10
Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended Sedimen Sungai Citarum Saat Musim Kemarau Sudarningsih *1 , Satria Bijaksana 2 , Wododo 2 , Irwan Iskandar 2 Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat Jalan Bigjen Hasan Basri, Banjarmasin, Indonesia Faculty of Mining and Petroleum Engineering, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia Email: [email protected] Abstrak. Kajian kemagnetan batuan telah digunakan untuk kajian lingkungan, salah satunya untuk memonitor polusi antropogenik terutama logam berat pada tanah dan sedimen. Sejauh ini kajian sedimen sungai dengan menggunakan metoda kemagnetan batuan sudah banyak dilakukan, namun belum ada yang melakukannya untuk daerah yang berlatar belakang vulkanik dan beriklim tropis. Sungai Citarum merupakan sungai yang terletak di daerah vulkanik, dilalui banyak industri dan padat pemukiman disamping fungsinya sebagai sungai strategis nasional. Sungai Citarum saat ini juga mengalami permasalahan limbah, dimulai dari daerah hulu dengan permasalahan kotoran sapi, pupuk kimiawi dan pestisida, selanjutnya limbah domestik, limbah industri dan logam berat yang melebihi baku mutu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik magnetik dan karakteristik logam berat pada sedimen Sungai Citarum di daerah yang belum dilalui industri dan daerah yang telah dilalui industri dan padat pemukiman yang dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Adapun tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah menjadikan metoda kemagnetan batuan ini sebagai metoda alternatif dalam penentuan keberadaan logam berat di sungai Citarum. Metoda yang digunakan untuk mengkarakterisasi magnetik sedimen sungai Citarum ini adalah serangkaian pengukuran kemagnetan batuan, yaitu suseptibilitas magnetik (berbasis frekuensi dan suhu), IRM ( Isothermal Remanent Magnetization), ARM (Anhysteretic Remanent Magnetization) dan VSM (Vibration Sampel

Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Sedimen Sungai Citarum Saat Musim Kemarau

Sudarningsih*1, Satria Bijaksana2, Wododo2, Irwan Iskandar2

Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat

Jalan Bigjen Hasan Basri, Banjarmasin, Indonesia

Faculty of Mining and Petroleum Engineering, Institut Teknologi Bandung

Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak. Kajian kemagnetan batuan telah digunakan untuk kajian lingkungan, salah satunya

untuk memonitor polusi antropogenik terutama logam berat pada tanah dan sedimen. Sejauh ini

kajian sedimen sungai dengan menggunakan metoda kemagnetan batuan sudah banyak

dilakukan, namun belum ada yang melakukannya untuk daerah yang berlatar belakang vulkanik

dan beriklim tropis. Sungai Citarum merupakan sungai yang terletak di daerah vulkanik, dilalui

banyak industri dan padat pemukiman disamping fungsinya sebagai sungai strategis nasional.

Sungai Citarum saat ini juga mengalami permasalahan limbah, dimulai dari daerah hulu dengan

permasalahan kotoran sapi, pupuk kimiawi dan pestisida, selanjutnya limbah domestik, limbah

industri dan logam berat yang melebihi baku mutu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

karakteristik magnetik dan karakteristik logam berat pada sedimen Sungai Citarum di daerah

yang belum dilalui industri dan daerah yang telah dilalui industri dan padat pemukiman yang

dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Adapun tujuan jangka panjang dari penelitian

ini adalah menjadikan metoda kemagnetan batuan ini sebagai metoda alternatif dalam penentuan

keberadaan logam berat di sungai Citarum. Metoda yang digunakan untuk mengkarakterisasi

magnetik sedimen sungai Citarum ini adalah serangkaian pengukuran kemagnetan batuan, yaitu

suseptibilitas magnetik (berbasis frekuensi dan suhu), IRM (Isothermal Remanent

Magnetization), ARM (Anhysteretic Remanent Magnetization) dan VSM (Vibration Sampel

Page 2: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Magnetometer). Metoda yang digunakan untuk mengkarakterisasi logam berat pada sedimen

sungai Citarum ini adalah AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer), SEM (Scanning

Electron Microscope) dan EDX (Energy Dispersion X-Ray Spectroscope). Hasil penelitian yang

diharapkan adalah diketahuinya perubahan karakteristik magnetik serta karakteristik logam berat

pada sedimen sungai Citarum setelah melalui daerah industri dan daerah padat pemukiman serta

pada daerah yang dilalui anak-anak sungai Citarum. Hasil penelitian ini dapat mencover 75

persen dari penelitian disertasi sebagai penyumbang data hasil penelitian. Data yang disajikan

telah dipublikasikan sebagai luaran utama dari penelitian ini yaitu pada jurnal internasional

bereputasi Geosciences dan disertakan dalam Konfrensi Internasional Asia Oceania Geosciences

Soicety (AOGS) di Singapura.

Kata Kunci : Sungai Citarum River, suspended sedimen, litogenik, antropogrnik, pencemaran

1. Introduction

Sungai Citarum bersumber dari mata air Gunung Wayang (sebelah Selatan Kota Bandung) dan

merupakan sungai terpanjang dan terlebar di Provinsi Jawa Barat sepanjang 269 km, dinyatakan

sebagai salah satu Sungai Strategis Nasional (Kepres No 12, 2012). Namun saat ini Sungai

Citarum mengalami permasalahan limbah. Permasalahan limbah ini dimulai dari daerah hulu

dengan permasalahan kotoran sapi, pupuk kimiawi dan pestisida. Permasalahan lainnya yaitu

limbah domestik, limbah industri (Satrio dkk., 2012) dan logam berat yang melebihi baku mutu

(Bappenas,

Tingkat pencemaran sungai dapat dikendalikan dengan melakukan kegiatan monitoring secara

berkelanjutan. Monitoring keberadaan limbah pada sungai Citarum saat ini sudah dilakukan

dengan menggunakan metoda kimia, fisika dan biologi. Marganingrum (2013) melakukan

pengujian kualitas air sungai Citarum dengan menggunakan metoda IP (Indeks Pencemaran) dan

WQI (Water Quality Index). BPLHD (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah) Provinsi

Jawa Barat menggunakan metoda IP dan Storet (Effendi, 2003). Priyanto dkk (2008)

menganalisa keberadaan logam berat pada air dengan menggunakan metoda AAS (Atomic

Page 3: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Absorption Spectrophotometer) pada sedimen dan ikan di waduk Cirata. Chanpiwat dan

Sthiannopkao (2014) menganalisa air sungai Citarum dan memperlihatkan kandungan beberapa

logam yaitu Al, Ti, Mn, Fe, Co, Ni, Zn, Cd dan Pb dengan menggunakan metoda ICP-MS

(inductively coupled plasma mass spectroscopy) dan ICP-OES (inductively coupled plasma

optical emission spectroscopy). Kegiatan monitoring secara kimia, fisika dan biologi ini

membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama (Zhang dkk, 2011).

Salah satu metoda monitoring sedimen sungai yang efektif baik segi waktu maupun biaya adalah

dengan menggunakan metoda kemagnetan lingkungan. Beberapa kajian kemagnetan lingkungan

pada sedimen sungai sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Beckwith dkk., 1986;

Chan dkk., 2001; Jordanova dkk., 2004; Desenfant dkk., 2004; Chaparro dkk., 2008, 2011, dan

2013; Franke 2009; Augustinus dkk., 2010; Zhang dkk., 2012; Xu dkk., 2014; dan Bilinski dkk.,

2014. Sementara itu, kajian tentang korelasi antara sifat magnetik dengan kandungan logam berat

yang sudah pernah dilakukan adalah pada lindi (Bijaksana dan Huliselan, 2010) dan sedimen

sungai (Scholger, R.,1998; Knab dkk., 2006; Chaparro dkk., 2008, 2011, 2013 dan 2015; Franke

dkk., 2009; Zhang dkk., 2011 dan Bilinski dkk., 2014).

Sampai saat ini penelitian tentang kemagnetan batuan pada sedimen sungai untuk daerah

vulkanik, beriklim tropis saat musim hujan dan musim kemarau belum pernah dilakukan.

2. Metode Penelitian

Daerah pengambilan sampel meliputi daerah aliran sungai Citarum yang dimulai dari daerah

Majalaya (desa Bale Kambang) sampel dengan titik 1 ‒ 14, sampai dengan Nanjung Kabupaten

Bandung, Jawa Barat dengan memperhatikan daerah padat industri, daerah pemukiman dan

anak-anak sungai serta beberapa anak sungai yaitu Sungai Cikapundung, Citepus, Ciodeng,

Cikasungka, Cimariuk, Cikambuy dan Cicukang (titik A ‒ G) (Gambar 1). Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan menggunakan perangkap sedimen (Gambar 2). Perangkap sedimen

dilengkapi dengan saringan 0,2 mm yang dibiarkan selama 3 hari. Pengambilan sampel

dilakukan pada musim hujan (April–Juni 2016) dan kemarau (bulan Nopember-Desember 2016).

Page 4: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Di loboratorium, sampel akan diekstraksi dengan menggunakan magnetic stirrer, untuk

selanjutnya dilakukan serangkaian pengukuran magnetik dan non magnetik.

Gambar 1. Peta geologi dan penggunaan lahan di sekitar Sungai Citarum,

Gambar 2. Penambatan perangkap suspended sediment pada sebuah jembatan. Sisipan

adalah gambar skematik perangkap sampel.

Pengukuran karakteristik magnetik dilakukan di laboratorium Kemagnetan Batuan ITB yang

meliputi pengukuran suseptibilitas, IRM (Isothermal Remanent Magnetization) dan ARM

(Anhysteretic Remanent Magnetization). Pengukuran VSM (Vibration Sampel Magnetometer)

dilakukan di Batan Serpong. Pengukuran non magnetik, untuk mengidentifikasi jenis logam

berat dan kelimpahan yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan metoda Atomic

Page 5: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Absorption Spectrophotometer (AAS), X-Ray Difraction dan SEM-EDX akan dilakukan di

PSDG (Pusat Sumber Daya Geologi) Bandung.

3. Hasil Dan Pembahasan

Tabel 1 memperlihatkan hasil pengukuran suspetibilitas magnetik sampel suspenden

sedimen dan morfologi sampel pilihan. Berdasarkan hasil pengukuran suseptibilitas magnetik,

sampel suspended sedimen Sungai Citarum memiliki nilai yang cenderung menurun dari hulu ke

hilir (Sudarningsih et al, 2017 a), yang mana sampel di hulu memiliki nilai suseptibilitas 1005.8

(×10−8 m3 ·kg−1) dan sampel hilir memiliki nilai suspetibilitas magnetik 319.6 (×10−8 m3

·kg−1). Sementara nilai suseptibiltas anak Sungai Citarum bervariasi dari 652.4 - 256.0 (×10−8

m3 ·kg−1).

Tabel 1 Nilai Suseptibilitas Magnetik dan Morfologi Suspended Sediment Sungai Citarum dan Anak-anak Sungainya.

Sample χLF (×10−8 m3 ·kg−1) Morfologi Sampel

Citarum River

Hulu 1005.8

% Bentuk bulir sampel yaitu membentuk persegi dengan ukuran berkisar 5 - 10 𝜇m (indeks 1 dan 2).

Page 6: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Tengah 772.3

Hilir 319.6

The Tributaries

% Bentuk bulir sampel yaitu membentuk persegi dan ada yang bulat serta banyak yang terlihat hancur (tidak sempurna lagi perseginya) dengan ukuran berkisar >10 𝜇m (indeks 7 - 10).

% Bentuk bulir sampel yaitu membentuk persegi, namun sudah mengalami kerusakan pada sisi-sisinya, bahkan banyak yang terlihat hancur. Ukuran bulir magnetik >10 𝜇m (indeks 4 - 6), hanya bulir 5 yang berukuran sekitar 5 𝜇m.

Page 7: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

River A 509.2

River B652.4

% Bentuk bulir sampel yaitu membentuk persegi dan ada yang bula sempurnat serta banyak yang terlihat hancur (tidak sempurna lagi perseginya) dengan ukuran berkisar >10 𝜇m (indeks d and g), sementara ada juga yang berukuran < dari 10 𝜇m (e and f)

% Bentuk bulir sampel yaitu membentuk persegi dan ada yang bulat serta banyak yang terlihat hancur (tidak sempurna lagi perseginya) dengan ukuran berkisar5 -10 𝜇m (indeks a - b).

Page 8: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Berdasarkan hasil dari SEM menunjukkan bahwa bulir magnetik dari Sungai Citarum dan anak

sungainya berasal dari dua sumber yang berbeda yaitu dari pedogenik dan antropogenik.

Berdasarkan morfologi mereka, butiran magnetik dari Sungai Citarum secara dominan berbentuk

oktahedral atau bersudut dan rusak pada bagian sudutnya, yang menunjukkan berasal dari

pedogenik. Bentuk oktahedral dan sudut adalah tipikal fragmen titanomagnetite (Steve dan

Satria, 2010). Berdasarkan ukuran bulir mineral magnetik dari Sungai Citarum yang

menunjukkan ukuran bulir yang relatif kecil, juga menegaskan bahwa bulir magnetik dari Sungai

Citarum didominasi dari sumber pedogenik. Bulir mineral magnetik dari anak sungai

memperlihatkan bahwa di setiap site yang diambil, mengandung mineral magnetik yang

berbentuk oktahedral yang rusak pada bagian sudutnya, yang menunjukkan bahwa mineral

magnetik ini berasal dari pedogenik namun telah mengalami pelapukan (Steve dan Satria, 2010).

Disamping itu terdapat juga mineral magnetik berbentuk bulat sempurna, yang mengindikasikan

bahwa mineral magnetik ini berasal dari proses antropogenik. Sejumlah penelitian telah

menunjukkan bahwa mineral magnetik berbentuk bulat (spherules) secara umum terdapat di abu

terbang, debu di pinggir jalan dan sedimen, yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dari

kendaraan atau tungku pada suhu tinggi (Kim et al, 2007; Matzka and Maher, 1999)

River C 650.2

% Bentuk bulir sampel yaitu membentuk persegi namun terlihat hancur (tidak sempurna lagi perseginya) dan ada yang berbentuk lembaran. Ukuran bulir magnetiknya berkisar < 10 𝜇m (indeks h, i and k). Sementara yang berbentuk lembaran (j) berukuran > 10 𝜇m

Page 9: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

Mineralogi magnetik dan granulometri magnetik dari sampel sedimen sungai mencerminkan

sumber-sumber mineral magnetik mereka. Dalam sedimen Sungai Citarum, mineral magnetik

dominan berasal dari pedogenik, sementara sampel sedimen anak sungainya berasal dari

pedogenik dan antropogenik, yaitu dari hasil penguraian limbah padat, dekomposisi mekanis dan

transformasi yang diinduksi pembakaran, dan sumber litogenik melalui proses seperti pelapukan

maupun erosi. Jika mineral magnetik dalam sampel sedimen Sungai Citarum berasal terutama

dari tanah maka mineralogi magnetik dan granulometri sampel lindi harus mirip dengan mineral

magnetik yang berasal dari tanah. Berdasarkan analisis SEM, butiran magnetik dalam sampel

sedimen Sungai Citarum, kemungkinan besar berasal dari pedogenik. Berdasarkan analisis SEM,

butiran magnetik dalam sampel sedimen anak sungai sangat mirip dengan antropogenik seperti

yang ditunjukkan oleh bentuk sferule sempurna dan ukuran butirannya yang relatif lebih besar.

5. Conclusions

Seperti yang ditunjukkan oleh Sampel Sungai Citarum dan anak-anak sungainya, variasi

nilai suseptibilitas magnetik dalam sedimen tersuspensi dari daerah vulkanik berbeda secara

signifikan dari sedimen dari area non-vulkanik di iklim sedang. Meskipun mineral magnetik

dominan tetap sama, yaitu, magnetit (titano), nilai suseptibilitas magnetik di daerah hulu lebih

magnetik daripada komponen antropogenik. dalam sedimen yang ditangguhkan dari anak-anak

sungai yang mengalir melalui kawasan industri dan perumahan. Dengan demikian, penggunaan

metode magnetik untuk memantau polusi di dunia harus dianalisis dan ditafsirkan dengan

cermat. Kami mengusulkan penggunaan indikator SIRM berbanding suseptibilitas magnetik

untuk menguji pentingnya kontribusi litogenik atau antropogenik dalam mineral magnetik dalam

sedimen. Semakin tinggi nilai perbandingan SIRM dengan suseptibilitas magnetik, semakin

besar kontribusi komponen antropogenik.

References

1. Kapička, A.; Petrovský, E.; Ustjakb, S.; Machackova, K. Proxy mapping of fly-ash pollution

of soils around a coal-burning power plant: a case study in the Czech Republic. J. Geochem.

Explor. 1999, 66, 291–297.

Page 10: Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan ...eprints.ulm.ac.id/6357/1/10-NING.pdf · Karakteristik Mineralogi dan Morfologi Serta Kelimpahan Logam Berat Pada Suspended

2. Petrovský. E.; Kapička, A.; Jordanova, N.; Knab, M.; Hoffmann, V. Low-field magnetic

susceptibility: a proxy method of estimating increased pollution of different environmental

systems. Environ. Geol. 2000, 39, 312–318.

3. Lu, S.G.; Bai, S.Q. Study on the correlation of magnetic properties and heavy metals content

in urban soils of Hangzhou City, China. J. Appl. Geophys. 2006, 60, 1–12.

4. Desenfant, F.; Petrovský, E.; Rochette, P. Magnetic signature of industrial pollution of

stream sediments and correlation with heavy metals: case study from South France. Water

Air Soil Pollut. 2004, 152, 297–312.

5. Dlouha, S.; Petrovský, E.; Kapička, A.; Boruvka, L.; Ash, C.; Drabek, O. Investigation of

Polluted Alluvial Soils by Magnetic Susceptibility Methods: a Case Study of the Litavka

River. Soil & Water Res. 2013, 4, 151–157.

6. Lu, S.; Yu, X.; Chen, Y.Magnetic properties, microstructure and mineralogical

phasesoftechnogenic magnetic particles (TMPs) in urban soils: Their sourceidentification

and environmental implications. Sci. Total Environ. 2016, 543. 239–247.

7. Bijaksana, S.; Huliselan, E.K. Magnetic properties and heavy metal content of sanitary

leachate sludge in two landfill sites near Bandung, Indonesia. Environ. Earth. Sci. 2010, 60,

409–419.

8. Xu, Y.; Sun, Q.; Yi, L.; Yin, X.; Wang, A.; Li, Y.; Chen, J. The source of natural and

anthropogenic heavy metals in the sediments of the Minjiang River Estuary (SE China):

Implications for historical pollution. Sci. Total. Environ. 2014, 493, 729–736.

9. Kim, W.S.J.;Doh, Y.H.; Park, Yun, S.T. Two-year magnetic monitoring in conjunction with

geochemical and electron microscopic data of roadside dust in Seoul, Korea, Atmos.

Environ. 2007, 41, 7627–7641.

10. Matzka, J.B.A.; Maher. Magnetic biomonitoring of roadside tree leaves: identification of

spatial and temporal variations in vehicle-derived particulates, Atmos. Environ. 1999, 33,

4564–4569.