11
kardiomiopati DEFINISI Peyakit kardiomiopati adalah kelainan progresif yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur atau terganggunya fungsi dinding otot pada bilik jantung sebelah bawah (ventrikel). Terdapat 3 bentuk kardiomiopati: 1. Kardiomiopati Kongestif Yang Berdilatasi 2. Kardiomiopati Hipertrofik 3. Kardiomiopati Restriktif. PENYEBAB Penyebab kardiomiopati bisa berbagai penyakit yang telah diketahui atau bisa memiliki penyebab yang tidak diketahui. GEJALA Beberapa penderita mungkin tidak mengalami gejala atau tanda kardiomiopati pada tahap awal penyakit kardiomiopati. tetapi sejalan dengan berkembangnya penyakit kardiomiopati, gejala kardiomiopati dan tanda biasanya muncul. Tanda atau gejala kardiomiopati biasanya meliputi: Kehabisan nafas sewaktu mengerahkan tenaga atau bahkan sewaktu istirahat. Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki. Perut kembung berisi air. Merasa lelah. Detak jantung tidak beraturan yang dirasakan cepat, bergetar dan berdebar. pusing, kepala ringan dan pingsan. Kardiomiopati jenis apapun bila tidak diobati, gejalanya akan membutuk.Pada penderita tertentu tabnda dan gejala kardiomiopati cepat sekali memburuk, sedangkan yang lain tidak memburuk dangan waktu yang lama. DIAGNOSA Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, dan menanyakan kapan gejala-gejala Anda muncul - misalnya, apakah olah raga menyebabkan gejala. Jika dokter Anda berpikir Anda mengalami

kardiomiopat1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaa

Citation preview

Page 1: kardiomiopat1

kardiomiopati

DEFINISIPeyakit kardiomiopati adalah kelainan progresif yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur atau terganggunya fungsi dinding otot pada bilik jantung sebelah bawah (ventrikel).

Terdapat 3 bentuk kardiomiopati:

1. Kardiomiopati Kongestif Yang Berdilatasi 2. Kardiomiopati Hipertrofik 3. Kardiomiopati Restriktif.

PENYEBABPenyebab kardiomiopati bisa berbagai penyakit yang telah diketahui atau bisa memiliki penyebab yang tidak diketahui.GEJALABeberapa penderita mungkin tidak mengalami gejala atau tanda kardiomiopati pada tahap awal penyakit kardiomiopati. tetapi sejalan dengan berkembangnya penyakit kardiomiopati, gejala kardiomiopati dan tanda biasanya muncul. Tanda atau gejala kardiomiopati biasanya meliputi:

Kehabisan nafas sewaktu mengerahkan tenaga atau bahkan sewaktu istirahat. Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki. Perut kembung berisi air. Merasa lelah. Detak jantung tidak beraturan yang dirasakan cepat, bergetar dan berdebar. pusing, kepala ringan dan pingsan.

Kardiomiopati jenis apapun bila tidak diobati, gejalanya akan membutuk.Pada penderita tertentu tabnda dan gejala kardiomiopati cepat sekali memburuk, sedangkan yang lain tidak memburuk dangan waktu yang lama.DIAGNOSADokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, dan menanyakan kapan gejala-gejala Anda muncul - misalnya, apakah olah raga menyebabkan gejala. Jika dokter Anda berpikir Anda mengalami cardiomyopathy, Anda mungkin perlu menjalani beberapa tes untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Tes ini meliputi:

Chest X-ray. Apakah gambar jantung Anda akan menunjukkan membesar. Echocardiogram. Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk

menghasilkan gambar jantung. Dokter Anda dapat menggunakan gambar ini untuk memeriksa ukuran jantungmu dan gerakan seperti debar.

Elektrokardiogram (EKG). Dalam tes non-invasif ini, elektroda patch melekat pada kulit Anda untuk mengukur impuls listrik dari jantung Anda. EKG dapat menunjukkan gangguan dalam aktivitas listrik jantung Anda, yang dapat mendeteksi irama jantung abnormal dan daerah cedera.

Kateterisasi dan biopsi jantung . Dalam prosedur ini, sebuah pipa kecil (kateter) yang dimasukkan di pangkal paha dan melalui pembuluh darah ke jantung, di mana

Page 2: kardiomiopat1

contoh kecil (biopsi) dari hati Anda dapat diekstraksi untuk analisa di laboratorium. Tekanan dalam kamar jantungmu dapat diukur untuk melihat seberapa kuat memompa darah melalui jantung Anda. Gambar dari arteri jantung dapat diambil selama prosedur (koroner angiogram) untuk memastikan bahwa jantung Anda tidak ada penyumbatan.

Cardiac Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI jantung adalah teknik pencitraan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menciptakan gambaran dari jantung Anda. MRI jantung sering digunakan selain echocardiography, terutama jika gambar dari ekokardiogram Anda tidak membantu dalam membuat diagnosis.

Tes darah. Satu tes darah dapat mengukur B-type natriuretic peptide (BNP), sebuah protein yang diproduksi di jantung Anda. Tingkat BNP dalam darah Anda meningkat ketika jantung Anda tertekan karena gagal jantung, komplikasi yang terjadi pada cardiomyopathy.

Berbagai tes darah lainnya dapat dilakukan, termasuk untuk memeriksa fungsi ginjal dan menemukan anemia dan masalah tiroid. Tingkat besi Anda dapat diukur. Memiliki terlalu banyak dapat menunjukkan gangguan kelebihan besi yang disebut hemochromatosis. Zat besi yang terakumulasi terlalu banyak dalam jantung Anda dapat melemahkan otot jantung dan menyebabkan kardiomiopati.PENCEGAHANDalam kebanyakan kasus, anda tidak dapat mencegah cardiomyopathy. Berritahu dokter Anda jika Anda memiliki riwayat keluarga kondisi. Jika cardiomyopathy didiagnosis dini, pengobatan dapat mencegah penyakit memburuk.

Anda dapat membantu mengurangi kesmungkinan untuk gagal jantung dengan menghindari beberapa kondisi yang dapat berkontribusi pada jantung yang lemah, termasuk penyalahgunaan alkohol atau kokain, atau tidak mendapatkan cukup vitamin dan mineral. Mengendalikan tekanan darah tinggi dengan diet dan olah raga juga mencegah gagal jantung di kemudian hari.

4. Patofisiologi

Kardiomiopati Dilatasi mengakibatkan disfungsi pada ventrikel kiri dan kanan sehingga

kekuatan kontraksi jantung menurun yang akan disertai penurunan kardiak outut.

Penurunan kardiak autput dapat berakibat pada beberapa hal yaitu :

� Penurunan CO akan meningkatkan preload sehingga kongestif paru juga meningkat

yang menyebabkan darah residu di ventrikel kanan berlebihan. Karena darah residu di darah

berlebihan maka tekanan di ventrikel kanan juga meningkat sehingga aliran darah di atrium

kanan terganggu, aliran balik vena kava serta vena hepatika menjadi terhambat yang

berefek pada peningkatan tekanan partial dan statis darah di vena portal. Stasis darah yang

berada di vena porta lama kelamaan menyebabkan vena di hepar semakin membesar

sehingga terjadilah hepatomegali. Hepatomegali yang terjadi pada klien dengan

kardiomiopati dilatasi akan mengkibatkan menurunnya fungsi hepar sebagai pembentuk

protein plasma yang mengatur perpindahan tekanan osmotik koloid dari cairan intraseluler

Page 3: kardiomiopat1

ke ekstraseluler. Terganggunya perpindahan CIS ke CES akan mengakibatkan terjadinya

asites.

� Penurunan CO akan diikuti penurunan suplai darah dan Oksigen ke tubuh sehingga

sup[lai dan kebuthan darah sera oksigen yang diperlukan tubuh menjadi tidak seimabng dan

perfusi jaringan menjadi terganggu yang berdampak pada kelemahan dan kelelahan pada

klien. Kelemahan dan kelelahan yang dialami klien menyebabkan intoleransi aktivitas

sehingga klien immobilisasi. Immobilisasi yan terlalu lama akan mengakibatka penekanan

yang menetap apda daerah yang ,menonjol sehingga sirkulasi jaringan pada area tersebut

akan terhambat dan terjadi hipoksia jaringan yang jika dibiarkan akan terjadi gangguan pada

integritas kulit.

� Penurunan CO mengakibatkan darah residu pada ventrikel kiri bertambah sehingga

tekanan dalam ventrikel kiri dan atrium kiri akan meningkat. Peningkatan tekanan ventrikel

kanan dan atrium kiri akan menghambat darah dari paru-pariu sehingga tekanan kapiler

paru akan meningkat melebihi tekanan osmotik koloid pada jaringan. Darah yang terhamabt

akan menjadi transudat intertisisal alveolar yang akan berdampak sesak pada klien.

� Pada penurunan CO mengakibatkan suplai darah ke ginjal menurun sehingga perfusi

ginjal juga menurun yang akan disertai penurunan filtrasi glomelurus. Hal-hal tersebut

menyebabkan vasokontrikasi pembuluh darah ginjal sehingga aldosteron meningkat.

Peningkatan aldosteron dan retensi natrium akan menyebbakan udema.

� Penurunan CO diiukti oleh penurunan suplai darah ke otak. Jika suplai darah ke otak

menurun menyebabkan perfusi di otak atau serebral terganggu yang dapat berakibat pada

perubahan status mental.

Gambar 2.2

Gambaran Kardiomiopati Dilatasi

(Ignatavicius et al,1995:919)

1. Dampak Terhadap Sistem Tubuh berkaitan Dengan Kebutuhan Dasar Manusia

a. Dampak Terhadap Sistem Tubuh

1) Sistem Pernafasan

Batuk dapat terjadi akibat darah kembali ke belakang entrikel menujupulmonary

vessels. Abnormalitas ketiaknyamanan bernafas atau dispneu dapat terjadi disebabkan

menurunnya pengisian ventrikel kiri, meningkatnya tekanan vena pulmonar dan pulmonar

kongestif.

Dispneu terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas.

Dispneu bahkan dapat terjadi saat istirahat matau dicetuskan oleh gerakan yang minimal

atau sedang. Dapat terjadi orttopnu, kesulitan bernafas saat berbaring. Pasien yang

Page 4: kardiomiopat1

mengalami ortopneu tidak akan mau berbaring, tetapi akan menggunakan bantal agar bisa

tegak di tempat tidur atau duduk di kursi, bahkan saat tidur.

2) Sistem Kardiovaskuler

Nyeri dada yang kemungkinan disebabkan adanya iskemik miokard. Adanya penurunanya

curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan produk sampah katabolisme yang tidak

adekuat dari jaringan menyebabkan kelemahan.

3) Sistem Pencernaan

Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat

pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang maka tekanan dalam pembuluh

portal meningkat nsehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen, suatu kondisi yang

dinamakan asites. Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan

tekanan pada diafragma dan disstres pernafasan.

Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan stasis

vena di dalam rongga abdomen.

4) Sistem Muskuloskeletal

Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari

sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga

terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang

terjadi akibat distres pernafasan dan batuk.

5) Sistem Persyarafan

Menurunnya perfusi serebral akibat menurunnya cardiac out put menyebabkan terjadinya

perubahan mental status.

6) Sistem Integumen

Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara bertahap bertambah ke

atas tungkai dan paha dan akhirnya ke genetalia ekstyerna dan tubuh bagian bawah. Edema

sakral sering jarang terjadi pada pasien yang berbaring lama, karena daerah sakral menjadi

daerah yang dependen. Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung bahkan

setelah penekanan ujung jari, baru jelas terlihat setelah terjadi retensi cairan paling tidak

sebanyak 4,5 kg.

7) Sistem Perkemihan

Nokturia, atau rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi karena perfusi renal didukung

oleh posisi penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering malam hari karena

curah jantung akan membaik dengan istirahat.

b. Dampak Terhadap Psikososial

Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stres akibat

kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik. Begitu

Page 5: kardiomiopat1

terjadi kecemasan, terjadi juga dispneu, yang pada gilirannya memperberat kecemasan,

menciptakan lingkaran setan.

2. Penatalaksanaan Medis

a. Obat Digitalis

Cardiak Output seperti digitalis mempunyai efek isotropic positif dan digunakan untuk

meninngalkan miokardium contractility dan cardiac output. Kegiatan mereka dengan

peningkatan cardiac output berlanjut dengan waktu kondisi, dan peningkatan refractory

period . Permulaan obat-obat tersebut diberikan dalam digitalis dosis untuk memperoleh

efisiensi cardiac output yang maksimal. Jika efektivitas obat itu diperoleh sangat besar, dosis

lebih rendah digunakan untuk pemeliharaan. Efek samping obat ini adalah mual dan

muntah.

b. Vasodilator

Vasodilator menyebabkan relaksasi otot secara halus oleh karena mempersatukan vena,

menurunkan resistensi peripheral, dan akhirnya menurunkan daya kerja jantung.

Vasodilator dalam dosis rendah adalah aktivitas penurunan kapiler pulmonary dan ventrikel

kiri sudut tekanan, dalam dosis tinggi, hal itu menurunkan kelebihan daya. Efek samping

obat ini diantaranya hipotensi, mual, muntah, sakit kepala atau compensatory.

c. Istirahat

Pasien harus diletakan pada posisi untuk menghindari ketidakperluan membuang energi.

Jika pasien dalam ortopneu harus didukung dalam posisi fowler yang tingi. Pasien harus

dimobilisasi secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah robeknyajaringan

dikarenakan tekanan dari edema.

d. Pemenuhan oksigen ke jaringan

Penambahan oksigen digunakan untuk menjamin secara adekuat oksigen ke sel-sel. Selama

pemberian oksigen ini, harus diobservasi warna, respirasi dan tanda-tanda vital.

e. Menurunkan volume darah

Bila payah jantung, hal itu menyulitkan sirkulasi darah, dan akumulasi cairan di dalam

jaringan. Volume darah dapat diturunkan dengan menggunakan diuretic, diet pembatasan

sodium. Bila perlu dilakukan paracentesisi untuk mengangkat kelebihan cairan di operut.

Perubahan CVP, berat badan dan tekanan artery pulmonary adalah kemajuan yangbaik

dalam indikasi mengurangi volume darah. Seperti volume darah diturunkan penguatan

kardiak akan meningkat dan oksigen ke sel-sel diperbaiki.

f. Terapi dengan diuretic

Diuretik digunakan untuk meningkatkan pengeluaran cairan secara cepat. Bila pasien diberi

diuretic, biasanya pasien menjadi lemah atau kebimbangan. Harus diobservasi kehilangan

elektrolit, ketika diuretic digunakan. Kehilangan tersebut dapat berupa kehilangan

potassium, klorida, sodium, dan calsium. Kehilangan pitasium dan klorida dapat menajdi

Page 6: kardiomiopat1

asidosis metabolic. Observasi juga tanda-tanda kehilangan elektrolit yaitu haus, kram, pada

poerut, lemah, banyak tidur, kejang otot.

g. Diet pembatasan sodium

Membatasi pemasukan sodium dalam cara lain, sehingga darah dapat diturunkan. Sodium

menyeabkan retensi air, sumber eliminasi diet dari sodium dapat mencegah dan mengontrol

rtensi cairan.

h. Rotating tourniquets

Memberikan tourniquet pada tungkai menurunkan kembalinya darah vena. Sirkulasi darah

vena di tungkai bawah dibatasi, dan muatan kerja dari jantung diperkecil/dikurangi.

Tourniquet biasanya digunakan selama dekompensasi dan edema pulmonary keras dan

hanya sampai kekuatan kardiak ditingkatkan. Beberapa ahli menentang penggunaan ini

karena menyebabkan darah berkumpul pada ekstremitas bagian bawah, tergantung pada

posisi.

i. Pembedahan

Transplantasi jantung adalah pilihan pengobatan pada klien dengan kardiomiopati dilatasi

berat (DCM) Kriteria untuk seleksi dilakukannya transplantasi jantung adalah:

§ Harapan hidup kurang dari 1 tahun

§ Umur lebih muda dari 65 tahun

§ New York Heart Association (NYHA) kelas III-IV

§ Normal atau dengan peningkatan resistensi pulmonal yang sedikit

§ Tidak adanya infeksi aktif

§ Status psikososial yang stabil

§ Tidak adanya penyalahgunaan obat atau alkohol

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang logis dan

sistematis, dinamis, dan teratur yang memerlukan pendekatan, perencanaan, dan

pelaksanan asuhan keperawatan yang metodis dan teratur dengan mempertimbangkan ciri-

ciri pasien yang bersifat bio-psiko-sosial-spiritual maupun masalah kesehatannya. (Depkes

R.I, 1994:22).

Perawatan dalam memberikan asuhan keperawatan klien harus melalui proses keperawatan

sesuai dengan teori dan konsep keperawatan dan diimplementasikan secara terpadu dalam

tahapan yang terorganisir meliputi pengkajian, perencanaan keperawatan, tindakan

keperawatan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Data Demografi

Page 7: kardiomiopat1

Angka kejadian kardiomiopati dilatasi adalah 2 X terjadi pada laki-laki dan terjadi pada usia

pertengahan. (Ignatavicius et al, 1995:919)

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Umumnya klien datang dengan keluhan adanya sesak. Sesa yang dirasakan bertambah bila

dilakukan aktivitas dan tidur terlentang dan berkurang bila diistirahatkan dan memakai 2-3

bantal. Sesak dirasakan pada daerah dada dan seperti tertindih benda berat. Skala sesak 0-4

dan dirasakan sering pada siang dan malam hari.

b) Riwayat Penyakit Dahulu

Kaji adanya Kelainan autoimun, Hipertensi sistemik, Autoantibodi yaituantimyocardial

antibodies, Proses infeksi (infeksi bakteri/virus), Gangguan metabolik (defisiensi thiamine

dan scurvy), gangguan imunitas (leukimia), Kehamilan dan kelainan post partum, toxic

proses (alkohol dan chemoterapi), proses infiltrasi (amyloidosis dan kanker)

c) Riwayat kesehatan keluarga

Kaji adanya anggota keluarga / lingkungan yang mempunyai penyakit menular infeksi seperti

TB dan hepatitis. Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi, jantung dan diabetes melitus di

keluarga, bila ada cantumkan dalam genogram.

3) Pola Aktivitas Sehari-hari

Nutrisi klien dikaji adanya konsumsi garam, lemak, gula dan kafein dan jenis makanan. Klien

mungkin akan merasa haus dan minum berlebihan (4000-5000 mL) akibat sekresi

aldosteron. Adanya penurunan aktivitas dan aktivitas sehari-harinya (ADL) akibat adanya

lemah, letih dan adanya dispneu. Istirahat terganggu akibat dispneu dan sering terbangun

pada malam hari untuk eliminasi BAK.

4) Pemeriksaan Fisik

a) Sistem Pernafasan

Dispneu saat beraktivitas, Paroksimal Nokturnal Dispneu, tidur sambil duduk atau dengan

beberapa bnatal, Batuk dengan/ tanpa pembentukan sputum, riwayat paru kronis,

penggunaan bantuan pernafasan (oksigen dan medikasi), nafas dangkal,takipneu,

penggunaan otot aksesori pernafasan.bunyi nafas mungkin tidak terdengar, dengan krakels

basilar dan mengi.

b) Sistem Kardiovaskular

Distensi vena jugularis, pembesaran jantung, adanya nyeri dada, suara s3 dan s4 pada

auskultasi jantung ,tekanan darah normal/turun, takikardi, disritmia (fibril atrium, blok

jnatung dll)nadi perifer mungkin berkurang,;perubahan denyutan dapat terjadi;nadi sentral

mungkin kuat, punggung kuku pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.

c) Sistem Pencernaan

Page 8: kardiomiopat1

Kaji adanya peningkatan berat badan secara signifikan, mual dan muntah, anorexia, adanya

nyeri abdomen kanan atas, hepatomegali dan asites

d) Sistem Muskuloskeletal

Kelelahan, kelemahan, sakit pada otot dan kehilangan kekuatan/ tonus otot.

e) Sistem Persyarafan

Kaji adanya rasa pening, perubahan prilaku, penurunana kesadaran dan disorientasi

f) Sistem Perkemihan

Kaji adanya nokturia dan penurunanan berkemih, urine berwarna gelap, penggunaan dan

keadaan kateterisasi .

g) Sistem Integumen

Pittimg edema pada bagian tubuh bawah, dan kulit teraba dingin, adanya kebiruan, pucat,

abu-abu dan sianotik , dan adanya kulit yang lecet.

5) Data psikologis

Kaji adanya kecemasan, gelisah dan konsep diri dan koping klien akibat penyakit,

keprihatinan finansial dan hospitalisasi.

6) Data sosial

Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya sehubungan dengan kondisi sekitarnya,

hubungan klien dengan perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya. Biasanya klien akan ikut

serta dalam aktivitas sosial atau menarik diri akibat adanya dispneu, kelemahan dan

kelelahan.

7) Data spiritual

Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap penyakitnya dihubungkan dengan

agama yang dianutnya.. Biasanya klien akan merasa kesulitan dalam menjalankan

ibadahnya.

8) Data Penunjang

(a) Pemeriksaan Laboratorium

Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri.

Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura

Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan

segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular. Kadang-kadang

ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard.

Ekokardiografi : Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri, dan kelainan katup

mitral waktu diastolik, akibat complience dan tekanan pengisian yang abnormal.

Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir

diastolik dan akhir sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi

(EF) mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta bisa terjadi

Page 9: kardiomiopat1

lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-

ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.

Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang

berkurang.

Sadapan jantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel kiri membesar serta fungsinya

berkurang, regurgitasi mitral dan atau trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan

pengisian intraventrikular meninggi dan tekanan atrium meningkat.

Bila terdapat pula gagal ventrikel kanan, tekanan akhir diastolik ventrikel kanan, atrium

kanan dan desakan vena sentralis akan tinggi. Dengan angiografi ventrikel kiri dapat

disingkirkan dana neurisma ventrikel sebagai penyebab gagal jantung.