Upload
fatia-ramadhana
View
63
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KANKER PROSTAT
Citation preview
PEDOMAN KANKER PROSTATDIADAPTASI DARI EUROPEAN ASSOCIATION OF UROLOGY
GUIDELINES ON PROSTATE CANCER 2004 (UPDATE APRIL 2014) DAN PANDUAN PENATALAKSANAAN KANKER PROSTAT IKATAN
AHLI UROLOGI INDONESIA 2011
Kepaniteraan Ilmu BedahFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
Rumah Sakit Dr. A.K. Gani PalembangPeriode 20 Oktober – 27 Desember 2014
LATAR BELAKANG
• Ca prostat merupakan keganasan tersering ke-4 pada pria di seluruh dunia > 670,000 pria per tahun.
• Berdasarkan data Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO), periode 2006-2010 terdapat 971 penderita Ca prostat, dengan usia rerata 68.3 tahun, terbanyak pada selang usia 70-79 tahun (37.6%).
• Bentuk Ca prostat tersering adalah adenokarsinoma prostat; bentuk lain yakni sarkoma (0.1-0.2%), karsinoma sel transisional (1-4%), dan limfoma.
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan utama dalam menegakkan diagnosis Ca prostat adalah anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur (DRE), pemeriksaan PSA serum, dan USG transrektal atau transabdominal.
• Diagnosis definitif berdasarkan adanya adenokarsinoma pada pemeriksaan histopatologik dari hasil biopsi prostat atau spesimen operasi.
• Pemeriksaan histopatologik juga dapat menentukan derajat dan penyebaran tumor.
DRE• Predileksi Ca prostat terdapat pada zona perifer prostat, dan
dapat teridentifikasi saat DRE bila volume ≥ 0.2 mL.• Kelainan berupa nodul keras, asimetris, dan berbenjol-benjol
dapat menjadi bahan pertimbangan indikasi biopsi prostat.
PSA• Suatu serine-kalikrein protease yang diproduksi epitel prostat.• Merupakan organ-specific, bukan cancer-spesific.• Sebagai variabel independen, kadar PSA memiliki nilai prediksi
yang lebih baik dibandingkan DRE atau TRUS.• Nilai baku di Indonesia yang saat ini dipakai 4 ng/mL.
• Peningkatan kadar PSA saat pemeriksaan pertama kali tidak mengharuskan untuk segera dilakukan biopsi. PSA harus diperiksa ulang beberapa minggu kemudian dengan kondisi pasien yang sama dengan metode pemeriksaan yang sama.
Biopsi prostat• Indikasi biopsi prostat didasarkan atas kadar PSA, kecurigaan
saat DRE, atau temuan metastasis yang dicurigai berasal dari Ca prostat.
• Sebaiknya dilakukan dengan guided TRUS, namun dapat pula dilakukan biopsi transrektal menggunakan jarum trucut dengan bantuan jari.
• Lokasi pengambilan sampel di zona perifer di bagian paling posterior dan lateral, sebanyak 10-12 core.
• Pra-biopsi diberikan antibiotik oral atau IV golongan quinolone atau cephalosporin.
• Anestesi dapat berupa oral, suppositoria, generalized anesthesia, atau periprostatic block anesthesia. Sebelum dimasukkan probe TRUS dapat diberikan gel lidocain 2%.
Indikasi biopsi prostat ulang (3-6 bulan):• PSA yang meningkat dan/atau menetap pada pemeriksaan
ulang setelah 6 bulan• Kecurigaan saat DRE• Atypical small acinar proliferation• Prostatic intra-epithelial (PIN) yang ekstensif (pada lokasi
biopsi multipel)
Hasil biopsi prostat dilakukan pewarnaan H&E dan immunohistoche-mistry
Penilaian gambaran Gleason pattern di bawah mikroskop
Terdapat 2 gambaran Gleason patternGleason pattern paling dominan (> 50%) + terdominan kedua (5-50%)
Terdapat 3 gambaran Gleason patternGleason pattern paling dominan +
derajat paling tinggi
GLEASON SCOREMengevaluasi
prognosis Ca prostat dan membantu pemilihan terapi
Gleason pattern 4 & 5
Gleason score ≤ 6: differensiasi baikGleason score 7: differensiasi sedang
Gleason score 8-10: differensiasi buruk
TNM 2009
• Tumor primer (T): DRE, CT scan, MRI• KGB regional (N): limfadenektomi• Metastasis jauh (M):• Bone scanning: indikasi untuk pasien simptomatik, PSA >
20 ng/mL, atau differensiasi buruk• PF, Rö thoraks, USG, CT scan, MRI: metastasis jaringan
lunak (KGB jauh, paru, hepar, otak, kulit)• Serum alkali fosfatase: adanya metastasis ke tulang
T – Tumor primer• TX – Tumor primer tidak dapat dinilai• T0 – Tumor primer tidak dapat ditemukan• T1 – Tumor yang tidak dapat dipalpasi atau dilihat pada
pemeriksaan pencitraan (tidak terdeteksi secara klinis)• T1a – Tumor ditemukan secara kebetulan (PA), < 5% dari
jaringan yang direseksi• T1b – Tumor ditemukan secara kebetulan (PA), > 5% dari
jaringan yang direseksi• T1c – Tumor diidentifikasi dengan pemeriksaan biopsi
jarum
• T2 – Tumor terbatas di prostat• T2a – Tumor mengenai setengah atau kurang dari satu
lobus• T2b – Tumor mengenai lebih dari setengah dari satu lobus,
tetapi tidak mengenai kedua lobus• T2c – Tumor mengenai kedua lobus
• T3 – Tumor menembus kapsul• T3a – Ekstensi ekstrakapsuler (unilateral/bilateral)• T3b – Tumor mengenai vesikula seminalis
• T4 – Tumor terfiksasi atau mengenai struktur yang berdekatan, selain vesikula seminalis: sfingter eksterna, rektum, otot levator, dan/atau dinding pelvis
N – Kelenjar getah bening regional• NX – KGB regional tidak dapat dinilai• N0 – Tidak ada penyebaran KGB regional• N1 – Terdapat penyebaran KGB regional
M – Metastasis jauh• MX – Metastasis jauh tidak dapat dinilai• M0 – Tidak ada metastasis jauh• M1 – Terdapat metastasis jauh• M1a – Metastasis KGB non regional• M1b – Metastasis ke tulang• M1c – Metastasis ke organ lain
RisikoUsia
>80 tahun 71-80 tahun ≤ 70 tahun
Rendah:T: 1a atau 1c danGleason:2-5 danPSA:<10 danTemuan biopsi:Unilateral <50%
Monitoring aktif 1. Monitoring aktif2. EBRT atau
Brakhiterapipermanen3. Terapi investigasional
1. Prostatektomi radikal2. EBRT atau
Brakhiterapipermanen3. Monitoring aktif4. Terapi investigasional
Sedang:T:1b, 2a atauGleason: 6, atau 3+4 atauPSA:< 10 atauTemuan biopsi:Bilateral, <50%
1. Monitoring aktif2. EBRT, Brakhiterapi
permanen atau kombinasi3. Terapi investigasional
1. EBRT, Brakhiterapipermanen
atau kombinasi2. Prostatektomi radikal3. Terapi investigasional
1. Prostatektomi radikal2. EBRT,Brakhiterapi
permanen atau kombinasi
3. Terapi investigasional
Tinggi:T: 2b, 3a, 3b atauGleason: ≥ 4+3 atauPSA: 10-20 atauTemuan biopsi:> 50% perineural, duktal
Terapi hormonalEBRT+terapi hormonalTerapi investigasional
1. EBRT+terapi hormonal(2-3thn)
2. Terapi hormonal3. Prostatektomi radikal +
diseksi KGB pelvis4. Terapi investigasional
1. EBRT+ terapi hormonal (2-3thn)
2. Prostatektomi radikal + diseksi KGB pelvis
3. Terapi investigasional4. Terapi hormonal
Sangat tinggi:T: 4 atauGleason: ≥ 8, atauPSA: > 20, atauTemuanbiopsi:limfovaskuler, neuroendokrin
1. Terapi hormonal2. EBRT+ terapi hormonal3. Terapi investigasional
1. Terapi hormonal2. EBRT+ terapi hormonal3. Sistemik terapi non
hormonal (kemoterapi)
1. EBRT+ terapi hormonal2. Terapi hormonal3. Terapi sistemik+terapi
hormonal4. Terapi multimodal
investigasional
TERAPI
• Prostatektomi radikal• EBRT (External Beam Radiotherapy)• Transperineal brachytherapy• Androgen Deprivation Therapy
PROSTATEKTOMI RADIKAL
• Pengangkatan seluruh kelenjar prostat dan reseksi kedua vesikula seminalis serta sedikit jaringan di sekitarnya.