Upload
vominh
View
223
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL
PERAN KEPUASAN NASABAH DALAM MEMEDIASI
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP
LOYALITAS NASABAH PADA PT.BANK SULTRA RAHA
Oleh:
SULASTRI
NIM. G2D1 15 119
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2 0 1 7
ABSTRAK
SULASTRI(G2D1 15 1193), Peran Kepuasan Nasabah Dalam Memediasi
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas NasabahPada PT. Bank Sultra
Raha. Program Studi Magister Ilmu Manajemen, Program Pascasarjana
Universitas Halu Oleo, dibimbing oleh Hasanuddin Bua dan La Hatani.
Tujuan penelitian ini adalah menguji dan menjelaskan pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah. Selanjutnya menguji peran
kepuasan nasabah sebagai mediasi pengaruh antara kualitas layanan terhadap
loyalitas nasabah pada PT. Bank Sultra Raha. Pendekatan penelitian ini adalah
explanatory research dengan pengumpulan data dilakukan secara cross-section
melalui instrument berupa angket. Populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah
pada PT. Bank Sultra Raha pada tahun 2016 berjumlah 37.393 nasabah. Besarnya
sampel penelitian ini ditentukan jumlahnya dengan menggunakan rumus Slovin
sehingga diperoleh besarnya sampel sebanyak 137 orang nasabah. Peralatan
analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah Structural
Equation Modeling (AMOS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
layanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah, namun
pada loyalitas nasabah tidak berpengaruh signifikan. Kemudian kepuasan nasabah
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah. Akhirnya hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kepuasan nasabah berperan sebagai mediasi sempurna
(complete mediation) pengaruh antara kualitas layanan terhadap loyalitas nasabah.
Artinya kualitas layanan yang baik berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
kepuasan nasabah dan kepuasan nasabah berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas nasabah, namun secara langsung kualitas layanan berpengaruh tidak
signifikan terhadap peningkatan loyalitas nasabah.
Kata Kunci: Kualitas Layanan, Kepuasan Nasabah, LoyalitasNasabah
ABSTRACT
SULASTRI (G2D1 15 1193), The Role Of Customer Satisfaction in Mediating
The Influence Of Service Quality On Customer Loyality in PT.Bank Sultra Raha.
Postgraduate of Magister Management Halu Oleo University, supervised by
Hasanuddin Bua and La Hatani.
The aims of the study was to investigate and to explain the effect of
service quality to the satisfaction and loyality of customers. next, to investigate
role of customers’ satisfaction as the mediation effect between service quality and
the loyality of customers in PT Bank Sultra in Raha. approach used in the study
was explanatory research by collecting data conducted by cross section through
the instruments of questionaires. population of the study was the whole stafss of
PT Bank Sultra Raha in 2016 totalling 37.393 customers. number of the samples
was determined by using the formulation of slovin therefore the number of saple
reduced to 137 customers. instruments of the study was Structural Equation
Modelling (AMOS). Results of te study partially, the quality of service has a
significant effect to the satisfaction of customers, otherwise not to the loyality of
customers. customers’ satisfaction has a significant effect to the loyality of
customers. the study concluded that the role of suctomers in PT Bank Sutltra has
an effect as a complete mediato towards the effect of service quality and the
loyality of customers. means that a better service has a significante effect to the
improvement of customers’ satisftation and the satisfaction of customers has a
significant effect to the loyality of customers, yet directly, the service qualtiy has
insignificant effect ot the improvements of customers’ loyality.
keywords: service quality, customers’ satisfation, customers’ loyality
1. PENDAHULUAN
Era perdagangan bebas dewasa
ini, menuntut perusahaan untuk
menemukan dan membangun sistem
manajemen yang mampu secara
profesional meretensi pelanggannya. Dua
factor utma yang menjadi pertimbangan
utama perusahaan dalam melakukan
retensi pelanggan adalah, pertama karena
semakin mahalnya biaya perolehan
pelanggan baru dalam iklim kompetisi
yang semakin ketat, kedua adalah tingkat
kemampuan laba perusahaan berbanding
lurus dengan pertumbuhan hubungan
antar perusahaan dan pelanggan secara
permanen. Persaingan bisnis di bidang
jasa antar bank sangat ketat baik di
pasar domestik maupun di pasar
internasional. Bank yang ingin
berkembang harus dapat memberikan jasa
yang berkualitas dengan harga yang
bersaing, penyerahan lebih cepat, layanan
yang baik kepada nasabah dari pada
pesaingnya. Untuk memenuhi kepuasan
nasabah pada industri jasa, kualitas
layanan sangat penting di kelola
perusahaan dengan baik. Pihak
perusahaan sebagai suatu sistem juga
harus memuaskan pelanggan agar dapat
menghasilkan layanan yang memuaskan.
Kualitas layanan merupakan tingkat
keunggulan yang di harapkan dan
pengendalian atas tingkat untuk
memenuhi keinginan nasabah.
Pengembangan strategi pemasaran
melalui berbagai pendekatan yang
memfokus pada pengembangan
diferensiasi atau penciptaan berbagai
“points of differentiation” dilakukan
bukan untuk menyamai nilai yang
dihasilkan oleh pesaing bagi
pelanggannya, tetapi untuk nilai lebih atau
“superior value” yang diperoleh melalui
berbagai pengembangan inovatif. Sasaran
pengembangan strategi adalah
menghasilkan “superior value” atau
layanan pelanggan yang lebih baik
daripada yang dilakukan oleh pesaing.
Layanan yang diterima melampaui
harapan pelanggan maka kualitas layanan
dipersepsikan ideal. Sebaliknya apabila
layanan yang diterima lebih rendah
daripada yang diharapkan maka kualitas
layanan dipersepsikan buruk.
Kualitas layanan merupakan salah
satu faktor yang selama ini
mempengaruhi kepuasan konsumen
secara umum dan menjadi faktor utama
dalam kepuasan nasabah. Peningkatan
kualitas layanan sebagai salah satu
motivator pengikat loyalitas konsumen.
Bank yang ingin berkembang dan
mendapatkan keunggulan kompetitif
harus dapat memberikan produk berupa
barang atau jasa yang berkualitas dan
layanan yang baik kepada para konsumen
dari pesaingnya. Kualitas harus dimulai
dari kebutuhan konsumen dan berakhir
pada persepsi konsumen (Kotler, 2007).
Hal ini berarti citra kualitas yang baik
bukanlah berdasarkan sudut pandang atau
persepsi penyedia jasa, melainkan
berdasarkan sudut pandang atau persepsi
konsumen (Tjiptono, 2005:61). Kualitas
layanan berpengaruh terhadap perilaku
pembelian yaitu kepuasan konsumen.
Karena salah satu keunggulan kompetitif
yang dapat diciptakan perusahaan adalah
memfokuskan bisnisnya pada kepuasan
konsumen. Apabila layanan yang diterima
atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas layanan
dipersepsikan baik dan memuaskan,
sehingga melalui kepuasan itu konsumen
akan melakukan pembelian dan
menggunakan jasa yang pada akhirnya
akan merekomendasikan kepada orang
lain.
Berdasarkan data PT. Bank Sultra
Raha bahwa jumlah nasabah tabungan
yang aktif per 31 Desember 2016
sebanyak 37.393 mengalami peningkatan
sekitar 12% dari tahun 2015. Peningkatan
ini disebabkan oleh adanya persyaratan
setiap pencairan pinjaman (kredit)
nasabah diwajibkan membuka rekening
tabungan. Meskipun jumlah nasabah
tabungan dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan, akan tetapi
peningkatan jumlah nasabah yang
menabung di bank lain lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah nasabah
yang menabung di PT. Bank Sultra Raha.
Menurut pimpinan Bank PT. Bank Sultra
Raha, secara terus menerus meningkatkan
performa kinerja layanan dari produk
tabungan, dengan menambah jumlah
ATM, meningkatkan layanan terhadap
nasabah dan mengejar target pertumbuhan
nasabah melalui berbagai program
pelayanan. Setiap nasabah tabungan PT.
Bank Sultra Raha bisa memanfaatkan
layanan electronic channel (e-channel)
baik melalui phone banking, sms banking,
internet banking dan ATM banking yang
semakin memudahkan nasabah
melakukan transaksi perbankan yang
dibutuhkan. ATM PT. Bank Sultra Raha
menyediakan ratusan fitur layanan dan
nasabah bisa memanfaatkannya untuk beli
pulsa, membayar rekening listrik, hingga
transaksi perbankan lainnya.
Kondisi PT. Bank Sultra Raha
yang sedang berkembang dan
mendapatkan keunggulan kompetitif
harus dapat memberikan produk berupa
barang atau jasa yang berkualitas dan
layanan yang baik kepada para konsumen
dari pesaingnya. Pentingnya menjaga dan
menciptakan kepuasan dan loyalitas
nasabah dalam pemasaran tidak diragukan
lagi. Setiap perusahaan perbankan
berharap dapat mempertahankan
nasabahnya dalam jangka panjang,
bahkan jika mungkin untuk selamanya.
Usaha ini dilakukan agar bisnis dapat
bertahan lebih lama ditengah tingkat
persaingan yang semakin ketat. Nasabah
yang loyal mempunyai kecenderungan
lebih rendah untuk melakukan switching
(berpindah merek), menjadi strong word
of mouth.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah kualitas layanan berpengaruh
terhadap kepuasan nasabah ?
2. Apakah kualitas layanan berpengaruh
terhadap loyalitas nasabah?
3. Apakah kepuasan nasabah
berpengaruh terhadap loyalitas
nasabah?
4. Apakah kepuasan nasabah berperan
sebagai mediasi pengaruh antara
kualitas layanan terhadap loyalitas
nasabah?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini adalah untuk:
1. Menguji dan menjelaskan pengaruh
kualitas layanan terhadap kepuasan
nasabah
2. Menguji dan menjelaskan pengaruh
kualitas layanan terhadap loyalitas
nasabah
3. Menguji dan menjelaskan pengaruh
kepuasan nasabah terhadap loyalitas
nasabah
4. Menguji dan menjelaskan peran
kepuasan nasabah sebagai mediasi
pengaruh antara kualitas layanan
terhadap loyalitas nasabah..
2. KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
A. Konsep Kualitas Layanan
Kualitas pelayanan berfokus pada
upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan, serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan. Secara sederhana
pengertian kualitas jasa dapat dinyatakan
sebagai perbandingan antara jasa yang
diharapkan pelanggan dengan layanan
yang diterimanya (Parasuraman et al.,
1988). Dengan kata lain ada dua faktor
yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu
expected service (jasa yang diharapkan)
dan perceived service (jasa yang
diterima). Apabila jasa yang diterima
atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan pelanggan, maka kualitas jasa
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika
jasa yang diterima melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas jasa
dipersepsikan sebagai kualitas ideal.
Tetapi sebaliknya jika jasa yang diterima
lebih rendah dari pada yang diharapkan,
maka kualitas jasa dipersepsikan buruk.
Kualitas jasa harus dimulai dari
kebutuhan pelanggan dan berakhir pada
persepsi pelanggan. Persepsi pelanggan
terhadap kualitas jasa itu sendiri
merupakan penilaian menyeluruh
pelanggan atas keunggulan suatu jasa.
Jasa menurut Kotler, (2007:12) adalah
setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain, yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Produksi jasa bisa berhubungan dengan
produk fisik maupun tidak. Sedangkan
Zeithaml dan Bitner (2004), mengartikan
jasa sebagai suatu kegiatan ekonomi yang
outputnya bukan produk dikonsumsi
bersamaan dengan waktu produksi dan
memberikan nilai tambah (seperti
kenikmatan, hiburan, santai, sehat)
bersifat tidak berwujud. Selanjutnya
Mudrick, et al., 1990 (dalam Yazid,
2003:71) menyatakan bahwa jasa adalah
intangible (seperti kenyamanan, hiburan,
kecepatan, kesenangan, dan kesehatan)
dan dijual atau dikonsumsi pada saat yang
diperlukan.
B. Konsep Kepuasan Nasabah
Kata kepuasan (satisfaction)
memiliki arti penting dalam konsep
pemasaran, dan biasanya dikaitkan
dengan suatu semboyan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Penggunaan istilah satisfaction dalam era
moderen saat ini cenderung meluas dan
berkaitan dengan kata-kata satisfactory
(kesesuaian) dan satisfy (membuat
menjadi menyenangkan). Akan tetapi
istilah kepuasan pelanggan di dalam
manajemen pemasaran sendiri memiliki
pengertian yang sangat spesifik. Kata
kepuasan memiliki arti penting dalam
konsep pemasaran yang berkaitan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Istilah kepuasan sangat populer sehingga
sangat mudah di dapatkan di dalam
literatur pemasaran, serta memiliki
pengertian mendalam sehingga menjadi
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai
oleh organisasi bisnis modern seperti
sekarang ini. Penggunaan istilah
satisfaction dalam era modern saat ini
cenderung meluas dan berkaitan dengan
kata-kata satisfactory (kesesuaian) dan
satisfy (membuat menjadi
menyenangkan).
Konsep kepuasan nasabah
digunakan dalam penelitian ini sebagai
landasan berpikir teoritik untuk
memahami konsep dan indikator
pengukuran kepuasan nasabah pada
Industri Perbankan Kota Raha. Kepuasan
pelanggan merupakan terjemahan dari
customer satisfaction. Kepuasan
pelanggan merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap pembelian
ulang (Kotler dan Amstrong, 2003:56).
kepuasan pelanggan merupakan salah satu
faktor penting dalam upaya manajemen
pemasaran untuk meningkatkan
kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka
Kotler dan Amstrong (2003:57)
mendefinisikan satisfaction is a person’s
feelings of pleasure or disappointment
resulting from comparing a product’s
preceived performance (or outcome) in
relation to his or her expectations.
Kepuasaan konsumen adalah perasaan
senang atau tidak senang seseorang
setelah membandingkan kinerja produk
yang dirasakan/dipersepsikan dengan
harapan. Jika kinerja produk yang
dipersepsikan dibawah harapan berarti
konsumen tidak puas sebaliknya jika
kinerja yang dipersepsikan melebihi
harapan berarti konsumen puas.
C. Konsep Loyalitas Nasabah
Konsep loyalitas nasabah
digunakan dalam penelitian ini sebagai
landasan berpikir teoritik untuk
memahami konsep dasar dari loyalitas
nasabah. Sheth & Mittal (2004:400)
merumuskan definisi loyalitas pelanggan
dengan menggabungkan unsur sikap dan
perilaku pembelian sebagai berikut :
“Thus, customer loyalty is a customer’s
commitment to a brand, store, or supplier
based on a strong favorable attitude and
manifested in consisten repatronage”.
Pelanggan dikatakan loyal jika memiliki
sikap positif terhadap merek tertentu dan
dimanifestasikan dalam bentuk pembelian
ulang secara konsisten.
Perkembangan bisnis diarahkan
untuk menciptakan dan mempertahankan
loyalitas nasabah. Kennedy et al. (2006)
mengemukakan bahwa nasabah yang
loyal akan dapat meningkatkan daya saing
dan profitabilitas perusahaan, dan disis
lain nasabah merasa terjamin atas resiko
kualitas barang/jasa dan pengadaan
barang/jasa tersebut serta mengurangi
biaya pencarian barang/jasa yang
dibutuhkan. Definisi loyalitas pelanggan
selalu dikaitkaan dengan kombinasi sikap
dan perilaku nasabah. Albert Caruana
(2002) melihat dari sudut psikologi,
dimana loyalitas (1) bersifat nonrandom,
(2) merupakan respon behavioral (berupa
pembelian), (3) diekspresikan sepanjang
waktu, (4) dilakukan oleh unit pengambil
keputusan, (5) unit pengambil keputusan
mengekspresikan loyalitas merek
berkenaan dengan satu atau lebih
alternative merek dalam rangkaian merek,
(6) merek merupakan fungsi dari proses
psikologis dalam pengambilan keputusan
dan evaluasi”. Asumsi yang mendasari
adalah bahwa loyalitas membutuhkan
konsistensi dari tiga dimensi yaitu
kognitif, afektif dan konatif.
Berdasarkan definisi loyalitas
nasabah, maka dapat dikatakan bahwa
loyalitas nasabah adalah sikap
positif yang kuat terhadap merek atau
perusahaan tertentu diikuti dengan pola
pembelian yang konsisten. Nasabah
dikatakan loyal pada merek atau
perusahaan tertentu apabila nasabah
tersebut konsisten melakukan pembelian
ulang terhadap merek tertentu pada
perusahaan yang sama, menceritakan dan
memberikan rekomendasi kepada orang
lain, tidak terpengaruh dengan tawaran
harga yang menarik dari perusahaan
saingan dan menyampaikan komplain
kepada perusahaan dengan cara baik dan
sesuai prosedur. Nasabah dikatakan loyal
jika memiliki sikap positif terhadap merek
tertentu dan dimanifestasikan dalam
bentuk pembelian ulang secara konsisten.
3. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual yang
digunakan dalam penelitian ini
merupakan kajian yang mendalam
berdasarkan teori pemasaran khususnya
mengenai jasa pelayanan perbankan
maupun kajian empiris tentang hubungan
antara kualitas layanan, kepuasan dan
loyalitas. Dasar pemikiran yang
melandasi penelitian ini karena adanya
paradigma pemikiran pemasaran yang
telah mengalami pergeseran dari
pemasaran transaksional ke pemasaran
hubungan (relationship marketing) yang
melandasi alur berpikir dan selanjunya
menjadi landasan untuk membangun
kerangka konseptual penelitian ini.
Kerangka konseptual penelitian ini
dibangun berdasarkan masalah dan tujuan
penelitian, kajian teoritis dan empirik
sebagai landasan untuk merumuskan
hipotesis. PT. Bank Sultra Raha
merupakan salah satu bank yang
mempunyai tujuan untuk memperoleh
keuntungan dari penyediaan jasa yang
ditawarkan kepada calon nasabah maupun
nasabah yang sudah ada.. Jelasnya
kerangka konseptual penelitian ini,
disajikan pada Gambar 1:
HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka konseptual
penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini
sebagai berikut :
H1. Kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan nasabah
H2. Kepuasan nasabah berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas nasabah
H3. Kepuasan nasabah berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas nasabah
H4. Kepuasan nasabah berperan sebagai
mediasi pengaruh antara kualitas
layanan terhadap loyalitas nasabah
4. METODE PENELITIAN
Objek dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT.
Bank Sultra Raha, dengan mengambil unit
analisis adalah para nasabah pada PT.
Bank Sultra Raha. Selanjutnya waktu
penelitian ini direncanakan selama 3
bulan setelah ujian proposal dan
mendapatkan persetujuan dari komisi
pembimbing.
Populasi dan Sampel
Pada tingkat presisi sebesar 8,5%,
didasarkan pendapat yang dikemukakan
oleh Isaac dan Michael (2012) bahwa
dalam ilmu sosial memberikan
kemudahan penentuan jumlah sampel
berdasarkan tingkat kesalahan yang
dikehendaki peneliti antara 1% atau α =
0.01 sampai dengan 10% atau α = 0.10.
Argumen yang dikemukan Isaac dan
Michael (2012) bahwa dalam ilmu eksat α
(kesalahan) sampel harus lebih kecil
karena melibatkan nyawa manusia
sedangkan dalam ilmu sosial kesalahan
pengambilan bias ditolerir 1% sampai
10% karena tidak menyebabkan atau
berkibat yang fatal. Dari jumlah populasi
sebanyak 37.393 nasabah, maka diperoleh
besarnya sampel sebanyak 137 orang.
Dengan demikian jumlah sampling yang
ditetapkan dalam penelitian ini sebanyak
137 orang dengan pertimbangan: (a)
Derajat keragaman (degree of
homogeneity) dari populasi; (b) Tingkat
presisi (ketelitian) yang dikehendaki oleh
peneliti, (c) Rencana analisis dengan
menggunakan pendekatan kuantintatif
yaitu SEM (AMOS) yang mengisyaratkan
jumlah sampel paling sedikit 100 atau 5
sampai 10 jumlah indikator variabel yang
digunakan. Karena itu jumlah indikator
yang dianalisis dalam penelitian yaitu
sebanyak 13 indikator, dengan demikian
jumlah sampel sebainya di atas 130 (13 x
10 = 130) Hair et al., 2010.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis deskriptif dan statistika
inferensial yaitu Structural Equation
Modeling (SEM) dengan menggunakan
sofware AMOS (Analysis Of Moment
Structural), Microsoft Excel, dan sofware
SPSS.
5. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Deskripsi variabel bertujuan untuk
menginterpretasikan masing-masing
variabel penelitian, indikator variabel dan
item pernyataan penelitian berdasarkan
distribusi frekuensi, persentase, dan rerata
(mean) jawaban responden berdasarkan
skala pengukuran data yang digunakan
(Likert), rentang skala pernyataan
responden dimulai dari satu sampai lima
yang artinya dimulai dari sangat tidak
setuju/rendah sampai sangat setuju/tinggi.
Selanjutnya variabel penelitian ini adalah
penempatan kerja, kepuasan kerja dan
kinerja karyawan. Deskripsi jawaban
responden terhadap pernyataan yang
berkaitan dengan setiap indikator variabel
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
Deskripsi Kuaitas Layanan.
Kualitas layanan dalam penelitian
ini difokuskan pada tanggapan nasabah
terhadap tingkat pelayanan yang diterima
dengan tingkat pelayanan yang
diharapkan. Karena itu kualitas layanan
yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah persepsi nasabah yang berkenaan
dengan superioritas pelayanan yang
ditawarkan oleh PT. Bank Sultra Raha
melalui perbandingan antara pelayanan
yang diharapkan dan pelayanan yang
dirasakan. Dengan demikian variabel
kualitas layanan dalam penelitian ini
diukur dengan lima indikator yang
mengacu pendapat Parasuraman et al
(2003) meliputi: X1. Tampilan fisik
(tangible), X2. Keandalan (reliability), X3.
Daya tanggap (responsiveness), X4.
Jaminan (assurance), dan X5. Empati
(empathy). Hasil deskripsi tanggapan
responden terhadap variabel kualitas
layanan pada masing-masing indikator
disajikan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Deskripsi Variabel Kualitas
Layanan
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2017
Hasil deskripsi jawaban responden atas
variabel kualitas layanan pada nasabah
PT. Bank Sultra Raha disajikan pada
Table 5.2 terlihat bahwa sebagian besar
menyatakan sudah baik penerapan
kualitas layanan nasabah yang ditunjukan
dengan nilai rerata sebesar 3,83. Artinya
mayoritas responden menyatakan bahwa
penerapan kualitas layanan berada pada
interval baik, jika dicermati dari indikator
tampilan fisik, keandalan, daya tanggap,
jaminan, dan empati. Persepsi responden
menunjukkan bahwa indikator jaminan
memiliki skor rata-rata tertinggi yang
diikuti oleh keandalan, tampilan fisik,
daya tanggap, dan yang terkecil menurut
persepsi responden adalah empati.
Artinya berdasarkan fakta yang
sebenarnya penerapan kualitas layanan
secara keseluruhan berdasarkan
tanggapan responden sudah baik.
Deskripsi Variabel Kepuasan Nasabah
Kepuasan nasabah yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah perasaan
senang atau kecewa nasabah yang berasal
dari perbandingan antara kesannya
terhadap kinerja atau hasil dan harapan-
harapannya. Dengan demikian kepuasan
nasabah adalah persepsi nasabah terhadap
perbandingan antara kualitas layanan
yang diterima dengan tingkat harapan
nasabah atau respon nasabah PT. Bank
Sultra Raha terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara
harapan sebelumnya (atau norma kinerja
lainnya) dan kinerja aktual yang dirasakan
setelah pemakaiannya. Karena itu
pengukuran kepuasan nasabah dalam
penelitian ini terdiri empat indikator
yaitu: Y11. Pelayanan yang diterima
melebihi harapan karena menawarkan
layanan berkualitas; Y12. Puas dengan
keputusan untuk memanfaatkan layanan
tabungan pada PT. Bank Sultra Raha;
Y13. Puas menggunakan jasa layanan PT.
Bank Sultra Raha karena persis sama
dengan yang dibutuhkan; dan Y14. Puas
dengan kinerja layanan PT. Bank Sultra
Raha yang mengagumkan serta tidak
mengecewakan. Deskripsi jawaban
responden terhadap indikator kepuasan
nasabah dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Deskripsi Variabel Kepuasan
Nasabah
Sumber: data primer (diolah) 2017
Deskripsi jawaban responden yang
disajikan pada Tabel 5.3 diketahui nilai
rerata variabel kepuasan nasabah sebesar
3,79 yang dapat diartikan bahwa sebagian
besar nasabah pada PT. Bank Sultra Raha
menyatakan sudah puas atau baik, jika
dicermati dari indikator kepuasan
terhadap pelayanan yang diterima
melebihi harapan, puas dengan keputusan
menabung, puas menggunakan jasa
layanan dan puas dengan kinerja layanan.
Menurut persepsi responden
menunjukkan bahwa indikator puas
dengan keputusan untuk memanfaatkan
layanan tabungan pada PT. Bank Sultra
Raha memiliki nilai rerata tertinggi yang
diikuti oleh kepuasan menggunakan jasa
layanan yang diterima melebihi harapan,
puas dengan kinerja layanan dan yang
terkecil menurut tanggapan responden
adalah kepuasan terhadap pelayanan yang
diterima melebihi harapan karena
menawarkan layanan berkualitas.
Deskripsi Variabel Loyalitas Nasabah
Loyalitas nasabah mencerminkan
niatan berperilaku nasabah atas produk
atau jasa PT. Bank Sultra Raha, dan
perilaku tersebut kemungkinan
menghasilkan pembelian ulang dimasa
yang akan datang atau pembaharuan
kontrak jasa atau sebaliknya. Karena itu
loyalitas nasabah yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kemungkinan
nasabah melakukan transaksi ulang,
keinginan untuk kembali menggunakan
layanan, menceritakan dan memberi
rekomendasi kepada orang lain, dan lebih
suka atau setia menggunakan tabungan
PT. Bank Sultra Raha. Pengukran variabel
loyalitas nasabah dalam penelitian ini
terdiri dari empat indikator, yaitu: Y21.
Kesediaan untuk membagi informasi
positif dari mulut ke mulut (word of
mouth) tentang kualitas layanan pada PT.
Bank Sultra Raha, Y22. Keinginan untuk
kembali menggunakan layanan PT. Bank
Sultra Raha, Y23. Merekomendasikan
kepada (keluarga, teman-teman, kerabat
dan orang lain), Y24. Setia menabung
pada pada PT. Bank Sultra Raha dari pada
di Bank lain. Deskripsi jawaban
responden terhadap variabel loyalitas
nasabah ditunjukkan dengan persentase
dan nilai rerata (mean) setiap indikator
disajikan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Deskripsi Variabel Loyalitas
Nasabah
Sumber: data primer (diolah) 2017
Deskripsi jawaban responden yang
disajikan pada Tabel 5.4 diperoleh nilai
rerata (mean) variabel loyalitas nasabah
sebesar 3,72 dapat diartikan sebagian
besar responden menyatakan sudah loyal
atau baik dalam pelaksanaan loyalitas
nasabah pada PT. Bank Sultra Raha jika
dicermati dari aspek kesediaan untuk
membagi informasi positif dari mulut
kemulut, keinginan untuk kembali
menggunakan layanan,
merekomendasikan kepada (keluarga,
teman-teman, kerabat dan orang lain); dan
setia menabung pada PT. Bank Sultra
Raha dari pada di bank lain. Hasil
deskripsi diperoleh bahwa indikator
kesediaan untuk membagi informasi
positif dari mulut ke mulut (word of
mouth) memiliki nilai rata-rata (mean)
tertinggi, diikuti indikator keinginan
untuk kembali menggunakan layanan,
merekomendasikan kepada (keluarga,
teman-teman, kerabat dan orang lain) dan
indikator yang memiliki nilai mean yang
terendah adalah kesetian menabung pada
PT. Bank Sultra Raha dari pada di bank
lain.
Hasil Analisis Structural Equation
Modeling (SEM)
Pengujian hipotesis dan koefisien
jalur pengaruh secara langsung antara
variabel kualitas layanan terhadap
kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah.
Hasil pengujian pengaruh antar variabel
dapat diketahui dari nilai koefisien jalur
dan titik kritis (C.R) yang disajikan pada
diagram jalur Gambar 5.6.
Gambar 5.6. Diagram Koefisien Jalur dan
Pengujian Hipotesis
Sumber: Hasil olahan AMOS versi 20,
Tahun 2017 (Lampiran 9)
Hasil pengujian pengaruh antar
variabel Gambar 5.6. secara lengkap
dapat disajikan pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Koefisien Jalur dan
Pengujian Hipotesis:
Prob. Hasil
H1. 0 Diterima
H2. 0.18 Ditolak
H3. 0.03 Diterima
Hasil
H4.Kualitas
layananDiterima
Kepuasan
Nasabah
Loyalitas
nasabah0.575
Mediasi
Sempurna
Pengujian pengaruh mediasi
Eksogen Mediasi Endogen Koef. Sifat
Kualitas layanan Loyalitas nasabah 0.362 1.353
Kepuasan Nasabah Loyalitas nasabah 0.604 2.219
Pengaruh langsung antara variabel Koef. C.R
Kualiatas layanan Kepuasan nasabah 0.952 11.743
Hasil pengujian pada Gambar 5.6
dan Tabel 5.10 maka pengujian koefisien
jalur pengaruh langsung dan hipotesis
penelitian bertujuan untuk menjawab
apakah hipotesis yang diajukan dapat
diterima atau ditolak. Dari tiga pengaruh
langsung yang diuji ada dua berpengaruh
positif dan signifikan yaitu: kualitas
layanan terhadap kepuasan nasabah dan
kepuasan nasabah terhadap loyalitas
nasabah. Tetapi ada satu yang tidak
berpengaruh signifikan yaitu kualitas
layanan berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap loyalitas nasabah.
Hasil analisis data Tabel 5.10, maka
pengujian hipotesis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
H1. Kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan
nasabah. Hasil pengujian pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan nasabah dapat
dibuktikan dengan nilai estimate koefisien
jalur 0.952 dengan arah positif. Koefisien
jalur bertanda positif memiliki arti
pengaruh antara kualitas layanan terhadap
kepuasan nasabah adalah searah. Hasil ini
didukung pula dengan nilai probabilitas
(p-value) sebesar 0,000 < α = 0.05. Hasil
pengujian hipotesis (H1) membuktikan
bahwa kualitas layanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah dapat diterima. Artinya
peningkatan kualitas layanan searah
positif dan signifikan terhadap
peningkatan kepuasan nasabah, sehingga
hipotesis yang diajukkan dapat diterima
atau didukung oleh fakta.
H2. Kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas
nasabah. Hasil pengujian pengaruh kualitas
layanan terhadap loyalitas nasabah dapat
dibuktikan dengan nilai estimate koefisien
jalur 0.362 dengan arah positif. Koefisien
jalur bertanda positif memiliki arti
pengaruh antara kualitas layanan terhadap
loyalitas nasabah adalah searah. Tetapi
hasil pengujian dengan nilai probabilitas
(p-value) sebesar 0, 0.176 > α = 0.05.
Hasil pengujian hipotesis (H2) tidak
terbukti bahwa kualitas layanan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
nasabah tidak dapat diterima (ditolak).
Artinya peningkatan kualitas layanan
searah, tetapi tidak signifikan terhadap
peningkatan loyalitas nasabah, sehingga
hipotesis kedua yang diajukkan dalam
penelitian ini tidak dapat diterima atau
tidak dapat didukung oleh fakta.
H3. Kepuasan nasabah berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas
nasabah. Hasil pengujian pengaruh
kepuasan nasabah terhadap loyalitas
nasabah dapat dibuktikan dengan nilai
estimate koefisien jalur 0.604 dengan arah
positif. Koefisien jalur bertanda positif
memiliki arti pengaruh antara kepuasan
nasabah terhadap loyalitas nasabah adalah
searah. Kemudian dapat pula dibuktikan
dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar
0,026 < α = 0.05. Hasil pengujian
hipotesis (H3) membuktikan bahwa
kepuasan nasabah berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas nasabah dapat diterima.
Artinya peningkatan kepuasan nasabah
searah dan signifikan terhadap
peningkatan loyalitas nasabah, sehingga
hipotesis yang diajukkan dalam penelitian
ini dapat diterima atau didukung oleh
fakta.
Pengujian Koefisien Jalur Pengaruh
Tidak Langsung (Mediasi)
Pengujian pengaruh mediasi
bertujuan untuk mendeteksi kedudukan
variabel intervening dalam model.
Pengujian mediasi dilakukan guna
menentukan sifat hubungan antara
variabel baik sebagai variabel mediasi
sempurna (complete mediation), mediasi
sebagian (partial mediation) dan bukan
variabel mediasi. Pendekatan PLS
pengujian variabel mediasi dapat
dilakukan dengan mengalikan nilai
koefisien jalur pengaruh variabel eksogen
terhadap variabel mediasi dengan
koefisien jalur pengaruh variabel mediasi
terhadap variabel endogen dan perbedaan
nilai koefisien. Pendekatan perbedaan
koefisien menggunakan metode
pemeriksaan dengan melakukan analisis
tanpa melibatkan variabel mediasi. Dari
metode perbandingan nilai koefisien dan
signifikansi maka pengujian pengaruh
mediasi, sebagai berikut:
H4. Kepuasan nasabah berperan
sebagai mediasi pengaruh antara
kualitas layanan dengan loyalitas
nasabah.
Hasil evaluasi pengujian pengaruh
variabel kualitas layanan terhadap
loyalitas nasabah pada model awal
dengan melibatkan variabel mediasi
kepuasan nasabah, diketahui bahwa
secara langsung kualitas layanan
berpengaruh tidak signifikan terhadap
loyalitas nasabah, namun kualitas layanan
secara langsung berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan nasabah. Kemudian
kepuasan nasabah berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas nasabah. Hasil
pemeriksaan untuk mengetahui sifat/jenis
variabel mediasi kepuasan nasabah,
disajikan pada Gambar 5.6 bahwa nilai
koefisien kualitas layanan terhadap
loyalitas nasabah (a) tidak signifikan,
kemudian kualitas layanan terhadap
kepuasan nasabah (b) signifikan dan
kepuasan terhadap loyalitas nasabah (c)
signifikan. Dengan demikian variabel
kepuasan nasabah dalam model penelitian
dapat dikatakan sebagai variabel mediasi
sempurna (complete mediation).
Hasil pemeriksaan tersebut terdapat cukup
bukti secara empiris bahwa pengaruh
antara kualitas layanan secara langsung
berpengaruh tidak signifikan terhadap
loyalitas nasabah, namun melalui mediasi
kepuasan nasabah secara signifikan
mampu mempengaruhi loyalitas nasabah.
Artinya kepuasan nasabah secara
signifikan dipengaruhi oleh kualitas
layanan dan kepuasan nasabah secara
signifikan mempengaruhi loyalitas
nasabah. Dapat disimpulkan bahwa
kualitas layanan yang baik berpengaruh
signifikan dalam meningkatkan kepuasan
nasabah dan kepuasan nasabah yang
tinggi berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas nasabah, namun kualitas layanan
secara langsung berpengaruh tidak
signifikan terhadap peningkatan loyalitas
nasabah. Dengan demikian terdapat cukup
bukti secara empiris untuk menerima (H4)
yang dinyatakan bahwa kepuasan nasabah
berperan sebagai mediasi sempurna
pengaruh antara kualitas layanan dengan
loyalitas nasabah.
Pembahasan Hasil
1. Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Nasabah.
Hasil penelitian ini diketahui
kualitas layanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap terhadap kepuasan
nasabah. Artinya adanya perubahan
peningkatan kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan kepuasan
nasabah. Perubahan peningkatan kualitas
layanan yang direfleksikan melalui
indikator tampilan fisik (tangible),
keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance),
dan empati (empathy) memiliki kontribusi
positif dan signifikan terhadap
peningkatan kepuasan nasabah yang
dicerminkan melalui kepuasan terhadap
pelayanan yang diterima melebihi
harapan, puas dengan keputusan
menabung, puas menggunakan jasa
layanan dan puas dengan kinerja layanan.
Karena itu temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas layanan
yang baik memiliki kontribusi yang
signifikan terhadap peningkatan kepuasan
nasabah PT. Bank Sultra Raha.
Hasil penelitian ini didukung juga
dari deskripsi jawaban responden bahwa
kualitas layanan pada PT. Bank Sultra
Raha sebagian besar menyatakan sudah
baik. Artinya mayoritas responden
menyatakan bahwa penerapan kualitas
layanan berada pada interval baik jika
dicermati dari indikator tampilan fisik,
keandalan, daya tanggap, jaminan, dan
empati. Persepsi responden menunjukkan
bahwa indikator jaminan memiliki skor
rata-rata tertinggi yang diikuti oleh
keandalan, tampilan fisik, daya tanggap,
dan yang terkecil menurut persepsi
responden adalah empati. Artinya
berdasarkan fakta yang sebenarnya
penerapan kualitas layanan secara
keseluruhan berdasarkan tanggapan
responden sudah baik. Tanggapan
responden jika dicermati penerapan
kualitas layanan nasabah pada PT. Bank
Sultra Raha berdasarkan indikator
jaminan merupakan faktor utama atau
yang diperioritaskan dalam
pelaksanaannya karena memiliki nilai
rerata yang tertinggi dibandingkan dengan
kelima indikator lainnya. Hasil ini
didukung pula dengan persentase jawaban
responden sekitar 62,22% menyatakan
kualitas layanan sudah terlaksana dengan
baik dan 16,92% menyatakan sudah
sangat baik.
2. Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Loyalitas Nasabah
Kualitas layanan diartikan sebagai
persepsi atau kesan yang
diterima/dirasakan nasabah terhadap
kualitas jasa layanan perbankan yang
ditawarkan PT. Bank Sultra Raha. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa
nasabah merasa kualitas layanan yang
diberikan oleh PT. Bank Sultra Raha
sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam arti tidak terjadi kesenjangan
antara apa yang nasabah harapkan dari
kualitas layanan yang dirasakan. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa kualitas
layanan berpengaruh positif, namun tidak
signifikan terhadap loyalitas nasabah.
Artinya perubahan peningkatan kualitas
layanan searah positif, tetapi tidak
nyata/signifikan terhadap peningkatan
loyalitas nasabah karena kualitas layanan
tidak berpengaruh langsung secara
signifikan terhadap loyalitas, tetapi
memalui kepuasan nasabah. Temuan
penelitian ini mencerminkan bahwa
peningkatan kualitas layanan yang
direfleksikan melalui tampilan fisik,
keandalan, daya tanggap, jaminan, dan
empati tidak memiliki kontribusi
signifikan terhadap loyalitas nasabah yang
dideskripsikan kesediaan untuk membagi
informasi positif dari mulut ke mulut
(word of mouth); keinginan nasabah untuk
kembali menggunakan layanan;
merekomendasikan kepada (keluarga,
teman-teman, kerabat dan orang lain); dan
setia menabung pada PT. Bank Sultra
Raha dari pada di Bank lain.
Hasil penelitian ini didukung oleh
fakta berdasarkan tanggapan responden
dari hasil deskripsi variabel kualitas
layanan yang didahulukan dalam
pelaksanaanya yaitu indikator jaminan
(assurance) yaitu persepsi nasabah
terhadap rasa aman dalam melakukan
transaksi, karyawan sopan dalam
memberikan pelayanan dan kompeten
untuk melakukan tugas secara
profesional. Namun berdasarkan
pengujian model pengukuran loading
factor () indikator keandalan adalah
paling penting/kuat dalam merefleksikan
variabel kualitas layanan. Selanjutnya
loyalitas nasabah menurut persepsi
responden indikator kesediaan untuk
membagi informasi positif dari mulut ke
mulut (word of mouth) merupakan faktor
utama atau yang diperioritaskan dalam
pelaksanaannya. Tetapi hasil pengujian
model pengukuran loading factor ()
diketahui keinginan nasabah untuk
kembali secara terus-menerus
menggunakan layanan PT. Bank Sultra
Raha. Dengan demikian salah satu factor
penyebab kualitas layanan berpengaruh
tidak signifikan tidak terhadap loyalitas
nasabah.
3. Pengaruh Kepuasan Nasabah
Terhadap Loyalitas Nasabah
Hasil analisis menunjukkan bahwa
puas dengan keputusan menabung pada
PT. Bank Sultra Raha merupakan
pertimbangan utama dari nasabah dalam
merefleksikan variabel kepuasan nasabah.
Ini berarti bahwa semakin puas nasabah
terhadap keputusannya menabung pada
PT. Bank Sultra Raha, maka kepuasan
nasabah akan semakin tinggi. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan, bahwa jika
terdapat kekeliruan dalam pengambilan
keputusan, dapat saja berdampak pada
kekhawatiran akan uang yang ditabung.
Karena merupakan indikator yang dinilai
terpenting dalam menentukan kepuasan,
maka persepsi nasabah terhadap indikator
ini seharusnya tinggi, akan tetapi sebagian
besar nasabah masih kurang puas atas
keputusan tersebut.
Hasil pengujian ditemukan bahwa
kepuasan nasabah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas nasabah.
Hasil penelitian ini dapat membuktikan
bahwa semakin tinggi kepuasan nasabah,
maka semakin tinggi pula loyalitas
nasabah. Temuan penelitian ini dapat
menjelaskan bahwa kepuasan nasabah
mampu mendukung variasi perubahan
pada peningkatan loyalitas nasabah. Hasil
penelitian konsisten dengan pendapat Ali
Naghi et al. (2016) bahwa loyalitas
nasabah menjadi penting melalui
pengembangan jangka panjang, hubungan
saling menguntungkan dengan nasabah.
Selanjutnya memperkuat pendapat Kotler
(2012) bahwa kepuasan pelanggan
merupakan tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja yang
dirasakan dibandingkan dengan harapan.
4. Peran Kepuasan Nasabah Sebagai
Mediasi Pengaruh Antara Kualitas
Layanan Terhadap Loyalitas
Nasabah.
Hasil pengujian pengaruh variabel
kualitas layanan terhadap loyalitas
nasabah pada model awal dengan
melibatkan variabel mediasi kepuasan
nasabah, diketahui bahwa secara langsung
kualitas layanan tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas nasabah,
namun kualitas layanan secara langsung
signifikan mempengaruhi kepuasan
nasabah. Kemudian kepuasan nasabah
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
nasabah. Dengan demikian variabel
kepuasan nasabah dalam model penelitian
dapat dikatakan sebagai variabel mediasi
sempurna (complete mediation).
Hasil pemeriksaan tersebut
terdapat cukup bukti secara empiris
bahwa pengaruh antara kualitas layanan
secara langsung berpengaruh tidak
signifikan terhadap loyalitas nasabah,
namun melalui mediasi kepuasan nasabah
secara signifikan mampu mempengaruhi
loyalitas nasabah. Artinya kepuasan
nasabah secara signifikan dipengaruhi
oleh kualitas layanan dan kepuasan
nasabah secara signifikan mempengaruhi
loyalitas nasabah. Dapat disimpulkan
bahwa kualitas layanan yang baik
berpengaruh signifikan dalam
meningkatkan kepuasan nasabah dan
kepuasan nasabah yang tinggi
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
nasabah, namun kualitas layanan secara
langsung berpengaruh tidak signifikan
terhadap peningkatan loyalitas nasabah.
Hasil penelitian ini didukung pula oleh
persepsi responden sebagian besar
responden menyatakan sudah loyal atau
baik dalam pelaksanaan loyalitas nasabah
pada PT. Bank Sultra Raha, jika dicermati
dari aspek kesediaan untuk membagi
informasi positif dari mulut kemulut,
keinginan untuk kembali menggunakan
layanan, merekomendasikan kepada
(keluarga, teman-teman, kerabat dan
orang lain); dan setia menabung pada PT.
Bank Sultra Raha dari pada di bank lain.
Hasil deskripsi diperoleh bahwa indikator
kesediaan untuk membagi informasi
positif dari mulut ke mulut (word of
mouth) memiliki nilai rerata tertinggi.
Kondisi ini menunjukan bahwa indikator
kesediaan untuk membagi informasi
positif dari mulut ke mulut (word of
mouth) merupakan faktor utama atau yang
diperioritaskan dalam pelaksanaannya.
Artinya nasabah bersedia untuk membagi
informasi positif dari mulut ke mulut
tentang kualitas layanan yang tinggi pada
PT. Bank Sultra Raha serta meningkatkan
kualitas layanan sebagian besar
menyatakan sudah baik.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kualitas layanan yang baik
mempunyai kontribusi positif dan
signifikan terhadap peningkatan
kepuasan nasabah pada PT. Bank
Sultra Raha. Hasil ini membuktikan
semakin tinggi kualitas layanan, maka
secara signifikan kepuasan nasabah
semakin meningkat. Artinya
perubahan peningkatan kualitas
layanan yang direfleksikan melalui
tampilan fisik, keandalan, daya
tanggap, jaminan, dan empati
memiliki kontribusi signifikan
terhadap peningkatan kepuasan
nasabah yang dicerminkan melalui
kepuasan terhadap pelayanan yang
diterima, puas dengan keputusan
menabung, puas menggunakan jasa
layanan dan puas dengan kinerja
layanan.
2. Kualitas layanan berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap
loyalitas nasabah. Artinya perubahan
peningkatan kualitas layanan yang
direfleksikan melalui keandalan
(reliability) tidak memiliki kontribusi
signifikan terhadap peningkatan
loyalitas nasabah yang dideskripsikan
kesediaan untuk membagi informasi
positif dari mulut ke mulut (word of
mouth), keinginan untuk kembali
menggunakan layanan,
merekomendasikan kepada (keluarga,
teman-teman, kerabat dan orang lain);
dan setia menabung pada PT. Bank
Sultra Raha dari pada di bank lain.
3. Kepuasan nasabah berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas nasabah.
Hasil penelitian ini dapat
membuktikan bahwa semakin tinggi
kepuasan nasabah, maka semakin
tinggi pula loyalitas nasabah. Artinya
peningkatan kepuasan nasabah yang
direfleksikan melalui kepuasan
menggunakan jasa layanan memiliki
kontribusi positif dan signifikan
terhadap peningkatan keinginan untuk
kembali secara terus-menerus
menggunakan layanan PT. Bank
Sultra Raha yang merupakan
cerminan loyalitas nasabah.
4. Hasil pengujian menunjukkan kualitas
layanan diketahui bahwa kepuasan
nasabah berperan sebagai mediasi
sempurna (complete mediation)
pengaruh antara kualitas layanan
terhadap loyalitas nasabah. Temuan
ini dibuktikan dengan adanya
pengaruh antara kualitas layanan
secara langsung berpengaruh tidak
signifikan terhadap loyalitas nasabah,
namun melalui mediasi kepuasan
nasabah secara signifikan mampu
mempengaruhi loyalitas nasabah.
Artinya kualitas layanan yang baik
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan nasabah dan kepuasan
nasabah berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas nasabah, namun
secara langsung kualitas layanan
berpengaruh tidak signifikan terhadap
peningkatan loyalitas nasabah.
A. Saran
Berdasarkan pada hasil
pembahasan dan kesimpulan, dapat
dikemukakan saran-saran yang menjadi
rekomendasi penelitian ini, sebagai
berikut:
1. Hasil deskripsi variabel berdasarkan
persepsi responden indikator empati
(empathy) merupakan indikator yang
memiliki nilai rerata yang terendah.
Dengan demikian pihak pengambil
kebijakan dan pimpinan pada PT.
Bank Sultra Raha lebih memfokuskan
perhatian pada indikator tersebut,
dengan cara meningkatkan
kemampuan karyawan PT. Bank
Sultra Raha dalam memberikan
perhatian kapada nasabah,
meningkatkan jam operasi yang
nyaman untuk semua nasabah dan
karyawan perlu meningkatakan
pemahaman kebutuhan nasabah yang
spesifik.
2. Persepsi responden terhadap kepuasan
nasabah yang memiliki nilai rerata
terendah adalah kepuasan
menggunakan jasa layanan. Karena itu
pihak manajemen pada PT. Bank
Sultra Raha kepuasan menggunakan
jasa layanan perlu ditingkatkan
melalui peningkatan perasaan puas
nasabah dalam menggunakan jasa PT.
Bank Sultra Raha karena sesuai
dengan kebutuhan.
3. Loyalitas nasabah menurut responden
indikator kesetian untuk menabung
pada PT. Bank Sultra Raha memiliki
nilai rerata yang terendah dalam
pelaksanaannya. Dengan demikian
pihak pengambil kebijakan dan
pimpinan pada PT. Bank Sultra Raha
pelu meningkatkan kesetian
menabung pada PT. Bank Sultra Raha
dengan cara mempertahankan dan
menumbuhkan sikap nasabah untuk
lebih setia menabung pada PT. Bank
Sultra Raha dari pada di Bank lain.
Disamping itu, secara periodik
melakukan pertemuan kepada nasabah
untuk lebih mendekatkan nasabah
dengan karyawan PT. Bank Sultra
Raha, yang pada akhirnya akan
menumbuhkan loyalitas nasabah.
4. Peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan model penelitian
dengan menambahkan menambahkan
variabel lain seperti: kepercayaan
nasabah dan komitmen nasabah.
Karena akurasi atau ketepatan model
yang dianalisis (AGFI) dalam
penelitian ini sebesar 0,765. Artinya
akurasi atau ketepatan model
penelitian ini dapat menjelaskan
keragaman pengaruh kualitas layanan
terhadap kepuasan nasabah dan
loyalitas nasabah sebesar 76,50%.
Sisanya 23,50% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak terdapat
dalam model penelitian ini. Kemudian
para peneliti selanjutnya dapat
menguji dan mengembangkan
kembali penelitian ini dengan obyek
yang berbeda misalnya di organisasi
atau perusahaan swasta, dan dapat
membandingkan hasilnya dengan
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aamina Gillani, Rab Nawaz Lodhi S.M.
Irfan, and Zahid Mehmood (2016)
Examining The Relationship
Between Service Excellence And
Customer Delight: Mediating Role
Of Customer Satisfaction.
Sci.Int.(Lahore),28(4),3983-
3986,2016.
Aamina Gillani, Rab Nawaz Lodhi S.M.
Irfan, and Zahid Mehmood (2016)
Examining The Relationship
Between Service Excellence And
Customer Delight: Mediating Role
Of Customer Satisfaction.
Sci.Int.(Lahore),28(4),3983-3986.
Abiyot Tsegaye Kibret and Gemechu
Nemera Dinber (2016). Service
quality, Customer Satisfaction and
Loyalty of Commercial Banks in
Ethiopia. International Journal of
Innovation and Scientific Research,
Vol. 28 No. 1 Dec. 2016, pp. 51-65
Albert Caruana, 2002. Service Loyalty :
The Effects of Service Quality and
the Mediating Role of Customer
Satisfaction, European Juornal of
Marketing; 2002; 36, 7/8;
ABI/INFORM Global.
Ali Asghar Rashid, Mohammad Hossein
Rahmati, Gholamreza Jandaghi
(2016) The mediating role of
customer satisfaction and Customer-
Company identification in the
relationship between corporate
social responsibility and customer
loyalty (Case study: customer's
pasargad Bank). World Scient i f ic
News 50 (2016) 117-130
Ali Asghar Rashid, Mohammad Hossein
Rahmati, Gholamreza Jandaghi
(2016) The mediating role of
customer satisfaction and Customer-
Company identification in the
relationship between corporate
social responsibility and customer
loyalty (Case study: customer's
pasargad Bank). World Scient i f ic
News 50 (2016) 117-130
Ali Naghi Mansour Beigi, Saeid Jorfi,
Reza Salemi Tajarrod, and Hamed
Mansour Beigi (2016). The Study of
the Effects of E-banking Services
Quality on Customers’ Satisfaction
and Loyalty (Case Study:
Agricultural Bank of Khuzestan
Province). Journal Of Current
Research In Science, JCRS S (1),
2016: 375-381
Ali Naghi Mansour Beigi, Saeid Jorfi,
Reza Salemi Tajarrod, and Hamed
Mansour Beigi (2016). The Study of
the Effects of E-banking Services
Quality on Customers’ Satisfaction
and Loyalty (Case Study:
Agricultural Bank of Khuzestan
Province). Journal Of Current
Research In Science, JCRS S (1),
2016: 375-381
Baloglu, Seyhmus. 2002. Dimensions of
Customer Loyalty: Separating
Friends from Well Wishers. Cornell
University; refereed article.
Barnes James G, 2001, Secrets Of
Customer Relationship
Management, Terjemahan Andreas
Winardi, 2003, Yogyakarta:
Penerbit Andi Yogyakarta.
Bastos, J A.R., and Gallego, P.M. 2008.
Pharmacies Customer Satisfaction
and Loyalty: A Framework
Analysis. Journal of Marketing.
Universidad de Salamanca.
Engel, J.F., Paul W T. Miniard and Roger
D. Balckwell, 2004, Perilaku
Konsumen. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.
Falla Ilhami Saputra (2013) Kualitas
Layanan, Citra dan Pengaruhnya
terhadap Loyalitas melalui
Kepuasan Pelanggan (Studi Pada PT
Bank Bni 46 Sentra Kredit Kecil
Surabaya). Jurnal Aplikasi
Manajemen | Volume 11 | Nomor 3 |
September 2013, pp 445-457.
Ghozali Imam, (2010). Model Persamaan
Struktural Konsep dan Aplikasi
Dengan Program AMOS 19. Badan
Penerbit Universitas di Panegoro.
Gronroos, C., 1998, A Service Quality
Model and its Marketing
Implications, European Journal of
Marketing, Vol. 18.
Hair, Joseph F, William C. Black, Barry
J. Babin, and Ronald L. Tatham,
2010. Multivariate Data Analysis,
Siventh Edition. Pearson
Education.
Isaac, S., & Michael, W.B. (2012).
Handbook in research and
evaluation. California: Edits
Publishers.
J. Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan Untuk
Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta :
Pt. Rineka Cipta.
John C. Mowen & Michael Minor. 2002.
Perilaku Konsumen Jilid I. Jakarta :
Erlangga.
Kennedy, John E.R Dermawan
Soemanagara, 2006. Marketing
Comunication. Taktik dan Strategi.
Jakarta. Buana Ilmu Populer.
Kotler, and K.L. Keller. 2012. Marketing
Management, 14 th. ed. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Kotler, P. 2008. Manajemen Pemasaran.
Edisi 1 dan 2. Terjemahan Hendra
Teguh, SE.AK dan Ronny.SE.AK.
Penhalindb. Jakarta