Upload
alifahdiendhia
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
z
Citation preview
JURNAL READING
EVIDENCE FOR CAMEL-TO-HUMAN TRANSMISSION OF MERS
CORONAVIRUS
Adlina Putrianti, S.Ked
1102011010
PEMBIMBING :
Dr. Didiet Pratignyo, Sp.PD-FINASIM
KEPANITRAAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUD CILEGON
UNIVERSITAS YARSI
JULI 2015
SUMMARY
MERS-COV adalah jenis Coronavirus pada manusia yang teridentifikasi dan berkembang pada daerah timur tengah. Data epidemiologi menyarankan transmisi zoonotic dari reservoir binatang mengaju pada infeksi pada manusia, terkadang dengan transmisi sekunder pada manusia. Dalam studi ini, kami menjabarkan deteksi, isolasi dan rantaian MERS-COV reverse-transcriptase-polymerase-chain-reaction (RT-PCR) dari unta dan dari pasien yang meninggal dengan infeksi MERS-COV di Jeddah, Arab Saudi.
LAPORAN KASUS
Seorang pria, 43 tahun, seorang tentara yang pension masuk ke ICU di RS King Abdulazis, Jeddah pada 3 November 2013 dengan sesak nafas. Delapan hari sebelum masuk RS, timbul rinnorhea, batuk dan malaise. Diikuti dengan sesak nafas progresif 5 hari kemudian. Pasien memiliki ternak unta yang ia simpan pada gudang 75 km dari Jeddah. Pasien dan 3 temannya sering mnegunjungi ternaknya sampai 3 hari SMRS. Rekan pasien melaporkan bahwa 4 untanya sakit dengan nasal discharge selama 1 minggu sebelum pasien mulai sakit. Dari laporan yang dijelaskan rekannya, pasien memgaplikasi obat topical pada hidung salah satu unta yang sakit (unta B) 7 hari sebelum pasien mulai sakit. Tidak ada rekan pasien yang melakukan kontak langsung dengan sekresi atau membrane mukosa unta. Mereka ssemua tetap sehat selama 60 hari dari onset sakit pasien.
5 hari setelah pasien dirawat, gejala infeksi saluran pernafasan atas timbul pada anak perempuan (18 tahun) dan sembuh dengan sendirinya dalam 3 hari tanpa komplikasi. Setelah masuk RS, kondisi pasien terus menurun dan pasien meninggal pada 18 November 2013. Gambar 1 menunjukkan perjalanan penyakit pasien.
METODE
INVESTIGASI LAPANGAN
5 hari setelah pasien masuk RS, dokter hewan memeriksa kesembilan unta, prosedur yang diulang dalam 27 hari berikutnya. Dalam pemeriksaan ini, unta ditemukan dalam keadaan sehat, tanpa adanya nasal discharge.
PENGUMPULAN SAMPEL
Nasal swab dikumpulkan pada hari 1, 4, 14, 16. Sampel darah pasien diambil pada hari ke 1 dan 14. Nasal swab diambil dari anak pasien 1 hari setelah onset sakitnya. 6 hari setelah pasien dirawat, sampel darah dari 3 rekannya di tes. Nasal swab, darah, susu, urin dan rectal swab dikumpulkan dari 9 unta. 5 hari setelah pasien dirawat, sampel darag dan nasal discharge diambil kembali 28 hari kemudian.
KULTUR SEL
Kultur sel diambil dan dianalisa menggunakan RT-PCR
DETEKSI MOLEKUL
RNA diestraksi dari hapusan hidung atau kultur supernatans menggunakan QIAmp viral RNA minikit (Qiagen). RNA di skrining untuk gen upE MERS-COV dan dikonfirmasi menggunakan RT-PCR untuk ORF1a dan ORF1b.
VIRAL GENOME SEQUENCING
RNA virus diambil dari kultur supernatans dengan menggunakan pemasangam primer dari genome virus. Potongan RT-PCR kemudian disusun seperti dijelaskan pada Supplementary Appendix.
ANALISIS FILOGENETIK
Analisis filogenetik dilakukan menggunakan Molecular Evolutionary Genetic Analysis (MEGA).
IMMUNOFLUORESCENCE ASSAY KONVENSIONAL
Sampel serum dideteksi untuk antibody anti MERS-COV
HASIL
Nasal swab pasien yang diambil apda hari ke 1, 4, 14, 16 positif untuk upE MERS-COV, ORF1a dan ORF1b pada RT-PCR. Nasal swab pada unta (unta B) yang pertama posotif untuk ketiga tes, dan negative pada sampel kedua.
Vero cell yang diinokulasi dari pasien dan unta B menunjukkan efek sitopatik setelah 3 hari inokulasi. Kultur supernatans yang diambil setelahnya menunjukkan hasil positif terhadap upE, ORF1a, ORF1b dan RT-PCR.
Pada sequencing genome viral ditemukan kemiripan pada susunam frag,em RNA pasien dan unta B.
Pada uji Immunoflourescence Assay ditemukan peningkatan titer sebesar 4x pada sampel hari ke 14.
DISKUSI
Epidemiologi dari infeksi MERS-COV menunjukkan transmisi zoonotic dari reservoir hewan ke manusia, mungkin dengan adanya host intermediate. Adanya transmisi sekunder dari manusia ke manusia telah dikonfirmasi oleh petugas kesehatan. Dalam studi ini, unta adromedary terbukti sebagai sumber MERS-COV yang mneginfeksi pasien. Adanya sequence identic pada sampel pasien dan unta menunjukkan adanya transmisi cross-spesies pada keduanya tanpa adanya host intermediate. Data ini juga menunjukkan bahwa unta terinfeksi transient karena virus terlihat menghilang setelah infeksi akut. Unta mungkin berperan sebagai host intermediate yang menularkan virus dari reservoir ke manusia. Reservoir sebenarnya yang memilik virus MERS masih belum ditemukan