Upload
lamkhanh
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MelaluiPendekatanSaintifik
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014
Pembelajaran
K I M I A
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
ii
KATA PENGANTAR
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ......................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup .............................................................................. 3
D. Landasan Hukum .......................................................................... 4
BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK .......................... 5
A. Prinsip .......................................................................................... 5
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran Kimia .......... 6
C. Model Pembelajaran Kimia ............................................................ 10
D. Pemilihan Model Pembelajaran ...................................................... 19
E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kimia ................................. 20
1. Penilaian Sikap ...................................................................... 22
2. Penilaian Pengetahuan ........................................................... 25
3. Penilaian Keterampilan ........................................................... 26
BAB III ANALISIS KOMPETENSI ...................................................................... 31
A. Kompetensi ................................................................................. 31
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru
dan buku siswa) ........................................................................... 32
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 40
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan
tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah ditegaskan bahwa
setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat
apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran
merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta
didik. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan penyiapan RPP yang
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 2
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dikembangkan oleh pendidik baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada silabus. Sedangkan strategi penilaian disiapkan untuk
memfasilitasi pendidik dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan
instrumen penilaian proses dan hasil belajar dengan pendekatan autentik.
Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial
bagi peserta didik yang tergolong pembelajar lambat dan program pengayaan
bagi peserta didik yang termasuk kategori pembelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas
pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran
2013/2014 untuk kelas X. Selanjutnya melalui edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013,
ditetapkan bahwa tahun pelajaran 2014/2015 semua satuan pendidikan,
termasuk seluruh SMA sebanyak 12.633 di 34 provinsi wajib melaksanakan
Kurikulum 2013 pada kelas X dan XI. Untuk mendukung implementasi
pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah mengadakan pelatihan guru ,
menyediakan silabus, buku guru, dan buku peserta didik untuk mata pelajaran
kelompok A (wajib) dan kelompok B (wajib), sedangkan untuk mata pelajaran
kelompok C (peminatan) menggunakan buku yang dibuat oleh penerbit yang
sudah dilegalisasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Mata pelajaran kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik
tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia
merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu
yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-
gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan,
dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA
mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan
sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan
dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak
terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai
proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 3
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan
produk.
Untuk menyiapkan kemampuan guru Kimia dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaian autentik
menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain
dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah
pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh
karena itu Direktorat Pembinaan SMA menyusun naskah berupa rambu-rambu
yang bisa memfasilitasi guru Kimia secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai metode,
strategi, dan model, serta merancang penilaiannya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru Kimia dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku guru dan
buku teks untuk peserta didik. Secara khusus naskah ini bertujuan untuk
memberikan rambu-rambu bagi guru Kimia dalam:
1. menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar
2. mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari
silabus mata pelajaran Kimia
3. mengembangkan kegiatan pembelajaran Kimia dengan pendekatan saintifik
4. mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
5. merancang penilaian autentik mata pelajaran Kimia.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan tentang pembelajaran kompetensi;
2. Langkah-langkahpembelajaran saintifik mata pelajaran Kimia;
3. Penilaian autentik pada mata pelajaran Kimia;
4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi;
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 4
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
10. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 420/176/SJ dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 tentang
Implementasi Kurikulum 2013.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
5
BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. Prinsip
Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar
Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup
materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapain kompetensi tersebut
berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu,
guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong
kemampuan peserta didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta
dapat menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok.
Pendidik disarankan untuk menggunakan menggunakan model pembelajaran
antara lain model inkuiri, discovery, problem, dan projek.
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan
paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;
(2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses
sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran
berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 6
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan
fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11)
pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
(12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13)
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual
dan latar belakang budaya peserta didik.
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran Kimia
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-
langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Alfred De Vito, 1989). Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan
untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik
(Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam
sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1985). Model ini menekankan
pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta
didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 7
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak
untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh
para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998),
dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan
keterampilan peserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga mencakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan
struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap peserta didik belajar
bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta
didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas
pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga
lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir
tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih
diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam
memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan pendidik lebih berperan
sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi
membangun kompetensi peserta didik melalui pengembangan keterampilan
proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara
bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan
dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi
untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri
(Cain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik kimia sebagai bagian dari natural science,
pembelajaran kimia harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir
ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 8
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data/informasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan
konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses
mengamati mencakup kegiatan yang memaksimalkan penggunaan seluruh
indera untuk mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak. Obyek yang diamati adalah materi faktual (yang berbentuk
fakta), yaitu fenomena atau beristiwa yang dapat diamati secara langsung
atau dalam bentuk gambar, film, atau video.
Contohnya dalam pembelajaran Kimia “KD 3.8 Menganalisis sifat larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya”
peserta didik mengamati buah apel yang baru dibelah dan potongan
buah apel yang sudah berubah warna, serta paku yang masih baru dan
paku yang sudah berkarat. Fakta yang diperoleh dari pengamatan ini
adalah buah apel segar berwarna putih dan potongan buah apel warnanya
kecoklatan; ada paku yang (baru) tidak berkarat dan ada paku yang
berkarat.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun
pengetahuan peserta didik berupa konsep, prinsip, prosedur, hukum dan
teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannya agar peserta didik memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis (critical thinking skill),
logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi
dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi
ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri,
termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
Pada contoh di atas kegiatan menanya dapat terjadi dalam diskusi
sewaktu peserta didik mengamati potongan buah apel yang berwarna
coklat dan paku yang berkarat tadi. Pertanyaan antara lain dapat berupa:
mengapa buah apel yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di
udara menjadi berwarna kecoklatan? Mengapa paku (besi) bisa berkarat?
Apakah yang menyebabkan perubahan warna potongan buah apel dan
karat pada paku (besi)?
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 9
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta
didik untuk memperkuat pemahaman konsep, prinsip, dan prosedur
dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan
keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan,
merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh,
menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk
mesin komputasi dan automasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
Lanjutan dari contoh di atas peserta didik dapat menggali data dari
berbagai sumber, seperti buku-buku referensi, internet, dsb, mengenai
perubahan kimia yang menyebabkan terjadinya perubahan warna
potongan buah apel di udara dan karat pada besi. Selanjutnya peserta
didik diharapkan akan termotivasi untuk merencanakan/merancang dan
melakukan kegiatan/percobaan pembakaran yang berkaitan dengan reaksi
oksidasi – reduksi dan serah terima elektron.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir
dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan
ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang
oleh pendidik melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu
sehingga peserta didik melakukan aktivitas antara lain menganalisis data,
mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/
meramalkan dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik.
Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan peserta didik
menguasai keterampilan berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking
skills) hingga berpikir metakognitif.
Dari contoh di atas, peserta didik menganalisis/mengolah berbagai data
yang diperoleh sehingga dapat menyimpulkan hasil reaksi pembakaran
dan serah terima elektron. Lebih lanjut peserta didik berlatih menuliskan
reaksi serah terima elektron sehingga dapat menjelaskan konsep reaksi
oksidasi reduksi dan menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa
atau ion.
5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau
grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 10
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta
kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau
unjuk karya.
Pada contoh di atas peserta didik menyajikan hasil percobaan reaksi
pembakaran dan serah terima elektron, serta penyelesaian penentuan
bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi dan mengomunikasikan) tersebut harus dibelajarkan kepada
peserta didik melalui model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi
Kimia.
C. Model Pembelajaran Kimia
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Kimia
sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik,
antara lain Inquiry Based Learning (model inkuiri) dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
a. Observasi/Mengamati berbagai fakta atau fenomena alam yang
berkaitan dengan kimia, misalnya produk-produk kimia dalam kehidupan,
peran kimia dalam perkembangan ilmu lain, atau artikel tentang hakikat
ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium. Kegiatan
ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana
mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran kimia.
b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi, misalnya
tentang pengaruh produk kimia terhadap kehidupan. Tahapan ini melatih
peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya
baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini
peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap
kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan, misalnya dampak
samping produk kimia yang ada yang membahayakan kehidupan.
d. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat
memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 11
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
merumuskan suatu kesimpulan. Sebagai contoh peserta didik dapat
memprediksi kehidupan sepuluh tahun yang akan datang dengan
menganalisa fakta tentang sampah.
e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah
atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau
menyajikan hasil temuannya.
Model lain yang dapat digunakan diantaranya;
1. Discovery Learning; adalah teori belajar yang menempatkan peserta
didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang
diharapkan. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut;
a. Menciptakan stimulus
Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat
peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena
dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta
yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga kompleks atau
fenomena yang menimbulkan kontroversi, misalnya dengan banyaknya
sampah kimia yang dihasilkan setiap hari.
b. Menyiapkan pernyataan masalah
Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran. Kemudian peserta memilih salah satu masalah dan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat. Peserta didik
ditugaskan mencari permasalahan yang berkaitan dengan produk
kimia yang memberikan dampak samping yang kurang baik terhadap
kehidupan
c. Mengumpulkan data/mencoba
Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut.
Dalam hal ini informasi yang dikumpulkan berfungsi untuk
membuktikan pernyataan masalah. Dengan demikian, peserta didik
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 12
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
secara aktif menemukan pengetahuan baru yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi.
d. Mengolah Data
Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan
informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi,
dan/atau percobaan (eksperimen), lalu ditafsirkan. Semua informasi
yang telah dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan.
e. Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan
masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu kemudian dicek, apakah
terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
f. Menarik kesimpulan
Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi,
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah
menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan proses
generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses
pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung
untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:
a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang lebih
baik pada keterampilan berbicara dan menulis. Bagi peserta didik
yang kurang terampil, akan mengalami kesulitan dalam
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 13
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
lisan sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi;
b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan dalam
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya;
c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman;
d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan
pembelajaran.
Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:
a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung
bagaimana cara belajarnya;
b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena
pemerolehannya bersifat pribadi;
c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa
penyelidikan dan berhasil;
d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan dengan keecepatannya sendiri;
e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan
melibatkan akal dan motivasinya;
f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena
memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;
g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah
pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan
kegiatannya;
h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam
merumuskan hipotesis;
i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;
j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari
berbagai jenis sumber belajar.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 14
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2. Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan pertanyaan mendasar.
Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara
mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat
mengangkat topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai
dengan tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan
diawal semester agar dapat merancang kegiatan selanjutnya.
b. Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta
didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa
“memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek yang mungkin,
dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek.
c. Menyusun Jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara
lain:
1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2. membuat deadline penyelesaian proyek,
3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang
tidak berhubungan dengan proyek, dan
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 15
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain,
pemdidik berperan sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas.
Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses monitoring dan
merekam keseluruhan aktivitas peserta didik.
e. Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur
ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap
ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap awal pembelajaran.
Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan
persyaratan untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain:
a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah sehingga
proyek tidak memakan waktu terlalu lama;
b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar
di laboratorium;
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 16
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;
d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan
proyek.
Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara
lain:
a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.
b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting;
c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah dan berpikir kritis;
d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan
pengelolaan sumber daya;
e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu
serta sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas;
f. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan kemudian
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik
maupun guru menikmati proses pembelajaran.
3. Problem Based Learning (PBL)
a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada
masalah.
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam Problem Based
Learning, tahapan ini sangat penting karena guru harus menjelaskan
dengan rinci apa yang akan dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh
pendidik serta menjelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi
proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 17
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
agar peserta didik dapat mengerti pembelajaran yang akan dilakukan.
Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah penting
dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,
2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau
kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali
bertentangan,
3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan
bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun
peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya, dan
4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
model Problem Based Learning juga mendorong peserta didik belajar
berkolaborasi. Dalam memecahkan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu,
pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam
konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi
antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan
sebagainya.
Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama
pembelajaran. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 18
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
mengupayakan agar semua peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah
kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat
menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta memamerkannya.
Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap
aktivitas peserta didik selama penyelesaian proyek. Pengawasan
dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta
didik. Untuk mempermudah proses monitoring, guru membuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap situasi
permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun
pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan
data dan eksperimen, perumusan hipotesis dan penjelasan, dan
pemecahan masalah. Pengumpulan data dan eksperimen merupakan
aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong
peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar
peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan
membangun ide mereka sendiri.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan
pertanyaan tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan
untuk pemecahan masalah. Setelah peserta didik mengumpulkan
cukup data dan menentukan permasalahan tentang fenomena yang
mereka selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis, penjelasan, dan
pemecahan masalah.
Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik untuk
menyampaikan ide-idenya dan menerima ide mereka. Guru juga harus
mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 19
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas
informasi yang dikumpulkan.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya)
dan pameran. Artifak bisa berbentuk laporan tertulis, video, model
(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),
program komputer, dan sajian multimedia. Langkah selanjutnya,
peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik berperan
sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeranan
ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, Guru lainnya, para
orang tua, dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai” atau pemberi
umpan balik.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning. Fase
ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan serta pola pikir yang mereka gunakan.
Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi
pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
D. Pemilihan Model Pembelajaran
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan
saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan
model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan
faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning,
sedangkan untuk pengetahuan prosedural Project Based Learning dan
Problem Based Learning.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 20
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar
dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery
Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan
konkrit menggunakan Project Based Learning.
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun
sikap sosial (KI-2)
Contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi
pengetahuan dan keterampilan tampak pada tabel 1 berikut;
Tabel 1
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Keterampilan
Abstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
Prosedural Discovery Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning Problem Based Learning
Metakognitif
Discovery Learning Project Based Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning Project Based Learning
Problem Based Learning
E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kimia
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik,
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur kurikulum
2013, oleh sebab itu penilaian hasil belajar Kimia harus dikembangkan sesuai
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 21
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dengan konsep penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian autentik yang
mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai
peserta didik secara terpadu.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
peserta didik, baik dalam rangka mengamati/mengobservasi, menanya,
mencoba, menalar, membangun jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian
autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai
proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari
mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus,
hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang
ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi
utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut;
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (apart
of,not apart from instruction),
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems),
bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems),
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian
Pendidikan.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 22
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1. Penilaian Sikap
Dalam Kurikulum 2013, kompetensi sikap meliputi sikap spiritual dan sikap
sosial. Penilaian kompetensi sikap dapat dilakukan melalui pengamatan
(observasi), jurnal, penilaian diri, atau penilaian antar teman.
Contoh Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Kimia yang berkaitan
dengan Kompetensi Inti sikap sipritual (KI-1) dan sikap social (KI-2);
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI-1 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif
KI-2 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotongroyong, kerjasama,toleran,damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam
Pengamatan dapat menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk
daftar cek atau skala penilaian, dilakukan pada saat aktivitas
pembelajaran berlangsung. Pengamatan sikap dalam Kimia misalnya
kerjasamadan santun dapat dilakukan pada kegiatan kerja kelompok.
Sedangkan pengamatan sikap disiplin, jujur, mampu membedakan fakta
dan opini, serta teliti dapat dilakukan saat melakukan percobaan
(eksperimen) Kimia.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 23
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas
yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal yang dibuat oleh
guru dapat berisi perilaku peserta didik baik yang positif maupun negatif,
dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut. Jurnal dapat
memuat penilaian terhadap peserta didik pada aspek tertentu secara
kronologis.
Contoh jurnal yang dibuat oleh guru Kimia kelas X:
No Waktu Nama
Peserta Didik
Kejadian / Perilaku Tindak lanjut
1
Selasa,
25 Maret 2014
Pkl. 08.15
Ida
Melaporkan bahwa dia memecahkan gelas kimia pada waktu praktik di laboratorium
Diberikan apresiasi karena kejujurannya
2 Rabu, 26 Maret 2014 Pkl. 10.10
Ilham
Meninggalkan laboratorium setelah praktikum, tanpa membersihkan meja dan alat-alat yang sudah digunakan
Dipanggil untuk membersihkan meja praktikum dan alat- alat yang sudah digunakan, serta diberi pembinaan
Penilaian diri (self assessment) merupakan suatu teknik penilaian di
mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya
dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan
untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Contoh penilaian sikap tersebut misalnya, peserta didik diminta
mengungkapkan perasaannya terhadap pembelajaran Kimia berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian ranah keterampilan
misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya berkaitan dengan mata pelajaran
Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian
ranah pengetahuan misalnya, peserta didik diminta untuk menilai
penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 24
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dari mata pelajaran Kimia berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah
disiapkan.
Teknik penilaian diri memiliki beberapa manfaat. Pertama, menumbuhkan
rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan
dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk
maju secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap
seorang peserta didik oleh peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau
rombongan belajar. Penilaian ini untuk melatih peserta didik menjadi
pembelajar yang baik. Instrumen yang digunakan sesuai dengan
kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian
antartemanantara lain:
a. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik;
b. Dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi
munculnya penafsiran makna ganda/berbeda;
c. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik;
d. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh
peserta didik.
Contoh format penilaian antar peserta didik pada waktu diskusi kelompok
mata pelajaran Kimia
No Perilaku / sikap Muncul/ dilakukan
Ya Tidak
1 Mau menerima pendapat teman
2 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3 Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4 Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda status sosial, suku, dan agama
5 ….
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 25
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2. Penilaian Pengetahuan
Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan
nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis (uraian,
pilihan ganda, isian, benar salah, dll), tes lisan, dan/atau tes praktik.
Sedangkan, bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang
diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas membuat laporan tertulis.
Tes Tertulis
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran kimia tetap lazim dilakukan. Tes
tertulis dapat berupa memilih atau mengisi jawaban. . Memilih jawaban
dapat berbentuk pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Mengisi jawaban terdiri atas isian/
melengkapi, jawaban singkat/ pendek, dan uraian. Butir soal yang
disusun harus memenuhi kaidah penulisan butir soal yang meliputi
substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk
uraian, hendaknya guru Kimia memberi kesempatan peserta didik untuk
memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya,
namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tertulis berbentuk
uraian pada mata pelajaran Kimia biasanya menuntut dua jenis pola
jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban
terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal
yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
pendidik untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan
yang lebih tinggi atau kompleks.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 26
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Tes Lisan
Tes lisan dalam pembelajaran kimia adalah tes yang menuntut peserta
didik memberikan jawaban secara lisan. Meskipun jawabannya secara lisan
bukan berarti bahwa pertanyaan yang diajukan hanya menyangkut tingkat
berpikir rendah (low order thinking), tetapi dapat juga diajukan pertanyaan
yang menuntut penalaran dan berpikir kritis. Oleh karena itu dalam
melaksanakan tes lisan, guru Kimia perlu menyiapkan daftar pertanyaan
yang disampaikan melalui tanya jawab secara langsung dengan peserta
didik. Kriteria tes lisan dalam pembelajaran kimia adalah sebagai berikut:
a. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai;
b. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada;
c. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam
mengkontruksi jawabannya sendiri;
d. Disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
Contoh pertanyaan pada tes lisan:
a. Bagaimana cara memberi nama senyawa hidrokarbon?
b. Senyawa apa yang terbentuk pada reaksi pembakaran hidro karbon.
Penugasan
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek
yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau
kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Contoh tugas
Kimia:”Membuat bahan presentasi mengenai bahan bakar alternatif selain
minyak bumi dan gas alam”.
3. Penilaian Keterampilan
Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan
kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan
ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 27
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada
kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah
konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat,
mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat.
Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek,
atau portofolio.
Tes Praktik
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik pada
waktu melakukan praktik Kimia. Dalam tes praktik perlu dibuat rubrik
penilaian, yaitu daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek
atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu. Penilaian
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan praktik di laboratorium, misalnya praktik mengenai “Daya
hantar listrik pada berbagai larutan”.
Contoh rubrik penilaiannya sebagai berikut:
NO ASPEK YANG
DINILAI
PENILAIAN
1 2 3
1 Merangkai alat
Rangkaian alat tidak benar
Rangkaian alat benar, tapi tidak rapi
Rangkaian alat benar dan rapi
2 Pengamatan Pengamatan tidak cermat
Pengamatan cermat tetapi mengandung interpretasi
Pengamatan cermat dan tidak mengandung interpretasi
3 Data yang diperoleh
Data tidak lengkap
Data lengkap, tetapi tidak terorganisir atau ada yang salah tulis
Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan benar
4 Kesimpulan Tidak benar atau tidak sesuai tujuan
Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuai tujuan
Semua benar atau sesuai tujuan
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 28
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project based assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan
demikian, penilaian proyek dapat mengukur pemahaman, mengaplikasikan,
penyelidikan, dan lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada
tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari pendidik.
a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta
didik.
c. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan dan hasil proyek.
Dalam kaitan ini kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapkan laporan..
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian
khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai
kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian
secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang
dihasilkan.Contoh tugas proyek Kimia: “Membuat bahan bakar alternatif
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 29
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
selain minyak bumi dan gas alam dari bahan-bahan yang terdapat di
lingkungan sekitar peserta didik”.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, atau
informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik mata pelajaran Kimia. Fokus penilaian portofolio
adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada
satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh
pendidik, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru Kimia akan mengetahui perkembangan
atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya peserta didik
dalam menyusun atau membuat laporan praktikum Kimia selama satu
semester.. Atas dasar penilaian itu, pendidik dan/atau peserta didik dapat
melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran Kimia.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
a. Pendidik menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
b. Pendidik atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan pendidik menyusun portofolio pembelajaran.
d. Pendidik menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
e. Pendidik menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f. Jika memungkinkan, pendidik bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
g. Pendidik memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 30
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Contoh penilaian portofolio:
1. Ruang lingkup:
a. Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh hasil laporan
praktikum Kimia kelas X semester 2.
b. Setiap laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat-lambatnya
satu minggu setelah peserta didik melaksanakan praktikum.
c. Penilaian karya portofolio terpilih dilaksanakan satu minggu sebelum
Ulangan Akhir Semester 2.
2. Uraian tugas portofolio
a. Buatlah laporan praktikum Kimia untuk seluruh kegiatan praktikum
selama semester 2.
b. Penilaian laporan praktikum meliputi: persiapan, pelaksanaan, dan
hasil praktik.
c. Pilihlah (peserta didik bersama guru) tiga karya portofolio terbaik
untuk dinilai.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
31
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi pendidik
dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga
kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju
semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti
adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada
tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata
pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA
adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Dalam upaya mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah
ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan
kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat Kompetensi.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 32
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai
kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Tingkat kompetensi untuk SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat
kompetensi kelima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat
kompetensi keenam untuk kelas XII. Uraian Kompetensi Inti untuk Tingkat
Kompetensi 5 (kelas X – XI) sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru
dan buku siswa)
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum
dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 33
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Penjelasan Bagan 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai
berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran
(though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara
langsung (direct teaching) kepada peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social
yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant
effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect
teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran
secara utuh atau teerpadu.
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku
dengan mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi
pembelajaran.
b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan
dengan yang tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn
hasil kajian (sesuai karakteristik materi pemebelajaran)
3. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru
dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 34
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
silabus atau buku sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam
silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi
inti ketiga (pengetahuan).
Linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok yang
ada dalam silabus dan buku adalah sebagai berikt;
Kompetensi Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.
4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan.
Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah
Peran kimia dalam kehidupan.
Hakikat ilmu kimia
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
3.2 Menganalisis perkembangan model atom
4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom.
Perkembangan model atom
Dst
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam
silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam KI-3 (pengetahuan).
Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat
linieritas dengan KI-4 (keterampilan).
Selain itu guru juga harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual,
baik materi yang sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan
dengan menggunakan sumber lain. Materi yang kontekstual dapat
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 35
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
mengintegrasikan muatan local yang mencakup keunggulan lingkungan
setempat atau materi kekinian yang sedang menjadi pembicaraan.
Hasil pengembangan materi pembelajaran harus mencakup pengetahuan
factual, konseptual, dan procedural (untuk kelas X), serta pengetahuan
metakognitif (untuk kelas XI dan XII).
Pengetahuan factual adalah pemngatahuan tentang kejadian atau
peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati.
Contoh adalah peristiwa pelapukan, metabolisme, es mencair dan air
menguap, besi berkarat, dan sebagainya.
Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan tentang ide yang
mempersatukan fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep
adalah reaksi, larutan, endapan, dan sebagainya
Pengetahuan procedural merupakan sederetan langkah yang bertahap dan
sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan
bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan.
Selain itu, guru juga harus dapat mengembangkan materi yang
kontekstual, baik materi yang sudah tercantum dalam buku maupun
pengembangan dengan menggunakan sumber lain. Materi yang
kontekstual dapat mengintegrasikan muatan local yang mencakup
keunggulan lingkungan setempat atau materi kekinian yang sedang
menjadi pembicaraan.
Selanjutnya guru juga harus mencari materi dari buku atau
mengembangkannya dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam
kegiatan kepramukaan. Dari materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang
berisi nilai-nilai kepramukaan untuk diserahkan dan dilaksanakan kepada
dan oleh Pembina Pramuka pada saat kegaiatan kepramukaan yang
terjadwal.
Selain itu materi juga dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order
Thinking Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS), misalnya ;
a. Menunjukkan Nomor atom dan nomor massa unsur kimia pada table
periodik (LOTS)
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 36
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
b. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk
menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik
unsur. (HOTS)
4. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran mencakup;
1) Kegaiatan pendahuluan antara lain berupa orientasi untuk
mengarahkan peserta didik secara fisik maupun psikis dalam
pembelajaran, pemberian motivasi dan pembahasan pengetehuan
prasyarat.
2) Kegiatan initi yang menggunakan pendekatan saintifik berupa
kegiatan mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Kelima kegiatan
tersebut tidak harus dimunculkan dalam setiap kegiatan
pembelajaran, tetapi tiap pembelajaran fokus kepada kegiatan
kompeteni apa yang harus dicapai oleh peserta didik.
3) Kegiatan penutup dapat nerupa membuat kesimpulan, refleksi,
pemberian tugas, atau informasi pembelajaran selanjutnya.
5. Mengembangkan Alternatif Penilaian (Penilaian Autentik)
a. Penilaian aspek sikap melalui pengamatan, penilaian diri, penilaian
sebaya, dan/atau jurnal. Penilaian sikap melalui pengamatan
menggunakan lembar pengamatan atau daftar periksa (checklist)
pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati. Rincian aspek
sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari
KD-KD pada KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.
Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial
dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa.
Penjabaran penilaian sikap dalam tabel analisis perlu
direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan peserta didik.
b. Penilaian aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau
penugasan. Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel
analisis menjadi aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 37
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
penilaian tugas bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan
pedoman penskoran.
c. Penilaian aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek dan penilaian
portofolio. Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan
yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat
SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Jabaran
penilaian keterampilan pada tabel analisis merinci aspek penilaian
yang dilakukan dan dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan peserta didik.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
38
BAB IV
PENUTUP
Efektivitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa
semakin efektif kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan
sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran berdampak hasil belajar yang
kurang optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan
RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta
didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,
dan mengomunikasikan hal-hal yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi pendidik dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran
langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak
terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut
KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan secara
bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk
mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pembelajaran yang menyangkut KD dari KI-1 dan KI-2.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh pendidik baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada silabus. Strategi pembelajaran sangat
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 39
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam
Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.
Untuk menyiapkan kemampuan pendidik dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaian autentik menggunakan silabus
sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan
materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya
mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang dan
melaksanakan penilaian autentik. Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi
pendidik dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil
belajar dengan pendekatan autentik.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
40
DAFTAR PUSTAKA
Alfred, Devito. (1989). Creative Wellsprings for Science Teaching.Creative ventures.
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching,
And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives.
New York. Longman.
Beyer, B.K (1985) Practical Strategies for the Direct Teaching of Thinking Skill. In A.L
Costa (ed). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking
Alexandra: ASCD.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University
Press.
Cain, S.E. and Evans, J.M (1990). Sciencing, An Involvement Approach to Elementary
Science Methods. Colombus: Memi Publishing Co.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Joice & Weil. (1996). Models of Teaching. Prentice-Hall, Inc.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of
poverty. Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013
No.71, Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan
Menengah.
Naskah Pembelajaran Kimia Kurikulum 2013 di SMA 41
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Semiawan, C. 1998. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta : Gramedia
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun
2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jogjakarta: Bigraf Publishing.