Upload
ekapty-tyas-pradietha
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
1/78
JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1
Implementasi Metode Eksperimen Dan Diskusi Untuk MeningkatkanPemahaman Konsep Mahasiswa Pada Mata Kuliah Struktur Hewan(Hal. 3)
Arif Didik Kurniawan
Penerapan Pembelajaran Elektronika I Berbasis Konflik KognitifMelalui Metode Percobaan, Demonstrasi, Ceramah, Dan Diskusi(Hal. 17)
Erawan Kurniadi
Perbaikan Kualitas Perkuliahan Analisis Real Melalui Lesson Study(Hal. 32)
Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri
Suwarni, Kuswahyuni
Penggunaan Media Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan PrestasiBelajar Mahasiswa. (Hal. 41) Joko Widiyanto
Upaya Peningkatan Keaktifan Mahasiswa Dalam Pembelajaran MelaluiMetode Presentasi Kelas (Hal. 47) Jeffry Handhika, Sardulo Gembong
Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study (Hal. 55)
Muhammad Nur
Perbaikan Kulaitas Pembelajaran Kalkulus Melalui Lesson Study (Hal. 67) Sanusi
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
2/78
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmad dankarunia-Nya Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun telah terbituntuk volume 3 no. 1. Berbagai penelitian yang mengkaji secaramendalam tentang pembelajaran MIPA telah banyak di kaji oleh
berbagai peneliti pendidikan. Namun, implementasinya masih terasa belum sampai pada praktisi pendidikan. Untuk menyebarluaskan hasil-
hasil penelitian agar dapat digunakan sebagai bahan acuan pembelajaranterutama bagi dunia pendidikan, Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRIMadiun pada volume ini memuat tiga hasil penelitian tentang pendidikanfisika, dua penelitian tentang pendidikan matematika, dan penelitian
pendidikan biologi.Sumbang saran berbagai pihak sangat diharapkan dalam upaya
meningkatkan kualitas Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun, danakhirnya redaksi berharap semoga tulisan dalam edisi ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca sehingga mampu menambahwawasan di bidang pendidikan
Redaksi
2 Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
3/78
IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DANDISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP MAHASISWAPADA MATA KULIAH STRUKTUR HEWAN
Oleh
Arif Didik KurniawanProgram Studi Pendidikan Biologi
FPMIPA IKIP PGRI Madiun
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Menentukan tujuan pembelajaran (lesson) satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran yang
efektif, 2) Mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagisiswa, 3) Memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yangdisajikan para guru, 4) Menentukan pelajaaran secara kolaboratif, 5)Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa, 6) Mengembangkan
pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan, 7) Melakukanrefleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan
pandangan siswa dan koleganya.
Pembelajaran dilaksanakan di IKIP PGRI MADIUN di semester
ganjil pada mata kuliah struktur hewan. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini secara garis besarnya mencakup 3 (tiga) tahap kegiatanyaitu perencanaan ( planing ), implementasi (do) pembelajaran danobservasi serta refleksi (reflection).
Hasil penelitian ini adalah: Pada plan I diperoleh hasil bahwa pada saat peleksanaa (Do) menggunakan metode diskusi presentasidengan indicator-indikator yang telah didiskusikan. Dari hasil Dodiadakan refleksi diperoleh hasil bahwa pada saat pembelajaran kurangmaksimal karena kurangnya keaktivan siswa pada saat
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 20113
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
4/78
diskusi serta interaksi antara dosen dengan mahasiswa kurang terjalin.Pada Plan II, diperoleh hasil pada saat pelaksanaa menggunakan metodeeksperimen atau praktikum. Dari hasil pembelajaran diperoleh hasil
bahwa pada saat proses pembelajaran keaktivan mahasiswa lebih muncultetapi juga maih terdapatmahasiswa yang kurang antusias dalam proses
pembelajaran serta diskusi kurangmaksimal. Pada Plan ke III diperolehhasil metode yang digunakan adalah eksperimen dan diskusi. Dari hasil
pelaksanaan diperoleh hasil bahwa aktivitas mahasiswa lebih muncul
serta diskusi dan presentasinya lebih hidup tetapi masih ada mahasiswayang kurang antusis terhadap proses pembelajaran. Untuk Plan IVdiperoleh hasil bahwa metode yang digunakan adalah metode diskusi
presentasi. Dari hasil pelaksanaan diperoleh hasil bahwa mahasiswatidak memperhatikan teman kelompok lain pada saat presentasi serta
pada saat presentasi didominasi oleh salah satu anggota saja.
Kata kunci : Eksperimen, Diskusi, Plan, Do, dan See
PendahuluanMata kuliah Struktur hewan adalah salah satu bagian dari mata
kuliah yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalam menambahi ataumengkompliti ilmu pengetahuannya dibidang Biologi. Dalammemperdalam mata kuliah struktur hewan ini, mahasiswa harusmempelajari berbagai sistem yang terdapat di dalam tubuh hewan
(hewan vertebrata). Mata kuliah ini adalah salah satu mata kuliah yangmemiliki tingkat imajinatif yang tinggi menjadikan tingkat pemahamanmahasiswa terhadap mata kuliah ini semakin sulit. Peranan seorangdosen dalam memahamkan konsep kepada para mahasiswa terkaitdengan mata kuliah struktur hewan ini harus memiliki ide-ide kreatifdalam upaya menyampaikan materinya agar mudah dipahami paramahasiswa.
Berdasarkan beberapa kenyataan tadi yang telah disebutkan
memicu penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami mata kuliah
4 Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
5/78
ini. Menurut hasil survei wawancara dengan mahasiswa yang sudah pernah mengambil mata kuliah ini menyatakan bahwa hampir 70%mahasiswa menganggap mata kuliah ini yang paling sulit dalam
pemahamanya. Beberapa materi yang terdapat dalam mata kuliah iniantara lain sistem pernafasan, sistem rangka, sistem pencernaanmakanan, sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem integumen dan lain-lain. Sikap pelajar terhadap Biologi terutama ditandai oleh tidak ada
perhatian sampai penolakan mendalam. Selain itu, banyak juga siswa
yang malas, kurang motivasi, kurang perhatian, kurang serius, kurangkerja keras dan masa bodoh dalam belajar sehingga tujuan pembelajarankurang berhasil.
Selain itu, pada proses pembelajaran sehari-hari sering kita lihatdosen mengajar tidak sesuai dengan sifat-sifat materi, kurang kreatif,kurang variatif dan kurang memperhatikan kemampuan yang berbeda-
beda yang dimiliki siswa. Kebanyakan guru dari mulai menyampaikanmateri pelajaran sampai berakhirnya pelajaran hanya berceramah sajatanpa memotivasi dan tidak meminta siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik dan terasamonoton.
Proses belajar mengajar baik, dosen harus memiliki strategi-strategi agar siswa dapat belajar dengan efektif, efisien dan mengena
pada tujuan pembelajaran. Penerapan pembelajaran dengan cara yangmasih konvensional yang masih sering digunakan guru dalammenyampaikan materi pelajaran, hal ini mengakibatkan keaktifan danketrampilan siswa cenderung terabaikan. Salah satu langkah yang harus
ditempuh oleh guru adalah guru harus mampu menguasai teknik-teknik(metode mengajar) yang bervariasi.
Metode mengajar merupakan cara-cara mengajar yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi dengan tujuan agar
siswa dapat memahami materi dengan baik. Pemilihan metode yang
tepat sesuai dengan materi pembelajaran dapat membantu siswa lebih
mudah memahami suatu konsep. Oleh karena itu penentuan strategi,
metode dan teknik pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan
dengan karakteristik materi ajaran, karakteristik siswa, karakteristik
5 Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
6/78
guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah sertalingkungan sekitarnya.
Sesuai alternatif-alternatif solusi yang telah disampaikan, pembelajaran pada mata kuliah struktur hewan perlu dicoba melalui beberapa metode dan pendekatan diantaranya eksperimen dan diskusi.Dengan mencoba penerapan metode eksperimen dan disertai diskusikelompok maupun kelas diharapkan pengetahuan-pengetahuan itumuncul dari pikiran-pikiran mahasiswa sendiri dalam melibatkan
aktivitasnya pada proses eksperimen dan diskusi.
PembahasanPada dasarnya dalam pelaksanaan Lesson study terdapat beberapa
langkah yang harus ditempuh seorang tenaga pengajar. Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dankonsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secararingkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study.
1. Tahapan Perencanaan ( Plan)Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam
Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengankegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapidalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, caramembelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana
belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata
yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya,secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala
permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yangbenar-benar sangat matang , yang didalamnya sanggup mengantisipasisegala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampaidengan tahap akhir pembelajaran.
6 Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
7/78
2. Tahapan Pelaksanaan ( Do)Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1)
kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorangguru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkanRPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atauobservasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Studyyang lainnya3. Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karenaupaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dariketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksidilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta LessonStudy yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yangditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yangtelah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentaratau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yangdilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yangdirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atausaran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan(bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikansaran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yangdiperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai
pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan
balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsungdalam diskusi.4. Tahapan Tindak Lanjut ( Act )
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru
atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan
proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berhargayang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi
Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 167
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
8/78
(check ) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindaksebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses
pembelajaran ke arah lebih baik.Lesson study I
Plan I Dalam pelaksanaan tahap pertama pelaksanaan pembelajaran LS
yaitu perencanaan dimana guru atau dosen yang menjadi model besertateam berdiskusi membahas mengenai desain pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan Idiperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada diskusikelompok, dimana pada masing-masing kelompok mempresentasikanhasil diskusinya melalui gambar yang telah dipersiapkan. Diakhir
pembelajaran dosen mengadakan postes kepada mahasiswa. Setelah perencanaan selesai Dosen model melaksanakan pembelajaran dengandiamati dosen lain atau observer.
Do I Implementasi RPP plan I dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah. See I
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do) terdapat beberapamasukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai
berikut :Dosen Model
1) Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifategois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena
menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggotakelompoknya yang belum paham.
2) Banyak mahasiswa yang belum siap dalam menghadapi pembelajaran dengan ditandai masih banyak mahasiswa yang tidakmembawa buku penunjang dan ada mahasiswa yang miskonsepsiterhadap materi yang dipelajari
3) Beberapa kelompok belum sempurna dalam mempersiapkan materihari ini.
Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 168
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
9/78
Pengamat (Observer)1) Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi
pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlumenyesuaikan diri
2) Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masihkurang atau mahasisawa kurang aktif terhadap proses pembelajaran
3) Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap
pembelajaran4) Masing-masing kelompok kurang memperhatikan kelompok lainya
yang sedang presentasi didepan karena masing-masing sibukmempersiapkan post test
5) Setiap kelompok kurang menguasai materinya dan belum mampuuntuk memberikan suatu kesimpulan
6) Media sudah representative7) Mahasiswa sebagian sudah membawa buku pegangan atau buku
paket
Solusi dari observer1) Dalam pembelajaran selanjutnya mencari kelas yang mendukung2) Dalam pembelajaran tidak diberi post tes tapi diganti pemberian pre
testKontrol dosen pada masing-masing mahasiswa untuk lebihdiperhatikan
Lesson study II Plan II
Dalam pelaksanaan tahap kedua pelaksanaan pembelajaran LS yaitu
seperti di plan yang pertama yaitu dosen model bersama timnya
berdiskusi membahas perencanaan desain pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan II
diperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada
eksperimen dan diskusi kelompok, dimana pada masing-masing
kelompok melakukan proses pembedahan dan mengamati organ-organ
Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 169
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
10/78
hewan serta masing-masing kelompok diberi LKS. Setelah selesai pengamatan, menggambar dan pembahasan LKS, perwakilan darianggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi LKSnya melaluigambar dari hasil pengamatan . Diakhir pembelajaran dosenmemberikan suatu penguatan dan merangkum hasil pembelajaran secara
bersama-sama dengan mahasiswa. Setelah perencanaan selesai dosenmodel melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lain atauobserver .
Do II Implementasi RPP plan II dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah. See II
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do II) terdapat beberapamasukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai
berikut :
Dosen Model1) Proses pembelajaran menjadi lebih hidup ditandai dengan hidupnya
komunikasi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antaramahasiswa dengan dosen.
2) Mahasiswa lebih siap dalam menerima pelajaran dengan cara praktikum
3) Masih terdapat mahasiswa yang tidak sepenuhnya mengikuti proses pembelajaran dengan bermain sendiri tanpa menghiraukan proses pembelajaran
Pengamat (Observer)1) Aspek-aspek pembelajaran muncul pada diri mahasiswa2) Masih terdapat mahasiswa yang kurang antusias terhadap
pembelajaran3) Pembelajaran menjadi lebih hidup, komunikasi antara individu
dengan individu dan individu dengan dosen lebih terjalin4) Semua mahasiswa nampak belajar dengan baik saat menggunakan
media langsung.
Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1610
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
11/78
5) Saat awal praktikum ketika ditayangkan video mahasiswa berkonsentrasi, tetapi ketika mulai membedah konsentrasimahasiswa menurun hanya beberapa mahasiswa yang nampak aktif.
6) Konsentrasi mahasiswa mulai meningkat lagi ketika dosenmandatangi kelompok praktikum satu persatu.
7) Sudah ada peningkatan pembelajaran dibandingkan pembelajaranminggu yang lalu.
8) Perlu diadakan Pre test.
9) Pembelajarannya sudah bagus, aktivitas mahasiswa sudahmengalami peningkatan.
Solusi dari observer1) Pembelajaran untuk tetap dipertahankan2) Dosen harus berkeliling terus disetiap kelompok untuk mengecek
hasil kerja mereka3) Perlu diadakan pretest sebelum praktek dimulai
Lesson study III Plan III
Dalam pelaksanaan tahap ketiga pelaksanaan pembelajaran LSyaitu seperti di plan yang pertama dan kedua yaitu dosen model bersamatimnya berdiskusi membahas perencanaan desain pembelajaran yangakan dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan planIII tidak jauh seperti plan II, diperoleh rancangan pembelajaran yangmenitik beratkan pada eksperimen dan diskusi kelompok, dimana pada
masing-masing kelompok melakukan proses pembedahan, mengamatidan membahas LKS. Setelah selesai pengamatan dan menggambar,
perwakilan dari anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusiLKSnya melalui gambar dari hasil pengamatan . Diakhir pembelajarandosen memberikan suatu penguatan dan merangkum hasil pembelajaransecara bersama-sama dengan mahasiswa. Setelah perencanaan selesaiDosen model melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lainatau observer.
11 Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
12/78
Do III Implementasi RPP plan III dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 9 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah,dosen matematika dan observer ekternal dari UNY
See II Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do) terdapat beberapa
masukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai
berikut :Dosen model1. Pada tahap awal mahasiswa responnya bagus tetapi pada tahap
praktikum masih banyak mahasiswa yang kurang greget terhadapeksperimen yang dilakukan.
2. Tata letak ruang kurang luas sehingga mempengaruhi jalannyaeksperimen.
3. Presentasi sudah berjalan lumayan bagus.Pengamat (Observer)
1) Dalam kelompok hanya 1-2 orang yang melakukan seksiologi.2) Mahasiswa bernama Indah Pertama tidak aktif tetapi kemudian
menjadi aktif.3) Mahasiswa bernama Rina tidak aktif (kel. Katak).4) Rika Indriastutik menonjol di teman-temannya dan juga memberi
penjelasan sama teman-temannya.5) Dosen mendatangi kelompok dan memberi penjelasan sangat
membantu mahasiswa.6) Motivasi yang diberikan dosen sudah bagus.7) Peta meja praktikum kurang representatif.8) Ketika kelompok lain presentasi kelompok lima tidak
memperhatikan.9) Kerja Tim kelompok sudah sangat bagus (2 membedah, 2
mengambil alat, menulis laporan)10) Menggambarnya hanya dari laptop tidak sesuai preparat yang
dibedah11) Pada awal mahasiswa tegang tetapi seiring berjalannya waktu mulai
ada keaktifan.12) Ada satu mahasiswa tidak aktif dalam kelompok 3.
Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1612
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
13/78
13) Tetapi seiring berjalannya waktu konsentrasi mahasiswa mulaimenurun.
14) Septian Aziz tidak ikut diskusi dengan teman-temannya tetapimalah bercanda dengan putut.
15) Perlu adanya diskusi kelas setelah praktikum dilaksanakan yangdipimpin oleh dosen
Solusi dari observer1) Dalam berdiskusi tidak harus diskusi kelompok dibuat diskusi kelas
juga bisa2) Manajemen waktunya untuk lebih diperbaiki lagi3) Karena Laboratoriumnya kurang luas dengan jumlah mahasiswa
yang sekian banyaknya lebih baiknya jumlah kelompk dikurangisehingga dosen dapat dengan leluasa berkeli;ling memantau padasetiap kelompok
4) Dalam waktu berdiskusi dosen memimpin dan memberikan waktuyang agak lama dalam berdiskusinya sehingga dapat terbahasdengan maksimal
Lesson study IV Plan IV
Dalam tahap ini sama dengan tahap plan yang lain dimana guruatau dosen yang menjadi model beserta team berdiskusi membahasmengenai desain pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat
pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan IV diperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada diskusi kelompok, dimana pada masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
melalui gambar yang telah dipersiapkan. Setelah setiap kelompokselesai mempresentasikan hasil dikusinya dosen memberikan penguatanterhadapa apa yang dipresentasikan sehingga mahasiswa yang lainmendapat penjelasan dari dosen. Diakhir pembelajaran dosenmengadakan postes kepada mahasiswa. Setelah perencanaan selesaiDosen model melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lainatau observer
Do IV Implementasi RPP plan IV dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah.
Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1613
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
14/78
See IV Dosen Model1) Mahasiswa kurang menguasai materi yang dipresentasikan2) Kurangnya penguasaan materi itu mengakibatkan didominasi oleh
satu atau dua anggota kelompok 3) Media lebih mendukung dan representative sehingga dalam
mempresentasikan agak lebih baik dan lancar 4) Mahasiswa mulai bosan dengan pembelajaran karena diadakan
secara terus menerus dengan diobservasi oleh dosen lainPengamat (Observer)1) Konsentrasi mahasiswa kurang terfokus pada presentasi yang
dilakukan temannya dikarenakan mereka sibuk menyiapkan presentasi kelompok mereka sendiri.
2) Sebaiknya tidak semua mahasiswa dalam kelompok ikut presentasi.Presentasi dilakukan oleh perwakilan kelompok dengan cara diundiagar semua anggota kelompok mempersiapkanya
3) Diskusi kelompok yang belum berjalan dengan baik 4) Mahasiswa kurang memperhatikan presentasi yang dilakukan
temannya, masing-masing kelompok hanya tahu tentang tema padakelompoknya.
Solusi dari observer1) Dalam menentukan siapa yang presentasi sebaiknya di undi supaya
semua anggota kelompok siap untuk mempresentasikannyasehingga tidak menggantungkan pada salah satu anggota saja
2) Dosen harus selalu mengkontrol mahasiswa yang kurang
memperhatikan proses pembelajaran sehingga mamputerminimalisir
Kesimpulan dan SaranBerdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan
dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifat
egois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena
menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggota
Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1614
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
15/78
kelompoknya yang belum paham. Untuk itu kontrol dosen padamasing-masing mahasiswa untuk lebih diperhatikan
2. Pada pembelajaran melalui eksperimen atau praktikum, ditahap awalmahasiswa responnya bagus tetapi pada tahap praktikum masih
banyak mahasiswa yang kurang greget terhadap eksperimen yangdilakukan. Tata letak ruang kurang luas sehingga mempengaruhi
jalannya eksperimen serta kontrol dosen kurang maksimal karenaacsesibility kekelompok bagian belakang agak sulit. Disamping itu
mengenai keaktivan siswa pada saat praktikum juga sudah baik.3. Dalam waktu berdiskusi dosen memimpin dan memberikan waktu
yang agak lama dalam berdiskusinya sehingga dapat terbahas denganmaksimal dan timbul konflig kognitif diantara mahasiswa.
4. Konsentrasi mahasiswa kurang terfokus pada presentasi yangdilakukan temannya dikarenakan mereka sibuk menyiapkan
presentasi kelompok mereka sendiri. Sebaiknya tidak semuamahasiswa dalam kelompok ikut presentasi. Presentasi dilakukanoleh perwakilan kelompok dengan cara diundi agar semua anggotakelompok mempersiapkanya. Mahasiswa kurang memperhatikan
presentasi yang dilakukan temannya, masing-masing kelompokhanya tahu tentang tema pada kelompoknya sehingga kontrol dosenterhadap mahaiswa yang tidak presentasi dapat memperhatikanteman kelompok lain yang sedang presentasi.
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut, penelitimemberikan bebrapa saran sebagai berikut :
Para dosen dan penerapanya nanti adalah ke tenaga pengajar
SMP maupun SMA dapat menggunakan Lesson study sebaagai carauntuk memperoleh suatu model dan metode yang tepat dalam proses
pembelajarannya sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal
Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 1615
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
16/78
DAFTAR PUSTAKA
Catherine Lewis. 2004. Does Lesson Study Have a Future in theUnited States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online:
http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. 2007. "Lesson Study" (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia. 2007. Lesson Study. Online:http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study
16 Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
17/78
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
18/78
18
dengan alokasi lebih dari 30 menit menyebabkan mahasiswa jenuh,solusinya adalah mengkombinasi kegiatan ceramah (10 menit) dengandiskusi (10 menit) secara bertahap.
Kata kunci : konflik kognitif, percobaan, demonstrasi, ceramah,
diskusi
A. Pendahuluan
Komponen elektronika memang sesuatu yang riil dan dapatdikenali dengan mudah, tetapi proses yang terjadi dalam komponen
ketika digunakan dalam rangkaian merupakan sesuatu yang sangat
abstrak. Kenyataan yang telah disebutkan memicu sulitnya mempelajari
elektronika disamping teori dan kenyataan yang seringkali tidak sesuai.
Membelajarkan elektronika secara mendasar terhadap mahasiswa
memerlukan strategi jitu yang memang berbeda dengan yang lain.
Penyebab lain yang tidak kalah penting dan ikut memperburuk
proses pemahaman terhadap materi kuliah elektronika yaitu: 1)rendahnya penguasaan terhadap materi prasyarat misalnya rangkaian
sederhana, dan bahan semikonduktor, 2) kesalahan konsep pada materi
prasyarat, 2) tidak dikenalnya komponen-komponen elektronika oleh
mayoritas mahasiswa, 3) rendahnya keterampilan dalam merangkai
komponen elektronika, dan 4) rendahnya kemampuan menggunakan
alat ukur listrik.Jika mahasiswa tidak paham materi prasyarat, maka akan sangat
menyulitkan mahasiswa dalam menguasai materi yang diprasyarati.Ibaratnya: belajar berjalan tidak akan berhasil jika berdiri saja susah.Kesalahan konsep pada materi prasyarat akan memicu kesalahankonsep pada materi lanjutannya sehingga menjadi rantai salah konsepyang sulit untuk diputuskan. Untuk memutuskan rantai salah konsepdiperlukan strategi pembelajaran yang dapat menimbulkan konflikkognitif pada mahasiswa (Erawan K., 2008:5). Konflik kognitif akanmemaksa mahasiswa untuk berpikir dalam memilih ataumenentukan konsep yang paling benar. Untuk memicu munculnya
konflik kognitif diperlukan pertanyaan-pertanyaan yang
Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
19/78
diprediksi menimbulkan jawaban bermacam-macam sehingga akansegera diketahui letak kesalahan pemahamannya.
Sebagian besar mahasiswa tidak mengenal komponen-komponen elektronika. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan dalammemasang komponen elektronika pada papan rangkai berdasarkangambar rangkaian yang diacu. Rendahnya kemampuan dalammenggunakan alat ukur listrik dan membaca hasil ukurnya ikutmenghambat proses belajar elektronika melalui kegiatan percobaan.
Alternatif solusinya adalah dengan sesegera mungkin membiasakanmahasiswa untuk mengenal komponen elektronika, belajar merangkaikomponen elektronika, dan menggunakan alat ukur untuk keperluananalisis.
Sesuai alternatif-alternatif solusi yang telah disampaikan, pembelajaran pada mata kuliah elektronika perlu dicoba melalui beberapa metode dan pendekatan diantaranya eksperimen, percobaan,demonstrasi, dan ceramah disertai diskusi. Pembelajaran melaluieksperimen yang menuntut mahasiswa untuk dapat merumuskanmasalah, menyusun hipotesis, dan menguji hipotesis diprediksi cukupsulit untuk dilakukan karena kemungkinan besar mahasiswa kurangmenguasai materi prasyarat. Alternatif yang paling memungkinkanuntuk dipilih adalah pembelajaran melalui percobaan, demonstrasi, danceramah disertai diskusi dengan strategi khusus yang mampumenimbulkan konflik kognitif.
Pelaksanaan pembelajaran diobservasi oleh 2 orang dosen pengamat (observer). Pengamatan diarahkan/difokuskan pada aktivitas
belajar mahasiswa dan hasilnya digunakan sebagai acuan dalam refleksi.Hasil refleksi digunakan sebagai acuan perbaikan pembelajaran padamateri yang sama dan dimanifestasikan dalam perbaikan RPP.
B. Pembahasan1. Penerapan Metode Percobaan dan Diskusi dalam Pembelajaran
Diode Penyearah & Diode KhususIndikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswa
mempelajari materi diode penyearah dan diode khusus yaitu mahasiswadapat :
19 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
20/78
a. Melukiskan kurva karakteristik diode (V vs I) lengkap dalamforward & reverse bias berdasarkan hasil percobaan tentangkarakteristik diode dalam forward & reverse bias
b. Menyajikan kalimat analisis terkait kemampuan diode dalammenghantarkan arus listrik saat diode diberi prategangan maju(forward bias), dan prategangan balik (reverse bias)
c. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode zener d. Melakukan perhitungan matematis terhadap nilai V dan I
berdasarkan konsep diode ideal, maupun konsep diode dalamkenyataan dengan memperhitungkan tegangan lutut (Vk), danhambatan limbak (rB)
Perencanaan (plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3orang dosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metode
percobaan dan diskusi dalam pembelajaran diode penyearah & diodekhusus menghasilkan:a. Kesepakatan meliputi :1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan
menggunakan metode percobaan dan diskusi. Peralatan dan bahan percobaan harus dipersiapkan sehingga layak dan sesuaidengan indikator yang ingin dicapai serta memenuhi jumlahkelompok.
2) Karakter diode secara umum memiliki tegangan dadal cukup besar (>50 volt) sehingga sumber tegangan yang menghasilkannilai beda tegangan > 50 volt agak sulit diperoleh. Solusi:menggunakan piranti utama diode zener 6,2 volt dengan asumsi
tegangan dadal tidak terlalu tinggi dan cukup mewakilikarakteristik diode dalam forward dan reverse bias. Selain itu,
prinsip kerja diode zener sebagai regulator juga sekaligus dapatdipelajari.
3) Sebelum masuk kegiatan inti yaitu percobaan dilanjutkandengan diskusi, dosen menyampaikan materi pengantar secarasingkat memanfaatkan media power point.
4) Alokasi waktu untuk kegiatan inti yaitu percobaan olehmahasiswa dan diskusi kelas memperoleh proporsi lebih banyakkarena merupakan prioritas dalam pencapaian indikator.
20 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
21/78
b. Instrumen Pembelajaran meliputi:
1) RPP dengan metode pembelajaran percobaan dan diskusi.
2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, modul
praktikum disertai soal pemahaman materi, checklist afektif dan
psikomotorik.Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamat
menghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses pembelajaran beserta solusinya (tabel 1).
No. Temuan Permasalahan Solusi
1. Pertanyaan-pertanyaan uji materi prasyarat sebagian tidak bisa dijawab
oleh mahasiswa, sebagian lagi
dijawab dengan ragu-ragu.Contoh nyata: beberapa mahasiswa
masih mengalami kesulitan
membedakan forward bias dan
reverse biasPrediksi penyebab: a) kurang
menguasai materi prasyarat, b) lupa,
c) salah konsep
Pemberian tugas dan pretest sehinggamahasiswa dipaksa secara halus
untuk membaca buku agar dapat
mengerjakan tugas dan pretest
2. Mahasiswa mengalami kesulitandalam memasang komponen pada
papan rangkai elektronika sehingga
waktu untuk proses kegiatan
percobaan sangat melebihi alokasiwaktu yang disediakan dan
menghambat kegiatan pembelajaran
selanjutnya. Ada kelompok yang
dalam waktu sekitar 45 menit belum berhasil melakukan percobaan.
Contoh kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa saatmemasang komponen dan
menggunakan alat ukur:
(a) (b)
a. Rangkaian sebenarnya (Malvino, 2002)
b. Rangkaian oleh mahasiswa
1. Pemantauan pada kegiatan percobaan oleh dosen dengan
memberikan tahap-tahap yang
jelas secara instruksional
mengenai kegiatan dan waktu subkegiatan percobaan meliputi:
kapan dimulai, kapan selesai,
kapan mengontrol ketepatan
rangkaian, dan kapan mahasiswadiperbolehkan melanjutkan
kegiatan
2. Modul praktikum disampaikansebelum pelaksanaan untuk
dipelajari di rumah. Untuk
menjamin agar mahasiswa mau
mempelajari modul, perlu
diadakan pretest .
Tabel 1. Temuan permasalahan dalam pembelajaran diode penyearahdan diode khusus melalui metode percobaan dan diskusi beserta solusinya
21 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
22/78
3. Pada kegiatan inti yaitu percobaandan diskusi, hanya beberapa
mahasiswa yang aktif dan yang lebihdominan mahasiswa laki-laki
pembentukan kelompok diarahkanagar mahasiswa yang memiliki
kemampuan lebih dapat membantutemannya yang kurang. Memberi
reward pada mahasiswa yang aktif untuk memotivasi mahasiswa aktif
dalam diskusi
Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi :a) Memasukkan kegiatan pretest dalam kegiatan inti, b) Mendesain
ulang alokasi waktu tiap sub kegiatan inti, c) Pada akhirkegiatan/penutup dosen memberikan tugas pada mahasiswa untukdikerjakan di rumah.2. Penerapan Metode Demonstrasi dan Diskusi dalam
Pembelajaran Penerapan Diode
Indikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswamempelajari materi penerapan diode yaitu mahasiswa dapat:a. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode sebagai
penyearah setengah gelombang
b. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode sebagai penyearah gelombang penuh
c. Melukiskan bentuk gelombang keluaran penyearah setengahgelombang dan gelombang penuh sesuai dengan tampilanCathode Ray Osciloscope (CRO)
d. Menggunakan persamaan-persamaan matematis pada penyearahsetengah gelombang dan gelombang penuh untukmenyelesaikan persoalan terkait
e. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja penapis/filter pada penyearahPerencanaan (plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3
orang dosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metodedemonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran penerapan diodemenghasilkan :a. Kesepakatan meliputi :
1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakanmenggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Sebelum
demonstrasi dosen menjelaskan materi secara singkat
22 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
23/78
memanfaatkan media power point. Harus ada penjelasan nama peralatan dan bahan beserta fungsinya.
2) Mahasiswa diberi kesempatan membaca materi pada buku diktat pada saat dosen mempersiapkan demonstrasi.
3) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukanuntuk mengukur capaian indikator yang ingin dicapai dandiupayakan dapat menimbulkan konflik kognitif sehinggakegiatan diskusi kelas akan lebih hidup.
b. Instrumen Pembelajaran meliputi:1) RPP dengan metode pembelajaran demonstrasi dan diskusi.
2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, pedoman
demonstrasi, LKM, dan checklist afektif.Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamat
menghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses pembelajaran beserta solusinya (tabel 2).
No. Temuan Permasalahan Solusi
1. Sebagian mahasiswa tidak membawa
buku diktat, sehingga mahasiswa
yang membawa buku harus berbagi
buku untuk dibaca bersama sehingga
konsentrasi dan fokus mahasiswa
ketika membaca materi tidak
maksimal
Mewajibkan mahasiswa untuk
membawa buku, memberi tugas
mengerjakan soal agar mahasiswa
secara otomatis membaca buku
2. Pemberian waktu khusus pada
mahasiswa untuk membaca buku saat pembelajaran ternyata tidak efektif
karena selain ada mahasiswa yang
tidak membawa buku juga alokasi
waktu menjadi banyak tersita
Memberi tugas mengerjakan soal
agar mahasiswa secara otomatismembaca buku. Walaupun diprediksi
sebagian besar mahasiswa akan
mencontek jawaban tugas temannya
yang rajin, paling tidak ketika
mencontek mereka juga ikut berpikir
tentang kebenaran jawaban yang
diconteknya
3. Demonstrasi kurang dapat diamati
dengan jelas oleh mahasiswa yangduduk di deret belakang
Menampilkan kegiatan demonstrasi
alat oleh dosen model denganmenggunakan infocus, sehingga
tampilan bisa jelas dari berbagaisudut tempat duduk mahasiswa
Tabel 2. Temuan permasalahan dalam pembelajaran penerapan diode
melalui metode demonstrasi dan diskusi beserta solusinya
23 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
24/78
4. Pada saat diskusi belum banyak
terjaring jawaban berbeda-beda pada
persoalan yang sama
Menambah alokasi waktu diskusi
agar terjaring jawaban yang bisa jadi
berbeda-beda pada pesoalan yang
sama. Dengan demikian, mahasiswa
akan mengalami konflik kognitif dan
berpikir untuk memilih jawaban yang
paling benar
Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi:
a) Mengeliminasi pemberian waktu pada mahasiswa untuk membaca
buku, b) Menambahkan peralatan LCD infocus pada alat demonstrasi, c)Menambah durasi waktu pada kegiatan presentasi dan diskusi, d) Pada
akhir kegiatan/penutup dosen memberikan tugas pada mahasiswa untuk
dikerjakan di rumah.
3. Penerapan Metode Demonstrasi dan Diskusi dalam
Pembelajaran Transistor DwikutubIndikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswa
mempelajari materi transistor dwikutub yaitu mahasiswa dapat:
a. Menjelaskan struktur transistor dwikutub npn dan pnp. b. Menjelaskan sistem operasi transistor pada pemberian
prategangan maju ( forward bias), prategangan balik (reversebias), dan prategangan maju-balik ( forward and reverse bias).
c. Menyebutkan hubungan antara arus emiter, arus basis, dan aruskolektor.
d. Menjelaskan pengertian parameter
Perencanaan ( plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3 orangdosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metodedemonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran transistor dwikutubmenghasilkan:
a. Kesepakatan meliputi
1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan
menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Sebelum
demonstrasi dosen menjelaskan materi secara singkat
memanfaatkan media power point. Harus ada penjelasan nama
peralatan dan bahan beserta fungsinya.
,, dan h .dc dc FE e. Menurunkan persamaan hubungan antaradengan.dc dc
24 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
25/78
2) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukan
untuk mengukur capaian indikator yang ingin dicapai dan
diupayakan dapat menimbulkan konflik kognitif sehingga
kegiatan diskusi kelas akan lebih hidup.
3) Alokasi waktu untuk kegiatan diskusi ditambah menjadi 25
menit agar dapat menjaring jawaban bermacam-macam pada
soal yang sama sehingga muncul konflik kognitif pada
mahasiswa.
b. Instrumen Pembelajaran meliputi:
1) RPP dengan metode pembelajaran demonstrasi dan diskusi.
2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, pedoman
demonstrasi, LKM, dan checklist afektif.Implementasi RPP plan I dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat dosen rumpun mata kuliah.Proses pembelajaran berjalan sangat lancar dan baik, hanya
sedikit kendala yang dialami oleh mahasiswa dalam proses
pembelajaran terkait dengan pemahaman awal mahasiswa. Refleksiyang dilakukan bersama dengan pengamat menghasilkan temuan
permasalahan mahasiswa dalam proses pembelajaran beserta solusinya(tabel 3).
No. Temuan Permasalahan Solusi
1. Pemahaman beberapa mahasiswa pada
penjelasan materi awal oleh dosenterhambat karena masih ada beberapa
mahasiswa yang ternyata kurang
memahami materi terdahulu. Contoh
hasil uji pemahaman awal:
Gb.2. Pemberian prategangan maju-
balik (Malvino, 2002)
Lebih sering menguji pemahaman
mahasiswa dengan pertanyaanserupa
Masih banyak mahasiswa yang sulitmembedakan forward bias danreverse bias dalam pemberian
prategangan masing-masing pintransistor pada gambar rangkaian
Tabel 3. Temuan permasalahan dalam pembelajaran transistor dwikutub melalui
metode demonstrasi dan diskusi beserta solusinya
25 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
26/78
2. Pemberian soal-soal pemahaman untuk mahasiswa sudah memenuhi kecukupan
materi dan telah menimbulkan konflik
kognitif yang baik sehingga jalannya
diskusi menjadi lebih hidup. Akan tetapi
alokasi waktu (walaupun sudah
ditambah menjadi 25 menit) yang
diberikan pada kegiatan ini masih
kurang memenuhi karena diperlukan
sampel jawaban dari beberapa
kelompok sampai ditemukan jawaban
yang paling benar
Penambahan alokasi waktu
presentasi dan diskusi menjadi
sekitar 40 menit agar mahasiswa
dapat berpikir lebih keras untuk
memilih dan menyepakati jawaban
yang paling benar
Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi: a)
Menambah durasi waktu pada kegiatan presentasi dan diskusi menjadi 40
menit, b) Mengurangi alokasi waktu pada kegiatan: memberikan motivasi
dan apersepsi, dan mengerjakan soal LKM.
4. Penerapan Metode Ceramah dan Diskusi dalam Pembelajaran
Transistor Common Emiter
Indikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswamempelajari materi transistor common emiter yaitu mahasiswa dapat:a. Menerapkan dalil superposisi dalam rangkaian dengan sumber
tegangan lebih dari satu. b. Menggambarkan rangkaian ekuivalen dc dan ac berdasarkan
penggunaan coupling capasitors.c. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip penguat linier (linear
amplifier ) sinyal ac menggunakan rangkaian transistor Common Emiter .
d. Melakukan analisis matematis terhadap penguat Common Emiter
terkait parameter impedans masukan, dan penguatanatau bati tegangan.
e. Menjelaskan dengan kalimat sendiri bentuk dan karakter tegangankeluaran hasil penguatan pada penguat CE dibandingkan dengantegangan masukan.
f. Menerapkan hasil analisis matematis pada penguat Common Emiter untuk menyelesaikan persoalan terkait.
Perencanaan ( plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3 orangdosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metode
dan h , fe
26 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
27/78
demonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran penerapan diode
menghasilkan:
a. Kesepakatan meliputi
1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan
menggunakan metode ceramah dan diskusi.
2) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukan
untuk mengukur capaian indikator dan diupayakan dapat lebih
menimbulkan konflik kognitif sehingga kegiatan diskusi kelas
akan lebih hidup.
3) Alokasi waktu untuk kegiatan diskusi ditambah menjadi 40
menit agar dapat menjaring jawaban bermacam-macam pada
soal yang sama sehingga muncul konflik kognitif pada
mahasiswa.
b. Instrumen Pembelajaran meliputi:
1) RPP dengan metode ceramah dan diskusi.
2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, sajian materi
dalam bentuk power point, LKM, dan checklist afektif.Proses pembelajaran juga berjalan sangat lancar dan baik, hanya
sedikit kendala yang dialami oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran terkait kegiatan mahasiswa saat memperhatikan penjelasan materi. Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamatmenghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses
pembelajaran beserta solusinya (tabel 4).
27 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
28/78
No. Temuan Permasalahan Solusi
1. Saat penyajian materi memasukisekitar menit ke -30, mahasiswa mulai
tampak jenuh walaupun penjelasan
disajikan det il dan rinci. Kondisi ini
sebenarnya wajar dan secara umum
sering terjadi. Namun demikian, jika
tidak diatasi akan selalu terulang dalamsetiap pembelajaran melalui ceramah.
Hal ini juga berdampak pada
ketidakpahaman terhadap materi pada
sebagian mahasiswa . Terbukti pada
akhir pembelajaran (ketika dosen
menyampaikan pertanyaan refleksi),
ada mahasiswa yang tidak tahu
komponen utama pada penguat CE
padahal pembelajaran sudah
berlangsung hampir 2 jam
Mengkombinasi kegiatan ceramah
dengan diskusi memecahkan ma salah
dengan proporsi waktu 10 menit
ceramah dilanjutkan 10 menit diskusi
memecahkan masalah. Tahap ini
diulang beberapa kali dengan prinsip
setiap tahap diupayakan agar dapatmemunculkan permasalahan baru
2. Pemberian soal-soal pemahaman untukmahasiswa sudah memenuhi
kecukupan materi dan telah
menimbulkan konflik kognitif yang
baik sehingga jalannya diskusi menjadi
lebih hidup
Contoh konflik kognitif yang terjadi:
Gb. 3.a. Tampilan DC murni dalam
CRO
Gb. 3.a. Tampilan DC gel. penuh
dalam CRO
Akibat terkecoh tampilan a, tampilan b
dikatakan tegangan ac oleh mahasiswa
Mengingat permasalahan pertama,
maka kegiatan diskusi kelompok dapat
ditiadakan dan diganti dengan diskusi
kelas bertahap disela -sela kegiatan
ceramah bertahap
Tabel 4. Temuan permasalahan dalam pembelajaran transistor common emiter
melalui metode ceramah dan diskusi beserta solusinya
28 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
29/78
3. Soal yang ditujukan untuk merefleksicapaian indikator ke 6 yaitu
menerapkan hasil analisis matematis
pada penguat Common Emiter untuk
menyelesaikan persoalan terkait
semula diprediksi tidak banyak
menimbulkan konflik kognitif. Setelah
diterapkan pada mahasiswa, ternyata
muncul jawaban beragam yang
diprediksi disebabkan oleh rendahnya
pemahaman beberapa mahasiswa padamateri rangkaian sederhana. Hal ini
ditunjukkan oleh: a) beberapa
mahasiswa perempuan yang ternyata
tidak dapat menghitung resistor
pengganti secara paralel, b) beberapa
mahasiswa kesulitan membedakan
rangkaian seri dan paralel pada
rangkaian yang agak rumit, c) beberapa
mahasiswa belum paham prinsip kerja
transistor CE sebagai penguat linier
Memberikan refreshing pemahaman
terhadap materi rangkaian sederhana,
dan memberi penekanan pemahaman
terhadap prinsip kerja penguatan
menggunakan transistor CE.
Tindakan perbaikan terhadap RPP dilakukan dengan mengubah
langkah pembelajaran inti dalam RPP menjadi kombinasi antara
ceramah dengan diskusi secara bertahap yang masing masing tahap
terdiri dari menjelaskan materi melalui ceramah selama 10 menit, dan
diskusi memecahkan masalah selama 10 menit.
29 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
30/78
C. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Saat pembelajaran melalui percobaan, mahasiswa yang memiliki
pemahaman dan keterampilan lebih baik dalam merangkai
komponen dan menggunakan alat ukur membantu temannya
yang kurang. Dosen menemukan bahwa sebagian besar
mahasiswa ternyata tidak bisa mengguna alat ukur dengan baik
walaupun mereka sudah pernah menggunakan alat tersebut pada
praktikum fisika dasar II dan III (semester II dan III). Ternyata
jeda waktu 1 tahun menyebabkan mahasiswa lupa penggunaan
alat ukur, atau bahkan sebelumnya mahasiswa yang memang
tidak dapat menggunakan alat ukur dengan benar.
b. Pada pembelajaran melalui demonstrasi, penggunaan LCD
infocus sangat membantu mahasiswa untuk dapat mengamati
demonstrasi dengan jelas walaupun dari jarak yang relatif jauh.
Sebelum demonstrasi sebaiknya ada kegiatan mengenalkan
nama peralatan yang digunakan beserta fungsinya.c. Pada pembelajaran diskusi, alokasi waktu yang lebih banyak
pada kegiatan presentasi dan diskusi berhasil dimanfaatkan
untuk memicu terjadinya konflik kognitif sehingga menuntut
mahasiswa untuk berpikir agar dapat menentukan konsep yang
paling benar.
d. Pada pembelajaran ceramah, alokasi menjelaskan materi yang
mengumpul dalam satu waktu selama kurang lebih 40 menit
menyebabkan kejenuhan pada mahasiswa. Strategi alternatifnyaadalah mengkombinasi kegiatan ceramah dengan diskusi secara
bertahap.
2. Saran
a. Pembelajaran melalui percobaan sebaiknya diawali dengan
refreshing /penyegaran penggunaan dan cara pembacaan alat
ukur, serta pretest .
b. Pembelajaran demonstrasi sebaiknya menggunakan sarana
tambahan yaitu infocus LCD agar mahasiswa deret belakangdapat mengamati dengan jelas.
30 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
31/78
c. Pembelajaran ceramah sebaiknya dikombinasi dengan diskusi
dengan langkah pembelajaran inti: 1) Menjelaskan materi
melalui ceramah I (10 menit), 2) Memberi permasalahan I dan
diskusi memecahkan masalah I (10 menit), 3) Menjelaskan
materi melalui ceramah II (10 menit), 4) Memberi permasalahan
II dan diskusi memecahkan masalah II (10 menit). Tahapan
berulang tersebut tentu saja harus dilakukan dengan
memperhatikan ketersediaan waktu.
d. Semua metode pembelajaran yang diterapkan sebaiknya
dikemas berbasis konflik kognitif agar mahasiswa senantiasa
berpikir untuk menentukan konsep yang paling tepat.
PustakaErawan K. Mengurangi Miskonsepsi Dinamika Dengan Konflik Kognitif
Melalui Metode Demonstrasi. Jurnal Pendidikan IKIP PGRIMadiun Vol.14, No.1 Juni 2008.
Erawan K., Heri S., Farida H. Modul Percobaan untuk Mata Kuliah Elektronika I . Madiun 2010.
Erawan K., Heri S., Farida H. Diktat Kuliah Elektronika I . Madiun2010.
Albert Paul Malvino. Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor . Erlangga
edisi keempat, Jakarta 2002.
31 Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
32/78
PERBAIKAN KUALITAS PERKULIAHAN ANALISIS REALMELALUI LESSON STUDY
Oleh:Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret SIka Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni
Program Studi Pendidikan Matematika
FPMIPA IKIP PGRI Madiun
ABSTRAK
“Semua materi analisis real susah. Tidak ada materi yang mudah. Karena
semua materi susah”. Sepertinya analisis real itu benar-benar susah. Persepsi
awal mahasiswa seperti ini merupakan salah satu faktor penghambat proses
belajar. Ketika ditanya mulai mana tidak pahamnya atau mendapatkan
kesulitan? Beberapa mahasiswa diam dan beberapa menjawab “Dari awal”.Jika dicek kemampuan awalnya ternyata memang mereka pada lupa. Jika
ditanya apakah tadi malam tidak belajar? Jawabannya “tidak karena sudah
capek sampai rumah sudah malam” atau “sibuk mengerjakan tugas lain”.
Pembelajaran terasa kurang optimal. Akibatnya, kualitas perkuliahan pun tidak
baik. Melalui kolegalitas pada kegiatan Lesson Study ini diharapkan
permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibahas untuk diatasi bersama
sehingga kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih baik.Kata kunci: Lesson Study
A. PENDAHULUAN Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas yang saling belajar untuk membangun masyarakat belajar. Pada kegiatan Lesson Study,kolegalitas membicarakan praktik pembelajaran, saling mengobservasikelas pembelajaran, membuat gagasan bersama mengenai kelas, dan
saling mendorong satu sama lain dalam meningkatkan kualitas
32 Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
33/78
pembelajaran. Fungsi perencanaan antara lain penyusunan skenario pembelajaran beserta perangkat dan panduan observasinya yang dapatdipahami sesama dosen, pelatihan pembelajaran dan langsungditerapkan di kelas, pengimbasan pengetahuan secara kolaboratif dari
pakar atau sesama dosen, penerapan suatu hasil penelitian pembelajaranyang telah dilakukan, dan penyusunan awal proposal penelitian tindakankelas jika diperlukan. Lesson Study bukan suatu metode/model
pembelajaran, tetapi merupakan suatu model pembinaan profesi
pendidik dengan kebersamaan dan saling belajar di antara para pendidik.
Para dosen bekerjasama secara kolaboratif dalam membuat perencanaan ( Plan) pembelajaran yang meliputi brieffing singkattentang rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh dosenmodel, menyiapkan lembar observasi, SAP, LKM, atau perangkat lainyang diperlukan, dan memastikan agar pada waktu pengamatan nantitidak keluar masuk kelas, karena akan mengganggu konsentrasimahasiswa.
Pelaksanaan dan observasi ( Do dan See) meliputi seorang dosenmodel dan dosen lain sebagai observer. Observer mengambil tempatsedemikian hingga dapat leluasa mengamati jalannya proses
pembelajaran tanpa mengganggu aktivitas dan konsentrasi mahasiswa.Observer tidak diperkenankan melakukan intervensi pada pembelajaran,seperti menegur dosen dan membantu atau bertanya kepada mahasiswa.Fokus observasi ditekankan pada aktivitas belajar mahasiswa, baiksecara individual maupun kelompok, sesuai dengan pokok
permasalahan yang diambil. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan teknik pengelolaan kelasyang dilakukan dosen, teknik mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, dan upaya dosenmembuat mahasiswa kreatif. Dalam diskusi refleksi mempunyaitahapan: 1) refleksi penyaji/dosen model tentang strategi pembelajaranyang telah dilakukan; 2) tanggapan/usul/saran dari observer yangdifokuskan pada aktivitas pembelajaran mahasiswa sebagai hasilobservasi dan bukan didasarkan pada opini/teori; 3) tanggapan balik dari
33 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
34/78
penyaji/dosen model; dan 4) menarik kesimpulan dan saran untuk perbaikan/perencanaan pembelajaran pada putaran berikutnya. Melaluikolegalitas pada kegiatan Lesson Study diharapkan permasalahan-
permasalahan yang ada pada pembelajaran analisis real dapat dibahas bersama dan kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih baik.
B. PELAKSANAANTerdapat empat putaran dalam pelaksanaan Lesson Study
rumpun analisis real. Pada putaran pertama, Plan dilaksanakan mulaitanggal 4 sampai 11 Oktober 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2010. Putaran kedua, Plan dilaksanakan mulai tangga 18 sampai 25 Oktober 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2010. Pada
putaran ketiga, Plan dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 8 Nopember2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8
Nopember 2010. Pada putaran keempat, Plan dilaksanakan tanggal 15sampai 22 Nopember 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan padahari Senin tanggal 22 Nopember 2010. Pada waktu Plan dilakukan: 1)Penyusunan RPP; 2) Penyusunan LKM; sampai 3) Mengatur tempatduduk mahasiswa. Sementara waktu Do dan See meliputi: 1)Pelaksanaan pembelajaran; 2) Observasi pembelajaran; 3) Diskusitentang pembelajaran; dan 4) Refleksi untuk perbaikan.
Materi pada putaran pertama adalah mendapatkan proseduruntuk membuktikan keterintegralan fungsi real. Metode Pembelajaranyang digunakan Picture and Picture. Hasil observasi menunjukkan: 1)
Beberapa mahasiswa SMS-an; 2) Mahasiswa kurang termotivasi dankurang siap; 3) Dalam pengerjaan LKM ada mahasiswa yang tidak
berpikir tapi hanya tengok kanan, tengok kiri, dan tidak berusaha untukmenjawab; dan 4) Ada mahasiswa yang hanya diam, melamun, dan tidakmengerjakan LKM yang diberikan dosen model. Untuk itu perludilakukan refleksi yang menghasilkan: 1) Keaktifan mahasiswa dapatditingkatkan dari pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehdosen model; 2) Pentingnya melihat ke semua mahasiswa dan
pentingnya mengingatkan materi prasyarat; dan 3) Kurang persiapansebelum perkuliahan berlangsung, hal ini dikarenakan mahasiswa
34 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
35/78
tersebut sedang sibuk persiapan ujian PPL disekolah. Solusinya:menyarankan mahasiswa untuk pandai-pandai membagi waktu.
Materi pada putaran menghitung integral riemaan atas danintegral riemaan bawah. Metode Pembelajaran yang digunakan adalah(Problem Based Instruction) PBI. Hasil observasi menunjukkan: 1)Banyak mahasiswa yang mengami kesulitan mengerjakan; 2)Mahasiswa tidak memahami konsep awal seperti partisi, supremum,infimum, dan sigma; dan 3) Persiapan mahasiswa kurang. Hasil refleksi
diperoleh: 1) Penjelasan hanya dengan menampilkan jawaban padalembar-lembar slide kurang optimal; 2) Soal-soal mungkin janganterlalu sulit apalagi dengan operasi-operasi penyelesaian yang terlalusulit ternyata dapat mengurangi motivasi belajar mahasiswa; 3) Perlu
penjelasan dosen dengan menuliskannya dalam papan tulis; dan 4) Perlumemotivasi mahasiswa dengan memberikan suatu hadiah dansebagainya sehingga mahasiswa berani maju.
Materi pada putaran ke tiga adalah membuktikanketidakterintegralan fungsi real sederhana. Metode Pembelajaran yangdigunakan PBI termodifikasi. Hasil observasi menunjukkan: 1) Masih
banyak mahasiswa yang mengalami kesukaran karena konsepnya belumdikuasai dengan benar; 2) Pembelajaran sudah baik, hal ini terlihat padasaat dosen model bertanya tentang materi yang lalu mahasiswa bisamenjawab semua; 3) Sebagian besar mahasiswa sudah belajar, hal initerlihat dari jawaban-jawaban mahasiswa yang lebih baik dari yanglesson studi sebelumnya; dan 4) Mahasiswa sudah belajar dengan baik,hal ini terlihat pada saat pelajaran dimulai mahasiswa kelihatan antusias
tentang materi yang disampaikan dosen model. Hasil refleksi diperoleh:1) Mahasiswa perlu mendapat dorongan untuk meningkatkan masa
percaya diri misalkan memaksa mahasiswa untuk mau menjawabdengan memberikan hadiah; 2) Memberikan semangat kepadamahasiswa agar mengerjakan LKM dan usaha tersebut berhasil; 3)Membantu mengerjakan dengan mendekati masing-masing kelompok.Usaha tersebut berhasil; 4) Mahasiswa belum paham menghitungintegral Rieman. Solusinya: pada saat mahasiswa mengerjakan LKMdosen model sedikit mengarahkan tentang bagaimana menyelesaikanintegral Rieman; dan 5) Selalu memotivasi mahasiswa.
35 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
36/78
Materi pada putaran ketiga adalah membuktikan keterintegralanfungsi tangga (sebagai contoh keterintegralan fungsi diskontinu).Metode Pembelajaran yang digunakan PBI termodifikasi. Hasilobservasi dari tim menunjukkan: 1) Semua mahasiswa telah belajartentang topik pembelajaran hari ini, terbukti dari mereka sudah dapatmengikuti perkuliahan dengan baik; 2) Mahasiswa sudah belajar dengan
baik; 3) Secara umum, pembelajaran sangat baik sekali. Buktinya tidakada mahasiswa yang bicara sendiri, ketika dosen mengingatkan materi
prasyarat; 4) Pembelajaran sangat baik, terlihat dengan cara merekamengerjakan, meskipun dengan melihat catatan; 5) Pembelajaran baik,hal ini terlihat mahasiswa sangat aktif mengikuti perkuliahan dan padasaat dosen bertanya mahasiswa dapat menjawabnya. Sedangkan hasilobservasi observer luar menunjukkan: 1) Kelompok yang ada dipojokhanya bengong, yang depan hanya mencontoh punya temannya (Vivit,Yunita, Jumani, Rudi); 2) Hampir semua mahasiswa tidak mengertimateri baru tersebut dan bingung karena contohnya berbeda dengan soal;3) Semua mahasiswa telah mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi ada
beberapa hal yang masih perlu dikaji antara lain: koopertif internkelompok belum maksimal. Mahasiswa cenderung membagimasalah/soal sesuai yang diberikan dosen. Mahasiswa A menganggapsoal No 1, mahasiswa B menganggap soal No. 2 dan mahasiswa Cmenganggap soal No. 3. Hal ini terjadi karena mungkin observer luarlebih teliti namun belum memahami karakterik mahasiswa danmodel/metode pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan.
Namun, penilaian dan masukan tersebut memang perlu untuk
dipertimbangkan.
C. HASIL YANG DIPEROLEHBanyak hasil yang dapat diperoleh dari kegiatan lesson study
diantaranya: 1) Perbaikan kualitas perkuliahan analisis real; 2) Metode pembelajaran Picture and Picture termodifikasi untuk mendapatkan prosedur pembuktian keterintegralan fungsi real; 3) Metode pembelajaran ( Problem Based Instruction) PBI termodifikasi yangsesuai dengan karakteristik materi dan mahasiswa; dan 4) Perangkat
pembelajaran yang memuat LKM untuk mahasiswa dan petunjuk
36 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
37/78
penggunaan untuk dosen disertai kunci jawabannya yaitu buku/moduluntuk metode Picture and Picture dan buku/modul untuk metode PBI.
Berdasarkan pengalaman dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang sering ditemui pada proses pembelajaran analisisreal antara lain: 1) Kemampuan mahasiswa terhadap matakuliahkalkulus, aljabar, dan pengantar dasar matematika sebagai prasyaratanalisis real kurang memenuhi standar. Hal ini ditunjukkan dengankurangnya pemahaman konsep, kesalahan prosedur penyelesaian, dan
kesulitan dalam penentuan strategi penyelesaian; 2) Kemampuananalisis dasar, menuliskan, membaca, menyampaikan, atau menjelaskanmasih kurang. Kompetensi-kompetensi ini harus dicapai mahasiswa dan
perlu untuk ditingkatkan; dan 3) Perlunya pengembangan aspek afektifmahasiswa dalam pembelajaran seperti kreativitas dalam menyelesaikansoal, keterbukaan mahasiswa jika mengalami kesukaran, dan motivasi
belajar mahasiswa. Dengan adanya kegiatan Lesson Study ini tampakadanya perbaikan kualitas perkuliahan analisis real seperti: 1)Mahasiswa semakin terbuka yaitu berani bertanya jika mendapatkansuatu permasalahan; 2) Mahasiswa semakin percaya diri sehingga beranimaju kedepan untuk mempresentasikan karyanya; dan 3) Respon positifmahasiswa semakin baik untuk pembelajaran analisis real.
Langkah-langkah metode pembalajaran Picture and Picturemenurur Departemen Pendidikan Nasional (2008) adalah: 1) Gurumenyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2) Menyajikan materisebagai pengantar; 3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-g am b ar k eg i a t an b e r k a i t an d en g an m a te r i ; 4 ) Gu r u
menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkangambar-gambar menjadi urutan yang logis; 5) Guru menanyakanalasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; 6) Dari alasan urutangambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengankompetensi yang ingin dicapai; dan 7) Kesimpulan/rangkuman. Denganadanya kegiatan Lesson Study diperoleh metode pembelajaran Pictureand Picture termodifikasi yaitu: 1) Dosen memberi motivasi danmenyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2) Dosen memberikan
pretes dan dilanjutkan dengan menyajikan materi sebagai pengantar; 3)Dosen meminta mahasiswa membentuk kelompok dimana masing-
37 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
38/78
masing kelompok beronggotakan 3 mahasiswa; 4) Dosen memberikangambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi pada masing-masingkelompok; 5) Dosen menunjuk mahasiswa secara untuk mengurutkangambar-gambar menjadi urutan yang logis; 6) Dosen menanyakanalasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut pada mahasiswa yang
presentasi; 7) Dari alasan/urutan gambar tersebut dosen memulaimenanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingindicapai; 8) Kesimpulan/rangkuman.
Langkah-langkah pemebalajaran metode pembelajaran PBImenurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) adalah: 1) Gurumenjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan saranaatau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibatdalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih; 2) Guru membantusiswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,dll.); 3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yangsesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Gurumembantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuaiseperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya;dan 5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasiterhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.Selanjutnya dengan perubahan guru menjadi dosen, siswa menjadimahasiswa, perlunya mengingatkan kembali tentang materi yang telahdiperoleh pada pertemuan sebelumnya, dan mengingat karakteristik
materi yang membutuhkan perhitungan-perhitungan yang mungkinagak lama digunakan media pembelajaran komputer untuk membantu
proses pembelajaran maka diperoleh metode pemblajaran PBI sebagai berikut: 1) Dosen menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai danmenyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.Mengingatkan materi yang telah diperoleh. Memotivasi mahasiswauntuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang terpilih; 2)Dosen membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikantugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkantopik, tugas, jadwal, dll.); 3) Dosen mendorong mahasiswa untuk
38 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
39/78
mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Dosen membantu siswa dalam merencanakanmenyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya; dan 5) Dosen membantu mahasiswauntuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan dengan menggunakan media pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi bersama ternyata
penggunaan media pembelajaran komputer saja kurang dan akan lebih baik jika ditulis tangan supaya mahasiswa dapat mengetahui prosesnya,dalam pembelajaran matematika sebaiknya papan tulis jangan sampaikosong, perlu memotivasi mahasiswa supaya bersediamempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan perlu jugamenyimpulkan apa yang telah dipelajari dan untuk tugas jika memang
belum selesai dalam pengerjaannya. Oleh karena dikembangkan metode pembajaran PBI menjadi: 1) Dosen menjelaskan kompetensi yang ingindicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.Mengingatkan materi yang telah diperoleh. Memotivasi mahasiswauntuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang terpilih; 2)Dosen membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikantugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkantopik, tugas, jadwal, dll.); 3 Dosen mendorong mahasiswa untukmengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Dosen membantu siswa dalam merencanakan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya; 5) Dosen meminta mahasiswamempresentasikan karyanya di depan kelas secara bergantian; 6) Dosenmembantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadapeksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan; dan 7)Dosen bersama mahasiswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
bersama. Hasil observasi menunjukkan bahwa metode sudah cukup baiksehingga diperoleh metode pembelajaran PBI termodifikasi yaitu: 1)Dosen menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkansarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Mengingatkan materi yang
39 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
40/78
telah diperoleh. Memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang terpilih; 2) Dosen membantu mahasiswamendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungandengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.); 3)Dosen mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yangsesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Dosenmembantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya;5) Dosen meminta mahasiswa pada kelompok pertama untukmempresentasikan karyanya di depan kelas; 6) Dosen memberi contoh
penyelesaian dalam menyelesaikan permasalahan pertama; 7) Dosenmeminta mahasiswa-mahasiswa lain untuk mempresentasikan karyanyadi depan kelas secara bergantian; 8) Dosen membantu mahasiswa untukmelakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan; dan 9) Dosen bersama mahasiswamenyimpulkan materi yang telah dipelajari.
D. KESIMPULANBeberapa kesimpulan yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan
kegiatan Lesson Study ini adalah:1. Kolegalitas sesuai konsep pada Lesson Study dalam
pembelajaran sangat membantu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Dalam kegiatan ini diperlukan kerjasama tim yang solid supaya
dapat dampaknya dapat dirasakan.Oleh karena itu, akan lebih baik jika setiap matakuliah digunakan untukkegiatan Lesson Study supaya dapat diperoleh model atau metode
beserta perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi,mahasiswa, dan dosennya.
40 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
41/78
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional (2008). Model-Model Pembelajaran yang Efektif : Surabaya
41 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
42/78
PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUKMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.
OlehJoko Widiyanto
Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun
ABSTRAK
Dalam materi anatomi dan fisiologi manusia termasuk salah satumateri yang sulit dipahami karena materi yang dipelajari adalah bagian didalam tubuh manusia yang tidak dapat dilihat langsung. Tidak semua materianatomi dan fisiologi manusia dapat dipelajari hanya dengan pembelajaransecara konvensional yaitu dengan ceramah, tetapi diperlukan suatu pembelajaran dengan eksperimen di laboratorium rill. Namun karenakurangnya sarana dan prasarana untuk pembelajaran dengan menggunakan
laboratorium riil maka solusi alternatif untuk memecahkan masalah di atasadalah dengan menggunakan media berbasis komputer.
Penyajian dengan animasi komputer sangat efektif untukmenunjukkan hubungan antara objek, merangsang tindakan, mendisplayurutan langkah dalam suatu prosedur, memperjelas konsep yang sulit danmembuat konsep abstrak menjadi lebih konkrit. Hasil penelitian ini adalahterjadinya peningkatan prestasi belajar pada siklus kedua dikarenakan dosenmemberikan Sebelum dimulai proses pembelajaran mahasiswa diberitahumateri apa yang akan dipelajari dan mahasiswa diberikan beberapa referensi
mengenai materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran, dosenmemberikan motivasi-motivasi kepada mahasiswa. Prestasi belajar meningkatdari nilai rta-rata awal 50, menajdi 57, kemudian meningkat lagi menjadi 63 pada siklus II. Persentase kemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari45% menjadi 53%, dan 61% pada siklus II.
Kata Kunci : Media berbasis komputer, prestasi belajar mahasiswa
A. PENDAHULUANPembelajaran IPA khususnya Biologi menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah, maka pembelajaran
41 Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
43/78
yang paling sesuai adalah dengan metode demonstrasi atau eksperimen.Melalui metode demonstrasi atau eksperimen siswa secara langsungdapat mengalami proses proses IPA, mampu menumbuhkankemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah sertamengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.Banyaknya materi pelajaran biologi yang berkaitan langsung dengankehidupan sehari-hari dan lingkungan, namun dalam proses belajarmengajar guru dan siswa tidak mungkin menyampaikannya dengan
obyek yang sebenarnya, dengan alasan pertimbangan biaya, resiko yangmungkin terjadi dan waktu yang tidak memungkinkan.
Dalam materi anatomi dan fisiologi manusia termasuk salah satumateri yang sulit dipahami karena pertama yang dipelajari adalah bagiandi dalam tubuh manusia yang tidak dapat kita lihat langsung, sehinggamateri ini bersifat abstrak, yang kedua karena banyak istilah anatomiatau bahasa latin yang sebagian mahasiswa kesulitan untuk menghafal.Sehingga secara umum mahasiswa sulit untuk mempelajarinya yang
berakibat rendahnya nilai prestasi yang dicapai mahasiswa.Tidak semua materi anatomi dan fisiologi manusia dapat kita
pelajari hanya dengan pembelajaran secara konvensional yaitu denganceramah, tetapi diperlukan suatu pembelajaran dengan eksperimen dilaboratorium rill. Namun karena kurangnya sarana dan prasarana untuk
pembelajaran dengan menggunakan laboratorium riil maka solusialternatif untuk memecahkan masalah di atas adalah denganmenggunakan media berbasis komputer. Penyajian dengan animasikomputer sangat efektif untuk menunjukkan hubungan antara objek,
merangsang tindakan, mendisplay urutan langkah dalam suatu prosedur,memperjelas konsep yang sulit dan membuat konsep abstrak menjadilebih konkrit.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untukmeningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Indikator ketercapaian dalam
penelitian ini adalah rata-rata prestasi mahasiswa>60 dan persentasekemampuan bertanya mahasiswa 60%. Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah PTK (penelitian tindakan kelas).PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektifterhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus
43 Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
44/78
sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaianterhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan(gambar a).
Gambar a. Riset Aksi Model John Elliot
B. PEMBAHASANHasil penelitian dipaparkan dalam dua siklus. Hasil siklus
pertama adalah sebagai berikut:1) Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi
pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang
berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlumenyesuaikan diri.
2) Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masihkurang.
3) Mahasiswa tampak tidak siap dan tidak paham apa yang sedangdipelajari.
4) Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap pembelajaran.
5) Rata-rata prestasi mahasiswa 53,00%.6) Persentase kemampuan bertanya mahasiswa 45,00%.
44 Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
45/78
Hasil siklus kedua adalah sebagai berikut :1) Proses pembelajaran menjadi lebih hidup ditandai dengan hidupnya
komunikasi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antaramahasiswa dengan dosen.
2) Mahasiswa lebih siap dalam menerima pelajaran3) Rata-rata prestasi belajar meningkat dari 57 menjadi 604) Persentase kemampuan bertanya meningkat dari 53% menajdi 60%
Rata-rata prestasi belajar mahasiswa dan persentase kemampuan
bertanya mahasiswa mengalami peningkatan (tabel 1.1)
Tabel 1.1. Capaian rata-rata prestasi belajar dan kemampuan bertanya
Peningkatan prestasi belajar pada siklus kedua dikarenakandosen memberikan Sebelum dimulai proses pembelajaran mahasiswadiberitahu materi apa yang akan dipelajari dan mahasiswa diberikan
beberapa referensi mengenai materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran dosen memberikan motivasi-motivasi kepada mahasiswa.Prestasi belajar meningkat dari nilai rta-rata awal 50, menajdi 57,kemudian meningkat lagi menjadi 63 pada siklus II. Presentasekemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari 45% menjadi 53%, dan
61% pada siklus II.
C. KesimpulanPenggunaan media berbasis komputer dapat meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa dari 50 menjadi 57 dan 63 pada siklus II.Persentase kemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari 45%menjadi 53 dan 61% pada siklus II.
Prestasi belajar Nilai awal Siklus 1 Siklus 2
Rata-rata prestasi belajar 50 57 63
Kemampuan bertanya
Mahasiswa 45 53 61
45 Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
46/78
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
47/78
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAMPEMBELAJARAN MELALUI METODE PRESENTASI
KELAS
Oleh : Jeffry Handhika, Sardulo Gembong
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah dasar umum(MKDU) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa fakultas non eksakta di IKIP PGRI
MADIUN. IAD merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasardalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi. Pembahasan ini mencakup
pengenalan IPA dan ruang lingkupnya, perkembangan teknologi dan dampaknya, serta
hubungannya dengan kelangsungan hidup manusia.Tujuan penelitian ini adalah untukmeningkatkan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran melalui metode presentasikelas. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Metode presentasi kelas diimplementasikan
pada mahasiswa prodi PPkn semester 3 kelas A yang berjumlah 43 orang pada semester ganjil tahun ajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persentase keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari6,97% menjadi 13,02% pada siklus I, 15,35% pada siklus II. Dengan diterapkannyametode presentasi kelas, ternyata dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar IAD
secara kontinu. Berdasarkan data yang diperoleh dari data awal (base line), siklus Imaupun siklus II. Rata-rata hasil belajar ranah kognitif awal sebagai base line sebesar65, pada siklus I sebesar 66,05 dan pada sikus II sebesar 68,67. Peningkatan ini terjadikarena dosen memberikan himbauan kepada kelompok yang akan melakukan
presentasi untuk mempelajari materi secara lebih mendalam, memilih moderator yangdapat mengtur jalannya proses diskusi dan memberikan contoh mengungkapkankembali pertanyaan yang tidak dapat dimengerti oleh penyaji.
A. PendahuluanBelajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan darikehidupan sehari-hari yang melibatkan individu secara keseluruhan baikfisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan. “Belajar adalah suatu
proses yang menitikberatkan proses pembangunan ingatan, retensi, pengolahan informasi dan aspek-aspek yang bersifat intelektualitaslainnya” (Saekhan Muchith 2008). Informasi yang baru maupun yangtelah ada pada dirinya mengalami serangkaian proses yang dapatmenghasilkan informasi atau pengetahuan baru yang lebih valid
kebenarannya.
47 Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011
8/20/2019 JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1.pdf
48/78
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliahdasar umum (MKDU) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa fakultasnon eksakta di IKIP PGRI MADIUN. IAD merupakan kumpulan
pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang IlmuPengetahuan Alam (IPA) dan teknologi. Pembahasan ini mencakup
pengenalan IPA dan ruang lingkupnya, perkembangan teknologi dandampaknya, serta hubungannya dengan kelangsungan hidup manusia.Matakuliah ini membutuhkan lemampuan nalar dalam memahami
subtansi masing-masing sub pokok bahasan. Kendala yang dihadapi peneliti pada saat melakukan proses pembelajaran adalah kurangnyakemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat, memberikansolusi dan kemampuan bertanya (keaktifan mahasiswa). Proses tanya-
jawab dan pemberian masalah hanya dikuasai oleh mahasiswa yang aktifdan memiliki