36
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 12 SUAK TAPEH MSY. NURINI 819895213 [email protected] Abstrak Dari 26 siswa kelas V SD Negeri 12 suak Tapeh, pada prapembelajaran tingkat penguasaan materi PKn tentang keputusan bersama, hanya 6 siswa yang mencapai KKM. Ini menunjukkan secara klasikal belum tuntas, karena selama pembelajaran berlangsung siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan terhadap penjelasan guru.Untuk mengatasi hal tersebut, perlu diadakan perbaikan pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh, Perbaikan pembelajaran ini menggunakan penerapan metode diskusi kelompok. Setelah diadakan perbaikan maka terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat memuaskan. Dari hasil perbaikan, siklus I hanya 13 orang yang aktif (50 %), terjhadi peningkatan pada siklius II yaitu 23 Orang yang tuntas KKM (90 %). Tujuan penelitian ini adalah supaya mendapatkan gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn dalam materi keputusan Bersama. Dari penelitian perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa dengan metode diskusi dapat meningkatkan penguasaan materi pembelajaran. Kata kunci : Metode diskusi, Peningkatan, Perbaikan

JURNAL MSY. NURINI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

msy.nurini

Citation preview

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI

DI KELAS V SD NEGERI 12 SUAK TAPEHMSY. NURINI

819895213

[email protected]

Dari 26 siswa kelas V SD Negeri 12 suak Tapeh, pada prapembelajaran tingkat penguasaan materi PKn tentang keputusan bersama, hanya 6 siswa yang mencapai KKM. Ini menunjukkan secara klasikal belum tuntas, karena selama pembelajaran berlangsung siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan terhadap penjelasan guru.Untuk mengatasi hal tersebut, perlu diadakan perbaikan pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh, Perbaikan pembelajaran ini menggunakan penerapan metode diskusi kelompok. Setelah diadakan perbaikan maka terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat memuaskan. Dari hasil perbaikan, siklus I hanya 13 orang yang aktif (50 %), terjhadi peningkatan pada siklius II yaitu 23 Orang yang tuntas KKM (90 %). Tujuan penelitian ini adalah supaya mendapatkan gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn dalam materi keputusan Bersama. Dari penelitian perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa dengan metode diskusi dapat meningkatkan penguasaan materi pembelajaran.Kata kunci : Metode diskusi, Peningkatan, Perbaikan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu tujuan yang sangat diinginkan oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah dan masyarakat pendidikan telah melakukan berbagai upaya pada berbagai jenjang persekolahan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan secara nasional yang memuat berbagai mata pelajaran termasuk mata pelajara PKN.

Tidak sedikit sumbangan pelajaran PKN untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesadaran terhadap hal ini telah mendorong berbagai kalangan pendidikan untuk melakukan berbagai upaya, baik peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, perubahan kurikulum, pelatihan guru-guru dan tenaga dosen LPTK, peningkatan kualitas guru, dan pelaksanaan perlombaan seperti Olimpiade Sains Nasional untuk menyeleksi putra-putri terbaik bangsa dalam ajang menyeleksi bidang sains pada skala nasional dan internasional. Semua upaya tersebut merupakan bukti nyata kesungguhan berbagai kalangan untuk mengangkat derajat bangsa melalui pendidikan. Walau demikian, harus disadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar sehingga tantangan dan hambatan yang dihadapi untuk mewujudkan cita-cita tersebut juga tidak sedikit. Hal ini dirasakan oleh keseluruhan komponen pendidikan khususnya guru Sekolah Dasar yang menjadi tulang punggung pelaksana pendidikan di sekolah-sekolah.

Salah satu aspek penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pembelajaran PKN adalah kurangnya kreatifitas guru dalam menerapkan metode yang cocok dan tepat pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil temuan peneliti beserta Supervisor ditemukan masalah dalam mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh. Dari 20 siswa di kelas V hanya 8 orang (40%) yang memperoleh nilai 70. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran PKn di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh masih belum tuntas secara klasikal.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas di atas dan hasil diskusi dengan teman sejawat di ketahui bahwa masalah yang ada dalampembelajaran adalah :1. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran PKn 2. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran3. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru4. Hasil belajar siswa yang tidak tercapai KKM

2. Analisis Masalah

Dari uraian diatas ada berapa faktor yang menjadi penyebab masalah di atas yaitu : 1. Guru hanya menggunakan metode ceramah 2. Guru tidak menggunakan media pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik bagi siswa.3. Guru kurang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari hari4. Penjelasan guru kurang di pahami siswa 3. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk memperbaiki dan mengatasi masalah di atas, salah satu upaya yang dapat di lakukan adalah dengan menggunakan metode diskusi, diskusi adalah salah satu cara untuk menarik minat siswa untuk belajar, karena metode memiliki kelebihan seperti :

1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan hasil yang baik.

2. Saling mengungkap pendapat sehingga keputusan yang kita dapat adalah keputusan bersama.3. Membiasakan anak didik untuk mendengar dan menerima pendapat orang lain.B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut fokus perbaikan adalah Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi Keputusan bersama melalui metode diskusi kelompok di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh, Kecamatan Suak Tapeh, Kabupaten Banyuasin?.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil perbaikan dan peningkatan aktivitas belajar siswa terhadap materi yang diajarkan melalui metode diskusi kelompok, dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SDN 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin.

D. Manfaat Perbaikan

1) Bagi Siswa:Agar siswa lebih mudah memahami penjelasan dari guru, sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.2) Bagi Guru:Manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk pemahaman dan kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3) Bagi Sekolah:Manfaat penelitian pada sekolah juga sangat berharga guna peningkatan kwalitas pendidikan.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Hasil Belajar

Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini bahwa seseorang setelah mengalami suatu proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya (Usman, 1989 : 2). Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dengan demikian pada hakikatnya bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang diperoleh berkat pengalaman dan latihan. Kegiatan belajar ini bertujuan untuk mencapai perubahan tingkah laku baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan juga sikap atau kepribadian.

B. Metode DiskusiMetode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang sama memberikan suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan temannya. Dalam diskusi murid dapat menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul- usul, dan mengajukan saran- saran dalam rangka pemecahan masalah yang di tinjau dari berbagai segi. Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui saran pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang di hadapi (Semiwan, 1990: 76)Sedangkan menurut Suryosubroto (1997: 179) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. Dalam diskusi, setiap siswa turut berpartisipasi secara aktif dan turut aktif pula dalam memecahkan masalah. Semakin banyak siswa yang terlibat, semakin banyak pula yang mereka pelajari. Sedangkan guru tidak banyak ikut campur tangan sebab nantinya siswa tidak dapat belajar banyak. Dengan melaksanakan metode diskusi maka suasana kelas akan menjadi semakin hidup, setiap anak di harapkan menjadi berpartisipasi secara aktif.C. Kegiatan dalam pelaksanaan Adapun kegiatan siswa dalam pelaksaan metode diskusi sebagai berikut :1. siswa sudah memiliki pengetahuan tentang pemecahan masalah yang di harapkan. Sehingga siswa dapat menilai, menganalisa dan mencari alternatif pemecahan masalah dari topik yang di berikan oleh guru. 2. Mengemukakan masalah dihadapan kelompoknya, termasuk menentukan organisasi diskusi, seperti ketua sekretaris, juru bicara dan lain-lain

3. Murid mendiskusikan masalah dengan kelompoknya masing-masing dengan bimbingan guru. 4. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi secara bergantiandan kelompoklain menanggapi.

5. Ahirnya semua siswa mencatat hasil diskusi. D. Tujuan Metode Diskusi 1. Menanamkan dan mengembangkan keberanian untuk mengemukakan pendapat yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang lain. 2. Belajar menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah dan memberikan kehidupan suasana di kelas yang lebih mendekati kegiatan hidup yang sebenarnya.

3. Dapat mendorong anak untuk mengemukakan ide baru dengan memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa.

4. Membantu siswa untuk dapat menghargai dirinya dan teman-temannya.

5. Mengembangkan inovasi anak untuk belajar lebih lanjut.6. Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang di peroleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.7. Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru yang di kemukakan. 8. Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang di kemukakan oleh siswa atau kelompok lain. 9. Menghormati pendapat teman- teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.10. Mencatat sendiri pokok pendapat penting yang saling di kemukakan teman baik setuju maupun bertentangan. 11. Menyusun kesimpulan-kesimpulan dalam bahasa yang baik dan tepat. 12. Ikut juga memelihara dan menjaga ketertiban diskusi dan tidak bertujuan mencari kemenangan dalam diskusi. Melainkan berusaha mencari pendapat yang benar dan telah di analisa dari segala sudut pandang. E. Langkah-langkah Guna Menyelenggarakan DiskusiJalannya pelaksanaan diskusi dapat dilihat dalam sintaks diskusi pada table berkut:

TahapanKegiatan Guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan mengatur setting Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi

Tahap 2

Mengarahkan diskusi Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau menyampaikan isu diskusi.

Tahap 3

Menyelenggarakan diskusi Guna memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri.

Tahap 4

Mengakhiri diskusi Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa.

Tahap 5

Melakukan tanya jawab Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses diskusi.

Sumber: Tjokrodiharjo (dalam Trianto: 2007)F. Lingkungan Belajar dan Sistem PengelolaanLingkungan belajar dan sistem pengelolahan yang menyangkut diskusi sangat penting. Lingkungan untuk pelaksanaan diskusi ditandai dengan proses keterbukaan dan peran aktif siswa. Lingkungan belajar dalam diskusi kelas membutuhkan perhatian. Dimana guru dapat membentuk ruangan diskusi. Mengatur tempat duduk dengan berbagai variasi dan memusatkan perhatian untuk diskusi, tergantung pada kondisi kelas dan tujuan belajar. Pendekatan pengajaran ini membutuhkan berbagai tingkat pengaturan diri siswa dan mengontrol siswa, Arends (dalam Trianto:2007)G. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Metode DiskusiSetiap model pembelajaran mempunyai ciri tersendiri dan mempunyai keuntungan dan kelemahan. Dan begitu juga dalam metode diskusi keuntungan dan kelemahannya (Suryosubroto, 1997: 185-186) yaitu:Keuntungan model diskusi:

1. Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.

3. Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah.

4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.

5. Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

Kelemahan model diskusi:

1. Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya.

2. Suatu diskusi memerlukan kerampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

3. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol

4. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.

5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.

Berdasarkan uraian diatas tampak bahwa metode diskusi memiliki keuntungan dan kerugian atau kelemahan. Untuk mengatasi hal tersebut diharapkan guru dapat berperan aktif dalam mengatur lalulintas jalannya diskusi apalagi mereka adalah siswa Sekolah Dasar ( SD ).

Dalam diskusi, peranan guru sebagai pusat pemberi informasi, pemberi ketegasan. Sehingga guru hanya sebagai pengatur lalu lintas dan pengatur jalan dalam pelaksanaan diskusi, sedangkan pemecahan masalah diserahkan kepada semua siswa. Sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi agar pembicaraan tidak di kuasai oleh sebagian murid saja, mencegah agar tidak ada anak yang selalu memotong pembicaraan orang lain dan ribut-ribut bicara bersama, dan juga memberi kesempatan serta mendorong agar semua anak mengemukakan pendapatnya. Dalam hal ini guru dapat pula menurunkan ketegangan dari siswa dengan menjelaskan posisi argumentasinya di bandingkan dengan teman-temannya. Sebagai penunjuk jalan, maka harus bisa mengarahkan diskusi agar jalannya diskusi dapat berjalan dengan lancar dan baik.

Hal-hal yang harus di lakukan oleh guru sebagai penunjuk jalan adalah menjelaskan kembali apa yang menjadi pokok permasalahan apabila ada gejala- gejala pembahasan akan menyimpang pada persoalan semula, menyerahkan gagasan baru didalam melihat masalah yang sedang di diskusikan itu, menunjukkan aspek-aspek penting yang menjadi pokok pembahasan dengan di tinjau dari berbagai segi pemecahan masalah, memutuskan kembali pernyataan seseorang siswa dengan memperjelas pendapat anak yang kurang dapat di mengerti anak lain, dan menyimpulkan semua yang telah di kemukakan siswa, dimana titik pertemuannya dan titik perbedaannya di jelaskan kembali kepada siswa. Menurut Suryosubroto (1997: 181), bahwa diskusi oleh guru digunakan apabila hendak:

1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa,

2) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing,3) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai,4) Membantu para siswa belajar berfikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah,5) Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya.6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.

7) Jumlah siswa yang terlalu besar didalam kelas akan mempengaruhi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARANA. Subjek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 12 S uak Tapeh.

2. Tempat Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SD Negeri 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin.3. Waktu

Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan mulai tanggal 14 September 2013 sampai dengan 28 September 2013.4. Pelajaran Pendidikan KewarganegaraanPelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut :NoTanggalMateri yang diajarkanSiklus

114 September 2013Organisasi dilingkungan sekolahSebelum Perbaikan

221 September 2013Organisasi dilingkungan masyarakatI

328 September 2013

Organisasi dilingkungan masyarakatII

5. Karakteristik Siswa Karakteristik siswa atau ciri khas yang ada pada siswa kelas V SDN 12 Suak Tapeh beraneka ragam. Dimana pertumbuhan dan perkembangan anak mempengaruhi tingkat pemahaman dan daya tangkap terhadap materi pelajaran. Anak usia sekolah dasar banyak mengalami perubahan baik secara fisik maupun mental hasil perubahan faktor intern maupun dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan teman sebaya yang berada di lingkungan pedesaaan. Menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan masih rendah. Sehingga dijumpai bahwa sebagian besar siswa pada siswa kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh lamban dalam penguasaan materi pelajaran ataupun tidak memiliki semangat yang tinggi dalam belajar. Semua faktor beserta karakternya tersebut membutuhkan perhatian yang lebih dari guru.B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.

Siklus Pertama

Dilaksanakan pada tanggal 21 September 2013.a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan tahap rencana adalah :

1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan pokok bahasan organisasi di lingkungan masyarakat.

2) Menyiapkan buku-buku yang dapat dijadikan sumber materi PKn.3) Menyiapkan lembar pengamatan4) Menyiapkan alat evaluasi dan tindak lanjut.5) Menyiapkan LKS

b. Pelaksanaan

Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 21 september 2013 dengan pokok bahasan organisasi di lingkungan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

1. Kegiatan Awal

1. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan dibahas.2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.2. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi pembelajaran2. Guru membagi siswa 4 kelompok.3. Guru menjelaskan cara kerja kelompok 4. Siswa melaksanakan tugas yang diberikan dan berdiskusi kelompok5. Guru berkeliling mengawasi cara kerja siswa dan memberikan kepada siswa yang memerlukannya.

6. Siswa melaporkan hasil diskusinya di depan kelas

7. Siswa di berikan kesempatan untuk mengajukan pendapat dan pertanyaan.8. Guru menanggapi atau menjawab pertanyaan.3. Kegiatan Penutup

1. Siswa mengerjakan soal evaluasi.2. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi Pembelajaran yang telah di bahas.

3. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas.

c. Observasi

Pada tahap observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan didiskusikan dengan Supervisor II yakni Parida, S.Pd yang merupakan salah satu guru di SD Negeri 12 Suak Tapeh.

d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pertama terdapat temuan sebagai berikut:1) Sebagian besar siswa belum berani mengeluarkan pendapat karena memang belum terbiasa berdiskusi.2) Waktu yang dibutuhkan dalam pembentukan kelompok terlalu lama. Sehingga hasil belajar siswa belum memuaskan. 3) Pertanyaan yang diajukan siswa kurang berhubungan dengan pelajaran yang berlangsung.

4) Aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Namun hasil persentase belajar siswa belum memenuhi 85% yang tuntas, dimana hanya ada 10 orang atau 50 % dari 20 siswa yang tuntas, sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

Siklus Kedua

Dilaksanakan pada tanggal 28 September 2013.

a. PerencanaanKegiatan yang dilakukan pada tahap ini perencanaan ini antara lain :

1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran II dengan pokok bahasan Membentuk Organisasi Kelas.

2) Menyiapkan buku-buku yang dapat dijadikan sumber materi PKn.3) Menyiapkan lembar pengamatan4) Menyiapkan alat evaluasi dan tindak lanjut.5) Menyiapkan LKS

b. Pelaksanaan

Perbaikan pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 28 September 2013 dengan pokok bahasan Membentuk Organisasi Kelas. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

1. Kegiatan Awal

1. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan dibahas.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.2. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang Membentuk organisasi kelas2. Guru membagi siswa 4 kelompok.3. Guru menjelaskan cara diskusi kelompok 4. Siswa melaksanakan tugas yang di berikan dan berdiskusi kelompok5. Guru berkeliling mengawasi cara kerja siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukannya.6. Siswa melaporkan hasil diskusinya di depan kelas7. Siswa di berikan kesempatan untuk mempraktekkan tata cara pemilihan pengurus kelas.8. Guru menjawab pertanyaan siswa dan guru menanggapi pertanyaan siswa.3. Kegiatan Penutup

1. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

2. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dibahas.3. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas.c. Observasi

Pada tahap observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan didiskusikan dengan Supervisor II yakni Parida, S.Pd yang merupakan salah satu guru di SD Negeri 12 Suak Tapeh dengan menggunakan lembar observasi.d. Repleksi

Berdasarkan hasil dari pengamatan atau observasi serta diskusi dengan Supervisor II terdapat temuan sebagai berikut:

a. Siswa mulai berani mengajukan pertanyaan.b. Siswa mulai berani mengeluarkan pendapat dalam diskusi kelompok.c. Siswa lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar.d. Siswa antusias untuk menjawab pertanyaan dan terlibat aktif dalam diskusi kelompok suasana kelas menjadi ramai, karena ada beberapa orang siswa yang biasanya diam tetapi pada saat kelompok mereka ikut berbicara mengeluarkan pendapatnya.e. Hasil belajar siswa dari 20 siswa ada 15 siswa atau 90% yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Sehingga dengan demikian telah memenuhi tujuan atau target dari perbaikan pembelajaran ini.IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Pada bagian ini memuat data dan pengelolahannya yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang di lakukan di dalam proses pembelajaran di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh dengan pokok bahasan memahami berorganisasi.

Data hasil pengamatan yang di lakukan oleh guru terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus I dan siklus II dapat di lihat dari tabel di bawah ini :1. Sebelum PerbaikanTABEL I

Aktivitas siswa pada pembelajaran prasiklus

NoTerlibat SiswaJumlah SiswaPresentase

1Terlibat Aktif bertanya840%

2Terlibat Aktif menjawab1050%

3Tidak Terlibat210%

TABEL 2

Hasil belajar siswa pada pembelajaran prasiklus

NoPerolehan NilaiJumlah SiswaPersentase

10-24412,5%

225-4939,37%

350-7439,37%

475-10010 50%

Daftar Nilai PKn Kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh

NONama siswaNilaiKeterangan

Siklus I

1.Ahmad sani60Tidak Tuntas

2.Alfian50Tidak Tuntas

3.Bardan60Tidak Tuntas

4.Dodo hidayat60Tidak Tuntas

5.Feri Irawan80Tuntas

6.Farhan70Tuntas

7.Gani suteja60Tidak Tuntas

8.Hani80Tuntas

9.Harmayani60Tidak Tuntas

10.Iin Parlina60Tidak Tuntas

11.Indah70Tuntas

12.Kasmayadi80Tuntas

13.karman90Tuntas

14.Mariska70Tuntas

15.Maman70Tuntas

16.Nurisa80Tuntas

17.Wawan80Tuntas

18.Yudistira70Tuntas

19.Yuni60Tidak Tuntas

20.Zarmendi80Tuntas

Nilai 7012

Ketuntasan Belajar60 %

2. Siklus I

Pada siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang dibuat dalam rencana perbaikan pembelajaran. Selama pembelajaran supervisor II telah melakukan pengamatan melalui APKG I pada siklus ini telah menunjukkan adanya kemajuan. Hal ini di tunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru pada saat dilaksanakan diskusi kelompok di setiap kelompok, masih ada siswa yang tidak aktif dalam kegiatan kelompoknya. Sehingga membuat kelas menjadi gaduh, namun kegiataan para siswa ini memberikan dampak positif. Untuk lebih jelas mengenai aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.TABEL 3

TABEL 4 Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I

NoKeterlibatanJumlah SiswaPersentase

1Terlibat Aktif Bertanya1050%

2Terlibat Aktif menjawab840%

3Tidak Terlibat210%

Hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I

NoPerolehan NilaiJumlah SiswaPersentase

10-24--

225-49210%

350-74630%

475-1001260%

4. Siklus II

Pada siklus II keaktifan siswa dan hasil belajar siswa semakin bertambah totalnya, pelaksaan proses pembelajaran sudah semakin baik. Hasil dari siklus II ini menunjukkan bahwa siswa benar-benar sudah aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, aktif bertanya dan menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh guru serta pada saat diskusi kelompok berlangsung tidak ada kegaduhan yang terjadi dan hal ini memberikan dampak yang sangat positif dan baik. Hasil aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel 5 dan tabel 6.

TABEL 5

Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus IINoKeterlibatanJumlah SiswaPersentase

1Terlibat Aktif Bertanya1575%

2Terlibat Pasif Menjawab420%

3Tidak Terlibat15%

TABEL 6

Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus II NoPerolehan NilaiJumlah SiswaPersentase

10-24--

225-4915%

350-7455%

475-1001890%

1. Data Tentang Rencana

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 September 2013 dan pada siklus ke II dilaksanakan pada tanggal 28 September 2013.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode diskusi kelompok pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang Memahami berorganisasi dan pemanfaatannya yang dilkakukan oleh siswa sendiri melalui bimbingan guru dengan membagi siswa menjadi 4 kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang.3. Pengamatan

Pada kegiatan pembelajaran berlangsung baik pada siklus I dan siklus II dilakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa pengamatan yang dilakukan oleh supervisor II dengan menggunakan lembar observasi hasil pengamatan di peroleh sebagai berikut : TABEL 7

Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh

Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan NoKeterlibatan

SiswaSebelum

PerbaikanSiklus ISiklus II

Jumlah Siswa%Jumlah Siswa%Jumlah Siswa%

1Terlibat Akif840%1050%1575%

2Terlibat Pasif1050%840%420%

3 Tidak Terlibat210%210%15%

Jumlah20100%20100%20100%

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran dan setelah perbaikan menunjukkan adanya kenaikan. Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang terlihat aktif hanya 8 Orang (40%) Kemudian menjadi 10 Orang ( 50% ) Pada siklus I dan siklus II menjadi 15 Orang (75%). Ini berarti bahwa aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mengalami peningkatan.

Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dan selama perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II tampak jelas dalam sajian diagram berikut:DIAGRAM I

Aktivitas siswa kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh

Dalam pembelajaran Pendiidkan Kewarganegaraan

TABEL 8HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 12 SUAK TAPEHDALAM PEMBELAJARAN PKn

NoNama siswaNilai

Sebelum Perbaikan Siklus ISiklus II

1.Ahmad sani505590

2.Alfian75100100

3.Bardan508080

4.Dodo hidayat8080100

5.Feri Irawan406070

6.Farhan454060

7.Gani suteja807070

8.Hani606070

9.Harmayani8080100

10.Iin Parlina606070

11.Indah5080100

12.Kasmayadi808080

13.karman407090

14.Mariska8010080

15.Maman809580

16.Nurisa606090

17. Wawan556080

18.Yudistira808590

19.Yuni605060

20.Zarmendi607085

Nilai 701018

Ketuntasan Belajar50%90%

Berdasarkhan tabel 8, terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn menunjukkan peningkatan dari satu siklus pembelajaran jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh nilai > 70 baru mencapai 8 orang ( 40% ) kemudian meningkat menjadi 08 orang ( 50% ) pada siklus I dan 15 orang ( 90% ) pada siklus II.

4. Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, diperoleh hasil belajar siswa yang menunjukkan peningkatan dari siklus I dan siklus II. Dari hasil evaluasi pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh, sebelum perbaikan pembelajaran, siklus I dan siklus II, tampak jelas jumlah rata-rata terjadi peningkatan. Ini berarti dalam mengadakan perbaikan dengan metode diskusi kelompok ada peningkatan.

Pada tabel 7 adanya perubahan nilai di siklus 0 ke siklus pertama. Siklus 0 siswa yang sudah tuntas ada 8 orang atau 40%. Kemudian pada siklus pertama siswa yang tuntas ada 10 orang atau 50% . pada siklus ke II terjadi peningkatan lagi menjadi 15 orang atau 90% yang sudah tuntas, ini berarti anak telah menguasai materi lebih dari 75%. Dari siklus 0 yang belum tuntas 10 orang pada perbaikan. Pada perbaikan dua yang terjadi peningkatan yang cukup memuaskan siswa yang belum tuntas tinggal 3 orang lagi.

Dari pengamatan bersama supervisor II dari siklus 0, siklus pertama dan siklus kedua masih ada 3 siswa yang belum tuntas dan ini telah di lakukan penelitian yang lebih lanjut untuk memahami cara personel. Dari semua kegiataan ini membuktikan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perbaikan pembelajaran siklus pertama dan kedua ternyata penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasain. Dengan diskusi dan kerja kelompok guru mampu meningkatkan pemahaman siswa dan taraf penguasaan materi pembelajaran mengingat usia anak kelas V ada di antara 7-11 Tahun. Pada tahap ini perkembangannya ada pada tahap operasi konkret, belajar pada tahap ini di arahkan pada logika pengelompokkan dan gaya belajar anak pada operasi konkret ke lebih asimilatif. Anak-anak pada tahap ini menggunakan konsep dan teori untuk memilih dan membentuk pengalamannya.

Hasil yang di capai pada siklus 0 menunjukan kurangnya aktivitas siswa dan hasil belajar, siswa terlibat aktif hanya 8 orang dari 20 siswa atau 40% sedangkan hasil belajar yang mencapai nilai diatas 70 hanya 8 orang atau 40%.

Pada siklus I keaktifan siswa dan hasil belajar mulai meningkat, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran meningkat menjadi 8 orang atau 40% sedangkan hasil belajar siswa yang mencapai nilai diatas 70 menjadi 10 orang atau 50%.

Pada siklus II aktivitas siswa dan hasil belajar menunjukan peningkatan yang sangat baik, siswa yang aktif meningkat menjadi 15 orang dari 20 siswa atau 90% dan hasil belajar siswa yang mencapai nilai 70 .Pada siklus kedua pelaksanaan perbaikan pembelajaran siswa mengalami kemajuan. Dominasi siswa tertentu atau siswa lain yang kurang aktif mulai berkurang. Siswa pada siklus pertama yang hanya diam mulai mengambil bagian pada kelompok masing-masing. Hal ini suasana diskusi menjadi lebih hidup dan belajar menjadi aktif bermakna karena tiap siswa mendapat pengalaman langsung.

Berdasarkarn pengalaman selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung tampak siswa termotivasi dan bersemangat untuk belajar, hal inni menunjukkan bahwa para siswa bersikap positif terhadap penggunaan metode diskusi kelompok dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui metode diskusi kelompok di SD Negeri 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh kabupaten Banyuasin.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

a. Melalui penggunaan metode diskusi kelompok, aktivitas belajar PKn siswa dapat ditingkatkan, yaitu seperti berikut.

1. Pada siklus 0 jumlah siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran mencapai 8 orang 40% .

2. Pada siklus I jumlah siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran mencapai 10 orang atau 50%. hasil ini menunjukkan bahwa tindakan perabaikan pembelajaran pada siklus I belum memenuhi target yang di inginkan. 3. Pada siklus II menunjukkan peningkatan antusias siswa dan hasil belajar siswa terjadi peningkatan, baik keterlibatan siswa maupun hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelum perbaikan dan setelah perbaikan siklus I dan siklus II ini terlihat dari hasil evaluasi, yaitu jumlah siswa yang aktif menjadi 18 orang atau 90% .b. Melalui penggunaan metode diskusi kelompok, hasil belajar PKn siswa dapat ditingkatkan. Peningkatan hasil belajar ini sebagai berikut.1. Dari 20 siswa, pada sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang tuntas hanya 8 siswa atau 40%.

2. Pada siklus pertama terjadi yang tuntas menjadi 10 orang atau 50%.

3. Pada siklus kedua yang tuntas mencapai 18 orang atau 90%. Dengan demikian berarti lebih dari 85% dari KKM atau dengan kata lain telah mencapai target yang diinginkan.

B. Saran dan Tindak Lanjut

Adapun saran dan tindak lanjut penelitian tindakan kelas dalam upaya perbaikan pembelajaran sebagai berikut :

a. Dalam mendidik anak-anak sekolah dasar terutama kelas V dituntut untuk perhatian, sabar, selalu memberi motivasi, dan memberi pelayanan dengan sebaik-baiknya.

b. Penggunaan metode diskusi kelompok sangat baik untuk diaplikasikan dalam pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran PKn.

c. Berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam pembelajaran dengan penelitian yang bermanfaat bagi dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKAAndayani. (2007). Pemantapan Kemampuan-Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.Semiwan. Deny. dkk (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.Suryo Subroto, (1994). Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung : Tarsito

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.Usman, U. 1989. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Wardana, I.G.A.K. dkk (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. EMBED MSGraph.Chart.8 \s

_1454514252.xls