81
Skripsi 2017 KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNHAS KOTA MAKASSAR PERIODE JUNI 2016 JUNI 2017 Oleh: Nur Azizah Jafar C111 14 001 Pembimbing: dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH,Sp.M(K), M.Kes PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASAR 2017

KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

Skripsi 2017

KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNHAS KOTA MAKASSAR

PERIODE JUNI 2016 – JUNI 2017

Oleh:

Nur Azizah Jafar

C111 14 001

Pembimbing:

dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH,Sp.M(K), M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASAR

2017

Page 2: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Bagian Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dengan judul :

1. “KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH

SAKIT PENDIDIKAN UNHAS KOTA MAKASSAR PERIODE JUNI 2016 –

JUNI 2017”

Hari / Tanggal : Rabu / 05 Desember 2017

Waktu : 08.00 WITA

Tempat : Ruang Departemen Histologi

Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin

Makassar, 05 Desember 2017

(dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH.,Sp.M.Kes)

NIP. 198110106 201404 1 001

Page 3: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

iii

HALAMANPENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Nur Azizah Jafar

NIM : C111 14 001

Fakultas/ Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Kedokteran

Judul Skripsi : Karakteristik Penderita Glaukoma Primer Di Rumah Sakit

Pendidikan Unhas Kota Makassar Periode Juni 2016-Juni

2017

2. Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

DEWAN PENGUJI

Pembimbing :dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH.,Sp.M.Kes (……………...)

Penguji : dr. Shelly Salmah, M.Kes (…..…......……)

dr. Nursyamsi, Sp.M.,M.Kes (….…..….……)

Ditetapkan di : Makassar

Tanggal : 05 Desember 2017

Page 4: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

iv

BAGIAN HISTOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DANDIPERBANYAK

Judul Skripsi :

3. “KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAHSAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITS HASANUDDIN KOTA MAKASSAR

PERIODE JUNI 2016-JUNI 2017”

Makassar, 05 Desember 2017

(dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH.,Sp.M.Kes)

NIP. 198110106 201404 1 001

Page 5: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

v

SKRIPSIFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDINDesember 2017

Nur Azizah Jafardr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH,Sp.M(K), M.Kes

Karakteristik Penderita Glaukoma Primer Di Rumah Sakit Pendidikan Unhas KotaMakassar Periode Juni 2016-Juni 2017

ABSTRAK

Latar Belakang : Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak diketahui penyebabnyadan terbagi menjadi glaukoma primer sudut terbuka dan sudut tertutup. Pada tahap awalpenyakit, tidak ditemukan gejala-gejala yang menandakan terjadinya peningkatanintraokuler. Hal ini biasa terjadi pada penderita glaukoma sudut terbuka. Lain halnyadengan glaukoma sudut tertutup, umumnya ditemukan gejala berupa sakit kepala, rasanyeri hebat didalam mata dll. Saat ini glaukoma dianggap sebagai penyakit yangmenakutkan. Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan diagnosis dini.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderitaGlaukoma Primer Di Rumah Sakit Pendidikan Unhas Kota Makassar Periode Juni 2016-Juni 2017.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakandesain penelitian deskriptif kuantitatif, menggunakan data sekunder yaitu rekammedik. Penelitian dilakukan bulan September sampai November 2017 di BagianRekam Medik RSP Unhas dengan melihat rekam medik pasien. Subjek penelitianmenggunakan total sampling yaitu semua penderita glaukoma primer di RSP Unhasyang memiliki rekam medik dan memenuhi syarat untuk sampel penelitian denganjumlah sebanyak 52 orang.

Hasil dan simpulan: Jumlah penderita glaukoma primer yang sesuai dengan kriteriainklusi adalah sebanyak 52 orang. Pada penelitian ini didapatkan populasi penderitaglaukoma primer paling banyak ditemukan pada kelompok umur 56-65 tahun yaitusebanyak 24 orang (46,1%) dan paling banyak diderita oleh perempuan yaitu sebanyak27 orang (51,9%). Distribusi berdasarkan jenisnya paling banyak pada glaukomaprimer sudut terbuka sebesar 35 orang (67,3%). Sedangkan distribusi penderitaglaukoma primer berdasarkan riwayat hipertensi didapatkan yang paling banyakpenderita tidak memiliki riwayat hipertensi sebesar 33 orang (63,5%) dan juga riwayatdiabetes mellitus didaptakan pula yang paling banyak penerita tidak memiliki riwayatdm yaitu sebesar 38 orang (73,1%). Distribusi berdasarkan keluhan utama didapatkankeluhan dengan penglihatan menurun sebanyak 19 orang (36,5%) yang paling banyakdiderita oleh pasien. Dan untuk distribusi berdasarkan tekanan intraokulernyadidapatkan penderita paling banyak mengalami peningkatan tekanan intraokuler yaitusebanyak 30 orang (57,7%).

Kata kunci : Karakteristik, Glaukoma, Glaukoma Primer,Insidensi, Tekananintraokuler.

Page 6: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

vi

BACHELOR THESISFACULTY OF MEDICINE

HASANUDDIN UNIVERSITYDesember 2017

Nur Azizah Jafardr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH,Sp.M(K), M.KesCharacteristics of Primary Glaucoma Patients at Education Hospital ofHasanuddin University Makassar of June 2016-June 2017

ABSTRACT

Background: Primary glaucoma is an unknown cause of glaucoma and is divided intoprimary open angle glaucoma and closed angle. In the early stages of the disease, thereare no symptoms that indicate an intraocular increase. This is common in people withopen-angle glaucoma. Another case with closed-angle glaucoma, commonly found inthe form of headache, severe pain in the eyes etc. Currently glaucoma is considered afrightening disease. That is why it is very important to make an early diagnosis.

Objective: The purpose of this study is to determine the characteristics of patientswith Primary Glaucoma In Education Hospital Unhas Makassar City June 2016-June2017 period.Method: This research is an observational research using descriptive quantitativeresearch design, using secondary data that is medical record. The study was conductedfrom September to November 2017 at the Medical Record Division of RSP Unhas bylooking at patient's medical record. The subjects used total sampling, all primaryglaucoma patients in RSP Unhas who had medical records and were eligible forresearch samples with a total of 52 people.Results and conclusion: The number of primary glaucoma sufferers according to theinclusion criteria is 52 people. In this research, the population of primary glaucomapatients is found most in the age group 56-65 years that is as many as 24 people (46,1%)and most suffered by women that is 27 people (51,9%). Distribution by type is mostlyin open-angle primary glaucoma of 35 people (67.3%). While the distribution ofprimary glaucoma patients based on history of hypertension was found that mostpatients did not have a history of hypertension of 33 people (63.5%) and also historyof diabetes mellitus was also the most successful do not have dm history of 38 people(73.1% ). Distribution based on the main complaint obtained complaints with eyesightdecreased as many as 19 people (36.5%) the most suffered by patients. And for thedistribution based on intraocular pressure obtained the most experienced patientsincreased intraocular pressure as many as 30 people (57.7%).

Keywords: Characteristics, Glaucoma, Primary Glaucoma, Incidence, IntraocularPressure.

Page 7: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan Karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini sebagai

salah satu syarat penyelesaian pendidikan dokter (SI) Kedokteran Program Studi

Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddi dengan judul

“ Karakteristik Penderita Glaukoma Primer di RSP Unhas Kota Makassar Periode

Juni 2016-Juni 2017”.

Begitu banyak kesulutan dan hambatan yang kami hadapi dalam tahap

persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi ini. Namun dengan bimbingan, kerja

sama, serta bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk

itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimah kasih yang sebesar-

besarnya secara tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :

1. Prof. DR. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

2. dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH.,Sp.M.Kes selaku pembimbing atas

kesediaan, keihklasan, dan kesabaran meluangkan waktu ditengah-tengah

kesibukannya yang sangat padat serta memberikan bimbingan dan arahan

kepada penulis mulai dari penentuan judul, pembuatan proposal hingga proses

penyelesaian skripsi ini.

3. dr. Shelly Salmah, M.Kes dan dr. Nursyamsi, Sp.M.,M.Kes., selaku penguji

atas kesediaan, saran, dan masukan yang diberikan kepada penulis pada saat

seminar proposal hingga seminar akhir yang sangat membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 8: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

viii

4. Orang tua penulis, Ayahanda Drs. Jafaruddin dan Ibunda tercinta Hj.

Haslinda,S.Pd yang telah banyak memberikan dorongan doa, moril, dan

materil yang tak terhingga selama penyusunan skripsi.

5. Untuk saudara kandung penulis, Muh. Azizul Hakim yang telah banyak

mendoakan dan menghibur selama penyelesaian skripsi ini.

6. Koordinator dan seluruh staf pengajar Blok Skripsi Pendidikan Dokter Umum

dan Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

7. Staf bagian rekam medik RSP Unhas atas kesedian membantu dan

mempermudah penulis dalam mencari sampel dalam skripsi ini.

8. Untuk teman satu pembimbing penulis, Haspiani dan Fariz atas kesediaan

membantu, menemani, dan kerjasamanya selama proses penyelesaian skripsi.

9. Untuk Tim Lady Rose, Anisar, Pia, Ika, Chusnul, Ulfa, Irma, Aisyah,

Magfirah, dan Anna yang selalu mendoakan, mendukung, memberi semangat,

serta memberikan masukan dan saran selama pembuatan skripsi ini.

10. Untuk sahabat saya, Fitriani, Sri Utami, Athirah, dan Astuti atas motivasi,

dukungan, dan doa demi kelancaran skripsi ini.

11. Seluruh keluarga, Auliah Ramli, Zakiah, Rani dan teman-teman dekat penulis

yag tidak bisa saya sebutkan satu-persatu atas motivasi, doa, dukungan selama

penyusunan skripsi ini.

12. Teman angkatan penulis di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,

NEUTROF14VINE dan semua pihak yang telah terlibat memberikan

bantuan kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung walaupun

Page 9: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

ix

tidak dapat dituliskan satu per satu, semoga Allah SWT membalas jasa - jasa

kalian.

Semoga segala hal bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada

penulis bernilai pahala dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari, tulisan tidak luput dari salah dan khilaf, oleh karena itu

saran, kritik, dan masukan dari pembaca adalah sesuatu yang senantiasa penulis

harapkan demi kemajuan bersama.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapat

berkah dari Allah SWT. Amin.

Makassar, Desember 2017

Penulis

Page 10: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN CETAK ...................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Glaukoma ................................................................................ 6

2.1.1 Definisi ................................................................................. 6

2.1.2 Epidemiologi ........................................................................ 6

2.1.3 Klasifikasi ............................................................................ 8

2.1.4 Faktor Risiko ........................................................................ 10

Page 11: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

xi

2.1.5 Patogenesis ........................................................................... 13

2.1.6 Gejala Klinik ........................................................................ 15

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ........................................................ 17

2.1.8 Penatalaksanaan ................................................................... 19

BAB 3. KERANGKA TEORI,KONSEP,DEFINISI OPERATIONAL

3.1 Kerangka Teori ....................................................................... 25

3.2 Kerangka Konsep .................................................................... 26

3.3 Definisi Operasional ................................................................ 26

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 30

4.2 Waktu dan Lokasi ................................................................... 30

4.3 Populasi dan sampel ................................................................ 30

4.4 Jenis Data ................................................................................ 31

4.5 Manajemen Penelitian ............................................................. 31

4.6 Etika Penelitian ....................................................................... 32

BAB 5. HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian ....................................................................... 33

BAB 6. PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis kelamin ................................. 38

6.1 Karakteristik Berdasarkan Usia .............................................. 40

6.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Glaukoma ............................ 41

Page 12: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

xii

6.1 Karakteristik Berdasarkan Riwayat Hipertensi ....................... 42

6.1 Karakteristik Berdasarkan Riwayat Diabetes Mellitus ........... 44

6.1 Karakteristik Berdasarkan Riwayat Keluhan Utama .............. 45

6.1 Karakteristik Berdasarkan Tekanan Intraokuler ..................... 47

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ............................................................................. 49

7.1 Saran ....................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 51

LAMPIRAN ................................................................................................... 56

Page 13: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Aliran Normal Humor Aqueus..............................................................14

Gambar 2.2 Aliran Humor Aqueus Pada Glaukoma Sudut Terbuka ........................15

Gambar 2.3 Aliran Humor Aqueus Pada Glaukoma Sudut Tertutup .......................15

Gambar 6.1 Diagram pie penderita glaukoma primer berdasarkan jenis kelamin....39

Gambar 6.2 Diagram pie penderita glaukoma primer berdasarkan usia...................40

Gambar 6.3 Diagram pie penderita glaukoma primer berdasarkan jenis glaukoma

primer....................................................................................................41

Gambar 6.4 Diagram pie penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat hipertensi

..............................................................................................................43

Gambar 6.5 Diagram pie penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat diabetes

mellitus..................................................................................................44

Gambar 6.6 Diagram pie penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat keluhan

utama.....................................................................................................46

Gambar 6.7 Diagram pie penderita glaukoma primer berdasarkan tekanan intraokuler

..............................................................................................................47

Page 14: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 6.1 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan jenis kelamin............33

Tabel 6.2 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan usia...........................34

Tabel 6.3 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan jenis glaukoma primer

...................................................................................................................35

Tabel 6.4 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat hipertensi ..35

Tabel 6.5 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat diabetes

mellitus ......................................................................................................36

Tabel 6.6 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat keluhan utama

...................................................................................................................36

Tabel 6.7 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat keluhan utama

...................................................................................................................37

Page 15: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Data Penelitian .............................................................................56

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian dan Surat Permohonan IzinPengambilan Data ..................................... ...........................................60

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Rekomendasi Etik .............................................61

Lampiran 4 Surat Rekomendasi Persetujuan Etik .....................................................62

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Judul ......................................................................63

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Proposal.................................................................64

Lampiran 7 Lembar Persetujuan Hasil ......................................................................65

Lampiran 8 Data Diri Penulis ....................................................................................66

Page 16: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah mata merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia karena mata

merupakan organ sensoris yang sangat vital. Delapan puluh persen informasi diperoleh

dari penglihatan (Andayani G, 2008). Gangguan penglihatan diperkirakan diderita oleh

285 juta orang di dunia, dimana 246 juta mengalami low vision dan 39 juta mengalami

kebutaan, diantara jumlah tersebut 65% dari jumlah low vision dan 82% dari jumlah

kebutaan diderita pada usia lebih atau sama dengan 50 tahun (WHO, 2012). Data Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan, prevalensi severe low vision dan

kebutaan meningkat pesat pada penduduk kelompok usia 45 tahun keatas dengan rata-

rata peningkatan sekitar dua sampai tiga kali lipat setiap 10 tahunnya. Prevalensi severe

low vision dan kebutaan tertinggi ditemukan pada penduduk kelompok usia 75 tahun

keatas sesuai peningkatan proses degeneratif pada pertambahan usia.

Secara global penyebab utama gangguan penglihatan adalah kelainan refraksi

tidak dikoreksi (43%) dan katarak (33%). Penyebab gangguan penglihatan lainnya

adalah glaukoma, Age Macular Degeneration (AMD), retinopati diabetik, trakoma dan

kekeruhan kornea (WHO, 2012).

Glaukoma merupakan salah satu penyebab kebutaan dan merupakan penyebab

kebutaan kedua terbanyak setelah katarak diseluruh dunia. Berdasarkan data WHO

2010, diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat glaukoma.

Page 17: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

2

Glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi glaukoma primer, glaukoma sekunder

dan glaukoma kongenital. Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak diketahui

penyebabnya dan terbagi menjadi glaukoma primer sudut terbuka dan sudut tertutup.

Glaukoma sudut terbuka biasanya merupakan glaukoma kronis, sedangkan glaukoma

primer sudut tertutup berupa glaukoma sudut tertutup akut dan kronis. Glaukoma

sekunder adalah glaukoma yang timbul sebagai akibat dari penyakit mata lain, trauma,

pembedahan, penggunaan kortikostroid yang berlebihan atau penyakit sistemik lainnya.

Glaukoma kongenital adalah glaukoma yang ditemukan sejak dilahirkan, dan biasanya

disebabkan oleh sistem saluran pembuangan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik

sehingga menyebabkan pembesaran mata bayi. Disamping itu, glaukoma dengan

kebutaan total disebut juga sebagai glaukoma absolut (Infodatin glaukoma,2015).

Menurut Vaughan (1995), dinyatakan bahwa sekitar 85%-90% berasal dari bentuk

glaukoma sudut terbuka primer sedangkan sebagian kecil (10%-15%), merupakan

glaukoma sudut tertutup primer, atau disebut juga dengan glaukoma sudut sempit yang

dapat melalui stadium akut, subakut dan kronik, serta bentuk glaukoma lainnya.

Pada tahap awal penyakit, tidak ditemukan gejala-gejala yang menandakan

terjadinya peningkatan intraokuler. Hal ini biasa terjadi pada penderita glaukoma sudut

terbuka. Para ahli memperkirakan kurang lebih setengah dari penderita glaukoma tidak

menyadari bahwa proses penyakit sedang berlangsung sampai akhirnya terjadi

pengecilan lapangan pandang yang ekstensif. Lain halnya dengan glaukoma sudut

tertutup, umumnya ditemukan gejala berupa sakit kepala, rasa nyeri hebat didalam mata

terutama pada pagi hari, susah melihat sewaktu berpindah dari tempat terang ke tempat

gelap, mual dan muntah.

Page 18: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

3

Saat ini glaukoma dianggap sebagai penyakit yang menakutkan. Berbagai

penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita, berupa medikamentosa, tindakan

pembedahan dan laser hanya ditujukan untuk memperlambat atau mencegah hilangnya

penglihatan (kebutaan). Namun, berkurangnya lapangan pandang yang telah terjadi

bersifat irreversibel (permanen).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Karakteristik Penderita Glaukoma Primer di Rumah Sakit Pendidikan

Unhas Kota Makassar Periode Juni 2016 - Juni 2017 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, rumusan masalah yang ingin

diangkat oleh penulis adalah :

1. Bagaimana karakteristik penderita glaukoma primer di Rumah Sakit

Pendidikan UNHAS Makassar ?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik penderita glaukoma

primer di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan usia di

Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar.

b. Untuk mengetahui distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan jenis

kelamin di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar.

Page 19: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

4

c. Untuk mengetahui distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat

keluhan utama di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar.

d. Untuk mengetahui distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan kejadian

diabetes mellitus di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar.

e. Untuk mengetahui distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan kejadian

hipertensi di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar.

f. Untuk mengetahui distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan tekanan

intraokuler di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar.

g. Untuk mengetahui distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan jenis

glaukoma primer di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat-manfaat yaitu :

a. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk berpikir

secara logis dan sistematis. Penelitian ini juga memberikan pengalaman serta

pelajaran baru bagi peneliti terkait judul penelitian.

b. Bagi peneliti lain

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk penelitian

selanjutnya yang terkait dengan judul penelitian.

c. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran terkait judul

penelitian dan sebagai bahan evaluasi keadaan kesehatan. Serta dengan

Page 20: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

5

penelitian ini diharapkan dapat menemukan secara dini karakteristik penderita

glaukoma primer sehingga dapat segera dilakukan tindakan selanjutnya guna

mengurangi dampak yang lebih besar bila pengobatannya terlambat.

Page 21: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Glaukoma

2.1.1 Definisi

Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan,

yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.

Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola

mata relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf

optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang (Ilyas S,2008).

Survei Kesehatan Indera Penglihatan tahun 1993-1996 yang dilakukan

oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mendapatkan bahwa

glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan sesudah katarak

(prevalensi 0,16%). Katarak 1,02%, Glaukoma 0,16%, Refraksi 0,11% dan

Retina 0,09%. Akibat dari kebutaan itu akan mempengaruhi kualitas hidup

penderita terutama pada usia produktif, sehingga akan berpengaruh juga

terhadap sumber daya manusia pada umumnya dan khususnya Indonesia

(Depkes RI, 1998).

2.1.2 Epidemiologi Glaukoma

Penelitian prevalensi glaukoma di berbagai negara menunjukkan

sebagian besar glaukoma merupakan glaukoma primer, yaitu glaukoma primer

sudut terbuka yang proporsinya paling banyak, diikuti glaukoma primer sudut

Page 22: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

7

tertutup (Quigley & Browman,2006). Berbagai survei prevalensi glaukoma

diberbagai wilayah menunjukkan hasil sebagai berikut: Survei pada ras Melayu

di Singapura pada populasi usia 40-80 tahun diperoleh hasil prevalensi glaukoma

sebesar 3,4%, POAG 2,5%, PACG 0,12% dan tidak berbeda pada laki-laki

maupun perempuan (Shen et al,2008). Survei di Rom Klao District Thailand

terhadap populasi 50 tahun ke atas, diperoleh hasil prevalensi glaukoma sebesar

5,9%, 59% diantaranya POAG, 22% PACG dan 18% glaukoma sekunder

(Bourne et al,2003). Hasil survei di Dhaka Bangladesh diperoleh hasil bahwa

pada populasi usia minimal 40 tahun, prevalensi glaukoma menurut definisi

ISGEO kategori 1 sebesar 2,1 %, glaukoma primer terbuka 2,5%, glaukoma

primer sudut tertutup 0,4% dan glaukoma sekunder 0,2% serta tidak ada

perbedaan signifikan antar prevalensi pada laki-laki maupun wanita (Rahman et

al, 2004). Dalam Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, kepada responden berusia

15 tahun keatas ditanyakan apakah pernah didiagnosis glaukoma oleh tenaga

kesehatan. Diperoleh hasil bahwa responden yang pernah didiagnosis glaukoma

adalah sebesar 0,46%, tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (18,5%), kemudian

berturut-turut diikuti oleh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (12,8%),

Kep.Riau (12,6%), Sulawesi Tenagah (12,1%), Sumatera Barat (11,4%). Hasil

terendah diperoleh di Provinsi Riau (0,4%).

Page 23: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

8

2.1.3 Klasifikasi Glaukoma

2.1.3.1 Glaukoma Primer

Pada glaukoma primer, penyebab timbulnya glaukoma tidak diketahui.

Glaukoma primer dibagi atas 2 bentuk yaitu glaukoma sudut tertutup atau

glaukoma sudut sempit dan glaukoma sudut terbuka, yang disebut juga sebagai

glaukoma simpleks atau glaukoma kronik (Ilyas S,2003).

A. Glaukoma Sudut Terbuka Primer

Merupakan sebagian besar dari glaukoma (90-95%), yang meliputi kedua

mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut

sudut terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan

trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degenartif jaringan trabekular,

saluran schleem, dan saluran saluran yang berdekatan. Perubahan saraf optik

juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnosa dengan

peningkatan tekanan intra okular dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan

tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata timbul.

B. Glaukoma primer sudut tertutup

Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit

sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan

menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke

depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang

posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari

penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata

Page 24: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

9

yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan iris

menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan

dan nyeri yang hebat.

2.1.3.2 Glaukoma sekunder

Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma

.Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab :

a. Perubahan lensa

b. Kelainan uvea

c. Trauma

d. Bedah

(Ilyas,S 2003)

2.1.3.3 Glaukoma kongenital

Glaukoma yang ditemukan sejak dilahirkan, dan biasanya disebabkan oleh

sistem saluran pembuangan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik sehingga

menyebabkan pembesaran bola mata yang disebut sebagai buftalmos (Ilyas, S,

2003).

Gejala-gejala glaukoma kongenital biasanya sudah dapat terlihta pada bulan

pertama atau sebelum berumur 1 tahun. Kelainan pada glaukoma kongenital

terdapat pada kedua mata. Rasa silau dan sakit akan terlihat pada bayi yang

menderita glaukoma kongenital, hal ini terlihat pada suatu sikap seakan-akan

ingin menghindari sinar sehingga bayi tersebut akan selalu menyembunyikan

kepala dan matanya (Ilyas, S, 2000).

Page 25: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

10

2.1.3.4 Glaukoma absolut

Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi

kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut

.Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi

dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa

sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah

sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini

memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan

siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata

telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit. (Radjamin, dkk,1993)

2.1.4 Faktor Risiko Terjadinya Glaukoma Primer

2.1.4.1 Faktor umur

Faktor bertambahnya umur mempunyai peluang lebih besar untuk menderita

glaukoma primer. Salah satu penelitian menyatakan bahwa frekuensi pada

umur sekitar 40 tahun adalah 0.4%–0.7% jumlah penduduk, sedangkan pada

umur sekitar 70 tahun frekuensinya meningkat menjadi 2%–3% dari jumlah

penduduk (Vaughan, et al, 1995). Framingham Study dalam laporannya tahun

1994 me- nyatakan bahwa populasi glaukoma adalah sekitar 0.7% penduduk

yang berumur 52–64 tahun, dan meningkat menjadi 1.6% penduduk yang

berumur 65–74 tahun, serta 4.2% pada penduduk yang berusia 75–85 tahun.

Page 26: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

11

Keadaan tersebut didukung juga oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh

Ferndale Glaucoma Study di tahun yang sama.

2.1.4.2 Tekanan bola mata yang meningkat

Secara umum dinyatakan bahwa tekanan bola mata yang lebih tinggi

akan lebih memungkinkan terhadap peningkatan progresifitas kerusakan diskus

optikus, walaupun hubungan antara tingginya tekanan bola mata dan besarnya

kerusakan, sampai saat ini masih diperdebatkan. Beberapa kasus menunjukkan,

bahwa adanya tekanan bola mata yang berada di atas normal akan diikuti

dengan kerusakan diskus optikus dan gangguan lapang pandangan dalam

beberapa tahun. Sebaliknya, terjadi juga pada banyak kasus, bahwa selama

pemeriksaan tekanan bola mata tidak pernah di atas normal, namun terjadi

kerusakan pada papil dan lapang pandang yang merupakan khas dari glaukoma

(Boyd, 2002).

Sejumlah faktor yang dapat berhubungan dengan timbulnya glaukoma

sudut terbuka primer adalah tekanan bola mata. Hal ini disebabkan karena

tekanan bola mata merupakan salah satu faktor yang paling mudah dan paling

penting untuk meramalkan timbul- nya glaukoma di masa mendatang

(Vaughan, 1995).

2.1.4.3 Faktor riwayat dalam keluarga

Glaukoma primer merupakan suatu kelainan yang diturunkan secara genetik,

mungkin bersifat multifaktor dan poligenik. Adanya penderita glaukoma dalam

keluarga meningkatkan risiko glaukoma. Salah satu penelitian mengatakan

menunjukkan risiko ratio sebesar 2,1 pada orang yang memiliki keluarga

Page 27: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

12

penderita glaukoma dibandingkan yang tidak memiliki keluarga penderita

glaukoma (Le et al,2003).

2.1.4.4 Ras

Beberapa ras etnik diketahui memiliki prevalensi glaukoma yang lebih tinggi,

yaitu di Asia khusunya etnik China untuk glaukoma sudut tertutup dan ras Afrika

untuk glaukoma sudut terbuka (Coleman et al 2009; Quigley&Broman 2006).

Pada glaukoma sudut tertutup primer hal ini dikaitkan dengan faktor hereditar

yang mempengaruhi konfigurasi bilik mata depan yaitu bilik mata depan yang

dangkal, sudut mata yang sempit dan iris plateu (Stamper et al 2009). Pada

glaukoma primer sudut terbuka prevalensi pada ras kulit hitam lebih tinggi. Hal

ini dikaitkan dengan iskemia akibat sickle cell anemia, respon terhadap

pengobatan yang lebih buruk, akses terhadap pengobatan yang lebih buruk, level

tekanan intraokular yang lebih tinggi, dan cup disc ratio yang lebih besar

dibandingkan ras kulit putih (Wilensky, 1994).

2.1.4.5 Jenis Kelamin

Sebagian besar studi pada glaukoma primer sudut terbuka tidak mendapat

perbedaan risiko berdasarkan jenis kelamin. Sedangkan glaukoma sudut tertutup

pada beberapa penelitian menunjukkan prevalensi yang lebih banyak pada

perempuan. Hal ini kemungkinan akibat sudut bilik mata depan perempuan lebih

dangkal yaitu volumenya 10% lebih kecil dibandingkan pada laki-laki (Stamper

et al 2009).

Page 28: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

13

2.1.4.6 Penyakit Sistemik

Insiden dari glaukoma sudut terbuka primer seringkali dihubungkan dengan

penyakit sistemik, yaitu Diabetes Mellitus dan Hipertensi arterial. Penderita

diabetes mellitus beresiko 2 kali terkena glaukoma. Sebesar 50% dari

penderita diabetes mengalami penyakit mata dengan risiko kebutaan 25 kali

lebih besar (Ilyas, 2001). Penderita hipertensi pun beresiko lebih tinggi

terserang glaukoma daripada yang tidak mengidap penyakit hipertensi.

Penderita hipertensi, beresiko 6 kali lebih sering terkena glaukoma (Perdami,

2008).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Christina Magdalena (2006),

menemukan bahwa penderita yang telah menderita hipertensi ≥ 5 tahun

berisiko mengalami glaukoma sebesar 4 kali lebih besar (Magdalena, 2006).

2.1.5 Patogenesis

Cairan aqueus diproduksi dari korpus siliaris, kemudian mengalir melalui

pupil ke kamera okuli posterior (COP) sekitar lensa menuju kamera okuli

anterior (COA) melalui pupil. Cairan aqueus keluar dari COA melalui

jalinan trabekula menuju kanal Schlemm’s dan disalurkan ke dalam sistem

vena (Vaughan, 2000). Gambar dari aliran normal cairan aqueus dapat dilihat

pada gambar 2.1.

Page 29: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

14

Gambar 2.1. Aliran normal humor aqueus ( Song J, 2009).

Beberapa mekanisme peningkatan tekanan intraokuler:

a. Korpus siliaris memproduksi terlalu banyak cairan bilik mata,

sedangkan pengeluaran pada jalinan trabekular normal.

b. Hambatan pengaliran pada pupil sewaktu pengaliran cairan bilik

mata belakang ke bilik mata depan.

c. Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu.

(Kanski, JJ, 1994)

Glaukoma sudut terbuka ditandai dengan sudut bilik mata depan yang

terbuka, dan kemampuan jalinan trabekula untuk mengalirkan cairan aqueus

menurun (gambar 2.2). Glaukoma sudut tertutup ditandai dengan tertutupnya

trabekulum oleh iris perifer, sehingga aliran cairan melalui pupil tertutup

dan terperangkap di belakang iris dan mengakibatkan iris mencembung ke

depan. Hal ini menambah terganggunya aliran cairan menuju trabekulum.

Page 30: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

15

Gambar (2.2) Aliran humor aqueus pada glaukoma sudut terbuka,

Gambar (2.3) Aliran humor aqueus pada glaukoma sudut tertutup.

(Song J, 2009)

Mekanisme utama kehilangan penglihatan pada glaukoma

adalah apoptosis sel ganglion retina. Optik disk menjadi atropi, dengan

pembesaran cup optik. Efek dari peningkatan tekanan intraokuler dipengaruhi

oleh waktu dan besarnya peningkatan tekanan tersebut. Pada glaukoma

akut sudut tertutup, Tekanan Intra Okuler (TIO) mencapai 60-80 mmHg,

mengakibatkan iskemik iris, dan timbulnya edem kornea serta kerusakan

saraf optik. Pada glaukoma primer sudut terbuka, TIO biasanya tidak

mencapai di atas 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion retina berlangsung

perlahan, biasanya dalam beberapa tahun (Vaughan D, 2000).

2.1.6 Gejala klinik

Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronik sudut

terbuka) dapat tidak memberikan gejala sampai kerusakan penglihatan yang

berat terjadi, sehingga dikatakan sebagai pencuri penglihatan. Berbeda pada

Page 31: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

16

glaukoma akut sudut tertutup, peningkatan tekanan TIO berjalan cepat

dan memberikan gejala mata merah, nyeri dan gangguan penglihatan (Khaw

T, 2005).

2.1.6.1 Peningkatan TIO

Normal TIO berkisar 10-21 mmHg (rata-rata 16 mmHg). Tingginya TIO

menyebabkan kerusakan saraf optik tergantung beberapa faktor, meliputi

tingginya TIO dan apakah glaukoma dalam tahap awal atau lanjut.

Secara umum, TIO dalam rentang 20-30 mmHg biasanya menyebabkan

kerusakan dalam tahunan. TIO yang tinggi 40-50 mmHg dapat menyebabkan

kehilangan penglihatan yang cepat dan mencetuskan oklusi pembuluh darah

retina (Khaw T, 2005).

2.1.6.2 Halo sekitar cahaya dan kornea yang keruh

Kornea akan tetap jernih dengan terus berlangsungnya pergantian cairan

oleh sel-sel endotel. Jika tekanan meningkat dengan cepat (glaukoma akut

sudut tertutup), kornea menjadi penuh air, menimbulkan halo di sekitar cahaya

(Khaw T, 2005).

2.1.6.3 Nyeri.

2.1.6.4 Penyempitan lapang pandang

Tekanan yang tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis pada saraf

optik menimbulkan kerusakan dari serabut saraf retina yang biasanya

menghasilkan kehilangan lapang pandang (skotoma). Pada glaukoma stadium

akhir kehilangan lapang penglihatan terjadi sangat berat (tunnel vision), meski

visus pasien masih 6/6 (Khaw T, 2005).

Page 32: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

17

2.1.6.5 Perubahan pada diskus optik.

Kenaikan TIO berakibat kerusakan optik berupa penggaungan dan

degenerasi papil saraf optic (Khaw T, 2005).

2.1.6.6 Oklusi vena

2.1.6.7 Pembesaran mata

Pada dewasa pembesaran yang signifikan tidak begitu tampak. Pada anak-

anak dapat terjadi pembesaran dari mata (buftalmus) (Khaw T, 2005).

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

2.1.7.1 Tonometri

Tonometri merupakan suatu pengukuran tekanan intraokuler yang

menggunakan alat berupa tonometer Goldman. Faktor yang dapat

mempengaruhi biasnya penilaian tergantung pada ketebalan kornea

masing-masing individu. Semakin tebal kornea pasien maka tekanan

intraokuler yang di hasilkan cenderung tinggi, begitu pula sebaliknya,

semakin tipis kornea pasien tekanan intraokuler bola mata juga rendah.

Tonometer yang banyak digunakan adalah tonometer Schiotz karena

cukup sederhana, praktis, mudah dibawa, relatif murah, kalibrasi alat mudah

dan tanpa komponen elektrik.Penilaian tekanan intraokuler normal berkisar

10-21 mmHg (Kanski JJ, 1994).

2.1.7.2 Oftalmoskopi

Oftalmoskopi yaitu pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan

saraf optik berdasarkan penilaian bentuk saraf optik (RS Mata YAP,2009) .

Rasio cekungan diskus (C/D) digunakan untuk mencatat ukuran diskus

Page 33: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

18

otipus pada penderita glaukoma. Apabila terdapat peninggian TIO yang

signifikan, rasio C/D yang lebih besar dari 0,5 atau adanya asimetris yang

bermakna antara kedua mata, mengidentifikasikan adanya atropi

glaukomatosa (Kanski JJ, 1994).

2.1.7.3 Perimetri

Alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang

disebabkan oleh kerusakan saraf optik (RS Mata YAP,2009). Beberapa

perimetri yang digunakan antara lain :

a. Perimetri manual: Perimeter Lister, Tangent screen, Perimeter

Goldmann

b. Perimetri otomatis

c. Perimeter Oktopus

2.1.7.4. Gonioskopi

Gonioskopi merupakan pemeriksaan dengan alat yang menggunakan

lensa khusus untuk melihat aliran keluarnya humor aquos. Fungsi dari

gonioskopi secara diagnostik dapat membantu mengidentifikasi sudut yang

abnormal dan menilai lebar sudut kamera okuli anterior (Kanski JJ, 1994).

2.1.7.5. Biometri

Untuk menentukan kondisi segmen anterior mata, dengan

pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah glaukomanya merupakan glaukoma

primer atau sekunder (Kanski JJ, 1994).

Page 34: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

19

2.1.8 Penatalaksanaan

2.1.8.1 Terapi medikamentosa

a. Supresi Pembentukan Humor Aqueus

1) Golongan β-adrenergik Bloker

Obat golongan ini dapat digunakan sebagai monoterapi atau dengan

kombinasi dengan obat yang lain. Contoh obat golongan β- adrenergic

bloker misalnya timolol maleat 0,25% dan 0.5%, betaxolol 0,25% dan

0,5%, levobunolol dan lain-lain. Farmakodinamik golongan β-adrenergic

bloker dengan cara menekan pembentukan humor aquos sehingga tekanan

intraokuler dapat turun. Sedangkan farmakokinetiknya sebagian besar

diserap dengan baik oleh usus secara peroral sehingga bioavaibilitas rendah

, dan memiliki kadar puncak dalam plasma mencapai 1 sampa 3 jam.

Kebanyakan golongan β-adrenergic bloker memiliki waktu paruh antara 3

sampai 10 jam. Waktu ekskresi yang dibutuhkan ginjal untuk

mengeluarkan obat golongan ini dapat diperpanjang apabila terdapat

hambatan aliran darah yang menuju ke hati atau hambatan enzim hati.

Penggunaan obat golongan ini dalam jangka lama dapat mengakibatkan

kontraindikasi berupa obstruksi jalan napas kronik. Indikasi pemakaian

diberikan pada pasien glaukoma sudut terbuka sebagai terapi inisial baik

secara tunggal atau kombinasi terapi dengan miotik (Niel, 2006).

Page 35: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

20

2) Golongan α2-adrenergik Agonis

Golongan α2-adrenergik agonis obat ini dibagi menjadi 2 yaitu selektif

dan tidak selektif. Golongan α2-adrenergic agonis yang selektif misalnya

apraklonidin memiliki efek menurunkan produksi humor aquos,

meningkatkan aliran keluar humor aquos melalui trabekula meshwork

dengan menurunkan tekanan vena episklera dan dapat juga meningkatkan

aliran keluar uveosklera. Indikasi penggunaan apraklonidin untuk

mengontrol peningkatan akut tekanan intraokuler pasca tindakan laser.

Sedangkan kontraindikasi pemakaian obat ini apabila pasien dengan mono

amin oksidase (MAO) dan trisiklik depresan karena mempengaruhi

metabolisme dan uptake katekolamin (Blanco AA,2002).

3) Penghambat Karbonat Anhidrase

1) Asetasolamid Oral

Asetasolamid oral merupakan obat yang sering di gunakan karena dapat

menekan pembentukan humor aquos sebanyak 40-60%. Bekerja efektif

dalam menurunkan tekanan intraokuler apabila konsentrasi obat bebas

dalam plasma ±2,5 µM. Apabila diberikan secara oral, konsentrasi puncak

pada plasma dapat diperoleh dalam 2 jam setelah pemberian dapat

bertahan selama 4-6 jam dan menurun dengan cepat karena ekskresi pada

urin. Indikasi asetasolamid terutama untuk menurunkan tekanan

intraokuler, mencegah prolaps korpus vitreum, dan menurunkan tekanan

introkuler pada pseudo tumor serebri (Niel, 2006).

Page 36: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

21

2) Penghambat Karbonat Anhidrase Topikal

Penghambat karbonat anhidrase topikal bersifat larut lemak sehingga

bila digunakan secara topikal daya penetrasi ke kornea relatif rendah.

Pemberian dorsolamid topikal akan terjadi penetrasi melalui kornea dan

sklera ke epitel tak berpigmen prosesus siliaris sehingga dapat menurunkan

produksi humor aqueus dan HCO3- dengan cara menekan enzim

karbonik anhidrase II. Penghambat karbonik anhidrase topikal seperti

dorsolamid bekerja efektif menurunkan tekanan intraokuler karena

konsentrasi di prosesus siliaris mencapai 2-10µM. Penghambat karbonat

anhidrase topikal (dorsolamid) dapat menurunkan tekanan intraokuler

sebesar 15-20% (Blanco AA,2002).

Indikasi pemberian untuk mengontrol glaukoma baik jangka pendek

maupun jangka panjang, sebagai obat tunggal atau kombinasi. Indikasi lain

untuk mencegah kenaikan tekanan intraokuler pasca bedah intraokuler

(Niel, 2006).

2.1.8.2 Fasilitasi Aliran Keluar Humor Aqueus

a. Parasimpatomimetik

Golongan obat parasimpatomimetik dapat menimbulkan efek miosis

pada mata dan bersifat sekresi pada mata, sehingga menimbulkan kontraksi

muskulus ciliaris supaya iris membuka dan aliran humor aquos dapat keluar

(Khaw T, 2005).

Page 37: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

22

b. Analog prostaglandin

Analog prostaglandin merupakan obat lini pertama yang efektif

digunakan pada terapi glaukoma misalnya, latanopros. Latanopros merupakan

obat baru yang paling efektif katena dapat ditoleransi dengan baik dan tidak

menimbulkan efek samping sistemik Cara kerja obat ini dengan

meningkatkan aliran keluarnya humor aqueus melalui uveosklera. Obat ini

diindikasikan pada glaukoma sudut terbuka, hipertensi okuler yang tidak

toleran dengan antiglaukoma lain. kontrandikasi pada pasien yang sensitif

dengan latanopros (Blanco AA,2002).

2.1.8.3 Penurunan Volume Vitreus

Obat yang digunakan dalam menurunkan volume vitreus dapat

menggunakan obat hiperosmotik dengan cara mengubah darah menjadi

hipertonik sehingga air tertarik keluar dari vitreus dan menyebabkan

pengecilan vitreus sehingga terjadi penurunan produksi humor aquos.

Penurunan volume vitreus bermanfaat dalam pengobatan glaukoma sudut

tertutup akut dan maligna (Niel, 2006).

2.1.8.2 Tindakan Operatif

a. Laser iridektomi

Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup. Laser iridotomy

melibatkan pembuatan suatu lubang pada bagian mata yang berwarna (iris) untuk

mengizinkan cairan mengalir secara normal pada mata dengan sudut sempit atau

tertutup (Bruce J, 2006).

Page 38: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

23

b. Laser trabeculoplasty

Adalah suatu prosedur laser dilaksanakan hanya pada penderita glaukoma dengan

sudut terbuka (open angles). Laser trabeculoplasty tidak menyembuhkan glaukoma,

namun sering dilakukan daripada meningkatkan jumlah obat-obat tetes mata yang

berbeda-beda. Pada beberapa kasus, digunakan sebagai terapi permulaan atau terapi

utama untuk open-angle glaukoma. Prosedur ini adalah metode yang cepat, tidak sakit,

dan relatif aman untuk menurunkan tekanan intraocular. Dengan mata yang dibius

dengan obat tetes bius, perawatan laser dilaksanakan melalui lens kontak yang berkaca

pada sudut mata (angle of the eye). Microscopic laser yang membakar sudut

mengizinkan cairan keluar lebih leluasa dari kanal-kanal pengaliran (Niel, 2006).

h. Trabeculectomy

Adalah suatu prosedur operasi mikro yang sulit, digunakan untuk merawat

glaukoma. Pada operasi ini, suatu potongan kecil dari trabecular meshwork yang

tersumbat dihilangkan untuk menciptakan suatu pembukaan dan suatu jalan kecil

penyaringan yang baru dibuat untuk cairan keluar dari mata. Untk jalan-jalan kecil

baru, suatu bleb penyaringan kecil diciptakan dari jaringan conjunctiva (conjunctival

tissue). Conjunctiva adalah penutup bening diatas putih mata. Filtering bleb adalah

suatu area yang timbul seperti bisul yang ditempatkan pada bagian atas mata dibawah

kelopak atas. Sistim pengaliran baru ini mengizinkan cairan untuk meninggalkan

mata, masuk ke bleb, dan kemudian lewat masuk kedalam sirkulasi darah kapiler

(capillary blood circulation) dengan demikian menurunkan tekanan mata.

Page 39: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

24

Trabeculektomy adalah operasi glaukoma yang paling umum dilaksanakan. Jika

sukses, dia merupakan alat paling efektif menurunkan tekanan mata (Ilyas S, 2003) .

i. Viscocanalostomy

Adalah suatu prosedur operasi alternatif yang digunakan untuk menurunkan

tekanan mata. Dia melibatkan penghilangan suatu potongan dari sclera (dinding mata)

untuk meninggalkan hanya suatu membran yang tipis dari jaringan melaluinya cairan

aqueous dapat dengan lebih mudah mengalir. Ketika dia lebih tidak invasiv dibanding

trabeculectomy dan aqueous shunt surgery, dia juga bertendensi lebih tidak efektif.

Ahli bedah kadangkala menciptakan tipe-tipe lain dari sistim pengaliran (drainage

systems). Ketika operasi glaukoma seringkali efektif, komplikasi-komplikasi, seperti

infeksi atau perdarahan, adalah mungkin. Maka, operasi umumnya dicadangkan untuk

kasus-kasus yang dengan cara lain tidak dapat dikontrol (Niel, 2006).

Page 40: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

25

BAB 3

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI

OPERATIONAL

3.1 Kerangka Teori

2 Kerangka Konsep

FaktorRisiko

Pengeluaran di sudut bilikmata terganggu

Hambatan pengaliran padapupil sewaktu pengaliran

cairan bilik matabelakang ke bilik mata

depan.

Korpus siliarismemproduksi terlalu

banyak cairan bilik mata,sedangkan pengeluaranpada jalinan trabekular

normal

Peningkatantekanan intraokular

Glaukoma

Glaukomasekunder

Glaukomakongenital

Glaukomaabsolut

Glaukomaprimer

Glaukoma primersudut terbuka

Glaukoma primersudut tertutup

Penatalaksanaan

Page 41: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

26

3.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel independent = karakteristik

Variabel dependent = glaukoma primer

3.3 Definisi Operational

3.2.1 Glaukoma

adalah penyakit dimana terjadi kerusakan saraf optik dan penurunan fungsi

penglihatan yang biasanya disebabkan karena peningkatan tekanan intraokuler.

3.2.2 Kejadian Glaukoma primer

adalah jenis glaukoma yang tidak diketahui penyebab pastinya. Biasanya terjadi

pada orang yang berusia lebih dari 40 tahun. Glaukoma primer terbagi menjadi :

GlaukomaPrimer

karakteristik

Usia Jenis kelamin Tekanan intraokular Hipertensi Diabetes melitus Klasifikasi glaukoma

primer Riwayat keluhan utama

Page 42: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

27

3.2.2.1 Glaukoma primer sudut tertutup

yaitu glaukoma primer yang terjadi pada individu dengan sudut bilik mata

depan yang sempit sehingga sewaktu-waktu sudut tersebut dapat menutupi dan

meningkatkan tekanan intraokuler.

3.3.2.2 Glaukoma primer sudut terbuka

adalah glaukoma primer yang diakibatkan karena adanya hambtan aliran keluar

cairan akuos namun bilik mata berada dalam keadaan sudut terbuka.

3.2.3 Umur

adalah umur penderita yang terdapat dalam status di rekam medik.

Kriteria Objektif :

Kategori umur menurut Depkes RI (2009)

1. 0 - 5 tahun (masa balita)

2. 5 - 11 tahun (masa kanak-kanak)

3. 12 - 16 tahun (masa remaja awal)

4. 17 - 25 tahun (masa remaja akhir)

5. 26 - 35 tahun (masa dewasa awal)

6. 36 - 45 tahun (masa dewasa akhir)

7. 46 - 55 tahun (masa lansia awal)

8. 56 - 65 tahun (masa lansia akhir)

9. > 65 tahun (masa manula)

3.2.4 Jenis kelamin

adalah jenis kelamin yang tertera dalam dalam kartu rekam medik , dengan

kriteria objektifnya adalah :

a. Perempuan

Page 43: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

28

b. Laki-laki

3.2.5 Tekanan intraokuler

adalah pengukuran tekanan intraokuler yang tertera dalam rekam medik, yang

dikategorikan menurut American Academy of Opthalmology staff, 2014-2015 adalah

normal = 10-21 mmHg. Kriteria objektifnya adalah:

a. >21 mm Hg (meningkat)

b. 10- 21 mmHg (normal)

3.2.5 Riwayat keluhan utama

Adalah jenis keluhan atau gangguan fisik yang sering dirasakan penderita

glaukoma berdasarkan anamnesis dokter seperti yang tertera pada kartu status (Ilyas S,

2007). Kriteria objektifnya adalah :

a. Penglihatan menurun

b. Mata merah

c. Nyeri pada mata

d. Sakit kepala

e. Air mata berlebih

f. Kotoran mata berlebih

3.2.6 Kejadian diabetes mellitus

Yang dimaksud adalah pasien memiliki riwayat menderita penyakit diabetes

mellitus. Kriteria objektifnya adalah :

a. menderita diabetes mellitus

b. tidak menderita diabetes mellitus

Page 44: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

29

3.2.7 Kejadian hipertensi

Yang dimaksud adalah pasien yang memilik riwayat menderita penyakit

hipertensi. Kriteria objektifnya adalah :

a. Menderita hipertensi

b. Tidak menderita hipertensi

Page 45: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

30

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan desain

penelitian deskriptif kuantitatif, dimana data yang diperoleh dari sampel populasi

dianalisis dengan metode statistik untuk mengetahui karakteristik penderita glaukoma

primer di Rumah Sakit Pendidikan Unhas Makassar, melalui penggunaan rekam medik

sebagai data penelitian.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

4.2.1.Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan September sampai

November 2017.

4.2.2.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini direncanakan dilakukan di bagian Mata Rumah Sakit

Pendidikan Unhas Makassar.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit mata yang

berobat ke bagian Mata Rumah Sakit Pendidikan UNHAS Makassar periode Juni 2016-

Juni 2017.

Page 46: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

31

4.3.2.Sampel

Sampel dalam penelitian ini seluruh penderita glaukoma primer yang berobat ke

bagian Mata Rumah Sakit Pendidikan Unhas Makassar periode Juni 2016 – Juni 2017.

4.3.2.1. Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode total sampling

yaitu dimana sampel yang diambil dari populasi hanya yang menderita glaukoma

primer.

4.3.2.2. Kriteria Seleksi

a. Kriteria Inklusi

1) Memiliki rekam medik

b. Kriteria Eksklusi

1) Pasien dengan diagnosis glaukoma kongenital, glauoma juvenil, glaucoma

sekunder.

2) Status rekam medik hilang/terselip sehingga tidak dapat ditemukan.

4.4. Jenis Data Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari

rekam medik subyek penelitian.

4.5. Manajemen Penelitian

4.5.1.Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan dari bagian Rekam

Medik Rumah Sakit Pendidikan Unhas Makassar. Kemudian nomor rekam medik

Page 47: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

32

penderita glaukoma primer dalam periode yang telah ditentukan dikumpulkan. Setelah

itu, dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung.

4.5.2.Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah pencatatan data rekam medik yang

dibutuhkan Microsoft Excel untuk memperoleh hasil statistik deskriptif yang

diharapkan.

4.5.3.Penyajian Data

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan yang

disusun dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian

4.6. Etika Penelitian

Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian ini, antara lain:

a. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak bagian mata

Rumah Sakit Pendidikan Unhas Makassar sebagai permohonan izin untuk

melakukan kegiatan.

b. Berusaha menjaga kerahasiaan identitas pasien yang terdapat pada rekam

medik, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas

penelitian yang dilakukan.

c. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak

yang terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disebutkan sebelumnya.

Page 48: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

33

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Pendidikan

Unhas Kota Makassar dan pencatatan data dilakukan pada tanggal 6-17 November

2017. Proses pengambilan data dilakukan dengan melihat data sekunder rekam medik

penderita glaukoma primer periode Juni 2016-Juni 2017.

Data yang diperoleh dari bagian rekam medik RSP Unhas tercatat sebanyak 67

pasien glaukoma primer selama periode Juni 2016-Juni 2017. Setelah disesuaikan

dengan kriteria inklusi dan ekslusi maka didapatkan 52 rekam medik pasien glaukoma

primer yang memenuhi kriteria inklusi dan dapat dijadikan sampel.

Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan diolah secara komputerisasi,

kemudian disajikan dalam bentuk tabel dengan narasi. Adapun hasil yang diperoleh

dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan jenis kelamin di RSP

Unhas Periode Juni 2016-Juni 2017

NO JENIS KELAMIN FREKUENSI PERSEN (%)1 Perempuan 27 51,92 Laki-laki 25 48,1

Jumlah 52 100Sumber : Rekam Medik RSP Unhas Makassar

Page 49: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

34

Pada tabel di atas memperlihatkan distribusi penderita glaukoma primer menurut

jenis kelamin dimana perempuan lebih banyak menderita glaukoma primer yaitu 27

orang (51,9 %) dibandingkan dengan laki-laki yang jumlahnya 25 orang (48,1 %).

2. Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan usia

Tabel 5.2 Distribusi glaukoma primer berdasarkan usia di RSP Unhas Periode Juni

2016-Juni 2017

NO USIA (TAHUN) FREKUENSI PERSEN (%)1 17-25 (remaja akhir) 2 3,82 26-35 (dewasa awal) 1 1,93 36-45 (dewasa akhir) 2 3,84 46-55 (lansia awal) 10 19,25 56-65 (lansia akhir) 24 46,16 >65 (manula) 13 25

Jumlah 52 100Sumber : Rekam Medik RSP Unhas Makassar

Usia merupakan rentang kehidupan manusia yang diukur dengan satuan tahun.

Pada tabel di atas menunjukkan kejadian glaukoma primer paling banyak terjadi pada

kelompok usia 56-65 (lansia akhir) yaitu sebanyak 24 orang (46,1%), kemudian diikuti

kelompok usia >65 (manula) sebanyak 13 orang (25 %), kelompok usia 46-55 (lansia

awal) sebanyak 10 orang (19,2 %), kelompok usia 17-25 (remaja akhir) dan 36-45

(dewasa akhir) masing-masing 2 orang (3,8 %), kelompok usia 26-35 (dewasa awal)

sebanyak 1 orang (1,9 %), dan yang terakhir kelompok usia 12-16 (remaja awal), 5-11

(kanak-kanak), dan 0-5 (balita) masing-masing 0 atau tidak ada (0 %).

Page 50: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

35

3. Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan jenis glaukoma primer

Tabel 5.3 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan jenis glaukoma primer di

RSP Unhas Periode Juni 2016-Juni 2017

NO JENIS GLAUKOMA PRIMER FREKUENSI PERSEN (%)1 Glaukoma primer sudut terbuka 35 67,32 Glaukoma primer sudut tertutup 17 32,7

Jumlah 52 100Sumber : Rekam Medik RSP Unhas Makassar

Dari tabel diatas memperlihatkan distribusi penderita glaukoma menurut jenis

glaukoma primer, dimana ditemukan bahwa jenis glaukoma primer yang terbanyak

selama periode Juni 2016-Juni 2017 yaitu glaukoma primer sudut terbuka sebanyak 35

orang (67,3 %) sedangkan untuk glaukoma primer sudut tertutup sebanyak 17 orang

(32,7 %).

4. Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat hipertensi

Tabel 5.4 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat hipertensi di RSP

Unhas Periode Juni 2016-Juni 2017

NO RIWAYAT HIPERTENSI FREKUENSI PERSEN (%)1 Ada 19 36,52 Tidak ada 33 63,5

Jumlah 52 100Sumber : Rekam Medik RSP Unhas Makassar

Ditinjau dari segi riwayat hipertensi, distribusi penderita glaukoma primer yang

tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 33 orang (63,5 %) dan yang memiliki

riwayat hipertensi sebanyak 19 (36,5 %).

Page 51: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

36

5. Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat diabetes mellitus

Tabel 5.5 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat diabetes

mellitus di RSP Unhas Periode Juni 2016-Juni 2017

NORIWAYAT DIABETES

MELLITUSFREKUENSI PERSEN (%)

1 Ada 14 26,92 Tidak ada 38 73,1

Jumlah 52 100Sumber : Rekam Medik RSP Unhas Makassar

Pada tabel di atas, menunjukkan distribusi penderita glaukoma primer yang tidak

memiliki riwayat diabetes mellitus sebanyak 38 orang (73,1 %) sedangkan yang

memiliki riwayat diabetes mellitus sebanyak 14 orang (26,9 %).

6. Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan keluhan utama

Tabel 5.6 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat keluhan utama di

RSP Unhas Periode Juni 2016-Juni 2017

NORIWAYAT KELUHAN

UTAMAFREKUENSI PERSEN (%)

1 Penglihatan menurun 19 36,52 Mata merah 9 17,33 Nyeri pada mata 11 21,24 Sakit kepala 8 15,45 Air mata berlebih 3 5,86 Kotoran mata berlebih 2 3,8

Jumlah 52 100Sumber : Rekam Medik RSP Unhas Makassar

Berdasarkan pada tabel di atas, riwayat keluhan utama yang terbanyak yaitu

dengan keluhan penglihatan menurun sebanyak 19 orang (36,5%), diikuti nyeri pada

mata sebanyak 11 orang (21,2%), mata merah sebanyak 9 orang (17,3%), sakit kepala

Page 52: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

37

sebanyak 8 orang (15,4%), air mata berlebih sebanyak 3 orang (5,8%) dan terakhir

dengan kotoran mata berlebih sebanyak 2 orang (3,8 %).

7.Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan tekanan intraokuler

Tabel 5.7 Distribusi penderita glaukoma primer berdasarkan peningkatan tekanan

intraokuler pada mata kanan dan kiri di RSP Unhas Periode Juni 2016-Juni

2017

NO TEKANAN INTRAOKULER(mmHG)

FREKUENSI PERSEN (%)

1 10-21 (normal) 22 42,32 >21 (meningkat) 30 57,7

Jumlah 52 100Sumber : Rekam Medik RSP Unhas Makassar

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat distribusi peningkatan tekanan intraokuler pada

penderita glaukoma primer yang terbanyak yaitu pasien yang mengalami peningkatan

tekanan intraokuler > 21 mmHg sebanyak 30 orang (57,7 %). Sedangkan tekanan

intraokuler yang normal 10-21 mmHg sebanyak 22 orang (42,3%).

Page 53: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

38

BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Pendidikan Unhas

Kota Makassar dari tanggal 6-17 November 2017. Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh informasi tentang karakteristik penderita glaukoma primer rawat jalan

maupun rawat inap pada RSP Unhas periode Juni 2016-Juni 2017, guna mencegah

terjadinya komplikasi atau hal-hal yang tidak diinginkan.

Karakteristik yang diteliti meliputi jenis kelamin, usia, jenis-jenis glaukoma primer,

riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus, keluhan utama, dan tekanan intraokuler.

Pada pengumpulan sampel di dapatkan 52 sampel penelitian yang memenuhi kriteria

inklusi dari 67 penderita glaukoma primer yang tercatat pada bagian Rekam Medik

RSP Unhas periode Juni 2016-Juni 2017.

Berikut ini adalah pembahasan dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini:

1. Karakteristik penderita glaukoma primer berdasarkan jenis kelamin

Distribusi penderita glaukoma berdasarkan jenis kelamin ditemukan bahwa jenis

kelamin perempuan lebih banyak menderita glaukoma primer yaitu berjumlah 27 orang

(51,9 %) sementara laki-laki berjumlah 25 orang (48,1 %).

Page 54: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

39

Beberapa studi terutama pada glaukoma sudut tertutup menunjukkan prevalensi

yang lebih banyak pada perempuan. Hal ini kemungkinan akibat sudut bilik mata depan

perempuan lebih dangkal yaitu volumenya 10% lebih kecil dibandingkan pada laki-

laki (Stamper et al 2009). Hasil ini juga tidak jauh berbeda dengan data yang disebutkan

dalam kepustakaan (AAO,2003) yang menyatakan penderita glaukoma primer pada

perempuan lebih sering 3-4 kali daripada laki-laki. Hasil ini juga sesuai dengan

penelitian Yuniharti S (1996), bahwa penderita glaukoma paling banyak pada jenis

kelamin perempuan (70,6%) dibandingkn dengan jenis kelamin laki-laki (29,4%).

Selain itu, penelitian ini juga didukung oleh data Departemen Kesehatan Indonesia

(2004) yang mencatat penerita glaukoma pada pasien rawat inap paling banyak pada

jenis kelamin perempuan (55,8%) dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki

(44,2%) dan pada pasien rawat jalan paling banyak berjenis kelamin perempuan (57%)

dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki (43%). Namun meskipun secara statistik

51,948,1

Gambar 6.1 Distribusi penderita glaukoma primerberdasarkan jenis kelamin di RSP Unhas periodeJuni 2016-Juni 2017

perempuan

laki-laki

Page 55: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

40

mengalami perbedaan dikatakan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor risiko

yang bermakna (Fetty Ismandari,2010).

2. Karakteristik penderita glaukoma primer berdasarkan usia

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan yang terbanyak mengalami glaukoma

primer yaitu pada kelompok usia 56-65 tahun sebanyak 24 orang (46,1%) dan urutan

kedua pada kelompok usia >65 tahun ebanyak 13 orang (25%).

Kebanyakan penelitian mendapatkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara

tekanan introkuler dan usia (Manueke ES, 2003). Dalam kepustakaan (Jerald A.

Bell,2005) menyatakan bahwa penderita glaukoma akan meningkat sesuai dengan

pertambahan usia. Hal ini disebabkan karena pada usia tua, telah terjadi proses

degenerasi pada jalinan trabekular meshwork, termasuk pengendapan bahan ekstrasel

didalam jalinan trabekular meshwork dan dibawah lapisan endotel kanalis schlem. Hal

ini akan mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang menyebabkan

peningkatan tekanan intraokuler. Selain itu, didapatkan salah satu hasil penelitian yang

0003,81,93,8

19,2

46,1

25

Gambar 6.2 Distribusi penderita glaukoma primerberdasarkan usia di RSP Unhas periode Juni 2016-Juni 2017

0-5 (masa balita)

6-11 (kanak-kanak)

26-35 (dewasa awal)

36-45 (dewasa akhir)

46-55 (lansia awal)

56-65 (lansia akhir)

>65 (manula)

Page 56: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

41

mengatakan bahwa kelompok usia yang mengalami glaukoma primer terbanyak yaitu

pada kelompok usia 61-70 tahun (Dewi Rosalin,2011). Dikatakan pula pada literatur

lain, bahwa penderita glaukoma sudut terbuka umumnya terjadi pada usia dewasa yaitu

diatas usia 40 tahun, dan terbanyak pada usia diatas 65 tahun (Kanski JJ,2000 ).

3. Karakteristik penderita glaukoma primer berdasarkan jenis glaukoma primer

Dari hasil penelitian, didapatkan jenis glaukoma primer yang paling banyak dialami

oleh pasien yaitu glaukoma primer sudut terbuka sebanyak 35 orang (67,3%)

sedangkan glaukoma primer sudut tertutup sebanyak 17 orang (32,7%).

Dalam penelitian ini penderita paling banyak mengalami glaukoma primer sudut

terbuka dibandingkan glaukoma primer sudut tertutup. Diperkirakan sebanyak 70 juta

orang di dunia menderita glaukoma dengan jenis glaukoma primer sudut terbuka

sebanyak 90% (Budiono dkk,2013). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Zhou dkk (2014), pada penelitian tersebut mengklasifikasikan

glaukoma menjadi tiga jenis yaitu glaukoma primer sudut tertutup, glaukoma primer

67,3

32,7

Gambar 6.3Distribusi penderita glaukoma primerberdasarkan jenis glaukoma primer di RSP Unhasperiode Juni 2016-Juni 2017

glaukoma primer sudutterbuka

glaukoma primer suduttertutup

Page 57: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

42

sudut terbuka, dan glaukoma sekunder. Hasil pada penelitian tersebut glaukoma primer

sudut terbuka merupakan jenis glaukoma yang paling banyak diderita oleh penderita

glaukoma di Cina. Dalam penelitian lain, didapatkan jenis glaukoma primer terbanyak

yaitu glaukoma primer sudut terbuka sebesar 40,6% sedangkan glaukoma primer sudut

tertutup sebesar 37,8% (Khandeker et al,2005). Glaukoma primer sudut terbuka ini

merupakan glaukoma yang tidak memberikan gejala sehingga tidak disadari oleh

penderitanya. Biasanya penderita glaukoma primer sudut terbuka baru disadari setelah

penglihatan kabur. Apabila proses yang terjadi lebih lanjut penglihatan akan terus

berkurang dan penderita glaukoma tersebut dapat mengalami kebutaan (Ilyas,2007).

Sedangkan pada glaukoma primer sudut tertutup rata-rata memiliki tekanan intraokuler

yang tinggi sehingga penurunan lapangan pandangannya lebih cepat dibandingkan

dengan glaukoma primer sudut terbuka (Gazzard et al,2003). Hasil penelitian ini

didukung pula oleh penilitian yang dilakukan Rijal yang mendapatkan yang paling

banyak terjadi yaitu glaukoma primer sudut terbuka dibandingkan glaukoma primer

sudut tertutup (Rijal, 2005).

4. Karakteristik penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat hipertensi

Distribusi penderita glaukoma berdasarkan riwayat hipertensi didapatkan yang tidak

memiliki riwayat hipertensi sebanyak 33 orang (63,5 %) dan yang memiliki riwayat

hipertensi sebanyak 19 (36,5 %).

Page 58: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

43

Pada penelitian ini, penentuan adanya hipertensi hanya berdasarkan riwayat

anamnesis pada pasien yang tercatat pada rekam medik pasien. Peningkatan tekanan

darah sistemik berhubungan dengan tingginya tekanan intraokuler. Mekanisme pasti

yang mendasari terjadinya hal ini masih belum diketahui dengan jelas (Giangiacoma

A, 2009). Keberadaan penyakit hipertensi seringkali tidak disadari oleh penderitanya

dan baru terdeksi saat sedang melakukan pemeriksaan fisik untuk penyakit tertentu,

sehingga penyakit ini sering disebut sebagai silent killer (Irza S,2009). Oleh karena itu,

dalam penelitian ini didapatkan persentase yang memiliki riwayat hipertensi lebih

rendah dibandingkan dengan tidak memiliki riwayat hipertensi. Salah satu penelitian

mengemukakan bahwa penderita tekanan darah tinggi, memiliki ratio sebesar 1,33

untuk menderita glaukoma primer sudut terbuka (Gordon et al, 2009). Sedangkan

dalam penelitian lain dikatakan ratio penderita hipertensi pada penderita glaukoma

primer sudut tertutup sebesar 0,5 (Vijaya et al, 2006). Dalam hal ini, secara

36,5

63,5

Gambar 6.4 Distribusi penderita glaukoma primerberdasarkan riwayat hipertensi di RSP Unhasperiode Juni 2016-Juni 2017

ada

tidak ada

Page 59: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

44

patofisiologi hipertensi lebih berhubungan dan berpengaruh pada glukoma sudut

terbuka dibanding glaukoma sudut tertutup.

5. Karakteristik penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat diabetes

mellitus

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi penderita glaukoma primer yang tidak

memiliki riwayat diabetes mellitus sebanyak 38 orang (73,1 %) sedangkan yang

memiliki riwayat diabetes mellitus sebanyak 14 orang (26,9 %).

Seperti halnya hipertensi, penentuan adanya diabetes mellitus hanya berdasarkan

riwayat anamnesis pada pasien yang tercatat pada rekam medik pasien. Sebenarnya

banyak penderita diabetes mellitus yang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap

penyakit tersebut. Hal ini disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang

diabetes mellitus, terutama gejala-gejalanya (Manueke ES,2003). Hal ini juga yang

bisa menyebabkan rendahnya persantase penderita glaukoma primer yang memiliki

riwayat diabetes mellitus dibandingakan yang tidak memiiki riwayat diabetes mellitus.

26,9

73,1

Gambar 6.5 Distribusi penderita glaukoma primerberdasarkan riwayat diabetes mellitus di RSP Unhasperiode Juni 2016-Juni 2017

ada

tidak ada

Page 60: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

45

Diabetes mellitus diketahui menyebabkan kerusakan mikrovaskular pada retina dan

saraf optik. Bukti memperlihatkan bahwa gangguan saraf optik bagian anterior,

bertanggung jawab terhadap perubahan papil saraf optik yang akan menghasilkan saraf

optik glaukomatosa (Chopra Et al,2008). Teori lain menyatakan bahwa mekanisme

diabetes mellitus dapat menyebabkan glaukoma dapat diketahui dari adanya

peningkatan ketebalan lensa akibat dari overload sorbitol atau melalui pertumbuhan

neovaskularisasi pada jalinan trabekular yang akan menyebabkan gangguan pada

proses pengaliran aqueous humor sehingga meningkatkan tekanan intraokuler (Lang

GK,2000). Dalam sebuah penelitian dilaporkan bahwa glaukoma sudut terbuka primer

prevalensinya akan meningkatkan tiga kali lebih tinggi pada diabetes mellitus daripada

non diabetes mellitus (Admadi, 2008).

6. Karakteristik penderita glaukoma primer berdasarkan riwayat keluhan

utama

Dari hasil penelitian, distribusi penderita glaukoma primer menurut keluhan utama

yang terbanyak yaitu penderita yang mengeluhkan adanya penglihatan menurun

sebanyak 19 orang (36,5%).

Page 61: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

46

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dienda dll

(2013), dimana hasil penelitiannya didapatkan keluhan utama terbanyak pada penderita

yaitu penurunan penglihatan (34%). Hal ini disebabkan karena pada glaukoma

kerusakan saraf mata dimulai dari tepi lapangan pandang dan yang nantinya lambat

laun meluas ketengah sehingga penderita tidak sadar akan adanya kerusakan pada

lapangan pandang perifer, setelah pada tahap lanjut dimana seluruh lapangan pandang

telah rusak baik perifer maupun sentral barulah penderita memeriksakan matanya.

Disamping itu, terdapat pula gejala lain diantaranya nyeri mata dan sakit kepala yang

disebabkan karena terjadinya nyeri alih pada cabang-cabang nervus trigeminus yaitu

saraf oftalmikus pada kornea dan cabang kedua dan ketiga yang menyebabkan nyeri

pada belakang kepala sebagai akibat dari peninggian tekanan intraokuler. Pada teori

dikatakan keluhan yang didapatkan tergantung dari jenis glaukoma yang diderita,

misalnya glaukoma primer sudut terbuka akan terdapat keluahan seperti penurunan

36,5

17,3

21,2

15,4

5,83,8

Gambar 6.6 Distribusi penderita glaukoma primerberdasarkan riwayat keluhan utama di RSP Unhas periodeJuni 2016-Juni 2017

Penglihatan menurun

Mata merah

Nyeri pada mata

Sakit kepala

Air mata berlebih

Kotoran mata berlebih

Page 62: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

47

lapangan pandang, mata sebelah terasa berat, sakit kepala. Sedangkan pada glaukoma

primer sudut tertutup umumnya keluhan yang diderita berupa mata merah, nyeri pada

mata, melihat pelangi (halo), mual dan muntah, kelopak mata bengkak dengan

penurunan penglihatan mendadak.

7.Karakteristik penderita glaukoma primer berdasarkan tekanan intraokuler

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan distribusi tekanan intraokuler terbanyak

mengalami peningkatan yaitu sebesar 30 orang (57,8%).

Menurut salah satu kepustakaan yang menyatakan bahwa peningkatan tekanan

intraokuler merupakan salah satu faktor risiko glaukoma yang dapat ditangani.

Beberapa teori menyatakan efek peningkatan tekanan intraokuler yang menyebabkan

terjadinya glaukoma, yaitu kegagalan vaskularisasi sehingga menyebabkan iskemik

pada nervus optik dan kegagalan mekanis akibat kompresi pada jaringan saraf dari

nervus optik. (Jerald A. Bell). Pada sebagian besar kasus glaukoma, tekanan bola mata

42,3

57,7

Gambar 6.7 Distribusi penderita glaukoma primerberdasarkan tekanan intraokuler di RSP Unhas periodeJuni 2016-Juni 2017

10-21(normal)

>21(meningkat)

Page 63: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

48

yang tinggi merupakan penyebab terjadinya kerusakan saraf mata. Biasanya hal ini

disebabkan oleh terganggunya cairan keluar pada sistem drainase cairan bola mata

yang mengakibatkan penumpukan cairan bola mata sehingga terjadi peningkatan

tekanan intraokuler. Peningkatan tekanan intraokuler ini merusak saraf dan berakhir

dengan hilangnya luas penglihatan. Tingginya tekanan intraokuler sebagai faktor risiko

dari glaukoma banyak didukung oleh berbagai penelitian. Penelitian di Australia

mendapatkan peningkatan tekanan intraokuler berhubungan dengan terjadinya

glaukoma sudut terbuka dengan risk ratio 1,2-1,5 (Le et al,2003). Penelitian di

Bangkok didapatkan 31% dari glaukoma primer sudut terbuka dengan tekanan

intraokuler ≥97,5 perentil, 50% pada glaukoma primer sudut tertutup dan 80% pada

glaukoma sekunder (Bourne et al,2003). Sedangkan untuk penderita glaukoma yang

memiliki tekananan intraokuler normal, hal ini sesuai dengan kepustakaan ketegangan

normal glaukoma yang menyatakan bahwa sekitar 15% menjadi 25% orang dengan

glaukoma sudut terbuka memiliki ketegangan normal glaukoma. Hal ini sering disebut

sebagai normal tension glaukoma atau glaukoma normotensi. Walaupun

mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti, tetapi terdapat beberapa faktor yang

diduga dapat menyebabkan hal ini antar lain adanya gangguan vaskular sistemik.

Page 64: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

49

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita glaukoma di

RSP Unhas Kota Makassar periode Juni 2016-Juni 2017 didapatkan 52 pasien

glaukoma primer maka dapat disimpulkan bahwa:

7.1.1. Penderita glaukoma primer lebih banyak ditemukan pada perempuan daripada

laki-laki yaitu sebesar 51,9% (27 orang).

7.1.2. Penderita glaukoma primer paling banyak pada kelompok usia 56-65 tahun

yaitu sebesar 46,1% (24 orang).

7.1.3. Penderita glaukoma primer paling banyak menderita galukoma primer sudut

terbuka yaitu sebesar 67,3% (35 orang).

7.1.4. Penderita glaukoma primer paling banyak ditemukan tidak memiliki riwayat

hipertensi yaitu sebesar 63,5 % (33 orang).

7.1.5. Penderita glaukoma primer paling banyak ditemukan riwayat diabetes mellitus

yaitu sebesar 73,1 % (38 orang).

7.1.6. Penderita glaukoma primer lebih banyak memiliki riwayat keluhan utama

berupa penurunan penglihatan yaitu sebesar 69,2% (36 orang).

7.1.7. Penderita glaukoma primer lebih banyak mengalami peningkatan tekanan

intraokuler sebanyak 57,8% (30 orang).

Page 65: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

50

7.2. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita glaukoma di RSP

Unhas Kota Makassar periode Juni 2016-Juni 2017 didapatkan 52 pasien glaukoma

maka dapat disimpulkan bahwa:

7.2.1. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk mengadakan penyuluhan tentang

kesehatan mata dan pencegahannya khususnya glaukoma agar masyarakat

dapat mengetahui mengenai gejala, faktor risiko maupun bahaya penyakit

tersebut sehingga kita dapat mendeteksi lebih dini.

7.2.2. Bagi masyarakat khususnya masyarakat yang berusia lebih dari 40 tahun untuk

secara rutin melakukan pemeriksaan mata karena penderita berusia lebih dari

40 tahun berisiko untuk menderita glaukoma.

7.2.3. Perlu kiranya dalam pengisian status pasien ditulis secara lengkap terutama

identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang jiak ada, dan

penyakit penyerta untuk menetapkan diagnosa pasien.

Page 66: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

51

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, G., 2008. Introduction to Eye Problems in Indonesia, Department of

Ophthalmology, FKUI.

American Academy of Opthalmology staff., 2014-2015. Basic and Clinicalscience

course. Section 10. Glaukoma. San Fransisco.

Bell Jerald a., 2009. Ocular hypertension. In: E-Medicine [online].

Blanco AA, Costa VP, Wilson RP. 2002. Handbook of Glaucoma. London:

Martin Dunitz. 17-20.

Bourne RRA, et al. 2003. Prevalence of Glaukoma in Thailand: a Population Based Survey

in Room Klao District. Bangkok: 1069-74.

Boyd B, Luntz M, 2002. Open Angle Glaucoma Clinical Evaluation and Risk Factors

In Innovation in The Glaucoma Etiology, Diagnosis and Management, High

Light of Ophthalmology, Bogota, 3-10.

Broman AT. 2006. The Number of People With Glaukoma Worldwide IN 2010 and

2020. 90:262-267.

Bruce James, et al, 2006. Anthony Brown oftalmologi. Jakarta: Erlangga.

Chopra V et al. 2008. Type 2 Diabetes Mellitus and the Risk of Open Angel Glaucoma.

115: 227-32.

Coleman et al., 2009. Science and practice: Epidemiology of glaucoma. New York:

Thieme Medical Publishers, pp 2-11

Dienda, Muhammad dll. 2013. Karakteristik Penderita Glaukoma di Klinik Mata

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2011. Palembang: Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Page 67: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

52

Depkes RI, 1998. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.

Jakarta.

Depkes, RI., 2003. Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan

Kebutaan (PGPK) untuk Mencapai Vision 2020, Perdami. 1-20.

Depkes, RI, 2004. Distribusi Penyakit Mata dan Adneksa Pasien Rawat Inap dan

Rawat Jalan Menurut Sebab Sakit di Indonesia Tahun 2004.

Gazzard G, et al. 2003. Intraocular Pressure and Visual field Loss in Primary Angle-

Closure and Primary Open-Angle Glaucomas..

Giangiacoma A, Coleman AL. 2010. The Epidemiology of Glaucoma In. 13-21.

Gordon MO, et al. 2002. The Ocular Hypertension Treatment Study. Arch

Opthalmology: 720-725.

Ilyas, S. 2000. Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Ilyas, S. 2003. Penuntun Ilmu Penyakit Mata Edisi Kedua. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Ilyas, S. 2007. Glaukoma (Tekanan Bola Mata Tinggi). Edisi III. Penerbit CV. Sagung

Seto.. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Irza S. 2009. Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo

Tanjung Sumateraa Barat. Medan; Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara.

Page 68: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

53

Ismandari, Fetty. 2010. Kebutaan pada Pasien Glaukoma Primer di Rumah Sakit

Umum Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jakarta

J Niel Michael 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Jakarta: 2006.

Kanski JJ., 1994. Clinical Ophthalmology 3th Ed. Oxford: Butterworth-Heinermann.

234-248.

Khandekar RMA, et al. 2008. Oman Eya Study 2005: Prevalence and Determinants

Glaucoma. Eastern Meditteranean Health Journal. 1349-59.

Khaw T, Shah P, 2005. ABC of Eyes 4 th Edition. London: BMJ Publishing Group; 52-

59.

Lang GK. 2000. Ophthalmology A Short Texbook. New York: 233-77.

Laske MC, et al. , 2003. Factors for glaucoma progression and the effect of treatment : the

Early Manifest Glaucoma Trial. Arch Opthalmol, 121:48.

Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB., 2003. Introduction to Glaucoma: Terminology,

Epidemiology and Heredity In Basic And Clinical Science Course section 10 :

Glaukoma. American Academy of Ophthalmology. San Fransisco, USA, 5-12.

Le A et al, 2003. Risk Factor Incidence of Open-Angle Glaucoma: The Visual

Impairment Project. 44(9):3783-3789.

Nilawati, E., 2008. Prevalensi Kebutaan Akibat Glaukoma di RSUP.H.Adam Malik

Medan. Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUSU. Medan : 23.

Nelson P, et al. Quality of life in glaukoma and its relationship with visualfunction.

J.Glaukoma. 2003;12:139.

Page 69: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

54

Magdalena, C., 2006. Besar Risiko Kejadian Glaukoma Pada Penderita Hipertensi di

Rumah Sakit Umum DR. Soetomo.

Manueke ES. 2003. Hubungan Rigiditas Sklera Dengan Nilai Tekanan Intraokuler Pada

Penderita Miopia. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Mukesh BN, et al., 2002. Five year incidece of open angle glaucoma : the visual

impairment project. Opthalmology, 1047-56.

PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia)., 2008. Peringatan Hari

Glaukoma Sedunia.

Radjiman, dkk., 11993. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa

Kedokteran. Surabaya: Airlangga University Press.

Rahman MM, et al. 2004. The Prevalence of Glaukoma in Bangladesh: A Population Based

Survey in Dhaka Division. 1493-1497.

Rarker MT, et al., 2000 Rate of visual fields loss in progressiv glaukoma. Arch Opthalmol,

481-7.

Rijal AP. 2005. Cinical Analysis Of Glaucoma in Hospital Patiens. Kathmandu University

Medical Journal.

Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas)., 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementerian RI tahun 2008.

Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas)., 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.

Rosalian, dewi., 2011. Visual Field Abnormality and Quality of Life of Patient with

Primary Open Angle Glaucoma. Surabaya; Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga.

Page 70: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

55

RS Mata YAP, 2009. Diagnosis dan Penanganan Glaukoma.

Shen SY, et al, 2008. The Prevalence And Types og Glaucoma in Malay People: The

Singapore Malay Eye Study.

Stamper RL et al., 2009. Angle-Closure Glaucoma With Pupillary Block In; Diagnosis

and Theraphy of The Glaucomas. New York: Mosby, 217.

Song, J., 2009. The Silent of Eyesight.

Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan-Eva, P., 1995. Glaucoma in General

Ophthalmology, Fourteenth edition a Lange Medical Book Printice- Hall

International Inc. 208-225.

Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan-Eva, P., 2000. Glaucoma in General

Ophthalmology, general Ophthalmology 14th Ed. Jakarta: Widya Medika. 220-232.

Vijaya L, et al. 2006. Prevalence og Angle-Closure Disease in A Rural Southern Indian

Population. Arch Opthalmology: 403-9.

WHO., 2012. Global Data On Visual Impairments 2010.

WHO., 2010. The World Health Report 2010.

Wilensky J T.,1994. Epidemiology of Open Angle Glaucoma In Textbook of

Ophthalmology. London, St Louis, Baltimore, Boston, Chicago, Philidelphia,

Sydney, Toronto, p. 829- 833.

Yunihartati, S, 1996. Trabekulektomi pada Penderita Glaukoma di RSUP. Dr.

Sardjito. Ophtalmologica Indonesia, Vol. 16, no.

Page 71: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

56

Lampiran 1 Data Penelitian

Data penderita glaukoma primer periode Juni 2016- Juni 2017 di bagain rekammedik RSP Unhas

NO NO.RM

USIA(TAHUN)

JENISKELAMIN

RIWAYAT KELUHANTEKANAN

BOLAMATA

RIWAYATJENIS

GLAUKOMADM HIPER

TENSI

1 01907 67 P Air mata berlebih 15/18 - +Glaukoma

primer sudutterbuka

2 09929 63 L Air mata berlebih21/18

+ -Glaukoma

primer sudutterbuka

3 13519 55 L Mata merah 23/10 + +Glaukoma

primer sudutterbuka

4 14312 25 P Nyeri 17/11 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

5 18701 65 L Penglihatan menurun 24/30 - +Glaukoma

primer sudutterbuka

6 18930 61 P Mata merah 41/25 + +Glaukoma

primer sudutterbuka

7 33430 69 P Penglihatan menurun 17/19 - +Glaukoma

primer sudutterbuka

8 33565 65 L Mata merah 11/10 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

9 38702 67 P Penglihatan menurun 12/23 + +Glaukoma

primer suduttertutup

10 55597 46 P Penglihatan menurun 13/15 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

11 57640 56 P Mata merah 12/19 - -Glaukoma

primer suduttertutup

12 55156 62 P Nyeri 14/15 + -Glaukoma

primer sudutterbuka

13 50304 46 L Nyeri 14/15 + -Glaukoma

primer sudutterbuka

Page 72: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

57

14 59851 65 L Kotoran mata berlebih 15/54 - +Glaukoma

primer suduttertutup

15 60398 65 P Sakit kepala 58/17 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

16 60645 60 L Nyeri 18/13 - +Glaukoma

primer sudutterbuka

17 61111 64 L Kotoran mata berlebih 30/15 - +Glaukoma

primer sudutterbuka

18 61145 31 L Penglihatan menurun 38/21 - -Glaukoma

primer suduttertutup

19 61376 68 P Penglihatan menurun 17/25 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

20 61555 50 L Air mata berlebih 13/12 + +Glaukoma

primer sudutterbuka

21 61761 43 P Penglihatan menurun 19/23 - +Glaukoma

primer sudutterbuka

22 62334 52 L Mata merah 47/43 + +Glaukoma

primer sudutterbuka

23 63459 59 P Penglihatan menurun 14/34 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

24 63554 67 L Penglihatan menurun 19/30 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

25 63698 68 P Mata merah 25/error - +Glaukoma

primer sudutterbuka

26 35438 63 L Sakit kepala 17/38 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

27 64884 71 P Sakit kepala 60/15 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

28 65192 63 P Penglihatan menurun 17/30 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

29 65206 77 P Mata merah 36/49 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

Page 73: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

58

30 65222 53 P Sakit kepala 11/14 + +Glaukoma

primer sudutterbuka

31 66457 50 L Penglihatan menurun 26/45 - -Glaukoma

primer suduttertutup

32 67458 65 L Penglihatan menurun 33/13 - -Glaukoma

primer suduttertutup

33 68413 49 L Nyeri 35/error - -Glaukoma

primer suduttertutup

34 68384 66 L Penglihatan menurun 27/18 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

35 69695 60 P Penglihatan menurun 31/12 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

36 70177 68 L Penglihatan menurun 30/10 + +Glaukoma

primer suduttertutup

37 70375 43 P Sakit kepala 20/30 - +Glaukoma

primer sudutterbuka

38 70380 49 P Nyeri Error/29 + -Glaukoma

primer suduttertutup

39 70663 21 L Sakit kepala 20/58 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

40 71071 68 P Nyeri 19/21 + +Glaukoma

primer suduttertutup

41 75131 69 L Penglihatan menurun 40/41 - -Glaukoma

primer suduttertutup

42 75786 59 P Mata merah 11/error - -Glaukoma

primer suduttertutup

43 75816 46 L Nyeri Error/16 - -Glaukoma

primer suduttertutup

44 76649 63 P Nyeri 13/8 - +Glaukoma

primer suduttertutup

45 76994 65 L Penglihatan menurun 12/21 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

Page 74: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

59

46 62456 63 P Sakit kepala 16/11 - -Glaukoma

primer suduttertutup

47 72793 57 L Sakit kepala 15/10 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

48 73574 60 L Penglihatan menurun 16/17 + +Glaukoma

primer sudutterbuka

49 62447 62 P Mata merah 16/29 + -Glaukoma

primer sudutterbuka

50 48528 56 P Penglihatan menurun 25/21 - -Glaukoma

primer sudutterbuka

51 69957 61 P Nyeri 21/48 - -Glaukoma

primer suduttertutup

52 59348 66 L Nyeri 12/43 - -Glaukoma

primer suduttertutup

Page 75: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

60

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian dan Surat Permohonan Izin

Pengambilan Data

Page 76: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

61

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Rekomendasi Etik

Page 77: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

62

Lampiran 4 Surat Rekomendasi Persetujuan Etik

Page 78: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

63

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL

Bersama ini kami selaku pembimbing skripsi mahasiswa :

Nama : Nur Azizah Jafar

Stambuk : C111 14 001

Menyetujui judul skripsi mahasiswa tersebut di atas dengan judul :

“KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH SAKIT

PENDIDIKAN UNHAS KOTA MAKASSAR PERIODE JUNI 2016-JUNI 2017”

Makassar, 27 April 2017

(dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH.,Sp.M.Kes)

NIP. 198110106 201404 1 001

Page 79: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

64

Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Bersama ini kami selaku pembimbing skripsi mahasiswa :

Nama : Nur Azizah Jafar

Stambuk : C111 14 001

Judul : Karakteristik Penderita Glaukoma Primer Di Rumah Sakit

Pendidikan Unhas Kota Makassar Periode Juni 2016-Juni 2017

Menyatakan bahwa mahasiswa ini telah mempresentasikan proposal skripsinya

pada :

Hari/tanggal : Rabu, 30 Agustus 2017

Waktu : 11.00 WITA

Tempat : Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, 30 Agustus 2017

(dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH.,Sp.M.Kes)

NIP. 198110106 201404 1 001

Page 80: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

65

Lampiran 7

LEMBAR PERSETUJUAN HASIL

Bersama ini kami selaku pembimbing skripsi mahasiswa :

Nama : Nur Azizah Jafar

Stambuk : C111 14 001

Judul : Karakteristik Penderita Glaukoma Primer Di Rumah Sakit

Pendidikan Unhas Kota Makassar Periode Juni 2016-Juni 2017

Menyatakan bahwa mahasiswa ini telah mempresentasikan hasil penelitian

skripsinya pada :

Hari/tanggal : Jumat, 24 November 2017

Waktu : 14.00 WITA

Tempat : Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, 24 November 2017

(dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH.,Sp.M.Kes)

NIP. 198110106 201404 1 001

Page 81: KARAKTERISTIK PENDERITA GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH …

66

Lampiran 8

DATA DIRI PENULIS

Nama Lengkap : Nur Azizah Jafar

Nama Panggilan : Icha

NIM : C11114001

Tempat, Tanggal Lahir : Kalosi, 06 Juni 1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Dokter / Kedokteran

Nama Orangtua :

Ayah : Drs. Jafaruddin

Ibu : Hj. Haslinda S,Pd

Anak Ke : 1

Alamat : Rusunawa Unhas Blok B

Telepon : 085240439154

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

No. Jenjang Pendidikan Asal Tahun Tamat

1. Sekolah Dasar SDN 103 KALOSI 2008

2.Sekolah MenengahPertama

SMP 3 ALLA 2011

3. Sekolah Menengah Atas SMAN 1 ANGGERAJA 2014