13
“KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA ILMIAH” TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA Pengampu : Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum. Oleh : Vincentius Yafet Winata 110801205

K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

Page 1: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

“KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA ILMIAH”

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

Pengampu : Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum.

Oleh :

Vincentius Yafet Winata

110801205

Fakultas Teknobiologi

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Tahun Ajaran 2013/2014

Page 2: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah sesuai dengan

kebutuhan penuturnya. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat seseorang

berpidato atau berbicara dalam sebuah seminar resmi atau acara kenegaraan akan

sangat berbeda dengan bahasa yang digunakannya saat mengobrol dengan

keluarganya. Bahasa itu akan berubah lagi saat ia menawar atau membeli sayuran

di pasar. Hal ini dapat disebut sebagai ragam bahasa.

Ragam bahasa akan sangat dipengaruhi oleh latar belakang sang

pemakainya dan tempat dimana dia berada. Namun, dalam sebuah karya ilmiah,

maka yang digunakan adalah ragam bahasa ilmiah atau yang dikenal pula sebagai

ragam bahasa baku atau standar. Menurut Hasan, dkk(2003), ragam bahasa ini

memiliki dua ciri, yaitu kemantapan dinamis dan kecendikiawan.

Sebuah karya ilmiah pastilah disusun oleh beberapa paragraph. Dalam

paragraph tersusun oleh beberapa kalimat dan didalam kalimat tersusun oleh

beberapa kata. Komponen-komponen diatas ini harus sesuai dengan ragam bahasa

ilmiah namun terkadang dalam beberapa karya ilmiah masih saja ditemukan

ragam bahasa lain. Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini,

terutama akan difokuskan pada tingkat kalimat yaitu bagaimana efektivitas

kalimat tersebut sehingga sesuai dengan ragam bahasa ilmiah atau bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Defenisi dan prinsip-prinsip kalimat efektif?

2. Mengapa harus menggunakan kalimat efektif dan bagaimana aplikasinya

dalam sebuah karya ilmiah?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan defenisi dan prinsip-prinsip kalimat

efektif

2. Mahasiswa mengetahui alasan penggunaan kalimat efektif dan bagaimana

aplikasinya dalam sebuah karya ilmiah.

Page 3: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

II. Pembahasan

A. Defenisi Kalimat Efektif

Sebelum kita memahami apa itu kalimat efektif, terlebih dulu kita harus

mengetahui pengertian dari sebuah kalimat itu sendiri. Kalimat merupakan satuan

bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan idea atau gagasan.

Ibaratnya sebuah organ yang tersusun dari berbagai macam sel, maka sosok

kalimat dapat hadir dari berbagai kata yang menyusunnya.

Kata yang menyusun kalimat tersebut juga dapat menunjukan ragam

bahasa ilmiah pada kalimat yang disusunnya. Hal ini terkait dengan pemilihan

kata atau diksi seperti contohnya, dalam kehidupan sehari-hari kotoran manusia

biasanya disebut dengan taik atau tinja sedangkan untuk sebuah karya ilmiah

cenderung menggunakan kata feses. Selain diksi, struktur kalimat juga

mempengaruhi efektifitas sebuah kalimat yang biasanya minimal tersusun dari

unsure subjek dan predikat.

Namun menurut Rahardi(2009), kalimat tidak boleh dipahami hanya

sekedar bangunan kebahasaan yang minimal tersusun dari unsure subjek dan

predikat. Juga, kalimat tidak cukup dipahami hanya sebagai satuan kebahasaan

terkecil yang dapat mengungkapkan idea atau gagasan yang utuh. Akan tetapi,

lebih dari semuanya itu, sebuah kalimat harus dapat dipahami sebagai entitas

kebahasaan yang mampu menimbulkan kembali gagasan atau ide yang ada dalam

diri penulis, persis sama dengan idea tau gagagsan yang dimiliki pembacanya.

Demikian pula dalam konteks tuturan lisan, sebuah tuturan yang efektif itu

harus dapat membangkitkan kembali gagasan yang dimiliki pendengar, persis

sama dengan yang dimiliki pembacanya. Dalam penulisannya juga sebaiknya

menghindari penggunaan kata-kata mubazir atau pemborosan.

Menulis secara efektif tidak mudah karena pengarang harus berfikir kritis

untuk menyampaikan gagasannya. Menurut Indriati(2001), tanpa benar-benar

memahami bahan tulisannya, penulis tidak akan mampu menulis secara efektif,

akibatnya tulisannya gagal sebagai alat untuk berkomunikasi denga orang lain.

Bahan tulisan yang disampaikan di atas kertas bagaikan penampilan pemain

drama di atas pentads. Tanpa penguasaan akan bahan pentas dan cara

Page 4: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

penyampaiannya, hasilnya tidak akan dipahami dengan baik oleh

penonton(pembaca/penyimak).

B. Prinsip-prinsip Efektivitas Kalimat

Sebuah kalimat dapat disebut kalimat efektif jika kalimat tersebut telah

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Maksud dari bahasa yang

baik dan benar yaitu; ‘baik’ berarti sesuai dengan kaidah/norma yang ada di

masyarakat. Sedangkan, ‘benar’ berarti sesuai dengan aturan yang berlaku/ bahasa

baku. Selain itu, kalimat efektif juga harus memenuhi prinsip-prinsip yang

berlaku. Jika prinsip-prinsip ini telah dikuasai maka kita dapat menulis kalimat

secara efektif, atau bagi penyunting bahasa akan dapat menyunting bahasa secara

baik. Berikut akan dijelaskan prinsip-prinsip yang dimaksud

1. Kesepadanan Struktur

Prinsip kesepadanan struktur diantaranya terlihat dari adanya

a. Kejelasan subjek.

Kejelasan subjek dapat dijamin dari tidak ditempatkannya preposisi atau

kata depan di depan subjek kalimat, contohnya ;

Kepada para mahasiswa dimohon untuk menyelesaikan semua kewajiban

keuangan pada akhir bulan ini.

Kehadiran ‘kepada’ mengaburkan subjek kalimat menjadi tidak jelas.

Subjek ‘para mahasiswa’ tidak mungkin didahului oleh preposisi

b. Tidak adanya subjek ganda.

Subjek ganda biasanya terjadi karena orang tidak benar-benar paham

dengan esensi dan fungsi subjek dalam kalimat.

Buku itu saya sudah baca

Dikatakan ganda karena subjek kalimat itu ada dua, yakni ‘buku itu’ dan

‘saya’. Dari dimensi efektivitasnya, bentuk kebahasaan yang demikian ini

sama sekali tidak efektif.

c. Pemanfaatan konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat

Page 5: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

Kesalahan penempatan konjungsi lazimnya juga disebabkan oleh tidak

pahamnya seseorang akan hakikat konjungsi intrakalimat dan konjungsi

antarkalimat dalam sebuah kalimat majemuk.

Sekalipun sudah diperingatkan berkali-kali, namun mereka tetap saja

melanggar ketentuan itu

Terdapat dua kesalahan dalam kalimat diatas. Pertama, konjungsi

antarkalimat ‘namun’, mustahil ditempatkan pada posisi intrakalimat

karena konjungsi ini berhakikat antarkalimat. Kesalahan kedua terdapat

konjungsi ganda. Dalam kalimat majemuk tidak boleh memiliki konjungsi

yang sifatnya ganda.

d. Kejelasan Predikat

Kejelasan predikat dapat dijamin dari tidak ditempatkannya preposisi atau

kata depan di depan predikat itu.

Adik kecil yang menangis

Kehadiran bentuk ‘yang’ di depan predikat ‘menangis’ menjadikan

predikat kalimat itu tidak jelas.

2. Kepararelan Bentuk

Maksud dari kepararelan bentuk yaitu kesejajaran atau kesamaan bentuk

atau jenis katayang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama

dalam konstruksi beruntun menggunakan verba, maka bentuk yang kedua dan

ketiga juga harus menggunakan verba.

Ibu ke pasar membeli makanan, minum dan sayur-sayuran

Dalam konstruksi beruntun itu tidak terdapat kepararelan bentuk dan jenis

kata. Bentuk ‘makanan, minum dan sayuran’ jika dicermati dari jenis katanya

berupakan susunan nomina, verba, dan nomina. Tentusaja, konstruksi kebahasaan

yang demikian tidak benar.

3. Ketegasan Makna

Kalimat efektif harus mengemban makna yang tegas supaya menjadi jelas.

Prinsip ketegasan makna ini dapat dilihat dari fakta perulangan bentuk kebahasaan

yang dilakukan secara proposional. Setidaknya ada 5 cara yang dapat dilakukan

untuk menunjukan ketegasan makna, yakni:

Page 6: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

a. Meletakkan bagian yang hendak ditonjolkan itu ke bagian depan kalimat;

Ke Jakarta saya kemarin

b.Membuat urutan kata-kata yang bertahap;

Jangankan seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu saja saya tidak punya

Jelas sekali bahwa di dalam kalimat ini terdapat penahapan bentuk-bentuk

kebahasaan, yakni dari yang besar menuju yang kecil.

c. Membuat pengulangan secara proporsional;

‘Saya suka kelembutannya, saya suka kesantunannya.

Terdapat pengulangan kata yang sangat proposional. Pengulangan yang

tidak berlebihan cenderung akan mendukung dan menegaskan makna. Akan

tetapi, pengulangan yang berlebihan justru akan mengerdilkan makna.

d. Membuat pertentangan atas idea atau pikiran yang ditonjolkan;

Dia itu sama sekali tidak miskin, tetapi kaya raya luar biasa.

Jadi, yang dipertentangkan dalam kalimat ini adalah kaya dan miskin.

Dengan demikian, makna kebahasaan yang hendak disampaikan itu menjadi tegas

nuansanya.

e. Menggunakan beberapa partikel penegas/penekan.

Dialah pelaku pembunuhan 7 gadis di Surabaya tahun lalu.

Kalimat ini membuat penegasan dengan menggunakan partikel penegas

lah. Masih banyak partikel penegas lainnya seperti; ‘pun’, ‘kah’, dan ‘tah’.

4. Kehematan Kata

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tidak berbelit-belit, hemat,

kalimat yang tidak rumit dan sulit untuk memahaminya. Nah, salah satu cara

untuk memenuhi prinsip kehematan kata itu adalah dengan cara menghilangkan

subjek yang sama. Cara lainnya yaitu dengan penghilangan superordinat dan

penghindaran kesinoniman.

1. Penghilangan superordinat

‘Saat ini, Sally memakai baju warna merah jingga’

Page 7: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

‘Warna’ merupakan superordinat dan harus dihilangkan karena kata merah

jingga sebagai subordinat telah mewakili

2. Penghindaran kesinoniman

‘Sekarang ini ia sedang membersihkan mobilnya di halaman belakang’

Sekarang dan sedang merupakan sinonim sehingga salah satunya harus

dihilangkan

C. Kalimat Efektif dalam Karya Ilmiah

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah seperti yang telah disebutkan di latar

belakang harus menggunakan ragam bahasa ilmiah. Karya ilmiah merupakan

tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Setiap jurnal memiliki syarat

penyajian tulisan yang berbeda-beda. Sebuah karangan ilmiah tidak boleh

menghamburkan kata-kata, tidak boleh mengulang-ulang ide yang telah

diungkapkan, dan tidak berputar-putar dalam mengungkapkan maksud atau

gagasan. Karya ilmiah harus dibangun dari ide yang kaya dengan bahasa yang

hemat/sederhana(Rahardi, 2009)

Sebuah karya ilmiah harus menunjukkan ragam bahasa ilmiah dimana

salah satunya dengan menggunakan kalimat efektif. Penggunaan kalimat efektif

ini bertujuan agar gagasan penulis dapat tersampaikan pada para pembaca atau

dengan kata lain mudah dimengerti. Prinsip-prinsip kalimat efektif dapat

memenuhi asas-asas menulis karangan ilmiah yaitu kejelasan(clarity),

ketepatan(accuracy), dan keringkasan(brevity) Selain itu karya ilmiah tidak perlu

melihat nilai keindahan seperti ragam bahasa sastra sehingga penggunaan kalimat

efektif sangat berguna dalam menyampaikan fakta-fakta atau informasi dalam

karya ilmiah atau dapat dikatakan aplikasinya bersifat mutlak pada semua karya

ilmiah.

Page 8: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

III. Penutup

A. Kesimpulan

1. Kalimat efektif merupakan kalimat yang memiliki kesepadanan struktur,

kepararelan bentuk, ketegasan makna, dan kehematan kata sehingga dapat

dipahami sebagai entitas kebahasaan yang mampu menyampaikan idea

atau gagasan penulis.

2. Karya ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah dimana dalam

penyampaian fakta-fakta atau informasinya harus jelas, tegas, hemat dan

dapat dimengerti oleh pembaca.

B. Saran

Kalimat efektif sudah harus menjadi kebiasaan terutama dalam kalangan

mahasiswa yang selalu menghasilkan berbagai karya ilmiah, sehingga menjadi

karya ilmiah yang baik dan benar. Bila perlu diadakannya lomba penulisan karya

ilmiah sehingga dengan adanya kompetisi yang menuntut mahasiswa

menggunakan kalimat yang efektif dalam karya ilmiahnya.

Page 9: K. Efektif Diprint Dan Dicopy Sebanyak 7

IV. Daftar Pustaka

Alwi, Hasan, dkk.2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. PT. Balai Pustaka.

Jakarta.

Indriati, E.2001. Menulis Karya Ilmiah; Artikel, Skripsi, tesis, dan Disertasi. PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rahardi, R.K. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Erlangga.

Jakarta.