Upload
vuliem
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
i
STRATEGI POSITIONING PADA WISATA EDUKASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG
(Studi Kasus Pada Wisatawan Domestik yang Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa)
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Muhamad Mahfud Wibowo
NIM. 7350408086
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 28 Februari 2013
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dra. Palupiningdyah, M. Si. Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M. NIP. 195208041980032001 NIP. 196704182000122001
Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen
a.n Sekretaris Jurusan Manajemen,
Dra. Palupiningdyah, M. Si. NIP. 195208041980032001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 7 Maret 2013
Penguji Skripsi
Endah Prapti Lestari, SE, MM NIP. 196903082000122001
Anggota I Anggota II
Dra. Palupiningdyah, M. Si. Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M. NIP. 195208041980032001 NIP. 196704182000122001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M. Si NIP. 196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar – benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang ,28 Februari 2013
Muhamad Mahfud Wibowo NIM. 7350408086
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)
Apa yang kita lakukan hari ini adalah apa yang akan kita capai dimasa
depan. (Agus Al haris)
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Ibunda Umi Rosyadah dan Bapak Sayuti
yang selalu membimbingku untuk selalu
maju
Mas Aris, Mbak Indah, Hafidz, Mas Nur,
Mbak Solilkhah.
Guru-guruku
Almamaterku
.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas limpahan rahmat serta
karunia dari Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Strategi Positioning Pada Wisata Edukasi Dan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Berkunjung (studi kasus pada wisatawan
domestik yang berkunjung di museum kereta api Ambarawa)” sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan perkuliahan pada Program Studi
Manajemen S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. S. Martono, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang mewakili lembaga yang bertanggungjawab terhadap adanya salah
satu kegiatan akademik.
3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang mewakili lembaga yang bertanggungjawab
terhadap adanya salah satu kegiatan akademik.
4. Endah Prapti Lestari, SE, MM, Penguji yang telah memberikan saran dan
arahannya dalam kesempurnaan skripsi ini.
5. Dra. Palupiningdyah, M. Si. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
vii
6. Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M. Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi khususnya jurusan Manajemen atas
segala ilmu yang diberikan.
8. Pihak Pengelola Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang yang
telah memberikan ijin untuk penelitian ini.
9. Para pengunjung Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang yang
bersedia untuk menjadi responden guna memperlancar penelitian ini.
10. Orang tua dan Saudara yang senantiasa memberikan doa dan telah
menanggung segala biaya selama masa kuliah.
11. Abah Kyai Masrokhan guru yang selalu membimbing dan mendoakan penulis.
12. Keluarga besar Pondok Pesantren Durrotu Ahlussunah Wal Jamaah.
13. Rekan-rekan seperjuangan Manajemen Unnes angkatan 2008 atas motivasi
dan bantuannya.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.
Semarang, 28 Februari 2013
Penulis
viii
SARI
Wibowo, Muhamad Mahfud. 2013. Strategi Positioning Pada Wisata Edukasi Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Berkunjung. Program Studi Manajemen Pemasaran, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. Palupiningdyah, M. Si, M.Si. Pembimbing II Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M.
Kata Kunci : Strategi Positioning, Keputusan Berkunjung
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi positioning dan pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan domestik yang berkunjung di Museum kereta Api Ambarawa. Sampel yang diambil 100 wisatawan dengan teknik incidental sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel Strategi Positioning (X) dengan indikator Nilai, Keunikan, Kredibilitas, keberlanjutan, dan kesesuaian, serta variabel Keputusan Berkunjung (Y) dengan indikator kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan, pencarian dan penilaian informasi, keputusan melakukan perjalanan wisata., persiapan perjalanan dan pengalaman wisata, evaluasi kepuasan perjalanan wisata.
Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Instrumen diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis data yang digunakan analisis deskriptif presentase, analisis regresi sederhana, uji t, dan uji determinasi.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh strategi positioning Museum Kereta Api Ambarawa sebagai wisata edukasi terhadap keputusan berkunjung wisatawan. disarankan kepada pihak pengelola untuk memaksimalkan citra wisata edukasi sejarah di Museum Kereta Api Ambarawa, misalnya dengan menambah fasilitas-fasilitas yang dapat memudahkan wisatawan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah kereta api.
ix
ABSTRACT
Wibowo, Muhamad Mahfud. 2013. Positioning Strategy of Educational Tourist Object and Its Influence on Visiting Decision. Program of Study of Marketing Management, Major of Management, Economic Faculty, Semarang State University. Supervisor I Dra. Palupiningdyah, M. Si. Supervisor II Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M. Keywords: Positioning Strategy, Visiting Decision.
The goal of this study is to describe the positioning strategy and its influence on the visitors’ visiting decision in Train Museum of Ambarawa in Semarang Regency.
The population of this study is the whole domestic visitors visiting Train Museum of Ambarawa. The 100 visitors as a sample are taken by using incidental sampling technique. The variables of this study are the variable of positioning strategy (X) with indicators such as value, uniqueness, credibility, continuity, and appropriateness and variable of visiting decision (Y) with indicators such as demand or desire to have tour, searching and information assessment, the decision to have tour, the preparation of the tour and tour experience, and evaluation of pride of having tour.
The method of collecting data is using questionnaire and documentation. Then, the instruments are examined to know their validity and reliability. The data analyses used is descriptive percentage, simple regression analyses, t analyses, and analyses of determination.
From this study, we can conclude that there is influence of positioning strategy of Train Museum of Ambarawa as an educational tourist object on the visitors’ visiting decision. It is suggested to the organizer that they optimize the image of educational and historical tourist object owned by Train Museum of Ambarawa, facilities to ease visitors to obtain knowledge dealing with history of train should be enhanced.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN ....................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
SARI ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 7
2.1 Pariwisata ....................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Pariwisata ................................................. 7
2.1.1.1 Wisata Edukasi ....................................................... 10
xi
2.1.1.2 Produk Wisata ........................................................ 11
2.1.2 Strategi Positioning Bagian Dari Strategi Pemasaran.. 13
2.1.3 Konsep Positioning .................................................... 15
2.1.4 Pendekatan Dalam Positioning ................................... 17
2.1.5 Prosedur Positioning .................................................. 18
2.1.6 Konsep Strategi Positioning ....................................... 20
2.1.7 Perilaku Konsumen .................................................... 23
2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 23
2.1.9 Konsep Keputusan Pembelian .................................... 28
2.1.10 Proses Keputusan Berkunjung .................................... 29
2.1.11 Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan
Berkunjung ................................................................ 31
2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................... 33
2.3 Kerangka Pemikiran ....................................................... 34
2.4 Hipotesis ........................................................................ 39
BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 40
3.1 Objek Penelitian ............................................................. 40
3.2 Populasi dan Sampel ....................................................... 41
3.2.1 Populasi ..................................................................... 41
3.2.2 Sampel ....................................................................... 41
3.3 Variabel Penelitian ......................................................... 45
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................. 48
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 49
xii
3.5.1 Validitas..................................................................... 59
3.5.2 Reliabilitas ................................................................. 52
3.6 Metode Analisis Data ..................................................... 54
3.6.1 Analisis Deskriptif ..................................................... 54
3.6.2 Analisis Regresi Linier ............................................... 55
3.7 Pengujian Hipotesis ........................................................ 55
3.7.1 Uji Parsial .................................................................. 55
3.7.2 Uji Determinasi .......................................................... 56
3.8 Uji Asumsi Klasik .......................................................... 56
3.8.1 Uji Normalitas data .................................................... 56
3.8.2 Uji Linieritas .............................................................. 56
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 58
4.1 Hasil penelitian .............................................................. 58
4.1.1 Identitas Responden ................................................... 58
4.1.1.1 Identitas Responden berdasarkan Jenis Kelamin 58
4.1.1.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia .............. 58
4.1.1.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ...... 59
4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian .................................... 60
4.1.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Strategi
Positioning ........................................................ 60
4.1.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan
Berkunjung ....................................................... 63
xiii
4.1.3 Analisis Regresi Linier ............................................... 66
4.1.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ..................... 66
4.1.4 Pengujian Hipotesis.................................................... 67
4.1.4.1 Uji Parsial ......................................................... 67
4.1.4.2 Koefisien Determinasi ....................................... 68
4.1.5 Uji Asumsi klasik ....................................................... 68
4.1.5.1 Uji Normalitas Data .......................................... 68
4.1.5.2 Uji Linieritas ..................................................... 70
4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................... 71
4.2 Pembahasan .................................................................... 73
BAB V PENUTUP ................................................................................ 77
5.1 Simpulan ....................................................................... 77
5.2 Saran .............................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Kunjungan wisatawan Museum Kereta Api Ambarawa 2007-
2011 .................................................................................................... 5
2. Hasil Uji Validitas Strategi Positioning ............................................... 51
3. Hasil Uji Validitas Keputusan Berkunjung .......................................... 52
4. Reliabilitas Strategi Positioning dan Keputusan Berkunjung ................ 54
5. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................. 58
6. Identitas Responden Berdasarkan Usia ................................................ 59
7. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................................ 59
8. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Strategi Positioning ........... 60
9. Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Berkunjung ..................... 63
10. Analisis Regresi Linier Sederhana ....................................................... 66
11. Uji Hipotesis ....................................................................................... 67
12. Uji Determinasi ................................................................................... 68
13. Uji Normalitas Data ............................................................................. 69
14. Uji Linieritas ....................................................................................... 71
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedatangan wisatawan ................. 12
2. Segmenting, Targetting, Positioning .................................................... 15
3. Pengembangan Strategi positioning ..................................................... 22
4. Kerangka Pemikiran Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan
Berkunjung .......................................................................................... 38
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman 1. Grafik Normal P-Plot .......................................................................... 70
2. Grafik Scatterplot ................................................................................ 72
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kartajaya (2007) menyebutkan bahwa positioning sebagai
the strategy to lead your customer credibly yaitu upaya mengarahkan
pelanggan anda secara kredibel. Artinya membangun kepercayaan berarti
membangun kredibilitas, membangun kredibilitas berarti membangun
positioning.
Setiap perusahaan harus memutuskan bagaimana mendiferensiasikan
penawaran pasarnya untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang ingin
ditempatinya dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah tempat yang
diduduki produk yang relatif terhadap pesaingnya dalam pikiran komsumen.
Pemasar ingin mengembangkan posisi pasar unik bagi produk mereka. Jika
sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainya dipasar.
Konsumen tidak ada alasan untuk membelinya (Kotler : 2009).
Pendiferensiasian ini akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam
perilaku pembelian kompleks, para konsumen mempunyai perilaku
pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian
dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek (Kotler :
1999)
Positioning suatu produk menjadi sangat penting karena konsumen
akan selalu membanding-bandingkan antar produk yang sejenis. Perusahaan
harus mampu menempatkan produknya pada posisi yang tinggi
2
dimasyarakat karena hal itu akan menjadi salah satu faktor yang
menumbuhkan keputusan pembelian konsumen. Persepsi yang positif dan
kepercayaan konsumen terhadap suatu produk akan menciptakan
positioning yang baik. Produk yang yang diyakini memiliki kualitas yang
baik dalam persepsinya, maka akan menarik keputusan pembelian
konsumen dan mendorong untuk membeli produk tersebut (AB. Susanto &
Himawan W : 2004).
Strategi positioning ini digunakan pada berbagai sektor perusahaan,
salah satunya adalah sektor pariwisata. Pariwisata merupakan sebuah
industri jasa yang sedang berkembang dan merupakan salah satu industri
terbesar saat ini yang berperan dalam meningkatkan pendapatan suatu
negara. Dalam suatu pariwisata mempunyai Kumpulan macam-macam
perusahaan, yang dimaksudkan antara lain travel agent, tourist
transportation, hotel dan akomodasi lainya. Catering, tradin bar dan
restaurant, tour operator dan lain sebagainya. Semua perusahaan ini saling
melengkapi sehingga merupakan industri sendiri yang hasilnya dibeli oleh
wisatawan dalam bentuk paket.
Pariwisata merupakan kegiatan yang hanya dinikmati oleh
sekelompok orang yang relatif kaya di awal abad ke-20. Perkembangan
jaman, kemajuan teknologi, dan ilmu pengetahuan serta kebutuhan yang
meningkat menjadikan pariwisata bagian dari hak asasi manusia. Semua
kalangan mulai dari golongan ekonomi atas, menengah hingga bawah dapat
menikmati kegiatan ini. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya
3
adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya hari libur,
beragamnya jenis kegiatan pariwisata dengan harga perjalanan wisata yang
kompetitif sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan. Meningkatnya
perjalanan dan kegiatan wisata menyebabkan pariwisata menjadi industri
yang berkembang pesat, bahkan di berbagai negara pariwisata menjadi
andalan untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan (Sudarmiatin :
2008).
Museum Kereta Api Ambarawa terletak di pusat kota Ambarawa, Jl.
Stasiun No. 1 Ambarawa. Berjarak sekitar 20 km dari kota ungaran.
Museum Kereta Api yang merupakan satu-satunya Museum Kereta Api
peninggalan Belanda di Indonesia, dengan koleksi kereta api kunonya.
Berwisata di museum kereta api sangat bermanfaat khususnya bagi
para pelajar, karena mempunyai unsur edukasi dimana di museum ini
terdapat nilai-nilai sejarah. Tujuan seseorang mengunjungi museum adalah
guna mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang menghasilkan
makna-makna dengan melalui berbagai proses pengamatan dalam melihat
dan menyaksikan pameran dari benda-benda koleksi museum beserta
penjelasan-penjelasanya.
Di Museum Kereta Api Ambarawa pengunjung diberikan materi
pengetahuan seputar sejarah kereta api dan hal lain yang terkait. Dengan
demikian pengunjung tidak hanya mendapat hiburan akan tetapi ditambah
dengan pengetahuan. Melalui berbagai media diantaranya website wisata-
ungaran.com, diinformasikan kepada masyarakat tentang wisata edukasi
4
sejarah yang ada di Museum ini. Hal ini dilakukan untuk
mengkomunikasikan bahwa objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa
lebih menarik untuk dikunjungi dibandingkan dengan objek wisata lainya.
Dengan demikian Museum Kereta Api melakukan upaya penempatan posisi
untuk menjadi yang terbaik di benak pengunjung. Dengan kata lain Museum
ini melaksanakan strategi positioning sebagai salah satu upaya
meningkatkan kunjungan wisatawan. Strategi positioning merupakan salah
satu strategi pemasaran yang berusaha menciptakan persepsi pengunjung
terhadap produk atau perusahaan.
Pendekatan yang digunakan untuk melakukan positioning yaitu
berdasarkan atribut, harga, dan kualitas, manfaat pemakai dan lain-lain.
Dalam kaitanya Museum Kereta Api Ambarawa memberikan harga tiket
yang sangat terjangkau, memperkenalkan program edukasi yang bermanfaat
bagi pengunjung serta kualitas narasumbernya yang kompeten dalam
usahanya untuk membentuk posisi di benak pengunjung sebagai wahana
wisata edukasi sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.
Namun walaupun demikian pengunjung objek wisata Museum
Kereta Api ambarawa 5 tahun terakhir masih sangat fluktuatif, sesuai
dengan data berikut ini :
5
Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan Museum Kereta Api Ambarawa 2007-2011
Tahun Wisatawan Domestik Wisatawan
Mancanegara 2007 27,893 1,491 2008 33,506 846 2009 47,699 1,428 2010 68,028 1,963 2011 35,704 1,097
Sumber: Disporabudpar Kab.Semarang
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka perlu diadakan
suatu penelitian tentang “Strategi Positioning Pada Wisata Edukasi Dan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Berkunjung” (Studi Kasus Pada
Wisatawan Domestik yang Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang permasalahan di atas, maka
masalah yang akan di teliti adalah : Adakah pengaruh strategi positioning
Pada wisata edukasi Museum Kereta Api Ambarawa Terhadap Keputusan
Berkunjung?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah : Untuk mendeskripsikan pengaruh strategi positioning Pada wisata
edukasi Museum Kereta Api Ambarawa Terhadap Keputusan Berkunjung
6
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran Bagi Ilmu Pengetahuan khususnya dalam bidang
kajian strategi positioning.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola
Museum Kereta Api Ambarawa pada khususnya dan kepada seluruh
praktisi di bidang pariwisata pada umumnya dalam hal penetapan posisi
atau positioning sesuai dengan kondisi pasar yang mampu mempengaruhi
keputusan berkunjung wisatawan ke sebuah destinasi wisata.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pariwisata
2.1.1 Pengertian Pariwisata
Secara etimologis kata pariwisata yang berasal dari bahasa
sansekerta, sesungguhnya bukanlah berarti tourisme (bahasa Belanda) atau
tourism (bahasa Inggris). Kata pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu
masing-masing kata pari dan wisata.
1. Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap.
2. Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan
kata travel dalam bahasa Inggris.
Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain,
bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha
untuk mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan
lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (James,
1994:21). Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2009 Tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Jenis-jenis
Pariwisata menurut motif tujuan perjalanan, James (1994:28) :
8
1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan
Merupakan salah satu bentuk pariwisata yang mampu kita
lakukan dengan mengambil tujuan untuk menikmati indahnya kondisi
tempat tujuan wisata. Bersifat liburan dan tujuan utamanya adalah
untuk memenuhi keingintahuan akan suatu tempat, dan biasanya diluar
kota maupun daerah tempat tinggal.
2) Pariwisata Untuk Rekreasi
Jenis pariwisata yang satu ini biasanya dilakukan oleh orang
yang benar-benar ingin melepas penat, karena mungkin sudah terlalu
berat beban yang ditanggung pikiranya. Jadi disini mereka ingin benar-
benar berlibur guna menyegarkan kembali jasmani maupun rohaninya.
Yaitu dengan cara mereka tinggal selama mungkin ditempat-tempat
yang dianggapnya benar-benar menjamin tujuan-tujuan rekreasi
tersebut (misalnya di tepi pantai, di pegunungan, di pusat-pusat
peristirahatan atau pusat-pusat kesehatan) dengan tujuan menemukan
kenikmatan yang diperlukan.
3) Pariwisata Untuk Kebudayaan
Pariwisata jenis ini ditandai dengan adanya keinginan seseorang
untuk mengetahui serta mempelajari cara hidup dan kebudayaan
sekelompok orang pada komunitas tertentu maupun negara lain, beserta
adat istiadat juga peninggalan sejarahnya.
9
4) Pariwisata Untuk Olahraga
Jenis ini dibagi dalam dua kategori :
a. Big Sports Events
Merupakan peristiwa-peristiwa besar seperti olympiade games
kejuaran ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan kejuaraan lain-lain
yang menarik perhatian hanya pada olahragawanya sendiri, tetapi
juga ribuan penonton atau penggemarnya.
b. Sporting Tourism Of the Practitioners
Pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan
mempraktekkan sendiri, seperti pendakian gunung, olahraga naik
kuda, berburu, memancing, dan lain-lain.
5) Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang
Merupakan jenis pariwisata yang mengadakan perjalanan karena
dengan adanya pekerjaan yang tidak memberikan pilihan daerah tujuan
wisata maupun waktu perjalananya.
6) Pariwisata Untuk berkonvensi
Jenis pariwisata yang timbul karena adanya suatu konvensi dan
pertemuan yang mana sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan
peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara
penyelenggara.
10
7) Pariwisata Untuk Minat Khusus
Jenis pariwisata yang diperuntukkan bagi wisatawan tertentu
yang memiliki tujuan yangt berbeda. Contohnya adalah wisata edukasi,
handicraft, kota, spa, tour desa, agro wisata, arsitektur, petualangan.
2.1.1.1 Wisata Edukasi
Wisata edukasi merupakan bagian dari wisata minat khusus. Hal ini
dikarenakan wisata edukasi diperuntukkan bagi wisatawan yang memiliki
tujuan berbeda. Wisata edukasi atau edutourism memiliki pengertian
program dimana partisipan bepergian ke suatu lokasi sebagai kelompok
dengan penggunaan primer dan terlibat dalam satu pengalaman belajar
secara langsung berhubungan ke lokasi. Hal ini diliputi dari beberapa jenis
sub termasuk ecotourism, pariwisata bagian dari warisan, pedesaan atau
pariwisata bertani, dan pertukaran murid di antara pendidikan institusi
bidang (Awal Ramdhan,2007).
Wisata edukasi (educational tourism) yaitu jenis pariwisata dimana
pengunjung atau orang melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau
mempelajari sesuatu bidang ilmu pengetahuan. Termasuk didalamnya
adalah wisata sejarah. Yaitu untuk meningkatkan pengetahuanya tentang
sejarah suatu objek. Wisata edukasi berkembang karena kebutuhan belajar-
mengajar dari pengetahuan, dan menambahkan kemampuan teknis diluar
lingkungan kelas dalam dunia pendidikan. (Awal Ramdhan, 2007)
11
2.1.1.2 Produk Wisata
Salah Wahab (2003:48) mengemukakan bahwa produk wisata,
merupakan gabungan berbagai komponen, antara lain :
a. Atraksi suatu daerah tujuan wisata.
b. Fasilitas atau amenities yang tersedia.
c. Aksesibilitas ke dan dari daerah tujuan wisata.
Kemudian, menurut Salah Wahab (2003:19) unsur pokok yang harus
mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata didaerah
tujuan wisata, meliputi :
a. Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW).
b. Prasarana Wisata.
c. Sarana Wisata.
d. Tata Laksana (pelayanan, keamanan, dan kenyataan).
e. Masyarakat/ Lingkungan.
Terdapat banyak sekali faktor baik intern maupun ekstern yang
mempengaruhi dalam diri seseorang ketika mengambil keputusan untuk
melakukan kegiatan berwisata. Biasanya, semakin tinggi strata jenjang
sosial seseorang maka semakin besar pula pengaruh faktor-faktor
rasionalnya, dan begitu sebaliknya semakin rendah strata sosial seseorang,
maka akan semakin rendah pula pengaruh dari faktor rasionalnya, walaupun
hal tersebut tidak berlaku sama pada setiap individu. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kedatangan wisatawan disuatu tempat wisata menurut
Salah Wahab adalah sebagai berikut :
12
Sumber: Salah Wahab, (1988:8)
Gambar 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Wisatawan
2.1.2 Strategi Positioning Bagian Dari Strategi Pemasaran
1. Lingkup pergaulan dan ikatan-ikatan keluarga
2. Tingkah laku prestise 3. Pengangungan pribadi 4. Perasaan-persaan
keagamaan 5. Hubungan masyarakat dan
promosi wisata 6. Iklan dan penyebaran
informasi pariwisata 7. Kondisi ekonomi (faktor
pendapatan dan biaya)
IRASIONAL (dorongan bawah sadar)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kedatangan wisatawan
1. Sumber- sumber wisata (asset wisata),(alam, panorama, warisan budaya, perayaan sosial, dll)
2. Fasilitas wisata (pengorganisasian industri pariwisata didalam negara tersebut, transportasi)
3. Fasilitas wisata (prosedur kunjungan, bea cukai, dll)
4. Kondisi lingkungan sikap masyarakat terhadap orang asing, keramahtamahan dan sikap mudah bergaul
5. Susunan kependudukan 6. Situasi politik 7. Keadaan Geografis (jarak,
aksesibilitas, keindahan panorama)
RASIONAL (dorongan yang disadari)
13
Pemasaran adalah suatu hal yang penting dalam perusahaan dan
merupakan alat perusahaan tersebut untuk mencapai tujuanya. Pemasaran
merupakan salah satu fungsi yang memiliki kontak sangat besar dengan
lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang
terbatas dengan lingkungan eksternal, oleh karena itu pemasaran
memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi yang disebut
strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan pernyataan baik secara
implisit maupun eksplisit mengenai bagaimana suatu merek, produk atau
perusahaan mencapai tujuanya. Secara garis besar strategi pemasaran terdiri
dari tiga yaitu segmenting, targeting dan positioning. Berikut adalah
pengertian STP dari berbagai sumber :
a. Segmenting
Segmentasi pasar (segmenting) adalah mengklasifikasikan
consumer dan pasar kedalam kelompok-kelompok atau dasar satu atau
lebih karakteristiknya. Menurut Cravens (1997:121) segmentasi
pemasaran adalah suatu proses membagi pasar kedalam kelompok-
kelompok konsumen yang memiliki kesamaan atau karakteristik jasa
dengan kata lain suatu proses dengan menempatkan konsumen kedalam
sub-kelompok yang memiliki respon yang sama terhadap program
pemasaran.
14
b. Targetting
Penentuan pasar sasaran (targetting) merupakan kegiaatan
mengevaluasi dan memilih pasar yang akan dijadikan sasaran
penawaran produk-produk perusahaan. Charles Lamb, Jr, W et, Al
(1999:195) menyatakan pasar sasaran adalah Keputusan menentukan
pasar mana yang akan dilayani merupakan strategi bisnis yang paling
menentukan. Pilihan strategis ini diimplementasikan oleh keputusan
manajemen tentang bagaimana bersaing dalam setiap produk pasar
yang diminati. Keputusan pemasaran strategi adalah memilih pembeli
mana yang akan dituju dalam setiap produk pasar dan bagaimana
menentukan posisi produk perusahaan untuk setiap pasar sasaran.
c. Positioning
Ries dan Trout (2002:2) mengungkapkan : Positioning
merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik
dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek
atau produk yang lebih unggul dibandingkan merk pesaing.
Hal sama diungkapkan oleh Fandy Tjiptono (2008:69) bahwa inti
pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu segmentasi
(segmenting), penentuan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi
(positioning). Ketiga langkah ini sering disebut STP (segmenting, targeting,
positioning). Ketiga langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2. :
15
Segmenting targeting positioning
Sumber : Fandy Tjiptono (2008:69)
Gambar 2.2. Segmenting, Targetting, Positioning
Berdasarkan Gambar 2.2. dapat dilihat bahwa dalam melakukan
positioning , perusahaan terlebih dahulu menganalisis situasi pasar dan
bagaimana posisi perusahaan saat ini. Dengan mengetahui situasi tersebut,
perusahaan dapat mengidentifikasi segmen dan mengembangkan profil
segmen-segmen tersebut kemudian mengevaluasi segmen yang potensial
dan menarik untuk dipilih menjadi pasar sasaran. Setelah pasar sasaran
ditentukan, maka positioning dapat dilakukan terhadap produk, merek dan
perusahaan.
2.1.3 Konsep Positioning
Pengertian positioning pertama kali diperkenalkan oleh Ries dan
Trout (2002:4) ketika menulis artikel yang berjudul “positioning Era” pada
buletin perdagangan “advertising age” pada tahun 1972 dan setelah itu
istilah positioning sering digunakan. Dalam bukunya yang berjudul
3.Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen
4. memilih segmen- segmen sasaran
1. Mengidentifikasi variabel segmentasi dan segmentasi pasar
2. Mengembangkan bentuk segmen yang menguntungkan
5. mengidentifikasi konsep positionining yang memungkinkan bagi masing-masing segmen sasaran
6. memilih mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep positioning yang dipilih
16
“Positioning is The Battle for Mind” Ries dan Trout (2002:2) menyatakan
bahwa positioning sebagai pendekatan baru dalam berkomunikasi.
Menurut Ries dan Trout (2002:2) “positioning is not what you do to
a product. Positioning is what you do to the mind of prospect. That is your
position the product in the mind of the prospect”. Positioning adalah bukan
apa yang anda lakukan terhadap produk anda tapi bagaimana memposisikan
produk anda dibenak calon pelanggan.
Menurut AB Susanto dan Himawan W. (2004:154) positioning
merupakan posisi relatif merek perusahaan diantara tebaran merek pesaing
didalam persepsi konsumen. Apa yang dilakukan pesaing akan berpengaruh
pada konfigurasi posisi ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap posisi merek kita, apakah posisi tersebut perlu
diperkuat atau dirubah.
Colin Richard dan Wilson Gilligan (2009:140) mengemukakan
bahwa “The basic of positioning is that your product occupies a place in the
mind of the people in your target market”. Artinya inti dari positioning
adalah bahwa produk anda menempati tempat dalam pikiran orang-orang
dipasar sasaran anda.
Michael A. Porter (2008:38-39) mengemukakan “strategic
positioning means performing different activities from rival about product
or performing similar activities on different ways”. Artinya strategi
positioning berarti melakukan kegiatan yang berbeda dari kegiatan yang
17
dilakukan oleh pesaing terhadap produk atau melakukan aktivitas yang sama
dengan cara yang berbeda.
Berdasarkan beberapa definisi tentang positioning diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa positioning adalah salah satu strategi pemasaran yang
berusaha menempatkan posisi sebuah merek, produk dan perusahaan
didalam pikiran pelanggan atau calon pelanggan diantara merek atau produk
pesaing dengan menonjolkan keunggulan dari merek atau produk tersebut
sehingga produk itu mudah dikenal atau diingat oleh pelanggan atau calon
pelanggan.
2.1.4 Pendekatan dalam positioning
Penempatan produk atau merek dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai pendekatan Menurut David Craven yang dikutip Ali
Hasan (2009:203) ada sepuluh pendekatan yang dapat digunakan dalam
melakukan positioning yaitu:
1. Function concept yaitu menonjolkan functional needs (bersih dan
ekonomis).
2. Symbolic concept yaitu menonjolkan symbolic needs (berkelas, modis).
3. Experimental concept yaitu menonjolkan experimental needs (ramah,
nyaman).
4. Health concept atau ekologi (sehat atau tidak sehat, ramah atau tidak
ramah lingkungan).
5. Price quality concept yaitu menggunakan skala paling rendah sampai
paling tinggi.
18
6. User concept yaitu menunjukkan gaya hidup.
7. Atibute positioning concept yaitu menonjolkan satu atau beberapa
atribut, fitur customer benefit yang dihubungkan dengan merek,
manfaat bagi pelanggan.
8. Application positioning yaitu positioning yang berdasarkan aplikasi.
9. Positioning berdasarkan manfaat.
10. Competitor positioning yaitu positioning yang dikaitkan dengan posisi
persaingan terhadap pesaing utama.
2.1.5 Prosedur Positioning
Untuk melakukan penempatan posisi yang tepat, menurut Hiam dan
Schewe yang dikutip Ali Hasan (2009:202), ada beberapa langkah yang
perlu dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan produk pasar yang relevan
Sebuah produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih
dari satu keinginan atau kebutuhan. Oleh karena itu sebuah produk
harus dapat diposisikan diberbagai pasar yang berbeda.
2. Pendapatan kebutuhan pelanggan
Untuk melakukan positioning dengan tepat , maka pemasar
harus mendata semua kebutuhan dan keinginan yang mungkin daoat
dipenuhi oleh sebuah produk.
19
3. Mengidentifikasi pesaing
Mengidentifikasi pesaing baik pesaing primer maupun pesaing
sekunder. Pesaing primer adalah pesaing-pesaing yang bersaing untuk
memenuhi kebutuhan inti, sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing-
pesaing tak langsung. Yakni mereka yang tidak langsung muncul
dipikiran bilamana seseorang sedang berpikir mengenai kebutuhan atau
keinginan konsumen.
4. Menentukan standar evaluasi
Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam
mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Biasanya
seseorang akan mengevaluasi berbagai alternatif pemecahan masalah
yang dihadapinya dengan cara dan berdasarkan standar tertentu.
5. Membuat perceptual map
Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap
posisi pesaing, maka pemasar perlu mengidentifikasikan posisi yang
ditempati pesaing dengan menggunakan perceptual map yang
didasarkan pada atribut produk, situasi pemakai atau kelompok
pemakai.
6. Mengidentifikasi kesenjangan posisi
Melalui analisis posisi terhadap berbagai produk yang saling
bersaing, maka dapat ditentukan daerah-daerah atau aspek-aspek yang
belum tergarap maupun yang telah tergarap banyak pesaing.
20
7. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning
Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki
ditetapkan, maka pemasar harus merancang program pemasaran yang
dapat memastikan semua informasi mengenai produk dan merek yang
akan disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang
diinginkan dalam benak konsumen.
8. Memantau posisi
Posisi akual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat
guna melakukan penyesuain terhadap setiap kemungkinan perubahan
lingkungan.
2.1.6 Konsep Strategi Positionig
Strategi positioning adalah strategi atau langkah-langkah yang
dilakukan perusahaan untuk menempatkan posisi yang ingin diduduki
merek atau produk dibenak pelanggan atau calon pelanggan sehingga dapat
memberikan arti atau gambaran awal terhadap merek atau produk tersebut
bagi pelanggan sebelum membelinya. Dengan kata lain strategi positioning
adalah langkah-langkah untuk melakukan positioning. Adapun langkah-
langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menempatkan posisi
merek atau produk tersebut dibenak pelanggan menurut AB Susanto dan
himawan W (2004:154) adalah dengan menonjolkan kelima unsur berikut
ini :
21
1. Nilai, terfokus pada manfaat yang diterima pelanggan. Intinya adalah
nilai apa yang diterima oleh pasar sasaran dan posisi merek yang
dimiliki perusahaan.
2. Keunikan, pada intinya membawa sesuatu yang tidak dimiliki oleh
pesaing lain sehingga posisi merek perusahaan memberikan penawaran
yang berbeda dibanding pesaing.
3. Kredibilitas, menunjukkan seberapa besar kredibilitasnya dimata
konsumen.
4. Keberlanjutan, intinya memaksimalkan rentang waktu lamanya
menempati posisi dalam persaingan.
5. Kesesuaian, yakni kesesuaian antara posisi merek dengan perusahaan.
Kunci keberhasilan strategi positioning terletak pada kemampuan
perusahaan atau produk dalam menciptakan persepsi yang diinginkan
perusahaan, persepsi pelanggan dan persepsi pesaing serta jaringan persepsi
itu sendiri. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini persaingan sudah
sangat kompetitif, sehingga strategi positioning menjadi sangat penting
karena produk atau perusahaan yang baru tidak dapat bersaing langsung
dengan perusahaan yang sudah memiliki posisi yang kuat, mereka memiliki
tempat tertinggi dan posisi teratas dalam pikiran pelanggan maupun calon
pelanggan. Dalam situasi seperti ini, maka strategi positioning dapat
berperan memberi jalan untuk dapat bersaing disekelilingnya, dibawahnya
atau diatasnya namun tidak secara langsung.
22
Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan
diferensiasi yang unik dalam benak konsumen sehingga terbentuk citra
(image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau
produk pesaing, oleh karena itu strategi positioning harus dapat
menunjukkan bagaimana bauran produk akan ditempatkan dipasar sasaran.
Strategi positioning berisi kombinasi kegiatan bauran pemasaran, maka
pengembangan strategi positioning sebagaimana direkomendasikan oleh
Alice dan Brian yang dikutip oleh Ali Hasan (2009:205) harus sejalan
dengan inti program pemasaran seperti gambar 2.3. :
Sumber : Ali Hasan (2009:205)
Gambar 2.3. Pengembangan Strategi Positioning
Berdasarkan gambar 2.3. dapat dilihat bahwa strategi positioning
sangat berkaitan dengan bauran pemasaran yaitu produk,harga, promosi,
produk
promosi Strategi positioning
distribusi Target pasar
harga
23
distribusi. Strategi positioning dibentuk melalui produk yang diciptakan
dengan karakteristik yang khas, harganya yang reasonable, jaringan
distribusi yang baik dan pelaksanaan promosi yang mencerminkan manfaat
dan fungsi serta keunggulan produk yang ditawarkan. Hal ini menunjukkan
bahwa strategi positioning dapat dilakukan berdasarkan situasi keberadaaan
keempat bauran pemasaran tersebut sehingga dapat mencapai target pasar
yang telah ditetapkan.
2.1.7 Perilaku Konsumen
Sedangkan Loudon dan Bitta (1995) menjelaskan bahwa perilaku
konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang
dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan
penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Jadi didalam menganilisis
perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan saat pembelian, akan tetapi
juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertai pembelian.
2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari lingkunganya, maka
konsumen sangat terikat dengan keadaan sekitar sehingga mempengaruhi
perilaku mereka terhadap apa saja tindakan yang dilakukan dan akan
dilakukan oleh mereka. Dengan demikian selain faktor dari diri sendiri,
faktor dari luar diri sendiri juga mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian terhadap sebuah produk.
24
Menurut kotler dan Keller (2009:217) faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen secara garis besar ada dua yaitu sebagai
berikut :
1. Faktor lingkungan
a. Budaya
1) Kultur adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain
yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan,
dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan.
2) Sub kultur adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu
budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen.
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas
sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial dan tipe
produk.
3) Kelas sosial dapat didefinisikan difisi yang bersifat relatif
permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana
individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup,
ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan posisi ekonomi, dan
perilaku yang sama.
25
b. Sosial
1) Kelompok.
Kelompok acuan adalah sebagai suatu alat untuk mendapatkan
pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial, seperti
seseorang atu sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku
individu secara signifikan.
2) Keluarga.
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah,
pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan
rumah tangga adalah semua orang baik yang berelasi maupun
tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga
maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian
konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu
keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan
lain-lain.
3) Peran dan status
Dimana peran terdiri dari aktivitas yang dilakukan seseorang
menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Sedangkan status
mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat
karena peranya tersebut.
26
2. Faktor individu
a. Kepribadian
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai
respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan.
Kepribadian adalah tampilan psikologis individu yang unik yang
mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon
lingkunganya.
1) Umur dan tahap daur hidup, orang membeli suatu barang dan
jasa yang berubah-ubah selama hidupnya, berhubungan dengan
usianya. Para pemasar sering menetapkan pasar sasaran
mereka berupa kelompok-kelompok dari tahap kehidupan
tertentu dan mengembangkan produk dan rencana yang tepat
bagi kelompok tersebut.
2) Pekerjaan, mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para
pemasar mencoba mengidentifikasikan kelompok-kelompok
pekerjaan atau jabatan yang memiliki kecenderungan, minat
diatas rata-rata dalam produk dan jasa mereka. Sebuah
perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri dalam
memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
sekelompok pekerjaan tertentu.
3) Situasi ekonomi, akan mempengaruhi seseorang dalam
memilih produk. Pemasar harus peka dalam mengamati
27
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan
tingkat minat.
4) Gaya hidup, adalah pola kehidupan seseorang yang
diwujudkan, dalam psikografiknya, yang terdiri dari aktivitas,
interes dan opininya.
b. Psikologis
Psikologi mempengaruhi pilihan yang terdiri dari motivasi,
persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.
1.) Motivasi wisatawan mewakili dorongan untuk memuaskan
kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis
melalui penggunaan suatu produk atau jasa. Sebagian besar
kebutuhan manusia tidak cukup kuat untuk mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu pada satu waktu. Suatu
kebutuhan menjadi dorongan bila kebutuhan itu muncul
hingga mencapai taraf intensitas yang cukup. Dorongan
adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk
mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan
terhadap kebutuhan tersebut. Beberapa ahli psikologi
menyatakan bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan
prioritas yang berbeda tergantung pada kepribadian,
pengalaman dan lingkungan mereka.
2.) Persepsi, merupakan proses yang dilalui orang dalam
memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan
28
informasi guna membentuk gambaran yang berarti
mengenai sejumlah rangsangan yang diterima melalui
panca indra.
3.) Pengetahuan wisatawan dapat diartikan sebagai himpunan
dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang
relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk.
4.) Keyakinan dan sikap, dimana keyakinan merupakan
pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai
sesuatu, sedangkan sikap mewakili apa yang disukai
maupun tidak disukai oleh seseorang.
2.1.9 Konsep Keputusan Pembelian
Menurut Morisson (2002:97) bahwa keputusan pembelian
didasarkan pada motif rasional, motif emosional, atau keduanya. Motif
rasional melibatkan penilaian logis atas harga, kualitas pelayanan, fasilitas,
kebersihan. Dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan, setiap individu
didorong oleh suatu motif dari dalam dirinya. Ini berarti motif tersebut
mendorong setiap individu untuk berperilaku sehingga dapat dikatakan
dalam berperilaku setiap individu harus selalu dilandasi motif.
Menurut Sumarwan (2004/289) mendefinisikan bahwa “suatu
keputusan pembelian sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif”. Menurut Sumarwan juga mengungkapkan bahwa
keputusan pembelian merupakan sebuah keputusan akhir yang dilakukan
29
oleh konsumen terhadap sebuah pilihan produk dari beberapa alternatif
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhanya.
Konsumen mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan yaitu
sebagai pembeli produk. Perilaku konsumen sangat bervariasi dalam
mengambil keputusan dan memiliki keunikan tersendiri. Keputusan
pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
demografis, psikografis, psikologis, sosial dan pribadi. Keputusan untuk
membeli timbul karena adanya penilaian objektif atau karena dorongan
emosi. Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam
kumpulan pilihan pada saat tahap evaluasi. Dengan demikian keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen tergantung kepada situasi dan
kondisi individual yang dimiliki oleh konsumen itu sendiri dengan cara
mereka menanggapi situasi tersebut.
2.1.10 Proses Keputusan Berkunjung
I Gede Pitana dan Putu G. Gayatri (2005:70) menjelaskan bahwa
sebelum melakukan perjalanan wisata, seorang calon wisatawan terlebih
dahulu melakukan sebuah proses mental, untuk sampai pada keputusan.
Menyangkut kapan akan melakukan perjalanan, berapa lama, kemana,
dengan cara bagaimana dan seterusnya. Proses pengambilan keputusan ini
sangat penting artinya bagi pembangunan pariwisata, terkait dengan
berbagai fakta yang mempengaruhi keputusan dan faktor-faktor ini dapat
dipengaruhi (diintervensi) dalam proses promosi (pemasaran wisata).
30
Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan ini di samping
penting sebagai dasar promosi, juga sangat penting di dalam perencanaan
produk dan penentuan segmentasi pasar atau target pemasaran. Hal ini
semakin penting dalam situasi kompetisi yang semakin pesat, terutama pada
saat pasar mulai sangat tersegmentasi. Pada awalnya, pendekatan yang
digunakan untuk melihat proses pengambilan keputusan adalah pendekatan
ekonomi semata-mata. Dalam hal ini calon wisatawan diasumsikan sebagai
economic man, yang menganggap bahwa calon wisatawan telah menjadi
informasi yang lengkap dan akan mengambil keputusan dengan sangat
rasional. Wisatawan akan mengambil keputusan untuk mengoptimalkan
manfaat dari perjalananya dengan keterbatasan waktu dan dana yang
dimiliki namun pada kenyataanya calon wisatawan tidak mempunyai info
tentang tempat yang akan dikunjunginya, sehingga pendekatan mumi
economic man tidak sepenuhnya efektif.
Menurut Mathieson dan Wall (1982) dalam I Gede dan Putu G.
Gayati (2005:72), proses pengambilan keputusan seorang wisatawan
mengalami lima fase yang sangat penting yaitu :
1. Kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan.
Tujuan dari perjalanan dirasakan oleh calon wisatawan, yang
selanjutnya ditimbang-timbang apakah perjalanan tersebut memang
harus dilakukan atau tidak
31
2. Pencarian dan penilaian informasi
Hal ini misalnya dilakukan dengan menghubungi agen perjalanan,
mempelajari bahan-bahan promosi (brosur, leaflet, media massa), atau
mendiskusikan dengan mereka yang berpengalaman terlebih dahulu.
Info ini dievaluasi dari segi keterbatasan dana dan waktu alternatif dari
berbagai destinasi yang mungkin dikunjungi, dan pertimbangan-
pertimbangan lainya.
3. Keputusan melakukan perjalanan wisata.
Keputusan ini meliputi antara lain daerah tujuan wisata yang akan
dikunjungi, jenis akomodasi, cara bepergian, dan aktifitas yang akan
dilakukan di daerah tujuan wisata.
4. Persiapan perjalanan dan pengalaman wisata.
Wisatawan melakukan booking, dengan segala persiapan pribadi, dan
akhirnya perjalanan wisata dilakukan.
5. Evaluasi kepuasan perjalanan wisata.
Selama perjalanan, tinggal di daerah tujuan wisata, dan setelah kembali
ke Kota asal, wisatawan secara sadar maupun tidak sadar, selalu
melakukan evaluasi perjalanan wisatanya, yang akan mempengaruhi
keputusan perjalanan wisatanya yang akan datang.
2.1.11 Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Berkunjung
Perkembangan dunia bisnis wisata seperti sekarang ini menyebabkan
banyak hal yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk melakukan
kunjungan terhadap sebuah produk wisata. yang bukan saja produk itu
32
sendiri akan tetapi ada faktor lain seperti komunikasi. Komunikasi
maksudnya adalah bagaimana produk tersebut diinformasikan kepada
wisatawan sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung. Strategi
positioning merupakan salah satu bentuk komunikasi sebuah produk yang
bertujuan untuk memberitahu wisatawan tentang produk tersebut yang
meliputi keunggulan keunikan, kualitas, atribut, ciri-ciri, dan juga
manfaatnya bagi mereka.
Strategi positioning merupakan salah satu dari tiga strategi
pemasaran yang terdiri dari segmenting, targeting, dan positioning. Strategi
positioning adalah strategi pemasaran yang berusaha menciptakan persepsi
yang baik terhadap sebuah produk wisata atau merek dibenak wisatawan.
Dengan demikian, strategi positioning juga mampu mempengaruhi
wisatawan untuk melakukan kunjungan terhadap sebuah produk wisata.
Strategi positioning dari organisasi di lingkungan yang strategis tentang
industrinya adalah tahap yang paling utama dari perencanaan yang strategis
dari organisasi, sebab hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan
berkunjung.
33
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan literatur yang digunakan peneliti
untuk mendukung penelitian yang sekarang dilakukan. Berikut rangkuman
beberapa penelitian terdahulu mengenai Strategi Positioning dan Keputusan
Berkunjung :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian
Terdahulu Peneliti
dan Tahun Penelitian
Variabel Metode Analisis
Data
Hasil Penelitian
1. Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Starbucks Coffe di Makasar
Hasma Laely Mustain (2012)
X1: Strategi Positioning Y: Keputusan Pembelian
Multivariate Analysis
Seluruh variabel turunan strategi positioning secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.
2. Pengaruh Atribut Objek Wisata Alam, Promosi dan Karakteristik Individu terhadap Image Konsumen dan Pengambilan Keputusan Berkunjung
Sudarmiatin (2008)
X1: Atribut Objek Wisata Alam X2:Promosi X3:Karakteristik Individu Y1: Image Konsumen Y2: Keputusan Berkunjung
Structural Equation Modeling (SEM)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Atribut Wisata, Promosi dan karakteristik terhadap image konsumen dan pengambilan keputusan berkunjung.
3. Pengaruh Positioning Terhadap Keunggulan Bersaing dan Keputusan Pembelian SGM 1 PT. Sari Husada Tbk
Nurdiana (2007)
X: Positioning Y1: Keunggulan Bersaing Y2:Keputusan Pembelian
Uji regresi linier Sederhana
Terdapat pengaruh positif antara Positioning terhadap Keunggulan Bersaing dan Keputusan Pembelian
34
4.. Analisis Pengaruh Diferesiansi, Promosi, Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian
Frendy Prasetya (2011)
X1: Diferensiasi X2: Promosi X3: Positioning Y:Keputusan Pembelian
Anova ketiga variabel independen yaitu diferensiasi, promosi, dan positioning secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
5. Challenges Of Sstrategic Marketing Of Tourist Destination Under The Crisis Condition
Ljiljan Stankovic, Susana Dukic (2009)
X: Strategic marketing Y:Competitiveness
Customer Satisfaction Index (CSI)
Dengan membangun strategi positioning yang baik dan menciptakan citra yang unik akan mengantarkan penilain yang bagus dibenak wisatawan.
Sumber : Berbagai Literatur
2.3 Kerangka Pemikiran
Perkembangan industri pariwisata seperti sekarang ini telah
membawa perubahan dalam kegiatan usaha pariwisata itu sendiri. Sebuah
usaha pariwisata seperti destinasi wisata tidak lagi dapat bertahan dengan
hanya memproduksi produk wisata dan kemudian menjualnya begitu saja.
Banyak hal dan istilah baru bermunculan dalam kegiatanya untuk dapat
tetap bertahan dalam situasi persaingan yang kompetitif. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk bertahan dalam situasi seperti ini adalah dengan
melakukan pemasaran.
Secara garis besar ada tiga strategi pemasaran yang dapat digunakan
perusahaan dalam melaksnakannya yaitu segmenting, targetting, dan
positioning. Dalam pelaksanaanya, pertama-tama perusahaan membuat
segmentasi pasar atau segmenting. Segmentasi pasar adalah membagi atau
35
mengklasifikasikan pasar dalam kedalam kelompok-kelompok kecil dengan
kebutuhan, karakteristik atau perilaku berbeda yang memerlukan produk
atau bauran pemasaran tersendiri. Setelah membuat segmentasi pasar, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar atau targetting. Dalam
tahap ini segmen pasar yang telah diklasifikasikan kemudian dipilih satu
atau beberapa kelompok pasar yang menjadi fokus perusahaan untuk
dilayani. Setelah target pasar ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
positioning. Positioning adalah strategi yang berusaha menciptakan
diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga terbentuk
citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan produk
pesaing.
Positioning menurut Kotler dan Keller (2009:308) adalah tindakan
merancang, menawarkan produk atau merek dan perusahaan untuk
menduduki suatu tempat yang membedakanya dengan produk pesaing di
benak dari target pasar. Tujuan utamanya adalah menempatkan merek
dibenak konsumen untuk memaksimalkan manfaat bagi perusahaan. Suatu
merek yang baik yang memposisikan strategi pemasaran pemandu bantuan
dengan menjelaskan inti sari merek.
Berdasarkan definisi diatas, maka strategi positioning disebut juga
sebagai upaya untuk menjelaskan kepada wisatawan tentang apa, bagaimana
dan untuk apa sebuah produk wisata. Dalam arti produk wisata tersebut
telah mempunyai gambaran dari tagline, merek, kemasan, logo, dan juga
desainya. Positioning memang sangat perlu diterapkan pada sebuah produk
36
wisata mengingat positioning mampu mempengaruhi persepsi wisatawan
terhadap produk wisata tersebut sehingga mereka melakukan kunjungan.
Menurut AB Susanto dan Himawan W (2004:154) ada lima indikator
yang dapat dipakai untuk melihat efektifitas positioning yaitu nilai,
keunikan, kredibilitas, keberlanjutan dan kesesuaian. Nilai adalah sesuatu
yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pelaku usaha pariwisata karena
nilai merupakan semua manfaat yang didapat oleh pengunjung apabila
mengunjungi destinasi tersebut. Nilai merupakan perbandingan antara biaya
yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh wisatawan ketika
melakukan kunjungan. Semakin tinggi nilai yang terkandung dalam sebuah
destinasi wisata maka semakin besar peluang destinasi wisata tersebut untuk
dikunjungi wisatawan. Selain nilai, hal lain yang perlu ditonjolkan oleh
perusahaan pariwisata adalah keunikan dari destinasi wisata yang
ditawarkan. Keunikan ini meliputi segala atribut yang dapat membedakan
produk tersebut dengan produk yang ada dipasar. Dengan keunikan yang
dimiliki oleh sebuah destinasi wisata, maka destinasi wisata tersebut akan
berpeluang besar untuk diingat oleh wisatawan ketika dihadapkan dengan
pilihan sehingga mempengaruhi mereka untuk berkunjung.
Tingkat kepercayaan dari semua informasi yang diberikan oleh
destinasi wisata wisata juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dan
dikembangkan untuk memaksimalkan sebuah strategi positioning.
Wisatawan selalu menyukai sesuatu yang benar, terjamin kredibilitasnya,
tidak mada rekayasa, maka sebuah produk wisata harus mampu memberikan
37
informasi yang jelas, otentik dan dapat dipertanggungjawabkan. Unsur lain
yang perlu dilaksanakan dalam melakukan positioning adalah keberlanjutan
posisi sebuah merek atau produk yang ditawarkan sehingga dapat
memaksimalkan rentang waktu lamanya posisi yang diusung dalam
menghadapi pesaingnya. Apabila posisi yang diusung bagus dan sesuai
dengan tema serta sesuai dengan permintaan pelanggan, maka posisi
tersebut berpeluang untuk dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Kesesuaian antara tema atau posisi yang ditanamkan oleh destinasi
wisata dibenak wisatawan dalam strategi positioning dengan program,
kegiatan, dan juga manfaat yang diperoleh wisatawan ketika berkunjung
sangat penting diperhatikan. Wisatawan akan puas ketika apa yang
dijanjikan oleh produsenya dapat diperoleh ketika mengunjungi destinasi
wisata tersebut dan mungkin akan melakukan kunjungan ulang, namun
sebaliknya wisatawan akan kecewa apabila tema, posisi atau atribut yang
diusung sebuah destinasi wisata tidak sesuai dengan kenyataan dan
memungkinkan wisatawan tersebut tidak akan mengunjungi destinasi wisata
tersebut di waktu yang akan datang.
Menurut Mathieson dan Wall (1982) dalam I Gede dan Putu G.
Gayati (2005:72), proses pengambilan keputusan seorang wisatawan
mengalami lima fase yaitu kebutuhan atau keinginan untuk melakukan
perjalanan, pencarian dan penilaian informasi, keputusan melakukan
perjalanan wisata., persiapan perjalanan dan pengalaman wisata, evaluasi
kepuasan perjalanan wisata.
38
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat Kerangka Pemikiran.
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah gambar 2.4.
berikut:
Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran Pengaruh Strategi Positioning
Terhadap Keputusan Berkunjung
Kerangka Pemikiran ini menjelaskan bahwa positioning pada wisata
edukasi Museum Kereta Api yang sub variabelnya terdiri dari produk,
layanan, personalia, saluran distribusi dan citra berpengaruh pada keputusan
berkunjung wisatawan yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek,
pemilihan distribusi, penentuan waktu pembelian, dan jumlah pembelian.
Keputusan Berkunjung 1. kebutuhan atau
keinginan untuk berwisata
2. pencarian dan penilaian informasi
3. keputusan melakukan wisata
4. persiapan perjalanan dan pengalaman wisata
5. evaluasi kepuasan perjalanan wisata (I Gede & Putu G. Gayati)
Strategi Positioning: 1. Nilai 2. Keunikan 3. Kredibilitas 4. Keberlanjuatan 5. Kesesuaian
(AB. Susanto & Himawan W)
39
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk pertanyaan. Sugiyono (2010:84) mendefinisikan bahwa
hipotesis merupakan taksiran terhadap parameter populasi melalui data-data
sampel. Atau dengan kata lain jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
Strategi positioning pada wisata edukasi berpengaruh positif terhadap
keputusan berkunjung wisatawan di Museum Kereta Api Ambarawa.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penilitian
Penelitian ini menganalisis variabel bebas atau independent variabel
yaitu strategi positioning (X) dengan indikator nilai, keunikan, kredibilitas,
keberlanjutan dan kesesuaian. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau
dependent variabel adalah keputusan berkunjung (Y) yang memiliki
indikator Kebutuhan atau keinginan untuk berwisata, pencarian dan
penilaian informasi, keputusan melakukan wisata., persiapan perjalanan dan
pengalaman wisata, evaluasi kepuasan perjalanan wisata.
. Responden dalam penelitian ini adalah para wisatawan yang
berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa, maka objek dalam
penelitian ini adalah tanggapan responden terhadap variabel-variabel
penelitian seperti yang disebutkan diatas.
Penelitian ini dilakukan satu kali dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method.
Cross sectional method menurut Uma Sekaran (2006:177) yaitu studi yang
dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan mungkin selama
periode harian, mingguan atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian.
41
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi
Arikunto, 2006: 130). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 61).
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa populasi adalah
keseluruhan individu atas obyek peneliti dengan pertimbangan tertentu
seperti mempunyai ciri dan sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini
adalah keseluruhan wisatawan domestik yang mengunjungi Museum Kereta
Api Ambarawa.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2006:131). Agar informasi yang diperoleh dari sampel benar-
benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteristik
populasi yang diwakilinya. Untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili
karakteristik populasi, diperlukan metode pemilihan sampel yang tepat.
Penelitian ini memiliki jumlah populasi yang tidak diketahui, untuk
itu peneliti menggunakan rumus iterasi dalam menentukan jumlah sampel.
Penentuan ukuran sampel munurut Sitepu (1994:108-109) dapat ditempuh
melalui beberapa tahap perhitungan. Langkah pertama menentukan
perkiraan harga koefisian korelasi (휌) terkecil antara variabel bebas dan
42
terikat. Kedua menentukan tarif nyata (α), kuasa uji (1-β), setelah itu baru
menetukan sampel secara interaktif. Pada iterasi pertama menggunakan
rumus:
푛 =( )
+ 3
Dimana
푈휌 = ½ 퐿푛
Z₁-α + 푍₁+β merupakan konstanta yang diperoleh dari tabel
distribusi normal. Pada iterasi kedua menggunakan rumus:
푛 =(푍₁ − 훼 + 푍₁ − 훽)²
(푈휌)² + 3
Keterangan:
Z₁-α = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal.
푍₁+β = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal.
Sedangkan
푈휌 = ½ 퐿푛1 + 휌1 − 휌 +
휌2(푛 − 1)
Apabila ukuran sampel minimal pada iterasi pertama dan kedua
harganya sama, maka iterasi dapat dihentikan. Jika iterasi pertama dan
kedua nilainya berbeda, maka perlu dilakukan iterasi ketiga dengan
menggunakan rumus seperti pada iterasi kedua.
Perkiraan koefisian yang terjadi antara variabel X dan Y diambil dari
koefisian terkecil, apabila tidak diketahui disarankan 0,30, dan peneliti
menggunakan nilai 0,33. Operasi rumus tersebut adalah iterative
43
(dioperasikan berulang-ulang sampai diperoleh n yang stabil). Berdasarkan
rumus tersebut maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
ρ ditetapkan sebesar 0,33
Taraf signifikansi (α) ditetapkan sebesar 5%
Kuasa uji (1-β) ditetapkan sebesar 95%
Maka Z₁-α = 1,645 dan 푍₁+β = 1,645
Angka tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus iterasi
sehingga diperoleh nilai sebagai berikut:
Untuk iterasi pertama
푈휌 = ½ 퐿푛1 + 휌1 − 휌
푈휌 = ½ 퐿푛1 + 0,331 − 0,33
푈휌 = 0,342828254
푛 =(푍₁ − 훼 + 푍₁ − 훽)²
(푈휌)² + 3
푛 =(1,645 + 1,645)(0,342828254) + 3
푛 = 95,09553707
푛 = 95
Untuk iterasi kedua
푈휌 = ½ 퐿푛1 + 휌1 − 휌 +
휌2(푛 − 1)
푈휌 = ½ 퐿푛1 + 0,331 − 0,33 +
0,332(95− 1)
44
푈휌 = 0,344583573
푛 =(푍₁ − 훼 + 푍₁ − 훽)²
(푈휌)² + 3
푛 =(1,645 + 1,645)²(0,344583573)² + 3
푛 = 94,15965207
푛 = 94
Karena n1 dan n2 hasilnya belum sama maka perlu dilakukan iterasi
ketiga dengan menggunakan rumus seperti iterasi kedua.
Iterasi Ketiga
푈휌 = ½ 퐿푛1 + 휌1 − 휌 +
휌2(푛 − 1)
푈휌 = ½ 퐿푛1 + 0,331 − 0,33 +
0,332(94− 1)
푈휌 = 0,344602447
푛 =(푍₁ − 훼 + 푍₁ − 훽)²
(푈휌)² + 3
푛 =(1,645 + 1,645)²(0,344602447)² + 3
푛 = 94,14966642
푛 = 94
Karena n2 dan n3 telah mencapai hasil yang sama yaitu 94, maka
jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 94 responden. Penelitian
dilakukan pada Tanggal 9 Februari sampai 24 Februari, pada tanggal 9
Februari sampai 22 Februari mendapatkan sebanyak 90 sampel (45 sampel
setiap minggu), tetapi pada tanggal 23 Februari Sampai 24 Februari
45
mendapatkan 10 sampel, sehingga total sampel yang diambil adalah
sebanyak 100 sampel. Sampel terbanyak didapatkan pada hari sabtu dan
minggu karena merupakan hari libur.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang
menjadi titik perhatian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent) adalah variabel
yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat.
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel bebas (Umar,2002:81). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
penelitian yaitu :
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab
terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat (Umar,2002:81). Variabel
bebas pada penelitian ini adalah Strategi Positioning. Menurut AB
Susanto dan Himawan W (2004:154), indikator dari strategi positioning
yaitu :
1. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pelaku
usaha pariwisata karena nilai merupakan semua manfaat yang didapat
oleh pengunjung apabila mengunjungi destinasi tersebut.
2. Keunikan
Meliputi segala atribut yang dapat membedakan produk tersebut dengan
produk yang ada dipasar
46
3. Kredibilitas
sebuah produk wisata harus mampu memberikan informasi yang jelas,
otentik dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Keberlanjutan
Apabila posisi yang diusung bagus dan sesuai dengan tema serta sesuai
dengan permintaan pelanggan, maka posisi tersebut berpeluang untuk
dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama
5. Kesesuaian
Kesesuaian antara tema atau posisi yang ditanamkan oleh destinasi
wisata dibenak wisatawan dalam strategi positioning dengan program,
kegiatan, dan juga manfaat yang diperoleh wisatawan ketika berkunjung
sangat penting diperhatikan..
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel bebas (Umar, 2002:81). Variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah keputusan berkunjung. Menurut Kotler dan Keller
(2009:137) Indikator keputusan berkunjung dalam penelitian ini adalah:
6. Kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan.
Pengunjung melakukan wisata ke Museum Kereta Api Ambarawa
sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pengunjung. Dalam hal ini,
diukur dari kebutuhan terhadap sejarah dan edukasi. Karena kedua hal
tersebut merupakan satu kesatuan dalam wisata Museum.
47
7. Pencarian dan penilaian informasi
Keragaman informasi yang diperoleh pengunjung Museum Kereta Api
Ambarawa dapat dengan menghubungi agen perjalanan, mempelajari
bahan-bahan promosi (brosur, leaflet, media massa), atau
mendiskusikan dengan mereka yang berpengalaman terlebih dahulu..
8. Keputusan melakukan perjalanan wisata.
Keputusan wisatawan mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa
berdasarkan kemenarikan koleksi Kereta Api dan benda-benda lain di
Museum Kereta Api Ambarawa.
9. Persiapan perjalanan dan pengalaman wisata.
Persiapan pengunjung sebelum berkunjung ke Museum kereta Api
Ambarawa sampai pada akhirnya pelaksanaan kunjungan ke Museum
Kereta Api Ambarwa.
10. Evaluasi kepuasan perjalanan wisata.
Evaluasi pengunjung setelah melaksanakan kunjungan ke Museum
Kereta Api Ambarawa adalah kepuasan yang didapat, manfaat yang
didapat, serta keinginan untuk melakukan kembali kunjungan ke
Museum Kereta Api Ambarawa.
48
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis, meliputi :
1. Metode angket atau kuesioner
Metode angket yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan
pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan. Alat pengumpulan data dengan angket adalah kuesioner,
yaitu alat pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang dipersiapkan
oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya diisi
oleh responden sendiri (Soemantri, 2006:32). Kuesioner yang digunakan
adalah dengan skala LIKERT yaitu skala pengukuran yang digunakan
untuk mengukur sikap seseorang, dengan menempatkan kedudukan
sikapnya pada kesatuan perasaan yang berkisar dari sangat positif hingga
ke sangat negatif terhadap sesuatu (objek psikologis) (Soemantri,
2006:35). Setiap butir pertanyaan disertai lima jawaban dengan
memberikan skor nilai. Skor nilai untuk jawaban sangat setuju adalah 5,
setuju adalah 4, kurang setuju adalah 3, tidak setuju adalah 2, dan sangat
tidak setuju adalah 1.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dari asal dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk menyelidiki benda-benda tertulis sperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan-catatan
harian dan lain-lain. (Arikunto,2006:158).
49
3.5 Uji Validitas dan Realibilitas
3.5.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Cara yang
dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal,
yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara
keseluruhan. Rumus korelasi yang digunakan adalah rumus product
moment (Arikunto, 2006: 170) yaitu sebagai berikut:
Valid tidaknya instrumen ditentukan dengan cara mengkonsultasikan
hasil perhitungan koefisien dengan nilai tabel koefisien pada taraf
signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%.
Apabila rxy>rtabel = valid
Apabila rxy>rtabel = tidak valid
Pengukuran validitas instrumen diperoleh dari hasil uji coba
instrumen terhadap 30 responden. Kesesuaian harga rhitung yang diperoleh
dari perhitungan dengan rumus validitas dikonsultasikan dengan tabel,
harga r Product Moment untuk N = 30 pada taraf signifikansi 5%.
50
Rumusan korelasi Product Moment.
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy = Besarnya korelasi
N = Besarnya populasi
∑X 2 = Skor Butir
∑y2 = Skor total Butir
Untuk menguji validitas instrumen dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menyampaikan uji coba keseluruh responden
2. Mengelompokan item-item dari jawaban kedalam butir dan jumlah
skor total yang diperoleh dari masing masing responden
3. Dari skor yang diperoleh kemudian dibuat tabel perhitungan validitas
4. Mengkorelasikan tiap butir skor dengan menggunkan rumus product
moment
5. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan
r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2. n adalah jumlah sampel. Pada
penampilan output SPSS pada cronbash Alpha di kolom corelated
Item-total corelation, jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif
maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid atau
layak digunakan dalam pengambilan data.
51
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Strategi Positioning (X)
No rxy rtabel Kriteria
1 0,673 0,361 Valid 2 0,576 0,361 Valid 3 0,7126 0,361 Valid 4 0,5392 0,361 Valid 5 0,2259 0,361 Tidak 6 0,7132 0,361 Valid 7 0,5311 0,361 Valid 8 0,5645 0,361 Valid 9 0,6572 0,361 Valid
10 0,7154 0,361 Valid 11 0,7906 0,361 Valid 12 0,4981 0,361 Valid 13 0,5791 0,361 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas X yang ditunjukan
pada tabel 3.2 diketahui dari 13 item pertanyaan terdapat 1 item
pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 5 karena memiliki rhitung < rtabel
yaitu 0,2259<0,361 pada taraf signifikansi 5% sehingga item tersebut
dibuang. Sedangkan 12 item pertanyaann lainnya digunakan.
52
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Keputusan Berkunjung (Y)
No rxy rtabel Kriteria
1 0,470 0,361 Valid 2 0,260 0,361 Tidak 3 0,514 0,361 Valid 4 0,565 0,361 Valid 5 0,430 0,361 Valid 6 0,447 0,361 Valid 7 0,408 0,361 Valid 8 0,393 0,361 Valid 9 0,613 0,361 Valid 10 0,723 0,361 Valid 11 0,695 0,361 Valid 12 0,546 0,361 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas Y yang ditunjukan
pada tabel 3.2 diketahui dari 11 item pertanyaan terdapat 1 item
pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 2 karena memiliki rhitung < rtabel
yaitu 0,260<0,361 pada taraf signifikansi 5% sehingga item tersebut
dibuang. Sedangkan 11 item pertanyaann lainnya digunakan.
3.5.2 Reliabilitas
Suatu intrumen pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reabilitas instrumen
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen
sebagi alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil
pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama
53
(homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang di ukur
dalam diri subjek memang belum berubah (Soemantri, 2006:48). Pada
penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus
alpha (α), karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket yang
skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan
item total, dimana untuk mencari realibilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket soal berbentuk uraian maka
menggunakan rumus alpha (α), yaitu sebagai berikut :
2
21)1( t
bu k
kr
r u= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya Butir pertanyaan atau butir soal
2b Jumlah varian butir
lVarianTotat 2
Sumber : (Suharsimi, 2005: 196)
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi
16 dengan memilih menu analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu
pilih reliability analysis. Hasil analisis tersebut akan diperoleh melalui
cronbach’s alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,6 (Nunnally dalam Ghozali,
2007:44).
54
Tabel 3.3
Reliabilitas Strategi Positioning dan Keputusan Berkunjung.
No
Variabel
R11 rtabbel
Kesimpulan 1 Strategi Positioning 0,849 >0,60 Reliabel 2 Keputusan Berkunjung 0,739 >0,60 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Deskriptif
Menjelaskan dan menjabarkan mengenai hasil perhitungan dari
analisis kualitatif serta menggambarkan secara jelas kondisi yang ada
dalam objek. Metode ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis
data mengenai strategi positioning dan keputusan berkunjung di Museum
Kereta Api Ambarawa.
Untuk mengetahui secara tepat tingkat persentase skor jawaban
digunakan rumus sebagai berikut :
% = Nn X 100%
n = Nilai yang di peroleh
N = Jumlah seluruh nilai
55
3.6.2 Analisis Regresi Linier
Analisis regresi linier mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen(Y) dengan variabel independen(X). Secara matematis, model
probabilitas garis lurus dirumuskan :
푌 = 푏 + 푏 푋 + 휀
Dimana :
Y = Variabel Keputusan Pembelian
X = Variabel Positioning
ɛ = Komponen kesalahan random
bo = Intercept, titik potong garis regresi dengan sumbu Y
b1 = Slope, kemiringan garis regresi, yaitu seberapa jauh kenaikan
(penurunan) komponen determenistik dari Y sebagai akibat dari X.
3.7 Pengujian Hipotesis
3.7.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial)
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan
atau tidak. Uji parsial ini menggunakan distribusi t. Caranya dengan
menggunakan alat bantu statistik SPSS dengan cara membandingkan
antara nilai signifikan hitung dengan signifikan α = 5%. Apabila
perhitungan signifikan hitung < α (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
(Imam Gozhali, 2006:73).
56
3.7.2 Koefisien Determinasi (R2)
Setelah Uji t dilakukan uji determinasi parsial (R2) yaitu suatu uji
yang menerangkan satu dikurangi rasio antara besarnya nilai deviasi nilai
Y observasi dari garis regresi yang besarnya deviasi nilai Y observasi dari
rata-ratanya (Imam Gozhali, 2006:88).
3.8 Uji Asumsi Klasik
Asumsi yang paling lazim pada statistik parametrik adalah
sampelacak yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal, data
bersifat homogen dan bersifat linier (Soemantri,2006:289) sehingga untuk
memenuhi asumsi-asumsi itu maka dilakukan:
3.8.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Jika data yang diperoleh berdistibusi normal, maka
statistika yang digunakan adalah statistika parametrik. Jika data yang
diperoleh tidak berdistribusi normal maka yang digunakan adalah ststistika
non parametrik (Imam Gozhali, 2006:101).
3.8.2 Uji Linieritas
Uji linieritas pada analisis regresi sederhana berguna untuk
mengetahui apakah penggunaan model regresi linier dalam penelitian ini
tepat atau tidak. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for
Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari
0,05. (Sudjana, 2005:31)
57
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap. Maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Menurut Imam Ghozali (2005:107) untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik
Plot dalam SPSS antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Identitas Responden
4.1.1.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Identitas berdasarkan jenis kelamin responden/wisatawan yang
berkunjung ke objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten
Semarang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. Laki-laki 54 54% 2. Perempuan 46 46%
Total 100 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2013
Dari tabel 4.1. dapat diketahui bahwa perbedaan antara
responden/wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Museum Kereta Api
Ambarawa Kabupaten Semarang tidak jauh berbeda. Akan tetapi,
responden/wisatawan berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 54 orang
(54%).
4.1.1.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia
Identitas berdasarkan usia responden/wisatawan yang berkunjung ke
objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang dapat
dilihat pada tabel 4.2. berikut ini :
59
Tabel 4.2. Identitas Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Frekuensi Persentase 1. Kurang dari 20 tahun 31 31% 2. 21-25 tahun 30 30% 3. 26-30 tahun 16 16% 4. Lebih dari 30 tahun 23 23%
Total 100 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2013
Dari tabel 4.2. dapat diketahui bahwa responden/wisatawan yang
berkunjung ke objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten
Semarang, dengan usia kurang dari 20 tahun lebih banyak yaitu 31 orang
(31%).
4.1.1.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Identitas berdasarkan Pekerjaan responden/wisatawan yang
berkunjung ke objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten
Semarang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Frekuensi Persentase 1. Pegawai Negeri 9 9% 2. Pegawai Swasta 11 11% 3. Wiraswasta 23 23% 4. Pelajar/Mahasiswa 49 49% 5. Lain-lain 8 8%
Total 100 100% Sumber : Data Penelitian, diolah 2013
60
Dari tabel 4.3. dapat diketahui bahwa responden/wisatawan yang
berkunjung ke objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten
Semarang, dengan Pekerjaan sebagai pelajar dan mahasiswa lebih banyak
yaitu 49 orang (49%).
4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian
Dari jawaban kuisioner dapat dilihat bahwa tanggapan
responden/wisatawan domestik yang berkunjung di Museum Kereta Api
Ambarawa kabupaten Semarang berdasarkan kuisioner yang disebar, dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut.
4.1.2.1 Tanggapan Responden terhadap Strategi Positioninig
Pada variabel Strategi Positioning (X), penilaian dilakukan dengan 5
indikator, diantaranya adalah : Nilai, Keunikan, Kredibilitas, Keberlanjuatan
dan Kesesuaian. Berikut adalah tabel deskriptif Strategi Positioning.
Tabel 4.4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Strategi Positioning
No. Indikator-indikator
Variabel X
Skor Jawaban 5
(SS) 4
(S) 3
(KS) 2
(TS) 1
(STS) Total
X1 1. P1 2
(2%) 25
(25%) 61
(61%) 8
(8%) 4
(4%) 100
(100%) 2. P2 6
(6%) 21
(21%) 30
(30%) 27
(27%) 16
(16%) 100
(100%) 3. P3 50
(50%) 26
(26%) 15
(15%) 7
(7%) 2
(2%) 100
(100%) X2
4. P4 36 (36%)
28 (28%)
21 (21%)
12 (12%)
3 (3%)
100 (100%)
5. P6 62 (62%)
8 (8%)
13 (13%)
14 (14%)
3 (3%)
100 (100%)
X3
61
6. P7 49 (49%)
20 (20%)
18 (18%)
9 (9%)
4 (4%)
100 (100%)
7. P8 23 (23%)
49 (49%)
16 (16%)
11 (11%)
1 (1%)
100 (100%)
8. P9 21 (21%)
55 (55%)
14 (14%)
10 (10%)
0 (0%)
100 (100%)
X4 9. P10 24
(24%) 58
(58%) 11
(11%) 7
(7%) 0
(0%) 100
(100%) 10. P11 10
(10%) 58
(58%) 21
(21%) 5
(5%) 6
(6%) 100
(100%) X5
11. P12 62 (62%)
24 (24%)
7 (7%)
4 (4%)
3 (3%)
100 (100%)
12. P13 5 (5%)
36 (36%)
44 (44%)
14 (14%)
1 (1%)
100 (100%)
Sumber : Data Penelitian, diolah 2013
Keterangan dari tabel 4.4. di atas adalah sebagai berikut :
1. Pada item pernyataan pertama, sebagian besar responden menjawab
Kurang Setuju sebanyak 61 orang (61%) yaitu tentang pengetahuan
jenis Kereta Api jaman dahulu di Museum Kereta Api Ambarawa.
2. Pada item pernyataan ke dua, sebagian besar responden menjawab
Kurang Setuju sebanyak 30 orang (31%) yaitu tentang pengetahuan
salah satu peninggalan penjajahan Belanda di Museum Kereta Api
Ambarawa.
3. Pada item pernyataan ke tiga, sebagian besar responden menjawab
Sangat Setuju sebanyak 50 orang (50%) yaitu tentang pengetahuan
adanya Kereta Api yang bisa berjalan di medan menanjak di Museum
Kereta Api Ambarawa.
4. Pada item pernyataan ke empat, sebagian besar responden menjawab
Sangat Setuju sebanyak 36 orang (36%) yaitu tentang pengalaman
62
mengunjungi satu-satunya Museum Kereta Api peninggalan Belanda
yang ada di Indonesia.
5. Pada item pernyataan ke enam, sebagian besar responden menjawab
Sangat Setuju sebanyak 62 orang (62%) yaitu tentang terawatnya
Kereta Api kuno di Museum Kereta Api Ambarawa.
6. Pada item pernyataan ke tujuh, sebagian besar responden menjawab
Sangat Setuju sebanyak 49 orang (49%) yaitu tentang kelengkapan
fasilitas yang sesuai dengan informasi di Museum Kereta Api
Ambarawa.
7. Pada item pernyataan ke delapan, sebagian besar responden menjawab
Setuju sebanyak 49 orang (49%) yaitu tentang kebenaran barang-barang
sejarah yang ada di Museum Kereta Api Ambarawa.
8. Pada item pernyataan ke sembilan, sebagian besar responden menjawab
Setuju sebanyak 55 orang (55%) yaitu tentang kebenaran penjelasan
dari Guide yang ada di Museum Kereta Api Ambarawa.
9. Pada item pernyataan ke sepuluh, sebagian besar responden menjawab
Setuju sebanyak 58 orang (58%) yaitu tentang kesedianya untuk
singgah kembali di Museum Kereta Api Ambarawa pada lain waktu.
10. Pada item pernyataan ke sebelas, sebagian besar responden menjawab
Setuju sebanyak 58 orang (58%) yaitu tentang kesediaanya untuk
merekomendasikan kepada keluarga ataupun teman-temanya agar
berkunjung di Museum Kereta Api Ambarawa.
63
11. Pada item pernyataan ke duabelas, sebagian besar responden menjawab
Sangat Setuju sebanyak 62 orang (62%) yaitu tentang fasilitas yang ada
di Museum Kereta Api Ambarawa yang mencerminkan nilai-nilai
sejarah.
12. Pada item pernyataan ke tigabelas, sebagian besar responden menjawab
Kurang Setuju sebanyak 44 orang (44%) yaitu tentang keberadaan
Kereta Api di ambarawa yang membuat pengunjung berkesan.
4.1.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Berkunjung
Pada variabel Keputusan Berkunjung (Y), penilaian dilakukan
dengan 5 indikator, diantaranya adalah : kebutuhan atau keinginan untuk
melakukan perjalanan, pencarian dan penilaian informasi, keputusan
melakukan perjalanan wisata., persiapan perjalanan dan pengalaman wisata,
evaluasi kepuasan perjalanan wisata. Berikut adalah tabel deskriptif
Keputusan Berkunjung :
Tabel 4.5. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Berkunjung
No. Indikator-indikator
Variabel Y
Skor Jawaban 5
(SS) 4
(S) 3
(KS) 2
(TS) 1
(STS) Total
Y1 1. P14 23
(23%) 42
(42%) 18
(18%) 15
(15%) 2
(2%) 100
(100%) 2. P15 52
(52%) 5
(5%) 22
(22%) 21
(21%) 0
(0%) 100
(100%) Y2
4. P17 47 (47%)
17 (17%)
22 (22%)
13 (13%)
1 (1%)
100 (100%)
5. P18 22 (22%)
12 (12%)
45 (45%)
21 (21%)
0 (0%)
100 (100%)
6. P19 61 (61%)
6 (6%)
10 (10%)
20 (20%)
7 (7%)
100 (100%)
64
Y3 7. P20 40
(40%) 9
(9%) 25
(25%) 14
(14%) 12
(12%) 100
(100%) 8. P21 35
(35%) 39
(39%) 18
(18%) 7
(7%) 1
(1%) 100
(100%) Y4
9. P22 7 (7%)
35 (35%)
31 (31%)
22 (22%)
5 (5%)
100 (100%)
10. P23 24 (24%)
25 (25%)
29 (29%)
17 (17%)
5 (5%)
100 (100%)
Y5 11. P24 6
(6%) 54
(54%) 17
(17%) 23
(23%) 0
(0%) 100
(100%) 12. P25 16
(16%) 43
(43%) 17
(17%) 23
(23%) 0
(0%) 100
(100%) Sumber : Data Penelitian, diolah 2013
Keterangan dari tabel 4.5 di atas adalah sebagai berikut :
1. Pada item pernyataan ke empatbelas, sebagian besar responden
menjawab Setuju sebanyak 42 orang (42%) yaitu tentang manfaat yang
diperoleh ketika berwisata di Museum Kereta Api Ambarawa bukan
hanya untuk hiburan, melainkan juga untuk pembelajaran.
2. Pada item pernyataan ke limabelas, sebagian besar responden
menjawab Sangat Setuju sebanyak 52 orang (52%) yaitu tentang
informasi sejarah yang bisa didapatkan di Museum Kereta Api
Ambarawa.
3. Pada item pernyataan ke tujuhbelas, sebagian besar responden
menjawab Sangat Setuju sebanyak 47 orang (47%) yaitu tentang
Informasi keberadaan Museum Kereta api Ambarawa.
4. Pada item pernyataan ke delapanbelas, sebagian besar responden
menjawab Kurang Setuju sebanyak 45 orang (45%) yaitu tentang biaya
65
yang dikeluarkan untuk berwisata di Museum Kereta Api Ambarawa
tidak terlalu besar
5. Pada item pernyataan ke sembilanbelas, sebagian besar responden
menjawab Sangat Setuju sebanyak 61 orang (61%) yaitu tentang
cocoknya berwisata di Museum Kereta Api Ambarawa pada hari libur.
6. Pada item pernyataan ke duapuluh, sebagian besar responden menjawab
Sangat Setuju sebanyak 40 orang (40%) yaitu tentang berkunjung ke
Museum Kereta Api dengan kendaraan pribadi
7. Pada item pernyataan ke duapuluhsatu, sebagian besar responden
menjawab Setuju sebanyak 39 orang (39%) yaitu tentang pengalaman
menaiki kereta api uap dan pengetahuan sejarah yang didapatkan.
8. Pada item pernyataan ke duapuluhdua, sebagian besar responden
menjawab Setuju sebanyak 35 orang (35%) yaitu tentang berkunjung ke
Museum Kereta Api Ambarawa dengan keluarga, teman-teman, dan
rekan kerja.
9. Pada item pertanyaan ke duapuluhtiga, sebagian besar responden
menjawab Kurang Setuju sebanyak 29 orang (29%) yaitu tentang
berwisata di Museum Kereta Api dan membawa perlengkapan.
10. Pada item pertanyaan ke duapuluhempat, sebagian besar responden
menjawab Setuju sebanyak 54 orang (54%) yaitu tentang pelayanan di
Museum Kereta Api Ambarawa yang selalu Baik
66
11. Pada item pertanyaan ke duapuluhlima, sebagian besar responden
menjawab Setuju sebanyak 43 orang (43%) yaitu tentang kesediaanya
untuk berkunjung lagi ke Museum Kereta Api Ambarawa.
4.1.3 Analisis Regresi Linier
4.1.3.1 Analisis Regresi Linier sederhana
Berdasarkan analisis dengan program SPSS 16 for Windows
diperoleh hasil regresi linier sederhana seperti terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Anailisis Regresi Linier Sederhana.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.952 3.958 3.019 .003
X .625 .087 .586 7.153 .000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut: Y = 11,952 + 0,625X. Persamaan regresi tersebut mempunyai
makna sebagai berikut:
1. Konstanta = 11,952
Jika variabel Strategi Positioning dianggap sama dengan nol, maka
variabel Keputusan Berkunjung sebesar 11,952.
2. Koefisien X = 0,625
67
Jika variabel Strategi Positioning mengalami kenaikan sebesar satu poin
maka akan menyebabkan kenaikan variabel Keputusan Berkunjung
sebesar 0,625.
4.1.4 Pengujian Hipotesis
4.1.4.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial)
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan
atau tidak.
Hasil output dari SPSS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7. Uji Hipotesis
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.952 3.958 3.019 .003
X .625 .087 .586 7.153 .000
a. Dependent Variable: Y
Hipotesis :
Ho : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig ≥ 5%
Ho ditolak dan Ha diterima apabila sig < 5%
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X (Strategi
Positioning) diperoleh Koefisien regresi sebesar 0,625 dan keberartian
68
koefisien regresi uji t diperoleh thitung sebesar 7,153 dan signifikansi sebesar
0,00; karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti variabel Strategi Positioning secara statistik
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Keputusan Berkunjung.
4.1.4.2 Koofisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel Strategi
Positioning terhadap Keputusan Berkunjung dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.8. Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .586a .343 .336 5.50292 a. Predictors: (Constant), X
Pada tabel 4.8. diatas diperoleh nilai Adjusted R2 = 0,336= 33,6% ini
berarti variabel bebas Strategi Positioning mempengaruhi variabel dependen
Keputusan Berkunjung sebesar 33,6% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
4.1.5 Uji Asumsi Klasik
4.1.5.1 Uji Normalitas data
69
Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel
dependen Y yang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel independen
diasumsikan bukan fungsi distribusi, jadi tidak perlu diuji normalitasnya.
Hasil output dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9. Uji Normalitas Data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 5.47505765
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .048
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .913
Asymp. Sig. (2-tailed) .375
a. Test distribution is Normal.
Analisis data hasil Output :
Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Kriteria penerimaan H0
H0 diterima jika nilai sig (2-tailed) > 5%.
Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,375 = 37,5% > 5%, maka H0 diterima.
Artinya variabel kepuasaan berdistribusi normal.
70
Uji normalitas juga dapat dilihat pada grafik Normal P-Plot sebagai
berikut :
Grafik 4.1. Grafik Normal P-Plot
Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka
variabel dependen Y memenuhi asumsi normalitas.
4.1.5.2 Uji Linieritas
Uji linieritas pada analisis regresi sederhana berguna untuk
mengetahui apakah penggunaan model regresi linier dalam penelitian ini
tepat atau tidak. Untuk melakukan uji linieritas dapat dilihat pada tabel
Anova berikut :
Tabel 4.10. Uji Linieritas.
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Y * X Between (Combined) 1866.026 24 77.751 2.200 .005
71
Groups Linearity 1549.341 1 1549.341 43.833 .000
Deviation from
Linearity 316.686 23 13.769 .390 .993
Within Groups 2650.964 75 35.346
Total 4516.990 99
Jika Sig. Deviation from Liniarity lebih besar atau sama dengan taraf
signifikansi yang dipakai (0,05) berarti berkorelasi linier.
Uji linieritas antara Variabel bebas (Strategi Positioning) dengan
Variabel terikatnya (Keputusan Berkunjung) dilihat dari deviation from
liniarity, Menurut hasil perhitungan didapatkan nilai deviation from
liniarity sebesar 0.993. Menurut kriterianya adalah jika deviation from
liniarity lebih besar dari taraf signifikansi yang diambil 0,05 berarti
berhubungan linier. Dalam penelitian ini terbukti bahwa deviation from
liniarity antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah lebih
besar terhadap taraf signifikansinya (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa
Strategi Positioning dengan Keputusan Berkunjung bersifat linier atau
dengan kata lain model regresi linier dapat digunakan dalam penelitian ini.
4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukkan penyebaran
variabel bebas. Penyebaran yang acak menunjukkan model regresi yang
baik. Dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji
72
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot
dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y.
Berikut hasil pengolahan menggunakan program SPSS 16 :
Grafik 4.2. Grafik Scatterplot
Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi ini.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil deskriptif persentase dan uji t tentang pengaruh
strategi positioning sebagai wahana wisata edukasi terhadap keputusan
berkunjung wisatawan di Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten
semarang tahun 2013 diperoleh keterangan bahwa Strategi Positioning pada
wisata edukasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung
73
wisatawan di Museum Kereta Api Ambarawa tahun 2013. Besarnya
pengaruh Strategi Positioning terhadap keputusan berkunjung wisatawan
adalah 33,6%.
Keputusan berkunjung wisatawan ini tidak lain dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti nilai atau manfaat khususnya nilai edukasi yang
diterima oleh wisatawan yang berkunjung ke Museum Kereta Api
Ambarawa yaitu dengan bertambahnya pengetahuan tentang beberapa jenis
kereta api pada zaman dahulu yang merupakan peninggalan jaman
penjajahan Belanda.
Wisatawan juga mendapatkan pengetahuan baru bahwa ada kereta
api yang bisa berjalan di medan menanjak karena di museum tersebut
dipamerkan mesin kereta api bergerigi yang khusus digunakan untuk
berjalan dimedan menanjak. Selain itu wisatawan juga dapat merasakan
sendiri menaiki kereta tersebut dengan menyewanya. Kurang berkesan
rasanya berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa jika belum menaiki
menaiki kereta api tersebut. Namun banyak juga wisatawan yang tidak
mendapatkan pengetahuan seputar sejarah perkeretaapian tersebut, karena
informasi tadi biasanya disampaikan oleh guide yang hanya melayani
wisatawan khusus yang menyewanya
Keunikan yang terdapat pada Museum Kereta Api Ambarawa adalah
berupa pengalaman mengunjungi satu-satunya museum kereta api
peninggalan Belanda di Indonesia dengan koleksi kereta api yang walaupun
74
sudah kuno namun masih terawat dengan baik dan tentunya pengalaman ini
sulit didapatkan di Tempat wisata lain.
Informasi yang didapat dari berbagai media tentang kelengkapan
fasilitas satu-satunya museum kereta api yang ada di Kabupaten Semarang
tersebut yang diantaranya adalah koleksi kereta api kuno, koleksi barang-
barang sejarah lain seperti mesin ketik kuno dan telfon kuno, fasilitas
menaiki kereta api yang bisa menanjak dan fasilitas-fasilitas pendukung lain
lain seperti Mushola dan kamar mandi juga bisa ditemukan oleh wisatawan
yang berkunjung di museum tersebut. Sedangkan untuk melihat umur dari
barang-barang kuno yang ada di museum tersebut yaitu dengan melihat
tahun perakitannya yang biasanya tertera pada barang-barang kuno tersebut.
Berwisata dimuseum Kereta Api Ambarawa sangat cocok untuk
kalangan pelajar yang membutuhkan pengetahuan khususnya tentang
sejarah perkerataapian. Namun sebagian wisatawan yang berasal dari
kalangan pelajar tidak datang dengan rombongan, umumnya mereka tidak
menyewa guide untuk menjelaskan seputar sejarah Museum Kereta Api
tersebut, sehingga sedikit pengetahuan yang didapat kurang bisa
diaplikasikan di dunia pendidikan.
Lokasi Museum Kereta Api Ambarawa yang bertempat di pusat kota
Ambarawa memudahkan wisatawan untuk mengunjungi museum tersebut.
Hal ini menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan wisatawan sehingga
wisatawan memutuskan untuk berkunjung di Museum Kereta Api
75
Ambarawa. Selain itu faktor lain yang juga dipertimbangkan wisatawan
adalah informasi seputar museum tersebut yang mudah didapatkan dari
berbagai media seperti koran, brosur ataupuni dari internet.
Hari libur adalah waktu yang dipilih wisatawan untuk berkunjung di
Museum Kereta Api Ambarawa karena kebanyakan orang punya waktu
yang luang, Sehingga waktu liburan pengunjung menjadi ramai. Dampak
keramaian wisatawan Museum Kereta Api Ambarawa pada hari libur adalah
padatnya wisatawan yang memanfaatkan salah satu fasilitas yang ada di
museum tersebut, yaitu paket wisata untuk menaiki kereta api uap yang bisa
berjalan menanjak. Namun banyak juga wisatawan yang tidak menikmati
fasilitas menaiki kereta api uap tersebut, dikarenakan biaya fasilitas menaiki
kereta uap yang cukup tinggi dengan kisaran Rp. 2.500.000 sampai Rp.
7.000.000 untuk satu rombongan dengan kapasitas 80 orang penumpang..
Walaupun begitu tiket masuk Museum Kereta Api Ambarawa tergolong
murah, karena hanya membutuhkan biaya Rp. 5000 untuk satu orang
wisatawan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap wisatawan yang
mengunjungi Museum Kereta Api Abarawa, biasanya wisatawan tidak
banyak membawa perlengkapan. Wisatawan juga merasakan pelayanan
yang selalu baik di setiap kunjungan ke Museum kereta Api Ambarawa baik
dari penyambutan maupun pelayanan untuk menaiki kereta api. Sebagian
besar wisatawan sudah berkunjung lebih dari sekali di Museum Kereta Api
Ambarawa dan mereka bersedia untuk singgah kembali ke museum tersebut
76
lain waktu. Mereka umumnya tidak keberatan untuk merekomendasikan
kepada keluarga maupun teman-temanya agar berkunjung ke Museum
kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang.
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
strategi positioning terhadap keputusan berkunjung yang dilakukan di
Museum Kereta Ambarawa Kabupaten Semarang, simpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah :
Terdapat pengaruh strategi positioning pada wisata edukasi di
Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang terhadap keputusan
berkunjung wisatawan.
Semakin baik posisi yang ditanamkan kepada pengunjung tentang
informasi Museum Kereta Api Ambarawa dengan nilai-nilai edukasi
sejarahnya, beserta dengan keunikan, kredibilitas, keberlanjutan, dan
kesesuaian antara tema dengan posisi yang ditanamkan, maka semakin tinggi
keputusan berkunjung wisatawan ke obyek wisata Museum Kereta Api
Ambarawa Kabupaten semarang.
5.2 Saran.
Berdasarkan hasil pembahasan maka saran yang dapat diajukan di
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pihak pengelola Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang
perlu mengoptimalkan nilai produk wisata edukasi sejarah khususnya
sejarah perkeretaapian dengan memberikan paket wisata khusus untuk
78
pelajar dengan harga yang lebih ekonomis agar menarik minat pengunjung
khususnya para pelajar yang membutuhkan edukasi tentang sejarah.
2. Pengelola juga perlu menambah fasilitas untuk memaksimalkan citra
wisata edukasi sejarah Museum Kereta Api, misalnya dengan membangun
gedung pemutaran film tentang sejarah kereta api sehingga tanpa
menggunakan guide wisatawan tetap mendapatkan pengetahuan setelah
berkunjung ke museum tersebut.
3. Pengelola Museum Kereta Api Hendaknya membuat service blue print
(proses merancang jasa) supaya pengelola dapat mengetahui titik-titik
mana saja yang memungkinkan terjadinya ketidakpuasan pengunjung
sehingga pengelola nantinya dengan mudah dapat memperbaikinya.
4. Sebaiknya pihak pemerintah Kabupaten Semarang melalui Dinas
Pariwisata memberikan perhatian lebih untuk Museum Kereta Api
Ambarawa, dimana Museum kereta api Ambarawa sangat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan mengenai sejarah perkerataapian dengan
cara memberikan sokongan dana maupun prasarana yang dapat
dimanfaatkan untuk mengelola museum tersebut. Selain itu pemerintah
juga hendaknya menggandeng investor agar objek wisata tersebut dapat
berkembang tanpa harus menghabiskan dana APBD.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ab. Susanto, Himawan W. 2004. Power Branding. Jakarta : Quantum Bisnis & Manajemen
Ali Hasan. 2009. Marketing. Yogyakarta : Media Pressindo.
Asep Hermawan. 2006. Penelitian Bisnis. Jakarta : PT Grasindo.
Awal Ramdhan. 2007. “Efektifitas Pelaksanaan Program Wisata Fun With Science And Art Sebagai Wisata Edukasi Dalam Menciptakan Customer Experience Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan” . Bandung : skripsi Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia.
Bilson Simamora. 2004. Riset Pemasaran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Buchari Alma. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta.
Cravens, David W. 1997. Strategic Marketing. UK : Irwin Inc.
Fandy Tciptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi
Frendy Prasetya. 2011. “Analisis Pengaruh Diferensiasi, Promosi, Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian”. Semarang : Skripsi Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
Hawkins, D.I., R.J. Best, and K.A. Coney. 2001. Consumer Behaviour : Building Marketing Strategy. 8th Edition. Newyork : Mc Graw Hill.
Hermawan Kartajaya. 2006. Hermawan Kertajaya on Marketing. Bandung : PT Gramedia Pustaka Utama..
-------- 2007. Memenangkan Persaingan dengan Segitiga Diferensiasi, Positioning, dan Brand. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Ljiljan Stankovic, Suzana Dukic. 2009. “Challenge Of Strategic Marketing Of Tourist Destination Under The Crisis Condition”. Series Economic and Organisation, Volume 6, No. 1 Serbia : University of Nis.
Loudon L David, and Albert J. Della Bitta. 1998, Consumer Behaviour : Concept and Application, Third Edition Dryden Press, Orlando.
80
M. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Morrisson. 2002. Hospitality and Travel Marketting: 13th edition. Delmar : Thomson Learning.
Mustain Hasma Laely. 2012. “Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Starbucks Coffe Di Makassar”. Makassar : Skripsi Ekonomi Universitas Hasanudin Makassar.
Nurdiana S. 2007. “Pengaruh Positioning Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Keputusan Pembelian SGM 1 PT Sari Husada”. Dalam Jurnal Manajemen Bisnis Volume 9. No.3 Semarang : Universitas Semarang.
Philip Kotler & a.b Susanto. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
-------- & Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran edisi 12. Jakarta : Erlangga.
-------- & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran edisi 13. Jakarta : Erlangga.
Pitana, I Gede, dan Putu G. Gayati. 2005. Sosiologi dan Antropologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Porter, A.Michael. 2008. On Competition. Boston : Harvard Business School Publishing Corporation.
Richard, Colin and Gilligan, Wilson. 2009. Strategic Marketting Planning 2nd edition. Burlington-UK : Butterwoth Heinemann.
Ries, Al and Trout, Jack. 2002. Positioning. New York : McGraw Hill Companies.
Salah Wahab. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Terjemahan Frans Gromang, Jakarta : PT Pradnya Paramita
Sitepu, Nirwana Sk. 1994, Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Unit Pelayanan Statistika FPMPA Unpad
Soemantri, Ating & Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: CV: Pustaka Setia.
Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia : Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius.
Sudarmiatin. 2008. “Pengaruh Atribut Objek Wisata Alam, Promosi dan Karakteristik Individu terhadap Image Konsumen dan Pengambilan
81
Keputusan Berkunjung (Studi Empiris Terhadap Perilaku Wisatawan pada Objek Wisata Alam di Jatim)”. Dalam Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, No.2 Malang: Universitas Negeri Malang.
Sudjana. 2005. Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung : PT Tarsito
Sumarwan. 2004. Perilaku konsumen, Teori dan Penerapanya dalam Pemasaran. Jakarta : PT Ghalia Indonesia Kerjasama dengan MMA-IPB.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2009. Prodesur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Tatik Suryani. 2008. Perilaku Konsumen. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ujang Sumarwan et al. 2009. Pemasaran Strategik. Jakarta : Inti Prima Promosindo.
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
W. Lamb, Charles et al. 1999. The Essentials of Marketing 6th edition. Mason, USA : South Western Cengage Learning.
82
Lampiran 1. INSTRUMEN PENELITIAN PENGUNJUNG OBJEK WISATA MUSEUM
KERETA API AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG A. Identitas Responden
Isilah identitas anda dibawah ini.
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
3. Usia :
4. Pekerjaan :
B. Petunjuk Pengisian
Silahkan memberikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai penilaian Anda.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah, dan jawaban yang anda berikan
merupakan persepsi Anda mengenai wisata Museum Kereta Api
Ambarawa Kabupaten Semarang.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
DAFTAR PERTANYAAN
NO Pernyataan SS S KS TS STS
VARIABEL STRATEGI POSITIONING
1 Dengan berwisata di Museum Kereta Api
Ambarawa saya jadi tahu beberapa jenis kereta
Api pada zaman dahulu.
2 Saya mengetahui salah satu peninggalan Jaman
Penjajahan Belanda setelah berkunjung di
Museum Kereta Api Ambarawa.
3 Saya mendapatkan pengetahuan bahwa ada
Kereta Api yang bisa menanjak di Museum
83
Kereta Api Ambarawa.
4 Saya dapat menikmati pengalaman
mengunjungi satu-satunya Museum Kereta Api
peninggalan Belanda yang ada di Indonesia.
5 Saya dapat merasakan menaiki kereta api jaman
belanda yang bisa berjalan walaupun di medan
menanjak.
6 Walaupun koleksi kereta api di Museum Kereta
api Ambarawa termasuk kuno, namun kondisi
kereta api masih terawat dengan baik.
7 Fasilitas yang ada di Museum Kereta Api
Ambarawa sesuai dengan informasi yang saya
terima.
8 Koleksi kereta api yang ada di Museum Kereta
Api Ambarawa benar-benar merupakan barang
sejarah.
9 Penjelasan yang disampaikan oleh Guide
Museum Kereta Api Ambarawa adalah
penjelasan yang dapat dipercaya.
10 Lain waktu kalau saya ke Ambarawa lagi, saya
akan singgah di Museum kereta Api ambarawa.
11 Saya akan merekomendasikan kepada keluarga
ataupun teman-teman saya agar berkunjung di
Museum Kereta api Ambarawa.
12 Fasilitas yang ada di Museum kereta Api
Ambarawa mencerminkan nilai-nilai sejarah.
13 Kereta-kereta yang ada di Museum Kereta Api
Ambarawa membuat saya berkesan
VARIABEL KEPUTUSAN BERKUNJUNG
14 Saya memilih berwisata di Museum Kereta Api
84
karena tidak hanya bermanfaat untuk hiburan,
tetapi juga mempunyai manfaat pembelajaran.
15 Di Museum Kereta Api Ambarawa saya bisa
mendapatkan informasi tentang sejarah
perkeretaapian
16 Di Kabupaten Semarang belum ada tempat
wisata lain yang mempunyai koleksi sejarah
berupa kereta api kuno selain di Museum Kereta
Api Ambarawa
17 Saya mendapatkan informasi tentang
keberadaan Museum Kereta Api Ambarawa dari
berbagai sumber
18 Berwisata di Museum Kereta Api Ambarwa
tidak memerlukan biaya yang besar.
19 Berwisata di Museum Kereta Api Ambarawa
sangat cocok pada saat hari libur
20 Saya berwisata di Museum Kereta Api dengan
Menggunakan kendaraan pribadi
21 Di Museum Kereta Api, saya merasakan
menaiki kereta api uap dan menimba
pengetahuan tentang sejarah kereta api
22 Saya berwisata di Museum Kereta Api dengan
keluarga, teman-teman, dan rekan kerja saya.
23 Sebelum berwisata di Museum Kereta Api
Ambarawa saya membawa perlengkapan untuk
persiapan perjalanan wisata saya.
24 Setiap saya berkunjung di Museum Kereta Api
Ambarawa pelayananya selalu baik.
25 Saya akan berkunjung lagi ke Museum Kereta
Api Ambarawa
85
Lampiran 2. Uji Validitas Dan Reabilitas Variabel Strategi Positioning
NO Kode Item soal X X2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 R - 1 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 1 1 1 36 1296 2 R - 2 2 1 1 2 1 3 3 3 2 3 2 1 3 27 729 3 R - 3 4 1 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 35 1225 4 R - 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 1 26 676 5 R - 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 21 441 6 R - 6 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 38 1444 7 R - 7 4 5 4 3 3 5 4 2 4 5 4 2 3 48 2304 8 R - 8 5 4 4 2 2 2 4 2 5 4 4 1 4 43 1849 9 R - 9 3 2 3 5 2 4 4 3 5 5 3 3 3 45 2025
10 R - 10 5 2 3 5 4 5 3 2 3 5 4 5 5 51 2601 11 R - 11 2 4 3 2 1 1 2 3 4 4 2 4 2 34 1156 12 R - 12 2 1 2 2 4 2 4 1 1 2 2 2 2 27 729 13 R - 13 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 4 2 36 1296 14 R - 14 4 3 3 3 3 1 1 3 3 4 3 3 3 37 1369 15 R - 15 2 1 2 2 5 2 2 2 1 2 2 2 2 27 729 16 R - 16 2 2 2 1 2 1 3 1 1 2 2 1 4 24 576 17 R - 17 3 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 19 361 18 R - 18 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 5 1 40 1600 19 R - 19 2 5 5 4 1 3 3 3 3 5 5 3 3 45 2025 20 R - 20 5 5 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 50 2500 21 R - 21 3 4 2 1 3 3 3 3 1 4 4 3 3 37 1369 22 R - 22 3 3 3 4 3 2 4 4 2 2 3 2 3 38 1444 23 R - 23 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 5 2 4 45 2025 24 R - 24 3 2 2 4 2 3 2 4 2 5 3 3 3 38 1444 25 R - 25 4 3 2 4 2 4 2 1 1 5 4 4 1 37 1369 26 R - 26 2 4 2 2 3 4 2 3 2 3 5 4 3 39 1521 27 R - 27 4 2 3 2 1 4 4 4 2 4 4 4 4 42 1764 28 R - 28 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 51 2601 29 R - 29 2 1 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 33 1089 30 R - 30 2 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 32 1024
X 93 83 82 87 77 81 84 79 77 100 93 85 80 1101 42.581 X2 319 275 254 287 237 261 262 235 239 370 331 279 248 Reliabel XY 3587 3227 3191 3341 2892 3189 3211 3036 3023 3872 3654 3263 3095 k = 13 rxy 0,673 0,576 0,713 0,539 0,226 0,713 0,531 0,565 0,657 0,715 0,791 0,498 0,579 Σα²b = 16,19
rtabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 α²t = 74,98 Kriteria Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid r11 = 0,849 b
2 1,06 1,56 1,03 1,20 1,36 1,46 0,92 0,93 1,43 1,26 1,47 1,32 1,20
86
Variabel Keputusan Berkunjung
NO
Kode
Item soal Y Y2
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 R - 1 2 3 3 3 3 2 3 1 3 1 1 1 26 676 2 R - 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 1 1 28 784 3 R – 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 29 841 4 R - 4 2 2 1 2 5 2 2 3 2 1 1 1 24 576 5 R – 5 3 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 30 900 6 R – 6 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 1 35 1225 7 R – 7 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 36 1296 8 R – 8 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 33 1089 9 R – 9 3 2 3 4 5 4 1 1 4 4 4 1 36 1296 10 R - 10 2 2 3 3 5 3 2 3 4 3 3 3 36 1296 11 R – 11 2 2 3 3 3 4 1 3 4 3 4 2 34 1156 12 R – 12 2 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 1 33 1089 13 R – 13 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 32 1024 14 R – 14 3 2 3 5 3 2 2 4 4 3 3 2 36 1296 15 R – 15 5 4 4 5 4 3 3 2 3 3 4 1 41 1681 16 R – 16 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 34 1156 17 R – 17 4 3 4 3 5 3 3 2 3 3 3 2 38 1444 18 R – 18 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 33 1089 19 R – 19 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 4 36 1296 20 R – 20 4 3 3 2 5 2 2 3 4 3 3 5 39 1521 21 R – 21 5 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 1 39 1521 22 R – 22 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 31 961 23 R – 23 3 4 4 5 2 4 4 4 4 3 3 3 43 1849 24 R – 24 2 3 3 2 1 4 3 2 1 2 3 1 27 729 25 R – 25 1 3 5 4 5 2 3 3 3 4 5 3 41 1681 26 R – 26 3 4 2 2 3 3 1 2 2 1 5 1 29 841 27 R – 27 2 5 4 5 1 4 2 2 1 1 1 1 29 841 28 R – 28 4 3 3 4 3 5 4 5 3 3 5 5 47 2209 29 R – 29 2 1 2 3 3 2 2 4 1 1 1 2 24 576 30 R - 30 3 2 3 2 1 2 2 2 2 1 1 1 22 484
X 85 80 94 95 97 88 70 77 90 77 86 62 1001 34.423 X2 267 236 314 331 355 278 180 221 296 221 290 168 Reliabel XY 2913 2709 3209 3269 3325 3000 2389 2630 3103 2681 3016 2179 k = 12 rxy 0,470 0,260 0,514 0,565 0,430 0,447 0,408 0,393 0,613 0,723 0,695 0,546 Σα²b = 11,46
rtabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 α²t = 35,27 Kriteria Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid r11 = 0,736 b
2 0,90 0,78 0,67 1,04 1,43 0,69 0,57 0,81 0,90 0,81 1,50 1,37
87
Lampiran 3. Tabulasi Data Hasil Responden Variabel Strategi Positioning
No Kode Responden
Strategi positioning %
Skor Kriteria Nilai Keunikan Kredibilitas Keberlanjutan Kesesuaian 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13
1 R-01 4 1 4 1 5 3 5 5 5 4 5 4 77% B 2 R-02 3 3 5 2 5 5 3 4 4 4 4 3 75% B 3 R-03 3 3 5 4 5 5 2 4 3 3 2 4 72% B 4 R-04 4 2 4 3 4 5 5 5 5 4 5 4 83% B 5 R-05 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 85% SB 6 R-06 4 2 5 2 5 5 4 5 4 4 4 5 82% B 7 R-07 3 3 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 87% SB 8 R-08 5 3 4 4 2 5 4 4 5 4 4 2 77% B 9 R-09 4 1 3 2 2 3 2 4 5 4 5 4 65% CB 10 R-10 1 3 5 4 5 5 5 4 5 2 5 4 80% B 11 R-11 3 1 5 5 3 5 5 4 5 4 4 3 78% B 12 R-12 4 2 3 3 5 5 5 4 4 4 5 4 80% B 13 R-13 3 3 5 5 2 5 4 5 4 5 5 3 82% B 14 R-14 3 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 80% B 15 R-15 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 3 82% B 16 R-16 3 3 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 80% B 17 R-17 3 1 3 4 3 3 3 2 4 1 4 3 57% CB 18 R-18 4 1 5 4 5 3 4 3 4 3 3 5 73% B 19 R-19 3 5 5 4 4 5 4 3 2 3 4 4 77% B 20 R-20 4 2 5 4 5 5 4 5 2 1 4 3 73% B 21 R-21 3 1 5 4 5 4 4 4 4 2 5 2 72% B 22 R-22 3 2 4 4 5 4 4 4 4 3 5 3 75% B 23 R-23 2 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 85% SB 24 R-24 3 1 5 4 3 4 4 4 3 3 3 3 67% CB 25 R-25 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 60% CB 26 R-26 2 1 1 2 2 2 3 2 2 3 1 2 38% TB 27 R-27 4 1 3 3 3 5 3 4 3 1 5 2 62% CB 28 R-28 3 3 5 5 5 5 5 1 2 4 5 3 77% B 29 R-29 3 2 3 5 5 5 4 2 4 4 5 3 75% B 30 R-30 4 2 3 5 2 4 4 3 3 4 4 3 68% B 31 R-31 3 4 5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 80% B 32 R-32 3 4 5 5 5 2 5 4 5 4 5 3 83% B 33 R-33 3 2 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 80% B 34 R-34 3 3 4 3 5 5 3 4 5 5 5 4 82% B 35 R-35 2 1 4 2 5 2 4 2 4 4 5 2 62% CB 36 R-36 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 70% B 37 R-37 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 50% TB 38 R-38 3 1 2 2 3 2 1 2 4 3 3 4 50% TB 39 R-39 3 1 5 5 5 3 3 4 4 3 5 3 73% B 40 R-40 2 2 5 3 4 5 2 4 3 4 5 3 70% B 41 R-41 3 2 2 5 5 4 4 4 4 4 5 3 75% B 42 R-42 4 1 4 2 3 3 2 3 4 5 5 4 67% CB 43 R-43 3 1 5 3 5 3 5 4 4 5 5 4 78% B 44 R-44 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 88% SB 45 R-45 3 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 88% SB
88
46 R-46 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 83% B 47 R-47 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2 43% TB 48 R-48 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 5 4 87% SB 49 R-49 3 1 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 60% CB 50 R-50 3 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 90% SB 51 R-51 3 2 4 4 5 1 2 4 4 4 4 4 68% B 52 R-52 4 2 5 4 5 2 5 5 4 4 5 3 80% B 53 R-53 3 3 5 1 5 3 4 5 4 4 5 4 77% B 54 R-54 2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 90% SB 55 R-55 3 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5 4 87% SB 56 R-56 1 2 3 3 4 4 5 4 4 1 2 2 58% CB 57 R-57 1 2 3 2 5 3 3 3 4 3 4 3 60% CB 58 R-58 3 3 5 5 2 4 5 4 4 3 4 3 75% B 59 R-59 4 4 5 5 1 4 2 4 5 4 5 4 78% B 60 R-60 3 4 5 5 5 5 3 4 4 4 5 3 83% B 61 R-61 4 3 4 5 2 5 5 4 4 4 5 3 80% B 62 R-62 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 85% SB 63 R-63 4 2 5 3 5 3 3 4 4 2 4 3 70% B 64 R-64 4 2 4 3 5 5 4 4 4 3 5 4 78% B 65 R-65 3 2 3 2 5 3 4 2 5 4 5 3 68% B 66 R-66 3 2 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 75% B 67 R-67 2 3 5 4 5 5 5 4 5 3 5 3 82% B 68 R-68 3 4 4 5 5 3 5 3 4 5 5 4 83% B 69 R-69 2 3 4 5 5 4 5 5 2 3 5 4 78% B 70 R-70 3 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 88% SB 71 R-71 4 2 3 3 5 4 4 5 2 1 5 4 70% B 72 R-72 3 3 4 5 5 3 5 1 4 4 5 2 73% B 73 R-73 4 3 4 5 5 5 3 2 4 1 4 3 72% B 74 R-74 3 2 5 5 5 2 4 3 3 3 5 3 72% B 75 R-75 3 2 2 2 3 2 4 3 4 3 5 2 58% CB 76 R-76 3 2 2 3 1 3 2 2 2 2 1 2 42% TB 77 R-77 3 4 3 4 2 5 4 3 5 4 5 4 77% B 78 R-78 3 4 5 4 2 5 4 4 4 4 5 3 78% B 79 R-79 3 3 2 4 1 5 2 2 3 3 2 3 55% CB 80 R-80 1 2 5 3 2 5 2 5 4 4 4 4 68% B 81 R-81 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 87% SB 82 R-82 4 3 4 3 5 3 3 4 4 4 5 3 75% B 83 R-83 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3 77% B 84 R-84 5 4 5 5 2 5 4 4 4 5 5 5 88% SB 85 R-85 3 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 80% B 86 R-86 3 2 4 4 2 2 5 4 4 4 5 2 68% B 87 R-87 3 3 5 4 5 1 4 5 5 4 5 4 80% B 88 R-88 2 3 2 5 5 5 5 5 4 3 5 2 77% B 89 R-89 3 2 3 5 5 3 3 5 4 4 3 3 72% B 90 R-90 3 3 5 3 5 5 4 4 4 3 3 3 75% B 91 R-91 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 78% B 92 R-92 4 4 5 1 5 5 4 5 5 4 5 1 80% B 93 R-93 3 3 5 5 5 5 4 3 4 3 4 3 78% B 94 R-94 3 3 5 5 2 5 5 4 4 4 5 2 78% B 95 R-95 3 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 80% B 96 R-96 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 5 3 83% B 97 R-97 3 4 5 3 5 5 4 4 4 4 5 3 82% B 98 R-98 4 4 4 3 2 5 5 5 4 4 5 3 80% B 99 R-99 3 4 5 3 5 2 4 4 4 4 5 3 77% B
100 R-100 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 90% SB
89
Jumlah 998 794 1.166 760 768
74,8% B Nilai maksimal 1500 1000 1500 1000 1000 Persentase skor 66,53% 79,40% 77,73% 76,00% 76,80%
Kriteria T T T T T
Variabel Keputusan Berkunjung
No Kode Responden
Keputusan berkunjung
% Skor Kriteria Pemilihan
Produk Pemilihan Merek Pemilihan Distribusi
Pemilihan Waktu
pembelian
Jumlah Pembelian
14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 R-01 4 2 2 2 2 3 2 4 3 2 5 56% CB 2 R-02 4 2 5 2 2 3 4 3 2 5 2 62% CB 3 R-03 3 2 3 2 2 3 4 3 4 4 4 62% CB 4 R-04 5 5 5 3 3 3 5 2 4 3 4 76% B 5 R-05 4 5 5 3 5 3 3 4 5 4 5 84% B 6 R-06 5 5 5 4 5 3 5 3 5 3 2 82% B 7 R-07 4 4 5 3 5 5 4 4 5 4 4 85% SB 8 R-08 4 4 5 3 5 5 4 4 4 2 4 80% B 9 R-09 2 3 3 4 5 5 5 5 2 4 4 76% B 10 R-10 3 5 4 3 4 3 4 2 2 4 4 69% B 11 R-11 2 3 3 5 2 3 3 2 4 4 4 64% CB 12 R-12 2 2 3 2 2 4 5 3 5 4 4 65% CB 13 R-13 5 5 5 5 5 4 5 2 5 4 4 89% SB 14 R-14 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 87% SB 15 R-15 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 96% SB 16 R-16 5 5 5 3 5 5 4 2 5 4 4 85% SB 17 R-17 5 5 2 3 2 3 2 2 3 3 2 58% CB 18 R-18 3 2 2 2 3 5 3 4 1 4 5 62% CB 19 R-19 3 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 84% B 20 R-20 3 5 5 3 5 5 5 3 5 2 2 78% B 21 R-21 4 5 4 5 5 5 4 4 3 2 2 78% B 22 R-22 4 5 2 2 2 5 5 4 5 3 4 75% B 23 R-23 3 3 3 3 5 5 5 3 5 2 3 73% B 24 R-24 2 3 3 3 5 5 4 3 4 4 4 73% B 25 R-25 4 1 3 4 5 5 4 3 3 2 2 65% CB 26 R-26 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 58% CB 27 R-27 2 4 5 3 5 5 5 5 3 2 5 80% B 28 R-28 5 5 5 4 5 3 4 3 2 4 5 82% B 29 R-29 4 5 2 5 5 2 4 2 4 4 2 71% B 30 R-30 3 2 2 3 3 2 5 4 4 4 4 65% CB 31 R-31 4 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 85% SB 32 R-32 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 84% B 33 R-33 3 3 3 3 5 3 4 4 3 2 4 67% CB 34 R-34 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 93% SB 35 R-35 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 56% CB 36 R-36 4 5 5 3 5 1 5 4 3 4 3 76% B 37 R-37 2 3 3 3 1 5 4 3 3 4 2 60% CB 38 R-38 4 2 3 3 2 3 5 3 3 3 3 62% CB 39 R-39 3 3 2 3 5 3 4 4 2 4 2 64% CB 40 R-40 1 3 5 3 5 3 4 3 4 2 5 69% B 41 R-41 4 3 4 5 5 2 4 4 4 4 3 76% B 42 R-42 4 3 2 3 5 1 5 2 3 2 3 60% CB
90
43 R-43 5 5 5 4 5 4 5 3 3 3 5 85% SB 44 R-44 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 95% SB 45 R-45 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 93% SB 46 R-46 4 5 2 3 5 5 5 3 5 3 4 80% B 47 R-47 2 2 3 2 3 5 3 2 2 4 2 55% CB 48 R-48 5 5 4 5 5 5 5 4 3 2 4 85% SB 49 R-49 2 2 3 2 2 3 5 3 4 4 3 60% CB 50 R-50 5 5 4 3 5 5 5 2 2 4 4 80% B 51 R-51 2 2 2 2 3 4 2 2 5 4 4 58% CB 52 R-52 4 5 5 3 5 2 4 4 3 4 2 75% B 53 R-53 3 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 80% B 54 R-54 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 4 89% SB 55 R-55 5 5 4 5 4 5 4 2 4 2 5 82% B 56 R-56 2 5 3 2 5 1 4 2 2 4 2 58% CB 57 R-57 3 2 5 3 1 3 4 2 2 2 3 55% CB 58 R-58 5 5 4 3 5 5 3 5 4 4 3 84% B 59 R-59 4 5 5 5 5 5 5 4 5 2 3 87% SB 60 R-60 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 93% SB 61 R-61 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 89% SB 62 R-62 4 5 5 3 5 5 5 3 3 4 4 84% B 63 R-63 5 2 3 3 2 1 3 3 2 3 4 56% CB 64 R-64 3 4 3 3 5 3 3 4 4 4 3 71% B 65 R-65 5 2 3 2 3 2 2 3 3 4 4 60% CB 66 R-66 5 5 2 3 5 1 3 2 2 4 3 64% CB 67 R-67 4 2 5 2 3 3 5 3 2 2 5 65% CB 68 R-68 3 5 5 5 5 5 4 3 3 2 4 80% B 69 R-69 4 5 5 3 2 5 5 4 5 4 5 85% SB 70 R-70 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 2 85% SB 71 R-71 3 3 5 3 5 5 4 3 3 2 4 73% B 72 R-72 4 5 5 3 5 2 4 2 4 4 5 78% B 73 R-73 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 93% SB 74 R-74 4 1 5 3 1 1 4 3 2 3 2 53% CB 75 R-75 4 2 2 2 2 3 4 3 3 4 2 56% CB 76 R-76 4 3 5 2 2 2 3 1 1 3 2 51% TB 77 R-77 4 5 4 2 2 3 2 2 5 5 4 69% B 78 R-78 5 5 4 5 5 4 4 3 2 3 3 78% B 79 R-79 2 2 5 5 5 1 3 1 1 4 2 56% CB 80 R-80 4 5 3 3 5 1 3 1 1 2 1 53% CB 81 R-81 2 2 4 3 2 4 3 4 3 3 4 62% CB 82 R-82 3 3 1 4 5 1 3 1 3 4 2 55% CB 83 R-83 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 51% TB 84 R-84 1 5 3 5 5 2 4 2 3 3 3 65% CB 85 R-85 4 2 5 3 5 3 5 4 4 4 4 78% B 86 R-86 4 5 5 3 5 1 3 2 4 4 2 69% B 87 R-87 4 3 3 2 3 1 3 4 5 2 5 64% CB 88 R-88 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 91% SB 89 R-89 5 5 5 3 5 5 4 3 3 4 2 80% B 90 R-90 5 5 5 3 5 5 4 2 4 3 2 78% B 91 R-91 4 5 5 4 4 4 5 3 3 4 3 80% B 92 R-92 5 5 5 2 2 2 5 3 4 2 5 73% B 93 R-93 4 5 5 3 4 2 4 4 3 2 4 73% B 94 R-94 3 5 5 3 3 2 4 1 3 4 3 65% CB 95 R-95 4 5 4 4 5 1 4 4 4 5 4 80% B 96 R-96 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 87% SB 97 R-97 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 4 56% CB
91
98 R-98 4 3 3 2 1 2 2 4 2 4 5 58% CB 99 R-99 2 2 3 2 2 2 4 3 3 3 4 55% CB 100 R-100 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 2 84% B
Jumlah 753 1.132 755 666 693
72,7% B Nilai maksimal 1000 1500 1000 1000 1000 Persentase skor 75,30% 75,47% 75,50% 66,60% 69,30%
Kriteria T T T T T
92
Lampiran 4.
1. Analisis Regresi Linier sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.952 3.958 3.019 .003
X .625 .087 .586 7.153 .000
a. Dependent Variable: Y
2. Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .586a .343 .336 5.50292 a. Predictors: (Constant), X
93
3. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 5.47505765
Most Extreme Differences Absolute .091
Positive .048
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .913
Asymp. Sig. (2-tailed) .375
a. Test distribution is Normal.
94
4. Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Y * X Between
Groups
(Combined) 1866.026 24 77.751 2.200 .005
Linearity 1549.341 1 1549.341 43.833 .000
Deviation from
Linearity 316.686 23 13.769 .390 .993
Within Groups 2650.964 75 35.346
Total 4516.990 99
5. Uji Heteroskedastisitas
95
Lampiran 7
Gambar Objek Wisata Museum Kereta Api Ambarawa