Upload
buidat
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akhir Kegiatan
KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANINILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH) DI
LAHAN KERING KABUPATEN ACEH JAYADI PROVINSI ACEH
Oleh :
IdawanniYufniati ZA
Cut Nina HerlinaM. Ramlan
Emlan FauziAhmad
Ratna Ellis RajabRosdewani
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NADBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN2011
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat serta nikmat Nya yang dilimpahkan kepada saya dan anggota tim
sehingga kami dapat menulis dan menyelesaikan laporan akhir kegiatan PIPKPP
T.A 2011 dengan judul Kajian Penerapan Teknologi Usahatani Nilam
(Pogostemon cablin Benth) di Lahan Kering Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh
yang dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan Oktober 2011.
Kegiatan pengkajian ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya
kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak terutama Dinas Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Aceh Jaya, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan
Sampoiniet, petani nilam dan instansi lainnya.
Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Provinsi Aceh, peneliti dan penyuluh pertanian dan teman
teman yang terlibat dalam pengkajian ini sehingga terlaksanananya pengkajian
ini dengan baik. Saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penulisan
laporan ini sangat diharapkan untuk penyempurnaan di masa datang.
Banda Aceh, Desember 2011Penanggung Jawab Kegiatan,
Idawanni, SPNIP. 19680924 199803 2 001
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
2
ABSTRAK
Idawanni, dkk. Kajian Penerapan Teknologi Usahatani Nilam (Pogostemon cablin Benth)di Lahan Kering Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh dilaksanakan di Desa Kuala BakongKecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya dengan luas lahan satu hektar dengan 10orang petani kooperator, terdiri dari lima orang petani kooperator dengan pola petanidan lima orang petani kooperator dengan pola introduksi. Pengkajian ini bertujuan untukmengkaji paket teknologi introduksi budidaya nilam dan mengkaji sistem usahatani nilamdengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering. Dosis pupuk yang digunakan dalampengkajian ini terdiri dari dua pola yaitu Pola Introduksi (varietas unggul Sidikalang,pupuk organik/kompos 5 t/ha, dolomit 2 t/h, Urea 280 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCl 150kg/ha dan 150 kg/ha NPK) dan pola petani (varietas lokal, tanpa pupuk organik/komposdan dolomit, Urea 200 kg/ha, SP-36 50 kg/ha dan KCl 100 kg/ha). Analisis sosial danekonomi berupa analisis tingkat pendapatan petani dilakukan dengan metode finansialR/C, B/C, dan MBCR. Hasil pengkajian menunjukkan dengan menerapkan teknologiintroduksi menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan petani. Paketintroduksi dengan tinggi tanaman, lebar kanopi, berat terna basah dan terna keringtanaman nilam masing-masing sebesar 62,00, 118,7 cm, 21,60 ton/ha dan 7,20 ton/hadengan peningkatan masing-masing 5,62%, 15,80%, 34,78% dan 21,53% dibandingkandengan pola petani. Penerapan teknologi usahatani nilam di lahan kering mampumeningkatkan tambahan keuntungan usahatani sebesar Rp 26.467.000/ha/panen dengannilai R/C 2,26; B/C sebesar 1,26; dan MBCR sebesar 2,00.
Kata kunci : Varietas Sidikalang, pola introduksi, pola petani
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
3
ABSTRACT
Idawanni, et al. Application of Technology Assessment of Farming Patchouli(Pogostemon cablin Benth) in Aceh Jaya district Dryland Aceh province held inKuala Bakong Village District Sampoiniet Aceh Jaya district with an area of one hectare ofland with 10 farmer cooperators, consisting of five farmers and farmer cooperators in thepattern of five the farmer cooperators with the pattern of introduction. Thisstudy aims to assess the introduction of technology packagespatchouli cultivation and patchouli assesses farming systems by optimizing the utilizationof dry land. Fertilizer dose used in this study consisted of two patterns,namely patterns Introductions (Sidikalang varieties, organic fertilizer/compost 5 t/ha, dolomite 2 t/ha, urea 280 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCl 150 kg/ha and150 kg/ha NPK) and the pattern of farmers (local varieties, with no organicfertilizer/compost and dolomite, Urea 200 kg/ha, SP-36 50 kg/ha and 100 kgKCl/ha). Social and economic analysis of farmers' income level of analysis performed bythe method of finance R/C, B/C, and MBCR. Assessment results show by applying thetechnology introduction showed a real difference to the treatment offarmers. Package with the introduction of plant height, canopy width, weight wet and dryterna patchouli plants amountedto 62.00, 118.7 cm,21.60 tons/ha and 7.20 tonnes/ha with an increase in each of the5, 62%,15.80%, 34.78% and 21.53% compared with the pattern of the farmers.Application of technology in dryland farming patchouli added to increase farm profits ofRp 26.467.000/ha/panen with the R/C 2.26: B/C of 1.26; and MBCR of 2.00.
Keywords: Varieties Sidikalang, patterns of introduction, the patternof farmers
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
4
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………….. iKATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… iiDAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. iiiDAFTAR TABEL……………………………………………………………………………….. ivDAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………. vABSTRAK……………………………………………………………………………………….. viPENDAHULUAN……………………………………………………………………………….. 1Latar Belakang………………………………………………………………………………….Perumusan Masalah……………………………………………………………………………Tujuan…………………………………………………………………………………………….Keluaran………………………………………………………………………………………….
1455
METODELOGI...................................................................................... 6Lokasi Dan Waktu……………………………………………………………………………….Bahan Dan Alat………………………………………………………………………………….Rancangan Riset………………………………………………………………………………..Hasil Yang Diharapkan………………………………………………………………………….
66611
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 12Karakteristik Fisik Lokasi Pengkajian………………………………………………………… 12Karakteristik SDM Dan Sosial Ekonomi…………………………………………………….. 14Keragaan Vegetatif Tanaman Nilam…………………………………………………………. 17Produksi Nilam (Terna Basah Dan Kering)………………………………………………….. 19KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………………….. 23DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………. 24DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………... 25
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
5
PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan salah satu
tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, menyumbang devisa lebih dari
50% dari total ekspor minyak atsiri Indonesia. Hampir seluruh pertanaman nilam
di Indonesia merupakan pertanaman rakyat yang melibatkan 32.870 kepala
keluarga petani (Ditjen Perkebunan, 2006).
Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar di pasaran dunia
dengan kontribusi 70%. Ekspor minyak nilam pada tahun 2004 sebesar 2.074 ton
dengan nilai US$ 27,136 juta (Ditjen Perkebunan, 2006) produksi nilam
Indonesia sebesar 2.382 ton, sebagian besar produk minyak nilam diekspor
untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik dan insektisida
(Dummond, 1960; Robin, 1982, Mardiningsih et al., 1995). Dengan
berkembangnya pengobatan dengan aromaterapi, penggunaan minyak nilam
dalam aromaterapi sangat bermanfaat selain penyembuhan fisik juga mental dan
emosional. Selain itu, minyak nilam bersifat fixatif (mengikat minyak atsiri
lainnya) yang sampai sekarang belum ada produk substitusinya (Ibnu Santoso,
2000).
Di Indonesia daerah sentra produksi nilam terdapat di Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau dan Nanggroe Aceh Darussalam,
kemudian berkembang di provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalteng dan daerah lainnya. Luas areal pertanaman nilam pada tahun
2004 sekitar 16.639 ha, namun produktivitas minyaknya masih rendah rata-rata
198,72 kg/ha/tahun (Ditjen Perkebunan, 2006). Dari hasil pengujian di berbagai
lokasi pertanaman petani, kadar minyak berkisar antara 1-2% dari terna kering
(Rusli et al .,1993).
Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang hingga
kini memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengusahaan tanaman nilam
dibanding daerah lain, yang merupakan daerah sentra produksi minyak nilam
nasional (70 %). Provinsi Aceh merupakan daerah yang terletak di paling barat
Pulau Sumatera dengan luas wilayah 57.365,57 km2, diantaranya terdiri dari
lahan kering yang merupakan wilayah terbesar yang didominasi oleh tanaman
perkebunan yang tersebar di 13 kabupaten yang didominasi oleh perkebunan
kelapa sawit, kopi karet dan pinang sedangkan sisanya merupakan perkebunan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
6
rakyat yang umumnya ditanami dengan tanaman pala, kemiri, tebu, kelapa,
cengkeh dan nilam. Pada umumnya sistem usahatani di lahan kering Provinsi
Aceh masih tradisional dan belum tersentuh teknologi. Hal ini lebih diperparah
dengan kodisi lahan kering itu sendiri dengan karakteristik: 1) tingkat
kemasaman yang tinggi, 2) kurang subur/ miskin bahan organik, 3) tanah di
dominasi jenis podsolik merah kuning, dan 4) Curah hujan tinggi.
Potensi penanaman nilam di Provinsi Aceh pada tahun 2009 mencapai
4.246 ha yang merupakan perkebunan rakyat dan diusahakan di 10 (sepuluh)
kabupaten sentra produksi yang meliputi Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh
Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Bener Meriah,
Gayo Lues dan Pidie. (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Aceh, 2009).
Produktivitas nilam yang dihasilkan di Provinsi NAD masih tergolong
rendah dan beragam antar sentra produksi berkisar antara ± 10 – 15 ton daun
segar/ha (Anon,1987). Kisaran produksi ini masih jauh di bawah potensi hasil
nilam yang mampu menghasilkan daun nilam segar sebesar 52 ton/ha (Tasma
dan Wahid, 1988).
Rendahnya produktivitas tanaman nilam ditingkat petani ini disebabkan
karena petani belum menggunakan teknologi budidaya secara tepat.
Produktivitas tersebut masih dapat ditingkatkan dengan menggunakan varietas
unggul, penanaman nilam pada daerah yang sesuai, pemberian pupuk serta
pencegahan hama dan penyakit.
Untuk menjawab masalah tersebut di atas, Balai Pengkajian Tanaman
Rempah dan Obat (Balittro) pada tahun 1997 telah melakukan eksplorasi
terhadap 28 nomor tanaman nilam dengan kadar minyak bervariasi antara 1,60 –
3, 59%. Hasil seleksi dari nomor-nomor tersebut, diperoleh 4 nomor harapan
yang produktivitas, kadar dan mutu minyaknya relatif tinggi, yaitu nomor 0003,
0007, 0012 dan 0013. Keempat nomor tersebut telah diuji multilokasi di Ciamis,
Cimanggu dan Sukamulya. Dari hasil uji multilokasi diperoleh 3 varietas unggul
baik produksi terna maupun kadar dan mutu minyaknya, ketiga varietas tersebut
adalah : Tapaktuan, Lhokseumawe dan Sidikalang (Nuryani et al., 1994).
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
7
Salah satu kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi nilam di
Provinsi Aceh adalah Kabupaten Aceh Jaya dengan luas lahan penanaman ± 591
ha dan produksi 14 ton. Kabupaten ini merupakan kabupaten baru sebagai hasil
pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Kabupaten ini secara geografis terletak
pada posisi 04022’ – 5016’ garis lintang utara dan 95002’ -63003 bujur timur.
Kabupaten Aceh Jaya terbagi dalam 6 kecamatan, 21 mukim,172 desa dengan
batas wilayah administrasi yang meliputi sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, sebelah Selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Barat, sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat dan sebelah Barat
berbatasan dengan Samudera Indonesia. Kecamatan Sampoiniet merupakan
kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 27% dari luas wilayah kabupaten
Harga minyak nilam di tingkat pedagang pengumpul di beberapa
kabupaten di Provinsi Aceh saat ini berkisar antara Rp. 300.000,- sampai Rp.
350.000,- per kilogram. Namun membaiknya harga minyak nilam ini belum dapat
meningkatkan angka produksi di tingkat petani. Penurunan produksi minyak
nilam di tingkat petani ini disebabkan oleh banyaknya petani yang tidak
menggarap lahannya untuk ditanami nilam, akibat rendahnya harga. Namun
dengan membaiknya harga minyak nilam akhir 2006 lalu, petani sudah mulai
menggarap kembali lahannya untuk menanam nilam walaupun baru sebagian
saja.
Untuk mendukung usaha pengembangan tanaman nilam yaitu dengan
memperbaiki sistem budidaya yang optimal dengan teknologi anjuran
Gambar 1. Peta wilayah sentra penanaman nilam di Provinsi Aceh
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
8
(penggunaan varietas unggul, pemupukan, PHT dan penanganan pasca panen
yang baik), sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani nilam serta
Pendapatan Asli Daerah. Untuk menjamin kemurnian benih unggul nilam dalam
jumlah yang memadai perlu diupayakan pendirian kebun induk nilam yang
selanjutnya dapat diperbanyak sebagai benih sebar.
Mengingat pentingnya konstribusi nilam bagi daerah maka pemerintah
daerah NAD menganggap perlu mengambil beberapa langkah dan kebijakan
untuk pengembangan agribisnis nilam antara lain menetapkan kawasan
pengembangan agribisnis nilam yaitu : menerapkan budidaya nilam secara
efisien yang didukung dengan penggunaan varietas yang berkualitas dan bebas
penyakit, memantapkan kelembagaan petani, serta menumbuh kembangkan
agroindustri pengolahan minyak nilam (Sufriadi dan Mustanir, 2004).
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Dalam usahatani nilam banyak kendala dan masalah yang dihadapi, baik
kendala administratif, teknis operasional, maupun kendala pemasaran. Selama
terjadinya konfik di Aceh telah terjadi penurunan luas penanaman nilam yang
sangat signifikan. Selain itu penanganan permasalahan tehnis yang ada dimulai
dari pemilihan bibit/setek, cara pemupukan, perawatan dan pengendalian hama
dan penyakit serta perlakuan pasca panen yang belum optimal merupakan salah
satu penyebab utama masih rendahnya produktivitas tanaman nilam di Aceh.
Selain itu belum tersedianya BBI dan penangkar bibit nilam di Aceh juga menjadi
kendala apabila dilaksanakan pengembangan nilam yang membutuhkan bibit
dalam skala besar.
Pada tahun 2009 BPTP Aceh telah melakukan pengkajian perbaikan
teknologi budidaya nilam dengan menggunakan tiga varietas unggul di Desa
Kuala Bakong Kecamatan Sampoineit Kabupaten Aceh Jaya. Dari hasil pengkajian
menunjukkan bahwa varietas Sidikalang mempunyai tingkat adaptasi yang baik
yang dapat dilihat dari produksi daun segar tertinggi mencapai 15.5 ton/ha.
Namun demikian pengkajian terhadap varietas ini masih harus terus dilakukan di
beberapa lokasi lainnya untuk memperoleh hasil yang optimal sehingga pada
akhirnya dapat berkembang luas ke seluruh sentra produksi di Provinsi Aceh.
Untuk mengatasi masalah tersebut disusun rencana kegiatan
pengkajian/riset yang meliputi: (1) survei dalam rangka inventarisasi teknologi
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
9
budidaya nilam yang digunakan petani di lokasi pengkajian, penentuan petani
kooperator dan karakteristik lokasi pengkajian. (2) pengkajian paket teknologi
usahatani nilam pola petani dan teknologi introduksi. Komponen teknologi
budidaya nilam yang diteliti meliputi varietas local dan varietas unggul Sidikalang,
dan pemupukan . (3) analisis sosial ekonomi. Kegiatan ini melibatkan kelompok
tani/petani, penyuluh pertanian Tk.II dibawah bimbingan peneliti dari BPTP NAD.
1.3. TUJUAN
1. Mengkaji paket teknologi introduksi budidaya nilam
2. Mengkaji sistem usahatani nilam dengan mengoptimalkan pemanfaatan
lahan kering.
1.4. KELUARAN
Keluaran dari dari pengkajian ini adalah :
1. Tersedianya paket teknologi budidaya nilam di lahan kering
2. Tersedianya sistem usahatani nilam yang dapat meningkatkan pendapatan
petani.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
10
II. METODOLOGI
2.1. LOKASI DAN WAKTU
Pengkajian ini dilaksanakan di lahan petani di Desa Kuala Bakong
Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya dari bulan Maret sampai dengan
bulan Oktober 2011.
2.2. BAHAN DAN ALAT
Kegiatan pengkajian ini menggunakan bahan dan alat yang terdiri dari :
a. Bahan yang digunakan yaitu :
- Tanaman Nilam (Varietas Sidikalang)
- Pupuk Organik/kompos
- Pupuk an organik ( Urea, TSP, KCl, NPK )
- Insektisida
b. Alat yang digunakan yaitu : cangkul, sekop, gerobak sorong, garu, sabit,
timbangan, meteran.
2.3. RANCANGAN RISET
Pengkajian ini merupakan kegiatan lapangan yang bersifat partisipatif
dan kemitraan antara peneliti/penyuluh BPTP NAD, PPL, kelompok tani serta
melibatkan instansi terkait yaitu Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Jaya, BPP
Kecamatan, Lembaga Desa dan lain–lain.
Pengkajian ini melibatkan 10 petani kooperator dengan luas lahan ± 1
ha, dimana 5 orang petani kooperator dengan pola petani dan 5 orang petani
kooperator dengan pola introduksi. Pemilihan lokasi pengkajian didasarkan pada
tipologi lahan kering, berusaha dibidang pertanian sebagai mata pencaharian
utama dengan pola usahatani dominan nilam.
Kegiatan yang dilakukan yaitu kajian penerapan teknologi usahatani
nilam pola petani dan teknologi introduksi. Prosedur pengkajian penerapan
teknologi usahatani nilam di Kabupaten Aceh Jaya adalah sebagai berikut :
a) Pendekatan persiapan/awal pengkajian akan dilakukan melalui survey
dengan metode pemahaman pedesaan dalam waktu singkat secara
partisipatif (Participatory Rural Appraisal). Pengumpulan data dilakukan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
11
melalui metode data kepustakaan/desk study/review dan survei di lapangan
serta teknik wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuisioner
yang telah disiapkan. Data yang dikumpulkan terdiri dari biofisik wilayah
pengkajian, sosial ekonomi dan budaya setempat.
b) Pengambilan sampel tanah di lokasi kegiatan untuk mengetahui sifat –sifat
kimia tanah antara lain pH, kandungan bahan organik, C/N ratio, kandungan
unsur hara makro, dan lain – lain.
c) Menganalisis paket teknologi usahatani nilam pola petani dan teknologi
introduksi.
d) Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman yaitu pada umur 2, 4 dan 6
BST (bulan setelah tanam).
e) Pengamatan terhadap produksi nilam yang dilakukan setelah tanaman nilam
di panen.
Komponen teknologi kajian penerapan teknologi sistem usahatani nilam
yang gunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Metode analisis yang digunakan yaitu
analisis tabulasi data dengan menggunakan uji T terhadap perlakukan yang diuji.
Tabel 1. Komponen teknologi kajian penerapan teknologi sistem usahatani nilamdi Kabupaten Aceh Jaya.
KomponenTeknologi
Pola Petani Teknologi Introduksi
Varietas Lokal Aceh SidikalangPengolahan Tanah Tanpa Olah Tanah SempurnaPengapuran Tanpa pengapuran 200 gr/lubang tanamJarak Tanam 100 x 100 cm 100 x 100 cmPupuk Organik - 0.5 kg/lubang tanamPupuk anorganik 200 Kg/ha Urea
50 Kg/ha SP-36100 Kg/ha KCL
280 Kg/ha Urea70 Kg/ha SP-36150 Kg/ha KCL150 kg/ha NPK
Pengendalianhama/penyakit
Sanitasi dan eradikasikurang diperhatikan
Dilakukan sejak di pembibitansampai panen
Panen Umur 6 BST Umur 6 BST
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
12
Lay out pengkajian nilam
POLA INTRODUKSI POLA PETANI
PETANIKOOPERATOR
I
PETANIKOOPERATOR
II
PETANIKOOPERATOR
III
PETANIKOOPERATOR
IV
PETANIKOOPERATOR
V
PETANIKOOPERATOR
I
PETANIKOOPERATOR
II
PETANIKOOPERATOR
III
PETANIKOOPERATOR
IV
PETANIKOOPERATOR
V
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
13
A. Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman nilam. Tanaman sampel ditetapkan sebanyak 10 tanaman pada
masing-masing plot dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bukan tanaman pinggir
2. Lakukan secara acak
3. Bukan areal/plot pengamatan penyakit
Pada tanaman sampel diberi nomor urut 1 – 10 dan tidak berubah
sampai dengan pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen
produksi selesai diamati. Variabel pengamatan terhadap pertumbuhan
vegetatif meliputi :
1. Tinggi tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada umur 2, 4, 6, bulan setelah
tanam (BST). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara
pengukuran dari permukaan tanah sampai bagian tertinggi dari tanaman.
2. Diameter kanopi (cm)
Pengamatan diameter kanopi dilakukan pada umur 2, 4, 6, bulan setelah
tanam (BST).
3. Jumlah Cabang
Pengamatan jumlah cabang dilakukan pada umur 2 dan 4 bulan setelah
tanam (BST). Cabang yang diamati adalah cabang primer yaitu seluruh
cabang yang keluar dari batang utama.
4. Tingkat serangan hama/penyakit (%)
Persentase serangan penyakit dihitung berdasarkan jumlah tanaman yang
terserang pada masing-masing paket. Pengamatan dilakukan pada umur
1, 3, 6, bulan setelah tanan (BST). Rumus yang digunakan adalah :
jumlah tanaman terserang
Total tanaman/paket
Variabel pengamatan terhadap pertumbuhan generatif meliputi :
a. Berat terna segar (kg)
Dihitung pada saat panen pada umur 6 bulan setelah tanam dengan cara
menimbang berat terna segar
b. Berat terna kering (kg)
x 100%Persentase serangan =
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
14
Timbang dan hitung berat terna kering setelah dijemur 1-2 hari dan
dikering anginkan 2-3 hari.
B. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan ditabulasi dan
dianalisis dengan menggunakan model matematis yang digunakan untuk
menganalisis data hasil pengkajian sebagai berikut ini :
Yijk = µ + βi + Aj + Vk + (AV)ijk + Eijk
Keterangan :
Yijk = Hasil pengamatan akibat Paket Teknologi (A) dan varietas (V)
µ = Rataan umum
βi = Pengaruh ulangan ke-i
Aj = Pengaruh paket teknologi ke-j
Vk = Pengaruh varietas ke-k
AVijk = Pengaruh interaksi antara faktor paket teknologi (A) ke-j dan Varietas
(V) ke-k pada ulangan ke-i
Eijk = Pengaruh galat percobaan dari faktor paket teknologi (A) ke-j dan
varietas (V) ke-k pada ulangan ke-i
Jika hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata atau sangat nyata,
maka untuk menguji perbedaan nilai tengah antara perlakuan dilanjutkan
dengan uji Tukey 5% (Tukey 0,05).
Data yang diperoleh dari hasil survei ditabulasi dan dianalisis secara
persentase yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskriptif. Analisa sosial
ekonomi berupa analisis tingkat pendapatan petani dilakukan dengan metode
financial R/C yaitu imbangan penerimaan dan biaya, B/C yaitu imbangan
keuntungan dan biaya serta MBCR yaitu ditujukan untuk melihat produksi dan
pendapatan yang diterima petani sebelum dan sesudah pengkajian
(Soekartawi, 2002).
Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) dihitung berdasarkan formulasi berikut :
Penerimaan kotor (I) - Penerimaan kotor (P)
MBCR =
Total biaya (I) - Total biaya (P)
dimana : I = Teknologi introduksi
P = Teknologi petani
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
15
Perhitungan MBCR menjelaskan jika nilainya <2, berarti teknologi
introduksi tidak berpotensi secara ekonomis untuk dikembangkan, sebaliknya
jika >2, artinya teknologi tersebut berpotensi secara ekonomis untuk
dikembangkan (Soekartawi, 2002).
2.4. HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Adanya paket teknologi budidaya nilam di lahan kering
2. Adanya sistem usahatani nilam yang dapat meningkatkan pendapatan
petani
3. Terpublikasinya 2 (dua) tulisan ilmiah yang diterbitkan di jurnal/prosiding
nasional/daerah
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
16
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Karakteristik Fisik
3.1.1. Lokasi Pengkajian
Kegiatan Kajian Penerapan Teknologi Usahatani Nilam (Pogostemon
cablin Benth) di Lahan Kering Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh dilaksanakan di
Desa Kuala Bakong Kecamatan Sampoiniet di Kabupaten Aceh Jaya.
Desa Kuala Bakong berjarak ± 15 Km dari ibukota Kecamatan dan ± 45
km dari ibukota Kabupaten. Luas wilayah Desa Kuala Bakong ± 15.000 ha,
dengan jumlah penduduk 380 jiwa, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Jempheuk
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Arongan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gampong Baro Patek
3.1.2. Topografi dan Karakteristik Tanah
Keadaan topografi dan karakteristik tanah pada Desa Kuala Bakong
Kecamatan Sampoiniet adalah dataran rendah dengan ketinggian tempat < 750
m dpl, tingkat kemiringan tanah < 8 %,dengan pH tanah rata-rata 5.8 – 6.0 dan
kondisi drainase yang buruk.
3.1.3. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan
Berdasarkan tingkat penggunaan lahan di Desa Kuala Bakong Kecamatan
Sampoiniet dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Desa Kuala Bakong KecamatanSampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Tahun 2010
No. Jenis PenggunaanLuas Lahan
Hektar %1 Sawah 126 23,082 Pekarangan 100 18,323 Tegalan/Kebun 150 27,474 Tambak 70 12,825 Kolam - -6 Padang Rumput 50 9,167 Lahan Tidur 50 9,16
Total 546 100,00
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
17
Berdasarkan Tabel 2. Terlihat bahwa sebahagian besar lahan pada Desa
Kuala Bakong merupakan lahan tegalan/kebun dan pekarangan sebesar 45,79%
merupakan lahan yang potensial dijadikan lahan pertanaman nilam. Lahan tidur
yang selama ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Kuala Bakong
Kecamatan Sampoinet dapat juga menjadi lahan pertanaman Nilam, sehingga
potensi penanaman nilam di Desa Kuala Bakong sebesar 200 hektar atau 54,95%
dari seluruh wilayah Desa Kuala Bakong Kecamatan Sampoinet Kabupaten Aceh
Jaya.
3.1.4. Keragaan Sektor Pertanian/Pola Usaha Tani
Mata pencaharian masyarakat di Desa Kuala Bakong Kecamatan
Sampoiniet pada umumnya petani, sebagian besar dari mereka menggantungkan
hidupnya pada usahatani sub sektor pangan dan sub sektor perkebunan yang di
usahakan pada lahan sawah maupun di lahan kering. Pola usaha tani di desa
Kuala Bakong dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pola Usaha Tani Masyarakat Desa Kuala Bakong Kecamatan SampoinetKabupaten Aceh Jaya Tahun 2010
No. Jenis Tanaman Luas Penanaman(ha)
Jumlah Petani(Jiwa)
1. Padi Sawah 123,50 1392. Kacang Tanah 30,00 503. Nilam 21,00 344. Kacang Kedelai 80,00 1365. Hortikultura/palawija lainnya 17,00 706. Ternak Sapi 130 ekor 177. Ternak Bebek 7820 ekor 172
Sumber : Potensi Wilayah Kecamatan Sampoinet, 2010
Pola usahatani pada lahan sawah terdiri dari 3 (tiga) komoditi yaitu: a)
padi sawah dengan luas areal 123,5 ha yang diusahakan oleh 139 orang; b)
kacang tanah dengan luas areal penanaman 30 ha yang diusahakan oleh 50
orang; c) kacang kedelai dengan luas areal penanaman 80 ha yang diusahakan
oleh 136 orang. Sedangkan pola usahatani yang di usahakan pada lahan kering
terdiri dari 2 (dua) komoditi yaitu: a) Palawija dan hortikultura dengan luas areal
penanaman 17 ha dan diusahakan oleh 70 orang; dan b) Nilam dengan luas
areal penanaman 21 ha yang diusahakan oleh 34 orang petani. Masyarakat yang
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
18
memelihara ternak sapi sebanyak 17 KK dengan jumlah ternak 130 ekor serta
ternak bebek sebanyak 7.820 ekor yang diusahakan oleh 172 Kepala Keluarga.
3.2. Karakteristik Sumber Daya Manusia dan Sosial Ekonomi
3.2.1. Keragaan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Keragaan jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa Kuala
Bakong, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya disajikan pada Tabel 4
berikut ini :
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Kuala BakongKecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Tahun 2010
No. Umur ( tahun ) Jumlah Penduduk (orang)1 0-10 932 11-20 673 21-30 1224 31-40 755 41-50 386 51-60 207 61 + 5
Total 420
Jumlah penduduk terbanyak/tertinggi yaitu pada umur 21 - 30 tahun dan
umur 31 - 40 tahun yang merupakan umur produktif dalam melakukan aktifitas
atau pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan pengetahuan
seseorang untuk mengadopsi suatu informasi yang bersifat teknologi dalam
upaya pembinaan pengembangan usahatani nilam.
3.2.2. Keragaan Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Keragaan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Kuala
Bakong, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya disajikan pada Tabel 5
berikut ini :
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Kuala BakongKecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Tahun 2010
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (orang)1 Belum/Tidak Sekolah 1182 SD 1413 SLTP 844 SLTA 285 Akademi 86 Perguruan Tinggi 1
Total 420
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
19
3.2.3. Keadaan Lahan Lokasi Pengkajian
Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa kesuburan tanah di lokasi
pengkajian tergolong dalam katagori sedang kecuali P tersedia yang tergolong
sangat rendah. Tekstur tanah pada lokasi pengkajian yang dianalisa dengan
hidrometer diperoleh hasil adalah; Liat (6,15%), Debu (14,35%), Pasir (79,50%).
Berdasarkan perbandingan pasir, debu dan liat maka dapat ditentukan bahwa
lokasi pengkajian termasuk dalam tekstur Pasir Berlempung. Hasil analisis
beberapa sifat kimia tanah beserta kreterianya disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil analisis Tanah Lokasi Pengkajian di Desa Kuala BakongKecamatan Sampoinit Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2011.
No. Parameter Nilai Kriteria1. pH H2O 5,20 Masam2. C - Organik (%) 2,00 Sedang3. N - Total (%) 0,26 Sedang4. P – Tersedia (ppm) 0,38 Sangat Rendah5. K – Tersedia (ppm) 13,60 Sedang6. Tekstur
- Pasir- Debu- Liat
79,5014,356,15
Pasir Berlempung
Tanah Pasir merupakan tanah yang tidak dapat menimpan air karena
partikel-partikel tanah kasar. Berdasarkan tekstur tanah di lokasi pengkajian
maka penggunaan pupuk kandang atau kompos guna memperbaiki daya
porositas tanah yang tinggi. Pupuk kandang atau kompos mempunya daya ikat
air yang relatif tinggi.
Rendahnya pH disebabkan oleh adanya pencucian basa-basa sehingga
hanya ada ion hidrogen dan alauminium yang ada dalam larutan tanah. pH
tanah sangat erat hubungannya dengan ketersedian unsur hara di dalam tanah
terutama unsur hara makro. Penambahan Kapur Pertanian (Kaptan) atau Dolomit
dapat meningkatkan pH tanah sehingga diharapkan unsur hara lebih tersedia di
daerah perakaran tanaman. Menurut Rosman dan Hermanto (2004) mengatakan,
upaya penurunan kemasaman tanah dapat diatas dengan pengapuran, untuk
tanaman Nilam memerlukan pH tanah agak masan sampai netral (pH 5,5 – 7).
Selanjutnya Sufiani et al. (1998) menyatakan bahwa, pH yang rendah akan
mengakibatkan timbulnya serangan nematoda pada tanaman Nilam.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
20
a. Keragaan Vegetatif Tanaman Nilam
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa keragaan vegetatif tanaman Nilam
Varietas Sidikalang dan Varietas Lokal (Aceh) meliputi tinggi tanaman, diameter
kanopi dan jumlah cabang dengan pola introduksi maupun pola petani pada
umur 2 dan 4 bulan setelah tanam disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Keragaan Vegetatif Tanaman Nilam Dengan Teknologi Introduksi danTeknologi Petani pada Umur 2 dan 4 Bulan Setelah Tanam (BST).
Keragaan Vegetatif 2 BST 4 BSTTeknologiIntroduksi
TeknologiPetani
TeknologiIntroduksi
TeknologiPetani
1. Tinggi Tanaman (cm) 25,75 a 23,30 a 40,48 a 39,30 a2. Jumlah Cabang 5,63 a 4,90 a 14,50 b 10,90 a3. Diameter Kanopi (cm) 41,28 b 26,70 a 83,28 b 64,70 a
Ket. Huruf kecil yang sama pada baris dan umur tanaman yang sama tidak berbedanyata pada uji T taraf 5 %
Keragaan vegetatif tanaman nilam pada umur 2 bulan setelah tanam
terlihat bahwa perbaikan varietas dan pemupukan belum menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang tanaman
nilam. Penyerapan unsur hara oleh tanaman sangat tergantung dengan
perkembangan akar sejalan dengan pertambahan umur tanaman.
Pada umur 4 bulan setelah tanam paket teknologi introduksi yang
meliputi penggunaan varietas Sidikalang dan penambahan kompos serta
pemberian pupuk yang sesuai dengan rekomendasi telah dapat menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan perlakuan petani. Perbaikan teknologi telah dapat
meningkatkan pertumbuhan jumlah cabang tanaman nilam sebesar Tasma dan
Wahid (1990) menyatakan bahwa, Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya bahwa tanaman nilam membutuhkan tindakan budidaya yang lebih
intensif sebagai penentu pertumbuhan dan hasil seperti varietas dan pemupukan.
Pertumbuhan tanaman nilam sangat tergantung pada varietas, kondisi
hara di dalam tanah. Tanaman nilam tergolong tanaman yang sangat banyak
membutuhkan unsur hara dan sangat responsif terhadap pemupukan. Pupuk
diperlukan selain untuk meningkatkan pertumbuhan dan juga untuk
mempertahankan atau mengembalikan kesuburan tanah. Untuk pertumbuhan
tanaman yang optimal dibutuhkan pupuk untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman selama pertumbuhan. Pemupukan pada tanaman nilam selain
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
21
digunakan pupuk an organik yang secara umum digunakan seperti pupuk Urea,
Sp-36, KCl, NPK lengkap juga menggunakan pupuk organik (Miler et al, 1991).
Tabel 8. Keragaan Vegetatif Tanaman Nilam Dengan Teknologi Introduksi danTeknologi Petani pada Umur 6 Bulan Setelah Tanam (BST).
Keragaan Vegetatif 6 BSTTeknologi Introduksi Teknologi Petani
1. Tinggi Tanaman (cm) 62,00 a 58,70 a2. Diameter Kanopi (cm) 118,7 b 102,5 a
Ket. Huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf5%
Pada tabel 9 terlihat bahwa pada umur 6 bulan setelah tanam, tinggi
tanaman meningkat dengan penerapan teknologi introduksi relatif yang lebih
baik dibandingkan teknologi di tingkat petani (pola petani). Hal ini disebabkan
teknologi introduksi menggunakan varietas Sidikalang dengan pemberian dosis
280 kg urea/ha + 70 kg SP/ha + 150 kg KCL/ha + 150 kg/ha NPK sebesar 62,00
cm, sedangkan teknologi petani (pola petani) menggunakan varietas lokal yang
sering digunakan di daerah tersebut dengan dosis pupuk 100 kg urea/ha + 50 kg
SP-36/ha + 70 kg KCL/ha sebesar 58,70 cm. Demikian pula dengan parameter
diameter kanopi tanaman nilam pola introduksi sebesar 118,7 cm dan pola petani
hanya 102,5 cm.
b. Produksi Nilam (Berat Terna Basah, Berat Terna Kering,
Pada tabel 9 terlihat bahwa berat terna basah, berat terna kering melalui
penerapan teknologi introduksi relatif lebih baik dibandingkan teknologi di tingkat
petani (pola petani). Hal ini disebabkan teknologi introduksi menggunakan
varietas Sidikalang dengan pemberian dosis 280 kg urea/ha + 70 kg SP/ha + 150
kg KCL/ha + 150 kg/ha NPK sebesar 21,60 ton/ha, sedangkan teknologi petani
(pola petani) menggunakan varietas lokal yang sering digunakan di daerah
tersebut dengan dosis pupuk 100 kg urea/ha + 50 kg SP-36/ha + 70 kg KCL/ha
sebesar 9,20 ton/ha berat terna basah. Produksi tanaman nilam tergantung
sekali pada varietas yang ditanam, keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Menurut Nuryani et al. (2004), salah satu usaha untuk meningkatkan produksi
dan mutu minyak nilam adalah melalui perbaikan bahan genetik. Hasil berat
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
22
basah dan berat kering serta produktivitas minyak nilam dengan teknologi
introduksi dan teknologi petani seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9. Berat Terna Basah, Berat Terna Kering dengan Teknologi Introduksi danTeknologi Petani pada Umur 6 Bulan Setelah Tanam (BST).
Parameter 6 BSTTeknologi Introduksi Teknologi Petani
1. Berat terna basah (ton/ha) 21,60 b 9,20 a2. Berat Terna Kering (ton/ha) 7,20 b 3,25 a
Ket. Huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf5%
Tanaman nilam sangat respon terhadap pemupukan. Pupuk yang
diperlukan untuk meningkatkan produksi terna dan mutu minyak nilam, juga
untuk mempertahankan atau mengembalikan kesuburan tanah. Untuk
mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimal perlu dilakukan pemupukan,
guna memenuhi kebutuha hara tanaman selama pertumbuhannya.
Pemberian pupuk lengkap NPK, Urea dan SP-36 dengan dosis dan interval
teratur dapat mengendalikan nematoda pada tanaman nilam (Trisilawati, 2002).
Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan, karena hasil yang diharapkan
dari tanaman nilam adalah terna terutama daun. Oleh sebab itu faktor kesuburan
tanaman merupakan suatu hal yang perlu diusahakan, agar pertumbuhan
vegetatif tanaman dapat semaksimal mungkin. Pemberian pupuk anorganik
mampu menyediakan unsur hara lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar.
Usahatani nilam yang hasilnya berupa minyak nilam sebagai produk
olahan dari terna. Waktu panen nilam dilakukan pada umur 6 – 9 bulan dan
biasanya dilakukan 2 kali panen, namun di lokasi pengkajian panen hanya
dilakukan 1 kali karna produksi terna pada panen ke-2 jauh menurun dari panen
pertama. Hal ini disebabkan karna petani tidak melakukan pemupukan susulan
sehingga tanah kekurangan unsur hara yang mengakibatkan produksi menurun
hingga hanya ± 30% dari produksi panen pertama. Disamping itu setelah panen
pertama diperlukan pemeliharaan dari serangan hama penyakit yang lebih
intensif.Oleh sebab itu penerimaan tunai yang terima oleh petani diasumsikan
hanya untuk satu kali panen.
Analisis usahatani sangat penting untuk dapat mengetahui gambaran
pembiayaan dan keuntungan usaha yang diperoleh. Analisis biaya produksi
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
23
bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya usahatani per satuan luas lahan.
Tingkat keuntungan dan efisiensi usahatani merupakan indikator keberhasilan
usahatani atau kelayakan teknologi usahatani yang dikelola. Untuk itu perlu
dilakukan analisis finansial usahatani nilam terhadap penerapan teknologi
introduksi dan pola petani. Hasil analisis finansial usahatani nilam seperti terlihat
pada Tabel 10 di bawah ini :
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
24
Tabel 10. Analisa Usahatani Nilam Seluas 1 Ha per 1 x Panen di Desa KualaBakong Kecamatan Sampoinit Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2011
UraianPola Petani Teknologi Introduksi
Jumlah Harga Biaya Jumlah Harga BiayaSatuan (Rp) Satuan (Rp)
BIAYAA. Saprodi
1. Bibit 5,000 600 3,000,000 5,000 600 3,000,0002. Pupuk
- Urea 200 2,100 420,000 280 2,100 588,000
- SP-36 50 3,500 175,000 70 3,500 245,000
- KCl 100 11,000 1,100,000 150 11,000 1,650,000
- NPK - - - 150 11,000 1,650,000
3. Kompos - - - 2500 1,750 4,375,000
4. Dolomit - - - 1000 1,750 1,750,000
5. Decis 2.5 50,000 125,000 2.5 50,000 125,000
6. Roundup 2 85,000 170,000 2 85,000 170,000
B. Tenaga kerja 50 HOK 50,000 2,500,000 75 HOK 50,000 3,750,0001. Pembersihan danpengolahan 10 50,000 500,000 10 50,000 500,0002. Pemupukan dasar
dan pemberiankapur - - - 10 50,000 500,000
3. Penanaman 10 50,000 500,000 15 50,000 750,000
4. Pemeliharaan 5 50,000 250,000 15 50,000 750,000
5. Pemupukan susulan 10 50,000 500,000 15 50,000 750,000
6. Panen 5 50,000 250,000 10 50,000 500,000
JUMLAH BIAYA 9,490,000 21,053,000
Penerimaan 9,200 2,200 20,240,000 21,600 2,200 47,520,000
Keuntungan 10,750,000 26,467,000R/C 2.13 2.26B/C 1.13 1.26MBCR 2.00
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
25
Hasil analisis uasahatani menunjukkan bahwa dengan penerapan
teknologi introduksi dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pola petani. Penerapan teknologi introduksi dapat
menghasilkan bobot terna basah sebesar 21.600 kg/ha (pola introduksi) dengan
penerimaan sebesar Rp. 47.520.000,-/ha, sedangkan pada pola petani hasil yang
diperoleh 9.200 kg dengan penerimaan sebesar Rp 20.240.000,-/ha. Pola
introduksi dapat meningkatkan penerimaan sebesar Rp 27.280.000,-/ha
(57,41%).
Analisis tingkat pendapatan usahatani nilam dilakukan dengan metode
finansial R/C yaitu imbangan keuntungan dan biaya, B/C yaitu imbangan
keuntungan dan biaya serta MBCR yaitu untuk membandingkan produksi dan
pendapatan antara pola introduksi dan pola petani. Atas dasar perhitungan R/C
pada pola Introduksi 2,26 sedangkan pola petani 2,13 beratri adanya
peningkatan sebesar 1,13 (50%) sedangkan B/C pola Introduksi 1,26 sedangkan
pola petani 1,13 beratri adanya peningkatan sebesar 0,13 (10%) dengan
perbandingan produksi dan pendapatan antara kedua pola tersebut MBCR
sebesar 2,00. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diatas maka dapat dinyatakan
bahwa usahatani nilam akan lebih layak secara finansial dengan menggunakan
pola introduksi dengan B/C lebih tinggi (1,26) dengan makna setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk biaya produksi tanaman nilam dengan pola introduksi dapat
menghasilkan keuntungan sebesar 1,26 rupiah.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
26
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Desa Kuala Bakong Kecamatan Sampoinit mempunyai peluang yang besar
untuk sentra penanaman nilam dengan potensi sebesar 200 hektar atau
54,95%.
2. Penerapan teknologi dengan menerapkan paket teknologi introduksi yang
meliputi penggunaan varietas Sidikalang dan penambahan kompos serta
pemberian pupuk yang sesuai rekomendasi sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan produktivitas terna dan mutu minyak nilam,mengingat kondisi
lahan yang tingkat kesuburannya masih rendah.
3. Umur 6 Bulan setelah tanam paket teknologi introduksi menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan perlakuan petani. Paket introduksi dengan
tinggi tanaman, lebar kanopi, berat terna basah dan berat terna kering
tanaman nilam masing-masing sebesar 62,00 cm, 118,70 cm, 21,60 ton/ha
dan 7,20 ton/ha dengan peningkatan masing-masing 5,62%, 15,80%,
34,78% dan 21,53% dibandingkan dengan pola petani.
4. Penerapan teknologi usahatani nilam di lahan kering dapat meningkatkan
tambahan keuntungan sebesar Rp. 26.467.000,-/ha/panen dengan nilai R/C
sebesar 2,26, B/C sebesar 1,26, MBCR sebesar 2,00. Sedangkan dengan pola
petani keuntungan usahatani sebesar Rp 10.750.000,-/ha/panen dengan
nilai R/C sebesar 2,13, B/C sebesar 1,13.
SARAN
Dengan meningkatnya keuntungan yang diperoleh dalam usahatani nilam
dilahan kering dengan menggunakan teknologi introduksi diharapkan petani
dapat melanjutkan dan menerapkan teknologi tersebut dalam usahataninya.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
27
V. DAFTAR PUSTAKA
Djiwanti, S.R. and Momota, 1991. Parasitic nematodes associated with patchoulidisease in West Java. Indust. Crops. Res. J. 3 (2) : 31-34.
Elly Sufriadi dan Mustanir, 2004. Dalam Teknologi Pengembangan Minyak NilamAceh. Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat, Vol XVINo.2.2004. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Perkebunan.
Evans, K., 1982. Water use, calsium uptake and tolerance of cyst. Nematodeattack in potatoes. Potato Res. 25:71-88.
Gittinger, J. P. 1986. Analisa ekonomi proyekproyek pertanian. Edisi Kedua.Universitas Indonesia (UI Prsess). Jakarta.
Kadariah. 1988. Evaluasi Proyek Analisa Ekonomi. LPEE-UI. Jakarta.
Malakeberhan, H.T., H.J. Newbury & B.V. Ford-Lloyd, 1996. The detection ofsomaclonal variants of beet using RAPD. Plant. Cell Rep. 15, 474 -478.
Nasrun, Y. Nuryani, Hobir dan Repianyo, 2004. Seleksi ketahanan nilam terhadappenyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Secara in planta. JournalStigma XII (4) : 421-473.
Nuryani, Y., dan E. Hadipoentyanti, 1994. Koleksi, Konservasi, Karakterisasi danEvaluasi Plasma Nutfah Tanaman Atsiri. Review hasil dan programpengkajian plasma nutfah pertanian. Badan Pengkajian danPengembangan Pertanian. Deptan Hal, 209-219.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Perkebunan, 2004. TeknologiPengembangan minyak Nilam Aceh Vol. XVI No. 2, 2004.
Rosman, R dan Hermanto. 2004. Aspek lahan dan iklim untuk pengembangannilam di Provinsi Nanggroe Aceh Darusslaam (NAD). PerkembanganTeknologi Tanaman Rempah dan Obat. Pusat Pengkajian danPengembangan Perkebunan (16) : Hal 21- 27.
Sitepu, D. dan A. Asman, 1991. Pengkajian penyakit nilam di Aceh. LaporanKerjasama PT. Pupuk Iskandar Muda dan Balai Pengkajian TanamanRempah dan Obat, Bogor 22 hal.
Soekartawi. 2002. Analisis usahatani. Universitas Indonesia Press. Hal 85-87.
Soetrisno,P.H. 1981. Dasar-dasar evaluasi proyek. Fakultas Ekonomi UGM.Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008, Aceh DalamAngka 2007. Kerjasama Badan Pusat Statistik NAD dan Bapeda NAD, hal197 – 207.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
28
LAMPIRAN FOTO – FOTO KEGIATAN
KOORDINASI DAN SOSIALISASI
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
29
SETTING/PLOTING
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
30
PENANAMAN
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
31
PEMASANGAN DAUN AWE
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
32
UMUR TANAMAN 1 BST
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
33
PEMUPUKAN DAN PENGENDALIAN HPT
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
34
PENGAMBILAN DATA
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
35
PENGAMBILAN DATA TERAKHIR DAN PANEN
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
36
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
37
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI NILAM TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
38