Upload
andora46
View
218
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aaa
Citation preview
kardiomiopati
DEFINISIPeyakit kardiomiopati adalah kelainan progresif yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur atau terganggunya fungsi dinding otot pada bilik jantung sebelah bawah (ventrikel).
Terdapat 3 bentuk kardiomiopati:
1. Kardiomiopati Kongestif Yang Berdilatasi 2. Kardiomiopati Hipertrofik 3. Kardiomiopati Restriktif.
PENYEBABPenyebab kardiomiopati bisa berbagai penyakit yang telah diketahui atau bisa memiliki penyebab yang tidak diketahui.GEJALABeberapa penderita mungkin tidak mengalami gejala atau tanda kardiomiopati pada tahap awal penyakit kardiomiopati. tetapi sejalan dengan berkembangnya penyakit kardiomiopati, gejala kardiomiopati dan tanda biasanya muncul. Tanda atau gejala kardiomiopati biasanya meliputi:
Kehabisan nafas sewaktu mengerahkan tenaga atau bahkan sewaktu istirahat. Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki. Perut kembung berisi air. Merasa lelah. Detak jantung tidak beraturan yang dirasakan cepat, bergetar dan berdebar. pusing, kepala ringan dan pingsan.
Kardiomiopati jenis apapun bila tidak diobati, gejalanya akan membutuk.Pada penderita tertentu tabnda dan gejala kardiomiopati cepat sekali memburuk, sedangkan yang lain tidak memburuk dangan waktu yang lama.DIAGNOSADokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, dan menanyakan kapan gejala-gejala Anda muncul - misalnya, apakah olah raga menyebabkan gejala. Jika dokter Anda berpikir Anda mengalami cardiomyopathy, Anda mungkin perlu menjalani beberapa tes untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Tes ini meliputi:
Chest X-ray. Apakah gambar jantung Anda akan menunjukkan membesar. Echocardiogram. Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar jantung. Dokter Anda dapat menggunakan gambar ini untuk memeriksa ukuran jantungmu dan gerakan seperti debar.
Elektrokardiogram (EKG). Dalam tes non-invasif ini, elektroda patch melekat pada kulit Anda untuk mengukur impuls listrik dari jantung Anda. EKG dapat menunjukkan gangguan dalam aktivitas listrik jantung Anda, yang dapat mendeteksi irama jantung abnormal dan daerah cedera.
Kateterisasi dan biopsi jantung . Dalam prosedur ini, sebuah pipa kecil (kateter) yang dimasukkan di pangkal paha dan melalui pembuluh darah ke jantung, di mana
contoh kecil (biopsi) dari hati Anda dapat diekstraksi untuk analisa di laboratorium. Tekanan dalam kamar jantungmu dapat diukur untuk melihat seberapa kuat memompa darah melalui jantung Anda. Gambar dari arteri jantung dapat diambil selama prosedur (koroner angiogram) untuk memastikan bahwa jantung Anda tidak ada penyumbatan.
Cardiac Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI jantung adalah teknik pencitraan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menciptakan gambaran dari jantung Anda. MRI jantung sering digunakan selain echocardiography, terutama jika gambar dari ekokardiogram Anda tidak membantu dalam membuat diagnosis.
Tes darah. Satu tes darah dapat mengukur B-type natriuretic peptide (BNP), sebuah protein yang diproduksi di jantung Anda. Tingkat BNP dalam darah Anda meningkat ketika jantung Anda tertekan karena gagal jantung, komplikasi yang terjadi pada cardiomyopathy.
Berbagai tes darah lainnya dapat dilakukan, termasuk untuk memeriksa fungsi ginjal dan menemukan anemia dan masalah tiroid. Tingkat besi Anda dapat diukur. Memiliki terlalu banyak dapat menunjukkan gangguan kelebihan besi yang disebut hemochromatosis. Zat besi yang terakumulasi terlalu banyak dalam jantung Anda dapat melemahkan otot jantung dan menyebabkan kardiomiopati.PENCEGAHANDalam kebanyakan kasus, anda tidak dapat mencegah cardiomyopathy. Berritahu dokter Anda jika Anda memiliki riwayat keluarga kondisi. Jika cardiomyopathy didiagnosis dini, pengobatan dapat mencegah penyakit memburuk.
Anda dapat membantu mengurangi kesmungkinan untuk gagal jantung dengan menghindari beberapa kondisi yang dapat berkontribusi pada jantung yang lemah, termasuk penyalahgunaan alkohol atau kokain, atau tidak mendapatkan cukup vitamin dan mineral. Mengendalikan tekanan darah tinggi dengan diet dan olah raga juga mencegah gagal jantung di kemudian hari.
4. Patofisiologi
Kardiomiopati Dilatasi mengakibatkan disfungsi pada ventrikel kiri dan kanan sehingga
kekuatan kontraksi jantung menurun yang akan disertai penurunan kardiak outut.
Penurunan kardiak autput dapat berakibat pada beberapa hal yaitu :
� Penurunan CO akan meningkatkan preload sehingga kongestif paru juga meningkat
yang menyebabkan darah residu di ventrikel kanan berlebihan. Karena darah residu di darah
berlebihan maka tekanan di ventrikel kanan juga meningkat sehingga aliran darah di atrium
kanan terganggu, aliran balik vena kava serta vena hepatika menjadi terhambat yang
berefek pada peningkatan tekanan partial dan statis darah di vena portal. Stasis darah yang
berada di vena porta lama kelamaan menyebabkan vena di hepar semakin membesar
sehingga terjadilah hepatomegali. Hepatomegali yang terjadi pada klien dengan
kardiomiopati dilatasi akan mengkibatkan menurunnya fungsi hepar sebagai pembentuk
protein plasma yang mengatur perpindahan tekanan osmotik koloid dari cairan intraseluler
ke ekstraseluler. Terganggunya perpindahan CIS ke CES akan mengakibatkan terjadinya
asites.
� Penurunan CO akan diikuti penurunan suplai darah dan Oksigen ke tubuh sehingga
sup[lai dan kebuthan darah sera oksigen yang diperlukan tubuh menjadi tidak seimabng dan
perfusi jaringan menjadi terganggu yang berdampak pada kelemahan dan kelelahan pada
klien. Kelemahan dan kelelahan yang dialami klien menyebabkan intoleransi aktivitas
sehingga klien immobilisasi. Immobilisasi yan terlalu lama akan mengakibatka penekanan
yang menetap apda daerah yang ,menonjol sehingga sirkulasi jaringan pada area tersebut
akan terhambat dan terjadi hipoksia jaringan yang jika dibiarkan akan terjadi gangguan pada
integritas kulit.
� Penurunan CO mengakibatkan darah residu pada ventrikel kiri bertambah sehingga
tekanan dalam ventrikel kiri dan atrium kiri akan meningkat. Peningkatan tekanan ventrikel
kanan dan atrium kiri akan menghambat darah dari paru-pariu sehingga tekanan kapiler
paru akan meningkat melebihi tekanan osmotik koloid pada jaringan. Darah yang terhamabt
akan menjadi transudat intertisisal alveolar yang akan berdampak sesak pada klien.
� Pada penurunan CO mengakibatkan suplai darah ke ginjal menurun sehingga perfusi
ginjal juga menurun yang akan disertai penurunan filtrasi glomelurus. Hal-hal tersebut
menyebabkan vasokontrikasi pembuluh darah ginjal sehingga aldosteron meningkat.
Peningkatan aldosteron dan retensi natrium akan menyebbakan udema.
� Penurunan CO diiukti oleh penurunan suplai darah ke otak. Jika suplai darah ke otak
menurun menyebabkan perfusi di otak atau serebral terganggu yang dapat berakibat pada
perubahan status mental.
Gambar 2.2
Gambaran Kardiomiopati Dilatasi
(Ignatavicius et al,1995:919)
1. Dampak Terhadap Sistem Tubuh berkaitan Dengan Kebutuhan Dasar Manusia
a. Dampak Terhadap Sistem Tubuh
1) Sistem Pernafasan
Batuk dapat terjadi akibat darah kembali ke belakang entrikel menujupulmonary
vessels. Abnormalitas ketiaknyamanan bernafas atau dispneu dapat terjadi disebabkan
menurunnya pengisian ventrikel kiri, meningkatnya tekanan vena pulmonar dan pulmonar
kongestif.
Dispneu terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas.
Dispneu bahkan dapat terjadi saat istirahat matau dicetuskan oleh gerakan yang minimal
atau sedang. Dapat terjadi orttopnu, kesulitan bernafas saat berbaring. Pasien yang
mengalami ortopneu tidak akan mau berbaring, tetapi akan menggunakan bantal agar bisa
tegak di tempat tidur atau duduk di kursi, bahkan saat tidur.
2) Sistem Kardiovaskuler
Nyeri dada yang kemungkinan disebabkan adanya iskemik miokard. Adanya penurunanya
curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan produk sampah katabolisme yang tidak
adekuat dari jaringan menyebabkan kelemahan.
3) Sistem Pencernaan
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang maka tekanan dalam pembuluh
portal meningkat nsehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen, suatu kondisi yang
dinamakan asites. Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan
tekanan pada diafragma dan disstres pernafasan.
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan stasis
vena di dalam rongga abdomen.
4) Sistem Muskuloskeletal
Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga
terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang
terjadi akibat distres pernafasan dan batuk.
5) Sistem Persyarafan
Menurunnya perfusi serebral akibat menurunnya cardiac out put menyebabkan terjadinya
perubahan mental status.
6) Sistem Integumen
Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara bertahap bertambah ke
atas tungkai dan paha dan akhirnya ke genetalia ekstyerna dan tubuh bagian bawah. Edema
sakral sering jarang terjadi pada pasien yang berbaring lama, karena daerah sakral menjadi
daerah yang dependen. Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung bahkan
setelah penekanan ujung jari, baru jelas terlihat setelah terjadi retensi cairan paling tidak
sebanyak 4,5 kg.
7) Sistem Perkemihan
Nokturia, atau rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi karena perfusi renal didukung
oleh posisi penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering malam hari karena
curah jantung akan membaik dengan istirahat.
b. Dampak Terhadap Psikososial
Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stres akibat
kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik. Begitu
terjadi kecemasan, terjadi juga dispneu, yang pada gilirannya memperberat kecemasan,
menciptakan lingkaran setan.
2. Penatalaksanaan Medis
a. Obat Digitalis
Cardiak Output seperti digitalis mempunyai efek isotropic positif dan digunakan untuk
meninngalkan miokardium contractility dan cardiac output. Kegiatan mereka dengan
peningkatan cardiac output berlanjut dengan waktu kondisi, dan peningkatan refractory
period . Permulaan obat-obat tersebut diberikan dalam digitalis dosis untuk memperoleh
efisiensi cardiac output yang maksimal. Jika efektivitas obat itu diperoleh sangat besar, dosis
lebih rendah digunakan untuk pemeliharaan. Efek samping obat ini adalah mual dan
muntah.
b. Vasodilator
Vasodilator menyebabkan relaksasi otot secara halus oleh karena mempersatukan vena,
menurunkan resistensi peripheral, dan akhirnya menurunkan daya kerja jantung.
Vasodilator dalam dosis rendah adalah aktivitas penurunan kapiler pulmonary dan ventrikel
kiri sudut tekanan, dalam dosis tinggi, hal itu menurunkan kelebihan daya. Efek samping
obat ini diantaranya hipotensi, mual, muntah, sakit kepala atau compensatory.
c. Istirahat
Pasien harus diletakan pada posisi untuk menghindari ketidakperluan membuang energi.
Jika pasien dalam ortopneu harus didukung dalam posisi fowler yang tingi. Pasien harus
dimobilisasi secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah robeknyajaringan
dikarenakan tekanan dari edema.
d. Pemenuhan oksigen ke jaringan
Penambahan oksigen digunakan untuk menjamin secara adekuat oksigen ke sel-sel. Selama
pemberian oksigen ini, harus diobservasi warna, respirasi dan tanda-tanda vital.
e. Menurunkan volume darah
Bila payah jantung, hal itu menyulitkan sirkulasi darah, dan akumulasi cairan di dalam
jaringan. Volume darah dapat diturunkan dengan menggunakan diuretic, diet pembatasan
sodium. Bila perlu dilakukan paracentesisi untuk mengangkat kelebihan cairan di operut.
Perubahan CVP, berat badan dan tekanan artery pulmonary adalah kemajuan yangbaik
dalam indikasi mengurangi volume darah. Seperti volume darah diturunkan penguatan
kardiak akan meningkat dan oksigen ke sel-sel diperbaiki.
f. Terapi dengan diuretic
Diuretik digunakan untuk meningkatkan pengeluaran cairan secara cepat. Bila pasien diberi
diuretic, biasanya pasien menjadi lemah atau kebimbangan. Harus diobservasi kehilangan
elektrolit, ketika diuretic digunakan. Kehilangan tersebut dapat berupa kehilangan
potassium, klorida, sodium, dan calsium. Kehilangan pitasium dan klorida dapat menajdi
asidosis metabolic. Observasi juga tanda-tanda kehilangan elektrolit yaitu haus, kram, pada
poerut, lemah, banyak tidur, kejang otot.
g. Diet pembatasan sodium
Membatasi pemasukan sodium dalam cara lain, sehingga darah dapat diturunkan. Sodium
menyeabkan retensi air, sumber eliminasi diet dari sodium dapat mencegah dan mengontrol
rtensi cairan.
h. Rotating tourniquets
Memberikan tourniquet pada tungkai menurunkan kembalinya darah vena. Sirkulasi darah
vena di tungkai bawah dibatasi, dan muatan kerja dari jantung diperkecil/dikurangi.
Tourniquet biasanya digunakan selama dekompensasi dan edema pulmonary keras dan
hanya sampai kekuatan kardiak ditingkatkan. Beberapa ahli menentang penggunaan ini
karena menyebabkan darah berkumpul pada ekstremitas bagian bawah, tergantung pada
posisi.
i. Pembedahan
Transplantasi jantung adalah pilihan pengobatan pada klien dengan kardiomiopati dilatasi
berat (DCM) Kriteria untuk seleksi dilakukannya transplantasi jantung adalah:
§ Harapan hidup kurang dari 1 tahun
§ Umur lebih muda dari 65 tahun
§ New York Heart Association (NYHA) kelas III-IV
§ Normal atau dengan peningkatan resistensi pulmonal yang sedikit
§ Tidak adanya infeksi aktif
§ Status psikososial yang stabil
§ Tidak adanya penyalahgunaan obat atau alkohol
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang logis dan
sistematis, dinamis, dan teratur yang memerlukan pendekatan, perencanaan, dan
pelaksanan asuhan keperawatan yang metodis dan teratur dengan mempertimbangkan ciri-
ciri pasien yang bersifat bio-psiko-sosial-spiritual maupun masalah kesehatannya. (Depkes
R.I, 1994:22).
Perawatan dalam memberikan asuhan keperawatan klien harus melalui proses keperawatan
sesuai dengan teori dan konsep keperawatan dan diimplementasikan secara terpadu dalam
tahapan yang terorganisir meliputi pengkajian, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Data Demografi
Angka kejadian kardiomiopati dilatasi adalah 2 X terjadi pada laki-laki dan terjadi pada usia
pertengahan. (Ignatavicius et al, 1995:919)
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Umumnya klien datang dengan keluhan adanya sesak. Sesa yang dirasakan bertambah bila
dilakukan aktivitas dan tidur terlentang dan berkurang bila diistirahatkan dan memakai 2-3
bantal. Sesak dirasakan pada daerah dada dan seperti tertindih benda berat. Skala sesak 0-4
dan dirasakan sering pada siang dan malam hari.
b) Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya Kelainan autoimun, Hipertensi sistemik, Autoantibodi yaituantimyocardial
antibodies, Proses infeksi (infeksi bakteri/virus), Gangguan metabolik (defisiensi thiamine
dan scurvy), gangguan imunitas (leukimia), Kehamilan dan kelainan post partum, toxic
proses (alkohol dan chemoterapi), proses infiltrasi (amyloidosis dan kanker)
c) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya anggota keluarga / lingkungan yang mempunyai penyakit menular infeksi seperti
TB dan hepatitis. Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi, jantung dan diabetes melitus di
keluarga, bila ada cantumkan dalam genogram.
3) Pola Aktivitas Sehari-hari
Nutrisi klien dikaji adanya konsumsi garam, lemak, gula dan kafein dan jenis makanan. Klien
mungkin akan merasa haus dan minum berlebihan (4000-5000 mL) akibat sekresi
aldosteron. Adanya penurunan aktivitas dan aktivitas sehari-harinya (ADL) akibat adanya
lemah, letih dan adanya dispneu. Istirahat terganggu akibat dispneu dan sering terbangun
pada malam hari untuk eliminasi BAK.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Pernafasan
Dispneu saat beraktivitas, Paroksimal Nokturnal Dispneu, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bnatal, Batuk dengan/ tanpa pembentukan sputum, riwayat paru kronis,
penggunaan bantuan pernafasan (oksigen dan medikasi), nafas dangkal,takipneu,
penggunaan otot aksesori pernafasan.bunyi nafas mungkin tidak terdengar, dengan krakels
basilar dan mengi.
b) Sistem Kardiovaskular
Distensi vena jugularis, pembesaran jantung, adanya nyeri dada, suara s3 dan s4 pada
auskultasi jantung ,tekanan darah normal/turun, takikardi, disritmia (fibril atrium, blok
jnatung dll)nadi perifer mungkin berkurang,;perubahan denyutan dapat terjadi;nadi sentral
mungkin kuat, punggung kuku pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
c) Sistem Pencernaan
Kaji adanya peningkatan berat badan secara signifikan, mual dan muntah, anorexia, adanya
nyeri abdomen kanan atas, hepatomegali dan asites
d) Sistem Muskuloskeletal
Kelelahan, kelemahan, sakit pada otot dan kehilangan kekuatan/ tonus otot.
e) Sistem Persyarafan
Kaji adanya rasa pening, perubahan prilaku, penurunana kesadaran dan disorientasi
f) Sistem Perkemihan
Kaji adanya nokturia dan penurunanan berkemih, urine berwarna gelap, penggunaan dan
keadaan kateterisasi .
g) Sistem Integumen
Pittimg edema pada bagian tubuh bawah, dan kulit teraba dingin, adanya kebiruan, pucat,
abu-abu dan sianotik , dan adanya kulit yang lecet.
5) Data psikologis
Kaji adanya kecemasan, gelisah dan konsep diri dan koping klien akibat penyakit,
keprihatinan finansial dan hospitalisasi.
6) Data sosial
Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya sehubungan dengan kondisi sekitarnya,
hubungan klien dengan perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya. Biasanya klien akan ikut
serta dalam aktivitas sosial atau menarik diri akibat adanya dispneu, kelemahan dan
kelelahan.
7) Data spiritual
Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap penyakitnya dihubungkan dengan
agama yang dianutnya.. Biasanya klien akan merasa kesulitan dalam menjalankan
ibadahnya.
8) Data Penunjang
(a) Pemeriksaan Laboratorium
Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri.
Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura
Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan
segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular. Kadang-kadang
ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard.
Ekokardiografi : Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri, dan kelainan katup
mitral waktu diastolik, akibat complience dan tekanan pengisian yang abnormal.
Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir
diastolik dan akhir sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi
(EF) mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta bisa terjadi
lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-
ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang
berkurang.
Sadapan jantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel kiri membesar serta fungsinya
berkurang, regurgitasi mitral dan atau trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan
pengisian intraventrikular meninggi dan tekanan atrium meningkat.
Bila terdapat pula gagal ventrikel kanan, tekanan akhir diastolik ventrikel kanan, atrium
kanan dan desakan vena sentralis akan tinggi. Dengan angiografi ventrikel kiri dapat
disingkirkan dana neurisma ventrikel sebagai penyebab gagal jantung.