Upload
wahyuni-herda
View
13
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Reading BMS 2
Citation preview
WRAP UP JURNAL READING
BLOK BMS II
MEDIATOR LIPIDOMICS IN ACUTE INFLAMMATION AND RESOLUTION
1
Kelompok : B-12
Ketua : Wahyuni Herda (1102014278)
Sekretaris : Yasinta Aulia (1102014285)
Anggota : Shalma Destiany Ganar (1102014246)
Sidqi Shakur Ahmad (1102014247)
Silvia Laurent S (1102014248)
Siti Afifah Fahrianti (1102014249)
Wahidin Nawawi (1102014277)
Zulfikar Caesar Narendra (1102014294)
Zulha Annisa Ichwan (1102014295)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH
JAKARTA 10510
TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574
DAFTAR ISI
Daftar Isi.....................................................................................................................................1
Definisi Inflamasi.......................................................................................................................2
Gejala Inflamasi..........................................................................................................................3
Tahapan Inflamasi......................................................................................................................4
Mediator Lipid pada Inflamasi...................................................................................................5
Daftar Pustaka............................................................................................................................7
Lampiran Jurnal..........................................................................................................................8
2
A. Definisi Inflamasi
Peradangan (inflamasi) merupakan suatu reaksi antara jaringan ikat pembuluh dengan
pengaruh-pengaruh yang merusak (noksius). Noksius dapat berupa reaksi kimia, reaksi fisika,
infeksi oleh mikroorganisme atau parasit. Rangsangan tersebut menyebabkan pembebasan
mediator-mediator inflamasi seperti histamine, serotonin, prostaglandin, kinin, dan ion kalsium
(Mutschler, 1986). Tahapan inflamasi:
1. Inflamasi akut
Inflamasi akut adalah inflamasi yang terjadi segera setelah adanya rangsang iritan.
Pada tahap ini terjadi pelepasan plasma dan komponen seluler darah ke dalam
3
ruang-ruang jaringan ekstraseluler. Termasuk didalamnya granulosit neutrofil yang
melakukan pelahapan (fagositosis) untuk membersihkan debris jaringan dan
mikroba.
2. Inflamasi kronis
Inflamasi kronis terjadi jika responinflamasi tidak berhasil memperbaiki seluruh
jaringan yang rusak kembali ke keadaan aslinya atau jika perbaikan tidak dapat
dilakukan sempurna.
Fenomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya
permeabilitas vaskular, dan migrasi leukosit ke jaringan radang. Oleh karena itu,
pengobatan inflamasi perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
B. Gejala Inflamasi
1. Rubor (kemerahan). Rubor merupakan gejala pertama peradangan. Peristiwa ini
terjadi ketika pembuluh darah mengalami pelebaran ketika terjadi invasi.
Akibatnya asupan darah yang masuk menjadi semakin banyak, sehingga kulit
terlihat berwarna kemerahan (Wilson, 1994).
2. Kalor (panas). Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi
peradangan akut. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebbih panas daripada
sekelilingnya. Semakin banyak darah yang berada dalam pembuluh darah, akan
dapat meningkatkan suhu. Karena pembuluh darah melebar, maka darah akan
4
banyak mengalir ke tempat invasi. Dengan demikian, suhu di sekitar tempat
invasi akan naik (Wilson, 1994).
3. Dolor (rasa sakit). Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan
peningkatan tekanan total yang dapat menimbulkan rasa sakit.
4. Tumor (pembengkakan). Merupakan gejala yang paling mencolok dari
peradangan akut, dan merupakan mekanisme pengeluaran sel-sel dari sirkulasi
darah ke jaringan interstitial (dapat berupa eksudat). Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya pembengkakan (Wilson, 1994).
5. Functio laesa (perubahan fungsi). Merupakan reaksi peradangan yang telah
dikenal. Sepintas lalu mudah dimengerti mengapa bagian yang bengkak, nyeri,
disertai sirkulasi abnormal, dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal,
berfungsi secara abnormal. Ketika terjadi inflamasi sel, jaringan, ataupun organ,
tempat peradangan akan menjadi abnormal. Demikian fungsi dari masing-
masing sel, jaringan, ataupun organ tersebut akan berubah (Wilson, 1994).
C. Tahapan Inflamasi
5
1. Selama tahap awal inflamasi, rangsangan seperti cidera atau infeksi memicu
pelepasan berbagai mediator inflamasi seperti leukotrien, prostaglandin, dan
histamin. Pengikatan mediator ini pada reseptornya pada sel endotel
menyebabkan vasodilatasi, kontraksi sel endotel, dan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah. Selain itu, membran basal sekitar kapiler menjadi penataaan-
ulang sehingga mempromosikan migrasi leukosit dan pergerakan makromolekul
plasma dari kapiler ke jaringan sekitarnya.
2. Sel darah menggumpal
3. Sel darah putih melakukan phagositosis terhadap zat asing tadi
4. Proses phagositosis terjadi.
D. Mediator Lipid Pada Inflamasi
Pada stimulasi dengan berbagai cara, terutama dengan zat yang menimbulkan kerusakan
sel, asam arakhidonat dibebaskan melalui aktivasi fosfolipase A2 dan akan diubah
menjadi senyawa mediator melalui 3 jalur utama:
6
1. Jalur lipooksigenase (LOX)
Asam arakhidonat dapat dioksidasi oleh lipooksigenase menjadi hidroperoksida.
Oleh 5-lipooksidase yang terdapat dalam leukosit dan dalam paru-paru terbentuk asam
5-hidroperoksi-eikosa-tetraenat (5-HPTE). Oleh 12-lipoksigenase yang terdapat dalam
trombosit terbentuk 12-HPTE, danoleh 15-lipoksigenase (dalam granulosit) terbentuk
15-HPTE.5-HPTE merupakansenyawaasalleukotrien (LT).
Mediator LTB4 potensial untuk kemotaktik leukosit polimorfonuklir, eosinofil
dan monosit. Pada konsentrasi lebih tinggi LTB4 menstimulasi agregasi leukosit
polimorfonuklear. Mediator LTB4 mengakibatkan hiperalgesia. Efek terhadap
mikrovaskulatur diinduksi oleh LTC4 clan LTD4, beraksi di sepanjang endotel dari
postkapiler venula yang menyebabkan eksudasi plasma. Pada konsentrasi tinggi LTC4
dan LTD4 mempersempit arteriol dan mengurangi eksudasi. Kombinasi LTC4 dan
LTD4 merupakan mediator baru, dinamakan slow reacting substance of anaphylaxis
(SRS-A) yang dapat menyebabkan peradangan, reaksi anafilaksi, reaksi alergi dan asma
(Mansjoer, 2003).
7
2. Jalur siklooksigenase (COX)
Asam arakhidonat yang dikatalis oleh siklooksigenase membentuk :
a) Prostaglandin, dalam berbagi jaringan
Prostaglandin bekerja secara langsung pada otot polos pembuluh darah menurunkan tekanan
darah, pasokan darah keginjal ditingkatkan. Prostaglandin terlibat pada terjadinya nyeri,
pada proses peradangan dan timbulnya demam, selanjutnya pada diare akibat alergi dan
keluhan dismonorea.
b) Trombosan A2, dalam trombosit
Tromboksan A2 menstimulasi agregasi trombosit sehingga menyebabkan pembentukan
plateletthrombin. Tromboksan A2 juga memiliki kerja vasokontriksi sehingga merupakan
lawan dari prostasiklin. Tromboksan A2, dibebaskan terutama pada adhesi trombosit pada
endotel pembuluh yang rusak.
c) Prostasiklin, dalam endotel pembuluh darah
Prostasiklin merupakan suatu eteroneel siklik dengan kerja vasodilatasi yang kuat dan kerja
menghambat agregasi trombosit. Prostasiklin terjadi dalam endotel pembuluh
3. Jalur CYP
Menghasilkan HETE dan asamepoksieikosatrienoic (EET).
DAFTAR PUSTAKA
8
Dorland, W.A.N. (2002). Kamus Kedokteran Dorland (Setiawan, A., Banni, A.P., Widjaja,
A.C., Adji, A.S., Soegiarto, B., Kurniawan, D., dkk , penerjemah). Jakarta: EGC. (Buku asli
diterbitkan 2000).
Makoto Arita. Mediator lipidomics in acute inflammation and resolution. J. Biochem.
2012;152(4):313–319.
Guyton, A.C. & Hall, J.E. (1997). Buku ajar fisiologi kedokteran (9th ed.) (Setiawan, I.,
Tengadi, K.A., Santoso, A., penerjemah). Jakarta: EGC (Buku asli diterbitkan 1996).
9