12

JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id
Page 2: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY)

p-ISSN 1907-9850 e-ISSN 2599-2740

VOLUME 12, NOMOR 2, JULI 2018

Terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli

Berisi tulisan artikel penelitian bidang Kimia

Berbahasa Indonesia atau Berbahasa Inggris

Ketua Penyunting

Dr. Dra. Ni Made Suaniti, M.Si.

Wakil Ketua Penyunting

I Nengah Simpen, S.Si., M.Si.

Penyunting Pelaksana

Prof. Dr. Drs. I Made Dira Swantara, M.Si.

Prof. Dr. Ir. Ida Bagus Putra Manuaba, M.Phil.

Prof. Dr. Drs. I Wayan Budiarsa Suyasa, M.S.

Dra. Ni Made Puspawati, M.Phil., Ph.D.

Dr. Drs. Manuntun Manurung, M.S.

Dra. Iryanti Eka Suprihatin, M.Sc., Ph.D.

Dr. Drs. I Made Sukadana, M.Si.

Dra. Emmy Sahara, M.Sc.(Hons)

Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si.

Pelaksana Tata Usaha

Dr. Drs. I Made Oka Adi Parwata, M.Si.

Oka Ratnayani, S.Si., M.Si

Drs. I Wayan Suirta, MSi

I Pande Putu Darmayuda, S.Pt.

Ni Wayan Karmi

Alamat Penerbit : Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Badung – Bali

Gedung FH, Telpon (0361) 701954 Ext. 255,

e-mail : [email protected] atau [email protected]

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem

Dicetak di Percetakan: Pelawa Sari

Page 3: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY)

p-ISSN 1907-9850 e-ISSN 2599-2740

VOLUME 12, NOMOR 2, JULI 2018

DAFTAR ISI

Evaluasi Kandungan Selulosa Mikrokristal Dari Jerami Padi (Oryza Sativa L.) Varietas Ir64

I G. N. J. A. Prasetia, I D. A. Yuliandari, D. G. Ulandari, C. I. S. Arisanti, dan A. A. I. S. H.

Dewandari ………………………………………………………………………………………

97

Rizodegradasi Untuk Minimalisasi BOD, COD, Kandungan Dertergen Dan Lemak Limbah

Cair Rumah Makan

Ni G. A. M. D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin, W. D. Sulihingtyas dan A. A .I .A. M.

Laksmiwati …………………………………………………………………………………….

102

Inokulasi Suspensi Aktif Pada Biosistem Vertikal Dengan Tumbuhan Rumput Gajah (Pennisetum

Purpureum) Dalam Penurunan Kadar Metilen Biru, Cd Dan Cr Total

I W. B. Suyasa, N. G. A. M. D. A. Suastuti, dan I G. M. A. P. Raharja .................................. 107

Biosintesis Nanopartikel Zno Menggunakan Ragi Saccharomyces Cerevisiae Galur A12 Dan

Karakterisasinya

A. Fatimah, E. Risky, S. Ishmayana dan D. Rakhmawati Eddy …………............................... 116

Antibacterial Activity Of Samanea Saman Leaf Ethanol Extract Against Escherichia Coli And

Staphylococcus Aureus And Its Total Flavonoid And Phenolic Contents

W. S. Rita, I M. D. Swantara, I. A. R. Astiti Asih, N. K. Sinarsih ……………………………....

121

Validasi Metode Dalam Penentuan Kadar Etanol Pada Arak Menggunakan Kromatografi Gas

Detektor Ionisasi Nyala

N. P. Widya Astuti, N. M. Suaniti, I G. Mustika…………………………………………………

128

Perbandingan Metode Uji Gula Pereduksi dalam Penentuan Aktivitas -L-Arabinofuranosidase dengan

Substrat Janur Kelapa (Cocos nucifera)

Y. H. Pratiwi, O. Ratnayani, dan I N. Wirajana ….………………………………………………….. 134

Aktivitas Ekstrak Metanol Rimpang Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria Rosc.) Sebagai

Hipolipidemia Pada Tikus Wistar Putih Obesitas Dengan Diet Tinggi Kolesterol

A. I. Saridewi, N. W. Bogoriani dan P. Suarya ….......................................................................... 140

Page 4: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

Aktivitas Protease Pada Getah Bagian Batang Dari Tiga Jenis Spesies Tanaman Kamboja

(Plumeria L) K. Ratnayani, M. Nazib, J. Sibarani, dan A.A.I.A M. Laksmiwati………………………………………….

Metabolit Sekunder Dari Batang Physalis Peruviana (Solanaceae)

L. Rosmainar…………………………………………………………………………………..

147

152

Adsorpsi Multi Logam Berat Krom(Iii), Timbal(Ii), Dan Tembaga(Ii) Dalam Sistem Larutan

Binary Oleh Silika Gel Terimobilisasi Difenilkarbazida

I W. Sudiarta, P. Suarya, dan C. M. P. Widya ……………..……………………………. …….

159

Akumulasi Logam Berat Krom (Cr) Pada Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.)Akibat Pemberian

Pestisida, Pupuk Organik Dan Kombinasinya

M. Manurung, Y. Setyo, N. P. N. Repli Suandewi……………………………………………………..

165

Sintesis Dan Karakterisasi Abu Sekam Padi-Litium Oksida Serta Uji Aktivitas Katalitiknya Dalam

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Biji Malapari

I N. Simpen , N. L. Arpiwi,

dan

M. Indra Dwitama………………………………………………………. 173

Uji Pendahuluan Toksisitas Akut Dermal Sediaan Salep Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera

Scandens (L.) Moq.) Terstandar

P. O. Samirana, D. M. N. Pratiwi, N.W. Musdwiyuni, D. A. A. Andhini, A. N. Mahendra, A. A. G. R.

Yadnya-Putra………………………………………………………………………………………

180

Standarisasi Dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70% Daun Jeruk Limau (Citrus Amblycarpa (Hassk.)

Osche)

G. M. D. Putra, D. A. Satriawati, N. K. W. Astuti, dan A. A. G. R. Yadnya-Putra………….. 187

Adsorpsi Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant Blue Oleh Limbah Canang Daun Kelapa

S. R. Mustikawati, I N. Simpen, dan O. Ratnayani…………….…………….………………. 195

Biodegradasi Zat Warna Naphtol Blue Black Menggunakan Biosistem Horizontal

Y. P. Mau, I W. B. Suyasa, I. E Suprihatin……………………………………………………..

201

Page 5: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

p-ISSN 1907-9850

e-ISSN 2599-2740

128

VALIDASI METODE DALAM PENENTUAN KADAR ETANOL PADA ARAK

MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS DETEKTOR IONISASI NYALA

N. P. Widya Astuti1*

, N. M. Suaniti2, I G. Mustika

3

1Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Dhyana Pura

2Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana 3Program Studi Ilmu Gizi, Universitas Dhyana Pura

*Email: [email protected]

ABSTRAK

Arak merupakan hasil destilasi dari nira kelapa. Arak banyak di produksi di Kecamatan Sidemen,

Karangsem Bali. Produksi arak dilakukan secara tradisional sehingga belum diketahui dengan jelas kadar etanol

yang ada dalam arak tersebut. Metode kromatografi dapat digunakan sebagai metode dalam menentukan kadar

etanol dalam arak. Metode kromatografi dapat digunakan apabila telah dilakukan validasi. Penelitian ini

bertujuan untuk melakukan validasi metode kromatografi gas dengan detektor ionisasi nyala untuk menentukan

kadar etanol dalam arak. Kondisi kromatografi yang dipilih yaitu suhu injektor 250oC, suhu detektor 300

oC,

dengan split rasio 20. Suhu awal kolom 500o

C ditahan dua menit pada suhu tersebut, ditingkatkan secara

bertahap sebesar 10oC/menit sampai suhu mencapai 220

oC dan ditahan selama lima menit. Laju alir dari kolom

yang terpilih adalah 0,7 mL/menit. Laju alir gas helium 40 mL/menit, laju alir nitrogen 50 mL/ menit dan laju

udara sebagai pengoksida 450 mL/menit. Senyawa standars yang digunakan dalam melakukan validasi yaitu

metanol, etanol dan butanol. Standar internal yang digunakan yaitu butanol. Hasil validasi metode kromatografi

gas yang diperoleh yaitu nilai resolusi Rs > 1,5 dan koefisien korelasi metanol 0,9998; etanol 0,9998 dan asam

asetat 0,9855. Batas deteksi dari masing – masing standar yaitu metanol 0,1059 ng; etanol 0,1688 ng. Nilai

ketelitian ditentukan dari koefisien variasi dari masing – masing standar yaitu metanol 0,7%; etanol 1,8%.

Sedangkan nilai ketepatan yaitu metanol 3,54%; etanol 3,53%.

Kata kunci: arak, etanol, kromatografi gas, detektor ionisasi nyala, validasi metode

ABSTRACT

Arak that contains an alcohol is the result from distillation of coconut palm. This kind of drink is widely

produced in Sidemen Sub-district, Karangsem Regency, Bali. The production of arak is commonly done

traditionally so that the level of ethanol in this palm wine it is not known exactly. The chromatographic method

can be used as the method for determining and then establishing the ethanol content in the wine. This method

can be applied for its determination after a validation has been carried out. This study aimed to validate the gas

chromatography method with a flame ionization detector. The chromatographic conditions selected were as

follows: the injector and the detector temperatures were of 250oC and 300

oC, respectively with a split ratio of 20.

The initial column temperature was of 50oC and was retained for two minutes followed by a gradual increase by

10o

C/minute until the temperature reached 220oC and this temperature was retained for five minutes. The flow

rate of the selected column was 0.7 mL/minute. The flow rates of helium nitrogen gases and the air as the

oxidizer were of 40 mL/minute, 50 mL / minute, and 450 mL/minute, respectively. The standard compounds

used in this validation were methanol, ethanol and buthanol, during which buthanol was used as the internal

standard. The result of the gas chromatography method validation was as follows: Rs > 1.5 and the correlation

coefficients of methanol, ethanol and acetic acid were of 0.9998; 0.9998 and 0.9274, respectively, while the

detection limits of methanol and ethanol were of 0.1059 ng and 0.1688 ng, respectively. The precision values,

which were determined from the coefficient of variation from each standard, was found to be 0.7% for

methanol and 1.8% for ethanol, whereas the precision values for methanol and ethanol were of 3.54% and

3.53%, respectively.

Keywords: arak, ethanol, Gas Chromatography, Flame Ionization Detector, validation method

Page 6: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

Validasi Metode Dalam Penentuan Kadar Etanol Pada Arak Menggunakan Kromatografi Gas

Detektor Ionisasi Nyala

(N. P. Widya Astuti, N. M. Suaniti, I G. Mustika)

129

PENDAHULUAN

Arak merupakan minuman beralkohol

yang digunakan dalam beberapa upacara

keagamaan di Bali. Arak diproduksi dibeberapa

tempat di Bali. Salah satu tempat produksi arak

yaitu di Kecamatan Sidemen, Karangasem, Bali.

Arak yang diproduksi di Kecamatan Sidemen

masih dengan cara trandisonal dan tidak

dilakukan penentuan kadar etanol dari arak hasil

produksi tersebut. Arak dihasilkan dari proses

didestilasi dari nira kelapa yang telah

difermentasi. Dalam menentukan kadar etanol

dalam arak diperlukan metode yang benar

sehingga hasil yang diperoleh tepat dan akurat.

Metode kromatografi gas dengan detektor

ionisasi nyala merupakan metode yang tepat

dalam menentukan kadar etanol di dalam arak

karena digunakan dalam pemisahan zat organik

atau anorganik yang mempunyai sifat mudah

menguap (Tagliaro, 1992). GC-FID digunakan

dalam analisis kandungan etanol pada wine

karena kandungan pada wine merupakan

senyawa yang mudah menguap. Metode ini

sangat memungkinkan dalam menentukan 30

kandungan senyawa volatil pada wine.

Kandungan senyawa volatile yang dianalisis

yaitu asetaldehid, 2,3-butanedione, aseton,

alkohol, asam asetat, asam lemak dan 3-etil ester

(Ortega et al., 2001). Kromatografi gas digunakan untuk

menentukan konsentrasi etanol. Metode ini

banyak dimodifikasi dan peningkatanya

signifikan dalam menentukan konsentrasi etanol

(Tagliaro, 1992). Standar internal merupakan

modifikasi metode dalam kromatografi gas.

Standar internal yang digunakan dalam

kromatografi gas bervariasi sesuai dengan

teknik, peralatan dan kolom yang digunakan.

Senyawa yang sering digunakan sebagai standar

internal yaitu n-propanol dan t-butanol (Zuba,

2002). Penggunaan standar internal bertujuan

untuk membandingkan hasil kromatogram

standar dengan sampel, standar internal

ditambahkan pada sampel yang akan dianalisis

(Cairn, 2009).

Sebelum digunakan dilakukan optimasi

kondisi kromatografi gas dengan memilih sistem

dan kondisi yang sesuai, sehingga mendapatkan

pemisahan yang baik antara senyawa – senyawa

yang akan dipisahkan. Sistem yang digunakan

dalam kromatografi gas terdiri dari gas

pembawa, injektor, kolom dan detektor

sedangkan kondisi yang dipilih yaitu suhu

injektor, suhu kolom, suhu detektor dan

kecepatan alir gas. Memisahkan senyawa

dengan kromatografi gas perlu diperhatikan sifat

fisik komponen yang akan dipisahkan. Suatu

metode analisis dapat digunakan apabila telah

dilakukan validasi meskipun metode yang akan

dipakai sudah dipublikasikan pada jurnal, buku

teks, dan buku resmi. Tanpa melakukan validasi

pada kondisi percobaan, maka ada kemungkinan

data analisis yang diperoleh menyimpang dari

keadaan yang sebenarnya. Validasi metode

dilakukan bertujuan untuk memberikan hasil

yang mendekati kebenaran. Karakteristik

analisis dalam metode GC-FID yaitu linieritas,

selektivitas, ketepatan dan ketelitian. semua

karakteristik dalam validasi metode tersebut

digunakan untuk menentukan kualitas wine,

klasifikasi dan pengontrolan terhadap proses

pembuatan wine (Ortega et al., 2001).

MATERI DAN METODE

Bahan

Bahan yang digunakan arak hasil produksi

di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem,

Bali, metanol, etanol, butanol dan aquades.

Peralatan

Peralatan yang digunakan yaitu labu ukur

10 mL, pipet mikro, gelas beker, kromatografi

gas GC-agilent Technologies 6890-N Network

GC System, kolom HP InnoWax panjang 30 m;

diameter 0,32 µm dan laju alir 0,70 mL/menit,

dengan fase diam polietilen glikol, detektor

ionisasi nyala (Flame Ionization Detector, FID),

gas pembawa helium (He), dan make-up gas

nitrogen (gas tambahan)

CARA KERJA

Penyiapan Larutan Standar

Larutan metanol, etanol, butanol p.a

dibuat menjadi larutan 1000 ppm sebagai

larutan induk. Larutan tersebut diencerkan

sehingga diperoleh larutan methanol, etanol dan

butanol konsentrasi 50 ppm. Larutan campuran

dibuat dengan mencampurkan larutan metanol,

etanol, butanol masing – masing dengan

konsentrasi 1000 ppm dan perbandingan 1:1:1.

Page 7: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

JURNAL KIMIA 12 (2), JULI 2018: 128-133

130

Larutan campuran diencerkan untuk

memperoleh konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 100

ppm, 200 ppm dan 300 ppm. Sampel arak

diencerkan 10 kali dan digunakan sebagai

sampel penelitian.

Optimasi Kondisi Kromatografi Gas

Larutan metanol, etanol, butanol masing –

masing dengan konsentrasi 50 ppm diinjeksikan

ke dalam injektor kromatografi gas sebanyak 1,0

µL pada kondisi analisis. Setelah dipilih dan

diperoleh kondisi kromatografi gas. Larutan

campuran metanol, etanol, butanol dengan

perbandingan 1:1:1 konsentrasi 50 ppm

diinjeksikan ke dalam injektor kromatografi gas

sebanyak 1,0 µL. Kondisi yang optimal dipilih

berdasarkan kemampuan sistem dalam

pemisahan metanol, etanol, butanol.

Parameter Validasi

Selektivitas

Pengujian selektivitas dilakukan dengan

cara menginjeksikan metanol, etanol, butanol,

dan sampel arak yang telah ditambahkan standar

internal butanol masing – masing sebanyak 1,0

µL Masing – masing larutan metanol, etanol,

butanol masing – masing dengan konsentrasi 50

ppm diinjeksikan ke dalam injektor kromatografi

gas sebanyak 1,0 µL. Selektivitas dikatagorikan

baik apabila terjadi pemisahan pada

kromatogram dengan nilai Rs ≥1,5

Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan cara satu

seri konsentrasi larutan campuran 25 ppm, 50

ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm masing –

masing diinjeksikan sebanyak 1,0 µL ke dalam

injektor kromatografi gas kemudian dilakukan

pengamatan luas puncak. Data yang diperoleh

dibuat persamaan regresi linier y=bx + a.

Masing – masing injeksi diulang sebanyak 3 kali

dan kemudian ditentukan koefisien

determinasinya. r2 ≥ 0,95 maka metode tersebut

memenuhi parameter linieritas.

Batas deteksi

Batas deteksi ditentukan dari data persamaan

regresi

Ketelitian dan ketepatan

Validasi ketelitian dan ketepatan

dilakukan dengan menginjeksikan larutan

campuran 50 ppm sebanyak 1,0 µL dengan

replikasi sebanyak 3x. Setelah memperoleh data

dihitung standar deviasi (SD), koefisien variasi

(KV) dan area under curve (AUC) kromatogram

etanol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimasi kondisi kromatografi gas

dilakukan dengan memilih sistem dan kondisi

yang sesuai, sehingga mendapatkan pemisahan

yang baik antara senyawa – senyawa yang akan

dipisahkan. Kondisi kromatografi gas yang

dipilih dalam penelitian ini yaitu suhu injektor

2500C, suhu detektor 300

0C, dengan split rasio

20. Suhu awal kolom 500

C ditahan dua menit

pada suhu tersebut, ditingkatkan secara bertahap

sebesar 100 C/menit sampai suhu mencapai 220

0

C dan ditahan selama lima menit. Laju alir dari

kolom yang terpilih adalah 0,7 mL/menit. Laju

alir gas helium 40 mL/ menit, laju alir nitrogen

50 mL/ menit dan laju udara sebagai pengoksida

450mL/menit.

Gambar 1. Kromatogram laruran standar (A) Kromatogram arak (B). (1) metanol, (2) etanol, (3)

butanol, (4) asam asetat

A B

Page 8: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

Validasi Metode Dalam Penentuan Kadar Etanol Pada Arak Menggunakan Kromatografi Gas

Detektor Ionisasi Nyala

(N. P. Widya Astuti, N. M. Suaniti, I G. Mustika)

131

Gambar 1 kromotogram larutan standar

(A) menunjukkan kromatogram memberikan

puncak pada waktu retensi 4,167 (metanol),

4,646 (etanol), 8,282 (butanol), 11,232 (asam

asetat). Sedangkan pada krmatogram arak

memberikan puncak pada waktu retensi 4,634

(etanol) dan 8,295 (butanol). Hasil analisis

menunjukkan arak tidak mengandung metanol

dan asam asetat Hal ini disebabkan karena arak

dihasilkan dari destilasi hasil fermentasi glukosa

yang terkanung dalam nira kelapa. Proses

fermentasi glukosa menghasilkan etanol

(Otulugbu, 2012) yaitu:

C6H12O6 2C2H5OH + 2 CO2

Standar internal yang digunakan dalam analisis

larutan standar maupun sampel yaitu butanol.

Butanol mempunyai struktur kimia dan sifat –

sifat fisika yang hampir sama dengan etanol.

Standar internal digunakan dalam analisis

kromatogram karena fluktuasi parameter –

parameter instrumental dapat mempengaruhi

keakuratan dalam analisis (Cairns, 2009).

Selektivitas

Nilai selektivitas hasil perhitungn

senyawa standar menunjukkan nilai Rs ≥ 1,5, hal

ini didukung oleh Skoog, et.al. 1992 bahwa

suatu senyawa akan terpisah sempurna dari

senyawa – senyawa lain apabila nilai Rs ≥ 1,5.

Selain itu telah dilakukan penelitian oleh Suaniti

2011 yang menunjukkan nilai Rs ≥ 1,5.

Nilai resolusi menunjukkan kromatografi gas

telah memisahkan senyawa – senyawa dengan

selektifitas yang tinggi dalam kondisi yang

optimum.

Linieritas

Nilai koefisien korelasi digunakan

sebagai parameter untuk menentukan linieritas.

Perhitungan hasil analisis diperoleh persamaan

garis regresi senyawa standar.

Tabel 1. Persamaan garis regresi standar

metanol, etanol, dan asam asetat

Hasil perhitungan ditunjukkan pada

tabel 1 dimana nilai koefisien korelasi dari

senyawa standar yaitu r ≈ 1 .Menurut Suaniti et

al., 2008, nilai koefisien korelasi yang baik yaitu

r ≈ 1 dengan demikian detektor FID telah

memberikan respon yang linier antara luas

puncak dan konsentrasi sehingga hal tersebut

menunjukkan bahwa alat kromatografi gas yang

digunakan mempunyai linieritas tinggi.

penentuan linieritas metode GC-FID yang

digunakan mempunyai nilai linieritas pada

rentang yang normal yaitu r2 = 0,9938 dan

0,9998. Pada penelitian Ortega 2001 nilai r2

0,9938 – 0,9998 sehingga metode tersebut dapat

digunakan dalam menentukan kandungan

senyawa volatile pada wine.

Batas Deteksi

Batas deteksi adalah konsentrasi analit

terendah dalam sampel yang dapat dideteksi dan

memberikan respon signifikan dibandingkan

dengan blanko. Perhitungan dari hasil penelitian

menunjukkan nilai batas deteksi masing –

masing senyawa standar yaitu metanol = 0,1059

ng ; etanol = 0,1688 ng ; asam asetat = 0,0837

ng. Batas deteksi dari masing – masing standar

dibawah 5,0 ng, hal ini didukung oleh

Indrayanto 1994 bahwa apabila alat

kromatografi gas dapat memberi respon pada

konsentrasi yang sangat kecil yaitu dibawah 5,0

ng, maka alat kromatografi gas mempunyai

sensitifitas yang tinggi. Hal ini membuktikan

bahwa alat kromatografi gas yang digunakan

dalam penelitian mempunyai sensitifitas yang

tinggi.

Ketelitian dan Ketepatan

Validasi ketelitian dapat ditentukan dari

simpangan baku dan koefisien variasinya.

Koefisien variasi menunjukkan suatu

ketidaktelitian pengukuran. Hasil perhitungan

pada tabel 2. menunjukkan koefisien variasi

masing – masing standar yaitu metanol 0,7%;

etanol 1,8% dan asam asetat 1,8%.

Standar Persamaan garis

regresi y=bx + a

Koefisien

korelasi (r)

Metanol y = 0,34x – 1,41 0,9998

Etanol y = 0,32x – 0,79 0,9998

Asam Asetat y = 0,34x – 5,08 0,9855

Page 9: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

JURNAL KIMIA 12 (2), JULI 2018: 128-133

132

Tabel 2. Data Validasi Ketelitian dan Ketepatan

Standar Konsentrasi

sebenarnya

(ng/µL)

Konsentrasi terukur (ng/µL) Sb KV

(%)

K

(%) I II III

Metanol 50 47,8971 48,5761 48,2209 0,34 0,7 3,54

Etanol 50 47,2684 48,4797 48,9534 0,87 1,8 3,53

Asam asetat 50 50,8274 49,7793 48,2028 0,88 1,8 0,79

Koefisien variasi dari standar telah memenuhi

syarat, yaitu ≤ 2%, hal ini didukung oleh

Chapman and Hall 1983 menyatakan bahwa

koefisien variasi suatu senyawa telah memenuhi

syarat apabila KV ≤ 2% yang menunjukkan

pengukuran dengan kromatografi gas telah

memberikan ketelitian dengan validitas tinggi.

Ketepatan dapat diungkapkan dengan

kesalahan yaitu nilai ketepatan tergantung pada

besarnya penyimpangan data dari nilai rata –

rata dengan nilai sebenarnya. Uji validitas

ketepatan memenuhi syarat apabila kurang dari

5% maka kromatografi yang digunakan

mempunyai validitas yang tinggi (Suaniti,

2011), hal ini mendukung hasil perhitungan

yang menunjukkan nilai ketepatan masing –

masing senyawa standar kurang dari 5% yaitu

metanol 3,54%; etanol 3,53% dan asam asetat

0,79%.

Penentuan Kadar Etanol Dalam Arak

Penentuan kadar etanol dalam arak

dilakukan dengan menambahkan sampel arak

dengan standar interal butanol dan dilakukan

analisis menggunakan GC-FID setelah

dilakukan validasi metode. Hasil analisis arak

ditunjukkan pada kromatogram yang

memberikan puncak pada waktu retensi retensi

4,634 (etanol) dan 8,295 (butanol).Penentuan

kadar etanol pada arak dihitung menggunakan

persamaan kurva kalibrasi etanol dan diperoleh

sebesar 17,88% (b/v). Hasil tersebut

menunjukkan penentuan kadar etanol pada arak

menggunakan metode GC-FID yang telah

divalidasi dan menggunakan standar internal

butanol dapat memberikan pemisahan yang baik.

Metode ini telah digunakan dan menghasilkan

pemisahan yag baik setelah dilakukan validasi

terhadap sensitivitas, stabilitas, linieritas, akurasi

dan presisi dalam menentukan α-tokoferol pada

plasma manusia (Demirkaya and Kadioglu,

2007)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa metode kromatografi gas

dengan menggunakan standar internal

memberikan hasil dengan validasi yang tinggi

yaitu nilai selektivitas dari masing – masing

standar Rs > 1,5. Nilai linieritas ditunjukkan

dengan koefisien korelasi metanol 0,9998;

etanol 0,9998 dan asam asetat 0,9274. Batas

deteksi yaitu metanol 0,1059 ng; etanol 0,1688

ng; asam asetat 0,0837 ng. Nilai ketelitian yaitu

metanol 0,7%; etanol 1,8% dan asam asetat

1,8%. Nilai ketepatan yaitu metanol 3,54%;

etanol 3,53% dan asam asetat 0,79%. Metode

kromatogri gas dengan detektor ionisasi nyala

(GC-FID) yang telah dilakukan validasi dapat

digunakan untuk menentukan kadar etanol

dalam arak

Saran

Perlu dilakukan validasi dengan

menggunakan metode lain dan mengaplikasikan

pada pengukuran sampel arak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapakn terimakasih kepada

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat,

Direktorat Jendral Penguatan Riset dan

Pengembangan Kemetrian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi atas bantuan dana hibah

dosen pemula yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Cairns, D., 2009, Intisari Kimia Farmasi Edisi

Kedua, Penerjemah: Puspita. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Terjemahan dari: Essentials of

Page 10: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

Validasi Metode Dalam Penentuan Kadar Etanol Pada Arak Menggunakan Kromatografi Gas

Detektor Ionisasi Nyala

(N. P. Widya Astuti, N. M. Suaniti, I G. Mustika)

133

Pharmaceutical Chemistry Second

Edition.

Chapman and Hall, 1983, Statistics for

Analytical Chemists, first edition, New

Fetter Lane, London.

De Martinis BS, Martin CC., 2002, Automated

Headspace Solid-Phase Microextraction

And Capillary Gas Chromatography

Analysis Of Ethanol In Postmortem

Specimens, Forensic Sci Int., 128:115–

119.

Demirkaya, F. and Kadioglu, Y., 2007, Simple

GC-FID Method Development And

Validation For Determination Of Α -

Tocopherol (Vitamin E) In Human

Plasma, Journal of biochemical and

biophysical methods, 363–368.

Ortega, C.., 2001, .Fast Analysis Of Important

Wine Volatile Compounds Development

And Validation Of A New Method Based

On Gas Chromatographic – Flame

Ionisation Detection Analysis Of

Dichloromethane Microextracts, journal

of Chromatography, 923: 205–214.

Skoog, D.A., West, D.M., Heller, F.J., 1992,

Fundamentals of Analytical Chemistry,

sixth edition, Squanders College

Publishing, London.

Suaniti, N.M., 2011, Validasi Metode Analisis

Alkohol dengan Kromatografi Gas

sebagai Acuan dalam Penentuan Etanol

dalam Darah yang Terekspos Alkohol,

Proceeding, Jurusan Kimia, F.MIPA,

Universitas Negeri Surabaya, ISBN: 978-

979-028-378-7, 294-299.

Tagliaro F, Lubli G, Ghielmi S, 1992,.

Chromatographic methods for

bloodalcohol determination. J

Chromatogr.;580:161–190.

Zuba D, Parczewski A, Reichenbacher M.,

2002, Optimization Of Solid-Phase

Microextraction Conditions For Gas

Chromatographic Determination Of

Ethanol And Other Volatile Compounds

In Blood, J Chromatogr B Analyt

Technol Biomed Life Sci., 773:75–82.

Page 11: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY)

p-ISSN 1907-9850 e-ISSN 2599-2740

VOLUME 12, NOMOR 2, JULI 2018

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada Mitra Bestari yang telah menyunting naskah-

naskah yang dimuat pada Jurnal Kimia Volume 12 Nomor 2 Juli 2018

Prof. H. Effendy, Ph.D.

Guru Besar Kimia Anorganik Fisik

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si.

Guru Besar Kimia Organik Bahan Alam

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran

Prof. Dr, rer. nat. Karna Wijaya, M.Eng.

Guru Besar Kimia Fisik

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada

Prof. Dr. R.T. Perry Burhan

Guru Besar Kimia Organik

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Prof. Dr. Ni Nyoman Tripuspaningsih, M.Si.

Guru Besar Biokimia

Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Page 12: JURNAL KIMIA - erepo.unud.ac.id

PEDOMAN PENGIRIMAN NASKAH

Format / Gaya Penulisan 1. Naskah berupa: artikel penelitian, berbahasa Indonesia atau Inggris, belum pernah dipublikasikan.

2. Naskah diketik satu spasi (MS Word versi 6.0), dengan margin: 2,5 cm dari atas, bawah, samping kiri, dan kanan

tepi kertas (A4/kuarto) dan disimpan dalam CD atau DVD, huruf time new roman font 11, maksimum 12 (dua

belas) halaman.

3. Format naskah

Hasil penelitian:

JUDUL: singkat ditulis dengan huruf besar tebal kecuali nama ilmiah dicetak miring. NAMA PENULIS: tanpa

gelar (misal: I. B. Putra Manuaba), bila penulis lebih dari seorang, penulis utama ditulis terdahulu diikuti oleh

penulis lainnya. ALAMAT PENULIS: alamat instansi (misal: Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas

Udayana, Bukit Jimbaran), Telepon/HP, Surel/Email. ABSTRAK & ABSTRACT: maksimum 250 kata, naskah

yang berbahasa Indonesia selain abstrak juga dituliskan abstract berbahasa Inggris, demikian juga naskah

berbahasa Inggris selain abstract juga ditulis abstrak berbahasa Indonesia. KATA KUNCI & KEYWORDS:

dibawah abstrak ditulis kata kunci dan di bawah abstract ditulis keywords maksimum 5 kata.

PENDAHULUAN; MATERI DAN METODE; HASIL DAN PEMBAHASAN; SIMPULAN DAN SARAN;

UCAPAN TERIMA KASIH; DAFTAR PUSTAKA

4. Grafik, histogram, dan gambar diberi nomor urut, judul, serta keterangan, dimasukkan ke dalam teks naskah,

bukan sebagai lampiran.

5. Dalam mengutip pustaka dipakai sistem nama sesuai dengan daftar pustaka. Contoh: Pengujian aktivitas suatu

senyawa terhadap sel tumor adalah berdasarkan uji standar yang ditetapkan oleh NCI (Dira, 2004). (Dira, 2004)

adalah nama penulis dan tahun pustaka yang diacu atau dikutip seperti yang tercantum dalam daftar pustaka, yang

mana daftar pustaka diurut secara alphabet dari nama penulis utama.

6. Penulisan daftar pustaka:

(a). Buku: nama pengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, nama dan tempat penerbit. Contoh: Wilman, D. E. V.,

1990, The Chemistry of Antitumor Agents, 3rd

edition, Chapman and Hall, New York

(b). Karangan dalam buku: nama pengarang, tahun terbit, judul karangan, nama editor, judul buku, nama dan

tempat terbit, halaman awal dan akhir. Contoh: Hiduc, I. and Silvestru, C., 1990, Organometallics In Cancer

Chemoteraphy, Gielen, Main Group Metal Chemistry, Springer Verleg, Berlin, 201-217

(c). Karangan dalam majalah atau jurnal: nama penulis, tahun, judul tulisan, nama majalah atau jurnal, volume

(nomor), halaman awal dan akhir. Contoh: Volossiouk, E. T., Jane, R., and Andross, N., 1995, Direct DNA

Extraction for PCR-Mediated Assays of Soil Organisms, Applied Andenvironmental Microbiology, 61 (11):

3972–3976

(d). Buku yang dialihbahasakan: nama pengarang, tahun terbit, judul, edisi, nama penerjemah, nama dan tempat

penerbit. Contoh : Fessenden,R.J. and Fessenden,J.S., 1994, Organic Chemistry, 4th

ed., a.b. Pudjatmaka,

H., Gramedia, Jakarta

(e). Skripsi/Tesis/Disertasi: nama penulis, tahun, judul, jenis tulisan, nama dan tempat perguruan tinggi alumni.

Contoh: Gunawan, R., 2001, Kontribusi Dinamika Reaksi Molekul Bagi Tumbukan Reaksi Dua Komponen,

Tesis, Program Studi Kimia ITB, Bandung

(f). Naskah dalam prosiding: nama penulis, tahun terbit, judul tulisan dan nama prosiding, tempat prosiding

dilakukan, halaman. Contoh: Green, P. N., Wood, D. C., dan Dow, C. F., 2000, Status Taksonomi Beberapa

Metagen, Prosiding Seminar Kimia ke-4, Departemen Kimia IPB, Bogor, 9-16

(g). Internet: nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama website, tanggal akses.

Tata cara pemuatan naskah

1. Redaksi menerima naskah dari dalam dan luar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana.

2. Naskah dan CD/DVD dikirim langsung ke redaksi atau melalui e-mail: [email protected] atau

[email protected] dengan mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.

3. Redaksi akan mendistribusikan naskah yang masuk ke Penyunting sesuai dengan bidangnya.

4. Naskah yang tidak ada revisi langsung diterbitkan.

5. Naskah yang ada revisi dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki, naskah yang telah diperbaiki dikirim kembali

ke redaksi untuk dimuat dengan mencantumkan revisi yang telah dilakukan.

6. Isi diluar tanggung jawab redaksi.