25
KAMPUS MERDEKA; CIPTAKAN GENERASI UNGGUL DENGAN KEMERDEKAAN BELAJAR EDISI 247 . MEI 2020

KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

KAMPUS MERDEKA;CIPTAKAN GENERASI UNGGUL

DENGAN KEMERDEKAAN BELAJAR

EDISI 247 . MEI 2020

Page 2: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

2 3

SALAH satu masalah besar bang-sa ini adalah krisis kepemimpinan. Pemimpin yang bukan hanya mam-pu membawa perubahan, tetapi juga mampu merangkul segenap bangsa Indonesia untuk bergerak maju demi pembangunan bangsa.

Karakter pemimpin yang demiki-an, tentu tidak lahir begitu saja. Ada kultur pendidikan yang ha-rus dibentuk, sehingga mendorong setiap orang untuk berpikir dan bertindak layaknya seorang pemimpin. Sepertinya hal inilah yang mendorong Mas Menteri−sebutan untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)−Nadiem Anwar Makarim, dalam merancang konsep pendidikan Kampus Merdeka. Sebuah konsep pendidikan yang diharapkan bisa memberikan perubahan be-sar dalam perjalanan bangsa ini.

Sebab bila kita telusuri, konsep pendidikan tinggi ini melatih setiap orang untuk lebih mandiri. Maha-siswa dituntut untuk berani mengambil keputusan dan memiliki prespektif yang luas dalam mengha-dapi suatu masalah. Kita pun bisa memahami bah-wa semua sikap tersebut merupakan karakteristik seorang pemimpin.

Sebagai contoh dalam konsep pendidikan ini ma-hasiswa diberikan kebebasan untuk mengambil program studi di luar bidangnya. Kebijakan ini menjadikan perguruan tinggi bergerak secara

fleksibel, tidak kaku karena san-gat mengedepankan proses.

Proses pendidikan yang demiki-an secara tak langsung akan membentuk seseorang untuk tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas. Begitu pula perguruan tinggi akan san-

gat mengapreasiasi setiap kreativitas mahasiswan-ya. Karena setiap keputusan mereka dalam ke-giatan perkuliahan dihitung sebagai kredit dalam proses pendidikannya.

Oleh karena itu, Unsyiah sangat mengapresiasi konsep pendidikan ini. Bahkan jauh hari sebe-lum digaungkannya konsep Kampus Merdeka, Unsyiah telah menjalankan sebagian besar prin-sip-prinsip kemerdekaan belajar tersebut. Hanya saja pelaksanaannya masih belum optimal. Ber-lakunya konsep pendidikan ini menjadi sebuah kebijakan, semakin memotivasi Unsyiah untuk terus menciptakan atmosfer pendidikan yang merdeka. Unsyiah dapat lebih leluasa mener-jemahkannya dalam berbagai kebijakan. Khu-susnya dalam menciptakan proses pendidikan yang lebih fleksibel dan berkarakter. Jika kultur pendidikan seperti ini telah terbentuk, maka tu-gas selanjutnya bangsa ini akan terasa lebih mu-dah, yaitu membentuk pemimpin besar di masa datang. []

Kampus Merdeka untukPemimpin Besar di Masa Depan

Chairil Munawir MT, S.E., M.M.Kepala Bagian Humas Unsyiah

IFTITAH

Page 3: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

4 5

Izin terbit

Diterbitkan oleh

Perintis

Pembina

Penasihat Bidang Redaksi

Penasihat Bidang

Administrasi &

Pengembangan

Ketua Pengarah

Pemimpin Redaksi

Wakil Pemimpin Redaksi

Redaktur Pelaksana

Sekretaris Redaksi

Editor

pewarta

Fotografer

Layouter

Administrasi & keuangan

Logistik

Sirkulasi

Web Master

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987

Humas Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.);

Drs. T. A. Hasan Husin (alm.);

T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor

Universitas Syiah Kuala)

Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I);

Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III);

Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)

Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)

Abdul Rochim, S.Sos. M.Pd

Chairil Munawir MT, S.E. M.M.

Mulyana, S.E. | Hayatana, S.E.

Rika Marlia, S.E. M.M.

Uswatun Nisa S.I.Kom. M.A.

Ferhat, S.E. M.M.

Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. |

Cut Dini Syahrani, S.Si. | Muksalmina, S.Sos.I.

Syahri Afrizal, S.I.Kom.

Sayed Jamaluddin

Nadia Ulfa, A.Md.

Munawar, S.H.

Ispandiar

Muhammad Iqbal, S.I.Kom.

WARTA UNSYIAHEdisi 247 Mei 2020

ISSN 0215-2916Tebal Isi 48 Halaman

DITERBITKAN OLEHHumas Universitas Syiah Kuala

DICETAK OLEHUnsyiah Press

TWITTER@univ_syiahkuala

YOUTUBEUnsyiah TV

WEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.id

[email protected]

INSTAGRAM@univ_syiahkuala

[email protected]

44

3822

DAFTAR ISI REDAKSI3 | IFTITAHKampus Merdeka untuk Pemimpin Besar di Masa Depan

6 | EDUKASIReferensi Kuliah Jarak Jauh

8 | INOVASIBank Sampah Unsyiah; Beramal Sambil Mengedukasi Masyarakat

10 | FOKUSKampus Merdeka; Ciptakan Generasi Unggul dengan Kemerdekaan Belajar

Membangun Atmosfer Pendidikan yang Merdeka

16 | PAKARKampus Merdeka Harus Dipahami Secara Komprehensif

18 | PENGABDIANMahasiswa KKN Produksi Pembersih Tangan Daun Sirih

20 | KREATIFMemulai Bisnis dari Bahan Lokal

22 | PROFILRaisa Membawa Peuayon Aneuk ke Pentas Nasional

28 | SEHATManfaat Vitamin D di Tengah Pandemi Covid-19

30 | PERSPEKTIFNormal Baru; Bukan Kembali ke “Normal yang Lalu”

32 | RISETDeteksi Dini PenyakitBerbasis Pencitraan Termaldan Deep Learning

36 | FAKULTASFakultas Hukum Geliat Daring Klinik Hukum di Tengah Pandemi

38 | ENGLISHStart From Small Steps to Big Dreams

40 | MUTUStrategi Implementasi Pembinaan Karakter Mahasiswa di Ruang Belajar

42 | RELIGIAMenghidupkan Tradisi Saweu Ulama

44 | SEPUTAR OIASummer Camp, Cara Baru Mempelajari Kebencanaan

46 | KABARSeminar Daring Prodi PPKn, Quo Vadis: Pendidikan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19

46 | BUDAYAPeci Putih; Cermin dan Kebudayaan Muslim Indonesia

Page 4: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

6 7

EDUKASI

Unit Pelayanan Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan perpustakaan induk yang

menjadi unsur pendukung dalam menyukseskan terlaksananya tridarma perguruan tinggi serta mewujudkan visi dan misi Unsyiah sebagai organisasi induk. UPT Perpustakaan Unsyiah sejak kelahirannya berkembang dari perpustakaan tradisional menuju perpustakaan konvensional diawali automasi perpustakaan dengan memanfaatkan jaringan lokal.

Pelaksanaan automasi perpustakaan ditandai dengan adanya aplikasi Unsyiah Integrated Library Information System yang biasa disebut UILIS. Aplikasi ini memudahkan pemustaka dalam mencari lokasi koleksi yang dibutuhkan. Begitupun dengan proses peminjaman literasi sudah difasilitasi dengan memanfaatkan barcode. Semua kegiatan di atas bertujuan untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan informasi sivitas akademika

REFERENSIKULIAH JARAK JAUH

perubahan-perubahan dimulai dengan adanya portal aplikasi yaitu uilis.unsyiah.ac.id, pelayanan mandiri, aplikasi mobile (uilis mobile), pemanfaatan mesin EDC dalam transaksi finansial, perpanjangan peminjaman dilakukan secara mandiri melalui aplikasi mobile, dan berbagai kegiatan lainnya dilakukan dengan memanfaatkan media teknologi informasi.

Unsyiah sebagai salah satu perguruan tinggi juga memiliki kampus jarak jauh yang disebut dengan pendidikan di luar domisili dalam hal ini pemenuhan informasi akan referensi atau rujukan yang kredibel sangat diperlukan. Dalam hal ini, UPT Perpustakaan Unsyiah telah menjalankan proses pemenuhan informasi secara jarak jauh dengan memberikan pelayanan yang sama baik antara mahasiswa yang datang langsung maupun jarak jauh.

Saat ini, tantangan kembali muncul dengan mewabahnya penyakit virus corona yang

dikenal dengan Covid-19. Wabah ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan bisnis, perdagangan, agama, sosial kemasyarakatan, sungguh dunia pendidikan juga terimbas begitu luar biasa. Proses pendidikan harus terus berjalan karena jika tidak adanya pendidikan, maka dunia akan menjadi gelap gulita.

Kebijakan yang diambil adalah proses pendidikan dijalankan dengan cara jarak jauh melalui pemanfaatan alat teknologi informasi yaitu dengan memanfaatkan jaringan internet yang sering disebut daring (dalam jaringan). Kenyataan ini harus mampu dikelola mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. UPT Perpustakaan Unsyiah kembali harus mampu mendorong dan mendukung sivitas akademika dalam menyukseskan kegiatan ini. Penyebaran informasi mengenai pemanfaatan referensi digital dilakukan melalui media sosial Instagram, Youtube, Facebook,

dan pengintegrasian kepemilikan akun O� Campus Proxy di mana pengguna yang terkoneksi melalui jaringan internet non-Unsyiah dapat masuk ke jaringan lokal Unsyiah, sehingga bisa menikmati fasilitas konten-konten berbayar, seperti IEEE, SpringerLink, dan sebagainya.

Program pengajaran perpustakaan (video tutorial) berisi tutorial bagaimana memanfaatkan koleksi digital UPT perpustakaan Unsyiah salah satunya teknik setting VPN (Proxy) http://library.unsyiah.ac.id/o�-campus-proxy/

Aplikasi UILIS Mobile APP versi Android dan IOS yang diinstal melalui Playstore untuk memudahkan yang sedang berada jauh dari kampus agar dapat mengakses perpustakaan. Aplikasi ini hadir dengan beberapa fitur, seperti OPAC, History Peminjaman, Perpanjang Peminjaman dan ETD, OER.

LSS (Literture Serching Service). Pelayanan penelusuran literatur jarak jauh ini memberikan kemudahan bagi pemustaka untuk mengirimkan permohonan referensi melalui email [email protected]. Pustakawan akan membantu memfasilitasi pemustaka untuk mendapatkan literatur yang diperlukan.

Proses administrasi UPT Perpustakaan Unsyiah dapat dilakukan melalui nomor kontak 0651-8012380 (chat only) atau email [email protected]. UPT Perpustakaan Unsyiah memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada secara maksimal agar dapat membantu dalam pemanfaatan koleksi digital bagi sivitas akademika Unsyiah maupun masyarakat. Terlebih dalam kondisi pandemik seperti ini, UPT Perpustakaan Unsyiah berharap dapat menjadi jalan keluar terbaik agar proses belajar mengajar dapat terus berjalan. []

dalam menyukseskan tridarma perguruan tinggi yang diwajibkan.

Manajemen UPT Perpustakaan Unsyiah sangat menyadari perkembangan teknologi informasi semakin pesat, sehingga dilakukanlah perubahan secara signifikan dalam pengelolaan perpustakaan. Hal tersebut berupa tata ruang, kebijakan-kebijakan, restruktuisasi organisasi, pengelolaan sumber daya manusia, sumber daya finansial, dan sumber daya organisasi lainnya, serta pemanfaatan teknologi informasi dalam segala macam aktivitas sehingga menjadi user friendly dan interface.

Perubahan pengelolaan perpustakaan memberikan hasil yang signifikan ditandai hasil kunjungan melebihi standar di mana setiap hari mendapatkan kunjungan lebih dari 3.000 orang. UPT Perpustakaan Unsyiah sendiri memiliki moto yaitu ketika sudah mendapatkan hasil maksimal, maka pada saat itulah menjadi awal kembali untuk melakukan perkembangan berkelanjutan.

Munculnya revolusi era industri 4.0 menjadi tantangan baru bagi perpustakaan untuk menguatkan pelayanan melalui pemanfaatan media teknologi. Langkah yang dilakukan adalah menguatkan pengelolaan staf di bidang Information Technology (IT) dengan memberikan training dan sertifikasi berhubungan dengan teknologi informasi. Selanjutnya perpustakaan melakukan

Zakiah, S.Pd., M.PdPustakawan ReferensiUPT PerpustakaanUnsyiah

twitter dan melalui alamat email [email protected].

Berikut pelayanan jarak jauh yang diberikan oleh UPT Perpustakaan Unsyiah untuk memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika:

Website. Dikembangkan untuk memudahkan dalam mengakses informasi perpustakaan, seperti informasi kegiatan, layanan, dan lain sebagainya.

Portal aplikasi uilis.unsyiah.ac.id. Dirancang untuk memudahkan pengguna (sivitas akademika) untuk medapatkan rujukan. Aplikasi ini memiliki dua konten, yaitu konten lokal yang bisa dimanfaatkan secara bebas dan e-resources yang dilanggan oleh UPT Perpustakaan Unsyiah hanya bisa dilakukan melalui fasilitas O� Campus Proxy .

Pelayanan O Campus Proxy. Layanan akses koleksi elektronik dari luar kampus

Page 5: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

8 9

Ramadan tahun ini, Bank Sampah

Unsyiah (BSU) melakukan

program #Ramadanberbagi.

Salah satu kegiatannya adalah

bazar amal yang berkonsep garage sale

yang berlangsung di halaman BSU. Sejak

tanggal 5-12 Mei, BSU telah mengumpulkan

berbagai barang melalui sumbangan barang

bekas layak guna yang didonasikan para

penyumbang. Mereka mempromosikan

kegiatan ini melalui media sosial. Tak

disangka, kegiatan ini mendapat respon

positif dari masyarakat. BSU menerima

banyak sekali sumbangan barang. Bukan

hanya barang bekas, beberapa barang layak

pakai juga disumbangkan para donatur,

seperti pakaian, tas, sepatu, buku, peralatan

masak, dan berbagai barang lainnya.

Koordinator Bank Sampah Unsyiah, Rama Herawati, M.P., mengatakan

utama kegiatan ini. Namun, masyarakat umum juga tetap diperbolehkan datang mengunjungi bazar ini.

Selain menerapkan protokol kesehatan Covid-19, para pengunjung juga diharuskan membawa keranjang/tas

“Keharusan membawa tas belanja bagi pengunjung merupakan salah satu bentuk edukasi yang kami berikan secara tidak langsung. Membiasakan mereka untuk tidak meminta dan menggunakan plastik lagi,” ujar Rama.

INOVASI INOVASI

kegiatan ini bertujuan selain membantu masyarakat yang membutuhkan, juga untuk menyelesaikan masalah barang tak dipakai di rumah penyumbang. Rumah akan lebih tertata rapi karena hanya diisi dengan barang yang terpakai.

Bazar ini bukan murni sedekah. BSU tetap memungut biaya dari setiap barang yang

diambil. Sebelum memulai bazar, panitia memilah dan menentukan harga dari setiap barang. Harga ditetapkan berkisar Rp5.000 sampai Rp20.000 tergantung kualitasnya.

“Tujuannya bukan untuk keuntungan, tetapi agar kita lebih sadar bahwa barang bekas pun masih berharga dan harus

dihargai. Dan yang pakai pun merasa lebih percaya diri karena mereka tidak menerimanya dengan cuma-cuma, tetapi membeli. Tentu dengan harga murah untuk barang berkualitas”.

Tujuannya bukan untuk keuntungan, tetapi agar kita lebih sadar bahwa barang bekas pun masih berharga dan harus dihargai.

BANK SAMPAH UNSYIAH; BERAMAL SAMBIL MENGEDUKASIMASYARAKAT

Pembelian barang pun dibatasi. Pengunjung hanya boleh mengambil maksimal tiga barang saja. Mereka harus mengantri untuk memilih barang yang ingin dibeli dengan tetap menerapkan aturan jaga jarak (physical distancing).

Pengunjung bazar amal BSU ini didominasi para petugas kebersihan Unsyiah yang memang menjadi sasaran

belanja sendiri. Jika tidak membawanya, pengunjung terpaksa memegang sendiri barang belanjanya sebab panitia tidak menyediakan kantong plastik. Langkah ini sebagai upaya pengurangan sampah plastik agar lingkungan tetap bersih dan terjaga.

“Menggunakan masker, cuci tangan, jaga jarak, dan membawa tas belanja adalah syarat mutlak bagi semua pengunjung,” tegas Rama.

Melarang penggunaan plastik merupakan komitmen BSU sejak awal berdiri. Cita-cita dari unit ini adalah menjadikan Unsyiah bersih dan bebas sampah, terutama sampah plastik.

Seluruh hasil penjualan bazar ini digunakan untuk membeli sembako. Kemudian sembako tersebut dibagikan kepada para petugas kebersihan Unsyiah dan masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, BSU juga menyumbangkan pupuk kompos untuk para donatur kegiatan bazar amal ini.

Direncanakan bazar ini dilakukan secara berkala setiap 3-4 bulan sekali. Walau Ramadan telah usai dan kegiatan ini sudah berakhir, masih banyak donatur yang datang menyumbangkan barangnya.

“Kami tidak mungkin menolak. Kami tetap menerimanya. Jika sudah terkumpul banyak, kita akan kembali membuat garage sale”, tutup Rama. []

Page 6: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

10 11

FOKUS FOKUS

KAMPUS MERDEKA; CIPTAKAN GENERASI UNGGULDENGAN KEMERDEKAANBELAJAR

Page 7: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

12 1312 13

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah mencanangkan konsep baru pendidikan

tinggi di Indonesia. Konsep tersebut bernama Kampus Merdeka. Kebijakan ini sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negeri ini.

Konsep pendidikan Kampus Merdeka ini merupakan bagian dari rangkaian konsep sebelumnya yaitu di bawah tema “Merdeka Belajar”. Kebijakan baru ini bertujuan untuk merealisasikan komitmen pemerintah dalam mewujudkan generasi unggul yang mampu menjadi pemimpin masa depan.

“Kebijakan Kampus Merdeka ini merupakan kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar. Pelaksanaannya paling mungkin untuk segera dilangsungkan. Hanya mengubah peraturan menteri, tidak sampai mengubah peraturan pemerintah ataupun undang-undang,” ujar Mendikbud Nadiem.

Setidaknya ada empat pokok kebijakan dalam pelaksanaan Kampus Merdeka yaitu, pembukaan program studi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi negeri berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.

Pada prinsipnya Kampus Merdeka adalah sebuah perubahan paradigma pendidikan agar menjadi lebih otonom dengan dukungan kultur belajar yang inovatif. Di mana proses pendidikan pada perguruan tinggi didorong untuk lebih otonom dan fleksibel. Sebab konsep baru pendidikan ini, bertujuan untuk menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan masIng-masing perguruan tinggi.

bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kuliah selain di Unsyiah.

Begitu pula dengan pelaksanaan kuliah daring yang sebenarnya merupakan implementasi dari konsep pendidikan Kampus Merdeka. Sebelum terjadi pandemi Covid-19, Unsyiah telah menjalankan kuliah daring maksimal 20 persen dari jam mata kuliah yang ada.

Bahkan, baru-baru ini Unsyiah telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Covid-19. KKN yang diikuti sebanyak 3.672 mahasiswa ini, tersebar di 15 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Riau, Bengkulu, Jakarta, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Papua dan Papua Barat.

Sementara terkait program magang yang merupakan bagian dari pelaksanaan Kampus Merdeka, Unsyiah juga telah lama merealisasikannya dan terus mengembangkannya. Jika sebelumnya program seperti ini banyak dilakukan mahasiswa dari Fakultas Teknik, maka ke depan Unsyiah berencana mengembangkannya di fakultas lainnya. Misalnya mahasiswa Fakultas Hukum yang melakukan training di kantor kejaksaan atau kehakiman. Nantinya hal tersebut akan dihitung sebagai kredit.

“Ini sebuah terobosan yang bagus bagi keilmuan dan keterbukaan bagi mahasiswa. Mereka bisa dapat informasi yang tidak didapat dari kampus,” ungkap Rektor.

Oleh karena itu, Unsyiah sangat mendukung pelaksanaan konsep pendidikan Kampus Merdeka. Apalagi prinsip-prinsip yang dijalankan dalam metode belajar ini, sangat sejalan dengan visi dan misi Unsyiah yaitu menjadi universitas yang inovatif, mandiri, dan terkemuka. []

dalam mengambil mata kuliah di luar bidangnya. Walaupun hal tersebut menurut Rektor masih terbatas.

“Kita sudah rancang antarprodi untuk mengambil mata kuliah di luar bidang. Boleh juga mengambil mata kuliah di universitas lain. Hal seperti ini sudah berjalan lebih lima tahun,” ungkap Rektor.

Unsyiah juga telah menjalin sejumlah kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi. Baik dalam maupun luar negeri terkait pertukaran mahasiswa. Kerja sama ini telah banyak memberikan kesempatan

Sebenarnyakonsep pendidikan seperti ini telah lama Unsyiah jalankan.

Sebagai institusi pendidikan yang bernaung di bawah Kemendikbud, Universitas Syiah Kuala sangat menyambut baik metode pendidikan tinggi ini. Seperti yang diungkapkan oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng saat ditemui Warta Unsyiah di ruang kerjanya.

Menurut Rektor, konsep pendidikan ini mampu mendorong mahasiswa untuk bertindak lebih kreatif dalam belajar. Mereka tidak hanya terpaku dengan materi yang diberikan dosen di ruang kuliah. Keleluasaan untuk menemukan sumber pengetahuan baru, secara tidak langsung melatih mahasiswa mandiri sekaligus bertanggung jawab.

“Sebenarnya konsep pendidikan seperti ini telah lama Unsyiah jalankan. Namun dengan adanya kebijakan ini, tentu akan menjadi lebih kuat,” ucap Rektor.

Selama ini, Unsyiah memang telah menjalankan prinsip-prinsip dari Kampus Merdeka. Misalnya kebebasan mahasiswa

FOKUS FOKUS

Page 8: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

14 15

belajar yang demikian. Seperti pembangunan infrastruktur, proses pembelajaran dengan basis e-learning, penguatan teknologi informasi, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik untuk riset mapun dengan dunia kerja, serta kebijakan progresif lainnya.

Beberapa unit kerja Unsyiah juga dibentuk secara khusus untuk memfasilitasi kreativitas mahasiswa, seperti UPT Kewirausahaan yang telah banyak mencetak entrepreneur muda Unsyiah.

Berbagai keunggulan yang dimiliki perguruan tinggi ini, juga dinilai berhasil

menaikkan reputasi Unsyiah di tingkat nasional. Hal ini dilihat dari data penerimaan mahasiswa baru Unsyiah setiap tahunnya. Di mana mereka berasal dari Aceh hingga Papua. Bahkan, saat ini Unsyiah memiliki 68 mahasiswa asing dari berbagai negara

“Mengapa orang-orang pilih Unsyiah? Pasti ada sesuatu di kampus ini. Di antaranya adalah atmosfer pendidikannya yang berbeda dengan kampus lain,” ucap Rektor.

Oleh karena itu, konsep Kampus Merdeka diharapkan dapat mengubah paradigma pendidikan tinggi di Indonesia, sehingga dapat lebih otonom dalam menggali potensi yang ada. Lalu menjadi lebih inovatif dalam mengoptimalkan potensi tersebut. Di sinilah perguruan tinggi diuji yaitu bagaimana menerjemahkan kebebasan belajar tersebut dengan menciptakan atmosfer pendidikannya sendiri.

“Unsyiah telah memulainya, meskipun belum optimal. Namun dengan kebijakan ini, kita semakin bersemangat untuk menciptakan atmosfer pendidikan yang lebih baik,” pungkas Rektor. []

FOKUS FOKUS

Kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk merealisasikan konsep Kampus Merdeka di setiap

perguruan tinggi Indonesia, merupakan upaya yang patut mendapatkan dukungan. Apalagi konsep pendidikan ini memiliki cita-cita mulia, yaitu bertujuan untuk menghadirkan generasi manusia unggul yang layak menjadi pemimpin di kemudian hari.

Sumber daya manusia yang unggul adalah tulang punggung kemajuan suatu bangsa. Proses pembangunan akan terhambat jika bangsa ini tidak memiliki SDM yang kompeten. Apalagi daya saing Indonesia saat ini masih belum memuaskan.

Berdasarkan laporan dari Global Competitiveness Index (GCI) 2019 yang baru dirilis oleh World Economic Forum (WEF) lalu, menunjukkan peringkat daya saing global Indonesia turun ke posisi 50 dari posisi 45 pada tahun lalu. Tak hanya penurunan peringkat, skor daya saing Indonesia juga turun 0,3 poin ke angka 64,6.

Konsep Kampus Merdeka di pendidikan tinggi jika dilaksanakan dengan benar

memberikan dampak yang signifikan bagi pembangunan Indonesia. Mengingat daya saing global Indonesia, sedikit banyak juga menggambarkan daya saing para lulusan perguruan tinggi secara nasional.

Untuk itulah Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng menilai narasi Kampus Merdeka bukan sekadar bermakna kebebasan dalam belajar. Namun, bagaimana proses pendidikan ini mampu menggali potensi yang ada dalam diri seseorang ataupun yang tersaji di luar sana.

“Kita sudah merdeka lebih 70 tahun, mengapa harus mencari merdeka. Karena ingin sesuatu yang ada di dalam diri manusia yang diberikan Allah Swt, yaitu kebebasan,” ucap Rektor

Hanya saja Rektor menegaskan, jika kebebasan di sini bukanlah bermakna kebebasan tanpa batas. Melainkan kebebasan yang tetap memiliki kendali, yaitu bagaimana setiap orang harus mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan.

“Kebebasan itu ada rambunya. Agar apa yang kita lakukan terlaksana dengan penuh ketertiban,” ucap Rektor.

Di sinilah perguruan tinggi memainkan peran pentingnya, yaitu bagaimana menciptakan atmosfer dalam kemerdekaan belajar. Atmosfer yang mendorong mahasiswa untuk lebih kreatif, tetapi tetap memiliki nilai-nilai integritas dalam dirinya. Atmosfer seperti ini pula yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memutuskan perguruan tinggi mana yang dipilihnya untuk melanjutkan studi.

Pada tahap ini, Rektor mengungkapkan, Unsyiah telah melakukan beberapa kebijakan untuk membangun atmosfer

MEMBANGUNATMOSFER PENDIDIKAN YANG MERDEKA

Unsyiah telah memulainya, meskipun belum optimal. Namun dengan kebijakan ini, kita semakin bersemangat untuk menciptakan atmosfer pendidikan yang lebih baik.

Page 9: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

16 17

PAKAR

16

mahasiswa memilih magang selama satu semester di industri; apakah industri mau menerima mahasiswa tersebut dalam waktu yang dimintakan? Bagaimana dan siapa yang akan mengukur akuntabilitas pelaksanaan kegiatan mahasiswa tersebut? Apakah perguruan tinggi penerima memiliki sumber daya yang cukup, fasilitas, dosen, dan sebagainya untuk mengelola mahasiswa dari perguruan tinggi lain yang datang ke tempatnya? Jadi banyak pertanyaan yang harus dirumuskan jawabannya terlebih dahulu sebelum program dapat dilaksanakan. Belum lagi penerapannya, membutuhkan penyesuaian pada kurikulum yang memerlukan waktu.

Tapi konsep ini tetap relevan dengan kondisi sekarang?Perkembangan teknologi saat ini membuat dunia kerja berubah lebih cepat dari dunia pendidikan. Perubahan yang terjadi sangat dinamis dan berlangsung secara eksponensial. Karena itu, perguruan tinggi harus meninggalkan zona nyamannya. Proses pendidikan harus dengan cepat beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja. Perubahan pendidikan tidak saja dilakukan pada sisi proses, tetapi juga pada infrastruktur dan sumber daya manusia. Karena itu konsep merdeka belajar, menurut saya, merupakan suatu keharusan. Hanya saja strategi pencapaian “kemerdekaan” harus dibahas secara komprehensif, sehingga implementasinya “doable” dengan sasaran yang terukur.

Menurut Anda, apa yang menjadi tolok ukur keberhasilan konsep Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ini?Produk pendidikan tinggi dalam pandangan saya, ada dua, yaitu lulusan dan hasil pemikiran dalam bentuk publikasi, karya inovasi, teknologi, paten, dan sejenisnya. Konsep Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dikatakan berhasil jika indikator kinerja yang

mengukur produk tadi lebih baik dari sebelumnya. Misalnya lulusan memiliki produktifitas dan kontribusi yang lebih baik dalam pembangunan ekonomi dan sosial kemasyarakatan, hasil riset dosen memberikan dampak ekonomi dan pembangunan masyarakat yang lebih baik.

Jadi apa yang harus dilakukan Unsyiah menyikapi kebijakan ini?Sebenarnya Unsyiah sudah menerapkan kosep merdeka belajar sejak lama. Contohnya pada mata kuliah KKN, Kerja Praktik/KKP/Magang, program pengabdian dan penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa. Penelitian Tugas Akhir/Skripsi juga dapat dikatakan sebagai bagian dari kebijakan ini. Sejumlah mata kuliah pilihan yang disediakan pada kurikulum prodi merupakan upaya memfasilitasi mahasiswa untuk merdeka belajar sesuai dengan minatnya. Tetapi tuntutan merdeka belajar dalam kebijakan sekarang ini sepertinya ingin lebih diperluas lagi.

Karena itu saya menyarankan agar Unsyiah merumuskan dan menerapkan konsep ini dengan terukur dan jangan terburu-buru. Pembahasan perlu dilakukan dengan mendalam dan memperhatikan kespesifikan Unsyiah. Target yang ingin dicapai dirumuskan dalam jangka panjang, bukan berdasarkan periode menteri. Strategi penerapan juga perlu disusun dengan hati-hati. Satu program yang baik di satu universitas belum tentu dapat diterapkan dengan mudah di universitas lain karena perbedaan karakteristik masing-masing. Kita tidak bisa membandingkan kualitas input mahasiswa Unsyiah dengan ITB secara apple to apple. Sehingga proses yang dirancang juga harus berbeda, tetapi diarahkan secara maksimal untuk menghasilkan output yang setara. []

PAKAR

Januari lalu, Mendikbud Nadiem Makarim mengeluarkan empat kebijakan Merdeka Belajar di lingkup pendidikan tinggi dengan nama

“Kampus Merdeka”. Wacana ini hangat diperbincangkan di lingkungan akademisi. Terlebih lagi di tengah pandemi Covid-19, konsep tersebut sangat mungkin diterapkan.

Lantas, bagaimana Unsyiah menyikapi kebijakan Kampus Merdeka? Apakah kebijakan tersebut telah berjalan di kampus ini? Berikut wawancara khusus Warta Unsyiah bersama Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Dr. Teuku Mohammad Iqbalsyah, S. Si., M. Sc.

Apakah kebijakan Kampus Merdeka memberikan

KAMPUS MERDEKAH A R U S D I P A H A M I

SECARA KOMPREHENSIF

dan hak belajar di luar prodi. Sepertinya banyak orang terlalu terpaku pada komponen keempat, yaitu hak belajar di luar prodi.

Kebijakan reakreditasi yang bersifat otomatis misalnya, di satu sisi akan sangat mengurangi beban administratif prodi dan unit pengelola. Namun, di sisi lain dapat membuat prodi dan unit pengelola lalai dalam melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Karena itu, Unsyiah perlu terus mengembangkan sistem penjaminan mutu internal yang koheren dengan sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui akreditasi (nasional atau internasional).

Bagaimana penerapan kebijakan hak belajar di luar program studi?Menurut saya, penerapan kebijakan hak belajar di luar prodi agak complicated. Di mana setiap prodi memiliki karakteristik tersendiri yang disebut dengan capaian pembelajaran. Capaian pembelajaran ini mencakup seluruh aspek kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang lulusan, yaitu aspek penguasaan keilmuan, keterampilan keilmuan/sosial dan sikap diri. Penguasaan semua kompetensi ini dilakukan secara berjenjang.

Hak belajar di luar prodi yang tidak diformulasikan dengan baik akan membuat seorang mahasiswa lulus dengan penguasaan kompetensi yang tidak sesuai dengan karakteristik prodi asalnya. Ada kemungkinan kita meluluskan seseorang yang tidak mencapai standar keilmuan dan keterampilan sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk jenjang tertentu.

Jadi akan sulit dikontrol?Penerapan hak belajar di luar prodi dalam beberapa hal akan berada di luar kontrol perguruan tinggi. Misalnya, ketika

Dr. Teuku Mohamad Iqbalsyah, S. Si., M. Sc.Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsyiah

pengaruh akademik di Unsyiah?

Pasti. Setiap perubahan kebijakan akan mengubah proses bisnis suatu institusi. Dalam setiap menjalankan kebijakan pasti memberi dampak baik positif maupun negatif. Tentunya dalam hal ini Unsyiah terlebih dahulu akan menelaah dengan melihat semua komponen secara rasional sehingga memberi hasil yang maksimal.

Dampak apa yang dirasakan jika kebijakan ini dilaksanakan?Sebenarnya kebijakan Merdeka Belajar/Kampus Merdeka terdiri dari empat

komponen, yaitu kebijakan pembukaan prodi baru, kebijakan pendirian

PT berbadan hukum, kebijakan akreditasi,

Page 10: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

18 19

PENGABDIAN PENGABDIAN

Covid-19 telah menyebar hampir

ke seluruh negara di dunia.

Masyarakat pun berupaya

mencari alat pelindung diri.

Akibatnya harga masker dan hand sanitizer

meningkat tajam. Untuk menangkal

pandemi ini, berbagai komunitas sosial dan

mahasiswa di Aceh saling berkolaborasi.

Ada yang menyumbang masker, Alat

Pelindung Diri (APD), hand sanitizer,

disinfektan, donasi, menjadi relawan, dan

bantuan lainnya.

Hal sama juga dilakukan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Covid-19 Unsyiah dari kelompok 716. Mereka memproduksi alat pembersih tangan alami berbahan daun sirih. Antiseptik dalam bentuk hand sanitizer ini dibagikan gratis bagi masyarakat. Hand sanitizer dianggap mampu melindungi tubuh dari berbagai serangan virus, bakteri, termasuk Covid-19 yang sedang mewabah. Hand sanitizer menjadi salah satu alternatif jika sulit menemukan sabun dan air saat ingin membersihkan tangan.

Hand sanitizer berbahan daun sirih ini merupakan produk yang dihasilkan oleh kelompok 716 yang terdiri dari lima mahasiswa. Mereka berasal dari tiga

daun sirih dan 200 ml air panas.

“Ini berdasarkan referensi dari majalah Farmasi Indonesia yang saya baca. Judulnya Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper batle Linn) dan video dari channel Youtube Universitas Airlangga,” jelas Zuhra salah satu anggota dari FMIPA Farmasi.

Selanjutnya rendaman daun sirih di-steam selama 30 menit dan disaring. Setelah disaring ekstrak daun sirih kemudian didinginkan. Penambahan jeruk nipis berguna sebagai antioksidan dan jeruk nipis juga berfungsi sebagai antiseptik. Campuran ekstrak daun sirih dan air perasan jeruk nipis kemudian ditambahkan aquades. Perbandingannya sebesar 4:1:5.

“Hand sanitizer ini memang tidak membunuh semua bakteri, tetapi kami berharap dapat mengurangi jumlah bakteri yang ada di tangan,” ungkap Zuhra.

Setelah selesai di produksi, hand sanitizer dari bahan alami ini dibagikan kepada masyarakat. Mereka juga melakukan penyuluhan tentang penggunaan hand

sanitizer yang benar. Produk ini juga ditempatkan di meunasah gampong agar dapat digunakan warga saat melaksanakan ibadah. []

“Kami mencari solusi lain dengan menggunakan daun sirih dan jeruk nipis. Daun sirih sangat mudah dicari dan bahan-bahan ini juga tidak membutuhkan biaya besar,” ujarnya.

Pembuatan hand sanitizer ini dimulai dengan mencuci daun sirih dan menjemurnya. Setelah itu, daun sirih dipotong kecil-kecil dan dituangkan ke dalam air panas untuk diambil ekstraknya. Kadar ekstrak yang diambil sebesar 25 persen dengan menggunakan 50 gram

Hand sanitizer ini memang tidak membunuh semua bakteri, tetapi kami berharap dapat mengurangi jumlah bakteri yang ada di tangan

fakultas yang berbeda, yaitu Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Teknik.

Ketua kelompok, Nanda Fajrina dari Fakultas Keperawatan menceritakan, awalnya mereka ingin menggunakan alkohol dan gel lidah buaya. Namun, selama Covid-19 mewabah alkohol sangat sulit dicari dan harganya melonjak tinggi. Mereka pun berinisiatif mencari bahan lain yang mudah didapatkan.

MAHASISWA KKN PRODUKSI PEMBERSIH TANGANDAUN SIRIH

Page 11: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

20 21

Tubuh memerlukan nutrisi agar

sehat dan tumbuh optimal. Untuk

memenuhinya, setiap orang harus

mengonsumsi makanan sehat

dan baik. Alasan inilah yang membuat Ns.

Nani Safuni, MNG., salah satu pengajar di

Fakultas Keperawatan Universitas Syiah

Kuala (FKEP Unsyiah), memberanikan diri

bereksperimen mengolah makanan dari

bahan baku lokal.

“Banyak hasil bumi lokal yang bisa digunakan. Kalau kita mau kreatif dengan eksperimen beberapa kali sampai dapat taste-nya, itu nilainya bisa jauh lebih tinggi ketimbang produk impor. Saya berpikir

dan mengonsumsi makanan sehat sesuai kebutuhan tubuhnya selama tidak ada komplikasi.

Selain buku menu untuk penderita diabetes, Nani juga akan merilis buku menu makanan untuk anak autis. Ia ingin memberikan motivasi bagi orang tua atau keluarga yang memiliki anak autis agar mereka dapat tumbuh kembang dengan baik. Sebab anak autis juga memerlukan perhatian khusus terkait nutrisi makanan yang dikonsumsinya.

Nani berharap hadirnya kedua buku ini memberi semangat bagi keluarga untuk mandiri mengolah makanan sehat dengan bahan baku mudah didapat.

“Jadi kita harus mematahkan asumsi kalau orang sakit kronik tidak dapat makan enak lagi. Itu tidak benar. Mereka yang sakit ini masih bisa makan enak dengan menu pilihan,” pungkas Nani. []

KREATIF KREATIF

hasil eksperimen sendiri. Setelah dicoba beberapa kali dan hasilnya baik, maka di simpan untuk jadi satu resep menu baru”.

Nani bercerita hobi ini bermula saat ia sedang menempuh pendidikan magister di Universitas Flinders di Adelaide, Australia Selatan. Saat menempuh pendidikan di negara tersebut, Nani sulit mendapatkan makanan halal yang cocok sesuai selera. Jika ada, makanan tersebut terbatas pilihan dan harganya lebih mahal dari makanan nonhalal walaupun itu produk lokal. Dari sana, terbesit keinginan untuk belajar memasak. Sebab di negara tersebut, bahan makanan segar sangat

Jadi kita harus mematahkan asumsi kalau orang sakit kronik tidak dapat makan enak lagi. Itu tidak benar.

MEMULAI BISNISDARI BAHAN LOKAL

mudah didapatkan. Hasilnya dapat diolah menjadi makanan sesuai selera dan menghemat uang saku bulanan.

“Karena sering masak, ada teman-teman yang mulai request masakan tertentu, bahkan ada yang minta rantangan. Salah satu favorit teman-teman di sana ayam tangkap sama mi aceh. Karena mi aceh juga saya diundang khusus ikut acara Indofest untuk memeriahkan 17 Agustus”. Cerita Nani

Alumni Keperawatan Unsyiah angkatan 2000 ini, juga pernah meraih juara pertama dalam lomba kreasi makanan. Lomba yang diselenggarakan saat milad ke-54 Fakultas Pertanian Unsyiah dan kerja sama Dinas Pangan Provinsi Aceh ini mengusung tema “Kita Wujudkan Gerakan

Pengolahan Panganan Lokal Berbahan

Baku Jagung”. Saat itu, Nani mengolah burger jagung khas Aceh. Makanan berbahan dasar jagung dilumuri saos kari khas Aceh. Dari kegiatan ini, Nani semakin yakin jika bahan pangan lokal jika diolah dapat menjadi makanan enak dan sehat.

Saat ini selain mengajar, Nani juga memiliki usaha kuliner @orangepizza-bandaaceh. Selain terus bereksperimen dengan menu baru, tahun ini Nani juga menerbitkan buku yang merangkum resep makanan sehari-hari bagi penderita diabetes. Dalam buku tersebut, disajikan menu makanan bagi penderita atau orang yang berpotensi diabetes melitus tipe 2. Mulai dari menu pendamping makanan berat, sampai menu cemilan yang dapat disesuaikan sehari-hari.

“Saya berusaha mengeluarkan menu makanan berbahan lokal yang ada di Aceh untuk penderita diabetes, karena setiap orang pasti punya makanan favorit. Kita

ingin memberikan motivasi untuk orang-orang sakit juga bisa jajan,” ujar Nani.

Diabetes dikenal sebagai penyakit silent

killer karena penderitanya tidak menyadari menginap penyakit tersebut. Tanpa disadarinya, penyakit telah berkomplikasi baik ringan hingga berat. Bagi penderita diabetes diharuskan menerap pola hidup yang sehat. Salah satunya dengan memilih

Ns. Nani Safuni, MNGPemilik @orangepizza-bandaaceh Dosen Fakultas Keperawatan Unsyiah

kita bisa buat menu makanan yang jauh lebih enak tanpa menggunakan bahan impor,” ujar Nani kepada Warta Unsyiah.

Ia memberi contoh makanan brownies ubi. Banyak orang mengolah makanan tersebut dengan menggunakan satu merek tepung. Padahal jika diolah dengan bahan baku ubi, makanan akan jauh lebih segar dan enak. Dalam bereksperimen, Nani selalu menggunakan bahan segar yang diperolehnya dari kebun atau hasil pemberian keluarga.

“Saya suka desain ulang resep bukan yang dilihat dari Google atau buku, tetapi

Page 12: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

PROFIL

22

PROFIL PROFIL

Karena sebenarnya ada banyak hal yang bisa dibuat untuk mengembalikan nilai-nilai budaya yang mulai hilang di masyarakat. Semangat ini pula yang menggerakkan Raisa untuk aktif mengampanyekan bahaya narkoba di masyarakat. Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat menunjuknya secara langsung sebagai Duta Anti Narkoba. Selama terjun ke masyarakat, Raisa banyak melihat fakta betapa mengerikannya penyalahgunaan narkoba itu.

“Mudahnya akses untuk mendapat narkoba membuat penggunanya semakin meningkat. Tak kenal usia maupun jenis kelamin, semua orang berisiko mengalami kecanduan,” ungkapnya.

Kini di Fakultas Kedokteran Unsyiah, Raisa sedang membangun mimpinya yang lain, yaitu menjadi seorang dokter profesional. Impian tersebut telah ditanamnya sejak kecil. Sebab Raisa ingin membangun sebuah rumah sakit khusus untuk orang-orang miskin. Menggratiskan pengobatannya bagi mereka yang kurang mampu.

Semangat kepedulian yang tumbuh dalam diri Raisa ini, tentu tidak lepas dari peran orang tuanya, khususnya sang ibu yang menjadi orang tua tunggal setelah ayahnya tiada. Tampaknya doa dan pesan kebaikan yang diucapkan ibunya berulang-ulang kala mengayunkan Raisa kecil dulu, telah kekal dalam benaknya hingga hari ini. []

Pada tahun 2019 lalu, Raisa berhasil membawa harum nama Aceh di pentas nasional. Perempuan berparas cantik kelahiran Lhokseumawe ini

berhasil meraih dua kategori bergengsi dalam ajang kompetisi Putri Kebudayaan Indonesia. Dua kategori yang diraihnya, yaitu Putri Kebudayaan Indonesia Intelegensia dan Putri Kebudayaan Indonesia Favorit Sosial Media 2019.

Perjalanan Raisa untuk meraih semua itu tidaklah mudah. Beberapa bulan sebelum grand final kompetisi ini, setiap finalis diwajibkan untuk memiliki advokasi khusus di bidang budaya dan mampu mempengaruhi khalayak ramai. Terutama masyarakat di provinsinya masing-masing.

Saat itulah Raisa mencoba untuk mengenalkan salah satu kearifan lokal Aceh dalam mendidik anak yang mulai pudar yaitu peuayon aneuk. Menariknya gagasan ini adalah hasil diskusi antara Raisa dan ibunya.

“Kenapa Raisa angkat peuayon aneuk? Karena dari sanalah awal akhlak kita dibentuk. Kita ditidurkan dengan ayat Alquran, zikir, dan kata-kata yang baik,” ucapnya.

Bersama ibunya pula, Raisa turun ke masyarakat untuk menyosialiasikan peuayon aneuk ini. Mereka mengunjungi sekolah-sekolah, tempat wisata, menemui ibu-ibu yang menggendong anak, bahkan perkumpulan ibu-ibu PKK. Di sana, Raisa mengenalkan cara peuayon aneuk lengkap dengan syair, serta manfaatnya bagi tumbuh kembang anak.

RAISA MEMBAWAPEUAYON ANEUK

KE PENTAS NASIONAL

Menurutnya, generasi muda perlu mengenal kembali peuayon aneuk. Karena ini merupakan bekal pengetahuan parenting yang penting. Jika mereka dikarunia anak kelak, mereka mengerti bagaimana mendidik dan membentuk karakternya.

“Tapi kalau ibu-ibu PKK sifatnya lebih ke-sharing, karena mereka udah pasti lebih berpengalaman. Jadi dikasih ilmu lebih lagi tentang peuayon aneuk itu,” ucapnya sambil tersenyum.

Apa yang Raisa lakukan ini, ternyata mendapatkan respon positif dari masyarakat. Mereka senang karena masih ada pemuda yang peduli dengan kearifan lokal daerahnya. Karena itu pula banyak pihak yang mengapresiasi gerakan Putri (Alm) Muhammad Amin dan Agustina, S.Pd ini. Bahkan, Raisa diundang secara khusus untuk mendapatkan penghargaan oleh Anggota DPD Asal Aceh Sudirman atau lebih dikenal Haji Uma di Rumah Dinasnya, Jakarta.

Kesungguhan Raisa untuk membangkitkan kembali khazanah budaya Aceh ini, akhirnya mengantarkan peuayon aneuk sebagai advokasi budaya terbaik pada ajang bergengsi tersebut.

“Harapan Raisa advokasikan peuayon

aneuk ini, semoga para orang tua kalau tidurin anaknya bisa ganti dengan lagu yang isinya kata-kata bermanfaat atau doa,” ungkapnya.

Raisa adalah contoh sederhana bagaimana semestinya generasi muda tumbuh dengan kesadaran budaya.

RAISA MEMBAWAPEUAYON ANEUK

KE PENTAS NASIONAL

Raisatul GebrinaFinalis Putri Kebudayaan Indonesia 2019Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsyiah

Page 13: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

24 25

Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. IPU melantik Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp. PD-KGH sebagai Dekan Fakultas Kedokteran untuk periode kedua, dan Dr. Ir. Darmadi, M.T sebagai Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan Pascasarjana di gedung AAC Dayan Dawood.

Wakil Rektor I Unsyiah, Prof. Dr. Marwan, melantik empat Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) di Gedung AAC Dayan Dawood.. Mereka yang dilantik adalah Prof. Dr. Khairul Munadi, ST, M.Eng sebagai Kepala UPT Mitigasi Bencana, Prof. Dr. drh. M. Hanafiah, M.P sebagai Kepala UPT Kewirausahaan, Drs. Amiruddin, M. Kes sebagai Kepala UPT Asrama, dan Dr. Riha Dedi Priantana, SE. Ak, M.Si sebagai Kepala UPT Career Development Centre (CDC).

Rektor Unsyiah mengikuti peluncuran secara daring produk inovasi untuk membantu pencegahan Covid-19 di Indonesia bersama Presiden Jokowi. Peluncuran ini diikuti 351 yang terdiri dari menteri, pejabat negara, peneliti, perusahaan kesehatan, dan juga perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng IPU melantik Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unsyiah,drh. Teuku Reza Ferasyi, M.Sc. Ph.D untuk periode 2020-2024. Pelantikan ini berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood.Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng IPU melepas 3.672 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Unsyiah secara

daring. KKN Tematik Covid-19 ini tersebar di 15 provinsi, mulai dari Aceh sampai Papua Barat.

GALERI GALERI

Page 14: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

GALERI GALERI

Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia hingga masuk ke provinsi Aceh. Banyak aktivitas tidak bisa berjalan seperti biasanya. Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. IPU, mengeluarkan surat edaran tentang protokol pelaksanaan kegiatan akademik, nonakademik, tenaga kependidikan, satuan tugas, dan pusat krisis dalam pencegahan penyebaran covid-19.

Dalam pelaksanaanya, Unsyiah menerapkan pembelajaran daring menggunakan aplikasi, rapat dengan menggunakan video converence. Selain itu, seminar maupun sidang mahasiswa juga menggunakan aplikasi dan memanfaatkan media sosial dalam publikasi informasi seputar kampus. Unsyiah juga membuka layanan langsung dengan menerapkan

physical distancing atau pembatasan fisik dan Social Distancing atau pembatasan sosial.

Untuk memasuki lingkungan Unsyiah, setiap sivitas akademika maupun pengunjung diharuskan mengukur suhu tubuh, wajib menggunakan masker kain, serta disediakan tempat cuci

tangan. Hal ini disiapkan dalam menghadapi new normal di lingkungan kampus.

Perlu dilakukan peningkatkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan dan harus ada pengawasan agar tidak terbentuk klaster-klaster baru Covid-19 di Aceh.

26 27

Page 15: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

2828

SEHAT SEHAT

29

dr. Rezqi Maulani Jusuf, M.Ked (ClinPath), Sp.PKAlumni Fakultas Kedokteran Unsyiah/Bekerja di Laboratorium Patologi klinik RSUDdr. Zainoel Abidin

MANFAAT VITAMIN DDI TENGAH PANDEMI COVID-19

Berbicara mengenai sistem

imun, ada berbagai strategi

yang dapat dilakukan untuk

mengoptimalkan kinerjanya. Mulai

dari mengomsumsi makanan bergizi yang

seimbang, rutin berolahraga, istirahat yang

cukup, hingga menjauhi asap rokok.

Lalu, bagaimana dengan peran suplemen? Berbagai literatur menyatakan bahwa vitamin D bermanfaat mengurangi mortalitas akibat pandemi Covid-19. Banyak juga yang menyatakan bahwa vitamin D bisa meningkatkan sistem imun tubuh, sehingga risiko terserang Covid-19 jadi lebih rendah. Benarkah?

Di dunia, virus corona telah merenggut ratusan ribu jiwa dengan infeksi severe

acute respiratory syndrome coronavirus

2 (SARS-CoV-2) dengan menunjukkan spektrum penyakit yang luas dan gejala berbeda di setiap pasien. Mulai dari gejala berat, sedang, ringan, bahkan tanpa gejala sekali pun.

1,25-dihydroxyvitamin D3 (1,25(OH)2D3) merupakan bentuk aktif dari vitamin D3 yang diproduksi dominan oleh prekursor kulit melalui radiasi sinar ultraviolet B (UV-

B) terhadap 7-dehydrocholestrol. Vitamin D banyak dijumpai pada produk susu, sereal, dan minyak ikan. Kadar serum vitamin D >30 µg/mL (>75 µmol/L) merupakan konsentrasi optimal yang dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Seiring bertambahnya usia, kemampuan kulit untuk memproduksi vitamin D3 semakin berkurang.

Vitamin D merupakan vitamin yang memiliki peran penting dalam tubuh kita, baik bagi sistem kekebalan tubuh. Menurut penelitian dair National of Health

(NIH), “The immunological implication

of the new vitamin D metabolism”,

Vitamin D memiliki sifat antiinflamasi dan imunoregulasi. Di mana keduanya merupakan hal terpenting untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh. Tak hanya itu, vitamin D juga bisa meningkatkan fungsi dari sel kekebalan tubuh dengan efek antriproliferatif yang dimiliki pada sel T, khususnya sel T-helper, menurunkan produksi antibodi sel B, yang melindungi tubuh dari benda asing. Vitamin D juga mengurangi respon inflamasi terhadap infeksi SAR-CoV-2, di mana vitamin D mampu berinteraksi dengan protein angiotensin-converting-

enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor masuknya virus tersebut.

Sampai sekarang, pengobatan untuk menyembuhkan Covid-19 masih dalam penelitian. Di samping itu, belum ada penelitian yang meneliti efek konsumsi vitamin D atau kekurangan vitamin D pada rIsiko tertular virus corona. Akan tetapi, beberapa penelitian mengatakan bahwa kekurangan vitamin D dapat merusak fungsi kekebalan tubuh, bahkan risiko terserang penyakit pernafasan. Hal ini berdasarkan penelitian dari NIH yang berjudul “A review of Vitamin D e�ects on

common respiratory diseases: Asthma,

Chronic Obstructive Pulmonary Disease,

and Tuberculosis”. Menurut penelitian tersebut, kadar vitamin D yang rendah

dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit pernafasan, termasuk asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), TBC, serta infeksi pernafasan akibat virus dan bakteri.

Selain berperan dalam kesehatan tulang dan homeostasis kalsium, banyak bukti

yang menyatakan bahwa vitamin D memainkan peran dalam pencegahan dan terapi berbagai macam penyakit infeksi. Dalam sebuah meta analisis yang dilakukan oleh Nnoaham et al, bahwa kadar vitamin D3 yang rendah pada tubuh lebih rentan terinfeksi tuberkulosis paru yang aktif dengan tingkat keparahan yang jauh lebih berat. Sedangkan protein yang mengikat vitamin D (DBP/ Vitamin

D Binding Protein) merupakan protein yang tidak hanya berperan dalam reasorbsi tulang, tetapi juga mengaktifkan makrofag. Kadar DBP yang normal adalah sekitar 300-900 mg/L.

Berbagai studi menyatakan bahwa vitamin D mempunyai peran dalam pencegahan dan terapi penyakit infeksi saluran pernapasan, seperti tuberkulosis paru, influenza, dan community acquired pneumonia (CAP). Berdasarkan studi-studi ini, vitamin D patut dipertimbangkan sebagai terapi adjuvan untuk mengobati dan mencegah Covid-19.

Walaupun uji klinis yang meneliti efek vitamin D secara spesifik terhadap SARS-CoV-2 belum tersedia, berbagai studi telah menunjukkan hubungan antara status vitamin D dan luaran klinis serta mortalitas akibat Covid-19. Oleh karena itu, vitamin D dinilai memiliki manfaat sebagai profilaksis dan terapi Covid-19.

Meski demikian, suplementasi vitamin D dalam dosis tinggi (untuk mencapai efek protektifnya) masih menunjukkan hasil yang inkonklusif. Oleh karena itu, uji klinis lebih lanjut dengan desain studi lebih baik dan sampel yang lebih besar perlu dilakukan untuk mengonfirmasi lebih dalam lagi tentang manfaat vitamin D pada Covid-19. []

VITAMIN D MERUPAKAN VITAMIN YANG MEMILIKI PERAN PENTING DALAM TUBUH KITA, BAIK BAGI SISTEM KEKEBALAN TUBUH.

Page 16: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

30 31

PERSPEKTIF PERSPEKTIF

bersama-sama. Dukung tim medis dalam menangani dengan baik, tapi tolong dukung normal baru ini dengan hanya keluar rumah dengan antisipasi yang maksimal dan bukan justru berkeliling kota lalu nongkrong beramai-ramai. Transmisi Covid-19 hari ini justru sangat dikhawatirkan berasal dari para Orang Tanpa Gejala (OTG) yang membawa virus dan bisa menularkan meski secara kasat mata, ia tampak baik-baik saja.

Benar kita semua berada dalam samudra masalah yang sama; pandemi Covid-19 yang masih belum berganti status epidemiologinya yang menginfeksi minimal 100.000 orang di 100 negara per daerah. Tapi tidak semua orang memiliki kapal yang kuat untuk mengarunginya. Selain memikirkan bagaimana bisa menanganinya dengan baik secara medis, kita juga perlu memikirkan bagaimana cara menghadapinya secara ekonomi, sosial, dan budaya.

Hiduplah kita dengan normal yang baru dengan tetap mengedepankan protokol PHBS atau Perilaku Hidup Bersih & Sehat di tengah Pandemi Covid-19. Cuci tangan sesering mungkin baik dengan air dan sabun atau hand sanitizer, hindari memegang permukaan yang tidak penting, selalu mengenakan masker, jaga jarak semaksimal mungkin (tidak justru mendekati keramaian kecuali sangat mendesak). Sisihkan sebagian harta kita untuk berbagi makanan bagi tetangga yang terkena dampak PHK. Sungguh kondisi ini tidak nyaman. Tapi paling tidak, kita masih bisa bernafas dan membaca artikel ini tanpa sesak dan nyeri saat bernafas, maka itu adalah karunia terbesar yang perlu kita jaga dengan normal yang baru; bukan justru membandel dan kembali ke normal yang lalu. []

Indonesia tak lagi sama sejak 2 Maret 2020. Sejak Presiden Joko Widodo melaporkan dua kasus pertama yang

dikonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia, segala tatanan kehidupan mengalami dampak dalam berbagai skala. Hanya dalam empat pekan, tepatnya 2 April 2020, kasus di Indonesia melejit menjadi 1.790 kasus dikonfirmasi, di mana ada 113 kasus baru dengan 170 jumlah kematian dan 112 jumlah pasien yang dinyatakan sembuh. Ini adalah masa-masa mencekam. Menimbang bahwa pada saat itu, jumlah kematian masih lebih tinggi dari jumlah yang pulih. Berbagai skema WFH (Work From Home) mulai berjalan, sekolah diliburkan, mal dan pasar mulai sepi pelanggan, PHK (Pemberhentian Hubungan Kerja) terjadi di mana-mana.

Kini (per tanggal 29 Mei 2020) jumlah kasus terkonfirmasi sudah mencapai angka 24.538, tetapi dengan angka

NORMAL BARU;BUKAN KEMBALI KE “NORMAL YANG LALU”

dr. Nuril Annissa NiswantoMahasiswi Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah

kesembuhan yang lebih tinggi (6.240) dibanding angka kematian (1.496). Ini menandakan –meski angka penularan masih terus meningkat– Indonesia mulai bisa mengelola penanganan Covid-19 secara lebih baik dibanding awal Maret lalu. Alat Pelindung Diri (APD) yang sempat sulit ditemukan kini mulai membaik aksesibilitasnya. Ketersediaan masker medis dan hand sanitizer kini, justru mulai meresahkan para penimbun seiring membaiknya (setelah sempat melambung tinggi) harga kedua item tersebut di pasaran.

Namun demikian, kurva kasus di Indonesia menurut Endcoronavirus.org, masih masuk kategori “Countries that Need to Take Action” sehingga meski dengan kasus kesembuhan yang mulai lebih tinggi dari kasus kematian, Indonesia masih harus mengejar banyak ketertinggalan negara-negara tetangganya yang sudah mulai masuk kategori “Nearly There” atau hampir bisa dikatakan mampu mengelola Covid-19 seperti Malaysia.

Belum lagi kita merasa perjuangan ini masuk kategori “Nearly There” apatah lagi “Beating Covid-19”, tiba-tiba kita sudah di penghujung masa Tanggap Darurat 29 Mei 2020. Pemerintah Indonesia melalui Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa masyarakat mulai harus bisa menjaga produktivitas di tengah pandemi virus corona Covid-19

dengan tatanan baru yang disebut new normal atau normal baru.

Pertanyaannya, apa itu new normal? Apakah ini berarti kita kembali ke kehidupan yang dulu di mana kita bebas salat berjamaah, beramai-ramai duduk tamasya di pantai atau berdesakan mengejar diskon terbaru di mal tanpa khawatir tertular Covid-19?

Jawabannya: kita (sebaiknya) tidak kembali lagi ke “normal yang lalu”. Kita hanya akan masuk ke babak baru kehidupan di mana selain memikirkan pakaian terbaik untuk menikah, juga harus mencocokkan hiasan di masker dengan yang ada di kebaya. Di mana tak hanya membawa dompet atau

handphone, tiap bepergian kita sebaiknya mengantongi hand sanitizer ukuran mini agar bisa membersihkan tangan tiap kali harus bersentuhan dengan permukaan yang tidak familiar kebersihannya. Tentu tiap kali bertemu, kita tidak lagi bebas memeluk atau cium pipi, tapi cukup menangkupkan tangan atau “salam corona” dengan siku yang tertutup baju lengan panjang. Hindari pula adegan dramatis memeluk anak setelah seharian bekerja di pintu masuk rumah; segera mandi dan ganti baju serta segera mencuci pakaian yang digunakan tadi sebelum memeluk anak.

Indonesia belum “menang” melawan Covid-19. Kita hanya sedang mencari

cara lain agar bertahan tidak hanya dari Covid-19, tetapi juga eksesnya; ekonomi. PSBB saja pun tidak selalu menjadi solusi jika kebertahanan pangan atau pekerjaan bagi masyarakat terdampak bisa terjamin. Kasus masih akan meningkat, yang sakit masih akan terus bertambah. Namun, kita tidak bisa terus-menerus diam di rumah sebab kita belum mampu melakukan lockdown secara total secara ekonomi, sosial, dan budaya.

Apakah ini artinya kita akan “terserah”? Tidak. Kita harus mencoba mencari jalan tengah. Sebab selain bisa meninggal oleh Covid-19, jangan sampai ada warga yang meninggal karena hilangnya kemanusiaan kita dalam menangani ini

Page 17: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

Salah satu kemajuan berarti dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah pemanfaatan

komputer atau mesin-mesin digital untuk melakukan pengamatan (monitoring)

terhadap suatu objek. Pembacaan atau pengamatan terhadap objek dilakukan melalui sensor tertentu. Kita juga dapat mengamati intensitas panas objek melalui thermal sensor atau kamera termal. Hal ini dimungkinkan karena setiap objek yang temperaturnya di atas suhu mutlak (0K atau -273.15oC) akan meradiasikan energi panas atau infrared (IR).

Intensitas dan distribusi energi panas untuk masing-masing objek sangat tergantung pada karakteristik materi dan perlakuan yang diterima objek tersebut. Karena itu, karakterisasi termal atau fitur termal dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi perlakuan

Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.EngProfesor dalam Bidang Ilmu Pengolahan Sinyal MultimediaFakultas Teknik

yang diterima atau kondisi yang sedang dialami sebuah objek. Pendekatan untuk memperoleh fitur termal suatu objek tanpa menyentuhnya (non-intrusive) sering dikenal sebagai pencitraan termal (thermal

imaging) atau termografi.

Pemanfaatan termografi sejauh ini telah dilakukan untuk beberapa aplikasi penting dan menarik, seperti untuk memonitor kondisi manusia (fisik dan psikis), deteksi kualitas produk hewan, bahan makanan, dan lain-lain. Aplikasi untuk deteksi kondisi manusia tergolong masih relatif baru, seperti dalam bidang medis, biometrik, rekognisi emosi dan deteksi gangguan stress. Selain itu, thermal

imaging juga sudah mulai diaplikasikan di bidang pertanian, misalnya untuk menentukan waktu dan kualitas panen. Aplikasi lainnya seperti untuk mengukur kalori makanan/diet juga telah dicoba.

Termografi dapat diintegrasikan dengan sistem smartphone. Saat ini telah tersedia beberapa produk telepon pintar yang dilengkapi dua jenis kamera sekaligus; kamera biasa dan kamera termal, seperti produk Caterpillar. Sehingga, sangat beralasan, bila ke depan, diproyeksikan akan muncul berbagai aplikasi baru (mobile applications) berbasis termografi pada telepon pintar.

Gagasan sentral penulis adalah membangun perangkat cerdas dengan mengintegrasikan teknik termografi dan deep learning (DL) untuk deteksi dini penyakit yang simtomanya terkait dengan perubahan suhu tubuh manusia.

Harapannya, riset ini dapat menghasilkan perangkat deteksi dini penyakit-penyakit kronis berbahaya dengan akurasi tinggi. Sehingga, dapat membantu paramedis bahkan individu melakukan pengecekan dini secara mandiri atau self-screening.

Beranjak dari perspektif di atas, terdapat dua inisiatif riset yang sedang dilaksanakan, yaitu: pengembangan perangkat cerdas berbasis pencitraan termal untuk deteksi dini kanker payudara dan deteksi dini kaki diabetik (diabetic

foot). Deteksi Dini Kanker PayudaraPertumbuhan sel jaringan yang

RISET

32 33

abnormal atau neoplasma dapat terjadi di berbagai bagian tubuh. Sel tersebut kemudian menjadi tumor yang biasanya dapat diamati dengan menggunakan pemeriksaan fisik dengan sinar-X atau dapat dirasakan seperti gumpalan atau benjolan daging yang berada di bawah permukaan kulit. Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang muncul ketika sejumlah selnya tumbuh dan berkembang secara tidak terkendali. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Pertumbuhan sel kanker payudara sendiri dapat memakan waktu bertahun-tahun. Oleh karena itu, diperlukan teknik deteksi dini untuk pencegahan penyebaran sel

tumor. Termografi mampu mendeteksi 8-10 tahun lebih awal dibanding mammografi yang merupakan metode skrining yang saat ini umum dipakai di rumah sakit.

Termografi mampu mendeteksi kelainan pada payudara dengan menganalisa perubahan sebaran suhu. Sebagaimana diketahui bahwa perubahan sebaran suhu merupakan gejala adanya kelainan pada jaringan tubuh. Dengan membandingkan distribusi suhu antara payudara kiri dan kanan pada citra termal yang diperoleh dari termografi, keberadaan kanker dapat dideteksi. Hal ini dikarenakan sebaran suhu pada payudara sehat relatif sama dengan pola simetris pada kedua payudara. Sedangkan pada payudara tidak sehat, sebaran suhunya berbeda dengan pola asimetris.

Dengan demikian diperlukan perangkat cerdas yang dapat mendeteksi perubahan sebaran suhu tersebut secara praktis dan akurat. Teknik pengolahan citra dan termografi yang diintegrasikan dengan teknik kecerdasan artifisial dapat membantu deteksi perubahan suhu pada kedua sisi payudara.

Gambar xx. Ilustrasi pengolahan citra termal payudara menggunakan kecerdasan artifisial convolutional neural

networks (CNN) pada klasifikasi payudara sehat dan kanker.

Deteksi Ulkus Kaki DiabetikDiabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah akibat gangguan pada pankreas dan insulin. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius pada mata, ginjal, dan kaki. Komplikasi di kaki sering disebut

DETEKSI DINI PENYAKITBERBASIS PENCITRAAN TERMALDAN DEEP LEARNING

Page 18: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

35

penyakit kaki diabetik (diabetic foot). Jika tidak tertangani dengan baik, diabetic foot dapat menimbulkan infeksi akut pada ulkus (ulceration), yang bermuara pada amputasi dan/atau kematian. Sebetulnya, ulkus diabetik dapat dicegah melalui deteksi dini dan tindakan medis yang tepat dan segera. Hanya saja, deteksi dini secara konvensional masih sulit dilakukan dan membutuhkan banyak waktu serta biaya.

Salah satu simtoma ulkus kaki diabetik adalah adanya perubahan temperatur di kaki. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan temperatur hingga 2,2oc di bagian yang bersesuaian pada kedua kaki adalah indikasi kuat akan munculnya ulkus diabetik. Dari beberapa pendekatan dan perangkat monitoring temperatur yang ada, pencitraan termal merupakan salah satu opsi potensial untuk dikembangkan karena sifatnya

yang non-invasif dan tidak membutuhkan kontak langsung dengan tubuh pasien. Karakteristik termal kaki dapat diekstraksi dari citra termal dan dimanfaatkan untuk deteksi kaki diabetik.

Dalam riset ini, akan dikembangkan metode dan perangkat cerdas deteksi dini kaki diabetik berbasis pencitraan termal dan deep learning. Pengembangan algoritma diarahkan agar dapat diintegrasikan dalam perangkat komunikasi mobile sehingga dapat digunakan secara mandiri sebagai alat skrining dini. Secara umum, pengembangan akan dilakukan dalam tiga tahap dengan fokus berbeda. Tahap pertama ditujukan untuk pengembangan protokol akuisisi termal citra kaki dengan target dihasilkannya perangkat pemindaian (scanning device) dan basis data citra termal kaki dari

penyandang diabetes. Tahap kedua adalah pengembangan metode dan perangkat lunak analisis/interpretasi citra termal berbasis deep learning. Sedangkan pada tahap ketiga akan dikembangkan purwarupa (prototype) perangkat cerdas deteksi dini kaki diabetik yang mengintegrasikan perangkat pemindai dan perangkat lunak.

PenutupPencitraan termal sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia, khususnya untuk berbagai aplikasi yang terkait dengan perubahan temperatur objek, seperti di bidang medis, pertanian, industri, peternakan, perikanan, remote

sensing, dan lain-lain. Potensi itu menjadi semakin besar bila termografi dapat diintegrasikan dengan teknik kecerdasan artifisial seperti deep learning, dan ditanamkan pada mobile devices seperti telepon pintar, komputer tablet, dan lainnya.

Untuk pengembangan tersebut, tentu saja diperlukan upaya riset dan kajian yang lintas disiplin secara terus-menerus. Untuk itu, penulis mengajak segenap sivitas akademika Unsyiah untuk membuka pintu dan memperkuat kolaborasi lintas bidang. Penulis pun berharap dapat bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka menghasilkan perangkat cerdas berbasis pencitraan termal yang bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat. []

* Tulisan Riset ini diambil dari pidato Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.Eng, pada

Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor di

Unsyiah, Rabu, 26 Pebruari 2020 dengan

judul “Pengembangan Perangkat Cerdas

untuk Deteksi Dini Penyakit Berbasis

Pencintraan Termal dan Deep Learning”

RISET

34

Page 19: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

36 37

FAKULTAS FAKULTAS

Sudah beberapa bulan sejak

pandemi Covid-19 muncul, semua

proses pembelajaran dialihkan ke

dalam bentuk daring. Termasuk

kegiatan seperti seminar dan workshop. Setiap penyelenggara menggagas tema

kegiatan dan mengundang narasumber

maupun peserta melalui media sosial. Baru

di hari kegiatan, mereka berkumpul dalam

satu aplikasi meeting untuk saling memberi

dan mendengar materi seminar. Dalam

konsep seperti ini, penyelenggara pun bisa

lebih mudah mengundang narasumber

dari mana saja tanpa memikirkan jarak dan

waktu. Fakultas Hukum (FH) Unsyiah adalah

salah satu fakultas di Unsyiah yang sangat

aktif menggelar kegiatan daring.

Penyuluhan Klinik Hukum AdatPada 18 April lalu, FH Unsyiah menyelenggarakan penyuluhan hukum online. Penyuluhan ini masuk ke dalam serial klinik hukum, yaitu hukum adat. Mengangkat tema “Peran Gampong dan Tokoh Adat di Aceh dalam Upaya Mencegah Penyebaran Pandemi Covid-19”.

Dalam penyuluhan ini, narasumber menekankan pentingnya peran gampong beserta tokoh adat di Aceh untuk menenangkan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tokoh gampong juga berperan untuk menekan

dan pencegahan penyebaran pandemi Covid-19.

Seminar Pengawasan AnggaranMenindaklanjuti rekomendasi yang diberikan FH untuk pemerintah terkait refocusing anggaran, FH unsyiah kembali menyelenggarakan Seminar Nasional terkait urgensi dan strategi pengawasan terhadap refocusing anggaran APBN/APBD untuk penanggulangan Covid-19 di akhir Mei 2020 lalu.

Kegiatan ini membuahkan beberapa poin. Mengingat besarnya biaya refocusing anggaran terhadap APBN/APBD dalam rangka penanggulangan dan pencegahan pandemi Covid-19, maka penting untuk dilakukan pengawasan secara masif terhadap penggunaan anggaran. Perlunya upaya melakukan kampanye bersama untuk mendorong dilakukan pengawasan dengan melibatkan unsur CSO, masyarakat luas, tokoh masyarakat, tokoh adat, hingga tokoh agama.

Selain itu, meminimalisir terjadinya mark

up harga, berkurangnya jumlah takaran bantuan, atau praktik curang lainnya, lebih baik penyaluran diberikan dalam bentuk uang tunai. Cara ini dipandang lebih efektif menekan praktik kecurangan.

Poin lainnya juga mendorong pemerintah dan pemerintah daerah untuk segera menggunakan data tunggal by address by name yang terintegrasi meliputi seluruh level pemerintahan mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan desa. Hal ini penting dilakukan guna mencegah terjadinya praktik penggelembungan jumlah calon penerima bantuan dari pemerintah maupun pemerintah daerah. []

FAKULTAS HUKUMGELIAT DARING KLINIK HUKUM DI TENGAH PANDEMI

Tema yang diangkat adalah “Peran dan Tanggungjawab Pemerintahan Daerah serta Perguruan Tinggi dalam Penanggulangan dan Pencegahan Penyebaran Covid-19”.

Ada beberapa rekomendasi penting yang dihasilkan dari dialog interaktif ini, yaitu perlunya komunikasi yang baik, berkelanjutan serta terintegrasi di antara seluruh stakeholders yang ada di Indonesia. Khususnya para pengambil kebijakan, perguruan tinggi (negeri dan swasta) serta tokoh adat, tokoh masyarakat, serta berbagai komponen

angka penyebaran Covid-19. Tokoh adat dan gampong menjadi pengawas dan pemantau pergerakan masyarakat khususnya yang datang dari zona merah. Salah satu kearifan lokal yang diwarisi leluhur untuk menghadapi ragam permasalahan dikenal dengan istilah pageu gampong atau pagar desa.

Kepala Laboratorium dan Klinik Hukum FH Unsyiah, Kurniawan S, S.H., LL.M. mengatakan, FH Unsyiah sendiri telah membentuk sepuluh klinik hukum di bawah manajemen Laboratorium dan Klinik Hukum FH Unsyiah. Dalam memberikan layanannya, kesepuluh klinik hukum itu berkolaborasi dan koordinasi dengan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) FH Unsyiah.

Kesepuluh klinik hukum tersebut adalah Klinik Hukum Adat, Klinik Hukum Bisnis, Klinik Hukum Keluarga, dan Perlindungan Perempuan dan Anak. Berikutnya, Klinik Hukum Pidana, Klinik Hukum Lingkungan, Klinik Hukum Pertanahan dan Tata Ruang, Klinik Hukum Pemerintahan Daerah dan Perancangan Perundang-undangan. Juga Klinik Hukum Kontrak, Klinik Hukum Internasional, dan Klinik Alternatif Penyelesaian Sengketa. Keberadaan sepuluh klinik hukum ini sebagai manifestasi langkah konkret FH

lainya dalam upaya penanggulangan dan pencegahan penyebaran pandemi Covid-19.

Lalu, perlu disegerakan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari seluruh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kemudian, pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi sebaiknya mempercepat proses refocusing anggaran untuk penanggulangan dan pencegahan penyebaran Covid-19. Dana itu digunakan untuk pengadaan berbagai peralatan medis, sebagai upaya penanggulangan

Unsyiah untuk menjawab ragam dinamika permasalahan serta kebutuhan hukum di masyarakat.

Dialog Hukum Interaktif OnlineTak lama setelah kegiatan di atas, klinik hukum pemerintahan dan perundang-undangan FH Unsyiah bekerja sama dengan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) FH Unsyiah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Aceh (P3KA), dan Pusat Riset Ilmu Pemerintahan (PRIPEM) Unsyiah kembali menyelenggarakan Dialog Hukum Interaktif Virtual/Online.

Page 20: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

39

START FROM SMALL STEPS TO BIG DREAMS

Hailing from a middle-class family, I am Alagie Salieu Nankey. I am currently studying at Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Faculty of

Engineering, Department of Architecture. I feel glad to be the part of this great university with such great friends, helpful and loving lecturers, and outstanding administration.

I enthusiastically study at Universitas Syiah Kuala to achieve my ambitions which in the same time they can develop my origin place as my motive of study. My department aims to create a safe, comfortable, healthy, convenient, and sustainable building environment through visionary leadership and perspective. My department inculcates professionalism and righteous students. In class, I am instructed to participate and motivated to accomplish our weekly tasks on time. I am encouraged together, share ideas and together with friends I innovate an explosive building or structure. I am often trained in and outside campus to collect information and inspiration.

Upon my graduation I aim to return to the Gambia and work hand in hand with the ministry of higher education, lands and survey, Nation Road Authority and GAMWORKS and most especially with my former institute in the Architect department share my knowledge that I acquire from Universitas Syiah Kuala. I will help to teach and establish a sound market mechanism of the building industry based on the transparent real estate market information, including conducting real estate economic trend studies and providing public trusted and reliable cycle indicators. Through

the promotion of ecological, energy-saving, waste reducing, and healthy green buildings and the implementation of the building energy conservation policy, I will teach and help to provide a comfortable and healthy indoor environment, to advance the knowledge-based economic development, to achieve waste reduction and resources efficiency, to assist the industry upgrading, as well as to create a green environmental-friendly subtropical that I learn from Universitas Syiah Kuala.

Moreover, I plan to work with experts to conduct the integral research on urban disaster prevention, to develop new disaster mitigation technology, to encourage the application of research achievements, to carry out community disaster prevention planning, to strengthen disaster prevention concepts, as well as to build a safer and more sustainable homeland with disaster prevention functions.

I will teach the technics and establish regulations and programs, to develop fire outbreak prevention, the fire spread control, and structure damage prevention technology, and to promote the application of smoke control and means of escape technology. Further, teaching and promoting seismic-resistant building technology and wind-resistant experiments and research, to consolidate building structures, to reform the regulations and standards, as well as to develop building construction automation and innovative building materials are parts of my goals for future.

To meet the living requirement of people of all ages and different physical needs, my department will establish a universal barrier-free space and a safe living environment for

buildings to satisfy the public requirements for living quality. A building is the movement of history, the symbol of culture, and the creature of science and art. I will help to conduct historical and cultural building preservation, renovation, and restoration research, to enhance the structure restoration, preservation condition, and preservation technologies, as well as to increase the seismic-resistant, pest control, and corrosive reducing function of historical buildings to all my student and associates.

I will teach to develop building label certification systems and to promulgate various performance assessment indicators, such as fire prevention label, seismic resistant label, green building label, green building material label, and intelligent building label.

At last, I proudly want to be an ambassador of Universitas Syiah Kuala in my country and established its alumni in the Gambia. With glad I will try to propose my former institute to follow up UNSYIAH so that Gambia people will have the same opportunity as I am.

I deem my parents as being my best mentors. I have learned the real meaning and worth of life from my parents. I am with a happy, focused, and hardworking family. That is the greatest blessing of God for me. []

START FROM SMALL STEPS TO BIG DREAMS

Origin: GambianStatus: Married

Date & Place of Birth: RVH. Banjul The Gambia 18th December 1985

Email: [email protected]

ACHIEVEMENTS

International student of Universitas Syiah Kuala (2018)

Alumni of Darmasiswa Program at Universitas Syiah Kuala 2018/2019

Diploma in Achitectural draughtsman 2010/2012

Technician Diploma in Construction Technology 2008/2010

Technician Certificate in Construction Technology 2006/2008

Senior Secondary School Certificate 2003/2006

Upper Basic School Certificate 2000/1999

Primary School leaving certificate 1993/1999

Alagie Salieu Nankey

ENGLISHENGLISH

39

Page 21: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

40 41

MUTU MUTU

Dalam Kebijakan Nasional

Pembangunan Karakter Bangsa

Tahun 2010-2025 yang disusun

oleh Pemerintah Republik

Indonesia Tahun 2010 disebutkan bahwa

“karakter merupakan nilai-nilai yang

khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau

berbuat baik, nyata berkehidupan

baik, dan berdampak baik terhadap

lingkungan) yang terpatri dalam diri

dan terejawantahkan dalam perilaku”.

Kebijakan ini merupakan pelaksanaan

amanat Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan

sekaligus pelaksanaan arahan Presiden

Republik Indonesia. Pendidikan karakter

merupakan misi pertama dari delapan

misi demi mewujudkan visi pembangunan

nasional.

Pembentukan karakter merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga perguruan tinggi harus memiliki komitmen untuk mendukung program pemerintah tersebut. Dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri Riset,

STRATEGI IMPLEMENTASI PEMBINAAN KARAKTER MAHASISWA DI RUANG BELAJAR

nilai-nilai ini berdasarkan hasil diskusi kelompok terarah yang diadakan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unsyiah bersama rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua pascasarjana, kepala UPT, ketua CDC, Unit Pelayanan Konseling dan Psikologi Terpadu, Unit Pengembangan Program Pendamping Mata Kuliah Agama Islam (UP3AI), pakar pendidikan karakter, dosen, dan perwakilan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa dan Unit Kegiatan Mahasiswa.

Beberapa contoh karakter yang bisa

muncul dari nilai-nilai prioritas Unsyiah

dapat dijabarkan seperti berikut ini:

Nah, apa strategi yang dapat dilakukan oleh Unsyiah untuk mengimplementasikan nilai-nilai prioritas ini? Beberapa metode dengan variasi dapat digunakan untuk menguatkan karakter mahasiswa. Implementasi di ruang belajar maupun dalam banyak kegiatan kemahasiswaaan di bidang penelitian ataupun pengabdian.

Berikut merupakan contoh yang dapat

diimplementasikan di ruang kelas oleh

para dosen:

Pemberian materi nasihat ini dilakukan selama 5-10 menit di ruang belajar, sehingga tidak menyita banyak waktu dari topik perkuliahan. Ruang belajar yang dimaksudkan tidak terbatas pada kelas kuliah saja, tetapi dapat diimplementasikan di ruang praktikum, pembimbingan, konsultasi, dan bentuk lainnya. Hal ini tidaklah bersifat kaku dan mengikat, tetapi dapat dikembangkan secara lebih baik lagi oleh dosen.

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan diterapkannya Kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), maka salah satu aspek penting yang harus menjadi fokus perguruan tinggi adalah pengembangan karakter mahasiswa.

Unsyiah melihat bahwa kegiatan penguatan nilai-nilai karakter mahasiswa di era digital ini sangat diperlukan. Melalui perkembangan teknologi, implementasi nilai-nilai karakter mahasiswa dapat dikembangkan melalui program perkuliahan maupun kegiatan kemahasiswaaan.

Untuk menguatkan implementasi nilai-nilai karakter ini, Rektor Unsyiah mengeluarkan kebijakan melalui Surat Edaran Rektor Nomor B/857/UN11/KM.05.05/2020 mengenai pembinaan karakter mahasiswa di perkuliahan. Isi surat tersebut merupakah salah satu langkah dari sekian banyak langkah strategis lainnya dalam menerapkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut juga telah dicantumkan dalam Buku Pedoman Penguatan Karakter yang dikembangkan oleh Unsyiah.

Buku Pedoman Penguatan Karakter memuat lima nilai-nilai prioritas yang dapat diimplementasikan oleh civitasnya, yaitu nilai universal, religi, etika, mandiri, dan sosial. Perumusan

Dr. Sofia, S.Si, M.Sc.Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan LP3M Unsyiah/

Dosen Fakultas Kedokteran Unsyiah

Karakter-karakter

Adab/perilaku terhadap sesama dalam keseharian Kerja keras

Adil Kesetaraan

Amanah Komunikasi dengan tutur kata santun, tertib (contoh: perilaku antri, berkendaraan)

Arif dan bijaksana Membangun networking

Bertanggungjawab Profesional

Daya juang (tangguh) Rasa cinta dan kasih sayang

Disiplin Sabar

Ikhlas Saling menghargai

Inovatif Sopan santun

Jujur Taat hukum

Kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan Takwa

Kepekaan Toleran

Kuliah tatap muka Pesan yang disampaikan (estimasi waktu 5-10 menit)

1 Ketakwaan menyebabkan rasa tenang dan bahagia

2 Budi pekerti yang baik lebih unggul dari pada kecerdasan saja

3 Budaya bersih (membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kenyamanan lingkungan) cerminan tingkat peradaban

4 Berperilaku disiplin jalan menuju kesuksesan

5 Berkata dan berpenampilan santun Tidak mudah marah akan dihormati oleh orang lain

6 Mematuhi aturan lalu lintas termasuk perilaku terdidik

7 Rendah hati dan tidak sombong akan disenangi orang lain

8 Suka bekerja keras akan memudahkan rezeki

9 Memiliki visi positif dan tidak mudah menyerah kunci kesuksesan

10 Berperilaku amanah dan menepati janji akan dipercaya untuk memimpin serta cerminan tindakan antikorupsi

11 Dapat bekerja sama termasuk perilaku para profesional

12 Kreatif dan inovatif akan memudahkan mendapatkan pekerjaan

13 Peduli pada lingkungan sekitar akan dikenang oleh masyarakat

14 Menghargai perbedaan merupakan kunci hidup rukun

15 Berlaku adil akan menuai simpatik

16 Bersikap ikhlas akan menghilangkan iri hati

Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali bahwa mengimplementasikan penguatan karakter di ruang belajar dan kegiatan pembimbingan serta pembinaan kegiatan kemahasiswaan harus dilakukan secara kontinu. Hal ini perlu dilakukan demi memperkuat nilai-nilai (virtues) sebagai modal untuk olah

raga (fisik), olah hati, olah rasa, dan olah karsa secara holistik sehingga alumni Unsyiah ke depan adalah alumni berkarakter baik dan tangguh yang memiliki moral knowing, moral feeling,

dan moral acting dalam sikap dan perilaku mereka. Bersama kita bisa membangun dan menguatkan karakter baik di Unsyiah. []

Page 22: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

42 43

RELIGIA RELIGIA

Saweu merupakan istilah bahasa

Aceh yang berarti menyambangi.

Saweu ulama dapat diartikan

menyambangi ulama dengan

tujuan bersilaturahmi atau lainnya. Setiap

lebaran, ada satu kebiasaan yang menjadi

tradisi para santri, yaitu mengunjungi

rumah guru atau tengku yang telah berjasa

mengajarkan ilmu agama. Begitu pula

dengan saya. Saat lebaran kemarin, saya

silaturahmi ke rumah Abu, pimpinan dayah

Ule Titi. Kemudian ke rumah tengku lainnya

yang memiliki hubungan emosional karena

telah mengajari saya selama ini. Tradisi

ini telah berlangsung sejak lama. Saya

sendiri tidak tahu secara pasti kapan tradisi

kunjungan ini berlangsung.

Saya juga menyempatkan berkunjung ke rumah Abu Daud, Ketua MPU Aceh, sekaligus pimpinan pondok Pesantren Riyadhussalihin. Selain itu, juga

seorang penuntut ilmu harus fokus kepada tujuannya.

Setelah dari kediaman Abu Paloh Gadeng, kami menuju ke Dayah Ayah Cot Trueng yang masih berada di Aceh Utara. Walau hari semakin larut, Ayah Cot Trueng masih menerima tamu. Beliau juga bersedia peu

phon kitab bagi kami, ini merupakan salah satu cara mencari keberkahan dari ulama.

Keesokan harinya, saya dan rombongan menuju ke Samalanga, Bireun untuk bersilaturahmi di kediaman Waled Nuruzzahri, pimpinan Pesantren Ummul Ayman. Sebelumnya, kami juga sempat singgah di rumah Abu Tumin, ulama sepuh yang masih energik hingga sekarang. Walaup memasuki lebaran ketujuh, para tamu masih terus memenuhi rumahnya.

Sebelum pulang ke Banda Aceh, kami mampir ke dayah pimpinan Waled Ar yang letaknya dekat dengan tempat wisata Batee Iliek. Ulama muda ini memberikan kami banyak inspirasi. Saya sangat suka dengan cara berpikir, sikap tawaduk, dan keluasan ilmunya. Satu jam duduk dengan beliau terasa begitu cepat. Satu pesan yang saya ingat adalah ketika ikhlas melakukan sesuatu, maka Allah akan mendatangkan orang-orang ikhlas lainnya untuk membantu kita. Saya juga sempat mengunjungi Dayah Al Munawwarah pimpinan Abu Kuta Krueng di Kabupaten Pidie Jaya.

Alhamdulillah banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan selama saweu ulama kali ini. Jika Allah Swt memberi umur panjang, insyaallah tahun depan saya ingin mengunjungi lagi ulama-ulama di Aceh. Selain mencari keberkahan, ini juga cara menghormati mereka yang berilmu yang telah mendidik ribuan santri di Aceh. []

Tanpa menyiakan waktu, kami segera masuk ke rumah. Selama silaturahmi, kami meminta pesan agar ilmu yang kami pelajari di dayah dapat menetap dalam jiwa. Lantas Abu beranalogi jika ilmu ini ibarat ayam dan maksiat ibarat seekor biawak. Jangan sekali-kali memasukkan biawak ke dalam kandang ayam sebab ia dapat memangsa ayam.

Pesan ini sungguh tersirat. Sebagai penuntut ilmu, kita harus mampu menjaga diri dari hal-hal maksiat. Seorang penuntut ilmu gemar bermaksiat, maka ilmunya tidak akan menetap dalam jiwa. Abu juga berpesan,

mengunjungi Abu Faisal Ali, Wakil MPU Aceh dan beberapa ulama lainnya di Aceh Besar. Kami juga berkeinginan saweu

ulama di luar Aceh Besar. Keinginan itu sudah dibicarakan beberapa tahun lalu, dan baru terwujud tahun ini.

Saweu ulama di beberapa kabupaten Aceh ini dimulai pada lebaran keenam. Saya dan teman-teman berkumpul di Dayah Tgk Chik Disampang, Montasik. Dari sana, kami menuju Aceh Timur yang berjarak 8 jam. Target pertama kunjungan kami adalah rumah Abu Haji Muhammad Daud atau kerap disapa Abu Lhoknibong. Beliau merupakan ulama sepuh yang juga pimpinan Dayah Darul Huda.

Saat tiba, kami mendapatkan kabar dari istrinya jika Abu sudah delapan tahun sakit-sakitan. Ia lebih banyak terbaring di kamar. Bahkan, tabung oksigen

MENGHIDUPKAN TRADISI SAWEU ULAMA

Rahmat AuliaAlumnus Ilmu Komunikasi FISIP Unsyiah/Santri di Dayah Ule Titi Aceh Besar

“Barangsiapa yang menatap wajah seorang ulama kendati

sekali pandangan saja, lalu hal itu membuatnya gembira,

maka Allah Swt menciptakan dari pandangan itu satu malaikat

yang memohonkan ampun untuk dirinya hingga hari kiamat.”

Jalaluddin al-Suyuthi Dalam Lubab al-Hadits

juga tersedia untuk mengantisipasi hal terburuk. Walau Abu banyak menghabiskan waktu di kamar, tetapi ia masih menerima tamu dengan baik. Kamarnya didesain luas yang menyediakan ruang tamu. Selesai mengunjungi Abu Lhoknibong, kami beranjak kediaman Abu Matang Perlak. Ulama sepuh ini juga terlihat sangat lemah. Ia hanya terbaring di atas kasur dan tak sanggup bangun.

Selepas dari sana, kami berangkat ke Aceh Utara menuju rumah Abu Paloh Gadeng. Hari telah malam saat kami tiba di sana. Jadwal kunjungan tersisa 30 menit lagi.

Satu pesan yang saya ingat adalah ketika ikhlas melakukan sesuatu, maka Allah akan mendatangkan orang-orang ikhlas lainnya untuk membantu kita.

Page 23: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

44 45

SEPUTAR OIA SEPUTAR OIA

program ini juga berlangsung bekerja sama dengan IPB dan mengangkat tema “Disaster Risk Reduction and Mitigation”.

OIA berhasil mengundang mahasiswa dari puluhan universitas di berbagai negara untuk menjadi peserta program ini. Beberapanya di antaranya berasal dari Jepang (Kobe University, Tokyo University), Thailand (Fatoni University, Mae Fah Luang University, Kasetsart University), Taiwan (National Taipei University of Education), dan Malaysia (University of Malaya, University Malaysia of Terengganu, University Malaysia of Kelantan), Cina (China University of Geo-Science Wuhan), dan sebagainya.

Secara keseluruhan, kegiatan Summer

Camp layaknya kegiatan kuliah yang menampilkan presentasi dari ahli ilmu kebencanaan. Unsyiah mengutuskan Dr. Nazli Ismail, Dr. Nizamuddin, Dr. Agus Nugroho, Ns. Rachmalia, Alfi Rahman Ph.D, Mizaj Iskandar. Dari Tohoku University menampilkan Dr. Daisuke Sasaki, Ph.D.

Institut Pertanian Bogor (IPB) juga terlibat dengan menghadirkan Prof. Dr. Iskandar Z. Siregar, Dr. Ing. Dase Hunaefi, S.TP, M.Food. ST., Dr. Sintho W. Ardie, SP. M. Si, Dr. Perdinan, Dr. Nandi Kosmaryadi, Dr. Ir. Suria Darma Tarigan, M.Sc., Ajen Mukarom, SP, M.Si. Dizy Rizal. Sedangkan dari University of Malaysia Terengganu turut menghadirkan Prof. Dr. Ahmad Shukri Bin Mohd Noor.

Kegiatan Summer Camp juga berlangsung di luar kelas. Para peserta diajak mengunjungi berbagai lokasi peninggalan tsunami, Museum Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Pusat Riset Unsyiah TDMRC,

BASARNAS, sekolah antibencana, lokasi pesisir, Hutan Pendidikan Gunung Walat Bogor, dan lokasi lainnya. Para peserta juga diajak melihat langsung penanganan bencana baik di bidang edukasi maupun teknisi yang dilakukan pemerintah dan perguruan tinggi.

Selain itu, peserta turut diajak menanam mangrove atau bakau di daerah pesisir Ujong Pancu dan Neuheun, Aceh Besar. Mereka juga mendengarkan langsung kisah para penyintas yang selamat dari gempa tsunami Aceh.

Di akhir kegiatan, setiap tim program mempresentasikan ide baru tentang penanggulangan bencana dan langkah awal apa yang harus dilakukan saat bencana datang. Mereka juga berkesempatan menunjukkan budaya asal negaranya, seperti tarian dan lagu. Kedepannya, OIA berencana memperluas jangkauan Summer Camp yang tidak hanya fokus di isu kebencanaan, tetapi juga isu lain seperti kopi Aceh maupun budaya Aceh lainnya. []

Bencana gempa dan tsunami

Aceh tahun 2004 silam cukup

menggetarkan dunia. Terlebih

bencana ini menelan korban

ribuan jiwa. Bencana ini membuat Aceh

bertekad untuk lebih sigap dan mawas

dalam menghadapi bencana yang tak dapat

diduga.

Belajar dari Jepang sebagai negara yang sukses meminimalisir korban bencana gempa tsunami, Unsyiah merancang program yang memfasilitasi dan memberikan amunisi bagi generasi muda. Program ini berupaya mengedukasi generasi muda dalam pencegahan dan penanganan saat bencana datang.

Hal itu direalisasikan Unsyiah melalui OIA lewat program Summer Camp. OIA merancang dan melaksanakan Summer

Camp sejak tahun 2017. Tahun pertama, program Summer Camp ini mengambil tema “Understanding Disaster Mitigation

through Natural & Cultures” yang berlangsung 14-21 Agustus 2017. Tahun kedua, kegiatan mengangkat tema “The

Role of Local Wisdom in Disaster Mitigation” yang berlangsung 5-12 Agustus 2018. Di tahun ketiga penyelenggaraannya, program ini bekerja sama dengan Fakultas Kelautan Unsyiah bertema “Oceanography”, 29 Juli-3 Agustus 2019. Di tahun yang sama, 18-25 Agustus 2019

SUMMER CAMP,CARA BARU MEMPELAJARI KEBENCANAAN

Page 24: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

46 47

KABAR

SEMINAR DARING PRODI PPKN

QUO VADIS: PENDIDIKAN TINGGIDI MASA PANDEMI COVID-19

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Syiah Kuala (Prodi PPKn Unsyiah) menggelar seminar nasional

secara daring yang membahas tentang Quo Vadis: Pendidikan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19, Kamis (14/5/2020). Seminar ini menghadirkan pemateri Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D (Plt. Dirjen Dikti), Dede Yusuf, ST., M.Si (Wakil Ketua Komisi X DPR), dan Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng (Rektor Unsyiah).

Dalam pemaparannya, Prof. Nizam mengatakan pandemi Covid-19 telah banyak mengubah kebiasaan manusia, termasuk juga di dunia pendidikan. Sebagian perubahan ini menjadi lonjatan positif, seperti perkuliahan daring yang kini diterapkan banyak universitas di Indonesia. Sistem perkuliahan ini sebenarnya telah dicanangkan sejak tahun 1984. Bahkan, di awal tahun 2000-an pemerintah telah bekerja sama dengan operator internet dan content provider untuk mewujudkan perkuliahan daring. Namun nyatanya, saat itu belum semua perguruan tinggi menerapkannya.

“Kondisi pandemi saat ini, membuat 98 persen perguruan tinggi di seluruh Indonesia melakukan pembelajaran daring. Upaya kita 20 tahun lalu, bisa tuntas hanya dalam satu Minggu,” ujar Prof. Nizam.

Pandemi juga telah mengajarkan para pelaku pendidikan untuk menerapkan teknologi dengan tepat. Ini menjadi sebuah terobosan yang harus dipertahankan, walaupun masih ada beberapa hambatan yang harus diperbaiki.

Hal senada juga disampaikan Dede Yusuf yang berharap kuliah daring dapat terus

berlanjut dan tidak hanya berkembang di masa pandemi Covid-19. Kondisi ini juga menjadi momentum bagi pemerintah dan pelaku IT untuk menghadirkan aplikasi penyedia pendidikan yang dapat digunakan di seluruh kampus Indonesia. Ia juga menilai kondisi ini telah mengubah perilaku mahasiswa dalam mencari ilmu. Perubahan ini lanjutnya juga mengubah ketertarikan masyarakat untuk mempelajari IT. Diprediksikan beberapa tahun ke depan pelaku IT semakin dibutuhkan.

“Kemauan mahasiswa mencari dan menjaring ilmu pengetahuan menjadi sangat pesat. Ini menjadi tantangan tenaga pendidik untuk menjadikan mahasiswa sebagai partner yang pro aktif, bukan lagi sekadar memberi tugas.”

Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof. Samsul mengatakan semenjak Covid-19 mewabah, Unsyiah telah menerapkan perkuliahan daring. Termasuk juga persidangan dan seminar perkuliahan. Bahkan, dalam

waktu dekat Unsyiah akan menggelar KKN Tematik yang melibatkan lebih 3.000 mahasiswa. Mereka nantinya melakukan KKN di kampung masing-masing dengan mengedukasi masyarakat agar terhindar dari virus Covid-19.

Rektor juga berharap pemerintah dapat memperbaiki jaringan internet terutama di kawasan barat selatan Aceh dan daratan tinggi Gayo. Sebab selama ini, ia menerima banyak keluhan mahasiswa Unsyiah di lokasi tersebut yang kesulitan mengikuti kuliah daring akibat sulitnya sinyal.

“Ada sebagian mahasiswa kita harus mendaki ke gunung atau naik menara masjid untuk mendapatkan sinyal. Kondisi ini mohon menjadi perhatian pemerintah pusat agar proses perkuliahan dapat berjalan lancar,” ujarnya.

Seminar ini diikuti peserta dari berbagai latar belakang, seperti peneliti, aktivis, wartawan, dan juga dosen dari berbagai univesitas di Indonesia. []

Banyak istilah kebudayaan manusia yang memiliki nama unsur keyakinan,

simbol agama, atau identik dengan suatu pemeluk agama. Busana muslimah dan peci putih adalah beberapa di antaranya. Walau terkadang busana tidak menunjukkan keyakinan agama tertentu, tetapi penggunaan yang tidak pada fungsional sosialnya bakal memicu polemik. Misalnya seorang muslim pergi ke mal saat perayaan hari besar agama dan berfoto mengenakan pakaian yang tidak sesuai. Kemudian foto itu diunggah ke media sosial dan tak jarang menuai komentar negatif, bahwa apa yang dilakukannya mencederai keimanan.

Demikianlah, walau produk budaya secara murni tidak dibatasi suatu keyakinan agama tertentu, tapi jika terlahir dari pergumulan suatu komunitas penganut agama dan telah dijadikan bagian dari ritus ibadah, maka produk budaya itu “seolah” telah menyatu dengan agama. Penggunaannya yang tidak lazim bakal dianggap menyinggung “keyakinan”, padahal keyakinan letaknya di hati. Siapa yang tahu isi hati orang lain?

Tampaknya yang agak longgar dan inklusif adalah penggunaan peci putih.

Peci Putih; Cermin dan KebudayaanMuslim Indonesia

Oleh sebab itu, para kiai, santri, dan ustaz alumni pesantren yang masih setia dengan peci putihnya adalah orang-orang yang bukan hanya mencerminkan identitas keislamannya belaka, tetapi juga identitas keindonesiaannya.

Ini bukan berarti muslim lain yang mengenakan jubah, surban, dan peci putih tak kurang saleh atau kurang keindonesiaannya. Tidak sama sekali. Namun, di

masa sekarang di mana perang “dingin” melalui kuasa global dan diperantarai oleh koneksi internet−di mana setiap bangsa dan negara berupaya tampil dominan baik secara ekonomi, politik, maupun budaya−kecintaan atas budaya bangsa sendiri sangatlah penting.

Walhasil, setiap kita bebas memilih untuk mengenakan busana dan penutup kepala dengan bentuk dan model apapun. Saya pribadi sebagai muslim, santri, memilih peci putih sebagai salah satu identitas keislaman saya. Peci putih bagi saya adalah simbol betapa bersih, suci, dan damai agama Islam ini. Saya harus terus memperbaharui iman dan berjalannya hati kepada Allah Swt dengan bimbingan guru dan harus terus “ngaji”.[]

M. Ramzi, S.Pd., M.PdAlumni pascasarjana magister administrasi pendidikan Unsyiah

SASTRA

Walau ia benar-benar sangat identik dengan komunitas muslim pesantren, penggunaannya lebih meluas. Peci putih bukan hanya boleh dikenakan golongan santri. Ia telah menjadi penutup kepala para pejabat pemerintah khususnya dalam agenda sakral seperti pelantikan jabatan. Sebagai simbol Islam, khususnya di kalangan muslim, peci putih memiliki filosofi nilai yang mendalam. Berbagai alasan muncul. Satu di antaranya sebab konon peci putih menyimbolkan kemurnian jiwa dan kebeningan hati.

Tak ayal peci putih telah menjadi identitas bangsa Indonesia itu sendiri, selain batik, di kancah Internasional. Tidak berlebihan kalau peci putih merupakan produk budaya khas bangsa Indonesia.

Page 25: KAMPUS MERDEKA;humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/... · tumbuh dengan sikap layaknya seorang pemimpin. Mahasiswa tidak lagi terpaku dengan apa yang ada di universitas

48