101
TUGAS AKHIR KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH NAGARI PARAMBAHAN TANAH DATAR Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) IGA TRI AYU NINGRUM 1510024428007 YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN 2019

KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

TUGAS AKHIR

KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI

DAUR ULANG SAMPAH NAGARI PARAMBAHAN

TANAH DATAR

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

IGA TRI AYU NINGRUM

1510024428007

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

2019

Page 2: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

TUGAS AKHIR

KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR

ULANG SAMPAH NAGARI PARAMBAHAN

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Disusun Oleh :

IGA TRI AYU NINGRUM

1510024428007

Disetujui,

Dosen Pembimbing Yaumal Arbi, MT Nofriya, ST., M.Si

NIDN : 1007058407 NIDN : 1022118701

Ketua Program Studi Ketua STTIND Padang

Yaumal Arbi, MT H. Riko Ervil, MT

NIDN : 1007058407 NIDN : 1014057501

Page 3: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

Surat Pernyataan

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Iga Tri Ayu Ningrum

NPM : 151002448007

Program Studi : Teknik Lingkungan

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya susun dengan judul :

“Kajian Timbulan, Komposisi, dan Potensi Daur Ulang Sampah Nagari

Parambahan Tanah Datar”

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat skripsi

orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan

gelar kesarjanaannya).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Padang, September 2019

Pembuat Pernyataan

(Iga Tri Ayu Ningrum)

Page 4: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

“Kajian Timbulan, Komposisi, dan Potensi Daur Ulang Nagari Parambahan

Tanah Datar”. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan

dalam menyelesaikan jenjang perkuliahan Strata I Teknik Lingkungan Sekolah

Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

Rasa cinta dan bangga penulis persembahkan kepada Ayahanda, Ibunda, serta

saudara tercinta atas do’a dan semangat yang diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Riko Ervil, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang;

2. Bapak Yaumal Arbi, MT selaku Dosen Pebimbing 1 sekaligus Ketua

Program Studi Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang yang telah meluangkan banyak waktu dalam

memberikan bantuan moral, spiritual dan material sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tugas akhir ini;

3. Bapak Nofriya, ST,.M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

meluangkan banyak waktu dalam memberikan bantuan moral, spiritual dan

material sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini;

4. Dosen dan staff karyawan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND)

Padang;

5. Orang tua dari penulis yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat

penulis katakana, baik dari segi moril ataupun materil dalam mendukung

penyelesaian tugas akhir ini;

6. Teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan STTIND Padang

yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan dengan pahala

yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa tugas akhir ini masih jauh dari

Page 5: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

ii

sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi peningkatan di

masa depan. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan

ilmu pengetahuan dan masyarakat luas pada umumnya.

Padang, September 2019

Penulis

Page 6: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

i

ABSTRACT

Nagari Parambahan is a nagari located in Tanah Datar District of West Sumatra.

Nagari with a population of 2420 people has not implemented a good waste

management system, because they only collect garbage in front of the house and

then transport it once a week by officers. Then it is necessary to do a study to find

out the composition, characteristics, handling, and potential for recycling of

waste produced by the nagari. To find out solid waste generation and

composition, refer to SNI 19-3964-1994. From the results of data collection, the

number of solid waste generated in Nagari Parmbahan is 2.02 l/o/h domestic

waste, 1.58 l/o/h shop waste, 0.74 l/o/h office waste, and 1.57 school waste l/o/h

with the criteria for planning for 20 years a population projection is carried out.

In 2039 the population projection result using the least square method was 3156

inhabitants. For the projected solid waste generation in 2039, a solid waste

generation will be 3.37 l/o/h. The average amount of waste based on the

percentage of composition is 10% paper waste, 14% plastic, 60% food scraps,

cans or metals 4%, yard waste 10%, other waste 2%. Then the generation of wet

waste in the village of Parambah 6.78 m3, dry waste 3.07 m3, and other waste

0.74 m3. Potential for recycling waste is 4.34 m3 which can be composted, and

plastic waste that can be recycled is 0.89 m3. Fertilizers made using semi-

anaerobic composter can be used by farmers to reduce the use of chemical

fertilizers.

Keywords: Solid Waste, Composition, Characteristics and Potential Of Recycling

Page 7: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

i

ABSTRAK

Nagari Parambahan adalah sebuah nagari yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar

Sumatera Barat. Nagari dengan penduduk 2420 jiwa ini belum menerapkan sistem

pengelolaan sampah yang baik, karena mereka hanya mengumpulkan sampah di

depan rumah lalu diangkut sekali seminggu oleh petugas. Maka perlu dilakukan

kajian untuk mengetahui komposisi, karakteristik, penanganan, dan potensi daur

ulang sampah yang dihasilkan nagari tersebut. Untuk mengetahui timbulan

sampah dan komposisi sampah merujuk pada SNI 19- 3964-1994. Dari hasil

pengambilan data didapatkan jumlah timbulan sampah di Nagari Parmbahan yaitu

sampah domestik 2,02 l/o/h, sampah toko 1,58 l/o/h, sampah kantor 0,74 /o/h, dan

sampah sekolah 1,57 l/o/h dengan kriteria perencanaan selama 20 tahun maka

dilakukan proyeksi jumlah penduduk. Pada tahun 2039 penduduk hasil proyeksi

dengan menggunakan metoda least square sebanyak 3156 jiwa. Untuk proyeksi

timbulan sampah tahun 2039 didapatkan timbulan sampah 3,37 l/o/h. Rata-rata

jumlah sampah berdasarkan persentase komposisinya yaitu sampah kertas 10%,

plastik 14%, sisa makanan 60%, kaleng atau logam 4%, sampah halaman 10%,

sampah lainnya 2%. Maka timbulan sampah basah di nagari Parambahan 6,78 m3,

sampah kering 3,07 m3, dan sampah lainnya 0,74 m3. Potensi daur ulang sampah

sebesar 4,34 m3 yang dapat dijadikan kompos, dan sampah plastik yang dapat

didaur ulang 0,89 m3. Pupuk yang dibuat menggunakan komposter semi anaerob

bisa digunakan oleh para petani agar mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Kata Kunci : Persampahan, Timbulan, komposisi, karateristik dan potensi daur

ulang

Page 8: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

DAFTAR NOTASI .................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah ...................................................................... 2

1.4 Rumusan Masalah ................................................................... 3

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ......................................................................... 4

2.1.1 Umum ........................................................................... 4

2.1.2 Sumber Sampah ............................................................ 5

2.1.3 Klasifikasi Sampah ....................................................... 6

2.1.4 Proyeksi Penduduk ....................................................... 6

2.1.5 Komposisi Sampah ...................................................... 8

2.1.6 Timbulan Sampah ........................................................ 8

2.1.7 Daerah Pelayanan ........................................................ 10

2.1.8 Tingkat Pelayanan ....................................................... 11

2.1.9 Pengelolaan Sampah .................................................... 12

2.1.10 TPS 3R Berbasis Masyarakat ....................................... 13

2.1.11 Potensi daur Ulang Sampah ......................................... 16

2.1.12 Pengomposan ................................................................ 17

2.1.13 Aspek Pengaturan/Legalitas ......................................... 18

2.1.14 Aspek Pembiayaan ....................................................... 18

Page 9: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

iv

2.1.15 Aspek Institusi/Kelembagaan ....................................... 20

2.1.16 Aspek Peran Serta Masyarakat ..................................... 21

2.2 Kerangka Konseptual .............................................................. 22

2.2.1 Input ............................................................................... 23

2.2.2 Proses ............................................................................. 23

2.2.3 Output ............................................................................. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 24

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian .................................................... 24

3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................... 24

3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................ 24

3.3 Variabel Penelitian ................................................................... 24

3.4 Data dan Sumber Data.............................................................. 24

3.4.1 Data Primer ..................................................................... 24

3.4.2 Data Sekunder ................................................................ 25

3.4.3 Sumber Data ................................................................... 25

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 25

3.5.1 Studi Literatur ................................................................ 25

3.5.2 Studi Lapangan .............................................................. 25

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ............................. 26

3.6.1 Teknik Pengolahan Data ................................................ 26

3.6.2 Analisa Data ................................................................... 26

3.7 Kerangka Metodologi ............................................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proyeksi Penduduk ................................................................... 28

4.1.1 Metode Aritmatik ............................................................ 29

4.1.2 Metode Geometri ........................................................... 31

4.1.3 Metode Least Square ...................................................... 32

4.1.4 Perbandingan 3 Metode .................................................. 33

4.2 Hasil Pengambilan dan Pengukuran Sampling ........................ 36

4.3 Proyeksi Timbulan Sampah .................................................... 37

Page 10: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

v

4.4 Komposisi Sampah .................................................................. 44

4.5 Pengolahan ............................................................................... 45

4.6 Potensi Daur Ulang .................................................................. 49

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 54

5.2 Saran ......................................................................................... 54

Page 11: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tipikal Komposisi Sampah Pemukiman ................................. 8

Tabel 2.2 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi

Kota .......................................................................................... 10

Tabel 2.3 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber ................... 10

Tabel 4.1 Data Penduduk Tahun 2014-2019 ............................................ 28

Tabel 4.2 Perhitungan Metode Aritmatik ................................................. 29

Table 4.3 Perhitungan Metode Geometri ................................................. 31

Table 4.4 Perhitungan Metode Least Square............................................ 32

Tabel 4.5 Perbandingan Nilai r dan sd ..................................................... 31

Table 4.6 Perbandingan 3 Metode ............................................................ 34

Table 4.7 Proyeksi Penduduk ................................................................... 35

Table 4.8 Data Timbulan Sampah Nagari Parambahan ........................... 37

Table 4.9 Timbulan Sampah Domestik Nagari Parambahan ................... 38

Table 4.10 Timbulan Sampah Toko Nagari Parambahan .......................... 38

Table 4.11 Timbulan Sampah Kantor Nagari Parambahan ........................ 39

Table 4.12 Timbulan Sampah Sekolah Nagari Parambahan ...................... 39

Table 4.13 Jumlah Timbulan Sampah ........................................................ 40

Tabel 4.14 Proyeksi Timbulan Sampah Tahap I ........................................ 40

Table 4.15 Proyeksi Timbulan Sampah Tahap II ....................................... 41

Table 4.16 Proyeksi Timbulan Sampah Tahap III ..................................... 42

Table 4.17 Proyeksi Timbulan Sampah Tahap IV ..................................... 43

Table 4.18 Komposisi Sampah Nagari Parambahan .................................. 45

Table 4.19 Jumlah Sampah Berdasarkan Komposisi ................................. 45

Table 4.20 Persentase Sampah Nagari Parambahan Tahap I ..................... 46

Tabel 4.21 Pengomposan dan Daur Ulang Tahap I.................................... 46

Table 4.22 Persentase Sampah Nagari Parambahan Tahap II .................... 47

Tabel 4.23 Pengomposan dan Daur Ulang Tahap II .................................. 47

Table 4.24 Persentase Sampah Nagari Parambahan Tahap III .................. 48

Page 12: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

vii

Tabel 4.25 Pengomposan dan Daur Ulang Tahap III ................................. 48

Table 4.26 Persentase Sampah Nagari Parambahan Tahap IV .................. 48

Tabel 4.27 Pengomposan dan Daur Ulang Tahap IV ................................. 49

Tabel 4.28 Total Potensi Daur Ulang Sampah ........................................... 50

Tabel 3.29 Alat dan Bahan ......................................................................... 51

Page 13: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Paradigma Pengelolaan Sampah ......................................... 13

Gambar 2.2 Proses Daur Ulang ............................................................... 15

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual .......................................................... 22

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ...................................................... 27

Gambar 4.1 Grafik Data Awal Pertumbuhan Penduduk ........................ 28

Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Penduduk ................................................... 35

Gambar 4.3 Pengambilan dan Pengukuran Sampling ............................. 36

Gambar 4.4 Grafik Timbulan Sampah Tahap I ....................................... 41

Gambar 4.5 Grafik Timbulan Sampah Tahap II ...................................... 42

Gambar 4.6 Grafik Timbulan Sampah Tahap III .................................... 43

Gambar 4.7 Grafik Timbulan Sampah Tahap IV .................................... 44

Gambar 4.8 Detail Komposter Semi Anaerob ......................................... 50

Page 14: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

ix

DAFTAR NOTASI

Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

t = interval waktu tahun data (n-1)

Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mendatang

Tn = tahun perkiraan jumlah penduduk yang diinginkan

T0 = Tahun terakhir pencatatan data

Yn = Jumlah penduduk pada n tahun yang mendatang

n = Jumlah tahun proyeksi

r = ratio kenaikan penduduk rata-rata pertahun

a,b = Konstanta

X = Pertambahan tahun

Page 15: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat pertumbuhan penduduk berpengaruh pada volume sampah yang berasal

dari hasil konsumsi penduduk. Semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah

penduduk, pembangunan dan kegiatan industri maka sampah juga akan semakin

meningkat. Permasalahan sampah ini tidak dikelola dengan baik, maka akan

menyebabkan dampak negative bagi lingkungan, seperti pencemaran tanah, udara,

air, dan berkembangnya bakteri penyakit serta keindahan dan kebersihan

lingkungan akan rusak (Zahra and Damanhuri, 2011).

Permasalahan sampah harus diatasi dengan dibentuknya sistem pengelolaan

sampah dengan paradigma yang baru (Enri and Padmi, 2016). Sesuai dengan

Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan

sampah sejenis rumah tangga terdiri dari pengurangan dan penanganan sampah.

Undang-undang ini mengatur mengenai perubahan paradigma lama yang sistem

pengelolaan sampahnya yaitu kumpul, angkut lalu buang, sekarang akan merubah

paradigma baru dengan melakukan pengelolaan di sumber atau tempat

pengelolaan sampah berupa TPS (Tempah Pengolahan Sampah) menggunakan

metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) (Raharjo, Ihsan and Ruslinda, 2014).

Permasalahan pengelolaan sampah juga merupakan masalah yang sering

dikeluhkan oleh Walinagari Parambahan, Kabupaten Tanah Datar. Nagari dengan

jumlah penduduk 2420 orang (RPJM 2019 Nagari Parambahan). Jumlah

penduduk yang tinggi dan padat karena luas wilayah 499 Ha terpusat pada suatu

daerah, dan untuk satu wilayah nagari menimbulkan dampak bagi lingkungan

terutama masalah persampahan. Nagari Parambahan memiliki TPS dengan 1

kontainer kapasitas 6 m3, jadwal pengangkutan ke tempat pemrosesan akhir

(TPA) hanya 1 kali dalam satu minggu. Setiap hari TPS tersebut mendapat

kiriman sampah dari rumah-rumah penduduk di Parambahan dan sekitarnya

melebihi dari kapasitas kontainer yang tersedia. Sampah yang tidak terangkut

Page 16: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

2

menumpuk di TPS karena pada hari ke 4 sampah di kontainer sudah penuh,

sebagian sampah dibakar dan tumpukan sampah yang belum dibakar

menimbulkan bau busuk di sekitar TPS tersebut.

Komposisi sampah yang dihasilkan perlu diketahui agar permasalah persampahan

yang ada di Nagari Parambahan dapat diatasi. Data tentang komposisi sampah

sangat penting untuk pemilihan alternatif manajemen sampah seperti daur ulang

(E.S Sanneh et al, 2011). Daur ulang memegang perananan penting dalam

mengurangi jumlah sampah, memanfaatkan kembali material terbuang,

mengurangi beban lingkungan, dan meminimalisasi biaya pengelolaan sampah

kota (Dian Kasih et al, 2018) daur ulang juga dapat memberikan keuntungan

secara ekonomi bagi masyarakat (Dewilda and Darnas, 2013). Untuk mengetahui

potensi daur ulang sampah Nagari Parambahan dilakukanlah kajian mengenai

timbulan dan komposisi sampah untuk mengetahui potensi daur ulang di Nagari

parambahan

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Nagari Parambahan belum melakukan penanganan untuk mengolah

sampah;

2. Frekuensi pengangkutan belum optimal karena masih banyaknya tumpukan

sampah di Nagari Parambahan sebelum dilakukan pengangkutan ke TPA.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Nagari Parambahan;

2. Mengkaji timbulan dan komposisi sampah untuk mengetahui potensi daur

ulang sampah di Nagari Parambahan.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa timbulan sampah yang ada di Nagari Parambahan?

2. Berapa komposisi sampah yang ada di Nagari Parambahan?

3. Bagaimana cara menentukan potensi untuk daur ulang sampah di Nagari

Parambahan.

Page 17: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

3

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung timbulan sampah Nagari Parambahan

2. Mengkaji komposisi sampah Nagari Parambahan

3. Mengolah sampah domsetik dan non domestik untuk mendapatkan potensi

daur ulang sampah dengan periode desain 20 tahun.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan

bagi publik untuk mengolah kembali sampah yang mereka hasilkan di Nagari

Parambahan.

2. Bagi Praktis

Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan

kedalam bentuk penelitian, meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

menganalisa dan memecahkan suatu permasalahan, menambah wawasan dan

pengetahuan.

3. Bagi Akademis

Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi

mahasiswa yang membacanya. Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk

pembuatan jurnal dan pedoman bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

dibidang yang sama dengan yang peneliti lakukan.

Page 18: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Umum

Menurut Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,

sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat. Selanjutnya yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah

sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan

pengelolaan khusus.

Sampah merupakan buangan padat atau setengah padat terdiri dari zat organik

dan zat anorganik yang kehadirannya tidak diinginkan atau tidak berguna

oleh masyarakat. Setiap aktivitas manusia menghasilkan sampah, dengan

bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan sampah yang dihasilkan

semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah sampah mulai mengganggu

baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan yang

menyebabkan tercemarnya tanah, air dan udara. Oleh sebab itu sampah

tersebut perlu pengelolaan khusus agar tidak membahayakan kesehatan

manusia, lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Pengelolaan

persampahan dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang

mengontrol jumlah timbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, transfer dan

transport, daur ulang, serta pembuangan sampah dengan memperhatikan

faktor kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konservasi lingkungan,

estetika, dan pertimbangan lingkungan lainnya (Tchobanoglous, 1993).

Sampah menurut SNI 19-2452 tahun 2002 tentang Tata Cara Pengelolaan

Teknik Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat

terdiri atas zat organik dan zat anorganik yang tidak berguna lagi dan harus

dikelola agar tidak mengganggu lingkungan dan melindungi investasi

pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah

Page 19: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

5

dapur), daun-daunan, ranting, karton/kertas, plastik, kain bekas, kaleng-

kaleng, debu sisa penyapuan dan sebagainya.

Definisi sampah cukup bervariasi apabila didasarkan pada tidak adanya lagi

kegunaan atau nilai dari material yang ada pada sampah tersebut. Sampah

adalah produk samping dari aktivitas manusia. Secara fisik sampah

mengandung material atau bahan-bahan yang sama dengan produk yang

digunakan sebelumnya, yang membedakannya hanya kegunaan dan nilainya.

Penurunan nilai pada banyak kasus, tergantung pada tercampurnya material-

material tersebut dan seringkali karena ketidaktahuan untuk memanfaatkan

kembali material itu. Upaya pemilahan umumnya dapat menaikkan kembali

nilai dari sampah. Dengan adanya pemilahan, maka akan ada upaya

pemanfaatan kembali material daur ulang yang ada di dalam sampah.

2.1.2 Sumber Sampah

Secara praktis sumber sampah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu

(Damanhuri dan Padmi, 2016):

1. Sampah dari permukiman, atau sampah rumah tangga

2. Sampah dari non-permukiman yang sejenis sampah rumah tangga, seperti

dari pasar, daerah komersial, dsb.

Sampah dari kedua jenis sumber ini dikenal sebagai sampah domestik.

Sedangkan sampah non-domestik adalah sampah atau limbah yang bukan

sejenis sampah rumah tangga, misalnya limbah dari proses industri.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam pengelolaan sampah kota di

indonesia, sumber sampah kota dibagi berdasarkan :

1. Permukiman atau rumah tangga dan sejenisnya;

2. Pasar;

3. Kegiatan komersial seperti pertokoan;

4. Kegiatan perkantoran;

5. Hotel dan restoran;

6. Kegiatan dari institusi seperti industri, rumah sakit, untuk sampah yang

sejenis sampah permukiman;

7. Penyapuan jalan;

Page 20: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

6

8. Taman-taman.

2.1.3 Klasifikasi Sampah

Klasifikasi sampah menurut Permen PU Nomor 03/PRT/M/2013 tentang

Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan

Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dibagi

menjadi 5 (lima) jenis sampah yang terdiri atas :

1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah

bahan berbahaya dan beracun, antara lain kemasan obat serangga,

kemasan oli, kemasan obat-obatan, obat-obatan kadarluarsa, peralatan

listrik dan peralatan elektronik rumah tangga;

2. Sampah yang mudah terurai, antara lain sampah yang berasal dari

tumbuhan, hewan, dan/atau bagian-bagiannya yang dapat terurai oleh

makhluk hidup lainnya dan/atau mikroorganisme seperti sampah

makanan dan serasah;

3. Sampah yang dapat digunakan kembali merupakan sampah yang dapat

dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses pengolahan antara lain kertas

kardus, botol minuman dan kaleng;

4. Sampah yang dapat didaur ulang merupakan sampah yang dapat

dimanfaatkan kembali setelah melalui proses pengolahan antara lain sisa

kain, plastik, kertas dan kaca;

5. Sampah lainnya merupakan residu.

2.1.4 Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk bisa dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode aritmatik,

metode geometri, dan metode least square.

1. Perhitungan Metode Aritmatik

Rumus untuk mengetahui nilai Ka dan Pn

Ka =Pt−P0

𝑇 .................................................................................... (2.1)

Pn = Pt + Ka (Tn-To) ..................................................................... (2.2)

Keterangan Rumus:

Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data

P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun

Page 21: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

7

t = interval waktu tahun data (n-1)

Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mendatang

Tn = tahun perkiraan jumlah penduduk yang diinginkan

T0 = Tahun terakhir pencatatan data

2. Perhitungan Metode Geometri

Rumus yang digunakan:

Yn = 𝑃𝑡(1𝑟)𝑋𝑖 .............................................................................. (2.3)

r = (𝑃𝑡

𝑃0)

1

𝑡− 1 ............................................................................. (2.4)

Keterangan:

Yn = Jumlah penduduk pada n tahun yang mendatang

P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun data

Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data

n = Jumlah tahun proyeksi

r = ratio kenaikan penduduk rata-rata pertahun

t = Interval waktu tahun data (n-1)

3. Perhitungan Metode Least Square

Rumus yang digunakan:

𝑌𝑛 = 𝑎 + 𝑏 × 𝑋 ............................................................................ (2.5)

𝑎 =(∑ 𝑌×∑ 𝑋2)−(∑ 𝑋×𝑋𝑌)

(𝑛×∑ 𝑋2)−(∑ 𝑋)2 ................................................................. (2.6)

𝑏 =(𝑛×∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋×∑ 𝑌)

(𝑛×∑ 𝑋2)−(∑ 𝑋)2 ................................................................... (2.7)

Keterangan:

Yn = Jumlah penduduk pada waktu n tahun mendatang

a,b = Konstanta

X = Pertambahan tahun

n = Jumlah data

Page 22: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

8

2.1.5 Komposisi Sampah

Dengan mengetahui komposisi sampah, dapat ditentukan cara pengolahan

yang tepat dan efisien sehingga dapat diterapkan proses pengolahannya.

Tipikal komposisi sampah didasarkan atas tingkat pendapatan. Berikut cara

menentukan komposisi sampah :

Komposisi sampah = berat komponen sampah

berat total×100% ................................ (2.8)

Tabel 2.1

Tipikal Komposisi Sampah Pemukiman (% Berat Basah)

Komposis Pemukiman

Low Income

Pemukiman

Midle Income

Pemukiman

High Income

Kertas 1-10 15-40 15-40

Kaca, keramik 1-10 1-10 4-10

Logam 1-5 1-5 3-13

Plastik 1-5 2-6 2-10

Kulit, karet 1-5 - -

Kayu 1-5 - -

Tekstil 1-5 2-10 2-10

Sisa Makanan 40-85 20-65 20-50

Lain-lain 1-40 1-30 1-20

Sumber : Damanhuri dan Padmi,2010

Beberapa faktor yang mempengaruhi komposisi sampah antara lain :

1. Cuaca;

2. Frekuensi pengumpulan;

3. Musim;

4. Tingkat sosial ekonomi;

5. Pendapatan perkapita;

6. Kemasan produk.

2.1.6 Timbulan Sampah

Page 23: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

9

Timbulan sampah menurut SNI 19-2454 tahun 2002 adalah banyaknya

sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat

per kapita per hari, atau perluas bangunan atau perpanjang jalan.

Timbulan sampah yaitu jumlah atau banyaknya sampah yang dihasilkan

setiap orang per hari di suatu daerah. Jumlah timbulan sampah biasanya

berhubungan dengan (Damanhuri dan Padmi, 2010):

1. Pemilihan peralatan, misalnya: alat pengumpulan, pengangkutan;

2. Perencanaan rute pengangkutan;

3. Fasilitas unit daur ulang;

4. Luas dan jenis TPA.

Prakiraan rata-rata timbulan sampah merupakan langkah awal yang

dilakukan dalam pengelolaan sampah. Satuan timbulan sampah biasanya

dinyatakan dalam satuan skala kuantitas per orang atau per unit bangunan dan

lain sebagainya. Pada kota di negara berkembang, dalam memperhitungkan

besaran timbulan sampah, baiknya perlu diperhitungkan adanya faktor

pendauran ulang sampah mulai dari sumber sampah hingga sampai di TPA.

Timbulan sampah dinyatakan dalam :

1. Satuan berat : kilogram per orang per hari (Kg/o/h) atau kilogram per

meter persegi bangunan per hari (Kg/m2/h) atau kilogram per tempat

tidur per hari (Kg/tt/h).

2. Satuan volume : liter/orang/hari (L/o/h) atau liter per meter persegi

bangunan per hari (L/m2/h).

Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan di Nagari Parambahan,

didapat hasil perhitungan berat jenis sampah, timbulan sampah dan komposisi

sampah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Faktor Koreksi = (Senin 1 +Senin 2)

2

Senin 1 ...................................................... (2.9)

Timbulan sampah per tahun = Qt/P ..................................................... (2.10)

Besaran timbulan sampah menurut SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi

Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia

Page 24: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

10

berdasarkan klasifikasi kota dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan timbulan

sampah berdasarkan sumber dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.2

Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota

No Klasifikasi

Kota

Satuan

Volume

(L/o/h)

Berat

(Kg/o/h)

1 Kota sedang 2,75 – 3,25 0,70 – 0,80

2 Kota kecil 2,5 -2,75 0,625 – 0,70

Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 1995

Tabel 2.3

Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber

No Komponen Sumber

Sampah

Satuan Volume (L) Berat (Kg)

1 Rumah permanen Per o/h 2,25 – 2,50 0,35 – 0,40

2 Rumah semi permanen Per o/h 2,00 – 2,25 0,30 – 0,35

3 Rumah non permanen Per o/h 1,75 – 2,00 0,25 – 0,35

4 Kantor Per pegawai/h 0,50 – 0,75 0,025 – 0,10

5 Toko/Ruko Per petugas/h 2,50 – 3,00 0,15 – 0,35

6 Sekolah Per murid/h 0,10 – 0,15 0,01 -0,02

7 Jalan Arteri Per m/h 0,10 – 0,15 0,02 – 0,10

8 Jalan Kolektor Per m/h 0,10 – 0,15 0,01 – 0,05

9 Jalan Lokal Per m/h 0,10 – 1,50 0,005 – 0,025

10 Pasar Per m2/h 0,10 – 0,60 0,10 – 0,30

Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 1995

2.1.7 Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan merupakan daerah yang berada dalam tanggung jawab

pengelola sebuah kota, yang dilayani pengolahan sampahnya, paling tidak

sampah didaerah tersebut diangkut menuju pengolahan atau pemrosesan

akhir. Daerah yang tidak dilayani diharapkan menangani sampahnya

Page 25: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

11

secara tuntas baik secara individu, maupun secara komunal. Beberapa

pertimbangan yang biasa digunakan di Indonesia adalah :

1. Daerah dengan kepadatan rendah, dianggap masih memiliki daya dukung

lingkungan yang tinggi;

2. Daerah dengan tingkat kepadatan diatas 50 jiwa/ha perlu mendapatkan

pelayanan persampahan karena penerapan pola penanganan sampah

setempatkan berpotensi menimbulkan gangguan lingkungan;

3. Prioritas daerah pelayanan dimulai dari daerah pusat kota, daerah

komersial, pemukiman dengan kepadatan tinggi, daerah pemukiman

baru, kawasan strategis atau kawasan andalas;

4. Pengembangan daerah pelayanan diarahkan dengan menerapkan model

“rumah tumbuhan” yaitu pengembangan ke wilayah yang berdekatan

atau berbatasan langsung dengan daerah wilayah yang telah mendapat

pelayanan.

Berdasarkan penentuan skala kepentingan daerah pelayanan, frekuensi

pelayanan dapat dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut

(Damanhuri dan Padmi, 2010) :

1. Kondisi 1: wilayah dengan pelayanan intensif, adalah daerah dijalan

protokol, pusat kota, kawasan pemukiman tidak teratur, dan daerah

komersial;

2. Kondisi 2: wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan

pemukiman teratur;

3. Kondisi 3: wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran

kota;

4. Kondisi 4: wilayah tanpa pelayanan, misalnya karena lokasinya

terlalu jauh, dan belum terjangkau oleh truk pengangkut sampah.

2.1.8 Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan merupakan tinjauan kemampuan terhadap pengelola kota

untuk menyediakan pelayanan kebersihan kepada masyarakat, baik secara

kuantitas maupun kualitas. Dalam pengelolaan sampah skala kota, guna

Page 26: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

12

menentukan tingkat pelayanan pengelolaan sampah di kota tersebut,

digunakan dua indikator utama, yaitu :

1. Persentase jumlah penduduk kota dan sarana lain yang memperoleh

pelayanan dari sistem;

2. Persentase timbulan sampah yang dapat dikelola oleh pengelola

sampah tingkat kota.

Menurut Damanhuri dan Padmi (2010) dalam merancang sistem

pengelolaan sampah, maka persentase pelayanan setiap sumber sampah perlu

ditentukan, yang didasarkan atas kondisi saat ini serta kemampuan sistem itu

sendiri, misalnya:

1. Pelayanan bagi lingkungan permukiman saat ini baru mencapai

40%. Maka dalam 5 tahun ke depan diproyeksikan menjadi 50%, dan 10

tahun ke depan diproyeksikan menjadi 75%

2. Pelayanan di daerah jalan protokol, pasar, rumah sakit, hotel, taman

kota, perkantoran, dan fasilitas umum mendapat prioritas utama

misalnya ditargetkan menjadi 100%.

2.1.9 Pengelolaan Sampah

Menurut Damanhuri dan Padmi (2010) Pengelolaan persampahan

mempunyai beberapa tujuan mendasar, meliputi :

1. Meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat;

2. Menyelamatkan berbagai sumber daya alam, terutama air dari kerusakan

dan penurunan kualitasnya;

3. Menyelamatkan/ melindungi investasi pembangunan prasarana dan

sarana sosial ekonomi.

Menurut Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,

terdapat dua kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu :

1. Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan

terjadinya sampah (R1), guna ulang (R2), dan daur ulang (R3);

2. Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari :

a. Pemilahan : dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah

sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah;

Page 27: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

13

b. Pengumpulan : dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah

dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah terpadu;

c. Pengangkutan : dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau

dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat

pengolahan sampah terpadu;

d. Pengolahan : dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan

jumlah sampah.

Pengelolaan sampah mengalami perubahan, paradigma, dari orientasi

kumpul, angkut dan buuang menjadi lebih berorientasi kepada pengurangan

sampah semaksimal mungkin di sumber sebelum di angkut ke TPA. Sehingga

rangkaian pengelolaan tidak hanya bertumpu pada proses di TPA tetapi

banyak menekankan pengelolaan dari sumber sampah. Dengan harapan telah

terjadi pemilahan sampah dari awal, kemudian dilanjutkan dengan proses

daur ulang menjadi barang yang bermanfaat, dan akhirnya hanya residu dan

sisa sampah saja yang diangkut ke TPA. Paradigma pengelolaan sampah

dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Kemen PU,2015)

Gambar 2.1

Paradigma Pengelolaan Sampah

Sumber : Kemen PU,2015

PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU

SAMPAH

Kumpul

Angkut

Buang

Reduce

SAMPAH

RESIDU

Angkut

Pengolahan atau Pemrosesan Akhir Sampah (TPA/Landfill)

Reuse Recycle

Page 28: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

14

2.1.10 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat

Menurut Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya

tahun 2014 tentang Tata Cara Penyelenggaran Umum Tempat Pengolahan

Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Pemukiman,

Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat

merupakan pola pendekatan dalam pengelolaan sampah yang berorientasi

pada penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan upaya pengurangan

timbulan sampah dengan mendorong penggunaan barang-barang yang dapat

digunakan kembali dan dapat didekomposisi secara biologi (biodegradable)

serta penerapan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat

tidak hanya menyangkut masalah sosial dalam rangka mendorong perubahan

sikap dan pola pikir masyarakat akan pengelolaan sampah yang ramah

lingkungan dan berkelanjutan tetapi juga menyangkut pengaturan

(manajemen) yang tepat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah.

Pada prinsipnya, penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R

Berbasis Masyarakat diarahkan pada konsep Reduce (mengurangi), Reuse

(menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang), dimana dilakukan upaya

untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya dengan pemanfaatan

sampah organik sebagai bahan baku kompos dan komponen non organik

sebagai bahan sekunder kegiatan industri seperti plastik, kertas, logam, gelas

dan lain-lain.

1. Reduce

Reduce atau reduksi sampah merupakan upaya untuk mengurangi

timbulan sampah dilingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan

sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat melakukan

upaya reduksi sampah dengan cara merubah pola hidup konsumtif,

yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak

sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah.

2. Reuse

Page 29: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

15

Reuse berarti mengunakan kembali bahan atau material agar tidak

menjadi sampah tanpa melalui proses pengelolaan. Upaya reuse lebih

dekat pada upaya mengurangi jumlah sampah.

3. Recycle

Recycle berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna

(sampah) menjadi bahan lain setelah melalui proses pengelolaan.

Tahapan upaya recycle dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Proses Daur Ulang

Sumber : Francheti,Mathew J,2009

Kriteria Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (Kemen PU, 2014):

1. Lokasi

a. Luas TPS 3R bervariasi. Untuk kawasan perumahan baru (cakupan

pelayanan 2000 rumah) diperlukan TPS 3R dengan luas 1000 m2.

Sedangkan untuk cakupan pelayanan skala RW (200 rumah),

diperlukan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dengan luas 200 -

500 m2;

b. TPS 3R dengan luas 1000 m2 dapat menampung sampah dengan atau

tanpa proses pemilahan sampah di sumber;

PEWADAHAN PENGUMPULAN

PEMILAHAN

Material daur ulang

dipisahkan dari aliran

sampah

PEMBUANGAN

Sampah non daur ulang

masuk kembali ke aliran

sampah kota

PEMASARAN

Barang bermanfaat yang

berbahan baku material daur

ulangdijual kembali kepasar

PEMROSESAN

Material daur ulang diproses

menjadi bahan baku selan-

jutnya diproses kembali

menjadi barang bermanfaat

Page 30: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

16

c. TPS 3R dengan luas < 500 m2 hanya dapat menampung sampah

dalam keadaan terpilah (50%) dan sampah campur 50 %;

d. TPS 3R dengan luas < 200 m2 sebaiknya hanya menampung

sampah tercampur 20 %, sedangkan sampah yang sudah terpilah 80

%.

2. Fasilitas Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R

Fasilitas TPS 3R meliputi wadah komunal, areal pemilahan, areal

composting (kompos dan kompos cair), dan dilengkapi dengan

fasilitas penunjang lain seperti saluran drainase, air bersih, listrik,

barrier (pagar tanaman hidup) dan gudang penyimpan bahan daur

ulang maupun produk kompos serta biodigester (opsional).

3. Daur Ulang

Daur Ulang Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas,

plastik dan logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan untuk

mendapatkan kualitas bahan daur ulang yang baik, pemilahan

sebaiknya dilakukan sejak di sumber. Pemasaran produk daur ulang

dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pihak penampung atau

langsung dengan industri pemakai. Daur ulang sampah B3 rumah

tangga (terutama batu baterai dan lampu neon bekas) dikumpulkan

untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan perundangan

yang berlaku (PP 101/2014 tentang pengelolaan sampah B3). Daur ulang

kemasan plastik (air mineral, minuman dalam kemasan, mie instan

dan lain-lain) sebaiknya dimanfaatkan untuk barang-barang kerajinan

atau bahan baku lain.

4. Pembuatan Kompos

Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah

dapur (terseleksi) dan daun potongan tanaman. Metode pembuatan

kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan

open windrow dan caspary. Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap

produk kompos secara acak dengan parameter warna, C/N rasio, kadar

NPK dan logam berat. Dalam pengecekan analisa kualitas produk

Page 31: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

17

kompos, bisa bekerja sama dengan laboratorium tanah yang ada di

universitas atau milik instansi pemerintah setempat. Pemasaran

produk kompos dapat bekerja sama dengan pihak koperasi dan dinas

(Kebersihan, Pertamanan, Pertanian dan lain-lain).

2.1.11 Potensi Daur Ulang Sampah

Potensi daur ulang adalah kemampuan yang ada dalam komponen sampah

yang dapat dikembangkan untuk proses pengolahan sampah yang

menghasilkan produk baru. Macam-macam sampah yang dapat didaur ulang

adalah kertas, plastik, kaca, logam non ferrous, logam ferrous, sampah kayu,

sampah halaman, sisa makanan, sampah konstruksi dan pemugaran, oli bekas,

ban bekas, baterai aki, dan baterai rumah tangga. Sedangkan sampah karet,

tekstil, dan sampah lain-lain termasuk sampah yang tidak berpotensi daur

ulang. Pengolahan sampah untuk sampah basah adalah pengomposan

sedangkan sampah kering berupa daur ulang. Sampah yang tidak bisa didaur

ulang dengan cara pengomposan atau proses daur ulang maka akan diolah di

TPA dengan cara penimbunan (landfilling). Penentuan potensi daur ulang

sampah dengan melakukan pemilahan sampah-sampah yang dapat didaur

ulang dari sampah yang telah dipisahkan menurut komposisinya dan

ditimbang beratnya (Raharjo dan Geovani, 2015).

2.1.12 Pengomposan

Secara sederhana pengertian pengomposan adalah proses penguraian materi

organic yang kompleks secara biologis oleh konsorsium mikroorganisme

dengan menghasilkan materi organik yang sederhana dan relatif stabil

menyerupai humus dalam kondisi yang terkendali. Teknologi pengomposan

sudah begitu berkembang, mulai dari sistem terbuka hingga sistem tertutup

dengan menggunakan injeksi udara. Reaktor yang digunakan untuk proses

pengomposan juga beragam, seperti reaktor menara tegak, reaktor horizontal,

dan lain-lain, namun prinsip-prinsip dasarnya adalah sama. Hasil kajian

BPPT terhadap teknologi pengomposan yang paling tepat untuk Indonesia

berdasarkan kondisi iklim, ekonomi dan sosial budaya, adalah sistem terbuka

(open window) atau modifikasinya (Sahwan, 2010). Pengomposan adalah

Page 32: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

18

penguraian bahan organik secara biologis, khususnya oleh mikroorganisme

yang memanfaatkan bahan organik tersebut sebagai sumber energi. Prinsip

dasar dalam membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses

alamiah agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi

membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup,

mengatur aerasi dan penambahan aktivator pengomposan. Fungsi utama

kompos adalah membantu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah,

yaitu (Kemen PU, 2014):

1. Sifat fisik kompos antara lain dapat menggemburkan tanah, penggunaan

kompos pada tanah akan meningkatkan jumlah rongga sehingga tanah

menjadi gembur.

2. Sifat kimia tanah yang mampu dibenahi dengan menggunakan kompos

adalah meningkatkan Kapasitas tukar Kation pada tanah dan dapat

meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.

3. Sifat biologi tanah, kompos dapat meningkatkan populasi

mikroorganisme dalam tanah

2.1.13 Aspek Pengaturan/ Legalitas

Aspek pengaturan didasarkan atas kenyataan bahwa negara Indonesia adalah

negara hukum, dimana sendi-sendi kehidupan bertumpu pada hukum yang

berlaku. Manajemen persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan

dan dasar hukum, seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan

restribusi, keterlibatan masyarakat, dan sebagainya (Damanhuri dan Padmi,

2010). Peraturan yang diperlukan dalam penyelengaraan sistem pengelolaan

sampah di perkotaan antara lain adalah mengatur tentang (Damanhuri dan

Padmi, 2010):

1. Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan persampahan;

2. Rencana induk pengelolaan sampah kota;

3. Bentuk lembaga dan organisasi pengelola;

4. Tata cara penyelengaraan pengelolaan;

5. Tarif jasa pelayanan atau retribusi;

Page 33: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

19

6. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranya kerjasama antar

daerah atau kerjasama dengan pihak swasta.

2.1.14 Aspek Pembiayaan

Aspek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar roda sistem

pengelolaan persampahan di kota tersebut dapat bergerak dengan lancar.

Diharapkan bahwa sistem pengelolaan persampahan di Indonesia akan

menuju pada 'pembiayaan sendiri, termasuk disini dengan pembentukan

perusahaan daerah. Sektor pembiayaan ini menyangkut beberapa aspek,

seperti (Damanhuri dan Padmi, 2010):

1. Proporsi APBN/APBD pengelolaan sampah, antara retribusi dan biaya

pengelolaan sampah;

2. Proporsi komponen biaya tersebut untuk gaji, transportasi, pemeliharaan,

pendidikan dan pengembangan serta administrasi;

3. Proporsi antara retribusi dengan pendapatan masyarakat;

4. Struktur dan penarikan retribusi yang berlaku.

Retribusi persampahan merupakan bentuk konkrit partisipasi masyarakat

dalam membiayai program pengelolaan persampahan. Bentuk penarikan

retribusi dibenarkan bila pelaksananya adalah badan formal yang diberi

kewenangan oleh pemerintah (Damanhuri dan Padmi, 2010). Besar retribusi

persampahan didasarkan pada besarnya biaya operasional pengelolaan

persampahan. Di Indonesia besar retribusi yang dapat ditarik dari masyarakat

setiap rumah tangga besarnya ± 0,5% dan maksimal 1% dari penghasilan per

rumah tangga per bulannya (Kemen PU, 2014). Pembiayaan dalam

pengelolaan persampahan meliputi (Kemen PU, 2014):

1. Sumber dana yang dipergunakan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan

persampahan kota;

2. Besarnya anggaran yang diterima dan besarnya biaya yang harus

dikeluarkan untuk pengelolaan sampah (biaya operasional dan

pemeliharaan);

3. Sumber dana pengelolaan persampahan kota berasal dari :

a. APBN;

Page 34: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

20

b. APBD I dan II;

c. Pembayaran Retribusi pelayanan kebersihan;

d. Usaha Daur Ulang dan Pengkomposan ( UDPK ).

Masalah-masalah umum yang dihadapi dalam pembiayaan persampahan

adalah antara lain (Kemen PU, 2014):

1. Retribusi yang terkumpul pada umumnya belum sebanding dengan biaya

operasional dan pemeliharaan juga investasi yang ditanamkan pada

sektor ini;

2. Anggaran pembangunan di daerah sering terbentur pada skala prioritas,

karena kadangkala pembangunan di sektor persampahan kuarang

mendapat prioritas, hal ini disebabkan karena kurang dipahaminya

masalah limbah padat/sampah dalam kaitannya dengan kesehatan

lingkungan dan kebersihan lingkungan;

3. Institusi pengelola kebersihan tidak berhak mengelola dana sendiri,

karena adanya faktor kewenangan dan struktur organisasi yang ada pada

saat ini;

4. Penyusunan tarif retribusi seringkali tidak didasarkan pada metode yang

benar.

2.1.15 Aspek Institusi/ Kelembagaan

Aspek organisasi dan manajemen merupakan suatu kegiatan yang multi

disiplin yang bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut

aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, dan kondisi fisik wilayah kota, dan

memperhatikan pihak yang dilayani yaitu masyarakat kota. Perancangan dan

pemilihan bentuk organisasi disesuaikan dengan (Damanhuri dan Padmi,

2010):

1. Peraturan pemerintah yang membinanya;

2. Pola sistem operasional yang diterapkan;

3. Kapasitas kerja sistem;

4. Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani.

Kebijakan yang diterapkan di Indonesia dalam mengelola sampah kota secara

formal adalah seperti yang diarahkan oleh Departemen Permukiman dan

Page 35: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

21

Prasarana Wilayah sebagai departemen teknis yang membina pengelola

persampahan perkotaan di Indonesia. Bentuk institusi pengelolaan

persampahan kota yang dianut di Indonesia (Damanhuri dan Padmi, 2010):

1. Seksi Kebersihan di bawah satu dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum

(PU) terutama apabila masalah kebersihan kota masih bisa ditanggulangi

oleh suatu seksi dibawah dinas tersebut;

2. Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) di bawah suatu dinas, Dinas PU

terutama apabila dalam struktur organisasi belum ada seksi khusus

dibawah dinas yang mengelola;

3. Dinas Kebersihan akan memberikan percepatan dan pelayanan pada

masyarakat dan bersifat laba. Dinas ini perlu dibentuk karena aktivitas

dan volume pekerjaan yang sudah meningkat;

4. Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan, merupakan organisasi pengelola

yang dibentuk bila permasalahan di kota tersebut sudah cukup luas dan

kompleks. Pada prinsipnya perusahaan daerah ini tidak lagi disubsidi

oleh pemerintah daerah (Pemda), sehingga efektivitas penarikan

restribusi akan lebih menentukan. Bentuk ini sesuai untuk kota

metropolitan.

2.1.16 Aspek Peran Serta Masyarakat

Tanpa adanya partisipasi masyarakat penghasil sampah, semua program

pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan

kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam

kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku

yang sesuai dengan tujuan program itu. Hal ini antara lain menyangkut

(Damanhuri dan Padmi, 2010):

1. Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah

yang tertib dan teratur;

2. Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat;

3. Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.

Page 36: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

22

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pengelolaan Sampah, bentuk peran masyarakat dalam pengelolaan

sampah meliputi :

1. Menjaga kebersihan lingkungan;

Peningkatan peran masyarakat dilaksanakan dengan cara sosialisasi,

mobilisasi, kegiatan gotong royong dan pemberian insentif.

2. Aktif dalam kegiatan pengurangan, pengumpulan, pemilahan,

pengangkutan dan pengolahan sampah;

Peningkatan peran masyarakat dilaksanakan dengan cara

mengembangkan informasi peluang usaha di bidang persampahan dan/

atau pemberian insentif.

3. Pemberian saran, usul, pengaduan, pertimbangan dan pendapat dalam

upaya peningkatan pengelolaan sampah di wilayahnya.

Peningkatan peran masyarakat dilaksanakan dengan cara penyediaan

media komunikasi, aktif dan secara cepat memberi tanggapan serta

melakukan jaring pendapat aspirasi masyarakat.

Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan persampahan, yaitu antaranya (Damanhuri dan Padmi, 2010):

1. Tingkat penyebaran penduduk yang tidak merata;

2. Belum melembagakan keinginan dalam masyarakat untuk menjaga

lingkungan;

Page 37: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

23

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini terdiri dari input, proses dan output yang merupakan

data-data kebutuhan penelitian dan proses pengumpulan data lapangan yang

dilakukan pada saat penelitian serta hasil analisis data.

Input Proses Output

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.2.1 Input

Input terdiri dari data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini, berikut data

yang dibutuhkan :

1. Data Primer

a. Menghitung proyeksi penduduk 20 tahun mendatang

b. Menghitung timbulan dan komposisi sampah

2. Data sekunder

a. Data kondisi sistem pengelolaan sampah

b. Data jumlah penduduk di Nagari Parambahan

2.2.2 Proses

Pada bagian proses ini melakukan survey lapangan dan mengamati

bagaimana sistem yang diterapkan saat ini di Nagari Parambahan, serta

Data primer

a. Menghitung

proyeksi

penduduk

b. Menghitung

timbulan dan

komposisi sampah

Data sekunder

a. Data kondisi

sistem

pengelolaan

sampah

b. Data jumlah

penduduk di

Nagari

Parambahan

Melakukan survey

lapangan dan

mengamati

bagaimana sistem

yang diterapkan

saat ini di Nagari

Parambahan,

menghitung

timbulan sampah,

dan komposisi

sampah untuk

mengetahui

potensi daur ulang

sampah Nagari

Parambahan

Mengkaji

timbulan, dan

komposisi

sampah, untuk

mendapatkan

potensi daur

ulang sampah

dengan kriteria

desain 20 tahun

Page 38: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

24

menghitung timbulan sampah untuk mengetahui potensi daur ulang sampah

di Nagari Parambahan.

2.2.3 Output

Output adalah hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu Mengkaji

komposisi, karakteristik, penanganan sampah untuk mendapatkan potensi

daur ulang sampah dengan kriteria desain 20 tahun

Page 39: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positive digunakan untuk penelitian pada populasi atau sampel tertentu (Sugiyono,

2012).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Parambahan, Kecamatan Lima Kaum,

Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2019 sampai dengan Bulan

Agustus 2019.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

seorang peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Maka variabel dari

penelitian ini adalah mengkaji komposisi dan karakteristik sampah Nagari

Parambahan untuk mendapatkan potensi daur ulang sampah dengan periode

desain 20 tahun.

3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang paling utama. Pada penelitian ini data

primer yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

c. Menghitung proyeksi penduduk 20 tahun mendatang

d. Menghitung timbulan dan komposisi sampah di Nagari Parambahan

Page 40: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

26

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung. Pada penelitian ini data sekunder

yang diperlukan adalah sebagai berikut :

c. Data kondisi sistem pengelolaan sampah

d. Data jumlah penduduk tahun 2019 di Nagari Parambahan

3.4.3 Sumber Data

Sumber data ini didapatkan dengan menimbang dan memisahkan secara

langsung sampah sesuai dengan karakteristiknya di Nagari Parambahan untuk

mendapatkan proyeksi timbulan sampah 20 tahun kriteria desain, dan

didapatkan dari studi literatur, hasil survei lapangan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai tahap sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data jumlah penduduk Nagari Parambahan

2. Mengumpulkan sampah domestik berupa sampah rumah tangga dan

sampah halaman, serta sampah non domestik berupa sampah toko,

kantor, dan sekolah.

3.5.1 Studi Literatur

Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan serta mempelajari teori

yang mendukung untuk merencanakan sistem pengelolaan sampah yang

bersumber dari jurnal dan buku serta peraturan yang berlaku dan terkait

dengan ketentuan umum dan teknis rancangan pengembangan sistem

pengelolaan sampah.

3.5.2 Studi Lapangan

Studi lapangan ini adalah data yang didapatkan langsung di lapangan dengan

dengan hasil pengamatan, dan perhitungan timbulan serta komposisi sampah

sendiri di Nagari Parambahan.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data ini bertujuan untuk mengetahui cara dalam

pemecahan masalah yang dihadapi terkait judul, dengan periode pelaksanaan

dan perencanaan sistem pengolahan sampah di Nagari Parambahan dirancang

Page 41: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

27

untuk kriteria desain 20 tahun dalam 4 tahap. Perhitungan jumlah timbulan

sampah akan dihitung berdasarkan proyeksi penduduk yang terpilih dan

jumlah satuan timbulan yang diketahui.

3.6.2 Analisis Data

Data yang akan di analisis pada penelitian ini antara lain :

1. Memproyeksikan jumlah penduduk Nagari Parambahan dalam 4 tahap,

yaitu tahap I (2020-2024), tahap II (2025-2029), tahap III (2030-2034),

dan tahap IV (2035-2039).

2. Memproyeksikan jumlah timbulan sampah dalam 4 tahap. Perhitungan

jumlah timbulan sampah per tahap akan dihitung berdasarkan proyeksi

penduduk yang terpilih dan jumlah satuan timbulan yang diketahui.

3. Data timbulan sampah dan komposisi sampah diambil dengan mengacu

pada SNI 19- 3964-1994. Perhitungan timbulan sampah dan komposisi

sampah dilakukan selama delapan hari berturut-turut. Perhitungan

timbulan menggunakan rumus :

Timbulan sampah = laju timbulan sampah x jiwa

Komposisi (%) = (Berat komponen/berat total sampah) x 100%

Potensi daur ulang (%) = (berat komponen daur ulang/berat total sampah)

x 100%

4. Potensi daur ulang direncanakan dengan mendesain komposter semi

anaerob. Volume sampah yang akan dijadikan kompos berasal dari

sampah mudah terurai, sedangkan untuk sampah daur ulang berasal dari

jenis sampah daur ulang, yaitu sampah kertas, logam dan plastik.

Page 42: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

28

3.7 Kerangka Metodologi

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer

c. Menghitung proyeksi penduduk 20 tahun

mendatang

d. Menghitung timbulan dan komposisi

sampah

Data Sekunder:

c. Gambaran umum dari Nagari

parambahan

d. Data kondisi sistem pengelolaan

sampah

Studi Literatur Survey Lapangan

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pengolahan data

Analisis Data

Hasil Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Mulai

Selesai

Page 43: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk Nagari Parambahan dilakukan dengan membandingkan

metode aritmatika, metode geometri, dan metode least square. Metode terpilih

yaitu dengan nilai “r” yang mendekati 1 dan “s” paling kecil. Berikut merupakan

data awal penduduk tahun 2014-2019.

Tabel 4.1

Data Penduduk Tahun 2014-2019

No Tahun Penduduk

1 2014 2250

2 2015 2258

3 2016 2266

4 2017 2274

5 2018 2409

6 2019 2420

Sumber : Nagari Dalam Angka BPS

Gambar 4.1

Grafik Data Awal Pertumbuhan Penduduk

2150

2200

2250

2300

2350

2400

2450

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Ju

mla

h P

end

ud

uk

Tahun

Data Awal Penduduk

Penduduk

Page 44: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

29

4.1.1 Metode Aritmatik

Tabel 4.2 Perhitungan Metode Aritmatik

No Tahun Jumlah Penduduk (Yi) Xi Xi.Yi Xi2 Yi2 Yn (Yi-Yn)2 ka r sd

1 2014 2250 -5 -11250 25 5062500 2250 0

34 0,88 49,98

2 2015 2258 -4 -9032 16 5098564 2284 676

3 2016 2266 -3 -6798 9 5134756 2318 2704

4 2017 2274 -2 -4548 4 5171076 2352 6084

5 2018 2409 -1 -2409 1 5803281 2386 529

6 2019 2420 0 0 0 5856400 2420 0

Jumlah 13877 -15 -34037 55 32126577 14010 9993

Sumber : Perhitungan Tugas Akhir

1. Menentukan nilai Ka

𝐾𝑎 =(𝑃𝑡 − 𝑃0)

𝑡

𝐾𝑎 =(𝑃2019 − 𝑃2014)

(6 − 1)

𝐾𝑎 =(2420 − 2250)

5

Ka = 34 Jiwa/tahun

Page 45: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

30

2. Menentukan nilai Xi

Xi 2014 = T 2014 – T 2019

= 1 – 6

= -5

3. Menentukan nilai Yn

Yn2014 = 𝑃𝑡 + 𝐾𝑎 × 𝑋𝑖

Yn2014 = 2420 + (34 × (-15))

= 2250

4. Menentukan nilai r

𝑟 =[𝑛 × (∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)] − [(∑ 𝑋𝑖) × (∑ 𝑌𝑖)]

√[𝑛 × (∑ 𝑋𝑖2) − (∑ 𝑋𝑖)2] × [𝑛 × (∑ 𝑌𝑖2) − (∑ 𝑌𝑖)2]

= 0,88

5. Menentukan nilai sd

Sd =√∑(𝑌𝑖−𝑌𝑛)2

𝑛−2

= 49,98

Page 46: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

31

4.1.2 Metode Geometri

Tabel 4.3 Perhitungan Metode Geometri

No Tahun Jumlah

Penduduk Yi Xi Xi2 In Yi Xi.InYi (InYi)2 Ratio Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2 r sd

1 2014 2250 -5 25 7,718 -38,59 59,56752

0,014

2250 0 0

0,166 49,01

2 2015 2258 -4 16 7,722 -30,888 59,62928 2283 -25 625,8351

3 2016 2266 -3 9 7,726 -23,178 59,69108 2317 -50,5179 2552,057

4 2017 2274 -2 4 7,729 -15,458 59,73744 2351 -76,5107 5853,883

5 2018 2409 -1 1 7,787 -7,787 60,63737 2385 23,99773 575,8911

6 2019 2420 0 0 7,792 0 60,71526 2420 0 0

jumlah 13877 -15 55 46,474 -115,901 359,978 14005,05 -128,05 9607,67

Sumber : Perhitungan Tugas Akhir

1. Menentukan nilai ratio

R= (𝑃𝑡

𝑃0)

1

𝑡− 1

= 0,014

2. Menentukan nilai Yn

Yn2014 = 𝑃𝑡(1 + 𝑟)𝑋𝑖

= 2250

Page 47: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

32

3. Menentukan nilai r (Korelasi)

r =[𝑛×(∑ 𝑋𝑖.𝐼𝑛 𝑌𝑖)]−[(∑ 𝑋𝑖)×(∑ 𝐼𝑛 𝑌𝑖)]

√[𝑛×(∑ 𝑋𝑖2)−(∑ 𝑋𝑖)2]×[𝑛×(∑ 𝐼𝑛 𝑌𝑖2)−(∑ 𝐼𝑛 𝑌𝑖)2]

= 0,166

4. Menentukan nilai Sd

Sd = √∑(𝑌𝑖−𝑌𝑛)2

𝑛−2

= 49,01

4.1.3 Metode Least Square

Tabel 4.4 Perhitungan Metode Least Square

No Tahun Jumlah Penduduk

Yi Xi Xi.Yi Xi2 Yi2 Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2 r sd

1 2014 2250 -5 -11250 25 5062500 2219 31 949

0,884 41,34

2 2015 2258 -3 -6774 9 5098564 2257 1 2

3 2016 2266 -1 -2266 1 5134756 2294 -28 790

4 2017 2274 1 2274 1 5171076 2332 -58 3313

5 2018 2409 3 7227 9 5803281 2369 40 1598

6 2019 2420 5 12100 25 5856400 2406 14 183

jumlah 13877 0 1311 70 32126577 13877 0 6836

Sumber : Perhitungan Tugas Akhir

Page 48: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

33

1. Menentukan nilai a

a =(∑ 𝑌×∑ 𝑋2)−(∑ 𝑋×𝑋𝑌)

(𝑛×∑ 𝑋2)−(∑ 𝑋)2

= 2406,47

2. Menentukan nilai b

b =(𝑛×∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋×∑ 𝑌)

(𝑛×∑ 𝑋2)−(∑ 𝑋)2

= -37,46

3. Menentukan nilai Yn

Yn2014 = 𝑎 + 𝑏 × 𝑋

= 2219

4. Menentukan nilai r

R =[𝑛×(∑ 𝑋𝑌)]−[(∑ 𝑋)×(∑ 𝐼𝑛 𝑌𝑖)]

√[𝑛×(∑ 𝑋𝑖2)−(∑ 𝑋𝑖)2]×[𝑛×(∑ 𝑌2)−(∑ 𝑌)2]

= 0,884

5. Menentukan nilai Sd

Sd = √∑(𝑌𝑖−𝑌𝑛)2

𝑛−2

= 41,34

4.1.4 Perbandingan 3 Metode

Setelah ditentukan nilai r dan sd tiap-tiap metode, maka didapatkan

perbandingan nilai r dan sd. Metode aritmatik didapatkan nilai r 0,88 dan sd

49,98, untuk metode geometri didapatkan nilai r 0,166 dan nilai sd 49,019,

serta metode least square didapatkan nilai r 0,88 dan nilai sd 41,34.

Perbandingan ke 3 metode dapat dilihat pada table 4.5

Tabel 4.5

Perbandingan Nilai r dan Sd

Metode R Sd

Aritmatika 0,88 49,98

Geometri 0,166 49,010

Least Square 0,884 41,34

Sumber : Perhitungan Tugas Akhir

Page 49: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

34

Proyeksi penduduk yang direncanakan adalah untuk periode desain 20 tahun.

Metode proyeksi yang terpilih adalah nilai r yang mendekati 1 dan sd yang

terendah yaitu metode least square dengan 0,884 dan nilai sd 41,34. Metode

terpilih dapat dilihat pada table 4.6.

Tabel 4.6

Perbandingan 3 Metode

No Tahun Aritmatika Geometri Leastquare

1 2020 2454 2456 2444

2 2021 2488 2492 2481

3 2022 2522 2528 2519

4 2023 2556 2565 2556

5 2024 2590 2603 2594

6 2025 2624 2641 2631

7 2026 2658 2680 2669

8 2027 2692 2719 2706

9 2028 2726 2759 2744

10 2029 2760 2800 2781

11 2030 2794 2841 2819

12 2031 2828 2882 2856

13 2032 2862 2925 2893

14 2033 2896 2967 2931

15 2034 2930 3011 2968

16 2035 2964 3055 3006

17 2036 2998 3100 3043

18 2037 3032 3146 3081

19 2038 3066 3192 3118

20 2039 3100 3239 3156

Sumber : Perhitungan Tugas Akhir

Setelah menentukan metode terpilih, maka didapatkanlah proyeksi penduduk

20 tahun mendatang. Dalam penelitian ini dilakukan 4 tahap periode desain,

yaitu pada tahap I (2020-2024), pada tahap II (2025-2029), pada tahap III

(2030-2034), pada tahap IV (2035-2039).

Page 50: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

35

Yn2020 = a + (b*X)

= 2312,83 + (18,729*7)

= 2312,83 + 131,103

= 2444 jiwa

Tabel 4.7

Proyeksi Penduduk

No Tahun Jumlah Penduduk

1 2020 2444

2 2021 2481

3 2022 2519

4 2023 2556

5 2024 2594

6 2025 2631

7 2026 2669

8 2027 2706

9 2028 2744

10 2029 2781

11 2030 2819

12 2031 2856

13 2032 2893

14 2033 2931

15 2034 2968

16 2035 3006

17 2036 3043

18 2037 3081

19 2038 3118

20 2039 3156

Sumber : Perhitungan Tugas Akhir

Page 51: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

36

Gambar 4.2

Grafik Proyeksi Penduduk

4.2 Hasil Pengambilan dan Pengukuran Sampling

Jumlah Penduduk tahun 2019 di Nagari Parambahan adalah 2420 jiwa. Koefisisen

(Cd) untuk kota kecil yaitu 0,5, dengan jumlah orang dalam satu rumah 5 orang

(SNI-19-3964-1994).

Gambar 4.3

Pengambilan dan Pengukuran Sampling

2000

2500

3000

3500

2020202220242026202820302032203420362038

Ju

mla

h P

end

ud

uk

Tahun

Proyeksi Penduduk

Jumlah Penduduk

Page 52: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

37

1. Proyeksi penduduk ke tahun 2039

Yn = Pt (1+r)n

= 2420 (1+ 0,0147)20

= 2420 (1,0147)20

= 2420 (1,338)

= 3239

2. Jumlah jiwa yang disampling

S = Cd √Ps

= 0,5 √3239

= 0,5. 56,91

= 28 jiwa

3. Jumlah rumah yang disampling

K = S/n

= 28 jiwa / 5 jiwa/rumah

= 6 rumah

Dari perhitungan yang diatas, maka jumlah rumah yang akan disampling adalah 6

rumah. Selama 8 hari berturut-turut sampah domestik dan non domestik di ambil

dari tiap-tiap rumah untuk dilakukan pengukuran sampah tiap rumah.

4.3 Proyeksi Timbulan Sampah

Untuk mencari jumlah timbulan yang dihasilkan, dibutuhkan data Jumlah

timbulan penduduk Nagari Parambahan perhari, timbulan domestik akan

dikalikan dengan jumlah penduduk Nagari Parambahan tahun 2020 – 2039.

Setelah dilakukan pengukuran sampah 8 hari berturut-turt di Nagari Parambahan,

didapatkanlah hasil sampah domestik, sampah komersil dan sampah institusi di

Nagari Parambahan.

Page 53: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

38

Tabel 4.8

Data Timbulan Sampah Nagari Parambahan

Sumber Hari

Senin 1 Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin 2

Domestik

Domestik 2,38 2,50 2,15 2,26 1,82 1,55 2,33 2,12

Komersil

Toko 1,80 1,61 1,70 1,50 1,55 1,35 1,88 1,70

Institusi

Kantor 1,10 1,25 1,24 1,14 1,17 0 0 1,16

Sekolah 2,28 1,80 1,96 2,05 1,50 1,86 0 2,10

1. Satuan Timbulan Sampah Domestik

Satuan timbulan sampah domestik meliputi sampah sisa makanan dan

sampah halaman. Pada data diatas maka dihitung timbulan rata-rata sampah

per orang perharinya. Pada table 4.9 didapatkan hasil dari timbulan sampah

domestik di Nagari Parambahan, dan timbulan rata-rata sampah domestik

yaitu 2,02 l/o/h.

X= 𝑠𝑒𝑛𝑖𝑛 1+𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 2

2=

2,38+2,12

2= 2,25

Faktor Koreksi = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑥)

𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 1=

2,25

2,38= 0,945

Tabel 4.9

Timbulan Sampah Domestik Nagari Parambahan

Faktor

Koreksi

Senin 1 Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin 2

0,945 2,38 2,50 2,15 2,26 1,82 1,82 2,33 2,12

X Fk 2,25 2,36 2,03 2,14 1,72 1,46 2,20 -

Timbulan Rata – rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

7=

14,16

7= 2,02 l/o/h

2. Satuan Timbulan Sampah Komersil

Untuk mencari jumlah timbulan yang dihasilkan, dibutuhkan data jumlah

jumlah toko yaitu 20 unit dengan kapasitas 25 m2/unit. Sampah komersil

Page 54: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

39

disini yaitu sampah toko, dan didapkanlah hasil timbulan sampah rata-rata

yaitu 1,58 l/o/h.

Timbulan Sampah Toko

X= 𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 1+𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 2

2=

1,80+1,70

2= 1,75

Faktor Koreksi = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑥)

𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 1=

1,75

1,80= 0,97

Tabel 4.10

Timbulan Sampah Toko Nagari Parambahan

Faktor

Koreksi

Senin 1 Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin 2

0,97 1,80 1,61 1,70 1,50 1,55 1,35 1,88 1,70

X Fk 1,75 1,56 1,65 1,46 1,50 1,31 1,82 -

Timbulan Rata – rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

7=

11,05

7= 1,58 l/o/h

3. Satuan Timbulan Sampah Institusi

Satuan timbulan sampah institusi meliputi sampah kantor dan sampah

sekolah.

a. Timbulan Sampah Kantor

Untuk mencari jumlah timbulan yang dihasilkan per hari, data jumlah

kantor yaitu 1 unit dengan kapasitas 20 jiwa/unit. Timbulan sampah kantor

rata-rata yaitu 0,74 l/o/h.

X= 𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 1+𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 2

2=

1,10+1,16

2= 1,13

Faktor Koreksi = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑥)

𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 1=

1,13

1,10= 1,03

Tabel 4.11

Timbulan Sampah Kantor Nagari Parambahan

Faktor

Koreksi

Senin 1 Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin 2

1,03 1,10 1,25 1,24 1,14 1,17 0,00 0,00 1,16

X Fk 1,13 1,05 1,04 0,96 0,98 0 0 -

Timbulan Rata – rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

7=

5,16

7= 0,74 l/o/h

Page 55: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

40

b. Timbulan Sampah Sekolah

Untuk mencari jumlah timbulan yang dihasilkan per hari, data jumlah

sekolah yaitu 3 unit dengan kapasitas 125 jiwa/unit. Timbuan sampah

sekolah rata rata yaitu 1,57 l/o/h.

X= 𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 1+𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 2

2=

2,28+2,10

2= 2,19

Faktor Koreksi = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑥)

𝑆𝑒𝑛𝑖𝑛 1=

2,19

2,28= 0,96

Tabel 4.12

Timbulan Sampah Sekolah Nagari Parambahan

Faktor

Koreksi

Senin 1 Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin 2

0,96 2,28 1,80 1,96 2,05 1,50 1,86 0 2,10

X Fk 2,19 1,73 1,88 1,97 1,44 1,79 0 -

Timbulan Rata – rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

7=

11

7= 1,57 l/o/h

Dari hasil perhitungan diatas, diidapatkan jumlah timbulan sampah domestik yaitu

2,02 l/o/h dengan jumlah jiwa tahun 2019 yaitu 2420 jiwa, timbulan sampah toko

1,58 l/o/h dengan 20 unit toko kapasitas 25 m2/unit, timbulan sampah kantor 0,74

l/o/h dengan 1 unit kapasitas 20 m2/unit, dan timbulan sampah sekolah 1,57 l/o/h

dengan 3 unit kapasitas 125 jiwa/unit. Pada tabel 4.10 dapat dilihat hasil

perhitungan jumlah timbulan sampah tahun 2019 yaitu 2,60 l/o/h.

Tabel 4.13

Jumlah Timbulan Sampah

Sampah Timbulan Rata- rata

(l/o/h)

Jumlah (unit) /

Jiwa

Kapasitas

(m2/unit)

Jumlah

Timbulan

Q Domestik 2,02 2420 - 4888

Q Toko 1,58 20 25 790

Q Kantor 0,74 1 20 15

Q Sekolah 1,57 3 125 589

QT 6282

qT pertahun

qT2019 =𝑄𝑇

𝑃=

6282

2420= 2,60 l/o/h

Page 56: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

41

Dari hasil perhitungan data diatas maka bisa ditentukan jumlah timbulan sampah

untuk tahap I sampai tahap IV dengan periode desain 5 tahun.Berikut hasil

timbulan sampah periode desain 5 tahun dalam IV tahap.

1. Tahap I (2020-2024)

Pada tahap I ini didapatkan jumlah timbulan sampah pada tahun 2020

dengan jumlah penduduk 2444 jiwa yaitu 2,62 l/o/h, pada tahun 2021

jumlah penduduk 2481 jiwa yaitu 2,78 l/o/h, pada tahun 2022 jumlah

penduduk 2519 jiwa yaitu 2,81 l/o/h, pada tahun 2023 jumlah penduduk

2556 jiwa yaitu 2,85 l/o/h, dan pada tahun 2024 jumlah jiwa 2594 yaitu

2,88 l/o/h. Untuk lebih jelasnya bsa dilihat pada table 4.14

Tabel 4.14

Proyeksi Timbulan Sampah Tahap I

No Tahun Jumlah Penduduk Timbulan Sampah

(l/o/h)

1 2020 2444 2,62

2 2021 2481 2,78

3 2022 2519 2,81

4 2023 2556 2,85

5 2024 2594 2,88

Gambar 4.4

Grafik Timbulan Sampah Tahap I

2.62

2.78 2.812.85 2.88

2

2.5

3

2020 2021 2022 2023 2024

Timbulan Sampah (l/o/h)

Page 57: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

42

2. Tahap II (2025-2029)

Pada tahap II ini didapatkan jumlah timbulan sampah pada tahun 2025

dengan jumlah penduduk 2631 jiwa yaitu 2,91 l/o/h, pada tahun 2026

dengan jumlah penduduk 2669 jiwa yaitu 2,95 l/o/h, pada tahun 2027

dengan jumlah penduduk 2706 jiwa yaitu 2,98 l/o/h, pada tahun 2028

dengan jumlah penduduk 2744 jiwa yaitu 3,01 l/o/h, dan pada tahun 2029

dengan jumlah jiwa 2781 yaitu 3,04 l/o/h. Untuk lebih jelasnya bsa dilihat

pada table 4.15

Tabel 4.15

Proyeksi Timbulan Sampah Tahap II

No Tahun Jumlah Penduduk Timbulan Sampah

(l/o/h)

1 2025 2631 2,91

2 2026 2669 2,95

3 2027 2706 2,98

4 2028 2744 3,01

5 2029 2781 3,04

Gambar 4.5

Grafik Timbulan Sampah Tahap II

2.91 2.95 2.98 3.01 3.04

2

2.2

2.4

2.6

2.8

3

3.2

3.4

2025 2026 2027 2028 2029

Timbulan Sampah (l/o/h)

Page 58: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

43

3. Tahap III (2030-2034)

Pada tahap III ini didapatkan jumlah timbulan sampah pada tahun 2030

dengan jumlah penduduk 2819 jiwa yaitu 3,08 l/o/h, pada tahun 2031

dengan jumlah penduduk 2856 jiwa yaitu 3,11 l/o/h, pada tahun 2032

dengan jumlah penduduk 2893 jiwa yaitu 3,14 l/o/h, pada tahun 2033

dengan jumlah penduduk 2931 jiwa yaitu 3,17 l/o/h, dan pada tahun 2034

dengan jumlah jiwa 2968 yaitu 3,21 l/o/h. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat

pada table 4.16

Tabel 4.16

Proyeksi Timbulan Sampah Tahap III

No Tahun Jumlah Penduduk Timbulan Sampah

(l/o/h)

1 2030 2819 3,08

2 2031 2856 3,11

3 2032 2893 3,14

4 2033 2931 3,17

5 2034 2968 3,21

Gambar 4.6

Grafik Timbulan Sampah Tahap III

3.08

3.11

3.14

3.17

3.21

3

3.05

3.1

3.15

3.2

3.25

3.3

2030 2031 2032 2033 2034

Timbulan Sampah (l/o/h)

Page 59: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

44

4. Tahap IV

Pada tahap IV ini didapatkan jumlah timbulan sampah pada tahun 2035

dengan jumlah penduduk 3006 jiwa yaitu 3,24 l/o/h, pada tahun 2036

dengan jumlah penduduk 3043 jiwa yaitu 3,27 l/o/h, pada tahun 2037

dengan jumlah penduduk 3081 jiwa yaitu 3,31 l/o/h, pada tahun 2038

dengan jumlah penduduk 3118 jiwa yaitu 3,34 l/o/h, dan pada tahun 2039

dengan jumlah jiwa 3156 yaitu 3,37 l/o/h. Untuk lebih jelasnya bsa dilihat

pada table 4.17

Tabel 4.17

Proyeksi Timbulan Sampah Tahap IV

No Tahun Jumlah Penduduk Timbulan Sampah

(l/o/h)

1 2035 3006 3,24

2 2036 3043 3,27

3 2037 3081 3,31

4 2038 3118 3,34

5 2039 3156 3,37

Gambar 4.7

Grafik Timbulan Sampah Tahap IV

3.243.27

3.313.34

3.37

3

3.05

3.1

3.15

3.2

3.25

3.3

3.35

3.4

2035 2036 2037 2038 2039

Timbulan Sampah (l/o/h)

Page 60: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

45

4.4 Komposisi Sampah

Sampah organik adalah komponen sampah yang cepat membusuk, terutama yang

berasal dari sisa makanan. Sampah jenis ini mudah terdekomposisi karena

aktivitas mikroorganisme. Dengan demikian pengelolaannya menghendaki

kecepatan, dalam pengumpulan, pemrosesan, maupun pengangkutannya (Zahra

and Damanhuri, 2011).

Komposisi sampah di Nagari Parambahan terdiri dari sampah basah berupa sisa

makanan dan sampah halaman, sampah kering terdiri dari kertas, plastik, logam

atau kaleng, dan sampah lainnya. Berdasarkan hasil pengukuran sampah, maka

dapat dilihat pada table 4.18

Tabel 4.18

Komposisi Sampah Nagari Parambahan

Komposisi Domestik % Komersil % Institusi %

Sampah Basah

Sampah Makanan 60 65 55

Sampah Halaman 10 5 8

Sampah Kering

Kertas 10 11 16

Plastik 14 15 14

Kaleng/Logam 4 2 4

Sampah Lain

Lain – Lain 2 2 3

4.5 Pengolahan

Pengolahan sampah oleh kawasan di Nagari Parambahan terbagi menjadi 2

pengolahan, yaitu dengan pengomposan dan daur ulang.

Dari data timbulan yang sudah diolah maka sebelum dilakukan pengangkutan di

TPS maka terlebih dahulu melakukan reduksi sampah untuk mengurangi

penumpukkan di kontainer. Timbulan sampah pada tahun terakhir periode desain

2039 adalah 10,6 m3/h sedangkan kontainer hanya bisa menampung sampah 6

m3/h.

Jumlah sampah berdasarkan komposisi sampah di Nagari Parambahan yaitu rata-

rata sampah kertas 0,249 l/o/h, plastik 0,281 l/o/h, sisa makanan 1,17 l/o/h,

Page 61: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

46

kaleng/logam 0,068 l/o/h, sampah halaman 0,155 l/o/h, dan sampah lainnya 0,143

l/o/h. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada table 4.19

Tabel 4.19

Jumlah Sampah Berdasarkan Komposisi

No Jenis Sampah Domestik

(l/o/h)

Komersil

(l/o/h)

Institusi

(l/o/h)

Rata-Rata

(l/o/h)

1 Kertas 0,202 0,174 0,370 0,249

2 Plastik 0,283 0,237 0,323 0,281

3 Sisa Makanan 1,212 1,027 1,271 1,17

4 Kaleng/logam 0,081 0,032 0,092 0,068

5 Sampah Halaman 0,202 0,079 0,185 0,155

6 Lain-lain 0,040 0,032 0,070 0,143

Jumlah 2,066

Sampah basah = Total sampah basah / Total sampah x 100%

= 1,325 l/o/h × 100 %

2,066 l/o/h

= 64 %

Sampah kering = Total sampah kering / Total sampah x 100%

= 0,598 l/o/h × 100 %

2,066 l/o/h

= 29 %

Page 62: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

47

Sampah lainnya = Total sampah basah / Total sampah x 100%

= 0,143 l/o/h × 100 %

2,066 l/o/h

= 7 %

Tahap I

Timbulan 2024 = 2,88 l/o/h

Jumlah Penduduk = 2594 orang

Debit Timbulan = 2,88 l/o/h x 2594 orang

= 7471 l/h

= 7,5 m3/h.

Dari data diatas maka dapat persentase sampah dikalikan dengan timbulan sampah

tahap I yaitu 7,5 m3/h. Jadi jumlah timbulan sampah basah yaitu 4,8 m3/h, sampah

kering 2,2 m3/h, dan sampah lainnya 0,53 m3/h. Sampah yang akan dijadikan

pupuk kompos didapat 3,07 m3/h, dan untuk sampah daur ulang 0,64 m3/h.

Tabel 4.20

Persentase Sampah Nagari Parambahan Tahap I

Sampah % Sampah Timbulan (m3) Jumlah Timbulan (m3)

Sampah Basah 64% 7,5 4,8

Sampah Kering 29% 7,5 2,2

Sampah Lain – Lain 7% 7,5 0,53

Tabel 4.21

Pengomposan dan Daur Ulang Tahap I

Sampah Timbulan (m3) Pengomposan (64%) Daur Ulang

(29%)

Sampah Basah 4,8 3,07 -

Sampah Kering 2,2 - 0,64

Tahap II

Timbulan 2029 = 3,04 l/o/h

Jumlah Penduduk = 2781 orang

Debit Timbulan = 3,04 l/o/h x 2781 orang

Page 63: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

48

= 8454 l/h

= 8,5 m3/h.

Timbulan sampah tahap II yaitu 8,5 m3/h. Jadi jumlah timbulan sampah basah

yaitu 5,4 m3/h, sampah kering 2,5 m3/h, dan sampah lainnya 0,60 m3/h. Sampah

yang akan dijadikan pupuk kompos didapat 3,5 m3/h, dan untuk sampah daur

ulang 0,73 m3/h.

Tabel 4.22

Persentase Sampah Nagari Parambahan Tahap II

Sampah % Sampah Timbulan (m3) Jumlah Timbulan (m3)

Sampah Basah 64% 8,5 5,4

Sampah Kering 29% 8,5 2,5

Sampah Lain – Lain 7% 8,5 0,60

Tabel 4.23

Pengomposan dan Daur Ulang Tahap II

Sampah Timbulan (m3) Pengomposan (64%) Daur Ulang

(29%)

Sampah Basah 5,4 3,5 -

Sampah Kering 2,5 - 0,73

Tahap III

Timbulan 2034 = 3,21 l/o/h

Jumlah Penduduk = 2968 orang

Debit Timbulan = 3,21 l/o/h x 2968 orang

= 9527 l/h

= 9,5 m3/h

Timbulan sampah tahap III yaitu 9,5 m3/h. Jadi jumlah timbulan sampah basah

yaitu 6,1 m3/h, sampah kering 2,76 m3/h, dan sampah lainnya 0,67 m3/h. Sampah

yang akan dijadikan pupuk kompos didapat 3,9 m3/h, dan untuk sampah daur

ulang 0,80 m3/h.

Page 64: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

49

Tabel 4.24

Persentase Sampah Nagari Parambahan Tahap III

Sampah % Sampah Timbulan (m3) Jumlah Timbulan (m3)

Sampah Basah 64% 9,5 6,1

Sampah Kering 29% 9,5 2,76

Sampah Lain – Lain 7% 9,5 0,67

Tabel 4.25

Pengomposan dan Daur Ulang Tahap III

Sampah Timbulan (m3) Pengomposan (64%) Daur Ulang

(29%)

Sampah Basah 6,1 3,9 -

Sampah Kering 2,76 - 0,80

Tahap IV

Timbulan 2039 = 3,37 l/o/h

Jumlah Penduduk = 3156 orang

Debit Timbulan = 3,37 l/o/h x 3156 orang

= 10636 l/h

= 10,6 m3/h

Timbulan sampah tahap IV yaitu 10,6 m3/h. Jadi jumlah timbulan sampah basah

yaitu 6,1 m3/h, sampah kering 2,76 m3/h, dan sampah lainnya 0,67 m3/h. Sampah

yang akan dijadikan pupuk kompos didapat 4,34 m3/h, dan untuk sampah daur

ulang 0,89 m3/h.

Tabel 4.26

Persentase Sampah Nagari Parambahan Tahap IV

Sampah % Sampah Timbulan (m3) Jumlah Timbulan (m3)

Sampah Basah 64% 10,6 6,78

Sampah Kering 29% 10,6 3,07

Sampah Lain – Lain 7% 10,6 0,74

Page 65: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

50

Tabel 4.27

Pengomposan dan Daur Ulang Tahap IV

Sampah Timbulan (m3) Pengomposan (64%) Daur Ulang

(29%)

Sampah Basah 6,78 4,34 -

Sampah Kering 3,07 - 0,89

4.6 Potensi Daur Ulang

Daur ulang adalah penggunaan limbah itu sendiri sebagai sumber daya

(Kaburagi,2007). Kegiatan daur ulang dapat meliputi perbaikan, remanufacturing,

konversi bahan, suku cadang dan produk. Daur ulang sampah saat ini diakui

sebagai pendekatan yang berkelanjutan untuk pengelolalaan limbah padat dan

dianggap membantu ekonomi masyarakat, lingkungan, sosial, dan ekologis

(Kaseva, 2003). Sampah bukanlah benda yang harus selalu dibuang. Sampah yang

berasal dari seseorang bisa jadi merupakan benda yang dicari-cari orang lain.

Sampah yang telah masuk ke TPA bukan berarti tidak memiliki nilai guna

kembali. Beberapa jenis sampah anorganik yang masuk ke TPA masih memiliki

bahan yang dapat dimanfaatkan kembali atau masih bernilai ekonomi. Sampah

anorganik yang tergolong masih memiliki nilai jual adalah plastik, kertas, logam,

dan kaca (Zahra and Damanhuri, 2011)

Dari data diatas, total sampah yang bisa untuk media pengomposan pada tahap I

yaitu 3,07 m3, pada tahap II 3,5 m3, pada tahap III 3,9 m3, dan pada tahap IV 4,34

m3. Dan untuk pengolahan sampah plastik pada tahap I yaitu 0,64 m3, pada tahap

II 0,73 m3, pada tahap III 0,80 m3, dan pada tahap IV 0,89 m3. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.28.

Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan, seperti sampah bungkus minuman

bisa dirubah menjadi dompet, tas, dan kerajinan tangan lainnya. Sedangkan untuk

botol plastik bisa dibuat untuk hiasan dinding, vas bunga dan kerajinan tangan

lainnya.

Sampah organik disini diolah menggunakan komposter semi anaerob. Komposter

semi anaerob sangat efektif untuk menjadikan sampah organik menjadi pupuk

Page 66: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

51

kompos, dan bisa menghasilkan pupuk cair. Komposter semi anaerob merupakan

komposter yang tidak memerlukan oksigen atau bisa disebut pengomposan

tertutup.

Tabel 4.28

Total Potensi Daur Ulang Sampah

Potensi Daur Ulang Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV

Pengomposan 3,07 m3 3,5 m3 3,9 m3

4,34 m3

Daur Ulang 0,64 m3 0,73 m3

0,80 m3 0,89 m3

Dari tabel diatas dapat dilihat banyak sampah yang akan dijadikan pupuk kompos.

Satu buah komposter dapat menampung 0,25 m3, jadi komposter yang dibutuhkan

pada tahap I adalah sebanyak 13 buah komposter, pada tahap II 14 buah

komposter, pada tahap III 16 buah komposter dan pada tahap IV dibutuhkan 17

buah komposter. Maka untuk periode desain 20 tahun pada tahun 2039 Nagari

Parambahan membutuhkan komposter sebanyak 59 buah.

Gambar 4.8

Detail Komposter Semi Anaerob

Untuk membuat komposter semi anaerob dibutuhkan beberapa alat dan bahan,

pada table 4,29 dijelaskan alat dan bahan pembuatan komposter.

Page 67: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

52

Tabel 4.29

Alat dan Bahan

No Pembuatan Komposter Alat dan Bahan

Bahan Alat

1 Input dan output 1. Pipa 5” 50 cm

2. Dop 5” 2 buah

3. Sambungan lurus 2

buah

4. Lem PVC 1 kg

1. Bor tangan

2. Gergaji tangan

3. Gerinda tangan

4. Terpal

5. Kain lap

6. Kayu landasan

7. Parang

8. Sampah organic

9. Kotoran sapi

10. Tanah humus (cacing)

11. EM4

12. Karung

13. Ember

14. Spidol permanen

15. Meteran

16. Kabel raun

2 Lubang oksigen 1. pipa 3/4"

2. sambungan lurus ¾

20 buah

3. dop ¾ 20 buah

4. karet benen 20 buah

5. Mata bor 4 mm 1

buah

6. Mata bor 3/4” 1 buah

3 Suhu 1. Thermometer 1 buah

4 Output pupuk caik 1. T ¾” 1 buah

2. L ¾: 1 buah

3. Kran 1 buah

4. Baskom 1 buah

5. Botol aqua

6. Mata gergaji 1 buah

7. Mata gerinda 1 buah

8. Mata potong 1 buah

5

Kaki/standar

1. Besi siku 1 batang

2. Kawat las 1 kotak

Adapun langkah-langkah pembuatan komposter semi anaerob yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Percobaan

a. Drum/ kantong kapasitas 250 Kg dipilih yang pakai tutup besar

b. Tutup drum dilubangi dengan diameter 4”

Page 68: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

53

c. Potong pipa PVC 5” sepanjang 10 cm sebanyak 2 buah

d. Pipa PVC 5” dipasangkan pada lubang 5” pada tutup drum

e. Gunakan sambungan lurus sebagai pengunci pipa 5” PVC

f. Kemudian pasangkan Dop atau penutup pipa 5”

g. Potong pipa PVC 3/4 “ dengan ukuran diameter drum ditambah 10 cm

h. Pipa ¾ yang dipotong sebanyak 10 buah dipasangkan ke drum yang

telah dilubangi dengan diameter 4 mm pada sisinya secara vertikal

i. Masing-masing ujung pipa dipasangkan penutup (dop)

j. Lubangi sisi drum bagian bawah 7 cm dari alas drum dengan diameter

5” lalu dipasangkan pipa 5” seperti pada point 4.

k. Buat lubang diameter kran ¾ pada sisi lain bagian bawah drum

dengan ukuran 7 cm dari alas drum

l. Sambungkan pipa kran dengan satu pipa pada bagian bawah dengan

sambungan L dan T seperti pada gambar

m. Buat standar drum sesuai kebutuhan

n. Pastikan semua komponen telah terpasang rapi

o. Siap untuk digunakan untuk pengomposan

2. Pembuatan Kompos

a. Siapkan sampan organik rumah tangga yang telah dipilah seperti sisa

makanan, sisa dapur, sampah daun/ranting.

b. Sampah organik yang telah disiapkan dicacah/ dihaluskan

c. Siapkan tanah humus (cacing)

d. Siapkan EM4/ MOL

e. Siapkan kotoran hewan seperti kotoran sapi/ kambing/ ayam/ dan lain-

lain.

f. Susunan pengomposan dibagi 2:

1) Dengan cara mencampur semua syarat diatas, sampah dicampur

secara merata dan dimasukan kedalam komposter.

2) Dengan cara menyusun secara berlapis, mulai dari bawah tanah

humus, sampah, tanah humus, EM4/ MOL.

Page 69: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

54

g. Setelah sampah (adonan) dimasukan lalu ditutup, dibiarkan selama 1

minggu dan diamati.

h. Kompos akan matang dalam 2 minggu

i. Kompos yang telah matang dapat dikeluarkan dari komposter

j. Kompos dikering anginkan

k. Kompos diayak

l. Kompos yang telah diayak dikemas dapat dijual

m. Kompos yang kasar dilakukan pengomposan lagi seperti semula

n. Selama pengomposan kran dibuka dan disiapkan dengan wadah

penampungan pupuk cair

o. Pupuk cair yang telah diperoleh dapat dikemas dan dipasarkan atau

digunakan.

p. Untuk memperoleh pupuk kompos yang berkualitas dapat dilakukan

pengujian di laboratorium.

Page 70: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

55

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data di Nagari Parambahan dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut :

1. Jumlah timbulan sampah di Nagari Parambahan yaitu sampah domestik

2,02 l/o/h, sampah toko 1,58 l/o/h, sampah kantor 0,74 /o/h, dan sampah

sekolah 1,57 l/o/h. Untuk proyeksi timbulan sampah tahun 2024

didapatlah timbulan sampah 2,88 l/o/h, tahun 2029 timbulan sampah 3,04

l/o/h, tahun 2034 timbulan sampah 3,21 l/o/h, dan pada tahun 2039

timbulan sampah 3,37 l/o/h.

2. Rata-rata jumlah sampah berdasarkan komposisinya yaitu sampah kertas

0,249 l/o/h, plastik 0,281 l/o/h, sisa makanan 1,17 l/o/h, kaleng atau

logam 0,068 l/o/h, sampah halaman 0,155 l/o/h, sampah lainnya 0,143

l/o/h.

3. Sampah untuk dijadikan kompos pada tahap I yaitu 3,07 m3, dan sampah

untuk didaur ulang 0,64 m3, pada tahap II dijadikan kompos 3,5 m3 dan

di daur ulang 0,73 m3, pada tahap III dijadikan kompos yaitu 3,9 m3, dan

sampah untuk didaur ulang 0,80 m3, pada tahap IV dijadikan kompos

4,34 m3 dan di daur ulang 0,89 m3. Jadi komposter yang dibutuhkan

Nagari Parambahan sebanyak 60 buah. Tiap tahunnya Nagari

Parambahan bisa menambah 3 buah komposter.

5.2 Saran

Sebagai bahan pertimbangan dan perhatian bagi seluruh penduduk Nagari

Parambahan serta untuk peneliti selanjutnya, maka dapat diperhatikan beberapa

hal sebagai berikut :

1. Dalam perencanaan suatu sistem pengelolaan persampahan untuk suatu

wilayah selain faktor ekonomi atau biaya, juga perlu dipertimbangkan

faktor wilayah, estetika dan faktor lingkungan terutama untuk bagian

pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan.

Page 71: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

56

2. Agar terwujudnya pelaksanaan sistem pengelolaan persampahan yang

baik di suatu wilayah, diperlukan kerja sama dan peran serta antara

masyarakat dengan pihak-pihak yang terkait dalam masalah ini, seperti

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota.

Page 72: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional.SNI19-2454-2002.“Tata Cara Teknik Operasional

Pengelolaan Sampah Perkotaan”. 2002

Damanhuri dan Padmi. “Pengelolaan Sampah”. Bandung: Program Studi Teknik

Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi

Bandung.2010

Dewilda, Y. and Darnas, Y. (2013) “Studi Timbulan, Komposisi, Dan Potensi

Daur Ulang Sampah Kawasan Pt Semen Padang”. Jurnal Dampak,

10(2), p. 111. doi: 10.25077/dampak.10.2.111-118.2013.

Dian Kasih, Ivan Indrawan, Lies Setyowati, Munir Tanjung, I. S. (2018). “Studi

Perancangan Dan Pemanfaatan TPS 3R Untuk Sampah TPS

(Tempat Pengolahan Sampah Rumah Tangga”, Jurnal Dampak,

15(1), pp. 16–22. doi: 10.25077/dampak.15.1.16-22.2018.

Enri, D. and Padmi, T. (2016). “Pengelolaan Sampah Terpadu”. Bandung: ITB.

Fatah, Abdul, dkk. "Konsep Pengelolaan Sampah Berbasis Teologi"..Jurnal

Ilmu Lingkungan11.1 (2013): 84-91.

Kaburagi, Y. (2007). “National 3R Workshop in Dhaka, Bangladesh, International

Experice in 3R”. United Nations Center for Regional Development

(UNCRD).

Kaseva, Mengiseny E. Mbuligwe, Stephen E. “Appraisal of solid waste collection

following private sector involvement in Dar es Salaam city, Tanzania”.

Habitat International 29(2005) 252-366.

Page 73: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya.“Panduan Praktis

Penataan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Persampahan”. 2015

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta

Karya, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

“Buku Petunjuk Teknis TPS 3R”.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012. Pedoman

Pelaksanaan Reduce, Reuse, Recycle Melalui Bank Sampah

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013.

“Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan

Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis

Sampah Rumah Tangga”

Raharjo, S., Ihsan, T. and Ruslinda, Y. (2014) ‘Perencanaan Sistem Reduce,

Reuse Dan Recycle Pengelolaan Sampah Di Kampus Universitas

Andalas Limau Manis Padang’, Jurnal Dampak, 11(2), p. 79. doi:

10.25077/dampak.11.2.79-87.2014.

Sanneh, E.S., Hu, Allen H., Chang, Y.M., Sanyang, Edrisa(2011). “Introduction

of a recycling system for sustainable municipal solid waste

management : a case study on the greater Banjul area of the

Gambia”. Environment, Development, and Sustainability, Gambia.

SNI 19-3964-1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan

dan komposisi Sampah Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum :

Bandung.

Tchnobanoglous. “Integrated Solid Waste Management”. New York: Mc Graw

Hill Inc. 1993.

Page 74: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

Undang-Undang No 18 Tahun 2008. “Tentang Pengelolaan Sampah”. 2008

Zahra, F. and Damanhuri, T. P. (2011) ‘Kajian Komposisi, Karakteristik, Dan

Potensi Daur Ulang Sampah Di Tpa Cipayung, DEPOK’, Jurnal

Teknik Lingkungan ITB, 17(April), pp. 59–69.

Page 75: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

Lampiran 1

SNI 19-3964-1994

SNI

Standar Nasional Indonesia

Metode pengambilan dan pengukuran

contoh timbulan dan komposisi sampah

perkotaan

Page 76: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

ICS Badan Standarisasi Nasional BSN

Page 77: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi

BAB I DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan

1.2 Ruang Lingkup

1.3 Pengertian

BAB II

PERSYARATAN-

PERSYARATAN

BAB III

KETENTUAN-

KETENTUAN

3.1 Pelaksanaan 3.2 Pengambilan Contoh

3.3 Kriteria

3.4 Frekwensi

3.5 Pengukuran dan Perhitungan

3.6

Peralatan dan

Perlengkapan

BAB IV CARA PENGERJAAN

4.1 Cara Pengambilan dan Pengukuran Contoh dari Lokasi Perumahan

4.2

Cara Pengerjaan Pengambilan dan Pengukuran Contoh dari Lokasi

non-Perumahan

BAB V LAPORAN PENGAMBILAN CONTOH

5.1. Catatan Lapangan 5.2. Formulir Data

LAMPIRAN

A :Lain-lain

Page 78: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

BAB I

DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud

Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi penyelenggara pembangunan dalam melakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah untuk suatu kota.

1.1.2 Tujuan

Tujuan dari metode ini adalah untuk mendapatkan besaran timbulan sampah yang digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan sampah.

1.2 Ruang Lingkup

Metode ini berisi pengertian, poersyaratan, ketentuan, cara pelaksanaan pengambilan dan pengukuran comtoh timbulan dan komposisi sampah untuk suatu kota.

1.3 Pengertian

Yang dimaksud dengan:

1) contoh timbulan sampah adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih, untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya dan diukur komposisinya;

2) Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik);

Page 79: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

BAB II

PERSYARATAN-PERSYARATAN

Persyaratan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi

sampah meliputi:

1) peraturan-peraturan dan petunjuk di bidang persampahan yang berlaku di

daerah;

2) lokasi dan waktu pengambilan yang dipilih harus dapat mewakili suatu

kota;

3) alat pengambil dan pengukur contoh yaitu: (1) terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (tidak

terbuat dari logam); (2) mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya.

Page 80: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

BAB III

KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Pelaksanaan

Langkah-langkah pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah dapat dilihat pada Gambar 1.

Pengambil

an Rerata timbulan dan

contoh di komposisi sampah

perumahan rumah tangga

Besaran

timbulan dan

komposisi

sampah

perkotaan

Pengambil

an

Rerata timbulan dan contoh di

non

komposisi sampah non

perumahan

rumah tangga

GAMBAR 1

LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN SAMPAH

3.2 Pengambilan Contoh

3.2.1 Lokasi

Lokasi pengambilan contoh timbulan sampah dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu:

1) perumahan yang terdiri dari:

(1) permanen pendapatan tinggi;

(2) semi permanen pendapatan sedang;

(3) non permanen pendapatan rendah

Page 81: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

2) non perumahan yang terdiri dari:

(1) toko;

(2) kantor;

(3) sekolah;

(4) pasar;

(5) jalan;

(6) hotel;

(7) restoran, rumah makan; (8) fasilitas umum lainnya.

3.2.2 Cara Pengambilan

Pengambilan contoh sampah dilakukan di sumber masing-masing perumahan dan

non-perumahan.

3.2.3 Jumlah Contoh

Pelaksanaan pengambilan contoh timbulan sampah dilakukan secara acak strata dengan jumlah sebagai berikut:

1) jumlah contoh jiwa dan kepala keluarga (KK) dapat dilihat pada tabel 1 yang

dihitung berdasarkan rumus dan 2 di bawah ini.

S = Cd Ps

...............................................................................

............1)

dimana:

S = Jumlah contoh (jiwa)

Cd = Koefisien perumahan

Cd = Kota besar / metropolitan

Cd = Kota sedang / kecil / IKK Ps = Populasi (jiwa)

K = S

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

.. 2)

Page 82: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

N

dimana:

K = Jumlah contoh (KK) N=Jumlah jiwa per keluarga = 5

2) jumlah contoh timbulan sampah dari perumahan adalah sebagai berikut:

(1) contoh dari perumahan permanen = (S1 ´ K ) keluarga (2) contoh dari perumahan semi permanen = (S 2 ´ K ) keluarga (3) contoh dari perumahan non permanen = (S3 ´ K ) keluarga

Page 83: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

dimana:

S1 =

Proporsi jumlah KK perumahan permanen

dalam (%)

S2 = Proporsi jumlah KK perumahan semi permanen dalam (%)

S3 = Proporsi jumlah KK perumahan non permanen dalam (%)

S = Jumlah contoh jiwa N = Jumlah jiwa per keluarga

S

K =

= jumlah KK

N

TABEL 1

JUMLAH CONTOH JIWA

DAN KK

KLASIFIKASI JUMLAH

JUMLAH JUMLAH

NO. CONTOH KK

KOTA

PENDUDUK

JIWA (S) (K)

1.

Metropolita

n 1.000.000 – 2.500.000 1.000 – 1.500 200 – 300

2. Besar 500.000 – 1.000.000 700 – 1.000 140 – 200

3.

Sedang, Kecil,

IKK 3.000 – 500.000 150 - 350 30 -70

contoh perhitungan cara penentuan jumlah contoh jiwa dari perumahan dapat dilihat pada Lampiran A.

contoh perhitungan jumlah contoh timbulan sampah yang diambil dari perumahan dapat dilihat pada Lampiran A.

3) jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan dapat dilihat pada Tabel 2 yang dihitung berdasarkan rumus di bawah ini.

S = Cd Ts ...........................................................................................3)

dimana:

S =

Jumlah contoh masing-masing jenis bangunan non

perumahan

Cd = Koefisien bangunan non perumahan = 1 Ts = Jumlah bangunan non perumahan

3.3 Kriteria

3.3.1 Kriteria Perumahan

Page 84: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

Kategori perumahan yang ditentukan berdasarkan:

1) keadaan fisik rumah dan atau;

2) pendapatan rata-rata kepala keluarga dan atau;

3) fasilitas rumah tangga yang ada.

3.3.2 Kriteria Non Perumahan

Kriteria non perumahan berdasarkan:

1) fungsi jalan yaitu:

(1) jalan arteri sekunder;

(2) jalan kolektor sekunder;

(3) jalan lokal; (4) untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan minimal 500 meter

panjang jalan arteri sekunder di pusat kota;

Page 85: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

2) kriteria untuk pasar : berdasarkan fungsi pasar;

3) kriteria untuk hotel : berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia;

4) kriteria ntuk rumah makan dan restoran : berdasarkan jenis kegiatan; 5) kriteria untuk fasilitas umum : berdasarkan fungsinya.

TABEL 2

JUMLAH CONTOH TIMBULAN SAMPAH

DARI NON PERUMAHAN

KLASIFIKASI

KOTA

LOKASI

KOTA

NO.

PENGAMBIL

AN KOTA KOTA

1 KK

SEDANG &

CONTOH

METROPOLITA

N BESAR

KECIL

(CONTOH) (CONTOH)

(CONTOH)

1. Toko 3–30 10 – 13 5–10 3 – 5

2. Sekolah 13–30 10 – 13 5–10 3 – 5

3. Kantor 13–30 10 – 13 5–10 3 – 5

4. Pasar 6–15 3 – 6 1 – 3 1

5. Jalan 6–15 3 – 6 1 – 3 1

contoh perhitungan jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan dapat dilihat pada Lampiran A.

Jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan untuk yang tidak tercantum pada Tabel 2; yaitu hotel, rumah makan/restoran, fasilitas umum lainnya diambil 10% dari jumlah keseluruhan, sekurang-kurangnya 1.

3.4 Frekwensi

Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan frekwensi sebagai berikut:

1) pengambilan contoh dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada lokasi yang sama, dan dilaksanakan dalam 2 pertengahan musim tahun pengambilan contoh;

2) butir 1 dilakukan paling lama 5 tahun sekali.

3.5 Pengukuran dan Perhitungan

Pengukuran dan perhitungan contoh timbulan sampah harus mengikuti ketentuan

sebagai berikut:

Page 86: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

1) satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah:

(1) volume basah (asal) : liter/unit/hari

(2) berat basah (asal) : kilogram/unit/hari

2) satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah dalam %

berat basah/asal;

3) jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan sampah (u),

yaitu:

(1) perumahan

: jumlah jiwa dalam

keluarga;

(2) toko : jumlah petugas atau luas areal;

(3) sekolah : jumlah murid dan guru;

(4) pasar

: luas pasar atau jumlah

pedagang;

(5) kantor : jumlah pegawai;

(6) jalan : panjang jalan dalam meter;

(7) hotel : jumlah tempat tidur;

(8) restoran : jumlah kursi atau luas areal;

(9)

fasilitas umum

lainnya : luas areal.

4) metode pengukuran contoh timbulan sampah, yaitu:

Page 87: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

(1) sampah terkumpul diukur volume dengan wadah pengukur 40 liter dan ditimbang beratnya; dan atau

(2) sampah terkumpul diukur dalam bak pengukur besar 500 liter dan ditimbang beratnya; kemudian dipisahkan berdasarkan komponen komposisi sampah dan ditimbang beratnya.

contoh perhitungan % berat basah per komponen komposisi sampah dapat dilihat pada Lampiran A.

5) perhitungan besaran timbulan sampah perkotaan berdasarkan:

(1) rata-rata timbulan sampah perumahan;

(2) perbandingan total sampah perumahan dan non perumahan.

contoh perhitungan besaran timbulan sampah perkotaan dapat dilihat pada

Lampiran A.

3.6 Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan terdiri dari:

1) alat pengambil contoh berupa kantong plastik dengan volume 40 liter; 2) alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x 100

cm, yang dilengkapi dengan skala tinggi;

3) timbangan (0 – 5) kg dan (0 – 100) kg; 4) alat pengukur, volume contoh berupa bak berukuran (1,0 m x 0,5 m x 1,0 m)

yang dilengkapi dengan skala tinggi; 5) perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan.

Page 88: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

BAB IV

CARA PENGERJAAN

4.1 Cara Pengambilan dan Pengukuran Contoh dari Lokasi Perumahan adalah sebagai

berikut:

1) tentukan lokasi pengambilan contoh;

2) tentukan jumlah tenaga pelaksana;

3) siapkan peralatan;

4) lakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah

sebagai berikut: (1) bagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah

1 hari sebelum dikumpulkan; (2) catat jumlah unit masing-masing penghasil sampah;

(3) kumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah;

(4) angkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran;

(5) timbang kotak pengukur;

(6) tuang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 l; (7) hentak 3 kali kotak contoh dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm.

Lalu jatuhkan ke tanah; (8) ukur dan catat volume sampah (Vs); (9) timbang dan catat berat sampah (Bs); (10) timbang bak pengukur 500 l;

(11) campur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam bak

pengukur 500 l;

(12) ukur dan catat berat sampah; (13) timbang dan catat berat sampah;

(14) pilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah;

(15) timbang dan catat berat sampah;

(16) hitunglah komponen komposisi sampah seperti contoh dalam Lampiran

A;

Bila akan dibawa ke laboratorium uji (pengujian karakteristik sampah) lakukan sub butir berikut ini: (17) ambil dari tiap komponen contoh seberat (lihat contoh perhitungan pada

Lampiran A); (18) aduk merata contoh-contoh tersebut dan dimasukkan dalam kantong

plastik ditutup rapat dan diangkut ke laboratorium.

4.2 Cara Pengerjaan Pengambilan dan Pengukuran Contoh dari Lokasi non Perumahan

4.2.1 Lokasi Toko, Sekolah dan Kantor

Cara pengerjaan pengambilan dan pengukuran contoh adalah sebagai berikut:

1) tentukan lokasi pengambilan contoh;

2) tentukan jumlah tenaga pelaksana;

3) siapkan peralatan;

4) laksanakan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah sebagai

berikut:

Page 89: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

(1) bagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah 1 hari sebelum dikumpulkan;

(2) catat jumlah unit masing-masing penghasil sampah;

(3) kumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah;

(4) angkut seluruh kantong plastik ke tempat pengukuran;

(5) timbang kotak pengukur;

(6) tuang secara bergiliran contoh tersebut ke kotak pengukur 40 l; (7) hentak 3 kali kotak contoh dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm.

Lalu jatuhkan ke tanah; (8) ukur dan catat volume sampah (Vs); (9) timbang dan catat berat sampah (Bs); (10) timbang bak pengukur 500 l; (11) campur seluruh contoh dari setiap lokasi pengambilan dalam bak

pengukur 500 l;

Page 90: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

(12) ukur dan catat berat sampah;

(13) timbang dan catat berat sampah;

(14) pilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah; (15) timbang dan catat berat sampah;

(16) hitunglah komponen komposisi sampah seperti contoh dalam Lampiran

A;

Bila akan dibawa ke laboratorium uji (pengujian karakteristik sampah) lakukan sub butir berikut ini:

(17) ambil dari tiap komponen contoh seberat (lihat contoh perhitungan pada

Lampiran A); (18) aduk merata contoh-contoh tersebut dan dimasukkan dalam kantong

plastik ditutup rapat dan diangkut ke laboratorium.

4.2.2 Lokasi Pasar, Jalan, Hotel, Restoran dan Fasilitas Umum Lainnya

Cara pengerjaan pengambilan dan pengukuran contoh adalah sebagai berikut:

1) tentukan lokasi pengambilan contoh;

2) tentukan jumlah tenaga pelaksana;

3) siapkan peralatan;

4) laksanakan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah sebagai

berikut:

(1) catat jumlah unit masing-masing penghasil sampah; (2) timbang bak pengukur (500 liter); (3) ambil sampah dari tempat pengumpulan sampah dan masukkan ke

masing-masing bak pengukur 500 liter; (4) hentak 3 kali bak contoh dengan mengangkat bak setinggi 20 cm, lalu

jatuhkan ke tanah; (5) ukur dan catat volume sampah (Vs); (6) timbang dan catat berat sampah (Bs); (7) pilah contoh berdasarkan komponen komposisi sampah;

(8) timbang dan catat berat sampah;

Bila akan dibawa ke laboratorium uji (pengujian karakteristik sampah) lakukan sub butir berikut ini: (9) ambil dari tiap komponen contoh seberat (lihat contoh perhitungan pada

Lampiran A); (10) aduk merata contoh-contoh tersebut dan dimasukkan dalam kantong

plastik ditutup rapat dan diangkut ke laboratorium.

Page 91: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

BAB V

LAPORAN PENGAMBILAN CONTOH

5.1 Catatan Lapangan

Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam catatan lapangan (lihat Lampiran) dengan mencantumkan isi sebagai berikut:

1) umum berisi nama daerah, nama lokasi, kriteria lokasi, tanggal dan waktu,

keadaan cuaca dan nama pelaksana; 2) hasil pemeriksaan.

5.2 Formulir Data

Data dari catatan lapangan dipindahkan ke formulir data.

Page 92: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

LAMPIRAN A

LAIN-LAIN

1) Contoh formulir pengambilan dan

pengukuran contoh Laporan pengambilan

dan pengukuran contoh

I. Umum

Daera

h

: Kelurahan

Turangga

Tanggal : 3-7-

1989

Lokasi

: Perumahan pengambilan

Kriteri

a

Lokasi : Rumah permanen Pelaksana : NBS

25

%

II. Hasil

pemeriksaan

-

jumlah contoh

jiwa :1.000 jiwa

1.000

- jumlah KK

:

6

-

jumlah

contoh

:

25

´

1.000 = 42

rumah

100 6

V

s

- volume sampah

rata-rata

u

V s

1

+

V s

2

+ ................ +

V s

42

u

U

u

=

kg / jiwa / hr

42

B

s

- berat sampah

rata-rata

u

B s

1

+

B s

2

+ ................ +

B s

42

Page 93: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

=

u u u

kg / jiwa / hr

42

- % berat sampah per komponen * sisa makanan dan daun-daunan (Or)

= Borganik1 + Borganik 2 + ................ + Borganik 42 x100% BBS

* kertas (Kr)

= Bkr1 + Bkr 2 + ................ + Bkr 42 x100%

BBS * kayu (Ky) * kain/tekstil

(Kn)

* karet, kulit

(Kr)

* plastik (Kr)

* logam (Kr)

* gelas/kaca

(Kr)

= s.d.a = s.d.a

= s.d.a

= s.d.a

= s.d.a

= s.d.a

Page 94: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

* dan lain-lain = s.d.a

- Berat sampah yang dikirim ke laboratorium = 2,0 kg

2) Contoh perhitungan jumlah jiwa

- jumlah contoh jiwa yang dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

S = Cd Ps

dimana:

Ps < 1 juta jiwa

S = Jumlah contoh (jiwa)

Ps = Populasi (jiwa)

Cd = Koefisien perumahan

Cd Kota metropolitan dan besar = 1

Cd Kota sedang dan kecil = 0,5

Misal : Kota besar dengan jumlah penduduk = 1.000.000

Maka jumlah contoh jiwa (S) = 1 1.000.000 = 100

3) Contoh perhitungan jumlah contoh timbulan sampah yang diambil

dari perumahan. Misal :

- jumlah contoh jiwa (S) = 1.000

- jumlah jiwa per KK (n) = 5 - proporsi jumlah KK rumah permanen/pendapatan tinggi (S1) = 25% - proporsi jumlah KK rumah semi permanen/pendapatan sedang (S2) = 30% - proporsi jumlah KK rumah non permanen/pendapatan rendah (S3) = 45%

Maka :

-

jumlah keluarga yang disampling

(K) =

S

=

1.000

= 200

n

5 - jumlah contoh timbulan sampah dari perumahan:

1) Permanen

=

S1

x K = 25% x 200 = 50 rumah

2)

semi

permanen

=

S2

x K = 30% x 200 = 60

rumah

3) non permanen

=

S3

x K = 45% x 200 = 90

rumah

Page 95: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

4) Contoh cara perhitungan jumlah contoh timbulan sampah dari

non perumahan. Jumlah contoh toko dihitung menggunakan

persamaan sebagai berikut:

dimana:

T = Cd TS

T = Jumlah contoh toko Cd = 1

TS = jumlah toko per 6.000 penduduk

Misal untuk kota besar dengan jumlah penduduk = 500.000 maka jumlah contoh toko

yang diambil = 500.000 =

9,2 6.000

diambil 10 contoh

5) Contoh perhitungan volume dan berat sampah dari lokasi pengambilan yaitu:

- volume sampah yang diukur (Vs) = 10 liter - berat sampah yang diukur (Bs) = 1,5 kg - jumlah unit penghasil sampah (u) = 5 jiwa

Jadi:

Vs = 10 =

- volume contoh timbulan sampah = 2 liter/jiwa u 5

Bs = 1,5 = - berat contoh timbulan sampah = 0,5 kg/jiwa

u 5

6) Contoh cara perhitungan % berat basah komposisi sampah yaitu:

- berat sampah yang diukur dalam bak 500 liter (BBS) = 100 kg

- berat per komponen komposisi sampah untuk sisa makanan + daunan (organik) = 70%

Jadi % berat conotoh sampah sisa makanan dan daun-daunan 70 x100% = 70% 100

7) Contoh cara perhitungan besaran timbulan sampah perkotaan yaitu:

- rerata volume sampah yang diukur untuk rumah permanen = 2,25 ltr/or/hr

- rerata volume sampah yang diukur untuk rumah semi permanen = 2,00 ltr/or/hr

- rerata volume sampah yang diukur untuk rumah non permanen = 1,75 ltr/or/hr

- perbandingan % total sampah perumahan dan non perumahan = 75 % dan 25 % Jadi besaran timbulan sampah perkotaan = 100 x (2,25 + 2,00 +1,75) ltr/or/hr

75 3 = 2,75 ltr/or/hr

Page 96: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

8) Contoh perhitungan berat sampah per komponen yang diambil untk dikirim ke

laboratorium, yaitu: Hasil penimbangan:

1. Sisa-sisa makanan + daun-daunan (organik) = 70 kg

Page 97: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

2. Kertas (Kr) = 6 kg

3. Kayu (Ky) = 2 kg 4. Kain/tekstil (Kn) = 1 kg 5. Karet/kulit (Kt) = 1 kg

6. Plastik (Pl) = 10 kg

7. Logam (Ln) = 2 kg

8. Gelas/kaca (Kc) = 3 kg

9. Dan lain-lain = 5 kg

Jumlah .........................................................

= 100 kg

Jadi berat sampah untuk sisa-sisa makanan dan daun-daunan (Or) yang dikirim ke laboratorium dihitung dengan rumus:

= (Organik )x2 Or (Organik ) + ( Kr ) + ( Ky) + ( Kn) + ( Kt ) + ( Pl )

Selanjutnya sama dengan komponen sampah yang lainnya.

Jadi:

Organik

=

70

x2 kg = 1,56 kg

90

Kr =

6

x2 kg =

0,13

kg

90

Ky =

2

x2 kg =

0,04

kg

90

Kn =

1

x2 kg =

0,02

kg

90

Kt =

1

x2 kg =

0,02

kg

90

Pl =

10

x2 kg =

0,23

kg

90

Jumlah =

2,00

kg

Page 98: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

LAMPIRAN 2

Dokumentasi penimbangan dan pemilahan sampah

Page 99: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …
Page 100: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …
Page 101: KAJIAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG …

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG Jl. Prof. DR. Hamka No. 121 Telp. (0751) 7054350 Padang

BIODATA WISUDAWATI

No. Urut :

Nama : Iga Tri Ayu Ningrum

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Padang, 13 Mei 1997

Nomor Pokok

Mahasiswa

:

1510024428007

Program Studi : Teknik Lingkungan

Tanggal Lulus : 15 Juli 2019

IPK : 3,51

Predikat Lulus : Sangat Memuaskan

Judul Skripsi : Kajian Timbulan, Komposisi, Karakteristik, dan

Potensi Daur Ulang Sampah di Nagari Parambahan

Tanah Datar

Dosen Pembimbing : 1. Yaumal Arbi, M.T

2. Nofriya, ST,.M.Si

Asal SMTA : SMAN 16 Padang

Nama Orang Tua : 1. Butasir

2. Minarni

Alamat /Telp/Hp : Jalan Jeruk II No 118 Perumnas Belimbing

08126684528

[email protected]