3
Primary Tuberculosis in Soft Palate: Case Report of a Rare Entity Indian J Dermatol . 2014 Jul-Aug; 59(4): 423. PMCID: PMC4103304 doi: 10.4103/0019-5154.135543 Tuberculosis Primer pada Palatum Lunak: Laporan Kasus Langka Paromita Ray , Atish Halder , Joyeeta Chowdhury1 , 1 and Alok K Roy1 1 From the Department of ENT, CNMC, Kolkata, India 1 Department of Dermatology, NRS Medical College, Kolkata, India Address for correspondence: Dr. Alok Roy, Publisher and Head of Department, Department of Dermatology, NRS Medical College, 138, AJC Bose Road, Kolkata, India. E-mail:moc.liamg@5591kolard Received 2013 Jan; Accepted 2013 Apr. Copyright : © Indian Journal of Dermatology This is an open-access article distributed under the terms of the Creative commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. Abstrak Pasien laki-laki berusia 40 tahun datang ke klinik dengan keluhan disfagia dan ulserasi pada palatum sejak 2 bulan yang lalu. Setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan klinis, pemeriksaan darah, rontgen dada, pemeriksaan darah, pemeriksaan sputum, ultrasonrografi pada perut, dan biopsi lesi di palatal, tidak ada bukti yang menunjukkan keberadaan tuberculosis pada paru-paru dan abdomen. Pemeriksaan histopatologi dari biopsi menunjukkan adanya inflamasi granulomatus dengan sel giant Langhans dan nekrosis koagulasi, lalu disimpulkan diagnosis penyakit tuberculosis primer pada palatum lunak. Anti –tubercular regimen (CAT I) diresepkan

Jurnal Reading

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas OM

Citation preview

Page 1: Jurnal Reading

Primary Tuberculosis in Soft Palate: Case Report of a Rare EntityIndian J Dermatol . 2014 Jul-Aug; 59(4): 423. PMCID: PMC4103304doi: 10.4103/0019-5154.135543

Tuberculosis Primer pada Palatum Lunak: Laporan Kasus Langka

Paromita Ray, Atish Halder, Joyeeta Chowdhury1,1 and Alok K Roy11

From the Department of ENT, CNMC, Kolkata, India1Department of Dermatology, NRS Medical College, Kolkata, IndiaAddress for correspondence: Dr. Alok Roy, Publisher and Head of Department, Department of Dermatology, NRS Medical College, 138, AJC Bose Road, Kolkata, India.E-mail:moc.liamg@5591kolard

Received 2013 Jan; Accepted 2013 Apr.

Copyright : © Indian Journal of Dermatology

This is an open-access article distributed under the terms of the Creative commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.

Abstrak

Pasien laki-laki berusia 40 tahun datang ke klinik dengan keluhan disfagia dan

ulserasi pada palatum sejak 2 bulan yang lalu. Setelah dilakukan anamnesa,

pemeriksaan klinis, pemeriksaan darah, rontgen dada, pemeriksaan darah,

pemeriksaan sputum, ultrasonrografi pada perut, dan biopsi lesi di palatal, tidak

ada bukti yang menunjukkan keberadaan tuberculosis pada paru-paru dan

abdomen. Pemeriksaan histopatologi dari biopsi menunjukkan adanya inflamasi

granulomatus dengan sel giant Langhans dan nekrosis koagulasi, lalu disimpulkan

diagnosis penyakit tuberculosis primer pada palatum lunak. Anti –tubercular

regimen (CAT I) diresepkan untuk 6 bulan, dan didapatkan respon yang

mengejutkhan setelah pemakaian selama 15 hari. Tuberculosis yang terisolasi

pada palatum lunak sangat jarang keberadaannya, oleh karena itu, hal ini dianggap

sebagai kasus ulser kronis pada palatum lunak. Respon terhadap CAT I sangat

bagus pada kasus kami.

Kata kunci: Granuloma, tuberculosis primer, palatum lunak.

Page 2: Jurnal Reading

Primary Tuberculosis in Soft Palate: Case Report of a Rare EntityIndian J Dermatol . 2014 Jul-Aug; 59(4): 423. PMCID: PMC4103304doi: 10.4103/0019-5154.135543

Pendahuluan

Apa yang telah diketahui ?

Ulser tuberculosis pada palatum lunak sangat jarang.

Tuberculosis adalah salah satu penyakit lama yang diketahui dapat menyerang

manusia, disebabkan oleh bakteri yang termasuk ke dalam kelompok

Mycobacterium tuberculosis. Penularannya biasanya melalui penyebaran inti

bakteri di udara yang dihasilkan oleh pasien yang terinfeksi tuberculosis paru-

paru. Mukosa rongga mulut adalah area yang jarang terinfeksi tuberculosis,

namun bisa saja terkena infeksi primer maupun sekunder. Prevalensi kejadian

tuberculosis oral adalah 0,5-5% dari kasus-kasus tuberculosis yang ada dan

meningkat di negara-negara terbelakang. Area berbeda pada rongga mulut seperti

dasar mulut, palatum lunak, gingiva, bibir, palatum keras dapat terserang, namun

bagian palatum keras dan lidah adalah area yang lebih sering terkena tuberculosis

oral.