Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
- 2 -
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II
2020
Penyusun: Penanggung Jawab: Ismed Saputra | Ketua Tim: Budi Marsudiyoto | Editor: Arwin Fathurrakhman | Desain Grafis: Eko Siyam Budiyanto | Anggota: Dagri Meifardo| Hermono |Yunisah | Rikki Okto Saputra | Larashati Setyo Ningtyas
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU
JALAN ADAM MALIK KM 8, BENGKULU 38225; TELEPON (0736) 345237; FAKSIMILI (0736) 345311; SUREL [email protected]; SITUS WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID/KANWIL/BENGKULU
NOTA DINASNOMOR ND-523/WPB.09/2020
Yth : Direktur Pelaksanaan AnggaranDari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
BengkuluSifat : SegeraLampiran : Satu berkasHal : Penyampaian Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020 Kanwil DJPb
Provinsi BengkuluTanggal : 10 Agustus 2020
Sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, Bersama ini disampaikan Kajian Fiskal
Regional Triwulan II Tahun 2020 Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu sebagaimana terlampir. Adapun
softcopy laporan KFR telah dikirimkan juga melalui email dengan alamat [email protected].
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Ditandatangani secara elektronik Ismed Saputra
[@KopSurat][@KopSurat][@KopSurat][@AlamatOrganisasi][@AlamatOrganisasi]ND-523/WPB.09/2020[@Tujuan][@pengirim][@pengirim][@SifatNd][@Lampiran][@Perihal][@Perihal]10 Agustus 2020[@NamaPejabat][@Tembusan]
Daftar Isi ............................................................................................................... i Bab I Perkembangan dan Analisis Regional .................................................. 1 A Produk Domestik Regional Bruto.................................................................. 1 B Inflasi ............................................................................................................ 2 C Indikator Kesejahteraan ...............................................................................
4
Bab II Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN ................................ 7 A Pendapatan Negara ..................................................................................... 7 B Belanja Negara ............................................................................................ 9 C Prognosis Realisasi APBN ...........................................................................
12
Bab III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD ................................ 13 A Pendapatan Daerah ..................................................................................... 14 B Belanja Daerah ............................................................................................ 16 C Prognosis Realisasi APBD ...........................................................................
17
Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian (APBN dan APBD) .................................................................................. 18
A Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian ........................................... 18
B Pendapatan Konsolidasian .......................................................................... 18
C Belanja Konsolidasian ................................................................................. 20
D Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto....
22
Bab V Berita/Isu Fiskal Regional ....................................................................... 23 Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi melalui Pengembangan Wisata
Pantai Panjang…………………………………………………………..……… 23
Kajian Fiskal Regional
5
-0.48
5.05
-5.32
PertumbuhanEkonomi (%)
BengkuluNasional
(6,307.13)
7,158.07
850.94
(11,428.84)
14,108.59
2,679.75
2020 PaguRealisasi
(6,319.41)
7,155.05
835.64
(13,174.64)
15,749.00
2,574.36
2019 PaguRealisasi
1,860.37
4,062.14
545.27
3,516.87
5,922.51
(794.47)
13,942.52
1,866.51
12,076.01
13,148.05
2019
Pagu Realisasi
1,089.78
3,999.69
398.26
3,601.43
5,089.47
(682.52)
14,143.97
1,932.62
12,211.35
13,461.45
2020
Pagu Realisasi
Maret September Maret
2019 2020
9.41% 9.22% 9.78%
2.5%3.39% 3.22%
0.34 0.33 0.33
Indikator Kesejahteraan
Kemiskinan Pengangguran Gini Ratio
TW II 2019
TW II 2020
TW II2019
TW II2020
2.69
0.87
3.28
1.96
Inflasi (%)
BengkuluNasional
Pendapatan Negara
Belanja Negara
Pendapatan Negara
Belanja Negara
Surplus/ (Defisit)
PERKEMBANGAN APBD*
Pendapatan
belanja
TPD
Jumlah belana& transfer
Surplus/ (defisit)
Pendapatan
belanja
TPD
Jumlah belana& transfer
Surplus/ (defisit)
PERKEMBANGAN APBN*
PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO EKONOMI
Surplus/ (Defisit)
*angka dalam miliar
A. Produk Domestik Regional Bruto
Perekonomian Provinsi Bengkulu yang diukur berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga
berlaku (ADHB) pada triwulan II 2020 tercatat sebesar Rp17,96 triliun. Sedangkan nilai
riil PDRB atas dasar harga konstan(ADHK 2010) sebesar Rp11,45 triliun. Laju
pertumbuhan PDRB pada Triwulan II Tahun 2020 tumbuh minus -0,48 persen (y-on-y)
mengalami kontraksi atau penurunan dibandingkan pertumbuhan pada periode Triwulan
II 2019 (5,00 persen). Secara nasional, perekonomian Provinsi Bengkulu tercatat
mengalami kontraksi pertumbuhan lebih kecil dari angka nasional yang mengalami
kontraksi sebesar minus -5,32 persen dan berada di posisi tertinggi regional Sumatera
dengan kontraksi pertumbuhan yang terkecil dibanding provinsi lainnya.
Perekonomian global pada
Triwulan II 2020 menunjukkan
kinerja perdagangan yang lesu
akibat meluasnya wabah
Covid-19 yang membuat harga
komoditas internasional
menurun karena menurunnya
permintaan domestik dan
eksternal karena penetapan
lockdown dan pembatasan sosial berskala besar di beberapa negara. Dampaknya
terhadap situasi lokal di Provinsi Bengkulu juga terasa terhadap permintaan komoditas
perkebunan unggulan karet, TBS Sawit dan kopi yang menurun. Laju perekonomian
daerah masih ditopang oleh masih berjalannya proyek pengerjaan jalan tol trans
Sumatera, Bengkulu-Lubuklinggau pada tahap I.
Menurut Pengeluaran atau dari sisi Permintaan (Demand), pertumbuhan ekonomi
Provinsi Bengkulu triwulan II 2020 menurun di seluruh komponen pengeluaran.
Kontraksi tertinggi pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah
Tangga (LNPRT) sebesar -13,94 persen, diikuti oleh komponen impor sebesar -7,81
persen dan pengeluaran ekspor sebesar -6,59 persen. Penurunan Pengeluaran
Konsumsi LNPRT pada Triwulan II 2020 (y-on-y) disebabkan oleh Konsumsi LNPRT
menjadi sumber penurunan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Bengkulu pada Triwulan
I 2020 (y-on-y) disebabkan oleh penurunan aktivitas partai politik pasca Pemilu serentak
jika dibanding Triwulan I 2019, namun sedikit terdorong dengan mulai menggeliatnya
persiapan Pilkada di beberapa daerah se-Provinsi Bengkulu.
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
5,10 5,11 4,99 4,76 5,08 5,00 4,98 4,79
3.80
-0,48
5,06 5,27 5,17 5,18 5,07 5,05 5,02 4,97 2,97
-5,32
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II
2018 2019 2020
Grafik I.1. Pertumbuhan PDRB Prov. Bengkulu (y-on-y) (Dlm Persentase)
Provinsi Bengkulu Nasional
Sumber: Badan Pusat Statiostik
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga masih memegang peranan terbesar dalam
pembentuk struktur PDRB daerah Provinsi Bengkulu sebesar 64,06 persen yang juga
mengalami kontraksi pada kisaran -0,44 persen. Fenomena ini terjadi karena terdapat
penurunan konsumsi produk makanan jadi dan minuman akibat Covid-19 dan harga
komoditas Tandan Buah Segar (TBS) Sawit yang mengalami penurunan. Namun
kontraksi pada pengeluaran konsumsi Rumah Tangga tidak terlampau jauh
penurunannya karena ditopang harga komoditas perkebunan karet dan kopi yang
cenderung stabil dan inflasi daerah yang terkendali.
Laju pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha atau dari sisi Penawaran (Supply)
pada Triwulan II (y-on-y) pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa
keuangan dan asuransi sebesar 11,56 persen, diikuti pengadaan listrik dan gas sebesar
10,33 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 6,20 persen. Peningkatan
transaksi jasa keuangan akibat meningkatnya transaksi online oleh masyarakat.
Sementara lapangan usaha paling berdampak mengalami penurunan adalah
transportasi dan pergudangan sebesar -11,17 persen yang diakibatkan pembatasan
perjalanan akibat Covid-19 yang berimbas pada penurunan pengguna jasa transportasi.
Kontribusi pembentuk struktur PDRB terbesar masih di dominasi Lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan namun pertumbuhannya hanya 2,18% sehingga
perlu kebijakan daerah dalam upaya mengoptimalkan usaha pengembangan sektor ini
yang mampu menyerap tenaga kerja yang merupakan sumber utama mata pencarian
masyarakatnya. Ekstensifikasi lahan yang produktif dan intensifikasi usaha modernisasi
pengolahan dan pemasarannya memerlukan perhatian yang lebih serius apalagi
komoditas karet, sawit dan kopi merupakan produk unggulan yang memiliki kekhasan
yang sudah mulai dikenal hingga manca negara.
B. Inflasi
Laju Inflasi tahunan (y-on-y) pada Triwulan
II 2020 sebesar 0,87 persen, lebih rendah
dibandingkan laju inflasi nasional yang
sebesar 1,96 persen. Sedangkan
perkembangan harga barang dan jasa
secara umum berdasarkan tingkat inflasi
tahun kalender (y-t-d) untuk Provinsi
Bengkulu yang diwakili oleh Kota Bengkulu
sampai dengan Triwulan II Tahun 2020
tercatat sebesar 0,31 persen. Angka ini
masih berada di bawah inflasi nasional
yaitu 1,09 persen.
Grafik I.2 Perkembangan Inflasi Provinsi Bengkulu dan Nasional (m-t-m)
-0,35
0,04
-1-0,8-0,6-0,4-0,2
00,20,40,60,8
11,21,4
4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2019 2020
%
m-t-m Bengkulu
m-t-m Nasional
Sumber: BPS Pusat dan Provinsi Bengkulu
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Bengkulu pada bulan April 2020 mengalami deflasi sebesar -0,35 persen (sedangkan
secara nasional tercatat inflasi sebesar 0,08 persen). Deflasi terutama disebabkan
penurunan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau seesar -1,18, diikuti
kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen terutama disebabkan oleh
turunnya harga cabai merah dan daging ayam ras. Sedangkan kelompok yang
mengalami inflasi yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin
rumah tangga sebesar 0,29 persen diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen.
Kenaikan harga secara umum pada rentang Triwulan II 2020 tertinggi terjadi pada bulan
Mei 2020 tercatat sebesar 0,41 persen (berada di atas inflasi nasional yaitu 0,07 persen).
Angka inflasi ini disebabkan naiknya harga pada kelompok transportasi sebesar 3,10
persen. Inflasi yang terjadi pada bulan ini terutama disebabkan oleh naiknya tarif
angkutan udara dan tarif kendaraan travel yang langka justru menjelang lebaran akibat
pembatasan transportasi antar wilayah oleh pemerintah demi mencegah penyebaran
wabah covid-19. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok
makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,68 persen yang dipengaruhi dengan
turunnya harga cabai merah. Sedangkan pada bulan Juni 2020 tercatat terjadi inflasi
sebesar 0,05 persen namun masih berada dibawah inflasi nasional sebesar 0,18 persen.
Inflasi terutama disebabkan kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan
tembakau sebesar 0,96 persen diikuti kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,30 persen.
Laju inflasi Triwulan II 2020 secara keseluruhan masih dalam batas wajar dan dapat
dikendalikan. Pada masa pandemi Covid-19 di tahun 2020 belanja pemerintah sebagai
kebijakan pemerintah dalam
pemulihan ekonomi menjadi
harapan tetap bergeraknya roda
perekonomian daerah. Berbagai
kebijakan stimulus belanja
pemerintah dapat memiliki andil
menstabilkan inflasi sekaligus
menggerakkan usaha ekonomi
kerakyatan dalam menghadapi
wabah pandemi ini.
Dari grafik I.3 dapat terlihat bahwa
dampak wabah Covid-19 pada
awal tahun 2020 berpengaruh pada perekonomian di Bengkulu. Pada rentang sampai
dengan Triwulan II 2020 bahkan sudah mengalami pertumbuhan minus sebesar -0,48
persen. Tingkat inflasi regional masih dapat terkendali dalam rentang normal s.d
Triwulan II 2020. Penyerapan dari belanja pemerintah dalam kurun waktu Triwulan II
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
0
500
1000
1500
2000
2500
Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2019 2020Belanja APBN Belanja APBD
Inflasi Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: Aplikasi Mebe, LRA Pemda dan BPS Provinsi Bengkulu (data diolah
Grafik I.3
Perkembangan Belanja Pemerintah, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu (Milliar Rupiah)
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
2020 lebih rendah dari pada Triwulan I 2019 yang lalu. Serapan belanja APBD seluruh
Pemda Kabupaten/Kota ditambah Pemda Provinsi di Bengkulu tertinggi sepanjang
Triwulan II 2020 terjadi pada bulan Mei sebesar Rp973,81 Millyar dengan total akumulasi
penyerapan sampai dengan Triwulan II 2020 sekitar 29,49 persen. Sedangkan belanja
APBN sampai dengan akhir Triwulan II telah terserap sekitar 40,13 persen. Peran
Belanja Pemerintah (APBN dan APBD) diharapkan menjadi stimulus dalam
menggerakkan roda perekonomian daerah yang masih mengalami ketidakpastian akibat
penyebaran wabah Covid-19. Diharapkan realisasi serapan belanja pemerintah pada
triwulan selanjutnya mampu menjadi faktor pengungkit dan penggerak perekonomian di
daerah.
Target Inflasi di Provinsi Bengkulu sampai dengan Triwulan II 2020 bila dibandingkan
dengan dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Belanja Daerah (KUA) tahun 2020
sebesar 3,35 persen masih berada dalam batas aman. Hal-hal yang menyebabkan
inflasi di Bengkulu terutama permintaan atas bahan makanan dan jasa transportasi
menjelang lebaran. Namun dalam kondisi pembatasan aktifitas sosial akibat Covid-19
perlu dicermati atas turunnya permintaan dan daya beli konsumsi masyarakat yang
apabila tidak dikelola secara tepat dapat menyebabkan deflasi yang tidak terkendali
yang berisiko berujung pada jurang resesi.
C. Indikator Kesejahteraan
1. Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Provinsi Bengkulu pada Februari 2020
mencapai 3,22 persen, angka tersebut masih
dibawah angka TPT Nasional (4,99 persen).
Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,72
persen dibandingkan Februari 2019.
Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2020
masih didominasi penduduk berpendidikan
rendah yakni tamat SD ke bawah sebanyak
37,75 persen dan tamat SMP sebanyak 18,46
persen, tamat SMA/SMK sebanyak 30,95 persen sedangkan lulusan Diploma dan
Universitas hanya 12,83 persen.
Untuk menjaga tingkat inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus bekerjasama dengan Pemda serta Satgas Pangan dalam melaksanakan operasi pasar dan pasar murah menjelang hari-hari besar keagamaan untuk menjaga kestabilan harga di wilayah Provinsi Bengkulu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan menghadapi Covid-19. Untuk mendukung kelancaran distribusi bahan pangan perlu pula dikembangkan inovasi untuk melakukan operasi pasar secara online dengan memanfaatkan media sosial sehingga masyarakat tidak perlu datang untuk mengantri, tetapi cukup menunggu paket sembako diantarkan ke rumah sesuai anjuran untuk tetap berada dirumah.
5,13
5,34
5,01
5,28
4,99
2,70
3,50
2,50
3,39
3,22
0,00 2,00 4,00 6,00
Feb
Agst
Feb
Agst
Feb
2018
2019
2020
Grafik I.4 Perkembangan TPT Prov. Bengkulu dan Nasional Periode Febr
2018--Febr 2020 (persen)
Prov. Bengkulu Nasional
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
2. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan pada periode 2017-2020 di Provinsi Bengkulu menunjukkan trend
menurun dari waktu ke waktu selama periode Maret 2017 sampai dengan Maret 2020.
Apabila dibandingkan antara periode Maret 2020 yang tingkat kemiskinannya sebesar
15,03 persen ke Maret 2019 yang tingkat kemiskinannya 15,23 persen, terjadi
penurunan persentase kemiskinan sebesar 0,20 persen. Walaupun secara persentase
penduduk miskin mengalami penurunan namun secara jumlah penduduk miskin
mengalami kenaikan sebanyak
277 jiwa dari 302.302 pada Maret
2019 jiwa menjadi 302.579 jiwa
pada Maret 2020.
Bila dibandingkan dengan
nasional, kemiskinan di Provinsi
Bengkulu masih tertinggal jauh.
Pada Maret 2020 tingkat
kemiskinan Provinsi Bengkulu
sebesar 15,03 persen, lebih tinggi
dari tingkat nasional sebesar 9,78 persen. Persentase angka kemiskinan di Provinsi
Bengkulu memang sejak 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan yang signifikan
namun jumlah penduduk miskin masih saja terjadi peningkatan. Persentase penduduk
miskin di Provinsi Bengkulu periode Maret 2020 lebih didominasi di wilayah perkotaan.
Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan perilaku, aktifitas ekonomi dan
pendapatan penduduk sehingga menambah orang miskin baru. Menghadapi era New
Normal dimasa pandemi yang masih melanda, kegiatan perekonomian rakyat harus
diusahakan tetap bergerak. Pemerintah daerah sudah saatnya membangun kembali
usaha sektor pariwisata lebih intensif lagi dengan tidak melupakan protokol kesehatan
yang nantinya diharapkan mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan.
2. Gini Ratio
Gini Ratio Provinsi Bengkulu periode
Maret 2020 tercatat 0,334 atau
menurun 0,006 poin dibandingkan
Maret 2020 dan lebih rendah
dibandingkan rata-rata nasional yang
sebesar 0,381. Hal ini menunjukan
bahwa pengeluaran penduduk di
wilayah Bengkulu lebih merata
dibandingkan dengan tingkat nasional
0,390,41
0,39 0,380,39 0,39 0,38 0,37 0,38
0,30 0,30 0,310,32 0,32 0,32
0,29 0,28 0,28
0,36 0,35 0,35 0,350,36 0,36 0,34 0,33
0,33
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber : BPS Prov. Bengkulu
Grafik I.6Perkembangan Gini Rasio Menurut Daerah Tempat
Tinggal Maret 2016-Maret 2020
Kota Desa Prov. Bengkulu
10,64 10,12 9,82 9,66 9,41 9,22 9,78
16,4515,59 15,43 15,41 15,23 14,91 15,03
8
13
18
280,00
290,00
300,00
310,00
320,00
Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar
2017 2018 2019 2020
Sumber : BPS Prov. BENGKULU
Grafik I.5Perkembangan Jumlah Dan Presentase Penduduk
Miskin Prov. Bengkulu Tahun 2017-2020
JML PENDDK MISKIN PROV. BENGKULU% PENDDK MISKIN NASIONAL% PENDDK MISKIN PROV. BENGKULU
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
dan menempatkan Provinsi Bengkulu sebagai provinsi dengan tingkat ketimpangan
tertinggi ke-19 dari 34 di Indonesia. Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan kualitas hidup sulit tercapai bila ketimpangan tidak terselesaikan. Beban dan kondisi
tersebut membuat rumah tangga miskin rawan menderita berbagai penyakit, termasuk
Covid-19. Masyarakat dari kalangan yang lemah secara sosial dan ekonomi memiliki
kemampuan yang rendah untuk melakukan pencegahan terhadap wabah penyakit yang
tengah melanda. Pemerintah daerah harus dapat menjamin program peningkatan
layanan kesehatan dan penyediaan akses air bersih hingga ke pelosok daerah kerena
banyak penduduk yang bekerja di sektor informal terkena imbasnya tanpa kepastian
perlindungan dan pendapatan.
Perkembangan Indikator Makro Provinsi Bengkulu s.d Triwulan II 2020
Tabel I.1 Realisasi Indikator Makro Provinsi Bengkulu dan Nasional s.d Triwulan II Tahun 2020
Target Realisasi
(KUA Prov. Bengkulu TA 2020)Prov.
Bengkulu
1 Pertumbuhan Ekonomi 5.15% 3,82% 2,97%
2 Inflasi 3.35% 0,87% * 1,96% *
3 Kemiskinan 14.50% 15,03% ** 9,78% **
4 Pengangguran (TPT) 3.00% 3,22% *** 4,99% ***
* (y -on-y )
** per Maret 2020
*** per Februari 2020
No IndikatorRealisasi
Nasional
REKOMENDASI
Berdasarkan permasalahan yang ada dalam tiap-tiap indikator kesejahteraan yang telah
diuraikan di atas maka untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dapat
direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah perlu mendorong percepatan penyerapan belanja bagi sektor K/L
dan anggaran daerah, dengan harapan belanja pemerintah dapat menjadi stimulus
pembangunan agar pergerakan ekonomi kerakyatan terus bergulir serta mendukung
pemulihan ekonomi daerah melewati masa pandemi Covid-19.
2. Untuk menjaga permintaan konsumsi dan daya beli masyarakat serta jaminan
kelancaran distribusi produksi masyarakat agar roda perekonomian tetap bergerak
dengan tetap menjalankan protokol kesehatan perlu dikembangkan inovasi
pemasaran menggunakan teknologi informasi dan media sosial menggunakan
transaksi keuangan digital.
3. Pemerintah daerah perlu mengembangkan potensi unggulan daerah seperti
pariwisata dan komoditas khas berupa pengembangan perkebunan kopi rakyat agar
mampu menyerap lapangan pekerjaan yang menjadi kontribusi terbesar struktur
PDRB Daerah.
Realisasi pendapatan Negara di wilayah sampai dengan Triwulan II Tahun 2020
mencapai Rp850,94 miliar, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,83 persen.
Pertumbuhan ini ditopang oleh penerimaan pajak sebesar Rp690,86 miliar (tumbuh 5,73
persen) dan penerimaan PNBP sebesar Rp160,08 miliar (terkontraksi sebesar 12,16
persen). Belanja negara mengalami pertumbuhan sebesar 0,04 persen, dibanding tahun
sebelumnya. Belanja pemerintah pusat terkontraksi sebesar 15,66 persen sedangkan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan sebesar 5,21 persen.
Tabel II.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Bengkulu s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (dalam miliar Rp)
Uraian Tahun 2019 Tahun 2020
Pagu Realisasi Pagu Realisasi Growth
A. PENDAPATAN NEGARA 2.574,36 835,64 2.679,75 850,94 1,83%
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI
2.574,36 835,64 2.679,75 850,94 1,83%
1. Penerimaan Pajak 2.253,18 653,40 2.251,09 690,86 5,73%
2. PNBP 321,18 182,24 428,66 160,08 -12,16% II. HIBAH 0 0 0 0
B. BELANJA NEGARA 15.749,00 7.155,05 14.108,59 7.158,07 0,04%
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT
4.900,46 1.771,69 4.070,86 1.494,28 -15,66%
1. Belanja Pegawai 1.749,87 815,28 1.723,82 812,95 -0,29%
2. Belanja Barang 2.220,98 794,83 1.693,79 536,36 -32,52%
3. Belanja Modal 914,71 156,27 639,93 139,37 -10,82%
4. Belanja Bantuan Sosial 14,90 5,31 13,32 5,61 5,55%
5. Belanja Lain-lain - - - -
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
10.848,54 5.383,36 10.037,73 5.663,80 5,21%
1. Transfer ke Daerah 9.769,12 4.736,95 8.938,22 5.051,84 6,65%
a. Dana Perimbangan 9.722,93 4.713,86 8.794,81 4.964,99 5,33%
1) Dana Alokasi Umum 6.681,81 3.883,88 6.099,61 3.629,28 -6,56%
2) Dana Bagi Hasil 381,23 118,08 273,99 105,33 -10,80%
3) Dana Alokasi Khusus 2.659,90 711,90 2.421,21 1.230,38 72,83%
b. Dana Otonomi Khusus - - - -
c. Dana Keistimewaan Yogyakarta
- - - -
d. Dana Transfer Lainnya 46,18 23,09 143,41 86,85 276,10%
2. Dana Desa 1079,42 646,41 1099,51 611,96 -5,33%
C. SURPLUS DEFISIT (13.174,64) (6.319,41) (11.428,84) (6.307,13) -0,19%
Sumber: diolah dari OM SPAN pada tanggal 25 Juli 2020
A. Pendapatan Negara
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan pajak di Provinsi Bengkulu s.d. Triwulan II Tahun 2020 masih menunjukkan
pertumbuhan sebesar 5,73 persen. walaupun masih mampu tumbuh, penerimaan pajak
di Provinsi Bengkulu mengalami tekanan yang cukup berat. Hampir semua jenis
penerimaan pajak di Provinsi Bengkulu mengalami kontraksi.
BAB II
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Pola realisasi penerimaan pajak menunjukkan Bulan Mei merupakan fase penurunan
penerimaan pajak. Bulan Juni 2020 merupakan fase recovery dengan dimulainya era
kenormalan baru.
PPh Orang pribadi mengalami pertumbuhan
minus pada Bulan Mei hingga 44,11 persen,
pada Bulan Juni sudah mengalami
pertumbuhan hingga 29,07 persen. PPh
Badan dan PPh 21, yang mengalami
pertumbuhan negatif di Bulan Mei, tumbuh
positif di Bulan Juni 2020. Sedangkan PPh
final walaupun masih mengalami
pertumbuhan negatif di Bulan Juni, namun
kontraksinya tak sebesar Bulan Mei 2020.
Penerimaan PPn menjadi satu-satunya
penerimaan pajak yang masih mengalami
pertumbuhan, dikarenakan rendahnya
penerimaan PPn tahun 2019
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Realisasi PNBP di Bengkulu sampai dengan Triwulan II Tahun 2020 sebesar Rp160,08
miliar mengalami pertumbuhan yang negatif apabila dibandingkan dengan periode akhir
Triwulan II Tahun 2019, dimana realisasi PNBP mencapai Rp182,24 miliar. Pengaruh
dari wabah Covid-19 berdampak pada menurunnya realisasi PNBP di Provinsi Bengkulu
baik PNBP dari BLU maupun PNBP lainnya.
Realisasi PNBP terbesar di Provinsi Bengkulu berasal dari sektor pendidikan.
Penerimaan terbesar s.d. Triwulan II Tahun 2020 disumbangkan dari Pendapatan jasa
pelayanan Pendidikan senilai Rp78,86 miliar dan Pendapatan biaya Pendidikan dengan
Rp18,16 miliar.
Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Growth
1. Penerimaan Perpajakan 2.265,13 653,40 0,29 2.251,09 690,86 30,69% 5,73%
a. Pajak Dalam Negeri 2.254,00 641,36 28,45% 2.244,28 687,67 30,64% 7,22%
i. Pajak Penghasilan 1.063,46 405,87 38,17% 1.098,36 381,36 34,72% -6,04%
- Migas - 0,52 - 0,00 -99,90%
- Non Migas 1.063,46 405,35 38,12% 1.098,36 381,36 34,72% -5,92%
ii. Pajak Pertambahan Nilai 1.123,83 218,84 19,47% 1.074,89 292,37 27,20% 33,60%
iii. Pajak Bumi dan Bangunan 34,71 2,81 8,10% 41,23 0,94 2,27% -66,69%
iv. Cukai 0,82 - 0,00% - -
vi. Pajak Lainnya 31,18 13,83 44,36% 29,79 13,00 43,64% -6,02%
b. Pajak Perdagangan Internasional 11,13 12,05 108,22% 6,81 3,19 46,88% -73,49%
i. Bea Masuk 1,25 3,10 247,84% 0,07 0,03 40,12% -99,10%
ii. Bea Keluar/Pungutan Ekspor 9,88 8,95 90,56% 6,74 3,17 46,95% -64,62%
2019 2020
Sumber: diolah dari OM SPAN pada tanggal 25 Juli 2020
32,10%
14,86%
-2,28%
40,53%
-26,89%
600,38%
13,02%
-16,84%
-31,51%
130,00%
12,28%
-28,63%
-47,39%
-42,35%
-44,11%
2,12%
9,60%
-7,17%
25,03%
29,07%
34,14%
-1,45%
-15,02%
-6,51%
-3,37%
PPn DN
PPh 21
PPh Final
PPh Badan
PPh OP
SM I Juni Mei April TW I
Grafik II.1 Tren Realisasi Penerimaan Pajak Per Bulan
Tabel II.2 Pagu dan Realisasi Penerimaan Pajak s.d. Triwulan II Tahun 2020 (dalam miliar)
Sumber: LKPP dan OM SPAN tanggal 25 Juli 2020 (diolah)
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Secara total kedua penerimaan tersebut
berkontribusi sebesar 60,61 persen dari total
pendapatan PNBP. Pendapatan dari sektor
pendidikan relatif tidak terpengaruh oleh wabah
Covid-19 karena proses pemberian keringanan
Uang Kuliah Tunggal (UKT) masih dalam proses
verifikasi. Sehingga dampak penurunan
pendapatan jasa pendidikan diperkirakan baru
akan terasa pada Semester II Tahun 2020.
Sektor-sektor penyumbang PNBP seperti pendapatan STNK, TNKB, dan Pendapatan
SIM mengalami kontraksi hingga akhir Triwulan II Tahun 2020 sebagai akibat dari
penutupan layanan kepolisian hingga tanggal 24 Maret hingga 29 Mei 2020. Selain itu,
Pendapatan Jasa Layanan Rumah Sakit juga mengalami kontraksi, karena masyarakat
cenderung menghindari datang ke Rumah Sakit apabila tidak dalam keadaan
mendesak.
B. Belanja Negara
Alokasi belanja negara pada tahun 2020 adalah sebesar Rp14.108,59 miliar. Sebagian
besar dari Belanja Negara tersebut yaitu sebesar Rp10.037,73 miliar atau 71,15 persen
dari total Belanja Negara berupa alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
Sedangkan alokasi Belanja Pemerintah Pusat adalah sebesar Rp4.070,86 miliar atau
sebesar 28,85 persen dari total Belanja Negara.
1. Belanja Pemerintah Pusat
Realisasi belanja pemerintah pusat Triwulan II Tahun 2020 mengalami kontraksi
dibandingkan realisasi di periode yang sama tahun 2019. Realisasi Triwulan II Tahun
2020 sebesar Rp1.494,28 miliar turun sebesar 15,66 persen dibandingkan tahun 2019
dengan realisasi sebesar Rp1.771,69. Turunnya realisasi belanja pemerintah pusat
selama tahun 2020 disebabkan menurunnya pagu pada tahun 2020 karena kebijakan
refokusing dan realokasi anggaran guna menanggulangi wabah Covid-19. Selain itu
banyak kegiatan yang tidak dapat dijalankan karena adanya pembatasan sosial selama
Covid-19.
Grafik II.3 menunjukkan pergerakan pagu Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi
Bengkulu. Pada awal tahun pagu belanja dialokasikan sebesar Rp4.934,15 miliar.
Namun seiring dengan wabah Covid-19 yang semakin meluas, Pemerintah Pusat
melakukan kebijakan refokusing dan realokasi sehingga pagu untuk belanja pemerintah
pusat di akhir Juni 2020 tersisa sebesar Rp4.070,86 miliar (turun 17,50 persen).
BLU Lainnya
105,33
76,91
100,59
59,49
Grafik II.2 Perbandingan Realisasi PNBP Triwulan II Tahun 2019-2020
Provinsi Bengkulu
2019
2020
-4,5% -22,71%
Sumber: diolah dari OM SPAN pada tanggal 25 Juli 2020
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Berdasarkan grafik II.4 belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal
menunjukkan realisasi yang menurun pada tahun 2020. Sementara itu, belanja sosial
mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Pada Triwulan II Tahun 2020
realisasi anggaran terbesar berasal dari belanja pegawai sebesar Rp812,95 miliar. Bila
dilihat realisasi per bulan, belanja pegawai mengalami peningkatan di Bulan Mei, karena
pada Bulan Mei dicairkan gaji ke-14 (THR).
Sementara itu, Realisasi Belanja Barang mengalami kontraksi di tahun 2020 dibanding
tahun sebelumnya, dari Rp794,83 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp536,36 miliar pada
tahun 2020 (terkontraksi sebesar
32,52 persen). Penurunan realisasi
belanja barang selama Triwulan II
Tahun 2020 sejalan dengan adanya
refokusing dan realokasi anggaran
selama Tahun 2020 yang membuat
pagu anggaran belanja barang
tahun 2020 mengalami penurunan
hingga 24 persen dibanding tahun
2019. Selain itu, kebijakan
pembatasan sosial serta Work From
Home turut mempengaruhi realisasi belanja operasional dan belanja perjalanan dinas.
Realisasi Belanja Modal selama Tahun 2020 mengalami kontraksi. Realisasi belanja
modal hingga triwulan II Tahun 2020 sebesar Rp139,37 miliar (turun 10,82 persen).
refokusing dan realokasi belanja modal menjadi salah satu penyebab turunnya realisasi
belanja modal. Dimana pagu belanja modal turun hingga 40 persen dibandingkan pagu
pada awal tahun. Selain itu, faktor penyebab rendahnya realisasi belanja modal yaitu
terdapat beberapa proyek pembangunan infrastruktur Kementerian PUPR yang proses
lelangnya diambil alih oleh Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Kontruksi (BP2JK) Wilayah
4.934,15 4.622,61 4.622,61 4.652,87
4.226,92 4.070,86
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
51 52 53 57 Total
Grafik II.3 Pergerakan Pagu Per Jenis Belanja s.d. Triwulan II 2020
Sumber: diolah dari MEBE pada tanggal 25 Juli 2020
Grafik II.4 Tren Realisasi Belanja Lingkup Provinsi Bengkulu (dalam miliar)
107,59201,30
294,01277,63
365,03
248,72
0,00
50,00
100,00
150,00
Januari Februari Maret April Mei Juni
Belanja Pegawai Belanja Barang
Belanja Modal Belanja Sosial
Total
-
250,00
500,00
750,00
1.000,00
2018 2019 2020
Belanja Pegawai Belanja Barang
Belanja Modal Belanja Sosial
Sumber: diolah dari OM SPAN pada tanggal 25 Juli 2020
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
DKI Jakarta sesuai surat Kepala BP2JK Wilayah Bengkulu Nomor PB.01.01-Kb.16/110
tanggal 11 Maret 2020. Hal ini membuat proses pelaksanaan proyek menjadi terhambat.
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Realisasi TKDD Provinsi Bengkulu pada Triwulan II Tahun 2020 sebesar Rp5.663,80
miliar tumbuh 5,21 persen di banding Tahun 2019. Faktor meningkatnya realisasi Tahun
2020 yaitu adanya peningkatan Realisasi pada DAK Fisik, DAK Non Fisik dan DID.
Peningkatan realisasi DAK Fisik dipengaruhi oleh kebijakan relaksasi syarat penyaluran
DAK Fisik untuk penanganan Covid-19 dan perbaikan kinerja daerah dalam
menyelesaikan kontrak. Peningkatan Realisasi DAK Non Fisik didorong penyaluran
Dana BOS dan penyaluran TPG yang lebih cepat dan perbaikan kinerja pemda dalam
melengkapi persyaratan penyaluran. Peningkatan realisasi DID didorong oleh
percepatan penyaluran DID Tahap I bidang kesehatan. Sementara itu, realisasi DAU
dan DBH mengalami penurunan dibanding tahun 2019 sehubungan dengan adanya
pemotongan anggaran karena refokusing dan realokasi.
3. Pengelolaan BLU
Di wilayah Bengkulu terdapat 4 satker BLU,
yaitu Bandara Fatmawati, Universitas
Bengkulu, Politeknik Kesehatan Bengkulu
dan RS Bhayangkara Bengkulu. Total pagu
BLU sebesar Rp261,28 miliar dengan
realisasi pada akhir Triwulan II tahun 2020
sebesar Rp43,70 miliar atau 16,73 persen.
Dari anggaran tersebut, Rp40 miliar pagu
Bandara Fatmawati dipastikan tidak
terserap karena status BLU Bandara
Fatmawati yang sudah dicabut per tanggal 5 Maret 2020 sesuai Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 89/KMK.05/2020 tentang pencabutan status BLU pada Bandar Udara
Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Growth
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 10.848,54 5.383,36 0,50 10.037,73 5.663,80 56,43% 5,21%
A. Transfer ke Daerah 9.769,12 4.736,95 48,49% 8.938,22 5.051,84 56,52% 6,65%
a. Dana Perimbangan 9.769,12 4.736,95 48,49% 8.938,22 5.051,84 56,52% 6,65%
I Dana Bagi Hasil 381,23 118,08 30,97% 273,99 105,33 38,44% -10,80%
ii Dana Alokasi Umum 6.681,81 3.883,88 58,13% 6.099,61 3.629,28 59,50% -6,56%
iii. Dana Transfer Khusus 2.659,90 711,90 26,76% 2.421,21 1.230,38 50,82% 72,83%
- Dana Alokasi Khusus Fisik 1.227,28 4,32 0,35% 1.018,83 178,34 17,50% 4023,67%
- Dana Alokasi Khusus NonFisik 1.432,62 707,58 49,39% 1.402,38 1.052,04 75,02% 48,68%
iv Dana Insentif Daerah 46,18 23,09 50,00% 143,41 86,85 60,56% 276,10%
B. Dana Desa 1.079,42 646,41 59,88% 1.099,51 611,96 55,66% -5,33%
2019 2020
Tabel II.3 Pagu dan Realisasi TKDD s.d. Triwulan II Tahun 2019-2020 (dalam miliar)
Sumber: diolah dari OM SPAN dan Simtrada pada tanggal 25 Juli 2020
40,21 24,06 36,64
160,37
0,18 5,66 16,08 21,78 0,45%
23,52%
43,89%
13,58%
0,0 0%
10, 00%
20, 00%
30, 00%
40, 00%
50, 00%
-
40,0 0
80,0 0
120 ,00
160 ,00
200 ,00
BandaraFatmawati
PoltekesBengkulu
RSBhayangkara
UniversitasBengkulu
Grafik II.5 Pagu dan Realisasi Dana BLU Lingkup Provinsi Bengkulu Triwulan II
Tahun 2020
Pagu Realisasi %
Sumber: diolah dari MEBE pada tanggal 25 Juli 2020
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Fatmawati dan dalam waktu 6 bulan akan dilakukan proses transisi kepengurusan
likuidasi BLU.
4. Manajemen Investasi Pusat
Sampai dengan akhir Triwulan II Tahun 2020, KUR yang telah tersalur kepada 19.212
debitur di Provinsi Bengkulu sebesar Rp820,01 miliar. Sebagian besar disalurkan oleh
Bank BRI Cabang Bengkulu yang menyalurkan sebesar Rp581,75 miliar kepada 17.173
debitur. Jika dilihat pergerakan per bulan, realisasi penyaluran KUR di Provinsi Bengkulu
mengalami penurunan di Triwulan II Tahun 2020. Hal ini disebabkan karena adanya
pembatasan sosial dan masyarakat masih belum berani untuk mengambil pinjaman
karena permintaan masyarakat masih rendah.
Tabel II.4 Penyaluran KUR per Penyalur Provinsi Bengkulu s.d akhir Triwulan II Tahun 2020 (dalam Rp)
Sumber: Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), data diolah
C. Prognosis Realisasi APBN
Perkiraan realisasi pendapatan negara dan belanja negara sampai dengan akhir tahun
2020 dalam lingkup Provinsi Bengkulu dengan mempertimbangkan kebijakan stimulus
fiskal dan relaksasi yang diterapkan dalam menghadapi wabah Covid-19 serta dengan
melihat realisasi s.d. Triwulan II Tahun 2020, diperkirakan untuk pendapatan negara
akan mencapai 78,86 persen dan 97,96 persen untuk realisasi belanja Negara.
167,98
244,13 228,76
64,75 46,02
68,37
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
NO BANK DEBITUR PENYALURAN OUTSTANDING
1 Bank Rakyat Indonesia 17.173 581.750.780.451 467.834.014.380
2 Bank Mandiri 1.131 113.356.000.000 105.386.760.502
3 Bank Negara Indonesia 144 36.655.363.205 32.371.497.336
4 Bank Sinarmas 118 36.287.000.000 17.922.380.861
5 BRI Syariah 389 34.195.000.000 31.747.908.371
6 BPD Bengkulu 96 15.631.000.000 14.250.144.807
7 Bank Tabungan Negara 3 730.000.000 706.389.290
8 BPD Sumatera Barat 2 650.000.000 620.833.332
9 SIKP UMi 156 756.520.000 87.886.133
19.212 820.011.663.656 670.927.815.012 TOTAL
5,14% 10,30% 15,27%21,66% 26,87%
31,75%
78,86%
8,34% 13,10%22,49%
31,01%41,09%
50,74%
97,96%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Grafik II.7 Proyeksi Pendapatan dan Belanja APBN
Pendapatan Belanja Proyeksi Belanja Proyeksi Pendapatan
Grafik II.6 Penyaluran KUR per Bulan s.d. Triwulan II Tahun 2020 (dalam miliar)
Wilayah Bengkulu terdiri atas sebelas Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) agregat seluruh Pemda
(Provinsi/Kabupaten/Kota) dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel III.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Begkulu s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020
(dalam miliar Rp)
Pagu Realisasi pagu Realisasi
Pendapatan 13,148.05 5,922.51 13,461.45 5,089.47 -14.07% 37.81%
PAD 1,942.21 586.22 1,966.90 540.35 -7.82% 27.47%
Pendapatan Pajak Daerah 1,039.38 361.10 1,164.50 343.34 -4.92% 29.48%
Pendapatan Retribusi 48.64 12.76 47.24 10.86 -14.87% 22.99%
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 58.15 28.80 39.25 30.04 4.28% 76.52%
Lain-Lain PAD yang sah 796.04 183.56 715.90 156.11 -14.95% 21.81%
Pendapatan Transfer 11,075.97 5,335.74 11,334.89 4,538.58 -14.94% 40.04%
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 9,668.18 4,660.90 9,756.86 4,310.64 -7.51% 44.18%
Dana Bagi Hasil Pajak 320.69 117.04 270.42 106.33 -9.14% 39.32%
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) - - - -
Dana Alokasi Umum 6,666.97 3,841.17 6,769.47 3,577.83 -6.86% 52.85%
Dana Alokasi Khusus 2,680.52 702.69 2,716.97 626.47 -10.85% 23.06%
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 1,118.68 658.46 1,242.50 136.63 -79.25% 11.00%
Dana Otonomi Khusus - - - -
Dana Penyesuaian 1,118.68 658.46 1,242.50 136.63 -79.25% 11.00%
Transfer Pemerintah Provinsi 279.11 16.38 335.54 91.32 457.44% 27.22%
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 279.11 16.38 335.54 91.32 457.44% 27.22%
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - - - -
Transfer Bantuan Keuangan 10.00 - - -
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Prov/Kab/Kota Lainnya 10.00 - - -
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah 129.87 0.56 159.65 10.53 1786.90% 6.59%
Pendapatan Hibah 128.81 - 148.61 - 0.00%
Pendapatan Dana Darurat - - - -
pendapatan Lainnya 1.07 0.56 11.04 10.53 1786.90% 95.38%
Jumlah Pendapatan 13,148.05 5,922.51 13,461.45 5,089.47 -14.07% 37.81%
Belanja 12,076.01 3,516.87 12,211.35 3,601.43 2.40% 29.49%
Belanja Pegawai 5,361.52 2,347.46 5,351.71 2,312.39 -1.49% 43.21%
Belanja Barang 3,064.38 777.80 3,147.17 710.91 -8.60% 22.59%
Belanja Bunga 4.00 - 0.93 0.60 64.49%
Belanja Subsidi - - - -
Belanja Hibah 476.37 201.63 934.17 230.06 14.10% 24.63%
Belanja Sosial 16.43 3.30 11.04 5.52 67.24% 50.00%
Belanja Bantuan Keuangan 20.50 - 3.29 0.99 30.18%
Belanja Modal 3,115.81 183.71 2,744.20 322.19 75.38% 11.74%
Belanja Tak Terduga 17.00 2.97 18.85 18.75 532.36% 99.49%
Transfer Pemerintah Daerah 1,866.51 545.27 1,932.62 398.26 -26.96% 20.61%
Transfer/Bagi Hasil ke Desa 261.18 17.47 307.88 94.16 438.90% 30.58%
Transfer bagi Hasil Pajak Daerah 261.18 17.47 307.88 94.16 438.90% 30.58%
Transfer Bagi hasil Pendapatan Lainnya - - - -
Transfer bantuan Keuangan 1,605.32 527.80 1,624.74 304.10 -42.38% 18.72%
Transfer Bantuan Keuangan ke Pemda lainnya - - - -
Transfer bantuan Keuangan ke Desa 1,605.32 527.80 1,624.74 304.10 -42.38% 18.72%
Transfer Bantuan Keuangan Lainnya - - - -
Jumlah Belanja dan Transfer 13,942.52 4,062.14 14,143.97 3,999.68 -1.54% 28.28%
Surplus/Defisit (794.47) 1,860.38 (682.53) 1,089.78 -41.42% -159.67%
2019 2020Uraian
Pertumb
uhan
Persenta
se
Sumber: SIKD (diolah)
Capaian Pendapatan secara agregat sampai dengan akhir triwulan II tahun 2020
mencapai Rp5,09 triliun, turun 14,07 persen dari triwulan II 2019 yang sebesar Rp5,92
triliun. Turunnya realisasi pendapatan ini dipengaruhi oleh Pendapatan Asli Daerah yang
turun 7,82 persen dan pendapatan transfer yang mengalami penurunan 14,94 persen.
Capaian Belanja dan Transfer secara agregat sampai dengan akhir triwulan II tahun
2020 sebesar Rp3,99 triliun turun 1,57 persen dibandingkan dengan triwulan II 2019
yang sebesar Rp4,06 triliun. Turunnya realisasi belanja dan transfer ini dipengaruhi oleh
Belanja Daerah yang meningkat 2,40 persen dan Transfer Pemerintah Daerah yang
mengalami penurunan 26,96 persen.
BAB III
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
A. Pendapatan Daerah
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Secara agregat PAD Pemda lingkup
Bengkulu akhir triwulan II tahun
2020 sebesar Rp540,35 miliar atau
27,47 persen dari pagu. Realisasi ini
mengalami penurunan 7,82 persen
dibandingkan triwulan II 2019 yang
sebesar Rp586,22 miliar. Realisasi PAD dipengaruhi oleh pendapatan pajak daerah
yang turun 4,92 persen, pendapatan retribusi turun 14,87 persen, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah turun 14,95 persen. Sementara Hasil Kakayaan
Daerah yang dipisahkan mampu tumbuh 4,28 persen.
a. Penerimaan Pajak Daerah
Agregat penerimaan pajak daerah
seluruh pemda di Bengkulu sampai
dengan akhir triwulan II tahun 2020
sebesar Rp343,34 miliar atau 29,48
Persen dari pagu, turun 4,92 persen
apabila dibandingkan dengan
triwulan II 2019. Pajak Hotel dan
Pajak Restoran, menjadi sumber
Penurunan pendapatan. Dampak Covid-19 mulai dirasakan di Bengkulu pada triwulan II
ini, namun penurunan pajak daerah tidak terlalu signifikan hal ini dikarenakan pada
triwulan I pajak daerah mampu tumbuh 3,31 sehingga pertumbuhannya dapat meng-
cover penurunan pada triwulan II. Selain itu kinerja pajak kendaraan bermotor yang
terpelihara pada triwulan II, mampu meredam penurunan pendapatan pajak daerah
secara keseluruhan.
b. Penerimaan Retribusi Daerah
Agregat penerimaan retribusi pemda
di Bengkulu akhir triwulan II 2020
sebesar Rp10,86 miliar atau 22,99
persen dari pagu, turun 14,87 persen
dibandingkan triwulan II 2019.
Retribusi jasa umum (Retribusi Sewa
Tanah Dan Bangunan, Retribusi
Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit, dan Retribusi Perparkiran Tepi Jalan), menjadi
penyumbang penurunan retribusi pada triwulan II tahun 2020.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2018 80,62 183,36 257,42 422,73 598,98 684,53
2019 40,37 108,05 209,51 390,29 475,17 586,22
2020 68,85 141,25 229,68 394,33 489,27 540,35
0200400600800
Mili
ar R
upia
h
Grafik III.1 Perkembangan Pendapatan Asli DaerahSampai dengan 30 Juni 2020
2018 2019 2020Sumber: SIKD (diolah)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2018 19,25 86,76 136,66 195,28 289,96 342,85
2019 23,67 81,59 161,66 251,06 309,56 361,10
2020 57,42 111,20 167,01 252,13 287,71 343,34
0100200300400
Mili
ar R
upia
h
Grafik III.2 Perkembangan Pajak DaerahSampai dengan 30 Juni 2020
2018 2019 2020Sumber: SIKD (diolah)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2018 3,71 5,23 6,89 9,08 11,28 12,89
2019 1,51 3,40 6,58 8,55 10,49 12,76
2020 1,92 4,19 5,96 7,94 8,76 10,86
0
5
10
15
Mili
ar R
upia
h
Grafik III.3 Perkembangan RetribusiSampai dengan 30 Juni 2020
2018 2019 2020
Sumber: SIKD (diolah)
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
c. Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Hasil Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan pemda di Bengkulu akhir
triwulan II tahun 2020 sebesar Rp30,04
miliar atau 76,52 persen dari pagu,
tumbuh 4,28 persen dibandingkan
triwulan II 2019 yang sebesar Rp28,80
miliar. Peningkatan ini disebabkan
naiknya penerimaan Dividen dari Bank
Bengkulu.
2. Pendapatan Transfer
Total pendapatan transfer pemda
lingkup Provinsi Bengkulu akhir triwulan
II tahun 2020 sebesar Rp4,53 riliun atau
40,04 persen dari pagu. Turun 14,94
persen dibandingkan Triwulan II 2019.
Pendapatan transfer disumbangkan
oleh Transfer Pemerintah Pusat – Dana
Perimbangan sebesar Rp4.31 triliun
mengalami penurunan 7,51 persen, Transfer Pemerintah Pusat Lainnya sebesar
Rp136,63 miliar mengalami penurunan 79,25 persen, dan Transfer Pemerintah Provinsi
sebesar Rp91,32 miliar atau meningkat 457,44 persen.
Secara umum, penurunan pendapatan transfer disebabkan oleh refocussing dan
realokasi anggaran transfer ke daerah dan dana desa sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan nomor 35/PMK.07/2020. Secara khusus penurunan DAU sebesar 6,86
persen, Dana Bagi Hasil yang turun 9,14 persen dan DAK yang turun 10,85 persen ikut
andil dalam penurunan pendapatan transfer secara keseluruhan.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah
Secara agregat, realisasi lain-lain
pendapatan yang sah pada pemda
lingkup Provinsi Bengkulu sampai
dengan akhir triwulan II 2020 sebesar
Rp10,53 miliar, realisasi ini tumbuh
1.786,90 Persen dari triwulan II 2019.
Peningkatan Pendapatan ini bersumber
dari penjualan asset di Kabupaten
Kepahiang.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2018 3,42 3,57 12,29 15,33 32,33 32,48
2019 0,20 0,40 0,60 25,10 25,50 28,80
2020 0,30 0,60 0,90 0,90 29,89 30,04
05
101520253035
Mili
ar R
upia
h
Grafik III.4Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Sampai dengan 30 Juni 2020
2018 2019Sumber: SIKD (diolah)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2018 891,34 1574,29 2281,02 3037,36 3972,04 4907,32
2019 1077,05 1317,33 2597,40 3536,32 4332,90 5335,74
2020 867,98 1492,68 2294,88 2777,61 3575,17 4538,58
0100020003000400050006000
Mili
ar R
upia
h
Grafik III.5 Perkembangan Pendapatan TransferSampai dengan 30 Juni 2020
2018 2019 2020Sumber: SIKD (diolah)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2018 0,00 1,06 26,26 43,11 78,34 78,43
2019 0,00 0,00 0,28 0,37 0,47 0,56
2020 0,00 0,00 0,28 0,28 10,25 10,53
020406080
100
mili
ar r
upia
h
Grafik III.6 Perkembangan Lain-Lain Pendapatan yang sah
Sampai dengan 30 Juni 2020
2018 2019 2020
Sumber: SIKD (diolah)
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Kemandirian fiskal tercermin dari
perbandingan antara PAD dengan total
pendapatan. Perbandingan PAD dan Total
Pendapatan Pemda di Bengkulu pada
Triwulan II Tahun 2020 sebesar 10,62
Persen atau tumbuh dari triwulan II 2019
yang sebesar 9,90 Persen. Rendahnya
PAD dikarenakan Pemda di Bengkulu
belum sepenuhnya menggali secara maksimal sumber-sumber PAD-nya. Kekayaan
yang melimpah di Bengkulu tidak menjamin PAD yang diterima menjadi lebih baik.
Infrastruktur yang masih kurang dan ketergantungan perekonomian pada sektor
pertanian menghambat pertumbuhan PAD secara ekspansif.
B. Belanja Daerah
1. Belanja Langsung dan Tidak Langsung
Realisasi Belanja pemda lingkup Provinsi
Bengkulu sampai dengan akhir triwulan II
tahun 2020 sebesar Rp3,60 triliun atau
29,49 persen dari pagu. Realisasi tersebut
terdiri dari Belanja Langsung sebesar
Rp1,17 triliun atau 18,42 persen dari pagu
dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp2,43 triliun atau 41,51 persen dari pagu.
Dengan melihat realisasi tersebut, belanja tidak langsung lebih dominan daripada
belanja langsung, karena belanja tersebut digunakan untuk pembayaran gaji dan
operasional kantor. Sedangkan realisasi belanja langsung masih rendah karena
penundaan proses pengadaan barang dan jasa terutama untuk belanja modal akibat
adanya Covid-19.
2. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal
Realisasi Belanja pegawai sampai dengan akhir triwulan II tahun 2020 sebesar Rp2,31
triliun atau 43,21 persen dari pagu, turun 1,49 persen dari triwulan II 2019. Realisasi
Belanja Barang sebesar Rp710,91 miliar atau 22,59 persen dari pagu, turun 8,60 persen
dari triwulan II 2019. Realisasi Belanja Modal sebesar Rp322,19 miliar atau 11,74 persen
dari pagu. Realisasi ini meningkat 75,38 persen dari triwulan II 2019.
2018 2019 2020
Pendapatan 5.670,27 5.922,51 5.089,47
PAD 684,53 586,22 540,35
Persentase 12,07% 9,90% 10,62%
12,07% 9,90% 10,62%
0%5%10%15%
02.0004.0006.0008.000
mili
ar r
upia
h
Grafik III. 7Kemandirian Fiskal Provinsi Bengkulu
Pendapatan PAD Persentase
Terkait dengan Pendapatan daerah dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Segera melakukan realokasi dan refocussing APBD untuk menghindari penundaan transfer DAU dan/atau
DBH.
2. Pemda perlu mengembangkan sektor pariwisata dengan harapan PAD dapat tumbuh signifikan melalui efek multiplier dari pajak hotel, restoran dan retribusi pada sektor pariwisata.
3. Menerapkan teknologi informasi dalam pengelolaan pajak daerah terutama pajak hotel dan restoran.
Sumber: SIKD (diolah)
29,49%18,42%
41,51%
0%
20%
40%
60%
-
5.000
10.000
15.000
Belanja BelanjaLangsung
Belanja Tidaklangsung
Mila
r R
upia
h
Grafik III.8 Pagu dan Realisasi BelanjaLangsung dan Tidak langsung Lingkup
Provinsi Bengkulu Triwulan II 2020
Pagu Realisasi Persentase
Sumber: SIKD (diolah)
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Turunnya realisasi Belanja Pegawai
disebabkan oleh pembayaran THR yang
dilakukan tanpa tunjangan kinerja. Turunnya
Belanja Barang dikarenakan dampak dari
Covid-19 yang menyebabkan belanja paket
meeting dan perjalanan dinas turun signifikan.
Sementara itu, naiknya Belanja Modal
dipengaruhi oleh pengadaan barang dan jasa
yang lebih cepat dari tahun sebelumnya
terutama di Kabupaten Lebong, Kota Bengkulu dan Kabupaten Kaur.
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020
Berdasarkan metode trend
analysis (excel), realisasi
pendapatan APBD pemda
di seluruh Provinsi
Bengkulu sampai dengan
akhir 2020 diperkirakan
sebesar Rp12.673,95 miliar
atau 94,15% dari target.
Hal yang diperkirakan tidak
mencapai target adalah
PAD dan dana transfer.
Tabel III.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bengkulu Sampai Dengan Triwulan IV Tahun 2020
Realisasi Belanja APBD agregat provinsi Bengkulu sampai dengan akhir tahun 2020
diperkirakan sebesar Rp13.033,67 miliar atau 92,15% dari pagu. Penghematan alamiah
dari sisa kontrak dan permasalahan pengadaan barang dan jasa akibat pendemi Covid-
19 menyebabkan belanja barang dan modal tidak akan terealisasi maksimal. Dari
perkiraan pendapatan dan belanja tersebut, maka diproyeksikan pada akhir tahun 2020
akan terjadi defisit sebesar Rp359,72 miliar.
Rp % thd Pagu Rp % thd Pagu
Pendapatan Daerah 13.461,45 5.089,47 37,81% 12.673,95 94,15%
Belanja Daerah 14.143,97 3.999,68 28,28% 13.033,67 92,15%
Surplus/(defisit) -682,53 1.089,78 -359,72
Realisasi s.d TW IIUraian Pagu
Perkiraan Realisasi s.d TW IV
43,21%
22,59%11,74%
50,00%
0%
20%
40%
60%
-
2.000
4.000
6.000
BelanjaPegawai
BelanjaBarang
BelanjaModal
BelanjaSosial
Mili
ar R
upia
h
Grafik III.9 Pagu dan Realisasi BelanjaPegawai, Barang dan Modal Lingkup Provinsi Bengkulu Triwulan II 2020
Pagu Realisasi PersentaseSumber: SIKD (diolah)
Terkait dengan belanja daerah dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Segera melakukan realokasi dan refocussing APBD akibat dari Covid-19 2. Pengadaan barang dan jasa yang terkait dengan Covid-19 segera dilakukan 3. Kepala daerah agar melakukan rapat TEPRA, untuk memonitor secara langsung jalannya APBD
6,96%12,14%
18,76%23,57%30,27%
37,81%
94,15%
2,83%6,23%10,89%15,68%
23,46%28,28%
92,15%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Proyeksi Pendapatan dan Belanja APBD
Pendapatan Belanja
Proyeksi Pendapatan Proyeksi Belanja
A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN Pendapatan Pemerintah Konsolidasian Provinsi Bengkulu sampai dengan Triwulan II
2020 sebesar Rp276,61 miliar turun 79,88 persen dibandingkan triwulan II 2019 sebesar
Rp1.374,79 miliar, sementara Belanja Pemerintah Konsolidasian Provinsi Bengkulu
Triwulan II 2020 sebesar Rp5,49 triliun turun 5,83 persen dibandingkan triwulan II 2019
yang sebesar Rp5,83 triliun. Turunnya pendapatan pemerintah konsolidasian
dipengaruhi oleh turunnya Pendapatan bukan pajak sebesar 9,88 persen dan
Pendapatan Transfer yang turun 2.262,62 persen. Pendapatan pajak tumbuh sebesar
1,94 Persen. Turunnya Belanja Konsolidasian dipengaruhi oleh turunnya Belanja
Pemerintah sebesar 3,65 persen dan belanja transfer yang turun 26,96 persen.
Tabel IV.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Bengkulu s.d. Triwulan II Tahun 2020
(dalam miliar Rupiah)
2019
Pusat Daerah Konsolidasi Konsolidasi
Pendapatan Negara 850,94 5.089,47 276,61 -79,88% 1.374,79
Pendapatan Perpajakan 690,86 343,34 1.034,21 1,94% 1.014,50
Pendapatan Bukan Pajak 160,08 207,54 367,62 -9,88% 407,92
Hibah - - - -
T ransfer - 4.538,58 (1.125,21) 2262,62% (47,63)
Belanja Negara 7.158,07 3.999,68 5.493,96 -5,83% 5.833,82
Belanja Pemerintah 1.494,28 3.601,43 5.095,70 -3,65% 5.288,55
T ransfer 5.663,80 398,26 398,26 -26,96% 545,27
Surplus/(defisit) (6.307,13) 1.089,78 (5.217,35) 17,01% (4.459,03)
Pembiayaan 84,38 84,38 150,48% 33,69
Penerimaan Pembiayaan Daerah 92,89 92,89 47,38
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 8,52 8,52 -37,82% 13,70
Sisa Lebih (kurang) pembiayaan anggaran (6.307,13) 1.174,16 (5.132,97) 15,99% (4.425,34)
2020Uraian
Kenaikan/
Penurunan
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bengkulu
Catatan: Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah untuk triwulan I 2020 sebesar Rp5.663,80 miliar
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Dalam Pembentukan Pendapatan Pemerintah Konsolidasian, porsi Pendapatan
Perpajakan mengalami kenaikan sebesar 300,09 persen dari 73,79 persen pada triwulan
II 2019 menjadi 373,88 persen pada triwulan II 2020. Peningkatan porsi pendapatan
pajak disebabkan oleh meningkatnya pendapatan pajak yang lebih besar daripada
pendapatan bukan pajak dan transfer.
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN
KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Sementara porsi pendapatan
bukan pajak mengalami
kenaikan sebesar 103,23
persen dari 29,67 persen
pada triwulan II 2019 menjadi
132,90 persen pada triwulan
II 2020. Penurunan porsi ini
dikarenakan meningkatnya
PNBP yang tinggi dari
pendapatan transfer.
Porsi Pendapatan Perpajakan yang mampu meningkat tinggi mengindikasikan bahwa
pendapatan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Bengkulu lebih baik. Diharapkan
dengan naiknya porsi pendapatan perpajakan ini mampu meningkatkan kemandirian
fiskal di Provinsi Bengkulu.
2. Analisis Perubahan
Pendapatan perpajakan pada
triwulan II tahun 2020 sebesar 1,03
triliun tumbuh 1,94 persen
dibandingkan dengan triwulan II
2019. Hal ini dipengaruhi oleh
naiknya pajak pusat terutama PPN
dan PPh yang mengalami
kenaikan. Sedangkan Pendapatan
Bukan Pajak konsolidasian
mengalami penurunan 9,88 persen dipengaruhi oleh turunnya PNBP pusat yang
mencapai 12,16 persen, yang disebabkan oleh turunnya Pendapatan BLU. Sementara
PNBP daerah juga mengalami penurunan 8,04 persen.
3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan
konsolidasian
Menurut BPS Provinsi Bengkulu, porsi Konsumsi Pemerintah terhadap PDRB di Provinsi
Bengkulu sebesar 18,50 persen. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi di
Bengkulu masih tergantung dari APBN dan APBD yang digunakan untuk memberikan
efek multiplier dalam menggerakkan perekonomian terutama terhadap dampak Covid-
19.
-50%
0%
50%
100%
TW II 2019 TW II 2020
73,79%373,88%
29,67%
132,90%
0,00%
0,00%
-3,46%
-406,78%
Grafik IV.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian
Pendapatan Perpajakan Pendapatan Bukan Pajak
Hibah Transfer
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bengkulu
1.014,50
407,92
1.034,21
367,62
0
200
400
600
800
1.000
1.200
Pendapatan Perpajakan Pendapatan Bukan Pajak
Mili
ar r
upia
h
Grafik IV.2 Perubahan Pendapatan Konsolidasian TW II 2019 ke TW II 2020
TW II 2019 TW II 2020Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bengkulu
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu dan BPS
Pada triwulan II 2020 Pertumbuhan Ekonomi di Bengkulu sebesar -0,48 persen. Data
tersebut berbanding lurus terhadap Penerimaan pendapatan konsolidasian yang pada
triwulan II 2020 juga turun 1,48 Persen. Potensi pendapatan masih dapat ditingkatkan
apabila perekonomian Bengkulu dapat mencegah dampak Covid-19. Untuk itu
penggunaan APBD dan APBN yang dapat memberikan efek multiplier langsung
terhadap perekonomian perlu dilakukan secara efektif, yaitu dengan menggunakan
APBD dan APBN lebih fokus kepada penanganan Covid-19 dan selanjutnya kepada
bidang yang mempunyai share terbesar yaitu bidang Pertanian dan pariwisata.
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pada Triwulan II 2020 porsi
belanja pegawai sebesar 61,33
Persen mengalami peningkatan
sebesar 1,53 persen apabila
dibandingkan dengan triwulan II
2019 yang sebesar 59,80 persen.
Begitu juga dengan porsi belanja
modal yang naik 2,63 persen dari
6,43 persen pada triwulan II 2019 menjadi 9,06 persen pada triwulan II 2020. Sementara
porsi Belanja barang mengalami penurunan 5,26 persen dari 29,74 persen pada triwulan
II 2019 menjadi 24,48 persen pada triwulan II 2020.
Naiknya porsi belanja pegawai dan belanja modal pada triwulan II 2020 disebabkan oleh
realisasi belanja modal yang meningkat 35,76 persen akibat adanya percepatan
pengadaan barang dan jasa pada pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah terutama
di Kabupaten Lebong, Kabupaten Kaur dan Kota Bengkulu.
Dalam Miliar Rupiah
UraianRealisasi TW
II 2019
Realisasi TW II
2020Kenaikan
Penerimaan Perpajakan 1.014,50 1.034,21 1,94%
PNBP 407,92 367,62 -9,88%
Total 1.422,42 1.401,83 -1,45%
PDRB/Pert Ekonomi 35.416,10 36.419,21 -0,48%
0,00%
50,00%
100,00%
TW II 2019 TW II 2020
59,80% 61,33%
29,74%24,48%
6,43% 9,06%
0,16%0,22%
3,87% 4,91%
Grafik IV.3 Perbandingan Komposisi Belanja Pemerintah Umum
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Belanja Sosial Belanja lainnya
Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bengkulu
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
2. Analisis Perubahan
Belanja Pemerintah
Konsolidasian secara
agregat pada triwulan II
2020 turun 3,65 Persen
apabila dibandingkan
dengan triwulan II 2019.
Penurunan tersebut
disebabkan oleh Belanja
pegawai yang mengalami
penurunan 1,18 persen dan belanja barang yang mengalami penurunan 20,69 persen.
Sementara Belanja modal mengalami kenaikan 35,76 persen. Penurunan Belanja
pegawai disumbangkan oleh belanja pegawai pada pemerintah pusat dan daerah yang
disebabkan oleh pembayaran THR tidak termasuk Tunjangan kinerja. Belanja barang
mengalami penurunan disebabkan dampak Covid-19 yang berimbas pada kegiatan
yang tertunda maupun penggunaan video coenference dalam penyelanggaraan rapat
yang menyebabkan efisiensi terhadap belanja barang. Kenaikan belanja modal
disebabkan oleh percepatan pengadaan barang dan jasa yang terjadi di Pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah.
3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional
Rasio Belanja Konsolidasian terhadap jumlah penduduk pada triwulan II 2020 sebesar
Rp2,72 juta lebih rendah dari triwulan II 2019 yang sebesar Rp2,92 juta. Menurunnya
rasio ini disebabkan oleh dampak dari Covid-19 sehingga menyebabkan penundaan
kegiatan maupun refocussing kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah pusat maupun
daerah. Diharapkan dalam triwulan III belanja APBN Dan APBD mulai diintensifkan
mengingat telah memasuki masa new normal. Diharapkan dengan meningkatnya
belanja APBN dan ABPD rasio belanja ini dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Bengkulu.
sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu dan BPS
Keterangan TW II 2019 TW II 2020
Belanja Konsolidasian 5.833.821.057.363 5.493.961.694.080
Jumlah Penduduk Bengkulu 1.991.800 2.019.800
Rasio Belanja Negara terhadap Jumlah Penduduk 2.928.919 2.720.052
BelanjaPegawai
BelanjaBarang
BelanjaModal
BelanjaSosial
Belanjalainnya
TW II 2019 3.162,74 1.572,63 339,98 8,61 204,59
TW II 2020 3.125,34 1.247,27 461,56 11,13 250,41
0500
1.0001.5002.0002.5003.0003.500
Mili
ar r
upia
h
Grafik IV.4 Perubahan Belanja Pemerintah Umum TW II 2019 ke TW II 2020
TW II 2019 TW II 2020Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bengkulu
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
Dari data laporan operasional, dapat dianalisis kontribusi pemerintah dalam PDRB.
Berikut disajikan Laporan Operasional konsolidasian sampai dengan triwulan II 2020.
sumber: LKPK Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu dan BPS
Net lending/borrowing terhadap PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 5,34 Persen, artinya
pendapatan yang diterima di Bengkulu pada triwulan II 2020 mampu membiayai seluruh
belanja. Hal ini dipengaruhi oleh penerimaan perpajakan dan pendapatan bukan pajak
pusat dan transfer pemerintah pusat untuk menutup belanja.
Apabila dianalisis lebih lanjut dengan rumus perbandingan dengan PDRB maka
kontribusi Pemerintah secara spesifik dapat disajikan sebagai berikut:
1. Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB
Kontribusi pemerintah dalam PDRB di Provinsi Bengkulu sebesar 16,42 Persen
menunjukkan bahwa APBN dan APBD di provinsi Bengkulu menjadi stimulus fiskal yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Untuk itu percepatan realisasi APBN dan APBD
yang proposional diperlukan untuk memberikan efek multiplier dan akhirnya mampu
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB adalah
Perbandingan net acquisition of financial assets dibagi dengan PDRB di Provinsi
Bengkulu sebesar 5,33 Persen. Hal ini menunjukkan bahwa belanja modal
pemerintah pada triwulan II 2020 berkontribusi 5.33 Persen terhadap PDRB.
Meningkatnya kontribusi belanja modal terhadap PDRB dikarenakan pada triwulan II
2020 belanja modal mulai direalisasikan dengan adanya percepatan pengadaan
barang dan jasa baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Triwulan II 2020 PDRB TW II 2020 %
Revenue 8.384.760.339.900,30 36.419.208.103.200,80 23,02%
Expenses 5.979.766.425.613,50 16,42%
Gross operating balance 2.404.993.914.286,80 6,60%
Net acquisition of non financial assets 461.213.654.978,00 1,27%
Net lending/borrowing 1.943.780.259.308,80 5,34%
Net acquisition of financial assets 1.941.780.259.308,80 5,33%
Net incurrence liabilities (2.000.000.000,00) -0,01%
Pandemi Covid-19 cukup memukul perekonomian Indonesia pada Semester l Tahun
2020. Dampak extraordinary dapat dirasakan di berbagai sektor yang mengalami
kerugian oleh adanya wabah tersebut. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang
mengalami kondisi cukup parah karena kegiatan masyarakat banyak dibatasi untuk
mencegah penyebaran Virus Corona. Terbatasnya aktifitas masyarakat berdampak
pada berkurangnya pergerakan perekonomian. Hal ini dapat kita amati pada data
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang Provinsi Bengkulu yang menjadi
salah satu faktor untuk melihat
seberapa besar tingkat mobilitas
masyarakat baik lokal maupun
mancanegara di Provinsi Bengkulu.
Terjadi tren penurunan TPK yang
cukup signifikan dari Semester l
Tahun 2019 hingga Semester l
Tahun 2020, khususnya pada
bulan Maret hingga April 2020.
Pemerintah berupaya membuat kebijakan untuk mendorong perekonomian masyarakat
agar dapat terus berjalan, antara lain melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-
19 terhadap perekonomian. PEN juga sebagai respon atas penurunan aktivitas
masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal atau UMKM.
Pemerintah telah menganggarkan dana untuk biaya penanganan Covid-19 sebesar
Rp695,2. Hal ini tentunya menjadi kesempatan yang baik bagi Pemda Provinsi Bengkulu
untuk dapat memaksimalkan dana tersebut bagi peningkatan perekonomian Provinsi
Bengkulu terutama peningkatan pada sektor pariwisata.
Pantai Panjang merupakan salah satu destinasi pariwisata yang cukup banyak diminati
oleh para wisatawan. Hal ini nampak pada antusiasme masyarakat yang kerap
mengunjungi Pantai Panjang sebagai tujuan rekreasi di akhir pekan maupun hari libur
nasional. Bahkan pemandangan kemacetan lalu lintas di lokasi tersebut sudah menjadi
hal biasa karena banyaknya wisatawan yang berdatangan untuk hanya sekedar lewat
maupun singgah untuk menikmati keindahan Pantai Panjang. Lokasi tersebut biasa
menjadi jalur favorit untuk jogging dan bersepeda di pagi maupun sore hari.
BAB V
PEMULIHAN EKONOMI DI MASA PANDEMI Melalui Pengembangan Wisata Pantai Panjang
68,2
7
58,4
1
64,6
1
38,7
157,5
3
13,9
8
50,5
2
15,9
7
2 0 1 9 2 0 2 0
Februari Maret April Mei
Grafik V.1 Tingkat Penghunian Kamar di Bengkulu (Persentase)
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Melihat potensi yang
cukup bagus pada wisata
Pantai Panjang, membuka
peluang yang besar bagi
masyarakat serta pemda
setempat untuk lebih
mengembangkan lokasi
wisata tersebut menjadi
wisata berbasis
masyarakat yang menjadi
tujuan favorit oleh para
pelancong. Hal ini tentunya dapat diwujudkan apabila masyarakat dan pemerintah dapat
bekerjasama untuk meningkatkan serta memperbaiki berbagai elemen penting pada
wisata Pantai Panjang. Untuk meningkatkan kualitas daya tarik wisata, kita perlu
memperhatikan 3 elemen penting dalam pariwisata atau dapat disebut produk pariwisata
yang merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada wisatawan untuk mengunjungi
daya tarik wisata. Menurut Yoeti (2008), terdapat tiga elemen produk pariwisata yaitu :
a. Atraksi atau daya tarik daerah tujuan wisata;
b. Amenities atau fasilitas yaitu semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan
bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu
tempat wisata;
c. Aksesibilitas atau kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut (BPS
Provinsi Bengkulu, 2019).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh D. O. Saputri, Z. Ta’alidin dan A. Prihatiningrum
mengenai klasifikasi daya tarik unggulan Provinsi Bengkulu sebagai upaya
menyongsong Visit 2020 Wonderful Bengkulu, potensi daya tarik wisata masih belum
diimbangi oleh kondisi aksesibilitas maupun fasilitas/amenitas yang memadai (BPS
Provinsi Bengkulu, 2019). Menanggapi hal tersebut, Pemerintah telah melakukan upaya
untuk meningkatkan pengembangan wisata Pantai Panjang melalui pembangunan
pengaman pantai serta penataan
kawasan objek wisata melalui dana
APBN.
Pada proyek pembangunan pengaman
pantai, terakhir dilaksanakan kegiatan
pada Tahun Anggaran 2019. Di Tahun
Anggaran 2020 ini, proyek tersebut
sempat diusulkan oleh Balai Wilayah
KFR Triwulan II TA 2020
Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
Sungai Sumatra VII untuk kegiatan pembangunan pengaman pantai di wilayah Pasir
Putih hingga ke arah muara, namun usulan ini tidak dianggarkan pada tahun ini sehingga
proyek tersebut tidak dilanjutkan.
Di sisi lain, proyek penataan kawasan objek wisata Pantai Panjang yang sedang
dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW), Kementerian PUPR
Provinsi Bengkulu, akan dilakukan sebanyak 8 segmen. Saat ini penataan kawasan
Pantai Panjang sejauh 1,7 km tersebut telah memasuki segmen kedua. Proyek tahap
kedua ini sebetulnya sudah dimulai pada bulan April 2020, namun karena Pandemi
Covid-19 maka kontrak kerja dengan pihak ketiga harus diundur dan baru dilaksanakan
kembali pada bulan Juli 2020. Dana yang sebelumnya dianggarkan senilai Rp26 Miliar
untuk pembangunan kawasan wisata ini juga mengalami perubahan pagu menjadi Rp10
Miliar karena dana dipotong dan dialokasikan untuk penanganan Pandemi Covid-19.
Pengurangan pagu pada penataan kawasan objek wisata Pantai Panjang
mengakibatkan perubahan pada rencana pembangunan di tahun 2020 ini. Proyek yang
semestinya dibangun hingga depan Hotel Rafflesia, terpaksa pekerjaannya hanya
sampai depan Hotel Kemuning dan sisanya akan dilanjutkan pada tahun 2021
mendatang (Usmin, 2020).
Berkaitan dengan kendala lambatnya
proses pembangunan Wisata Pantai
Panjang, para pihak terkait diharapkan
dapat segera mengambil langkah cepat
agar pembangunan wisata tersebut dapat
segera diselesaikan dalam waktu yang
lebih singkat. Dengan begitu, manfaat dari
keberadaan obyek wisata dapat segera
dirasakan oleh seluruh masyarakat. Selain itu, bukan tidak mungkin jika proyek wisata
ini juga dapat diajukan menjadi salah satu program prioritas nasional di tahun yang akan
datang. Pemda juga dapat menggaet berbagai instansi maupun pihak luar
(swasta/lembaga) dalam negeri/luar negeri untuk ikut berpartisipasi melalui sebuah
forum diskusi, rapat, maupun seminar yang diadakan untuk mendukung upaya
peningkatan pembangunan di kawasan tersebut. Melalui berbagai upaya tersebut
diharapkan wisata Pantai Panjang dapat menjadi tujuan wisata yang menarik bagi para
pelancong dengan memberikan eksotisme keindahan alam di tengah kota yang luar
biasa, sebagai salah satu pusat kegiatan masyarakat untuk melestarikan kebudayaan
lokal dan pameran seni, sebagai pusat kuliner jajanan tradisional dan modern serta
dapat menjadi wisata konservasi yang diakui di kancah dunia.
Adikampana, I Made, 2017. Pariwisata Berbasis Masyarakat. Cetakan 1. Cakra Press :
Bali
Badan Pusat Statistik, 2018. Statistik Kopi Indonesia 2018. Jakarta : Badan Pusat
Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, 2019. Analisis Isu Terkini Provinsi Bengkulu
2019. Provinsi Bengkulu : Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, 2020. Perkembangan Tingkat Penghunian
Kamar Hotel Provinsi Bengkulu Mei 2020. Provinsi Bengkulu : Badan Pusat
Statistik
Usmin, 2020. Penataan Kawasan Pantai Panjang Bengkulu Telan Dana Rp 46 Miliar.
https://www.beritasatu.com/nasional/656977-penataan-kawasan-pantai-
panjang-bengkulu-telan-dana-rp-46-miliar. 7 Agustus 2020 (13:01)
Kominfo News. 2020. Di Tangan Rohidin, Kopi Bengkulu Mendunia.
https://bengkuluprov.go.id/di-tangan-rohidin-kopi-bengkulu-
mendunia/#:~:text=Seperti%20diketahui%2C%20Bengkulu%20merupakan%20
provinsi,terakhir%20sudah%20mulai%20diperhitungkan%20keberadaannya. 1
Agustus 2020 (09:10)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2020. Pelaksanaan
Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka Mendukung Kebijakan
Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi
Nasional. 11 Mei 2020. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 131. Jakarta
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2020. Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 Tentang Perubahan Postur dan
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020. 25
Juni 2020. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 155.
Jakarta
https://www.beritasatu.com/nasional/656977-penataan-kawasan-pantai-panjang-bengkulu-telan-dana-rp-46-miliarhttps://www.beritasatu.com/nasional/656977-penataan-kawasan-pantai-panjang-bengkulu-telan-dana-rp-46-miliarhttps://bengkuluprov.go.id/di-tangan-rohidin-kopi-bengkulu-mendunia/#:~:text=Seperti%20diketahui%2C%20Bengkulu%20merupakan%20provinsi,terakhir%20sudah%20mulai%20diperhitungkan%20keberadaannyahttps://bengkuluprov.go.id/di-tangan-rohidin-kopi-bengkulu-mendunia/#:~:text=Seperti%20diketahui%2C%20Bengkulu%20merupakan%20provinsi,terakhir%20sudah%20mulai%20diperhitungkan%20keberadaannyahttps://bengkuluprov.go.id/di-tangan-rohidin-kopi-bengkulu-mendunia/#:~:text=Seperti%20diketahui%2C%20Bengkulu%20merupakan%20provinsi,terakhir%20sudah%20mulai%20diperhitungkan%20keberadaannya