20
TUGAS BAHASA INDONESIA KARYA TULIS Oleh: Nama : M.Irfan Awaf Kelas : XI . IS .1 SMA ISLAM AL-AZHAR 4 KEMANG PRATAMA 2010 1

Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

TUGAS BAHASA INDONESIA

KARYA TULIS

Oleh:

Nama : M.Irfan Awaf

Kelas : XI . IS .1

SMA ISLAM AL-AZHAR 4 KEMANG PRATAMA

2010

1

Page 2: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis yang berjudul

“UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN ”

Telah Dibaca dan Setujui Pada Mei 2010

Oleh

M. Irfan Awaf

Mengetahui :

Guru Pembimbing,

Dra. Nur Inayah

2

Page 3: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena kehendak-Nyalah, kami masih dapat berkreasi untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang bertemakan tentang Ujian Nasional.

Karya tulis ini dibuat sebagai sarana informasi bagi kita semua untuk lebih mengetahui masalah yang terjadi di sekitar kita.

Disini akan membahas tentang karya ilmiah yang berjudul “UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN”.

Kami berharap, ilmu yang kami tuangkan ke dalam karya ilmiah ini bermanfaat bagi para siswa-siswi atau siapapun dalam rangka membuat tugas bahasa Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih atas segala masukan dan saran terhadap karya yang kami buat, semoga dapat menjadi inspirasi dan informasi bagi anda semua.

Bekasi, 12 Mei 2010

Penulis

M.Irfan Awaf

3

Page 4: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

ABSTRAK

Karya Tulis Mengenai “UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS

PENDIDIKAN”. Kata kunci : UAN, “UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE

KRITIS PENDIDIKAN”.

Beberapa hari trakhir dimana-mana banyak orang ngobrolin UAN, trutama bapak-bapak & ibu-ibu di kantor yang punya anak usiya sekolah. Kadang seru juga ngikutin obrolan mereka, tentang tes-tes yang super susyah, murid-murid yang sibuk nyari bocoran kemana-mana,  guru-guru yang katanya banyak “membantu” siswa di ujiyan. Juga “ketidakadilan” kebijakan UAN di mata mereka.

Membicarakan “ketidakadilan” UAN ini, tak akan lepas dari proses pembelajaran yang telah berlangsung di negri ini, yang mana “katanya” telah dijamin oleh undang-undang. Dimana projek UAN oleh pemerintah dimaksudkan untuk mendapatkan output pendidikan yang berkualitas, namun di satu sisi kemampuan pemerintah dalam merealisasikan anggaran pendidikan yang mencukupi masih jauh dari harapan, dengan realisasi yang jauh di bawah 20 persen APBN. Hal ini berarti, upaya membangun dunia pendidikan masih jauh dari tuntutan perubahan. Bahkan pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara, kini seakan dibebankan kepada rakyat.

4

Page 5: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ……………………………………………………… 2

Kata Pengantar ……………..……………………………………………..... 3

Abstrak ……………………………………………………………. 4

Daftar Isi …………………………………………………………………… 5

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………. 6

1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………… 6

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 6

1.3 Tujuan Masalah ………………………………………… 7

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………. 7

1.5 Metode Penelitian ………………………………………… 7

1.6 Sistematika Penulisan……………………………………….7

BAB II: LANDASAN TEORI ………………………………………. 9

BAB III : METODOLOGI PENULISAN……………………………..12

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……………….. 13

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN …..…………………………. 115

DAFTAR PUSTAKA …...……………………..……………………………. 16

5

Page 6: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan dan metode pembelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Untuk melihat tingkat pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi.

Dengan demikian evaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat dipakai untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Informasi tentang tingkat keberhasilan pendidikan akan dapat dilihat apabila alat evaluasi yang digunakan sesuai dan dapat mengukur setiap tujuan. Alat ukur yang tidak relevan dapat mengakibatkan hasil pengukuran tidak tepat bahkan salah sama sekali.

1.2 Rumusan masalah

« Dapatkah tes yang dilaksanakan di bagian akhir tahun pelajaran memberikan gambaran tentang perkembangan pendidikan peserta didik?

« Dapatkah tes tersebut memperhatikan proses belajar mengajar dalam keseharian?

« Dapatkah tes tertulis melihat aspek sikap, semangat dan motivasi belajar anak?

« Dapatkah tes di ujung tahun ajaran menyajikan keterampilan siswa yang sesungguhnya?

« Bagaimana kalau terjadi anak sakit pada saat mengikuti tes?6

Page 7: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

« Apakah hasil tes dapat menggambarkan kemampuan dan keterampilan anak selama mengikuti pelajaran?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Memberikan Penjelasan UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE

KRITIS PENDIDIKAN

2. Menambah Referensi Pustaka Sekolah

3. Memenuhi Tugas Bahasa dan Sastra Indonesia Semester Genap.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah menambah wawasan pembaca mengenai komentar-

komentar,fakta-fakta dan membicarakan issue UAN yang simpang siur di masyarakat .

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah ,metode kepustakaan yaitu, metode

dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan penelitian. Selain

itu, metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu, metode dengan pengumpulan

data dengan menggunakan indra .

1.6 Sistematika Penulisan

Halaman

Lembar pengesahan

Kata pengantar

Abstrak

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang masalah

b. Batasan masalah

c. Rumusan masalah7

Page 8: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

d. Tujuan penulisan

e. Sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

a. Landasan teori (pengertian, dll)

b. Kerangka berpikir

BAB III METODOLOGI PENULISAN

a. Waktu dan tempat penulisan

b. Metode penulisan

c. Langkah-langkah penulisan

BAB IV PEMBAHASAN

a. Pembahasan tentang UAN dan Permasalahannyab. Bagaimana Evaluasi Pendidikan Seharusnya Dilakukanc. Membicarakan “ketidakadilan” UAN

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran

8

Page 9: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

BAB II

ISI

Ujian akhir nasional (UAN) merupakan salah satu alat evaluasi yang dikeluarkan Pemerintah yang, menurut pendapat saya, merupakan bentuk lain dari Ebtanas (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) yang sebelumnya dihapus. Benarkah UAN merupakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan? Makalah ini mencoba untuk mengupas apakah evaluasi dalam bentuk UAN dapat menjawab pertanyaan tentang tingkat ketercapaian tujuan pendidikan. Pembahasan dimulai dari tujuan pendidikan, evaluasi, dan diakhiri dengan rekomendasi tentang perlu dan tidaknya evaluasi yang bersifat nasional.

Pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menerapkan UAN sebagai salah satu bentuk evaluasi pendidikan. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 153/U/2003 tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004 disebutkan bahwa tujuan UAN adalah untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik melalui pemberian tes pada siswa sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas. Selain itu UAN bertujuan untuk mengukur mutu pendidikan dan mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten,.sampai tingkat sekolah. UAN berfungsi sebagai alat pengendali mutu pendidikan secara nasional, pendorong peningkatan mutu pendidikan secara nasional, bahan dalam menentukan kelulusan peserta didik, dan sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. UAN merupakan salah satu bentuk evaluasi belajar pada akhir tahun pelajaran yang diterapkn pada beberapa mata pelajaran yang dianggap penting, walaupun masih ada perdebatan tentang mengapa mata pelajaran itu yang penting dan apakah itu berarti yang lain tidak penting. Benarkah bahwa matematika, IPA, dan Bahasa Inggris merupakan tiga mata pelajaran yang paling penting?

Pertanyaan yang muncul adalah apakah sistem evaluasi dalam bentuk UAN dapat menjawab semua informasi yang diperlukan dalam pencapaian tujuan? Apakah UAN dapat memberikan informasi tentang keimanan dan ketakwaan peserta didik terhadap Tuhan Yang Maha Esa? Apakah UAN dapat menjawab tingkat kreativitas dan kemandirian peserta didik? Apakah UAN dapat menjawab sikap demokratis anak? Dapatkah UAN memberikan semua informasi tentang tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tersebut?

9

Page 10: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

Evaluasi seharusnya dapat memberikan gambaran tentang pencapaian tujuan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003. Evaluasi seharusnya mampu memberikan informasi tentang sejauh mana kesehatan peserta didik. Evaluasi harus mampu memberikan tiga informasi penting yaitu penempatan, mastery, dan diagnosis. Penempatan berkaitan dengan pada level belajar yang mana seorang anak dapat ditempatkan sehingga dapat menantang tetapi tidak frustasi. Mastery berkaitan dengan apakah anak sudah memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk menuju ke tingkat berikutnya? Diagnosis berkaitan dengan pada bagian mana yang dirasa sulit oleh anak? (McNeil, 1977:134-135). UAN yang dilakukan hanya dengan tes akhir pada beberapa mata pelajaran tidak mungkin memberikan informasi menyeluruh tentang perkembangan peserta didik sebelum dan setelah mengikuti pendidikan.

Beberapa orang berpendapat bahwa UAN bertentangan dengan kebijakan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999. Hal ini dapat dipahami sebagai berikut. Kebijakan UAN dilaksanakan bersamaan dengan dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah. Selain itu pada saat yang sama juga dikenalkan kebijakan otonomi sekolah melalui manajemen berbasis sekolah. Evaluasi sudah seharusnya menjadi hak dan tanggung jawab daerah termasuk sekolah, tetapi pelaksanaan UAN telah membuat otonomi sekolah menjadi terkurangi karena sekolah harus tetap mengikuti kebijakan UAN yang diatur dari pusat. Selain itu UAN berfungsi untuk menentukan kelulusan siswa. Padahal pendidikan merupakan salah satu bidang yang diotonomikan, kecuali sistem dan perencanaan pendidikan yang diatur secara nasional termasuk kurikulum. Di sisi lain, dengan adanya kebijakan otonomi sekolah yang berhak meluluskan siswa adalah sekolah melalui kebijakan manajemen berbasis sekolah. UAN telah dijadikan alat untuk menghakimi siswa, tetapi dengan cara yang tanggung karena dengan memberikan batasan nilai minimal 4.00. Dengan menetapkan nilai serendah itu, maka berarti bahwa standar mutu pendidikan di Indonesia memang ditetapkan sangat rendah. Kalau direnungkan, apa arti nilai 4 pada suatu ujian. Nilai 4 dapat diartikan hanya 40% dari seluruh soal yang diujikan dikuasai, padahal secara umum pada bagian lain diakui bahwa nilai yang dapat diterima untuk dinyatakan cukup atau baik adalah di atas 6. Dengan kata lain, UAN selain menetapkan standar mutu pendidikan yang sangat rendah telah menghakimi semua siswa tanpa melihat latar belakang, situasi, kondisi, sarana dan prasarana serta proses belajar mengajar yang dialami terutama siswa di daerah pedesaan.

Evaluasi yang diterapkan seharusnya dapat menjawab pertanyaan tentang ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Untuk mengingat kembali, tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan “bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3).

10

Page 11: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

Bagaimana Evaluasi Pendidikan Seharusnya Dilakukan

Evaluasi harus mampu menjawab semua informasi tentang tingkat pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Pendidikan yang diarahkan untuk melahirkan tenaga cerdas yang mampu bekerja dan tenaga kerja yang cerdas tidak dapat diukur hanya dengan tes belaka

11

Page 12: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

a. Waktu dan tempat penulisan

Bekasi, Mei 2010

b. Metode penulisan

Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode kepustakaan yaitu, metode dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan penelitian. Selain itu metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu, metode dengan pengumpulan data dengan menggunakan indra .

c. Langkah-langkah penulisan

Cover,Lembar Pengesahan,Kata Pengantar,Abstraks,Daftar Isi,BAB I Pendahuluan, BAB II Landasan teori dan kerangka berfikir, BAB III Metodologi Penulisan,BAB IV Pembahasan,BAB V Penutup

12

Page 13: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

BAB IVANALISIS & PEMBAHASAN

Evaluasi harus mampu menjawab semua informasi tentang tingkat pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Pendidikan yang diarahkan untuk melahirkan tenaga cerdas yang mampu bekerja dan tenaga kerja yang cerdas tidak dapat diukur hanya dengan tes belaka. Untuk itu evaluasi harus mampu menjawab kecerdasan peserta didik sekaligus kemampuannya dalam bekerja. Sistem evaluasi yang lebih banyak berbentuk tes obyektif akan membuat peserta didik mengejar kemampuan kognitif dan bahkan dapat dicapai dengan cara mengafal saja. Artinya anak yang lulus ujian dalam bentuk tes obyektif belum berarti bahwa anak tersebut cerdas apalagi terampil bekerja, karena cukup dengan menghafal walaupun tidak mengerti maka dia dapat mengerjakan tes. Sebagai konsekuensinya harus dikembangkan sistem evaluasi yang dapat menjawab semua kemampuan yang dipelajari dan diperoleh selama mengikuti pendidikan. Selain itu pendidikan harus mampu membedakan antara anak yang mengikuti pendidikan dengan anak yang tidak mengikuti pendidikan. Dengan kata lain evaluasi tidak bisa dilakukan hanya pada saat tertentu, tetapi harus dilakukan secara komperehensif atau menyeluruh dengan beragam bentuk dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.

Ujian bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat. Adalah ironis kalau UAN dipakai sebagai bentuk pertanggungjawaban penyenggaraan pendidikan, karena pendidikan merupakan satu kesatuan terpadu antara kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, berbudi luhur, mandiri, cerdas, dan kreative yang semuanya itu tidak dapat dilihat hanya dengan penyelenggaraan UAN. Dengan kata lain, UAN belum memenuhi syarat untuk dipakai sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat.

Bisakah UAN dipertahankan? Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa UAN banyak bertentangan bahkan dengan tujuannya sendiri, sehingga sulit dipertahankan. Seandainya Pemerintah tetap memilih untuk mempertahankan UAN maka selama itu perdebatan dan “ketidakadilan” akan terjadi di dunia pendidikan karena memperlakukan tes yang sama kepada semua anak Indonesia yang kondisinya diakui berbeda-beda. Selain itu salah satu prinsip pendidikan adalah berpusat pada anak, artinya pendidikan harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Seorang anak yang berpotensi untuk menjadi seorang seniman tidak bisa dipaksakan untuk menguasai matematika kalau dia sendiri tidak menyukainya dan berpikir tidak relevan dengan seni yang digelutinya. Memperlakukan semua anak dengan memberikan UAN sama artinya menganggap semua anak berpotensi sama untuk menguasai mata pelajaran yang diujikan, padahal kenyataannya berbeda.

13

Page 14: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

Bagaimana evaluasi pendidikan yang sebaiknya dilakukan? Menurut pendapat saya, evaluasi sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Sistem penerimaan siswa pada jenjang berikutnya dilakukan dengan cara diberikan tes masuk oleh sekolah masing-masing. Dengan cara demikian, maka setiap sekolah akan menetapkan standar sendiri melalui tes masuk yang dipakai. Sekolah yang berkualitas akan memiliki tes masuk yang relevan, dan sekolah yang kurang bermutu akan ditinggalkan masyarakat. Selain itu sekolah yang menghasilkan lulusan yang tidak bisa menerobos ke sekolah berikutnya juga akan ditinggalkan masyarakat. Dengan demikian akan terjadi persaingan sehat antar sekolah dalam menghasilkan lulusan yang terbaik dalam arti dapat melanjutkan ke sekolah berikutnya. Sistem penerimaan dengan mengacu pada UAN akan berakibat pada manipulasi data, bahkan membuka peluang terjadinya kecurangan. Pada umumnya sekolah berlomba-lomba untuk meluluskan siswa-siswanya dengan cara memberikan nilai kelulusan yang tinggi. Tetapi dengan adanya tes masuk pada sekolah berikutnya (kecuali masuk SLTP harus lanjut karena masih dalam cakupan wajib belajar), maka sekolah akan berlomba untuk membuat siswanya disamping lulus juga diterima di sekolah berikutnya.

BABVPENUTUP

14

Page 15: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

Kseimpulan : UAN dipakai sebagai bentuk pertanggungjawaban penyenggaraan pendidikan, karena pendidikan merupakan satu kesatuan terpadu antara kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, berbudi luhur, mandiri, cerdas, dan kreative yang semuanya itu tidak dapat dilihat hanya dengan penyelenggaraan UAN. Dengan kata lain, UAN belum memenuhi syarat untuk dipakai sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat.

Saran : sedih dengan sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia. Terkesan tebang pilih dan ada dulisme arah pendidikan yang berlaku. Coba kita perhatikan sebagai berikut :- Mata pelajaran lain yang tidak diujikan/yang mungkin tidak dianggap penting seperti (Pendidikan Agama/tidak diujikan), padahal menurut saya Pendidikan Agama sangat fundamental sebagai pedoman dalam pemahaman hidup. Apalah artinya bila manusia Indonesia semua pintar dan berpendidikan sangat tinggi bila tidak memiliki standar pemahaman agama yang memadai? Marilah kita renungkan sebaik mungkin oleh kita semua, terutama oleh para pemimpin negara dan bangsa ini.

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga pemerintah dapat memberikan solusi yang tepat terhadap evaluasi untuk para peserta didik agar dapat menyelesaikan pendidikan dengan cara yang tepat dan sesuai dengan pelajaran yang diterima.

Tentunya, kami sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan. Jika ada kesalahan dalam penyebutan ataupun penulisan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Daftar Pustaka15

Page 16: Karya tulis - AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PENDIDIKAN

http://titoreds.wordpress.com/2008/04/27/ujian-akhir-nasional-uan-sebagai-issue-kritis-pendidikan/

Arieh Lewy (Editor). 1977. Handbook of Curriculum Evaluation. Paris: International Institute for Educational PlanningMcNeil, John D. 1977. Curriculum A Comprehensive Introduction. Boston: Little, Brown and CompanyPusat Pengembangan Kurikulum. 2003. Kurikulum 2004 Kerangka Dasar (draft). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

16