Upload
anamagestya
View
66
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kajian Teori Laju Reaksi
Citation preview
A. KAJIAN TEORI :
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda. Ada reaksi yang
berlangsung spontan seperti reaksi-reaksi ion, ada juga reaksi yang berlangsung lambat seperti
perkaratan besi, serta ada pula reaksi yang kecepatannya bisa di ukur. Pengukuran laju reaksi
didasarkan pada kecepatan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi
hasil reaksi dengan satuan konsentrasi/waktu.
Persamaan laju reaksi dapat dituliskan sebagai berikut :
Aa + bB Cc + Dd
r = -d[A] tanda – menunjukkan berkurangnya konsentrasi selama laju reaksi
dt
r = -d[B]
dt
r = +d[C]
dt
r = +d[D]
dt
Orde Reaksi
Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde reaksi
tidak dapat dituliskan dari persamaan reaksi, melainkan harus dari data eksperimen.Pada
umumnya, harga orde reaksi merupakan bilangan bulat sederhana, yaitu 1, 2, atau 3, tetapi
kadang-kadang juga terdapat pereaksi yang mempunyai orde reaksi 0, ½, atau bahkan negatif.
Kelajuan suatu reaksi kuantitasnya di pengaruhi oleh kondisinya. Besi mudah berkarat
pada kondisi lembab, tetapi di lingkungan yang kering, besi cukup lambat berkarat. Secara
experiment ditemukan bahwa laju dari suatu reaksi kimia berganung pada :
1. Konsentrasi zat pereaksi, laju reaksi biasanya naik jika konsentrasi zat pereaksi dinaikkan
2. Luas permukaan sentuhan, laju reaksi akan berjalan lebih cepat jika luas permukaan
sentuhan antar pereaksi bertambah besar
3. Temperature, laju reaksi naik cukup cepat jika suhu dinaikkan
4. Katalis, beberapa reaksi akan berjalan lebih cepat jika ditambahkan katalis yang sesuai.
Penjelasan singkat atas pengaruh masing-masing faktor itu adalah sebagai berikut :
1. Konsentrasi
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang
bereaksi makin besar laju reaksinya. Makin besar konsentrasi makin besar peluang zat-zat
saling berinteraksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan. Dengan
demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
2. Sifat zat yang bereaksi
Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan berlangsungnya reaksi. Secara
umum dinyatakan bahwa: (a) reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat. Hal
ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya
berlawanan. Contoh : Ca2+¿ ¿(aq) + CO3
2+(aq) = CaCO3(s) reaksi ini berlangsung cepat dan (b)
reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat, hal ini disebabkan karena
untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energy untuk memutuskan ikatan-ikatan
kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi. Contoh : CH4 (g) + Cl2 (g) = CH3Cl
(g) + HCl (g). Reaksi ini berjlan lambat dan reaksinya dapat dipercepat apabila diberi
energy seperti misalnya energy sinar matahari.
3. Suhu
Pada umunya reaksi akan berlangsung dengan kelajuan yang lebih cepat bila suhu
dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energy kinetic molekulmolekul zat yang
bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energy
sama atau lebih besar dari energy aktivasinya (Ea). Dengan demikian banyak molekul
yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain laju reaksi menjadi lebih
besar.
4. Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi dengan tujuan untuk
mempebesar laju reaksi. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi
ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih
rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Reaktan
∆H = (+)
Energi aktivasi tanpa katalis Energi
Aktivasi dengan katalis
Reaksi endoterm
Produk
Beberapa sifat katalis dapat diinventariskan sebagai berikut :
a. Katalis tidak mengalami perubahan kimia pada akhir reaksi tetapi dapat
mengalami perubahan fisika.
b. Katalis mempengaruhi laju reaksi tetapi tidak mempengaruhi letak
kesetimbangan.
c. Katalis umumnya hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil dan tebukti dapat
mempengaruhi sejumlah besar pereaksi.
d. Katalis memiliki sifat spesifik (khas), artinya suatu katalis yang mengkatalisis
suatu reaksi tertentu, belum tentu akan mengkatalisis reaksi yang lain.
e. Adanya zat-zat lain dalam jumlah kecil dapat menaikkan atau menurunkan
efisiensi sebuah katalis.
Zat-zat yang menaikkan efisiensi suatu katalis disebut promotor
Zat-zat yang menurunkan efisiensi suatu katalis disebut racun katalis
f. Bila katalis yang digunakan berada dalam wujud yang berbeda dengan zat-zat
pereaksinya, maka proses katalisanya didahului oleh proses adsorpsi (penyerapan
pada permukaan).
g. Proses auto katalis adalah suatu reaksi di mana salah satu zat hasil treaksi
berfungsi sebagai katalis. Contoh: Reaksi Oksidasi 5 H2C2O4 oleh KMnO4 dalam
suasana asam, laju reaksi meningkat karena adanya Mn2+ yang terbentuk pada
reaksi tersebut.
5. Luas Permukaan
Peluang zat-zat untuk saling bereaksi adalah besar ketika permukaan-permukaan yang
saling berinteraksi atau bersentuhan semakin banyak atau besar, walau tidak setiap
sentuhan menyebabkan terjadinya reaksi. Pengaruh faktor luas permukaan berlaku untuk
reaksi yang melibatkan zat padat dan gas, zat padat dan zat cair, dan termasuk kasus
dimana zat padat berlaku sebagai katalis. Peningkatan luas permukaan dari zat padat
meningkatkan kemungkinan tumbukan bertambah besar.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
TINJAUAN PUSTAKA
Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Laju reaksi terukur, seringkali sebanding dengan konsentrasi reaktan suatu perangkat. Contohanya, mungkin saja laju reaksi itu sebanding dengnan konsentrasi dua reaktan A dan B, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = K [ A ]x . [ B ]y
Koefisien K disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi tetapi bergantung pada temperatur. Persamaan sejenis ini ditentukan secara eksperimen disebut hukum laju reaksi. Secara formal hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi dan sebagai fungsi dari semua spesies yang ada termasuk produknya.
Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan yang utama. Penerapan praktisnya setelah kita mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta laju reaksi, kita dapat meramalkan laju reaksi dari komposisi campuran. Penerapan teoritis pada laju ini adalah : hukum laju merupakan pemandu untuk mekanisme reaksi. Setiap mekanisme yang diajukan harus konsisten dengan hukum laju yang diamati.
Pada kelajuan reaksi ternyata suhu juga berpengaruh, suhu juga hampir menaikkan kelajuan dari setiap reaksi. Sebaliknya penurunan dalam suhu akan menurunkan kelajuan, dan ini tidak bergantung apakah reaksi eksotermis dan endotermis. Perubahan kelajuan terhadap suhu dinyatakan oleh suatu perubahan dalam tetapan kelajuan yang spesifik K.
Untuk setiap reaksi, K naik dengan kenaikkan suhu, besarnya kenaikkan berbeda- beda dari sutau reaksi dengan reaksi yang lain. Bila suatu reaksi terjadi dalam beberapa langkah reaksi kemungkinan spesien perantara dibentuk, dan mereka mungkin tidak dapat dideteksi karena mereka akan segera digunakan dalam langkah reaksi berikutnya. Meskipun demikian dengan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhinya kadang – kadang dapat diketahui seberapa jauh faktor – faktor tersebut berperan dalam mekanisme reaksi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi :
Dalam berbagai reaksi kimia kita sering dapati reaksi berjalan sangat cepat dan adapula yang berjalan sangat lambat. Keadaan demikian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor – faktor, yaitu :
1. Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula, dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.
Pangkat – pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada prinsipnya menetukan pengaruh seberapa besar perubahaan konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi.
2. Luas Permukaan
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung dengan heterogen. Pada reaksi homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia, karena molekul – molekul ini dapat bersentuhan satu sama yang lainnya. Dalam sistem heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang – bidang yang bersentuhan dari kedua fasenya. Reaksi kimia berlangsung pada kedua molekul – molekul atom – atom atau ion – ion dari zat – zat yang bereaksi telebih dahulu bertumbukkan. Maka semakin luas permukaan suatu reaksi mak semakin cepat reaksi itu berlangsung.
3. Suhu / Temperatur
Pada suhu yang tinggi, energi molekul – molekul bertambah. Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu, biasanya kenaikan suhu sebesar 10 oC akan menyebabkan kenaikkan laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikkan suhu atau menyebabkan makin cepatnya molekul – molekul pereaksi bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Energi tumbukan bertambah yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehingga suatu reaksi dapat berlangsung disebut energi pengaktifan.
4. Katalis / Katalisator
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat di percepat dengan menambahkan zat lain yang disebut katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis menurunkan energy-energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan menbentuk tahap-tahap reaksi yang baru.
Ada dua jenis katalis, yaitu :
- Katalis homogen adalah ktalis yang satu fase dengan zat yang dikatalis. Jenis katalis ini umumnya ikut breaksi, tetapi pada akhir reaksi akn kembali lagi kebentuk semula.
- Katalis heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat yang bereaksi. Jenis katali ini umumnya logam-logam dan reaksi yang dipercepat umumnya gas-gas.
Orde satu reaksi
Orde satu reaksi adalah jumlah semua eksponen dari konsentrasidalam persamaan laju reaksi, atau bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat dengan kecepatan reaksi. Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi, maka reaksi itu dinyatakan sebagai orde pertama. Persamaan laju orde pertama dari tipe laju reaksi K=k [A]1 Jika suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi maka reaksi itu disebut orde ke dua atau k [A]2.
Suatu reaksi tidak dapat bergantung pada konsentrasisuatu pereaksi, perhatikan pereaksi umum A + B menghasilkan AB yang ternyata orde pertama adalah A. jika kenaikan konsntrasi B tidak mungkin menaikan laju reaksi maka reaksi itu disebut orde nol.
Penentuan laju reaksi disederhanakan dengan metode isolasi. Dalam hal ini, konsentrasi semua kecuali suatu reksi dibuat berlebihan.contohnya jika B dibuat berlebihan mak dianggap konsentrasinya akan konsentrasinya selama reaksi. Maka walaupun hokum lajun reaksi sesungguhnya berorde kedua secara keseluruhan : V = k [A]x [B]y , Kita dapat menyamakan [B]dengan [B0] dan menuliskan V = k A dan V = k B yang mempunyai hokum orde pertama, karena hukumlaju yang sebenarnya di paksakan menjadi bentuk orde pertama dan mengasumsikan konsentrasi B konstan, jika hokum laju lebih rumit seperti :
Maka teknik isolasi berlebihan akan menghasilkan :
Ini merupakan hukumlaju reaksi pseudo ke dua yang lebih mudah untuk di analisa dan di kenali pada hokum lengkapnya. Ketergantunga laju pada semua reaktan dapat di cari dengan mengosilasisecara bergantung sehungga tersusunlah gambar tentang hukum laju keseluruhan konsentrasi dan kecepatan konsentrasi.
Kecepata reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi zat-zat yang breaksi, berarti semakin besar kercepatan reaksi maka konsentrasi akan semaki besar pula dan sebaliknya bila semakin kecil kecepatan konsentrasi maka konsentrasi akan semakin kecil pula.misalnya , bila [A] diperbesar dua kali maka , cara mencari kecepatan orde reaksi :
1. Jika , maka
Ini berlaku bila kecepatan di ketahui.
2. Bial yang diktahui bukan keceptannya tapi waktunya maka , V = k [A]x [B]y
Orde suatu reaksi ditentukan dari suatu data eksperiment dengan menghitung tetapan laju denga suatu grafik atau dengan mentukan denga waktu penuh reaksi. Dengan mengetahui orde reaksi mekanisme reaksi yang mungkin dapat dikesampingkan. Factor utama adalah tahapan laju reaksi, karena tahapan ini membatsi laju reaksi keseluruhan mekanisme reaksi rantai yang secara khas sangat cepat, bergantung poada pembentukan spesi-spesi yang sangat reaktif sebagai zat antara reaksi ini dibentu di rambat dan diakhir dalam elementer yang terpisah. Mempelajari laju reaksi adalah cara terbaik untuk mengetahui mekanismenya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi yang
lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi berlangsung begitu cepat sedangkan reaksi
pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang sangat lama. Dari hal ini dapat disimpulkan
bahwa reaksi kimia memiliki laju reaksi yang berbeda.
Dalam ilmu kimia laju reaksi kimia dipelajari dalam kinetika kimia. Kinetika kimia adalah
bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang laju reaksi kimia, bagaimana cara menghitung
laju suatu reaksi kimia dan berbagai hal yang mempengaruhinya.
Cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per satuan waktu. Konsentrasi
biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan konsentrasi dapat
diganti dengan satuan tekanan seperti atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal. Satuan waktu
yang digunakan dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi
tersebut berjalan cepat atau lambat.
Laju reaksi = Perubahan konsentrasi
Satuan waktu
Untuk mengukur laju reaksi, perlu dilakukan analisis secara langsung maupun tak langsung tak
langsung banyaknya, produk yang terbentuk atau banyaknya reaksi yang tersisa setelah penggal
waktu tertentu.
Contoh :
2 NO2 (g) N2 (g) + 2 O2 (g)
Laju reaksi kimia dapat dinyatakan sebagai laju penguraian konsentrasi molar NO2 atau Laju
pertambahan konsentrasi molar N2 dan O2.
Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukan O2 adalah setengah dari laju
pengurangan NO2, yaitu :
Ada beberapa cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan melalui percobaan, yaitu
dengan mengukur konsentrasi salah satu reaksi salah satu produk pada selang waktu yang
berlangsung lambat ini dapat ditentukan dengan cara mengeluarkan sampel dari campuran reaksi
lalu menganalisanya dengan contoh sebagai berikut :
CH3 COOHs + H2O CH2 COOH + C2H5OH
(Etil asesat) (Air) (Asam Asesat) (Etanol)
Reaksi tersebut sangat lambat berlangsungnya sehingga konsentrasi asam asetat yang dihasilkan
dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suau larutan asam basa.
Cara yang lebih umum adalah dengan menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan secara
kontinu suatu perubahan yang menyertai reaksi. Untuk reaksi gas yang disertai perubahan mol,
alat dirancang dapat mengukur perubahan bahan tekanan gas, contohnya sebagai berikut :
2NaO5 (g) ® 4NO2 (g) + O2
Reaksi tersebut disertai pertambahan jumlah mol gas yang menyebabkan pertambahan tekanan
yang dapat dibaca dengan mometer semakin banyak N2O5 yang terurai semakin besar
tekanannya, jika reaksi berlangsung pada volume dan suhu yang tetap maka pertambahan
tekanan dapat dikatakan dengan tambahan mol dengan demikian laju penguraian NaO5 dapat
ditentukan.
Pada laju reaksi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain bergantung
pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh :
a. Konsentrasi Pereaksi
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar, dan
sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi suatu zat semakin kecil maka laju
reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk
beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan
hukum laju reaksi atau reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi
kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksi.
b. Luas Permukaan
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, luas permukaan (total) zat padat
akan bertambah jika ukurannya diperkecil. Semakin zat padat terbagi menjadi bagian kecil,
semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih
cepat dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang sama. Bubuk padat memiliki
permukaan yang lebih besar dari pada sebuah bengkah zat padat.
c. Suhu atau Temperatur
Laju reaksi juga dapat di percepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Ketika suhunya
dinaikkan maka laju reaksi akan meningkat pula. Sebagai perkiraan kasar, sebagai perkiraan
besar, sebagai reaksi berlangsung dengan suhu ruangan maka laju reaksi akan berlipat ganda
setiap kenaikan 100C
Perkiraan ini bukan keadaan yang mutlak dan tidak bisa diterapkan pada seluruh reaksi. Bahkan
bila pun mendekati benar, laju reaksi akan berlipat ganda setiap 90C atau 110C atau setiap suhu
tertentu. Angka dari derajat suhu yang diperlukan untuk melipat gandakan laju reaksi akan
berubah secara bertahap seiring dengan meningkatnya suhu.
Beberapa reaksi pada hakikatnya sangat cepat, sebagai contoh reaksi perpanasan melibatkan ion
yang terlarut menjadi zat padat yang tidak larut, atau reaksi ion hidrogen dengan asam dan ion
hidroksi dari Alkali didalam larutan, sehingga memanaskan salah satu dari contoh ini tidak
memperoleh perbedaan laju reaksi yang baik di laboratorium maupun industri akan berlangsung
lebih cepat apabila di panaskan
d. Tekanan
Bayak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti itu juga
dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil Volume akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan meningkatkan laju reaksi.
Perubahan tekanan pada suatu reaksi yang melibatkan hanya zat padat maupun zat cair tidak
memberikan perubahan apapun pada laju reaksi.
Dalam proses pembuatan amonia dengan proses Haber, laju reaksi antara Hidrogen dan Nitrogen
ditingkatkan dengan menggunakan tekanan yang sangat tinggi. alasan utama menggunakan
tekanan tinggi adalah untuk meningkatkan persentasi amonia di dalam keseimbangan campuran,
namun hal ini juga memberikan perubahan yang berarti pada laju reaksi juga.
Industri yang melibatkan produksi berupa gas yang banyak dilangsungkan pada tekanan tinggi,
misalnya pembuatan amonia yang menggunakan tekanan hingga 400 atm.
e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tak mengalami
perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau tidak dihabiskan). Katalis dibagi 2 yaitu :
- Katalis Positif.
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi
pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
- Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif disebut juga inhibator.
Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :
- Katalis homogen
Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya ikut beraksi
tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke bentuk semula.
- Katalis Heterogen
Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya berupa
logam-logam dan bereaksi yang dipercepat adalah reaksi gas-gas katalis ini tidak ikut bereaksi,
tetapi melalui reaksi permukaan yaitu permukaan logam menyerap molekul-molekul udara
hingga apabila dua molekul gas yang dapat bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah
bereaksi katalis ini kebanyakan digunakan dalam reaksi industri.
- Katalis biokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi pada makhluk
hidup. Katalis ini berupa enzim-enzim.
Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan
antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan antara partikel menghasilkan
reaksi, melainkan hanya tumbukkan antar partikel yang memiliki energi yang cukup serta arah
tumbukan yang tepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju reaksi dapat bergantung pada 3 hal,
yaitu:
- Frekuensi Tumbukan
- Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
- Fraksi partikel dengan energi cukup yang tumbuhannya dengan arah yang tepat.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif, energi minimum yang
harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif yang disebut juga
energi pengaktifan untuk memahami arti dari energi pengaktifan perlu diperhatikan pelan-pelan
benda yang ada di sekitar kita yang dapat terbakar.
Adapun persamaan laju reaksi dan orde reaksi yaitu sebagai berikut:
mA + nB pC = qD
Persamaan laju : V = K [A] x [B]x
Dengan ketetapan rumus :
- K : Ketetapan Jenis Reaksi
- X : Orde Reaksi terhadap pereaksi A
- Y : Orde reaksi terhadap pereaksi B
- m,n,p,q : Koefisien masing-masing zat yang terlihat dalam reaksi
Ketetapan jenis reaksi (K) adalah salah satu tetapan yang harganya bergantung pada jenis
pereaksi dan suhu., setiap reaksi mempunyai harga K tertentu pada suhu tertentu. Harga K
berubah jika suhu berubah, kenaikan suhu dan katalisator umumnya dan memperbesar harga K.