14

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan...................................................................... 40

Tabel 3.1 Laboratorium 1.................................................................................. 68

Tabel 3.2 Laboratorium 2................................................................................. 69

Tabel 3.3 Laboratorium 3................................................................................. 69

Tabel 3.4 Laboratorium 4................................................................................. 70

Tabel 3.5 Analisa Data..................................................................................... 72

Tabel 3.6 Intervensi......................................................................................... 75

Tabel 3.7 Implementasi................................................................................... 79

viii

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Bimbingan

Lampiran 3 Lemnbar Konsul Revisi

Lampiran Daftar Hadir Ujian Pengamatan Kasus

ix

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak fundamental setiap individu yang ditanyakan secara global dlm

konstitusi WHO merupakan kesehatan, pada decate terakhir telah disepakati

komitmen global Millenium Development Goals ( MDGs ) yang penyatakan

pembangunan kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktivitas dan

kesejahteraan manusia serta Kementrian Kesehatan telah menetapkan visi “

Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan “ ( Kemenkes, 2011 )

Mufidah (2012), berdasarkan data World Health Organization (WHO),

diperkirakan 500.000 pasien DBD membutuhkan perawatan di rmah skit

dalam setiap tahunnya dan sebagian besar penderitanya adalah anak-

anak. Ironisnya, sekitar 2,5% diantara pasien anak tersebut diperkirakan

meninggal dunia. Penyebaran penyakit DBD semakin besar ketika musim

hujan atau pancaroba tiba. Hampir bisa dipastikan terjadi peningkatan

jumlah masyarakat yang terjangkit DBD (Mufidah, 2012). Menurut data

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2008 jumlah

Incident Rate (IR) 59,02 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality

Rate (CFR) 0,86%. Sedangkan di tahun 2009 jumlah Incident Rate (IR)

68,22 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,89%. Dan

pada tahun 2010 jumlah Incident Rate (IR) 65,70 per 100.000 penduduk

dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,87% (Kemenkes RI, 2011).

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

2

Faktor kepadatan penduduk memicu tingginya kasus Dengue Hemorhagic

Fever, karena tempat hidup nyamuk hamper seluruhnya adalah buatan

manusia mulai dari kaleng bekas, ban bekas hingga bak mandi. Karena itu, 10

kota dengan tingkat DBD paling tinggi seluruhnya merupakan ibukota

provinsi yang padat penduduknya. Data kementrian kesehatan ( Kemenkes )

Republik Indonesia mencatat jumlah kasus Dengan Berdarah Dengue (DBD)

pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini cendrung stabil pada

tahun 2010, sehingga kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia belum

bisa dikatakan berkurang. Demikian juga dengan tingkat kematiannya, tidak

banyak berubah dari 0,89%. Pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada tahun

2010. Berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat Demam Berdarah

Dengue pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010. (

pramudiarja, 2011 )

Dinas Kesehatan Sumatra Barat melaporkan bahwa kota Padang merupaka

kota tertinggi angka kejadian demam berdarah dengue di Sumatra Barat,

dilaporkan pada tahun 2014 angka kejadian DBD yaitu 666 kasus dan

meningkat pada tahun 2015 yaitu 830 kasus DBD (Dinkes Sumbar, 2016)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang penduduk Kota Padang

tahun 2016 dengan jumlah penduduk 1.001.396 jiwa, ditemukan penderita

Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 930 kasus pada tahun 2016. Dari

11 kecamatan dikota padang ditemukan daerah tertinggi kejadian demam

berdarah dengue (DBD) adalah kecamatan Kuranji dengan 168 ditahun 2015

dan 201 di tahun 2016 kasus dan kejadian terendah adalah kecamatan Bungus

dengan 11 kasus ditahun 2015 dan 20 kasus ditahun 2016 (Dinas Kesehatan

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

3

Kota Padang, 2016). Jika ditinjau dari data ke- 3 puskesmas yang ada di

kecamatan Kuranji puskesmas belimbing mengalami angka kejadian tertinggi

penyakit DBD yaitu tahun 2016 sebanyak 104 kasus, dimana tahun

sebelumnya 2015 yaitu 59 kasus, meningkat ditahun 2016. Dan puskesmas

terendah terdapat di puskesmas Bungus Selatan tahun 2016 yaitu 20 kasus,

dimana sebelumnya tahun 2015 yaitu 42 kasus, tahun 2015 adalah angka

tertinggi kejadian DBD di puskesmas bungus, kecamatan Bungus.

Komplikasi dari DHF adalah ensafalopatif, perdarahan intracranial,

pneumonia, syok, perdarahan otak,hidrasi berlebihan, hernia batang otak, dan

sepsis.

Berdasarkan dari data yang didapatkan dari pengkajian di ruanngan Inap

Anak RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017 jumlah kasus Dengue

Hemorhagic Fever ( DHF ) sebanyak 17 kasus, pada tahun 2018 terdapat

kasus sebanyak 18 kasus dan pada tahun 2019 dari januari sampai april

terdapat kasus sebanyak 8 kasus.

Peran perawat terhadap penyakit DHF salah satunya adalah pemberi

informasi kepada penderita penyakit DHF, untuk menghindari kemungkinan

efek yang lebih lanjut. Banyak sekali efek buruk yang terjadi pada penyakit

DHF, oleh karena itu penting sekali perawat dalam memberikan

informasi tentang DHF. Selain itu peran perawat adalah sebagai advokat

pasien memberikan pelayanan sesuai standar yang harus di berikan

kepada pasien. Dan juga sebagai sebagai fasilitator, peran ini dilakukan

karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter,

fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

4

keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam

penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

Berdasarkan latarbelakang yang telah penulis paparkan diatas dan

mengingat pentingnya pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk

dan penyakit DHF, sehingga penulis tertarik membuat karya tulis ilmiah

dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada An. D dengan DHF (Dengeu

HaemorrhagicFever) di ruang Inap Anak RSUD Achmad Mochtar

Bukittinggi Tahun 20019 ”

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) yang dirawat di ruang Anak RSUD

Dr Achmad Mochtar .

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu menyusun konsep dasar Dengue Hemorhagic Fever ( DHF )

b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF) .

c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF) .

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

5

d. Mampu menyusun intervensi keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak mengalami Dengue Hemorrhagic Fever

(DHF) .

e. Mampu melakukan implementasi keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF)

f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan terhadap asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic (

DHF ) .

g. Mampu melakukan pendokumentasian keperawatan terhadap

asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Dengue

Hemorhagic Fever (DHF).

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Penulis

Dengan membuat Karya Tulis Ilmiah atau Laporan studi Kasus dapat

menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan pada anak DHF. Dan sebagai bekal ilmu bagi penulis

untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat terkait

dengan DHF.

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada institusi

pendidikan, khususnya tentang laporan studi kasus dalam memberikan

asuhan keperawatan pada anak dengan DHF dan masalh – masalah

yang muncul muncul pada penyakit DHF.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

6

1.3.3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Laporan Studi Kasus dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan

asuhan Keperawatan terutama pada pasien Dengue Hemorhagic Fever

( DHF ) dan sebagai masukan dalam upaya promotif, preventif dan

Kuratif dalam penanganan pasien Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ).

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2. 1 Konsep Dasar

2. 1. 1 Konsep Dasar Keprawatan Anak

a. Atraumatic Care

1) Pengertian Atraumatic Care

Menurut Supartini (2004), dalam Debbi (2013), Atraumatic

care merupakan perawatan terapeutik yang diberikan oleh

tenaga kesehatan dalam bentuk tatan pelayanan kesehatan

anak melalui penggunaan tindakan yg dapat mengurangi

distress fisik maupun psikologis yg dialami ank maupun

orang tua.

Perawatan terapeutik pencegahan dapat dilakukan melalui

tindakan, penerapan diagnostik, pengobatan dan baik

perwatan pada kasus akut maupun kronis dengan mencakup

intervensi pendekatan psikologis (Supartini, 2004, dalam

Debbi, 2013).

2) Prinsip Atraumatic Care

Menurut Hidayat (2005) dalam Debbi (2013), ada beberapa

prinsip atraumatic care perawatan yang harus dimiliki oleh

perawat anak, yaitu:

a) Mencegah atau menurunkan dmpak perpisahan dari

keluarga

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

8

Perpisahan dari keluarga berdampak pada anak akan

mengalami gangguan psikologis seperti kurangnya

kasih sayang, ketakutan, kecemasan, gngguan ini akan

menghambat proses penymbuhan anak dan dpat

mengganggu prtumbuhan dan prkembangan anak.

b) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol

perawatan pada anak

Perasaan kehilangan kontrol dapat dicegah dengan

menghindari pembatasan fisik jika anak kooperatif

terhadap petugas kesehatan.

c) Mengurangi atau mencegah cedera (injury) dan nyeri

(dampak psikologis)

Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak dapat

dihilangkan namun dapat dikurangi melalui teknik

farmakologi (seperti prinsip penggunaan obat enam

benar) dan teknik nonfarmakologi (seperti

mempersiapkan psikologi orang tua dan anak.

d) Tidak melakukan kekerasan pada anak

Kekrasan pda anak akn menimbulkan gangguann

psikologis yang sangat berarti dlm kehidpan anak. Pada

saat anak dalam proses tumbuh kembang apabila itu

terjadi maka kemungkinan pencapaian kematangan

akan terhambat, dngan demikian tindkan kekerasan pda

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

9

anak sangat tidak dianjurkan karna akan memperberat

kondsi anak.

e) Modifikasi lingkungan fisik

Modifikasi ruang perawatan anak dapat dilakukan

dengan cara membuat situasi ruang anak yang

bernuansa anak, seperti menempelkan gambar tokoh

kartun, dinding ruangan berwarna cerah, dan terdapat

hiasan mainan anak.

b. Family Center Care (FCC)

1) Pengertian Family Center Care (FCC)

Family Center Care (FCC) didefinisikan oleh Association

for the Care of Chidren’s Health (ACCH) sebagai filosofi

dimana pemberi perawatan meningkat dan peran penting

dari keluarga melibatkan dukungan keluarga akan

membangun kekuatan, membantu umtuk membuat suatu

pilihan yang trbaik, dan mningkatkan pola normal yang ada

dlam kesehariannya selama anak sakit dan menjalani

penymbuhan.

Family Center Care didefinisikan menurut Hanson dalam

Yetti, dkk (2018) sebagai pendkatan inovatif dalam

merncanakan, melakukan dan mengevaluasi tindakan

keperawatan yng diberikan berdasarkan pda manfaat

hubungan antara perawat dan keluarga yaitu orang tua.

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

10

2) Tujuan Family Center Care

Tujuan penerapan konsep Family Center Care dalam

perawatan anak, menurut Brunner and suddarth (1986)

dalam Yetti, dkk (2018) adalah mmberikan kesemptan bagi

orang tua umtuk merawat anak mereka selama proses

hospitalisasi dngan pengawasan dri perawat sesuai dngan

aturan yng berlaku.

Selain itu Family Center Care juga bertujuan umtuk

meminimalkan trauma selama perwatan anak dirumah sakit

dan meningkatkn kemandirian sehngga peningkatan

kualitas hdup dpat tercapai.

3) Elemen Family Center Care

Menurut Shelton (1987) dalam Yetti, dkk (2018) terdapat

beberapa elemen Family Center Care, yaitu:

perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang

konstan dalam kehidupan anak, memfasilitai kerjasama

antara keluarga dan perawat disemua tingkat pelayanan

kesehatan, mengakui kekuatan keluarga dan individualitas,

memberikan informasi yng lengkap dan jelas kepada orng

tua dan secara berkelanjutan dngan dukungan penuh,

menghormati keanekargaman ras, etnis bdaya dan sosial

ekonomi dalam keluarga, mendorong dan memfasilitasi

keluarga untuk saling mendukung, memahami dan

menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

11

bayi, anak-anak, remaja dan keluarga kedalam sistem

perawatan kesehatan, menrapkan kebjakan yng

komprehensif dan program yng membrikan dukungan

emosional dan keuangan umtuk memenuhi kehidupan

keluarga, dan merncang sistem perwatan kesehatan yng

fleksibel.

4) Prinsip Family Center Care

a) Kehormatan dan Martabat

Praktisi keperawatan menghormati dan mendengarkan

pandangan dan pilihan pasien. Pngetahuan, nlai,

kepercayaan, dan latar belkang budaya pasien dan

keluarga bergabung dlam rencana dan intervensi

keprawatan.

b) Berbagi informasi

Praktisi keprawatan berkomunikasi dan memberikan

informasi yng berguna bgi pasien dan kluarga dngan

benar dan tdak memihak kepda keluarga dan pasien.

c) Partisipasi

Keluarga dan pasien termotivasi dalm perwatan dan

pngambilan keputusan sesuai dngan kesepakatan yng

tlah mereka buat.

d) Kolaborasi

Keluarga dan pasien jga termasuk kedalam kmponen

dasar kolaborasi. Perwat berklaborasi dngan keluarga

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

12

dan pasien dlam pengambilan kebijakaan dan

pengembangan program, implementasi, dan evaluasi,

desain fsilitas keshatan dan pndidikan profesional

tertama dalm pemberian kperawatan (Potter & Oerry,

2007 dalam Yetti, dkk, 2018).

2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak umur 13-18

tahun

2. 2. 1 Pengertiann Pertmbuhan dan Perkmbangan

a. Prtumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,

yaitu brtambahnya jmlah, ukurann, dimensi, pada tngkat sel,

organn, maupunn indiividu. Anak tidak hanya bertambah besar

secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh

dan otak. Sebagai contoh, hsil dri pertumbuhann otak adalah anak

mempnyai kpasitas lbih besaar umtuk plajar mengingat, dan

memprgunakan akalnya. Jadi anak tmbuh baik scara fisik maupunn

mental. Pertmbuhan fsik dpat dinilai dngan ukurann berat (gram,

pound, kilogram), ukran panjang(cm, m) umr tlang, dan tnda-tnda

seks skunder (Soetjingsih, 2013). Menurut Karl E. Garrison

(Samsusbahri, 2013) Prtumbuhan adalah prubahan indiividu dlam

bntuk ukran bdan, prubahan otot, tlang, kulit, raambut dan kelenjar.

b. Perkembangan (development) adalah prubahan secra berangsur-

angsur dan brtambah sempurnanyaa fngsi alat tubuh, mningkat dan

meluasnyaa kpasitas sseorang mlalui prtumbuhan, kematangann

atau kedewasaann (maturation), dan pmbelajaran (learning).

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

13

Perkembangan manusiaberjalan scara progresiff, sistmatis dan

berksinambungan dngan prkembangan di waktu yang lalu.

Perkembangan terjadi perubahan dalambentuk dan fngsi

kematanganorgan mlai dri aspekfisik, intlektual dan emsional.

Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan

bertambahnya sempurna fungsi organ. Perkembangan itelektual

ditnjukkan dengn kemampuan scara simbolmaupun abstrk seprti

brbicara, brmain dan brhitung. Prkembangan emsional dapt dilihatt

dari perilaku sosial lingkungan anak (Depkes, 2007 dalam Tari,

2018).

2. 2. 2 Faktor-fktor yng mempngaruhi tmbuh kmbang

Setiapmanusia mengalamii pertumbuhann dan prkembangan yng

brbeda-bda antarasatu dngan mnusia lainnya, bsa dngan cpat bahkann

lmbat trgantung pda individudan lngkungannya. Proses trsebut

dipengruhi olehbeberapa fktor-faktordi antaranya:

a. Faktor Heriditeratau Gnetik

Fktor hriditer pertumbuhann adalahsuatu prses almiah yng trjadi

pda idividu yaitu scara brtahap, brat dantinggi ank smakin

brtambah dansecara simultann mngalami pningkatan umtuk

brfungsi baiksecara kgnitif, pskososial maupunn spritual

(Supartini, 2010 dalam Tari 2018).

b. Faktor Lingkungan/ eksternal

Lngkungan mrupakan faktr yng mempngaruhi individuu stiap hri

mlai lhir smpai akhirhayatnya, dan sngat mmpengaruhi tercapainya

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

14

atau tidk ptensi yng sdah adaa dalm dri mnusia trsebut ssuai dngan

gnetiknya. Fktor lngkungan inisecara gris bsar dibagi menjadi 2

yaitu:

1) Lngkungan Prnatal (faktorlingkungan ktika msih dalam

kandungan)

Faktorpranatal yng brpengaruh atara lainn gzi ibupada wktu

hmil, fktor mkanis, tksin atau zat kmia, endkrin, rdiasi, infksi,

stress, imnitas, dananoksia embrio.

2) Lingkungan Postnatal (lingkungan setelah melahirkan)

Lngkungan pstnatal dpat dgolongkan mnjadi:

a. Lingkunganbiologis, mliputi ras, jnis klamin, gzi, prawatan

ksehatan, pnyakit konis, dan fngsi mtabolisme.

b. Lingkunganfisik, mliputi snitasi,cuaca, keadan rmah, dan

rdiasi.

c. Lingkungan psikkososial, mliputi stimlasi, mtivasi beljar,

tman sbaya, strss, seklah, cintaa ksih, dan iteraksi ank dngan

orng tuaa.

d. Lingkungan kluarga dan dat istiadt, mliputi oekerjaan atu

pndapatan kluarga, pndidikan orng ua, stbilitas rmah tngga,

dan kepribadian orang tua.

3) Fktor tatus Ssial Eknomi

Sttus ssial eknomi dpat brpengaruh pda tmbuh kmbang nak.

Anak yng lhir dan dbesarkan dlam lngkungan sttus ssial yng

tnggi cnderung lbih dpat trcukupi kebtuhan giznya

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

15

dbandingkan dngan ana yng ahir dan dibsarkan dlam sttus

eknomi yng endah.

4) Faktor Nutrisi

Ntrisi adlah slah stu omponen pnting dlam mnunjang

klangsungan prses tmbuh kmbang. Selama msa tumbh kembng,

nak sngat mmbutuhkan zat gzi sperti protei, krbohidrat, lmak,

mneral, vtamin, danair. Apbila kbutuhan trsebut tdak dipenuhi

mka prosestumbuh kmbang selnjutnya dpat terhmbat.

5) Faktor Kesehatan

Sttus ksehatan dpat brpengaruh pada pncapaian tmbuh kembng.

Padaanak dngan kndisi tbuh yng shat, prcepatan umtuk tmbuh

kmbang sngat mdah. amun sbaliknya, pabila kndisi sttus

ksehatan krang bik akn trjadi prlambatan (Supartini, 2010

dalamm Tari, 2018).

2. 2. 3 CiriProses Tmbuh Kmbang

Menurut Soetjiningsih (2013), tmbuh kembng anak dimlai dri msa

knsepsi smpai dewsa mmiliki ciri-ciri trsendiri yaitu:

a. Tumbuh kmbang dalah prses yng kntinyu sjak knsepsi smpai

mturitas (dwasa) yng dipengruhi olehfaktor bwaan dan lngkungan.

b. Dalm priode trtentu trdapat prcepatan dan perlambtan dlam prses

tmbuh kmbang paada stiap organn tbuh brbeda.

c. Pla perkembngan ank adalahh sma, ttapi kcepatannya brbeda

antara anak satu dngan yng lainnya.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

16

d. Aktivitas sluruh tbuh dganti dngan rspon tbuh yng khass

olehsetiap organ.

Scara gris bsar mnurut Markum (1994) dalam Tari (2028) tmbuh

kmbang dbagi mnjadi 3 yaitu:

1) Tumbuh kembang fisis

Tmbuh kmbang fisiss mliputi prubahan dlam kuran bsar dan

fngsi rganisme atau indvidu. Perubahan ni brvariasi dri fngsi

tngkat mlekuler yng sderhana sperti atifitas ezim trhadap

difrensi sell, smpai kpada prses mtabolisme yng kmpleks dan

prubahan bntuk fisk di msa pbertas.

2) Tumbuh kembang intelektual

Tmbuh kmbang intelektualberkaitan dngan kpandaian

brkomunikasi dankemampuan mnangani mteri yng brsifat

bstrak dan smbolik sperti brmain, brbicara, brhitung, atau

mmbaca.

3) Tumbuh kembang emosional

Prosess tmbuh kembng mosional brgantung pda kmampuan

byi umtuk mmbentuk iktan btin, kmampuan umtuk

bercintakasih.

Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry (2015) yaitu

perkembngan mrupakan hal yng tratur dan mngikuti rah

rankaian tertent. Perkembangann dalah suatuu yng trarah dan

brlangsung trus mnerus, dlam pla sbagai brikut

Cephalocaudalyaitu prtumbuhan brlangsung trus dri kpala

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

17

kearah bwah bgian tbuh, Prximodistal yaituu perkembangann

brlangsung trus dri daerahh psat (proksimall) tubuhke arah

luar tubuh (distal), Differentation yaituperkembangan

brlangsung trus dri yng mdah kearah yng lbih kmpleks.

Perkembangan mrupakan halyang kmpleks, dpat diprediksi,

trjadi dngan pla yng knsisten dankronologis.

2. 2. 4 Tahap-Tahap Tumbuh Kembang

Thap-thap tumbuhkembang pda mnusia dalah sbagai berikut:

a. Thap tumbuhkembang usia0-6 tahun, trbagi atas :

MasaPranatal mlai msa mbrio (mulaikonsepsi-8minggu), msa

ftus (9minggu smpai lhir),

MasaPascanatal mlai dri masaneonatus (0-28 hari), msa bayii

(29hari-1 tahun), msa anak (1-2 tahun), dan masaprasekolah

(3-6 tahun).

b. Tahap tumbuhkembang sia 6tahun keatas, trdiri atas:

MasaSekolah (6-12 tahun)

MasaRemaja (12-18 tahun)

Tnda-tanda msa rmaja wal : sikap ngative disebabkanalam

pkirannya yng kritiss mlihat knyataan rang-orang bragama

scara hypocrite yng pngakuan danucapannya tdak slalu sma

cdengan prbuatannya, pndangan dlam halke- tuhanan mnjadi

kcau arena iabingung trhadap brbagai knsep tntang liran

danpaham yng sling brtentangan.

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

18

Tanda-tanda remajaakhir :sikap kmbali kearahh psitif dngan

trcapainya kdewasaan ntelektual, pndangan dlam halke-

tuhanan dpahamkan dlam knteks agma yng dianutt dandipilih,

pnghayatan rhaninya kmbali tnang stelah mlalui prses

dentifikasi danmembedakan aagama sbagai dktrin bagipara

penganutnya.

2.3 Konsep Dasar DHF

2. 3. 1 Pengertian

Demam Dengue Fever ( DHF ) atauu DBD adalah pnyakit infeksi

yng dsebabkan olehvirus dngue mnifestasi klinisdemam, nyeriotot

tau nyerisendi yng dsertai leukpenia, ruam,limfadenopati, trombosit

opnia dandiathesis hmoragic. Pda DBD trjadi prembesan lasma yng

dtandai dngan hmokonsentrasi (pningkatan hematocrit) tau

pnumpukan cairann dirongga tbuh. Sindrom renjatan dengue (dengue

syoksyndrome) dalah dmam brdarah yng dtandai leh rnjatan/syokk

(Sudowo et al, 2009).

DBD dalah suatuu pnyakit yng dsebabkan leh virusdengue

(arbovirus) yng msuk kdalam tbuh mlalui ggitan nyamukaedes

aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalahpenyakit dmam kut yng

dtandai dngan empatgejala klnis utamayaitu dmam tinggi, prdarahan,

hpatomegali, dantanda keggalan srkulasi smpai tmbul rjatan (sndrom

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

19

rejatan dngue) sbagai kibat dri kbocoran plsma yng dpat

mnyebabkan kematian(Padila, 2013).

2. 3. 2 Anatomi Fisiologi

a. Pembuluh Darah

Gambar 2.3 Anatomi Pembuluh Darah (Pearce 2006)

Pembuluh darah ada 3 yaitu :

1. Arteri

merupakan pmbuluh drah yng kluar dri jntung yng

mmbawa drah kseluruh bagian dan alattubuh. Pmbuluh

drah arteri yng pling besar yang keluar dari ventrikel

sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dindingyang

kuat dantebal ttapi sifatnyaelastic dan terdiri dari 3lapisan.

Asuhan Keperawatanpda arteri yng palingg bsar didalam

tbuh yaituu orta dan arteripulmonalis, gris tengahnya kira-

kira 1-3cm. Arteri inimempunyai cabang-cabang

keseluruhan tubuh yang disebut arteriolayang akhirnya

akan mnjadi pmbuluh darah rambut(kapiler). Arteri

mndapat darah dari darah yng mngalir ddalamnya tetapi

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

20

hnya untuk tunika intima. Sedangkan umtuk lapisan

lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yng dsebut

vasavasorum.

2. Vena

Vna (pmbuluh darah balik) mrupakan pmbuluh d4arah yng

mmbawa darah dri bgian/alat-alat tbuh masuk kedalam

jntung. Tentang bentuk ssunan dan juga prnafasan pmbuluh

drah yng mnguasai vena sama dngan padaarteri. Katup-

katup pada vena kbanyakan terdiri dari duakelompok yang

gunanya umtuk mncegah darah agar tidakkembalilagi.

Vena-vena yng ukrannya bsar diantaranyaa vna kavadan

venapulmonalis. Venaini jga mmpunyai cbang yng lbih kcil

yng dsebut venolusyang slanjutnya mnjadi kpiler.

3. Kapiler

Kpiler (pmbuluh darahrambut) mrupakan pmbuluh drah

yng sngat hlus. Diameternya kra-kira 0,008mm. Asuhan

Keperawatan pada dndingnya trdiri dri suatulapisan ndotel.

Bgian tbuh yng tdak trdapat kpiler yaituu: rambut,kuku,

dan tlang rwan. Pembuluhdarah rambut/kapiler pda

mumnya mliputi sel-sel jringan. Oleh Karen itudindingnya

sngat tipis maka plasma dan zat mkanan mdah mrembes

kecairan jringan antarsel.

b. Darah

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

21

Gambar 2.4 Anatomi Darah (Syaifudin 2011)

Drah dalah cairann didalam pmbuluh drah yng mmpunyai fngsi

sngat pnting dlam tbuh yaitufungsi trnsportasi dlam tbuh

yaitumembawa ntrisi, oksigendari sus danparu-paru umtuk

kmudian diedarkann keseluruh tbuh. Drah mmpunyai

2komponen yaitukomponen pdat dan koomponencair. Darah

brwarna mrah, wrna mrah trsebut keadaannyaa tdak ttap,

trgantung kpada bnyaknya O2danCO2 didalamnya. Apbila

kndungan O2 lbih anyak mka wrnanya kan mnjadi mrah mda.

Sdangkan Drah jga pmbawa danpenghantar hrmon. Hrmon dri

klenjar ndokrin keorgan ssarannya. Drah mngangkut nzim,

elektrolitdan brbagai zatt kmiawi umtuk ddistribusikan

keseluruh tbuh.

Peran pnting yng dilakukan darh yaitu dlam pengaturan suhu

tubuh, karena dengan cara konduksi darah membawa pnas tubh

dri pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan

ke selruh tubuh dn permukaan tubuh yang ada akhirnya ditur

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

22

pelepasannya dalam upaya homeostasis suhu (termoregulasi).

Jumlah darah manusiaa bervariasi tergantung dari berat baadan

seseorang. Rata-rata jumlah darah adalah 70 cc/kgBB.

Dalm komponeen cair atau plasma ini mempunyai fungsi

sebagai media transport, berwarna kekuningan. Sedangkan

pada komponen padt terdri dari sel-sel darah eritrosit, leukosit

dan trombosit. Pada batas tertentu diatur olh teknan osmotik

dlam pembluh darah dan jaringan. Bagian-bagian padt darah

terndam dalam plama.

1. Sel-sel darah :

a. Eritrosiit

Eritrosit dibuat didlam sumsum tulang, di dalam

sumsum tulang masih berainti, inti dilepaskan sesaat

sebelum dilepaskan / keluar. Pda proses

pembentukannya diperlukan Fe, Vit. B12, asam folat dan

rantai globlin yang merupkan senyawa protein. Selain

itu untuk proses pematangan (maturasi) diperlkan

hormon eritropooetin yang dibuat oleh ginjal, sehingga

bila kekrangan salah satu unsur pembentkan seperti di

atas (kurang gizi) ataau ginjal mengalami keruusakan,

maka terjadi gangguaan eritroosit (anemia). Umur

peredaran eritrosit sekitar 105-120 hari. Pada kedaan

penghancran eritrosit yang berlebihan, misalny pada

hemdialisis darah, hepar kewawalahan kewalahan

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

23

menglah bilirubin yang tiba-tiba banyak jumlahnya.

Maka akan timbul juga gejla kuning walaupun hati

tidak mengalaami kerusaakan. Eritroosit dihancurkan di

organ lien terutama pada proses penghancurannya

dilepakan zat besi dan pigmen bilirubin. Zat besi yang

diguunakan untuk proses sintesa sel eritrosit baru,

sedangkan pigmeen bilirbin di dalam hati akan

mengalami proises konjugasi kimiawi menjadi pigmen

empdu dan keluar berama cairan empedu ke dalam

usus. Jumlah normal eritrost pada laki-laki 5,5 juta

sel/mm3, pada permpuan 4,8 juta sel/mm

3. Di dalam sel

eritrosit didapat hemglobin suatu senyawa kimiawi

yang tediri dari atas molekul hem yang mempunyai ion

Fe (besi) yang terait dengan rantai globulin (suatu

senyawa protein). Hemoglobin berpweran mengangkut

O2 dan CO2, jumlah Hb pada laki-laki 14-16 gr%, pada

perempuan 12-14 gr%.

b. Leukosit

Fungsi utama leukosit adalah sebagai perthanan tubuh

dengan cara menghncurkan antigen (kuman, virus,

toksin) yang masuk. Ada 5 jenis leuksit yaitu neutrofil,

eosinoofil, basofil, limfosit, monosit. Jumah nomal

leukosit 5.000-9.000 /mm3. Bila jumlanya berkurang

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

24

disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat lekosit

sama sekali disebut agraanulasitosis.

c. Trombosit

Trobosit bukan berupa sel, tetapi berupa/berbentuk

keping yang merupkan bagian-bagian kecil dari sel

besar yang membuatny yaitu megakaryosit, di sumsum

tulang dan lien. Ukurannya sekitar 2-4 mikron, dan

umur peredarannya sekitar 10 hari. Trombosit

mempunyai kemampuan untuk melakukan :

daya aglutinasi (membeku dan menggumpal)

daya adhesi (melekat)

daya agregasi (berkelompok)

Jumlah trombosit 150.000-450.000/mm3, fungsinya

seabagai hemostasis dan pembekuan darah. Pembekuan

darah proses kimiawi yang mempunyi pola tertentu dan

berjalan dalam waktu singkat. Bila ada kerusakan pada

dinding pembuluh darah maka trombosit akan

berkumpul dan menutup lubang yang bocor dengan cara

saling melekat, berkelompok dan menggumpal dan

kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan darah

.Kemampuan trombosit seperti ini karena trobosit

mempunyai 2 zat yaitu Prostaglandin dan Tromboxan

yang segera dikeluarkan bila ada kerusakan dinding

pembuluh darah atau kebocoran, zat ini menimbulkan

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

25

efek vassokontriksi pembuluh darah, sehingga aliran

darah berkurang dan membantu proses pembekuan

darah.

2. Plasma

Plasma merupkan bagian caair dari darah. Plasma

membntuk sektar 5% dari berat badan tubuh. Plasma adalah

sebagai media sirkulasi elmen-elemen darah yang berbntuk

(sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, trombosit). Plasma

juga berfungsi sebagai media transportasi bahan-bahan

organk dan anorganik dari satuu organ atau jaringan ke

organ atau jaringan lain.

Komposisi dari plasma :

Air : 91-92%

Protein plasma :

o Albumin (bagian besar pembentuk plasma protein,

dibentuk di hepar).

o Globulin (terbentuk di dalam hepar, limfosit dan

sel-sel retikuloendotelial). Immunoglobulin

merupakan bentuk globulin.

o Fibrinogen

o Protrombin.

Unsur-unsur pokok anorganik : Na, K, Cl, Magnesium,

zat besi, Iodin

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

26

Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kreatinin,

glukose, lemak, asam amino, enzim, hormon.

Fungsi Protein Plasma :

a) Memprtahankan tekanan osmotik plasma yang

diperlukan untuk pembentukan dan penyerapan cairan

jaringan.

b) Dngan bergabung bersama asam dan alkali protein

plasma bertndak sebagai penyngga dalam

mempertahnkan pH normal tubuh.

c) Fibringen dan protrombin adlah penting untuk

pembekuan darah.

d) Immunglobulin merupakan hal yang esensial dalam

pertahanan tuuh melawan infeksi.

2.3.3 Etiologi

Menurut Soedarto (2012), demam haemorrhagic fever (DHF)

disebabkan oleh :

a. Virus Dengue.

Virus dngue yg menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke

dalam Arbvirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari

empat tipe yaitu virs dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus

dengue tersebut terdpat di Indonesia dn dapat dibedakan satu dari

yg lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam

gens flavirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang

biak dengan baaik pada berbagai macam kultur jaringan baik

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

27

yang bersal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby

Homster Kiney) maupun sel – sel Arthrpoda misalnya sel aedes

Albopictuus.

b. Vektor.

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui

vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus,

aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor

yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan

menimbulkn antibodi seumur hidup terhadap serootipe

bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe

jeniis yang lainnya.

2.3.4 Manifestasi Klinis

Menurut Susilaningrum (2013) manifestasi klinis dari DHF adalah :

1) Demam.

Demam tinggi sampai 40 oC dan mendadak, Demam terjadi secara

mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju

suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung

demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya

anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri

kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.

2) Perdarahan.

Uji tourniquet positif h. Perdarahan, petekia, epitaksis,

perdarahan massif. Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2

dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

28

berupa uji torniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada

tempat fungsi vena, petekia ( bintik-bintik merah akibat

perdarahan intradermak / submukosa ) purpura ( perdarahan di

kulit ), epistaksis ( mimisan ), perdarahan gusi, . Perdarahan

ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian

atas hingga menyebabkan haematemesis, dan melena ( tinja

berwarna hitam karena adanya perdarahan. Perdarahan

gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang

hebat.

3) Anoreksia

4) Mual muntah

5) Nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut

6) Nyeri kepala

7) Nyeri otot dan sendi

8) Trombositopenia (< 100.000/ mm3 )

9) Hepatomegali.

Pda permulaan dari demam biasaanya hati sudah teraba,

meskipun pada anak yang kurng gizi hati juga sudah. Bila terjadi

peningkatan dari hepatomgali dan hati teraba kenyal harus di

perhatikan kemuungkinan akan tejadi renjtan pada penderita.

10) Renjatan (Syok).

Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya

penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu

kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki srta

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

29

sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam

maka biasanya menunjukan prognosis yg buruk.

2.3.5 Klasifikasi

WHO dalam buku Nurarif (2013) membagi DBD/DHF menjadi 4

derajat, yaitu sebagai berikut:

Derajat I

Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi

perdarahan(ujitourniquiet positif).

Derajat II

Seperti derajat I disertai perdaarahan spontan di kulit dan

perdarhan lain.

Derajat III

Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dgn adanya nadi cepat dn

lmah, tekanan darah meurun (kurang dari 20 mmHg) atau

hipotnsi disrtai kulit yang dingin dan lembab, gelisah

Derajat IV

Rnjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang tidak

dapat diukur

2.3.6 Patofisiologi dan WOC

a. Patofisiologi

Menurut Huda dan Kusuma 2015

Virus dengue maasuk ke dalaam tubuh manuusia akan

menyebabkn klien mengalami viremia. Beberpa tanda dan

gejala yang muncul seeperti demam, sakit kepla, mual nyeri

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

30

otot, pegal seluruh tubuh, timbulny ruam dan kelainan yang

mungkin terjadi pada sistem vskuler. Pada penderita DBD,

terdapat kerusakan yng umum pada sistem vaskuler yang

mengakibatkan terjadinya penngkatan permeabilitas dinding

pembuluh darah. Plsma dapat menembus dinding

vaskuler selama pross perjalanan penyakit, dari mulai

demam hingga klieen mengalami renjatan berat. Volume

plasma dapat meniurun hingga 30%. Hal ini lah yang dapat

mengakibatkan seseorang mengalami kegagalan sirkulasi.

Adanya kebcoran plasma ini jika tidak segera di tangani

dapat menyebabkn hipokisia jaringan, asidosis metabolik

yang pada akhirny dapat berakibat fatal yaitu kematian. Virmia

jga menimbulkan agresi trombosit dalam darah sehingga

menyebabkan trombositopeni yang berpengaruh pada proses

pembekuan 15 darah. Pubahan fungsioner pembuluh darah

akibat kebocoran plasma yng berakhir pada perdarahan, baik

pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya

menimbulkn tanda seprti munculnya prpura, ptekie,

hematemesis, atapun melena

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

31

PATHWAY DHF ( Sumber : Huda dan Kusuma 2015 )

A

A

z

hepar

Resiko syok

(hipovolemik) Kekurangan volume

cairan

Paru-paru

Ke extravaskuler

Arbovirus (melalui

nyamuk aedes

beredar dalam aliran

darah

infeksi virus dengue

(viremia)

PGE2 Hipothalamus Membentuk &

melepaskan zat C3a, C5a

Mengaktifkan system

komplemen

Hipertermi Peningkatan reabsorbsi

Na+ dan H2O

Permeabilitas

membrane meningkat

Agregasi trombosit Kerusakan endetol

pembuluh darah

Resiko syok

hipovolemik

Trombositopeni

a

Perdarahan

Kebocoran plasma

Resiko perdarahan

Resiko perfusi jaringan

tidak efektif

Asidosis Metabolik

renjatan hipovolemik

dan hipocensi

DIC

Merangsan &

mengaktivasi faktor

pembekuan

Hipoksia Jaringan

Abdomen

Efusi pleura hepatomegali Assites

Ketidakefektifan pola

napas Penekanan intra abdomen

nyeri

Mual, muntah

Ketidakseimbangan nutrisi

dari kebutuhan tubuh

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

32

2.3.7 Pemeriksaan Penunjang

a) Darah

Trombosit menurun

Hb Meningkat lebih 20 %

Ht Meningkat Lebih 20 %

Leukosit menurun pada hari ke – 2 dan ke – 3

Protein darah rendah

Ureum PH bias meningkat

Na dan Cl rendah

b) Rontgen thorax

c) Uji tourniket ( Positif )

2.3.8 Penatalaksanaan (Nursalam, 2008)

a. Keperawatan

Masaalah pasien yg perlu diperhatikan ialah bahaya kegagalan

sirkulasi darah, resiko terjadi pendrahan, gangguan suhu tubuh,

akibat infeksi virus dengue, ganggan rasa amman dan nyaman,

kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

Kegagalan sirkulasi darah

Dngan adanya kebcoran plasma dari pembuluh darah ke dalam

jaringan ekstrovaskular, yang pncaknya terjadi pada saat

renjatan akan terliht pada tubh pasien mnjadi sembab (edema)

dan drah menjadi kental. Pengawasan tanda vital (nadi, TD,

suhu dan pernafasan) perlu dilakakan secara kontinu, bila

perlu setiap jam. Pemeriksan Ht, Hb dan trombosit sesuai

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

33

permintaan dokter setiap 4 jam. Perhatikan apakah pasien

kencing / tidak.

Risiko terjadi pendarahan

Adanya thrombocytopenia, menurunnya fungsi trombosit dan

menurunnya faktor koagulasi merupakan faktor penyebab

terjadinya pendarahan utama pada traktus gastrointestinal.

Pendarahan grastointestinal didahului oleh adanya rasa sakit

perut yang hebat atau daerah retrosternal.

Bila pasien muntah bercampur darah atau semua darah perlu

diukur. Karena melihat seberapa banyak darah yang keluar

perlu tindakan secepatnya. Makan dan minum pasien perlu

dihentikan. Bila pasien sebelumnya tidak dipasang infus

segera dipasang. Formulir permintaan darah disediakan.

Perawatan selanjutnya seperti pasien yang menderita syok.

Bila terjadi pendarahan (melena, hematesis) harus dicatat

banyaknya / warnanya serta waktu terjadinya pendarahan.

Pasien yang mengalami pendarahan gastrointestinal biasanya

dipasang NGT untuk membantu mengeluarkan darah dari

lambung.

Gangguan suhu tubuh

Gangguan suhu tubuh biasanya terjadi pada permulaan sakit

atau hari ke-2 sampai ke-7 dan tidak jarang terjadi

hyperpyrexia yang dapat menyebabkan pasien kejang.

Peningkatan suhu tubuh akibat infeksi virus dengue maka

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

34

pengobatannya dengan pemberian antipiretika dan anti

konvulsan. Untuk membantu penurunan suhu dan mencegah

agar tidak meningkat dapat diberikan kompres dingin, yang

perlu diperhatikan, bila terjadi penurunan suhu yang mendadak

disertai berkeringat banyak sehingga tubuh teraba dingin dan

lembab, nadi lembut halus waspada karena gejala renjatan.

Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik

dan memberitahu dokter.

Gangguan rasa aman dan nyaman

Gangguan rasa aman dan nyaman dirasakan pasien karena

penyakitnya dan akibat tindakan selama dirawat. Hanya pada

pasien DHF menderita lebih karena pemeriksaan darah Ht,

trombosit, Hb secara periodik (setiap 4 jam) dan mudah terjadi

hematom, serta ukurannya mencari vena jika sudah stadium II.

Untuk megurangi penderitaan diusahakan bekerja dengan

tenang, yakinkan dahulu vena baru ditusukan jarumnya. Jika

terjadi hematom segera oleskan trombophub gel / kompres

dengan alkohol. Bila pasien datang sudah kolaps sebaiknya

dipasang venaseksi agar tidak terjadi coba-coba mencari vena

dan meninggalkan bekas hematom di beberapa tempat. Jika

sudah musim banyak pasien DHF sebaiknya selalu tersedia set

venaseksi yang telah seteril (Ngastiyah, 2005).

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

35

b.Medis

Pada dasarnya pengobatan pada DB bersifat simtomatis dan

suportif

DHF tanpa renjatan

Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan

pasien dehidrasi dan harus. Pada pasien ini perlu diberi banyak

minum, yaitu 1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan

teh manis, sirup, susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara

memberikan minum sedikit demi sedikit dan orang tua yang

menunggu dilibatkan dalam kegiatan ini. Jika anak tidak mau

minum sesuai yang dianjurkan tidak dibenarkan pemasangan

sonde karena merangsang resiko terjadi perdarahan. Keadaan

hiperpireksia diatasi dengan obat anti piretik dan kompres

dingin. Jika terjadi kejang diberi luminal atau anti konvulsan

lainnya. Luminal diberikan dengan dosis : anak umur kurang 1

tahun 50 mg IM, anak lebih 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit

kejang belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3

mg/kg BB. Anak di atas 1 tahun diberi 50 mg, dan dibawah 1

tahun 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi

vital. Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila :

1) Pasien terus-menerus muntah, tidak dapat diberikan minum

sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

36

2) Hematokrit yang cenderung meningkat.

Hemtokrit mencerminkan kebocoran plasma dan biasanya

mendahului munculnya secara klinik perubahan fungsi vital

(hipotensi, penurunan tekanan nadi), sedangkan turunnya

nilai trombosit biasanya mendahului naiknya hematokrit.

Oleh karena itu, pada pasien yang diduga menderita DHF

harus diperiksa hemoglobin, hematokrit dan trombosit

setiap hari mlai hari ke-3 sakit sampai demam telah turun 1

sampai 2 hari. Nilai hematokrit itulah yang menentukan

apabila pasien perlu dipasang infus atau tidak.

DHF disertai renjatan (DSS)

Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang

infus sebagai penganti cairan yang hilang akibat kebocoran

plasma. Cairan yang diberikan bisanya Ringer Laktat. Jika

pemberian cairan tidak ada respon diberikan plasma atau

plasma ekspander, banyaknya 20 sampai 30 ml/kgBB. Pada

pasien dengan renjatan berat diberikan infus harus diguyur

dengan cara membuka klem infus. Apabila renjatan telah

teratasi, nadi sudah jelas teraba, amplitudo nadi besar, tekanan

sistolik 80 mmHg / lebih, kecepatan tetesan dikurangi 10

liter/kgBB/jam. Mengingat kebocoran plasma 24 sampai 48

jam, maka pemberian infus dipertahankan sampai 1 sampai 2

hari lagi walaupun tanda-tanda vital telah baik. Pada pasien

renjtan berat atau renjaan berulang perlu dipasang Central

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

37

Venous Pressure (CVP) untuk mengukur tekanan vena sentral

melalui vena magna atau vena jugularis, dan biasanya pasien

dirawat di ICU. Tranfusi darah diberikan pada pasien dengan

perdarahan gastrointestinal yang berat. Kadang-kadang

perdarahan gastrointestinal berat dapat diduga apabila nilai

hemoglobin dan hematokrit menurun sedangkan perdarahannya

sedikit tidak kelihatan. Dengan memperhatikan evaluasi klinik

yang telah disebut, maka dengan keadaan ini dianjurkan

pemberian darah.

2.3.9 Komplikasi

Menuruut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai berikut:

a. Gagal ginjal.

b. Efusi pleura.

c. Hepatomegali.

d. Gagal jantung

2.4 Asuhan Keperawatan

2.4.1 Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak

dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat,

pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan

orang tua.

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

38

2. Keluhan Utama

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke

rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai

menggigil dan saat demam kesadaran composmentis. Turunnya

panas terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin

lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri

telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri

otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa

pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade

III, IV), melena atau hematesis.

4. Riwayat penyakit dahulu

Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa

mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.

5. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit apa saja yang pernah di derita sama keluarga klien

6. Riwayat imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan

akan timbulnya komplikasi dapat dihindari

7. Riwayat gizi Status gizi

anak menderita DHF dapat bervariasi.Semua anak dengan status

gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor

predisposisinya.Anak yang menderita DHF sering mengalami

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

39

keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi

ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang

mencukupi, maka anak akan mengalami penurunan berat badan

sehingga status gizinya menjadi kurang.

8. Kondisi lingkungan

Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan

yang kurang bersih (seperti air yang mengenang dan gantungan

baju di kamar).

9. Pola kebiasaan

a. Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pentangan, nafsu

makan berkurang, dan nafsu makan menurun.

b. Eliminasi alvi (buang air besar). Kadang-kadang anak

mengalami diar/konstipasi. Sementara DHF pada Grade III-IV

bisa terjadi melena.

c. Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering

kencing, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering

terjadi hematuria.

d. Tidur dan istirahat. Anak sering mrngalami kurang tidur karena

mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan

kuantitas tidur maupun istirahat kurang.

e. Kebersihan upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan

lingkungan cenderung terutama untuk membersihkan tempat

sarang nyamuk aedes aegypti.

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

40

f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya

untuk menjaga kesehatan.

10. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi dari ujung rambut sampai jung kaki. Pemeriksaan fisik

secara umum:

1) Grade I : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah,

tanda-tanda vital dan nadi lemah.

Grade II : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, ada

perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta

nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.

Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah,

nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.

Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital nadi tidak teraba,

tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin,

berkeringat, dan kulit.

2) Tanda-tanda vital (TTV) Tekanan nadi lemah dan kecil

(gradeIII), nadi tidak teraba (grade IV), tekanan darah menurun (

sistolik menurun sampai 80mmHg atau kurang), suhu tinggi

(diatas 37,5oC)

3) Kepala : kepala bersih, ada pembengkakan atau tidak, Kepala

terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam.

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

41

4) Mata Konjungtiva anemis

5) Hidung : Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis)

pada gradeII,III, IV.

6) Telinga tidak ada perdarahan pada telinga, simetris, bersih tidak

ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.

7) Mulut

Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi

perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokkan

hyperemia pharing.

8) Leher : Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak

mengalami pembesaran

9) Dada / thorak

I : Bentuk simetris, kadang-kadang tampak sesak.

Pal : Biasanya fremitus kiri dan kanan tidak sama

Per : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang

tertimbun pada paru

A : Adanya bunyi ronchi yang biasanya terdapat pada grade

III, dan IV.

10) Abdomen

I : Abdomen tampak simetris dan adanya asites.

Pal :Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)

Per : Terdengar redup

A : Adanya penurunan bising usus

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

42

11) Sistem integument

Adanya petekia pada kulit spontan dan dengan melakukan uji

tourniquet. Turgor kuit menurun, dan muncul keringat dingin,

dan lembab. Pemeriksaan uji tourniket dilakukan dengan

terlebih dahulu menetapkan tekanan darah anak. Selanjutnya

diberikan 24 tekanan antara sistolik dan diastolic pada alat

ukur yang dipasang pada tangan. Setelah dilakukan tekanan

selama 5 menit, perhatikan timbulnya petekie di bagian

volarlenga bawah (Soedarmo,2008).

12) Genitalia Biasanya tidak ada masalah

13) Ekstremitas

Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada

kuku sianosis/tida

14) Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

Hb dan PCV meningkat (> dari 20 %).

Trobositopenia (< dari 100.000/ml).

Leucopenia (mungkin normal atau lekositosis).

Ig. D. dengue positif.

Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan :

hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.

Urium dan pH darah mungkin meningkat.

Asidosis metabolik : pCO2< 35 – 40 mmHg dan HCO3

rendah.

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

43

SGOT / SGPT mungkin meningkat.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan ( Hipovolemia ) berhubungan dengan

peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir

kering

b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) makanan ditandai dengan berat badan menurun

c. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kurang informasi

d. Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia

e. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai

dengan suhu tubuh diatas nilai normal

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai

dengan mengeluh lelah

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

44

2.4.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN )

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1. Hipovolemia berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif ditandai

dengan mukosa bibir kering

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam diharapkan

hipovolemia terpenuhi.

Kriteria Hasil :

Status Cairan

Turgor kulit

Perasaan lemah

Keluhan haus

Tekanan darah

Intake cairan membaik

Suhu tubuh

Manajemen hipovolemia

Observasi :

Periksa tanda dan gejala

hipovolemik ( tekanan darah

menurun, membrane mukosa

kering, hematocrit meningkat )

- Monitor intake dan output cairan

Terapeutik :

- Hitung kebutuhan cairan

- Berikan posisi modified

trendelenburg

- Berikan asupan cairan oral

Edukasi :

- Anjurkan memperbanyak asupan

cairan oral

- Anjurkan menghindari perubahan

posisi mendadak

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian cairan IV

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

45

isotonis ( misalnya : NaCl, RL )

- Kolaborasi pemberian cairan IV

hipotonis ( missal : glukosa 2,5%,

NaCl 0,4% )

- Kolaborasi pemberian cairan

koloid ( miosal : albumin,

plasmanate )

- Kolaborasi pemberian produk

darah

Pemantauan cairan

Observasi :

- Monitor status hidrasi ( mis.

Frekuensi nadi, kekuatan nadi,

akral, pengisian kapiler,

kelembaban mukosa, turgor kulit,

tekanan darah )

- Monitor berat badan

- Monitor hasil pemeriksaan

laboratorium ( mis. MAP, CVP,

PAP, PCWP jika tersedia )

Terapeutik :

- Catat intake-output dan hitung

balans cairan 24 jam

- Berikan asupan cairan, sesuai

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

46

kebutuhan

- Berikan cairan intravena, jika

perlu

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian diuretik,

jika perlu

2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan

psikologis (keengganan untuk

makan) makanan ditandai dengan

berat badan menurun

Setelah dilakuan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam diharapkan

ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh terpenuhi.

Kriteria Hasil :

Status Nutrisi

Porsi makanan yang dihabiskan

sedang

Frekuensi makan

Nafsu makan cukup membaik

Mermban mukosa sedang

Manajemen nutrisi

Observasi :

- Identifikasi status nutrisi

- Identifikasi alergi dan intoleransi

makanan

- Identifikasi makanan yang disukai

- Identifikasi kebutuhan kalori dan

jenis nutrient

- Identifikasi perlunya penggunaan

selang nasogastric

- Monitor asupan makanan

- Monitor berat badan

- Monitor hasil pemeriksaan

laboratorium

Terapeutik :

- Lakukan oral hygiene, jika perlu

- Fasilitasi menentukan pedoman

dier ( mis. Piramida makanan )

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

47

- Sajikan makanan secara menarik

dan suhu yang sesuai

- Berikan makanan tinggi serat

untuk menjegah konstipasi

- Berikan makanan tinggi kalori dan

tinggi protein

- Berikan suplemen makanan, jika

perlu

- Hentikan pemberian makan

melalui selang nasogatrik jika

asupan oral dapat ditoleransi

- Berikan makanan tinggi serat

untuk mencegah konstipasi

Edukasi :

- Anjurkan posisi duduk jika

mampu

- Anjurkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian medikasi

sebelum makan ( mis. Pereda

nyeri, antiemetic ), jika perlu

- kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan

jenis nutrien yang dibutuhkan

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

48

Pemantauan nutrisi

Observasi :

- Identifikasi factor yang

mempengaruhi asupan gizi ( mis.

Pengetahuan, ketersediaan

makanan, agama/kepercayaan,

budaya, mengunyah tidak adekuat,

gangguan menelan, penggunaan

obat-obatan atau pascaoperasi )

- Identikasi perubahan berat badan

- Identifikasi kelainan pada kulit

- Identintifikasi kelainan eliminas (

mis. Kering, tipis, kasar, dan

mudah patah )

- Identifikasi pola makan ( mis.

Kesukaan/ketidaksukaan makanan,

konsumsi makanan cepat saji,

makan terburu-buru )

- Identifikasi kelainan pada kuku (

mis. Diare, darah, lender, dan

eliminasi yang tidak teratur )

- Identifikasi kemampuan menelan (

mis. Fungsi motoric wajah, reflex

menelan, dan reflex gag )

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

49

- Identifikasi kelainan rongga mulut

( mis. Peradangan, gusi berdarah,

bibir kering dan retak, luka )

- Identifikasi kelainan eliminasi (

mis. Diare, darah, lender. Dan

eliminasi yang tidak teratur )

- Monitor mual dan muntah

- Monitor asupan oral

- Monitor warna konjungtiva

- Monitor hasil laboratorium ( mis.

Kadar kolestrol, albumin serum,

transferrin, kreatinin, hemoglobin,

hematocrit, dan elektrolit darah )

Terapeutik :

- Timbang berat badan

- Ukur antropometrik komposisi

tubuh ( mis. Indeks massa tubuh,

pengukuran pinggang, dan ukuran

lipatan kulit )

- Hitung perubahan berat badan

- Atur interval waktu pemantauan

sesuai dengan kondisi pasien

- Dokumentasi hasil pemantauan

Edukasi :

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

50

- Jelaskan tujuan prosedur

pemantauan

- Informasikan hasil pemantauan,

jika perlu

3. Defisit Pengetahuan berhubungan

dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kurang informasi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam diharapkan

deficit pengetahuan meningkat.

Kriteria Hasil :

Tingkat Pengetahuan

Kemampuan menjelaskan

pengetahuan tentang suatu

topik meningkat

Pertanyaan tentang masal;ah

yang dihadapi meningkat

Edukasi Kesehatan

Observasi :

- Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima informasi

- Identifikasi faktor-faktor yang

dapay meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku

hidup bersih dan sehat

Terapeutik :

- Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

- Jadwalkan pendidikan kesehatan

sesuai kesepakatan

- Berikan kesempatan untuk

bertanya

Edukasi :

- Jelaskan factor risiko yang dapat

mempengaruhi kesehatan

- Ajarkan perilaku hidup bersih dan

sehat

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

51

- Ajarkan strategi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat

4. Resiko Perdarahan berhubungan

dengan gangguaan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai

dengan trombositopenia

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam diharapkan

tingkat perdarahan menurun .

Kriteria Hasil :

Tingkat Perdarahan

Kelembapan membran

mukosa

Suhu tubuh meningkat

Hematokrit membaik

Pencegahan Perdarahan

Observasi :

- Monitor tanda dan gejala

perdarahan

- Monitor nilai hematocrit /

hemoglobin sebelum dan sesudah

kehilangan darah

- Monitor tanda dan gejala ortostatik

- Monitor koagulasi ( mis.

Prothrombin time (PT), Partial

thromboplastin time (PTT),

fibrinogen, deradasi fibrin

dan/atau platelet )

Terapeutik :

- Pertahankan bedrest selama

perdarahan

- Batasi tindakan invasive, jika perlu

- Gunakan kasur pencegah

decubitus

- Hindari pengukuran suhu rektal

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

52

Edukasi :

- Jelaskan tanda dan gejala

perdarahan

- Anjurkan menggunakan kaus kaki

saat ambulasi

- Anjurkan meningkatkan asupan

untuk menghindari konstipasi

- Anjurkan menghindari aspirin atau

antikoagulan

- Anjurkan meningkatkan asupan

makanan dan vitamin K

- Anjurkan segera melapor jika

terjadi perdarahan

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian obat

pengontrol perdarahan, jika perlu

- Kolaborasi pemberian produk

darah, jika perlu

- Kolaborasi pemberian pelunak

tinja

5. Hipertermi berhubungan dengan

proses infeksi virus dengue

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam diharapkan

hipertermi membaik.

Kriteria Hasil :

Manajemen Hipertermia

Observasi :

- Identifikasi penyebab hipertemia (

mis. Dehidrasi, terpapar

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

53

Termoregulasi

Menggigil

Kulit merah

Kejang

Pucat

Suhu tubuh

Tekanan darah

lingkungan panas, penggunaan

incubator )

- Monitor suhu tubuh

- Monitor kadar elektrolit

- Monitor haluan urine

- Monitor komplikasi akibat

hipertermia

Terapeutik :

- Sediakan lingkungan yang dingin

- Longgarkan atau lepaskan pakaian

- Basahi dan kipasi permukaan

tubuh

- Berikan cairan oral

- Ganti linen setiap hari atau lebih

sering jika mengalami

hyperhidrosis ( keringat berlebihan

)

- Lakukan pendinginan eksternal (

mis. Seliput hipotermia atau

kompres dingin di dahi, leher,

dada, abdomen, aksila )

- Hindari pemberian antipiretik atau

aspirin

- Berikan oksigen jika perlu

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

54

Edukasi :

- Anjurkan tiring baring

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian cairan

elektrolit intravena, jika perlu

6. Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan kelemahan fisik

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam diharapkan

intoleransi aktivitas meningkat.

Kriteria Hasil

Toleransi aktivitas

Frekuensi nadi

Kemudahan dalam

melakukan aktivitas sehari-

hari

Manajemen energi

Observasi :

- Identifikasi gangguan fungsi tubuh

yang mengakibatkan kelelahan

- Monitor kelelahan fisik dan

emosional

- Monitor pola dan jam tidur

- Monitor lokasi dan

ketidaknyamanan selama

melakukan aktivitas

Terapeutik :

- Sediakan lingkungan nyaman dan

rendah stimulus ( mis. Cahaya,

suara, kunjungan )

- Lakukan latihan rentang gerak

pasif atau aktif

- Berikan aktivitas distraksi yang

menenangkan

- Fasilitasi duduk di sisi tempay

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

55

tidur, jika tidak dapat berpindah

atau berjalan

Edukasi :

- Anjurkan tirah baring

- Anjurkan melakukan aktivitas

secara bertahap

- Anjurkan menghubungi perawatb

jika tanda dan gejala kelelahan

tidak berkurang

- Ajarkan strategi koping untuk

mengurangi kelelahan

Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan ahli gizi

tentang cara meningkatkan asupan

makanan

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

56

2.4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu

pasien dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah

kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam

rencana keperawatan (Nursallam, 2011).

2.4.5 Evaluasi

Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua

jenis yaitu :

a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan

dimana evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai

b. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam

metode evaluasi ini menggunakan SOAP.

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

57

BAB III

TINJAUAN KASUS

3. 1 Pengkajian

Tanggal Pengambilan Data : 21 Juni 2019

MRS : 20 Juni 2019

Ruang : Inap anak

Reg : 522707

3. 1. 1 Identitas Pasien

Nama : An.D

Tempat / Tanggal Lahir : Bukittinggi / 29 Februari

2006

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah / Ibu : Dalimin / Sariyus Mahera

Pekerjaan Ayah : Petani

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga ( IRT )

Alamat : Jorong Bateh Sariak ,

Nagari Nan Tujuah

Kecamatan Palupuah,

Kabupaten Agam.

Suku Bangsa : Minang

Agama : Islam

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

58

Biaya Ditanggung Oleh : BPJS

3. 1. 2 Alasan Masuk

Klien datang ke IGD tanggal 20 Juni 2019 jam 12.30 dengan

keluhan demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,

mimisan satu jam sebelum dibawa ke rumah sakit, muntah 2

kali, dan BAB susah.

3. 1. 3 Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu klien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, ibu

mengatakan suhu tubuh turun naik, ibu klien mengatakan klien

buang air besar tidak ada sejak hari minggu sebelum masuk

rumah sakit, klien mengatakan terasa pusing saat duduk dan

berdiri, klien mengatakan badan terasa letih,ibu klien

mengatakan nafsu makan menurun, minum kurang, ibu klien

mengatakan trombosit klien menurun.

3. 1. 4 Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu klien mengatakan klien pernah di rawat pada umur 4 tahun

di RSUD Achmad Mochtar dengan penyakit ssama.

3. 1. 5 Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakan keluarga klien ada yang sedang

mengalami penyakit yang sama yaitu kakak klien, ibu

mengatakan ibu memiliki penyakit vertigo, dan tidak ada

keluarga lainnya yang memiliki penyakit hipertensi, DM,

jantung dan penyakit lainnya.

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

59

GENOGRAM

Keterangan :

1. Laki – Laki

2. Perempuan :

3. Klien :

4. Meinggal :

5. Serumah :

3. 1. 6 Riyawat Kehamilan dan Kelahiran

1) Prenatal

Ibu klien mengatakan saat hamil klien rutin melakukan

pemeriksaan kehamilan 1 x 1 bulan ke bidan. Ibu klien

tidak ada mengkonsumsi obat-obatan saat hamil.

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

60

2) Natal

Ibu klien melahirkan klien secara normal di RS. Achmad

Mochtar, usia kehamilan saat lahir 9 bulan 15 hari. Berat

Badan 4 Kg, Panjang Badan 47 cm.

3) Post Natal

Keadaan ibu saat pasca melahirkan tidak ada mengalami

perdarahan, ASI ibu dapat keluar dan banyak.

3. 1. 7 Riwayat Sosial

1) Yang mengasuh : klien tinggal di kos bersama kakaknya,

kakaknya saying dengan adiknya. Dan orang tua klien

sering ke kosan klien dan orang tua klien sangat saying

dengan klien

2) Hubungan dengan keluarga : saat di rumah sakit ibu dan

ayah klien selalu nemanin klien dan anggota keluarga yang

lain bergntian untuk menjaga klien seperti adik dari ibunya

klien.

3) Hubungan dengan teman sebaya : baik

4) Pembawaan secara umum : pada saat komunikasi dengan

perawat klien tampakk malu tapi klien sangat kooperatif

dan mudah akeab

5) Lingkungan rumah : Bersih, aman dan nyaman

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

61

3. 1. 8 Kebutuhan Dasar

1) Makanan yang disukai / tidak disukai

Klien mengatakan suka makan ayam, ikan, nasi goring,

manga, pisang, dan makanan yang tidak disukai klien

nenas.

2) Pola Tidur

Klien mengatakan tidur siang hanya 4 jam semenjak sakit

dan tidur malam hanya 6 jam.

3) Mandi

Klien saat sehat rajin mandi,klien mandi 2 kali sehari tetapi

semenjak sakit klien tidak ada mandi atau hanya di lap

dengan waslap basah.

4) Aktivitas Bermain

Klien waktu sehat sering bermain dengan teman sebayanya,

tapi saat sakit sekarang klien tidak ada bermain.

5) Eliminasi

BAB : Klien belum ada BAB semenjak sakit ini.

BAK : buang air kecil klien lancar, frekuensi 4x sehari, bau

pesing,warna kuning, konsistensi cair dan tidak ada

kesulitan dalam BAK.

3. 1. 9 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4M6V5 = 15

BB / TB : 45 Kg / 130 Cm

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

62

Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg

N : 64 x/m

P : 20 x/m

S : 36,5 ˚C

1) Kepala

Rambut

I : Rambut klien tampak hitam, rambut klien

berminyak dan lepek, tidak ada ketombe, tidak ada

kutu

P : Tidak ada terdapat udem dan pembengkakan pada

kepala

Mata

Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri dan kanan,

Pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak

ada gangguan penglihatan.

Telinga

Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,

tidak ada gangguan pendengaran.

Hidung

Bersih, bentuk simetris, tidak ada sekresi, tidak ada polip,

tidak ada gangguan penciuman.

Mulut dan Gigi

Bersih, mukosa bibir kering, , gigi rapi, bibir simetris kiri

dan kanan, tidak ada kelainan.

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

63

2) Leher

Tidak ada terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tida ada

kelainan pada leher.

3) Thorak

Paru – Paru

I : Pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada

menggunakan otot bantu pernafasan.

P : Pergerakan dinding dada teratur, traktil fremitus

sama, tidak ada oedem

P : Sonor

A : Irama pernafasan vesikuler

Jantung

I : simetris kiri dan kanan, Ictus cordis Terlihat, tidak ada

palpitasi

P : Ictus Cordis

P : Suara jantung vesikuler

A : Suara jantung terdengar S1 S2, lup dup

4) Abdomen

I : Perut klien tampak simetris, Tidak ada bekas operasi,

tidak ada lesi

A : Bising usus 12 x/menit

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

64

P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem atau masa,

pembesaran hepar tidak ada

P : Tympani

5) Punggung : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada

kelainan pada punggung

6) Esktremitas

Atas : CRT < 2 detik, Klien terpasang infus RL 30 tts/m

ditangan sebelah kiri.

Bawah : Klien tidak terpasang kateter

Kekuatan otot :

5555 5555

5555 5555

7) Genetalia

tampak bersih, tidak ada kelainan pada genetalia

8) Integument

warna kulit sawo matang, kulit ada bintik-bintik merah,

turgor kulit jelek.

3. 1. 10 Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

1) Kemandian dan Bergaul

Klien sangat mandiri saat bermain, klien sudah mampu

mandi atau memakai pakaian sendiri dan berinteraksi dengan

keluarga secara baik.

2) Motorik Halus

Klien mampu membaca,menggambar dan belajar sendiri

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

65

3) Motorik Kasar

Klien mampu berjalan mundur dan melangkah, klien mampu

bermain aktif saat sehat dan tidak ada kendala saat berjalan

dan bermain.

4) Kognitif dan Bahasa

Klien mampu menjawab dengan benar dan berbahasa

Indonesia atau bahasa minang dengan benar. Klien mampu

mengucapkan kata-kata lebih dari 2 kata atau mengucapkan

dengan baik.

3. 1. 11 Data Penunjang

Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 21 Juni 2019 Jam

09.51 wib

Tabel 3.1 Laboratorium

No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal

1. HGB 14.6 [g/dL] 13.0 – 16.1

2. RBC 4.90 [10^6/uL] 4.5 – 5.5

3. HCT 41.2 [%] 40.0 – 48.0

4. WBC 2.95 [10^3/uL] 5.0 – 10.0

5. EO% 1.7 [10^3/uL] 1 – 3

6. BASO% 0.3 [10^3/uL] 0 – 1

7. NEUT 24.1 [10^3/uL] 50 – 70

8. LYMPH 65.1 [10^3/uL] 20 – 40

9. MONO% 8.8 [10^3/uL] 2 – 8

10. PLT 19* [10^3/uL] 150 - 400

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

66

Laboratorium tanggal 21 Juni 2019 jam 16.57 WIB

Tabel 3.2

No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal

1. HGB 14.4 [g/dL] 13.0 – 16.1

2. RBC 4.74 [10^6/uL] 4.5 – 5.5

3. HCT 40.7 [%] 40.0 – 48.0

4. WBC 3.44 [10^3/uL] 5.0 – 10.0

5. EO% 2.3 [10^3/uL] 1 – 3

6. BASO% 0.3 [10^3/uL] 0 – 1

7. NEUT 22.1* [10^3/uL] 50 – 70

8. LYMPH 66.9* [10^3/uL] 20 – 40

9. MONO% 8.4* [10^3/uL] 2 – 8

10. PLT 16* [10^3/uL] 150 - 400

Laboratorium tanggal 22 Juni 2019

Tabel 3.3

No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal

1. HGB 14.6 [g/dL] 13.0 – 16.1

2. RBC 4.92 [10^6/uL] 4.5 – 5.5

3. HCT 42.4 [%] 40.0 – 48.0

4. WBC 3.69 [10^3/uL] 5.0 – 10.0

5. EO% 2.3 [10^3/uL] 1 – 3

6. BASO% 0.8 [10^3/uL] 0 – 1

7. NEUT 23.3* [10^3/uL] 50 – 70

8. LYMPH 64.5* [10^3/uL] 20 – 40

9. MONO% 9.5* [10^3/uL] 2 – 8

10. PLT 12* [10^3/uL] 150 - 400

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

67

Laboratorium tanggal 23 Juni 2019

Tabel 3.4

No Nama Pemeriksa Jumlah Satuan Nilai Normal

1. HGB 13.7 [g/dL] 13.0 – 16.1

2. RBC 4.65 [10^6/uL] 4.5 – 5.5

3. HCT 40.4 [%] 40.0 – 48.0

4. WBC 4.67 [10^3/uL] 5.0 – 10.0

5. PLT 23* [10^3/uL] 150 - 400

3. 1. 12 Data Pengobatan

a. Paracetamol tablet 3x500 mg

b.Infus RL 30 tts/menit

3. 1. 13 Data Fokus

a. Data Subjektif

1) Ibu klien mengatakan klien kurang minum

2) Ibu klien mengatakan klien letih

3) Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien turun naik

4) Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun

5) Klien mengatakan pusing saat berdiri dan duduk

6) Ibu klien mengatakan klien tadi siang muntah

7) Ibu klien mengatakan klien sudah 3 hari tidak BAB

8) Ibu klien mengatakan kurang pengatuhuan tengtang

penyakitnya

9) Ibu tampak mengatakan kurang informasi tentang penyakit

anaknya

10) Ibu klien mengatakan trombosit anaknya menurun

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

68

11) Klien mengatakan lemah

b.Data Objektif

1) Klien tampak letih

2) Klien tampak ada bintik-bintik merah di tangan klien, pada

tangan ( + )

TD : 100/70 P : 24 x/m

N : 64 x/m S: 36,5 ˚C

- Input : 1170 cc

- Output : urine : 1300 cc

- IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam = 110,8 cc

- Balance Cairan : - 240,8 cc

3) Klien tampak tidak nafsu makan

4) Klien hanya menghabiskan 3 sendok dari porsi yang

diberikan

5) Mukosa bibir klien tampak pucat

6) Ibu klien tampak bingung

7) Ibu klien tampak sering bertanya tentang penyakit anaknya

8) Trombosit : 19* [10^3/uL]

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

69

ANALISA DATA

Tabel 3.5

No Data Masalah Etiologi

1. DS :

- Ibu klien mengatakan klien

kurang minum

- Ibu klien mengatakan klien

letih

- Ibu klien mengatakan klien

tadi siang muntah 2x

- Ibu klien mengatakan suhu

tubuh klien turun naik

DO :

- Klien tampak letih

- Klien tampak ada bintik-

bintik merah di tangan klien

- TD : 100/70 P : 24 x/m

N : 64 x/m S: 36,5 ˚C

- Pteke pada tangan ( + )

Input : 1170 cc

Output : urine : 1300 cc

IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =

110,8 cc

Balance Cairan : - 240,8 cc

Hipovolemia Peningkatan

permeabilitas

kapiler

2. DS :

- Ibu klien mengatakan nafsu

makan klien berkurang.

- Klien mengatakan pusing saat

berdiri dan duduk

- Ibu klien mengatakan klien

Defisit

Nutrisi

Psikologis

(keengganan

untuk makan)

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

70

tadi siang muntah

- Ibu klien mengatakan klien

sudah 3 hari tidak BAB

DO :

- Klien tampak tidak nafsu

makan

- Klien hanya menghabiskan 3

sendok dari porsi yang

diberikan

- Mukosa bibir klien tampak

pucat

- TD : 100/70 mmHg

N : 64 x/m

P : 24 x/m

S : 36,5 °C

BB : 38 Kg TB : 1 cm

IMT : BB / TB²

38 / (144)² = 18,3

3. DS :

- Ibu klien mengatakan kurang

pengatuhuan tengtang

penyakitnya

- Ibu tampak mengatakan

kurang informasi tentang

penyakit anaknya

DO :

- Ibu klien tampak bingung

- Ibu klien tampak sering

bertanya tentang penyakit

anaknya

Defisit

Pengetahuan

Gangguan fungsi

kognitif

DS :

- Ibu klien mengatakan

Resiko

Perdarahan

Gangguan

Koagulasi

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

71

trombosit klien menurun

- Pasien mengatakan lemas

DO :

- Trombosit klien 19*

[10^3/uL]

- Pasien tampak lemah

(penurunsn

trombosit)

3.2 Diagnosa Keperawatan

3.2.1 Kekurangan volume cairan ( Hipovolemia ) berhubungan dengan

peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir

kering

3.2.2 Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) makanan ditandai dengan berat badan menurun

3.2.3 Kurang Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kurang informasi

3.2.4 Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

72

3.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN )

Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1. Hipovolemia berhubungan dengan

Peningkatan permeabilitas kapiler

ditandai dengan mukosa bibir

kering

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3 x 24 jam diharapkan

hipovolemia membaik.

Kriteria Hasil :

Status Cairan

Turgor kulit

Perasaan lemah

Intake cairan membaik

Suhu tubuh

Manajemen hipovolemia

Observasi :

- Periksa tanda dan gejala

hipovolemik ( tekanan darah

menurun, membrane mukosa

kering, hematocrit meningkat )

- Monitor intake dan output cairan

Terapeutik :

- Berikan asupan cairan oral

Edukasi :

- Anjurkan memperbanyak asupan

cairan oral

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian cairan IV

isotonis ( misalnya : RL )

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

73

Pemantauan cairan

Observasi :

- Monitor berat badan

- Monitor hasil pemeriksaan

laboratorium

Terapeutik :

- Berikan cairan intravena

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian diuretik

2. Defisit Nutrisi berhubungan

dengan psikologis (keengganan

untuk makan) ditandai dengan berat

badan menurun

Setelah dilakuan tindakan

keperawatan 3 x 24 jam diharapkan

ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh terpenuhi.

Kriteria Hasil :

Status Nutrisi

Porsi makanan yang dihabiskan

sedang

Frekuensi makan

Manajemen nutrisi

Observasi :

- Identifikasi alergi

- Identifikasi makanan yang disukai

Terapeutik :

- Berikan makanan tinggi serat

untuk mencegah konstipasi

Edukasi :

- Anjurkan posisi duduk jika

mampu

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

74

Nafsu makan cukup membaik

Mermban mukosa sedang

Kolaborasi :

- kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan

jenis nutrien yang dibutuhkan

Pemantauan nutrisi

Observasi :

- Identifikasi kelainan pada kulit

- Identintifikasi kelainan eliminasi

- Monitor mual dan muntah

Terapeutik :

- Timbang berat badan

Edukasi :

- Jelaskan tujuan prosedur

pemantauan

Kolaborasi :

- Kolaborasi dengan ahli gizi

3. Defisit Pengetahuan berhubungan

dengan fungsi kognitif ditandai

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3 x 24 jam diharapkan

Edukasi Kesehatan

Observasi :

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

75

dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat.

Kriteria Hasil :

Tingkat Pengetahuan

- Kemampuan menjelaskan

pengetahuan tentang suatu

topik meningkat

- Pertanyaan tentang masal;ah

yang dihadapi meningkat

- Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima informasi

- Identifikasi faktor-faktor yang

dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku

hidup bersih dan sehat

Terapeutik :

- Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

- Berikan kesempatan bertanya

Edukasi :

- Jelaskan faktor risiko yang dapat

mempengaruhi kesehatan

- Ajarkan perilaku hidup sehat

Resiko Perdarahan berhubungan

dengan gangguaan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai

dengan trombositopenia

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam diharapkan

tingkat perdarahan menurun .

Kriteria Hasil :

Tingkat Perdarahan

Mencegahan Perdarahan

Observasi :

- Monitor tanda dan gejala

perdarahan

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

76

Kelembapan membran

mukosa

Suhu tubuh meningkat

Hematokrit membaik

- Monitor nilai hematokrit /

hemoglobin sebelum dan sesudah

kehilangan darah

Terapeutik :

- Pertahankan bedrest selama

perdarahan

Edukasi :

- Jelaskan tanda dan gejala

perdarahan

- Anjurkan meningkatkan asupan

untuk menghindari konstipasi

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian obat

pengontrol perdarahan, jika perlu

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

77

3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tabel 3.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

NO HARI / TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Jumat / 21 Juni 2019 Hipovolemia

berhubungan

dengan

Peningkatan

permeabilitas

kapiler ditandai

dengan mukosa

bibir kering

08.00 Memanajemen hypovolemia

Observasi :

1. Memperiksa tanda dan

gejala hipovolemik (

tekanan darah 100/70

mmHg, membran mukosa

bibir klien kering, bibir

pecah-pecah, lidah klien

putih,hematocrit

meningkat, dari hasil

laboratorium klien

hematokrit klien tidak

meningkat 41.2 [%] )

2. Memonitor intake dan

output cairan

Jam : 13.00

S :

Ibu klien mengatakan klien kurang

minum

Ibu klien mengatakan klien letih

Ibu klien mengatakan klien tadi

siang muntah

Ibu klien mengatakan suhu tubuh

klien turun naik

O :

Klien tampak letih

Klien tampak ada bintik-bintik

merah di tangan klien, Pteke

pada tangan ( + )

TD : 100/70 P : 24 x/m

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

78

Intake: 1170 cc

Output : urine : 1300 cc

T :

3. Memberikan asupan cairan

oral, sebanyak 4 gelas dari

jam 08.00-14.00, 1200 cc

E :

4. Menganjurkan

memperbanyak asupan

cairan oral, dengan cara

memberi tahu kepada

keluarga atau klien untuk

memperbanyak minum

sesuai kebutuhan tubuh

sekitar 2400 cc / 24 jam

K :

5. Memantau pemberian

cairan IV isotonis ( RL 30

N : 64 x/m S: 36,5 ˚C

Intake : 1170 cc

Output : urine : 1300 cc

IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =

110,8 cc

Balance Cairan : - 20,8 cc

A : Hipovolekimi

P : Intervensi dilanjutkan

Memanajemen hipovolemia no

1,2,3, dan 5

Memantau cairan no 2,3 dan 4

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

79

tts/m )

Memantauan cairan

Observasi :

1. Memonitor berat badan

(BB sebelum sakit 45 Kg)

2. Memonitor hasil

pemeriksaan laboratorium (

hematokrit 41.2 [%] )

Terapeutik :

3. Berikan asupan cairan oral

sebanyak 4 gelas dari jam

08.00-14.00, 1200 cc

4. Memberikan cairan

intravena ( RL 30 tts/m )

Kolaborasi :

5. Melakukan Kolaborasi

pemberian diuretic tidak

dilakukan, karena tidak

sesuai dengan kondisi

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

80

klien. Klien urine nya

lancar tidak memakai

kateter.

2. Jumat / 21 Juni 2019 Defisit Nutrisi

berhubungan

dengan

psikologis

(keengganan

untuk makan)

ditandai dengan

berat badan

menurun

10.00 Manajemen nutrisi

Observasi :

1. Mengidentifikasi alergi,

klien tidak ada alergi

terhadap obat maupun

makanan.

2. Mengidentifikasi makanan

yang disukai, makanan

yang disukai klien.

Makanan yang disukai

klien ayam, ikan, nasi

goring, mangga, pisang dan

makanan yang tidak

disukai klien nenas.

S :

Ibu klien mengatakan nafsu

makan klien menurun.

Klien mengatakan pusing saat

berdiri dan duduk

Ibu klien mengatakan klien tadi

siang muntah

Ibu klien mengatakan klien

sudah 3 hari tidak BAB

O :

Klien tampak tidak nafsu makan

Klien hanya menghabiskan 3

sendok dari porsi yang diberikan

Mukosa bibir klien tampak pucat

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

81

Terapeutik :

3. Memberikan makanan

tinggi serat untuk

mencegah konstipasi (

pepaya )

Edukasi :

4. Menganjurkan posisi

duduk jika mampu, agar

klien tidak merasa letih dan

lemah.

K :

5. Melakukan kolaborasi

dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori

dan jenis nutrien yang

dibutuhkan

TD : 100/70 mmHg

N : 64 x/m

P : 24 x/m

S : 36,5 ˚C

BB : 38 Kg TB : 1 cm

IMT : BB / TB²

38 / (1)² = 18,3

A : Defisit nutrisi

P : Intervensi dilanjutkan

Memanajemen Nutrisi no 3,4

dan 5

Pemantauan Nutrisi NO 1,2,3

dan 4

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

82

Memantau nutrisi

Obdervasi :

1. Mengidentifikasi kelainan

pada kulit, ( pada kulit

klien terdapat bintik-bintik

merah di tangan klien ).

2. Mengidentintifikasi

kelainan eliminasi, BAK

klien lancar, sedangkan

BAB klien susah

3. Memonitor mual dan

muntah ( klien merasakan

mual dan muntah )

Terapeutik :

4. Menimbang berat badan,

berat badan klien 42 kg

Edukasi :

5. Menjelaskan tujuan

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

83

prosedur pemantauan (ibu

tujuan pemantauan nutrisi

agar nutrisi klien

terpenuhi)

3. Jumat / 21 Juni 2019 Defisit

pengetahuan

berhubungan

dengan

gangguan

fungsi kognitif

ditandai dengan

kurang

informasi

12.00 Edukasi Kesehatan

Observasi :

1. Mengidentifikasi faktor-

faktor yang dapat

meningkatkan dan

menurunkan motivasi

perilaku hidup bersih dan

sehat ( yang dapat

meningkatkan hidup bersih

dan sehat dengan cara

mencuci tangan setiap

sebelum atau sesudah

melakukan aktivitas,

membersihkan rumah.

S :

Ibu klien mengatakan kurang

pengatuhuan tengtang

penyakitnya

Ibu mengatakan kurang

informasi tentang penyakit

anaknya

O :

Ibu klien tampak bingung

Ibu klien tampak sering bertanya

tentang penyakit anaknya

TD : 100/70 mmHg

N : 64 x/m

P : 24 x/m

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

84

Yang dapat menurunkan

motivasi prilaku hidup

bersih dan sehat yaitu

kurangnya partisipasi

keluarga dalam

membersihkan lingkungan

rungan dan keluarga tidak

mengajarkan hidup bersih

dan sehat kepada anak )

Terapeutik :

2. Memberikan kesempatan

bertanya ( keluarga klien

menanyakan bagaimana

cara menaikan trombosit

anaknya yang turun )

Edukasi :

3. Menjelaskan faktor risiko

yang dapat mempengaruhi

kesehatan ( faktor yang

S : 36,5 ˚

A : Masalah defisit Pengetahuan belum

teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Edukasi Kesehatan

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

85

dapat mempengaruhi

kesehatatan yaitu

lingkungan, bak mandi,

genangan air jernih banyak

jentik-jentik nyamuk yang

mengakinatkan demam

berdarah )

4. Mengajarkan perilaku

hidup sehat ( mengajarkan

cara cuci tangan yang

benar, dan membuang

sampah pada tempatnya )

Jumat / 21 Juni 2019 Resiko

Perdarahan

berhubungan

dengan

gangguaan

koagulasi

(penurunan

08.00 Mencegahan Perdarahan

Observasi :

1. Memonitor tanda dan

gejala perdarahan

(perdarahan pada hidung /

mimisan, muntah terus

Jam 13.00

S :

Ibu klien mengatakan trombosit

anaknya menurun

Pasien mengatakan lemah

O : :

Page 101: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

86

trombosit)

ditandai dengan

trombositopenia

menerus)

2. Memonitor nilai

hematokrit 2.95 [10^3/uL]

Terapeutik :

3. Mempertahankan bedrest

selama perdarahan

Edukasi :

4. Menjelaskan tanda dan

gejala perdarahan ( tanda

gejala perdarahan yaitu

mimisan, mual muntah,

feses berwarna hitam,

kesemutan ditangan atau

kaki )

5. Menganjurkan

meningkatkan asupan

untuk menghindari

konstipasi ( banyak

mengkonsumsi pepeaya

Trombosit klien 19* [10^3/uL]

Pasien tampak lemah

A : Resiko Perdarahan

P : Intervensi dilanjutkan

Mencegahan perdarahan 1, 2, 3

dan

Page 102: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

87

agar tidak terjadi konstipasi

)

Kolaborasi :

6. Melakukan Kolaborasi

pemberian obat pengontrol

perdarahan, jika perlu

(tidak ada diberikan obat)

5. Sabtu / 22 Juni 2019 Hipovolemia

berhubungan

dengan

Peningkatan

permeabilitas

kapiler ditandai

dengan mukosa

bibir kering

08.00 Memanajemen

hipovolemia

Observasi :

1. Memperiksa tanda dan

gejala hipovolemik (

tekanan darah menurun

100/70 mmHg, membran

mukosa klien masih kering,

bibir pecah-pecah, lidah

klien putih, hematokrit

Jam 13.00

S :

Ibu klien mengatakan klien sudah

mau minum

Ibu klien mengatakan klien tidak

ada merasa letih atau lemah lagi

Ibu klien mengatakan klien siang

tidak ada muntah

Ibu klien mengatakan suhu tubuh

Page 103: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

88

meningkat, dari hasil

laboratorium klien

hematokrit klien tidak

meningkat 42,4 [%] )

2. Memonitor intake dan

output cairan

Intake: oral : 1200

Output : urine : 100 cc

Terapeutik :

3. Memberikan asupan cairan

oral, sebanyak 4 gelas dari

jam 08.00-14.00, 1200 cc

Edukasi :

4. Mengingatkan kembali

kepada keluarga dan klien

untuk memperbanyak

minum sesuai kebutuhan

tubuh sekitar 2400 cc / 24

jam

klien masih turun naik

O :

Klien tampak sudah segar

Bintik-bintik merah di tangan

klien sudah berkuran

TD : 100/70 P : 30 x/m

N : 83 x/m S : 35,0 ˚C

Pteke pada tangan ( + )

Input : 1200 cc

Output : urine : 100 cc

IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =

110,8 cc

Balance Cairan : - 310,8

A : Hipovolemik teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Memanajemen Hipovolekimia

no 1,2,3, dan 5

Page 104: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

89

Kolaborasi :

5. Memantau pemberian

cairan IV isotonis ( RL 30

tts/m )

Memantau cairan

Observasi :

1. Memonitor berat badan (

BB 38 Kg )

2. Memonitor hasil

pemeriksaan laboratorium (

hematokrit 42,4 [%] )

Terapeutik :

3. Berikan asupan cairan oral

sebanyak 4 gelas dari jam

08.00-14.00, 1200 cc

4. Memberikan cairan

intravena ( RL 30 tts/m )

Kolaborasi :

Melakukan Kolaborasi

Page 105: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

90

pemberian diuretic tidak

dilakukan, karena tidak

sesuai dengan kondisi

klien. Klien urine nya

lancar tidak memakai

kateter.

5. Sabtu / 22 Juni 2019 Defisit Nutrisi

berhubungan

dengan

prikologis

(keengganan

untuk makan)

ditandai dengan

berat badan

menurun

10.00 Manajemen nutrisi

O :

1 dan 2 sudah dilakukan

pada hari pertama

T :

3. Memberikan makanan

tinggi serat untuk

mencegah konstipasi (

papaya, sayur bayam )

E :

4. Menganjurkan posisi

duduk jika mampu, agar

klien tidak merasa letih dan

S :

Ibu klien mengatakan nafsu

makan klien sudah mulai enak.

Klien mengatakan pusing saat

berdiri dan duduk sudah

berkurang

Ibu klien mengatakan klien

tidak ada muntah

Ibu klien mengatakan klien

sudah ada BAB satu kali

O :

Klien tampak nafsu makan

Page 106: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

91

lemah.

K :

5. Melakukan kolaborasi

dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori

dan jenis nutrien yang

dibutuhkan

Memantau nutrisi

O :

1. Mengidentifikasi kelainan

pada kulit, ( pada kulit

klien tbintik-bintik merah

di tangan klien sudah

berkurang ).

2. Mengidentintifikasi

kelainan eliminasi, BAK

klien lancar, sedangkan

BAB klien sudah ada 1

mulai membaik

Klien hanya menghabiskan ½

dari porsi yang diberikan

Mukosa bibir klien tampak pucat

TD : 100/70 mmHg

N : 84 x/m

P : 30 x/m

S : 35 ˚C

A : Defisit nutrisi teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Memanajemen Nutrisi

Pemantauan Tanda Vital

Page 107: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

92

kali.

3. Memonitor mual dan

muntah ( klien sudah tidak

merasakan mual dan

muntah )

T :

4. Menimbang berat badan,

berat badan 45 kg

6. Sabtu / 22 Juni 2019 Defisit

Pengetahuan

berhubungan

dengan

gangguan

fungsi kognitif

ditandai dengan

kurang

informasi

12.00

Edukasi Kesehatan

Observasi :

1. Mengulang kembali

Mengidentifikasi faktor-

faktor yang dapat

meningkatkan dan

menurunkan motivasi

perilaku hidup bersih dan

sehat ( yang dapat

meningkatkan hidup bersih

dan sehat dengan cara

S :

Ibu klien mengatakan kurang

pengatuhuan tentang

penyakitnya

Ibu mengatakan kurang

informasi tentang penyakit

anaknya

O :

Ibu klien tampak bingung

Ibu klien tampak sering bertanya

Page 108: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

93

mencuci tangan setiap

sebelum atau sesudah

melakukan aktivitas,

membersihkan rumah.

Yang dapat menurunkan

motivasi prilaku hidup

bersih dan sehat yaitu

kurangnya partisipasi

keluarga dalam

membersihkan lingkungan

rungan dan keluarga tidak

mengajarkan hidup bersih

dan sehat kepada anak )

Terapeutik :

2. Memberikan kesempatan

bertanya ( dan keluarga

klien menanyakan kenapa

trombosit anaknya masih

turun, bagaimana cara

tentang penyakit anaknya

TD : 100/70 mmHg

N : 64 x/m

P : 24 x/m

S : 36,5 ˚C

A : Defisit Pengetahuan teratasi

sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Edukasi kesehatan

Page 109: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

94

mengatasinya )

Edukasi :

3. Menjelaskan kembali

faktor risiko yang dapat

mempengaruhi kesehatan (

faktor yang dapat

mempengaruhi kesehatatan

yaitu lingkungan, bak

mandi, genangan air jernih

banyak jentik-jentik

nyamuk yang

mengakinatkan demam

berdarah )

4. Mengajarkan perilaku

hidup sehat ( mengajarkan

kembali cara cuci tangan

yang benar, dan membuang

sampah pada tempatnya )

Page 110: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

95

Sabtu / 22 Juni 2019 Resiko

Perdarahan

berhubungan

dengan

gangguaan

koagulasi

(penurunan

trombosit)

ditandai dengan

trombositopenia

08.00 Mencegahan Perdarahan

Observasi :

1. Memonitor tanda dan

gejala perdarahan

(perdarahan pada hidung /

mimisan, muntah terus

menerus)

2. Memonitor nilai

hematokrit 2.95 [10^3/uL]

Terapeutik :

3. Mempertahankan bedrest

selama perdarahan

Edukasi :

4. Menjelaskan tanda dan

gejala perdarahan ( tanda

gejala perdarahan yaitu

mimisan, mual muntah,

feses berwarna hitam,

Jam 13.00

S :

Ibu klien mengatakan trombosit

anaknya menurun

Pasien mengatakan lemah

O : :

Trombosit klien 12* [10^3/uL]

Pasien tampak lemah

A : Resiko Perdarahan

P : Intervensi dilanjutkan

Mencegahan perdarahan 1 dan 2

Page 111: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

96

kesemutan ditangan atau

kaki )

5. Menganjurkan

meningkatkan asupan

untuk menghindari

konstipasi ( banyak

mengkonsumsi pepeaya

agar tidak terjadi konstipasi

)

Kolaborasi :

6. Melakukan Kolaborasi

pemberian obat pengontrol

perdarahan, jika perlu (

tidak ada diberikan obat)

7. Senin / 24 Juni 2019 Hipovolemia

berhubungan

dengan

Peningkatan

permeabilitas

08.00 Memanajemen

hipovolemia

Observasi :

1. Memperiksa tanda dan

gejala hipovolemik (

Jam 13.00

S :

Ibu klien mengatakan klien sudah

sering minum

Ibu klien mengatakan sudah tidak

Page 112: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

97

kapiler ditandai

dengan mukosa

bibir kering

tekanan darah menurun

100/70 mmHg, membran

mukosa bibir klien sudah

lemab, bibir tidak pecah-

pecah, lidah klien putih,

hematokrit meningkat, dari

hasil laboratorium klien

hematokrit klien tidak

meningkat 40.4 [%] )

2. Memonitor intake dan

output cairan

Intake: 1850 cc

Output : urine : 1350 cc

Terapeutik :

3. Memberikan asupan cairan

oral, sebanyak 4 gelas dari

jam 08.00-14.00, 1200 cc

Kolaborasi :

4. Memantau pemberian

merasa letih lagi

Ibu klien mengatakan klien tidak

ada muntah

Ibu klien mengatakan suhu tubuh

klien masih turun naik

O :

Klien tampak segar

Bintik-bintik merah di tangan

klien sudah tidak ada lagi

TD : 110/80 P : 28 x/m

N : 70 x/m S: 35,5 ˚C

Input : 1850 cc

Output : urine : 1350 cc

IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =

110,8 cc

Balance Cairan : + 389,2

A : Masalah Hipovolemik teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 113: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

98

cairan IV isotonis ( RL 30

tts/m )

Memantau cairan

Observasi :

1. Memonitor berat badan (

BB 45 Kg

2. Memonitor hasil

pemeriksaan laboratorium (

hematokrit 40.4 [%] )

Terapeutik :

3. Berikan asupan cairan oral

sebanyak 8-9 gelas 1880 cc

dalam 2 jam

4. Memberikan cairan

intravena ( RL 30 tts/m )

8. Senin / 24 Juni 2019 Defisit Nutrisi

berhubungan

dengan

psikologis

10.00 Manajemen nutrisi

T :

4. Memberikan makanan

S :

Ibu klien mengatakan nafsu

makan klien membaik

Page 114: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

99

(keengganan

untuk makan)

ditandai dengan

penurunan berat

badan

tinggi serat untuk

mencegah konstipasi (

papaya, sayur bayam )

K :

6. Melakukan kolaborasi

dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori

dan jenis nutrien yang

dibutuhkan

Memantau nutrisi

O :

1. Mengidentifikasi kelainan

pada kulit, ( pada kulit

klien tbintik-bintik merah

di tangan klien sudah tidak

ada lagi ).

5. Mengidentintifikasi

kelainan eliminasi, BAK

klien lancar, sedangkan

Klien mengatakan tidak ada

merasa pusing saat berdiri dan

duduk

Ibu klien mengatakan klien

sudah ada BAB

O :

Klien tampak menghabiskan

makan nya

Mukosa bibir klien tampak

lembab

TD : 110/80 mmHg

N : 70 x/m

P : 28 x/m

S : 35,5 ˚C

A : defisit nutrisi teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 115: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

100

BAB klien sudah mulai

lancar

6. Memonitor mual dan

muntah (klien sudah tidak

ada mual dan muntah lagi )

T :

7. Menimbang berat badan,

berat badan klien 45 kg

9. Senin / 24 Juni 2019 Deficit

pengetahuan

berhubungan

dengan

gangguan

fungsi kognitif

ditandai dengan

kurang

informasi

12.00 Edukasi Kesehatan

Sudah mengasih tahu kepada

keluarga tentang faktor yang

mempengaruhi hidup bersih dan

sehat, dan cara meningkatkan

hidup bersih dan sehat

S :

Ibu klien mengatakan sudah tau

tengtang penyakit anaknya

Ibu mengatakan tau informasi

tentang penyakit anaknya

O :

Ibu klien tampak sudah tidak

bingung lagi

TD : 110/80 mmHg

N : 70 x/m

Page 116: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

101

P : 28 x/m

S : 35,5 ˚C

A : defisit Pengetahuan teratasi

P : Intervensi dihentikan

Sabtu / 22 Juni 2019 Resiko

Perdarahan

berhubungan

dengan

gangguaan

koagulasi

(penurunan

trombosit)

ditandai dengan

trombositopenia

08.00 Mencegahan Perdarahan

Observasi :

1. Memonitor tanda dan

gejala perdarahan

(perdarahan pada hidung /

mimisan, muntah terus

menerus)

2. Memonitor nilai

hematokrit 2.95 [10^3/uL]

Jam 13.00

S :

Ibu klien mengatakan trombosit

anaknya sudah mulai meningkat

Pasien mengatakan tidak terasa

lemah lagi

O : :

Trombosit klien 23* [10^3/uL]

Pasien tampak segar

A : Resiko Perdarahan teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 117: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

102

BAB IV

PEMBAHASAN

Selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien An.D dengan diagnosa

Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ) Diruangan Rawat Inap Anak RSUD Dr.

Achmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 21 Juni 2019, maka disini akan terlihat

keadaan klien secara nyata. Dalam studi ini penulis tidak menemukan kesenjangan

atara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Pembahasan ini dibuat sesuai dengan

tahap-tahap dan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian perencanaan,

implementasi, evaluasi.

4. 1 Pengkajian

4.1.1 Riwayat Kesehatan Sekarang

Menurut Nursalam (2008), pada penyakit DHF Didapatkan adanya

keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam

kesadaran composmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3

sampai ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai

dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia,

diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu

hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi

perdarahan pada kulit, melena atau hematesis. Hal ini sesuai dengan

hasil pengkajian An.D didapatkan ada bintik-bintik merah di tangan

klien, mual muntah, kepala terasa pusing. Hal ini terjadi karena klien

terinfeksi yang disebabkan oleh virus dengue akan menyebabkan

viremia seperti tanda dan gejala diatas. Pada penderita DHF terdapat

Page 118: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

103

kerusakan yang umum pada system vaskuler yamg

mengakibatkatkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding

pembuluh darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama

proses perjalanan penyakit, dari mulai demam hingga klien

mengalami renjatan berat (Huda & Kusuma 2015).

4.1.2 Riwayat Kesehatan Dahulu

Menurut Nursalam (2008), Penyakit apa saja yang pernah diderita

pada DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe

virus yang lain.Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada saat

melakukan pengkajian pada An.D , ibu klien mengatakan klien

pernah mengalami penyakit DHF pada umur 4 tahun yang lalu, dan

klien pernah di rawat di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.

Menurut Suriadi dan Yuliana (2010), hal ini terjadi Karena penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus, tubuh secara alamiah akan

membentuk antibodi untuk melawan virus tersebut. Tetapi pada

penyakit DHF meski terbentuk antibodi, tubuh bukannya kebal tetapi

merespon virus dengan berlebihan sehinggaa menimbulkan gejala

yang lebih parah dengan tipe virus yang berbeda.

4.1.3 Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut Nursalam (2008) pada anak DHF, Penyakit apa saja yang

pernah di derita sama keluarga klien. Pada saat melakukan

pengkajian ibu klien mengatakan kakak klien sedang mengalami

penyakit yang sama, dan dilingkungan kos klien memang sudah

banayak yang terkena penyakit DHF dan tidak ada keluarga lainnya

Page 119: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

104

yang memiliki penyakit hipertensi, DM, jantung, dan penyakit

lainnya.

4.1.4 Pola Makan

Menurut Nurslam (2008), secara teori anak menderita DHF dapat

bervariasi.Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan

mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Hal ini sesuai dengan

hasil pengkajian dan teori dengan hasil klien menghabiskan 3 sendok

dari porsi makanan di rumah sakit, ibu klien mengatakan nafsu

makan anaknya menurun, berat badan klien menurun dengan BB : 38

Kg, dan status gizi klien kurang dengan IMT : 38 / (144)² = 18,3 .

Hal ini terjadi karena kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan

pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak akan mengalami

penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.

Klien bisa mengalami mual muntah, nafsu makan klien yang

menurun (Nursalam : 2008).

4.1.5 Pemeriksaan Fisik

a. Kesadaran

Secara teoritis menurut Nursalam (2008), kesadaran klien

composmentis, keadaan umum lemah, hal ini sesuai dengan

hasilpengkajian didapatkan bahwa GCS (15 E=4, V=5, M=4)

dengan kesadaran klien composmentis, pada saat pengkajiaan

klien bisa merespon secara spontan, kemudian pasien bisa

berorientasi dan menjawab pertanyaan perawat dengan baik, dan

klien bisa mengikuti perintah seperti disuruh untuk mengangkat

Page 120: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

105

tangannya. Hal ini terjadi karena tidak ada gangguan syok pada

klien dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin

pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar

mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya

menunjukkan prognosis yang buruk (Susilaningrum, 2013).

b. Head to toe

Kepala

Secara teoritis menurut Nursalam, (2008) yang dikaji

bentuk, kebersihan, ada pembengkakan atau tidak, yang

didapatkan saat pengkajian Rambut klien tampak hitam,

rambut klien berminyak dan lepek, tidak ada ketombe,

tidak ada kutu, Tidak ada terdapat udem dan pembengkakan

pada kepala.

Mata

Secara teoritis menurut Nursalam, (2008) konjungtiva

anemis dan saat pengkajian mata Bersih, tidakada kotoran,

mata simetris kiri dan kanan, Pupil isokor, sclera tidak

ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada gangguan

penglihatan. Hal ini terjadi karena Hb klien tidak rendah Hb

klien normal.

Telinga

Secara teoritis menurut Nursalam, (2008) yang dikaji pada

anak DHF yaitu tidak ada perdarahan di telinga, simetri,

bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.

Page 121: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

106

Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian didapatkan telinga

bersih, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan ditelinga,

tidak ada gangguan pendengaran.

Hidung

Secara teoritis menurut Nursalam (2008) yang dikaji pada

anak DHF yaitu hidung kadang mengalami perdarahan (

epistaksis ), hidung bersih, bentuk simertris. Hal ini sesuai

dengan hasil pengkajian yang didapatkan kadang ada

perdarahan di hidung (mimisan), hidung bersih, bentuk

simetris. Hal ini terjadi karena trombosit klien yang rendah

akibat virus dengue, yang mengakibatkan kebocoran

plasma yang berakhir pada perdarahan, baik pada jaringan

kulit maupun saluran cerna. (Huda & Kusuma 2015).

Mulut

Secara teoritis menurut Nursalam (2008) yang dikaji pada

mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi

perdarahan gusi, dan nyeri menelan. Hal ini sesuai dengan

hasil pengkajian yang didapatkan mukosa bibir kering,

tidak ada perdarahan gusi dan tidak ada gangguan lainnya.

Hal ini terjadi karena klien kurang minum

Tenggorakan

Nursalam (2008) yang dikaji pada DHF tenggorokan

mengalami hyperemia pharing, dan ada gangguan atau

Page 122: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

107

tidak. Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian didapatkan

tenggorokan tida ada gangguan.

c. Pemeriksaan Penunjang

Pada tinjauan teoritis menurut Nursalam (2008) dilakukan

pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah (Trombosit

menurun ). Hal ini sesuai dengan pengkajian dengan

didapatkan hasil pemriksaan darah trombosit 19* [10^3/uL],

trombosit klien menurun. Hal ini terjadi karena disebabkan

oleh virus dengue yang menyerang trombosit yang dibawa oleh

nyamuk aedes aegypti yang mengakibatkan kebocoran plasma

( Padila, 2013).

4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis terhadap pengalaman

atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan,

pada resiko masalah kesehatan atau proses kehidupan. Pada tinjauan teoritis

ditemukan 6 diagnosa keperawatan, sedangkan pada tinjauan kasus

ditemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus

karena sesuai dengan keadaan pasien. Diagnosa uang muncul adalah :

1) Kekurangan volume cairan ( hipovolemia ) berhubungan dengan

peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir kering.

Data pendukung kekurangan volume cairan (hipovolemia) b/d

kekurangan intake cairan d/d mukosa bibir kering yaitu, saat dilakukan

pengkajian hari Jumat 21 Juni 2019, ibu klien mengatakan klien kurang

Page 123: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

108

minum, klien mengatakan klien letih Ibu klien mengatakan klien tadi

siang muntah 2x, Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien turun naik TD :

100/70 mmHg Nadi : 64 x/m Pernafasan : 24 x/m Suhu : 36,5. Intake :

1170 cc, output : 1300cc, IWL : 110,8 cc, Balance Cairan : -240,8 cc.

Hal ini terjadi karena ada kebobocoran plasma darah yang mengeluarkan

air, ion, dan gula, dan klien mengalami kurang minum, dan kurangnya

cairan pada tubuh klien (Syaifuddin 2011).

2) Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) ditandai dengan berat badan menurun

Data pendukung deficit nutrisi b/d psikologis (keengganan untuk makan)

d/d berat badan menurun, yaitu Ibu klien mengatakan nafsu makan klien

berkurang, ibu klien mengatakan, BB badan klien turun, Klien

mengatakan pusing saat berdiri dan duduk BB klien 38 Kg semula 40

Kg. Menurut Suriadi & Yulisna (2010), hal ini terjadi karena virus

dengue yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk yang

bereaksi dengan antibodi di dalam tubuh dan mengakibatkatkan mual

muntah karena adanya stiumulusi pada medulla vomiting, terjadinya

mual muntah menyebabkan anoreksia, nafsu makan berkurang,

penurunan berat badan, dan status gizi klien kurang, ditandai dengan

IMT : BB/(TB)² = 38/(1.44)² = 18,3

3) Defisit Pengetahuan Keluarga berhubungan dengan gangguan fungsi

kognitif ditandai dengan kurang informasi

Data pendukung deficit pengetahuan keluarga b/d gangguan fungsi

kognitif d/d kurang informasi yaitu saat dilakukan pengkajian Ibu klien

Page 124: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

109

mengatakan kurang pengatuhuan tentang penyakit anaknya, Ibu

mengatakan kurang informasi tentang penyakit anaknya. Hal ini terjadi

Karena kurangnya pengetahuan keluarga dan informasi yang jelas

tentang penyakit.

4) Resiko Perdarahan Berhubungan Dengan gangguan koagulagi

(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia.

Data pendukung Resiko Perdarahan Berhubungan Dengan gangguan

koagulagi ditandai dengan trombositopenia yaitu saat dilakukan

pengkajian, ibu klien mengatakan trombosit anaknya menurun, klien

mengatakan lemah. Hal ini terjadi Karena trombosit yang menurun

akibat virus dengue yang menyerang trombosit dibawa oleh nyamuk

aedes aegypti, fungsi trombosit menjaga plasma darah dan pembekuaan

darah, jika terjadi kerusakan pada pembuluh darah maka trombosit akan

berkumpul dan menutup lubang yang bocor dengan cara saling melekat

(syaifuddin, 2011)

Diagnosa pada teori yang tidak ditemukandikasus :

1) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

Alasan penulis tidak mengangkat diagnosa ini, karena datanya

tidak sesuai pada saat pengkajian suhu tubuh klien tidak tinggi lagi,

suhu 36,5 ˚C, suhu tubuh klien masih turun naik dan Hb klien tidak

rendah.

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Alasan penulis tidak mengangkat diagnosa ini pada saat pengkajian

datanya tidak sesuai aktivitas klien tidak sepenuhnya dibantu sama

Page 125: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

110

keluarganya. Jadi penulis tidak ada mengangkat diagnosa ini

karena klien masih bisa beraktivitas sendiri.

4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat

lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang di prakarsai

oleh perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (Mc. Closky & Bulechek,

200)

Dalam menyusun rencana timdakan keperawatan kepada klien berdasarkan

prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori

dapat ditegakkan pada tinjauan kasus. Karena tindakan pada tinjauan kasus

disesuaikan dengan keluhan dan keadaan klien pada saat pengkajian.

4.3.1 Untuk diagnosa pertama

Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler

ditandai dengan mukosa bibir kering, rencana yang dilakukan

manajemen hipolemia ( periksa tanda gejala hipolemik, monitor

intake dan output cairan, berikan asupan caiaran oral, anjurkan

memperbanyak asupan cairan oral, kolaborasi pemberian cairan IV

isotonis ( RL ) ), Manajemen cairan ( Monitor berat badan, monitor

hasil pemeriksaan laboratorium, berikan cairan intravena, ). Hal ini

sesuai dengan SIKI. Rencana akan dilakukan untuk memantau

keseimbangan cairan pada tubuh klien akibat kebocoran plasma,

sehingga nantinya diharapkan asupan cairan pada tubuh klien

terpenuhi.

Page 126: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

111

4.3.2 Untuk diagnosa kedua

Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) ditandai dengan berat badan menurun rencana yang

dilakukan Manajemen nutrisi( Identifikasi alergi, identifikasi

makanan yang disukai, berikan makanan tinggi serat untuk

mencegah konstipasi, anjurkan posisi duduk jika mampu, kolaborasi

dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien

yang dibutuhkan ), Pemantauan tanda vital ( Monitor TTV,

dokumentasikan hasil pemantauan, informasikan hasil pemantauan ).

Hal ini sesuai dengan buku SIKI. Rencana akan dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi, sehingga nantinya diharapkan intake

dan output adekuat, BB ideal, klien tidak lemas lagi (Hidayat, 2006).

4.3.3 Untuk diagnosa ketiga

Defisit Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kurang informasi, rencana yang dilakukan Edukasi

Kesehatan ( Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima

informasi, identifikasi faktor-faktor yang dapay meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat, Sediakan

materi dan media pendidikan kesehatan, berikan kesempatan

bertanya, Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi

kesehatan). Rencana akan dilakukan untuk memberika meningkatkan

pengetahuan dan wawasan keluarga, serta sikap, praktek baik

individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan

Page 127: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

112

meningkatkan kesehatan. Sehingga diharapkan keluarga tidak kurang

pengetahuan (Nuradita & Mariam, 2013).

4. 4.1Untuk Diagnosa Keempat

Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia rencana

yang dilakukan Mencegahan Perdarahan ( Monitor tanda dan gejala

perdarahan, Monitor nilai hematokrit / hemoglobin sebelum dan

sesudah kehilangan darah, Pertahankan bedrest selama perdarahan,

Jelaskan tanda dan gejala perdarahan, Anjurkan meningkatkan

asupan untuk menghindari konstipasi, Kolaborasi pemberian obat

pengontrol perdarahan, jika perlu). Rencana akan dilakukan untuk

mengurangi terjadinya syok yang ditandai dengan nadi lemah dan

cepat disertai dengan tekanan nadi yang menurun (20 mmHg atau

kurang) tekanan darah yang menurun ( tekanan sistolik menurun

sampai 80 mmHg atau kurang), kulit teraba dingin (Nursalam, 2008).

Sehingga diharapkan tidak ada resiko perdarahan yang terjadi pada

klien.

Rencana penerapan Atraumatic Care pada asuhan keperawatan ini

adalah mencegah atau mengurangi cedera dan nyeri, memodifikasi

lingkungan fisik. Pada Familly Center Care adalah melibatkan orang

tua pada saat merawat anak dalam proses hospitalisasi,

meminimalkan trauma pada saat anak dirawat.

Page 128: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

113

4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan

oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam

proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi

pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan (Nursallam,

2011).

Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan melakukan

rencana tersebut data bentuk nyata. Terlebih dahulu penulis menulis strategi

agar tindakan keperawatan dapat terlaksanakan, yang di mulaibdengan

melakukan pendengkatan pada klien agar nantinya klien mau melaksanakan

apa yang perawat anjurkan, sehingga seluruh rencana tindakan keperawatan

yang dilaksanakan sesuai dengan masalah yang dihadapi klien.

4.4.1 Untuk diagnosa pertama

Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler

ditandai dengan mukosa bibir kering, rencana yang dilakukan

Memanajemen hypovolemia. Memperiksa tanda dan gejala

hipovolemik ( tekanan darah 100/70 mmHg, membran mukosa

klien kering, bibir pecah-pecah, lidah klien putih, hematokrit

meningkat, dari hasil laboratorium klien hematokrit klien tidak

meningkat 41.2 [%] ), Memonitor intake dan output cairanIntake:

1170 Output : urine : 1300 cc , Memberikan asupan cairan oral,

sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-14.00, 1200 cc, Menganjurkan

memperbanyak asupan cairan oral, dengan cara memberi tahu

kepada keluarga atau klien untuk memperbanyak minum sesuai

Page 129: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

114

kebutuhan tubuh sekitar 2400 cc / 24 jam, Memantau pemberian

cairan IV isotonis ( RL 30 tts/m ). Memanajemen cairan :

Memonitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis ( BB sebelum

sakit 45 Kg dan sesudah 42 Kg ), Memonitor hasil pemeriksaan

laboratorium ( hematokrit 41.2 [%] ) memberikan asupan cairan oral

sebanyak 4 gelas dari jam 08.00-14.00, 1200 cc , Memberikan

cairan intravena ( RL 30 tts/m ), Melakukan Kolaborasi pemberian

diuretic tidak dilakukan, karena tidak sesuai dengan kondisi klien.

Klien urine nya lancar tidak memakai kateter.

4.4.2 Untuk diagnosa kedua

Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk

makan) rencana yang dilakukan Manajemen nutrisi :

Mengidentifikasi alergi, klien tidak ada alergi terhadap obat maupun

makanan., mengidentifikasi makanan yang disukai, makanan yang

disukai klien. Makanan yang disukai klien ayam, ikan, nasi goring,

mangga, pisang dan makanan yang tidak disukai klien nenas. ,

memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi (

pepaya ), menganjurkan posisi duduk jika mampu, agar klien tidak

merasa letih dan lemah. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan.

Pemantauan nutrisi, Mengidentifikasi kelainan pada kulit, ( pada

kulit klien terdapat bintik-bintik merah di tangan klien ),

Mengidentintifikasi kelainan eliminasi, BAK klien lancar, sedangkan

BAB klien susah, Memonitor mual dan muntah ( klien merasakan

Page 130: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

115

mual dan muntah ), Menimbang berat badan, berat badan klien 42 kg

, Menjelaskan tujuan prosedur pemantauan ( ibu tujuan pemantauan

nutrisi agar nutrisi klien terpenuhi )

4.4.3 Untuk diagnosa ketiga

Defisit Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

ditandai dengan kurang informasi rencana yang dilakukan Edukasi

Kesehatan, Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan

dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat ( yang

dapat meningkatkan hidup bersih dan sehat dengan cara mencuci

tangan setiap sebelum atau sesudah melakukan aktivitas,

membersihkan rumah. Yang dapat menurunkan motivasi prilaku

hidup bersih dan sehat yaitu kurangnya partisipasi keluarga dalam

membersihkan lingkungan rungan dan keluarga tidak mengajarkan

hidup bersih dan sehat kepada anak ), Memberikan kesempatan

bertanya ( keluarga klien menanyakan bagaimana cara menaikan

trombosit anaknya yang turun ), Menjelaskan faktor risiko yang

dapat mempengaruhi kesehatan ( faktor yang dapat mempengaruhi

kesehatatan yaitu lingkungan, bak mandi, genangan air jernih banyak

jentik-jentik nyamuk yang mengakinatkan demam berdarah ),

Mengajarkan perilaku hidup sehat ( mengajarkan cara cuci tangan

yang benar, dan membuang sampah pada tempatnya )

4.4.4 Untuk Diagnosa Keempat

Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi

(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia rencana

Page 131: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

116

yang dilakuka Mencegahan Perdarahan, Memonitor tanda dan gejala

perdarahan (perdarahan pada hidung / mimisan, muntah terus

menerus), Memonitor nilai hematokrit 2.95 [10^3/uL],

Mempertahankan bedrest selama perdarahan, Menjelaskan tanda dan

gejala perdarahan ( tanda gejala perdarahan yaitu mimisan, mual

muntah, feses berwarna hitam, kesemutan ditangan atau kaki ),

Menganjurkan meningkatkan asupan untuk menghindari konstipasi

(banyak mengkonsumsi pepeaya agar tidak terjadi konstipasi),

Melakukan Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika

perlu ( tidak ada diberikan obat)

Untuk rencana penerapan Atraumatic Care pada asuhana

keperawatan ini dilakukan adalah perawat memodifikasi ruang

perawatan dengan car membuat situasi ruang anak menjadi terlihat

nyaman seperti mengajak anak dan keluarga mengobrol. Dan pada

Familly Center Care adalah melibatkan orang tua saat pemasangan

infus, dengan cara orang tua selau dekat dengan anaknya.

4.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi

meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini menunjukkan

bahwa adanya kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah pasien.

pada kasus An.D yang dirawat diruang rawat inap anak RSUD Dr.Achmad

Mochtar Bukittingi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

sebagai metode pemecahan masalah, hasil evaluasi akhir yaitu pada tanggal

Page 132: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

117

20 – 22 Juni 2019 dari diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus,

keseluruhan diagnosa keperawatan telah teratasi,

4.5.1 Pada diagnosa pertama setelah dilakukan asuhan keperawatan selama

3x24 jam masalah hipovolemia membaik dengan memanajemen

hipovolemia, memanajemen cairan, dengan hasil mukosa bibir

lembab, bibir tidak pecah-pecah, lidah bersih, turgor kulit baik, klien

banyak minum TD : 110/80 mmHg. N ; 70 x/m, P ; 28 x/m, S ; 36,5

˚C, klien sudah diperbolehkan pulang. Karena asupan cairan pada

tubuh klien sangat penting untuk mengganti air dan ion yang keluar

dari pembuluh darah akibat mengalami kebocoran (Dr. Leonard

Nainggolan, 2012).

4.5.2 Pada diagnosa kedua setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24

jam maslah Defisit Nutrisi tetap, dengan hasil klien sudah tampak

menghabiskan 1 porsi makan, berat badan klien 38 Kg, TB 144 cm,

jadi: BB/(TB)² = 18,3 yang artinya status gizi klien masih kurang,

klien sudah boleh pulang. Karena BB dalam 3 hari tidak langsung

naik atau bertambah, untuk menaikan BB harus memerlukan waktu

yang cukup. Dapat diperbaiki dengan pengaturan makanan sesuai

selera anak, memilih menu makanan yang kandungan gizinya cukup

tinggi dan lebih variatif supaya anak tidak bosan (Ain, dkk, 2015)

4.5.3 Pada diagnosa ketiga setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24

jam masalah Defisit Pengetahuan membaik dengan hasil ibu klien

sudah tau penyakit anaknya dan bagaimanacara meningkatkan hidup

sehat, dan sudah mengetahui informasi. Karena keluarga sudah

Page 133: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

118

mendapatkan informasi dan terpapar dengan pengetahuan apa yang

diberikan,

4.5.4 Pada Diagnosa keempat setelah dilakukan asuhan keperawatan

3x2jam masalah resiko perdarahan membaik dengan trombosit

anaknya meningkat dengan hasil 23* [10^3/uL]. Karenan trombosit

adalah salah satu sel dalam darah yang berfungsi untuk

menghentikan perdarahan. Trombosit berperan dalam pembekuan

darah dan membuat darah menjadi lengket sehingga bisa membentuk

gumpalan (Syaifuddin, 20110

Penerapan rencana Atraumatic Care setelah dilakukan asuhan

Keperawatan, pada saat pemasangan infus klien tampak tenang, tidak

ada nyeri. Penerapan rencana Familly Center Care setelah dilakukan

asuhan Keperawatan klien dan keluarga tampak tenang dan nyaman.

Page 134: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

119

BAB V

PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

5. 1. 1 Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh

melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (suriadi & rita yuliani,

2010). Yang ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu

demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda kegagalan

sirkulasi sampai timbul rejatan (sindrom rejatan dengue) sebagai

akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan

kematian.

5. 1. 2 Dari hasil pengkajian di ruang rawat inapRSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi. Data yang didapatkan, Ibu klien

mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, ibu mengatakan suhu

tubuh turun naik, ibu klien mengatakan klien buang air besar

tidak ada sejak hari minggu sebelum masuk rumah sakit,

mengatakan badan terasa letih,ibu klien mengatakan nafsu

makan menurun, minum kurang, ibu klien mengatakan

trombosit klien menurun. Hasil pemeriksaan GCS : 15 (E=,

M=6, V=5), kesadaran : Compos Mentis, BB/TB : 5 Kg / 130

Cm, Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg, N :6 x/m, P : 2 x/m, S :

36,5˚C, Trombosit : 19* [10^3/uL]

Page 135: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

120

5. 1. 3 Dari hasil Diagnosa keperawatan yang muncul dalam Asuhan

Keperawatan pada An.D Dengan Dengue Hemorhagic Fever

(DHF) DI Ruangan Rawat Inap Anak RSUD Achmad Mochtar

Bukittinggi tahun 2019, Kekurangan volume cairan (

hipovolemia ) berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

ditandai dengan mukosa bibir kering, Defisit Nutrisi

berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk makan)

ditandai dengan berat badan menurun, Defisit Pengetahuan

berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif ditandai dengan

kurang informasi, Resiko Perdarahan berhubungan dengan

gangguan koagulasi (penurunan trombosit) ditandai dengan

trombositopenia.

5. 1. 4 Dari hasil Intervensi yang dilakukan pada klien adalah

melakukan manajemen hipovolemia, pemantauan cairan,

manajemen nutrisi, pemantauan nutrisi, edukasi keluarga, dan

mencegah perdarahan.

5. 1. 5 Dari hasil implementasi yang dilakukan pada klien adalah

memeriksa tanda dan gejala hipovolemia, memonitor intake dan

ouput, memanajemen nutrisi (memonitor status nutrisi),

memberikan edukasi kesehatan dan memonitor perdarahan dan

hasil pemeriksaan trombosit.

Dari perencanaan yang disusun oleh penulis, perencanaan untuk

diagnosa keperawatan disusun sesuai SDKI, SLKI, dan SIKI

Page 136: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

121

5. 1. 6 Dari hasil evaluasi dilakukan, bahwa didapatkan masalah

teratasi.

Masalah yang teratasi hipovolemia membaik, pengetahuan

keluarga membaik dan resiko perdarahan mulai membaik.

Sedangkan masalah yang tidak teratasi adalah defisit Nutrisi

klien masih tetap, BB : 38 Kg, TB : 144 cm, karena status gizi

klien masih kurang IMT : BB/(TB)² = 18,3.

5. 1. 7 Pada saat penulis melakukan pendokumentasian penulis

melakukan pengumpulan data pada saat pengkajian,

menganalisis data untuk menegakkan diagnosa, menyusun

intervensi sesuai dengan masalah yang ada, melakukan

implementasi sesuai rencana yang telah dilakukan dan perawat

melakukan evaluasi dari implementasi yamg sudah diberikan.

5. 2 Saran

Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan yan telah

dilakukan,maka penulis dapat memberikan saran antara lain :

5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan kepada institusi pendidikan untuk mengembangkan

ilmu kesehatan keperawatan anak kepada peserta didik sehingga

pengetahuan dan keterampilan tentang hal tersebut lebih baik lagi

kedepannya dan akan dapat membantu dalam mendukung untuk

bahan pengajaran ilmu keperawatan anak kedepannya.

Page 137: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

122

5.2.2 Bagi Penulis

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah atau Laporan studi Kasus

dapat mengembangkan pengetahuan serta wawasan khususnya

mengenai ilmunkeperawatan anak tentang asuhan keperawatan

pada anak DHF. Dan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan selanjutnya dengan lebih baik

lagi.

5.2.3 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan pihak rumah sakit khususnya ruangan anak dapat

memberikan informasi dan pengetahuan kepada petugas

kesehatan khususnya perawat untuk melakukan asyhan

keperawatan pada anak yang lebih baik lagi.

Page 138: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

123

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :

Salemba Medika

Aini. Kasiati. Rahayu. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Balita Yang dirawat Inap Di

Rumah Sakit. Jurnal Pendidikan Kesehatan, Volume , No 2, oktober 2015.

Ambarwati, Fitri Respati dan Nita Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan

Keperawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu

Charnidah. A.N. 2012. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Anak. Yogyakarta. https://journal.uny.ac.id

Fadhillah Harif, 2018. SDKI ( Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ). Jakarta

Hidayat.A.A.A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba

Medika.

Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:

Mauliana Y, dkk 2018. Makalah Family Center Care. Mataram.

https//id.scribe.com

Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Kepearawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:

MediAction.

Nursalam, DR., susilaningrum, R., utami S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi

Dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan : Salemba Medika

Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba

Medika

Page 139: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

124

Potter, P.A, Perry, A.G, 2015 Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep

Proses, dan Praktik. Edisi . Volume 2. Alin Bahasa :Renata Komalasari,

dkk. Jakarta : EGC

Rini. D.M. 2013. Hubungan Penerapan Atraumatic Care D4engan Kecemasan

anak Prasekolah Saat Proses Hospitalisasi Di RSU dr. H. Koesnadi Jember.

https//repository.unei.ac.id

Soedarto. 2012. Demam Berdarah Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta:

Sagung Seto

Suriadi, Yuliani Rita. (2010). Buku Pegangan Praktis Klinik Asuhan Keperawatan

pada Anak. Edisi 2, Penerjemah Haryanto, EGC, Jakarta, hal 122.

Suriadi, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV Agung

Seto.

Susilaningrum, R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan anak untuk Perawat dan

Bidan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Supartini, 2000. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta

World Health Organization (WHO), 2012. Angka Kematian Bayi

Page 140: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

125

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Penulis

Nama : Tika Genesha Putri

Tempat Tanggal Lahir : Pauh Kambar Hilir, 1 April

Agama : Islam

Negeri Asal : Pariaman

Jumlah saudara : 4 orang

Anak ke : 2 orang

Alamat : Korong Pauh Kambar Hilir, Kelurahan

Pauh Kambar, kecematan Nan Sabaris,

Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi

Sumbar.

II. Nama Orang Tua

Ayah : Zulkifli

Ibu : Mayulis

III. Riwayat Pendidikan

1. SDN 01 Nan Sabaris : Lulusan 2005 -2010

2. SMPN 01 Nan Sabris : Lulusan 2010-2013

3. SMAN 1 Nan Sabaris : Lulusan 2013-2016

4. Program Studi D III Keperawatan Stikes Perintis Padang Tahun

2016 Sampai Sekarang

Page 141: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

126

Page 142: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

127

Page 143: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

128

Page 144: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

129

Page 145: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS …repo.stikesperintis.ac.id/846/1/26 TIKA GENESHA PUTRI.pdflaporan kasus di temukan data pada An.D yaitu Ibu klien mengatakan demam sejak 4

130