14
Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013 1 | Page ANALISIS KELIMPAHAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN PULAU PAHAWANG LAMPUNG SELATAN Siti Maryam 08101005001 Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Indonesia [email protected] Abstrak Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir, terdiri dari laut, pantai, rawa, daratan dan daerah perbukitan, serta termasuk bagian pulau-pulau kecil yang ada di kawasan Teluk Lampung. Plankton khususnya fitoplankton merupakan sumber energi pertama dalam sistem rantai makanan di perairan. Selain itu, tingkat kesuburan suatu perairan sangat menentukan keragaman dan kelimpahan plankton. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengetahui kelimpahan dan struktur komunitas fitoplankton. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Kelimpahan tertinggi pada stasiun 18 dan kelimpahan terendah pada stasiun 16. Sedangkan struktur komunitas yaitu keanekaragaman fitoplankton Pulau Pahawang dikategorikan sedang karena nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 1<H’<3. Keseragaman pada ketiga stasiun dikategorikan tinggi artinya kemerataan antara genus relatif merata atau jumlah individu masing- masing genus relatif sama. Sedangkan untuk indeks dominansi stasiun 16, stasiun 17 dan stasiun 18 tidak ada genus yang mendominansi karena nilai indeks dominansi lebih besar dari 0 dan lebih kecil atau sama dengan 0,5. Kata kunci: Fitoplankton, Kelimpahan, Struktur Komunitas I. PENDAHULUAN Pulau Pahawang berada di Kawasan Teluk Lampung, secara administrasi berada di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung dengan luas wilayah berdasarkan PP tahun 1999 adalah 1.046 hektar. Secara geografis berada pada 5°40,2’ - 5°43,2’ LS dan 105°12,2’ - 105°15,2’BT.

Jurnal Praktek Laut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

:)

Citation preview

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    1 | P a g e

    ANALISIS KELIMPAHAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS

    FITOPLANKTON DI PERAIRAN PULAU PAHAWANG LAMPUNG

    SELATAN

    Siti Maryam

    08101005001

    Program Studi Ilmu Kelautan

    FMIPA Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Indonesia

    [email protected]

    Abstrak

    Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir, terdiri dari laut, pantai, rawa,

    daratan dan daerah perbukitan, serta termasuk bagian pulau-pulau kecil yang ada

    di kawasan Teluk Lampung. Plankton khususnya fitoplankton merupakan sumber

    energi pertama dalam sistem rantai makanan di perairan. Selain itu, tingkat

    kesuburan suatu perairan sangat menentukan keragaman dan kelimpahan

    plankton. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengetahui

    kelimpahan dan struktur komunitas fitoplankton. Hasil perhitungan menunjukkan

    bahwa Kelimpahan tertinggi pada stasiun 18 dan kelimpahan terendah pada

    stasiun 16. Sedangkan struktur komunitas yaitu keanekaragaman fitoplankton

    Pulau Pahawang dikategorikan sedang karena nilai indeks keanekaragaman

    berkisar antara 1

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    2 | P a g e

    Wilayah Desa Pulau Pahawang merupakan kawasan pesisir, terdiri dari laut,

    pantai, rawa, daratan dan daerah perbukitan, serta termasuk bagian pulau-pulau

    kecil yang ada di kawasan Teluk Lampung. Sumberdaya alam yang ada dipesisir

    laut berupa hutan mangrove (masyarakat setempat menyebut dengan istilah hutan

    Bakau), rawa, gobah, gosong-gosong, terumbu karang, pantai, padang lamun

    potensi perikanan laut selain itu terdapat tempat budidaya rumput laut dan

    budidaya kerang mutiara (Rizani dan M. Syahril Karim, 2006).

    Plankton khususnya fitoplankton merupakan sumber energi pertama dalam

    sistem rantai makanan di perairan. Selain itu, tingkat kesuburan suatu perairan

    sangat menentukan keragaman dan kelimpahan plankton. Kehidupan di dalam

    perairan secara langsung maupun tidak langsung sangat bergantung pada hasil

    fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan air yang mampu mengubah unsur-unsur

    anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan cahaya matahari. Fitoplankton

    dapat berperan sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat

    menggambarkan kondisi suatu perairan. Salah satu ciri khas organisme

    fitoplankton yaitu merupakan dasar dari mata rantai pakan di perairan. Oleh

    karena itu, kehadiran plankton di suatu perairan dapat menggambarkan

    karakteristik suatu perairan apakah berada dalam keadaan subur atau tidak

    (Jannah et al, 2012).

    Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa

    parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan

    fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respons terhadap

    perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi.

    Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling

    berinteraksi antara faktor fisika-kimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen

    terlarut, stratifikasi suhu, dan ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor,

    sedangkan aspek biologi adalah adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan,

    mortalitas alami, dan dekomposisi (Yuliana, 2007).

    Observasi langsung perlu dilakukan untuk lebih mengetahui keadaan suatu

    perairan. Salah satu bentuk kegiatanya adalah dengan melaksanakan kegiatan

    praktikum lapangan atau fieldtrip di Pulau Pahawang. Praktikum lapangan

    bertujuan untuk pengambilan sampel lalu mengidentifikasinya. Alasan dipilihnya

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    3 | P a g e

    Pulau Pahawang sebagai lokasi fieldtrip kerena menurut referensi yang didapat

    bahwa Pulau ini memiliki sumberdaya alam pesisir laut yang lengkap di banding

    kepulauan lain yang ada di Provinsi Lampung. Sehingga salah satu contoh laut

    yang cocok untuk dijadikan objek pengambilan sampel.

    II. METODOLOGI

    Pengambilan sampel dilakukan di sekitar perairan Pulau Pahawang Lampung

    Selatan pada senin 11 November 2013 dengan cara vertikal dari kedalaman 2

    meter. Pengambilan sampel dilakukan pada dua stasiun yaitu stasiun 17 dan 18

    dengan menggunakan jaring plankton (Plankton net) ukuran mata jaring 20 .

    Berikut peta lokasi pengambilan sampel:

    Kelimpahan Fitoplankton

    Sedwick Rafter Counting Cell adalah suatu alat yang digunakan untuk

    mengidentifikasi fitoplankton dengan ukuran panjang 50 mm, lebar 20 mm dan

    tinggi 1 mm. Luas SRCC adalah 1000 mm2

    (50 mm x 20 mm). Kelimpahan jenis

    fitoplankton dihitung berdasarkan persamaan menurut APHA (1989), dinyatakan

    dalam idividu per meter kubik.

    N = n/p x Oi/Op x Vr/Vo x 1/Vs

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    4 | P a g e

    dengan :

    N = Jumlah individu per liter

    Oi = Luas gelas penutup preparat

    Op = Luas satu lapangan pandang

    Vr = Volume air tersaring

    Vo = Volume air yang diamati

    Vs = Volume air yang disaring

    n = Jumlah plankton pada seluruh lapangan pandang

    p = Jumlah lapangan pandang yang teramati

    Dalam Sidabutar T (2013) volume air yang disaring (Vs) dicari

    menggunakan rumus luas lingkaran sebagai berikut:

    Vs = r2 x D

    r = Jari-jari plankton-net

    D = Kedalaman (2 meter)

    Indeks Keanekaragaman

    Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk menghitung indeks

    keanekaragaman (diversity index) jenis, dengan rumus sebagai berikut :

    s

    H = - Pi Ln Pi

    i=1

    Kisaran nilai indeks Keanekaragaman menurut Sidabutar (2013):

    H1 = Keanekaragaman rendah dan kestabilan komunitas rendah

    1

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    5 | P a g e

    E = 1 : Kemerataan antara genus relatif merata atau jumlah individu masing-

    masing genus relatif sama.

    Indeks Dominansi

    Menurut Odum (1998) Indeks dominansi digunakan untuk mengetahui sejauh

    mana suatu spesies atau genus mendominasi genus lain dalam satu ekosistem.

    Metode perhitungan yang digunakan yaitu indeks dominansi Simpson. :

    s

    C = [ ni/N] i=1

    dengan:

    H = Indekskeanekaragaman

    E = Indeks keseragaman

    C = Indeks dominansi

    Pi = Jumlah individu dibagi jumlah total individu

    ni = Jumlah individu genus ke-i

    N = Jumlah total individu seluruh genera

    Hmax = Indeks keanekaragaman maksimum

    (= Ln S, dimana S = Jumlah jenis)

    Dalam Sidabutar (2013) kriteria indeks dominansi adalah:

    C = 0 : Berarti tidak terdapat genus yang mendominansi genus lainnya atau

    struktur komunitas dalam keadaan stabil.

    C = 1 : Berarti terdapat genus yang mendominansi genus lainnya atau struktur

    komunitas labil, karena terjadi tekanan ekologis.

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Fitoplankton yang teridentifikasi

    Hasil fitoplankton yang teridentifikasi dapat dilihat pada Tabel 1. sampel

    dari perairan Pulau Pahawang didapatkan 2 kelas fitoplankton yaitu: kelas

    Bacillariophyceae (Diatom) dan kelas Dinophyceae (Dinoflagellata).

    Bacillariophyceae dan Dinophyceae merupakan anggota utama fitoplankton yang

    terdapat di seluruh bagian perairan laut, baik perairan pantai maupun perairan

    oseanik. Dari kedua kelas teridentifikasi 8 genus fitoplankton, 16 genus dari kelas

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    6 | P a g e

    Bacillariophyceae yaitu: Astrionella, Chaetoceros, Coscinodiscus, Nitzschia,

    Rhizosolenia, Skeletonema, Thalassionema. Sedangkan 1 genus dari kelas

    Dinophyceae yaitu: Ceratium.

    Tabel 1. Fitoplankton yang teridentifikasi

    Dari hasil identifikasi fitoplankton dapat dilihat genus yang paling banyak

    ditemukan yaitu fitoplankton kelompok diatom yaitu 87,5% dari total populasi

    fitoplankton. Populasi fitoplankton sering didominasi oleh diatom karena

    kelompok ini memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dan kemampuan reproduksi

    yang relatif pendek dibandingkan dinoflagellata. Selain itu, disebabkan adanya

    kesesuaian dengan kondisi lingkungan perairan untuk perkembangannya, salah

    satunya adalah Bacillariophyceae mempunyai toleransi yang kuat terhadap

    perubahan salinitas di banding kelas yang lainnya oleh karena sifatnya yang

    euryhalin. Diatom merupakan anggota fitoplankton terbanyak di laut, terutama di

    laut terbuka, dan ukurannya berkisar 0,01 1,00 mm. Bentuk diatom dapat berupa

    sel tunggal atau rangkaian sel yang panjang. Setiap sel dilindungi oleh dinding

    dan menyerupai kotak. Kelompok ini merupakan komponen fitoplankton yang

    paling umum dijumpai di laut, dari tepi pantai hingga ke tengah samudera.

    Sedangkan kelompok Dinoflagellata sekitar 12,5% dari total populasi yang

    ditemukan. Dinoflagellata merupakan kelompok kedua yang sering dijumpai di

    laut setelah diatom. Kelompok dinoflagelata dicirikan dengan adanya sepasang

    flagel untuk bergerak di dalam air, biasanya bersel tunggal (jarang bersel banyak

    atau membentuk rantai).

    Genus fitoplankton yang paling banyak ditemukan terutama dari kelompok

    diatom genus skeletonema. Diatom merupakan kelompok fitoplankton paling

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    7 | P a g e

    penting yang memberi kontribusi secara mendasar bagi produktivitas laut,

    khususnya di wilayah perairan pantai. Jenis ini tergolong genus fitoplankton yang

    umum ditemukan (common genera). Diduga melimpahnya Skeletonema ini karena

    dapat memanfaatkan kadar zat hara lebih cepat daripada diatom lainnya.

    3.2 Kelimpahan Fitoplankton

    Berikut tabel kelimpahan fitoplankton di perairan Pulau Pahawang:

    Tabel 2. Kelimpahan fitoplankton

    Ukuran jumlah individu per satuan volume air yang umumnya dinyatakan

    dalam sel per satuan luas disebut kelimpahan fitoplankton. Pada umumnya,

    kelimpahan fitoplankton berhubungan erat dengan kesuburan atau produktivitas

    suatu perairan. Apabila kelimpahan tinggi, suatu perairan itu akan cenderung

    memiliki produktivitas yang tinggi. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

    kelimpahan fitoplankton tertinggi berada pada stasiun 18 bernilai 1153 ind/L lalu

    menurun stasiun 17 bernilai 851 ind/L dan stasiun 16 bernilai 783 ind/L. Menurut

    Nybakken (1992) bahwa jumlah fitoplankton selalu berubah-ubah sesuai dengan

    kondisi lingkungan hidupnya, masing-masing jenis fitoplankton mempunyai

    kepekaan yang berbeda dalam memanfaatkan faktor lingkungan secara efektif.

    Perbedaan nilai kelimpahan fitoplankton bisa disebabkan oleh beberapa faktor

    antara lain: ketersedian nutrien, keberadaan cahaya di kolom perairan dan laju

    grazing oleh organisme lain.

    Kelimpahan tertinggi pada stasiun 18 diduga stasiun tersebut lebih dekat

    kedaratan sehingga banyak aktifitas-aktifitas manusia yang menghasilkan limbah

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    8 | P a g e

    yang akan terbawa kelaut sehingga akan menambah kesuburan perairan serta

    serasah-serasah dari mangrove yang berguguran keperairan. Sedangkan stasiun 17

    berada agak jauh dari daratan dengan kelimpahan yang sedang dan stasiun 16

    sudah berada di tengah laut sehingga diduga nutrien yang terdapat di lokasi

    tersebut rendah. Nontji (2002) menyatakan fitoplankton yang subur umumnya

    terdapat di perairan sekitar muara sungai atau di perairan lepas pantai dimana

    terjadi upwelling. Terjadi proses penyuburan di kedua lokasi itu, karena masuknya

    zat hara ke dalam lingkungan tersebut. Di perairan muara berasal dari aliran

    sungai sedangkan upwelling berasal dari dasar perairan yang terangkat ke

    permukaan karena proses upwelling tersebut.

    3.3 Struktur Komunitas Fitoplankton

    Susunan individu dari beberapa jenis yang masing-masing membentuk

    suatu populasi yang terorganisir dan pada akhirnya membentuk suatu komunitas

    disebut dengan struktur komunitas. Struktur alamiah tergantung pada cara tersebar

    populasi didalamnya. Pola penyebaran tergantung pada sifat fisika-kimiawi

    lingkungan maupun sifat biologis dari organisme tersebut. Perbandingan antara

    jumlah spesies dan total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai

    keragaman spesies. Hal ini berkaitan dengan kestabilan lingkungan dan beragam

    dengan komunitas yang berbeda. Keragaman sangat penting diketahui dalam

    menentukan batas kerusakan atau dampak yang terjadi dalam ekosistem akibat

    ulah manusia atau secara alami seperti perubahan iklim global.

    Dari hasil perhitungan struktur komunitas di sekitar perairan Pulau

    Pahawang yaitu perhitungan keanekaragaman, keseragaman dan dominansi dapat

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    9 | P a g e

    dilihat pada grafik diatas. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa keanekaragaman

    tertinggi pada stasiun 16, kemudian menurun stasiun 18 lalu stasiun 17. Hasil

    tersebut menunjukkan bahwa pada stasiun 16 genus yang ditemukan lebih banyak

    di bandingkan dengan stasiun lain. Secara keseluruhan keanekaragaman

    fitoplankton Pulau Pahawang dikategorikan sedang karena nilai indeks

    keanekaragaman berkisar antara 1

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    10 | P a g e

    Tingkat derajat keasaaman pada setiap stasiun berkisar antara 6,87 6,98.

    Menurut Efendi (2003) sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan

    pH dan hidup dengan baik pada pH berkisar 7 - 8,5. Maka dapat dikatakan bahwa

    fitoplankton di perairan Teluk Jakarta dapat beradaptasi dengan pH tersebut.

    Disolved Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu

    perairan. Oksigen terlarut merupakan faktor yang sangat penting di dalam

    ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi

    sebagian besar organisme-organisme air. DO di perairan Teluk Jakarta berkisar

    antara 3,84 ml/l 4,14 ml/m.

    IV. KESIMPULAN

    Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

    beberapa hal sebagai berikut:

    1. Fitoplankton yang berhasil diidentifikasi terdiri dari 8 genus fitoplankton,

    16 genus dari kelas Bacillariophyceae yaitu: Astrionella, Chaetoceros,

    Coscinodiscus, Nitzschia, Rhizosolenia, Skeletonema, Thalassionema.

    Sedangkan 1 genus dari kelas Dinophyceae yaitu: Ceratium.

    2. Kelimpahan tertinggi pada stasiun 18 dan kelimpahan terendah pada

    stasiun 16. Sedangkan struktur komunitas yaitu keanekaragaman

    fitoplankton Pulau Pahawang dikategorikan sedang karena nilai indeks

    keanekaragaman berkisar antara 1

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    11 | P a g e

    DAFTAR PUSTAKA

    American Public Health Association (APHA). 1989. Standard Methods for the

    Examination of Water and Waste Water Including Bottom Sediment and

    Sludges. 17th

    ed. Amer. Publ. Health Association Inc., New York. 1527 p

    Arinardi et al. 1997. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di

    Perairan Kawasan Timur Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian dan

    Pengembangan Oseanografi-LIPI.

    Jannah et al. 2012. Komunitas fitoplankton di daerah estuaria Krueng Aceh,

    Kota Banda Aceh. Banda Aceh : Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala.

    Nontji. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.

    Nybakken.1992. Biologi Laut. Suatu pendekatan ekologis. Alih bahasa: H.M

    Edman, Koesoebiono, D Bangen, M. Hutomo dan S. Sukardjo. Jakarta :

    Gramedia

    Odum, EP. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Jogjakarta : Translation copyright Gajah

    Mada University Press.

    Odum, EP. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Jogjakarta : Translation copyright Gajah

    Mada University Press.

    Rizani, M. Syahril Karim. 2006. Pemetaan partisipatif : sebagai upaya masyarakat

    melindungi dan mengelola sumberdaya alam pesisir laut di pulau

    pahawang. Lampung : Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP).

    Sidabutar. 2013. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : LIPI Press.

    Yuliana. 2007. Struktur Komunitas Dan Kelimpahan Fitoplankton Dalam

    Kaitannya Dengan Parameter Fisika-Kimia Perairan Di Danau Laguna

    Ternate, Maluku Utara. Maluku Utara : Fakultas Perikanan dan Ilmu

    Kelautan, Universitas Khairun.

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    12 | P a g e

    Lampiran 1. Fitoplankton yang Teridentifikasi

    Astrionella

    Chaetoceros

    Coscinodiscus Nitzschia

    Rhizosolenia Skeletonema

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    13 | P a g e

    Thalassionema

    Ceratium

    Lampiran 2. Alat dan Bahan yang digunakan

    Plankton net SRCC

  • Jurnal Praktikum Praktek Laut 2013

    14 | P a g e

    pH Meter DO Meter

    Formalin Mikroksop

    Sampel Tissu