13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA KALIBRASI SPRAYER Oleh : Nama : Ervansyah D.S NIM : 115040201111183 Kelas : A Kelompok : A1 (Senin, 11.00) MINAT BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG 2015

Kalibrasi Sprayer New

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan gulma

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMAKALIBRASI SPRAYER

Oleh :Nama: Ervansyah D.SNIM: 115040201111183Kelas: AKelompok: A1 (Senin, 11.00)

MINAT BUDIDAYA PERTANIANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANMALANG2015

1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar. Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyakdilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukandengan cara-cara Preventif(pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan sistem budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi, dan Pengendalian gulma secara terpadu. Salah satunya dengan memahami kalibrasi sprayer untuk mengetaui jangkauan, waktu, kecepatan yang tepat dalam mengendalikan gulma1.2 Tujuan Praktikummengetahui cara kalibrasi spayer, menghitung kebutuhan larutan herbisida yang diperlukan untuk satuan luas tertentu. Serta mengetahui lebar efektif, debit nozzle dan kecepatan jalan.

2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Dasar Menghitung KalibrasiProses budidaya pertanian selalu memiliki korelasi dengan kegiatan pengendalian, baik hama, penyakit, gulma, dan lain-lain. Dalam proses pengendalian tersebut, umumnya petani menggunakan peralatan-perlatan dalam pelaksanaanya. Hal ini bergantung pada jenis pengendalian yang diaplikasikan. Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yg difungsikan sebagai penyebar karena memiliki kemampuan jangkauan penyebaran dan kerataan bahan ke tanaman yang merata. Jenis-jenis nozle juga beragam, tergantung volume keluaran cairan dan luasan jangkauan. Dalam penggunaanya didasarkan pada tujuan, misalkan untuk pengaplikasian herbisida yg sistemik, tidak diperlukan nozle yang jangkauan dan penyebaran tinggi(Sudarmo, 1997)2.2 Kalibrasi Alat SemprotAda dua metode praktis yang mudah diterapkan dalam melakukan kalibrasi alat semprot,yaitu metode luas dan metode waktu:1. Metode LuasMetode luas lebih mudah diterapkan untuk penyemprotan lahan berkala sempit atau pada tingkat petani yang biasanya menggunakan alat semprot punggung.Metode ini bertujuan untuk menentukan volume semprot.Syarat utama penerapan metode luas adalah tekanan dalam tangki dan kecepatan jalan operator harus konstan.2.Metode WaktuMetode waktu baru dapat dilakukan apabila sudah ditentukan volume semprotnya.Tujuam kalibrasi dengan menggunakan metode ini adalah untuk menentukan kecepatan jalan operator.Oleh karena itu,metode ini lebih mudah diterapkan apabila penyemprotan herbisida dilakukan dengan menggunakan boom sprayer atau dengan tractor (Nanik,2012).

2.3 Macam-macam alat semprot dan kegunaanya1.Knapsack Sprayer

Knapsack sprayeratau dikenal denganalat semprot punggung.Sprayerini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan.Prinsip kerjanya adalah:Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutanpestisidadalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan olehnozzlebidang sasaran semprot.Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun. Kapasitastangki knapsack sprayerbervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, danPB.2.MotorSprayer Sprayerjenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contohmotor sprayeradalahmist blowerpower sprayer, danboom sprayer.Keuntungan denngan menggunakanmotor sprayerterutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.Kelemahannya: Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal. Tidak dianjurkan padatanamanyang masih muda karena dikhawatirkandriftmerusak tanamanMotor sprayerharus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.3.CDA Sprayer

Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang menujunozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma. 2.4 Cara Aplikasi yang Harus DiperhatikanAda beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menaplikasikan sesuatu pestisida menurut Djojosumarto (2008), antara lain:1.Dosis Pestisida.Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan sasaran tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih.

2.Konsentrasi PestisidaKonsentrasi penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan sasaran tertentu.3.Volume SemprotVolume semprot adalah banyaknya larutan jadi pestisida yang digunakan untuk menyemprot sasaran tertentu per satuan luas atau per satuan individu tanaman.

3. BAHAN DAN METODE3.1 Waktu dan TempatWaktu pelaksanaan : Senin tanggal 27 April 2015 Tempat pelaksanaan : Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.3.2 Alat dan Bahan3.2.1 AlatSprayer : Sebagai tempat aplikasi herbisidaAlat tulis: Mencatat hasil praktikumKamera: Untuk dokumentasi praktikum3.2.2 Bahan Lahan bergulma: Area aplikasi herbisidaHerbisida post emergent: Sebagai bahan perlakuanAir: Untuk melarutkan herbisida

3.3 Membuat larutan herbisida dengan volume herbisida sebanyak 10 ml ke dalam 800 ml airLangkah Kerja

Semprotkan herbisida secara zigzag pada petak yang telah dibuat dengan luas 1 m2 tersebut pada lahan yang bergulma

Mencatat hasilnya dan melakukan dokumentasiHitung berapa putaran dan waktu yang diperlukan untuk menghabiskan herbisida tersebut

4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilPerhitungan Herbisida Kebutuhan Per Ha Keterangan: C= Curah/ debit liter per menitG= Lebar luas penyemprotanV= Volume AplikasiK= Kecepatan Aplikasi (m/menit)

Lebar luas penyemprotan = 60 putaran (60 m2)Waktu yang dibutuhkan= 16 menitKecepatan Aplikasi (m/menit)= 60/16 = 3,75 m/menitVolume Aplikasi= 800 ml = 0,8 literCurah/ debit liter per menit= Ditanyakan?Perhitungan :

= 0,18 liter/menit4.2 PembahasanBerdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh hasil debit liter per menit 0,18 liter. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengeluarkan volume larutan 800 ml, luas area semprot 60 m2 dengan kecepatan aplikasi diperlukan waktu dalam setiap menitnya mengeluarkan 0,18 liter per menit. Dalam hal ini nozzel sangat mempengaruhi, menurut Sukma, (1991) Salah satualat semprot yang digunakan, antara lain Knapsack Sprayer. Alat ini merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan. Alat ini hanya bisa untuk bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki antara 15-20 liter dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya jangkaunya sangat terbatas yaitu 2 meter.

5. KESIMPULANJumlah debit liter per menit yang dikeluarkan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh nozzel yang ada pada alat aplikasi. Selain itu faktor tekanan yang dihasilkan alat akan mempengaruhi luas area yang terkena larutan tersebut.

DAFTAR PUSTAKADjojosumarto, P. 2004.Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : KanisiusNanik,Prof.Dr.Ir,Dkk.2012.Panduan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma.Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Bandar LampungSukma,Y. dan Yakup, 1991.Gulma Dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.