Upload
siti-maryam-angelz
View
87
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
:)
Citation preview
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
1 | P a g e
ANALISIS KELIMPAHAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS
FITOPLANKTON DI PERAIRAN PULAU PAHAWANG LAMPUNG
SELATAN
Siti Maryam
08101005001
Program Studi Ilmu Kelautan
FMIPA Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Indonesia
Abstrak
Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir, terdiri dari laut, pantai, rawa,
daratan dan daerah perbukitan, serta termasuk bagian pulau-pulau kecil yang ada
di kawasan Teluk Lampung. Plankton khususnya fitoplankton merupakan sumber
energi pertama dalam sistem rantai makanan di perairan. Selain itu, tingkat
kesuburan suatu perairan sangat menentukan keragaman dan kelimpahan
plankton. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengetahui
kelimpahan dan struktur komunitas fitoplankton. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa Kelimpahan tertinggi pada stasiun 18 dan kelimpahan terendah pada
stasiun 16. Sedangkan struktur komunitas yaitu keanekaragaman fitoplankton
Pulau Pahawang dikategorikan sedang karena nilai indeks keanekaragaman
berkisar antara 1
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
2 | P a g e
Wilayah Desa Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir, terdiri dari laut,
pantai, rawa, daratan dan daerah perbukitan, serta termasuk bagian pulau-pulau
kecil yang ada di kawasan Teluk Lampung. Sumberdaya alam yang ada dipesisir
laut berupa hutan mangrove (masyarakat setempat menyebut dengan istilah hutan
Bakau), rawa, gobah, gosong-gosong, terumbu karang, pantai, padang lamun
potensi perikanan laut selain itu terdapat tempat budidaya rumput laut dan
budidaya kerang mutiara (Rizani dan M. Syahril Karim, 2006).
Plankton khususnya fitoplankton merupakan sumber energi pertama dalam
sistem rantai makanan di perairan. Selain itu, tingkat kesuburan suatu perairan
sangat menentukan keragaman dan kelimpahan plankton. Kehidupan di dalam
perairan secara langsung maupun tidak langsung sangat bergantung pada hasil
fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan air yang mampu mengubah unsur-unsur
anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan cahaya matahari. Fitoplankton
dapat berperan sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat
menggambarkan kondisi suatu perairan. Salah satu ciri khas organisme
fitoplankton yaitu merupakan dasar dari mata rantai pakan di perairan. Oleh
karena itu, kehadiran plankton di suatu perairan dapat menggambarkan
karakteristik suatu perairan apakah berada dalam keadaan subur atau tidak
(Jannah et al, 2012).
Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa
parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan
fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respons terhadap
perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi.
Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling
berinteraksi antara faktor fisika-kimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen
terlarut, stratifikasi suhu, dan ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor,
sedangkan aspek biologi adalah adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan,
mortalitas alami, dan dekomposisi (Yuliana, 2007).
Observasi langsung perlu dilakukan untuk lebih mengetahui keadaan suatu
perairan. Salah satu bentuk kegiatanya adalah dengan melaksanakan kegiatan
praktikum lapangan atau fieldtrip di Pulau Pahawang. Praktikum lapangan
bertujuan untuk pengambilan sampel lalu mengidentifikasinya. Alasan dipilihnya
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
3 | P a g e
Pulau Pahawang sebagai lokasi fieldtrip kerena menurut referensi yang didapat
bahwa Pulau ini memiliki sumberdaya alam pesisir laut yang lengkap di banding
kepulauan lain yang ada di Provinsi Lampung. Sehingga salah satu contoh laut
yang cocok untuk dijadikan objek pengambilan sampel.
II. METODOLOGI
Pengambilan sampel dilakukan di sekitar perairan Pulau Pahawang Lampung
Selatan pada senin 11 November 2013 dengan cara vertikal dari kedalaman 2
meter. Pengambilan sampel dilakukan pada dua stasiun yaitu stasiun 17 dan 18
dengan menggunakan jaring plankton (Plankton net) ukuran mata jaring 20 .
Berikut peta lokasi pengambilan sampel:
Kelimpahan Fitoplankton
Sedwick Rafter Counting Cell adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengidentifikasi fitoplankton dengan ukuran panjang 50 mm, lebar 20 mm dan
tinggi 1 mm. Luas SRCC adalah 1000 mm2
(50 mm x 20 mm). Kelimpahan jenis
fitoplankton dihitung berdasarkan persamaan menurut APHA (1989), dinyatakan
dalam idividu per meter kubik.
N = n/p x Oi/Op x Vr/Vo x 1/Vs
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
4 | P a g e
dengan :
N = Jumlah individu per liter
Oi = Luas gelas penutup preparat
Op = Luas satu lapangan pandang
Vr = Volume air tersaring
Vo = Volume air yang diamati
Vs = Volume air yang disaring
n = Jumlah plankton pada seluruh lapangan pandang
p = Jumlah lapangan pandang yang teramati
Dalam Sidabutar T (2013) volume air yang disaring (Vs) dicari
menggunakan rumus luas lingkaran sebagai berikut:
Vs = r2 x D
r = Jari-jari plankton-net
D = Kedalaman (2 meter)
Indeks Keanekaragaman
Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk menghitung indeks
keanekaragaman (diversity index) jenis, dengan rumus sebagai berikut :
s
H = - Pi Ln Pi
i=1
Kisaran nilai indeks Keanekaragaman menurut Sidabutar (2013):
H1 = Keanekaragaman rendah dan kestabilan komunitas rendah
1
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
5 | P a g e
E = 1 : Kemerataan antara genus relatif merata atau jumlah individu masing-
masing genus relatif sama.
Indeks Dominansi
Menurut Odum (1998) Indeks dominansi digunakan untuk mengetahui sejauh
mana suatu spesies atau genus mendominasi genus lain dalam satu ekosistem.
Metode perhitungan yang digunakan yaitu indeks dominansi Simpson. :
s
C = [ ni/N] i=1
dengan:
H = Indekskeanekaragaman
E = Indeks keseragaman
C = Indeks dominansi
Pi = Jumlah individu dibagi jumlah total individu
ni = Jumlah individu genus ke-i
N = Jumlah total individu seluruh genera
Hmax = Indeks keanekaragaman maksimum
(= Ln S, dimana S = Jumlah jenis)
Dalam Sidabutar (2013) kriteria indeks dominansi adalah:
C = 0 : Berarti tidak terdapat genus yang mendominansi genus lainnya atau
struktur komunitas dalam keadaan stabil.
C = 1 : Berarti terdapat genus yang mendominansi genus lainnya atau struktur
komunitas labil, karena terjadi tekanan ekologis.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Fitoplankton yang teridentifikasi
Hasil fitoplankton yang teridentifikasi dapat dilihat pada Tabel 1. sampel
dari perairan Pulau Pahawang didapatkan 2 kelas fitoplankton yaitu: kelas
Bacillariophyceae (Diatom) dan kelas Dinophyceae (Dinoflagellata).
Bacillariophyceae dan Dinophyceae merupakan anggota utama fitoplankton yang
terdapat di seluruh bagian perairan laut, baik perairan pantai maupun perairan
oseanik. Dari kedua kelas teridentifikasi 8 genus fitoplankton, 16 genus dari kelas
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
6 | P a g e
Bacillariophyceae yaitu: Astrionella, Chaetoceros, Coscinodiscus, Nitzschia,
Rhizosolenia, Skeletonema, Thalassionema. Sedangkan 1 genus dari kelas
Dinophyceae yaitu: Ceratium.
Tabel 1. Fitoplankton yang teridentifikasi
Dari hasil identifikasi fitoplankton dapat dilihat genus yang paling banyak
ditemukan yaitu fitoplankton kelompok diatom yaitu 87,5% dari total populasi
fitoplankton. Populasi fitoplankton sering didominasi oleh diatom karena
kelompok ini memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dan kemampuan reproduksi
yang relatif pendek dibandingkan dinoflagellata. Selain itu, disebabkan adanya
kesesuaian dengan kondisi lingkungan perairan untuk perkembangannya, salah
satunya adalah Bacillariophyceae mempunyai toleransi yang kuat terhadap
perubahan salinitas di banding kelas yang lainnya oleh karena sifatnya yang
euryhalin. Diatom merupakan anggota fitoplankton terbanyak di laut, terutama di
laut terbuka, dan ukurannya berkisar 0,01 1,00 mm. Bentuk diatom dapat berupa
sel tunggal atau rangkaian sel yang panjang. Setiap sel dilindungi oleh dinding
dan menyerupai kotak. Kelompok ini merupakan komponen fitoplankton yang
paling umum dijumpai di laut, dari tepi pantai hingga ke tengah samudera.
Sedangkan kelompok Dinoflagellata sekitar 12,5% dari total populasi yang
ditemukan. Dinoflagellata merupakan kelompok kedua yang sering dijumpai di
laut setelah diatom. Kelompok dinoflagelata dicirikan dengan adanya sepasang
flagel untuk bergerak di dalam air, biasanya bersel tunggal (jarang bersel banyak
atau membentuk rantai).
Genus fitoplankton yang paling banyak ditemukan terutama dari kelompok
diatom genus skeletonema. Diatom merupakan kelompok fitoplankton paling
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
7 | P a g e
penting yang memberi kontribusi secara mendasar bagi produktivitas laut,
khususnya di wilayah perairan pantai. Jenis ini tergolong genus fitoplankton yang
umum ditemukan (common genera). Diduga melimpahnya Skeletonema ini karena
dapat memanfaatkan kadar zat hara lebih cepat daripada diatom lainnya.
3.2 Kelimpahan Fitoplankton
Berikut tabel kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau Pahawang:
Tabel 2. Kelimpahan fitoplankton
Ukuran jumlah individu per satuan volume air yang umumnya dinyatakan
dalam sel per satuan luas disebut kelimpahan fitoplankton. Pada umumnya,
kelimpahan fitoplankton berhubungan erat dengan kesuburan atau produktivitas
suatu perairan. Apabila kelimpahan tinggi, suatu perairan itu akan cenderung
memiliki produktivitas yang tinggi. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
kelimpahan fitoplankton tertinggi berada pada stasiun 18 bernilai 1153 ind/L lalu
menurun stasiun 17 bernilai 851 ind/L dan stasiun 16 bernilai 783 ind/L. Menurut
Nybakken (1992) bahwa jumlah fitoplankton selalu berubah-ubah sesuai dengan
kondisi lingkungan hidupnya, masing-masing jenis fitoplankton mempunyai
kepekaan yang berbeda dalam memanfaatkan faktor lingkungan secara efektif.
Perbedaan nilai kelimpahan fitoplankton bisa disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain: ketersedian nutrien, keberadaan cahaya di kolom perairan dan laju
grazing oleh organisme lain.
Kelimpahan tertinggi pada stasiun 18 diduga stasiun tersebut lebih dekat
kedaratan sehingga banyak aktifitas-aktifitas manusia yang menghasilkan limbah
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
8 | P a g e
yang akan terbawa kelaut sehingga akan menambah kesuburan perairan serta
serasah-serasah dari mangrove yang berguguran keperairan. Sedangkan stasiun 17
berada agak jauh dari daratan dengan kelimpahan yang sedang dan stasiun 16
sudah berada di tengah laut sehingga diduga nutrien yang terdapat di lokasi
tersebut rendah. Nontji (2002) menyatakan fitoplankton yang subur umumnya
terdapat di perairan sekitar muara sungai atau di perairan lepas pantai dimana
terjadi upwelling. Terjadi proses penyuburan di kedua lokasi itu, karena masuknya
zat hara ke dalam lingkungan tersebut. Di perairan muara berasal dari aliran
sungai sedangkan upwelling berasal dari dasar perairan yang terangkat ke
permukaan karena proses upwelling tersebut.
3.3 Struktur Komunitas Fitoplankton
Susunan individu dari beberapa jenis yang masing-masing membentuk
suatu populasi yang terorganisir dan pada akhirnya membentuk suatu komunitas
disebut dengan struktur komunitas. Struktur alamiah tergantung pada cara tersebar
populasi didalamnya. Pola penyebaran tergantung pada sifat fisika-kimiawi
lingkungan maupun sifat biologis dari organisme tersebut. Perbandingan antara
jumlah spesies dan total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai
keragaman spesies. Hal ini berkaitan dengan kestabilan lingkungan dan beragam
dengan komunitas yang berbeda. Keragaman sangat penting diketahui dalam
menentukan batas kerusakan atau dampak yang terjadi dalam ekosistem akibat
ulah manusia atau secara alami seperti perubahan iklim global.
Dari hasil perhitungan struktur komunitas di sekitar perairan Pulau
Pahawang yaitu perhitungan keanekaragaman, keseragaman dan dominansi dapat
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
9 | P a g e
dilihat pada grafik diatas. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa keanekaragaman
tertinggi pada stasiun 16, kemudian menurun stasiun 18 lalu stasiun 17. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada stasiun 16 genus yang ditemukan lebih banyak
di bandingkan dengan stasiun lain. Secara keseluruhan keanekaragaman
fitoplankton Pulau Pahawang dikategorikan sedang karena nilai indeks
keanekaragaman berkisar antara 1
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
10 | P a g e
Tingkat derajat keasaaman pada setiap stasiun berkisar antara 6,87 6,98.
Menurut Efendi (2003) sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan
pH dan hidup dengan baik pada pH berkisar 7 - 8,5. Maka dapat dikatakan bahwa
fitoplankton di perairan Teluk Jakarta dapat beradaptasi dengan pH tersebut.
Disolved Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu
perairan. Oksigen terlarut merupakan faktor yang sangat penting di dalam
ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi
sebagian besar organisme-organisme air. DO di perairan Teluk Jakarta berkisar
antara 3,84 ml/l 4,14 ml/m.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Fitoplankton yang berhasil diidentifikasi terdiri dari 8 genus fitoplankton,
16 genus dari kelas Bacillariophyceae yaitu: Astrionella, Chaetoceros,
Coscinodiscus, Nitzschia, Rhizosolenia, Skeletonema, Thalassionema.
Sedangkan 1 genus dari kelas Dinophyceae yaitu: Ceratium.
2. Kelimpahan tertinggi pada stasiun 18 dan kelimpahan terendah pada
stasiun 16. Sedangkan struktur komunitas yaitu keanekaragaman
fitoplankton Pulau Pahawang dikategorikan sedang karena nilai indeks
keanekaragaman berkisar antara 1
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
American Public Health Association (APHA). 1989. Standard Methods for the
Examination of Water and Waste Water Including Bottom Sediment and
Sludges. 17th
ed. Amer. Publ. Health Association Inc., New York. 1527 p
Arinardi et al. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di
Perairan Kawasan Timur Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanografi-LIPI.
Jannah et al. 2012. Komunitas fitoplankton di daerah estuaria Krueng Aceh,
Kota Banda Aceh. Banda Aceh : Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala.
Nontji. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Nybakken.1992. Biologi Laut. Suatu pendekatan ekologis. Alih bahasa: H.M
Edman, Koesoebiono, D Bangen, M. Hutomo dan S. Sukardjo. Jakarta :
Gramedia
Odum, EP. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Jogjakarta : Translation copyright Gajah
Mada University Press.
Odum, EP. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Jogjakarta : Translation copyright Gajah
Mada University Press.
Rizani, M. Syahril Karim. 2006. Pemetaan partisipatif : sebagai upaya masyarakat
melindungi dan mengelola sumberdaya alam pesisir laut di pulau
pahawang. Lampung : Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP).
Sidabutar. 2013. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : LIPI Press.
Yuliana. 2007. Struktur Komunitas Dan Kelimpahan Fitoplankton Dalam
Kaitannya Dengan Parameter Fisika-Kimia Perairan Di Danau Laguna
Ternate, Maluku Utara. Maluku Utara : Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Khairun.
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
12 | P a g e
Lampiran 1. Fitoplankton yang Teridentifikasi
Astrionella
Chaetoceros
Coscinodiscus Nitzschia
Rhizosolenia Skeletonema
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
13 | P a g e
Thalassionema
Ceratium
Lampiran 2. Alat dan Bahan yang digunakan
Plankton net SRCC
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013
14 | P a g e
pH Meter DO Meter
Formalin Mikroksop
Sampel Tissu