12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 19, No. 1, Juni 2021 1 KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN DAN TELUK CIASEM, KABUPATEN SUBANG, PROPINSI JAWA BARAT, BERDASARKAN CITRA SATELIT (LANDSAT DAN SENTINEL) CHARACTERISTIC COASTAL AREA OF BLANAKAN AND CIASEM BAY, SUBANG DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE BASED ON SATELITE IMAGES (LANDSAT AND SENTINEL) Ipranta 1 , Sonny Mawardi 2 , Mustafa Hanafi 2 dan Immaculata Christiana 2 1 Pemetaan Geologi Tematik, Pusat Survei Geologi, 2 Kelompok Pemetaan Geologi Kelautan, Puslitbang Geologi Kelautan [email protected], [email protected] Diterima : 18-06-2020, Disetujui : 07-07-2021 ABSTRAK Kawasan pesisir utara Pulau Jawa merupakan kawasan yang sering mengalami perubahan akibat proses hidrometeorologi termasuk pesisir Cilamaya. Paling tidak ada 4 sungai yang mengalir bermuara antara lain Citarum (lama), Blanakan, Cilamaya dan Ciasem. Geomorfologi relatif datar yang tersusun dari proses proses fluvial dan proses asal laut sebagai endapan dataran banjir, endapan alur sungai, endapan estuari dan endapan laut. Endapan limpah banjir tersusun oleh lempung lanauan dan lempung kadang dijumpai adanya kerakal dan brangkal, dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sawah, tanaman padi. Pasir, kerakal dan berangkal merupakan material penyusun endapan alur sungai. Estuari terdiri dari material organik dan lempung. Daerah ini tertutup oleh hutan mangrove dan tambak. Endapan laut didominasi endapan yang berukuran halus lempung dan pasir (halus – kasar) dengan dibeberapa tempat kadang dijumpai pecahan cangkang. Kata kunci: Cilamaya, Kawasan Pesisir, estuari ABSTRACT Coastal area in the northern of Java island is part of the always changes caused by hidrometeorogy aspect include the Cilamaya costal area. At least there are four river flow are (old) Citarum, Blanakan, Cilamaya and Ci Asem river. Geomorphologically the relief ralatively flat from the fluvial and marine proccesses, as floodplain, river (channel), estuaries (wet land), marine deposits. The floodplain deposits consists of silty clay and clay some time with pebble, use for the paddy field and some urban area. Sand, pebble and coble are from the river (channel). Estuary consists of organic material and clay, very weak. In the estuary cover by mangrove forest and fish pond. The marine deposits dominantly clay and sand (fine to coarse) with some place found broken shell. The hazards relation with the condition should be mitigate are subsidance, flood from the river and tide (rob). Keyword: Cilamaya, coastal area, estuaries Kontribusi: Ipranta adalah sebagai kontributor utama pada artikel ini, sedangkan Sonny Mawardi, Mustafa Hanafi dan Immaculata Christiana adalah sebagai kontributor anggota.

KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 19, No. 1, Juni 2021

1

KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN DAN TELUK CIASEM, KABUPATEN SUBANG, PROPINSI JAWA BARAT,

BERDASARKAN CITRA SATELIT (LANDSAT DAN SENTINEL)

CHARACTERISTIC COASTAL AREA OF BLANAKAN AND CIASEM BAY, SUBANG DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE BASED ON SATELITE IMAGES

(LANDSAT AND SENTINEL)

Ipranta1, Sonny Mawardi2, Mustafa Hanafi2 dan Immaculata Christiana2

1Pemetaan Geologi Tematik, Pusat Survei Geologi,2Kelompok Pemetaan Geologi Kelautan, Puslitbang Geologi Kelautan

[email protected], [email protected]

Diterima : 18-06-2020, Disetujui : 07-07-2021

ABSTRAK

Kawasan pesisir utara Pulau Jawa merupakan kawasan yang sering mengalami perubahan akibat proseshidrometeorologi termasuk pesisir Cilamaya. Paling tidak ada 4 sungai yang mengalir bermuara antara lain Citarum(lama), Blanakan, Cilamaya dan Ciasem. Geomorfologi relatif datar yang tersusun dari proses proses fluvial dan prosesasal laut sebagai endapan dataran banjir, endapan alur sungai, endapan estuari dan endapan laut. Endapan limpah banjirtersusun oleh lempung lanauan dan lempung kadang dijumpai adanya kerakal dan brangkal, dimanfaatkan olehmasyarakat sebagai sawah, tanaman padi. Pasir, kerakal dan berangkal merupakan material penyusun endapan alursungai. Estuari terdiri dari material organik dan lempung. Daerah ini tertutup oleh hutan mangrove dan tambak. Endapanlaut didominasi endapan yang berukuran halus lempung dan pasir (halus – kasar) dengan dibeberapa tempat kadangdijumpai pecahan cangkang. Kata kunci: Cilamaya, Kawasan Pesisir, estuari

ABSTRACT

Coastal area in the northern of Java island is part of the always changes caused by hidrometeorogy aspect includethe Cilamaya costal area. At least there are four river flow are (old) Citarum, Blanakan, Cilamaya and Ci Asem river.Geomorphologically the relief ralatively flat from the fluvial and marine proccesses, as floodplain, river (channel),estuaries (wet land), marine deposits. The floodplain deposits consists of silty clay and clay some time with pebble, usefor the paddy field and some urban area. Sand, pebble and coble are from the river (channel). Estuary consists of organicmaterial and clay, very weak. In the estuary cover by mangrove forest and fish pond. The marine deposits dominantlyclay and sand (fine to coarse) with some place found broken shell. The hazards relation with the condition should bemitigate are subsidance, flood from the river and tide (rob).Keyword: Cilamaya, coastal area, estuaries

Kontribusi:Ipranta adalah sebagai kontributor utama pada artikel ini, sedangkan Sonny Mawardi, Mustafa Hanafi dan Immaculata Christiana adalah sebagai kontributor anggota.

Page 2: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 19, No. 1, Juni 2021

2

PENDAHULUANPemanfaatan sumber daya alam sangatlah

memerlukan suatu penataan informasi tentangsumber daya alam dan aktivitas pengelolaannya darimulai perencanaan sampai dengan pemantauan daripemanfaatannya. Informasi tentang sumber dayaalam ini tidak akan lepas dari informasi keruangan(spatial) dari sumber daya alam itu di bumi. Itulahyang disebut dengan informasi geospasial (Rolf A.De By dkk, 2004) yang salah satu definisinya adalahinformasi yang memfokuskan kepada konteksgeografis, waktu dan keruangan dari suatu objek.

Secara geologi, kawasan pantai utara JawaBarat, merupakan kawasan yang paling labilterhadap proses-proses yang berlangsung baik yangdiakibatkan oleh proses kebumian secara alamiahmaupun akibat tingkah laku manusia disekitarnya.Semenjak terbentuknya kawasan pantai tersebut diatas telah banyak mengalami perubahan garispantainya karena abrasi maupun sedimentasi. Secaragaris besar perubahan yang ada dikelompokkanmenjadi dua yaitu pada saat pra-Holosen danHolosen. Pada jaman pra-Holosen proses yangterjadi lebih bersifat secara alamiah, sedangkan pada

Holosen sudah dipengaruhi oleh aktifitas manusiadan semakin tidak terkendali pada beberapa dasawarsa terakhir ini yang diakibatkan olehpemanfaatan lahan dari daerah hulu sungai. Secarajelas garis pantai yang teramati dari citra satelit sertahasil analisa pentarikhan Karbon 14 (C14) berumurkurang lebih 5.000 tahun (Situmorang, 1993).

Banyaknya masalah yang dihadapi oleh TelukBlanakan dan Teluk Ciasem antara lain:

1. Erosi yang terjadi dari tahun ke tahun di dasawarsa terakhir, bahkan erosi ini terjadi di sebagianbesar pantai utara Jawa,

2. Perubahan tata guna lahan serta tutupan lahanbaik di darat yang memicu erosi, di perairan darihutan mangrove, tambak dan infrastruktur diperairan ataupun pemukiman,

3. Hidrometeorologi yang tidak sama setiaptahun,

4. Banyaknya penelitian di kawasan tersebutyang belum/tidak terintegrasi dalam penerapannya.

Diharapkan dengan terintegrasinya hasilpenelitian yang dilakukan, masalah yang ada dapatterkendali seperti erosi dengan rekayasa teknologibaik secara keras dan lunak. Kawasan Pesisir Teluk

Gambar 1. Lokasi daerah pesisir Pantai Cilamaya dengan beberapa sungai yang bermuara dan mempengaruhikarakteristiknya. (Sumber : Atlas Provinsi Jawa Barat dan Peta Rupa Bumi Badan Informasi Geospasial dan Citrasentinel 2 , Europian Satelite Agency/ESA (2019), https://earthexplorer.usgs.gov/)

 

Page 3: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 19, No. 1, Juni 2021

3

Blanakan dan Teluk Ciasem yang merupakan daerahkajian seperti yang terlihat pada Gambar 1. Makalahini ditulis berdasarkan hasil identifikasi obyek yangada dipermukaan kawasan yang didukung oleh CitraSatelit Landsat dan Sentinel serta data dan informasitulisan makalah ilmiah. Disamping itu telah banyakkegiatan penelitian lapangan yang dilakukan olehKementerian Kelautan dan Perikanan, BadanPemerintah Daerah dan Lembaga PenelitianIndonesia. Kawasan daerah penelitian meliputiwilayah yang disebut sebagai pesisir. MenurutNontji (2002), wilayah pesisir adalah wilayahpertemuan antara daratan dan laut, ke arah daratmeliputi bagian daratan yang masih dipengaruhioleh sifat sifat laut. Pengaruh tersebut seperti pasangsurut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan kearah laut mencakup bagian laut yang masihdipengaruhi oleh proses alami yang ada di daratseperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerahyang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia didaratan. Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 27tahun 2007, wilayah pesisir adalah daerah peralihanantara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhioleh perubahan di darat dan laut.

Umumnya kegiatan pembangunan secaralangsung maupun tidak langsung berdampakmerugikan terhadap ekosistem perairan pesisir(Dahuri., dkk., 2001 dan Bergen, 2002). Apabiladitinjau dari garis pantai (coast line), maka wilayahpesisir mempunyai dua macam batas (boundaries)yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore) danbatas yang tegak lurus garis pantai (cross shore).

Menurut Atmaja (2010) karakteristik khusus dariwilayah pesisir antara lain:

a. Suatu wilayah yang dinamis yaitu seringkaliterjadi perubahan sifat biologis, kimiawi, dan geologis.

b. Mencakup ekosistem dan keanekaragamanhayatinya dengan produktivitas yang tinggi yangmemberikan tempat hidup penting buat beberapa jenisbiota laut.

c. Adanya terumbu karang, hutan bakau, pantai danbukit pasir sebagai suatu sistem yang akan sangat bergunasecara alami untuk menahan atau menangkal badai, banjirdan erosi.

d. Dapat digunakan untuk mengatasi akibat-akibatdari pencemaran, khususnya yang berasal dari darat.

Secara umum dan garis besar dari berbagai sumberdan para ahli dapat disimpulkan yang dimaksud Kawasanpesisir seperti yang tercantum dalam Gambar 2.Modifikasi dan penyederhanaan dari beberapa pustakapembagian kawasan pesisir seperti yang digambarkanoleh Robin, (2010) dan Bush dan Young (2009).

Daerah pesisir Teluk Blanakan dan Teluk Ciasembila dilihat dari Gambar 2 terdiri dari endapan yangberasal dari darat pesisir (coast) tersusun oleh lingkunganpengendapan fluvial, lingkungan pengendapan alur

sungai, lingkungan pengendapan pantai dan pematangpantai. Sedang bagian pantai (beach, shore) tersusun olehlingkungan pengendapan estuari, dan endapan lautdangkal/dekat pantai.

METODOLOGI PENELITIANWaktu perekaman citra satelit yang dipergunakan

dalam analisis geospasial adalah tahun 1989 hingga 2019.Sedangkan data dan informasi lapangan dari beberapapustaka diambil antara tahun 2010 hingga 2016. Bahandan metode dalam penulisan makalah yang dipergunakanuntuk menentukan karakteristik pantai, data dan informasilapangan diambil dari tulisan dan penelitian yang pernahdilakukan pada kawasan tersebut termasuk citra satelitLandsat TM, peta topografi, photo udara. Waktuperekaman citra satelit yang dipergunakan dalam analisisgeospasial adalah tahun 1989 hingga 2019. Citra satelityang pakai adalah Landsat (USGS, Landsat),SENTINEL2 (Europian Satelite Agency, ) Peta topografidan photo udara sebagai pelengkap informasi citra satelit.

HASIL DAN PEMBAHASANPesisir Teluk Blanakan dan Teluk Ciasem

Pesisir Cilamaya merupakan sebagian kawasanpesisir pantai utara Jawa yang sangat labil sehingga seringterjadi perubahan. Perubahan yang dimaksud meliputigaris pantai akibat dari erosi, sedimentasi, tutupan lahandan juga aktivitas manusia yang menempati danberaktifitas di kawasan pantai. Perubahan itu bisa didekatidengan citra satelit, karena rekaman kondisi yang terjadidapat terekam secara baik pada citra satelit.

Karakteristik pasisir Cilamaya dapat diidentifikasidari citra satelit hasil rekaman gelombangelektromagnetik yang dipantulkan oleh semua obyekdipermukaan bumi kemudian direkam dalam sensorsatelit yang kemudian di kirimkan ke bumi (CanadaCenter for Remote Sensing, 2019., Lillesand dan Kiefer,1994, Danoedoro, 1996., dan LAPAN, 2015). Kemudian,hasil proses akuisisi yang terekam di sensor satelittersebut dilakukan beberapa koreksi untukmenghilangkan gangguan (noise) serta memperjelasgambaran yang diperoleh antara lain meliputi koreksiradiometrik, koreksi geometrik yang utama karena

Gambar 2. Pembagian Kawasan Pesisir secara umummodifikasi Robin,(2010)., Bush and Young (2009)

 

Page 4: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 19, No. 1, Juni 2021

4

sebagian telah secara otomatis terkoreksi dalam sensorsatelit. Perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar TelukBlanakan dan Teluk Ciasem berdasarkan analisis citrasatelit multitemporal dapat dilihat pada tabel 1 danGambar 3. Secara umum, yang dapat teridentifikasi daricitra satelit di kawasan pesisir Cilamaya dibagi menjadi 2kelompok. Kelompok pertama merupakan hasil prosesasal darat (Fluvial) dengan tutupan lahan utama sebagaisawah untuk pertanian dengan sedikit pemukiman daninfrastruktur. Kelompok ke dua adalah proses yangdipengaruhi oleh proses darat dan laut (pasang surut)dengan tutupan lahan sebagai tambak baik yangbermangrove maupun tanpa mangrove. Pada citra satelit,tampilan kelompok ini berwarna gelap, karena dipilihkombinasi band yang memakai band 4 yang panjanggelombangnya terserap oleh air (lembab) dan tidakterpantulkan yang mengakibatkan gelombangelektromagnetik terserap dalam air (tawar maupun payau)serta ditunjukkan adanya pola alur pasang surut (tidalchannel) (Claudia dkk., 2011)

Pesisir Cilamaya (Teluk Blanakan dan TelukCiasem) terdapat 3 sungai utama yang mengalir ataubermuara yaitu: Sungai Ciherang, Sungai Cilamaya, danSungai Ciasem, lainnya merupakan sungai2 kecil yangterbentuk karena aktifitas di pesisir dengan gelombangpasang surutnya yang sering dinamakan tidal channel.Sungai Ciherang merupakan bagian barat membentukdelta. Sungai Cilamaya terdapat dibagian sayap deltaCiherang. Sungai Cilamaya adalah sungai sepanjangsekitar 97 Km berhulu di Gunung Sunda atau GunungTangkuban Parahu. Luas daerah aliran sungai (DAS)Cilamaya adalah 390,01 km2 meliputi KabupatenKarawang, kabupaten Purwakarta, kabupaten Subang.Anak sungai terbesarnya meliputi: Sungai Ciwaru, SungaiCilandak, Sungai Cihuni, Sungai Cikeruh, SungaiCijengkol, Sungai Cihalang, Sungai Cijalu, SungaiCilemper. Sungai Ciasem membentuk morfologi deltapada bagian timur yang membagi Teluk Blanakan danTeluk Ciasem, ada sekitar 21 sungai dan 61 anak sungaiyang menginduk ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciasemseluas 731.091 km2. Dibanding Sungai Cilamaya, sungaiCiasem dan puluhan anak sungainya secara keseluruhanberada di wilayahKabupaten Subang.Sungai ini memilikipanjang sekitar 60kilometer hingga kepesisir utara. Anaksungainya meliputi: CiReundeu, Ci Koneng,Ci Barubus, CiNangka, Ci Mahpar, CiJuhung, Ci Bodas, CiJengkol.

Kondisi Hidro- OseanografiMenurut Firman dkk., (2020) kondisi hidro-

oseanografi pada bulan September 2017 di perairan

dangkal Kabupaten Kerawang yang terletak bagian baratTeluk Cilamaya. Secara umum mempunyai kedalamanberkisar antara 0 hingga -20 meter. Pada bagian pinggirpantai mempunyai kedalaman antara 0 hingga -5 meterdengan morfologi yang berbentuk punggunganberselingan dengan cekungan kemiringan lereng yangrelatif datar, arah pola kemiringan batimetri relatif sejajardengan garis pantai. Bahkan dibagian barat sekitarPelabuhan Cilamaya mempunyai kedalaman antara -0,615hingga - 10,684 m, karena terlalu dangkal sehingga untukmengefektifkan alur pelayarannya perlu dilakukanpengerukan (Yuwono dan Balya, 2017). Berdasarkanpengamatan dan hasil pengolahan data (Andi dkk, 2016)parameter hidro-dinamika memiliki tinggi gelombang lautantara 2,0-3,0 m dengan arah dari timur menuju barat,kecepatan arus antara 0,125-0,167 m/detik dengan araharus membentang dari timur-barat sedangkan rata-rataketinggian pasang 0,446 m dan surut 0,349 m.Terjadinyaarus disebabkan oleh faktor internal seperti perbedaandensitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekanlapisan air dan faktor eksternal seperti gaya tarik mataharidan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dangaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi,gaya tektonik dan angin (Gross, 1990).

Perubahan Tata Guna/Tutupan LahanPerubahan tata guna/tutupan lahan yang terjadi

utamanya pada kawasan pesisir yang diakibatkan olehproses kebumian yang berlangsung dan akibat budi daya/aktifitas ekonomi masyarakat setempat. Untuk kawasandarat diminan relatif tidak berubah sebagai kawasanpertanian. Perubahan kawasan pesisir yang sangat mudahberubah akibat sedimentasi dan juga abrasi. Termasukjuga adanya perubahan dari alamiah hutan mangrove olehmasyarakat dijadikan tambak sebagai mata pencaharian.Perubahan yang terjadi dan teridentifikasi mulai dari 1989hingga 2013 telah diidentifikasi oleh Andi, dkk. (2016).Tutupan lahan yang ada di permukaan bumi ini dapatdiidentifikasi berdasarkan citra satelit Landsat (Edmunddkk., 2000,Claudia dkk., 2011; Sri Wahyuni, 2015;LAPAN, 2015, Dana, dkk., 2016,) yang hasilnya sepertiyang terlihat dalam Tabel 1.

Pada Tabel 1 dan Gambar 3, dapat terlihat bahwaterjadi perubahan luas tambak bermangrove secaramaksimal pada Tahun 2001. Hal ini juga akibat usaha dariPerum Perhutani dengan penanaman mangove pada tahun1998 yang mencapai kawasan seluas 5328,60 ha (dalamAndi dkk., 2016). Sedangkan tambak yang tak

Tabel 1. Perubahan Tutupan Lahan dari tahun 1989 hingga 2013 yang diidentifikasidari Citra Landsat (Andi Agustiani Salim, dkk, 2016)

Page 5: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 19, No. 1, Juni 2021

5

bermangrove relatif terjadi penambahan luasan hingga2013 sudah barang tentu kondisi ini dipicu kebutuhanmasyarakat memenuhi kebutuhan ekonomi sesaat.Perubahan luasan kawasan tambak ini juga dipengaruhioleh proses-proses kebumian yang berlangsungkhususnya perubahan garis pantai adanya abrasi danakresi/sedimentasi (dibahas pada bagian akhir makalah).

Perubahan tutupan lahan yang terjadi pada Gambar 3

disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya aktifitasmanusia baik yang terjadi di bagian hulu dan juga diwilayah pesisir Cilamaya. Sementara, perubahan tutupanlahan sawah dari tahun 1989 hingga 2013 tidak terlalusignifikan, kemungkinan akibat pada saat proses plotting/deliniasi batas/areanya sangat dipengaruhi oleh ukuranpixel citra yang dipergunakan.. Tutupan lahan sawahtidak terlalu banyak mengalami perubahan, karena secaraproses kebumian sebagai hasil proses fluvial tidakmengalami perubahan baik penambahan ataupunpengurangan. Perubahan yang menarik terlihat padakawasan tambak baik yang bermangrove maupun yangtidak bermangrove. Perubahan tutupan lahan ini secaratidak langsung juga berhubungan dengan proseskebumian yang berlangsung yaitu adanya sedimentasisepanjang pantai. Berdasarkan Profil KecamatanBlanakan (Yuni, 2018) bagian barat daerah Cilamaya inibahwa sebelum tahun 2012 terjadi banyak pengurangantumbuhan mangrove setelah tahun 2012 terjadipenanaman (reboisasi) mangrove dari KementerianKelautan dan Perikanan (KKP).

Geomofologi Kawasan Pesisir CilamayaMenurut Davis dan Fitzgerald (2003), bentuk

geomorfologi Kawasan pesisir sangat dipengaruhi olehrelief atau kenampakan yang ada sepanjang pesisir yangmencerminkan hasil dari kombinasi proses, sedimentasidan geologi yang berlangsung. Proses utama yangmempengaruhi seperti gelombang, arus angin serta iklim.Wilayah Cilamaya (Teluk Ciasem) yang merupakan

kawasan pesisir/pantai sehingga secara kenampakanmorfologinya dapat dikelompokkan menjadi; Delta,Estuari dan dataran berpasir (Davisdan dan Fitzgeral,2003). Berdasarkan proses pembentukannyageomorfologi Kawasan Pesisir Cilamaya dapatdikelompokkan menjadi beberapa bentukan (Zuidam,1979., Vertappen, 1983 dan 2000) yang dipengaruhi olehproses asal darat dan laut.

Estuari secara kontras terjadinya percampuran antaraair tawar dengan air laut serta pengendapan sedimen tanpapengaruh ke laut. Delta yang dijumpai dipesisir TelukCiasem ini paling tidak ada 4 berjajar dari arah baratketimur, masing masing dengan sungai yang bermuarasebagai penyebab utama masukan proses darat yaituSungai Citarum (delta paling barat dan kecil), SungaiCilamaya I (delta paling Besar di tengah), SungaiCilamaya II (paling timur), serta Sungai Ciasem (deltayang paling timur). Kenampakan semuanya seperti yangterlihat pada Gambar 4. Delta yang terlihat pada pesisirTeluk Ciasem ini merupakan dataran delta ataumerupakan bagian paling ujung dari deltanya, bagianterbesarnya berada di bawah permukaan perairan.

Gambar 3. Perubahan tutupan lahan Pesisir Cilamaya (Teluk Ciasem) diidentifikasi dari Citra Satelit Landsat, (a) tahun 1989;(b) 2001 dan (c) 2013. (Andi Gustiani Salim dkk, 2016)

Page 6: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 19, No. 1, Juni 2021

6

Estuari merupakan bagian dari pertemuan air tawardari darat dan air dari laut yang selalu atau seringkalimenggenangi daerah tersebut (Dalrymple dkk., 2011).Estuari yang dijumpai dalam suatu kompek delta. Gambar4 dari citra satelit SENTINEL2 (Europian SateliteAgency, 2009) yang direkam tanggal 16 September 2019,terlihat estuary pada bagian yang berwarna gelap (hitam),karena Panjang gelombang pada kombinasi (yangmenggunakan band 4 pada Landsat dan band 6 padaSENTINEL 2) ini terserap oleh air sehingga tidakterpantulkan dan tidak terekam pada sensor satelit. Secaraumum kawasan estuari di pesisir Cilamaya yang terlihatdari citra satelit (Gambar 4) yang berwarna gelap (Edmunddkk., 2000; Claudia dkk., 2011; Dana dkk., 2016,)

Geologi Kawasan Pesisir Cilamaya (Teluk Blanakandan Teluk Ciasem)

Endapan pesisir, pantai dan endapan lepas lainnya,material yang terbawa oleh aliran sungai ke perairan akandiendapkan kembali oleh gelombang ke pesisir sehinggabiasanya tersortasi, mempunyai ukuran yang seragam(Matt, 2016). Kondisi geologi Kawasan pesisir TelukCiasem (Cilamaya) menurut Matt, 2016 dan Nichols,2009 merupakan pesisir yang tersusun sebagai pantaiberpasir yang dapat terjadi pada saat terjadi kelimpahanmaterial yang tersuspensi kemudian tersortasi danterendapkan kembali oleh gelombang ke pesisir. Padaawalnya baru pada periode tahun 1900 an timbul

pertumbuhan delta karena adanya tambahan materialtersuspensi dari sungai.

Kondisi geologi (Kuarter) kawasan pesisirmerupakan hasil proses geologi yang terjadi pada jamanKuarter yang bersifat sangat labil terhadap perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh proses yangberlangsung, selain itu endapan masih bersifat lepas baikberupa endapan pasir, lempung mapun lempung organik.Lingkungan pengendapan dan morfologi yang dijumpai diPesisir Teluk Blanakan dan Teluk Ciasem yang dapatdiidentifikasi dari citra satelit SENTINEL (Gambar 4).

Lingkungan pengendapan laut adalah lingkunganpengendapan yang dipengaruhi oleh aktifitas yang terjadidi laut seperti arus, gelombang dan pasang surut.

Berdasarkan letak dan materialyang terendapkandikelompokkan endapan pantaidan pematang pantai danendapan estuari. Endapanpantai dan pematang pantaitersusun oleh material yangberukuran pasir mulai dari pasirhalus sampai pasir kasar, sortasibagus, porositas danpermeabilitas tinggi sehinggakandungan airnya tinggi,kadang mengandung pecahancangkang kerang. Secara umumendapan pantai ini dapatdijumpai pada pematang yangberarah relative sejajar dengangaris pantai (gambar 5) ataupunmerupakan batas antara tutupanlahan sawah dan tambak(Gambar 3). Lingkunganpengendapan estuary,lingkungan pengendapangabungan fluvial dan lautmerupakan perpaduan antara 2proses tersebut di atas, daerahtempat proses ini berlangsung.Lingkungan pengendapan inimenghasilkan endapan rawapantai, yang tersusun olehgambut, material organikkadang mengandung material

lempung, kayu, akar dan daun.Berdasarkan hasil pemboran dangkal yang dilakukan

oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1993)susunan stratigrafi (urutan lingkungan pengendapansecara tegak), dan sebarannya seperti yang terlihat padasebaran sedimen Kuarter (Gambar 5). Dari Gambar 5terlihat perubahan yang terjadi selama jaman Holosenyang yang diawali dengan endapan pantai yang berupaendapan pantai dan pematang pantai yang cukup jauhmenjorok ke daratan ini akan menunjukkan garis pantaiyang dapat dikenali saat ini.

Gambar 4. Citra Satelit SENTINEL2 Kombinasi Band True Color pada 16September 2019 (Sumber : Citra sentinel 2 (Europian Satellite Agency,https://earthexplorer.usgs.gov/)

Page 7: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 19, No. 1, Juni 2021

7

Sedimentasi Kawasan Pesisir/Perubahan Garis PantaiPesisir Cilamaya

Kawasan daerah Aliran Sungai Cilamaya seluaskurang lebih 225 kilometer persegi, dengan muatansedimen yang terangkut kurang lebih sebesar 2.500sampai 3.500 ton/kilometer/tahun pada tahun 1977.Menurut Khursatul dkk (2010) bahwa perubahan yangterjadi di Delta Cipunagara terus mengalami penambahanseluas 138,9 ha (1962-1972); 757,3 ha (1972-1990) dan623,0 ha (1990-2008) dengan laju masing-masing sebesar13,9 ha/tahun, 42,1 ha/tahun dan 34,6 ha/tahun.Penggunaan lahan di lahan baru didominasi oleh tambaksebesar 26,0% (1972); 50,0% (1990) dan 67,8% (2008).Secara umum seluruh pantai utara Jawa merupakantempat terjadinya sedimentasi dari sungai yang mengalirke arah utara. Aliran sungai yang mengangkut materialhasil erosi dari Kawasan pegunungan/perbukitan dalambentuk material tersuspensi, sehingga banyak membentukkenampakan delta pada setiap muara sungai. Khusus diTeluk Ciasem ini paling tidak terdapat 2 – 3 bentukkenampakan delta. Perubahan garis yang terjadi tidakterlepas oleh adanya sungai yang bermuara dikawasanTeluk Blanakan dan teluk Ciasem yaitu sungai (S)Cilamaya dan S. Ciasem.

Garis pantai awal (purba) dapat teridentifikasi daricitra satelit (Landsat) yang ada dengan adanya endapanpantai dan pematang pantai. Beberapa identifikasi garispantai ini telah banyak diidentifikasi oleh Erick dan Otto(1980), Andi (2016), Rimbaman dkk (1993). Perubahansepanjang garis pantai Cilamaya sangat tergantung olehperubahan berbagai faktor yang ada antara lain berupa:arus dan gelombang, pemanfaatan Kawasan pesisir,adanya tambahan material yang terbawa oleh aliransungai yang masuk kelaut. Menurut Andi dkk, (2016)periode 1989 – 2013 berdasarkan pengamatan citra satelitadanya pengurangan luasan daratan (abrasi) dan

penambahan luas daratan (akresi). Abrasi terjadi di UjungPamanukan dan Teluk Ciasem. Abrasi di UjungPamanukan telah merubah garis pantai mundur ke arahdaratan hingga 1,2 km. Hal ini mengakibatkantenggelamnya ratusan hektar tambak dan menggenangisarana dan prasarana warga seperti pemukiman, jalan,makam, dan fasilitas umum lainnya. Menurut Andi(2016), sebagian besar pesisir Kabupaten Subangmengalami abrasi rata-rata sebesar 565,63 m denganabrasi maksimal sejauh 1206,83 m dalam kurun waktu 14tahun. Sementara itu, akresi dapat dijumpai di TelukBlanakan dan Muara Cipunagara, akibat endapan sedimenyang dibawa aliran sungai. Di Teluk Blanakan, yangmerupakan tempat bermuaranya aliran Sungai Ciasem,akresi mencapai 1,3 km dalam kurun waktu 24 tahun(tahun 1989 – 2013).

Berdasarkan tumpang tindih dari berbagai garispantai (Peta Rupa Bumi Badan Informasi Geospasial,Landsat TM tanggal 3 Mei 1989, Landsat ETM + tanggal14 September 2000, Landsat 8, 13 September 2013 sertaSENTINEL 2 tanggal 16 September 2019) terjadiperubahan garis pantai di Perairan Cilamaya yangkenampakan perubahannya seperti yang terlihat padaGambar 6. Apabila diperhatikan secara rinci bahwaperubahan yang terjadi dominan sedimentasi tetapi tidakmenutup kemungkinan erosi secara lokasi. Pada Bagiantimur (Teluk Ciasem) antara Sungai Ciasem dengansungai Cipangartan tidak banyak berubah. Perubahanyang terjadi dapat dikelompokkan menjadi 4 yaknisebelah barat Sungai Ciherang, antara Sungai Ciherang –Sungai Cilamaya, Teluk Blanakan, Teluk Ciasem. Secararinci perubahan luasan yang bisa teridentifikasi dari hasiltumpang tindih (overlay) identifikasi/dijitasi garis pantaipada citra satelit (Landsat TM5, 1989, Landsat 7 ETM+,2000, Landsat 7 ETM+, 2014) serta Citra SENTINEL2(2019) seperti yang terlihat pada Gambar 6.

Gambar 5. Sebaran Sedimen Kuarter Teluk Ciasem (Cilamaya) oleh Pusat Penelitiandan Pengembangan Geologi (Rimbaman, dkk, 1993)

 

Page 8: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 19, No. 1, Juni 2021

8

Secara keseluruhan dari tahun 1989 hingga 2019seluruh Pesisir Cilamaya terjadi penambahan daratansebesar 1.041,15 ha, dengan penambahan terbesar diTeluk Blanakan dan terjadi pengurangan di Teluk Ciasemsebesar 50,48 ha. Sedangkan secara keseluruhan terjadiperubahan terbesar pada periode 2000 – 2014 yaknisebesar 827,07 ha serta terendah di Teluk Ciasemdominan proses yang terjadi adalah abrasi pengurangandari tahun 1989 -2019 seluas 50,48 ha (Gambar 6).Perubahan perubahan yang terlihat dalam Gambar 6 jelasterlihat yang paling mencolok di Teluk Blanakan,sedangkan secara rinci perubahan yang terjadi sepertiyang terlihat pada Tabel 2. Tabel ini merupakan tindaklanjut pendetailan dari tabel 1 dimana pada Tabel 1 hanyamelihat dari sisi tutupan lahan secara keseluruhankhususnya pada tutupan lahan pada kawasan tambakbermangrowe dan tidak bermangrove. Dari dua aspek

pada Tabel 1 tersebut akan tercermin pada perubahanpada Tabel 2.

Perubahan terjadinya akresi (sedimentasi) terbesardijumpai di Teluk Blanakan. Kondisi ini sangatdipengaruhi oleh kondisi arus dan gelombang yang terjadidi pesisir sepanjang pantai Cilamaya serta bentuk garispantainya yang membentuk teluk. Sedimen yang terbawaoleh arus sungai yang bermuara dan hasil abrasiterendapkan di Teluk Blanakan karena berkurangnyaenergi arus dan gelombang. Menurut Firman dkk., 2020,model arus dan gelombang di sepanjang garis pantaiCilamaya berarah dari timur ke barat dengan kecepatanarus antara 0,125-0,167 m/detik sedangkan rata-rataketinggian pasang 0,446 m dan surut 0,349 m

Dari berbagai pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat dapat dibuat peta sebaran wilayah yangmempunyai karakteristik yang relatif sama seperti yang

Gambar 6. Perubahan Garis Pantai Teluk Ciasem (Cilamaya) dari tahun 1989 hingga 2019 yang terlihat dari CitraSatelit (Landsat/USGS dan SENTINEL2/ESA).

Tabel 2. Perubahan luasan kawasan Pesisir Cilamaya dari tahun 1989 – 2019 dari LandsatTM (1989) dan Landsat ETM+ (2000 dan 2014) dan Citra Sentinel2 (ESA, 2019).

Page 9: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 19, No. 1, Juni 2021

9

terlihat pada Gambar 7. Gambar tersebut menggambarkankarakteristik area baik secara tegak (vertikal) danmendatar (horizontal) dikelompokkan menjadi 5. Limakelompok bagian ini merupakan tumpang tindih dari yangsudah dijelaskan sebelumnya yang meliputi tutupanlahan, geomorfologi, sebaran endapan (asal darat/fluvialdan asal laut pantai dan estuari), serta sifat keteknikandari endapan terhadap daya dukungnya terhadap bebanbila dikembangkan termasuk kesesuaian lahannya.

KESIMPULANKarakteristik dan perubahan Teluk Blanakan dan

Teluk Ciasem dapat diidentifikasi dari Citra Satelitberdasarkan keberadaan garis pantai, tutupan lahan, sertasebaran endapan dari endapan fluvial dan endapan laut.Pesisir pantai Cilamaya merupakan kawasan yang sangat

mudah berubah dikarenakan adanya muara sungai yangmasuk antara lain Sungai Citarum lama, Cilamaya,Blanakan dan Ciasem. Sementara dari laut adanyagelombang dan arus yang selalu mengalami perubahan.Hidrometeorologi juga sangat berperan saat banyakmembawa material tersuspensi yang berukuran lempungdan pasir sehingga menambah sedimentasi, sedangkandilaut sendiri pasang surut dan gelombang yang tinggimengakibatkan abrasi. Secara tidak langsung perubahan

ini menyebabkan pula perubahan lingkungan kawasanestuari khususnya endapan juga akan berubah

SARANPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut di sekitar

sub-cekungan yang telah didelineasi dengan

Gambar 7. Sebaran Karakteristik Pantai di Kawasan Pesisir Cilamaya (Teluk Blanakan dan TelukCiasem) berdasarkan garis pantai, tutupan lahan, geomorfologi serta sebaran endapan

 

Page 10: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 19, No. 1, Juni 2021

10

melakukan penelitian metode geofisika yang lebihdetail seperti metoda Seismik 3D, selain itu perluadanya survei geokimia mikroseepage danbathimetri detail untuk mengetahui indikasikeberadaan hidrokarbon.

UCAPAN TERIMA KASIHPenulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Bapak Kepala Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi Kelautan yang telah memberi kesempatan kepadapenulis untuk mempublikasikan makalah ini. Juga kepadateman-teman yang telah membantu dan memberimasukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan. .

DAFTAR ACUANAndi Gustiani Salim, Harris Herman Siringoringo,

dan Budi Hadi Narendra., 2016. PengaruhPenutupan Mangrove Terhadap PerubahanGaris Pantai dan Intrusi Air Laut di Hilir DASCiasem dan DAS Cipunegara, KabupatenSubang (Effect of Mangrove VegetationCover to the Shoreline Change and SeawaterIntrusion at Downstream of Ciasem andCipunegara Watershed, Subang District),Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 23,No.3, September 2016: 319-326.

Atmaja,E.,2010. Wilayah Pesisir (Coastal Zone),http://sastrakelabu.wordpress.com/wilayahpesisircoastalzone. Diakses 15 April2020

Bengen, D. G. 2002. Pedoman Teknis Pengenalandan Pengelolaan Ekosistem mangrove. PusatKajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.Bogor.

Bush, D.M., and Young, R., 2009. Coastal featuresand processes, in Young, R., and Norby, L.,Geological Monitoring: Boulder, Colorado,Geological Society of America, p. 47–67,

Canada Center for Remote Sensing, 2019.Fundamentals of Remote Sensing, Naturalresources, Canada. https://www.nrcan.gc.ca/sites/www.nrcan.gc.ca/files/earthsciences/pdf/resource/tutor/fundam/pdf/fundamentals_e.pdf pada tanggal 20 Juli 2019

Claudia K., Andrea B., Steffen G.,Tuan V. Q. andStefan D., 2011. Remote Sensing ofMangrove Ecosystems: A Review, RemoteSensing ISSN 2072-4292, www.mdpi.com/journal/remotesensing pada tanggal 25September 2019

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting & M.J. Sitepu. 2001.Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan

Laut Secara Terpadu. Pradya Paramita.Jakarta

Dana, T.T., Chenb, C.F., Chiangb, S.H., Ogawaa, S.2016. Mapping and Change Analysis inMangrove Forest By Using Landsat Imagery,ISPRS Annals of the Photogrammetry,Remote Sensing and Spatial InformationSciences, Volume III-8, 2016

Danoedoro, P., 1996. Pengolahan Citra Digital Teoridan Aplikasinya. Fakultas GeografiUniversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Dalrymple, R.W., Mackay, A.D., Aitor, A.I., andChoi, S,K,, 2011. Principles of TidalSedimentology, Processes, Morphodynamics,and Facies of Tide-Dominated Estuaries,Springerlink, ISBN : 978-94-007-0122-9

Davis, R., and Fitzgerald, D. M., 2003. Beaches andCoast, Wiley-Interscience, USA. ISBN-13:978-0632043088 ISBN-10: 0632043083

Edmund P. Green, Peter J. MumbyAlasdair J. Edwardsand Christopher D. Clark, 2000, RemoteSensing Handbook for Tropical CoastalManagement, United Nations Educational,ISBN 92-3-103736-6

Eric C. F. Bird and Otto S. R. Ongkosongo, 1980.Environmental changes on the coasts ofIndonesia, The United Nations University,NRTS-12/UNUP-197, ISBN 92-808-0197-X

Europian Satellite Agency, 2019. Citra SatelitSENTINEL 2, https://earthexplorer.usgs.gov

Firman Agus, Liliek Soeprijadi, dan RobertoPasaribu, 2020. Kajian Hidro-Oceanografi diPerairan Kabupaten Kerawang,PELAGICUS: Jurnal IPTEK TerapanPerikanan dan Kelautan Vol.1 No.1: 39-51.

Gross, M. G.1990. Oceanography ; A View of Earth,Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff. NewJerse

Nichols, G., 2009. Sedimentology and Stratigraphy,2nd edition, Wiley-Blackwell, ISBN 978-1-4051-3592-4, United Kingdom.

Khursatul, M., Asdar, I., dan Boedi, T., 2010.Perubahan Garis Pantai dan RegulasiPengelolaan Lahan Baru di Delta Cipunegara,Subang, Jawa Barat. (Coastline Changes andRegulation of New Land Management atCipunagara Delta, Subang, West Java).Departemen Ilmu Tanah dan SumberdayaLahan, Fakultas Pertanian, Bogor.

Page 11: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 19, No. 1, Juni 2021

11

LAPAN, 2015, Pedoman Pengolahan DataPenginderaan Jauh Landsat 8 UntukMangrove, Lapan, Jakarta.

Lillesand, T.M. dan Kiefer, R.W., 1994. RemoteSensing and Image Interpretation. 3rd Edition,John Wiley and Sons, Inc., Hoboken, 750.

Matt Eliot, 2016. Coastal sediments, beaches andother soft shores, Information Manual 8,Published by the National Climate ChangeAdaptation Research Facility 2016, ISBN:978-0-9946053-7-5

Nontji, I., 2002. Laut Nusantara. PT. Djambatan.Jakarta

Robin, D.A., 2010. An Introduction to CoastalProcesses and Geomorphology, CambridgeUniversity Press The Edinburgh Building,Cambridge CB2 8RU, UK.

Rolf A De By., Richard A., Knippers., Michael, J.C.,Weir, Yola, G., Menno Jan Kraak., Cees, J.Van Western., Yuxian Sun., 2004. Principle ofGeographic Information Systems, TheInternational Institute fo Geo-InformationScience and Earth Observation (ITC),Hangelosestraat 99, PO Box 6, 7500 AAEnschede, The Netherlands.

Rimbaman, Spaanderman, A.L., dan Van Der Welf,T.B., 1993. Peta Geologi Kuarter, LembarCilamaya, Skala 1:50.000, 4523-III, PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi,Bandung.

Situmorang, 1993. Peta Geologi Kuarter, skala1:50.000, Lembar Batujaya – Galian, PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi,Bandung.

Sri Wahyuni, 2015. Identifikasi Karakteristik danPemetaan Tutupan Lahan Menggunakan CitraLandsat 8 (LDCM OLI) di Kabupaten OganKomering Ilir, Propinsi Sumatra Selatan,(Skripsi), IPB, Bogor (tidak dipublikasikan).

Verstappen, H.Th., 1983. Applied geomorphology,Geomorphological Surveys for EnvironmentDevelopment. Elsevier. Amsterdam.

Verstappen H.Th., 2000. Outline of theGeomorphology of Indonesia. ITC. Enschede.The Netherlands.

Yuni Tri Hewandati, 2018, Pengelolaan EkosistemMangrove Berbasis Masyarakat SecaraBerkelanjutan: Studi Kasus Desa Blanakan,Subang, Jawa Barat, Seminar NasionalFMIPA, Universitas Terbuka,PeranMatematika, Sains, dan Teknologidalam Mencapai Tujuan PembangunanBerkelanjutan.

Yuwono dan Balya, F.S., 2017, Studi TentangPembangunan Pelabuhan Cilamaya Ditinjaudari Aspek Teknis (Studi Kasus: PelabuhanCilamaya Karawang) Geoid Vol.12 No. 2,Agustus 2017 (173-180)

Zuidam van R., 1979. Terrain Analysis andClassification Using Aerial Photographs: AGeomorphological Approach. ITC Text Bookof Photo-Interpretation, 1, Enschede.

Page 12: KARAKTERISTIK KAWASAN PESISIR PANTAI TELUK BLANAKAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 19, No. 1, Juni 2021

12