Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UN PGRI KEDIRI
2016
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UN PGRI KEDIRI
2016
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UN PGRI KEDIRI
2016
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
Skripsi oleh:
ELSA PUTI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
Judul:
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI
RAHAYUNINGSIH
Telah disetujui untuk diajukan Kepada
Panitia Ujian/Sidang Skripsi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UN PGRI Kediri
Tanggal: 19 Januari 2016
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr.Endang Waryanti, M.Pd Dr. Sujarwoko, M.PdNIDN. 0007075903 NIDN. 0730066403
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
Skripsi oleh:
ELSA PUTI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
Judul:
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI
RAHAYUNINGSIH
Telah disetujui untuk diajukan Kepada
Panitia Ujian/Sidang Skripsi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UN PGRI Kediri
Tanggal: 19 Januari 2016
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr.Endang Waryanti, M.Pd Dr. Sujarwoko, M.PdNIDN. 0007075903 NIDN. 0730066403
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
Skripsi oleh:
ELSA PUTI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
Judul:
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI
RAHAYUNINGSIH
Telah disetujui untuk diajukan Kepada
Panitia Ujian/Sidang Skripsi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UN PGRI Kediri
Tanggal: 19 Januari 2016
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr.Endang Waryanti, M.Pd Dr. Sujarwoko, M.PdNIDN. 0007075903 NIDN. 0730066403
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
Skripsi Oleh:
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
Judul:
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian/ Sidang Skripsi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UN PGRI Kediri
Pada Tanggal: 19 Januari 2016
Dan Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan
Panitia Penguji:
1. Ketua : Dr. Endang Waryanti, M.Pd __________________
2. Penguji I : Dr. Subardi Agan, M.Pd __________________
3. Penguji II : Dr. Sujarwoko, M.Pd __________________
Mengetahui,Dekan FKIP Universitas Nusantara PGRIKediri
Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.PdNIDN. 0716046202
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
Skripsi Oleh:
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
Judul:
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian/ Sidang Skripsi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UN PGRI Kediri
Pada Tanggal: 19 Januari 2016
Dan Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan
Panitia Penguji:
1. Ketua : Dr. Endang Waryanti, M.Pd __________________
2. Penguji I : Dr. Subardi Agan, M.Pd __________________
3. Penguji II : Dr. Sujarwoko, M.Pd __________________
Mengetahui,Dekan FKIP Universitas Nusantara PGRIKediri
Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.PdNIDN. 0716046202
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
Skripsi Oleh:
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH
NPM: 11.1.01.07.0039
Judul:
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian/ Sidang Skripsi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UN PGRI Kediri
Pada Tanggal: 19 Januari 2016
Dan Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan
Panitia Penguji:
1. Ketua : Dr. Endang Waryanti, M.Pd __________________
2. Penguji I : Dr. Subardi Agan, M.Pd __________________
3. Penguji II : Dr. Sujarwoko, M.Pd __________________
Mengetahui,Dekan FKIP Universitas Nusantara PGRIKediri
Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.PdNIDN. 0716046202
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAHNPM: 11.1.01.07.0039
FKIP-Pendidikan Bahasa dan Sastra [email protected]
Pembimbing 1
Dr. Endang Waryanti, M.Pd
Pembimbing 2
Dr. Sujarwoko, M.PdUNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Elsa Putri Nur Khoiriyah. (01.1.01.07.0039): Prasangka Gender Dalam Novel “Hati Sinden”Karya Dwi Rahayuningsih Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Desember 2015.
Karya sastra merupakan karya imajinatif, dunia sastra merupakan dunia khayal yangterjadi karena khayalan pengarang. Dalam hal ini masyarakat sebagai cerminan terjadinya karyasastra, karena sastra mengunakan masyarakat sebagai objek untuk membuat karya sastra yanglebih hidup. Oleh karena itu sastra suatu media untuk menyampaikan ide, teori, dan sistimberfikir manusia. Pada dasarnya Prasangaka Gender membahas tentang perbedaan antara haklaki-laki dan perempuan dalam kehidupan sosial dan kedudukan dimata masyarakat.
Permasalahan penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah deskripsi aspek structural yangmeliputi tema, penokohan dan perwatakan, konflik dalam novel “Hati sinden” karya dwirahayuningsih 2) Bagaimanakah deskripsi prasangka gender meliputi: Gender dan ketiak adilan,Kekerasan terhadap perempuan, Ibu dan ibu rumah tangga, Mendukung dan menolak subordinasigender dalam Novel “Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih?.
Kegunaan penelitian mencangkup dua dimensi, yakni keilmuan dan praktis. Manfaankeilmuan dalam penelitian ini bersifat membenarkan, yakni ada hubungan antara dan sastrasebagiamn teori yang dilontarkan para pakar sastra.Manfaat praktis yaitu menuju pada nilaikegunaan bagi kehidupan dan pengajar sastra yakni hasil penelitian ini bisa diterapkan sebagaimateri alternative didalam mata kuliah apresiasi sastra.
Dalam penelitian ini data yang diambil adalah karya sastra. Oleh karena itu, teknikpengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, dengan istrumen penelitian iniadalah penelitian sendiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskripsi kualitatif, karenacara menganalisisnya dengan jalan mendeskripkan, mengambarkan dan menafsirkan data yangbersifat kualitatif.
Berdasarkan analisis unsur ekstrinsik, mengenai Prasnagak Gender dalam Novel “HatiSinden” Karya Dwi Rahayuningsih. Kekuatan perempuan tentang kesetaraan gender yangmengakibatkan konflik antara laki-laki dan perempuan yang beranggapan bahwa laki- laki yanglebih kuasa mencari nafkah dan perempuan hanya pantas menjadi ibu rumah tangga dan tidakboleh ikut mencari nafkah. Perempuan yang harus menerima kekejaman batin dari lelaki yangdia sayangi, kenyataan pahit yang harus diterima karna ada wanita lain yang menghampirikehidupan rumah tangga yang dijalaninya, semua gambaran perilaku tersebut membangun novelsecara simultan sehingga ungsur feminisme tanpak mewarnai dan menjadi dayatarik sendiri.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAHNPM: 11.1.01.07.0039
FKIP-Pendidikan Bahasa dan Sastra [email protected]
Pembimbing 1
Dr. Endang Waryanti, M.Pd
Pembimbing 2
Dr. Sujarwoko, M.PdUNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Elsa Putri Nur Khoiriyah. (01.1.01.07.0039): Prasangka Gender Dalam Novel “Hati Sinden”Karya Dwi Rahayuningsih Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Desember 2015.
Karya sastra merupakan karya imajinatif, dunia sastra merupakan dunia khayal yangterjadi karena khayalan pengarang. Dalam hal ini masyarakat sebagai cerminan terjadinya karyasastra, karena sastra mengunakan masyarakat sebagai objek untuk membuat karya sastra yanglebih hidup. Oleh karena itu sastra suatu media untuk menyampaikan ide, teori, dan sistimberfikir manusia. Pada dasarnya Prasangaka Gender membahas tentang perbedaan antara haklaki-laki dan perempuan dalam kehidupan sosial dan kedudukan dimata masyarakat.
Permasalahan penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah deskripsi aspek structural yangmeliputi tema, penokohan dan perwatakan, konflik dalam novel “Hati sinden” karya dwirahayuningsih 2) Bagaimanakah deskripsi prasangka gender meliputi: Gender dan ketiak adilan,Kekerasan terhadap perempuan, Ibu dan ibu rumah tangga, Mendukung dan menolak subordinasigender dalam Novel “Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih?.
Kegunaan penelitian mencangkup dua dimensi, yakni keilmuan dan praktis. Manfaankeilmuan dalam penelitian ini bersifat membenarkan, yakni ada hubungan antara dan sastrasebagiamn teori yang dilontarkan para pakar sastra.Manfaat praktis yaitu menuju pada nilaikegunaan bagi kehidupan dan pengajar sastra yakni hasil penelitian ini bisa diterapkan sebagaimateri alternative didalam mata kuliah apresiasi sastra.
Dalam penelitian ini data yang diambil adalah karya sastra. Oleh karena itu, teknikpengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, dengan istrumen penelitian iniadalah penelitian sendiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskripsi kualitatif, karenacara menganalisisnya dengan jalan mendeskripkan, mengambarkan dan menafsirkan data yangbersifat kualitatif.
Berdasarkan analisis unsur ekstrinsik, mengenai Prasnagak Gender dalam Novel “HatiSinden” Karya Dwi Rahayuningsih. Kekuatan perempuan tentang kesetaraan gender yangmengakibatkan konflik antara laki-laki dan perempuan yang beranggapan bahwa laki- laki yanglebih kuasa mencari nafkah dan perempuan hanya pantas menjadi ibu rumah tangga dan tidakboleh ikut mencari nafkah. Perempuan yang harus menerima kekejaman batin dari lelaki yangdia sayangi, kenyataan pahit yang harus diterima karna ada wanita lain yang menghampirikehidupan rumah tangga yang dijalaninya, semua gambaran perilaku tersebut membangun novelsecara simultan sehingga ungsur feminisme tanpak mewarnai dan menjadi dayatarik sendiri.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
PRASANGKA GENDER DALAM NOVEL HATI SINDEN
KARYA DWI RAHAYUNINGSIH
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAHNPM: 11.1.01.07.0039
FKIP-Pendidikan Bahasa dan Sastra [email protected]
Pembimbing 1
Dr. Endang Waryanti, M.Pd
Pembimbing 2
Dr. Sujarwoko, M.PdUNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Elsa Putri Nur Khoiriyah. (01.1.01.07.0039): Prasangka Gender Dalam Novel “Hati Sinden”Karya Dwi Rahayuningsih Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Desember 2015.
Karya sastra merupakan karya imajinatif, dunia sastra merupakan dunia khayal yangterjadi karena khayalan pengarang. Dalam hal ini masyarakat sebagai cerminan terjadinya karyasastra, karena sastra mengunakan masyarakat sebagai objek untuk membuat karya sastra yanglebih hidup. Oleh karena itu sastra suatu media untuk menyampaikan ide, teori, dan sistimberfikir manusia. Pada dasarnya Prasangaka Gender membahas tentang perbedaan antara haklaki-laki dan perempuan dalam kehidupan sosial dan kedudukan dimata masyarakat.
Permasalahan penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah deskripsi aspek structural yangmeliputi tema, penokohan dan perwatakan, konflik dalam novel “Hati sinden” karya dwirahayuningsih 2) Bagaimanakah deskripsi prasangka gender meliputi: Gender dan ketiak adilan,Kekerasan terhadap perempuan, Ibu dan ibu rumah tangga, Mendukung dan menolak subordinasigender dalam Novel “Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih?.
Kegunaan penelitian mencangkup dua dimensi, yakni keilmuan dan praktis. Manfaankeilmuan dalam penelitian ini bersifat membenarkan, yakni ada hubungan antara dan sastrasebagiamn teori yang dilontarkan para pakar sastra.Manfaat praktis yaitu menuju pada nilaikegunaan bagi kehidupan dan pengajar sastra yakni hasil penelitian ini bisa diterapkan sebagaimateri alternative didalam mata kuliah apresiasi sastra.
Dalam penelitian ini data yang diambil adalah karya sastra. Oleh karena itu, teknikpengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, dengan istrumen penelitian iniadalah penelitian sendiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskripsi kualitatif, karenacara menganalisisnya dengan jalan mendeskripkan, mengambarkan dan menafsirkan data yangbersifat kualitatif.
Berdasarkan analisis unsur ekstrinsik, mengenai Prasnagak Gender dalam Novel “HatiSinden” Karya Dwi Rahayuningsih. Kekuatan perempuan tentang kesetaraan gender yangmengakibatkan konflik antara laki-laki dan perempuan yang beranggapan bahwa laki- laki yanglebih kuasa mencari nafkah dan perempuan hanya pantas menjadi ibu rumah tangga dan tidakboleh ikut mencari nafkah. Perempuan yang harus menerima kekejaman batin dari lelaki yangdia sayangi, kenyataan pahit yang harus diterima karna ada wanita lain yang menghampirikehidupan rumah tangga yang dijalaninya, semua gambaran perilaku tersebut membangun novelsecara simultan sehingga ungsur feminisme tanpak mewarnai dan menjadi dayatarik sendiri.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
Untuk itu, saran yang bermanfaat bagi pembaca yaitu 1) dalam kehidupan yang modernseharusnya masyarakat harus berfikir bahwa kesetaraan gender yang menimbulkan permasalahanantara laki-laki dan perempuan dihapuskan karna, wanita yang harus bekerja membatu suamidapat meringankan beban dan menjalani kehidupan lebih layak 2) Dengan membaca novel inidapat memanfaatkan sebagai bahan bacaan yang membangun kearifan pribadi 3) pembacahendaknya mengambil hal-hal dari segi positif untuk tidak mempersalahkan atas hak wanitadan laki-laki.
Aspek feminism dalam novel “Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih, yangmembandingkan kesetaran gender yang mengakibatkan konflik antara laki-laki dan perempuandalam dunia pekerjaan dan status sosilanya.
Kata Kunci
Aspek Struktural, Aspek feminisme
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
Untuk itu, saran yang bermanfaat bagi pembaca yaitu 1) dalam kehidupan yang modernseharusnya masyarakat harus berfikir bahwa kesetaraan gender yang menimbulkan permasalahanantara laki-laki dan perempuan dihapuskan karna, wanita yang harus bekerja membatu suamidapat meringankan beban dan menjalani kehidupan lebih layak 2) Dengan membaca novel inidapat memanfaatkan sebagai bahan bacaan yang membangun kearifan pribadi 3) pembacahendaknya mengambil hal-hal dari segi positif untuk tidak mempersalahkan atas hak wanitadan laki-laki.
Aspek feminism dalam novel “Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih, yangmembandingkan kesetaran gender yang mengakibatkan konflik antara laki-laki dan perempuandalam dunia pekerjaan dan status sosilanya.
Kata Kunci
Aspek Struktural, Aspek feminisme
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
Untuk itu, saran yang bermanfaat bagi pembaca yaitu 1) dalam kehidupan yang modernseharusnya masyarakat harus berfikir bahwa kesetaraan gender yang menimbulkan permasalahanantara laki-laki dan perempuan dihapuskan karna, wanita yang harus bekerja membatu suamidapat meringankan beban dan menjalani kehidupan lebih layak 2) Dengan membaca novel inidapat memanfaatkan sebagai bahan bacaan yang membangun kearifan pribadi 3) pembacahendaknya mengambil hal-hal dari segi positif untuk tidak mempersalahkan atas hak wanitadan laki-laki.
Aspek feminism dalam novel “Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih, yangmembandingkan kesetaran gender yang mengakibatkan konflik antara laki-laki dan perempuandalam dunia pekerjaan dan status sosilanya.
Kata Kunci
Aspek Struktural, Aspek feminisme
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
I. LATAR BELAKANG
Sastra (Nurgiantoro,2010:4-5)
adalah citra kehidupan,gambaran kehidupan.
Citra kehidupan (image rof life) dapat
dipahami sebagai gambaran secara konkret
tentang model-model kehidupan
sebagaimana yang dijumpai dalam
kehidupan faktual sehingga mudah
diimajinasi sewaktu dibaca. Satra tidak lain
adalah gambaran kehidupan yang bersifat
universal, tetapi dalam bentuk yang relatif
singkat karena memang dipadatkan. Dalam
sastra tergambar pristiwa kehidupan tokoh
dalam menjalani kehidupan yang dikisahkan
yang dikisahkan dalam alur cerita. Sastra
adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni
kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya dengan menggunakan bahasa
sebagai mediumnya, serta kemungkinan
tentang dirinya (Karmini, 2011: 2).
Dengan demikian sastra merupakan
pengungkapan fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia dan
masyarakat melalui bahasa sebagai
medianya, dan mempunyai efek positif
terhadap kehidupan manusia. Sastra
merupakan gambaran atau paparan yang
disampaikan oleh para pengarang tentang
kehidupan disekitar kita yang mempuyai
gambaran-gambaran tentang pristiwa atau
kejadian dikehidupan yang terjadi
dilingkungan atau banyak yang diaalami
oleh masarakat.
Karmini (2011:2) menyatakan
karya sastra adalah suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
manusia dan kehidupanya dengan
mengunakan bahasa sebagi mediumnya.
Serta kemungkinantentang dirinya,dengan
demikian sastra merupakan pengungkapan
fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia dan
masarakat melalui bahasa sebagai medianya
dan mempunyai efek positif terhadap
kehidupan manusia.
Karya sastra adalah pengungkapan
realita kehidupan masarakat secara imajiner
atau secara fiksi. Dalam hal ini, sastra
memang represtasi dengan cermin-an
masyarakat.Senada apa yang diungkapkan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
I. LATAR BELAKANG
Sastra (Nurgiantoro,2010:4-5)
adalah citra kehidupan,gambaran kehidupan.
Citra kehidupan (image rof life) dapat
dipahami sebagai gambaran secara konkret
tentang model-model kehidupan
sebagaimana yang dijumpai dalam
kehidupan faktual sehingga mudah
diimajinasi sewaktu dibaca. Satra tidak lain
adalah gambaran kehidupan yang bersifat
universal, tetapi dalam bentuk yang relatif
singkat karena memang dipadatkan. Dalam
sastra tergambar pristiwa kehidupan tokoh
dalam menjalani kehidupan yang dikisahkan
yang dikisahkan dalam alur cerita. Sastra
adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni
kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya dengan menggunakan bahasa
sebagai mediumnya, serta kemungkinan
tentang dirinya (Karmini, 2011: 2).
Dengan demikian sastra merupakan
pengungkapan fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia dan
masyarakat melalui bahasa sebagai
medianya, dan mempunyai efek positif
terhadap kehidupan manusia. Sastra
merupakan gambaran atau paparan yang
disampaikan oleh para pengarang tentang
kehidupan disekitar kita yang mempuyai
gambaran-gambaran tentang pristiwa atau
kejadian dikehidupan yang terjadi
dilingkungan atau banyak yang diaalami
oleh masarakat.
Karmini (2011:2) menyatakan
karya sastra adalah suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
manusia dan kehidupanya dengan
mengunakan bahasa sebagi mediumnya.
Serta kemungkinantentang dirinya,dengan
demikian sastra merupakan pengungkapan
fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia dan
masarakat melalui bahasa sebagai medianya
dan mempunyai efek positif terhadap
kehidupan manusia.
Karya sastra adalah pengungkapan
realita kehidupan masarakat secara imajiner
atau secara fiksi. Dalam hal ini, sastra
memang represtasi dengan cermin-an
masyarakat.Senada apa yang diungkapkan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
I. LATAR BELAKANG
Sastra (Nurgiantoro,2010:4-5)
adalah citra kehidupan,gambaran kehidupan.
Citra kehidupan (image rof life) dapat
dipahami sebagai gambaran secara konkret
tentang model-model kehidupan
sebagaimana yang dijumpai dalam
kehidupan faktual sehingga mudah
diimajinasi sewaktu dibaca. Satra tidak lain
adalah gambaran kehidupan yang bersifat
universal, tetapi dalam bentuk yang relatif
singkat karena memang dipadatkan. Dalam
sastra tergambar pristiwa kehidupan tokoh
dalam menjalani kehidupan yang dikisahkan
yang dikisahkan dalam alur cerita. Sastra
adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni
kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya dengan menggunakan bahasa
sebagai mediumnya, serta kemungkinan
tentang dirinya (Karmini, 2011: 2).
Dengan demikian sastra merupakan
pengungkapan fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia dan
masyarakat melalui bahasa sebagai
medianya, dan mempunyai efek positif
terhadap kehidupan manusia. Sastra
merupakan gambaran atau paparan yang
disampaikan oleh para pengarang tentang
kehidupan disekitar kita yang mempuyai
gambaran-gambaran tentang pristiwa atau
kejadian dikehidupan yang terjadi
dilingkungan atau banyak yang diaalami
oleh masarakat.
Karmini (2011:2) menyatakan
karya sastra adalah suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
manusia dan kehidupanya dengan
mengunakan bahasa sebagi mediumnya.
Serta kemungkinantentang dirinya,dengan
demikian sastra merupakan pengungkapan
fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia dan
masarakat melalui bahasa sebagai medianya
dan mempunyai efek positif terhadap
kehidupan manusia.
Karya sastra adalah pengungkapan
realita kehidupan masarakat secara imajiner
atau secara fiksi. Dalam hal ini, sastra
memang represtasi dengan cermin-an
masyarakat.Senada apa yang diungkapkan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
oleh George Lukaes bahwa sastra
merupakan sebuah cermin yang membelikan
kepada kita sebuah refleksi realita yang
lebih besar, lebih lengkap dan lebih
dinamik.
Memahami sebuahkarya sastra pada
dasarnya merupakan suatu tidak komunikasi
yang terjadi antara pengarang dan penikmat.
Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan
Muhsyanur syahilir bahwa sastra merupakan
alat komunikasi. Alat pelantara
untukmenyampaikan perasaan, ide dan
gagasan penulis terhadap penikmat atau
pembaca itu sendiri.Hal ini juga senada apa
yang diungkapkan Jakup Sumarjo bahwa
sastra adalah komunikasi artinya bisa
dipahami oleh orang lain.
(Muhsyanur.blogspot: 2012). Sastra sebagai
salah satu cabang kesenian, mutlak harus
dimilikisegi keindahan. Seperti diyatakan
oleh Effendi (dalam Karmini,2013:1). Satra
adalah ciptaan manusia dalam bentuk bahasa
lisan maupun tulisan, selalu menimbulkan
rasa baru lagi pembaca dan pendengarnya.
Karya sastra bersumber dari
keyataan-keyataan yang hidup dalam
masya-rakat. Akan tetapi karya sastra
bukanlah pengungkapkan realita
objektifsaja, melainkan juga pengungkapkan
nilai-nilai. Karya satra bukanlah semata-
mata tiruan dari alam atau tiruan dalam
hidup, tetapi ia merupakan penafsiran-
penafsiran tentang alam dan kehidupan.
Karya sastra berfungsi untuk
mengungkapkan tentang masalah-masalah
manusia dan kemanusiaan, tentang makna
hidup dan kehidupan. Dalam karya satra
dilukiskan penderitaan-penderitaan
manusia,perjuanganya dan kasih sayang.
Dan kebencian nafsu dan segala sesuatu
yang dialami manusia. Karya sastra juga
mengambarkan kehidupan manusia dengan
pristiwa yang terjadi dalam batin seseorang.
Sebuah karya sastra tidak terlepas
dari seorang pengarang karena sebuah karya
sastra akan hadir dalam sebuah bentuk apa
yang ada dalam pikiran pengarang yang
dicurahkan dalam sebuah karya sastra
sehingga terciptalah karya sastra itu, sebuah
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
oleh George Lukaes bahwa sastra
merupakan sebuah cermin yang membelikan
kepada kita sebuah refleksi realita yang
lebih besar, lebih lengkap dan lebih
dinamik.
Memahami sebuahkarya sastra pada
dasarnya merupakan suatu tidak komunikasi
yang terjadi antara pengarang dan penikmat.
Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan
Muhsyanur syahilir bahwa sastra merupakan
alat komunikasi. Alat pelantara
untukmenyampaikan perasaan, ide dan
gagasan penulis terhadap penikmat atau
pembaca itu sendiri.Hal ini juga senada apa
yang diungkapkan Jakup Sumarjo bahwa
sastra adalah komunikasi artinya bisa
dipahami oleh orang lain.
(Muhsyanur.blogspot: 2012). Sastra sebagai
salah satu cabang kesenian, mutlak harus
dimilikisegi keindahan. Seperti diyatakan
oleh Effendi (dalam Karmini,2013:1). Satra
adalah ciptaan manusia dalam bentuk bahasa
lisan maupun tulisan, selalu menimbulkan
rasa baru lagi pembaca dan pendengarnya.
Karya sastra bersumber dari
keyataan-keyataan yang hidup dalam
masya-rakat. Akan tetapi karya sastra
bukanlah pengungkapkan realita
objektifsaja, melainkan juga pengungkapkan
nilai-nilai. Karya satra bukanlah semata-
mata tiruan dari alam atau tiruan dalam
hidup, tetapi ia merupakan penafsiran-
penafsiran tentang alam dan kehidupan.
Karya sastra berfungsi untuk
mengungkapkan tentang masalah-masalah
manusia dan kemanusiaan, tentang makna
hidup dan kehidupan. Dalam karya satra
dilukiskan penderitaan-penderitaan
manusia,perjuanganya dan kasih sayang.
Dan kebencian nafsu dan segala sesuatu
yang dialami manusia. Karya sastra juga
mengambarkan kehidupan manusia dengan
pristiwa yang terjadi dalam batin seseorang.
Sebuah karya sastra tidak terlepas
dari seorang pengarang karena sebuah karya
sastra akan hadir dalam sebuah bentuk apa
yang ada dalam pikiran pengarang yang
dicurahkan dalam sebuah karya sastra
sehingga terciptalah karya sastra itu, sebuah
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
oleh George Lukaes bahwa sastra
merupakan sebuah cermin yang membelikan
kepada kita sebuah refleksi realita yang
lebih besar, lebih lengkap dan lebih
dinamik.
Memahami sebuahkarya sastra pada
dasarnya merupakan suatu tidak komunikasi
yang terjadi antara pengarang dan penikmat.
Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan
Muhsyanur syahilir bahwa sastra merupakan
alat komunikasi. Alat pelantara
untukmenyampaikan perasaan, ide dan
gagasan penulis terhadap penikmat atau
pembaca itu sendiri.Hal ini juga senada apa
yang diungkapkan Jakup Sumarjo bahwa
sastra adalah komunikasi artinya bisa
dipahami oleh orang lain.
(Muhsyanur.blogspot: 2012). Sastra sebagai
salah satu cabang kesenian, mutlak harus
dimilikisegi keindahan. Seperti diyatakan
oleh Effendi (dalam Karmini,2013:1). Satra
adalah ciptaan manusia dalam bentuk bahasa
lisan maupun tulisan, selalu menimbulkan
rasa baru lagi pembaca dan pendengarnya.
Karya sastra bersumber dari
keyataan-keyataan yang hidup dalam
masya-rakat. Akan tetapi karya sastra
bukanlah pengungkapkan realita
objektifsaja, melainkan juga pengungkapkan
nilai-nilai. Karya satra bukanlah semata-
mata tiruan dari alam atau tiruan dalam
hidup, tetapi ia merupakan penafsiran-
penafsiran tentang alam dan kehidupan.
Karya sastra berfungsi untuk
mengungkapkan tentang masalah-masalah
manusia dan kemanusiaan, tentang makna
hidup dan kehidupan. Dalam karya satra
dilukiskan penderitaan-penderitaan
manusia,perjuanganya dan kasih sayang.
Dan kebencian nafsu dan segala sesuatu
yang dialami manusia. Karya sastra juga
mengambarkan kehidupan manusia dengan
pristiwa yang terjadi dalam batin seseorang.
Sebuah karya sastra tidak terlepas
dari seorang pengarang karena sebuah karya
sastra akan hadir dalam sebuah bentuk apa
yang ada dalam pikiran pengarang yang
dicurahkan dalam sebuah karya sastra
sehingga terciptalah karya sastra itu, sebuah
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
karya sastra yang diciptakan seorang
pengarang merupakan gambaran-gambaran
kisah hidup disekitar kita yang biasanya kita
alami sendiri.
Pengarang adalah seseorang yang
menciptakan karya sastra dengan cara
mengungkapkan gagasannya dalam wancana
ilmiah yang mengunakan gaya yang bersifat
lugas, jelas, dan menjauhkan unsur-unsur
gaya bahasa yang mengandung makna
konotatif. Dalam penulisan karya fiksi
pengarang menggunakan pemilihan kata
yang berbeda-beda tetapi harus tetap
menggunakan bahasa yang efektif secara
meyeluruh pada setiap unsur
(Jaririndu.blogspot:2011).
Pengarang adalah anggota
masarakat, yang hidup dengan orang-orang
disekitarnya, kemudian terjadi interaksi
dengan masarakat. Adanya dorongan sosial
dari masarakat akirnya dapat melahirkan
berbagai macam aktivitas kehidupan, seperti
ekonomi, politik, kepercayaan, dan sosial
budaya. Pengarang fiksi adalah sang pelaku
atau sekaligus pengamat berbagai masalah
kehidupan yang berusaha mengungkapkan
dan mengangkatnya dalam sebuah karya
(Nurgiyantoro, 2000:98).
Pengarang menulis cerita “Hati
Sinden” karena pengarang ingin menyam-
paikan bagaiaman kehidupan seorang wanita
yang diangap selalu memiliki kasta yang
lebih rendah oleh lelaki. Pengarang disini
menciptakan sebuah karya sastra dengan
mengabil kehiduapn dilingkungan masarakat
yang masih kental adanya perbedaan status
antara lelaki dan perempuan.Kedudukan
perempuan di kaum lelaki hanya diangap
sebagai ibu rumah tangga yang hanya wajib
dirumah dan tidak bekerja seperti seorang
suami yang mencari nafkah.
Sebelum karya sastra diciptakan,
pengarang telah mempunyai sikap ter-tentu
terhadap realitas objektif menjadi realitas
baru sesuai dengan angan-nya. Pengarang
mencoba mengubah fakta-fakta yang aktual
yang menjadi fakta-fakta imajinatif dan
menjadi fakta-fakta yang artistik. Lewat
karya-karya penga-rang berpesan kepada
pembaca dan pandanganya tentang suatu
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
karya sastra yang diciptakan seorang
pengarang merupakan gambaran-gambaran
kisah hidup disekitar kita yang biasanya kita
alami sendiri.
Pengarang adalah seseorang yang
menciptakan karya sastra dengan cara
mengungkapkan gagasannya dalam wancana
ilmiah yang mengunakan gaya yang bersifat
lugas, jelas, dan menjauhkan unsur-unsur
gaya bahasa yang mengandung makna
konotatif. Dalam penulisan karya fiksi
pengarang menggunakan pemilihan kata
yang berbeda-beda tetapi harus tetap
menggunakan bahasa yang efektif secara
meyeluruh pada setiap unsur
(Jaririndu.blogspot:2011).
Pengarang adalah anggota
masarakat, yang hidup dengan orang-orang
disekitarnya, kemudian terjadi interaksi
dengan masarakat. Adanya dorongan sosial
dari masarakat akirnya dapat melahirkan
berbagai macam aktivitas kehidupan, seperti
ekonomi, politik, kepercayaan, dan sosial
budaya. Pengarang fiksi adalah sang pelaku
atau sekaligus pengamat berbagai masalah
kehidupan yang berusaha mengungkapkan
dan mengangkatnya dalam sebuah karya
(Nurgiyantoro, 2000:98).
Pengarang menulis cerita “Hati
Sinden” karena pengarang ingin menyam-
paikan bagaiaman kehidupan seorang wanita
yang diangap selalu memiliki kasta yang
lebih rendah oleh lelaki. Pengarang disini
menciptakan sebuah karya sastra dengan
mengabil kehiduapn dilingkungan masarakat
yang masih kental adanya perbedaan status
antara lelaki dan perempuan.Kedudukan
perempuan di kaum lelaki hanya diangap
sebagai ibu rumah tangga yang hanya wajib
dirumah dan tidak bekerja seperti seorang
suami yang mencari nafkah.
Sebelum karya sastra diciptakan,
pengarang telah mempunyai sikap ter-tentu
terhadap realitas objektif menjadi realitas
baru sesuai dengan angan-nya. Pengarang
mencoba mengubah fakta-fakta yang aktual
yang menjadi fakta-fakta imajinatif dan
menjadi fakta-fakta yang artistik. Lewat
karya-karya penga-rang berpesan kepada
pembaca dan pandanganya tentang suatu
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
karya sastra yang diciptakan seorang
pengarang merupakan gambaran-gambaran
kisah hidup disekitar kita yang biasanya kita
alami sendiri.
Pengarang adalah seseorang yang
menciptakan karya sastra dengan cara
mengungkapkan gagasannya dalam wancana
ilmiah yang mengunakan gaya yang bersifat
lugas, jelas, dan menjauhkan unsur-unsur
gaya bahasa yang mengandung makna
konotatif. Dalam penulisan karya fiksi
pengarang menggunakan pemilihan kata
yang berbeda-beda tetapi harus tetap
menggunakan bahasa yang efektif secara
meyeluruh pada setiap unsur
(Jaririndu.blogspot:2011).
Pengarang adalah anggota
masarakat, yang hidup dengan orang-orang
disekitarnya, kemudian terjadi interaksi
dengan masarakat. Adanya dorongan sosial
dari masarakat akirnya dapat melahirkan
berbagai macam aktivitas kehidupan, seperti
ekonomi, politik, kepercayaan, dan sosial
budaya. Pengarang fiksi adalah sang pelaku
atau sekaligus pengamat berbagai masalah
kehidupan yang berusaha mengungkapkan
dan mengangkatnya dalam sebuah karya
(Nurgiyantoro, 2000:98).
Pengarang menulis cerita “Hati
Sinden” karena pengarang ingin menyam-
paikan bagaiaman kehidupan seorang wanita
yang diangap selalu memiliki kasta yang
lebih rendah oleh lelaki. Pengarang disini
menciptakan sebuah karya sastra dengan
mengabil kehiduapn dilingkungan masarakat
yang masih kental adanya perbedaan status
antara lelaki dan perempuan.Kedudukan
perempuan di kaum lelaki hanya diangap
sebagai ibu rumah tangga yang hanya wajib
dirumah dan tidak bekerja seperti seorang
suami yang mencari nafkah.
Sebelum karya sastra diciptakan,
pengarang telah mempunyai sikap ter-tentu
terhadap realitas objektif menjadi realitas
baru sesuai dengan angan-nya. Pengarang
mencoba mengubah fakta-fakta yang aktual
yang menjadi fakta-fakta imajinatif dan
menjadi fakta-fakta yang artistik. Lewat
karya-karya penga-rang berpesan kepada
pembaca dan pandanganya tentang suatu
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 6||
yang dianggapnya sebagai masalah manusia.
Disamping sebagai peryataan hati nurani
pengarang. Karya sastra juga merupakan
pengungkapan hati nurani masyarakat.
Dalam ilmu sastra para pakar sastra
mengungkapkan bahwa genre bahwa
merupakan karya sastra yang berbentuk
tulisan dan dalam menyampaikan hanya
menggunakan pembicara satu arah serta
berbeda dengan bentuk sastra yang lain.
Karya sastra menurut genre terbagi
atas puisi dan drama. Pembagian tersebut
semata-mata didasarkan atas perbedaan
fisiknya saja, bukan subtasinya. Puisi adalah
karya sastra yang khas pengunaan
bahasanya dan memuat pengalaman yang
disusun secara kas pula.Pada dasarnya
drama tidak jauh berbeda dengan karya
prosa fiksi. Prosa merupakan jenis karya
sastra yang dibedakan cerpen, roman, dan
novel (Jendela-sastra.com: 2015).
Suprapto berpendapat bahwa puisi
adalah ragam sastra yang bahasa terikat oleh
irama. Pendapat tersebut pada intinya
menyatakan bahwa puisi adalah salah satu
bentuk karya sastra yang memiliki ciri
tersendiri, baik dari susunan penulisan dan
pembacaan (adekku_bahasaku.blogspot:
2015).
II. METODE
Metode penelitian sastra adalah cara
yang dipilih oleh peneliti dengan
mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat
sastra sebagai subyek kajian. Sampai saat
ini, tampaknya dalam penelitian sastra
seringkali ada kerancuan antara pengguna
istilah metode, teknik, dan pendekatan.
Akibatnya, terjadi ketumpangtindihan
wilayah penelitian sastra. Metode
semestinya menyangkut cara yang
operasional dalam penelitian. Metode telah
membutuhkan langkah penelitian yang
pantas diikuti. Adapun teknik berhubungan
dengan proses pengambilan data dan analisis
penelitian (Endraswara, 2002:7).
Semi (2003:9) menyatakan
penelitian dapat dibagi dalam dua jenis
yaitupenelitian kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif mengunakan
pengukuran dan analisis statistik serta model
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 6||
yang dianggapnya sebagai masalah manusia.
Disamping sebagai peryataan hati nurani
pengarang. Karya sastra juga merupakan
pengungkapan hati nurani masyarakat.
Dalam ilmu sastra para pakar sastra
mengungkapkan bahwa genre bahwa
merupakan karya sastra yang berbentuk
tulisan dan dalam menyampaikan hanya
menggunakan pembicara satu arah serta
berbeda dengan bentuk sastra yang lain.
Karya sastra menurut genre terbagi
atas puisi dan drama. Pembagian tersebut
semata-mata didasarkan atas perbedaan
fisiknya saja, bukan subtasinya. Puisi adalah
karya sastra yang khas pengunaan
bahasanya dan memuat pengalaman yang
disusun secara kas pula.Pada dasarnya
drama tidak jauh berbeda dengan karya
prosa fiksi. Prosa merupakan jenis karya
sastra yang dibedakan cerpen, roman, dan
novel (Jendela-sastra.com: 2015).
Suprapto berpendapat bahwa puisi
adalah ragam sastra yang bahasa terikat oleh
irama. Pendapat tersebut pada intinya
menyatakan bahwa puisi adalah salah satu
bentuk karya sastra yang memiliki ciri
tersendiri, baik dari susunan penulisan dan
pembacaan (adekku_bahasaku.blogspot:
2015).
II. METODE
Metode penelitian sastra adalah cara
yang dipilih oleh peneliti dengan
mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat
sastra sebagai subyek kajian. Sampai saat
ini, tampaknya dalam penelitian sastra
seringkali ada kerancuan antara pengguna
istilah metode, teknik, dan pendekatan.
Akibatnya, terjadi ketumpangtindihan
wilayah penelitian sastra. Metode
semestinya menyangkut cara yang
operasional dalam penelitian. Metode telah
membutuhkan langkah penelitian yang
pantas diikuti. Adapun teknik berhubungan
dengan proses pengambilan data dan analisis
penelitian (Endraswara, 2002:7).
Semi (2003:9) menyatakan
penelitian dapat dibagi dalam dua jenis
yaitupenelitian kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif mengunakan
pengukuran dan analisis statistik serta model
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 6||
yang dianggapnya sebagai masalah manusia.
Disamping sebagai peryataan hati nurani
pengarang. Karya sastra juga merupakan
pengungkapan hati nurani masyarakat.
Dalam ilmu sastra para pakar sastra
mengungkapkan bahwa genre bahwa
merupakan karya sastra yang berbentuk
tulisan dan dalam menyampaikan hanya
menggunakan pembicara satu arah serta
berbeda dengan bentuk sastra yang lain.
Karya sastra menurut genre terbagi
atas puisi dan drama. Pembagian tersebut
semata-mata didasarkan atas perbedaan
fisiknya saja, bukan subtasinya. Puisi adalah
karya sastra yang khas pengunaan
bahasanya dan memuat pengalaman yang
disusun secara kas pula.Pada dasarnya
drama tidak jauh berbeda dengan karya
prosa fiksi. Prosa merupakan jenis karya
sastra yang dibedakan cerpen, roman, dan
novel (Jendela-sastra.com: 2015).
Suprapto berpendapat bahwa puisi
adalah ragam sastra yang bahasa terikat oleh
irama. Pendapat tersebut pada intinya
menyatakan bahwa puisi adalah salah satu
bentuk karya sastra yang memiliki ciri
tersendiri, baik dari susunan penulisan dan
pembacaan (adekku_bahasaku.blogspot:
2015).
II. METODE
Metode penelitian sastra adalah cara
yang dipilih oleh peneliti dengan
mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat
sastra sebagai subyek kajian. Sampai saat
ini, tampaknya dalam penelitian sastra
seringkali ada kerancuan antara pengguna
istilah metode, teknik, dan pendekatan.
Akibatnya, terjadi ketumpangtindihan
wilayah penelitian sastra. Metode
semestinya menyangkut cara yang
operasional dalam penelitian. Metode telah
membutuhkan langkah penelitian yang
pantas diikuti. Adapun teknik berhubungan
dengan proses pengambilan data dan analisis
penelitian (Endraswara, 2002:7).
Semi (2003:9) menyatakan
penelitian dapat dibagi dalam dua jenis
yaitupenelitian kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian kuantitatif mengunakan
pengukuran dan analisis statistik serta model
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 7||
perhitungan atau matetamtika, sedangkan
penelitian kualitatif yang diutamakan
adalah kedalaman penghayatan terhadap
interaksi antar konsep yang sedang dikaji
secara empiris dan benar.Metode kualitatif,
yaitu metode penelitian yang tidak
mengunakan kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan
perhitungan angak-angka, melainkan
kutipan-kutipan data dari noel yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini
tentu metode yang tepat digunakan dalam
penelitian karya sastra adalah metode
kualitatif (Moleong, 2005:4).
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan,
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian berjudul”PRASANGAKA
GENDER DALAM NOVEL HATI
SINDEN KARYA DWI
RAHAYUNINGSIH” tema mayor yang
terdapat Novel “ Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih.
Yaitu 1) Tema mayor ialah
ketabahan hati seorang wanita ketika harus
mengalami cobaan yang bertubi-tubi dalam
keluarga dan kisah asmara yang terjadi
dalam kehidupan. Sedangkan tema minor
dalam Novel “ Hati Sinden” adalah ketika
rumah tangga dan karier dipertaruhkan dan
banyak mengalami cobaan kehidupan, dan
kesetiaan berubah menjadi penghianatan
dari orang yang dicinta. Dan ketika hak
perempuan dan laki-laki dibedakan karna
status gender yang mengakibatkan
pertentangan yang terjadi, ini
mengakibatkan. 2) Gender dan
ketidakadilan, 3) Kekerasan dalam
perempuan, 4) Ibu dan ibu rumah tangga, 5)
Mendukung dan menolak subordinasi
gender.
Penokohan yang terdapat dalam
Novel “ Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih meliputi tokoh utama adalah
Sayem. Sayem adalah tokoh dimana dirinya
harus tambah ketika dihadapkan dengan
cobaan-cobaan dari kehidupan dan kisah
asmara yang menghampiri Sayem. Tokoh
pendamping adalah simbah, bapak dan pak
priyo mereka adalah sosok paling penting
146
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 7||
perhitungan atau matetamtika, sedangkan
penelitian kualitatif yang diutamakan
adalah kedalaman penghayatan terhadap
interaksi antar konsep yang sedang dikaji
secara empiris dan benar.Metode kualitatif,
yaitu metode penelitian yang tidak
mengunakan kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan
perhitungan angak-angka, melainkan
kutipan-kutipan data dari noel yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini
tentu metode yang tepat digunakan dalam
penelitian karya sastra adalah metode
kualitatif (Moleong, 2005:4).
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan,
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian berjudul”PRASANGAKA
GENDER DALAM NOVEL HATI
SINDEN KARYA DWI
RAHAYUNINGSIH” tema mayor yang
terdapat Novel “ Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih.
Yaitu 1) Tema mayor ialah
ketabahan hati seorang wanita ketika harus
mengalami cobaan yang bertubi-tubi dalam
keluarga dan kisah asmara yang terjadi
dalam kehidupan. Sedangkan tema minor
dalam Novel “ Hati Sinden” adalah ketika
rumah tangga dan karier dipertaruhkan dan
banyak mengalami cobaan kehidupan, dan
kesetiaan berubah menjadi penghianatan
dari orang yang dicinta. Dan ketika hak
perempuan dan laki-laki dibedakan karna
status gender yang mengakibatkan
pertentangan yang terjadi, ini
mengakibatkan. 2) Gender dan
ketidakadilan, 3) Kekerasan dalam
perempuan, 4) Ibu dan ibu rumah tangga, 5)
Mendukung dan menolak subordinasi
gender.
Penokohan yang terdapat dalam
Novel “ Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih meliputi tokoh utama adalah
Sayem. Sayem adalah tokoh dimana dirinya
harus tambah ketika dihadapkan dengan
cobaan-cobaan dari kehidupan dan kisah
asmara yang menghampiri Sayem. Tokoh
pendamping adalah simbah, bapak dan pak
priyo mereka adalah sosok paling penting
146
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 7||
perhitungan atau matetamtika, sedangkan
penelitian kualitatif yang diutamakan
adalah kedalaman penghayatan terhadap
interaksi antar konsep yang sedang dikaji
secara empiris dan benar.Metode kualitatif,
yaitu metode penelitian yang tidak
mengunakan kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan
perhitungan angak-angka, melainkan
kutipan-kutipan data dari noel yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini
tentu metode yang tepat digunakan dalam
penelitian karya sastra adalah metode
kualitatif (Moleong, 2005:4).
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan,
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian berjudul”PRASANGAKA
GENDER DALAM NOVEL HATI
SINDEN KARYA DWI
RAHAYUNINGSIH” tema mayor yang
terdapat Novel “ Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih.
Yaitu 1) Tema mayor ialah
ketabahan hati seorang wanita ketika harus
mengalami cobaan yang bertubi-tubi dalam
keluarga dan kisah asmara yang terjadi
dalam kehidupan. Sedangkan tema minor
dalam Novel “ Hati Sinden” adalah ketika
rumah tangga dan karier dipertaruhkan dan
banyak mengalami cobaan kehidupan, dan
kesetiaan berubah menjadi penghianatan
dari orang yang dicinta. Dan ketika hak
perempuan dan laki-laki dibedakan karna
status gender yang mengakibatkan
pertentangan yang terjadi, ini
mengakibatkan. 2) Gender dan
ketidakadilan, 3) Kekerasan dalam
perempuan, 4) Ibu dan ibu rumah tangga, 5)
Mendukung dan menolak subordinasi
gender.
Penokohan yang terdapat dalam
Novel “ Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih meliputi tokoh utama adalah
Sayem. Sayem adalah tokoh dimana dirinya
harus tambah ketika dihadapkan dengan
cobaan-cobaan dari kehidupan dan kisah
asmara yang menghampiri Sayem. Tokoh
pendamping adalah simbah, bapak dan pak
priyo mereka adalah sosok paling penting
146
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 8||
dalam kehidupan Sayem, mereka yang
selalu menguatkan hati sayem dan membuat
Sayem tegar menjalani kehidupan. Tokoh
bawahan adalah kang wesi, mbak ratmi dan
pendatang baru mereka adalah tokoh yang
selalu menasehati Sayem dan mengarahkan
Sayem ketika sayem mengalami masalah-
masalah yang meimpanya kecuali si
pedatang baru dia sangat iri kepada Sayem
sehingga menimbulkan perasaan dengki
yang membuat Sayem harus bersabar.
Tokoh figuran adalah sugi, tugiman dan
parno. Tokoh bayangan adalah kenur lan lek
atmo.
Perwatakan yang terdapat dalam
Novel “Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih meliputi perwatakan datar
adalah Pak Priyo dan perwatakan bulat
adalah Sayem.
Konflik yang terdapat dalam Novel “
Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih
meliputi konflik fisik adalah ketiaka Sayem
harus mencari nafkah dengan menyinden
dan dilecehkan didepan umum. Konflik
batin ketika Sayen dihadapkan dengan
wasita Bapak yang harus menerima
perjodohan yang saat itu usia Sayem masih
dua belas tahun. Konflik social yang terjadi
ketika Sayem dan Pak Priyo mengalami
cobaab rumah tangga dan harus membuat
Sayem bersabar dan menerima keadaan
bahwa Pak Priyo memiliki istri lagi.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2010. Pengantar ApresiasiKarya Sastra. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: RhinekaCipta.
Djajanegara, Soenarjati. 2010. Bahasa,Sastra dan Wanita. Jakarta: PustakaNasional
Endraswara, Suwardi. 2011. MetodologiPenelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Fakih, Mansyur. 2013. Analisis Gender danTransformasi Sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
J Moleong, Lexy. 2012. MetodologiPenelitian Kualitatif. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.
Karmini, Ni Nyoman. 2011.TeoriPengkajian Prosa Fiksi danDrama. Denpasar: Pustaka Larasan.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 8||
dalam kehidupan Sayem, mereka yang
selalu menguatkan hati sayem dan membuat
Sayem tegar menjalani kehidupan. Tokoh
bawahan adalah kang wesi, mbak ratmi dan
pendatang baru mereka adalah tokoh yang
selalu menasehati Sayem dan mengarahkan
Sayem ketika sayem mengalami masalah-
masalah yang meimpanya kecuali si
pedatang baru dia sangat iri kepada Sayem
sehingga menimbulkan perasaan dengki
yang membuat Sayem harus bersabar.
Tokoh figuran adalah sugi, tugiman dan
parno. Tokoh bayangan adalah kenur lan lek
atmo.
Perwatakan yang terdapat dalam
Novel “Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih meliputi perwatakan datar
adalah Pak Priyo dan perwatakan bulat
adalah Sayem.
Konflik yang terdapat dalam Novel “
Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih
meliputi konflik fisik adalah ketiaka Sayem
harus mencari nafkah dengan menyinden
dan dilecehkan didepan umum. Konflik
batin ketika Sayen dihadapkan dengan
wasita Bapak yang harus menerima
perjodohan yang saat itu usia Sayem masih
dua belas tahun. Konflik social yang terjadi
ketika Sayem dan Pak Priyo mengalami
cobaab rumah tangga dan harus membuat
Sayem bersabar dan menerima keadaan
bahwa Pak Priyo memiliki istri lagi.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2010. Pengantar ApresiasiKarya Sastra. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: RhinekaCipta.
Djajanegara, Soenarjati. 2010. Bahasa,Sastra dan Wanita. Jakarta: PustakaNasional
Endraswara, Suwardi. 2011. MetodologiPenelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Fakih, Mansyur. 2013. Analisis Gender danTransformasi Sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
J Moleong, Lexy. 2012. MetodologiPenelitian Kualitatif. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.
Karmini, Ni Nyoman. 2011.TeoriPengkajian Prosa Fiksi danDrama. Denpasar: Pustaka Larasan.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 8||
dalam kehidupan Sayem, mereka yang
selalu menguatkan hati sayem dan membuat
Sayem tegar menjalani kehidupan. Tokoh
bawahan adalah kang wesi, mbak ratmi dan
pendatang baru mereka adalah tokoh yang
selalu menasehati Sayem dan mengarahkan
Sayem ketika sayem mengalami masalah-
masalah yang meimpanya kecuali si
pedatang baru dia sangat iri kepada Sayem
sehingga menimbulkan perasaan dengki
yang membuat Sayem harus bersabar.
Tokoh figuran adalah sugi, tugiman dan
parno. Tokoh bayangan adalah kenur lan lek
atmo.
Perwatakan yang terdapat dalam
Novel “Hati Sinden” karya Dwi
Rahayuningsih meliputi perwatakan datar
adalah Pak Priyo dan perwatakan bulat
adalah Sayem.
Konflik yang terdapat dalam Novel “
Hati Sinden” karya Dwi Rahayuningsih
meliputi konflik fisik adalah ketiaka Sayem
harus mencari nafkah dengan menyinden
dan dilecehkan didepan umum. Konflik
batin ketika Sayen dihadapkan dengan
wasita Bapak yang harus menerima
perjodohan yang saat itu usia Sayem masih
dua belas tahun. Konflik social yang terjadi
ketika Sayem dan Pak Priyo mengalami
cobaab rumah tangga dan harus membuat
Sayem bersabar dan menerima keadaan
bahwa Pak Priyo memiliki istri lagi.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2010. Pengantar ApresiasiKarya Sastra. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: RhinekaCipta.
Djajanegara, Soenarjati. 2010. Bahasa,Sastra dan Wanita. Jakarta: PustakaNasional
Endraswara, Suwardi. 2011. MetodologiPenelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Fakih, Mansyur. 2013. Analisis Gender danTransformasi Sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
J Moleong, Lexy. 2012. MetodologiPenelitian Kualitatif. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.
Karmini, Ni Nyoman. 2011.TeoriPengkajian Prosa Fiksi danDrama. Denpasar: Pustaka Larasan.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 9||
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta: GajahMada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode,dan Teknik Penilaian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, danTeknik Penilaian Sastra DanStrukturalisme HinggaPostrukturalisme Perspektif WacanaNaratif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sutejo dan Kasnadi.2009.Menulis Kreaktif.Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Satori, Djam’an. 2010. Metode PenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.
Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung:Angkasa.
Staton, Robert. 2007. Teori Fiksi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugastuti, dkk. 2010. Gender danInferiritasPerempuan: Praktik Kritik SastraFeminis.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung:Angkasa
Pengertian Karya Satra,
(http://muhsyanur.blogspot.com/2014/06)apresiasi-karya-sastra-prosa-fiksi.diunduh 27 januari).
Pengertian Gender Satra,(www.dot.cendelasastra.com//wawasan/artikel/aliran-genre-sastra, diunduh 28 januari2015)
Pengertianteori,(https://ismayadwiagu
stina.wordpress.com/2012/11/26/peng
ertian-teori/,diunduh 12 Pebruari
2015).
Pengertiuan novel,
(https://andonggeong.blogspot.co.id/2015/03
/pengertian-novel-menurut-para-
ahli.html?m=1 Diunduh pada 12 januari
2016)
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 9||
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta: GajahMada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode,dan Teknik Penilaian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, danTeknik Penilaian Sastra DanStrukturalisme HinggaPostrukturalisme Perspektif WacanaNaratif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sutejo dan Kasnadi.2009.Menulis Kreaktif.Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Satori, Djam’an. 2010. Metode PenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.
Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung:Angkasa.
Staton, Robert. 2007. Teori Fiksi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugastuti, dkk. 2010. Gender danInferiritasPerempuan: Praktik Kritik SastraFeminis.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung:Angkasa
Pengertian Karya Satra,
(http://muhsyanur.blogspot.com/2014/06)apresiasi-karya-sastra-prosa-fiksi.diunduh 27 januari).
Pengertian Gender Satra,(www.dot.cendelasastra.com//wawasan/artikel/aliran-genre-sastra, diunduh 28 januari2015)
Pengertianteori,(https://ismayadwiagu
stina.wordpress.com/2012/11/26/peng
ertian-teori/,diunduh 12 Pebruari
2015).
Pengertiuan novel,
(https://andonggeong.blogspot.co.id/2015/03
/pengertian-novel-menurut-para-
ahli.html?m=1 Diunduh pada 12 januari
2016)
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
ELSA PUTRI NUR KHOIRIYAH | 11.1.01.07.0039FKIP – Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia
simki.unpkediri.ac.id|| 9||
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. TeoriPengkajian Fiksi. Yogyakarta: GajahMada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode,dan Teknik Penilaian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, danTeknik Penilaian Sastra DanStrukturalisme HinggaPostrukturalisme Perspektif WacanaNaratif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sutejo dan Kasnadi.2009.Menulis Kreaktif.Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Satori, Djam’an. 2010. Metode PenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.
Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung:Angkasa.
Staton, Robert. 2007. Teori Fiksi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugastuti, dkk. 2010. Gender danInferiritasPerempuan: Praktik Kritik SastraFeminis.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung:Angkasa
Pengertian Karya Satra,
(http://muhsyanur.blogspot.com/2014/06)apresiasi-karya-sastra-prosa-fiksi.diunduh 27 januari).
Pengertian Gender Satra,(www.dot.cendelasastra.com//wawasan/artikel/aliran-genre-sastra, diunduh 28 januari2015)
Pengertianteori,(https://ismayadwiagu
stina.wordpress.com/2012/11/26/peng
ertian-teori/,diunduh 12 Pebruari
2015).
Pengertiuan novel,
(https://andonggeong.blogspot.co.id/2015/03
/pengertian-novel-menurut-para-
ahli.html?m=1 Diunduh pada 12 januari
2016)