Upload
yasrin-karim
View
243
Download
26
Embed Size (px)
Citation preview
PRAKTIKUM KARTOGRAFI
ACARA IV
REPRESENTASI PERMUKAAN BUMI ( PEMBUATAN PROFIL)
PROGRAM STUDI S1 PEND.GEOGRAFI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO
2010
Nama : Yasrin Karim
NIM : 451 409 057
Kelas : Geografi B
Kelompok : I (Satu)
I. Judul :
REPRESENTASI PERMUKAAN BUMI (PEMBUATAN PROFIL)
II. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Agar praktikan memiliki keterampilan membuat profil permukaan
bumi dengan menggunakan peta rupa bumi.
b. Tujuan
Melatih para praktikan membuat profil permukaan bumi,
menggambarkan kenampakan-kenampakan dimensi permukaan bumi
yaitu horizontal dan vertikal, dan mengetahui perbedaan relief peta
yang dibuat dengan menunjukan kenampakan-kenampakan dimensi
ketinggian yang beragam.
III. Alat Dan Bahan
1) Alat tulis menulis ( pensil 2B, penghapus dan raphidograf/sejenisnya)
2) Kertas grafik/kertas milimeter
3) Peta RBI Atinggola skala 1 : 50.000
4) Kertas kalkir
IV. Prosedur Kerja
1) Menentukan lokasi atau daerah yang akan dibuat profilnya pada peta
RBI Atinggola skala 1 : 50.000 (diusahakan daerah yang memiliki
keragaman topografi atau relief)
2) Membuat petanya
3) Menarik garis melintang memotong garis kontur
4) Memberi simbol dikedua ujung garis tersebut seperti A dan B
5) Mengambil kertas grafik dengan lebar 5 cm dan panjang sesuai dengan
panjang garis yang dibuat atau lebih
6) Menempelkan kertas grafik tersebut dengan garis yang dibuat tadi
kemudian menandai dengan menggunakan pensil setiap garis yang
memotong garis kontur dikertas grafik
7) Setiap tanda atau titik mewakili satu ketinggian
8) Membuat garis horizontal dibagian bawah peta sepanjang garis sayatan
yang kita buat tadi. Garis ini mewakili jarak (H), kemudian membuat
garis tegak lurus/vertikal (V), diujung garis horizontal tadi. Garis ini
mewakili ketinggian
9) Menentukan skala H : Vnya, jika memakai H : V = 1 : 1 berarti setiap
kenaikan 1 mm mewakili 1 jarak horizontal, kemudian kertas grafik
yang telah ditandai seperti poin 6 disejajarkan dengan garis horizontal
yang dibuat kemudian dipindahkan setiap tanda yang ada pada garis
horizontal yang dibuat
10) Menandai ketinggian pada garis vertikal dan setiap titik yang ada akan
terwakili satu ketinggian kemudian dihubungkan
V. Kajian Teori
a. Representasi Relief
Secara sederhana relief dapat diartikan sebagai suatu konfigurasi
nyata dari permukaan bumi, yaitu perbedaan-perbedaan dalam
ketinggian dan kemiringan permukaan bumi. Relief merupkan
gambaran permukaan bumi di bidang datar yang menjabarkan
ketinggian dan kemiringan suatu tempat.
Relief dipresentasikan dengan cara membuat garis yang
menghubungkan titik di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian
yang sama yang disebut garis kontur. Pembuatan garis kontur pada
prinsipnya dilakukan secara logika, yaitu dengan cara interpolasi
terhadap titik-titik hasil pengukuran dilapangan.
Interpolasi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Interpolasi linier, yaitu dengan cara interpolasi garis kontur
mempergunakan perhitungan pada garis.
b. Interpolasi grafis yaitu dengan cara membagi garis menggunakan
garis lain dengan ukuran lebih mudah lalu digaris dengan
mempergunakan prinsip garis sejajar untuk mendapatkan ukuran
yang sebanding.
Beberapa kegunaan dari garis kontur adalah untuk mengetahui
bentuk lereng, besarnya kemiringan lereng dan menunjukkan bentuk
relief. Garis kontur yang rapat menunjukkan bentuk lereng yang terjal
sedangkan garis kontur yang renggang menunjukkan bentuk lereng
yang datar.
Cara hill shading, layer shading dan blok diagram dipakai agar kesan
tiga dimensi muncul dalam merepresentasikan relief suatu
kenampakan,. Pada prinsipnya, pembuatan hill shading adalah memberi
bayangan pada suatu gambaran relief pada garis kontur, sedangkan
layer shading menggunakan prinsip skala warna untuk mencerminkan
ketinggian.
Pada peta dasar, relief ini digunakan sebagai orientasi untuk
pembuatan peta tematik yang digunakan untuk keperluan bidang teknik
sipil, seperti misalnya pembuatan irigasi, jalan dan lain-lain.
b. Garis Kontur
Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah
informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk
menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi,
umumnya digunakan garis kontur (contour-lin).
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan
ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis
tinggi dan garis lengkung horisontal.
Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-
titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi
tertentu.
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-
garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang
mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu,
maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai
skala peta.
c. Interval Kontur dan Indeks Kontur
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang
berdekatan. Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang
berdekatan.
Pada suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding
terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin
banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil.
Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan
setiap kelipatan interval kontur tertentu; mis. Setiap 10 m atau yang
lainnya.
d. Sifat Garis Kontur
a. Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan
saling berpotongan.
b. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah
yang landai lebih jarang.
c. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu
garis.
d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang
menghadap ke bagian yang lebih rendah. Garis kontur pada
punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang menghadap ke
bagian yang lebih tinggi.
e. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90°
dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U
menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis
kontur yang menutup-melingkar.
g. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
h. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat
dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.
e. Teori Pembentukan Relief Bumi
Kontraksi
Kerak bumi mengalami pengerutan karena bagian dalamnya
mengalami pendinginan sebagai akibat konduksi panas
mengakibatkan terbentuknya pegunungan tinggi dan lembah-lembah
dipermukaan bumi
Laurasia-Gondwana
Mula-mula ada dua benua yang berlokasi di kedua kutub bumi.
benua tersebut diberi nama laurentia (laurasia) dan gondwana
kemudian keduanya bergerak kearah equator secara pelan-pelan,
terpecah-pecah membentuk benua-benua yang ada sekarang
Pergeseran benua
Dahulu mula-mula hanya ada satu benua yang disebut pangaa
(pangeae) kemudian pada permulaan mesozoikum benua tersebut
mulai bergeser perlahan-lahan ke arah equator dan barat sampai
terpecahdan mencapai posisi seperti yang ada sekarang ini Adapun penyebab gerakan tersebut dikemukakan sebagai akibat
rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal,menyebabkan
kecenderungan gerakan ke arah equator, serta adanya gaya tarik
antara bumi dan bulan menghasilkan gerakan ke arah baratseperti
halnya pada gelombang pasang (bulan bergerak dari arah barat ke
timur dalam gerakannya mengorbit bumi
Konveksi
Ada aliran konveksi di dalam lapisan astenosfer yang agak kental
dimana pengaruhnya sampai ke kerak bumi di atasnya merambat
menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak.gerak aliran ini
menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata
Selanjutnya aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di
mid oceanic ridge. di puncak mid oceanic ridge lava mengalir terus
dari dalam kemudian tersebar ke kedua sisinya,membeku dan
membentuk kerak bumi baru
Pergeseran dasar laut
Perkembangan penelitian topografi dasar laut membuktikan
terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggungan dasar laut ke
kedua sisinya, dimana makin jauh dari punggungan dasar laut makin
tua umurnya. adanya gerakan yang arahnya dari punggungan dasar
laut.
Contoh: mid atlantic ridge, east pasific rise, atlantic indian ridge,
pasific atlantic ridge
Lempeng Tektonik
Menyempurnakan teori-teori sebelumnya; kerak bumi bersama
lapisan lithosfer mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu
lempeng yang saling berhubungan, karena adanya aliran konveksi
yang keluar dari mid oceanic yang kemudian menyebar ke kedua
sisinya, setelah itu masuk kembali ke lapisan dalam
Daerah tempat masuknya materi tadi merupakan patahan
(transform fault) yang ditandai dengan deretan palung laut dan pulau
volkanis.
Pada transform fault ini aktivitas gempa bumi sangat banyak
akibat pergeseran kerak bumi yang berlangsung terus menerus
Masing-masing lempeng bergerak ke arah tertentu dengan
kecepatan berkisar 1 –13 cm/tahun.
f. Definisi Profil, Relief dan Relief Map
Profil merupakan bagian vertikal kerak bumi menunjukan cakrawala
yang berbeda atau profil lapisan.
Relief merupakan gambaran permukaan bumi dibidang datar yang
menjabarkan ketinggian dan kemiringan suatu tempat.
Relief map merupakan peta dengan masing-masing pixel warna-kode
sesuai dengan ketinggian tanah/lereng dilokasi tersebut.
g. Definisi DEM (Digital Elevation Model)
Digital Elevation Model (DEM) merupakan bentuk penyajian
ketinggian permukaan bumi secara digital. Dilihat dari distribusi titik
yang mewakili bentuk permukaan bumi dapat dibedakan dalam bentuk
teratur, semi teratur, dan acak. Sedangkan dilihat dari teknik
pengumpulan datanya dapat dibedakan dalam pengukuran secara
langsung pada objek (terestris), pengukuran pada model objek
(fotogrametris), dan dari sumber data peta analog (digitasi). Teknik
pembentukan DEM selain dari Terestris, Fotogrametris, dan Digitasi
adalah dengan pengukuran pada model objek, dapat dilakukan
seandainya dari citra yang dimiliki bisa direkonstruksikan dalam bentuk
model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia sepasang citra yang
mencakup wilayah yang sama.
Terdapat beberapa definisi tentang DEM, yaitu :
“DEM adalah teknik penyimpanan data tentang topografi suatu
terrain. Suatu DEM merupakan penyajian koordinat (X, Y, H) dari titik-
titik secara digital, yang mewakili bentuk topografi suatu terrain.”
[Dipokusumo dkk, 1983]
“Digital Elevation Model (DEM) adalah representasi statistik
permukaan tanah yang kontinyu dari titik-titik yang diketahui koordinat
X, Y, dan Z nya pada suatu sistem koordinat tertentu.” [Petrie dan
Kennie, 1991]
“DTM/DEM adalah suatu set pengukuran ketinggian dari titik-titik
yang tersebar di permukaan tanah. Digunakan untuk analisis topografi
daerah tersebut.” [Aronoff, 1991]
“DEM adalah suatu basis data dengan koordinat X, Y, Z, digunakan
untuk merepresentasikan permukaan tanah secara digital.” [Kingston
Centre for GIS,2002]
Dari beberapa defenisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
semua defenisi tersebut merujuk pada pemodelan permukaan bumi ke
dalam suatu model digital permukaan tanah tiga dimensi dari titik-titik
yang mewakili permukaan tanah tersebut.
DEM terbentuk dari titik-titik yang memiliki nilai koordinat 3D (X,
Y, Z). Permukaan tanah dimodelkan dengan memecah area menjadi
bidang-bidang yang terhubung satu sama lain dimana bidang-bidang
tersebut terbentuk oleh titik-titik pembentuk DEM. Titik-titik tersebut
dapat berupa titik sample permukaan tanah atau titik hasil interpolasi
atau ekstrapolasi titik-titik sample. Titik-titik sample merupakan titik-
titik yang didapat dari hasil sampling permukaan bumi, yaitu pekerjaan
pengukuran atau pengambilan data ketinggian titik-titik yang dianggap
dapat mewakili relief permukaan tanah. Data sampling titik-titik
tersebut kemudian diolah hingga didapat koordinat titik-titik sample.
Aplikasi Penggunaan DEM
DEM digunakan dalam berbagai apllikasi baik secara langsung
dalam bentuk visualisasi model permukaan tanah maupun dengan
diolah terlebih dahulu sehingga menjadi produk lain. Informasi dasar
yang diberikan DEM dan digunakan dalam pengolahan adalah
koordinat titik-titik pada permukaan tanah.
VI. Hasil
VII. Pembahasan
Pada praktikum Acara ke IV dengan tema Representasi Permukaan
Bumi (Pembuatan Profil), kami menggunakan peta RBI Atinggola dengan
skala 1 : 50.000 yang secara keseluruhan menggambarkan kenampakan-
kenampakan alamiah dan kenampakan-kenampakan buatan manusia.
Kenampakan-kenampakan alamiah misalnya sungai, danau, hutan dll.
Sedangkan kenampakan-kenampakan buatan manusia misalnya jalan,
kantor pemerintah, tempat ibadah, pemukiman dll.
Pada praktikum ke IV ini kami terlebih dahulu menentukan lokasi atau
daerah yang akan dibuat profilnya pada peta RBI Atinggola yang dijadikan
sebagai hasil dari praktikum ke IV ini. Diusahakan daerah yang akan
dibuat profilnya harus memiliki keragaman topografi atau relief contohnya
garis kontur.
Dari hasil praktikum yang telah kami peroleh, ukuran peta diperbesar
2 kali (ukuran 2cm x 2cm) dari ukuran peta sebenarnya (1cm x 1cm).
Berubahnya ukuran peta ini juga menyebabkan perubahan ukuran skala
peta dari 1 : 50.000 berubah menjadi 1 : 25.000 karena perubahan ukuran
peta berbanding lurus dengan perubahan ukuran skala peta.
Daerah yang sudah ditentukan untuk dibuat profilnya pada Peta RBI
Atinggola dengan ukuran 1cm x 1cm, skala 1 : 50.000 yang memilki nilai
interval kontur (Ci) = 25 m dan jarak antara titik A-B = 2cm serta jarak
profilnya 0,001cm diubah ukuran petanya/diperbesar 2 kali (2cm x 2cm),
dengan skala 1 : 25.000 dan memilki nilai interval kontur (Ci) = 1250cm,
jarak titik A-B = 4cm dan jarak profilnya 2 mm dikarenakan pada ukuran
peta sebenarnya, nilai dari jarak profilnya terlalu kecil sehingga
mempersulit para praktikan dalam pembuatan profil lokasi/daerah
dipermukaan bumi sehingga diperbesar 2 kali seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa nilai dari jarak profil yang diperbesar 2mm
mempermudah para praktikan dalam membuat profil daerah seperti yang
terlihat pada hasil praktikum diatas.
VIII. Kesimpulan
1. Secara sederhana relief dapat diartikan sebagai suatu konfigurasi nyata
dari permukaan bumi, yaitu perbedaan-perbedaan dalam ketinggian dan
kemiringan permukaan bumi. Relief merupkan gambaran permukaan bumi
di bidang datar yang menjabarkan ketinggian dan kemiringan suatu
tempat.
2. Profil merupakan bagian vertikal kerak bumi menunjukan cakrawala yang
berbeda atau profil lapisan.
3. Relief map merupakan peta dengan masing-masing pixel warna-kode
sesuai dengan ketinggian tanah/lereng dilokasi tersebut.
4. RBI Atinggola dengan skala 1 : 50.000 yang secara keseluruhan
menggambarkan kenampakan-kenampakan alamiah dan kenampakan-
kenampakan buatan manusia. Kenampakan-kenampakan alamiah misalnya
sungai, danau, hutan dll. Sedangkan kenampakan-kenampakan buatan
manusia misalnya jalan, kantor pemerintah, tempat ibadah, pemukiman dll.
5. Pada praktikum ke IV ini kami terlebih dahulu menentukan lokasi atau
daerah yang akan dibuat profilnya pada peta RBI Atinggola yang dijadikan
sebagai hasil dari praktikum ke IV ini. Diusahakan daerah yang akan
dibuat profilnya harus memiliki keragaman topografi atau relief contohnya
garis kontur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Definisi-DEM-Digital-Elevation-Model http://arryprasetya
.blogspot.com/2010/05/definisi-dem-digital-elevation-model.html
( Diakses tanggal 20 Desember 2010)
Anonim. 2010. Pendahuluan. http://www.docstoc.com/docs/47947432/
Bab-1-Pendahuluan ( diakses tanggal 20 Desember 2010)
Anonim. 2010. Representasi-Relief. http://earthy-moony.blogspot.com/2009
/11/Representasi-Relief.html ( Diakses tanggal 16 Desember 2010)
Anonim. 2010. Relief map. http://wiki.openstreetmap.org/wiki/Relief_map
( Diakses tanggal 20 Desember 2010)
Sune, Nawir dkk. 2010. Modul praktikum Kartografi . Gorontalo: UNG