7
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. (Yayasan Kanker Indonesia, 2014) Sel kanker serviks pada awalnya berasal dari sel epitel serviks yang mengalami mutasi genetik sehingga mengubah perilakunya. Sel yang bermutasi ini melakukan pembelahan sel tidak terkendali, immortal dan menginvasi jaringan stroma di bawahnya. Keadaan yang menyebabkan mutasi genetik yang tidak dapat diperbaiki akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker ini. (Deri Edianto, 2006)

Kanker Serviks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pendahuluan

Citation preview

Page 1: Kanker Serviks

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini

dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.

Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor

adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor

dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah

umum untuk semua jenis tumor ganas. (Yayasan Kanker Indonesia, 2014)

Sel kanker serviks pada awalnya berasal dari sel epitel serviks yang mengalami

mutasi genetik sehingga mengubah perilakunya. Sel yang bermutasi ini melakukan

pembelahan sel tidak terkendali, immortal dan menginvasi jaringan stroma di

bawahnya. Keadaan yang menyebabkan mutasi genetik yang tidak dapat diperbaiki

akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker ini. (Deri Edianto, 2006)

Faktor atau kunci utama yang berperan dalam pembentukan dan perkembangan

neoplasia serviks adalah infeksi HPV. Infeksi HPV merupakan 99% penyebab

terjadinya kanker serviks. Prevalensi untuk terjadi infeksi HPV pada semua usia

dianggarkan sebagai 30% dan sampai sekarang kelompok terbesar yang terlibat atau

terjejas adalah wanita usia muda yang aktif berseksual. Banyak faktor yang menjadi

risiko untuk terjadinya kanker serviks tetapi tiada yang sekuat faktor infeksi HPV.

Aktivitas seksual adalah faktor determinan untuk terjadinya infeksi HPV. Risiko

untuk mendapatkan kanker serviks menjadi kuat lagi dengan adanya faktor

pendorong yang menyulitkan seorang wanita untuk membersihkan virus yang

Page 2: Kanker Serviks

menyerangnya. Antaranya adalah merokok, immunosupresi dan HIV. (Clarke-

Pearson, 2010)

Di seluruh dunia, penyakit ini merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang

diderita oleh perempuan. Saat ini di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 1 juta

perempuan menderita kanker serviks dan 3-7 juta orang perempuan memiliki lesi

prekanker derajat tinggi (high grade dysplasia). Penelitian WHO tahun 2005

menyebutkan, terdapat lebih dari 500.000 kasus baru, dan 260.000 kasus kematian

akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi di negara berkembang. Angka

insidens tertinggi ditemukan di negara-negara Amerika bagian tengah dan selatan,

Afrika timur, Asia selatan, Asia tenggara dan Melanesia. (DepKes, 2008)

Di Indonesia, kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak

ditemukan dan merupakan penyebab kematian utama pada perempuan dalam tiga

dasa warsa terakhir. Diperkirakan insidens penyakit ini adalah sekitar 100 per

100.000 penduduk. Data patologi dari 12 pusat patologi di Indonesia (1997)

menunjukkan bahwa kanker leher rahim menduduki 26,4% dari 10 jenis kanker

terbanyak pada perempuan. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta,

39,5% penderita kanker pada tahun 1998 adalah kanker serviks. Seiring dengan

meningkatnya populasi, maka insidens kanker leher rahim juga meningkat sehingga

meningkatkan beban kesehatan negara. Padahal penyakit ini dapat dicegah dengan

deteksi dini lesi prakanker yang apabila segera diobati tidak akan berlanjut menjadi

kanker leher rahim. Dalam beberapa dekade, angka penderita kanker leher rahim di

negara-negara maju mengalami penurunan yang tajam. Di Amerika Serikat, dalam 50

tahun terakhir insidens kanker leher rahim turun sekitar 70%. Hal tersebut

dimungkinkan karena adanya program deteksi dini dan tatalaksana yang baik.

Sebaliknya, di negara-negara berkembang, angka penderita penyakit ini tidak

mengalami penurunan, bahkan justru meningkat akibat populasi yang meningkat.

(DepKes, 2008)

Page 3: Kanker Serviks

Banyak alasan yang menyebabkan masih tingginya angka penderita kanker

serviks. Di antara alasan tersebut adalah belum adanya sistem pelayanan yang

terorganisasi baik mulai dari deteksi dini sampai penanganan kanker leher rahim

stadium lanjut. Selain itu, terbatasnya sarana dan prasana termasuk tenaga ahli yang

kompeten menangani penyakit ini secara merata menjadi tantangan tersendiri. WHO

menggariskan 4 komponen penting dalam program penanganan kanker leher rahim

nasional yaitu pencegahan primer, deteksi dini melalui peningkatan kewaspadaan dan

program skrining yang terorganisasi, diagnosis dan tatalaksana, serta perawatan

paliatif untuk kasus lanjut.Deteksi dini kanker leher rahim meliputi program skirining

yang terorganisasi dengan target pada kelompok usia yang tepat dan sistim rujukan

yang efektif di semua tingkat pelayanan kesehatan. Beberapa metode skrining yang

dapat digunakan adalah pemeriksaan sitologi berupa Pap tes konvensional atau sering

dikenal dengan Tes Pap dan pemeriksaan sitologi cairan (liquid-base cytology /LBC),

pemeriksaan DNA HPV, dan pemeriksaan visual berupa inspeksi visual dengan asam

asetat (IVA) serta inspeksi visual dengan lugol iodin (VILI). (DepKes, 2008)

Di Indonesia, terbatasnya akses informasi yang akurat diyakini menjadi salah satu

penyebab tingginya kasus kanker leher rahim. Penyebab lain tingginya kasus kanker

serviks adalah karena minimnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini. Akibatnya,

sebagian besar kasus yang ditemukan sudah masuk pada stadium lanjut dan

menyebabkan kematian. (Tim Kanker Serviks, 2010)

Berdasarkan hasil survei awal yang di lakukan peneliti di Kelurahan Padang

Bulan, Kecamatan Medan Baru, masih banyak wanita usia subur yang tidak

mengetahui tentang kanker serviks dan deteksi dininya, sehingga peneliti tertarik

untuk meneliti judul tentang “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang

Kanker Serviks di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru Tahun 2014”.

Page 4: Kanker Serviks

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah ‘Bagaimanakah Pengetahuan Wanita Usia

Subur tentang Kanker Serviks di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru’?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

1. Mengetahui secara umum pengetahuan Wanita Usia Subur terhadap

kanker serviks di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan lagi tahap kesadaran

ibu rumah tangga tentang kanker serviks dan cara pendeteksian dini.

2. Mengurangi prevalensi dan insidensi kanker serviks.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Penulis

1. Penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman melakukan

penelitian.

2. Penulis mendapatkan informasi dan pengetahuan tambahan dari hasil

penelitian yang dilakukan.

1.4.2 Wanita Usia Subur

1. Memberikan informasi kepada wanita usia subur tentang bahaya

penyakit kanker serviks.

Page 5: Kanker Serviks

2. Memberikan informasi kepada Wanita Usia Subur tentang deteksi dini

penyakit kanker serviks

1.4.3 Pembaca

1. Memberikan informasi tambahan kepada pembaca perlunya

pengetahuan deteksi dini terhadap kanker serviks.

2. Sebagai sumber rujukan atau bahan untuk melakukan penelitian

berikutnya.

1.4.4 Instansi Pendidikan

1. Sebagai referensi atau bahan bacaan untuk mahasiswa/mahasiswi FK

USU atau tenaga medis.