105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS TESIS Diajukan untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Pascasarjana Program Studi Kajian Budaya Minat Utama : Seni Rupa Oleh Zainul Arifin MA S.701008018 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS

PADA RUMAH KUDUS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Pascasarjana

Program Studi Kajian Budaya

Minat Utama : Seni Rupa

Oleh

Zainul Arifin MA

S.701008018

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

Page 2: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS

PADA RUMAH KUDUS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Pascasarjana

Program Studi Kajian Budaya

Minat Utama : Seni Rupa

Oleh

Zainul Arifin MA

S.701008018

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

Page 3: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS

PADA RUMAH KUDUS

Oleh

Zainul Arifin MA

S.701008018

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof.Dr. Nanang Rizali, MSD ……………… ……………..

NIP. 19500709 198003 1 003

Pembimbing II Dr. Nooryan Bahari, MSn ……………….. …………….

NIP. 19650220 199003 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kajian Budaya

Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum

NIP. 19640918 198903 1 001

Page 4: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM

HIAS PADA RUMAH KUDUS

Oleh

Zainul Arifin MA

S.701008018

Telah disetujui oleh Dewan Penguji:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum …………… ……………..

NIP. 19640918 198903 1 001

Sekretaris Dr. Titis Srimuda Pitana, ST.,M.Trop.Arch …………. ……….........

NIP. 19680609 199402 1 001

Penguji I Prof. Dr. Nanang Rizali, MSD ...……….. …………….

NIP. 19500709 198003 1 003

Penguji II Dr. Nooryan Bahari, M.Sn ………… …………….

NIP. 19650220 199003 1 001

Mengetahui,

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Kajian Budaya

Prof. Dr. Ahmad Yunus, M.S. Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum

NIP. 19610717 198601 1 001 NIP. 19640918 198903 1 001

Page 5: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Nama : Zainul Arifin MA

NIM : S.701008018

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Kajian Gebyok Dan

Makna Simbol Ragam Hias Pada Rumah Kudus, adalah betul-betul karya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan

ditujukan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis

tersebut.

Kudus, April 2012

Penulis,

Zainul Arifin MA

S.701008018

Page 6: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada :

1. Istri dan anak-anak ku tercinta.

2. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Kajian Budaya,

Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Angkatan 2010,

3. Civitas Akademika dan pembaca yang budiman.

Page 7: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“ Hidup itu Indah “

“ Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan “ (Hadist)

Page 8: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Zainul Arifin MA, 2012 : Kajian Gebyok dan Makna Simbol Ragam Hias

pada Rumah Kudus . Tesis Program Studi Kajian Budaya Pascasarjana F

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ragam hias pada gebyok rumah Kudus berkaitan erat dengan nilai-nilai

budaya masyarakat Kudus, terutama dalam kerangka budaya yang melatarbelakangi

ketertarikan untuk memahami lebih jauh keberadaan gebyok dan ragam hiasnya,

terutama perkembangan gebyok, ragam hias dan maknanya. Berdasarkan pada

perspektif budaya, bentuk dan corak ungkapan kesenian tidak semata hanya untuk

pemenuhan keindahannya saja, melainkan juga terkait dengan pemenuhan

lainnya. Ragam hiasnya dipandang sebagai salah satu cara pemuasan akan

keindahan yang keberadaannya dipenuhi beragam simbol elemen hias. Peciptaan

ragam hias biasanya berkaitan erat dengan pandangan hidup masyarakat

Melihat letaknya, Kudus termasuk dalam akar budaya Jawa pesisir yang

mengandalkan sektor perdagangan sebagai penunjang perekonomiannya,

akses untuk berhubungan dengan dunia luar mengakibatkan adanya kontak budaya.

Kontak budaya melalui perdagangan membuka jalan terjadinya percampuran

kebudayaan. Hubungan yang semula sekedar hubungan perdagangan

akhirnya berkembang menjadi hubungan yang saling mempengaruhi antar

budaya masing-masing, terjadilah proses akulturasi budaya yang pada akhirnya ikut

membentuk budaya Jawa Kudus. Akulturasi budaya ini tidak hanya terbatas pada

nilai-nilai dan pengetahuan saja, tetapi juga berpengaruh kepada artefak budayanya.

Sesuai dengan kondisi obyek penelitian, masalah yang dikaji, dan tujuan

yang akan dicapai, maka perlu memilih strategi yang tepat. Gebyok dan makna

simbol ragam hias Kudus merupakan fenomena artefak yang tidak dapat dilepaskan

dari konteks sosio kultural dan proses kesenian yang mempunyai latar belakang

multi aspek, yang merupakan paradigma kualitatif, maka metode penelitian yang

digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan tujuan yang dicapai dalam

penelitian ini, yaitu lebih ditekankan pada upaya mengungkap perkembangan

gebyok dan menemukan makna simbol dari sebuah fenomenal yang kompleks, maka

penelitian ini ditekankan pada penelitian kualitatif deskriptif untuk mendapatkan

temuan penelitian yang akurat.

Di dalam motif hias tersebut terdapat suatu arti simbolis yang mengandung

nasehat, pesan, dan arti filosofi bagi masyarakat. Ragam hias di gebyok Kudus

dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Budha, Cina, Islam dan Eropa yang diwujudkan

dalam motif bunga, kala, peksi, kawung, jalinan, wajikan, kerang, sorot, ukel,

nanasan, mahkota, daun pisang. Selain untuk memenuhi fungsi estetik, ragam

hiasnya juga bermakna simbol yang berfungsi sebagai media rupa untuk

menyampaikan pesan yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya yang menjadi

pedoman hidup masyarakat setempat. Perubahan pada gebyok yang meliputi perubahan ukuran, bahan, ragam hias dan

fungsi akibat adanya permintaan dari para pengguna gebyok yang akan diterapkan pada

rumah tinggal dan fasilitas umum, sehingga ragam hias pada gebyok mengalami perubahan

baik kualitas pengerjaan maupun makna simbol ragam hiasnya

Kata Kunci : Gebyok, Ragam Hias, Makna Simbol, Perubahan

Page 9: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Zainul Arifin MA, 2012: Study of Gebyok and Meaning of Symbol of

Ornament in Kudus House. Program thesis of cultural studies, Sebelas Maret

University of Surakarta.

Ornament in gebyok of Kudus house closely related to cultural value of

Kudus society, especially within the framework of cultural background interest to

understand ornament of gebyok so far, especially the outgrowth of gebyok,

ornament, and meaning. Based on perspective culture, form, and artistic expression

motive not only for the fulfillment of its beauty, but also relate to other. Ornament

seen as one way the grateful of wonderfulness whose existence filled diverse symbol

element of ornament. Making of the ornament usually closely related to view of

society life

According the location, including the cultural roots of the Kudus coast of

Java that relies on the trade to support its economy, access to get in touch with the

outside world results in cultural contacts. Cultural contacts through trade paves the

way of coexistence of cultures. The relationship is a mere trade relations eventually

evolved into a relationship that interplay between their respective culture,

acculturation process that ultimately join the cultural forms of javanese culture.

Acculturation of culture not only limited to the values and knowledge, but also

influential to cultural artifacts.

According to the object of research, issues, and objectives of the research, so

its need to choose right strategy. Gebyok and meaning of symbol of Kudus house is

a phenomenon artifacts that can not be separated from socio cultural context and

process that have a background art in multi aspect, the research method that used is

descriptive method. Then this study is emphasized on descriptive qualitative

research to obtain accurate research finding.

In ornament motive there is a symbolic meaning, containing an advice, a

message, and its philosophy to society. Ornament in gebyok Kudus affected by

Hindus and Budhists culture, China, Islam, and Europe which are realized in motif

bunga, kala, peksi, kawung, jalinan, wajikan, kerang, sorot, ukel, nanasan, mahkota,

daun pisang. In addition to meet estetic function, ornament also has meaning as a

symbol that serve as a media to convey messages related to cultural values to be a

guidance of society life.

Changes in gebyok which includes changes in size, materials, decoration and

function as a result of requests from users gebyok to be applied in residences and

public facilities, so that the decoration on gebyok to change both the quality of

workmanship and the meaning of various symbols of ornament.

Key Word: Gebyok, Ornament, Meaning of Symbol, Change

Page 10: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

tesis yang berjudul “Kajian Gebyok dan Makna Simbol Ragam Hias pada Rumah

Kudus” pada tahun 2012 ini dapat selesai. Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagai

persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Kajian Budaya (minat utama

Seni Rupa), Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Menyadari bahwa penulisan tesis ini banyak sekali hambatan, tetapi berkat

bantuan, dukungan, dan bimbingan dari beberapa pihak, maka hambatan tersebut

dapat teratasi. Oleh sebab itu, sepantasnya penulis dengan penuh rasa hormat

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, M.S, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Kajian Budaya,

Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Dr. Nanang Rizali, MSD., selaku pembimbing utama dalam proses

penelitian hingga tahap penulisan.

5. Dr. Nooryan Bahari, M.Sn., selaku pembimbing II yang banyak memberikan

masukan dan koreksi.

6. Dr, Titis Srimuda Pitana, ST.,M.Trop.Arch, selaku sekretaris Dewan Penguji.

7. Seluruh Bapak / Ibu dosen pengampu Program Studi Kajian Budaya

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Civitas Akademika Program Studi Kajian Budaya, Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

9. Seluruh teman seperjuangan angkatan tahun 2010 Program Studi Kajian Budaya

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Seluruh nara sumber yaitu : Bapak Sundoro Witjaksono budayawan Kudus,

Bapak Bintong Mohammad Room Ketua Klaster Ukir Gebyok dan Rumah Adat

Kudus, Bapak Norhadi sebagai Perajin Gebyok Avia Antiq, Bapak Ali Imron,

Page 11: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

SE., Ketua Asmindo Komda Kudus, Bapak Drs. Sutiyono, M.Pd Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, dan Bapak Hendrix Marantek

Kepala Desa Sidorekso, Kaliwunggu yang memunculkan program

”gebyokisasi”, telah banyak memberi informasi dan data-data yang dibutuhkan

untuk penulisan tesis ini

Penulis menyadari bahwa dengan adanya keterbatasan yang ada, menjadikan

tesis ini masih perlu untuk ditindaklanjuti dalam penelitian dan kajian yang lebih

mendalam, meskipun demikian diharapkan tesis ini sudah dapat memenuhi

persyaratan akademik sebagaimana semestinya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu kajian budaya pada

khususnya.

Kudus, April 2012

Zainul Arifin MA

S.701008018

Page 12: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Hal

JUDUL............................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................. iv

PERSEMBAHAN .......................................................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Masalah ................................................................................................ 4

1.2.1. Identifikasi Masalah ................................................................... 4

1.2.2. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

1.2.3. Perumusan Masalah ................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

1.4.1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 6

1.4.2. Manfaat Praktis .......................................................................... 7

1.5. Susunan Penulisan ................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .. 9

2.1. Kajian Pustaka ....................................................................................... 9

2.2. Kajian Budaya Jawa ............................................................................. 12

2.2.1. Wujud Kebudayaan ...................................................................... 12

Page 13: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2.2.2. Kebudayaan Jawa ......................................................................... 13

2.2.3. Religi Orang Jawa ........................................................................ 18

2.2.4. Akulturasi Budaya ....................................................................... 19

2.2.5. Sinkretisme dalam Budaya Jawa ................................................. 20

2.2.6. Kesenian Jawa ............................................................................. 23

2.2.6.1. Pengertian Kesenian Jawa ................................................ 23

2.2.6.2. Jenis-jenis Kesenian Jawa ................................................. 24

2.2.7. Ragam Hias sebagai Bentuk Rupa dan Simbol ............................ 26

2.2.7.1. Latar Belakang Ragam Hias ............................................ 26

2.2.7.2. Pengertian Ragam Hias .................................................. 31

2.2.7.3. Bentuk Ragam Hias dan Simbol .................................... 33

2.2.7.4. Ragam Hias Prasejarah ................................................. 39

2.2.8. Perkembangan Ragam Hias Indonesia .................................... 47

2.2.8.1. Pengaruh Ragam Hias Hindu, Budha ........................... 47

2.2.8.2. Pengaruh Ragam Hias Cina .......................................... 52

2.2.8.3. Pengaruh Ragam Hias Islam ......................................... 52

2.2.8.4. Pengaruh Ragam Hias Eropa ........................................ 55

2.3. Konsep ................................................................................................ 56

2.3.1. Kajian Gebyok ........................................................................... 56

2.3.2. Makna Simbol ........................................................................... 56

2.3.3. Ragam Hias Gebyok Kudus ...................................................... 58

2.4. Landasan Teori ................................................................................. 68

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 71

3.1 Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................. 71

3.2. Lokasi Penelitian .................................................................................. 72

3.3. Sumber Data ......................................................................................... 73

3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 74

3.4.1. Instrumen Penelitian ................................................................... 74

3.4.2. Observasi .................................................................................... 75

3.4.3. Wawancara Mendalam ............................................................... 76

3.4.4. Studi Dokumen ........................................................................... 77

Page 14: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

3.5. Validitas Data ....................................................................................... 77

3.6. Teknik Analisis .................................................................................... 79

BAB IV. PERUBAHAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM

HIAS GEBYOK ......................................................................... 84

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Kudus ................................................... 84

4.1.1. Kondisi Geografis Kudus .......................................................... 84

4.1.2. Sejarah Kudus ........................................................................... 86

4.1.3. Budaya Masyarakat Kudus ....................................................... 89

4.1.3.1. Sistem Kepercayaan Masyarakat Kudus ....................... 90

4.1.3.2. Falsafah dan Sikap Hidup Masyarakat Kudus .............. 92

4.1.3.3. Sistem Kekerabatan Masyarakat Kudus ....................... 96

4.2. Rumah Kudus ....................................................................................... 97

4.2.1. Bentuk Rumah Kudus .............................................................. 102

4.2.2. Ragam Hias Rumah Kudus ...................................................... 105

4.2.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ragam Hias Kudus . 125

4.2.2.2. Struktur Ragam Hias Tradisional Kudus ..................... 128

4.2.2.3. Karakteristik Ragam Hias Kudus ................................. 130

4.3. Ragam Hias Pada Gebyok Kudus ........................................................ 134

4.3.1. Ragam Hias pada Gebyok bagian Bawah ............................... 136

4.3.2. Ragam Hias pada Gebyok bagian Tengah .............................. 137

4.3.3. Ragam Hias pada Gebyok bagian Atas ................................... 141

4.4. Perubahan Gebyok Dan Makna Simbol Ragam Hias Gebyok .......... 142

4.5. Peran Lembaga Budaya ....................................................................... 142

4.6. Perubahan Gebyok Kudus dan Ragam Hias sebagai Benda Budaya .. 152

4.6.1. Perubahan Gebyok Kudus sebagai Benda Budaya .............. 152

4.6.1.1 Perubahan Ukuran ........................................................... 152

4.6.1.2 Perubahan Bahan ........................................................... 153

4.6.1.3 Perubahan Ragam Hias .................................................. 155

4.6.1.4 Perubahan Fungsi ........................................................... 156

4.6.2. Ragam Hias pada Gebyok sebagai Sistem Simbol Masyarakat

Kudus ...................................................................................... 157

Page 15: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

4.7. Pengaruh Perubahan Gebyok dan Makna Simbol Ragam Hias

Dalam Kehidupan Masyarakat Kudus ....................................... 170

4.7.1. Pengaruh Perubahan Gebyok Terhadap Kehidupan

Ekonomi Masyarakat ..................................................... 170

4.7.2. Pengaruh Perubahan Gebyok dan Makna Simbol Ragam

Hias Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat .............. 173

4.7.3. Pengaruh Perubahan Gebyok dan Makna Simbol Ragam

Hias Terhadap Kehidupan Budaya Masyarakat Kudus .. 178

BAB VI. PENUTUP .................................................................................... 181

6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 181

6.2. Saran ..................................................................................................... 183

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 185

LAMPIRAN

Page 16: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel IV.1 Penerapan Ragam Hias Sebagai Sistem Simbol Ragam Hias pada

Gebyok Kudus .............................................................................. 158

Page 17: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar II.1 Peta pembagian wilayah kebudayaan Jawa .................................. 17

Gambar II.2 Ragam Hias corak Manusia .......................................................... 40

Gambar II.3 Ragam Hias Kedok / topeng ........................................................ 40

Gambar II.4 Ragam Hias corak Tumpal ............................................................ 41

Gambar II.5 Ragam Hias Pilin Berganda ........................................................ 42

Gambar II.6 Ragam Hias corak Meander ........................................................ 42

Gambar II.7 Ragam Hias corak Swastika ....................................................... 43

Gambar II.8 Ragam Hias corak kunci/kait yang digabung dengan corak jalinan. 43

Gambar II.9 Ragam Hias Corak Katak, Ular & Buaya ..................................... 44

Gambar II.10 Ragam Hias corak Kerbau ........................................................... 45

Gambar II.11 Ragam Hias corak Gajah ........................................................... 46

Gambar II.12 Ragam Hias corak Ular pada pancuran air ................................. 46

Gambar II.13 Ragam Hias corak Makara ......................................................... 48

Gambar II.14 Ragam hias burung .................................................................... 49

Gambar II.15 Ragam hias Wayang .................................................................. 49

Gambar II.16 Ragam Hias corak Garuda ........................................................ 50

Gambar II.17 Motif tumbuh-tumbuhan sebagai lambang kesuburan terdapat

di candi kalasan ......................................................................... 51

Gambar II.18 Bentuk pot yang memuntahkan sulur-suluran daun dan bunga 51

Gambar II.19 Ragam hias corak Pohon Hayat .............................................. 51

Gambar II.20 Ragam Hias corak Cina ........................................................... 52

Gambar II.21 Ragam Hias corak Arabes ....................................................... 54

Gambar II.22 Ragam Hias corak Geometris ................................................... 54

Gambar II.23 Hiasan berbentuk Medalion di masjid Mantingan, Jepara ........ 55

Gambar II.24 Ragam Hias corak Eropa pada elemen arsitektur ..................... 55

Gambar IV.1 Letak Kota Kudus ................................................................... 84

Gambar IV.2 Masjid Menara Kudus ............................................................ 88

Gambar IV.3 Rumah Tradisional Kudus ........................................ ............. 103

Gambar IV 4 Tampak muka .......................................................................... 103

Page 18: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Gambar IV.5 Tampak samping kiri .............................................................. 103

Gambar IV.6 Struktur konstruksi bangunan rangka dinding rumah

tradisional Kudus ..................................................................... 104

Gambar IV.7 Ukiran konsol .......................................................................... 107

Gambar IV.8 Ragam hias pada pintu kerai (sorong) ................................... 108

Gambar IV.9 Kleweran pada pintu depan .................................................... 109

Gambar IV.10 Sabukan .................................................................................. 110

Gambar IV.11 Gebyok dinding dalam ruang Jagasatru .................................. 110

Gambar IV.12 Ragam hias pada panel-panel dinding .................................... 112

Gambar IV.13 Tiang ruang Jagasatru .............................................................. 113

Gambar IV.14 Penerapan ragam hias ukiran pada sampar banyu dan

tiang pracik ............................................................................... 114

Gambar IV.15 Pintu antara ruang Jagasatru dan Sentong .............................. 115

Gambar IV.16 Motif Lunglungan dan buah nanas pada konstruksi dada peksi 116

Gambar IV.17 Hiasan kleweran dan plengkung pada pintu masuk ruang sentong 117

Gambar IV.18 Saka geder di ruang jagasatru .................................................... 118

Gambar IV.19 Ukiran pada tebeng dinding ruang sentong dan balok blandar

pada ruang jagasatru ............................................................... 118

Gambar IV.20 Ancik-ancik (tangga) ............................................................... 119

Gambar IV.21 Ukiran pada pintu ruang gedongan ......................................... 120

Gambar IV.22 Ukiran pada dinding ruang gedongan ..................................... 121

Gambar IV.23 Uleng atap tumpangsari .......................................................... 122

Gambar IV.24 Sampar banyu dalam ruang Jagasatru ................................... 122

Gambar IV.25 Angin-angin ruang jagasatru samping .................................. 123

Gambar IV.26 Hiasan pada tiang utama(saka guru) ...................................... 123

Gambar IV.27 Pintu ruang dapur menuju ruang jagasatru / sebaliknya ...... 124

Gambar IV.28 Ragam hias pada perabung/bubungan atap ............................ 124

Gambar IV.29 Pengaruh budaya Hindu pada Ragam Hias tumbuh-tumbuhan

menjalar yang berpangkal atau keluar dari jambangan

(vas bunga) yang menyerupai pola hias ukir pada

bangunan candi Hindu ............................................................. 132

Page 19: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Gambar IV.30 Pengaruh budaya Islam pada Ragam Hias motif Persia/Islam,

digambarkan dalam bentuk bunga yang terdapat pada ruang

Jogosatru ................................................................................... 133

Gambar IV.31 Pengaruh budaya Cina pada Ragam Hias motif binatang gajah

yang disamarkan pada konsol ................................................... 133

Gambar IV.32 Pengaruh budaya Eropa pada Motif Mahkota pada gerbang

masuk ke gedongan .............................................................. 134

Gambar IV.33 Gebyok Kudus ................................................................... 136

Gambar IV.34 Gebyok Kudus .................................................................... 136

Gambar IV.35 Gebyok dengan ukuran 4 m yang ada di Balai Desa

Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kudus ........................ 153

Gambar IV.36 Gebyok yang menggunakan kayu jati kualitas

jelek (jati kampung).............................................................. 155

Gambar IV.37 Motif tumbuhan menjalar diganti dengan kaligrafi arab ....... 156

Gambar IV.38 Gebyok yang diterapkan pada Rumah Tinggal .................. 157

Gambar IV.39 Ragam hias tumbuhan, vas bunga ...................................... 158

Gambar IV.40 Ragam hias ukel / besusulan ............................................... 159

Gambar IV.41 Ragam hias Plengkung Kubah Masjid ............................... 160

Gambar IV.42 Ragam hias Kala pada dinding gebyok ............................... 161

Gambar IV.43 Ragam hias daun pisang/banbanan ................................... 162

Gambar IV.44 Ragam hias tumpal ............................................................ 163

Gambar IV.45 Ragam hias wajikan ........................................................... 164

Gambar IV.46 Ragam hias jalinan ............................................................ 165

Gambar IV.47 Ragam hias kerang ........................................................... 166

Gambar IV.48 Ragam hias ceplokan lintangan ........................................ 167

Gambar IV.49 Ragam hias kawung ......................................................... 168

Gambar IV.50 Ragam hias nanas .............................................................. 169

Page 20: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Kuesioner / Wawancara

Lampiran 2. Daftar Analisa Ragam Hias Gebyok pada Rumah Kudus

Lampiran 3. Daftar Analisa Ragam Hias Gebyok pada Perajin Gebyok “Avia Antik”

Lampiran 4. Daftar Analisa Ragam Hias Gebyok pada Perajin Gebyok “Bintong

MR”

Page 21: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Zainul Arifin MA, 2012 : Kajian Gebyok dan Makna Simbol Ragam Hias

pada Rumah Kudus . Tesis Program Studi Kajian Budaya Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ragam hias pada gebyok rumah Kudus berkaitan erat dengan nilai-nilai

budaya masyarakat Kudus, yang melatarbelakangi ketertarikan untuk memahami

lebih jauh keberadaan gebyok dan ragam hiasnya, yaitu perkembangan gebyok,

ragam hias dan makna. Berdasarkan pada perspektif kajian budaya, bentuk dan

corak ungkapan seni tidak semata hanya untuk pemenuhan keindahan, melainkan

juga terkait dengan pedukungnya. Ragam hiasnya dipandang sebagai salah satu cara

pemuasan akan keindahan yang keberadaannya dipenuhi beragam simbol elemen

hias. Peciptaan ragam hiasnya berkaitan erat dengan pandangan hidup masyarakat.

Sesuai dengan kondisi obyek penelitian, masalah yang dikaji dan tujuan yang

akan dicapai, maka perlu memilih strategi yang tepat. Gebyok dan makna simbol

ragam hias Kudus merupakan fenomena artefak yang tidak dapat dilepaskan dari

konteks sosio-kultural dan proses kesenian yang mempunyai latar belakang multi

aspek. Hal ini merupakan paradigma kualitatif. Oleh karena itu, metode penelitian

yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan tujuan yang dicapai dalam

penelitian ini lebih ditekankan pada upaya mengungkap perkembangan gebyok dan

menemukan makna simbol dari sebuah fenomenal yang kompleks, maka penelitian

ini ditekankan pada penelitian kualitatif deskriptif untuk mendapatkan temuan

penelitian yang akurat.

Hasil penelitian mengenai Kajian gebyok dan makna simbol ragam hias,

menunjukkan adanya perubahan pada gebyok yang diproduksi oleh perajin gebyok

di Kudus, meliputi perubahan ukuran, bahan baku, ragam hias dan fungsi. Perubahan

ini terjadi karena adanya permintaan konsumen yang menempatkan gebyok pada

rumah tinggal dan fasilitas umum, sehingga ragam hiasnya mengalami perubahan,

baik kualitas pengerjaan maupun makna simbol ragam hiasnya.

Motif hias yang ada pada gebyok Kudus terdapat arti simbolis yang

mengandung nasehat, pesan, dan arti filosofi bagi masyarakat. Ragam hias di

gebyok Kudus dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Budha, Cina, Islam dan Eropa

yang diwujudkan dalam motif bunga, kala, peksi, kawung, jalinan, wajikan, kerang,

sorot, ukel, nanasan, mahkota, daun pisang. Pada perkembangannya, untuk

memenuhi kebutuhan konsumen makna simbol yang melekat menjadi bias, yang

semula mengandung pesan moral dan pedoman hidup dalam tatanan kehidupan

masyarakat Kudus, akhirnya berubah menjadi makna estetik untuk memenuhi

tututan komersial. Sehingga makna simbol yang melekat pada ragam hias gebyok

sudah mengalami perubahan makna.

Kata Kunci : Gebyok, Ragam Hias, Makna Simbol, Perubahan

Page 22: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Zainul Arifin MA, 2012: Study of Gebyok and Meaning of Symbol of

Ornament in Kudus House. Program thesis of cultural studies Sebelas Maret

University of Surakarta

Ornament in gebyok of Kudus house closely related to cultural value of

Kudus society, especially within the framework of cultural background interest to

understand ornament of gebyok itself. They are the development of gebyok, the

ornament, and the meaning. Based on perspective culture, form, and artistic

expression motive not only for the fulfillment of its beauty, but it also relates to

others. The Ornament is seen as one way for people feel satisfied to the beauty since

the existence full of symbol of element decoration. Ornament creation is usually

related to society view.

Based on the condition of research object, it is needed to choose an

appropriate strategy to investigate the problem of research and the purpose of the

study. Gebyok and the meaning of ornament Kudus symbol constitute phenomena of

artefact cannot be separated with socio-cultural contexts and an art process of

multiaspect background. It is qualitative paradigm. Therefore, the use of research

method is qualitative method. Based on the aim of research, it is focused to the effort

how to reveal development of Gebyok and to find out the meaning of symbol from a

complex phenomenal. Then, this research is focused on descriptive qualitative

research to get an accurate research finding.

The result of the study is about Gebyok study and the meaning of ornament

symbol, showed that there is a changing of Gebyok producted by craftman of

Gebyok in Kudus. It consists of changing of size, raw material, ornament, and

function. The changing happened due to the consumers demand that placed Gebyok

of the house and public facility become changing different either quality or the

meaning of ornament symbol.

In the motif of decoration, there is a meaning of symbolic that contains

advice, message, and the meaning of philosophy for society. An ornament in geyok

Kudus is influenced by the culture of Hindu, Buddha, China, Islam, and Europe are

shaped in flower motif, kala, peksi, kawung, jalinan, wajikan, kerang, sorot, ukel,

nanasan, mahkota, and daun pisang. In the development, finally, to fulfill consumer

need, the meaning of symbol that adheres firstly it contains a moral message and the

way of life in a rule of Kudus society. But now it has an aesthetic meaning to fulfill

commodities that the meaning of symbol in Gebyok ornament is changing.

Keywords: Gebyok, ornament, meaning of symbol, changing

Page 23: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Kudus sering disebut sebagai “joglo pencu”, merupakan rumah

tradisional yang berada di wilayah Kabupaten Kudus sebagai rumah khas Kudus.

Rumah Kudus mempunyai keistimewaan tersendiri, yakni selain bentuknya joglo,

semua elemen arsitekturnya dipenuhi dengan ragam hias. Penggunaan ragam hias

sudah sangat akrab dengan kehidupan manusia sejak lama. Ragam hias tersebut

bukan hanya sebagai penghias, tetapi mempunyai makna simbol yang melekat

pada masyarakat Kudus.

Rumah sebagai bangunan fisik tidak hanya dapat dilihat dan diperlakukan

sebagai material fisik, tetapi juga sebagai simbol yang mencerminkan status sosial

penghuninya. Hal ini karena pemilik rumah memberi isi pada bangunannya

dengan makna-makna simbol tertentu yang mencerminkan jati dirinya. Dalam

kehidupan masyarakat, rumah bisa berarti identitas seseorang atau sebagai

lambang status sosial, pendidikan, ekonomi para pemiliknya (Triyanto, 2001: 5).

Keanekaragaman bentuk fisik atau kekhasan suatu bentuk rumah dan ragam

hiasnya, akan semakin nyata kehadirannya apabila dikaitkan dengan makna

simbol yang ingin dikaji.

Menurut Soegeng Toekio (1987:9) disebutkan bahwa ragam hias hadir di

tengah-tengah kehidupan masyarakat sebagai media ungkapan perasaan yang

diwujudkan dalam bentuk visual, yang proses penciptanya tidak lepas dari

Page 24: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pengaruh lingkungan. Ragam hias ini ditujukan sebagai pelengkap rasa keindahan

dan kemegahan bangunan fisik rumah. Demikian juga dalam berbagai bentuk

ragam hias, terdapat pula makna simbol tertentu yang berlaku syah secara

konvensional, di lingkungan masyarakat pendukungnya. Selanjutnya dalam buku

yang sama Soegeng Toekio (1987:10) juga mengatakan bahwa ragam hias untuk

suatu benda pada dasarnya merupakan sebuah penghias yang diterapkan guna

mendapatkan keindahan atau kemolekan yang dipadukan. Ragam hias ini

berperan sebagai media untuk mempercantik atau menganggunkan sesuatu karya.

Ragam hias pada bangunan rumah Kudus, berkaitan erat dengan budaya

tradisi yang perwujudannya merupakan simbolisasi dari budaya yang tetap

dilestarikan dan diteruskan sebagai tradisi. Demikian juga penciptaan ragam hias

pada gebyok sangat berhubungan erat dengan maksud-maksud simbol tersebut.

Penciptaannya dipertimbangkan dengan baik dan cermat, sehingga kehadiran

ragam hias tersebut di samping memenuhi kebutuhan fungsi dan tuntutan

keindahan juga mengandung makna yang selaras dengan harapan hidup.

Kesejahteraan dan kedamaian hidup tampaknya merupakan tujuan utama yang

hendak dicapai (Gustami, 2000:64).

Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia, dengan adanya budaya

mengakibatkan bentuk rumah menjadi berbeda. Selain bentuk yang berbeda juga

sangat dipengaruhi oleh kondisi sumber daya alam yang tersedia dan teknologi

yang dimiliki, juga berkaitan dengan struktur dan kehidupan sosial budaya

masyarakat (Triyanto, 2001:4). Demikian juga keberadaan rumah Kudus dalam

lingkup kebudayaan Jawa, kekhasan bentuk rumahnya sering disebut sebagai

Page 25: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

rumah gebyok (Triyanto, 2001:8), kehadirannya tentu tidak terlepas dari pengaruh

budaya masyarakat Kudus yang tercermin pada bentuk joglo dan ragam hias yang

diterapkan pada bangunan rumah.

Sejalan dengan perkembangan zaman, timbul fenomena baru bahwa nilai-

nilai yang dianut oleh masyarakat Kudus khususnya budaya setempat yang

berkaitan dengan ragam hias mengalami perubahan. Masyarakat Kudus sudah

banyak yang tidak memperhatikan adat-istiadat dan karya-karya peninggalan

leluhurnya. Sebagai contoh, rumah Kudus yang dipenuhi dengan ragam hias

diseluruh elemen arsitekturnya hanya tinggal beberapa yang bertahan, rumah

Kudus yang dibangun dengan teknik knock down memudahkan untuk dipindahkan

ke tempat lain, dan dengan mudah dapat dijual sebagai komoditas.

Perkembangan sekarang, gebyok Kudus banyak yang diproduksi oleh

perajin, secara keseluruhannya masih menyerupai bentuk dan ragam hias aslinya

seperti yang ada di gebyok rumah Kudus, sedangkan untuk ukurannya sudah

mengikuti keinginan konsumen, motif ukirannya masih menyerupai aslinya dan

dianggap masih memiliki makna simbol yang berisi ajaran-ajaran tentang

pandangan hidup dan sikap hidup manusia Jawa. Namun ada yang sudah

mengalami perubahan terutama pada ukuran gebyok, penggunaan ragam hias dan

fungsi yang tidak mengikuti ”pakem” gebyok Kudus.

Berubahnya gebyok yang dulunya sebagai penyekat ruang jogosatru

dengan ruang tengah, menjadi gebyok yang diproduksi secara terpisah untuk

keperluan nilai keindahan rumah tinggal maupun fasilitas umum atau sebagai

interior ruang modern, telah membawa pengaruh bagi masyarakat Kudus secara

Page 26: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

khusus maupun masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan kenyataan tersebut

Gustami (1991:103) mengatakan.

Pergeseran nilai memang sudah terjadi sesuai dengan perubahan dan

perkembangaan zaman. Suatu realitas yang tidak mungkin dihindari, dan itu

berpengaruh langsung terhadap eksistensi seni kriya dan kerajinan. Kondisi-

kondisi alam dan sosio-kultural yang membentuk seni kriya dewasa ini,

sangat berbeda dengan kondisi-kondisi masa lampau ketika norma-norma dan

sistem nilai telah berkembang secara kompleks dalam struktur yang rumit

oleh spesifikasi disiplin yang khas.

Perubahan yang terjadi di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi yang semakin canggih, dan perubahan seni itu sendiri. Hal ini sesuai

dengan pendapat J.W.M. Bakker SJ dalam Filsafat Kebudayaan, Sebuah

Pengantar mengatakan “perubahan itu berasal dari pengalaman baru, pengetahuan

baru, teknologi baru dan akibatnya dalam penyesuaian cara hidup dan kebiasaan

kepada situasi baru” (Bakker, 1984:113)..

1.2. Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Dengan adanya perkembangan pembuatan gebyok yang dilakukan oleh

perajin gebyok Kudus, menyebabkan adanya produk replika (tiruan) baik yang

disamakan bentuk, ukuran, ragam hiasnya tetapi ada juga yang dengan sengaja

dikerjakan sesuai pesanan, sehingga terjadi perubahan pada gebyok dan ragam

hiasnya. Dengan adanya perubahan tersebut, menyebabkan terjadinya perubahan

bentuk, ciri-ciri ragam hias, pengaruh yang ditimbulkannya, dan makna simbol

yang tersimpan dalam motif ragam hias perlu dikaji lebih mendalam. Makna

simbol ragam hias terjadi bukan disebabkan dari segi kebahasaan saja atau

terjadinya perubahan ragam hias, pergantian ragam hias dan kombinasi ragam

Page 27: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

hias, tetapi juga disebabkan oleh latar belakang sosial, pengaruh luar dan

perkembangan pola fikir masyarakat.

Dalam mengkaji gebyok Kudus sesuai dengan paparan tersebut dapat

diidentifikasi permasalahan yang disajikan dalam pernyataan sebagai berikut:

Perkembangan gebyok dan makna simbol ragam hias pada gebyok Kudus harus

tetap dipahami oleh masyarakat, karena makna simbol ragam hias pada gebyok

Kudus mengantarkan ciri-ciri ragam hias pada gebyok Kudus sebagai suatu sistem

simbol masyarakat Kudus yang dalam perkembangan masa sekarang membawa

pengaruh terhadap kehidupan budaya masyarakat Kudus.

1.2.2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada supaya tidak meluas

permasalahan perlu dibatasi pada obyek kajian yaitu gebyok pada rumah Kudus

dan perkembangan gebyok yang diproduksi perajin Kudus, ragam hias pada

gebyok dan pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya makna simbol ragam hias

yang ada pada gebyok terhadap masyarakat Kudus. Pembatasan permasalahn ini

dilakukan untuk lebih fokus dalam mengkaji permasalahan lebih mendalam.

1.2.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan permasalahan, maka perumusan

masalahnya adalah :

1.2.3.1.Bagaimana bentuk gebyok dan ragam hias pada gebyok Kudus saat ini,

yang merupakan hasil budaya masyarakat Kudus?

Page 28: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1.2.3.2.Bagaimana ciri-ciri ragam hias pada gebyok Kudus saat ini yang

merupakan simbol dalam kehidupan masyarakat Kudus?

1.2.3.3.Bagaimana pengaruh perubahan gebyok dan makna simbol ragam hias

pada gebyok dalam kehidupan budaya masyarakat Kudus saat ini?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian terhadap perubahan gebyok

dan makna simbol ragam hias saat ini pada gebyok Kudus, sehingga tujuannya

adalah :

1.3.1. Mendikripsikan gebyok dan perubahannya serta ragam hias pada gebyok

Kudus saat ini yang merupakan hasil budaya masyarakat Kudus

1.3.2. Mengkaji ciri-ciri ragam hias pada gebyok Kudus saat ini yang merupakan

simbol dalam kehidupan masyarakat Kudus.

1.3.3. Merumuskan pengaruh perubahan gebyok dan makna simbol ragam hias

pada gebyok dalam kehidupan budaya masyarakat Kudus saat ini.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pokok- pokok

kepentingan antara lain sebagai berikut :

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dan

pengetahuan dalam pengembangan ilmu kajian budaya, khususnya pengaruh

perubahan ragam hias Kudus pada masyarakat Kudus saat ini.

Page 29: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan

evaluasi dan pengambilan kebijakan bagi kegiatan pelestarian budaya di Kudus

serta dapat menjadi rujukan bagi peminat gebyok Kudus dan masyarakat pada

umumnya, mengingat peninggalan budaya yang berupa rumah Kudus dan gebyok

Kudus semakin berkurang, sehingga perlu untuk mewacanakan gebyok hasil

produksi perajin sebagai alternatifnya

1.5. Susunan Penulisan

Penyajian hasil penelitian ini merupakan suatu uraian mengenai susunan

penulisan yang dibuat secara teratur dan rinci. Susunan penulisan yang dimaksud

adalah untuk mempermudah dan memberikan gambaran secara menyeluruh

dengan jelas dari isi penelitian tersebut, yaitu:

Bab I . Menjelaskan dasar pemikiran yang menjadi titik tolak perlunya

dilakukan penelitian dan merupakan landasan bagi pembahasan bab-bab

selanjutnya. Pembahasannya mengenai latar belakang masalah, masalah yang

terdiri dari identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan susunan penulisan hasil

penelitian

Bab II. Berisi uraian secara teoritis tentang kajian budaya Jawa yang

meliputi : Kajian pustaka, kajian budaya jawa, konsep dan landasan teori

Bab III Secara umum berisi tentang metodologi penelitian yang

didalamnya diuraikan mengenai bentuk dan strategi penelitian, lokasi penelitian ,

sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data dan teknik analisa data.

Page 30: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Bab IV Perubahan gebyok dan makan simbol ragam hias gebyok. berisi

tentang perubahan bentuk dan makna simbol ragam hias pada gebyok Kudus,

didalamnya membahas tentang gambaran umum Kabupaten Kudus, rumah Kudus,

kajian ragam hias pada gebyok Kudus yang mengkaji tentang penerapan ragam

hias pada gebyok. Kajiannya meliputi ragam hias pada gebyok Kudus sebagai

sistem simbol masyarakat Kudus, perubahan gebyok Kudus sebagai benda budaya

dan pengaruh perubahan gebyok dan makna simbol ragam hias dalam kehidupan

masyarakat Kudus.

Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran, yaitu hasil akhir dari

analisa data penelitian yang telah dilakukan. Pandangan hidup orang Jawa yang

sinkretistik telah mewarnai masyarakat Kudus untuk menerima sesuatu yang

datang dari luar, termasuk dalam hal ini adalah perwujudan ragam hias yang

kemudian disesuaikan dengan pandangan hidupnya yang sinkretistik itu. Ragam

hias yang diterapkan pada gebyok Kudus merupakan kompilasi dari ragam hias

yang sudah ada sebelumnya. Ragam hias tersebut berfungsi sebagai elemen

estetik dan bermakna simbol sebagai media bertutur. Sedangkan perubahan pada

gebyok meliputi : perubahan ukuran, bahan, ragam hias dan fungsi akibat adanya

permintaan dari para pengguna gebyok yang akan diterapkan pada rumah tinggal

dan fasilitas umum, sehingga ragam hias pada gebyok mengalami perubahan baik

kualitas pengerjaan maupun makna simbol ragam hiasnya.

Page 31: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

Kajian gebyok dan ragam hias gebyok Kudus, dilakukan dalam disiplin

ilmu Kajian Budaya merupakan kajian yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Kajian ini tidak hanya ditujukan untuk memahami gebyok dan ragam hias gebyok

Kudus sebagai sebuah perwujudan fisik dari ilmu seni rupa saja. Dalam kajian ini

gebyok dan ragam hias gebyok Kudus merupakan objek material dari sebuah

kajian mengenai gebyok dan ragam hias. Penelitian yang memfokuskan kajian

pada gebyok dan ragam hias gebyok Kudus untuk merumuskan bentuk gebyok

dan makna simbol ragam hias yang ada di dalamnya, adalah banyaknya

permasalahan yang menyertai dan mempengaruhinya. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa kajian ini tidak bisa hanya mengandalkan pengetahuan seni

rupa secara umum dan/atau perwujudan ragam hias semata-mata, tetapi harus

dikembangkan lebih lanjut pada pemahaman konsep-konsep yang menyertai dan

teori-teori yang digunakan.

Hasil penelitian tentang arsitektur rumah Kudus yang dilakukan oleh

Triyanto (1992) dalam bukunya yang berjudul “Makna Ruang dan Penataannya

Dalam Arsitektur Rumah Kudus” pada tahun 2001. Dalam penelitian yang

menjadi pokok perhatian adalah makna ruang dan penempatannya dalam

arsitektur rumah Kudus. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa ruang dan juga

penataannya dapat dilihat sebagai simbol ekspresi gaya hidup warga masyarakat

Page 32: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Kudus sebagai orang Jawa yang taat, patuh atau tunduk dalam menjalankan

ajaran-ajaran agama Islam yang menjadi pedoman dan bersifat normatif dalam

kehidupan mereka. Penelitian ini cukup banyak memberikan informasi tentang

rumah Kudus beserta budayanya yang dapat dijadikan sumber data sekunder

dalam penelitian ini.

Hasil penelitian lain dari Bayu Widiantoro (2003) dalam tesisnya yang

berjudul “Peranan Proporsi Terhadap Ukuran Ruang Interior Rumah Tradisional

Kudus Joglo Pencu” , menyimpulkan bahwa dilihat pola proporsi yang muncul

dan budaya yang berlaku dikalangan masyarakat Kudus, maka pola proporsi yang

diterapkan dalam rumah tradisional Kudus Joglo Pencu ini bukan sebagai suatu

hal yang muncul dengan tiba-tiba, tetapi muncul sebagai suatu bentuk warisan

budaya yang berkembang di kalangan masyarakat Kudus. Rumah tradisional

Kudus mempergunakan suatu pola proporsi tertentu untuk membentuk keindahan

di dalam bangunannya. Kendati dalam penelitian Bayu Widiantoro tentang

Proporsi Terhadap Ukuran Ruang Interior Rumah Tradisional Kudus Joglo Pencu

hanya ditempatkan pada objek arkeologi-budaya yang pengungkapan makna

simboliknya hanya berdasar informasi sepihak dari penulisnya, tetapi hasil

penelitian tersebut paling tidak dapat dijadikan data sekunder dalam penelitian ini

Hasil penelitian tesis lain yang lebih fokus pada gebyok oleh Yusuf Istanto

(2008) penelitiannya adalah untuk mengetahui dan menganalisis kedudukan

kerajinan gebyok Kudus menurut Pasal 10 Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2002 tentang Hak Cipta dan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai

peranan pemerintah kabupaten Kudus dalam pendaftaran Hak Cipta kerajinan

Page 33: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

gebyok Kudus menurut Pasal 10 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002.

Penelitian ini menunjukan bahwa masih banyak perajin gebyok yang setia

memakai pakem ukir dalam membuat gebyok Kudus meskipun tak jarang perajin

membuat gebyok Kudus dengan motif hasil kreasi sendiri sesuai dengan

permintaan dari pemesan gebyok Kudus. Gebyok Kudus sebagai kerajinan yang

didapat secara turun temurun merupakan salah satu kerajinan yang dapat

dikategorikan sebagai pengetahuan tradisional akan tetapi UUHC 2002 belum

cukup memberikan perlindungan terhadap Hak Cipta gebyok Kudus. Pemerintah

Kabupaten Kudus menyadari bahwa kerajinan gebyok Kudus merupakan aset

daerah yang berharga dan merupakan salah satu produk unggulan Kudus. Untuk

itu Pemkab Kudus melalui klinik HKI Universitas Diponegoro Semarang untuk

mendaftarkan Hak Cipta gebyok Kudus. Dari penelitiannya Yusuf Istanto (2008)

dapat memberikan informasi tentang gebyok Kudus yang dapat dijadikan data

sekunder dalam penelitian ini.

Dari tiga hasil penelitian mengenai rumah tradisional dan gebyok Kudus di

atas dapat dicatat dua hal penting. Pertama, ketiga kajian di atas memiliki

persamaan dalam memposisikan rumah tradisional Kudus maupun gebyok Kudus

sebagai objek rekayasa yang mencerminkan falsafah hidup Jawa yang berinti pada

pencapaian kesempurnaan hidup. Kedua, ketiga kajian di atas memiliki kesamaan

dalam memposisikan rumah adat Kudus dan gebyok serta mitos-mitos yang

melekat sebagai arkeologi-budaya sehingga rumah tradsional Kudus yang selama

ini dianggap mempunyai makna simbol yang tinggi, tanpa sadar hanya dipandang

sebagai peninggalan budaya.

Page 34: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2.2. Kajian Budaya Jawa

2.2.1. Wujud Kebudayaan

Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan, Mentalitas

dan Pembangunan (1992:5) menulis bahwa kebudayaan manusia mengandung

tiga wujud. Pertama, kebudayaan sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan-

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Kedua, kebudayaan

sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan dari manusia dalam masyarakat.

Ketiga, kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Ia bisa berupa

kebudayaan nyata, tampak fisiknya, karena merupakan hasil karya masyarakat

yang bersangkutan. Selanjutnya Koentjaraningrat (1992:2) menganalisis budaya

manusia, yang terdiri dari unsur-unsur universal kebudayaan. Unsur-unsur

universal itu, merupakan isi dari semua kebudayaan di dunia ini, yakni : (1)

Sistem religi dan upacara keagamaan. (2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan.

(3) Sistem pengetahuan, (4) Bahasa, (5) Kesenian, (6) Sistem mata pencaharian

hidup dan (7) Sistem teknologi dan peralatan. Dari ketujuh unsur kebudayaan

tersebut menjadikan budaya manusia terwujud karena perkembangan lingkungan

serta norma-norma hidupnya. Norma hidup ini terwujud dalam bentuk alam

pikiran, alam budi, karya, tata susila dan seni.

Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda-

beda tersebut mempunyai kebudayaan khas yang merupakan ciri-ciri kebudayaan

daerah. Ciri penting dalam kebudayaan daerah adalah unsur tradisi yang berakar

dan turun temurun pada masyarakat kesukuan misalnya unsur religi, etika, adat

istiadat dan sebagainya. Sebagai kebudayaan daerah yang menjadi dasar

Page 35: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

munculnya kebudayaan nasional merupakan potensi yang sangat strategis untuk

dilestarikan, sehingga ditegaskan oleh Koentjaraningrat (1992:107-111) bahwa

kebudayaan nasional adalah sebagai suatu sistem gagasan dan perlambang yang

memberi identitas kepada warga Indonesia. Dalam rangka menunjang fungsi

kebudayaan nasional, tentu tidak bisa mengabaikan begitu saja perkembangan

kebudayaan daerah, karena kebudayaan nasional tetap berorientasi pada

kebudayaan daerah di samping peradaban masa kini. Kebudayaan daerah sebagai

penghayatan masyarakat mampu memberikan benih serta berbagai unsur yang

perlu ditingkatkan ditaraf kebudayaan nasional. Pelestarian dan pengembangan

kebudayaan daerah sangat perlu, kemudian dilakukan penyeleksian nilai positif

yang bisa ditingkatkan sebagai kebudayaan nasional.

2.2.2. Kebudayaan Jawa

Secara umum kebudayaan Jawa dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu

”kebudayaan pedalaman” dan ”kebudayaan pesisir”. Daerah pedalaman Jawa

yang berpusat di Yogyakarta dan Surakarta atau yang bisa disebut wilayah

kebudayaan Jawa Negarigung, sedangkan ”Kebudayaan Pesisir” meliputi daerah

– daerah pesisir pantai utara Jawa yang berpusat di wilayah Blambangan, Pati,

Tegal (Sukmawati, 2004:12).

Masyarakat Jawa memiliki pandangan hidup atau falsafah dalam

memahami makna kehidupan, sehingga mempunyai pedoman dalam melakukan

kegiatan sehari-hari. Demikian juga kebudayaan Jawa mempunyai pengertian,

norma, nilai, tata aturan, gagasan, ide, etika, estetika dan hasil karya yang

dihasilkan oleh masyaraka Jawa dan berlaku dalam kehidupan sehari-hari, dengan

Page 36: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

demikian dapat menimbulkan cara pandang masyarakat Jawa terhadap

kehidupannya serta menciptakan kaidah kehidupan masyarakat Jawa, yaitu prinsip

rukun dan hormat demi terciptanya keselarasan.

Kebudayaan Jawa memiliki ciri khas yang terletak pada kemampuan untuk

menerima pengaruh kebudayaan lain dan tetap mempertahankan kebudayaan

aslinya. Selain menemukan jati diri dan berkembang kekhasannya dari pengaruh

luar, identitasnya semakin berwarna setelah masuknya budaya Islam di pulau

Jawa. Pelaku budaya Jawa adalah orang Jawa, berdasarkan masuknya agama di

Jawa maka dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : Jawa pra Islam, Jawa Abangan,

dan Jawa Santri ( Jawa – Islam ). Meskipun demikian orientasi mereka terarah

pada satu budaya yang dipegang erat, sebab itu orang Jawa sebagai penduduk

terbesar di Indonesia mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap budaya

Indonesia (Koentjaraningrat, 1993:15).

Istilah orang Jawa dan masyarakat Jawa memiliki perbedaan dalam

konteks cakupan dan jumlah. Orang Jawa atau manusia Jawa cakupannya sempit

dan menyangkut individu atau orang per orang , sedangkan masyarakat Jawa lebih

luas dan mencakup komunitas yang hidup di pulau Jawa. Orang Jawa sendiri

membedakan dua golongan sosial , yaitu wong cilik atau orang kecil yang terdiri

dari sebagian petani dan mereka yang berpendapatan rendah di kota. Golongan

dua adalah kaum priyayi, termasuk didalamnya para pegawai dan para intelektual

(Koentjaraningrat, 1993:20).

Koentjaraningrat berpendapat bahwa seperangkat nilai-nilai yang

terkandung pada kebudayaan terurai pada dimensi atau wujud dan unsur

Page 37: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kebudayaan. Kebudayaan manusia mengandung tiga dimensi, yakni kebudayaan

sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma

peraturan dan pikiran manusia, terdapat pada alam pikir manusia, berupa tulisan-

tulisan serta karangan-karangan. Wujud pertama ini disebut pula sistem budaya,

sebab bagian-bagian ide, gagasan atau pikiran yang ada di dalam kepala tidak

terlepas-lepas, melainkan saling berkaitan menjadi satu sistem yang relatif mantap

dan berkesinambungan. Apabila ide seseorang tidak merupakan suatu sistem,

maka jiwa orang itu seperti terganggu , pikirannya tidak mantap berubah-ubah,

tidak konsisten dan tidak berkelanjutan. Kebudayaan sebagai kompleks aktivitas

yang sudah terpola dalam masyarakat, berupa sistem sosial dalam masyarakat.

Kompleknya aktivitas manusia disebut pula sebagai sistem sosial sebab,

terjadinya aktivitas itu karena adanya saling berkomunikasi dan berinteraksi

sesama manusia. Sistem sosial telah ditata dan diatur oleh gagasan atau tema

berpikir tertentu, sehingga mewujudkan aktivitas dan produktivitas yang positif.

Aktivitas interaksi berupa pertemuan-pertemuan atau persekutuan yang hasilnya

positif, walaupun wujudnya ada yang berupa pertengkaran, akibat positif yang

sering muncul adalah gagasan atau konsep yang menguntungkan. Kebudayaan

sebagai hasil karya suatu masyarakat, berupa benda-benda berukuran besar

maupun kecil, tampak fisiknya maupun kasat mata, dan benda-benda bergerak

maupun tidak bergerak. Kebudayaan fisik lahir karena aktivitas manusia dalam

bentuk interaksi yang memerlukan sarana berupa benda yang dihasilkan manusia

(Koentjaraningrat, 1992:6).

Page 38: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Kebudayaan menempati posisi sentral dalam seluruh tatanan hidup

manusia, karena tidak ada manusia yang dapat hidup di luar ruang lingkup

kebudayaan. Manusia sebagai pencipta kebudayaan, makhluk budaya merupakan

suatu fakta historis yang tidak bisa terbantahkan oleh siapapun sebagai pencipta

kebudayaan. Holt (2000:xxi) mengatakan bahwa pada sebagian besar studi

tentang Indonesia, tak dapat dihindari bahwa Jawa tetap merupakan pusat

perhatian. Hal ini bukan karena Jawa sepanjang sejarah merupakan fokus paling

penting dari kekuasaan dan perdagangan antar pulau dan antar bangsa yang

memusat, tetapi Jawa juga menyediakan sejumlah besar rekaman-rekaman

sejarah.

Pulau Jawa berdasarkan tipe sosial budaya masyarakatnya dapat dibagi

dua, yaitu: masyarakat yang bertempat tinggal di daerah sepanjang pantai/dataran

rendah, sering disebut masyarakat pesisir dengan karakter sosial yang lebih

terbuka, dan masyarakat yang berdomisili di sekitar daerah pegunungan/dataran

tinggi yang sering disebut sebagai masyarakat pedalaman, cenderung lebih

tertutup terhadap segala perubahan yang bertentangan dengan budaya aslinya.

Daerah itu ialah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang dan

Kediri. Yogyakarta dan Surakarta, merupakan pusat dari kebudayaan tersebut

(Kodiran, 2002:329). Kebudayaan Jawa yang hidup di Yogyakarta dan Surakarta

merupakan peradaban orang Jawa yang berakar di kraton. Peradaban ini

menghasilkan kesenian yang tinggi dan ditandai dengan kehidupan keagamaan

yang sinkretistik, campuran dari unsur-unsur agama Hindu, Budha, dan Islam.

Daerah istana-istana Jawa ini sering disebut dengan Negarigung.

Page 39: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(Koentjaraningrat, 1994:26).

Gambar II.1 : Peta pembagian wilayah kebudayaan Jawa (sumber: Koentjaraningrat, 1994:27)

Di antara sekian banyak daerah tempat kediaman orang Jawa ini terdapat berbagai

variasi dan perbedaan-perbedaan yang bersifat lokal dalam beberapa unsur-unsur

kebudayaannya, seperti perbedaan mengenai berbagai istilah teknis, dialek bahasa

dan lain-lainnya, namun masih menunjukkan satu pola ataupun satu sistem

kebudayaan Jawa. Lebih rinci Koentjaraningrat (1994:26) membagi peta wilayah

kebudayaan Jawa menjadi 12 daerah kebudayaan Jawa meliputi Banten, Sunda,

Banyumas, Bagelen, Pesisir Kilen, Pesisir Wetan, Negarigung, Mancanegari,

Surabaya, Madura, Tanah Sabrang Wetan dan Blambangan.

Kebudayaan Jawa yang hidup di pesisir pantai Utara Jawa biasa disebut

dengan kebudayaan pesisir. Kebudayaan ini meliputi daerah dari Indramayu-

Cirebon di sebelah Barat, sampai ke Gresik di sebelah Timur. Koentjaraningrat,

(1994:26) menyarankan untuk memecah kebudayaan pesisir ke dalam sub daerah

pesisir Barat yang meliputi daerah Cirebon, Tegal dan Pekalongan, sub bagian

tengah yang meliputi kota Kudus, Demak dan daerah di sekitarnya, dan sub

bagian Timur yang berpusat di Gresik. Sedangkan Koentjaraningrat sendiri

Page 40: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

hanya membedakan antara suatu sub daerah Barat yang pusatnya di Cirebon, dan

suatu sub daerah Timur yang berpusat di Demak. Penduduk daerah pesisir ini

pada umumnya memeluk agama Islam puritan yang juga mempengaruhi

kehidupan sosial budaya mereka.

2.2.3. Religi Orang Jawa

Masyarakat Jawa sudah sejak lama telah mengenal adanya kekuatan yang

dimiliki oleh benda-benda bertuah maupun pada arwah leluhur. Pemujaan pada

kekuatan benda-benda bertuah disebut dinamisme dan pemujaan pada arwah

leluhur disebut animisme. Religi Jawa semacam ini masih berlangsung sampai

sekarang, yaitu dengan adanya ritual-ritual dan sesaji. Ritual dan sesaji adalah

bentuk negosiasi supranatural, agar kekuatan adikodrati, mau diajak

kerjasama. (Sudarso SP, 1990:14) mengatakan bahwa ritual magis digunakan

sebagai alat untuk mencapai sesuatu tujuan dengan cara yang irrasional

misalnya dipergunakan untuk mencari persahabatan dengan sesuatu di luar

manusia, mencari perlindungan ataupun secara magis diharapkan mempengaruhi

keadaan. Animisme dan dinamisme adalah religi Jawa kuno yang mewarnai

keyakinan orang Jawa. Wujud nyata dalam pemujaan roh dan kekuatan benda

melalui permohonan berkah. Roh dan benda-benda di sekitar manusia dianggap

memiliki kekuatan sakti dan dapat mendatangkan kebahagiaan atau sebaliknya.

Orang Jawa mengenal orang sakti yang kekuatannya diperoleh dari perewangan

yang tak lain merupakan bantuan roh leluhur atau nenek moyang dan

jimat dari benda-benda bertuah.

Wujud dari keyakinan pemujaan roh tercermin pada upacara selamatan

Page 41: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

orang meninggal. Dalam tradisi Jawa, selamatan memperingati roh orang yang

meninggal dilaksanakan sesuai dengan hari keberapa selamatan itu dilaksanakan,

yaitu slametan surtanah (geblag), nelung dina, pitung dina, matang puluh,

nyatus, mendak pisan, mendak pindho, dan nyewu. Pada waktu selamatan sesaji

selalu ada yang diperuntukkan bagi roh orang yang telah meninggal. Keyakinan

terhadap kekuatan benda sakti nampak pada kebiasaan untuk melaksanakan ritual

kutukan dan siraman benda pusaka. Ritual kutukan dilaksanakan setiap malem

Selasa Kliwon dan malem Jemuwah Kliwon. Caranya dengan membakar

kemenyan pada sebuah dupa, lalu benda pusaka tersebut dilambai-lambaikan

di atas pedupaan. Hal ini merupakan tindakan memberi makan kepada benda

pusaka tersebut. Sedangkan pembersihan benda pusaka dilaksanakan setahun

sekali pada bulan Sura, dengan cara dijamasi (dicuci).

Orang Jawa percaya bahwa rumah yang mereka tempati dijaga oleh roh

halus, sehingga pemberian sesaji juga diberikan kepada dhanyang merkayangan,

sing mbaurekso, yaitu roh leluhur yang menjaga tidak saja rumah tempat tinggal,

tetapi juga desa mereka. Tempat-tempat yang dianggap wingit (sakral) juga tidak

luput dari pemberian sesaji, karena dianggap ada penunggunya, seperti pohon

besar, perempatan jalan, jembatan dan sebagainya. Penunggu tersebut harus diberi

sesaji agar mau membantu hidup manusia.

2.2.4. Akulturasi Budaya

Kota Kudus yang terletak di pesisir utara Jawa, masyarakatnya

mengandalkan sektor perdagangan sebagai penunjang perekonomiannya. Akses

untuk berhubungan dengan dunia luar mengakibatkan adanya kontak budaya.

Page 42: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Kontak budaya melalui perdagangan membuka jalan terjadinya percampuran

kebudayaan, yang tidak didasarkan pada keinginan untuk menyebarkan

kebudayaan tetapi penyebaran kebudayaan merupakan akibat dari perdagangan.

Hubungan dagang yang membentuk masyarakat dagang itu di pusat-

pusat perdagangan sekaligus memungkinkan penyebaran kebudayaan baru yang

berasal dari para pedagang pendatang. Terjadilah apa yang disebut dengan

akulturasi budaya. Yudoseputro (1993:30) mengatakan bahwa akulturasi

budaya adalah proses percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling

mempengaruhi. Bertemunya dua kebudayaan tersebut disebabkan adanya

penyebaran kebudayaan yaitu kebudayaan asing dengan kebudayaan dari suatu

masyarakat atau bangsa tertentu. Akibat dari bertemunya kebudayaan itu timbul

proses penyerapan unsur-unsur kebudayaan itu sendiri. Pada tingkat awal proses

percampuran kebudayaan tersebut, pihak peneriman cenderung untuk menerima

kebudayaan asing seperti apa adanya.

2.2.5. Sinkretisme dalam Budaya Jawa

Sinkretisme dalam budaya Jawa dianggap ciri paling menonjol dalam

religi orang Jawa, sehingga pembahasan tentang sinkretisme dalam budaya

Jawa berkaitan dengan religi orang Jawa, mengingat hasil-hasil kesenian

seringkali berhubungan dengan ritual keagamaan. Aryono dalam Sujamto

(2000:13) berpendapat bahwa sinkretisme sering diartikan sebagai kombinasi

segala unsur dari berbagai agama yang berbeda-beda, kemudian terpadu

menjadi satu yang kemudian dijadikan sebagai agama dalam versi baru.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan sinkretisme sebagai paham (aliran)

Page 43: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

baru yang merupakan perpaduan dari beberapa paham (aliran) yang berbeda untuk

mencari keserasian, keseimbangan, dan sebagainya. Dalam KBBI juga

menjelaskan kata sinkretisasi sebagai penyerasian (penyesuaian, penyeimbangan,

dan sebagainya) antara dua aliran (agama dan sebagainya), ada sinkretisasi Budha

dan Syiwa menjadi Budha Mahayana. Dari pengertian sinkretisme di atas dapat

disimpulkan bahwa sinkretisme dalam budaya Jawa adalah kecenderungan

budaya Jawa yang melakukan suatu proses pertemuan atau perpaduan dua

atau lebih aliran.

Ketika Hindu dan Budha masuk ke Jawa, terjadilah proses sinkretisasi.

Kepercayaan animisme dan dinamisme berbaur dengan Hinduisme dan Budhisme.

Sinkretisme memadukan, mencampur, menyelaraskan dua keyakinan atau lebih

menjadi suatu keyakinan yang baru. Pengaruh Hindu diterima secara kreatif

karena terdapat suatu pemahaman yang sejajar tentang religi animisme dinamisme

yaitu manusia bisa menjalin hubungan langsung dengan dewa-dewa dan roh

halus. Bahkan dengan laku Tarak Brata manusia bisa jadi sakti dan mengalami

bersatu dengan dewanya (Simuh dalam Dhanu, 2004:19). Wujud yang paling

menonjol dari sinkretisme Jawa dengan Hindu, Budha adalah Mistik Kejawen

(Suwardi, 2003:63).

Keadaan seperti itu terjadi pula ketika Islam masuk pada abad 15 dan

menjadi kekuatan kebudayaan dan agama utama di kepulauan Nusantara pada

abad 15 dan 16. Ajaran Islam yang masuk melalui jalur perdagangan di pesisir

pantai Utara Jawa menghadapi budaya lokal yang sudah banyak diresapi oleh

unsur-unsur Hindusime dan Budhisme. Jadi di Jawa telah terjadi proses

Page 44: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

sinkretisasi antara agama Hindu, Budha, dan Islam diramu menjadi bentuk

Kebatinan Jawa. Sinkretisme di Jawa telah diolah dan disesuaikan dengan adat

istiadat Jawa, lalu dinamakan agama Jawa atau Kejawen, Koentjaraningrat

(1994:341) menyebutnya dengan Agami Jawi. Sinkretisme yang selanjutnya

dipelopori oleh kaum abangan, semakin kental dan sulit dikenali mana budaya

yang terkena pengaruh dan mana budaya asli. Bahkan manusia Jawa sendiri tidak

begitu mempersoalkan antara yang asli dan tidak asli. Manusia Jawa

menerima kontak budaya spritual dan selanjutnya hasil sinkretisme itu diakui

sebagai miliknya. Proses sinkretisasi yang terjadi pada kehidupan religi Jawa

juga berpengaruh pada hasil-hasil kesenian Jawa pada umumnya. Kesenian

Jawa prasejarah yang animisme-dinamisme tidak serta merta hilang dengan

datangnya agama Hindu dan Budha. Peninggalan keseniannya menunjukkan

fenomena ini, seperti yang terdapat pada candi-candi yang merupakan puncak

hasil kesenian jaman Hindu dan Budha. Bahkan yang terjadi adalah berpadunya

konsep religi Jawa kuno dan Hindu tersebut menumbuhkan kebudayaan Hindu

Jawa yang menghasilkan seni ukir dengan kekayaan motif-motifnya beserta

perlambangan-perlambangan yang terkandung didalamnya. Demikian juga ketika

Islam datang, ciri-ciri artefak yang telah ada tidak dihilangkan, tetapi disesuaikan

dengan kepentingan Islam. Sebagai contoh dapat dilihat pada hiasan ukiran yang

terdapat pada dinding masjid Mantingan Jepara. Motif ukiran masjid Mantingan

yang didirikan pada masa kejayaan Islam di Jawa, menunjukkan ciri-ciri

peninggalan kebudayaan masa Hindu Jawa.

Page 45: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2.2.6. Kesenian Jawa

2.2.6.1. Pengertian Kesenian Jawa

Dalam membahas kesenian Jawa tidak bisa dilepas dari masyarakat

pendukungnya, keberadaannya menyatu dengan masyarakat pendukungnya,

karena kesenian Jawa merupakan bagian yang integral dari masyarakatnya.

Demikian halnya dengan kesenian Jawa tentu mempunyai jiwa sesuai dengan

zaman ketika kesenian Jawa diciptakan. Seni tradisi Jawa tampaknya selalu

melekat dengan budaya Jawa, sehingga manusia terpengaruh dengan kekuatan-

kekuatan supranatural yang ada di luar dirinya.

Seni juga bukan sebagai kegiatan pertunjukan atau hiburan, melainkan

sebagai acara ritual yang sifatnya sakral untuk menanggapi keadaan alam, yang

dipengaruhi kepercayaan animisme dan dinamisme serta adanya pengaruh dari

agama Hindu, di masyarakat Jawa banyak yang menyatu dalam kegiatan

keseniannya. Apabila akan membicarakan sejarah kesenian (seni) Jawa, harus

mengungkap konsep kesenian Jawa yang tidak bisa dilepaskan dari estetika.

Di Jawa, orang mengenal konsep adi luhung, Adi mempunyai makna

linuwih, melebihi segalanya atau mempunyai nilai lebih, sedangkan luhung

mempunyai makna luhur, tinggi melebihi yang lain. Para seniman tradisi

menempatkan adi luhung sebagai cita-cita yang diharapkan dan diyakini akan

terwujud. Dalam seni masyarakat tradisi Jawa yang sudah mengakar ini pun tidak

bisa lepas dari pandangan seniman dan masyarakatnya yang sampai sekarang

masih bisa kita rasakan dan masih tampak jelas pada kesenian Jawa.

Page 46: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2.2.6.2. Jenis-jenis Kesenian Jawa

Kesenian di Jawa begitu beragam macamnya, adapun jenis-jenis kesenian

yang menggunakan ragam hias di antaranya adalah :

a. Wayang Kulit.

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, terutama berkembang

di Jawa. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi

narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh suara gamelan yang

dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para

pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang

terbuat dari kain putih, Sementara dibelakangnya disorotkan blencong (lampu

minyak) atau lampu listrik, sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari

layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat

memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan

tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar. Secara umum wayang

mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi

hanya dengan pakem (standar) tersebut, Ki Dalang bisa juga memainkan lakon

carangan (gubahan).

b. Batik

Batik Jawa telah lama ada, bahkan merupakan produk seni rupa paling

tua di Indonesia. Secara terminologi, kata batik berasal dari kosa kata bahasa

Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain

dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam yang dituangkan ke atas kain

dengan canting untuk menahan masuknya bahan pewarna. Di lingkungan

Page 47: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

bangsawan kraton di Jawa, kain batik dikenakan sebagai busana mereka. Kain

batik di lingkungan kraton merupakan kelengkapan busana yang dipergunakan

untuk segala keperluan, busana harian, busana keprabon, busana untuk

menghadiri upacara tradisi, dan sebagainya. Busana pria Jawa yang terdiri dari

tutup kepala (blangkon), nyamping, semuanya berupa kain batik. Begitu pula

dengan kelengkapan busana putri Jawa yang juga berupa kain batik. Batik

merupakan hasil seni budaya yang memiliki keindahan visual dan mengandung

makna filosofis pada setiap motifnya.

c. Seni Ukir

Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian

cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun

suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai

seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau

bahan-bahan lain. Seiring dengan perkembangan zaman, yaitu saat agama

Hindu dan Budha masuk ke Indonesia, seni ukir di Jawa mengalami

perkembangan. Puncak keemasan seni ukir dengan menggunakan media batu

terjadi sekitar abad ke 10, yaitu pada zaman kerajaan Hindu dan Budha di

Jawa. Pada zaman inilah seni ukir disebut seni ukir klasik. Bentuk seni ukir

tersebut dapat dilihat di relief-relief candi yang banyak tersebar di Jawa

Tengah. Bentuk motif yang ada pada relief tersebut di antaranya tumbuhan,

manusia, hewan, garis, titik, lingkaran dan sebagainya (Warsino, 2005:25).

Page 48: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2.2.7. Ragam Hias Sebagai Bentuk Rupa dan Simbol

2.2.7.1. Latar Belakang Ragam Hias

Manusia mempunyai kebutuhan yang bersifat jasmani dan rohani.

Kebutuhan jasmaniah menimbulkan upaya-upaya untuk memenuhinya, yang

dapat dilihat pada benda-benda yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan

jasmani tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, manusia berburu dan

menciptakan alat-alat untuk berburu. Kebutuhan rohani, manusia mempunyai

kebutuhan rohani yang beraneka ragam, salah satunya adalah kebutuhan akan

rasa keindahan. Perwujudan dari kebutuhan ini diekspresikan dalam bentuk yang

beraneka ragam pula, dalam bentuk gerak, nyanyian dan keinginan manusia untuk

menghias benda-benda yang diciptakannya.

Berekspresi estetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang

tergolong ke dalam kebutuhan integratif. Kebutuhan integratif ini muncul karena

adanya dorongan dari dalam diri manusia yang secara hakiki senantiasa ingin

merefleksikan keberadaannya sebagai mahluk yang bermoral, berakal, dan

berperasaan. Kebutuhan estetik, secara langsung maupun tidak langsung, terserap

dalam kegiatan-kegiatan pemenuhan kebutuhan lainnya, baik dalam pemenuhan

kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, maupun kebutuhan integratif lainnya,

yang berkaitan dengan perasaan baik dan benar, adil dan tidak adil, serta masuk

akal atau tidak masuk akal (Rohidi, 2000:9)

Menurut Herbert Read dalam Haryanto (2004:124), manusia pada

dasarnya memiliki kebutuhan untuk menghias terhadap segala sesuatu yang

dipakainya dan tempat yang ditinggalinya, keinginan kreatif tersebut timbul dalam

Page 49: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

setiap periode dan peradaban. Pada manusia terdapat perasaan yang dinamakan

horror vacui, yaitu perasaan yang tidak dapat membiarkan tempat atau bidang

kosong. Perasaan ini terutama terdapat pada suku primitif tertentu dan

pada periode suatu peradaban.

Dalam kebudayaan Indonesia, seni hias merupakan aspek yang sangat

penting, mengingat peninggalan-peninggalan yang ditemukan hampir selalu

menyertakan hiasan pada artefak-artefaknya. Keinginan kuat pada seni hias ini,

dalam beberapa hal diekspresikan dengan keterampilan yang tinggi. Potensi

alamiah dalam seni hias senantiasa merupakan ciri karakteristik bangsa Indonesia.

Kreatifitas artistik dalam seni Indonesia masa silam bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan ritual keagamaan dan magis, sehingga ragam hias mempunyai makna

simbolik.

Kepercayaan terhadap kekuasaan alam yang memberi kehidupan,

kebahagiaan serta ketentraman batin, telah melahirkan keinginan yang kuat untuk

memujanya. Manusia primitif percaya adanya kekuatan lain yang menciptakan

alam ini. Namun dengan alam pikiran yang masih sederhana dan keinginan

memuja sesuatu yang lebih kongkrit, maka alam pikiran ini menjelma menjadi

wujud lambang. Lambang-lambang kesuburan dan kebahagiaan, kekuasaan, bumi,

air, matahari dan sebagainya adalah bentuk pernyataan lahir dari alam pikiran

yang religi–magis. Kultur nenek moyang dengan segala kepercayaan yang

terkandung di dalamnya melahirkan karya seni prasejarah dan merupakan dasar

perkembangan dari segala perwujudan seni dalam ajaran Hindu dan Islam di

Indonesia. Pikiran-pikiran lama ini hidup terus, tetapi bentuk dan artinya

Page 50: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mengalami perubahan. Pada bangunan candi masih terlihat hasrat manusia untuk

memuja arwah nenek moyang. Arwah dewa-dewa Hindu dan Budha merupakan

bentuk kelanjutan dari perwujudan terhadap kepala suku dan raja. Ajaran tauhid

dalam Islam yang meyakini tidak ada Tuhan selain Allah dan larangan

menggambarkan mahluk bernyawa mempengaruhi corak perwujudan ragam

hias yang diterapkan pada beberapa artefak yang dihasilkan.

Ragam hias sebagai elemen pokok dari gambar dalam penerapannya di

samping sebagai unsur penghias semata, sering pula ditemui adanya makna

simbolik atau maksud–maksud tertentu yang sesuai dengan falsafah hidup

penciptanya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini Gustami

(1980:7) menerangkan sebagai berikut :

….di dalam ornamen sering ditemukan pula nilai – nilai simbolik atau

maksud – maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup

manusia atau masyarakat penciptanya, sehingga benda – benda yang dikenai

oleh suatu gambar akan mempunyai arti yang lebih jauh dengan disertai

harapan – harapan yang tertentu pula.

Pendapat berbeda disampaikan oleh Sumaryono (1999:30), bahwa :

makna, secara khusus diartikan sebagai sesuatu pengertian yang diberikan kepada

suatu objek. Sebuah benda menjadi objek karena kearifan subjek yang menaruh

perhatian atas benda itu. Makna diberikan kepada objek oleh subjek sesuai dengan

cara pandang subjek. Jika tidak demikian maka objek menjadi tidak bermakna

sama sekali (Sumaryono, 1999:30).

Simbol adalah segala sesuatu yang dimaknai. Makna tidak melekat

pada obyek melainkan diberi oleh manusia (subyek) yang menafsirkan simbol itu,

artinya makna simbol tidak berada pada simbol itu sendiri, melainkan berada pada

Page 51: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

manusia itu sendiri (Heddy Shri Ahimsa Putra dalam Subiyantoro, 2011:21).

Simbol setidak-tidaknya dapat dibedakan dengan empat peringkat, yaitu

(1) simbol konstruktif, yaitu simbol yang berkaitan dengan kepercayaan atau

keyakinan terhadap Sang Pencipta; (2) simbol evaluasi, yaitu simbol yang

berkaitan dengan nilai-nilai, norma atau aturan-aturan; (3) simbol kognitif, yaitu

simbol yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan manusia

untuk memperoleh pengetahuan tentang realitas dan keteraturan, dan (4) simbol

ekspresif, simbol yang berkaitan dengan pengungkapan perasaan (Subiyantoro,

2011:22)

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, pada dasarnya penciptaan suatu

ragam hias tidak lepas dari makna simbolik yang terkadung didalamnya. Hal ini

sudah dapat dijumpai pada zaman Mesir kuno, yaitu gambar dari dewa – dewa, di

India dengan gambar sapi sebagai dewa Syiwa atau gambar Naga di China sangat

terkenal. Di Jawa arti gambar juga sudah dikenal sejak zaman dulu, baik

diwujudkan dalam ragam hias, patung atau relief, benda – benda pusaka, batik,

pewayangan dan lain – lain. Jadi segala sesuatu yang diciptakan manusia tersebut

pada umumnya mempunyai arti simbolik.

Dalam masyarakat Jawa, terdapat semacam pendidikan humaniora yang

mengajukan nilai – nilai kemanusiaan dan pernyataan – pernyataan simbolis yang

merupakan bagian integral dari sistem budaya. Berdasar kandungan nilai – nilai

sub kultur, kelompok gambar dan pelembagaan pendidikan humaniora dapat

digolongkan menjadi tiga tipe pendidikan humaniora dalam masyarakat

tradisional Jawa, yaitu istana, pesantren dan perguruan.

Page 52: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Salah satu hal yang menarik dalam ragam hias adalah makna simbol yang

terdapat dalam ragam hias tersebut, di samping hiasan-hiasan yang terdapat

didalamnya. Penciptaan suatu ragam hias banyak dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan dan pandangan hidup penciptanya, jadi ragam hias tersebut sebagai

visualisasi kondisi masyarakat pada waktu itu. Soegeng Toekio (1987:9 ) dalam

bukunya, menguraikan bahwa ragam hias yang ada di kehidupan masyarakat

sebagai media ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual yang

proses penciptaamya tidak lepas dari pengaruh-pengaruh lingkungan. Ragam hias

tersebut ditujukan sebagai pelengkap rasa estetika yang biasanya dalam ragam

hias tersebut terdapat pula makna simbolik tertentu di lingkungan masyarakat

pendukungnya (Soegeng Toekio,1987:9).

Mengenai pengertian ragam oleh Gustami (1980:176) dijelaskan sebagai

berikut :

……..Bahwa ragamlah yang menjadi pangkal atau pokok dari suatu pola, di

mana setelah ragam itu mengalami gambar penyusunan dan ditebarkan

secara berulang-ulang akan memperoleh sebuah pola. Kemudian setelah

pola tersebut diterapkan pada benda lain maka jadilah suatu ornamen.

Selanjutnya dalam Kamus Indonesia Modern dijelaskan bahwa kata hias

mempunyai arti sesuatu untuk menambah indah. Dengan demikian pengertian

kata hias yang dimaksud adalah sesuatu untuk menambah indah, baik terdiri dari

unsur – unsur hias berupa ragam maupun unsur – unsur hias lainnya. Ragam hias

adalah bentuk atau elemen dasar yang bertujuan untuk suatu keindahan dalam

kesenian. Ornamen merupakan suatu bentuk yang tidak lepas dari ragam hias.

Ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan

(perabot, pakaian dan sebagainya) dan arsitektur. Faktor yang mendorong

Page 53: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

timbulnya ornamen adalah dari dalam manusia sendiri dan dorongan dari luar

yang meliputi lingkungan masyarakat dan lingkungan alam. Dorongan dari alam

meliputi segala bentuk tuntutan rohani, sedangkan dorongan dari luar suatu

keterikatan manusia sebagai makhluk sosial terhadap alam sekitarnya (Sutan

Muhammad Zain, 1958:609).

2.2.7.2. Pengertian Ragam Hias

Padanan kata dari ragam hias adalah ornamen, dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, ornamen diartikan sebagai hiasan yang dibuat pada arsitektur,

kerajinan tangan, lukisan, perhiasan dan sebagainya. Ragam hias setidaknya

adalah sebagai sebuah bentuk hasrat sang seniman untuk mengeksplorasi

kenyataan dalam bentuk abstrak dan geometri, seperti lekukan sederhana

berbentuk bujur sangkar (meander) atau abstraksi tumbuhan yang melingkar atau

binatang yang lebih rumit bentuknya yang banyak ditemui dalam karya seni atau

produk lainnya (Susanto, 2003:222). Pendapat lain mengatakan bahwa ragam

hias adalah elemen-elemen dekorasi yang diperoleh dengan meniru atau

mengembangkan bentuk-bentuk yang ada di alam dan divisualkan pada

permukaan suatu benda. Pada dasarnya ragam hias berperan sebagai media untuk

memperindah sesuatu karya. Ia dapat memperindah benda pakai secara lahiriah,

satu atau dua darinya memiliki nilai simbolik atau mengandung makna tertentu.

Dalam penciptaan ragam hias tidak dapat dilepaskan unsur-unsur apa yang

menjadi pendukung terjadinya bentuk-bentuk visual tersebut, diantaranya peran

garis, bidang, tekstur dan warna (Toekio, 1987:10).

Spelt (1996:1) mengatakan bahwa kesesuaian ragam hias itu selalu

Page 54: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dihubungkan dengan bentuk dan struktur objek yang dihiasi, sebagai pelengkap

dari objek itu, dan tidak pernah melemahkan bahkan menambah nilai estetis

dengan berbagai variasi bentuknya. Seni ragam hias bukan sesuatu yang bersifat

sewenang-wenang; di samping tergantung kepada bentuk produk, ia juga

dipengaruhi oleh sifat alami material yang dibuat, demikian juga halnya gaya atau

cara di mana produk alami dibuat untuk ornamentasi oleh orang yang berbeda

pada waktu yang berbeda. Seni ragam hias berkaitan erat dengan material,

tujuan, bentuk, dan gaya. Bentuk ragam hias yang paling tua terdiri dari gambar

geometris, lingkaran-lingkaran kecil, pita, garis lurus/lengkung dan sebagainya.

Dengan kemajuan intelektual umat manusia, seniman memperoleh lebih banyak

kecakapan teknis, dan mencoba untuk menggunakan obyek binatang,

tumbuhan, dan akhirnya menggambarkan dirinya sendiri, untuk seni ragam

hiasnya.

Tumbuhan dan binatang sering dijadikan sebagai produk ragam hias yang

dapat ditempuh dengan dua cara, pertama; dibentuk sesuai dengan wujud aslinya,

yang disebut dengan ragam hias naturalistik, dan yang kedua, dalam suatu bentuk

yang mencerminkan spirit waktu, religius atau gagasan politis dari suatu

masyarakat tertentu disebut dengan Stylistic Ornament. Masing-masing gaya

memperlihatkan corak berbeda. Masing-masing mempunyai bentuk-bentuk ragam

hias yang lebih disukai oleh masyarakat di mana ragam hias itu berkembang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ragam hias pada

dasarnya adalah sesuatu yang ditambahkan dengan maksud menambah keindahan

pada suatu benda, dengan mengutamakan keserasian antara corak ragam hias

Page 55: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dengan benda yang dihias sehingga dapat menambah nilai estetis benda yang

dihias. Pada kesenian Indonesia ragam hias juga bermakna simbolik, ragam hias

tidak sekedar untuk memperindah suatu permukaan saja, tetapi juga mempunyai

muatan-muatan simbolik yang berfungsi sebagai media bertutur untuk

menyampaikan pesan tertentu yang berkaitan dengan sistem kepercayaan dan

filosofi hidup masyarakatnya.

2.2.7.3. Bentuk Ragam Hias dan Simbol

Ragam hias merupakan hasil budaya sejak masa pra sejarah dan berlanjut

sampai sekarang. Ragam hias memiliki pengertian secara umum, yaitu keinginan

manusia untuk menghias benda – benda di sekelilingnya, kekayaan bentuk yang

menjadi sumber ragam hias dari masa lampau yang berkembang di Istana Raja –

Raja dan Bangsawan, baik yang ada di Bangsa Barat maupun Bangsa Timur.

Istilah lain yang berkaitan dengan ragam hias adalah ragam. Ragam

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti “pola” atau “corak”,sedangkan

corak berarti bunga atau gambar – gambar (Hasan Shadly,1980:593). Dalam

Ensiklopedi Indonesia dijelaskan bahwa, hiasan adalah ornamen, dibidang seni

bangunan dikenal beberapa jenis hiasan, antara lain hiasan aktif, yaitu hiasan yang

keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari bangunan utama, karena kalau hiasan

itu dipisahkan akan merusak konstruksi bangunan tersebut. Sedangkan hiasan

pasif adalah hiasan yang lepas dari bangunan utama, yang dapat dihilangkan tanpa

mempengaruhi konstruksi bangunan. Adapun hiasan teknis adalah hiasan yang

fungsinya sebagai hiasan dan juga punya fungsi lain.

Page 56: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Ragam hias untuk suatu benda pada dasarnya merupakan sebuah

pelengkap untuk mendapatkan nilai lebih dari sebelumnya yaitu barang tersebut

menjadi lebih bagus dan menarik. Di Indonesia banyak sekali bentuk maupun

ragam hias, bahkan sulit mengenali secara jelas dari mana sumbernya. Tetapi

dapat dikelompokkan dalam motif hias sebagai berikut :

a. Kelompok motif hias geometris

Kelompok ragam hias geometris ini selalu memanfaatkan kaidah- kaidah

dalam mewujudkan motif-motif atau memanfaatkan pola-pola geometris dalam

penyusunan pola-pola hiasnya. Ide dasar lebih banyak mengungkapkan unsur-

unsur beraturan yang tidak bertitik tolak dari bentuk nyata atau mengalihkan

bentuk-bentuk alam. Menurut Soegeng Toekio (1987: 53) berbagai macam motif

dapat diklasifikasikan kedalam empat kelompok yaitu :

1). Kaki silang, berupa bentuk persilangan garis yang bertumpu pada satu

titik, ini dapat berupa : silang dua, silang tiga dan silang empat, ini dapat

berbentuk garis tegak ataupun lengkung.

2). Pilin ( spiral ); berupa relung-relung yang saling bertumpuk atau

bertumpang membentuk pilin berupa huruf “S” atau sebaliknya. Bentuk

pilin ini dapat diperkaya dengan pengulangan pilin ganda atau kombinasi

yang dibuat dengan ukuran yang berbeda.

3). Kincir, bertitik tolak dari mata angin yang mempunyai gerak ke kiri atau

ke kanan. Pada garisnya membentuk putaran yang berakhir dalam susunan

melingkar dengan putaran (spill).

Page 57: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4). Bidang, pada kelompok ini dapat terdiri atas bidang segitiga, bundar,

empat persegi dan gumpalan ( blob) yang tak beraturan.

Dari keempat kelompok tadi dapat dibentuk bermacam-macam variasi baik

bentuk tunggalnya sebagai ragam hias, maupun bentuk perulangan dan

kombinasinya sebagai pola hias ( Soegeng Toekio, 1987 : 53 ).

b. Motif hias tumbuh-tumbuhan.

Kelompok motif hias ini merupakan motif hias yang terdiri dari tumbuh-

tumbuhan sebagai sumber penciptaanya. Dalam perwujudannya terdiri dari

bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, buah dan ranting. Teknik stilasi

sangat dominan mempunyai peranan penting dalam ragam hias kelompok ini di

Indonesia. Menurut Soegeng Toekio (1987:81-82) motif hias kelompok tumbuh-

tumbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu :

1). Bentuk Naturalis,

Bentuk ini tidak banyak mengalami perubahan dari bentuk asal, dapat

dicapai dengan pewarnaan yang mewakili warna aslinya, yaitu dengan

gambar-gambar bentuk yang sempurna.

2). Bentuk Stilasi Tumbuh-Tumbuhan

Ragam hias ini dibuat dengan penyederhanaan bentuk-bentuk yang

diambil dari alam, obyek asalnya sebenarnya masih bertitik tolak dari

alam tumbuh-tumbuhan dengan mengambil intinya saja. Dari penjelasan

ini, motif hias tumbuh-tumbuhan bisa terjadi dari bentuk naturalis yang

tidak banyak mengalami perubahan dari bentuk asalnya. Bisa juga bentuk

stilasi dari penyederhanaan bentuk-bentuk dari alam dengan mengambil

Page 58: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

intinya saja tetapi masih ada sifat-sifat dari tumbuh-tumbuhan itu. Cara

pengungkapannya merupakan hasil kreasi dari penciptanya yang tidak

melupakan unsur-unsur pokok di dalamnya (Soegeng Toekio, 1987:81-

82).

c. Kelompok Motif Hias Mahluk Hidup

Dalam kelompok ini motif hias mahluk hidup seperti hewan dan mahluk

gaib menjadi sumber inspirasi penciptanya. Perwujudannya dengan bentuk yang

realis seperti pahatan pada relief candi. Hewan banyak menjadi sumber penciptaan

motif hias. Menurut Soegeng Toekio (1987: 115) motif hias motif binatang dapat

dikelompokkan menjadi :

1). Binatang yang hidup di darat ( termasuk binatang melata)

2). Binatang yang hidup di air

3). Binatang bersayap yang bisa terbang

Dari tiga jenis binatang ini dapat diperoleh penggambaran dan setiap jenis

dapat memberikan contoh berlainan yang penciptaanya ada yang dikaitkan dengan

kepercayaan (Soegeng Toekio, 1987 :115 ).

d. Kelompok Motif Hias Dekoratif

Kelompok motif hias dekoratif menurut Soegeng Toekio (1987: 137)

adalah banyak ragam hias yang tidak mengambil unsur alam maupun bentuk

geometris seperti kaligrafi dan jalinan garis. Jenis motif hias ini dikenal dengan

nama motif dekoratif.

Dari pendapat ini yang dimaksud motif hias dekoratif adalah motif-motif

hias yang mengambil obyek selain dari unsur-unsur alam maupun bentuk-bentuk

Page 59: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

geometris atau ilmu ukur. Jenis motif hias dekoratif ini banyak ditemukan di

seluruh Indonesia, pada hasil karya masa lampau, banyak diciptakan manusia

bermula untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lebih dari itu untuk pelengkap

upacara adat dan sebagai benda pusaka ( Soegeng Toekio, 1987 :137 ).

Perkembangan ragam hias Indonesia terbagi dalam dua masa, yaitu masa

pra sejarah dan sejarah. Masa pra sejarah masih terbagi lagi menjadi zaman

paleolitikum, mesolitikum, dan neolitikum. Pada zaman paleolitikum manusia

Indonesia belum meninggalkan jejak-jejak peninggalan yang bermuatan seni.

Peninggalan bermuatan seni baru pada masa neolitikum dan mesolitikum

akhir. Sedangkan zaman sejarah dimulai sejak datangnya pengaruh kebudayaan

India ke Indonesia, yang dilanjutkan dengan pengaruh Islam, Cina dan Eropa.

Zaman pra sejarah Indonesia sudah mengenal seni, walaupun tulisan

belum dikenal. Kesenian Indonesia primitif selalu dikaitkan dengan nilai religi,

artefak yang dihasilkan selalu diciptakan untuk maksud pemujaan. Dalam

kesenian primitif akan ditemukan kekuatan batin dan dasar-dasar rohani,

sehingga arti ragam hias zaman ini lebih penting dari pada cara-cara kesenian

yang kemudian lebih mementingkan kepandaian hias menghias. Pada zaman batu

muda atau neolithikum sudah mengenal penanaman padi, maka dapat ditemukan

pada zaman itu pembuatan cangkul yang dibuat dari batu, memelihara kerbau

sebagai binatang ternak. Sangat mungkin telah mampu membuat tenun dan

membakar gerabah, membuat barang-barang dari kayu dan menghiasinya dengan

ukir-ukiran dan membuat perahu. Dari situ adanya beliung (kampak) batu,

pahat lengkuk dan sebagainya. Di samping itu ditemukan arca-arca leluhur untuk

Page 60: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

upacara pemujaan leluhur (Hoop, 1949:13).

Pada zaman neolithikum, kesenian Indonesia kuno bersifat monumental

dan simbolik. Pada waktu itu orang telah membangun tempat pemujaan dari batu

besar yang tidak atau sedikit bertatah dan membubuhinya dengan simbol-

simbol tertentu untuk menolak bahaya dan mendatangkan kebahagiaan dan

kesuburan. Jadi ragam hias tidak hanya sekedar berfungsi sebagai hiasan, tetapi

menjadi simbol magis.

Pada sekitar tahun 500 – 300 SM, mulai masuk kebudayaan logam

terutama perunggu dan sedikit besi dari Tongking, bagian utara Indo Cina.

Kebudayaan ini membawa kepandaian mengerjakan logam yang disebut

kebudayaan perunggu atau kebudayaan Dong Son. Barang-barang yang terbuat

dari perunggu telah dihiasi dengan ragam hias yang bagus. Dalam seni Dong Son

niat menghias semakin tampil. Bagian tepi dan bidang-bidang dihias dengan

ragam hias yang merupakan simbol-simbol tertentu. Ragam hias yang banyak

diterapkan seperti motif pilin bentuk “S” atau pilin berganda, swastika dan

meander, ragam hias ini melambangkan peredaran matahari, yang berhubungan

dengan pemujaan matahari pada zaman itu (Hoop, 1949:12).

Gaya yang terdapat dalam ragam hias Indonesia cukup beragam. Salah

satu hal yang menyebabkannya adalah religi primordial yang berbeda-beda antara

satu daerah dengan daerah lain. Di mana religi primordial suku-suku di Indonesia

dipengaruhi ekologinya. Perbuatan manusia merubah lingkungannya dan

lingkungan sebaliknya mempengaruhi tingkah laku manusia. Demikian terjadi

secara berulang yang setiap kali akan merubah pola dan nilai yang sudah ada

Page 61: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

secara perlahan. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya ini terjadi

sebagai pencerminan dari kebutuhan asasi manusia sebagai mahluk hidup, yang

kemudian akan menghasilkan sebuah budaya. Di Indonesia dapat ditemukan

berbagai macam corak ragam hias, tiap daerah mempunyai kekhasan masing-

masing sesuai dengan daerah di mana ragam hias berkembang. Berbagai corak

ragam hias yang terdapat di Indonesia, dipengaruhi pula kebudayaan yang

berasal dari luar, seperti dari India, Arab, Cina dan Eropa.

2.2.7.4. Ragam Hias Prasejarah

Beberapa corak ragam hias Indonesia yang berkembang pada zaman

prasejarah antara lain sebagai berikut :

Corak Manusia, muncul dalam berbagai bentuk, baik secara keseluruhan maupun

sebagian. Mempunyai dua fungsi sebagai penolak kejahatan dan melambangkan

nenek moyang yang mengandung makna pelindung dari bahaya (Hoop,

1949:92). Banyak ditemukan pada hiasan alat-alat perunggu seperti: nekara dan

genderang perang yang terdapat pada songket di Sumatra Selatan dan Sumba,

seni tato Dayak dan perisai perang Irian. Di samping itu juga banyak ditemukan

pada hiasan hulu keris.

Page 62: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar II.2 Ragam Hias corak Manusia (sumber : Hoop, 1949:95)

Corak Kedok (topeng), bagian badan manusia yang dianggap mempunyai

kesaktian paling besar oleh orang primitif adalah wajah. Maka orang membuat

ragam hias yang dipengaruhi bentuk wajah banyak ditemukan. Kedok diyakini

sebagai penangkal pengaruh jahat ( Hoop, 1949:100). Benda-benda yang

dihiasi dengan raga-raga mini dapat ditemukan di Sulawesi, Sumba, Papua dan

tempat-tempat lain di Indonesia.

Gambar II.3 Ragam Hias Kedok / topeng (sumber : Hoop, 1949:105)

Corak Tumpal, ragam hias tumpal berbentuk deretan segitiga sama kaki, sering

Page 63: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dijumpai dalam tenunan atau batik juga barang anyaman, nekara zaman pra

sejarah, seni hias bangunan Hindu seperti di candi Naga dekat Blitar. Pada ukiran

kayu rumah Minangkabau, corak tumpal diisi dengan hiasan tumbuh--

tumbuhan, juga ditemukan pada ukiran rumah Batak dan Toraja (Hoop,1949:24).

Corak tumpal ini hampir merata ada di seluruh Indonesia

Gambar II.4 Ragam Hias corak Tumpal (sumber : Hoop, 1949:25)

Corak Pilin atau Pilin Berganda mempunyai bentuk huruf “S”, terdapat hampir

di seluruh Indonesia. Corak pilin berganda ini munculnya bersamaan dengan

kebudayaan perunggu. Dihiaskan pada nekara perunggu zaman pra sejarah

berasal dari Jawa Barat. Corak ini juga merupakan ragam hias sebagai

pengisi bidang dan pinggir haluan perahu, juga banyak digunakan pada rumah

Toraja, Batak, dan perisai Irian (Hoop,1949:36)

Page 64: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Gambar II.5 Ragam Hias Pilin Berganda (sumber : Hoop, 1949:37)

Corak Meander berasal dari zaman Perunggu, merupakan bentuk huruf “T” yang

tegak lurus serta terbalik yang disusun bergantian dan bersambungan. Dalam

teknik batik sering disebut dengan corak banji. Jenisnya bermacam-macam,

meander dalam bentuk bundar, mengalir yang kemudian berubah menjadi

pinggiran bentuk awan seperti yang terdapat di Cirebon (Hoop,1949:56).

Gambar II.6 Ragam Hias corak Meander

(sumber : Hoop, 1949:57)

Corak Swastika melambangkan peredaran bintang-bintang, khususnya lambang

matahari sebagai pembawa kemujuran. Di Indonesia ragam hias swastika dipakai

Page 65: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sebagai pengisi bidang yang terdiri dari gambar-gambar bergaris lurus dan

seluruhnya dinamakan sebagai banji (Hoop,1949:64).

Gambar II.7 Ragam Hias corak Swastika (sumber : Hoop, 1949:65)

Corak Kait atau Kunci. Ragam hias ini erat kaitannya dengan ragam hias

banji (swastika dan meander), dapat dianggap sebagai kaki swastika atau kait

meander. Banyak terdapat pada tenunan, seperti kain tenun dari Minangkabau.

Kain itu ditenun dalam berbagai warna dengan benang sutera, di pinggir sebelah

bawah yang lebih lebar dan lebih muda warnanya dihiasi dengan serat emas

(Hoop,1949:312).

Gambar II.8 Ragam Hias corak kunci/kait yang digabung dengan corak jalinan. (sumber : Hoop, 1949:313)

Page 66: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Corak Binatang, penggambaran binatang seperti biawak, buaya, kadal, merupakan

penggambaran roh nenek moyang. Binatang tersebut diyakini sebagai penjelmaan

roh nenek moyang (Hoop, 1949:218).

Gambar II.9 Ragam Hias Corak Katak, Ular & Buaya (sumber : Hoop, 1949:219)

Binatang lain yang sering digambarkan dalam corak ragam hias pra sejarah adalah

Kerbau, nenek moyang bangsa Indonesia pada jaman Neolitikum sudah

mengenal kerbau sebagai binatang ternak dan memujanya sebagai binatang

'keramat'. Melambangkan kesuburan dan penolak bahaya. Dalam alam pikiran

Indonesia dikenal sistem pembedaan yang terbagi dua, yaitu dunia atas dan dunia

bawah. Kerbau termasuk dunia bawah seperti halnya bumi, bulan, air, bawah, kiri,

dan lain-lain. Sedangkan matahari, burung, langit, api, atas, dan kanan termasuk

dunia atas. Corak kerbau terdapat pada rumah Batak yang dipasang diujung

atap, rumah adat Minangkabau dan Toraja. Dalam perkembangannya, tanduk

kerbau menjadi bentuk bulan sabit seperti yang terlihat pada pikulan tukang

Page 67: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

sate orang Madura, pada hiasan puncak rumah adat Jawa, bahkan mengandung

arti lain sebagai lambang penghormatan pada kelahiran bulan yang baru terbit

(Hoop, 1949:130).

Gambar II.10 Ragam Hias corak Kerbau (sumber : Hoop, 1949:131)

Corak Gajah sudah ada di Indonesia sejak dulu sebagai kendaraan untuk

berperang dan untuk orang mati. Selain itu, juga terdapat pada hiasan

keris, cincin, barang emas di Bali dan Hindu Jawa (Hoop, 1949:138).

Page 68: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar II.11 Ragam Hias corak Gajah (sumber : Hoop, 1949:139)

Corak Ular, sudah lama dikenal sejak zaman pra sejarah pada tutup peti mati. Di

Jawa, Madura dan Bali digunakan sebagai hiasan ukiran kayu seperti naga pada

pukulan, pegangan, hiasan gamelan dan keris.

Gambar II.12 Ragam Hias corak Ular pada pancuran air (sumber : Hoop, 1949:211)

Page 69: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2.2.8. Perkembangan Ragam Hias Indonesia

2.2.8.1. Pengaruh Ragam Hias Hindu, Budha

Perkembangan ragam hias di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

pengaruh ragam hias Hindu dan Budha yang datang dari India. Kebudayaan

India bercampur dengan kebudayaan tradisional Indonesia. Hasil dari akulturasi

budaya ini menimbulkan babakan baru dalam perkembangan kesenian Indonesia.

Karya utama seni Indonesia Hindu ialah bangunan candi, bangunan kuil tempat

menyelenggarakan upacara agama. Di Indonesia fungsi candi tidak hanya untuk

upacara keagamaan saja, tetapi juga sebagai monumen atau bangunan peringatan

dari raja yang sudah meninggal. Pada bangunan candi di samping terdapat patung-

patung raja juga dihiasi dengan relief cerita-cerita Mahabarata dan Ramayana

yang seringkali diselingi dengan kisah raja yang memerintah.

Ragam hias yang dihasilkan dari percampuran antara budaya India dan

budaya Indonesia tercermin dari ragam hias yang menunjukkan ciri-ciri ragam

hias prasejarah yang diterapkan pada hiasan candi. Ada dua jenis pahatan, yaitu

relief timbul dan dan relief datar. Relief timbul adalah hiasan pahatan yang timbul

di atas permukaan bidang pahatan, sedang relief datar pahatan itu rata dengan

bidang permukaan pahatan. Sebagai contoh adalah motif hias Kala Makara, sering

tampil sebagai hiasan pada pintu kamar candi atau relung. Hiasan ini dimasukkan

ke dalam hiasan struktur karena penampilannya sangat menonjol di atas

permukaan dinding yang hampir menyerupai hiasan patung tempelan.

Corak Makara, masuk ke Indonesia melalui kebudayaan Hindu. Corak ini

merupakan binatang khayalan dengan bentuk ikan dan belalai Gajah. Paduan

Page 70: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kala atau naga makara sering ditemukan pada ruang masuk candi. Corak ini juga

terdapat pada hiasan topi, perhiasan emas, pada pelita dengan bahan 'makara'

sebagai tempat minyak

Gambar II.13 Ragam Hias corak Makara (sumber : Hoop, 1949:163)

Corak Burung, di seluruh dunia motif burung ini memegang peranan penting

sebagai lambang. Di Indonesia melambangkan roh yang telah meninggal. Burung

Merak, berasal dari kebudayaan Hindu sebagai binatang kendaraan dewa perang

dan kesenian di Cina. Dari kedua sumber ini kemudian datang ke Indonesia.

Ditemukan pada kain Bali. Burung Nuri dalam kebudayaan Hindu melambangkan

dewa Kama atau dewa Asmara. Sebagai contoh, terdapat pada talam perunggu dan

arca penjelmaan dewa Kama yang sedang duduk (di Jawa Timur). Corak ini juga

digambarkan sebagai pembawa surat cinta, dilukiskan dengan membawa surat

pada paruhnya seperti terlihat pada hiasan batu bata untuk bangunan di Jawa

Timur dan Palembang.

Page 71: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar II.14 Ragam hias burung (sumber : Hoop, 1949:193)

Corak Wayang, ragam hias wayang ini menggambarkan tokoh-tokoh pewayangan

dari kisah Ramayana dan Mahabarata. Dipahatkan pada dinding candi berupa

relief atau dipahatkan pada senjata kuno seperti keris. Corak wayang ini juga

ditemukan pada tenunan dan barang-barang dari logam.

Gambar II.15 Ragam hias Wayang (sumber : Hoop, 1949:129)

Page 72: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Corak Garuda, dalam mitologi Hindu melambangkan kendaraan Wisnu dan

burung Rajawali. Motif ini sering dipakai dalam seni Hindu Jawa dan masih

berkembang, pada hiasan lampu di Jawa Barat, batik dan ujung tombak di Jawa.

Gambar II.16 Ragam Hias corak Garuda (sumber : Hoop, 1949: 179)

Corak Flora. Corak flora tidak ada pada jaman pra sejarah, baru muncul pada

jaman Hindu, dan selanjutnya menjadi bagian yang utama dalam seni ragam

hias di Indonesia. Ragam ini mempunyai sifat magis seperti: sulur, gulung, lidah

api, karangan, pegunungan, pohon hayat dan lainnya. Corak flora digunakan

pada hiasan ukiran kayu dan bambu, tersirat religi magis yang berhubungan

dengan kesuburan tanah. Corak suluran yang di kembangkan secara artistik

terlihat pada hiasan rumah adat Jawa. Pada Hindu Jawa, corak ini digunakan

dalam upacara keagamaan. Corak pohon 'hayat' melambangkan ketuhanan yang

meliputi dunia atas dan bawah; sebagai keesaan tertinggi yang merupakan sumber

dari segala kehidupan.

Page 73: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar II.17 Motif tumbuh-tumbuhan sebagai lambang kesuburan terdapat di candi kalasan

(sumber : Gustami, 2000:166)

Gambar II.18 Bentuk pot yang memuntahkan sulur-suluran daun dan bunga (sumber : Gustami, 2000:166)

Gambar II.19 Ragam hias corak Pohon Hayat (sumber : Hoop, 1949:279)

Page 74: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2.2.8.2. Pengaruh Ragam Hias Cina

Pengaruh kebudayaan Cina pada kesenian Indonesia sudah ada sejak

zaman pra sejarah, tepatnya pada zaman perunggu. Di mana pengaruh kebudayaan

Dong Son terlihat pada ragam hias yang diterapkan pada peninggalan-peninggalan

seperti Nekara dan Moko dari Nusa Tenggara Timur. Pengaruh kebudayaan Dong

Son ini bersamaan dengan gelombang perpindahan orang dari daratan Asia

ke Indonesia yang datang pada 500 tahun sebelum Masehi. Pengaruh kebudayaan

Cina ini dilanjutkan dengan terjalinnya hubungan perdagangan antara Kerajaan

Sriwijaya dengan kerajaan yang ada di daratan Cina.

Gambar: II.20 Ragam Hias corak Cina (Sumber: Gustami, 2000: 169)

2.2.8.3. Pengaruh Ragam Hias Islam

Ragam hias dalam dunia Islam merupakan hasil karya seni rupa Islam

yang sangat penting, mengingat seni ragam hias ini hampir pasti dapat ditemukan

pada kebanyakan hasil seni rupa Islam, baik pada benda-benda kerajinan, senjata,

topi perang, permadani, keramik sampai pada peninggalan-peninggalan arsitektur.

Gaya abstrak dan dekoratif dalam Islam dipengaruhi adanya larangan

Page 75: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

penggambaran mahluk yang bernyawa. Hal ini mempengaruhi bentuk-bentuk

tertentu perkembangan estetik yang mengarah pada suatu penekanan terhadap

ragam hias, yang terwujud dalam tiga bentuk, yakni kaligrafi, arabes, dan bentuk

geometris.

Kaligrafi adalah jalinan huruf-huruf hijaiyah yang dirangkai menjadi

sebuah bentuk yang indah. Sebagai hiasannya seringkali dirangkai dengan bentuk

tumbuh-tumbuhan. Dapat pula kaligrafi dijalin dengan motif-motif geometris,

atau bahkan sekaligus berupa bentuk-bentuk yang geometris. Arabes merupakan

jenis ragam hias yang dibentuk dengan cara menempatkan pola-pola hias secara

beraturan sedemikian rupa sehingga terbentuk irama yang berulang-ulang dan

terus menerus. Secara struktural arabes terbentuk karena pengolahan garis

lengkung dengan segala kemungkinan dan yang paling berperan dalam seni rupa

Islam ialah garis-garis pilin (spiral) dengan berbagai ubahan.

Ragam hias geometri yang paling banyak diolah ialah bentuk-bentuk

poligonal yang pada dasarnya merupakan jalinan dari bentuk-bentuk segi tiga,

segi empat, segi lima atau segi banyak lainnya. Ragam hias geometri ini dapat

tampil secara dua dimensional maupun tiga dimensional, kadangkala

merepresentasikan bentuk-bentuk yang ada di alam seperti tumbuh-tumbuhan.

Tetapi lebih banyak bentuk-bentuk abstrak. Seringkali pula dipadukan dengan

kaligrafi dari ayat-ayat Alqur’an.

Page 76: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar II.21 Ragam Hias corak Arabes (sumber : George Michell, )

Gambar II.22 Ragam Hias corak Geometris (sumber : George Michell)

Ragam hias yang muncul pada masa kerajaan Islam antara lain

terdapat pada Masjid Mantingan berupa bentuk medalion sebagai unsur hias yang

ditambahkan pada dinding masjid.

Page 77: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar II.23 Hiasan berbentuk Medalion di masjid Mantingan, Jepara. (dokumentasi : Zainul, 2011)

2.2.8.4. Pengaruh Ragam Hias Eropa

Sejak kedatangannya ke Indonesia pada awal abad ke16 (Ricklefs,

1989:31), bangsa Eropa telah ikut andil memperkaya khasanah budaya Indonesia.

Masuknya unsur-unsur budaya asing dari Eropa Barat seperti Ionia, Doria,

Korinthia, Renaisans, Barok, Rokoko, Gotik, Georgian, Klasik dan lain-lain,

bercampur dengan budaya lokal Indonesia telah menghantarkan terciptanya ragam

hias baru dalam khasanah ragam hias Indonesia. Pengaruh ragam hias Eropa Barat

nampak pada peninggalan-peninggalan masa penjajahan Belanda yang berupa

arsitektur maupun produk kerajinan seperti kursi dan produk furniture lainnya.

(Gustami, 2000:165).

Gambar II.24 Ragam Hias corak Eropa pada elemen arsitektur

(Sumber: Gustami, 2000:170)

Page 78: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2.3. Konsep

Penjelasan dan batasan tentang penelitian ini perlu dijelaskan konsep-

konsep yang digunakan. Untuk itu, urutan konsep yang dipaparkan terbagi

menjadi tiga bagian, yaitu (1) kajian gebyok (2) makna simbol (3) ragam hias

gebyok pada rumah Kudus.

2.3.1. Kajian gebyok

Satuan konsep kajian gebyok terdiri atas dua unsur, yaitu kajian dan

gebyok. Keduanya masing-masing dijelaskan sebagai berikut. Pertama,

dalam Kamus Bahasa Indonesia kajian diterjemahkan sebagai hasil

mempelajari, menelaah, menyelidiki (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, 2008:618). Kedua, gebyok diterjemahkan sebagai pembatas atau

penyekat antara ruang tamu (jogosatru) dengan ruang keluarga.

Kajian gebyok merupakan salah satu bagian dalam pembahasan

penelitian ini. Dari paparan di atas dapat dirumuskan konsep kajian gebyok

sebagai berikut. Kajian gebyok adalah hasil menelaah terhadap keadaan yang

bersifat teraba, tercerap, umum, dan konkret yang merupakan pengantar

pemahaman terhadap objek, yaitu gebyok pada rumah Kudus.

2.3.2. Makna simbol

Satuan konsep makna simbol terdiri atas dua unsur, yaitu makna dan

simbol. Keduanya masing-masing dijelaskan sebagai berikut. Pertama,

makna. Secara khusus “makna” diartikan sebagai sesuatu pengertian yang

diberikan kepada suatu objek. Subjek dan objek adalah hubungan yang

Page 79: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

korelatif atau saling menghubungkan diri satu dengan yang lain. Tanpa

subjek, tidak akan ada objek. Sebuah benda menjadi objek karena kearifan

subjek yang menaruh perhatian atas benda itu. Makna diberikan kepada objek

oleh subjek sesuai dengan cara pandang subjek. Jika tidak demikian maka

objek menjadi tidak bermakna sama sekali (Sumaryono, 1999:30).

Menurut Gadamer, tokoh hermeneutika filosofis, makna hadir selalu

didahului oleh pemahaman subjek terhadap objek. Pemahaman dapat

diperoleh, bila subjek memiliki kesadaran terhadap objek. Kegiatan

memaknai sesuatu pada dasarnya adalah melakukan interpretasi (Muzir,

2008:98). Interpretasi adalah mencakup pemahaman. Untuk dapat membuat

interpretasi orang lebih dahulu harus mengerti atau memahami. Namun

keadaan “lebih dahulu mengerti” ini bukan didasarkan atas penentuan waktu,

melainkan bersifat alamiah. Menurut kenyataannya, bila seorang mengerti, ia

sebenarnya telah melakukan interpretasi.

Kedua, simbol adalah segala sesuatu yang dimaknai. Makna tidak

melekat pada obyek melainkan diberi oleh manusia (subyek) yang

menafsirkan simbol itu, artinya makna simbol tidak berada pada simbol itu

sendiri, melainkan berada pada manusia itu sendiri (Heddy Shri Ahimsa Putra

dalam Subiyantoro, 2011:21). Simbol setidak-tidaknya dapat dibedakan

dengan empat peringkat, yaitu (1) simbol konstruktif, yaitu simbol yang

berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan terhadap sang pencipta; (2)

simbol evaluasi, yaitu simbol yang berkaitan dengan nilai-nilai, norma atau

aturan-aturan; (3) simbol kognitif, yaitu simbol yang berkaitan dengan ilmu

Page 80: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pengetahuan yang dimanfaatkan manusia untuk memperoleh pengetahuan

tentang realitas dan keteraturan, dan (4) simbol ekspresif, simbol yang

berkaitan dengan pengungkapan perasaan (Subiyantoro, 2011:22)

Makna simbol ragam hias pada gebyok rumah Kudus merupakan

salah satu bagian dalam pembahasan penelitian ini, Dari paparan di atas dapat

dirumuskan konsep makna simbol sebagai berikut. Makna simbol adalah

persepsi terhadap pengertian yang diberikan subjek kepada suatu hal atau

keadaan yang bersifat teraba, tercerap, umum, dan konkret yang merupakan

pengantar pemahaman terhadap objek, yaitu ragam hias pada gebyok rumah

Kudus.

2.3.3. Ragam Hias Gebyok Kudus

Padanan kata dari ragam hias adalah ornamen, dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, ornamen diartikan sebagai hiasan yang dibuat

pada arsitektur, kerajinan tangan, lukisan, perhiasan dan sebagainya. Ragam

hias setidaknya adalah sebagai sebuah bentuk hasrat sang seniman untuk

mengeksplorasi kenyataan dalam bentuk abstrak dan geometri, seperti

lekukan sederhana berbentuk bujur sangkar (meander) atau abstraksi

tumbuhan yang melingkar atau binatang yang lebih rumit bentuknya yang

banyak ditemui dalam karya seni atau produk lainnya (Susanto, 2003:222).

Pendapat lain mengatakan bahwa ragam hias adalah elemen-elemen dekorasi

yang diperoleh dengan meniru atau mengembangkan bentuk-bentuk yang

ada di alam dan divisualkan pada permukaan suatu benda. Pada dasarnya

ragam hias berperan sebagai media untuk memperindah suatu karya.

Page 81: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Ia dapat memperindah benda pakai secara lahiriah, satu atau dua darinya

memiliki nilai simbolik atau mengandung makna tertentu. Dalam penciptaan

ragam hias tidak dapat dilepaskan unsur-unsur apa yang menjadi pendukung

terjadinya bentuk-bentuk visual tersebut, di antaranya peran garis, bidang,

tekstur dan warna (Toekio, 1987:10).

Spelt (1996:1) mengatakan bahwa kesesuaian ragam hias itu selalu

dihubungkan dengan bentuk dan struktur objek yang dihiasi, sebagai

pelengkap dari objek itu, dan tidak pernah melemahkan bahkan menambah

nilai estetis dengan berbagai variasi bentuknya. Seni ragam hias bukan

sesuatu yang bersifat sewenang-wenang; di samping tergantung kepada

bentuk produk, ia juga dipengaruhi oleh sifat alami material yang dibuat,

demikian juga halnya gaya atau cara di mana produk alami dibuat untuk

ornamentasi oleh orang yang berbeda pada waktu yang berbeda. Seni ragam

hias berkaitan erat dengan material, tujuan, bentuk, dan gaya. Bentuk ragam

hias yang paling tua terdiri dari gambar geometris, lingkaran-lingkaran

kecil, pita, garis lurus/lengkung dan sebagainya. Dengan kemajuan intelektual

umat manusia, seniman memperoleh lebih banyak kecakapan teknis, dan

mencoba untuk menggunakan obyek binatang, tumbuhan, dan akhirnya

menggambarkan dirinya sendiri, untuk seni ragam hiasnya.

Tumbuhan dan binatang sering dijadikan sebagai produk ragam hias

yang dapat ditempuh dengan dua cara, pertama; dibentuk sesuai dengan

wujud aslinya, yang disebut dengan ragam hias naturalistik, dan yang kedua,

dalam suatu bentuk yang mencerminkan spirit waktu, religius atau gagasan

Page 82: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

politis dari suatu masyarakat tertentu disebut dengan stylistic ornament.

Masing-masing gaya memperlihatkan corak berbeda dan mempunyai bentuk

ragam hias yang lebih disukai oleh masyarakat di mana ragam hias itu

berkembang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ragam hias

pada dasarnya adalah sesuatu yang ditambahkan dengan maksud menambah

keindahan pada suatu benda, dengan mengutamakan keserasian antara corak

ragam hias dengan benda yang dihias sehingga dapat menambah nilai estetis

benda yang dihias. Pada kesenian Indonesia, ragam hias juga bermakna

simbolik, ragam hias tidak sekedar untuk memperindah suatu permukaan

saja, tetapi juga mempunyai muatan-muatan simbolik yang berfungsi sebagai

media bertutur untuk menyampaikan pesan tertentu yang berkaitan dengan

sistem kepercayaan dan filosofi hidup masyarakatnya.

Ragam hias tradisional Kudus banyak terdapat pada peninggalan-

peninggalan sejarah terutama pada peninggalan arsitektur tradisional.

Penerapan ragam hias banyak ditemukan pada bangunan rumah ibadah,

makam-makam dan tempat tinggal. Penelusuran terhadap obyek-obyek yang

masih ada dapat dijadikan sebagai rujukan dalam upaya pendalaman dan

pemahaman tentang ragam hias dan penerapannya pada gebyok rumah

Kudus. Gebyok rumah Kudus merupakan warisan budaya tradisional yang

pada saat sekarang jumlahnya di Kudus sudah sangat berkurang dibandingkan

dengan jaman masa kejayaannya dulu pada sekitar abad 18 M. Gebyok rumah

Kudus beserta bagian-bagiannya yang sarat dengan ukiran tersebut, terus

Page 83: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

diincar oleh para kolektor dalam dan luar negeri sehingga satu demi satu

gebyok tersebut berpindah dari tempat asalnya di Kudus.

Gebyok Kudus yang asli dahulunya hanya sebagai unsur arsitektur

rumah adat Kudus yang berlokasi atau berada di Kudus Kulon di sekeliling

Masjid Menara Kudus. Seiring dengan berjalannya waktu, karena adanya

penjualan rumah Kudus, sehingga gebyoknya pun ikut terjual. Di samping

itu, faktor lain seperti faktor usia gebyok, kondisi ekonomi pemiliknya

sekarang dan kondisi sosial budaya yang sudah tidak sama lagi dengan waktu

dulu semakin mempercepat kemungkinan punahnya keberadaan gebyok

rumah Kudus tersebut. Berkurangnya gebyok rumah Kudus yang berukiran

(ragam hias) dengan penuh makna simbol bagi kehidupan masyarakat Kudus,

bisa mengakibatkan terjadinya kepunahan, sedangkan yang banyak dijumpai

di Kudus sekarang ini merupakan hasil replika yang dibuat oleh para perajin

gebyok.

Ragam hias merupakan komponen produk seni yang ditambahkan

atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Di samping sebagai penghias

yang secara implisit menyangkut segi-segi keindahan, misalnya untuk

menambah keindahan suatu barang supaya lebih bagus dan menarik, di

samping itu dalam ragam hias sering ditemukan pula nilai-nilai simbol atau

maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup

(falsafah hidup ) dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-

benda yang diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan

disertai harapan-harapan tertentu. Artinya bahwa ketika misalnya membuat

Page 84: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

patung, mereka menganggap patung itu sebagai benda sakral dan menjadi

benda untuk ritual atau pemujaan. Ada juga yang membuat sebuah gunungan

wayang yang merupakan landasan dari hubungan kehidupan makrokosmos

dan mikrokosmos yang mempunyai arti bahwa dalam hidup kita harus bisa

menyeimbangkan kedua hubungan tersebut supaya kehidupan berjalan baik

tanpa adanya ketimpangan di suatu saat nanti.

Banyak tulisan yang membahas tentang ragam hias oleh sebagian ahli.

Ragam hias pada dasarnya identik dengan keindahan yang diterapkan pada

suatu benda atau bangunan tertentu. Ragam hias adalah motif yang menjadi

pangkal atau pokok dari suatu pola, di mana setelah motif itu mengalami

proses penyusunan dan ditebarkan secara berulang-ulang akan memperoleh

sebuah pola, kemudian setelah pola tersebut diterapkan pada benda lain maka

jadilah suatu bentuk ornamen (Gustami, 1980:25).

Tampilan ragam hias pada suatu benda bukan sekedar bentuk yang

lebih indah dan menarik, tetapi di dalam ornamen mempunyai peranan lain,

yaitu sebagai simbol tertentu yang unsur di dalamnya mengisyaratkan pesan-

pesan adat yang mencerminkan kepercayaan, pengabdian kepada nenek

moyang dan ruh leluhur mereka (Gustami, 1980: 28). Secara umum peranan

ragam hias sangat besar sekaligus sebagai sarana untuk kebutuhan manusia.

Hal ini dapat dilihat melalui penerapannya diberbagai benda, kesemuanya itu

untuk kebutuhan jasmani dan rohani manusia.

Dalam perwujudannya, ragam hias memiliki bentuk yang berbeda-

beda tergantung benda apa yang dihiasnya. Ragam hias akan memberikan

Page 85: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

nilai tambah pada benda yang dihiasinya, sehingga benda tersebut menjadi

indah dan menarik. Terbentuknya ragam hias tentunya tidak akan terlepas

dengan unsur pola dan motif. Dengan demikian dengan segala penerapannya

akan selalu berhubungan dengan istilah pola dan motif yang bentuknya sesuai

perkembangan jaman. Ragam hias selalu bersinggungan dengan istilah pola

dan motif. Pola merupakan wujud dasar yang dipakai pedoman untuk

menyusun suatu ragam hias. Pola mengandung pengertian hasil susunan dari

motif tertentu dalam bentuk dan komposisi yang tertentu pula (Toekio,

1987:147).

Dalam ensiklopedi Indonesia dijelaskan bahwa motif merupakan

pangkal bagi tema kesenian. Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka motif

merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam penciptaan ragam hias

yang meliputi segala bentuk yang ada di alam semesta ciptaan Tuhan dan

hasil daya kreasi atau imajinasi manusia (Toekio, 1987: 12), sesuai dengan

pendapat tadi, secara visual motif tersebut dapat meliputi ; bentuk manusia,

binatang, tumbuh-tumbuhan, bentuk garis, lautan, awan, mahluk imajinatif,

dan lain-lain.

Motif juga merupakan unsur pokok dari suatu pola, sebab pola

terbentuk akibat penyusunan dan pengorganisasian motif secara berulang-

ulang, dengan demikian susunan motif yang berulang-ulang disebut pola.

Jadi pola yang sudah diperoleh kemudian diterapkan dan dijadikan penghias

(hiasan pada suatu benda) disebut dengan istilah ragam hias.

Page 86: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dalam pembuatan ragam hias terdapat berbagai bentuk, diantaranya

ada beberapa yang sudah mempunyai bentuk-bentuk baku. Bentuk demikian

itu nampaknya merupakan sesuatu yang tepat dan memiliki kedudukan

tertentu di dalam penerapannya serta pembuatannya. Ragam hias ini, proses

pengalihan atau penciptanya tidak selalu sama. Dalam pembuatan atau

penciptaan produk baru maka susunan maupun ukuran dibuat dengan pola

ulang tertentu. Kenyataan demikian ini rupanya masih mampu bertahan di

dalam lingkungan kehidupan masyarakat yang bertumpu pada tradisi.

Menurut Soegeng Toekio dalam bukunya ”Mengenal Ragam Hias

Indonesia”, (1987: 146-147) melihat tiga hal yang menonjol dalam proses

ulang untuk ragam hias antara lain :

Pertama : bentuk pola dengan susunan maupun ukuran yang dibuat tanpa

pembubuhan bentuk lain dan berdiri sendiri (pola ulang tunggal), bisa

ditemukan dalam relung candi, rumah adat atau benda magis lainnya.

Kedua : bentuk lain dalam cara reproduksi untuk ragam hias ini dapat kita

perhatikan yang tiap bagian merupakan suatu kelompok dan merupakan

himpunan untuk pola ulang yang terdiri atas beberapa bentuk atau unsur

namun masih bersifat satu kesatuan pokok. Ini biasa dinamakan sebagai

pola ulang himpunan. Pola ini dapat dijumpai di benda-benda pusaka,

karya monumental, tata ruang bangunan adat, dan lainnya.

Ketiga : pengulangan berproduksi dari ragam hias dengan kombinasi-

kombinasi ulangan. Pengulangan di sini disertai membubuhkan bentuk

lain yang tidak tercakup pada kelompoknya tanpa merusak atau

Page 87: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

mengganggu bagian atau bentuk pokok itu sendiri. Biasa digunakan dalam

benda-benda permukaan lebar atau luas. Pengulangan yang demikian ini

disebut pola ulang menyeluruh.

Beberapa uraian di atas dapat disebutkan bahwa ragam hias didasari

dengan unsur pola dan motif. Sedangkan faktor penerapan ragam hias

terhadap suatu benda atau bangunan senantiasa mempertimbangkan beberapa

hal yaitu mengenai bentuk, komposisi, keseimbangan, serta makna yang

terkandung di dalam ragam hias itu sendiri, sehingga tercipta sebuah karya

seni yang mempunyai nilai estetis.

Bentuk ragam hias terdiri dari beberapa jenis yaitu ragam hias

geometris, tumbuh-tumbuhan dan binatang (Bastomi, 1987: 26). Adapun

pendapat lain mengatakan ragam hias dibedakan menjadi lima jenis yaitu :

1. Ragam hias Geometris

Ragam hias geometris tergolong ragam hias paling tua, bentuk ragam

hias ini sangat sederhana yaitu berupa goresan-goresan yang tajam

seperti garis lurus dan lengkung. Kemudian berkembang bentuk-bentuk

baru seperti pilin, meander, tumpal, dan swastika. Kemudian

berkembang lagi menjadi pilin berganda, meander tegak, dan meander

miring. Pada jaman dulu bentuk ini banyak ditemukan pada benda-

benda kuno yang isiannya berupa goresan-goresan yang cukup

sederhana (Guntur, 2009: 4).

2. Ragam hias Tumbuh-tumbuhan

Page 88: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Ragam hias ini biasanya mengambil pola-pola pokok yang berasal dari

alam, yaitu berupa tumbuh-tumbuhan atau flora yang dalam

penampilannya setiap ragam hias ini diwakili bagian dari tumbuh-

tumbuhan tersebut, misalnya; daun-daunan, buah-buahan, dan bunga.

Bentuk ragam hias ini banyak digunakan pada hiasan meja, vas bunga

dan lampion (Guntur,2009: 5)

3. Ragam hias Binatang

Ragam hias ini sering menggunakan binatang sebagai motif hiasnya,

bagian tubuh binatang dianggap mempunyai nilai tersendiri. Dalam

penggambarannya sering menggunakan bentuk binatang secara utuh

maupun bagian-bagian tubuhnya, dan biasanya bentuk binatang sudah

di stilasi (Guntur, 2009: 6).

4. Ragam hias Manusia

Manusia sering dijadikan motif hiasan, bagian tubuh manusia dianggap

mempunyai nilai tertentu. Dalam penggambarannya bentuk manusia

seringkali dikombinasikan dengan bentuk-bentuk lain seperti geometris,

tumbuh-tumbuhan, dan binatang (Guntur,2009: 7)

5. Ragam hias Imajinatif

Ragam hias jenis ini berbeda dengan ragam hias jenis lainnya (ragam

hias yang jelas objeknya). Ragam hias imajinatif merupakan hasil kreasi

manusia yang penciptaan objeknya tidak ada di alam semesta, artinya

terdapat keanehan dalam ragam hias tersebut, meskipun dasar pokok

penciptaan mengambil bentuk alam semesta (Guntur, 2009: 8)

Page 89: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari pendapat Guntur tersebut, jenis-jenis ragam di atas merupakan

hasil kreasi manusia sepanjang hidupnya yang bersumber pada alam.

Keindahan alam seringkali menjadi tema dalam perwujudan ragam hias,

semakin maju cara berpikir manusia akan berkembang pula penciptaan

berbagai bentuk ragam hias. Perkembangan berpikir manusia akan

menentukan perkembangan bentuk ragam hias beserta fungsi ragam hias itu

sendiri.

Adapun fungsi ragam hias itu sendiri sebagai penghias suatu objek,

sehingga apabila ragam hias diletakkan atau diterapkan pada benda lain akan

menambah nilai benda yang dikenainya, apakah menjadi antik, indah, angker,

ataupun predikat yang lain lagi (Guntur, 2004: 14). Ragam hias sebagai seni

hias dalam kehidupan masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai elemen

untuk memperindah barang atau benda, melainkan juga memiliki fungsi lain

seperti fungsi sakral, simbolik, dan sosial. Adapun fungsi dan terapannya

ragam hias pada suatu benda dapat dipilih menjadi :

1. Fungsi Ragam Hias Aktif/Konstruktif

Ragam hias yang digunakan pada elemen-elemen bangunan yang

berfungsi sebagai konstruksi dan menambah kekuatan suatu benda

sebagai hiasan. Dengan demikian perwujudannya tidak terbatas sebagai

penambah indah tetapi menjadi satu kesatuan yang utuh dengan struktur

dan konstruksi bangunan

2. Fungsi Ragam Hias Pasif

Page 90: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Ragam hias yang melekat pada bangunan dengan fungsi sebagai hiasan

saja, dengan demikian bentuk ragam hias pun dapat lepas, artinya

ragam hias yang melekat pada benda apabila dihilangkan tidak

berpengaruh terhadap konstruksi benda tersebut.

3. Fungsi Ragam Hias sebagai Simbol

Ragam hias yang berfungsi sebagai hiasan sekaligus mempunyai makna

simbolis atau perlambang (Guntur, 2004: 10).

2.4. Landasan Teori

Landasan teori merupakan suatu perangkat untuk penelitian dalam rangka

mengkaji masalah yang diteliti, menyusun bahan yang diperoleh, mengadakan

analisis data dan hasil temuan di lapangan.

Membicarakan gebyok rumah Kudus sebagai salah satu fakta budaya

merupakan produk yang tidak dapat dilepaskan dari peran berbagai pihak untuk

mewujudkannya, yaitu perajin sebagai orang yang mengerjakannya, lembaga-

lembaga yang terlibat dalam perkembangan gebyok, dan masyarakat sebagai

pengguna, maka untuk mengkaji gebyok dan makna simbol ragam hias pada

gebyok rumah Kudus secara kontekstual diperlukan pendekatan sosiologi dan

antropologi, karena berkaitan dengan pengungkapan fenomena perkembangan

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal dalam masyarakat

pendukungnya.

Melihat perkembangan produk gebyok yang ada di Kudus, maka

masyarakat ingin terus menggarap potensi yang ada dan harus mengembangkan

usaha gebyok yang akhirnya dapat dikatakan sebagai sarana untuk melestarikan

Page 91: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dan memasyarakatkan gebyok rumah Kudus di masa datang. Berhubungan

dengan hal tersebut di atas maka digunakan teori utama untuk menganalisis kajian

gebyok dan makna simbol ragam hias gebyok rumah Kudus, yaitu teori dari

Raymond Williams (1981: 17) yang dimuat dalam buku Culture: “Three useful

kinds of study can then be distinguished, of (i) the social and economic institutions

of culture and, as alternative definitions of their „products‟, of (ii) their content

and (iii) their efects” (1981: 17). Selanjutnya untuk memperjelas pemahaman

teori tersebut Kuntowijoyo (2006: 6) dalam bukunya Budaya dan Masyarakat

menjelaskan sebagai berikut.

Williams menyebutkan bahwa dalam sosiologi budaya kita dapat menemukan

adanya tiga komponen pokok, yaitu lembaga-lembaga budaya, isi budaya,

dan efek budaya atau norma-norma. Dengan kata lain lembaga budaya

menanyakan siapa yang menghasilkan produk budaya, siapa mengontrol dan

bagaimana kontrol itu dilakukan; isi budaya menanyakan apa yang dihasilkan

atau simbol-simbol apa yang diusahakan; dan efek budaya menanyakan

konsekuensi apa yang diharapkan dari proses budaya itu.

Dengan menggunakan ketiga komponen pokok tersebut, yaitu lembaga,

isi, dan efek, maka pembahasan mengenai kajian gebyok dan makna simbol

ragam hias pada gebyok rumah Kudus dapat terkuak dengan jelas. Teori ini

dipakai untuk menjelaskan peranan dan dukungan lembaga-lembaga budaya

terhadap perkembangan produk gebyok Kudus, seperti komponen paguyuban

perajin gebyok, konsumen, dan pasar, serta peran lembaga-lembaga pemerintah

maupun swasta, seperti Dinas Perindustrian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,

Asmindo serta Klaster Ukir Gebyok & Rumah Adat Kudus. Isi (content) budaya

yang menjelaskan produk gebyok antara lain menyangkut kajian gebyok dan

makna simbol ragam hias pada gebyok rumah Kudus. Efek budaya secara

Page 92: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

kontekstual menjelaskan berbagai pengaruh yang ditimbulkan dengan kajian

gebyok dan makna simbol ragam hias pada gebyok rumah Kudus terhadap

lingkungan sosial, budaya, dan masyarakat pendukungnya.

Sehubungan dengan pengaruh sosial masyarakat Kudus dalam mengkaji

gebyok dan makna simbol ragam hias gebyok rumah Kudus, akan diurai

berdasarkan analisis Jean Duvignaut dalam bukunya The Sociologi of Art yang

pada hakekatnya menyatakan, bahwa ”kebudayaan itu sangat dipengaruhi oleh

peran serta masyarakat pendukungnya” (Duvignaut, 1972: 64). Teori bantu ini

digunakan untuk menganalisis peranan lembaga budaya dalam membina dan

memotivasi perajin, sehingga produk yang dihasilkan bervariasi dan mampu

menembus pasar yang luas.

Berdasarkan teori yang sudah diungkapkan di atas, untuk membahas

semua permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini, tidak tertutup

kemungkinan untuk menggunakan teori bantu lain yang dirasa perlu. Menurut SP.

Gustami (2000: 34), mengatakan bahwa pendekatan multidisiplin merupakan cara

pandang untuk mengembangkan analisis melalui perpaduan dua atau lebih disiplin

ilmu. Selanjutnya R.M. Soedarsono (1999: 192) dalam Metodologi Penelitian

Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, mengatakan bahwa pendekatan multidisiplin

dalam penelitian ini sangat mungkin diterapkan, karena objek penelitian

berhubungan langsung dengan budaya masyarakat.

Page 93: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan berdasarkan permasalahannya

menggunakan penelitian diskriptif kualitatif, sedangkan hasil penelitiannya adalah

data deskriptif yang berupa kata-kata tentang kajian gebyok dan makna simbol

ragam hias pada rumah Kudus. Artinya data yang dianalisis di dalamnya

berbentuk deskriptif dan tidak berupa angka-angka seperti halnya pada penelitian

kuantitatif (Moleong, 2002:3).

Penelitian yang mengambil obyek ragam hias pada gebyok Kudus, baik

yang ada di rumah Kudus maupun yang dikerjakan oleh perajin di Kudus, maka

strategi penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus, hal ini

disebabkan karena permasalahan dan fakus penelitian sudah ditentukan

sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan analisis data secara

diskriptif kualitatif. Secara umum penelitian yang menggunakan analisis data

kualitatif, didefinisikan sebagai penelitian yang dapat menghasilkan data

deskriptif, berupa kata-kata dan/atau ungkapan-ungkapan, termasuk di dalamnya

tindakan-tindakan yang dapat diamati dengan menekankan pada pengembangan

konsep yang ada pada data.

Page 94: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

3.2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah.

Dipilihnya Kudus sebagai lokasi penelitian adalah karena nilai-nilai lokal

masyarakatnya masih dipegang teguh. Masyarakat Kudus memiliki karakteristik

khas yang membedakan dengan daerah lainnya. Salah satu karakteristik Kudus

terkenal dengan ajaran Islam yang cukup kuat karena merupakan salah satu pusat

penyebaran agama Islam di Jawa dengan Sunan yang terkenal adalah Sunan

Kudus.

Masyarakat Kudus juga terkenal sebagai pedagang dan pengusaha yang

ulung. Dalam sejarahnya masyarakat Kudus terkenal dengan industri rokok yang

dulu dipelopori oleh Nitisemito, dan sampai sekarang industri rokok di Kudus

masih penyumbang pajak terbesar di Jawa Tengah. Selain bergelut di bidang

industri rokok, masyarakat Kudus juga ada yang berprofesi sebagai perajin

gebyok yang menyebar di kecamatan Kota, Jati, Mejobo, Kaliwungu dan Besito

Obyek penelitian khususnya adalah rumah tradisional Kudus, workshop

produksi gebyok dan tumah tinggal yang menggunakan gebyok di Kabupaten

Kudus, Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan Kudus ini menjadi lokasi penelitian

berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. Kudus sebagai kota yang mempunyai hasil budaya rumah tradisional yang

sangat khas arsitektur dan ragam hiasnya.

b. Gebyok Kudus mempunyai ragam hias unik, khas dan sudah diproduksi oleh

perajin.

Page 95: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3.3. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kualitatif tentang

gebyok dan makna simbol ragam hias pada gebyok Kudus, yang digali dari hasil

observasi ke obyek penelitian baik di rumah Kudus maupun ke perajin,

wawancara dengan informan, naskah-naskah yang berhubungan dengan obyek

penelitian dan pustaka yang relevan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

3.3.1. Informan

Informan merupakan seseorang yang diwawancarai untuk mendapatkan

keterangan dan data untuk keperluan informasi (Koentjaraningrat, 1997:130).

Sedangkan nara sumber yang dijadikan informan adalah : Bapak. Sundoro

Wicaksono selaku budayawan Kudus, Bapak Bintong Mohammad Room Ketua

Klaster Ukir Gebyok dan Rumah Adat Kudus, Bapak Norhadi sebagai perajin

gebyok Avia Antiq, Bapak Ali Imron, SE. Ketua Asmindo Komda Kudus, Bapak

Drs. Sutiyono, MM. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus dan

Bapak Hendrix Marantek Kepala Desa Sidorekso Kaliwungu yang mempunyai

program Gebyokisasi, di mana desa Sidorekso sebagai Central Gebyok di

Kabupaten Kudus.

3.3.2. Tempat dan peristiwa/aktivitas

Tempat yang dijadikan sebagai sumber data dalam observasi penelitian

adalah. (1) rumah tradisional Kudus di Museum Kretek Kudus, Rumah Bapak

Umar (2) workshop produksi gebyok Avia Antiq milik Bapak Norhadi, workshop

milik Bapak Bintong MR, workshop milik Bapak Ali Imron, SE dan (3) rumah

Page 96: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

tinggal yang menggunakan gebyok Kudus sebagai elemen estetik milik Bapak

Norhadi, Bapak Hendrik Marantex, Bapak H. Masrukan dan Bapak H. Mashudi.

3.3.3. Arsip dan Dokumen

Arsip dan dokumen yang menjadi sumber data untuk mengetahui makna

simbol ragam hias Kudus berupa referensi yang ada di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Kudus baik sebagai pustaka, hasil telaah dan hasil

penelitian sebelumnya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Kajian terhadap gebyok dan makna simbol ragam hias memberikan

peluang berkembangnya pemahaman yang lebih mendalam tentang gebyok dan

makna simbol ragam hias pada gebyok Kudus. Oleh karena itu, pengumpulan data

tentang makna simbol ragam hias pada gebyok Kudus lebih mengutamakan

penggunaan teknik observasi dan wawancara, di samping studi dokumen dan studi

kepustakaan. Adapun detail kerja secara teknik masing-masing dapat dijelaskan

sebagai berikut.

3.4.1. Instrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data, peneliti sebagai instrumen utama penelitian

ditunjang dengan penggunakan alat-alat bantu sebagai berikut.

a. Pedoman wawancara. Alat bantu ini digunakan sebagai panduan dalam

melakukan wawancara dengan informan agar diperoleh data yang

diperlukan dalam upaya menemukan jawaban atas rumusan masalah

penelitian.

Page 97: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

b. Alat perekam gambar (kamera) dan alat perekam suara. Alat perekam

gambar digunakan untuk memperoleh data visual dari obyek-obyek

pengamatan, sedangkan alat perekam suara digunakan dalam upaya

merekam informasi yang didapat dari wawancara dengan informan.

c. Alat tulis. Alat ini banyak digunakan dalam proses pencatatan sebagai

bagian proses pengumpulan data, yaitu dalam wawancara, observasi, dan

kepustakaan.

3.4.2. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan langsung di lapangan, yaitu di rumah

tradisional Kudus, workshop perajin gebyok Kudus dan rumah tinggal yang

memanfaatkan gebyok sebagai elemen estetik. Dalam penelitian ini, hasil

pengamatan diposisikan sebagai data primer. Kegunaan observasi ini adalah

sebagai berikut.

a. Untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam mengamati ragam hias

pada gebyok Kudus yang hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk

mengecek ulang kebenaran informasi yang diperoleh dari teknik-teknik

lain yang digunakan, yaitu wawancara, studi kepustakaan dan studi

dokumen.

b. Untuk memperoleh pengalaman langsung dari sebuah pengamatan

terhadap ragam hias gebyok Kudus yang hasilnya dapat dituangkan dalam

suatu catatan atas suatu kejadian sebagaimana terjadi pada keadaan

sebenarnya.

Page 98: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3.4.3. Wawancara Mendalam.

Wawancara digunakan untuk mengetahui perubahan bentuk gebyok

dan ragam hias pada gebyok, ciri-ciri ragam hias gebyok dan makna simbol

ragam hias gebyok Kudus, pengaruh perkembangan gebyok dan makna

simbol ragam hias pada gebyok Kudus dalam kehidupan budaya masyarakat

Kudus. Teknik wawancara ini tidak dilakukan dengan struktur yang ketat dan

formal, agar informasi yang dikumpulkan memiliki kedalaman yang cukup

(Milles dan Huberman dalam Cecep Rohidi, 1992: 17).

Cara ini mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan

informasi yang sebenarnya, terutama tentang bentuk gebyok, ragam hias,

makna simbol, perubahan gebyok dan ragam hiasnya serta pengaruhnya

dalam kehidupan budaya masyarakat Kudus

Manfaat penggunaan teknik ini adalah untuk mengkaji perubahan

gebyok dan ragam hiasnya, pengaruh perubahan gebyok dan ragam hiasnya

yang terjadi pada kehidupan budaya masyarakat Kudus dari para informan.

Hasil yang diperoleh dari wawancara diposisikan sebagai data primer

penelitian. Wawancara mendalam dilaksanakan dalam tahapan sebagai

berikut:

a. menentukan atau menyeleksi informan yang diwawancarai;

b. pendekatan informan terpilih untuk diwawancarai;

c. mempersiapkan alat bantu, yaitu (1) alat perekam suara; (2) alat tulis, (3)

kamera dan (4) pedoman atau materi wawancara;

Page 99: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

d. melakukan wawancara agar tetap kondusif dan produktif; serta dapat

merangkum hasilnya.

3.4.4. Studi Dokumen

Pengumpulan data yang bersumber dari berita media cetak dan

laporan resmi. Selain itu, dalam penelitian ini termasuk di dalamnya analisis

terhadap dokumen-dokumen berupa foto-foto.. Dengan demikian, peneliti

dituntut melakukan kerja pengumpulan keseluruhan dokumen yang memuat

informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan gebyok Kudus dari

perpustakaan, data teks yang diperoleh dari studi dokumen ini diposisikan

sebagai data sekunder penelitian.

Dalam penelitian ini, semua teknik pengumpulan data tersebut tidak

saja digunakan untuk memperoleh data, tetapi sekaligus sebagai bagian dari

proses keabsahan data, karena untuk mendapatkan keabsahan data peneliti

menggunakan teknik implementasi yang disebut dengan triangulasi data,

yang memiliki tiga prosedur, yaitu pertama, membandingkan data observasi

dengan data hasil interview; kedua, membandingkan informasi dari sumber

satu dengan yang lainnya; dan ketiga, membandingkan hasil interview dengan

dokumen yang terkait (Moleong, 1989:178).

3.5. Validitas Data

Guna menjamin validitas data dalam penelitian ini maka peningkatan

validitas data dilakukan dengan cara yang disebut triangulasi data ( data

triangulation ) yaitu penelitian dengan menggunakan berbagai sumber data yang

Page 100: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis atau sama (Sutopo. HB,

1988:21).

Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian

karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan.

Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan

memang sesuai dengan sebenarnya ada atau kejadiannya (Nasution, 2003 : 105).

Validitas data berguna untuk menentukan tingkat kepercayaan data yang

diperoleh. Adanya tingkat kepercayaan yang tinggi menjadikan data yang

digunakan semakin baik karena telah teruji kebenarannya dan merupakan jaminan

bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian (Sutopo,

2006 : 92). Untuk menguji validitas data dalam penelitian ini dipergunakan teknik

trianggulasi. Teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang

menggunakan pandangan multiperspektif, sehingga untuk menarik kesimpulan

yang mantap diperlukan tidak hanya dari satu cara pandang. Patton (dalam

Sutopo, 2006:92) menyatakan ada empat macam teknik trianggulasi, yakni (1)

trianggulasi data, (2) trianggulasi peneliti, (3) trianggulasi metodologis, dan (4)

trianggulasi teoretis. Namun dalam penelitian ini hanya digunakan trianggulasi

data dan trianggulasi metode. Trianggulasi data disebut juga trianggulasi sumber

(Sutopo, 2006 :93). Teknik trianggulasi sumber yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan penggunaan sumber, yaitu

menggunakan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui beberapa sumber yang berbeda. Data diambil dari beberapa

sumber, seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Ketua Klaster Ukir

Page 101: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Gebyok dan Rumah Adat Kudus secara kelembagaan serta perajin gebyok, secara

personal data diambil dari perajin gebyok dan pengguna gebyok. Dengan adanya

pembandingan sumber inilah maka akan diketahui tingkat validitas dari data.

3.6. Teknik Analisis

Pada penelitian kualitatif, analisis data bersifat induktif, artinya penarikan

simpulan yang bersifat umum dibangun dari data-data yang diperoleh di lapangan.

Dalam prosesnya, analisis penelitian kualitatif dilakukan dalam tiga macam

kegiatan, yakni (1) analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan

data, (2) analisis dilakukan dalam bentuk interaktif, sehingga perlu adanya

perbandingan dari berbagai sumber data untuk memahami persamaan dan

perbedaannya, dan (3) analisis bersifat siklus, artinya proses penelitian dapat

dilakukan secara berulang sampai dibangun suatu simpulan yang dianggap

mantap. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan

upaya yang berlanjut, berulang, dan terus menerus (Milles dan Huberman dalam

Cecep Rohidi, 1992: 20).

Analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis model

interaktif. Analisis interaktif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi

(Milles dan Huberman dalam Cecep Rohidi, 1992: 20). Sedangkan reduksi data

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Setelah data dikumpulkan dengan teknik wawancara,

observasi, dan analisis dokumen, dilakukanlah reduksi data.

Page 102: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Reduksi data dalam penelitian ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu (1)

menajamkan analisis, (2) menggolongkan atau pengkategorisasian, (3)

mengarahkan, (4) membuang yang tidak perlu dan (5) mengorganisasikan data

sehingga simpulan-simpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Milles dan

Huberman dalam Cecep Rohidi, 1992: 20). Selanjutnya dari buku yang sama

dijelaskan reduksi data adalah, pengumpulan data ditempatkan sebagai komponen

yang merupakan bagian integrasi dari kegiatan analisis data. Prosesnya

berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian, dimulai sebelum proses

pengumpulan data dimulai sampai bentuk laporan akhir penelitian selesai ditulis.

Setelah reduksi data, langkah berikutnya dalam analisis interaktif adalah

penyajian data. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif, yang merupakan rangkaian kalimat

yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga mampu menyajikan

permasalahan dengan fleksibel, tidak “kering”, dan kaya data. Namun demikian,

pada penelitian ini data tidak hanya disajikan secara naratif, tetapi juga melalui

berbagai matriks dan tabel. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dirancang

guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan

mudah diraih, sehingga peneliti dapat melihat apa yang sedang terjadi. Dengan

demikian, peneliti lebih mudah dalam menarik simpulan. (Milles dan Huberman

dalam Cecep Rohidi, 1992: 20).

Kegiatan analisis yang ketiga adalah menarik simpulan atau verifikasi.

Langkah awal dalam penarikan simpulan atau verifikasi dimulai dari penarikan

simpulan sementara. Penarikan simpulan hasil penelitian diartikan sebagai

Page 103: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

penguraian hasil penelitian melalui teori yang dikembangkan. Dari hasil temuan

ini kemudian dilakukan penarikan simpulan teoretik (Milles dan Huberman dalam

Cecep Rohidi, 1992: 20). Kemudian simpulan perlu diverifikasi agar cukup

mantap dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau simpulan dapat ditinjau sebagai

makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohan, dan

kecocokannya. Namun demikian, jika kesimpulan masih belum mantap, maka

peneliti dapat melakukan proses pengambilan data dan verifikasi, sebagai

landasan penarikan kesimpulan akhir. Ketiga alur dalam analisis data kualitatif

apabila digambarkan adalah sebagai berikut,

Gambar 3.1. Skema komponen-komponen data model interaktif

Sumber : Milles dan Huberman dalam Cecep Rohidi, 1992

Anselm Strauss & Juliet Corbin (2007: 4) dalam bukunya yang berjudul

Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, mengatakan bahwa ”penelitian ini termasuk

dalam kategori penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang temuannya tidak

PENGUMPULAN

DATA

SAJIAN DATA

REDUKSI DATA

PENARIKAN KESIMPULAN

VERIFIKASI

Page 104: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya”. Dalam

menentukan metode yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh,

perlu dipertimbangkan rumusan masalah, kerangka teori dan bentuk data yang

dikumpulkan. Data akan dianalisis secara kualitatif kemudian disajikan dalam

bentuk deskriptif analitik.

Prosedur yang ditempuh dalam analisis data, yaitu lebih menyerupai

lingkaran kerja, karena setiap tahapan tidaklah dapat dipisahkan. Mula-mula hasil

pengumpulan data direduksi (data reduction) melalui mengikhtisarkan dan

memilah-milah ke dalam satuan konsep-konsep, kategori-kategori, dan tema

penelitian. Kemudian, hasil reduksi data diorganisasikan ke dalam bentuk sketsa,

sinopsis, dan matriks (display data) sehingga memudahkan upaya pemaparan dan

penegasan simpulan.

Semua data yang dibutuhkan baik data primer maupun data sekunder yang

telah diperoleh baik melalui wawancara maupun inventarisasi data tertulis yang

ada, kemudian diolah dan disusun secara sistematis untuk dianalisa secara

kualitatif. Sehingga analisis ini diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan

dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang dapat disampaikan dalam bentuk

deskriptif.

Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi berbagai tahapan.

Pertama identifikasi data, yaitu mengumpulkan data primer, sekunder, dan data

visual, baik yang diperoleh melalui studi pustaka, observasi, wawancara maupun

data dokumentasi. Setelah identifikasi data diselesaikan, dilanjutkan dengan

Page 105: KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA …/Kajian... · KAJIAN GEBYOK DAN MAKNA SIMBOL RAGAM HIAS PADA RUMAH KUDUS ... SURAKARTA 2012 . perpustakaan ... suatu arti simbolis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

tahapan ke dua, klasifikasi data yaitu memilih atau mengelompokkan data

penelitian yang telah diidentifikasi sesuai dengan jenis dan sifat data.

Tahap ke tiga adalah seleksi data, yaitu menyisihkan data yang kurang

relevan dan tidak berkontribusi kebutuhan data pada pokok bahasan. Tahapan ke

empat dilakukan analisis data sesuai dengan teori-teori yang sudah ditetapkan

sebelumnya, baik menggunakan analisis tekstual maupun kontekstual.

Selain itu dapat dijelaskan pula hubungan saling ketergantungan, dan

sebab akibatnya (kausalitas), terutama keterkaitan antara produk yang dihasilkan

dengan faktor konsumen, pasar, lembaga budaya dan masyarakat pendukung juga

dapat dijelaskan. Tahap berikutnya adalah interpretasi data yang sudah terseleksi

dirangkai dengan faktor-faktor menjadi satu kesatuan analisis yang harmonis dan

dapat dipertanggungjawabkan.

Model analisa diskriptif kualitatif yang digunakan ada tiga komponen

analis, yaitu reduksi data, penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan

atau verifikasinya, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

pengumpulan data, sebagai suatu proses siklus.