12
Kajian Peran Waduk sebagai Pengendali ... (Agung B. Supangat dan Paimin) 123 KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS AIR SECARA ALAMI Agung B. Supangat 1 dan Paimin 2 1) Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat (BPHPS) Kuok Jl. Raya Bangkinang – Kuok Km. 9 Bangkinang 28401, Kotak Pos 4/BKN – Riau. Telp : (0762) 71000121, Fax : (0762) 71000122, 21370 2) Balai Penelitian Kehutanan Solo (BPK Solo) Jl. A. Yani Pabelan PO. BOX 295 Kartasura – Solo. Telp: (0271) 716709, Fax: (0271) 716959 E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRACT In Indonesia it was identified that there were much of polluted stream flow which cause improper consumed water. One of the rivers which has low of water qualities is Citarum River, West Java. However, along the Citarum river, there were built three reservoir dams (Saguling, Cirata and Jatiluhur) that can control the condition of river water regime. Research was conducted in Citarum watershed to determine the role of those reservoirs on water quality control. Seven stations along the river were selected as observation posts of water samples. Based on the observation results it was indicated that water pollutants within Citarum river was very high. However, those pollutants could be purified or reduced by those reservoirs, hence water discharge from the reservoirs has better quality. In the future, deposition of those pollutants within the dam may has negative environment impact. Therefore, to sustain that function of the dam, comprehensive efforts on reducing pollutants from the catchment area is urgently required. Keywords: Citarum River, River Water Quality, Pollutant, Reservoir Roles PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan paling vital dalam berbagai proses meta- bolisme kehidupan dari makhluk hidup. Meskipun air termasuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui oleh alam, namun kenyataannya bahwa ketersediaan air tawar tidak pernah bertambah (Kantor Menteri Negara KLH, 1992). Banyak daerah di In- donesia masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari sehingga bendampak pada munculnya berbagai macam penyakit. Penggunaan air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan mengakibatkan penduduk terserang penyakit saluran pencernaan dan diare yang setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 3,5 juta anak di bawah usia tiga tahun dengan jumlah kematian 3 % atau 105.000 jiwa (Raini, dkk., 1995). Peng- gunaan air sungai sebagai salah satu peno- pang hidup masyarakat di Indonesia terkendala oleh tidak layaknya kondisi air yang ada. Banyak aliran sungai di Indone- sia yang telah tercemar dan tidak layak lagi dikonsumsi untuk berbagai kebutuhan. Salah satu sungai yang kondisinya cukup parah adalah sungai Citarum di Jawa Barat. Sungai Citarum memiliki panjang sungai 270 kilometer, yang berhulu di Gunung Wayang, Kabupaten Bandung, melintasi beberapa wilayah kabupaten

KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Kajian Peran Waduk sebagai Pengendali ... (Agung B. Supangat dan Paimin) 123

KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALIKUALITAS AIR SECARA ALAMI

Agung B. Supangat 1 dan Paimin 2

1) Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat (BPHPS) KuokJl. Raya Bangkinang – Kuok Km. 9 Bangkinang 28401,

Kotak Pos 4/BKN – Riau. Telp : (0762) 71000121, Fax : (0762) 71000122, 213702) Balai Penelitian Kehutanan Solo (BPK Solo)

Jl. A. Yani Pabelan PO. BOX 295 Kartasura – Solo.Telp: (0271) 716709, Fax: (0271) 716959

E-mail: [email protected], [email protected]

ABSTRACT

IIIIIn Indonesia it was identified that there were much of polluted stream flow which cause improper consumedwater. One of the rivers which has low of water qualities is Citarum River, West Java. However, along the Citarumriver, there were built three reservoir dams (Saguling, Cirata and Jatiluhur) that can control the condition of riverwater regime. Research was conducted in Citarum watershed to determine the role of those reservoirs on water qualitycontrol. Seven stations along the river were selected as observation posts of water samples. Based on the observationresults it was indicated that water pollutants within Citarum river was very high. However, those pollutants could bepurified or reduced by those reservoirs, hence water discharge from the reservoirs has better quality. In the future,deposition of those pollutants within the dam may has negative environment impact. Therefore, to sustain that functionof the dam, comprehensive efforts on reducing pollutants from the catchment area is urgently required.

Keywords: Citarum River, River Water Quality, Pollutant, Reservoir Roles

PENDAHULUAN

Air merupakan salah satu kebutuhanpaling vital dalam berbagai proses meta-bolisme kehidupan dari makhluk hidup.Meskipun air termasuk sumberdaya alamyang dapat diperbaharui oleh alam, namunkenyataannya bahwa ketersediaan air tawartidak pernah bertambah (Kantor MenteriNegara KLH, 1992). Banyak daerah di In-donesia masih kesulitan mendapatkan airbersih untuk kebutuhan hidup sehari-harisehingga bendampak pada munculnyaberbagai macam penyakit. Penggunaan airminum yang tidak memenuhi syaratkesehatan mengakibatkan pendudukterserang penyakit saluran pencernaan dan

diare yang setiap tahunnya diperkirakanlebih dari 3,5 juta anak di bawah usia tigatahun dengan jumlah kematian 3 % atau105.000 jiwa (Raini, dkk., 1995). Peng-gunaan air sungai sebagai salah satu peno-pang hidup masyarakat di Indonesiaterkendala oleh tidak layaknya kondisi airyang ada. Banyak aliran sungai di Indone-sia yang telah tercemar dan tidak layak lagidikonsumsi untuk berbagai kebutuhan.

Salah satu sungai yang kondisinyacukup parah adalah sungai Citarum di JawaBarat. Sungai Citarum memiliki panjangsungai 270 kilometer, yang berhulu diGunung Wayang, Kabupaten Bandung,melintasi beberapa wilayah kabupaten

Page 2: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 123 - 134124

seperti Kabupaten Cianjur dan KabupatenPurwakarta dan berhilir di Jakarta, Bekasidan Karawang. Lebih dari 9 juta pendudukhidup di kawasan DAS (daerah aliransungai) Citarum dan sebagian besar me-manfaatkan air sungai Citarum untuk kehi-dupannya. Air Sungai Citarum sebagianbesar (>85 %) digunakan untuk irigasi, dansisanya untuk kebutuhan domestik dan airindustri (Miyazato dan Khan, 2004)

Permasalahan sumberdaya air SungaiCitarum terjadi mulai dari hulu, tengahsampai hilir antara lain tingginya tingkatsedimentasi sebagai akibat erosi tanah,rendahnya kualitas air sungai akibat ting-ginya kandungan polutan dalam air, keke-ringan di musim kemarau dan banjir dimusim penghujan, eksploitasi air tanah yangberlebihan sehingga mengakibatkan drawdown yang berlebih, pembuangan limbahdari pabrik serta penggunaan lahan yangburuk (Miyazato dan Khan, 2004). Bebe-rapa laporan menyebutkan bahwa polusi airdi Waduk Saguling di aliran Sungai Citarumtelah mencapai tingkat yang memba-hayakan terutama di musim kemarau(Yoga, dkk., 2006). Waduk Saguling telahterkontaminasi dengan kandungan polutanyang tinggi oleh limbah domestik danindustri yang berasal dari kawasan KotaBandung (dengan populasi penduduksekitar 2 juta jiwa). Polusi ini menyebabkaneutrofikasi dari tanaman enceng gondokserta berkembangnya racun cyanobacterialyang dapat mematikan biota air (Hart, etal., 2002).

Di sepanjang aliran Sungai Citarumterdapat 3 (tiga) waduk besar yang secaraberurutan dari hulu yaitu Waduk Saguling,Cirata, dan Djuanda (Jatiluhur). Ketiganyadimanfaatkan sebagai pembangkit listriktenaga air (PLTA) serta untuk memenuhi

kebutuhan air irigasi sawah di sebagianbesar wilayah dari Kabupaten Cianjur,Kabupaten Purwakarta sampai wilayahpesisir di Kabupaten Karawang, dan Kabu-paten Bekasi, serta digunakan untukpasokan air minum DKI Jakarta. Fungsiatau peran utama waduk sebenarnya untukdapat mengendalikan sumberdaya air baiksecara kualitas, kuantitas maupun konti-nyuitas. Sebagai pengendali kualitas air, wa-duk memiliki kemampuan untuk mela-kukan penjernihan atau pembersihan airyang tertampung secara alami (natural self-purification capacity) dari bahan tersuspensimaupun terlarut sehingga air yang dilepasdari waduk bisa memenuhi baku mutu airirigasi, pembudayaan ikan air tawar, danpeternakan.

Memperhatikan permasalahan diDAS Citarum tersebut, penelitian inibertujuan untuk mengetahui tingkat peranwaduk yang berada di sepanjang sungaiCitarum dalam mengendalikan kualitas airsungai.

METODE PENELITIAN

Bahan dan PeralatanBahan kajian terdiri dari data dan

informasi dari instansi terkait melalui survaidata sekunder serta hasil pengamatanlangsung kualitas air sungai. Peralatankajian berupa peralatan alat tulis kantor,kalkulator dan komputer.

CaraPenelitian dilaksanakan pada tahun

2006. Lokasi penelitian dilaksanakan didaerah aliran sungai (DAS) Citarum, JawaBarat, seperi Gambar 1 (tanpa skala,PUSAIR, 1998). Luas DAS Citarummeliputi 6.080 km

2, terletak pada garis

05055’00’’ – 07

010’00’’ LS dan 107

002’00’’

Page 3: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Kajian Peran Waduk sebagai Pengendali ... (Agung B. Supangat dan Paimin) 125

– 107039’00’’BT. Panjang sungai 269 km

yang mengalir dari hulu Gunung TangkubanPerahu, Gunung Patuha, dan elevasitertinggi di Gunung Pangrango (3.019 mdpl) yang kemudian bermuara di Laut Jawa.

Sepanjang Sungai Citarum telahdibangun 3 (tiga) waduk besar secara seridari hulu ke hilir dengan kapasitas tampung

dan tahun pembuatan sebagai berikut:Waduk Saguling (982 juta m

3, 1986), Waduk

Cirata (2.165 juta m3, 1988), dan Waduk

Jatiluhur (3.000 juta m3, 1963). Secara

umum penggunaan lahan DAS Citarumterdiri dari hutan (10,49%), sawah(24,79%), tanah pertanian lainnya(46,02%), lain-lain (18,70%) (PUSAIR,1998).

Titik Pengamatan Kualitas Air

Titik Pengamatan Kualitas & Kuantitas Air

NANJUNG

MAJALAYA

Wangisagara

Rengas Dengklok

Gambar 1. Peta DAS Citarum dan Titik Pengamatan Aliran Air(Sumber: PUSAIR, 1998)

(Figure 1. Map of Citarum Watershed and Water Observation Locations.Source: PUSAIR, 1998)

Page 4: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 123 - 134126

Penelitian ini merupakan penelitiansurvei dengan menghimpun data dan infor-masi primer maupun sekunder. Data daninformasi sekunder yang berupa datameteorologi dan kuantitas aliran air (debitsungai) diperoleh dari berbagai instansiterkait. Sedangkan data kualitas air diambilsecara langsung di lapangan pada titikpengamatan yang telah ditentukan serta dariinstansi terkait (sekunder). Pengambilandata mencakup seluruh aliran SungaiCitarum, dari hulu sampai hilir.

Pembagian wilayah hulu, tengah danhilir dari Sungai Citarum dalam penelitianini dikategorikan sebagai berikut (Paimin,dkk., 2006):- Wilayah Hulu: mulai dari sumber mata

air Sungai Citarum sampai outlet WadukSaguling

- Wilayah Tengah: mulai dari outletWaduk Saguling sampai inlet WadukJatiluhur

- Wilayah Hilir: mulai dari inlet WadukJatiluhur sampai Outlet DAS Citarumdi Pantai Karawang-Bekasi

Titik pengamatan/pemantauan aliransungai (stream flow) dari hulu sampai hilir secaraskematis seperti pada Gambar 1. Pengamatankualitas air dilakukan dengan mengambilsampel air pada musim hujan (Januari 2006)dan pada musim kemarau (Agustus 2006).Titik pengambilan sampel dari hulu secaraberurutan sampai sampai hilir adalah (lihatGambar 1): Wangisagara, Majalaya, Nanjung,Outlet Saguling, Outlet Cirata, Outlet Jatiluhur,Rengas Dengklok. Sedangkan titik peman-tauan kuantitas (debit) aliran dilakukan di posduga air (stream gauging station) mulai dari huludi Majalaya, Nanjung, sampai di inlet WadukJuanda (Jatiluhur), dengan luas daerahtangkapan air berturut-turut 177,0 km

2,

1.674,5 km2, dan 5.642,0 km

2.

Anasir data dan parameter yangdibutuhkan antara lain:- Data klimatologi di DAS Citarum- Data curah hujan bulanan selama 10

tahun terakhir di berbagai lokasi (hulu,tengah dan hilir DAS)

- Data pengukuran debit air sungaiselama 10 tahun terakhir di tiga posduga air Majalaya, Nanjung, dan di inletWaduk Juanda

- Data kualitas air dan pengamatanlangsung kualitas air sungai Citarumpada musim hujan dan kemarau di tujuhtitik pengamatan.

Data sekunder diperoleh dari instasi:Perum Jasa Titra (PJT) II Waduk Jatiluhur,Balai Pengelolaan Sumberdaya Air(BPSDA) Wilayah Sungai Citarum, PusatPenelitian dan Pengembangan SumberdayaAir (PUSAIR), dan instansi daerah terkaitlainnya. Sampel air dianalisis di laborato-rium untuk memperoleh unsur kualitas airyang meliputi Total Dissolved Solutes (TDS),kekeruhan, pH, Dissolved Oxygen (DO),nitrit, amoniak B, Biochemical Oxygen Demand(BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD)

Pengolahan data curah hujan, debitaliran, dan kalitas air, dilakukan dengantabulasi data dan perhitungan sebaran databulanan, dan disajikan dalam bentuk tabeldan grafik kecenderungan, baik berdasar-kan fungsi waktu (bulan) maupun ruang(dari hulu hingga hilir DAS). Analisis datadilakukan dengan menggunakan analisiskecenderungan (trend analysis) untuk menge-tahui kecenderungan perubahan parametertata air sebagai cerminan pengaruh kebera-daan (peran) waduk sebagai pengendalikualitas, kuantitas, dan distribusi aliran airSungai Citarum.

Page 5: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Kajian Peran Waduk sebagai Pengendali ... (Agung B. Supangat dan Paimin) 127

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Iklim dan Curah HujanWilayah hulu DAS Citarum memiliki

rata-rata suhu harian 24,2 °C, kelembabanrelatif rata-rata 94,9 %, kecepatan anginrata-rata 83,2 Km/hari, penyinaran mataharirata-rata 53,5 %, serta penguapan rata-rata4,6 mm/hari (PUSAIR, 1998). Di wilayahtengah, suhu rata-rata harian sebesar 26,05°C dimana suhu maksimum terjadi padabulan April (30,4 °C) dan suhu minimumterjadi pada bulan Agustus (21,7 °C).

Berdasarkan informasi dari instansiterkait (BPSDA Wilayah Sungai Citarum,BPDAS Citarum Cimanuk, serta Perum JasaTirta II Jatiluhur), diketahui bahwa selamaperiode 1994-2005, curah hujan (CH)tahunan rata-rata di wilayah hulu sebesar2.362 mm (rata-rata dari 5 pos penakarhujan), di wilayah tengah sebesar 2.086 mm(rata-rata dari 6 pos penakar hujan), dan diwilayah hilir sebesar 1.227 mm (rata-rata dari11 pos penakar hujan). Sebaran curah hujanbulanan rata-rata serta curah hujan tahunandisajikan pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Berdasarkan data dan Gambar 2,terlihat bahwa di bagian hulu dan tengahdari DAS Citarum memiliki curah hujanyang tergolong tinggi (di atas 2.000 mm/th), yang meliputi daerah administratifKabupaten Bandung, Kabupaten Cianjursampai wilayah Kabupaten Purwakartabagian selatan. Sedangkan di bagian hilirmerupakan daerah yang lebih keringdengan curah hujan di bawah 2.000 mm/th, meliputi daerah Purwakarta bagian utarasampai Kabupaten Karawang danKabupaten Bekasi. Berdasarkan sebarancurah hujan bulanan rata-rata (Gambar 2),terlihat bahwa bulan-bulan basah (CH >100 mm/bulan) terjadi pada bulan Oktobersampai Maret; sedangkan bulan yang lain(April sampai September) termasuk bulankering (CH < 100 mm/bulan).

Jika dilihat pada curah hujan tahunan(Gambar 3), hampir ada kemiripanfluktuasi sebaran curah hujan pada ketigawilayah DAS (hulu, tengah dan hilir), hanyabesarannya yang berbeda. Pada tahun-tahun 1997, 2000, dan 2003, hampir diseluruh wilayah DAS Citarum mengalami

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Bulan

Cur

ah H

ujan

Bul

anan

Rat

a-R

ata

(mm

)

HuluTengahHilirRata-Rata

Gambar 2. Sebaran Curah Hujan Bulanan Rata-Rata Di DAS Citarum(Figure 2. Distribution of The Average of Monthly Rainfall in Citarum Watershed)

Page 6: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 123 - 134128

kekeringan (CH < 1.500 mm/tahun).Sebaliknya, pada tahun-tahun 1998, 2001,dan 2004-2005, curah hujan di atas 2.000mm/tahun Fluktuasi ini memperlihatkanbahwa fluktuasi curah hujan pada DASCitarum hampir seragam, tetapi besarnyacurah hujan rata-rata tahunan cukupberbeda antara wilayah hulu, tengah danhilir DAS.

Potensi curah hujan yang cukuptinggi terutama dari hulu DAS akanberdampak pada tingginya potensi debit airsungai yang dihasilkan. Kondisi debit airyang cukup tinggi akan berpotensimembawa/mengangkut polutan air darilimbah praktek pertanian dan limbahindustri maupun domestik ke dalam badanair sungai yang kemudian terakumulasi danterendapakan dalam waduk.

Kuantitas dan Kualitas Aliran AirSungai

Berdasarkan data hasil pemantauanaliran Sungai Citarum pada tiga pos duga

air yang dilakukan oleh Pusat LitbangPengairan, Balai Pengelolaan Sumber DayaAir (BPSDA) Sungai Citarum, dan PerumJasa Tirta (PJT) II, diperoleh data debit rata-rata harian pada tiap-tiap bulan selama 10tahun (1993 – 2002) seperti pada Tabel 1.Rata-rata debit harian pada sungai Citarumdi wilayah pemantauan paling hulu(Citarum-Majalaya) adalah sebesar 181,36m

3/detik, di wilayah tengah (Citarum-

Nanjung) sebesar 73,16 m3/detik,

sedangkan di wilayah hilir (di inlet WadukJatiluhur) sebesar 183,54 m

3/detik.

Kondisi fluktuasi sebaran debit rata-rata harian di Sungai Citarum disajikan padaGambar 4. Berdasarkan Tabel 1 danGambar 4, dapat dijelaskan bahwa debitharian rata-rata di sepanjang SungaiCitarum sangat fluktuatif. Dari ketiga titikpos duga air yang diamati, terlihat fenomenamenarik. Pada pos duga Majalaya yangberada di hulu (sebelum memasuki KotaBandung), kondisi debit air masih cukuptinggi, tetapi pada pos duga Nanjung yang

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rata-rata

Tahun

Cur

ah H

ujan

Tah

unan

Rat

a-R

ata

(mm

)

HuluTengahHilirRata-Rata

Gambar 3. Sebaran Curah Hujan Tahunan Di DAS Citarum, 1996 - 2005(Figure 3. Distribution of Annual Rainfall in Citarum Watershed, 1996 - 2005 )

Page 7: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Kajian Peran Waduk sebagai Pengendali ... (Agung B. Supangat dan Paimin) 129

berada di inlet Waduk Saguling kondisi debitair telah menyusut cukup tajam.

Pada pos duga inlet Waduk Jatiluhur,terlihat kondisi debit mengalami kenaikan.Besarnya debit aliran pada pos ini tergantungdari sistem pengoperasian air di WadukSaguling dan Waduk Cirata yang berada dihulunya serta kemungkinan penambahandebit dari anak-anak Sungai Citarum yang

bermuara di Waduk Cirata seperti SungaiCisokan dan Sungai Cibalagung yang berhuludi Cianjur. Berdasarkan sebaran data bulanandari debit harian rata-rata (Gambar 4),terlihat adanya kecenderungan fluktuasi tiapbulan yang hampir seragam antara wilayahhulu, tengah,dan hilir. Debit rata-ratatertinggi terjadi pada bulan Februari-Maret,sedangkan debit terendah terjadi pada bulanAgustus-September.

Tabel 1. Debit Air Rata-Rata Harian Setiap Bulan di Sungai Citarum(Table 1. The Average of Daily Water Discharge for Each Month of Citarum River)

Debit Rata-Rata Harian (Daily Average Discharge) (m3/dt) Stasiun (Station) Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Citarum -Majalaya 261,0 280,3 339,9 242,7 142,0 144,6 113,0 40,6 35,0 134,6 195,1 247,5

Citarum - Nanjung 80,6 112,9 119,9 131,8 86,0 48,5 69,6 24,0 21,7 43,0 72,1 68,2

Citarum - Jatiluhur 248,4 279,2 289,5 310,5 223,3 154,9 105,2 58,1 56,2 119,2 195,2 162,6

Rata-rata 196,7 224,1 249,8 228,3 150,4 116,0 95,9 40,9 37,6 98,9 154,1 159,4 Sumber (Source): Puslitbang Pengairan (1993-2002), BPSDA S. Citarum (1993-2002), PJT II (1994-2002)

0,0

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0

350,0

400,0

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Bulan

Debi

t har

ian

rata

-rat

a (m

3/dt

)

Citarum -MajalayaCitarum - NanjungCitarum - JatiluhurRata-rata

Gambar 4. Sebaran Debit Air Rata-Rata Harian di Sungai Citarum(Figure 4. Distribution of The Average of Daily Water Discharge in Citarum River)

Page 8: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 123 - 134130

Kondisi debit air sungai dari hulu(pos duga Majalaya) yang tinggi berpotensimempercepat proses kontaminasi badan airoleh polutan yang berasal dari berbagaisumber baik dari limbah pertanian di huluDAS, limbah domestik maupun daribuangan limbah industri yang banyakberada di kawasan Bandung bagian selatan.Menurunnya debit pada pos duga Nanjung

yang merupakan pintu masuk pada WadukSaguling, telah menyebabkan meningkat-nya konsentrasi kandungan bahan pence-mar dalam air. Oleh karenanya, kondisi kua-litas air di pos duga Nanjung (inlet WadukSaguling) sangat buruk dan berdampakpada kondisi air di badan Waduk Sagulingmenjadi yang terparah kualitas airnya(Hart, et al., 2002; Yoga, dkk., 2006).

Tabel 2. Hasil Analisis Kualitas Air pada Musim Hujan dan Kemarau di Sungai Citarum(Table 2. Analysis Results of Water Quality At Rainy and Dry Seasons of Citarum River)

Keterangan (Remarks): - Musim Basah (Wet Season) : Januari (January)- Musim Kering (Dry Season): Agustus (August)

Sumber (Source): Data Primer (Primary data) (2006) dan PJT II (2005). *) PP. No. 82 Tahun 2001, Kelas I (Government Act No 82 Year of 2001 for First Class).

Pos Pengambilan Sampel Air (Observation Stations) Parameter (Parameters)

Musim (Season)

Wangi-sagara Majalaya Nanjung Outlet

Saguling Outlet Cirata

Outlet Jatiluhur

Rengas Dengklok

Baku Mutu (Standard of quality)*)

Basah (Wet) 116 345 289 135 84 49 127 Kering (Dry) 100 112 290 125 300 90 352

TDS (mg/l) Rata-2 (Average) 108,0 228,5 289,5 130,0 192,0 69,5 239,5

1000

Basah (Wet) 273 6474 5385 1264 319 93 4862 Kering (Dry) 170 579 1005 40,7 50,8 85 595

Kekeruhan (NTU) Rata-2 (Average) 221,5 3526,5 3195,0 652,4 184,9 89,0 2728,5

-

Basah (Wet) 6,1 6,5 7,1 7,1 6,8 6,8 7 Kering (Dry) 6,8 6,5 7,9 6,9 6,8 7,08 6,9

pH Rata-2 (Average) 6,5 6,5 7,5 7,0 6,8 6,9 7,0

6-9

Basah (Wet) 6,1 5,8 4,1 3,9 4,8 5 4,8 Kering (Dry) 6,6 6,1 6,3 6,6 6,5 6,8 6,2

DO (mg/l) Rata-2 (Average) 6,4 6,0 5,2 5,3 5,7 5,9 5,5

> 3

Basah (Wet) 0,004 0,016 0,086 0,21 0,087 1,8 0,27 Kering (Dry) 0,06 0,05 0,06 0,06 0,06 0,08 0,136

Nitrit (mg/l) Rata-2 (Average) 0,03 0,03 0,07 0,14 0,07 0,94 0,20

0,06

Basah (Wet) 0,012 0,022 0,17 0,82 0,14 0,27 0,019 Kering (Dry) 0,08 0,052 2,95 1,05 0,29 1,12 0,48

Amoniak B (mg/l) Rata-2 (Average) 0,05 0,04 1,56 0,94 0,22 0,70 0,25

0,5

Basah (Wet) 4,29 19,56 25,78 22,67 7,39 6,36 13,45 Kering (Dry) 2,54 5,09 9,63 2,65 2,13 2,21 3,97

BOD (mg/l) Rata-2 (Average) 3,4 12,3 17,7 12,7 4,8 4,3 8,7

2

Basah (Wet) 8,74 40,84 62,95 50,59 19,74 19,45 36,78 Kering (Dry) 5,79 11,31 20,07 7,17 5,09 5,1 12,09

COD (mg/l) Rata-2 (Average) 7,3 26,1 41,5 28,9 12,4 12,3 24,4

10

Page 9: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Kajian Peran Waduk sebagai Pengendali ... (Agung B. Supangat dan Paimin) 131

Permasalahan kualitas air menjadiperhatian utama pada pengelolaan sum-berdaya air sungai Citarum. Berbagai me-dia dan publikasi hasil penelitian menye-butkan kondisi kualitas air sungai Citarumyang sangat buruk. Dalam penelitian inipemantauan kualitas air dilakukan padatujuh pos pemantauan, dimulai dari hulu,di pos Wangisagara yang berada di bawahmata air Sungai Citarum di Gunung Wayangdan dianggap belum mengalami banyakpencemaran, sampai di Sungai Citarumbagian hilir di Kecamatan Rengas Deng-klok, Kabupaten Karawang. Hasil identifi-kasi kualitas air Sungai Citarum menggu-nakan hasil analisis data sekunder dari in-stansi terkait dan data primer yang diamatipada musim hujan dan kemarau secara leng-kap disajikan pada Tabel 2 dan Gambar 5.

Berdasarkan Gambar 5 dan Tabel 2,kualitas air Sungai Citarum dari hulu sam-pai ke waduk Saguling (dari Wangisagarasampai Nanjung) cenderung semakin bu-

ruk, kemudian terus mengalami perbaikankualitas setelah melalui reservoir waduk(kecuali pada parameter Nitrit dan AmoniakBebas), dan kemudian meningkat lagi padadaerah hilir (Rengas Dengklok). Kualitasair yang cenderung semakin buruk terutamaakibat pencemaran oleh industri danlimbah domestik. Dibandingkan kondisipada pos Wangisagara (yang belum ter-cemar), kondisi air di pos Majalaya sampaiRengas Dengklok banyak parameter yangmelebihi ambang batas yang diperkenankan(baku mutu Kelas I, Kelas II, dan KelasIII, berdasarkan PP. No. 82 tahun 2001tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran Air).

Beberapa parameter yang sangatburuk antara lain COD, BOD, kandunganAmoniak Bebas, Nitrit dan kekeruhan.Kondisi tersebut terjadi sejak pos penga-matan Majalaya yang meskipun berada diwilayah hulu tetapi banyak dipengaruhiindustri tekstil yang ada di daerah Bandung

0,01

0,1

1

10

100

1000

10000

Wangis

agara

Majalay

a

Nanjun

g

Outlet

Saguli

ng

Outlet

Cirata

Outlet

Jatilu

hur

Renga

s Den

gklok

Pos Pengambilan Sampel

Nila

i Par

amet

er K

ualit

as A

ir TDSKekeruhanpHDONitritAmoniak BBODCOD

Gambar 5. Sebaran Kualitas Air Sungai Citarum Dari Hulu Ke Hilir (Figure 5. Water Quality Distribution of Citarum River

from the Upstream to Downstream)

Page 10: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 123 - 134132

bagian selatan. Walaupun curah hujan cu-kup tinggi tetapi debit aliran dari Majalayake Nanjung mengalami penurunan sehing-ga kadar pencemar yang masuk sungaimenjadi semakin tinggi. Demikian jugakualitas air yang keluar dari waduk Jatiluhurtelah mengalami penurunan kadar bahanpencemarnya tetapi sampai ke RengasDengklok (hilir) semakin meningkat. Halini sebagai akibat dari bahan pencemar(polutan) dari berbagai industri dan sumberlain di sepanjang Sungai Citarum hilir yaknimulai dari Purwakarta sampai ke Karawang;disamping rendahnya pasokan air hujansebagai pengangkut. Berdasarkan bakumutu tersebut, secara umum air SungaiCitarum (kecuali pos Wangisagara) belummemenuhi baku mutu air untuk Kelas I,Kelas II, dan Kelas III.

Hasil pengamatan tersebut menun-jukkan bahwa waduk memiliki kemampuanuntuk memulihkan atau purifikasi kondisikualitas lingkungan air (kualitas air) secaraalami, atau yang dikenal sebagai “natural self-purification capacity”. Hasil tersebut sejalandengan hasil penelitian Kumurur (2002)yang menyebutkan bahwa keberadaan Da-nau Tondanau dapat mengurangi pengaruhmasukan bahan pencemar dari inlet danaubaik dari limbah pertanian, rumah tanggadan erosi, sehingga air danau masih layakdikonsumsi ole masyarakat di bawahnya diKota Manado. Demikian pula hasil peman-tauan Bartram dan Balance (1996), me-nyimpulkan bahwa keberadaan reservoirdapat menurunkan kadar TDS dari kisarannilai 100-1000 mg/l menjadi 40-1000 mg/l. Hasil penelitian lain di aliran Sungai Colo-rado juga menyimpulkan bahwa dampakpembangunan dan pengoperasian San JuanCama telah menurunkan konduktan spe-sifik, konsentrasi sedimen terlarut danmenaikkan pH di Sungai Rio Chama dan

Sungai Rio Grande (Langman danAnderholm, 2004).

Dibalik keberhasilan peran waduksebagai purifikator bahan pencemar makasebenarnya daerah genangan waduk sendirimerupakan daerah akumulasi pengendapanbahan polutan, baik bahan terlarut maupuntersuspensi, yang dikemudian hari kemung-kinan memberikan dampak negatif ter-hadap lingkungan sekitarnya.

Agar peran dan fungsi waduk disepanjang Sungai Citarum (Saguling, Citara,dan Jatilihur) sebagai pengendali kualitasair tidak mengalami penumpukan polutanyang tinggi maka pengendalian masukanbahan polutan dari daerah tangkapan airnyaharus harus lebih ditingkatkan. Dari lahanbudidaya, pengendalian erosi tanah harusditingkatkan agar kekeruhan air dapatditurunkan, dan teknik budidaya tanamanramah lingkungan perlu digalakkan untukmenurunkan bahan kimia polutan. Penyu-luhan kepada masyarakat dan pengelolaindustri agar tidak membuang limbah (cairdan padat) ke badan air sungai atau wadukperlu terus diintensifkan. Terjadinya alihfungsi lahan yang tidak sesuai seperti darihutan menjadi kawasan industri dapatmenyebabkan fungsi vegetasi sebagaipenyerap air dan penjerap polutan menjadihilang. Hasil penelitian Kumurur (1998)menyebutkan bahwa akibat perubahanfungsi ruang di kawasan sekitar DanauMooat dari tegalan ladang (kawasanbudidaya) di sisi barat Danau Mooat men-jadi tegalan sayur/kebun sayur (kawasanbudidaya), berubahnya hutan belukar danhutan lindung (kawasan lindung) di sisitimur danau menjadi areal perkebunan dantegalan ladang (kawasan budidaya) sangatmempengaruhi peningkatan kadar fosfat.

Page 11: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Kajian Peran Waduk sebagai Pengendali ... (Agung B. Supangat dan Paimin) 133

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di dae-rah aliran sungai Citarum dapat disim-pulkan:1. Pasokan bahan polutan ke sungai

Citarum dari hulu sampai hilir cukuptinggi sehingga melampaui ambangbaku mutu Kelas I, Kelas II, dan KelasIII dalam PP No. 82 Tahun 2001.

2. Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhuryang dibangun di sepanjang aliranSungai Citarum dengan fungsi mengen-dalikan air sungai secara kuantitas dankontinyuitas, terutama sebagai penye-dia air irigasi, pengendali banjir, danpembangkit listrik tenaga air, mampujuga berfungsi mengendalikan kualitasair sungai Citarum sehingga kandunganbahan polutan yang keluar dari wadukmengalami penurunan.

3. Adanya deposisi bahan polutan di da-lam waduk perlu diwaspadai kemung-

kinan dampak lingkungan di masamendatang.

Untuk mempertahankan dan mening-katkan fungsi waduk secara berkelanjutandisarankan upaya pengendalian limbahsecara komprehensif dari seluruh sumberbahan pencemar di daerah tangkapan airSungai Citarum.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kami sampaikankepada Kepala Balai Penelitian KehutananSolo atas dukungan penyelenggaraanpenelitian ini. Demikian juga kami kamimengucapkan rasa terima kasih yang sebe-sar-besarnya kepada Kepala Pusat Pene-litian dan Pengembangan Sumberdaya Air,Direktur Perum Jasa Tirta II, dan KepalaBalai Pengelolaan Sumberdaya Air SungaiCitarum atas bantuan dan dukungandatanya.

DAFTAR PUSTAKA

Bartram, J. and R. Balance. 1996. Water Quality Monitoring - A Practical Guide to the Design andImplementation of Freshwater Quality Studies and Monitoring Programmes, Chapter 2 -WATER QUALITY. Published on behalf of United Nations Environment Programmeand the World Health Organization.

Dibyosaputro, S. 2005. “Muatan Suspensi Total dan Laju Sedimentasi Sungai Kayan diKabupaten Bulungan, Kalimantan Timur”. Forum Geografi, Vol. 19, No. 2, Desember2005. Hlm 115-126.

Hart, BT., WV. Dok and N. Djuangsih. 2002. Nutrient budget for Saguling Reservoir, West Java,Indonesia. Water Research 36 (2002) 2152–2160. www.elsevier.com/locate/watres

Kantor Meteri Negara KLH. 1992. Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 1992, 20 TahunSetelah Stockholm. Jakarta.

Kumurur, V.A. 1998. Pengaruh Perubahan Pola Pemanfaatan Ruang Daratan TerhadapEutrofikasi Danau (Studi Kasus: Pemanfaatan Ruang di Kawasan Sekitar DanauMooat kabupaten Bolaang Mongondow, Propinsi Sulawesi Utara). Program StudiIlmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta

Page 12: KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS …

Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 123 - 134134

Kumurur, V.A. 2002. Aspek Strategis Pengelolaan Danau Tondano Secara Terpadu.EKOTON Vol. 2, No. 1: 73-80, April 2002.

Langman, B. and S.K. Anderholm. 2004. Effects of Reservoir Installation, San Juan-Chama ProjectWater, and Reservoir Operations on Streamflow and Water Quality in the Rio Chama and RioGrande, Northern and Central New Mexico, 1938-2000. Scientific Investigations Report 2004-5188. U.S. Geological Survey, Reston, Virginia. P:19-34.

Miyazato and M.E. Khan. 2004. Technical Assistance to The Republic Of Indonesia For PreparingThe Integrated Citarum Water Resources Management Project. Asian Development Bank.Southeast Asia Department. TAR:INO 37049.

Paimin, Sukresno, Purwanto, A.B. Supangat, A. Wuryanta, N. Wahyuningrum. 2006. LaporanKegiatan Penelitian Sistem Karakterisasi Daerah Aliran Sungai. Balai LitbangTeknologi Pengelolaan DAS-Indonesia Bagian Barat. Surakarta. (Tidakdipublikasikan)

Purnama, S. 2004. “Kualitas dan Tipe Kimia Airtanah di Dataran Pantai Kota Semarang”.Forum Geografi, Vol. 18, No. 2, Desember 2004. Hlm 134-151.

PUSAIR (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Air). 1998. Katalog Sungai DiIndonesia. Volume I. Citarum, Bengawan Solo, Brantas. Bandung.

Raini M., M.J. Herman dan N. Utama. 1995. Kualitas Fisik dan Kimia Air PAM DKI Jakartatahun 1991 – 2001. Cermin Dunia Kedokteran, Vol. 100, April 1995:50-52.

Yoga, G.P., Y. Sudarso, T. Suryono dan R.L. Toruan. 2006. Toksisitas Air Pori – Pori SedimenWaduk Saguling, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Limnologi 2006, Kamis, 21Desember 2006, Hal. 352 – 360.

http://www.lipi.go.id/www.cgi?publikasi&1166670922&2&& (15/3/2007, jam 10.25).