72
i CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL SUTI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINISME Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Anthonia Paula Hutri Mbulu NIM : 134114019 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA JULI 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

i

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL SUTI

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA

FEMINISME

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Anthonia Paula Hutri Mbulu

NIM : 134114019

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

JULI 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

ii

Skripsi

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL SUTI

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA

FEMINISME

Oleh

Anthonia Paula Hutri Mbulu

NIM: 134114019

Telah disetujui oleh

Pembimbing I

S.E Peni Adji, S.S, M.Hum. tanggal 19 Juli 2017

Pembimbing II

Drs. B. Rahmanto, M. Hum. tanggal 29 Juli 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 31 Agustus 2017

Penulis

Anthonia Paula Hutri Mbulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

v

Pernyataan Persetujuan Publikasi Kaya Ilmiah

Untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anthonia Paula Hutri Mbulu

NIM : 134114019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Citra

Perempuan Dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko Damono: Kajian Kritik Sastra

Feminisme beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasinya di internet

atau media yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari

saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Agustus 2017

Yang menyatakan,

Anthonia Paula Hutri Mbulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk

Tuhan Yesus dan kedua orang tua saya,

Bapak Michael Mbulu

Mama Anselma Egbertha M. Woda

serta adik Charol Chrisanno

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

vii

MOTTO

Seberapa besarpun masalahmu, yakinkan hatimu bahwa semua pasti baik-baik

saja. Dengan begitu hatimu bisa tenang.

-3 Idiots-

I know you’re tired, but you have to keep going. Remember where you

want to be. Don’t allow yourself to give up, it is not an option.

-Najwa Zebian-

Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan

membebani, jangan pernah merusak diri sendiri.

-Tere Liye-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah membimbing dan

memberi berkat kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Citra Perempuan Dalam Novel Suti Karya Sapardi Djoko

Damono: Kajian Kritik Sastra Feminisme”.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. S.E Peni Adji, S.S, M.Hum. selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan, bantuaa, waktu dan dukungan kepada

penulis, selama proses penyelesaian skripsi ini.

2. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku pembimbing II yang selalu

memberikan waktunya untuk membimbing, serta masukan bagi penulis

selama proses penyelesaian skripsi ini.

3. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., selaku dosen pembimbing akademik

yang selalu menyemangati penulis.

4. Seluruh Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma: Dr.

Paulus Ari Subagyo, M.Hum (selaku Dekan Fakultas Sastra), Alm. Drs.

Hery Antono, M.Hum, Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum, Dra.

Fransisca Tjandrasih Adji, M. Hum., Drs. F.X Santoso, M.S, Sony

Christian Sudarsono, S.S, M.A., serta dosen-dosen pengampu mata kuliah

tertentu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

ix

5. Kedua orangtua penulis, Bapak Michael Mbulu dan Ibu Anselma Egbertha

Mbelo Woda, S.Keb,Bd yang telah memberikan dukungan baik secara

moril dan materil, serta selalu mendoakan penulis setiap saat.

6. Adik tercinta, Petrus Charol Crisanno Mbulu yang selalu memberikan

semangat dan perhatian kepada penulis.

7. Kedua sahabat penulis, Roswita Elsa Supusepa dan Clara Amanda Lalo

Putri yang selalu mendukung dan memotivasi penulis..

8. Diana Marischa Yakomina Jago, S.S., yang selalu memberi nasihat dan

memotivasi penulis.

9. Seluruh teman-teman angkatan 2013 Rite, Jein, Anna, Esti, Atha, Andrea,

Icha, Elis, Apin, Kak Icha, Egha, There, Cici, Vero, Lia, Ketrin, Valen,

Edith, Siska, Niko, Beto, Rendra, Uchil, Tyar, Opki, Dandi, Galang, Ari,

dan Beni.

10. Seluruh staff dan karyawan perpustakaan Sanata Dharma yang telah

membantu dan menyediakan buku-buku refrensi yang diperlukan oleh

penulis.

Meskipun banyak pihak telah terlibat dalam penelitian dan penyusunan

skripsi ini, namun tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan penulis. Oleh

karena itu segala kritik, saran, dan masukan dapat disampaikan kepada penulis.

Yogyakrta 31 Agustus 2017

Anthonia Paula Hutri Mbulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

x

ABSTRAK

Mbulu, Anthonia Paula Hutri. 2017. Citra Perempuan Dalam Novel

Suti Karya Sapardi Djoko Damono : Kajian Kritik Sastra

Feminisme. Skripsi Strata Satu (S1). Yogyakarta : Sastra

Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini mengkaji citra perempuan dalam novel Suti karya Sapardi

Djoko Damono. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tokoh

dan penokohan serta mendeskripsikan gambaran citra perempuan yang meliputi

citra diri perempuan dan citra sosial perempuan dalam novel Suti. Pendekatan

struktural dibatasi pada aspek tokoh dan penokohan untuk menganalisis citra

tokoh. Pendekatan feminisme digunakan untuk menjelaskan citra perempuan

dalam novel Suti. Metode pengumpulan data yang dipakai studi pustaka. Metode

analisis data yang dipakai yaitu metode analisis isi. Metode penyajian hasil

analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif.

Hasil penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu kajian struktur dan citra

perempuan. Kajian struktural dibagi menjadi dua yaitu tokoh dan penokohan.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Suti dan Pak Sastro, sedangkan tokoh

tambahan adalah Bu Sastro, Parni, Tomblok, Sarno, Kunto, dan Dewo.

Citra perempuan dibagi menjadi dua yaitu citra diri perempuan yang

dilihat dari aspek fisik serta psikis, dan citra sosial perempuan dalam lingkungan

keluarga serta masyarakat. Citra diri perempuan dari aspek fisik adalah

perempuan yang mengalami kehamilan, melahirkan dan merawat anak. Citra diri

perempuan dari aspek psikis dibedakan menjadi perempuan kelas atas dan kelas

bawah. Perempuan kelas atas digambarkan bertanggung jawab terhadap urusan

rumah tangga dan menerima apa saja pelakuan lelaki (suami). Sementara

perempuan kelas bawah digambarkan mudah jatuh cinta dan mudah berselingkuh.

Citra sosial perempuan juga dibedakan menjadi perempuan kelas atas dan kelas

bawah. Perempuan kelas atas digambarkan secara ekonomi bergantung pada

suami, meskipun mereka mempunyai pengaruh dimasyarakat. Sementara

perempuan kelas bawah digambarkan memiliki kemandirian secara ekonomi

dengan bekerja menjadi pembantu RT, walaupun sebenarnya profesi ini

merupakan pengembangan dari pekerjaan domestik kerumahtanggaan.

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa novel Suti juga bersifat

patriarki. Novel ini masih mempertahankan stereotipe antara perempuan dan laki-

laki secara patriarki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

xi

ABSTRACT

Mbulu, Anthonia Paula Hutri. 2017. The women’s Image Review

Criticism of Feminism Literature on Sapardi Djoko Damono‘s

Novel Entitled Suti. An Undergraduate Thesis (S1).

Yogyakarta : Indonesian Literature Study Program. Faculty of

Literature. Sanata Dharma University.

This study examines the image of women in a novel entitled Suti by

Sapardi Djoko Damono. The purpose of this study is to describe the character and

characterization and to describe the women's image which includes the self-image

of women and the social image of women in the Suti. The structural approach in

this research is limited to the character aspect and characterizations to analyze the

image of the character. The feminism approach is used to describe the image of

women in the Suti. The method of data collection that is used in this research is

literature review. Data analysis method on this research is content analysis

method. Method of presentation of result of data analysis used is method of

qualitative description.

The results of this study are divided into two. They are the structure and

image of women. The structural studies are divided into two figures and

characterizations. The main characters in this novel are Suti and Pak Sastro, while

additional characters are Bu Sastro, Parni, Tomblok, Sarno, Kunto, and Dewo.

The image of women is divided into two: the self-image of women

viewed from the physical and psychological aspects and the social image of

women in family and society . The self image of women from the physical aspects

is women who experience pregnancy, childbirth, and care for children. The self-

image of the psychic aspect is divided intor upper and lower class woman. Upper-

class women are depicted responsible for domsetic affairs and accepting whatever

the treatment of man (husband). While the lower class women of the aspect

depicted easily fall in love and easy to cheat. The social image of women is also

differentiated into upper and lower class of women. Upper-class women are

describe in economically as if they are in their husband, although they have

influence in society. While lower-class of women are described as having

economic independence by working as housemaids, although this profession is

actually the development of domestic work.

Based on the analysis concluded that Suti novel is partiarchy. This novel

still maintains the sterotype between women and men in partiarchy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi

MOTTO…………………………………………………………………………vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

ABSTRACT ............................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................ 5

1.5 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 7

1.6 Landasan Teori ............................................................................................... 8

1.7 Metodologi Penelitian .................................................................................... 16

1.7.1 Pengumpulan Data ................................................................................ 16

1.7.2 Sumber Data .......................................................................................... 16

1.7.3 Analisis Data ......................................................................................... 17

1.7.4 Penyajian Hasil Analisis Data ................................................................ 17

1.8 Sistematika Penyajian .................................................................................... 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

xiii

BAB II ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN

DALAM NOVEL SUTI ................................................................................... 19

2.1 Pengantar ..................................................................................................... 19

2.1.1 Tokoh Utama Protagonis ................................................................... 19

2.1.2 Tokoh Utama Antagonis .................................................................... 22

2.1.3 Tokoh Tambahan ................................................................................ 24

2.3 Rangkuman .................................................................................................. 34

BAB III CITRA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL SUTI ..........37

3.1 Pengantar ......................................................................................................37

3.2 Citra Diri Perempuan ....................................................................................37

3.2.1 Citra Perempuan dari Aspek Fisik .....................................................37

3.2.2 Citra Perempuan dari Aspek Psikis ....................................................39

3.3 Citra Sosial Perempuan ...............................................................................43

3.3.1 Citra Perempuan dalam Keluarga .....................................................43

3.3.2 Citra Perempuan dalam Masyarakat ..................................................45

3.4 Rangkuman ...................................................................................................48

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................51

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................51

4.2 Saran .........................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................56

LAMPIRAN ......................................................................................................58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra adalah refleksi pengarang tentang hidup dan kehidupan yang

dipadu dengan daya imajinasi dan kreasi yang didukung oleh pengalaman dan

pengamatannya atas kehidupan tersebut. Karya sastra memiliki dua aspek, yaitu

aspek bentuk dan aspek isi. Aspek bentuk adalah hal-hal yang menyangkut objek

atau isi karya sastra, yaitu pengalaman hidup manusia, seperti sosial budaya,

kesenian, cara berpikir suatu masyarakat, dan sebagainya. Aspek isi inilah

sebenarnya yang paling hakiki, sebab bahasa hanya wadah atau medianya saja.

(Djojosuroto 2006:17)

Dalam karya sastra sosok perempuan sering dibicarakan dan dijadikan

sebagai objek pencitraan. Perempuan ternyata menarik untuk dibicarakan.

Perempuan adalah sosok yang mempunyai dua sisi. Di satu pihak, perempuan

adalah keindahan. Pesonanya dapat membuat laki-laki tergila-gila. Di sisi yang

lain, ia dianggap lemah. Anehnya, kelemahan itu dijadikan alasan oleh laki-laki

jahat untuk mengeksploitasi keindahannya (Sugihastuti 2010:32). Beauvoir

(dalam Sugihastuti 2010:13) menganggap secara implisit, bahwa kaum perempuan

tidak pernah dapat dengan tepat digambarkan oleh para penulis laki-laki,

gambaran perempuan ditentukan sebagaimana mitos yang mereka ciptakan.

Citra artinya rupa, gambaran, dapat berupa gambar yang dimiliki orang

banyak mengenai pribadi atau kesan mental (bayangan) visual yang ditimbulkan

oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat dan merupakan dasar yang khas dalam karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

2

prosa dan puisi. Citra perempuan merupakan wujud gambaran mental spiritual dan

tingkah laku keseharian yang terekspresi oleh perempuan dalam berbagai

aspeknya yaitu aspek fisik dan psikis sebagai citra diri perempuan serta aspek

keluarga dan masyarakat sebagai citra sosial. (Sugihastuti, 2000:7)

Feminisme ialah teori tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan

di bidang politik, ekonomi, sosial; atau kegiatan terorganisasi yang

memperjuangkan hak-hak serta kepentingan perempuan (Goefe, dalam

Sugihastuti 2010:18). Feminisme dalam penelitian sastra dianggap sebagai

gerakan kesadaran terhadap pengabaian dan eskploitasi perempuan dalam

masyarakat seperti tercermin dalam karya sastra (Sugihastuti, 2010: 27).

Secara empiris perempuan juga dicitrakan secara stereotipe sebagai

makhluk yang lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan, sementara laki-laki

dianggap sebagai makhluk yang kuat, rasional, jantan dan perkasa (Dagun,

1992:3). Citra demikian timbul karena adanya konsep gender yakni suatu sifat

yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan

kultural melalui proses panjang, sosialisasi gender tersebut akhirnya dianggap

sebagai ketentuan Tuhan

Sosok perempuan selalu diangkat sebagai objek pencitraan dalam karya

sastra seperti dalam novel Suti. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji

citra perempuan untuk mengungkapkan citra yang terdapat dalam novel tersebut.

Novel Suti menggambarkan perempuan yang menerima saja perlakuan dari lelaki

karena perempuan tersebut mudah jatuh cinta. Novel ini menceritakan tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

3

kehidupan perempuan yang bernama Suti atau aslinya Sutini dalam menghadapi

berbagai permasalahan hidup yang membuatnya pelan-pelan menjadi dewasa. Suti

dicitrakan sebagai perempuan yang mandiri dan periang. Ia perempuan yang

mudah bergaul dan menyesuaikan diri. Di kehidupan desa (waktu itu tahun 1960-

an) yang terkadang masih berubah-ubah, Suti mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitarnya (tetangga). Di usia yang masih sangat belia ia dinikahkan

dengan seorang duda, Suti tetap menjalani kehidupannya dan kadang-kadang lupa

bahwa ia sudah menikah. Hingga suatu hari muncul keluarga baru yang pindah ke

Solo dekat rumah Suti. Mereka adalah keluarga Sastro (mantan bangsawan), Suti

akhirnya bekerja di rumah tersebut sebagai pembantu. Lama-kelamaan Suti pun

akhirnya memiliki perasaan suka kepada Kunto anak Pak Sastro. Namun setelah

Kunto pergi ke Yogyakarta untuk kuliah, Suti pun menaruh hati pada Pak Sastro.

Perasaan itu tidak bisa ia kendalikan hingga mereka larut dalam sebuah hubungan

yang lebih serius.

Selain Suti, tokoh Bu Sastro juga digambarkan sebagai sosok perempuan

yang tangguh Bu Sastro digambarkan sebagai sosok wanita yang kuat dan tabah

menjalani kehidupan rumah tangganya yang rumit karena perbuatan suaminya. .

Ia sangat menyayangi Suti karena ia tidak memiliki anak perempuan. Ia tetap

menyayangi suaminya walaupun suaminya sering berselingkuh. Keberadaan Suti

dalam keluarga Sastro membuat kehidupan keluarga itu berlika-liku. Bisa

dikatakan Suti adalah perempuan yang memilki perasaan yang berubah-ubah

terkadang ia merasa nyaman dengan Pak Sastro, terkadang juga ia menginginkan

Kunto menjadi miliknya. Kenyataannya Suti akhirnya jatuh kepada Pak Sastro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

4

Dampak yang cukup mengejutkan dari hubungan Suti dan Pak Sastro adalah

kehamilan Suti.

Dalam novel Suti tokoh perempuan digambarkan mudah untuk jatuh cinta

dalam artian masih belum bisa mengontrol perasaan atau emosi batinnya. Tidak

hanya Suti, beberapa tokoh perempuan lainnya juga diceritakan memiliki

permasalahan hidup yang terbangun dari aspek fisik,psikis,keluarga, dan

masyarakat. Untuk itu, penulis akan mencoba menganalisis citra perempuan

yang terdapat dalam novel tesebut, dengan menggunakan kajian kritik sastra

feminisme. Sebelum lebih jauh menganalisis citra perempuan, karya sastra

tersebut akan di analisis unsur tokoh dan penokohannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam di atas permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tokoh dan penokohan dalam novel Suti karya Spardi Djoko

Damono?

2. Bagaimana citra perempuan yang terdapat dalam novel Suti karya Sapardi

Djoko Damono?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tokoh dan penokohan dalam novel Suti karya Spardi Djoko

Damono.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

5

2. Mendeskripsikan citra perempuan yang terdapat dalam novel Suti karya Sapardi

Djoko Damono.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah penerapan teori kritik sastra

feminisme. Melalui penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan

pengetahuan baru bagi pembaca mengenai studi analisis citra perempuan terhadap

novel Suti, serta untuk perkembangan ilmu khususnya sastra Indonesia dan dapat

mengembangkan apresiasi terhadap kajian karya sastra yang berkaitan dengan

citra perempuan.

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu memberi pengetahuan, karena

melalui penelitian ini peneliti dapat memahami secara jelas tentang perwujudan

citra diri perempuan dan citra sosial perempuan dalam novel Suti. Disamping itu

dapat membantu pembaca untuk lebih memahami citra yang terungkap dalam

novel Suti, mengenai makna dan hakikat kehidupan manusia khususnya

perempuan.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang novel Suti sudah beberapa kali dilakukan, salah

satunya oleh Utami (2016). Penelitian ini menggunakan pendekatan strategi

psikologi sastra. Hasil penelitian ini adalah (1) struktur pada novel Suti meliputi

tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat; (2) karakteristik

kejiwaan pada tokoh utama dalam novel Suti dapat dipahami melalui teori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

6

Sigmund Freud (id, ego,dan superego) yang mampu dipengaruhi oleh faktor

dalam maupun faktor luar; (3) nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam

novel Suti didominasi oleh nilai pendidikan karakter mandiri, komunikatif,

gemar membaca dan peduli sosial; dan (4) novel Suti relevan sebagai materi

pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian lain tentang novel Suti dilakukan oleh Aditya (2017) yaitu

membahas mengenai perspektif gender dengan menggunakan tinjauan sastra

feminis, dalam novel Suti terdapat kesetaraan gender dan juga ketidakadilan

gender. Hasil penelitiannya adalah terdapat kesetaraan gender meliputi peran

perempuan di masyarakat, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun ketidakadilan

gender meliputi subordinasi perempuan, stereotipe perempuan, kekerasan

terhadap perempuan, beban kerja perempuan.

Sementara itu penelitian tentang citra perempuan dalam kajian sastra

feminis sudah pernah dilakukan oleh Istanti (2012) dalam penelitiannya terhadap

novel Cinta Suci Zahrana, karya Habiburrahman El Shirazy. Hasil penelitiannya

adalah menjelaskan kisah perjuangan seorang wanita yang bernama Zahrama

dalam meraih prestasi sehingga melupakan untuk segera menikah. Wujud citra

perempuan yang digambarkan adalah, perempuan yang ulet, perempuan

berpendidikan tinggi, perempuan yang terlalu memilih jodoh dan, permpuan

sebagai seorang istri yang sholehah.

Penelitian lain dilakukan oleh Indah (2013) terhadap novel Tanah Tabu

karya: Anindita S. Thayf, Kajian Sastra Feminis. Hasil penelitiannya yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

7

menggambarkan citra wanita dari segi psikis yaitu wanita sebagai seorang yang

cerdas dan pintar, wanita adalah seorang yang cinta ilmu, wanita ingin dicintai

dan mencintai, wanita ingin kebebasan, wanita wanita mempunyai kebebasan

yang sama dengan laki-laki dalam semua segi kehidupan, wanita bukan seorang

yang lemah yang bergantung pada laki-laki. Citra segi dari sosial adalah wanita

seorang istri, wanita sebagai seorang ibu merupakan kodrat dari seorang wanita,

wanita tidak mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki, hal ini

menunjukkan bahwa ada deskriminasi antara wanita dan laki-laki dalam dunia

pendidikan.

Berdasarkan paparan tersebut penelitian tentang citra perempuan dengan

kajian sastra feminis sudah sering dilakukan. Penelitian terhadap novel Suti

menggunakan kritik sastra feminis juga sudah dilakukan oleh Rahman Aditya

(2017) yaitu, Perspektif Gender dalam novel Suti menggunakan Kritik sastra

feminis. Perbedaanya adalah dalam penelitian ini lebih tertuju pada pencitraan

perempuan yang dilihat dari aspek fisik, psikis, keluarga, dan sosial.

1.6 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini dipaparkan teori struktural, teori feminis, dan

citra perempuan. Teori struktural berfungsi untuk menganalisis seluruh karya

sastra dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam karya sastra

tersebut seperti tokoh, penokohan dan alur. Teori feminisme dipakai untuk

menjelaskan citra perempuan yang diuangkapkan dalam novel Suti.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

8

1.6.1 Teori Strukturalisme

Kajian strukturalisme pada karya sastra adalah keotonomian struktur yang

saling berelasi. Kajian strukturalisme merupakan kajian yang hanya membahas

karya sastra secara otonom, karya sastra harus dimaknai dengan melepaskan

dirinya dari aspek-aspek diluarnya dengan menganalisis setiap unsur dalam

relasinya dengan unsur-unsur lainnya. Teeuw (1984:135) menyatakan bahwa

pada prinsipnya, anaisis struktural ini bertujuan untuk membongkar dan

memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan sedalam mungkin keterkaitan dan

keterjalinan makna yang menyeluruh.

Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengidentifikasi,

mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi

yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan, misalnya

bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut

pandang, dan lain-lain. Dengan demikian, pada dasarnya analisis struktual

bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarberbagai

unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan

(Nurgiyantoro, 2007:37).

Dalam penelitian ini, hanya akan diteliti tokoh dan penokohan sebagai

unsur dalam keseluruhan struktur novel karena fokus penelitian ini hanya pada

citra pada tokoh perempuan. Oleh karena itu, berikut ini dipaparkan teori tokoh

dan penokohan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

9

1.6.1.1 Tokoh dan Penokohan

Tokoh cerita hadir dihadapan pembaca membawa kualifikasi tertentu

terutama yang menyangkut jati diri. Adanya identitas jati diri itulah yang

menyebabkan tokoh yang satu berbeda dengan tokoht-tokoh lain. (Lukens, dalam

Nurgiyantoro, 2010:75) tokoh itu sendiri dapat dipahami sebagai seseorang (atau:

sesosok) yang memiliki sejumlah kualifikasi mental dan fisik yang

membedakannya dengan orang (sosok) lain. lewat kualifikasi mental dan fisik

tokoh cerita dapat tampil dengan bermacam perwatakan, dan selanjutnya dapat

diidentifikasi apakah tokoh itu berfungsi protagonist atau antagonis.

Tokoh utama dibedakan menjadi dua, yaitu protagonis dan antagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara

popular disebut hero. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan

pandangan kita, harapan-harapan kita, pembaca (Nurgiyantoro, 2009:178). Selain

itu tokoh protagonis merupakan tokoh yang pertama-tama akan menghadapi

masalah dan juga sebagai penggerak alur. Tokoh penyebab terjadinya konflik

disebut tokoh antagonis. Tokoh antagonis barangkali dapat disebut, beroposisi

dengan tokoh protagonist, secara langsung maupun tidak langsung (Nurgiyantoro,

2009:179). Permunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih

sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya

dengan tokoh utama, seacara langsung maupun tidak langsung (Nurgiyantoro,

2009: 177).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

10

Jones (dalam Nurgiyantoro 2007 :165) juga menyatakan, “Penokohan

adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam

sebuah cerita. Senada dengan pendapat tersebut Abrams (dalam Nurgiyantoro

2007 : 165) juga menyatakan, tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan

dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki

kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang siekspresikan dalam

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dengan demikian, istilah

“penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan” sebab

ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan

bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.

1.6.2 Teori Feminisme

Feminisme sebagai gerakan pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa

kaum perempuan pada dasarnya ditindas dan dieksploitasi, serta usaha untuk

mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Gerakan feminis merupakan

perjuangan dalam rangka mentrasformasikan sistem dan struktur yang tidak adil,

menuju ke sistem yang adil bagi perempuan maupun laki-laki. Dengan kata lain,

hakikat feminisme adalah gerakan transformasi sosial dalam arti tidak melulu

memperjuangkan soal perempuan belaka (Fakih, 2012:99)

Pendekatan feminisme dalam kajian sastra dikenal dengan kritik sastra

feminisme. Feminis menurut Ratna (2004: 182) berasal dari kata femme (woman),

berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memeperjuangkan hak-hak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

11

kaum perempuan (jamak), sebagai kelas sosial. Dalam hubungan ini perlu

dibedakan antara male dan female (sebagai aspek perbedaan biologis, sebagai

hakikat alamiah), masculine dan feminie (sebagai aspek perbedaan psikologis dan

kultural).

Faruk (dalam Sugihastuti (2010:94) menyatakan bahwa feminisme muncul

sebagai sebuah upaya perlawanan atas berbagai upaya kontrol laki-laki di atas.

Asumsi bahwa perempuan telah ditindas dan dieksploitasi menghadirkan

anggapan bahwa feminisme merupakan satu-satunya jalan untuk mengakhiri

penindasan dan eksploitasi tersebut. Salah satu alasan yang mendukung hal ini

adalah kenyataan bahwa feminisme tidak hanya memeperjuangkan masalah

gender, tetapi juga masalah kemanusiaan.

Dalam hal ini, perlu dicatat bahwa feminisme bukan monopoli kaum

perempuan (Awuy dalam Sugihastuti 2010:62). Istilah feminisme tidak dapat

diparalelkan begitu saja dengan istilah feminim sebab laki-laki yang feminis pun

ada dan dia tidak harus berperilaku kefeminiman. Akan tetapi, banyaknya feminis

laki-laki juga dapat menimbulkan masalah.

Susilastuti (dalam Sugihastuti 2010: 63), menyatakan bahwa feminisme apa

pun alirannya dan di mana pun tempatnya muncul sebagai akibat dari adanya

prasangka gender yang cenderung menomorduakan kaum perempuan. Perempuan

dinomorduakan karena adanya anggapan bahwa secara universal laki-laki

berbeda dengan perempuan. Perbedaan itu tidak hanya terbatas pada kriteria

biologis, melainkan juga sampai kriteria sosial dan budaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

12

1.6.3 Citra Perempuan

Citraan merupakan gambaran yang dapat berupa gambaran yang dimiliki

orang banyak mengenai pribadi, atau kesan mental (bayangan) visual yang

ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa atau kalimat, dan merupakan unsur dasar

konsep citra wanita (Sugihastuti, 2000:45).

Citra wanita ialah semua wujud gambaran mental spiritual dan tingkah

laku keseharian yang terekspresikan oleh wanita (Indonesia). Kata citra wanita

diambil dari gambaran-gambaran citraan, yang ditimbulkan oleh pikiran,

pendengaran, penglihatan, perabaan, dan pencecapan tentang wanita (Sugihastuti,

2000:45)

Citra perempuan juga merupakan wujud gambaran mental spiritual dan

tingkah laku keseharian yang terekspresi oleh perempuan dalam berbagai

aspeknya yaitu aspek fisis dan psikis sebagai citra diri perempuan serta aspek

keluarga dan masyarakat sebagai citra sosial (Sugihastuti, 2000:7).

Citra wanita dibedakan menjadi dua yaitu citra diri wanita dan citra sosial

wanita. Berikut ini dijabarkan lebih lanjut mengenai citra diri wanita dan citra

sosial wanita.

1.6.3.1 Citra Diri Wanita

Citra diri wanita merupakan dunia yang typis, yang khas dengan

segala macam tingkah lakunya. Citra diri wanita merupakan keadaan dan

pandangan wanita yang berasal dari dalam dirinya sendiri, yang meliputi aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

13

fisik dan aspek psikis (Sugihastuti 2000:112-113). Citra diri wanita terwujud

sebagai sosok individu yang mempunyai pendirian dan pilihan sendiri atas

berbagai aktivitasnya berdasarkan kebutuhan-kebutuhan pribadi maupun

sosialnya.

a. Citra Fisik Wanita

Secara fisik, wanita dewasa merupakan sosok individu hasil bentukan

proses biologis dari bayi perempuan, yang dalam perjalanan usianya

mencapai taraf dewasa. Dalam aspek fisis ini, wanita mengalami hal-hal

yang khas, yang tidak dialami oleh pria, misalnya hanya wanita yang dapat

hamil, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya. Realitas fisik ini pada

kelanjutannya menimbulkan antara lain mitos tentang wanita sebagai

mother-nuture. Di dalam mitos ini wanita diasumsikan sebagai sumber

hidup dan kehidupan, sebagai makhluk yang dapat menciptakan makhluk

baru dalam artian dapat melahirkan anak.

b. Citra Psikis Wanita

Ditinjau dari aspek psikisnya, wanita juga makhluk psikologis, makhluk

yang berpikir, berperasaan, dan beraspirasi (Sugihastuti 2000:95). Aspek

psikis wanita tidak dapat dipisahkan dari apa yang disebut feminitas.

Prinsip feminitas ini merupakan kecenderungan yang ada dalam diri

wanita; prinsip-prinsip itu antara lain menyangkut ciri relatednesss,

receptivity, cinta kasih, mengasuh berbagai potensi hidup, orientasinya

komunal, dan memelihara hubungan interpersonal. Kalau dari aspek psikis

terlihat bahwa wanita dilahirkan secara biopsikologis berbeda dengan laki-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

14

laki, hal ini juga mempengaruhi pengembangan dirinya. Pengembangan

dirinya bermula dari lingkungan keluarga, keluarga hasil perkawinannya.

Aspek psikis wanita saling berpengaruh dengan aspek fisik dan keduanya

merupakan aspek yang mempengaruhi citra diri wanita. Dalam aspek

psikis kejiwaan wanita dewasa mempengaruhi citra diri wanita, semakin

bertumbuh baik wanita akan semakin berkembang pula psikis mereka

untuk menjadi dewasa. Citra diri wanita tidak bisa lepas dari aspek psikis

dan fisik. Adanya perbedaan bentuk fisik antara wanita dan laki-laki

mempengaruhi pola berpikir dan pola kehidupan wanita. Aspek psikis

menunjukan bahwa wanita memiliki pemikiran-pemikiran untuk

berkembang, berinspirasi, dan memiliki perasaan untuk merasakan

keadaan dalam dirinya ataupun diluar dirinya.

1.6.3.2 Citra Sosial Wanita

Citra sosial wanita merupakan citra wanita yang erat hubungannya dengan

norma dan sistem nilai yang berlaku dalam satu kelompok masyarakat, tempat

wanita menjadi anggota dan berhasrat mengadakan hubungan antarmanusia.

Kelompok masyarakat itu adalah kelompok keluarga dan kelompok masyarakat

luas. Dalam keluarga, misanya wanita berperan sebagai istri, ibu dan sebagai

anggota keluarga yang masing-masing peran mendatangkan konsekuensi sikap

sosial, yaitu satu dengan lainnya saling berkaitan. Citra sosial wanita juga

merupakan masalah pengalaman diri, seperti dicitrakan dalam citra diri wanita dan

citra sosialnya, pengalaman-pengalaman inilah yang menentukan interaksi sosial

wanita dalam masyarakat atas pengalaman diri itulah maka wanita bersikap,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

15

termasuk ke dalam sikapnya terhadap laki-laki. Hal penting yang mengawali citra

sosial wanita adalah citra dirinya (Sugihastusi, 2000:143-144).

Citra wanita dalam aspek sosial dibedakan menjadi dua, yaitu citra wanita

dalam keluarga dan citra wanita dalam masyarakat.

a. Citra Wanita dalam Keluarga

Sebagai wanita dewasa, seperti tercitrakan dari aspek fisik dan psikisnya,

salah satu peran yang menonjol daripadanya adalah peran wanita dalam

keluarga. Citra wanita dalam aspek keluarga digambarkan sebagai wanita

dewasa, seorang istri dan seorang ibu rumah tangga.

b. Citra Wanita dalam Masyarakat

Selain peran dalam keluarga citra sosial wanita juga berperan dalam

masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya

memerlukan manusia lain. Demikian juga bagi wanita, hubungannya

dengan manusia lain itu dapat bersifat khusus maupun umum tergantung

pada bentuk sifat hubungan itu. Hubungan manusia dalam masyarakat

dimulai dari hubungannya antar orang termasuk hubungan antar wanita

sengan pria orang seorang (Sugihastuti, 2000: 132).

Citra sosial wanita menunjukan bagaimana wanita berperan dalam

kehidupannya, yaitu berperan dalam keluarga dan masyarakat. Wanita

mengambil bagian dalm keluarga sebagai ibu, kakak, adik, istri, sedangkan

dalam masyarakat wanita tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan orang

lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

16

Dari penjelasan diatas bahwa citra wanita terbangun dari berbagai aspek,

yaitu aspek fisik, aspek psikis, keluarga dan masyarakat.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data,

(ii) analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data. Berikut ini akan diuraikan

masing-masing tahap dalam penelitian ini.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah penggambaran citra perempuan yang meliputi

citra diri perempuan dan citra sosial perempuan. Data yang akan dikumpulkan

diperoleh dari novel Suti yang terbit tahun 2015. Novel Suti merupakan novel

karangan Sapardi Djoko Damono.

1.7.2 Sumber Data

Judul : Suti

Pengarang : Sapardi Djoko Damono

Penerbit : PT Kompas Media Nusantara

Tahun terbit : 2015

Halaman : 192 halaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

17

Pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka. Studi kepustakaan yaitu

mengadakan penelitian dengan cara memepelajari dan membaca litratur-literatur

yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

1.7.3 Metode Analisis Data

Langkah berikutnya adalah analisis data. Setelah data terklarifikasi,

kemudian data dianalisis menggunakan metode analisis isi. Dalam ilmu sosial, isi

yang dimaksudkan berupa masalah-masalah sosial, ekonomi dan politik, termasuk

propaganda. Jadi, keseluruhan isi dan pesan komunikasi dalam kehidupan

manusia. Tetapi dalam karya sastra, isi yang dimaksudkan adalah pesan-pesan,

yang dengan sendirinya sesuai dengan hakikat sastra. (Ratna, 2012:48). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan metode formal untuk menganalisis unsur-

unsur yang terdapat dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono, untuk

mengungkapkan isi dalam novel tersebut.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data disajikan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu

hasil analisis data pemaknaan karya sastra yang disajikan secara deskriptif (Ratna,

2012:46-48). Hasil analisis penelitian ini berupa kesimpulan mengenai citra

perempuan dalam bentuk deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

18

1.8 Sitematika Penyajian

Penelitian ini dibagi menjadi tiga bab. Sistematika penelitian ini dirinci sebagai

berikut:

Bab I berisi pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini

dibagi menjadi delapan sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian dan sistematika penyajian.

Bab II berisi deskripsi analisis tokoh dan penokohan analisis tokoh dan

penokohan dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Bab III deskripsi citra

perempuan dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Baba IV berupa

penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

19

BAB II

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL SUTI

2.1 Pengantar

Pada bab ini peneliti akan membahas struktur novel Suti yang akan

dibatasi pada tokoh dan penokohan. Analisis tokoh dan penokohan digunakan

penulis untuk mengungkapkan tokoh-tokoh serta watak dari tokoh-tokoh dalam

novel Suti karya Sapardi Djoko Damono.

2.1.1 Tokoh Utama Protagonis

Berdasarkan analisis, tokoh Suti merupakan tokoh utama protagonis dalam

Novel Suti. Sebagai tokoh utama protagonis, tokoh Suti merupakan tokoh yang

diutamakan ceritanya dan merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, serta

selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. ia juga merupakan tokoh yang

sering menghadapi banyak permasalahan.

2.1.1.1 Penokohan Tokoh Suti

Tokoh Suti hadir dan mendominasi setiap bagian cerita dan peristiwa. Suti

atau yang bernama lengkap Sutini adalah perempuan desa yang tinggal di

pinggiran kota Solo, namun bukan penduduk asli kampung itu. Ia memiliki paras

yang cantik dan cukup menarik. Umurnya masih sekitar belasan tahun. Bisa

dikatakan ia adalah perempuan yang tidak bisa diam, selalu penuh semangat saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

20

mengerjakan sesuatu. Suti adalah perempuan yang suka bergunjing. Ia biasa

bergunjing di pinggir sungai bersama sahabatnya saat sedang mencuci pakaian. Ia

adalah perempuan desa yang tidak peduli dengan perkataan orang lain. Dalam

kesehariannya Suti dan sahabatnya masih berbicara menggunakan bahasa Jawa

yang menggambarkan kehidupan di desa. Kehidupan desa membuat Suti suka

bergaul dengan siapa saja.

“Dua perempuan itu suka bergunjing macam-macam sejak

masih sekolah…” (Damono, 2015:9)

“…anaknya (Suti) tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang

gampang bergaul dengan anak-anak lain. Orang-orang sayang

kepada anak itu, selalu tampak riang dan hampir tidak pernah

menangis. (Damono, 2015:11)

Suti sempat bersekolah sampai SMP, tetapi setelah itu ibunya tidak

mampu membiayainya lagi. Melihat tingkah laku Suti dan takut menjadi

pembicaraan penduduk, Suti akhirnya dikawinkan dengan seorang duda bernama

Sarno. Walaupun ia tahu hubungan gelap ibunya dengan Sarno, Suti tetap

menyayangi ibunya. Setiap kali mendengar candaan ibu dan suaminya, Suti selalu

memilih untuk pergi dan pura-pura untuk tidak mengetahui apa-apa.

“Dan keberhasilannya mendapatkan Suti tentu saja menjadi

bahan gunjingan, Kok mau-maunya perawan kencur gitu kawin

sama Sarno. Mereka sebenarnya tahu nahwa ibu Suti suka malu

kalau anaknya tidak lekas-lekas dikawinkan, takut kalau oleh

orang kampung dianggap tidak laku, takut kalau dianggap ibunya

tidak becus mencarikan suami untuk anaknya” (Damono,

2015:3).

“Perempuan muda konyal-kanyil yang pernah diceritakan sedang

mencuci pakaian di sungai itu akhirnya bekerja…”(Damono,

2015:36).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

21

“Dan tata cara antara mertua dan menantu itu biasanya berakhir

di kamar, dan Suti pura-pura tidak tahu, pura-pura tidak

mendengar. Malah kemudian lenyap meninggalkan rumah”

(Damono, 2015:75).

Karena tidak lagi bersekolah, Suti pun bekerja menjadi pembantu rumah

tangga di rumah Pak Sastro. Semenjak bekerja di rumah Pak Sastro, Suti sudah

dianggap seperti anak mereka. Suti jarang pulang ke rumahnya, kecuali jika

pekerjaannya di rumah Pak Sastro telah selesai. Semakin lama Suti berada di

rumah tersebut ia pun diam-diam mengagumi “prabu kresna” atau Pak Sastro.

Tetapi sebenarnya ia juga sudah jatuh hati pada Kunto, anak dari Pak Sastro.

Namun perasaannya hanya dipendam dalam hati karena Kunto juga tidak

memberikan harapan yang pasti.

“Suti merasa tidak tahu apa yang dirasakannya. Ia belum bisa

menjelaskan sesuatu yang tersimpan rapi di sebuah pojok

otaknya yang isinya adalah bayang-bayang Kunto”

(Damono,2015:61).

“Setiap kali sendirian bersama ayah Kunto di rumah, Suti

berusaha mati-matian untuk mengusir bayng-bayangan yang

terus memburunya sejak kecil ketika ia suka menonton upacara

patilan kuda Kang Mangun” (Damono, 2015:76).

Setelah Kunto pergi ke Jogja untuk berkuliah, dan Bu Sastro yang sering

pergi menjenguk iparnya yang sakit, Suti diberi kepercayaan untuk mengurus

rumah dan juga merawat Pak Sastro yang sakit. Beberapa hari menemani Pak

Sastro, Suti merasakan sesuatu dalam hati dan pikirannya yang membuatnya

semakin dekat dengan “Prabu Kresnonya” itu. Saat itu terjadilah hubungan antara

Suti dan Pak Sastro yang menyebabkan kehamilan Suti. Setelah kejadian tersebut

Suti dibawa pergi oleh ibunya ke Jakarta. Setelah sekian lamanya, Suti kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

22

membawa dan seorang anak perempuan. Semenjak di Jakarta mereka tidak

berhubungan lagi dengan Sarno. Suti akhirnya memilih pulang dan menetap lagi

di Solo.

“Setelah sepenuhnya sadar, Sastro dipapahnya masuk kamar.

Suti menciumnya beberapa kali, mengambil air untuk melap

darah yang berceceran dari mulutnya” (Damono, 2015:78).

“Dan tumpalah dongeng Tomblok itu dihadapan Bu Sastro,

baunya sengit. Suti yang sudah dua hari ini tidak muncul tanpa

melapor ke Bu Sastro ternyata pergi diantar ibunya. Tidak ada

tetangga yang tahu” (Damono, 2015:161).

“Suti mengatakan ia baru dari Jakarta dengan niat untuk menetap

lagi di Solo, di rumah yang ditinggalkannya. Dikatakannya,

selama ini ia bersama ibunya tinggal di Jakarta bekerja srabutan.

Sudah sejak sampai di Jakarta Sarno tidak menjadi bagian hidup

mereka lagi, sekarang entah di mana” (Damono, 2015:185).

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Suti selain perempuan

periang, ia masih belum dewasa, dan menerima apa saja yang menimpanya.

Pikirannya masih terombang-ambing, oleh karena itu ia mudah jatuh cinta, hal itu

dibuktikan dengan hubungannya dengan Pak Sastro hingga memiliki anak. Selain

itu Suti juga selalu menerima semua perlakuan yang seharusnya tidak ia dapatkan

di usianya yang masih muda. Hal itu dibuktikan dengan Suti yang sudah

dinikahkan diusia yang masih belia. Setelah hubungan yang terjadi dengan Pak

Sastro, Suti tidak meminta pertanggungjawaban, tetapi memilih pergi dari desa

bersama ibunya.

2.1.2. Tokoh Utama Antagonis

Berdasarkan analisis, Pak Sastro merupakan tokoh antagonis dalam novel

Suti. Tokoh Pak Sastro menjadi tokoh antagonis, karena beroposisi dengan tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

23

protagonis, secara langsung maupun tidak langsung, bersifat fisik maupun batin

(Nurgiyantoro, 2009:179). Tokoh antagonis juga merupakan penyebab masalah

yang menimpa tokoh protagonis.

2.1.2.1 Penokohan Tokoh Pak Sastro

Pak Sastro adalah suami dari Bu Sastro yang bernama asli Sumardi,

sebelum mendapat gelar Sastro. Ia adalah keturunan priyayi, karena dulu ayahnya

adalah menjadi lurah kraton. Ia dikenal sebagai priyayi yang tampan dan

bersahabat. Ia adalah lulusan HIS, sekolah dasar Belanda. Ia bekerja sebagai juru

tulis di Jawatan Pekerjaan Umum. Pak Sastro berserta istrinya bergaul dengan

siapa saja, tidak memandang latar belakang orang-orang disekitar mereka.

Semenjak pindah di desa tersebut yang masih bersih dari pembangunan,

keluarganya dikenal baik di desa tersebut.

“Keluarga Sastro segera dikenal luas di desa itu sebagai keluarga

baik-baik sebab mengizinkan sumurnya ditimba para

tetangganya. Orang-orang suka bingung memanggil laki-laki

setengah baya yang dibayangkan sebagai Prabu Kresno oleh Suti

itu. Kadang dipanggil „Den‟ kadang-kadang „Pak‟, keluarga itu

tidak peduli sama sekali sebab ketika masih di Ngadijayan pun

mereka bergaul tidak hanya dengan priyayi tetap dengan macam-

macam jenis orang” (Damono, 2015: 30).

Pak Sastro cukup keras dalam mendidik kedua anak laki-lakinya. Namun

sayangnya ia kurang dekat dengan anaknya, karena ia sibuk bekerja. Di sisi lain

anaknya kurang menghargai Pak Sastro karena sifatnya yang suka bermain

perempuan. Pernah suatu hari Pak Sastro dipukuli oleh beberapa lelaki, sebab ia

telah bermain dengan istri orang. Tidak hanya dengan perempuan lain, bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

24

Pak Sastro juga menyimpan hati pada Suti. Di usianya yang semakin tua, Pak

Sastro memutuskan pensiun dini karena merasa mulai sakit-sakitan. Ia kurang

menuruti nasehat dokter, sehingga kondisinya semakin memburuk. Pak Sastro pun

di rawat di rumah sakit dan setelah itu tidak pernah kembali.

“Sambil menyapu gururan daun dan bunga kamboja makam,

Tomblok bercerita tetang Pak Sastro yang sudah sejak pindah ke

desa itu berhubungan dengan banyak perempuan. Memang sudah

lama ada calo yang suka menawarkan perempuan di desa-desa

skitar Tungkal, umumnya malah yang punya suami” (Damono,

2015:85)

“Satu hal yang disesali Bu Sastro adalah bahwa ketika Kunto

sudah setuju untuk mengawini midho-nya, yang dulu pernah

disebut-sebut saudaranya, Pak Sastro justru masuk rumah sakit

dan tidak pernah kembali lagi (Damono, 2015:169).

Dari penjelasan di atas tokoh Pak Sastro adalah pria yang tampan, seorang

priyayi yang cukup kuat menarik perhatian banyak perempuan, sehingga

perempuan pun mudah jatuh cinta kepadanya. Ia tetap saja bermain perempuan

walaupun diam-diam istrinya sudah mengetahuinya. Bahkan tidak hanya dengan

istri orang, ia juga melampiaskan kebiasaanya tersebut kepada Suti. Hal itu

dibuktikan dengan Suti yang ikut ke Jakarta untuk menemani Pak Sastro. Lama-

kalamaan mereka berdua larut dalam hubungan yang lebih serius antara majikan

dan pembantu. Hal ini cukup mengejutkan pembaca karena Suti yang ia sudah

anggap sebagai anak perempuan, justru hamil anak dari Pak Sastro.

2.1.3 Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan merupakan tokoh yang lebih sedikit muncul dalam cerita

dan tidak terlalu dipentingkan. Kehadirannya hanya jika ada ketekaitannya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

25

tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung. Tokoh tambahan biasanya

dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita (Nurgiyantoro, 2009:176-

177). Berdasarkan analisis, tokoh tambahan dalam novel Suti ini adalah Parni, Bu

Sastro, Tomblok, Kunto,Dewo dan Sarno.

2.1.3.1 Penokohan Tokoh Parni

Parni adalah ibu dari Suti. Sejak pindah dan membeli rumah di kota Solo

ia hanya tinggal berdua yaitu dengan Suti. Ia sudah menjadi janda karena ditinggal

oleh suaminya. Sampai saat itu tidak ada yang tahu siapa ayah dari Suti. Parni

adalah sosok perempuan yang mudah bergaul dengan siapa pun sehingga ia

mudah mendapatkan pekerjaan walaupun tidak tetap. Ia rajin bekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya bersama Suti. Biasanya saat pergi mencari kerja

dia menitipkan Suti kepada tetangganya dan sepulang kerja ia selalu membawa

oleh-oleh untuk mereka.

“Parni dengan mudah berbaur dengan penuduk setempat dan

anaknya tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang gampang

bergaul dengan anak-anak lain. Seandainya pun tahu ada yang

menggujingkannya, Parni tentu akan membiarkannya saja.

kehidupan kota telah mengajarkannya untuk bersikap demikian”

(Damono, 2015:11).

Ia sangat menyayangi Suti, dan menerima Suti dalam keadaan apa pun.

Namun kekhawatirannya dengan Suti membuatnya segera mengawinkan Suti

dengan seorang duda bernama Sarno. Ia takut anaknya yang suka bergunjing

tersebut akan menjadi perawan tua. Tetapi niatnya menikahkan Suti dengan Sarno

mempunyai tujuan lain, yaitu agar ia bisa bersama Sarno, karena ia mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

26

hubungan gelap dengan Sarno yang adalah anak mantunya. Kehidupan kota

membuatnya cuek dengan perkataan orang-orang di kampungnnya

“Ketika Sarno bilang mau saja menikahi Suti, langsung ucapan

itu diterima. Dan laki-laki yang tidak jelas kerjanya itu cepat-

cepat mengawininya” (Damono, 2015:3).

Ia tetap menyayangi Suti walaupun terjadi hal buruk yang menimpa

anaknya tersebut. Malam itu setelah terjadi perdebatan di rumahnya, beberapa hari

kemudian Parni diam-diam membawa Suti pergi dari desa dan tinggal di Jakarta.

Kepergian mereka tidak diketahui sama sekali oleh tetangga. Di sana mereka

bekerja srabutan untuk bertahan hidup. Ketika Suti memilih untuk pulang ke Solo,

Parni pergi ke Kalimantan bersama laki-laki entah siapa untuk mencari kehidupan

baru.

“Tetangga itu juga bilang bahwa kemarin pagi Suti dan ibunya

tampak diantar Sarno dengan becak” (Damono, 2015:162).

“Ketika Ibu bilang mau ke Kalimantan dengan laki-laki entah

siapa, aku memutuskan untuk kembali ke Solo saja” (Damono,

2015:185).

Dari penjelasan tokoh Parni ia digambarkan sebagai tokoh perempuan

yang kuat menghadapi kehidupannya. Ia pintar bergaul dengan siapapun, sehingga

ia mudah saja mendapatkan pekerjaan. Ia rajin bekerja, pekerjaan apa saja

dikerjakan. Perselingkuhannya dengan Sarno yang adalah anak mantunya

membuatnya menjadi bahan pergunjingan warga kampung. Namun Parni tetap

santai dan menganggap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Parni memang

digambarkan perempuan yang sudah terbiasa dengan kehidupan kota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

27

2.1.3.2 Penokohan Tokoh Bu Sastro

Bu Sastro alias Marwati adalah istri dari Pak Sastro yang juga sama-sama

keturunan priyayi. Ia adalah lulusan HIS, sekolah dasar Belanda. Ia dan

keluarganya pindah ke pinggiran Solo untuk mencari tempat tinggal yang lebih

nyaman. Semenjak pindah di Solo, Bu Sastro merasa lebih baik, meskipun hanya

memakai senter dan lampu teplok di malam hari. Ia cukup bersahabat dan mudah

berbaur dengan tetangga sekitar. Bu Sastro dikenal baik karena tidak memandang

orang dari status. Bu Sastro juga mempercayai apa yang terjadi di kampung itu

semua atas kehendak Mbah Parmin yang dipercayai sebagai Kiai keramat.

“Bahkan ada diantara orang desa yang percaya sepenuhnya

bahwa semua sudah diatur oleh Mbah Parmin” (Damono,

2015:86).

“Terima kasih Mbah Parmin, katanya tak kedengaran siapa pun.

Tolong jaga anak saya ini (Damono, 2015:110).

“Bu Sastro seorang priyayi tulen yang tidak pernah menyimpan

gagasan tentang kasta atau silsilah asal usul kekayaan” (Damono,

2015:31).

Melihat Suti yang tidak bersekolah dan ulet dalam urusan dapur, Bu Sastro

akhirnya memperkejakan Suti di rumahnya. Lama kelamaan ia menganggap Suti

bukan lagi pembantu rumah tangga, tapi ia sudah menganggap Suti seperti

anaknya sendiri. Bu Sastro sangat menyayangi Suti, karena ia tidak memiliki anak

perempuan. Bu Sastro memiliki dua anak laki-laki, ia sangat dekat dengan kedua

anaknya itu. Bu Sastro mengetahui kalau suaminya suka bermain perempuan, ia

cukup sabar dan pura-pura tidak tahu dengan kelakuan suaminya tersebut. Bahkan

saat mengetahui Suti mempunyai hubungan dengan suaminya, ia tetap saja diam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

28

Ia membiarkan hal itu terjadi dengan tenang, ia tidak menyimpan dendam

sedikitpun.

“…sedangkan Suti adalah perempuan yang dianggapnya sebagai

anak angkat. Impiannya mendapatkan anak perempuan

sepertinya terkabul ketika dilihatnya Suti masuk ke dalam

lingkaran keluarganya” (Damono, 2015).

“Bu Sastro netral saja sikapnya, mungkin karena mengetahui

bahwa sebenarnya suaminya yang jantan itu sejenis berandal

juga, terutama dalam urusannya dengan perempuan” (Darmono,

2015).

Setelah anak sulungnya ke Jogja untuk berkuliah, Bu Sastro juga jarang di

rumah. Ia sering mengunjungi Kunto. Terkadang dari Jogja ia masih mampir ke

saudara iparnya. Bahkan saat suaminya sedang sakit ia malah meminta Suti yang

merawat dan menemani Pak Sastro. Namun kepergian Suti cukup membuat Bu

Sastro kaget dan merasa terpukul. Setelah anaknya Kunto menikah, Bu Sastro

kembali ke Solo bersama Dewo. Di sana ia dipertemukan lagi dengan Suti dan

Nur (anak dari hubungan Suti dan Pak Sastro). Ia merasa sangat bahagia karena

akhirnya Suti kembali ke dalam keluarganya.

“Bu Sastro bangkit, memegang tangan anak itu, mencium dan

membisikannya. Saat itulah Suti seperti mendengar suara bisikan

itu, Bapak telah memenuhi janjinya memberiku anak

perempuan” (Damono, 2015:187).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bu Sastro memang

memiliki sifat yang tenang dan penyayang. Ia percaya bahwa semua yang terjadi

sudah dikehendaki Mbah Parmin. Hal itu dibuktikan dengan sikapnya yang tetap

tenang dan kuat walaupun mengetahui suaminya suka bermain perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

29

Bahkan saat ia melihat kedekatan suaminya dengan Suti, ia tetap diam dan

mengijinkan Suti merawat dan menemani suaminya yang sakit pada saat itu. Bu

Sastro memang menginginkan anak perempuan, itulah sebabnya ia tetap sayang

pada Suti, dan terlebih lagi Nur.

2.1.3.3 Penokohan Tokoh Tomblok

Tomblok alias Pariyem adalah sahabat Suti sejak kecil. Dari kecil

Tomblok selalu bersama-sama dengan Suti, termasuk saat masuk sekolah. Ia

berhenti sekolah karena harus membantu keluarganya mencari nafkah. Pekerjaan

apapun dikerjakannya dengan senang. Karena kerajinannya itu beberapa tetangga

juga pernah memintanya membantu pekerjaan rumah mereka. Hubungannya

dengan para tetangga pun cukup akrab karena ia dikenal suka mengabarkan

sesuatu atau bergosipyang diterima baik oleh para warga yang tidak memiliki

kerjaan atau memang suka bergunjing.

“Tomblok, burung penyebar berita itu, berkisah panjag

lebar sesampai di rumahnya tentang semua yang telah

terjadi di Tungkal” (Damono, 2015:186).

Tomblok suka bergunjing tentang sesuatu yang terjadi di desa tersebut

sehingga berita tersebut tersebar luas. Tomblok sangat cepat mengetahui kabar

terbaru di desanya. Tomblok dan Suti biasa bergunjing saat mencuci pakaian

ataupun menimba air di sumur. Ia cukup tahu semua masalah yang menimpa Suti,

temasuk hubungan gelap Ibu Suti dengan Sarno. Sebagai sahabat, Tomblok sangat

menyayangi Suti dan selalu mendengar keluh kesah Suti. Setelah Suti pergi ke

Jakarta menemani den Sastro, Tomblok akhirnya bekerja membantu pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

30

rumah bu Sastro menggantikan Suti. Tomblok cukup banyak tau cerita tentang

keluarga Den Sastro. Semakin hari Tomblok semakin merasa nyaman bekerja di

rumah den Sastro, keberadaan Tomblok di rumah tersebut membuat peranannya

cukup penting. Ketika Suti pergi dari kampung tersebut Tomblok tidak ikut-ikutan

gosip bersama orang kampung, karena ia menyayangi sahabatnya itu.

“Tomblok sahabat dekatnya, tahu benar apa yang terjadi pada

Suti sejak ia masuk ke keluarga Satro. Ia sangat sayang pada

sahabatnya itu meskipun meskipun kadang-kadang ada rasa

khawatir….” (Damono, 2015:79).

“Bu Sastro pada dasarnya tidak suka mendengar dan

menyebarkan kabar burung, tetapi karena cara Tomblok

menyampaikannya menarik, dibiarkannya burung itu ngoceh

terus….” (Damono, 2015:122).

“Suti hilang digondol gagak, canda orang kampung. Tomblok

tidak pernah mau ikut-ikut mereka. Suti adalah sahabatnya,

mereka saling mempercayai” (Damono, 2015:166).

Tokoh Tomblok dapat disimpulkan sebagai tokoh yang permasalahan

hidupnya sama dengan Suti, masih memiliki pemikiran yang belum dewasa,

apalagi Tomblok suka menyampaikan kabar burung. Namun Tomblok merupakan

sahabat baik Suti, ia selalu mendukung dan menasehat apapun yang dilakukan

Suti. Tomblok juga diajak bekerja di rumah Bu Sastro karena waktu itu Suti harus

merawat Pak Sastro, dan Bu Sastro membutuhkan seseorang untuk membantu

mengurus rumah sehingga ia makin dekat dan cukup tahu tentang keluarga Sastro.

2.1.3.4 Penokohan Tokoh Kunto

Kunto adalah anak sulung dari Pak Sastro dan Bu Sastro. Ia dikenal

sebagai anak yang penurut serta disayang banyak guru di sekolah. Setelah tamat

dari SMA Margoyudan, Kunto melanjutkan kuliah di salah satu Universitas di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

31

Yogyakarta. Ia ke sana diantar oleh ibunya dan juga Suti. Setelah lulus kuliah

Kunto mendapatkan pekerjaan dan juga mendapat calon istri. Ia anak penurut dan

tenang, serta tidak pernah mau mencampuri urusan orang lain. ia lebih memilih

untuk belajar, atau pergi nonton bioskop bersama sahabatnya.

„Kunto tidak pernah mau turut campur, tidak karena mau

bersikap hati-hati dengan tetapi karena ia malah bisa menjadi

korban ketegasan sikap ayah dan adiknya. Tidak pernah ada niat

dan nyali dalam dirinya untuk ikut-ikut membanting gelas. Laki-

laki muda itu memilih rajin bersekolah setidaknya tidak kalah

dengan adiknya,…” (Damono, 2015:45).

“Anak-anak yang perempuan yang belajar menari suka

menggoda Kunto, tidak sebaliknya. Bu Sastro memperhatikan

anaknya lebih suka bergaul, pergi ke sana-sini, dan berhaha hihi

dengan teman-temannya laki-laki”. (Damono, 2015:115).

Sebagai anak laki-laki ia cukup dekat dengan ibunya dibandingkan dengan

ayahnya. Kedekatannya dengan ayahnya mulai renggang ketika mengetahui

ayahnya selingkuh. Namun Kunto hanya bisa diam dan menahan perasaanya

karena tidak memiliki keberanian untuk menegur ayahnya. Semenjak kedatangan

Suti di rumahnya, Kunto mulai menyimpan rasa suka pada Suti, namun ia lebih

memilih menganggap Suti sebagai adiknya, karena Suti juga adalah istri orang. Ia

pun tidak terlalu mementingkan wanita, bisa dibilang ia memiliki rasa tidak peka

untuk permasalahan hati.

Akhirnya ia dijodohkan dengan midho-nya atau sepupu perempuan

bernama Sarah, dan akhirnya menikah di Surabaya. Berat bagi Kunto untuk

menerima kenyataan bahwa ia tidak menikahi Suti, karena bayang-bayang Suti

masih terlintas di kepalanya.

“Kunto merasa telah berbuat keliru memikirkan yang sudah

lampau ketika sedang menjalani upacara perkawinannya. Selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

32

acara berlangsung dengan susah payah ia berusaha menghapus

jejak-jejak Suti di wajah Sarah, istrinya. Dan gagal. (Damono,

2015:177).

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kunto adalah tokoh

yang pikirannya dewasa dan tidak suka mencari masalah. Kunto adalah tipe lelaki

yang tidak begitu mementingkan/ memberi perhatian pada wanita. Tapi saat

kedatangan Suti di rumahya, Kunto mulai menunjukan sifat lelakinya. Ia

memiliki perasaan pada Suti namun ia berusaha menyadari sepenuhnya bahwa

Suti adalah istri orang. Walaupun telah menikah, jauh dalam hatinya masih

mengingat Suti.

2.1.3.5 Penokohan Tokoh Dewo

Dewo adalah anak kedua dari Bu Sastro. Kuntomemiliki wajah yang

cukup tampan, namun tidak dengan tingkah lakunya. Dewo dikenal sebagai anak

yang sering tahan kelas, bukan karena bodoh tetapi karena selalu membantah

guru. Tidak hanya di sekolah, di rumah pun ia sering bertengkar dengan ayahnya.

Dewo juga bergaul dengan berandalan desa yang tidak bersekolah, itulah yang

membuat Pak Sastro memarahinya.

“Di rumah pun demikian. Pak dan Bu Sastro harus ekstra

hati-hati menghadapi bontotnya itu. Pernah suatu hari

Pak Sastro marah besar, membanting gelas sampai

berkeping-keping , Dewo menjawabnya dengan

melempar gelas juga ke pintu lebih berkeping-keping”

(Damono, 2015:44).

Walaupun demikian ia yang dekat, dan paling menyayangi ibunya. Dewo

memang sudah mengetahui bahwa ayahnya sering bermain perempuan, ia hanya

berusaha tetap tenang namun terkadang memberontak. Semakin lama menahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

33

semua itu, akhirnya ia pun berbicara soal ayahnya kepada ibunya. Kali ini tidak

dengan kekerasan, ia berbicara layaknya seorang anak yang bertanggung jawab.

Pada akhirnya setelah Kunto menikah, Dewo memilih bekerja di Solo sekaligus

ingin menemani ibunya, karena kakaknya Kunto tinggal dan bekerja di Surabaya.

“Ibu atas nama Bapak, Dewo meminta maaf atas segala

yang selama ini terjadi di keluarga kita” (Damono,

2015:109).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tokoh Dewo adalah

tokoh yang digambarkan sebagai tokoh yang berani melawan. Ia cukup keras

kepala saat dihadapkan dengan ayahnya. Ia menjadi anak pembangkang salah

satunya karena mengetahui ayahnya berselingkuh dari ibunya. Walaupun ia keras

kepala, tetapi akhirnya ia bisa bersikap dewasa karena ibunya. Ia sangat

menyayangi ibunya dan merasa bersalah atas perbuatan ayahnya kepada ibunya.

2.1.3.6 Penokohan Tokoh Sarno

Sarno adalah suami dari Suti. Ia adalah seorang duda. Sarno menikahi Suti

dengan alasan agar memilki anak, karena di pernikahan sebelumnya ia tidak

memilki anak. Sarno adalah pekerja srabutan. Ia pekerja keras dan apapun

pekerjaan itu ia lakukan dengan semangat. Namun karena sering bekerja diluar ia

jarang memilki waktu dengan Suti, bahkan ia sering mendengar kabar miring

tentang istrinya. Namun dibiarkanya saja, pikirnya karena Suti kesepian ditinggal

suami.

“suami Suti kerjanya srabutan, malah kadang-kadang

kerja beberapa bulan di Sragen membantu pemborong

membangun kantor sebuah jawatan. Sekali seminggu

pulang dan pernah mendengar kabar istrinya berbuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

34

tidak lurus, tetapi ia bertindak apa-apa. Ya mau apa,

perbuatan yang tidak lurus itupun tidak jelas apanya

(Damono, 2015:4)”

Lama kelamaan Sarno pun menjalin hubungan dengan Parni yaitu ibu dari

Suti. Hal itu terjadi karena mereka berdua sama-sama kesepian. Sarno kesepian

ditinggal Suti bekerja di rumah Pak Sastro. Namun hubungannya dengan Parni

hanya untuk kesenangan belaka, pada akhirnya Parni meninggalkan Sarno saat

mereka berada di Jakarta.

“dan tata cara antara mertua dan menantu biasanya

berakhir di kamar, dan Suti pura-pura tidak tahu,

pura-pura tidak mendengar (Damono, 2015:75)

Dari penjelasan diatas tokoh Sarno adalah tokoh yang rajing bekerja

apapun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Di sisi lain ia adalah lelaki

yang tidak banyak omong, dan hanya diam mendengar kabar istrinya Suti berbuat

hal buruk.

2.3 Rangkuman

Analisis bab II ini menunjukan kajian struktural yang dibatasi dengan

tokoh dan penokohan. Tokoh-tokoh dalam novel Suti adalah Suti, Tomblok, Parni,

Sarno, Pak Sastro, Bu Sastro, Kunto, dan Dewo. Dalam tokoh dan penokohan,

tokoh Suti mengalami berbagai permasalahan yang pelan-pelan membentuknya

menjadi dewasa. Diusianya yang masih muda ia dikawinkan dengan seorang duda

bernama Sarno. Sarno mengawini Suti semata-mata karena ingin memiliki anak,

karena dipernikahannya sebelumnya ia tidak memiliki anak. Diam-diam Sarno

menjalin hubungan dengan Parni, namun Suti lebih memilih untuk tidak

mengetahui apa-apa. Setelah bekerja di keluarga Sastro Suti merasa menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

35

bagian dari keluarga itu. Ia tidak lagi dianggap pembantu,tapi sudah diangkat

menjadi anak oleh Bu Sastro. Di usianya yang masih muda Suti memiiki rasa suka

pada lelaki yang ditunjukan pada Kunto. Tidak hanya Kunto, sejak awal Suti juga

sudah mengagumi Pak Sastro. Hingga ia mengalami hubungan serius dengan Pak

Sastro dan memiliki anak. Parni ibu Suti tidak pernah mempermasalahkan sifat

anaknya itu. Ia sangat sayang pada Suti, dan juga sudah mempercayai keluarga

Sastro untuk merawat Suti. Saat mengetahui Suti hamil, Parni membawa Suti

pergi dari Desa Tungkal dan tinggal di Jakarta sambil bekerja. Parni tidak kembali

ke Solo, tapi memilih untuk mencari hidup baru di Kalimantan.

Tomblok adalah sahabat Suti dari kecil dan di sebut-sebut sebagai burung

penyebar berita. Ia juga bekerja membantu keluarga Sastro saat Suti sedang

berhalangan (menemani Pak Sastro di Jakarta). Tomblok cukup banyak

mengetahui keluarga Sastro. Sementara itu tokoh bu Sastro juga diceritakan

sebagai wanita yang kuat dan tangguh. Ia tidak sama sekali tidak pernah

menentang suaminya yang berselingkuh. Sampai pada saat kematian suaminya ia

masih merasa bersalah karena belum bisa memberikan anak perempuan. Tokoh

Kunto dan Dewo juga diceritakan sebagai anak lelaki yang patuh hanya dengan

ibu mereka. Kedua lelaki ini yang selalu menguatkan Bu Sastro sekaligus siap

melindungi.

Para tokoh dalam novel Suti mengalami permasalahan yang sebernarnya

cukup berat, apalagi pada tokoh perempuan. Tokoh perempuan yang diceritakan

adalah perempuan yang mudah jatuh cinta, perempuan yang tidak begitu

mementingkan pendidikan, dan lebih mementingkan pekerjaan.Tetapi setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

36

perlahan-lahan permasalahan itu teratasi atas kehendak “Mbah Parmin” beberapa

dari mereka menyadari serta saling menerima satu sama lain dan hidup bersama

lagi.

Dari analisis tokoh dan penokohan di atas terlihat adanya citra dan peran

perempuan yang sangat kuat pada novel Suti. Citra tersebut akan dijelaskan pada

bab III. Pada bab III akan dideskripsikan citra perempun yang meliputi aspek

psikis, fisik, sosial dan masyarakat yang membentuk tokoh-tokoh perempuan

dalam novel Suti .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

37

BAB III

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL SUTI

3.1 Pengantar

Dalam bab III akan dibahas mengenai gambaran citra perempuan terhadap

tokoh perempuan yang terdapat dalam novel Suti. Gambaran citra perempuan ini

meliputi citra diri wanita dan citra sosial wanita. Citra diri wanita dibagi menjadi

citra fisik dan psikis. Citra sosial wanita dibagi menjadi citra wanita dalam

keluarga dan citra wanita dalam masyarakat.

3.2 Citra Diri Perempuan

Citra diri wanita merupakan sosok individu yang mempunyai pendirian

dan pilihan sendiri atas berbagai aktivitasnya berdasarkan kebutuhan-kebutuhan

pribadi maupun sosialnya (Sugihastuti, 2000: 112-113). Berikut ini akan

dipaparkan citra diri wanita dari aspek fisis dan aspek psikis.

3.2.1 Citra Perempuan dari Aspek Fisik

Dapat dikongkretkan bahwa citra fisis wanita antaralain diwujudkan ke

dalam fisik wanita dewasa. Aspek fisis wanita dewasa ini terkongkretkan dari ciri-

ciri fisk wanita dewasa, misalnya pecahnya selaput darah, melahirkan dan

menyusui anak, serta kegiatan-kegiatan kerumahtanggaan (Sugihastuti, 2000:94).

Berdasarkan aspek fisik Suti digambarkan sebagai perempuan yang

muda/masih belia. Dalam kehidupannya tokoh Suti tidak digambarkan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

38

perempuan cantik, dan cukup untuk menarik banyak orang. Namun, aspek fisik

yang dimaksudkan bukanlah kecantikan dan keindahan tubuh melainkan

perempuan yang dapat hamil, melahirkan, dan menyusui. Tokoh Suti diceritakan

memiliki seorang anak perempuan. Namun itu bukan hasil hubungannya dengan

suami, melainkan hubungannya dengan Pak Sastro. Setelah ketahuan hamil ia

dibawa pergi ibunya ke Jakarta untuk tinggal beberapa bulan di sana sekaligus

menjauh dari tetangga mereka. Di sana Suti dan ibunya bekerja srabutan untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sekian lama setelah melahirkan anaknya,

Suti akhirnya kembali ke Solo bersama Nur (anak dari hasil hubungannya dengan

(Pak Sastro). Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

“Tetangga dekat ibu Suti pun tampaknya tidak mau membukakan

apa pun kepada Bu Sastro. Yang disampaikan hanya sekelumit

berita saja, yakni bahwa Suti sakit, muntah-muntah, dan bahwa

selama dua malam itu selalu terdengar ribut-ribut di rumahnya

(Damono, 2015: 162).

“Perempuan itu tidak tampak surut kecantikannya, kulitnya saja

yang menjadi kecoklatan. Sebelum ia bangkit, Suti berkata

kepada anak itu untuk mencium tangan Tomblok sambil

memperkenalnya sebagai anaknya (Damono, 2015:184).

“kalimat pertama yang diucapkan Bu Sastro ketika melihat Suti

menggandeng anaknya, itu anakmu Sut?” (Damono, 2015:188).

Berdasarkan pernyataan tersebut, citra tokoh Suti dari aspek fisik

diceritakan bisa hamil, melahirkan dan menyusui. Walaupun tidak diceritakan

kapan Suti melahirkan, dan bagaimana ia merawat anaknya Nur, tetapi dengan

adanya anak tersebut membuktikan bahwa Suti pernah hamil, melahirkan, dan

menyusui anak. Beberapa tokoh perempuan lainnya seperti Parni dan Bu Sastro

juga dicitrakan bahwa mereka telah memiliki anak. Tidak diceritakan kapan

mereka mengalami kehamilan hingga melahirkan, namun dengan keberadaan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

39

mereka membuktikan bahwa tokoh Parni dan Bu Sastro pernah hamil, melahirkan,

menyusui serta merawat anak mereka. Sedangkan tokoh Tomblok memang belum

pernah mengalami kehamilan karena ia belum pernah menikah.

3.2.2 Citra Perempuan dari Aspek Psikis

Wanita sebagai makhluk individu, selain terbentuk dari aspek fisis, juga

terbangun oleh aspek psikis. Ditinjau dari aspek pisiknya wanita juga mahkluk

psikologis, makhluk berpikir, berperasaan, dan beraspirasi.

Tokoh Suti dilihat dari aspek psikis adalah perempuan yang memiliki

perasaan untuk merasakan keadaan dalam dirinya ataupun di luar dirinya yaitu

merasakan gejolak dalam hatinya. Setelah menikah dengan Sarno Suti tidak begitu

banyak menaruh harapan pada Sarno karena ia tahu hubungan Sarno dengan

ibunya. Bisa dikatakan Suti ingin bercerai namun ia memikirkan ibunya. Karena

diusianya yang masih muda (masih labil) Suti memiliki perasaan suka kepada

laki-laki lain. Ia menaruh hati pada Kunto anak dari Pak Sastro. Namun

perasaanya seolah-olah digantung oleh Kunto, sehingga Suti pun jatuh hati

kepada Pak Sastro. Selain itu semenjak tahu dirinya sedang mengadung Suti

menghadapinya dengan tenang. Ia pergi dari desa dan bertahan hidup di Jakarta

tanpa suami. Walaupun ia menjadi bahan pergunjingan para tetangganya, ia sama

sekali tidak peduli. Ia berkembang menjadi wanita dewasa serta bertanggung

jawab dengan perubahan dirinya. Ia tidak menuntut tanggungjwaban dari

siapapun melainkan pergi untuk sementara waktu, dan kembali lagi membawa

anaknya. Hal ini diapat dilihat dalam kutipan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

40

“Setiap kali sendirian bersama ayah Kunto di rumah, Suti

berusaha mati-matian untuk mengusir bayang-bayangan yang

terus memburunya sejak kecil ketika ia suka menonton upacara

patilan sang kuda Kang Mangun. Pak Sastro bukan pejantan, dia

benar-benar priyayi jantan!” (Damono, 2015:76).

“Apa aku ini memang goblok? Tanya Suti kepada dirinya

sendiri. Kalau dipikir bahwa ia diam-diam mencintai Kunto,

orang boleh bilang ia memang goblok” (Damono, 2015:87).

“Suti merasa siap menghadapi dirinya sendiri sepenuhnya.

Dipeluknya erat-erat anaknya seperti tidak ingin ada orang yang

mencoba merebutnya” (Damono, 2015:187).

Tokoh Bu Sastro juga diceritakan sebagai sosok perempuan yang

memiliki sifat yang cukup tangguh. Perempuan yang tidak memandang rendah

orang lain ini digambarkan sebagai sosok yang kuat dan sabar. Sabar menghadapi

suaminya yang suka bermain perempuan atau berselingkuh. Ia berpendapat bahwa

Pak Sastro melakukan hal tersebut untuk mendapatkan anak perempuan. Bahkan

saat ia tahu bahwa suaminya mempunyai hubungan dengan Suti ia berpura-pura

tidak tahu dan hanya bisa dia. Ia tetap menyuruh Suti untuk merawat dan

menemani Pak Sastro saat suaminya sakit. Ia membiarkan Suti menemani Pak

Sastro karena sudah menganggap seperti ankanya sendiri dan ia menyayangi Suti.

Bahkan setelah kepulangan Suti ke Solo bersama seorang anak Bu Sastro merasa

bahagia dan menganggap anak tersebut adalah cucunya. Hal ini dapat dilihat

dalam kutipan berikut.

“…Bu Sastro netral saja sikapnya, mungkin karena mengetahui

bahwa sebenarnya suaminya yang jantan itu sejenis berandal

juga, terutama dalam urusannya dengan perempuan” (Damono,

2015:45).

“…sedangkan Suti adalah perempuan yang dianggapnya sebagai

anak angkat. Impiannya mendapatkan anak perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

41

sepertinya terkabul ketika dilihatnya Suti masuk ke dalam

lingkaran keluarganya” (Damono, 2015).

Selain tokoh Suti dan Bu Sastro, ada tokoh lain yaitu Parni. Parni adalah

ibu Suti. Sejak ditinggalkan oleh suaminya Parni mencari kerja apapun untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Ia sosok yang kuat bekerja dan tidak begitu

mengharapkan lelaki untuk memberi nafkah. Parni sering digunjing atau digosip

oleh warga desa salah satunya karena ia tidak memiliki suami saat membawa Suti

ke desa. Selain itu juga Parni yang berselingkuh dengan mantunya Sarno yang

menjadi bahan perbincangan tetangga-tetangganya. Tetapi ia tidak pernah ambil

pusing dengan omongan tetangga-tetangganya, Parni santai menerima hal

semacam itu karena sudah terbiasa dengan kehidupan kota yang keras. Ia

menganggap hal tersebut hal biasa dan untuk menghilangkan rasa kesepiannya.

Parni juga tidak begitu mengkhawatirkan Suti semenjak anak tersebut bekerja di

keluarga Sastro. Waktu itu saat mengetahui Suti hamil, mereka sempat bertengkar

dan akhirnya ia membawa Suti pergi dari kampung agar semunya teratasi.

“Seandainya pun tahu ada yang menggunjingkannya, Parni tentu

akan membiarkannya saja. kehidupan di kota telah

mengajarkannya untuk bersikap demikian” (Damono, 2015:11)

”Suti juga memilih menganggap Sarno itu lebih menjadi urusan

ibunya. Ibunya menyukai demikian, itu sebabnya ia

menyerahkan saja anak perempuannya mengabdi keluarga

Sastro…” (Damono, 2015:59).

Tokoh lain yang juga berperan dalam cerita di novel Suti yaitu Tomblok.

Dari aspek pskis Tomblok digambarkan sebagai seorang sahabat yang sangat

cerewet apalagi dalam urusan bergosip. Meskipun suka bergosip ia tetap yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

42

menjaga nama baik Suti. Sejak kecil ia selalu bersama dengan Suti dan biasanya

aktivitas mereka berakhir dengan membicarakan suatu hal yang sedang terjadi di

desa mereka. Saat ia mulai bekerja di rumah Bu Sastro, ia sama sekali tidak

berpikir akan menggantikan posisi Suti. Tidak pernah ada sedikit rasa iri kepada

Suti. Rasa sayangnya kepada Suti tidak pernah berubah, saat Suti pergi dari desa

dan kembali lagi ke desa, Tomblok selalu menerimanya dengan senang hati

“Dan sahabat Suti itu tampak makin bersemangat ikhlas

membantu Bu Sastro meskipun diam-diam menyadari bahwa

tidak akan bisa menggantikan kedudukan Suti dalam hati priyayi

itu” (Damono, 2015:125).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa citra diri

perempuan terbangun dari aspek fisik dan aspek psikis. Dalam aspek fisik

perempuan yang tergambar dalam novel Suti tersebut dicitrakan mengalami

pengalaman kehamilan seperti melahirkan dan merawat anak-anak. Perempuan

yang mengalami kehamilan tidak harus mereka yang sudah cukup umur, buktinya

Suti mengalami kehamilan di usia yang belia. Begitupun tokoh perempuan

lainnya seperti Bu Sastro dan Parni digambarkan sudah memiliki pengalaman

hamil. Dalam aspek psikis perempuan kelas atas dicitrakan sabar dalam hal

menghadapi kelakuan suami yang kuat berselingkuh, kuat sebagai seorang istri

dan untuk anak-anak mereka, untuk perempuan kelas bawah dicitrakan mudah

untuk jatuh cinta dengan orang lain dan juga malas tahu dengan gunjingan (gosip)

orang-orang tentang mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

43

3.3 Citra Sosial Wanita

Citra wanita dalam aspek sosial disederhanakan ke dalam dua peran, yaitu

peran wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat. Peran ialah

bagian yang dimainkan seseorang pada setiap keadaan, dan cara bertingkah laku

untuk meneyelaraskandiri dengan keadaan (Wolf, dalam Sugihastuti, 2000:121)

3.3.1 Citra Perempuan dalam Keluarga

Wanita sebagai anggota keluarga dicitrakan sebagai mahkluk yang

disibukkan dengan berbagai aktivitas domestik kerumahtanggan: banyak

pekerjaan rumah tangga yang dianggap sebagai tetek bengek, menjadi tanggung

jawab wanita (Sugihastuti, 2010:131).

Dilihat dari aspek peranan dalam keluarga Bu Sastro adalah perempuan

yang cukup aktif mengurus pekerjaan dalam rumah tangganya. Bu Sastro sangat

suka memasak, apalagi memasak dengan bara kayu. Selain memasak ia juga harus

mengurus pekarangan rumah yang cukup luas. Ia juga berperan sebagai seorang

ibu yang harus mampu mendidik kedua anak lelakinya. Dalam hal mendidik Bu

Sastro memang kewalahan mengatasi anaknya yang bontot karena keras kepala,

tetapi pelan-pelan hal itu bisa teratasi. Sebagai seorang istri Bu Sastro selalu

berusaha menghargai suaminya walaupun suaminya sering berselingkuh. Setelah

mereka pindah ke desa yang belum tersedia listrik tersebut, ia tidak menyesal

justru malah menemukan rumah yang sebenarnya. Ia bisa mengurus teplok dan

lampu senter untuk penerangan di malam hari. Bahkan ketika Pak Sastro sedang

sakit, ia tidak bisa menemani Pak Sastro katanya tidak bisa meninggalkan rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

44

Namun sebagai manusia Bu Sastro tetap merasa kecapaian harus mengurus

rumahnya sendiri, akhirnya ia mempekerjakan Suti dan Tomblok untuk bekerja di

rumahnya. Pernyataan tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut

“Bu Sastro suka sekali memasak, menikmati asyiknya bara kayu

yang berkedip-kedip kalau ia menggreak-gerakkan kipas

bambunya” (Damono, 2015:37).

“Tidak bisa dibayangkannya betapa sulitnya mengerjakan

memasak, ngangsu, mencuci pakaian, menyetrika, memelihara

pekarangan yang penuh dengan pohonan kalau tidak dibantu”

(Damono, 2015:118).

Tokoh lain yang memiliki peranan dalam keluarga yaitu Parni. Parni

dikenal sebagai perempuan yang memiliki pergaulan luas sehingga ia cukup

mudah mendapatkan pekerjaan. Saat Suti masih kecil Parni menitipkannya saja

kepada tetangga sampai ia pulang bekerja. Semenjak ditiinggal suaminya, Parni

harus bekerja sendiri untuk membesarkan Suti. Pekerjaan apapun dikerjakan

untuk mendapatkan uang. Melihat anaknya yang bertumbuh semakin pintar dan

suka bicara aneh-aneh, Parni memilih untuk menikahkan Suti dengan Sarno.

Pikirnya Sarno dapat membantu pendapatan untuk kehidupan sehari-hari.

Walaupun Sarno sudah bekerja dan bisa menafkahi mereka, Parni tetap saja

bekerja untuk menafkahi Suti. Ia tidak begitu tergantung pada Sarno. Pernyataan

tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.

“Kadang-kadang kalau ibunya ke kota, ia dititipkan saja ke salah

seorang tetangga yang dengan senang hati menjaganya seharian.

Parni selalu membawa oleh-oleh untuk tetangga itu sepulang dari

kerja. Orang bisa saja hidup tanpa pekerjaan yang jelas, ternyata.

Orang menduga kemapuannya bergaul itulah yang menyediakan

jalan lapang untuk bekerja ini itu tanpa bisa ditetapkan apa

jenisnya” (Damono, 2015:11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

45

Tokoh Tomblok juga mempunyai peranan dalam keluarga. Ia memiliki

peranan dalam keluarga yaitu membantu mencukupi ekonomi keluarga. Tomblok

tidak menyelesaikan sekolahnya karena ia kadang-kadang harus membantu

keluarganya bekerja. Tomblok juga biasa diminta untuk membantu tetangganya.

Tomblok akhirnya di ajak bekerja di rumah Bu Sastro, pekerjaan apapun ia

kerjakan mulai dari memasak hingga mencuci karena memang itu pekerjaan yang

sering dilakukannya.

“Pariyem tidak menyelesaikan sekolah karena kadang-kadang

harus membantu keluarganya mencari pasir… (Damono,

2015:10).

“Bagi Bu Sastro, Tomblok adalah pembantu rumah tangga yang

sangat baik, yang ikhlas mengerjakan apa saja tanpa mengeluh…

(Damono, 2015:125).

3.3.2 Citra Tokoh Perempuan dalam Masyarakat

Dalam aspek masyarakat, citra wanita adalah makhluk sosial, yang

hubungannya dengan manusia lain dapat bersifat khusus maupun umum

tergantung kepada bentuk hubungan itu. Hubungan wanita dalam masyarakat

dimulai dari hubungannya dengan orang-seorang, antarorang, sampai ke

hubungan dengan masyarakat umum. Termasuk ke dalam hubungan orang-

seorang adalah hubungan wanita dengan pria dalam masyarakat. (Sugihastuti,

2000:142)

Peran perempuan dalam masyarakat di lihat dari sosok Bu Sastro. Ia

dikenal karena kebaikannya yang tidak pernah memikirkan kasta atau kekayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

46

seseorang, Bu Sastro juga adalah perempuan yang berani melawan Bu Mayor

yang selama ini ditakuti oleh warga desa. Dengan keberaniaanya yang besar ia

membela warga desa yang selama ini takut dengan Bu Mayor (janda tentara yang

tidak disukai warga), apalagi dengan anjing Bu Mayor yang suka menakuti warga

desa. Bu Sastro juga dianggap teladan warga desa karena Ia merawat kuburan

Mbah Parmin (kiai keramat dan dipercaya oleh warga desa). Berkat dirinya yang

selalu merawat kuburan Mbah Parmin, akhirnya banyak orang-orang yang mau

keluarganya dikuburkan di situ. Akhirnya warga desa pun mendapat sumbangan

dari orang-orang yang keluarganya dikuburkan di tempat itu. Lewat Bu Sastro

para warga ikut mempercayai bahwa Mbah Parmin cukup berpengaruh pada

kehidupan di desa itu. Warga desa juga mempercayai bahwa Bu Sastro

mempunyai hubungan dengan Mbah Parmin yang membawa berkah untuk

mereka. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

“Warga desa yang kebetualan nonton adegan itu terkseima,

diam-diam mengaharapkan terjadi perkelahian yang seru yang

hampir tidak pernah terjadi di desa itu. Namu, mereka kecewa

sebab tanpa diduga sama sekali Bu Mayor sperti tidak bisa

berbicara, segera ngeluyur meninggalkan medan perang tanpa

menggerutu. Seperti kehilangan kosa kata yang selama ini ampuh

digunakan untuk menakut-nakuti warga desa.” (Damono,

2015:48).

“Tanpa meminta pertimbangan apa pun kepada priyayi itu

mereka dengan suka rela memberikan apa saja yang bisa mereka

berikan untuk merawat Mbah Parmin. Kita ikuti teladan Bu

Sastro, kata mereka. Ternyata memang hanya priyayi yang bisa

berhubungan dengan Mbah Parmin kata mereka membicarakan

masalah itu.” (Damono, 2015:124).

Suti juga mengambil peran dalam lingkungan sosial atau masyarakat yaitu

dengan bekerja menjadi pembantu rumah tangga di keluarga Pak Sastro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

47

Walaupun hanya bekerja sebagai rumah tangga yang memang wajib dilakukan

oleh perempuan, tetapi ia sudah membantu meringankan pekerjaan Bu Sastro

seperti memasak,mencuci, dan mengurus rumah. Semenjak Suti masuk dalam

keluarga tersebut, ia dianggap telah merubah kehidupan keluarga itu. Ia tidak

hanya seorang pembantu, tapi sudah dianggap anak oleh Bu Sastro. Walaupun

hanyalah anak angkat, Bu Sastro merasa telah memilih anak perempuan. Selain itu

dengan keberadaan Suti di rumah itu, Bu Sastro merasa anaknya Kunto sudah

mulai menunjukan perasaan kepada perempuan. Hal ini dapat dilihat dalam

kutipan berikut.

“Perempuan muda konyal-kanyil yang pernah diceritakan sedang

mencuci pakaian di sungai itu akhirnya bekerja juga membantu

meringankan pekerjaan Bu Sastro.” (Damono, 2015:36)

“Perempuan muda itu merasa telah menjadi susah-senang Bu

Sastro, tampakanya. Ia pulang ke rumah ibunya kalau pekerjaan

di keluarga Sastro selesai, biasanya habis makan malam, hanya

untuk tidur hampir selalu sendirian.” (Damono, 2015:58)

Tokoh Tomblok juga memiliki peranan dalam masyarakat. Tomblok

dikenal sebagai perempuan yang suka menyebarkan kabar burung atau bergosip.

Berita baru apapun itu akan cepat diketahui oleh Tomblok. Tomblok

mempengaruhi orang-orang yang mendengar gosipannya, bahkan kadang yang

menafsirkan jauh dari apa yang Tomblok katakana. Apalagi semenjak ia bekerja

di keluarga Bu Sastro apapun yang diberitahukannya kepada warga desa tentang

keluarga itu atau hal lainnya akan di dipercaya oleh mereka. Ia juga bercerita

bahwa Mbah Parmin dan Bu Sastro mempunyai hubungan, mendengar itu warga

desa semakin memperhatikan dan merawat kubur Mbah Parmin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

48

“Demikianlah maka keberadaan Tomblok di keluarga Sastro

semakin penting peranannya bagi warga desa. Apa saja yang

dikatakan perempuan muda itu tentang majikannya ditafsirkan

jauh, sangat jauh oleh yang mendengarkannya.” (Damono,

2015:124)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa citra perempuan dari

aspek sosial dilihat dari peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam

lingkungan keluarga citra perempuan yang digambarkan adalah perempuan yang

aktif dalam mengurus pekerjaan rumah tangga ataupun memenuhi kebutuhan

rumah tangga. Perempuan kelas bawah lebih berperan dalam memenuhi

kebutuhan ekonomi keluarga. Mereka dapat bekerja sendiri dan tidak bergantung

pada lelaki (suami) untuk dinafkahi. Sedangkan perempuan kelas atas bergantung

pada lelaki. Dalam lingkungan masyarakat perempuan kelas atas memiliki

pengaruh dalam mengatasi tekanan yang dialami masyarakat. Bu Sastro dengan

berani membela warga desa yang selama ini dianggap remeh oleh Bu Mayor,

setelah kejadian itu Bu Mayor tidak pernah lagi muncul. Sedangkan perempuan

kelas bawah ikut bersosialisasi di lingkungan masyarakat seperti bekerja menjadi

pembantu rumah tangga, yang ternyata itu adalah perluasan dari pekerjaan

domestik rumah tangga dalam artian pekerjaan umum yang memang harus

dilakukan oleh semua perempuan

3.4 Rangkuman

Pada bab III ini telah dianalisis citra perempuan yang terdapat dalam novel

Suti. Citra perempuan yang dianalisis pada bab ini meliputi, citra diri perempuan

dan citra sosial perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

49

Citra diri perempuan tersebut akan di analisis aspek fisik dan psikis. Dari

aspek fisik perempuan ini tidak dilihat dari segi bentuk wajah atapun bentuk tubuh

perempuan, melainkan apakah perempuan tersebut dapat hamil, melahirkan, dan

menyusui. Dari aspek fisik ini tokoh Suti digambarkan sebagai perempuan muda

yang memiliki anak bukan dari suaminya, melainkan hubungannya dengan laki-

laki lain (Pak Sastro). Walaupun tidak diceritakan secara detail kapan Suti hamil

dan melahirkan, tetapi dengan adanya anak yang bernama Nur itu jelas

menunjukan bahwa Suti pernah mengalami hamil dan melahirkan.

Dari aspek psikis perempuan dicitrakan dari keadaan psikologisnya saat

menghadapi permasalahan dari dalam (keluarga) maupun dari luar (lingkungan).

Dari aspek pskis ini keempat tokoh perempuan yaitu Suti, Bu Sastro, Parni dan

Tomblok berusaha mengendalikan emosi batin mereka dalam menghadapi

masalah. Tokoh Bu Sastro adalah perempuan yang kuat, sabar. Tokoh Suti

digambarkan sebagai perempuan yang malas tahu dan cuek dengan perkataan

orang lain, serta mudah jatuh cinta sama seperti ibunya. Sedangkan Tomblok

digambarkan sebagai perempuan yang memiiliki sifat sedikit sama dengan Suti,

hanya saja ia tidak begitu sibuk dengan urusan percintaan. Dengan sikap cuek,

malas tahu dan memiliki pikiran dewasa, keempat tokoh perempuan ini berusaha

mengatasi masalah mereka masing-masing.

Citra sosial wanita dibagi menjadi citra perempuan dalam keluarga dan

masyarakat. Citra sosial dalam keluarga dilihat dari bagaimana perempuan itu

berperan dalam keluarganya baik urusan rumah tangga, hingga mengurus anak.

Tokoh perempuan yang dilihat dalam aspek keluarga ini digambarkan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

50

perempuan yang dapat mengurus urusan rumah tangga, yang bekerja keras untuk

memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini menunjukan bahwa pada waktu itu

perempuan (kelas bawah) mempunyai semangat bekerja untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi serta tidak begitu tergantung pada laki-laki untuk memberi

nafkah.

Citra perempuan dalam masyarakat yaitu bagaiamana perempuan tersebut

bersosialisasi dengan orang-orang terdekatnya maupun masyarakat umum. Selain

itu citra perempuan dalam masyarakat dilihat dari bagaimanakah peran perempuan

tersebut bagi orang lain. Semua tokoh perempuan ini cukup berperan dalam

masyarakat, namun hanya ada beberapa yang dapat membangun hubungan dengan

orang lain dan berpengaruh, serta berguna bagi orang lain. Hal tersebut

menggambarkan bahwa pada zaman itu hanya perempuan yang berpendidikan

yang cukup di percaya atau dapat mempengaruhi orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

51

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada bab II telah dibahas mengenai tokoh dan penokohan dalam novel

Suti. Tokoh dalam novel ini dibagi menjadi tiga yaitu tokoh protagonis, tokoh

antagonis, dan tokoh tambahan. Tokoh utama protagonis adalah Suti. Tokoh

utama antagonis adalah Pak Sastro. Ketigannya menjadi tokoh utama karena

sering muncul dan menjadi penggerak alur. Tokoh Suti menjadi tokoh protagonis

karena ia adalah tokoh yang paling banyak diceritakan, ia juga merupakan tokoh

yang menghadapi banyak permasalahan. Tokoh Pak Sastro menjadi tokoh

antagonis karena ia adalah tokoh yang menimbulkan konflik secara langsung

maupun tidak langsung, baik fisik maupun batin.

Tokoh Suti digambarkan sebagai tokoh perempuan muda yang pandai

bergaul, suka bergunjing, dan malas tahu. Hal ini dibuktikan dengan sikapnya

yang tidak peduli dengan omongan orang lain tentang dirinya. Selain itu ia mudah

jatuh cinta, sehingga ia pun bimbang dengan perasaanya. Tokoh Pak Sastro

digambarkan sebagai tokoh yang berparas tampan dan baik. Walaupun suka

berselingkuh, ia dipandang baik dan suka bergaul dengan siapa saja.

Tokoh tambahan dalam novel Suti merupakan tokoh yang lebih sedikit

muncul dalam cerita dan tidak terlalu dipentingkan. Kehadirannya hanya jika ada

keterkaitannya dengan tokoh utamasecara langsung maupun tidak langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

52

Tokoh tambahan dalam novel ini diantaranya adalah Bu Sastro, Parni, Tomblok,

Sarno, Dewo dan Kunto. Tokoh Bu Sastro digambarkan sebagai tokoh yang kuat

dan sabar dalam mempertahankan rumah tangganya dengan Pak Sastro. tokoh

Parni digambarkan sebagai tokoh yang malas tahu, namun yang rajin bekerja dan

tidak bergantung pada lelaki. Tokoh Tomblok digambarkan sebagai tokoh yang

yang suka bergunjing, rajin bekerja, dan ia juga menyayangi Suti. Tokoh Sarno

digambarkan sebagai tokoh yang pernah mencampuri urusan istrinya Suti, ia

memilih diam dan lebih baik bekerja. Tokoh Kunto digambarkan sebagai tokoh

yang penurut dan bersikap dingin kepada perempuan, namun kehadiran Suti

membuatnya berubah. Tokoh Dewo digambarkan sebagai tokoh yang keras kepala

dan bandel, namun akhirnya ia berubah menjadi lebih dewasa dan paling

menyayangi ibunnya.

Pada bab III dijelaskan mengenai citra perempuan yang terdapat pada

novel Suti. Citra perempuan dalam novel ini meliputi citra diri wanita dan citra

sosial wanita. Citra wanita tersebut mengungkap citraan perempuan yang terdapat

dalam novel Suti. Citra perempuan diri perempuan meliputi aspek fisik dan psikis,

sedangkan citra sosial perempuan meliputi peran perempuan dalam keluarga dan

masyarakat.

Citra tokoh Suti dari aspek fisik menggambarkan perempuan muda yang

sudah mengalami kehamilan, melahirkan, dan merawat anaknya. Tokoh

perempuan lain seperti Bu Satro dan Parni juga digambarkan telah memilki anak

yang otomatis mereka pernah mengalami kehamilan dan melahirkan. Tokoh

Tomblok tidak digambarkan dari aspek fisik karena belum pernah mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

53

kehamilan. Dari aspek psikis tokoh Suti digambarkan sebagai perempuan yang

mudah jatuh cinta kepada lelaki, yaitu juga ia memiliki sifat yang malas tahu

dengan omongan orang. Tokoh Bu Sastro juga digambarkan sebagai perempuan

yang kuat dan sabar dalam menghadapi suaminya yang suka berselingkuh. Tokoh

Parni digambarkan sebagai perempuan yang malas tahu (cuek) dengan omongan

orang tentang hubungannya dengan Sarno maupun tentang siapa ayah Suti, karena

ia sudah terbiasa dengan pergaulan di kota. Dan Tomblok digambarkan sebagai

perempuan yang suka bergosip tentang suatu yang terjadi di desa mereka, ia juga

memilki sifat yang malas tahu dengan omongan tetangganya.

Dalam aspek keluarga Bu Sastro digambarkan sebagai seorang istri yang

tetap menghargai suaminya, walaupun ia tahu suaminya berseligkuh. Sebagai

seorang ibu, ia berusaha mendidik kedua anaknya agar tidak membenci ayah

mereka. Ia juga memberi dorongan pada anaknya agar terus bersekolah. Tokoh

Parni digambarkan sebagai seorang ibu yang rajin bekerja untuk memenuhi

kebutuhan keluarga, dan tidak bergantung pada lelaki. Sebagai seorang ibu ia

juga memikirkan masa depan Suti, karena takut jika kelak Suti akan menjadi

perawan tua, ia menikahkan Suti di usia muda. Tokoh Tomblok digambarkan

sebagai anak yang rajin bekerja diusianya yang masih muda untuk dapat

mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam aspek masyarakat tokoh Suti

digambarkan sebagai perempuan yang cukup bersosialisasi dengan masyarakat,

dengan bekerja menjadi pembantu RT dikeluarga Bu Sastro. Tokoh Bu Sastro

digambarkan sebagai perempuan mudah yang bergaul dengan tetangganya dan

cukup berpengaruh dalam lingkungan masyrakat. Tokoh Tomblok digambarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

54

sebagai perempuan yang akrab dengan tetangganya karena ia suka membawa

kabar burung. Apapun yang dikatakan Tomblok selalu dipercaya oleh mereka.

Dapat disimpulkan dari citraan tersebut, citra diri perempuan dari aspek

fisik yang tergambar dalam novel Suti adalah perempuan yang mengalami

kehamilan, melahirkan dan merawat anak. Citra diri dari aspek psikis dibedakan

menjadi perempuan kelas atas dan kelas bawah. Perempuan kelas atas

digambarkan bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga dan menerima apa

saja pelakuan lelaki (suami). Sementara perempuan kelas bawah digambarkan

mudah jatuh cinta dan mudah berselingkuh. Citra sosial perempuan juga

dibedakan menjadi perempuan kelas atas dan kelas bawah. Perempuan kelas atas

digambarkan secara ekonomi bergantung pada suami, meskipun mereka

mempunyai pengaruh dimasyarakat. Sementara perempuan kelas bawah

digambarkan memiliki kemandirian secara ekonomi dengan bekerja menjadi

pembantu RT, walaupun sebenarnya profesi ini merupakan pengembangan dari

pekerjaan domestik kerumahtanggaan.

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa novel Suti juga bersifat

patriarki. Novel ini masih mempertahankan stereotipe antara perempuan dan laki-

laki secara patriarki.

4.3 Saran

Penelitian dan pembahasan mengenai citra perempuan yang meliputi citra

diri wanita dan citra sosial wanita telah dianalisis dalam karya ilmiah ini. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

55

peneliti selanjutnya, novel ini masih dapat diteliti lebih dalam dengan

menggunakan teori yang sama, dengan lingkup kajian struktural yang lebih luas

seperti latar dan alur. Dapat juga menggunakan budaya patriarki sebagai bahan

kajian terhadap novel ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

56

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Rahman 2017. “Perspektif Gender dalam Suti karya Sapardi Djoko

Darmono: Tinjauan Feminisme Sastra dan Implementasinya pada

Pembelajarannya Sastra di SMA”. Universitas, Muhammdiyah, Surakarta

Dagun, Save M. 1992. Maskulin dan Feminin: Pria dan Wanita Dalam

Fisiologi, Psikologi, Seksual, Karier dan Masa Depan. Jakarta: Rineka

Cipta

Damono, Sapardi Djoko 2015. Suti Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Djojosuroto, Kinayati 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya.

Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Eagleton, Tery 2007. Teori Sastra Pengantar Komprehensif: Bandung:

Salasutra

Fakih, Mansour 2003. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Faruk, 2012. Metologi Penelitian Sastra, Sebuah Penjelajahan Awal

Indah, Silvia Arma 2013. Citra Tokoh Perempuan dalam Novel Tanah Tabu

karya Anindita S. Thayf : Kajian Sastra Feminis, dalam thesis UNMED

Istanti, Syska. 2012 “Citra Perempuan dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya

Habiburrahman El Shiraz: Tinjauan Kritik Sastra Feminis, Skripsi thesis,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Isminarti, Rosita 2010. “Citra Perempuan dalam Novel Kesempatan Kedua

Karya Jusra Chandra, Tinjauan Feminisme Sastra” Universitas:

Muhammadiyah Surakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

57

Nurgiyantoro, Burhan 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada: University

Press

Ratna, Nyoman Kutha 2012. Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugihastuti dan Suharto 2010. Kritik Sastra Feminisme, Teori dan Aplikasinya,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugihastuti dan Itsna Hadi Setiawan 2010. Gender dan Inferioritas

Perempuan:Praktik Kritik Sstra Feminis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugihastuti. 2000. Wanita Di Mata Wanita, Perspektif Sajak-Sajak Toety

Heraty. Penerbit Nuansa

Teeuw, A . 1984 . Sastra Dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra : Pustaka

Jaya

Utami, Winanti Sekar 2016. “Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan

Karakter dalam Novel Suti karya Sapardi Djoko Darmono serta

Relevansinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra di SMA”. Universitas:

Sebelas Maret

Yuliastuti, Fitri 2005. Citra Perempuan Dalam Novel Hayuri karya Maria Etty.

Universitas Sebelas Maret, Surakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

58

LAMPIRAN

Sinopsis Suti

Suti adalah perempuan muda yang tidak bisa diam, dia selalu penuh

semangat suka mencoba segala sesuatu yang baru dan tidak malu untuk

melakukan apa saja. karena tidak ingin menjadi gunjingan orang, Ibu Suti, Parni

lantas menikahkannya dengan Sarno, seorang pekerja srabutan dan duda yang

usianya jauh diatas Suti. Parni menganggap usia Suti yang terbilang masih muda

tersebut sudah pantas untuk menikah. Suti mempunyai tetangga sekaligus sahabat

bernama Tomblok. Sambil mencuci pakaian di sunga, mereka sering berbagi

cerita, biasanya tentang gossip yang sedang hangat dilingkungan mereka. Asalah

satunya adalah kedatangan keluarga priyayi di desa mereka.

Keluarga Sastro datang dari Ngadijayan kemudian pindah ke desa Tungkal,

sebuah desa di pinggiran kota Solo yang belum tersentuh rencana pembangunan

kota, sebuah desa yang masih murni dan harga tanah masih murah. Tempat

tinggal mereka tidak jauh dari makam Mbah Parmin, sebuah makam yang keramat

dan sering didatangi peziarah dari kota lain. Bersama istri dan kedua putranya,

Den Sastro langsung menjadi sorotan, terlebih mereka juga membuat sumur.

Hanya orang-orang kaya yang bisa membuat sumur pada jaman dahulu, terlebih

sumur jenis kerekan. Suti yang bisa melakukan apa saja sering diminta bantuan

mengurus rumah keluarga Den Sastro, yang lama-lama menjadi pekerja tetap, Suti

merasa seperti pindah keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN KRITIK SASTRA …repository.usd.ac.id/12573/2/134114019_full.pdf · Metode penyajian hasil analisis data yang dipakai yaitu metode deskripsi kualitatif

59

Suti sangat mengagumi Den Sastro, lelaki mantan abdi dalam Kasunanan

tersebut bagi Suti seperti Prabu Kresna, dia peuh wibawa. Sedangkan Bu Sastro

sendiri bagi Suti sudah seperti panutan, dia adalah seorang istri yang sangat

berbakti pada suaminya. Kunto, anak pertama, sangat dekat dengan Suti, bahkan

tidak jarang Suti diajak nonton ke bioskop, ke perpustakaan atau dikenalkan

kepada temannya, mereka sering bertengkar dan mengejek, tapi kedekatan mereka

tidak hanya sebagai majikan dan pelayan. Kemudian ada Dewo, sang ksatria

kebon tebu, dia sangat bertolak belakang dengan kakaknya yang pendiam, dia

adalah pemberontak, dia jago berkelahi bahkan ditakuti berandalan di desa. Dewo

juga tidak pernah cocok dengan ayahnya, namun demikian dia sangat menyayangi

ibunya. Tanpa pernah Suti bayangkan kedekatannya dengan keluarga Den

Sastroakan mengubah kehidupannya dimasa mendatang, dari seorang gadis desa

yang kemudian mengenal kehidupan modern, menjadi wanita dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI