52
i KANDUNGAN PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT KASAR LIMBAH KULIT KOPI YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN JAMUR ASPERGILUUS NIGER dan TRICHODERMA VIRIDE SKRIPSI OLEH: TILAWATI I111 12 011 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

KANDUNGAN PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT … · diberikan langsung dalam bentuk basah, kadar air yang cukup tinggi sehingga mudah rusak dan kurang disukai ternak. Namun selain

Embed Size (px)

Citation preview

i

KANDUNGAN PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT

KASAR LIMBAH KULIT KOPI YANG DIFERMENTASI

MENGGUNAKAN JAMUR ASPERGILUUS NIGER dan

TRICHODERMA VIRIDE

SKRIPSI

OLEH:

TILAWATI

I111 12 011

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

ii

KANDUNGAN PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT

KASAR LIMBAH KULIT KOPI YANG DIFERMENTASI

MENGGUNAKAN JAMUR ASPERGILUUS NIGER dan

TRICHODERMA VIRIDE

SKRIPSI

OLEH :

TILAWATI

I 111 12 011

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tilawati

NIM : I111 12 011

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil

dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka saya bersedia membatalkan dan

dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Mei 2016

Tilawati

iv

v

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat

dan salam semoga selalu tercurah kepada rasulullah Nabi Muhammad Shallallahu

‘Alaihi wa Sallam beserta keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau

hingga hari akhir, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kandungan protein

kasar, lemak kasar dan serat kasar limbah kulit kopi yang difermentasi menggunakan

jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride.

Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih yang tulus kepada

kedua orang tua saya Ayahanda Langgo dan Sitti serta saudaraku Risma, Rusmin,

Bantung, Suardi, Yusri, Jayanti dan Nurfitras SKm yang selama ini banyak

memberikan doa, semangat, kasih sayang, saran dan dorongan kepada penulis.

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis juga

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada :

1. Dengan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih banyak Kepada

Pembimbing Akademik Prof.Ir. Djoni Prawira Rahardja, M. Sc yang terus

memberikan arahan, nasihat dan motivasi selama ini.

2. Ucapan terima kasih disampaikan dengan hormat kepada Marhamah

Nadir,SP.M.Si.PhD selaku pembimbing utama dan Dr.Ir. Syahriani Syahrir,

M.Si selaku pembimbing anggota yang penuh ketulusan dan keikhlasan

vi

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, arahan,serta koreksi

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc., Ir. Muhammad Zain Mide, MS, Ir. Anie

Asriany, M.Si, dan Dr. Ir. Rohmiyatul Islamiyati, MP selaku pembahas. Terima

kasih atas saran, nasehat -nasehat, dan dukungannya kepada penulis.

4. Dr. Ir. Budiman, MP, selaku ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak beserta

seluruh Dosen dan Staf jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak atas segala bantuan

kepada penulis selama menjadi mahasiswi.

5. Dr. Ir. Rohmiyatul Islamiyati, MP sebagai Sekertaris Jurusan Nutrisi dan

Makanan Ternak atas segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswi.

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, yang telah

memberikan sumbangsih ilmu selama penulis berada di bangku kuliah.

7. Kakanda Sayudin,terima kasih atas motivasi dan dukunganya selama ini, semoga

diberi kemudahan menyelesaikan segala urusannya. Amin.

8. Terima kasih kepada teman-teman KKN Desa Pinang : Ka Riasdi, Ka Yunus,

Tumianti, Indriani, Muhammad Yasin dan Mantasia, Semua teman-teman KKN

PPM RISTEKDIKTI Kab. Enrekang. Terima Kasih telah mengajarkan arti

kekeluargaan dan dukungannya selama KKN.

9. Terkhusus untuk teman-teman satu tim penelitian Mita Arifa Hakim dan Nopi

Pertiwi terima kasih atas semangat kerjasama dan saling menyemangati satu sama

lain. Semoga kita semua selalu di limpahkan rahmat oleh sang Pencipta. aamiinn

vii

10. Buat teman-teman Sulkarnaim, Bunga Tang, Dewi Yuliana, Tumianti ,

Welminar Delima Tahir terima, Afifah Rosyida, Edi Tompo, dan Jisril

Palayukan. Terima kasih atas bantuan yang kalian berikan selama penelitian.

11. Teman-teman Praktek Kerja Lapangan khususnya di Malino, Bulu Ballea. Kepada

Reski Amaliah dan Mita Arifa Hakim terima kasih atas kebersamaan yang telah

kalian ciptakan serta dukungan dan motivasi kepada penulis.

12. Keluarga Besar “FLOCK MENTALITY” dan “HUMANIKA” kalian merupakan

teman, sahabat bahkan saudara, terima kasih atas indahnya kebersamaan dalam

bingkai kampus ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Terima Kasih atas

bantunnya.

Penulis menyadari meskipun dalam penyelesaian tulisan skripsi ini masih perlu

masukan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun agar penulisan

berikutnya senantiasa lebih baik lagi. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima

kasih dan menitip harapan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

ya robbal alamin.

Makassar, Mei 2016

Tilawati

viii

RINGKASAN

Tilawati (I111 12 11). Kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar dan Serat Kasar

Limbah Kulit Kopi Yang Difermentasi Menggunakan Jamur Aspergillus niger dan

Trichoderma viride. Dibawah bimbingan Marhamah Nadir dan Syahriani Syahrir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan protein kasar, lemak kasar dan

serat kasar limbah kulit kopi yang difermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger

dan Trichoderma viride. Penelitian ini dirancang berdasarkan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 3 perlakuan 5 kali ulangan. Perlakuan P0 = Kontrol, P1 = Fermentasi

dengan Aspergillus niger, P2 = Fermentasi dengan Trichoderma viride. Sidik ragam

menunjukkan bahwa fermentasi limbah kulit kopi menggunakan jamur Apergillus niger

dan Trchoderma viride tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap

kandungan protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Hasil penelitian memperlihatkan

rata-rata kandungan Protein Kasar adalah P0 17,18%, P1 17,59%, dan P2 17,85%,

Lemak Kasar adalah P0 0,83 %, P1 0,93% dan P2 1,04% dan Serat Kasar yaitu berturut-

turut P0 29,14%, P1 27,74% dan P2 27,52%. Disimpulkan bahwa fermentasi kulit kopi

dengan menggunakan jamur Aspergillus niger, Trichoderma viride dapat digunakan

sebagai pengganti konsentrat karena kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar dan Serat

Kasar memenuhi syarat komposisi nutrisi yang diberikan kepada ternak.

Kata kunci: Aspergillus niger,Trichoderma viride, kulit kopi, fermentasi

ix

ABSTRACK

Tilawati (I111 12 011). The contens of Crude protein, crudelipid and Crude Fiber l

coffeskin Wastes fermented Using Aspergillus niger and Trichoderma viride.

Supervised by Marhamah Nadir and co-supervised Syahriani Syahrir

The aim of this study was to determined content of crude protein, crude lipid and crude

fiber of cofee skin wastes was fermented using Aspergillus niger and Trichoderma

viride. This study was designed based on completely randomized design (CRD) with 3

treatments 5 replications. Treatment Controls = P0, P1 = Fermentation by Aspergillus

niger, P2 = Fermented with Trichoderma viride. Variance showed that coffee of skin

wasteswas fermented using fungi Apergillus niger and Trichoderma viride no

significant (P> 0.05) on crude protein, crude lipid and crude fiber. The results showed

an average protein content of 17.18% Coarse P0, P1 17.59%, and 17.85% P2, fat 0.83%

Crude is P0, P1 and P2 0.93% and 1.04% Coarse fibers are successively 29.14% P0, P1

and P2 27.74% 27.52%. We concluded that coffee skin wastes was fermented using

Aspergillus niger and Trichoderma viride can substitute animal feed regarding to

nutrient content.

Keyword: Aspergillus niger, Trichoderma viride, Waste of coffe, Fermented

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

Latar Belakang ....................................................................................... 1

Rumusan Masalah .................................................................................. 3

Tujuan dan Kegunaan ............................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kopi .......................................................................... 4

Potensi Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Ternak .................................... 5

Trichoderma viride ................................................................................. 6

Aspergillus niger .................................................................................... 6

Protein Kasar .......................................................................................... 7

Serat Kasar ............................................................................................. 8

Lemak Kasar ........................................................................................... 9

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 10

Materi Penelitian .................................................................................... 10

Metode Penelitian ................................................................................... 11

Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 11

Parameter yang diamati .......................................................................... 15

Analisis Statistik ..................................................................................... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Protein Kasar .......................................................................................... 19

Serat Kasar ............................................................................................. 20

Lemak Kasar ........................................................................................... 22

xi

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 25

LAMPIRAN……. ......................................................................................... 28

RIWAYAT HIDUP

xii

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Rata-rata kandungan protein kasar, serat kasar dan lemak kasar limbah kulit kopi

yang difermentasi menggunakan jamur Trichoderma viride dan Aspergilus niger.

.............................................................................................................. 28

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Limbah Kulit Kopi ...... .............................................................................. 4

2. Rata-rata Kandungan Protein Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol),

P1 (Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger)....... ................................ 19

3. Rata-rata Kandungan Serat Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol),

P1 (Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger)...... ................................. 20

4. Rata-rata Kandungan Lemak Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol),

P1(Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger)...... .................................. 22

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Teks

A. Hasil Analisis Sidik Ragam Kandungan Protein Kasar Limbah Kulit kopi 29

B. Hasil Analisis Sidik Ragam Kandungan Lemak Kasar Limbah Kulit kopi 31

C. Hasil Analisis Sidik Ragam Kandungan Serat Kasar Limbah Kulit kopi 33

D. Dokumentasi...... .................................................................................... 35

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan kualitas pakan dapat dilakukan melalui fermentasi menggunakan

jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride. Bahan pakan yang difermentasi

menggunakan limbah pertanian dapat menggantikan hijauan pada musim

kemarau. Limbah pertanianmenjadi salah satu penyokong dalam pemenuhan kebutuhan

pakan bagi ternak, limbah pertanian dan perkebunan yang tidak dimanfaatkan dapat

menjadi pakan alternatif misalnya limbah wortel, limbah kakao salah satunya yaitu kulit

buah kopi.

Kopi termasuk tanaman yang menghasilkan limbah hasil sampingan yang cukup

besar dari hasil pengolahan. Limbah sampingan tersebut berupa kulit kopi yang

jumlahnya berkisar antara 50-60 persen dari hasil panen. Bila hasil panen sebanyak

1000 kg kopi segar berkulit, maka yang menjadi biji kopi sekitar 400-500 kg dan

sisanya adalah hasil sampingan berupa kulit kopi. Limbah kulit kopi belum

dimanfaatkan petani secara optimal. Padahal kulit kopi bisa dimanfaatkan sebagai

pakan karena kulit kopi mempunyai kecernaan protein sebesar 65% dan 51,4% untuk

kulit biji (Azwar, 2012).

Kulit buah kopi cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak

ruminansia baik itu ruminansia kecil maupun ruminansia besar. Kandungan nutrisi kulit

kopi non fermentasi seperti protein kasar sebesar 8,49% (Ismayadi, 2000). Kulit kopi

diberikan langsung dalam bentuk basah, kadar air yang cukup tinggi sehingga mudah

rusak dan kurang disukai ternak. Namun selain itu tingginya kandungan serat kasar dan

adanya kandungan tanin, kafein dan lignin pada kulit kopi non fermentasi yang dapat

2

mengganggu pencernaan ternak jika diberikan dalam jumlah banyak. Salah satu cara

untuk meminimalkan faktor pembatas tersebut, kulit kopi diolah terlebih dahulu

sebelum diberikan kepada ternak (Djajanegara dan Sitorus, 1993), melalui teknologi

fermentasi.

Fermentasi merupakan pengolahan secara biologi, yaitu pengolahan dengan

memanfaatkan mikroorganisme yang akan menghasilkan enzim untuk melakukan

perubahan terhadap molekul kompleks seperti protein, karbohidrat dan lemak

menjadi molekul yang lebih sederhana. Mikroorganisme yang dapat digunakan untuk

fermentasi adalah Aspergillus niger dan Trichoderma viride. Pemanfaatan kulit kopi

dengan proses fermentasi diharapkan mampu meningkatkan potensi kulit kopi sebagai

bahan pakan alternatif yang berkualitas tinggi dan dapat mempengaruhi kandungan

protein, lemak dan serat kasar kulit kopi. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai

analisa kandungan protein, lemak dan serat kasar pada fermentasi limbah kulit kopi

menggunakan jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride.

Hasil penilitian menyatakan fermentasi kulit buah kopi menggunakan jamur

Aspergillus niger dapat menaikkan kandungan protein kasar dari 8,80% menjadi

12,34% dan menurunkan kandungan serat kasar dari 18,2% menjadi 11,05% (Guntoro

dan Yasa, 2005). Penggunaan jamur Trichoderma viride pada jerami padi terfermentasi

dapat meningkatkan kandungan protein kasar dari 4,65% menjadi 6,65% dan

kandungan serat detergent asam dari 45,93% menjadi 52,62% (Supriyati dkk., 2010).

3

Rumusan Masalah

Kulit kopi segar memiliki kandungan nutrisi yang rendah, kandungan serat kasar

yang tinggi dan zat anti nutrisi seperti kafein dan tanin. Oleh karena itu kulit kopi

difermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger atau Trichoderma viride untuk

meningkatkan kandungan nutrisi kulit kopi seperti kandungan protein, lemak dan serat

kasar dari kulit kopi tersebut sehingga kulit kopi terfermentasi dapat di jadikan bahan

pakan yang berkualitas.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan protein, lemak

dan serat kasar kulit kopi yang di fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger

atau Trichoderma viride.

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada

peternak tentang kandungan protein, lemak dan serat kasar kulit kopi terfermentasi

menggunakan jamur Aspergillus niger atau Trichoderma viride dapat di jadikan sebagai

bahan pakan ternak.

4

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kopi

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang melimpah luas di Indonesia.

Tanaman ini hidup subur di daerah tinggi, yaitu di atas 700 meter dpl (diatas permukaan

laut). Komposisi buah kopi terdiri dari pulp sebanyak 40%, lendir (mucilage) sebesar

20% dan sisanya (40%) adalah biji kopi dan kulit majemuk (Ernawati dkk., 2008).

Gambar. 1. Limbah Kulit Kopi

Buah kopi yang sudah masak umumnya berwarna kuning kemerahan sampai

merah tua (merah kehitaman bila lewat masak), tetapi ada pula yang belum cukup tua

sudah berwarna kuning kemerahan pucat yaitu buah kopi yang terserang hama bubuk

buah kopi. Buah kopi memiliki dua keping biji, tetapi ada yang hanya mengandung satu

keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama sekali yang disebut

kopi gabug (Prawirodigdo dkk., 2005).

Menurut Muryanto dkk,.(2006) taksonomi tanaman kopi sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae; Divisio: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Gentianales ;

Suku : Rubiaceae; Marga: Coffea; Spesies: Coffea spp.

5

Potensi Kulit Buah Kopi Untuk Pakan Ternak

Perkebunan kopi yang dikelola oleh rakyat sampai saat ini terus berkembang di

Indonesia sehingga perluasannya terus meningkat. Produksi buah kopi di Indonesia

menempati urutan ke empat terbesar di dunia. Kulit luar kopi yang merupakan limbah

hasil pengolahan buah kopi memiliki proporsi 40 – 45%, sehingga jumlah limbah

tersebut adalah sebanyak 752,6 –846,7 ton/hari (Kompas, 2008). Kulit buah kopi cukup

potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia termasuk kambing.

Kandungan zat nutrisi yang terdapat pada kulit buah kopi seperti; protein kasar sebesar

10,4%, serat kasar sebesar 17,2% dan energi metabolis 14,34 MJ/kg (Zainuddin dan

Murtisari, 1995).

Simanihuruk (2010) menyatakan bahwa kulit kopi merupakan salah satu

limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif. Kulit kopi

sebelum fermentasi mengandung protein kasar sebesar 6,67%, lemak 1,04%, kalsium

0,21% dan fosfor 0,03% (Londra dkk. 2009), sedangkan menurut Guntoro dan Yasa,

(2005) mengandung protein kasar sebesar 8,80%, lemak 1,07%, kalsium 0,23% dan

fosfor 0,02%.

Penggunaan limbah kopi sebanyak 200 g/ekor/hari dan enzim philazim sebanyak

2,5 g/ekor/hari dapat meningkatnya produksi susu kambing Peranakan Etawah (PE atau

Etawah grade goats). Penggunaan limbah kopi terfermentasi untuk pakan penguat

mampu memberikan peningkatan berat badan dari rata-rata 68,41 g/ekor/hari menjadi

102.92 g/ekor/hari (Guntoro dkk., 2005).

Tepung kulit kopi dapat ditambahkan dalam 2-3 kg konsentrat yang akan

diberikan untuk pakan ternak sapi dara dan ternak sapi bunting umur tua (Mariyono

6

dan Romjali, 2007). Hernaman dkk., (2005) menambahkan bahwa penggunaan kulit

kopi sebesar 6% pada pakan ternak sapi potong tidak mempengaruhi kecernaan bahan

kering dan organik.

Trichoderma Viride

Trichoderma viride adalah salah satu jenis kapang tanah yang tersebar luas dan

hampir dapat ditemui di lahan-lahan pertanian dan perkebunan. Kapang ini bersifat

saprofit pada tanah, kayu, dan juga dapat bersifat parasit pada kapang yang lain.

Trichoderma viride merupakan jenis yang paling banyak dijumpai diantara genusnya

dan mempunyai kelimpahan yang tinggi pada tanah dan bahan yang mengalami

dekomposisi (Karlina dkk., 2013).

Trichoderma viride merupakan jenis kapang yang mampu menghancurkan

selulosa tingkat tinggi dan memiliki kemampuan mensintesis beberapa faktor esensial

untuk melarutkan bagian selulosa yang terikat kuat dengan ikatan hidrogen.

Trichoderma viride termasuk dalam genus: Trichoderma; family: Monilliaceae;

ordo: Monilliales; kelas: fungi imperfecti; sub divisi: Eumycotina; divisi: Mycotina

(Umrah dkk., 2009)

Kapang Trichoderma viride telah digunakan dalam fermentasi beberapa bahan

pakan terutama bagi limbah. Manfaat fermentasi dengan teknologi ini antara lain

meningkatkan kandungan protein, menurunkan kandungan serat kasar, menurunkan

kandungan tanin (Herviana, 2011).

7

Aspergillus niger

Aspergillus niger adalah kapang anggota genus Aspergillus; famili Eurotiaceae;

ordo Eutiales; sub-klas Plectomycetetidae; kelas Ascomycetes; sub-divisi Ascomycotina

dan divisi Amastigmycota (Hardjo dkk., 1989). Mirwandhono dan Siregar, (2004)

menambahkan bahwa enzim-enzim yang dihasilkan dari Aspergillus niger adalah

amilase, glukoamilase, selulase, pektinase, glukosa oksidase dan katalase.

Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat

makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat disekeliling

hifa dapat langsung diserap sedangkan molekul yang lebih kompleks harus dipecah

dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan menghasilkan beberapa enzim ekstra

seluler seperti protease, amilase, mananase, dan α-glaktosidase (Pandey et al., 2000).

Menurut (Purwadaria et. al., 1997), fermentasi menggunakan Aspergillus niger,

terjadi proses biokonversi senyawa-senyawa organik dan anorganik menjadi protein sel

sehingga kandungan protein substrat terfermentasi meningkat. Enzim-enzim

pengurai/pemecah serat seperti selulase dan lain-lainnya yang diproduksi selama proses

fermentasi berperan dalam menurunkan kandungan serat substrat tersebut.

Protein Kasar

Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai berat molekul

tinggi, seperti halnya karbohidrat dan lipida. Protein mengandung unsur-unsur

karbon,hidrogen dan oksigen, tetapi sebagai tambahannya semua protein mengandung

nitrogen (Tillman, dkk, 1991).

8

Anggorodi (1994) menyatakan bahwa protein adalah zat organik yang

mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor. Selanjutnya

dinyatakan protein adalah esensial bagi kehidupan karena zat tersebut merupakan

protoplasma aktif dalam sel hidup. Beberapa fungsi protein dalam tubuh termasuk: (1)

Memperbaiki jaringan, (2) Pertumbuhan jaringan baru, (3) Metabolisme (deaminasi)

untuk energi, (4) Metabolisame kedalam zat-zat vital dalam fungsi tubuh, (5) Enzim-

enzim yang esensial bagi fungsi yang normal, dan (6) Hormon-hormon tertentu.

Kadar protein suatu bahan pakan secara umum dapat diperhitungkan dengan

analisis kadar protein kasar. Analisis kadar protein ini merupakan usaha untuk

mengetahui kada rprotein bahan baku pakan. Analisis kadar protein digunakan untuk

menguji kadar protein, ditentukan kadar nitrogennya secara kimiawi kemudian angka

yang diperoleh dikalikan dengan faktor 6,25 = (100:16). Faktor tersebut digunakan

sebab nitrogen mewakili sekitar 16% dari protein (Murtidjo, 1987)

Serat Kasar

Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan atau hasil pertanian setelah

diperlakukan dengan asam atau alkali mendidih, dan terdiri dari selulosa, dengan

sedikit lignin dan pentosa. Serat kasar juga merupakan kumpulan dari semua serat yang

tidak bisa dicerna, komponen dari serat kasar ini yaitu terdiri dari selulosa, pentosa,

lignin, dan komponen-komponen lainnya. Komponen dari serat kasar ini serat ini tidak

mempunyai nilai gizi akan tetapi serat ini sangat penting untuk proses memudahkan

dalam pencernaan didalam tubuh agar proses pencernaan tersebut lancer

(peristaltik) (Hermayanti dkk, 2006).

9

Analisis kadar serat kasar adalah usaha untuk mengetahui kadar serat kasar bahan

baku pakan. Zat-zat yang tidak larut selama pemasakan bisa diketahui karena terdiri

dari serat kasar dan zat-zat mineral, kemudian disaring, dikeringkan, ditimbang dan

kemudian dipijarkan lalu didinginkan dan ditimbang sekali lagi. Perbedaan berat yang

dihasilkan dari penimbangan menunjukkan berat serat kasar yang ada dalam makanan

atau bahan baku pakan (Murtidjo, 1987).

Lemak Kasar

Lemak merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicerikan oleh sifat

kelarutannya.Terutama lipid tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam larutan non

polar seperti eter. Lemak/minyak merupakan lipida yang banyak terdapat di

alam.Minyakmerupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Dalam

berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan

karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan (Hart, 2003).

Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas

unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,

vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida,

digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid)

dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu

ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh

yang disebut adiposa (Sudarmadji dkk, 2010).

10

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2015 sampai 14 Maret 2016

yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu proses fermentasi di Laboratorium

Volarisasi Pakan dan Limbah dan tahap kedua analisis kandungan Protein Kasar, Serat

Kasar dan Lemak Kasar di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah rak fermentasi, baskom,

timbangan, kantong plastik transparan, oven, timbangan elektrik, aluminium foil, kertas

saring, autoclove, cawan petri, oven, korek api, erlenmeyer, bunsen, borer, laminar air

flow dan Alat yang digunakan untuk analisis proksimat, yaitu Neraca analitik, tabung

khejdal, destruktor, labu ukur, corong, pipet skala 5 ml, pompa pengisap, gelas ukur 100

ml, gelas ukur 50 ml, labu destilasi, destilator, erlemeyer, alat untuk titrasi, gelas piala

600 ml, penangas listrik, tabung reaksi 100 ml yang bertutup, sintired glass, pompa

vakum, oven dan tanur.

Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah kulit kopi yang berasal dari

Kabupaten Enrekang Desa Bontongan, jagung pulut, beras, mikroba Aspergillus niger

dan Trichoderma viride yang berasal dari PPBPB ( Pusat Penelitian Bioteknologi

Perkebunan Bogor) yang dimurnikan di Laboratorium Pertanian Unhas dalam bentuk

inokulan kemudian di inokulasi ulang pada media jagung pulut di Laboratorium

Valorisasi Limbah. Bahan untuk pembuatan media Potato Destro Agar (PDA) adalah

kentang 200 gram, agar-agar putih 21 gram , gula pasir 20 gram, aquades 1000 ml.

11

Sedangkan bahan yang digunakan untuk analisis proksimat yaitu limbah kulit kopi,

H2SO4 0,3 N, NaOH 1,5 N, kertas saring, aquades, alkohol 95%, selenium mix,

H2SO4 pekat, H3BO3, Indikator mix, H2SO4 0,0171 N.

Metode Penelitian

Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gomez &

Gomez, 2010), yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 5 kali ulangan sehingga terdapat

12 unit pengamatan. Adapun perlakuannya sebagai berikut:

P0 = Fermentasi Tanpa Penambahan Inokulan

P1 = Fermentasi Dengan Trichoderma viride

P2 = Fermentasi Dengan Aspergillus niger

Pelaksanaan Penelitian

Tahap I. Penyiapan Mikroba Trichoderma viride dan Aspergillus niger

1. Pembuatan Media Potato Destro Agar (PDA)

Kentang dicuci bersih lalu dipotong dadu, kemudian direbus hingga ekstra dari

kentang keluar, kemudian air kentang dimasukkan kedalam labu erlenmeyer, setelah itu

tambahkan agar-agar, gula, dan aquades kemudian media tersebut ditutup rapat lalu

disterilkan dengan menggunakan autoclove dengan suhu 170°C selama+ 1 jam setelah

disterilkan media dituang kedalam cawan petri yang sudahsteril. Kemudian di wropping

agar tidak terkontaminasi lalu disimpan selama 3 hari untuk melihat apakah media yang

dibuat tidak terkontaminasi.

2. Pemindahan Inokulan ke Media Potato Destro Agar (PDA)

Cara perbanyakan mikroba Trichoderma viride dan Aspergillus niger pada media

PDA yang telah di inkubasi selama 3 hari yaitu:

12

a) Menyiapkan lampu bunsen/api spiritus, borer yang ujungnya dilengkungkan dan

isolat Trichoderma viride dan Aspergillus niger.

b) Buka cawan petri yang berisi media PDA, ambil borer, lewatkan diatas api dan

dinginkan.

c) Mengambil isolat Trichoderma viridedan Aspergillus niger menggunakan borer

kemudian pindahkan ke cawan petri yang berisi media PDA sebanyak 1 borer.

d) Menutup cawan petri yang berisi media PDA, Inkubasi selama 1 minggu sampai

miselium jamur tumbuh pada cawan tersebut.

3. Perbanyakan inokulan pada media organik (jagung giling dan beras).

a) Menyiapkan Media Organik atau media jagung sebanyak masing masing 100gr

dalam kantong plastik transparan.

b) Menyiapkan lampu bunsen/api spiritus, borer yang ujungnya dilengkungkan dan

isolat Trichoderma viride dan Aspergillus niger.

c) Mengambil isolat Trichoderma viride dan Aspergillus niger menggunakan borer

kemudian pindahkan ke media organik sebanyak 5 borer.

d) Menutup kembali media organik, inkubasi selama 1 minggu sampai jamur

tumbuh pada media organik tersebut.

13

4. Aktivasi mikroba selulotik dengan menggunakan aerator.

Menyiapkan mikroba Trichoderma viride, Aspergillus niger, molases dan air.

Lalu menyiapkan 3 ember sebagai perlakuan yang masing-masing diberi label perlakuan

P0, P1 dan P2. Kemudian perlakuan P0 diisi dengan air 14 liter dan molases 150 ml

sebagai kontrol, P1 diisi dengan 14 liter air, molases 150 ml dan jamur Trichoderma

viride 60 g, P2 diisi dengan 14 liter air, molases 150 ml, dan jamur Aspergillus niger

60g lalu semua bahan diaduk hingga tercampur merata kemudian mengaktifkan mikroba

dengan menggunakan aerator selama 24 jam dan setelah itu siap diaplikasikan ke

limbah kulit kopi yang akan difermentasi.

Tahap II. Fermentasi Limbah Kulit Buah Kopi dengan Mikroba Trichoderma

viride dan Aspergillus niger.

Limbah kulit buah kopi terlebih dahulu di keringkan di bawah sinar matahari

hingga kadar airnya menurun. Setelah itu limbah kulit kopi yang sudah kering

dihomogenkan lalu dicampur dengan mikroba yang sudah diaktivasi secara merata.

Kemudian mengambil limbah kulit kopi sebanyak 2 kg masing-masing perlakuan yang

akan difermentasi selama 14 hari. Limbah kulit kopi yang telah difermentasi ditimbang

sekitar 100 g kemudian di oven dengan temperatur 60°C selama 24 jam. sampel siap

untuk dianalisis kandungan protein kasar, lemak kasar dan serat kasar.

14

Gambar 3.Prosedur Pembuatan Fermentasi Limbah Kulit Buah Kopi

Inokulasi Trichoderma viride dan Aspergillus

niger

Pembuatan Media PDA

(Potato Destro Agar)

Perbanyakan Inokulan ke Bahan

Organik (100g Jagung giling dan

Beras )

Perbanyakan Inokulan ke Media PDA

Aktivasi Trichoderma viride dan

Aspergillus nigeryang telah di

tambahkan molases dan air

menggunakan aerator selama 24 jam

Fermentasi Limbah KulitKopi

dengan Trichoderma viride dan

Aspergillus niger

Analisa proksimat

15

Parameter yang diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kandungan Protein Kasar,

Serat Kasar dan Lemak Kasar limbah kulit buah kopi yang di fermentasi menggunakan

mikroba Trichoderma viride dan Aspergillus niger.

Penentuan Kadar Protein Kasar

Kadar protein kasar dapat ditentukan dengan metode Kjeldahl. Metode ini terdiri

dari tiga tahap yaitu destruksi, distilasi dan titrasi. Mula-mula sampel ditimbang

sebanyak 1 gram dan dimasukkan kedalam labu Kjeldahl (dapat juga menggunakan

tabung reaksi). Kemudian ditambahkan dengan 1 gram CuSO4 dan ditambah dengan

2,5 mL H2SO4 pekat. Selanjutnya cuplikan didestruksi selama 2 jam pada suhu 100 ºC.

Setelah hasil destruksi didinginkan, kemudian dimasukkan kedalam labu bulat yang

telah diberi batu didih dan ditambah dengan 50 mL aqua DM serta 15 mL NaOH 50 %

w/v dan dilakukan distilasi. Distilat ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL

HCl 0,02 N; 4 tetes metil merah dan 4 tetes metilen biru hingga volume total mencapai

40 mL. Kemudian larutan dalam erlenmeyer dititrasi dengan larutan NaOH yang telah

distandarisasi dengan larutan H2C2O4 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan

perubahan warna dari ungu menjadi hijau. Volume NaOH yang digunakan untuk titrasi

dicatat. Replikasi untuk masing-masing cuplikan sebanyak lima kali. Kadar protein

kasar dihitung dengan menggunakan rumus:

16

Keterangan:

y = ml NaOH untuk penitar blanko

z = ml NaOH untuk titar sampel

titarNaOH = konsentrasi NaOH

= normalitas NaOH

x = bobot sampel (gr)

Analisis Serat Kasar

Yang disebut serat kasar adalah semua zat organik yang tidak dapat larut dalam

H2SO40,3 N dan dalam NaOH 1,5 N yang berturut-turut dimasak selama 30 menit

(selulosa, lignin, sebagian dari pentosan-pentosan) (Anggorodi, 1994).

Analisa bahan makanan terhadap kadar serat kasarnya dilakukan sebagai berikut

(Anggorodi, 1994): sampel ditimbang kira-kira sebanyak 0,5-1 gram (x gram),

dimasukkan ke dalam gelas piala 600 ml dan ditambahkan 50ml H2SO40,3N lalu

dipanaskan di atas pemanas listrik selama 30 menit. Selanjutnya ditambahkan 25 ml

NaOH 1,5 N dan terus dimasak selama 30 menit. Cairan disaring melalui kertas saring

yang bobotnya telah diketahui (a gram) serta sudah dikeringkan dalam alat pengering

pada suhu 105 - 110oC selama satu jam, kemudian dimasukkan ke dalam corong

Buchner. Penyaringan dilakukan dalam labu penghisap yang dihubungkan dengan

pompa vakum.

Selama penyaringan endapan dicuci berturut-turut dengan aquades panas

secukupnya, 50 ml H2SO4 0,3N, aquades panas secukupnya dan terakhir dengan 25 ml

acetone. Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen dan

dikeringkan selama satu jam dalam oven pada suhu 105oC, kemudian didinginkan

dalam eksikator dan ditimbang (b gram). Selanjutnya cawan porselen serta isinya

dibakar atau diabukan dalam tanur listrik pada suhu 400-600oC sampai abu menjadi

17

putih seluruhnya, kemudian diangkat dan didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (c

gram).

Kadar serat kasar dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

x = bobot contoh

a = bobot kertas saring

b = bobot kertas saring + sampel setelah dioven

c = bobot kertas saring + sampel setelah ditanur

Analisis Lemak Kasar

1. Menimbang sampel sebanyak 1 gram (a gram ), kemudian dimasukkan

kedalam tabung reaksi.

2. Larutan chloroform diberikan sebanyak 10 ml kemudian tabung reaksi ditutup

agar larutan tidak menguap, dikocok sampai homogen dan dibiarkan selama 24

jam.

3. Sampel disaring dengan menggunakan kertas saring kemudian pipet sebanyak

5 ml.

4. Sampel yang telah dipipet dimasukkan kedalam cawan porselin yang telah

ditimbang berat kosongnya (b gram).

5. Sampel dimasukkan dalam oven selama 24 jampada suhu 1050C, kemudian

didingingkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (c gram).

Kadar lemak kasar dihitung dengan menggunakan rumus :

18

Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan 3 perlakuan 4 ulangan (Gomes & Gomes, 2010). Model matematikanya sebagai

berikut :

Yij= μ + I + ϵij

Keteragan :

Yij = Nilai pengamatan dengan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

μ= Rata-rata pengamatan

i= Pengaruh perlakuan ke-i (1,2 dan 3)

i= Perlakuan (1,2, 3)

j= Ulangan (1,2,3,4dan 5)

ϵij= Pengaruh sisa terhadap sisa terhadap perlakuan ke-i dan ke-j

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa fermentasi limbah kulit kopi

menggunakan jamur Trichoderma viride dan jamur Aspergillus niger tidak memberikan

pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan

Lemak Kasar kulit kopi terfermentasi. Hal ini sebabkan lama fermentasi dan

penambahan mikroba sellulotik yang dilakukan belum mampu memperbaiki kandungan

nutrisi limbah kulit kopi dan apabila terjadinya peningkatan pada kandungan protein

kasar ,lemak kasar serta penurunan kandungan serat kasar limbah kulit kopi disebabkan

penambahan lama fermentasi dan penambahan mikroba sellulotik yang terdegradasi.

PROTEIN KASAR

Pengaruh fermentasi limbah kulit kopi oleh jamur Trichoderma viride dan

Aspergillus niger terhadap kandungan protein kasar limbah kulit kopi terfermentasi

dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini ;

Gambar 2: Rata-rata Kandungan Protein Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol), P1

(Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger).

17.18

17.59

17.85

16.8

17

17.2

17.4

17.6

17.8

18

P0 P1 P2

% protein kasar

P0

P1

P2

20

Rataan perlakuan adalah P0 17,18%, P1 17,59%, dan P2 17, 85%. Berdasarkan

Gambar 2 di atas kandungan protein kasar limbah kulit kopi yang fermentasi

menggunakan Trichoderma viride dan Aspergilus niger lebih tinggi dibandingkan

dengan limbah kulit kopi pada perlakuan P0 (kontrol). Hal ini sesuai dengan pendapat

Fardiaz (1989) menyatakan bahwa fermentasi limbah kulit kopi menggunakan

Aspergillus niger mampu meningkatkan kandungan protein kasar limbah kulit kopi dari

15,5% menjadi 16,73 %. Hal ini didukung oleh pendapat Kompiang (2000) menyatakan

melalui proses fermentasi dengan Aspergillus niger nilai protein kasar kulit kopi dapat

ditingkatkan dan kandungan zat-zat pencernaan dapat ditekan.Sedangkan jamur

Trichoderma viride mampu memanfaatkan bahan organik yang terkandung dalam bahan

pakan yang digunakan untuk dirombak serta dikonversikan sehingga terjadi peningkatan

pada kandungan protein (Rizki dan Imsya, 2011). Selanjutnya Bagus (2014)

menyatakan bahwa Trichoderma viride merupakan jenis kapang yang mampu

menghancurkan selulosa tingkat tinggi dan memiliki kemampuan mensintesis beberapa

faktor esensial untuk melarutkan bagian selulosa yang terikat kuat dengan ikatan

hidrogen.

Serat Kasar

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rataan perlakuan berturut-turut

adalah P0 29,14%; P1 27,74% dan P2 27,52%. Perlakuan P0 (kontrol) menunjukkan

kandungan serat kasar lebih tinggi dibanding perlakuan P1 dan P2. Hal ini disebabkan

oleh perlakuan P0 (kontrol) merupakan perlakuan tanpa penambahan jamur

Trichoderma viride dan Jamur Aspergillus niger. Pengaruh fermentasi limbah kulit kopi

21

oleh jamur Trichoderma viride dan Aspergillus niger terhadap kandungan serat kasar

limbah kulit kopi terfermentasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3: Rata-rata Kandungan Serat Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol), P1 (Trichoderma

viride), P2 (Aspergillus niger).

Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa fermentasi menggunakan jamur

Trichoderma viride dan Aspergillus niger mampu menurunkan kandungan serat kasar

pada limbah kulit buah kopi terfermentasi. Jamur Trichoderma viride mampu

menurunkan kandungan serat kasar sebesar 1,4% sedangkan jamur Aspergillus niger

mampu menurunkan kandungan serat kasar sebesar 1,62%. Hal ini menunjukkan bahwa

jamur Trichoderma viride dan jamur Aspergillus niger mampu memecah ikatan serat

kulit buah kopi selama proses fermentasi berlangsung. Yang et all., (2005) menyatakan

bahwa sebagian besar jamur dapat menghasilkan enzim ligninase dan enzim selulase,

yaitu enzim yang dapat mengurai ikatan lignin dan selulosa. Hal ini didukung oleh Volk

(2004) menyatakan bahwa jamur Trichoderma viride sebagai penghasil enzim selulose

lengkap yang dibutuhkan untuk menghidrolisis selulosa dan kristal yang menyebabkan

penurunan kandungan serat kasar.

29.14

27.74 27.52

26.5

27

27.5

28

28.5

29

29.5

P0 P1 P2

% Serat Kasar

P0

P1

P2

22

Lemak Kasar

Nilai rataan setiap perlakuan berturut – turut P0 0,83%; P1 0,93% dan P2 1,04%.

Pengaruh fermentasi limbah kulit kopi oleh jamur Trichoderma viride dan Aspergillus

niger terhadap kandungan lemak kasar limbah kulit kopi terfermentasi ditunjukkan pada

Gambar 4 dibawah ini ;

Gambar 4: Rata-rata Kandungan Lemak Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol), P1

(Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger).

Gambar 4 diatas menunjukkan bahwa kandungan lemak kasar cenderung tinggi

pada perlakuan P2 sebesar 1,04% dan cenderung rendah terdapat pada perlakuan P0

sebesar 0,83%. Hal ini menunjukkan bahwa jamur Trichoderma viride dan jamur

Aspergillus niger mampu menghasilkan enzim lipase selama proses fermentasi

berlangsung. Hal ini didukung oleh Rarumangkay (2002), yang menyatakan bahwa

selama proses fermentasi, terjadi reaksi oksidasireduksi yang menghasilkan energi

sebagai donor dan akseptor elektron, serta terjadi perubahan kimiawi dan selanjutnya

diubah oleh reaksi reduksi dengan katalis enzim.

0.83

0.93 1.04

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

P0 P1 P2

%

Lemak Kasar

P0

P1

P2

23

Hasil penelitian yang diperoleh, kandungan lemak kasar berturut-turut 0,83%;

0,93% dan 1,04%. Kandungan lemak kasar yang tinggi pada bahan pakan ternak

ruminansia dapat mengganggu proses fermentasi bahan pakan dalam rumen ternak. Hal

ini didukung oleh Preston dan Leng (1987) serta Palmquist dan Jenkins (1980)

menyatakan bahwa standar kandungan lemak kasar bahan pakan ternak ruminansia

berkissar di bawah 5%.

24

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fermentasi kulit kopi

dengan menggunakan jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger dapat digunakan

sebagai pengganti konsentrat karena kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar dan Serat

Kasar memenuhi syarat komposisi nutrisi yang diberikan kepada ternak.

Saran

Perlu dilakukan Penelitian uji lanjut untuk memperbaiki kualitas pada

penggunaan jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger dan tanpa penambahan

inokulan serta lama fermentasi untuk meningkatkan Protein Kasar dan Lemak Kasar

serta menurunkan Serat Kasar agar mendapatkan data yang signifikan.

25

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Azwar A.B. 2012. Intensifikasi kopi jadi program unggulan baru. Media Perkebunan,

99, 16-17

Bagus. 2011, Bioetanol dari Limbah Kulit Kopi dengan Fermentasi Fakultas Teknologi

Industri, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

Ernawati, R., W. A. Ratna dan Slameto. 2008. Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal.

Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Bandar Lampung. ISBN: 978-979-141-35-4.

Fardiaz, S. 1989. Analisis Mikroorganisme Pangan. Edisi pertama.Cetakan ke-1. Raja

GrafindoPersada, Jakarta

Djajanegara A. dan P.Sitorus.1993. Problematika Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk

Makanan Ternak. Jurnal Litbang.

Guntoro, S. dan I.M.R. Yasa. 2005.Pengaruh Penggunaan Limbah Kopi Terfermentasi

Terhadap Produktivitas Susu Kambing. Prosiding Seminar Nasional Pema-

syarakatan Inovasi Teknologi Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan di Lahan

Marginal. PSE, Bogor, p. 562-565.

Gomez, K.A., A.A. Gomez 2010. Prosedur Statistik untuk Penelitian

Pertanian.(Terjemahan). E. Syamsuddin dan J. S. Baharsjah. Edisi kedua. UI

Press. Jakarta.

Hardjo, S.S., N. S. Indrasti, B. Tajuddin.1989. Biokonveksi: Pemanfaatan Limbah

Industri Pertanian. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.IPB. Bogor.

Hermayanti, Yeni,G . Eli . 2006. Modul Analisa Proksimat. Padang : SMAK 3 Padang.

Hernaman, I., U.H. Tanuwiria dan M.F. Wiyatna. 2005. Pengaruh penggunaan berbagai

tingkat kulit kopi dalam ransum penggemukan sapi potong terhadap

fermentasi rumen dan kecernaan in vitro. Bionatura, 7, 46-58.

Herviana. 2011. Pengolahan Kopi. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian.

Sumatra Utara.

Ismayadi, C.2000. Perkembangan teknologi pengolahan kopi arabika di

Indonesia.Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 16, 239-251.

Kompas. 2008. Indonesia Ingin Meningkatkan Produksi Kopi pada tahun 2008

Kompiang, IP. 2000. Peningkatan Mutu Bahan Baku Pakan. Makalah Seminar

Pengembangan Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan. IP2TP Denpasar.

Denpasar: 8-9 Maret 2000.

26

Karlina, H., Putri., C. Yudi dan Agustono. 2013. Fermentasi Ampas Kelapa

Menggunakan Trichoderma viride, Bacillus subtilis, dan EM4 Terhadap

Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Sebagai Bahan Pakan Alternatif

Ikan. Surabaya: Universitas Airlangga.

Londra, I. M. dan K. B. Andri. 2009. Potensi pemanfaatan limbah kopi untuk pakan

penggemukan kambing peranakan Etawah. Prosiding Seminar Nasional:

Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian,p. 536-

542.

Mariyono dan E. Romjali. 2007. Petunjuk teknis teknologi inovasi “pakan murah”

untuk usaha pembibitan sapi potong. Puslitbang Peternakan. Badan Litbang

Pertanian. Departemen Pertanian RI.

Mirwandhono, E. dan Z. Siregar .2004. Pemanfaatan Hidrolisat Tepung Kepala Udang

dan Limbah Kelapa Sawit Yang Difermentasi Dengan Aspergillus Niger

Rhizopus Oligosporus Dan Trichoderma viride Dalam RansumAyam Pedaging

(Skripsi). Sumatera Utara. Fakultas Pertanian USU. Medan.

Murtidjo.1987.Pedoman BeternakAyamBroiler. Yogyakarta : Kanisius

Muryanto., U. Nuschati, D. Pramono dan T. Prasetyo.2006. Potensi limbah kulit kopi

sebagai pakan ayam.Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam

Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya saing. BPTP Jawa Tengah.

Palmquist. D.L. and T. C. Jenkins, 1980. Effect of fat ucids or calcium sopa on rumen

and total nutrient digestibily or dairy ration. J. Dairy. Sci. 67.

Preston, T.R., and A.R. Leng. 1987. Matching ruminant production systems with

available resourse in the tropics and sub-tropics. Penambil nook Armidale, New

South Wales, Australia.

Pandey, A., Nigam, P., Soccol, C.R., Soccol, V.T., Singh, D. and Mohan, R. 2000.

Advances in microbial amylases, Biotechnology and Applied Biochemistry, 31:

135 –152.

Prawirodigdo, S., T. Herawati dan B. Utomo.2005. Pemanfaatan kulit kopi sebagai

komponen pakan seimbang untuk penggemukan ternak domba. Prosiding

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. p. 438-444. Puslit-

bangnak, Bogor.

Purwadaria, T., T. Haryati, J. Dharma, I.P. Kompiang, dan A.P .Sinurat.1997 .

Pengembangan pembuatan inokulan Aspergillus niger untuk fermentasi

cassapro. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan,

Balimak, Bogor.

Rarumangkay, J. 2002. Pengaruh Fermentasi Isi Rumen Sapi oleh Trichoderma viride

terhadap Kandungan Serat Kasar dan Energi Metabolis pada Ayam Broiler.

Program Pasca Sarjana, UNPAD,Bandung.

27

Simanihuruk, K. 2010. Perakitan pakan komplit berbasis kulit kopi (sumber serat NDF

dan ADF), kecernaan >60% dan silinder horisontal. Pelita Perkebunan, 20, 75-

96.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa Untuk Bahan

Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

Supriyati., T. Haryati., I.G.M. Budiarsana dan I.K. Sutama. 2010. Fermentasi Jerami

Padi Menggunakan Trichoderma Viride. Seminar Nasional Teknologi

Peternakan Dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Tillman, A. D., Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo.

1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Umrah, 2009. Antagonisitas dan Efktivitas Trichoderma sp. Dalam Menekan

Perkembangan Phytophthora palmivora Pada Buah Kakao. Palu.

Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT

Gramedia,Jakarta.

Yang. J. S, H. L. Yuan, H. X. Wang and W. X Chen. 2005. Purification and

Characterization of Lignin Peroxidases from Penicillium decumbens P6. World

Journal of Microbiology and Biotechnology 22 (4), 317-324.

Zainuddin, D. dan T. Murtisari. 1995. Penggunaan limbah agro-industri buah kopi

(kulit buah kopi) dalam ransum ayam pedaging (Broiler). Pros. Pertemuan

Ilmiah Komunikasi dan Penyaluran Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Klepu,

Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 71 – 78.

28

Lampiran 1. Rata-rata kandungan protein kasar, serat kasar dan lemak kasar limbah kulit

kopi yang difermentasi menggunakan jamur Trichoderma viride dan

Aspergilus niger.

Parameter

Perlakuan

P0 P1 P2

Protein Kasar (%) 17,18±0,56 17,59±0,78 17,85±0,72

Serat Kasar (%) 29.14±1,13 27,74±5,20 27,52±5,21

Lemak Kasar (%) 0,83±0,15 0.93±0,24 1,04±0,23

Keterangan : Rata-rata Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasar pada perlakuan

P0 (Kontrol); P1 (Trichoderma viride) dan P2 (Aspergillus niger).

29

Lampiran II. Hasil Analisis Sidik Ragam

A. Protein Kasar

Ulangan Perlakuan

K T A

1 17.57 18.06 18.56

2 17.46 18.22 16.65

3 16.57 17.36 17.87

4 16.54 17.98 17.97

5 17.78 16.31 18.22

Total 85.92 87.93 89.27 263.12

a. Faktor Koreksi (FK)

FK =

15

1344.232.69

53

12.263,2

xrxt

Yut

475626.4615

b. Jumlah Kuadrat

JK total

Jkt = ∑ krj2 – FK

∑ (17.57)2 + (17.46)

2 + (16.57)

2 + (16.54)

2 + (17.78)

2 + (18.06)

2 +

(18.22)2 + (17.36)

2 + (17.98)

2 + (16.31)

2 + (18.56)

2 + (16.65)

2 + (17.87)

2 +

(17.97)2 + (18.22)

2– 4615.475626

= 308.7049 + 304.8516 + 274.5649 + 273.5716 + 316.1284 + 326.1636

+331.9684 + 301.3696 + 323.2804 + 266.0161 + 344.4736 + 277.2225+

319.3369 + 322.19209 + 331.9684 –4615.475626

= 4621.81299 – 4615.475626

= 6.337364

30

Jkp

FKATk

r

FKk

5

1 2222

FK

5

27.8993.8792.85222

FK

5

1329.70696849.77312464.7382

475626.46155

0642.23083

137214.1

4756226.461561284.4616

Jk sisa = Jk Total – Jk Perlakuan

= 6.337364 – 1.137214

= 5.20015

KTS

KTPFhitung

DBS

JKS

DBP

JKP

4333.012

200.5

5685.02

137.1

4333.20

5685.0

312.1

SK DB JK KT F hitung Ftabel

0,05 0,01

Perlakuan 2 1.137 0.5685 1.312 3.89 6.93

Sisa 12 5.200 0.4333

Total 14 6.337

31

B. Lemak Kasar

Ulangan Perlakuan

K T A

1 0,68 0,89 1,31

2 0,99 1,25 0,94

3 0,71 1,11 1,25

4 1,00 0,74 0,87

5 0,78 0,67 0,81

Total 4,16 4,66 5,18 14

a. Faktor Koreksi (FK)

FK =

15

196

53

14,2

xrxt

Yut

066,13

b. Jumlah Kuadrat

JK total

Jkt = ∑ krj2 – FK

∑ (0.68)2 + (0.99)

2 + (0.71)

2 + (1.00)

2 + (0.78)

2 + (0.89)

2 + (1.25)

2 + (1.11)

2

+ (0.74)2 + (0.67)

2 + (1.31)

2 + (0.94)

2 + (1.25)

2 + (0.87)

2 + (0.81)

2 – 13.066

=0.4624 + 0.9801 + 0.5041 + 1 + 0.6084 + 0.7921 + 1.5625 + 1.2321 +

0.5476 + 0.4489 + 1.7161 + 0.8836 + 1.5625 + 0.7569 + 0.6561 –

13.066

= 13.7134 – 13.066

= 0.6474

Jkp

5

1 2222ATk

r

FKk

FK

5

18.566.416.4222

32

FK

5

8324.267156.213056.17

066.135

8536.65

10472.0

066.138536.65

Jk sisa = Jk Total – Jk Perlakuan

= 0.6474– 0.10472

= 0.54268

2

10472.0

DBP

JKP

05236.0

12

54268.0JKS

0452.0

KTS

KTPFnitung

04522.0

05236.0

15.1

SK DB JK KT F hitung Ftabel

0,05 0,01

Perlakuan 2 0.10472 0.05236 1.15 3.89 6.93

Sisa 12 0.54268 0.04522

Total 14 0.6474

33

C. Serat Kasar

Ulangan Perlakuan

K T A

1 27.99 28.80 28.13

2 28.60 28.13 28.06

3 30.55 24.13 29.33

4 28.44 29.17 25.03

5 30.16 28.49 27.07

Total 145.74 138.72 137.62 422.08

a. Faktor Koreksi (FK)

FK =

15

53.178151

53

08.422,2

xrxt

Yut

769.11876

b. Jumlah Kuadrat

JK total

Jkt = ∑ krj2 – FK

∑ (27.99)2 + (28.60)

2 + (30.55)

2 + (28.44)

2 + (30.16)

2 + (28.80)

2+ (28.13)

2 +

(24.13)2 + (29.17)

2 + (28.49)

2 + (28.13)

2 + (28.06)

2 + (29.33)

2 + (25.03)

2 +

(27.07)2– 118,76769

= 783.4401 + 817.96 + 933.3025 + 808.8336 + 909.6256 + 829.44 + 791.2969

+ 582.2569 + 850.8889 + 811.6801 + 791.2969 + 787.3636 + 860.2489 +

626.5009+ 732.7849 – 11876.769

= 11917.063– 11876.769

= 40.294

Jkp

FKATk

r

FKk

5

1 2222

34

769,118765

62.13772.13874.145222

769,118765

264.18939238.19243148.21240

769,118765

65.59422

769.1187653.11884

= 7.761

Jk sisa = Jk Total – Jk Perlakuan

= 40.294 –7.761

= 32.533

KTS

KTPFhitung

DBS

JKS

DBP

JKP

7110.212

533.32

8805.32

761.7

7110.2

8805.3

43.1

SK DB JK KT F hitung F tabel

0,05 0,01

Perlakuan 2 7.761 3.8805 1.43 3.89 6.93

Sisa 12 32.533 2.7110

Total 14 40.294

35

Lampiran III. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Proses Penjemuran Limbah Kulit Kopi

Menghomogenkan Limbah Kulit Kopi

Persiapan Aktivasi Jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride

36

Aktivasi Jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride selama 24 jam

Penambahan Jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride pada Limbah Kulit

Kopi

Proses Fermentasi Selama 14 Hari

37

Proses pengambilan sampel untuk Analisis Proksimat dan Vansus

Proses Analisis Proksimat dan Analisis Vansus

38

RIWAYAT HIDUP

Tilawati, lahir di Baroko pada tanggal 3 Oktober 1993,

anak ke terakhirdari 8 bersaudara. Dibesarkan oleh orang

tua Langgo (Ayah) dan Sitti (Ibu). Jenjang pendidikan

formal yang pernah ditempuh adalah pendidikan tingkat

dasar di bangku Sekolah Dasar Negeri 3 Baroko (2006),

kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama pada SMP Negeri 2 Alla (2009).

Kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas pada SMA Negeri 1 Alla (2012).

Setelah itu melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui

SNMPTN jalur undangan Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Peternakan, Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada Tahun 2016. Penulis juga pernah

menjadi Asisten mata kuliah Biokimia Peternakan Unhas. Teknologi Pengolahan Pakan

dan Boiteknologi Pakan serta aktif dalam organisasi Humanika Unhas dan Himpunan

Pelajar Mahasiswa Masenrempulu Komisariat Unhas.