16
1 Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI RENCANA PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN PASIR BESI DI PANTAI SELATAN KULON PROGO, YOGYAKARTA BAMBANG YUNIANTO Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Jl. Jenderal Sudirman No. 623, Bandung – 40211 Telp. 022 – 6030483 Ext. 227 e-mail : [email protected] Naskah masuk : 11 Nopember 2008, revisi pertama : 06 Desember 2008, revisi kedua : 12 Desember 2008, revisi terakhir : Januari 2009 SARI Rencana penambangan dan pengolahan pasir besi oleh PT. Jogja Magasa Mining (PT. JMM) untuk menghasilkan pig iron di Kabupaten Kulon Progo, DIY, ditolak sebagian masyarakat petani yang mengusahakan lahan tersebut, dengan alasan masalah lingkungan dan sosial ekonomi. Wilayah Kontrak Karya (KK) PT. JMM, termasuk PT. Krakatau Steel (PT. KS) dan Indo Mines Ltd. berada dalam lahan Pakualaman pada kawasan sepanjang 22 kilometer pesisir Kulon Progo, di wilayah Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur. Deposit pasir besi sekitar 33,6 juta ton. Produksi direncanakan 500.000 ton per tahun dan umur tambang diperkirakan sampai 25 tahun. Penambangan menerapkan tambang kering dan proses ekstraksi dilakukan dengan teknologi Autokumpu seperti yang diterapkan di New Zealand Steel. Reklamasi akan dilakukan sejauh 200 meter ke darat dengan dibuat gumuk artifisial dan ditanami cemara udang. Saat ini kegiatan PT. JMM dan Indo Mines Ltd. sedang memasuki tahap studi kelayakan dan AMDAL yang dibantu oleh UGM. Berdasarkan analisis, permasalahan bersumber dari kurangnya sosialisasi dan koordinasi antara sektor pertanian dengan pertambangan. Secara prosedural perizinan, seluruh tahapan telah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia dan praktek-praktek pertambangan internasional. Menurut Bappeda Kabupaten Kulon Progo, kegiatan PT. JMM dan Indo Mines Ltd. tidak menyalahi tata ruang kawasan pantai pesisir selatan dan sudah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sedangkan secara ekonomi, beberapa keuntungan yang akan diperoleh pemerintah dan masyarakat, antara lain terbukanya lapangan pekerjaan yang sangat luas baik pada kegiatan penambangan, pengolahan, maupun industri pendukungnya; peningkatan PAD, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar lingkar proyek melalui program pengembangan masyarakat, membantu industri baja nasional (PT. Krakatau Steel), dan merupakan satu-satunya industri pig iron di Asia Tenggara. Kata kunci: pasir besi, rencana penambangan dan pengolahan, konflik sektoral, isu lingkungan dan sosial ekonomi

KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

1Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto

KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIALEKONOMI RENCANA PENAMBANGAN DANPENGOLAHAN PASIR BESI DI PANTAI SELATAN KULONPROGO, YOGYAKARTA

BAMBANG YUNIANTO

Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara,Jl. Jenderal Sudirman No. 623, Bandung – 40211Telp. 022 – 6030483 Ext. 227 e-mail : [email protected]

Naskah masuk : 11 Nopember 2008, revisi pertama : 06 Desember 2008, revisi kedua : 12 Desember 2008,revisi terakhir : Januari 2009

SARI

Rencana penambangan dan pengolahan pasir besi oleh PT. Jogja Magasa Mining (PT. JMM) untuk menghasilkanpig iron di Kabupaten Kulon Progo, DIY, ditolak sebagian masyarakat petani yang mengusahakan lahan tersebut,dengan alasan masalah lingkungan dan sosial ekonomi. Wilayah Kontrak Karya (KK) PT. JMM, termasuk PT.Krakatau Steel (PT. KS) dan Indo Mines Ltd. berada dalam lahan Pakualaman pada kawasan sepanjang 22kilometer pesisir Kulon Progo, di wilayah Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur.

Deposit pasir besi sekitar 33,6 juta ton. Produksi direncanakan 500.000 ton per tahun dan umur tambangdiperkirakan sampai 25 tahun. Penambangan menerapkan tambang kering dan proses ekstraksi dilakukan denganteknologi Autokumpu seperti yang diterapkan di New Zealand Steel. Reklamasi akan dilakukan sejauh 200meter ke darat dengan dibuat gumuk artifisial dan ditanami cemara udang. Saat ini kegiatan PT. JMM dan IndoMines Ltd. sedang memasuki tahap studi kelayakan dan AMDAL yang dibantu oleh UGM.

Berdasarkan analisis, permasalahan bersumber dari kurangnya sosialisasi dan koordinasi antara sektor pertaniandengan pertambangan. Secara prosedural perizinan, seluruh tahapan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan praktek-praktek pertambangan internasional. Menurut Bappeda KabupatenKulon Progo, kegiatan PT. JMM dan Indo Mines Ltd. tidak menyalahi tata ruang kawasan pantai pesisir selatandan sudah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sedangkan secara ekonomi, beberapa keuntunganyang akan diperoleh pemerintah dan masyarakat, antara lain terbukanya lapangan pekerjaan yang sangat luasbaik pada kegiatan penambangan, pengolahan, maupun industri pendukungnya; peningkatan PAD, meningkatkanpendapatan masyarakat sekitar lingkar proyek melalui program pengembangan masyarakat, membantu industribaja nasional (PT. Krakatau Steel), dan merupakan satu-satunya industri pig iron di Asia Tenggara.

Kata kunci:pasir besi, rencana penambangan dan pengolahan, konflik sektoral, isu lingkungan dan sosial ekonomi

Page 2: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor 13, Januari 2009 : 1 – 162

ABSTRACT

The plan of mining and processing of iron sand carried out by PT. Jogja Magasa Mining (PT. JMM) to producepig iron in the Kulon Progo Regency-DIY, is rejected by some farmer communities that have used the land dueto the environmental and socio-economic issues. The area of the work-contract of the company, including PT.Krakatau Steel (PT. KS) and Indo Mines Ltd. is located in the Pakualaman land along 22 km of the Kulon Progocoast of the Districts of Temon, Wates, Panjatan and Galur.

The iron sand deposit is 33.6 million tons. The production is planned to be 500,000 tons/year, whilst the ageof the mining is assumed 25 years. The mining will apply dry mining method; and the process of extractionwill use autokumpu technology as applied in the New Zealand Steel. Reclamation will be conducted in a 200m long toward inland by making an artificial dune with plants of cemara udang. Nowadays, the companyactivity is reaching the stages of feasibility study and environmental impact study assisted by Gajah MadaUniversity.

According to the analyses, the issues are caused by the lack of socialisation and coordination between thesectors of agriculture and mining. Procedurally, all the stages are in accordance with the national prevailingregulations and the international mining practices. According to the Agency for Regional Development Plan-ning of the regency, the mining activity is in a line with the spatial use of the south coastline. Economically,some benefits that will be obtained by the regional government and the community consist of wide jobopportunities from the mining operation, processing, supporting industries; increase of the regional revenue,improvement of the community prosperity around the project through the community empowerment program,increase the national steel industry (PT. KS), and it will be the sole pig iron industry in the Asean region.

Keywords: iron sand, mining and processing plans, sectoral conflict, environmental and socio-economic issues

Wilayah konsesi KK PT. JMM (termasuk PT. KS danIndo Mines) meliputi kawasan sepanjang 22 kilo-meter pesisir Kulon Progo, yang berada dalam wilayah4 kecamatan, yaitu Temon, Wates, Panjatan danGalur. Menurut status tanah, kawasan pantai selatantersebut terbagi dua, kawasan pantai sebelah timurSungai Progo ke arah Kabupaten Bantul merupakanmilik kraton Yogyakarta (Sultan Ground), sedangkankawasan pantai sebelah barat Sungai Progo ke arahKutoarjo merupakan tanah Pakualaman/ PakualamGround (BPS Kabupaten Kulon Progo, 2007).

Permasalahan mulai terjadi, meskipun status tanahmerupakan tanah Pakualaman, karena wilayahtersebut sudah sejak lama dibudidayakan olehmasyarakat pantai sebagai lahan pertanian, makasebagian besar masyarakat menolak untuk dijadikanlahan pertambangan. Masyarakat daerah inimengolah lahan tersebut menjadi lahan pertaniansejak sebelum tahun 2000, yang mendapat bantuandan dukungan proyek pengembangan pertaniankawasan pantai. Setelah berbagai proyek pertanianmasuk, secara signifikan lahan pertanian tersebutmampu ditingkatkan produktivitasnya, danmasyarakat kawasan pantai ini banyak mengalami

1. PENDAHULUAN

Polemik mengenai isu rencana penambangan danpengolahan pasir besi untuk menghasilkan pig iron diKabupaten Kulon Progo, Yogyakarta terus bergulir.Permasalahan tersebut masih tetap akan berlanjutmengingat banyak pemangku kepentingan (stakehold-ers) yang terlibat, baik di daerah maupun Pusat danlokasi kegiatan meliputi wilayah yang luas di 4Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, yaitu Temon,Wates, Panjatan dan Galur.

Pada awalnya, kegiatan pertambangan pasir besi yangakan dilakukan PT. Jogja Magasa Mining (PT. JMM)ini berizin Kuasa Pertambangan (KP) EksplorasiBupati Kulon Progro. Proyek tersebut merupakankerja sama antara PT. Krakatau Steel (PT. KS) danPT. JMM. PT KS saat ini adalah salah satu perusahaanbaja hilir terbesar di Indonesia. Indo Mines Ltd.merupakan perusahaan tambang dari Australia, yangakan membangun pabrik untuk mengolah pasir besi,dengan nilai investasi 600 juta dolar AS. Oleh karenaada unsur penanaman modal asing (PMA), makaKuasa Pertambangan (KP) Eksplorasi Bupati KulonProgo tersebut ditingkatkan menjadi KK pertambangan.

Page 3: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

3Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto

kemajuan, sehingga muncul perlawanan daribeberapa kelompok tani, seperti Paguyuban PetaniLahan Pantai (PPLP) Kulon Progo, Kelompok TaniNgudi Rejeki, Kelompok Tani Karangwuni, Wates.

Dalam proses selanjutnya, sejalan dengan semakingencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh PT. JMM(Indo Mines Ltd. dan PT. KS), baik sosialisasi kemasyarakat langsung, atau melalui orang-orang kunci(formal dan nonformal) masyarakat pantai, maupunsosialisasi yang dilakukan melalui dinas dan dihadapan DPRD Kabupaten Kulon Progo, suara prodan kontra terhadap kehadiran proyek tersebut mulaiterpecah. Masyarakat dan kelompok tani DesaBanaran yang dulunya menolak kini menjadimendukung setelah mendapat kepastian mengenailahan garapannya dan manfaat yang akan didapatdari adanya proyek tersebut.

Maksud penulisan ini adalah menginventarisasipermasalahan mengenai rencana kegiatanpenambangan dan pengolahan pasir besi di pantaiselatan Kabupaten Kulon Progo, DIY untuk mencaripemecahannya yang terbaik, dan dapat memberimasukan kepada pihak-pihak yang terkait dalampenyelesaian permasalahan tersebut.

2. METODOLOGI

Metodologi yang dilakukan menggunakanpendekatan multidisiplin ilmu, yaitu digunakannyaberbagai parameter keilmuan dalam membahaspermasalahan utama yang dikaji. Secara umumpenelitian dilakukan dengan survei lapangan ke lokasirencana penambangan dan pengolahan pasir besi dipantai selatan Kabupaten Kulon Progo, DIY, yangdilakukan pada 28 April – 2 Mei 2008. Dalam surveilapangan, selain dilakukan pendataan pada sumberdata utama juga dilakukan pendataan pada pemilikkepentingan lainnya.

Metode penelitian yang diterapkan menggabungkanpenelitian kuantitatif dan kualitatif. Teknik penelitianyang digunakan adalah observasi, inventarisasi data,dokumentasi, dan wawancara langsung ke sumberdata. Jenis data yang dikumpulkan dan digunakandalam kajian berupa data primer dan data sekunder.Data primer berupa informasi yang langsung berasaldari responden, sedangkan data sekunder berupa datadan informasi dari PT. JMM dan dinas terkait, baikdi tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat. Teknik

pengolahan dan analisis data menggunakan teknikdeskriptif, kompilasi dan eksplanatori.

3. RENCANA PENAMBANGAN DANPENGOLAHAN PASIR BESI

3.1. Lokasi dan Wilayah Konsesi PT. JMM

Lokasi rencana kegiatan pertambangan pasir besi PT.JMM terletak di pesisir selatan Kabupaten KulonProgo, meliputi 4 kecamatan, yaitu Galur, Temon,Wates dan Panjatan (Gambar 1). Luas konsesi KuasaPertambangan (KP) PT. JMM sesuai KeputusanDepperindagkoptamb No. KP008/KPTS/KP/EKPL/X/2005 yang diperbaharui dengan No. 11/KPTS/KP/EKPL/X/2006 adalah ± 4.000 ha, meliputi 4kecamatan dengan desa-desa: Jangkaran, Sindutan,Palihan, Glagah, Karangwuni, Garongan, Pleret,Bugel, Karangsewu dan Banaran (Gambar 2).Selanjutnya, KP PT. JMM tersebut ditingkatkanmenjadi Kontrak Karya (KK) dengan menggandengIndo Mines PTY Ltd. dengan luas ± 3000 ha,meliputi desa-desa: Karangwuni, Garongan, Pleret,Bugel, Karangsewu, dan Banaran seperti ditunjukkanoleh Gambar 3 (PT. JMM, 2006).

3.2. Kegiatan Eksplorasi

PT. JMM telah menyelesaikan aktivitas eksplorasipasir besi di Kulon Progo pada akhir 2006. Eksplorasidilakukan pada area sekitar 2 x 22 km, denganmelakukan pemboran eksplorasi pada 929 titikdengan kedalaman rata-rata 16 meter. Tidak dijumpairesistensi dari warga didaerah eksplorasi karena semuakewajiban yang berupa ganti rugi dan lain-lainnyadiselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Hasillaporan eksplorasi pasir besi Kulon Progo telahmendapatkan sertifikasi internasional dari JORC(Joint Ore Reserve Committee) suatu badanakreditasi cadangan mineral internasional. Dari hasileksplorasi diperoleh kesimpulan bahwa totalcadangan pasir besi Kulon Progo adalah sekitar 605juta ton dengan kandungan Fe sekitar 10.8% danproporsi tertinggi cadangan pasir besi pada kedalaman6-8 meter dari permukaan dengan total cadangansekitar 273 juta ton dengan kandungan Fe sekitar14,2%. (PT. JMM, 2006a).

Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan metode AircoreDrilling sebanyak 929 titik lubang bor. Hasilpemboran telah dianalisis di Laboratorium Konsultan

Page 4: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor 13, Januari 2009 : 1 – 164

 

Gambar 1. Lokasi rencana penambangan pasir besi PT. JMM di pantai selatanKabupaten Kulon Progo

Page 5: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

5Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto

 

Gambar 2. Peta lokasi wilayah KP PT. JMM

Gambar 3. Peta lokasi wilayah KK PT. JMM - Indo Mines Ltd.

Page 6: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor 13, Januari 2009 : 1 – 166

Geologi Mackay & Schnellman Pty Ltd menggunakanJOCR Standard. Secara garis besar hasil eksplorasisebagai berikut:

a) Di sepanjang 22 km dan lebar 1,8 km wilayahpantai selatan Kabupaten Kulon Progo terdapatcadangan mineral pasir besi 240 juta ton,dengan kadar 14% Fe.

b) Hasil tes awal dengan menggunakan teknologiAutokumpu, menunjukkan bahwa pasir besi diKulon Progo dapat ditingkatkan perolehannya(recovery) dari 14% Fe menjadi 50% Fe hanyadengan menggunakan satu proses/tingkatkonsentrasi gaya berat (gravity concentration).Apabila dilakukan dengan beberapa tingkat(multiple stage), yaitu gravity concentration danmagnetic separation kadar perolehan Fe akandapat ditingkatkan sampai 58 - 60%. Tekniktersebut telah dilakukan selama 30 tahun untukoperasi pengayaan pasir besi di New Zealand,dengan produksi 700.000 ton pig iron per tahun.

c) Cadangan pasir besi di Kabupaten Kulon Progo(untuk kedalaman sampai dengan 6 meter) setaradengan 33,6 juta ton Fe, hal ini melebihi darikebutuhan minimum Indo Mines Limited, yaitu

minimal 4,5 juta ton Fe, cukup untuk memasokproduksi minimal 300.000 ton pig iron per tahunselama 15 tahun.

d) Dengan jumlah cadangan yang ada di zonaekonomis wilayah KK, produksi per tahun,permukaan rata-rata air tanah di wilayah KK danjuga berdasarkan faktor wind blow, maka lamapenambangan akan berkisar kurang lebih 25tahun. Produksi akan dilakukan sebesar 500.000ton/ tahun, atau 41.000 ton/ bulan (PT. JMM,2006b).

3.3. Rencana Penambangan, Pengolahan PasirBesi dan Pengelolaan Lingkungan

Areal penambangan berada pada jarak sekitar 200meter dari garis pantai ke arah darat, dan akan dibuatkan’barrier’ atau tanggul dan ditanami pohon cemaraudang, sebagai pencegah abrasi. Berdasarkan penelitianSuhardi (PT. JMM, 2006b), Kepala LaboratoriumFisiologi Pohon dan Bioteknologi Kehutanan UGM,tanaman ini sangat efektif untuk pencegahan abrasi,erosi dan peredam tsunami dan telah terbukti padapercobaan di sepanjang pantai Samas dan Pandansimo(Skema rencana penambangan dapat dilihat padaGambar 4 dan 5).

Gambar 4. Skema rencana penambangan pasir besi PT. JMM di Kabupaten Kulon Progo

Tree

PENAMBANGANPRE-CONCENTRATION PLANT

PRA KONSENTRAT BIJI BESI

LAUT

Tree

PANTAI

200M(AREA PENAMBANGAN)

PENANAMANCEMARA UDANG(PENCEGAH ABRASIPEREDAM TSUNAMI)

Page 7: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

7Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto

Sistem penambangan menggunakan metodepengupasan (strip mine) secara kering. Hal iniberbeda dengan yang dilakukan PT Antam Tbk. padatambang pasir besi Cilacap dan Kutoarjo yangmenggunakan monitor air dengan menerapkanmetode tambang semprot. Pengolahan danpeleburannya akan menerapkan teknologiOutokumpu seperti yang dilakukan di New ZealandSteel dan menjadi yang pertama di Indonesia.Penambangan dilakukan per blok, dengan umurtambang per blok 8-12 bulan. Oleh karena itu,penambangan dapat berpindah ke blok selanjutnyaapabila blok sebelumnya telah selesai ditambangdan direklamasi. Kedalaman penggalian kurang lebih6 m dengan total penurunan lahan maksimal 80 cm(PT. JMM, 2007).

Untuk mendapatkan produk pig iron sekitar 1 jutaton per tahun, maka setiap tahun perlu dilakukanpenambangan pada areal sejauh 200-400 m dari bibirpantai pada batas pasang tertinggi dengan kedalamansekitar 6 m.

Pasir besi yang digali akan diangkut dan dimasukkan

dalam proses pencucian dan penyaringan, denganmenggunakan air laut atau air tawar sebagai bahanpencuci. Melalui proses penyaringan dan pemisahangaya berat (gravity concentration) akan diperoleh20% pre-konsentrat mineral besi, sedangkan sisanyasebanyak 80% berupa pasir halus akan dikembalikanlagi ke lokasi galian tambang sebagai bagian dari prosesreklamasi. Pre-konsentrat mineral besi (20%) akandiangkut dan kemudian diproses di pabrik konsentrat,dengan alat pemisah magnetik, menghasilkan min-eral besi/logam yang terpisahkan dari pasir halus,sehingga beratnya menjadi hanya 10% dari totalgalian pasir besi dan sisanya akan dikembalikan lagike lokasi galian tambang sebagai bahan reklamasi.

Pada tahun kedua setelah penambangan, daerahbekas area penambangan akan dapat ditanamikembali dengan produk agrikultur yang lebih bernilaiekonomis. Berdasarkan wawancara langsung denganTejoyuwono Notohadiprawiro Dosen Ilmu TanahUGM, menyatakan bahwa area lahan pasir besi bukanlahan yang bernilai pertanian. Dengan dihilangkankandungan logamnya, dan ditambah dengan tanahdan dipupuk, maka daerah reklamasi akan menjadi

Gambar 5. Skema cara penambangan

Page 8: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor 13, Januari 2009 : 1 – 168

lebih subur dan bernilai pertanian.

Rencana pembangunan pabrik pengolahan pasir besiterpola dalam kerangka industri baja terpadu, yaituindustri baja yang dimulai dari proses penambangan

pasir besi sampai dengan proses pembuatan pig ironsebagai bahan baku utama baja, sebagaimanaditunjukkan oleh bagan alir pada Gambar 6 dan 7.

Industri baja terpadu ini menganut kriteria berikut:

Gambar 6. Bagan alir rencana industri baja terpadu di Kabupaten Kulon Progo

PENAMBANGANPASIR BESI

PASIR BESI

PENCUCIAN DANPENYARINGAN

KONSENTRATPASIR BESI

PASIR

REKLAMASI

CONCENTRATOR(DENGAN MAGNIT)

PASIR HALUS

KONSENTRAT PASIR BESI

BATUBARA

BATUKAPUR

PABRIK BESIWANTAH

(PIG IRON) PIG IRON(BAHAN BAKU BAJA)

VANADIUM SLAG(BAHAN BAKU BAJATAHAN KARAT)

SLAG (DAPAT DIPAKAIBAHAN PERKERASANKONSTRUKSI JALAN)

CATATAN : DALAM JANGKA PANJANGAKAN DIKEMBANGKAN INDUSTRI BILLET BAJA

Gambar 7. Pasir besi dikirim ke pabrik peleburan untuk diolah

Page 9: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

9Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto

a) Untuk pabrik pengolahan diharapkan tidak jauhdari lokasi penambangan.

b) Bahan pendukung untuk konstruksi pabrik danproses pengolahan semua tersedia di wilayahKulon Progo seperti mangan, andesit,batugamping, tanah liat.

c) Ini salah satu alasan pabrik pengolahan ada diKulon Progo, supaya bersatu dengan kegiatanpenambangan sebagai sumber bahan bakunyayang juga terdapat di Kabupaten Kulon Progo.

d) Metode pengolahan mengacu pada apa yangdilakukan di New Zealand dengan menggunakan3 macam alternatif pengolahan (PT. JMM,2007).

Dalam pengelolaan lingkungan diterapkan teknikreklamasi/pengembalian fungsi lahan sepertiditunjukkan pada Gambar 8, dengan tahapan sebagaiberikut:a) Material bukan pasir besi setelah dipisahkan

langsung dikembalikan.b) Reklamasi diwajibkan untuk setiap blok dengan

teknik pengembalian perlajur sehingga prosesreklamasi beriringan dengan prosespenambangan/pengolahan.

c) Lahan hasil reklamasi akan dibuat lebih suburdengan penambahan pupuk organik dan bahan

lain yang diperlukan sehingga diharapkanproduksi pertanian meningkat.

d) Setelah selesai direklamasi, lahan akandifungsikan kembali sebagai lahan pertanianatau sesuai peruntukannya.

Pembangunan berbagai sarana pendukung akandirencanakan sebagai berikut:a) Sarana transportasi akan menggunakan dan

mengembangkan sarana jalan yang sudah adadan membuat sarana jalan yang baru sesuaidengan kebutuhan industri.

b) Jalur transportasi kereta api dibutuhkan untukmenghubungkan industri pengolahan denganpelabuhan terdekat di Pulau Jawa, untuk keluarmasuk hasil produksi dan bahan pendukungindustri.

c) Pasokan listrik dapat bersumber dari PLN atauakan dibuat pembangkit tenaga listrik sendiri.

d) Kebutuhan air untuk industri maupun konsumsiakan memanfaatkan sumber air laut ataupunair sungai.

e) Untuk konstruksi pabrik, kantor, jalan danpemukiman karyawan akan memanfaatkansumber daya lokal yang ada di Kabupaten KulonProgo (PT. JMM, 2007).

Gambar 8. Tahapan reklamasi dan bentuk penampang lahan setelah reklamasi

Page 10: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor 13, Januari 2009 : 1 – 1610

4. PERMASALAHAN DAN ANALISISPENYELESAIANNYA

4.1. Permasalahan

Berdasarkan inventarisasi di lapangan terdapatbeberapa permasalahan, yaitu:a) Permasalahan mulai terjadi, meskipun status tanah

sebagian besar merupakan tanah Pakualam, karenawilayah tersebut sudah sejak lama dibudidayakanoleh masyarakat pantai sebagai lahan pertanian,maka sebagian besar masyarakat menolak untukdijadikan lahan pertambangan (contoh pertanianrakyat lihat Gambar 9 dan contoh infrastrukturdi pantai selatan lihat Gambar 10).

teknis dan ilmiah. Dja’far Shiddieq ahli tanahUGM menyatakan bahwa pemerintah kolonialBelanda pun tidak melakukan penambanganpasir besi di wilayah itu karena dampaknya yangdianggap berbahaya terhadap keseimbanganekologis di wilayah itu. Di dunia ini hanya adatiga gumuk pasir yang bergerak, satu di antaranyadi kawasan pesisir selatan Yogyakarta. Kombinasipenanaman cemara udang dan gumuk-gumukpasir bentukan alam itu merupakan penahantsunami alamiah yang paling efektif. MenurutSudaryatno dari Fakultas Geografi UGM, lapisanpasir di bawah permukaan tanah sangat bergunauntuk meredam gempa. Jika pasir diambil, fungsiitu hilang. Ia juga mengingatkan terjadinya

Gambar 9 dan 10. Pengembangan buah naga oleh petani dan infrastruktur di pantai selatan Kabupaten Kulon Progo

Selain merusak lingkungan, penambangan pasirbesi dianggap akan mengancam kelangsunganpertanian lahan pasir. Masyarakat daerah inimengolah lahan tersebut menjadi lahan pertaniansejak sebelum tahun 2000, yang mendapatbantuan dan dukungan proyek pengembanganpertanian kawasan pantai. Setelah berbagaiproyek pertanian masuk, secara signifikan lahanpertanian tersebut mampu ditingkatkanproduktivitasnya, dan masyarakat kawasanpantai ini banyak mengalami kemajuan, sehinggamuncul perlawanan dari beberapa kelompoktani, seperti Paguyuban Petani Lahan Pantai(PPLP) Kulon Progo, Kelompok Tani NgudiRejeki, Kelompok Tani Karangwuni-Wates.

b) Berbagai pihak yang memiliki kepentinganterkait dengan kegiatan di kawasan pantaitersebut menyampaikan pendapat, dari aspek

eksploitasi lebih jauh dan lebih dalam darisemula yang direncanakan. Risiko kerusakanalam yang menyertainya akan lebih hebat (PT.JMM, 2007). Wilayah eksploitasi lahan diwilayah itu terbagi atas tiga kepemilikan, yaknitanah milik bersertifikat, tanah desa dan tanahmilik dinasti Pakualam (Pakualam Ground).Tanggal 7 Januari 2003, KGPAA PakualamanIX mengeluarkan surat kepada Kepala BadanPengendalian Dampak Lingkungan Daerah(Bapedalda) Provinsi DIY, bernomor X/PA/2003. Isinya antara lain bahwa lahan itu dapatdikembangkan untuk kegiatan pertanian lahanpasir, tidak diizinkan mengubah sifat fisik danhayati, seperti untuk penambangan pasir, danada sanksi terhadap pelanggar.

c) Dalam proses selanjutnya, sejalan dengansemakin gencarnya sosialisasi yang dilakukan

Page 11: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

11Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto

oleh PT. JMM (Indo Mines Ltd. dan PT. KS),baik sosialisasi ke masyarakat langsung, ataumelalui orang-orang kunci (formal dannonformal) masyarakat pantai, maupunsosialisasi yang dilakukan melalui dinas dan dihadapan DPRD Kabupaten Kulon Progo, makasuara pro dan kontra terhadap kehadiran proyektersebut mulai terpecah. Masyarakat dankelompok tani Desa Banaran yang dulunyamenolak, kini menjadi mendukung setelahmendapat kepastian mengenai lahan garapannyadan manfaat yang akan didapat dari adanyaproyek tersebut.

4.2. Analisis Penyelesaian Permasalahan

Dalam pembahasan berikut akan dianalisis beberapapermasalahan di atas berdasarkan akar masalah yangdijadikan polemik.

1) Proses Perizinan Rencana Penambangan danPengolahan Pasir Besi

Rencana penambangan dan pengolahan pasir besiPT. JMM dan Indo Mines Ltd. telah memenuhiprosedur perizinan di Sektor ESDM, tahapan tersebutadalah:a) Tanggal 6 Oktober 2005 PT. JMM mengajukan

eksplorasi pasir besi.b) KP Eksplorasi No. 008/KPTS/KP/EKKPL/X/2005

luas 4.076,7 Ha (Wates, Temon, Panjatan, Galur).c) 30 Juni 2005 Indo Mines, Ltd (Australia)

bergabung karena mempunyai teknologiAutokumpu pengolahan pasirbesi menjadi pigiron.

d) Tanggal 25 Maret 2006 PT. JMM melakukaneksplorasi dengan 929 titik bor, dan telahmelaporkan hasil eksplorasi sebanyak 14 vol-ume.

e) Dalam tahun 2008 akan melakukan StudiKelayakan, AMDAL, dan melanjutkan pilotproyek penambangan pasir besi sebagai modelpenambangan nantinya.

Dalam kajian lingkungan yang dijadikan pedomanadalah:a) Perusahaan wajib melakukan studi lingkungan

melalui penyusunan dokumen AMDAL.b) Penyusunan dilakukan oleh konsultan

lingkungan yang mempunyai kompetensi dankredibilitas yang diakui secara nasional daninternasional, dan hasilnya diuji oleh komisiAMDAL provinsi dan atau pusat.

c) Perusahaan wajib mengikuti KebijakanPemerintah tentang Tata Ruang Wilayah dan

Pengembangan Sektor lain.

Pengawasan dan pembinaan dalam tahapanpenambangan dan pengolahan adalah:a) Dalam proses penambangan dan pengolahan

perusahaan wajib mengikuti kaidah-kaidahpenambangan dan pengolahan yang baik danbenar serta sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

b) Perusahaan wajib memberikan laporanpenambangan dan pengolahan secara periodiksesuai ketentuan yang berlaku.

c) Aktivitas perusahaan di lapangan akan selalumendapat pengawasan dan pembinaan dari instansiyang berwenang dalam sektor pertambangan daninstansi terkait lainnya sesuai dengankewenangannya masing-masing, baik di daerahmaupun pusat.

Sedangkan pada tahap konstruksi, PT. JMM dan IndoMines akan menempuh beberapa hal:a) Tahapan konstruksi dilakukan apabila hasil studi

kelayakan menyatakan bahwa rencana kegiatanpengolahan dinyatakan layak secara teknis,ekonomis, lingkungan, sosial kemasyarakatan dansesuai dengan peraturan perundang - undanganyang berlaku.

b) Konstruksi meliputi pabrik, sarana jalan, pemukimankaryawan, pembangkit listrik, kebutuhan air dansarana pendukung lainnya yang menunjangkegiatan industri.

c) Pembangunan konstruksi diharapkan semaksimalmungkin memanfaatkan sumber daya lokal (ma-terial, kontraktor, tenaga kerja dan lain-lain).

Jadi secara prosedur perizinan seluruhnya telah sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlakudi Indonesia, dan sudah sesuai dengan praktek-praktek pertambangan yang diakui secarainternasional. Namun, hal tersebut perlu terusmenerus disosialisasikan kepada seluruh pemangkukepentingan yang terkait dengan kegiatanpenambangan dan pengolahan pasir besi tersebut,terutama pemangku kepentingan di daerah danmasyarakat yang nantinya akan terkena dampaklangsung adanya kegiatan tersebut.

2) Keterkaitan Pengolahan Pasir Besi denganRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) danSektor Lain

Kebijakan Penataan Tata Ruang bersifat dinamis dandievaluasi setiap 5 tahun. Kegiatan pengolahan pasirbesi dapat disinergikan dengan kegiatan lain dalamsatu kawasan yang dapat diatur melalui RTRW juga

Page 12: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor 13, Januari 2009 : 1 – 1612

dalam Rencana Detil Tata Ruang Kawasan pantaiselatan Kulon Progo, karena pengolahan pasir besibersifat sementara. Berdasarkan koordinasi denganBappeda Kabupaten Kulon Progo, kegiatan PT. JMMdan Indo Mines Ltd. tidak menyalahi tata ruangkawasan pantai pesisir selatan dan sudah sesuaiRTRW seperti ditunjukkan oleh Gambar 11 danGambar 12 (Bappeda Kabupaten Kulon Progo,2005).

Sementara itu, terkait dengan sektor lain, kesuburantanah setelah ditambang menurut TejoyuwonoNotohadiprawiro (UGM), area lahan pasir besiadalah bukan lahan yang bernilai pertanian. Namun,setelah dihilangkan kandungan logamnya, danditambah dengan tanah dan dipupuk, maka daerahreklamasi akan menjadi lahan yang lebih subur danbernilai pertanian (PT. JMM, 2007).

3) Manfaat Proyek bagi Masyarakat Lingkar Proyekdan yang Terkena Dampak

Penduduk yang terkena dampak penambangan akandiberi ganti rugi yang layak dan wajar, serta akandipekerjakan dalam proses penambangan,pembibitan dan penanaman cemara udang, prosesreklamasi, perbaikan mutu tanah dan pemupukan.Pada tahun kedua, setelah reklamasi pada areapenambangan tahun pertama, penduduk/petani dapatmemanfaatkan kembali tanah eks penambangan, dengantanaman yang lebih bernilai ekonomis. Berikutmanfaat dari aspek penyerapan tenaga kerja:a) Pada area pra-penambangan, lahan mungkin

hanya bisa memberi manfaat ekonomis pada10 petani, tengkulak cabai dan semangka.

b) Pada masa penambangan akan terserap tenagakerja minimum 100 tenaga kerja secara langsungdan sekitar 100 secara tidak langsung (sektorangkutan, pemasok, komunikasi dan lainnya).

c) Pada masa konstruksi pabrik peleburan pig iron,yang akan dimulai pada tahun 2008, setidak-tidaknya akan terserap secara langsung 500tenaga kerja.

d) Setelah pabrik peleburan besi wantah mulaiberoperasi, setidak-tidaknya akan dibutuhkansekitar 2000 tenaga kerja langsung untukmemproduksi 1 juta ton pig iron per tahun.

Untuk jangka panjang diharapkan akan berkembangindustri turunan dari industri peleburan pig iron yangamat luas yang akan memberi manfaat ekonomisbagi kemajuan masyarakat Kulon Progo dansekitarnya (BPS Kabupaten Kulon Progo, 2008).Berikut manfaat sosial kemasyarakat berdasar hasilkajian sementara:

a) Aspek pertanian: peningkatan kualitas lahanpasca tambang dan pengolahan, peningkatanproduksi hasil pertanian, peningkatan nilaitambah usaha sektor pertanian.

b) Aspek pendidikan: program beasiswa, programpengembangan sarana pendidikan, programpengembangan sumber daya manusia.

c) Aspek kesehatan: pembangunan sarana-prasarana kesehatan, peningkatan mutukesehatan masyarakat.

d) Aspek budaya: pelestarian dan pengembanganbudaya lokal.

e) Aspek sosial: pengembangan kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan, pembinaangenerasi muda, pembinaan dan peningkatanperan perempuan.

f) Aspek keagamaan: pembangunan sarana-prasarana ibadah, pembinaan dan peningkatankualitas dalam melaksanakan ibadah.

g) Aspek ekonomi: pembinaan dan pengembanganUMKM, penguatan dan pembinaankelembagaan ekonomi pedesaan.

h) Aspek sarana umum: peningkatan infrastrukturdi lingkungan kawasan industri.

4) Keterkaitan Rencana Kegiatan dengan KebijakanBaja Nasional

Indonesia yang dikenal kaya sumber daya alam harusmengimpor 100 % bahan baku baja dan 60-70 %scrap baja untuk keperluan industri bajanya. Ini masihditambah teknologi pengolahan baja yang tidakefisien, karena menggunakan sumber energi gas yangsemakin meningkat harganya.

DIY memiliki potensi yang luar biasa sumber dayaalam bahan baku baja yang berupa pasir besi,khususnya di pantai selatan Kabupaten Kulon Progo.Jika potensi ini dapat dimanfaatkan dan dikeloladengan baik akan menghasilkan sekitar 1 juta tonpig iron, berarti paling tidak akan memenuhi sekitar50% bahan baku baja nasional yang sampai saat inimasih diimpor. Saat ini bahan baku baja yang berupa“biji besi terolah” 100% masih impor dari AmerikaSelatan, ongkos angkutnya sekitar $60 per ton. Bilamampu memproduksi sendiri bahan baku baja, dariongkos angkut akan bisa menghemat sekitar$50,000,000 per tahun. Contoh lain, IndustriPengecoran Logam Klaten, tetangga DIY, hanya 25 kmdari Jogya. Industri ini masih membeli bahan bakuyang berupa pig iron impor dengan harga sekitar Rp4000-5000/kg berarti sekitar $400-550/ton. Di negaraasal harganya hanya sekitar $300-350/ton. Olehkarena itu, industri ini sulit berkompetisi di pasaranekspor. Kalau PT. JMM bisa memproduksi pig iron,

Page 13: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

13Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto

U

Gam

bar 1

1.Re

ncan

a ta

ta ru

ang

kaw

asan

pan

tai s

elat

an ta

hun

2005

-201

5

Page 14: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor 13, Januari 2009 : 1 – 1614

U

Gam

bar 1

2.Pe

ta re

ncan

a pe

man

faat

an la

han

kaw

asan

pan

tai s

elat

an K

abup

aten

Kul

on P

rogo

Page 15: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

15Kajian Permasalahan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Rencana Penambangan ... Bambang Yunianto

maka akan sangat membantu, karena harga bahanbaku pasti akan lebih murah 20-30% dari bahan bakuimpor (PT. JMM, 2007). DIY khususnya KabupatenKulon Progo memiliki potensi yang amat besar untukdidirikannya suatu industri baja terpadu, mulai daripenambangan bahan baku sampai industripengolahan bahan baku baja.

Berdasarkan kajian ekonomi sementara, rencanapembangunan pabrik pengolahan pasir besi diKabupaten Kulon Progo adalah:a) Potensi bahan baku (pasir besi) tersebar di

beberapa wilayah Indonesia tetapi sampai saatini Indonesia belum memiliki teknologi untukmengolah pasir besi menjadi pig iron.

b) Industri pig iron di Kulon Progo direncanakanjuga akan memanfaatkan bahan baku dari daerahlain di Indonesia.

c) Industri pig iron direncanakan akan dikembangkanmenjadi industri baja di Kulon Progo.

d) Prospek investasi untuk pengembangan industridi atas diperkiraan mencapai US$ 600 juta (Rp.5,4 triliun).

Beberapa keuntungan yang akan diperolehpemerintah dan masyarakat antara lain:a) Terbukanya lapangan pekerjaan yang sangat luas

baik di industri utama maupun industri pendu-kungnya sehingga mengurangi pengangguran diKulon Progo

b) Peningkatan pendapatan pemerintah/Daerahyang sangat besar dari pajak, royalti, land rent,retribusi, dan pendapatan lain yang sesuai denganperaturan yang berlaku, sehingga akanmempercepat proses pembangunan yangberujung pada peningkatan kesejahteraanmasyarakat di Kabupaten Kulon Progo.

c) Dengan adanya program pengembanganmasyarakat (Community Development) akanmembantu mengembangkan masyarakatterutama dalam bidang ekonomi, pertanian,pendidikan, sosial, kesehatan, budaya,keagamaan dan lainnya.

d) Industri ini akan menjadi satu-satunya industriyang memproduksi pig iron di Asia Tenggaradan akan dikembangkan sampai menjadi industribaja di Kulon Progo.

e) Perusahaan yang telah menyatakan akanmembeli pig iron adalah PT. Krakatau Steel(sesuai Head of Agreement 22 Januari 2007).

f) Lokasi pabrik dan area eksploitasi akandisesuaikan dengan Rencana PengembanganWilayah Pemkab Kulon Progo dan Pemprov DIYtermasuk kepemilikan lahan masyarakat danPuropakualaman (sesuai surat PT. JMM kpd

KGPA Paku Alam IX No. 055/JMM/IX/2006 tgl22 September 2006.

5. PENUTUP

Berdasarkan telaahan dari beberapa sudut pandangterhadap permasalahan penolakan sebagianmasyarakat petani (isu lingkungan dan sosial ekonomi)terkait rencana penambangan dan pengolahan pasirbesi oleh PT. JMM di pantai selatan KabupatenKulon Progo tersebut, sebetulnya bersumber darikurangnya sosialisasi dan koordinasi di antarapemangku kepentingan, terutama antara sektorpertanian dengan sektor pertambangan. Beberapa halyang dijadikan dasar adalah:a) Secara prosedur perizinan di bidang pertam-

bangan, seluruh tahap telah dan akan dipenuhioleh PT. JMM dan Indo Mines Ltd.

b) Secara tata ruang pemanfataan lahan, kegiatantersebut sudah sesuai dengan RTRW KabupatenKulon Progo.

c) Secara sosial ekonomi masyarakat dan pemda,kegiatan tersebut akan membuka peluang kerja,meningkatkan pendapatan masyarakat, danPAD, serta pengaruh ekonomi dari sektor-sektorlain yang terkait.

d) Secara kepentingan nasional dapat memasokkebutuhan pig iron PT. KS yang masihmengimpor bahan baku, dan mendukungkebijakan baja nasional sejalan dengan rencanapembangunan pabrik baja di KalimantanSelatan.

Untuk itu, dalam penyelesaian setiap permasalahanharus dilakukan kegiatan sosialisasi secara strukturaldan komprehensif terhadap seluruh pemangku kepentinganyang terkait dengan rencana kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. Peraturan Bupati Kabupaten KulonProgo No. 40 Tahun 2005 tentang Rencana TataRuang Kawasan Pantai Selatan Tahun 2005-2015, Wates.

Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2005. RencanaDetail Tata Ruang Kawasan Pantai SelatanKabupaten Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005– 2015, Wates.

BPS Kabupaten Kulon Progo, 2008. Kabupaten KulonProgo dalam Angka 2006/2007, Wates.

Page 16: KAJIAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI …

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor 13, Januari 2009 : 1 – 1616

BPS Kabupaten Kulon Progo, 2008. Produk DomestikRegional Bruto Kabupaten Kulon Progo 2002-2007, Wates.

PT. Jogja Magasa Mining, 2006a. Aplikasi KontrakKarya untuk Pengembangan Pasir Besi diKabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

PT. Jogja Magasa Mining, 2006b. Ringkasan hasileksplorasi pasir besi pada wilayah KK PT. JMMdan PT. Indo Mines Ltd.

PT. Jogja Magasa Mining, 2007. Bahan sosialisasirencana penambangan pasir besi di KabupatenKulon Progo kepada masyarakat.