Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS PENGARUH BESARAN TARIF TENAGA LISTRIK TERHADAP
TINGKAT PROFITABILITAS PADA PT. PLN (Persero) CABANG
MAKASSAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
ANDI ASTRIANA ZAINUDDIN
A 211 07 698
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
ii
Lembar Pengesahan
Skripsi
ANALISIS PENGARUH BESARAN TARIF TENAGA LISTRIK TERHADAP
TINGKAT PROFITABILITAS PADA PT. PLN (Persero) CABANG
MAKASSAR
Diajukan oleh :
Andi Astriana Zainuddin
A 211 07 698
Telah Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Syamsu Alam, SE, M.siNIP. 19600703 199203 1 001
Tanggal Persetujuan (….,….,….,)
Pembimbing II
Drs. Armayah, M.si NIP. 19590619 198503 1 001
Tanggal Persetujuan (….,….,….)
iii
ABSTRAK
Andi Astriana Zainuddin. Analisis Pengaruh besaran Tarif Tenaga Listrik terhadap Profitabilitas pada PT. PLN (Persero) Cabang Makassar (dibimbing oleh Syamsu Alam dan Armayah)
Kata Kunci : Tarif Tenaga Listrik, Profitabilitas
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi keuangan PT. PLN (Persero) Cabang Makassar selama periode 2006-2010 berdasarkan analisis rasio profitabilitas. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Cabang Makassar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang diperoleh langsung dari perusahaan. Data yang diambil adalah berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi per unsur beserta data penjualan tenaga listrik dari tahun 2006-2010 dan beberapa kajian pustaka. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, analisis rasio profitabilitas dengan menggunakan salah satu rasio yakni rasio margin laba bersih (Net Profit Margin) serta metode analisis regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Faktor yang mengakibatkan hal ini adalah pembengkakan pada biaya pokok produksi sehingga perusahaan harus menambah sejumlah kas untuk membiayainya. Namun kondisi tersebut mampu diatasi dengan jalan penambahan kas dari pemerintah dan hibauan efisiensi ke pelanggan menjadi fokus besar perusahaan.
iv
ABSTRACT
Andi Astriana Zainuddin. Influence Analysis of Electricity tariff effort towardprofitability on PT. PLN (Persero) Makassar Branch (led by Syamsu Alam andArmayah)
Keywords : Electric Power Rates, Profitability
This study aims to analyze the financial condition of PT. PLN (Persero) MakassarBranch for 2006-2010 based on analysis of the profitability ratios. The research wasconducted at PT. PLN (Persero) Makassar Branch. The data used in this study wereprimary and secondary data obtained directly from the company. The data captured is in the form of financial statements comprising income statement per element of itselectricity sales data from the years 2006-2010 and some of the literature review. The method of analysis used is descriptive analysis method, analysis of profitability ratios by using one of which is the ratio of net profit margin ratio (Net Profit Margin) and simple linear regression analysis method. The results of this study indicate that the profitability of the company fluctuated from year to year. Factors that result in this case is the swelling of the cost of production so the company must increase the amount of cash to finance it. However, these conditions can be overcome by the addition of cash from the government and hibauan efficiency to be the focus of the company's customers.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis hanturkan atas kehadirat Allah SWT dan atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan segala macam nikmatnya terutama
nikmat kesehatan dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan lincah. Serta tak lupa salawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Tak sedikit hambatan dan halangan yang dihadapi selama proses penulisan.
Dari proses penelitian, pengambilan data, hingga terangkum menjadi skripsi yang
optimal. Skripsi ini dapat terselesaikan tentunya dengan usaha, doa, dan bantuan serta
dukungan penuh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis tak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Alm. Zainuddin A. Marhabang dan ibunda
A. Bunayah S.Pd, MM yang selalu mencurahkan kasih sayang, memberikan
materi yang dapat menunjang kelancaran studi yang ditempuh penulis, serta
vi
doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan hanya semata-mata untuk kesuksesan
penulis.
2. Bapak Dr. H. Yunus Amar, MT selaku ketua Jurusan Manajemen yang selalu
bijak dalam memberi binaan kepada penulis.
3. Prof. Dr. H. Syamsu Alam, SE, M.Si, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan saran
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Armayah, M.Si, selaku pembimbing II yang telah banyak pula
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran-saran yang
berguna dalam penulisan skripsi serta memberikan masukan-masukan positif
demi kebaikan penulis.
5. Dosen-dosen manajemen Universitas Hasanuddin yang telah memberi bekal
ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan.
6. Pegawai akademik Fakultas Ekonomi Unhas yang sangat membantu penulis
dari awal kuliah Ibu Sri (digantikan Ibu Saribulan), Pak Nur, Pak Safar, Pak
Haris, dan seluruh staf akademik.
7. Pimpinan staf dan seluruh karyawan PT. PLN (Persero) Cabang Makassar, ibu
Emi, Pak Tri, kak Lulu, dan lain-lain yang membantu penulis selama
pelaksanaan penelitian di tempat tersebut.
8. Kakak-kakak penulis, dr. Andi Alfian Zainuddin M.KM beserta istri dr. Rima
January Putri Ridwan Gani dan Andi Azhari Zainuddin A.Md yang turut
memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi.
vii
9. Tante Mulida yang setia merawat penulis dari kecil dan memberikan limpahan
kasih sayangnya.
10. Keluarga penulis yang selalu menjadi sumber ceria penulis dan memberikan
masukan, Hasra, Nis, Rina, Afdal dll.
11. Ahmad Tauhid Latief, sahabat penulis dan berperan besar selama proses
pembuatan skripsi ini, mulai dari memperbaiki laptop penulis yang menjadi
kendala saat tengah menyelesaikan skripsi ini sampai memberikan masukan
untuk skripsi ini.
12. Fahrul Pratama, yang banyak membantu penulis seperti mengantar penulis ke
tempat penelitian.
13. Keluarga besar Buakana yang menjadi sahabat penulis selama studi di
Fakultas Ekonomi, i will miss our moment dari awal kuliah sampai selesai.
14. Teman-teman angkatan 2007 fakultas ekonomi yang menjadi rekan
seperjuangan penulis selama kuliah di kampus ini.
15. Muh. Djuhary Mustamin yang selalu memberi semangat penulis, he couldn't
help, but he is my best.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang tentunya
bersifat membangun dari segala pihak.
viii
Akhir kata, semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak yang berkepentingan, amin.
Makassar, 09 Oktober 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................................................................................................. i
Halaman Pengesahan Pembimbing ................................................................. ii
Halaman Pengesahan Penguji.......................................................................... iii
Abstrak............................................................................................................... iv
Kata pengantar.................................................................................................. v
Daftar Isi ........................................................................................................... ix
Daftar Tabel....................................................................................................... xii
Daftar Gambar ................................................................................................. xiii
Daftar Grafik ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 4
1.5 Sistematika Penulis...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Besaran...................................................................... 7
2.2 Pengertian Tarif Tenaga Listrik .................................................. 8
2.3 Dasar Tarif Tenaga Listrik .......................................................... 9
2.4 Analisis Rasio Profitabilitas....................................................... 12
x
2.4.1 Pengertian Rasio Profitabilitas .......................................... 12
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Profitabilitas ..................................... 14
2.4.3 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas .......................................... 16
2.4.4 Pengukuran Tingkat Profitabilitas..................................... 18
2.4.4.1 Pengertian Laporan Keuangan............................. 19
2.4.4.2 Dasar Laporan Keuangan .................................... 20
2.5 Kerangka Pikir (Mind Frame).................................................... 22
2.6 Hipotesis ...................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ...................................................... 24
3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................... 24
3.3.1 Jenis Data ......................................................................... 24
3.3.2 Sumber Data..................................................................... 25
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 25
3.4 Metode Analisis Data................................................................. 26
3.4.1 Analisis Deskriptif ........................................................... 26
3.4.2 Analisis Rasio Profitabilitas............................................. 28
3.4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ................................. 28
3.5 Pengujian Hipotesis.................................................................... 30
3.6 Definisi Operasional................................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ....................................................... 33
xi
4.2 Visi dan Misi Perusahaan........................................................... 39
4.2.1 Visi Perusahaan................................................................ 39
4.2.2 Misi Perusahaan .............................................................. 39
4.2.3 Penerapan Nilai-nilai ....................................................... 39
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................. 41
4.4 Job Description .......................................................................... 43
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisis Deskriptif Tarif Tenaga Listrik .................................... 56
5.2 Analisis Rasio Profitabilitas....................................................... 61
5.2.1 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) ......................... 61
5.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ............................................ 66
5.4 Koefisien Determinasi ................................................................ 68
5.5 Pengujian Hipotesis .................................................................... 69
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .................................................................................... 71
6.2 Saran .............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Daftar Tarif Dasar Listrik ............................................................... 27
Tabel 3.6 Definisi Operasional ....................................................................... 32
Tabel 5.1 Persentase Tarif Tenaga Listrik ...................................................... 59
Tabel 5.2 Perbandingan Tarif Tenaga Listrik dan Rasio Profitabilitas........... 64
Tabel 5.3 Perbandingan Tarif Tenaga Listrik dan Rasio Profitabilitas........... 65
Tabel 5.4 Perbandingan Tarif Tenaga Listrik dan Rasio Profitabilitas........... 65
Tabel 5.5 Perbandingan Tarif Tenaga Listrik dan Rasio Profitabilitas........... 66
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Tarif Tenaga Listrik Periode 2006-2010 .......................................... 58
Grafik 2 Pendapatan Tarif Tenaga Listrik Periode 2006-2010....................... 61
Grafik 3 Margin Laba Bersih Periode2006-2010............................................ 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Pelayanan perusahaan terhadap kepuasan konsumen merupakan tanggung
jawab yang harus direalisasikan dalam bentuk apapun. PT. PLN (PERSERO)
merupakan perusahaan pelayanan jasa yang bergerak di bidang pelayanan seperti
penjualan listrik. Tujuan dari PT. PLN (PERSERO) adalah menyediakan serta
melayani kebutuhan dan kepentingan pelanggan akan tenaga listrik. Dalam
memberikan manfaat listrik untuk kepentingan pelanggan, maka perusahaan harus
dapat melayani setiap kepentingan tersebut dengan cara melakukan pembayaran
setelah adanya pemakaian listrik. Setiap perusahaan harus melakukan pergerakan
signifikan secara bertahap yang harus di sesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen. Memberikan karya-karya inovatif demi kepuasan pelanggan adalah cita-
cita dari setiap perusahaan.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia khususnya
Perusahaan Listrik Negara (PLN), dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan dunia
teknologi serta memahami keinginan konsumen yang setara dengan kecanggihan
yang ada. Hal ini diperlukan dalam rangka mempertahankan kualitas pelayanan
sekaligus meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan-kegiatan yang berjalan
yang dimulai dari pemasangan hingga penagihan kepada pelanggan.
2
PT.PLN (PERSERO) memiliki suatu falsafah perusahaan, yaitu Pembawa
Kecerahan dan Kegairahan dalam kehidupan masyarakat yang produktif, falsafah
tersebut melandasi keyakinan perusahaan, bahwa perusahaan bukan sekedar penyedia
energi listrik akan tetapi juga berkontribusi pada pengembangan masyarakat produktif
dan peningkatan kualitas.
Dalam merumuskan tujuan memaksimalkan kebutuhan konsumen, perusahaan
yang bergerak di bidang penyedia listrik ini perlu memberikan kebijakan-kebijakan
dari segi sistem penagihan rekening listrik. Sebagaimana yang diketahui saat ini
sistem perhitungan rekening listrik di Indonesia saat ini masih menggunakan sistem
manual, yaitu dengan kWh meter analog sehingga perlu petugas pembaca meter
untuk melakukan pencatatan data dan tranfer ke database perusahaan penyedia energi
listrik yaitu PLN.
Sistem perhitungan yang masih manual ini sering menghasilkan masalah, di
beberapa tempat yang jaraknya jauh atau pelosok, pada beberapa kasus rumah-rumah
tersebut sering tidak ditangani oleh petugas. Petugas tersebut biasannya datang 3
bulan sekali sehingga biasanya biaya rekening listrik akan membengkak pada akhir
bulan ke-3. Meski sudah ada beberapa konsumen besar terutama golongan industri
dan bisnis besar yang sudah menggunakan AMR (Automatic Meter Reading).
AMR atau Automatic Meter Reading merupakan suatu alat pengukur
konsumsi daya listrik yang dapat secara otomatis dan real time mentransfer data
berupa banyaknya konsumsi daya yang dikonsumsi oleh pelanggan tersebut ke dalam
3
database PLN. Dengan AMR ini PLN bisa mengamati konsumsi listrik pelanggan
secara langsung atau real time sehingga mempermudah untuk perhitungan biaya
konsumsi listrik pada saat LWBP (Luar Waktu Beban Puncak) dan WBP (Waktu
beban Puncak). Dengan AMR ini, PLN juga dapat mengetahui tingkah laku konsumsi
listrik pada suatu perusahaan atau industri sehingga mempermudah dalam penentuan
profil beban dari perusahaan tersebut. Dengan demikiaan PLN akan lebih mudah
melakukan kontrol dan pengawasan konsumsi energi listrik dan dapat mencegah
terjadinya pencurian ataupun kecurangan pada konsumen.
Namun demikian PT PLN (Persero) harus menyesuaikan tingkat kekuatan
finansial dan sumber daya manusia pada masyarakat dari berbagai aspek. Dari hal
tersebut di atas maka penulis mencoba untuk mengetahui Analisis Pengaruh
Besaran Tarif Tenaga Listrik (TTL) Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT.
PLN (Persero) Cabang Makassar. Yang nantinya diharapkan kajian ini dapat
berguna bagi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah dalam menilai
kebijaksanaan yang telah di tempuh untuk kemudian membuat perencanaan yang
konkrit sehingga keputusan tersebut menguntungkan kedua belah pihak yakni PT.
PLN dan masyarakat.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
mendapatkan masalah dalam penelitiannya, maka dapat diambil suatu perumusan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh besaran tarif tenaga listrik (TTL)
terhadap tingkat profitabilitas pada PT. PLN (Persero) Cabang Makassar.”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh besaran tarif tenaga listrik (TTL) terhadap tingkat profitabilitas pada PT.
PLN (Persero) Cabang Makassar.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah
1. Bagi perusahaan
Penelitian bagi perusahaan sebagai masukan yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja khususnya dalam bidang keuangan.
2. Bagi peneliti
Untuk memberi pengetahuan tentang bagaimana sistem kerja pada
PT. PLN (Persero) Cabang Makassar khususnya mengenai tarif tenaga
listrik (TTL) terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan tersebut.
5
3. Bagi masyarakat
Meningkatkan kesejahteraan khususnya di bidang kelistrikan.
4. Bagi peneliti akan datang/mahasiswa
Dapat dijadikan referensi apabila melakukan suatu penelitian
khususnya mengenai penagihan biaya pemakaian listrik terhadap tingkat
profitabilitas dan menambah pengetahuan mengenai permasalahan
dalam dunia kerja di perusahaan dan melatih mahasiswa agar mampu
berfikir ilmiah dengan mengolah data yang dapat diperoleh dari
perusahaan.
5. Bagi Universitas Hasanuddin
Dapat dijadikan sarana pembelajaran dan bahan pembanding serta
tolak ukur dalam menghasilkan tenaga professional dan digunakan
bahan kajian ilmiah bagi mahasiswa, serta sebagai bahan bacaan di
perpustakaan Universitas Hasanuddin.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I
Pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
6
Bab II
Landasan teori yang menguraikan teori-teori yang dijadikan landasan serta
acuan dalam melakukan penelitian.
Bab III
Metode penelitian yang menguraikan daerah penelitian, metode analisis,
metode pengumpulan data, serta jenis dan sumber data.
Bab IV
Gambaran umum perusahaan yang menguraikan sejarah perusahaan dengan
susunan jabatan.
Bab V
Pembahasan yang menguraikan pengaruh tarif tenaga listrik (TTL) terhadap
tingkat profitabilitas perusahaan PT. PLN (Persero) Cabang Makassar.
Bab VI
Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan
dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa
sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu:
1. Dapat diukur atau dihitung,
2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai,
3. Mempunyai satuan.
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu
tidak dapat dikatakan sebagai besaran. Besaran berdasarkan cara memperolehnya
dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena
diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh
adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur
dengan menggunakan neraca.
8
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam
hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator.
Contoh besaran non fisika adalah jumlah.
2.2 Pengertian Tarif Tenaga Listrik (TTL)
Tarif adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh jasa
pelayanan (http;//resources.unpad.ac.id). Sedangkan tenaga listrik dihasilkan di pusat-
pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD
dengan tegangan yang biasanya merupakan tegangan menengah 20 kV. Pada
umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna tenaga listrik,
Untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit ini, maka diperlukan
penggunaan saluran tegangan tinggi 150/70 kV (STT), atau saluran tegangan ekstra
tinggi 500 kV (STET).
Tegangan yang lebih tinggi ini diperoleh dengan transformator penaik
tegangan (step up transformator). Pemakaian tegangan tinggi ini diperlukan untuk
berbagai alasan efisiensi, antara lain, penggunaan penampang penghantar menjadi
efisien, karena arus yang mengalir akan menjadi lebih kecil, ketika tegangan tinggi
diterapkan. Setelah saluran transmisi mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang
dapat merupakan suatu daerah industri atau suatu kota, tegangan melalui gardu induk
(GI) diturunkan menjadi tegangan menengah (TM) 20kV.
9
Setiap GI sesungguhnya merupakan Pusat Beban untuk suatu daerah
pelanggan tertentu, bebannya berubah-rubah sepanjang waktu sehingga daya yang
dibangkitkan dalam pusat-pusat Listrik harus selalu berubah. Perubahan daya yang
dilakukan di pusat pembangkit ini bertujuan untuk mempertahankan tenaga listrik
tetap pada frekuensi 60 Hz. Proses perubahan ini dikoordinasikan dengan Pusat
Pengaturan Beban (P3B). Tegangan menengah dari GI ini melalui saluran distribusi
primer disalurkan ke gardu-gardu distribusi (GD) atau pemakai tegangan menengah.
Dari saluran distribusi primer, tegangan menengah (TM) diturunkan menjadi
tegangan rendah (TR) 220/380 V melalui gardu distribusi (GD).
Jadi dapat disimpulkan tarif tenaga listrik (TTL) adalah besarnya biaya yang
harus dikeluarkan dikarenakan pemakaian jasa pelayanan berupa listrik.
2.3 Dasar Tarif Tenaga Listrik (TTL)
Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2010 berlaku mulai tanggal 1 Juli 2010. Dengan
demikian pemakaian listrik per tanggal 1 Juli 2010 sudah menggunakan perhitungan
tarif tenaga listrik yang baru menggantikan Tarif Tenaga Listrik 2004.
Tidak semua pelanggan yang mengalami kenaikan tarif listrik. Pelanggan 450
VA dan 900 VA dari seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan Tarif Tenaga
Listrik. Bagi pelanggan lainnya, perubahan besarnya tagihan akan dirasakan pada
tagihan rekening Agustus 2010 yang menagih pemakaian yang dicatat pada Juli 2010.
10
Bagi pelanggan prabayar, pembelian strum listrik per 1 Juli 2010 sudah mengalami
penyesuaian dengan Tarif Tenaga Listrik 2010.
Perubahan mendasar Tarif Tenaga Listrik 2010 terletak pada cara perhitungan
Biaya Beban untuk pelanggan 1300 VA ke atas, di mana pada Tarif Tenaga Listrik
sebelumnya Biaya Beban dihitung dengan cara: Daya Tersambung x Tarif daya
(RP/VA). Sedangkan pada Tarif Tenaga Listrik 2010, dihitung dengan cara Jam
Nyala x tarif Biaya Pemakaian (Rp/kWh) yang dinamai sebagai Rekening Minimum.
Perubahan cara menghitung Biaya Beban ini merespon keinginan pelanggan
untuk menyederhanakan cara menghitung tagihan listrik. Dengan cara lama, maka
untuk menghitung rekening listrik, pelanggan harus menghitung dulu berapa unsur
biaya tetap yaitu Biaya Beban dan berapa unsur biaya variabel yaitu Biaya
Pemakaian. Sedangkan dengan Tarif Tenaga Listrik 2010, besarnya tagihan hanya
dengan menghitung berapa pemakaian kWh dikalikan dengan tarif.
Agar komponen biaya tetap yang menjamin pengembalian biaya yang
dikeluarkan PLN walau pelanggan tidak memakai listrik, maka harus tetap ada
perolehan bagi PLN yang disebut rekening minimum. Bila pemakaian pelanggan
melebihi rekening minimum, maka praktis rekening minimum tersebut tidak
diperhitungkan lagi.
11
Untuk golongan tarif pelanggan 450 VA dan 900 VA, pemerintah tidak
menaikkan tarif listrik untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA karena pertimbangan
untuk tidak menambah beban keuangan masyarakat berpenghasilan rendah. Kalaupun
ada dari pelanggan dengan daya kecil ini memperoleh tambahan penghasilan dari
usahanya, tambahan penghasilan tersebut dapat digunakan mereka untuk
memperbaiki kehidupan keluarga.
Untuk golongan Tarif Multiguna, dengan ditetapkannya tarif baru TDL 2010,
maka seluruh kebijakan Tarif Multiguna akan dikembalikan menjadi tarif reguler
sesuai peruntukannya. Artinya, bila ada rumah yang dikenakan tarif turunan dari
Multiguna, maka tarifnya dikembalikan menjadi tarif reguler R sesuai daya
tersambung. Untuk pelanggan yang sebelumnya dikenakan tarif turunan Multiguna,
maka tagihan rekeningnya bisa saja menjadi lebih rendah walau pemakaian listriknya
relatif sama.
Kebijakan Dayamax Plus dan Multiguna yang tujuannya untuk
mengendalikan beban puncak juga dicabut. Langkah mencabut kebijakan Dayamax
Plus ini didasarkan kepada upaya PLN meningkatkan hubungan usaha yang lebih
baik dengan pelanggan besar Bisnis, Industri, dan Pemerintah. Seluruh kebijakan tarif
Multiguna akan dikembalikan menjadi tarif reguler sesuai peruntukannya. Bila ada
pelanggan yang benar-benar menginginkan perlakuan khusus, utamanya di sisi
12
keandalan dan kualitas llistrik, PLN dapat melayani dengan skema business to
business.
2.4 Analisis Rasio Profitabilitas
2.4.1 Pengertian Rasio Profitabilitas
Analisis profitabilitas perusahaan merupakan bagian utama analisis
laporan keuangan. Seluruh laporan keuangan dapat digunakan untuk analisis
profitabilitas, namun yang paling penting adalah laporan laba rugi. Laporan
laba rugi melaporkan hasil operasi perusahaan selama 1 periode. Tujuan
utama perusahaan adalah hasil operasi, yang memiliki peran penting dalam
menentukan nilai, solvabilitas, dan likuiditas.
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2008:53), bahwa :
“Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan
dari pengguna modalnya.”
Menurut Kasmir (2010:196), tujuan akhir yang ingin dicapai suatu
perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang
maksimal, di samping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang
maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak
bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan
melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam
13
praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang
diharapkan dan bukan bearti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan
suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang
dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan,
terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat
dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat
perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau
kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja
manajemen selama ini, apakah mereka telah berkerja secara efektif atau tidak.
Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah
berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun,
sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah
ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke
14
depan. Kegagalan ini harus diselidiki di mana letak kesalahan dan
kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian,
kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan
manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami
kegagalan. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat
ukur kinerja manajemen.
Menurut Prihadi (2009:66) mengemukakan bahwa : ”Rasio
profitabilitas merupakan tolak ukur utama keberhasilan perusahaan untuk
memperoleh laba (profit)”.
Dari definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa para
investor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan
menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang. Rasio profitabilitas
terdiri dari rasio margin laba atas penjualan, rasio pengembalian atas total
aktiva yang dikenal dengan return on asset ratio, rasio pengembalian atas
ekuitas saham biasa atau dikenal dengan return on equity ratio.
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2010:197) Seperti rasio-rasio lain yang sudah
dibahas sebelumnya, rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat,
tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi
15
pihak di luar perusahaan., terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau
kepentingan dengan perusahaan.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi
pihak luar perusahaan, yaitu :
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk :
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
16
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
2.4.3 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2010:198) sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan.
Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta
mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau
untuk beberapa periode.
Penggunaan seluruh atau sebagian rasio probitabilitas tergantung dari
kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap rasio yang digunakan
semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang
kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.
Dalam praktiknya, jenis-jenis profitabilitas yang dapat digunakan
antara lain :
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi
secara efisien. Dimana apabila dalam evaluasi ternyata margin per unit produk
rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaingnya.
17
2. Net Profit Margin atau Profit Margin On Sales (Margin Laba Bersih)
Net profit margin merupakan rasio antara laba bersih (Net Profit) yaitu
penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak
dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin. Semakin
baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin yang dikatakan dalam
“baik” akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan
berusaha.
3. Return on Investment (Hasil Pengembalian atas Investasi)
Return on Investment (ROI) atau yang sering juga disebut dengan
“Return on Total Assest (ROA)” adalah merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan
keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin tinggi ratio
ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Jadi ROI ini merupakan suatu
alat yang biasa digunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan
secara keseluruhan, yang secara umum didefinisikan sebagai Net Income
(setelah di sesuaikan dengan biaya bunga) dibagi dengan total investasi.
4. Return on Equity (Hasil Pengembalian atas Ekuitas)
Return on Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (Income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik
pemegang saham maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka
investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi
18
return atau penghasilan yang di peroleh semakin baik kedudukan pemilik
perusahaan.
Menurut S. Munawir (2002:84) menyatakan bahwa Return on
Owner’s Equity (ROE) berfungsi untuk merefleksikan seberapa banyak
perusahaan memperoleh hasil atas dana yang telah diinvestasikan oleh
pemegang saham (baik secara langsung atau dengan laba yang di tahan).
Rasio ROE sangat menarik bagi pemegang saham, dan juga bagi manajemen
karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari
shareholder value creation.
2.4.4 Pengukuran Tingkat Profitabilitas
Menurut Syamsuddin (2009:59) ada beberapa pengukuran terhadap
profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan
dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan
ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk
mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan,
jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Disini perhatian
ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya,
suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan/profitable.
Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik
modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak
19
manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena
disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan.
2.4.4.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Viklund (2009) bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap posisi dan kondisi keuangan, sangat membutuhkan informasi
keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Informasi tersebut
disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi tersebut sangat
diperlukan oleh pihak-pihak yang go public dalam persiapannya untuk
melakukan penawaran umum karena salah satu syarat perusahaan yang go
public adalah harus menyerahkan laporan keuangannya selama dua tahun
terakhir yang sudah diperiksa oleh akuntan publik.
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara
ekonomi. Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak-
pihak yang berkepentingan. Pengertian laporan keuangan menurut Baridwan
(1992:17) dalam artikel jurnal sdm, laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
dua tahun buku yang bersangkutan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2001:47)
20
dalam artikel laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan
hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas
perusahaan. Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Munawir (1991:2)
laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan.
Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama
yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
2.4.4.2 Dasar Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan
akuntansi dan harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang
merupakan sekumpulan input yang penting yang digunakan dalam
menghitung nilai-nilai ekonomis.
Laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan laba rugi yaitu laporan mengenai penghasilan, biaya, laba-
rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
2. Neraca yaitu laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari
perusahaan pada suatu saat tertentu.
a. Aktiva, dibagi menjadi dua yaitu :
21
- Jangka panjang, yaitu jangka waktu lebih dari 1 tahun
- Jangka pendek, yaitu jangka waktu 1 tahun atau kurang dari
1 tahun.
b. Hutang dapat diklasifikasikan menjadi :
- Dijamin penuh, kreditor yang diberi jaminan sama atau lebih
dari besarnya hutang.
- Dijamin sebagian, kreditor yang diberi jaminan kurang dari
besarnya hutang.
- Kreditur tidak dijamin, kreditor yang tidak diberi jaminan
dalam bentuk barang-barang tertentu.
3. Laporan laba ditahan yaitu daftar kumulatif laba yang berasal dari
tahun-tahun sebelumnya dan tahun berjalan yang tidak dibagikan
sebagai deviden.
4. Laporan arus kas yang menunjukkan operasi perusahaan, investasi,
dan aliran kas pembiayaan.
22
2.5 Kerangka Pikir (Mind Frame)
PT. PLN (PERSERO)
CABANG MAKASSAR
REGRESI LINEAR SEDERHANA
PROFITABILITAS
NET PROFIT MARGIN
BESARAN TARIF TENAGA LISTRIK
LAPORAN LABA/RUGI
LAPORAN KEUANGAN
BIAYA BEBAN + BIAYA PEMAKAIAN
HASIL ANALISIS
23
2.6 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka
penulis mengambil hipotesis sebagai berikut:
“Diduga bahwa ada pengaruh positif tetapi tidak secara signifikan antara tarif
tenaga listrik dengan profitabilitas perusahaan PT. PLN (PERSERO) Cabang
Makassar.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Daerah yang menjadi objek penelitian bagi penulis adalah PT. PLN (Persero)
Cabang Makassar yang merupakan badan usaha milik pemerintah yang bergerak di
bidang penyediaan kelistrikan, yang berlokasi di Jl. Monginsidi No. 2, Makassar,
Sulawesi Selatan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:
- Data kualitatif
Data kualitatif, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari
dalam perusahaan baik secara lisan maupun tulisan, berupa informasi
dari pihak manajemen perusahaan baik lisan maupun tulisan, baik itu
berupa perkembangan perusahaan, struktur organisasi, dan data-data
lain yang berhubungan dengan penulisan ini.
- Data kuantitatif
Data kuantitatif, yaitu data atau informasi yang diperoleh
dalam bentuk angka-angka yang masih perlu dianalisis. Informasi
25
atau data yang dimaksud adalah laporan keuangan PT. PLN (Persero)
Cabang Makassar.
3.2.2 Sumber Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari PT. PLN (Persero)
Cabang Makassar berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan
pimpinan dan karyawan.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen perusahaan, berupa laporan
tertulis yang dibuat secara berkala.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang dibahas, peneliti
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan ( library reserch ), yaitu penelitian yang dilakukan
berdasarkan karya-karya ilmiah dan buku-buku literatur yang
berkaitan dengan pembahasan ini dan dimaksudkan untuk
mendapatkan landasan teori yang erat hubungannya.
2. Studi lapangan ( field reserch ), yaitu metode pengumpulan data yang
dilakukan di lokasi atau obyek penelitian secara langsung maupun di
tempat lain yang ada kaitannya dengan pokok pembahasan.
26
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara :
a. Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang
bersangkutan guna mendapatkan data yang relevan dan keterangan
yang menunjang analisis dalam penelitian.
b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen serta arsip-arsip perusahaan yang ada
kaitannya dengan masalah program kesejahteraan dan kedisiplinan
karyawan.
c. Pengamatan (observasi), yaitu teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek
datanya. Pengamatan dilakukan tanpa harus terlibat dengan subjek
penelitian, untuk menjaga objektivitas.
3.4 Metoda Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam memecahkan masalah yang telah
dikemukakan adalah sebagai berikut :
3.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis data deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk
memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari
variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.
27
Sebelum mendeskripsikan subjek penelitian yaitu Tarif Tenaga Listrik,
maka perlu diketahui terlebih dahulu Daftar Tarif Dasar Listrik. Dari daftar
tersebut maka dapat diketahui kode berdasar cluster serta dayanya.
Tabel 3.4
28
3.4.2 Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur mengenai
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dari penggunaan
aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Rasio untuk menilai tingkat
keuntungan yang digunakan dalam pembahasan ini adalah :
a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Net Profit Margin adalah rasio antara laba bersih dan penjualan. Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Net Profit
Margin dapat pula diartikan sebagai profitabilitas dari setiap rupiah yang
diperoleh dari penjualan barang yang dilakukan perusahaan. Profit Margin
yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaaan dikelola dengan efisien.
Penjualan yang dihasilkan dicapai dengan biaya yang efisien. Semakin tinggi
Net Profit Margin, semakin baik kinerja perusahaan tersebut.
Net Profit Margin =
3.4.3 Analisis Regresi Liniear Sederhana
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi
linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan
secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel
dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen apakah
Laba Bersih
Penjualan
29
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan. Rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
Y = α + βX
Dimana :
X = variabel independen (besaran tarif tenaga listrik (TTL))
Y = variabel dependen (tingkat profitabilitas)
α = nilai intercept (konstan)
β = koefisien arah regresi (slope).
Harga α dapat dihitung dengan rumus:
α =
Harga β dapat dihitung dengan rumus:
β =
Sedangkan untuk menunjukkan besarnya pengaruh besaran
tarif tenaga listrik dapat diukur dengan koefisien determinasi atau hasil
dari ryx dikuadratkan (ryx)2 dan dinyatakan dalam persentase (%).
Dimana nilai ryx adalah nilai dari koefisien korelasi. Perhitungan
analisis regresi linear sederhana dan juga koefisien korelasi (untuk
∑Y(∑X2) - ∑X∑XY
n ∑X2 – (∑X)2
n ∑XY- ∑X∑Y
n ∑X2 – (∑X)2
30
menghitung koefisien determinasi dan non-determinasi) ini akan
dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product
and Service Solution).
3.5 Pengujian Hipotesis
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen (X1, X2,…., Xn) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel independen (Y).
3.5.1 Pengujian Statistik berdasarkan uji t
Rumus t hitung pada analisis regresi adalah:
dimana :
bi = koefisien regresi variabel i
Sbi = standar error variabel i
Tahap-tahap melakukan uji t adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis
Ho = tidak ada pengaruh secara signifikan antara kenaikan tarif tenaga listrik
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Ha = ada pengaruh secara signifikan antara kenaikan tarif tenaga listrik
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
31
2. Menentukan tingkat signifikasi
Tingkat signifikasi menggunakan a = 5%.
Apabila tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho
Apabila tingkat signifikansi < 0,05 maka Ha
3. Berdasarkan perbandingan antara t hitung dan t tabel
Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima
Perhitungan ini akan dihitung dengan menggunakan SPSS.
3.6 Definisi Operasional
Operasional variabel adalah suatu cara untuk mengukur konsep dan
bagaimana caranya sebuah konsep harus diukur sehingga terdapat variabel-variabel
yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, yaitu variabel yang dapat menyebabkan
masalah lain dan variabel yang situasi dan kondisinya tergantung oleh variabel lain.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel penelitian yang
menjadi objek dalam judul skripsi ini, yaitu terdiri dari :
1. Variabel Independen (X)
Variabel ini merupakan variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel
lainnya, namun sebaliknya variabel ini dapat mempengaruhi variabel lain. Sehingga
pada penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah besaran tarif tenaga
listrik.
32
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel
lainnya sehingga variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat profitabilitas
perusahaan.
Tabel 3.6 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Indikator
1. Besaran Tarif Tenaga
Listrik (Variabel
Independen)
Besarnya biaya
yang harus
dikeluarkan
dikarenakan
pemakaian jasa
pelayanan berupa
listrik.
Besaran Tarif Tenaga Listrik
(TTL) =
Biaya Beban + Biaya
Pemakaian
2. Profitabilitas (Variabel
Dependen)
Rasio yang
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk
memperoleh
keuntungan dari
pengguna
modalnya.
Net Profit Margin =
Laba Bersih
Penjualan
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pengusahaan ketenagalistrikan di kota Makassar dan sekitarnya sudah ada
sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Saat itu penyediaan tenaga listrik
dikelolah oleh suatu lembaga yang disebut Electricitiet Weizen. Konon pembangkit
listrik di Kota Makassar yang pertama kali terpasang yaitu sekitar tahun 1914 dengan
menggunakan mesin uap yang berlokasi di Pelabuhan Makassar. Sejalan dengan
pertumbuhan kota yang diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik,
pada tahun 1925 dibangun Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) di tepi sungai
Jeneberang daerah Pandang-pandang, Sungguminasa. PLTU tersebut berkapasitas
2000 KW. Sejarah mencatat bahwa PLTU Pandang-pandang Sungguminasa ini hanya
mampu beroperasi hingga tahun 1957.
Selanjutnya pada tahun 1946 dibangun Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
yang berlokasi di bekas lapangan sepak bola Bontoala. Kedua pembangkit listrik
tersebut yaitu PLTU Pandang-pandang, Sugguminasa dan PLTD Bontoala dikelola
oleh N.V. Nederlands In Dische Gas Electriciet Maatschappy (N.V. NIGEM). Pada
tahun 1949 seluruh pengelolaannya ini dialihkan kepada N.V. Ovesseese Gas dan
Electriciet Maatschappy (N.V. OGEM).
34
Menindaklanjuti momentum Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus
1945, sebagai dampak perkembangan politik pemerintahan Negara Kesatuan RI, pada
pertengahan tahun 1957 pengusahaan ketenagalistrikan di kota Makassar
dinasionalisasi. Pengusahaan ketenagalistrikan selanjutnya diserahkan kepada
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar. PLN Makassar inilah yang kita kenal
dewasa ini.
PLN Makassar memiliki wilayah operasi pengusahaan terbatas hanya di kota
Makassar. Adapun di daerah-daerah di luar kota Makassar antara lain kota Majene,
Bantaeng, Bulukumba, Watampone dan Palopo untuk pusat pembangkitnya ditangani
oleh PLN Cabang Luar Kota sedangkan pendistribusiannya dilaksanakan oleh PT.
Maskapai untuk Perusahaan-perusahaan Setempat (PT. MPS).
Pada tahun 1961 PLN Pusat di Jakarta membentuk unit PLN Exploitasi VI
dengan wilayah kerja meliputi Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
yang berkedudukan di Makassar. Dengan dikeluarkannya Surat Edaran PLN Pusat
No. 078/PST/1967 tentang klasifikasi bagi Kesatuan-kesatuan Perusahaan Listrik
Negara maka PLN Cabang Luar Kota tidak dapat dimasukkan klasifikasi dalam
organisasi sebagai Cabang. Oleh karena itu berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin
PLN Exploitasi VI No. 001/E.VI/1986 PLN Cabang Luar Kota dibubarkan. Serentak
dengan itu pengaturan segala sesuatunya diserahkan dan ditangani PLN Exploitasi
VI.
35
Dalam perkembangan selanjutnya PLN Exploitasi VI selain membawahi
beberapa unit PLTD juga membawahi unit PLN Cabang Makassar dan PLTU
Makassar yang diresmikan pada tahun 1971 oleh Presiden Soeharto. Sementara PLN
Cabang Makassar membawahi unit-unit kerja antara lain PLN Rantng Sengkang,
Watansoppeng, Kendari serta unit pengusahaan pembangkit yaitu PLTD Bontoala.
Tahun 1972 Pemerintah RI mengeluarkan PP. 18 tahun 1972 tentang
Perusahaan Umum Listrik Negara yang mempunyai arti penting bagi PLN karena
merupakan dasar hukum perubahan status dari Perusahaan Negara menjadi
Perusahaan Umum. Pada tanggal 21 Maret 1973 berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 01/PRT/1973 tentang Struktur Organisasi
dan Pembagian Tugas Perusahaan Umum Listrik Negara, PLN Exploitasi VI berubah
namanya menjadi PLN Exploitasi VIII.
Sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri tersebut, Direksi PLN mengeluarkan
SK.No.050/DIR/1973 tanggal 20 Oktober 1973 tentang Struktur Organisasi dan
Tugas-tugas Pokok Perum Listrik Negara Exploitasi VIII yang di dalamnya terdapat
unit pelaksana yaitu Sektor Tello dan Cabang Makassar.
Tahun 1975 Menteri PUTL mengeluarkan Peraturan Menteri No.
013/PRT/1973 yang menyebutkan bahwa Perusahaan mempunyai unsure pelaksana
ialah PLN Proyek dan PLN Wilayah. Unit PLN Proyek adalah unsur pelaksana yang
bertugas melaksanakan tugas perusahaan dalam bidang pembangunan yang
36
ditetapkan dengan Keputusan Menteri atas usul Direksi dengan biaya APBN atau
Anggaran Perusahaan. Semetara unit PLN Wilayah adalah unsur pelaksana di
wilayah kerja yang bersangkutan yang mempunyai tugas selain menyelenggarakan
pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian juga pengusahaan tenaga listrik.
Direksi Perum Listrik Negara menerbitkan Surat Keputusan No. 010/DIR/1967
sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri di atas yang mengubah sebutan PLN
Exploitasi VIII menjadi PLN Wilayah VIII dengan wilayah kerja meliputi propinsi
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Dengan berubahnya status PLN menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 maka PLN Wilayah VIII juga berubah namanya
menjadi PT PLN (Persero) Wilayah VIII. Perubahan status ini mengandung arti
bahwa PLN semakin dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya.
Kondisi umum PT PLN (Persero) Wilayah VIII
PT. PLN (Persero) Wilayah VIII (selanjutnya disebut PLN Wilayah VIII)
memiliki daerah kerja yang mencakup 2 wilayah propinsi yaitu Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara. Jumlah penduduk kedua propinsi tersebut hampir mencapai 10
juta jiwa dengan areal kawasan seluas 62 ribu km2 lebih.
Melihat kondisi geografis dan potensi sumber daya alam yang dimiliki maka
penyediaan tenaga listrik yang dapat dikembangkan sangat beragam. Berdasarkan
kajian yang dilakukan, saat ini jenis pusat listrik yang dimiliki PLN Wilayah VIII
37
meliputi Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA termasuk Minihidro), Pusat Listrik Tenaga
Uap (PLTU) dan Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG). Sementara untuk kepentingan
operasional dan pelayanan PLN Wilayah VIII membawahi 8 unit Cabang (Makassar,
Pare-pare, Watampone, Pinrang, Bulukumba, Palopo, Kendari dan Bau-bau), 2 unit
Sektor (Tello dan Bakaru) serta 1 Unit Pengatur Beban.
Dalam menjalankan fungsinya, PLN Wilayah VIII bertujuan mengusahakan
pembangkitan penyaluran dan pendistribusian tenaga listrik serta mendorong
peningkatan kegiatan ekonomi, mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai
pengembangannya serta menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga
listrik yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi di Sulawesi
Selatan dan Tenggara.
Dengan areal kerja yang sedemikian luas serta dengan total jumlah pelanggan
yang hingga saat ini mencapai 1,2 juta pelanggan maka jelas hal ini merupakan
tantangan yang sangat berat bagi PLN. Betapa tidak! Di satu sisi PLN masih dibebani
dengan misi social untuk mengusahakan kemakmuran bagi rakyat. Sementara di sisi
lain PLN harus mengusahakan profit sebagai ciri suatu perusahaan yang sehat dan
berkembang.
Dengan total asset sebesar Rp. 12 trilyun, dilihat dari segi asset maka PLN
merupakan perusahaan terbesar di Indonesia. Bayangkan dari kota hingga pelosok
desa, kita akan senantiasa menjumpai asset PLN tersebut. Hal ini membuktikan
38
bahwa kehadiran PLN memiliki fungsi strategi karena melibatkan pelayanan bagi
pelanggan yang beragam dengan berbagai tingkat kehidupan social ekonomi yang
beragam pula. Melihat hal tersebut serta mengingat pasal 33 UUD ’45, maka
pemerintah berhak untuk campur tangan. Khususnya dalam hal penetapan tarif yang
tentu saja dengan mempertimbangkan banyak aspek yang terdapat di kedua sisi antara
pelanggan dan PLN. Apakah tarif yang ditetapkan oleh pmerintah akan mampu
mencapai titik impas (break event point) terhadap biaya operasional yang dikeluarkan
oleh PLN? Untuk menjawabnya, cukup kita melihat pada kenyataan bahwa hingga
saat ini PLN masih subsidi oleh pemerintah.
Salah satu kendala yang dialami oleh PLN adalah dalam hal pemenuhan
kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik yang semakin meningkat sehingga
dirasakan perlu untuk mengundang pihak swasta dalam hal penyediaan tenaga listrik.
Dan saat ini hal tersebut sudah terealisasi. Penyediaan tenaga listrik sudah bukan
merupakan monopoli PLN lagi. Dengan adanya pesaing ini, mau tidak mau PLN
harus membenahi diri agar dapat survive. PLN harus bekerja keras untuk
mengupayakan rupiah produksi per kWh yang semurah mungkin untuk meraih
keuntungan secara maksimal namun tanpa mengabaikan mutu dan keandalan. Untuk
transmisi dan pendistribusian hingga saat ini memang masih dikuasai oleh PLN. Hal
ini semata-mata karena masih dirasakan memadai. Sementara swasta hanya bergerak
di bidang pembangkitannya saja.
39
Krisis ekonomi yang terjadi di Negara kita dan menurunnya nilai tukar mata
uang rupiah terhadap dollar, jelas sangat mempengaruhi kinerja PLN. Sebagai
gambaran, pertumbuhan jumlah pelanggan di PLN Wilayah VIII tahun 1999 hanya
sebesar 4,89% dengan penambahan sebanyak 56.464 pelanggan saja. Angka ini
menunjukkan penurunan yang drastis bila dibandingkan dengan pertumbuhan
sebelum terjadinya krisis.
4.2 Visi dan Misi Perusahaan
4.2.1 Visi Perusahaan
“Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang,
Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada potensi insan”.
4.2.2 Misi Perusahaan
Motto PT. PLN (Perero) yaitu “Listrik untuk kehidupan yang lebih
baik”.
4.2.3 Penerapan Nilai-nilai
1. Saling Percaya,
2. Integritas,
3. Peduli,
4. Pembelajar.
40
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Di Indonesia, setiap organisasi baik organisasi yang sangat sederhana maupun
organisasi yang sangat luas dan kompleks, masalah penyusunan organisasi menjadi
hal yang penting dan sangat diperlukan. Hal ini dilakukan agar setiap karyawan
mengetahui tugasnya dan bertanggung jawab atas pekerjaannya masing-masing.
Suatu organisasi yang jelas struktur informasinya biasanya digolongkan
organisasi formil, sedangkan keorganisasian informasi terjadi dengan adanya jalinan
hubungan kerja yang tidak ditetapkan dengan resmi dalam organisasi tersebut.
Dalam sebuah pemahaman umum, struktur organisasi setiap organisasi
terdapat beberapa unsur, yaitu :
1. Adanya sekelompok orang
2. Adanya sekelompok orang yang saling bekerja sama
3. Adanya suatu tujuan tertentu
4. Satu sama lain terkait secara formil
5. Mempunyai atasan dan bawahan
Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan struktur organisasi PT. PLN
(Persero) Cabang Makassar, sebagaimana terlampir.
41
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bagian 1
42
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bagian 2
43
4.4 Job Description
Uraian terhadap masing-masing jabatan dituangkan dalam sebuah buku
Pedoman Perusahaan. Dalam buku tersebut telah dijelaskan secara rinci mengenai
ikhtisiar jabatan dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan tersebut.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan ikhtisiar dari masing-masing jabatan
tersebut, sebagai berikut :
1. Manajer Cabang
Dengan atasan langsung General Manager bertugas membina merumuskan,
menyusun, mengarahkan kebijakan teknis dan administrasi pada bagian-
bagian yang terkait berdasarkan program kerja dan target untuk menunjang
pencapaian sasaran perusahaan.
2. Analyst Kinerja
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas menyusun target kinerja
dan memberikan informasi, masukan ke manajer/manajemen cabang perihal
langkah-langkah pencapaian kinerja sesuai target yang telah ditetapkan dan
RKAP.
3. Officer Administrasi Kontrak
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas mengatur dan
mengarahkan kegiatan administrasi kontrak sesuai peraturan dan perundang-
44
undangan yang berlaku. Selain itu, menyusun langkah kegiatan pelaksanaan
administras kontrak sesuai rencana kerja/RKAP.
4. Assistant Engineer Lingkungan & K2
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas melaksanakan koordinasi
Keselamatan Ketenagalistrikan dan Lingkungan dan pencapaian target kinerja
K2. Selain itu, menyusun rencana kerja ATMU K2 & Lingkungan meliputi
target kinerja K2, menyusun rencana kebutuhan dan anggaran APD.
5. Assistant Engineer Pemeliharaan Mesin
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas melaksanakan
pemeliharaan rutin dan periodic pembangkitan dan meningkatkan keandalan
peralatan listrik PLTD serta perencanaan kebutuhan BBM dan pelumas.
6. Analyst/Assistant Analyst Hukum
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas mengkoordinasikan dan
menganalisa permasalahan hukum yang timbul dan melakukan langkah-
langkah penyelesaian dengan baik sesuai peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Assistant Officer/Junior Officer Administrasi
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas mengagendakan surat
masuk dan keluar Manajer Cabang, mendistribusikan, menggandakan dan
mengarsip surat/dokumen lainnya sesuai disposisi Manajer Cabang,
menyiapkan kebutuhan ATK dan sarana lainnya yang dibutuhkan Manajer,
dan membuat surat Pelaksana Harian (PH) Manajer.
45
8. Asisten Manajer APP
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas mengkoordinasikan
perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan APP, menjaga ketersediaan
dan keandalan APP sesuai standar yang ada/berlaku.
9. Supervisor Operasi dan Pemeliharaan APP
Dengan atasan langsung Asisten Manajer APP bertugas mengawasi dan
mengarahkan langkah kegiatan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan
APP serta perbaikannya agar keandalan system pengukuran tetap terjaga.
10. Supervisor Peneraan
Dengan atasan langsung Asisten Manajer APP bertugas mengkoordinir dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan peneraan sehingga sasaran peneraan dapat
tercapai, menyusun rencana kerja Supervisori Peneraan sesuai rencana kerja
Asman APP sebagai pedoman kerja, dan memeriksa APP yang telah ditera
sebagai bahan evaluasi.
11. Asisten Manajer Distribusi
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas melaksankan koordinasi
dan pengendalian fungsi distribusi, konstruksi dan pembangkitan (lisdes)
untuk pencapaian target kinerja antara lain : susut, SAIDI, SAIFI, tara kalor,
OAF, tertib administrasi, waktu, biaya dan kinerja SDM Distribusi.
12. Assistant Engineer Perencanaan Distribusi
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Distribusi bertugas menyusun
rencana kerja pemeliharaan dan pengembangan distribusi.
46
13. Assistant Engineer/Junior Engineer Survey & Gambar
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Distribusi bertugas membuat data
dan gambar jaringan hasil survey lapangan.
14. Assistant Engineer Konstruksi Distribusi
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Distribusi bertugas membuat data
dan gambar jaringan hasil survey lapangan.
15. Assistant Engineer Relay dan Proteksi
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Distribusi bertugas menyusun dan
melaksanakan koordinasi kerja rele proteksi untuk perbaikan mutu dan
keandalan jaringan distribusi.
16. Engineer Koordinator Operasi PDKB
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Distribusi bertugas mengkoordinir
pekerjaan pemeliharaan dan perluasan jaringan tanpa pemadaman (PDKB),
menyusun rencanakerja PDKB sebagai pedoman kerja, membina dan
mengembangkan bawahannya, dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan
dalam keadaan bertegangan dengan Asisten Manajer/pihak terkait.
17. Assistant Engineer Preparator PDKB
Dengan atasan langsung Engineer Koordinator Operasi PDKB bertugas
menetukan dapat tidaknya pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan cara
PDKB, membuat foto dari pekerjaan yang akan dilaksanakan danmembuat
catatan kondisi di lapangan.
47
18. Assistant Engineer Kepala Reg Jaga PDKB
Dengan atasan langsung Engineer Koordinator Operasi PDKB bertugas
mengawasi dan mengendalikan pekerjaan dalam keadaan bertegangan
(PDKB), mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan PDKB di
lapangan, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan SOP.
19. Junior Engineer PDKB
Dengan atasan langsung Engineer Koordinator Operasi PDKB bertugas
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan perluasan jaringan tanpa
melakukan pemutusan distribusi tenaga listrik sesuai dengan SOP dan
melaksanakan pengelolaan peralatan dan sarana kerja lainnya yang
berhubungan dengan bidang tugas.
20. Supervisor Pemeliharaan Distribusi
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Distribusi bertugas mengkoordinir
dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi serta perbaikan
gangguan jaringan agar keandalan system pendistribusian tenaga listrik tetap
terjaga, dan menyusun rencana kegiatan Pemeliharaan Distribusi sebagai
pedoman kerja.
21. Asisten Manajer Pembangkitan
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas melaksanakan koordinasi
dan pengendalian fungsi pembangkitan untuk pencapaian target OAF dan
Tara Kalor, menyusun rencana kerja Asisten Manajer Pembangkitan untuk
pedoman kerja, mengkoordinasikan dan membina bawahan, dan mengatur
48
rencana pemeliharaan periodic (TO, SO, MO) dan rutin mesin untuk
keandalan dan ketersediaan pembangkit
22. Assistant/Junior Engineer ANEV Operasi Pembangkitan
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Pembangkitan bertugas
melaksanakan analisasi dan evaluasi Sistem Operasi Pembangkitan,
menyusun rencana kerja pembangkitan sebagai pedoman kerja, dan membagi
tugas untuk menyelesaikan pekerjaan dalam rangka pelaksanaan tugas
dilingkungan perencanaan pembangkitan.
23. Assistant/Junior Engineer Perencanaan Bahan Bakar
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Pembangkitan bertugas membuat
perencanaan kebutuhan BBm dan pelumas.
24. Assistant Engineer/Junior Engineer Pemeliharaan Mesin
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Pembangkitan bertugas
melaksanakan pemeliharaan rutin dan periodik pembangkitan.
25. Assistant Engineer/Junior Engineer Pemeliharaan Listrik
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Pembangkitan bertugas
meningkatkan keandalan peralatan listrik PLTD.
26. Asisten Manajer Niaga & Pelayanan Pelanggan
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas melaksanakan koordinasi
dan pengendalian fungsi pembacaan meter, pembuatan rekening listrik,
pembukuan pelanggan, penagihan piutang pelanggan dan piutang ragu-ragu,
49
untuk meningkatkan kinerja penjualan tenaga listrik, losis, non teknis, piutang
pelanggan dan piutang ragu-ragu dan pengamanan pendapatan perusahaan.
27. Analyst/Assistant Analyst Riset Pasar
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Niaga & Pelayanan Pelanggan
bertugas mengelola dan mengevaluasi pelaksanaan riset pasar, survey, data
potensi, dan segmentasi pasar, perluasan jaringan PB/PD dan multiguna untuk
meningkatkan kinerja pemasaran.
28. Analyst/Assistant Analyst Kebutuhan Tenaga Listrik
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Niaga & Pelayanan Pelanggan
bertugas melakukan evaluasi kebutuhan tenaga listrik, dan membuat proyeksi
penjualan dan proyeksi pendapatan penjualan dan pendapatan lain-lain, untuk
meningkatkan kinerja pemasaran.
29. Assistant Officer/Junior Officer Administrasi Niaga
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Niaga & Pelayanan Pelanggan
bertugas mengagendakan surat masuk dan surat keluar.
30. Supervisor Pelayanan Pelanggan
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Niaga & Pelayanan Pelanggan
bertugas melaksanakan pengawasan dan pengelolaan fungsi administrasi
pelanggan dan pembukuan pelanggan, untuk meningkatkan kinerja pemasaran
dan penjualan.
50
31. Supervisor Cater
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Niaga & Pelayanan Pelanggan
bertugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan
mengendalikan pembacaan meter dan Rute Baca Meter dalam rangka
mengamankan pendapatan perusahaan.
32. Supervisor Sistem Informasi
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Niaga & Pelayanan Pelanggan
bertugas mengkoordinir pelaksanaan kerja operasional dan pemeliharaan
sistem informasi yang handal dalam penginputan, penyajian/output data,
pengelolaan data, penyimpanan data dan melakukan pengoperasian dan
pemeliharaan hardwar maupun software.
33. Supervisor Penagihan
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Niaga & Pelayanan Pelanggan
bertugas melaksanakan pengawasan dan pengelolaan fungsi penagihan
piutang pelanggan dan Piutang Ragu-ragu, untuk meningkatkan kinerja
penagihan, menekan umur piutang dan ratio piutang ragu-ragu.
34. Asisten Manajer Keuangan
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas merencanakan,
mengkoordinasi, mengendalikan dan mengevaluasi aktifitas-aktifitas pada
fungsi keuangan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi unit kerjanya
sehingga dapat tercipta system pengelolaan keuangan yang transparan,
kredibel, dan akuntabel.
51
35. Supervisor Pengendalian Anggaran & Keuangan
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Keuangan bertugas merencanakan,
mengkoordinasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan aktifitas pada
fungsi anggaran dan keuangan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi
unit kerja sehingga system pengelolaan anggaran dan keuangan dapat
terselenggara secara tertib dan kredibel.
36. Supervisor Pengendalian Pendapatan
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Keuangan bertugas merencanakan,
mengkoordinasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian
pendapatan dan pemantauan aliran kas receipt yang terkait dengan tugas
pokok dan fungsi unit kerjanya sehingga system proteksi pendapatan dan
penerimaan kas dapat terselenggara secara kredibel.
37. Supervisor Akuntansi
Dengan atasan langsung Asisten Manajer Keuangan bertugas merencanakan,
mengkoordinasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan proses
akuntansi yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi unit kerjanya sesuai
dengan kebijakan dan standar yang berlaku, sehingga informasi yang
dihasilkan dapat tersaji secara akurat, informative dan tepat waktu.
38. Asisten Manajer SDM dan Administrasi
Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas melaksanakan
perencanaan, koordinasi dan pengendalian fungsi kepegawaian
52
kesekretariatan, perbekalan, dan pencapaian HOP (Hari Orang Pelatihan), ITO
(Inventory Turn Over), tertib administrasi, tertub waktu dan biaya untuk
meningkatkan kinerja SDM.
39. Assistant Analyst Komunikasi
Dengan atasan langsung Asisten Manajer SDM & Administrasi bertugas
melaksanakan tugas-tugas kehumasan dan aktif melakukan sosialisasi
masalah-masalah ketenaga listrikan baik ke masyarakat umum maupun
melalui media massa, sesuai arahan dan kebijakan manajemen.
40. Assistant Analyst Hukum
Denga atasan langsung Asisten Manajer SDM & Administrasi bertugas
mengkoordinasikan dan menganalisa permasalahan hokum yang timbul dan
melakukan langkah-langkah penyelesaian dengan baik sesuai peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
41. Supervisor SDM
Dengan atasan langsung Asisten Manajer SDM & Administrasi bertugas
melaksanakan dan mengelola fungsi-fungsi kepegawaian untuk kelancaran
remunerasi dan pembinaan pegawai serta mendukung pengembangan karir
SDM.
42. Supervisor Sekretariat
Dengan atasan langsung Asisten Manajer SDM & Administrasi bertugas
mengatur dan mengarahkan kegiatan kesekretariatan, meliputi surat menyurat,
53
rumah tangga, kebutuhan fasilitas/sarana kerja serta keselamtan dan kesehatan
kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
43. Supervisor Logistik
Dengan atasan langsung Asisten Manajer SDM & Administrasi bertugas
mengatur dan mengarahkan kegiatan dibidang perbekalan/logistik yang
meliputi rencana persediaan dan pengadaan barang, peralatan
perbekalan/logistik berdasarkan kebutuhan.
44. Manajer Rayon/Ranting
Dengan atasan langsung Manajer PT. PLN (Persero) cabang bertugas
merumuskan sasaran Rayon/Ranting, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pelayanan pelanggan, pendistribusian dan pembangkitan tenaga
listrik sesuai kebijakan PLN Cabang/Wilayah.
45. Supervisor Pembangkitan
Dengan atasan langsung Manajer ranting bertugas melaksanakan koordinasi
dan pengendalian fungsi pembangkitan untuk pencapaian target OAF dan tara
kalor.
46. Junior Engineer pemeliharaan pembangkitan
Dengan atasan langsung Manajer Rayon/Ranting bertugas melaksanakan
koordinasi dan pengendalian fungsi pembangkitan untuk pencapaian target
OAF dan tara kalor.
54
47. Supervisor Operasi Distribusi
Dengan atasan langsung Manajer Rayon /Ranting bertugas melaksanakan
koordinasi dan pengendalian kontinuitas pendistribusian aliran listrik dan
pencapaian target kinerja SAIDI.
48. Supervisor Pemeliharaan Distribusi
Dengan atasan langsung Manajer Rayon/Ranting bertugas melaksanakan
koordinasi pengendalian pemeliharaan jaringan distribusi untuk mutu
keandalan dan pencapaian target kinerja SAIFI.
49. Supervisor APP
Dengan atasan langsung Manajer Rayon/Ranting bertugas mengkoordinir
pengoperasian dan pemeliharaan APP, menjaga dan keandalan APP sesuai
standar yang ada/berlaku.
50. Supervisor Pelayanan Pelanggan
Dengan atasan langsung manajer Rayon/Ranting bertugas melaksanakan tugas
dan fungsi pelayanan pelanggan Rayon untuk meningkatkan kinerja
pelayanan dan kepuasan pelanggan.
51. Supervisor Cater & Pengelolaan Rekening
Dengan atasan langsung Manajer Ranting bertugas melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan pembacaan meter dalam rangka mengamankan
pendapatan perusahaan serta mengawasi pembukuan rekening listrik dan
pengirimannya ke fungsi penagihan.
55
52. Supervisor Pendapatan
Dengan atasan langsung Manajer Rayon/Ranting bertugas merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan aktifitas pelaksanaan fungsi penagihan dan
pendapatan dengan tugas pokok dan fungsi unit kerjanya.
53. Supervisor Administrasi dan Keuangan
Dengan atasan langsung Manajer Rayon/Ranting bertugas mengawasi,
melaksanakan, dan mengendalikan aktifitas pelaksanaan fungsi administrasi
perkantoran dan keuangan perbekalan, sekretariatan yang terkait dengan tugas
pokok dan fungsi unit kerjanya.
54. Supervisor Kantor Pelayanan
Dengan atasan langsung Manajer Ranting bertugas melaksanakan
pengoperasian dan pemeliharaan serta pendistribusian tenaga listrikan dan
pengendalian tata usaha langganan. Selain itu, menyusun rencana kerja kantor
pelayanan sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebagai pedoman kerja
dalam pelaksanaan tugas.
56
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan penjualan tenaga
listrik dan laporan laba/rugi periode akhir tahun 2006-2010 pada PT. PLN (Persero)
Cabang Makassar. Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis meliputi :
Analisis Deskriptif Tarif Tenaga Listrik, Analisis Profitabilitas dengan menghitung
net profit margin serta Analisis Regresi Linear Sederhana.
5.1 Analisis Deskriptif Tarif Tenaga Listrik
Tarif Tenaga Listrik adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan
dikarenakan pemakaian jasa pelayanan berupa listrik. Tarif Tenaga Listrik ditentukan
berdasarkan perhitungan sebagai berikut: biaya beban + biaya pemakaian
Tahun 2006 : Rp 219.869.390.035 + (Rp 672.704.129.110 + Rp 3.870.141.475
= Rp 896.443.660.620
Tahun 2007 : Rp 232.289.150.940 + (Rp 782.752.950.500 + Rp 3.675.711.365)
= Rp 1.018.717.812.805
57
Tahun 2008 : Rp 243.140.190.715 + (Rp 849.215.466.880 + Rp 4.374.181.680)
= Rp 1.096.729.839.275
Tahun 2009 : Rp 247.424.257.675 + (Rp 932.845.516.370 + Rp 6.578.653.000)
= Rp 1.186.848.427.045
Tahun 2010 : Rp 196.443.679.855 + (Rp 1.143.026.085.091 + Rp 12.662.785.460)
= Rp 1.352.132.550.406
Grafik 1 . Tarif Tenaga Listrik Periode 2006-2010
58
Dilihat dari hasil perhitungan di atas, pendapatan Tarif Tenaga Listrik PT.
PLN (Persero) Cabang Makassar selama periode 2006-2010 mengalami kenaikan. Ini
diakibatkan karena baik pendapatan biaya beban maupun pendapatan biaya
pemakaian mengalami kenaikan tiap tahun.
Selanjutnya pendapatan netto dihitung berdasarkan pendapatan Tarif Tenaga
Listrik dikurangi dengan potongan (discount).
Perhitungan pendapatan Tarif Tenaga Listrik PT. PLN (Persero) Cabang
Makassar selama periode 2006-2010 :
2006 : Rp 896.443.660.620 – Rp 826.821.630 = Rp 895.616.838.990
2007 : Rp 1.018.717.812.805 – Rp 796.918.140 = Rp 1.017.920.894.665
2008 : Rp 1.096.729.839.275 – Rp 822.877.015 = Rp 1.095.906.962.260
2009 : Rp 1.186.848.427.045 – Rp 2.394.924.245 = Rp 1.184.453.502.800
2010 : Rp 1.352.132.550.406 – Rp 1.601.373.675 = Rp 1.350.531.176.731
59
Tabel 5.1 Persentase Tarif Tenaga Listrik
Tahun Tarif Tenaga Listrik Persentase (%)
2006 Rp 895.616.838.990 102
2007 Rp 1.017.920.894.665 114
2008 Rp 1.095.906.962.260 108
2009 Rp 1.184.453.502.800 108
2010 Rp 1.350.531.176.731 114
Pada tahun 2006, persentase diperoleh berdasarkan hasil perbandingan nilai
tarif tenaga listrik pada tahun 2005 sebesar Rp 880.956.671.560. Begitupula dengan
hasil persentase tahun 2007 hingga 2010, yakni perbandingan antara nilai tahun (n)
dan (n-1). Data dari tabel di atas didapatkan dengan cara sebagai berikut :
Tahun 2006 : Rp. 895.616.838.990 x 100% = 102%
Rp. 880.956.671.560
Tahun 2007 : Rp 1.017.920.894.665 x 100% = 114%
Rp. 895.616.838.990
Tahun 2008 : Rp 1.095.906.962.260 x 100% = 108%
Rp 1.017.920.894.665
Tahun 2009 : Rp 1.184.453.502.800 x 100% = 108%
Rp 1.095.906.962.260
60
Tahun 2010 : Rp 1.350.531.176.731 x 100% = 114%
Rp 1.184.453.502.800
Grafik 2. Pendapatan Tarif Tenaga Listrik Periode 2006-2010
Dilihat dari hasil perhitungan di atas, pendapatan netto PT. PLN (Persero)
Cabang Makassar periode 2006-2010 mengalami kenaikan. Ini disebabkan karena
pendapatan netto perusahaan mengalami kenaikan tiap tahun sedangkan potongannya
mengalami fluktuasi yang tidak terlalu besar tiap-tiap tahun.
61
5.2 Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari
berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio ini akan memberikan jawaban
akhir tentang efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan.
5.2.1 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih (laba setelah biaya
bunga dan pajak) dengan penjualan perusahaan. Dengan memasukkan unsur-unsur
dari laporan laba rugi PT PLN (Persero) Cabang Makassar tahun 2006-2010, maka
dapat diketahui besarnya Net Profit Margin perusahaan yaitu :
Tahun 2006 = - 422.967.662.039 x 100%
895.616.838.990
= -0,472 atau -47,2 %
Tahun 2007 = - 541.761.589.664 x 100%
1.017.920.894.665
= -0,532 atau -53,2 %
Tahun 2008 = - 838.692.791.055 x 100%
1.095.906.962.260
= -0,765 atau -76,5 %
62
Tahun 2009 = -403.087.734.239 x 100%
1.184.453.502.800
= -0,34 atau -34,0 %
Tahun 2010 = 1.215.919.164.067 x 100%
1.350.531.176.731
= 0,90 atau 90,0 %
Grafik 3. Margin laba Bersih Periode 2006 - 2010
63
Dari hasil perhitungan dan grafik di atas perkembangan tingkat margin laba
bersih pada periode 2006 sampai 2010 mengalami perubahan yang sifatnya fluktuatif.
Nilai margin laba bersih pada periode 2006 sampai 2008 menunjukkan penurunan.
Hal ini berarti bahwa setiap operasi perusahaan dalam memproduksi listrik terus
mengalami pertambahan kerugian diakibatkan beban usaha yang lebih tinggi
dibandingkan pendapatan usaha dimana faktor pembelian tenaga listrik dan bahan
bakar cukup sangat berpengaruh. Pada tahun 2008 margin laba bersih pada posisi
terendah diakibatkan pembelian bahan bakar dan minyak pelumas tertinggi pada
periode tersebut karena terjadi kenaikan harga minyak bumi.
Pada periode 2009 sampai 2010 margin laba bersih mulai mengalami
kenaikan. Hal ini diakibatkan menurunnya beban pembelian tenaga listrik dan
menurunnya pula beban pembelian bahan bakar. Pada tahun 2010 pembelian tenaga
listrik mencapai titik terendah.
Pada tahun 2006, net profit margin bernilai negatif yaitu -0,472 atau -47,2%.
Ini menandakan bahwa perusahaan akan menanggung kerugian sebesar -47,2% yang
berarti bahwa setiap Rp 1 penjualan menghasilkan kerugian Rp 0,472. dan pada tahun
berikutnya, perusahaan kembali mengalami kerugian sebesar -53,2%. Ini berarti
bahwa setiap Rp 1 penjualan menghasilkan rugi sebesar Rp 0,532. Tahun 2008, net
profit margin kembali turun sebesar -76,5%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1 penjualan
menghasilkan kerugian sebesar Rp 0,765. Net profit margin mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya namun net profit margin tetap berada pada posisi minus pada
64
tahun 2009 yaitu sebesar -0,34 atau -34,0 % sehingga setiap rupiah penjualan
menghasilkan rugi sebesar Rp. 0,34. Pada tahun berikutnya yaitu 2010, net profit
margin naik secara signifikan dan posisi net profit margin berada posisi positif yaitu
sebesar 90,0%. Ini berarti setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan sebesar
Rp 90. Perubahan-perubahan tarif tenaga listrik dan profitabilitas PT. PLN (Persero)
Cabang Makassar periode 2006-2010 menunjukkan trend yang fluktuatif dengan
peningkatan profit yang signifikan terjadi pada tahun 2010 seperti yang tampak pada
table di bawah ini :
Tabel 5.2
Perbandingan Tarif Tenaga Listrik dan Rasio Profitabilitas
PT. PLN (Persero) Cabang Makassar Tahun 2006-2007
Rasio 2006 2007 Perubahan Naik
(Turun)
Tarif Tenaga Listrik
Penjualan Tenaga Listrik
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin
102
-0,472
114
-0,532
12
(0,06)
65
Tabel 5.3
Perbandingan Tarif Tenaga Listrik dan Rasio Profitabilitas
PT PLN (Persero) Cabang Makassar Tahun 2007-2008
Rasio 2007 2008 Perubahan Naik
(Turun)
Tarif Tenaga Listrik
Penjualan Tenaga Listrik
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin
114
-0,532
108
-0,765
(6)
(0,233)
Tabel 5.4
Perbandingan Tarif Tenaga Listrik dan Rasio Profitabilitas
PT PLN (Persero) Cabang Makassar Tahun 2008-2009
Rasio 2008 2009 Perubahan Naik
(Turun)
Tarif Tenaga Listrik
Penjualan Tenaga Listrik
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin
108
-0,765
108
-0,34
0
0,425
66
Tabel 5.5
Perbandingan Tarif Tenaga Listrik dan Rasio Profitabilitas
PT PLN (Persero) Cabang Makassar Tahun 2009-2010
Rasio 2009 2010 Perubahan Naik
(Turun)
Tarif Tenaga Listrik
Penjualan Tenaga Listrik
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin
108
-0,34
114
0,90
6
1,24
5.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis Regresi Linear Sederhana merupakan analisis terhadap variabel baik
dependen maupun independen mempunyai skala numerik. Oleh karena itu, analisis
ini sering digunakan untuk melihat hubungan antara variabel baik positif maupun
negatif dan digunakan juga untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
67
Analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan program SPSS yang
didapatkan hasil sebagai berikut :
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -727.350 718.333 -1.013 .386
Tarif_Tenaga_Listrik 643.929 657.259 .492 .980 .399
a. Dependent Variable: Net_Profit_Margin
Tabel di atas adalah hasil olah data dari analisis regresi linear sederhana
melalui perhitungan yang mempergunakan program SPSS. Dari table coefficients
dapat dilihat bahwa nilai a = - 727,350 sedangkan nilai b = 643,929. Dengan
demikian, nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan regresi linear sederhana,
sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut :
Y = a + bX
Y = -727,350 + 643,929X
Angka-angkanya di atas dapat diartikan sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar -727,350 artinya jika tarif dasar listrik (X) nilainya 0, maka
net profit margin (Y) nilainya negatif yaitu sebesar -727,350.
2. Koefisien regresi variabel likuiditas (X) sebesar 643,929 artinya jika tarif
tenaga listrik mengalami kenaikan 1% maka profitabilitas (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 643,929. Koefisien bernilai positif artinya
68
terjadi hubungan positif antara besaran tarif tenaga listrik dengan
profitabilitas. Artinya, jika tarif tenaga listrik naik, maka profitabilitas (net
profit margin) juga akan naik dan begitu pula sebaliknya.
5.4 Koefisien Determinasi
Untuk menunjukkan besarnya pengaruh tarif tenaga listrik, diukur dengan
koefisien determinasi atau hasil dari ryx dikuadratkan (ryx)2 dan dinyatakan dalam
prosentase (%). Nilai ryx yang dimaksud disini adalah nilai dari koefisien korelasi,
yang dirumuskan sebagai berikut :
ryx =
Untuk memudahkan perhitungan maka digunakan program SPSS 17. Dari
hasil olah data dengan SPSS, maka didapatkan hasilnya sebagai berikut :
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .492a .242 -.010 65.98827 .242 .960 1 3 .399
a. Predictors: (Constant), Tarif_Tenaga_Listrik
b. Dependent Variable: Net_Profit_Margin
69
Berdasarkan nilai R Square pada tabel Model Summary, nilai yang tercantum
sebesar 0,242 atau 24,2%. Artinya variabel independen dalam hal ini tarif tenaga
listrik memiliki pengaruh sebesar 24,2% terhadap Net Profit Margin. Jadi, 75,8% Net
Profit Margin dipengaruhi oleh variabel lain seperti bahan bakar dan minyak pelumas
atau variabel yang belum diteliti.
5.5 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar
0,492, maka untuk menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya digunakan
penguji statistik F. pengujian statistik F digunakan untuk menguji keberartian
variabel X terhadap variabel Y.
Tahap-tahap melakukan uji t adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis
Ho = tidak ada pengaruh secara signifikan antara tarif tenaga listrik secara
bersama-sama terhadap profitabilitas (net profit margin)
Ha = ada pengaruh secara signifikan antara tarif tenaga listrik secara
bersama-sama terhadap profitabilitas (net profit margin)
2. Menentukan tingkat signifikan
Tingkat signifikan menggunakan = 5%. Dari hasil statistik, diperoleh
tingkat signifikansi sebesar 39,9%. Apabila dibandingkan antara standar dan
70
hasil statistik, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau secara
simultan atau parsial tarif tenaga listrik tidak berpengaruh signifikan terhadap
Net Profit Margin.
3. Berdasarkan perbandingan antara t hitung dan t tabel
Dari hasil analisis statistik, diperoleh t hitung sebesar 0,980. Sedangkan nilai t
tabel dapat diperoleh melalui tabel t atau excel. Untuk menghitung melalui
excel, dapat menggunakan formula sebagai berikut:
Mengetik pada sel kosong, =tinv(singnifikansi, df 1). Df 1 = total
sampel – variabel independen – 1. Jadi df 1 = 1 (2-1) dan df 2 = 3 (5 -1 – 1).
Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh t tabel sebesar 3,18.
Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima atau Ho ditolak
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak.
Berdasarkan perbandingan, dimana t hitung < t tabel (0,980 < 3,18)
maka Ho. artinya tarif tenaga listrik tidak berpengaruh signifikan terhadap Net
Profit Margin.
71
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tarif tenaga listrik dan profitabilitas untuk
mengetahui pengaruh tarif tenaga listrik terhadap profitabilitas pada PT. PLN
(Persero) Cabang Makassar, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Berdasarkan hasil perhitungan tarif tenaga listrik pada periode 2006 sampai
2010 menunjukkan trend yang fluktuatif. Nilai margin laba bersih pada
periode 2006 sampai 2008 menunjukkan penurunan. Hal ini berarti bahwa
setiap operasi perusahaan dalam memproduksi listrik terus mengalami
pertambahan kerugian diakibatkan beban usaha yang lebih tinggi
dibandingkan pendapatan usaha dimana faktor pembelian tenaga listrik dan
bahan bakar cukup sangat berpengaruh. Pada tahun 2008 margin laba bersih
pada posisi terendah diakibatkan pembelian bahan bakar dan minyak pelumas
tertinggi pada periode tersebut karena terjadi kenaikan harga minyak bumi.
Pada tahun 2009 sampai 2010 kembali mengalami kenaikan.
2. Berdasarkan analisis rasio profitabilitas yang dalam hal ini diwakili oleh net
profit margin pada periode 2006-2008 menunjukkan bahwa perkembangan
tingkat rasio profitabilitas dari tahun ke tahun mengalami perubahan.
Perubahan tersebut juga tidak signifikan, akan tetapi pada periode 2009
72
sampai 2010 net profit margin mulai mengalami kenaikan. Hal ini diakibatkan
menurunnya beban pembelian tenaga listrik dan menurunnya pula beban
pembelian bahan bakar. Pada tahun 2010 pembelian tenaga listrik mencapai
titik terendah.
3. Dari hasil analisis regresi linear sederhana yang telah dilakukan, diperoleh
koefisien regresi yang bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
tarif tenaga listrik dengan profitabilitas (net profit margin). Artinya, jika tarif
tenaga listrik (penjualan tenaga listrik) naik, maka profitabilitas yang di ukur
melalui net profit margin juga akan naik dan begitu pula sebaliknya.
4. Berdasarkan hasil pembahasan untuk melihat seberapa jauh pengaruh tarif
tenaga listrik terhadap profitabilitas dengan menggunakan koefisien
determinasi, dapat diketahui bahwa tarif tenaga listrik (penjualan tenaga
listrik) tidak memberikan pengaruh signifikan kepada profitabilitas yang
dalam hal ini net profit margin.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PT. PLN (Persero) cabang
Makassar pada periode 2006-2010, maka saran-saran yang bisa diberikan oleh penulis
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan adalah sebagai berikut :
73
1. PT. PLN (Persero) tidak hanya memperhatikan Tarif Tenaga Listrik tetapi
juga berusaha menekan beban seperti pembelian tenaga listrik dan bahan
bakar dan minyak pelumas.
2. Profitabilitas harus ditingkatkan karena apabila mengalami penurunan secara
terus menerus, maka pada saatnya nanti perusahaan akan mengalami
kebangkrutan.
3. Perusahaan perlu mengembangkan pembangkit listrik yang mudah dan
ekonomis bahan bakarnya sehingga biaya pokok produksi listrik dapat
ditekan. Misalnya pembangkit listrik tenaga bumi, daur ulang sampah, gas
dan lain sebagainya.
4. PT. PLN (Persero) harus membuat situs internet yang sering di update
sehingga memudahkan para peneliti yang ingin mengambil data lewat media
internet.
5. Buat peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti varibel lain yang mempengaruhi
signifikan terhadap profitabilitas (net profit margin).