Jurnal Kawistara 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Ilmiah Sosial dan HumanioraKAWISTARA Volume 1, Nomor 2, Desember 2014ISSN 2088 - 5415 ; E-ISSN 2355 - 5777SENI PUBLIK DAN ESTETISASI RUANG PUBLIK KOTAOleh : Bramantijo

Citation preview

  • sistem Monitoring o". r"lf,ll',T$?:'#*X:ffi 3lglH"T"Hi3lff??[tl3n- Dwi Febrimeli,SriWidodo, dail Sri PeniWastutiningsih

    Larasan danEmbat: Konsep Pengembangan Estetika Rasa Musikal pada Karawitanlawa- Raharja, R."M. Soedarsono, Timbul Harjono, dan Adhi Susanto

    Pengaruh Keswadayaan Petani terhadap Adopsi InovasiAgribisnis Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Kabupdten Bantul

    RosoWitjaksono, Mudiyono, dan Sunarru Samsi HariadiModel Pengelolaan Hutan Wonosadi Berbasis Kearifan Lokal Kaiian dari Perspektif Etika Ekofeminisme

    BernadusWibowo Suliantoro, R. Soeiadi, Lasiyo, dan A. SudiaiaKolokasi Verba Bahasa Arab pada Al Qur'an Berkaitan dengan Aktivitas

    Akhmad Sangid, Syamsul Hadi, M. Thoyyib, fan Suhandano

    Senjang Adopsi Teknologi PTT Padi Sawah Pasca PelaksanaanProgram Prima Tani Provinsi Sumatra Barat

    D e di Azw aldi, Mu diy ono, dan Sri P eni Wastutiningsih

    Pengaruh Peran Penyuluh terhadap Kemandirian GapoktanWery-Belem, Sunarru Samsi Hariadi, dan Sri PeniWastutiningsih

    Upaya Pencegahan Dampak Merkuri terhadap Masvarakat denqanMetoda Fifor'emediasiVenezunakan Paraserianthes Filcataia Desa KaHIeio

    Kokap Kabu[Eten Kulon Progo Daerah Istimewa YosyakartaD ew iR ahy u ii, D j oko Mar s on o I Chnfi d F an d el i, d an E dhi"fr4 a r t on o

    wu judstrukturdanrekstu,i;;ffi #ti,:e:{ffi i##}rwf,f,iik\:ffriff:nFungsi Rejang Aspek Ide Masyarakat pada Hari Kuningan

    - di Kec-amalan Abang, Kabupat^en Karangasem, EaliI Nengah Mariasa, Timbul Haryono, R.IVL Soedalrsono, dan lffiayan Dibia

    Model Struktural Minat Wirausaha Petani Lokal KawasanPengembangan Lahan Gambut (Eks-PLG) Kalimantan Tengah

    EkaNor Tu:ufk, Suiarru Samsi Hariadi, Endang Silastri, dan P.Wiry"ono

    Perkembangan Tari Kontemporer Indonesia KiniEko Supriynnto, Timbul Haryon6, R.M. Soedarsonb, dan SaI Murgiyanto

    Seni Publik dan Estetisasi Ruang Publik KotaBramantijo, Timbul Haryono, dan M. Agus Burhan

    Bentuk dan Makna Iluminasi pada Manuskrip Islam di Tawa TensahM.Ibnan Syarif, Timbul H-aryono, aai S.p. Gustimi

    ResensiIfanDeffinika

  • PENERBITSekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

    PENANGGUNGJAWABSuryo Purwono

    PIMPINAN REDAKSISamsulMaarif

    STAFF REDAKSISuhadiYoyo

    M. Endy SapulrcParyana

    SugiyarsoFerry Muhammadsyah Siregar

    Pradiastuti PurwitorosailAna Anggnini

    Fitria Nur Rohmah

    DESAIN SAMPULPudjiWidodo

    MITRA BEBESTARIMark Woodward (Arizona State University),Phillipe Grange (Universite de La Rochelle)

    Frans Wijsen (Radbond University, Netherlands)Yunita T. Winado (Universitas Indonesia)

    Thomas Santosa (Universitas Petra)Djoko Suryo (Universitas Gadjah Mada)

    Heru Nugroho, SU (Universitas Gadjah Mada)JB Banawiratama iUniversitas Kristen Duta Wacana)

    Mahendra Wijaya (Universitas Sebelas Maret Surakarta)Siti Syamsiyatun (Universitas lslam Negeri Sunan Kalijaga),

    ZainalAbidin Bagir (Universitas Gadjah Mada)Bayu Wahyono (Universitas Negeri Yogyakarta)

    :a:rah Husein (Universitas lslam Neged Sunan Kalijaga)Edhi Martono (Universitas Gadjah Mada)

    Dina Ruslanjari (Universitas Gadjah Mada)Ratna Noviani (Universitas Gadjah Mada)

    Subejo (Universitas Gadjah Mada)C^a"c Fandeli (Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yogyakarta)

    Sudarmadji (Universitas Gadjah Mada)Hedi Pujo Santosa (Universitas Diponegoro)

    Wening Udasmoro (Universitas Gad.jah Mada)Muhamad (Universilas Gadjah Mada)

    SP Gustami (lnstitut Seni lndonesia Yogyakarta)M. Baiquni (Universitas Gadjah Mada)

    Suryo Purwono (Univgrsitas Gadjah Mada)Amir Ma'ruf (Universilas Gadjah Mada)

    Lono Lastoro Simatupang (Universitas Gadjah Mada)Paramitha Dyah Fitiasad {Universitas Gadjah Mada)

    ALAMAT REDAKSIKantor Redaksi Kawistara

    Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah MadaJalan Teknika Utara, Pogung, YogyakartaTelp. 0274-56 42391 F ax. 027 4-564239

    Email: [email protected] dan [email protected]

  • KAWISTARAVOLUME 1 No.2,22 Desember 20L4 (Edisi Khusus) Halaman 117-298

    DAFTAR ISIDaftar ls i - i QEditorial - ii O

    Partisipasi Multi Pemangku Kepentingan dalam Sistem Monitoring dan Evaluasi QProgram Pembangunan di Sumatra Utara

    Dai F ebrimeli, Sri Wido do, dan Srt P eni W astutiningsih - 117 -126

    Larasan danEmbat: Konsep Pengembangan Estetika eRaharja,R.M.soeitarsono,rr*b"r;:hY;:':::x,ii.#::ffi'2i#ut

    Pengaruh Keswadayaan Petani terhadap Adopsi InovasiAgribisnis Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Kabupaten Bantul

    -ORo s o W itj aks ono, Mu diy on o, d an Sun amt S amsi H ari a di - 741-154

    Model Pengelolaan Hutan Wonosadi Berbasis Kearifan Lokal gKajian dari Perspektif Etika Ekofeminisme

    B ernadus Wib ow o Suliantoro, R. S o ej adi, L a siy o, dan A. Suiliarj a * 155-1,69Kolokasi Verba,Bahasa Arab pada Al Qur'an Berkaitan dengan Aktiv'tas CAkhmail Sangid, SyamsulHaili, M. Thoyyib, dan Suhandano -170-780

    Senjang Adopsi Teknologi PTT Padi Sawah Pasca Pelaksanaan tProgram Prima Tani Provinsi SumatraBarat

    Dedi Azwardi, Mudiyono, dan Sri Peni Wastutiningsih - 181-193

    Pengaruh Peran Penyulu! terhadap Kemandirian Gapoktan tWery Belem, Sunamt Samsi Hariaili, dan Srt Peni Wastutiningsih - 194-201

    Upaya Pencegahan Dampak Merkuri terhadap Masyarakat dengan Metoda aFitoremediasi Menggunakan Paraserianthes Falcatara Desa Kalirejo KokapKabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta

    D ewi Rahyuni, Dj oko Mars ono, Chafid E andeli, ilan E di M artono - 202-209Wujud Struktur dan Tekstur Pertunjukan C

    Lakon Waktu Batu Teater Garasi YogyakartaNur lswantara, G.R. Lono L. Simatupang, dan Timbul Haryono, - 210-225

    Fungsi Rejang Aspek Ide Masyarakatpada Hari Kuningan di Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali g

    I Nengah Mariasa, Timbul Haryono, R.M. Soedarsono, dan I Wayan Dibia - 226-235

  • KAWISTARAVOLUME L

    _

    .. No. 2,22 Desember 2014 (Edisi Khusus) Halaman 117-298

    Model Struktural Minat Wirausaha Petani Lokal di KawasanPengembangan Lahan Gambut (Eks-PLG) Kalimantan Tengah

    Eka Nor f onfth Sunamt Samsi Hariaili, Enilang Sulastri, dan P. Wiryono - 235-246

    Perkembangan Tari Kontemporer Indonesia KiniEko Supriyanto, Timbul Haryono, R.M. Soedarsoflo, ilan Sal Murgiyanto - 247-263

    Seni Publik dan Estetisasi Ruang Publik KotaBrumantijo, Timbul Haryono, ilan M. Agus Burhan - 254-276

    Bentuk dan Makna Iluminasi pada Manuskrip Islam di Jawa TengahM, Ibnan Syartf, Timbul Haryono, dan S.P. Gustami - 277-288

    +'l

    +

    +l

    fr

    Resensi -289-291IfanDeffinik)

    Indeks -292-297

    Indeks Penulis -298

    I

    -\,

    t'\

    11

  • KAWISTARAVOLUME 1 No. 2,22 Desember 2014 (Edisi Khusus) Halaman 117-29t

    SENI PUBLIK DAN ESTETISASI RUANG PUBLIK KOTA

    BramantiioJurusan Seni Rupa Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW)Surabaya

    Email : bramant t1o19 68@y ahoo. com

    TimbulHaryonoFakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

    M. Agus BurhanFakultas Seni Rupa dan Desain

    Institut Seni Indonesia Yogyakarta

    ABSTRACTPublic space is the representation of community and reflection of city administration concerning themanagement of city and people as well as the development of interaction space providing the freedomin various aspects. Urban environment, such as city has become challenging specific site for artists toexpress their fine art ideas conceming with the culture and life of urban community and contribute citraesthetic. This paper is the result ofresearch on the presence of public art including mural in public spaceof Yogyakarta city that is commenced tn1997 up to 21lZfrornthe point of view of art sociology and publicspace aesthetic in order to get critical description about the contribution of public art presence for publicspace aesthetic for Yogyakarta city . The main data of research is gotten from the works of public fine artof Apotik Komik, fMF, and MAP. The Art Project gets from study documentation and direct observation.The presence of mural project and public fine art providing appreciation space and grving aestheticexperience for the public. However, the presence of public fine art has not completely consideredaesthetic aspect of public space within the context of city architecture, so that integrated aesthetic publicspace

    -n'ith the surroundings has not been presented yet.

    Keyr,vsldt' Public Art, Public Space Aestheticization.

    ABSTRAKRuang publik kota merupakan representasi dari masyarakat serta menggambarkan bagaimana pemerintahkota mengelola ruang dan rakyabrya, juga membangun ruang interaksi yang memberikan kebebasan dalambanyak aspek. Lingkungan urban seperti kot4 menjadi situs spesifik yang menantang para seniman untukmenancapkan gagasan seni rupa mereka agar memiliki dan menunjukkan kaitan dengan masalah-masalahbudaya dan kehidupan kaum urban, serta memberi kontribusi bagi estetika kota. Makalah ini merupakanhasil penelitian terhadap kehadiran seni publik termasuk mural di ruang publik kota Yogyakarta daritahun 1997 s/d2012, dari sudut pandang sosiologi seni dan estetika ruang publik, dengan tujuanmemperoleh gambaran secara kritis kontribusi kehadiran seni publik bagi estetika ruang publik kotaYogyakarta. Data utama penelitian adalah karya seni rupa publik kelompok Apotik Komik, jMF, danMAP yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan observasi langsung. Kehadiran proyek mural danseni rupa publik, marnpu merengkuh simpati publik dan memberi ruang apresiasi serta pengalaman estetisbagi masyarakat. Namun, kehadiran seni rupa publik belum sepenuhnya mempertimbangkan aspek estetika

    264

    n3

    l-I

    .n;atIt

    -Fr-tclcI

    :r

    \

    I

    t

    t

  • ---t[

    ruang publik dalam konteks arsi:ek:'::"' -.,::

    sehingga belum menghadirkan ruang: r::-:-< ==::=yang terintegrasi dengan lingkungan ie--:-=--.'. :.

    Keywords; Sent publik, Estetisasi Ruang ptublik.

    PENGANTARSeni publik adalah seni I'ang dipamerkan

    di tempat publik, di iuar institusi seru \-angditentukan secara resmi sepertr galeri seruatau museum, dengan demikian sepenuhnvabisa dimasuki oleh publik, dan secara teorimenjadi milik publik (Kearton, L996: 29).Senipublik menjadi bagian integral dari ruangpublik, ruang yang terus tumbuh seiringdengan pertumbuhan masyarakafnya.Menurut Miles (1999: 50-5L), kebijakandalam penggunaan ruang publik harusmempertimbangkan kepublikan, yang salahsatu instrumennya adalah keterlibatan peranmasyarakat dalam menentukan keputusanyang menyangkut masyarakat itu sendiri.

    Perubahan paradigmatik dalam senirupa kontemporer, memiliki keterkaitandengan metode penyajian karya seni rupadengan mendekatkan diri pada publik,bahkan melibatkan partisipasi publik.Ruang-ruang pamer seperti museum atau galerikonvensional yang formal dan terkesanelite, sering kali dihindari oleh perupadalam mempresentasikan karya merekakepada publik. Para perupa lebih tertarikmempresentasikan karya mereka di ruang-ruang alternatif (ruang publik), seperti mall,taman, jalanan, dinding luar gedung, tiangjalan layang, dan berbagai tempat strategislainnya di ruang publik. Seni rupa publikdalam perspektif seni kontemporer/ yangberkembang seiring dinamika kota-kotadi dunia, ikut pula menggejala mengisiruang publik kota Yogyakarta melalui paraperupanya. Pemilihan Yogyakarta sebagaiwilayah penelitian didasarkan pada asumsibahwa Yogyakarta merupakan salah satubarometer perkembangan seni rupa publikIndonesia, sehingga apapun peristiwaseni rupa yang terjadi di Yogyakarta patutmenjadi cacatan penting secara historis.Kehadiran seni publik di Yogyakarta juga takluput dari perdebatan tentang aspek estetis

    3'=-a':.: - Se' =-cllk dan Estetisasi Ruang Publik Kota

    :ai manlaatnva bagi masyarakat dan ruangrublik. Oleh karenanya penting menjadirahan analisis para pemerhati dan pelakuseni secara kritis.

    Nlakalah dengan topik "Seni Publik danEstetisasi Ruang Publik Kota" ini merupakanhasil penelitian terhadap kehadiran senipublik termasuk mural di ruang publikkota Yogyakarta dari tahun 1997 s/d 2012.Secara umum penelitian ini dilakukan untukmengetahui kontribusi seni publik terhadapestetika ruang publik kota Yogyakarta melaluipendekatan fenomenologi serta dari sudutpandang sosiologi seni dan estetika ruangpublik.Data utama penelitian adalah karyaseni rupa publik kelompok Apotik Komik,JogjaMural Forum, danMagersarenArt Projectyang diperoleh melalui studi dokumentasi danobservasi langsung terhadap karya-karya senirupa publik. Komentar publik yang termuatdi berbagai media menjadi data pendukungyang penting untuk mengetahui bagaimanarespon masyarakat terhadap kehadiran senipublik di ruang publik kota Yogyakarta. Data-data tersebut selanjubrya dikaji untuk melihatapakah fenomena kehadiran mural dan senipublik di ruang publik kota mampu memberikontribusi positif terhadap arsitektural ruangpublik kota.

    PEMBAHASANRuang Publik Kota yang Diperebutkan

    Kriteria dari ruang psrkotaan (urbanspace), menurut Rob Krier (1979:152) adalahkarakteristik geometrik dan estetikanya.Artinya secara fisik ruang perkotaan meru-pakan suatu ruang luar yang dibatasi olehberbagai macam bentuk fasade dan ketinggianmassa (elevation) serta mempunyai nilai estetisyang dapat membuatnya diterima sebagairuang kota (urban space). Namun demikiandalam perkembangan berikutnya sifat dankarakteristik ruang kota tidak hanya sebataskarakter fisik semata. Roger Trancik (1986:60-96) membagi dua tipe ruang kota (urban space)berdasarkan sifab:rya, yaitu ruang denganbatas yang nampak (hard space) dan ruangdengan batas yang tidak nampak (soft space).Komponen ruang dengan batas yang nampak

    265

  • Kawistara, VoL 1, No. 2, Desember 2014 (Edisi Khusus): 264-276

    (ard space) pada sebuah ruang kota adalahplasa (square), jalan, sifat ruang (terbuka atautertutup), artikulasi permukaan ruang skalaruang (monumental atau intim), serta fungsikomunikatif ru*g. Komponen ruang denganbatas yang tidak nampak (sofi sp ace) menryakartkomponen-komponen non arsitektural ataualamiah, antara lain ruang hidup sosialmanusia (human space) dan ruang alamiahseperti daerah pinggiran, bukrt (rural tpor4,dan tamantarnan (parklike space). Ada fenomenmenarik ketika suatu kawasan publik menjadikota: berbagai kepentingan tumpah ke ruangpublik, khususnya jalan. Di ranah itulah orangmenempatkan tanda-tanda kehadirannya ditepi "ruang publik" dan sekaligus juga beradadi tepi ruang privat.Tanda-tanda itu dalamkonteks seni rupa bisa berupa patung publik,grffit; mural bahkan berupa seni (rupu)pertunjukan (performance art), seni peristiwa(hrppening art), seni lingkungan (environmmtart), dart seni instalasi.

    Menurut Hariyono, antara masyarakatdan kotanya (fisik kota), keduanya bigaikansekeping mata uang dengan dua sisinya. Bagisebuah kota, masyarakat kota menjadi jiwadan karakter kota, aspek fisik menj adi rcgarty a(2007;89). Oleh karena itu, membangun kota(ci!) pada dasarnya membangan (jiwa)masyarakatnya. Apeibila karakter sebuahkota kuat, maka masyarakat pendatangbiasanya akan lebur dalam emosi kota yangdi tempati dan local genius suatu kota tidakluntur. Apabila jiwa masyarakatnya rapuhmab kota (city) lambat laun akan rapuhpula. Kota sebagai wadah masyarakat perlumemperhatikan masalah peradaban, olehkarena itu peran peradaban dan kebudayaancukup penting dalam membangun sebuahkota modern yang baik dan sehat. Dengankata lairu kota modern tidak sekedar aspekteknis membangun gedung yang modern,melainkan perlu memperhatikan segimanusianya dengan beragam kebutuhannyauntuk berkembang dalam suasana nyamarLsehingga kebutuhan ruang publik menjadipenting bagi sebuah kota.

    Ruang publik kota-kota di Indonesiaumumnya masih menyimpan banyak per-

    266

    soalan akibat berbagai macam kepentingan.Ruang publik kota diperebutkan oleh banyak

    'pihak, seperti pengguna lalu lintas, pejalan

    kaki, pedagang kaki lima, tempat parkir,papan reklame, dan sebagainya. Mengacupada pengertian ruang publik perkotaan olehAli Madanipour (1996), bahwa ruang publikperkotaan (public urban space) adalah ruangyang memungkinkan dan membiarkanmasyarakat yang berbeda kelas, etnik,gender, dan usia saling bercampur baur.Pengertian ini dipahami sebagai kondisiruang publik yang demokratis, ruang yangdapat diakses secara fisik dan visual olehmasyarakat umum. Ruang publik, yakniruang-ruang terbuka di kota, yang dirancangsebagai sumbu bagi pertemuan berbagaikepentingan bersama masyarakatorya telahbergeser menjadi medan magnit yang saratkepentingan. Ruang publik telah tersedotoleh kuatnya dorongan kearah ekonomisasi,kalau bukan kapitalisasi dan privatisasi.Taman-taman menjadi pasar, jalur hijaumenjadi lahan permukiman, dan parapejalan kaki terselip diantara ribuan unitekonomi di semua sudut kota. Tanpa kitasadari pertarungan sunsiaal of the fittest jugaberlaku di ruang-ruang publik kita.

    Suasana politik seringkali irgumempengaruhi wajah ruang'publik kotajuga. Ruang-ruang publik menjadi saluranyang efektif bagi amanat pembenarandan pelanggengan sejarah penguasa ataukelompok partisan tertentu.Karya senirupa yang berada di ruang publik sepertimonumery diorama, poster dijadikan sebagaikendaraan bug cerita-cerita besar yangmampu menyumbatide-ide kecilmasyarakatbahkan menghantui mimpi mereka.Kepentingan prakmatik dan politik terhadapruang publik dan seni publik, menjadi ruangpublik kehilangan sifat puitiknya dan karyaseni rupa publik kehilangan kewajaran dandaya gugahnya.

    Kawasan strategis kota memiliki nilaiekonomi dan politis, serta menjadi areayang diperebutkan, sehingga bermuncuianposter-poster produk komersial, pedagangkaki lima (PKL), papan reklame, graffiti,

  • Bramantijo - Seni publik dan Estetisasi Ruang pubtik Kota

    poster dan baliho partai politik dan pilitisi.Para pengiklan merasa berhak kareni telahmerasa membayar paj;ak, para politikusdan partai politik merasa memiliki kuasakarena mereka yang menghandel kebijakanpublik, pedagang kaki lima membutuhkanlahan.._ strategis agar dagangannya laku,para "bombet" juga merasa berhak karena:yutrq.p"blik sebagai area tak bertuan yangbisa dikuasai oleh yang kuat dan ,,peduh,lPerebutan ruang publik kota ini bukantidak dipahami oleh pemerintah kota yangdiberi kewenangan sah oleh undang-,r.riur,[untuk mengelola, tetapi nilai ekonomisruang publik tampaknya lebih menggiurkanbagr pe_ngambil kebijakan, sehingjJ ruangyang disediakan bag, pengiklan seakanlnemperoleh prioritas pada ruang publik. Halini melahirkan kecemburuan ,oriat dalampemanfaatan ruang publik. Kecemburuanitu melahirkan reaksi yang yang beragam, diantaranya yang paling terasa adalah perangposter dan coretan liar di hampir-setiap$inding jalanan dikawasan strategii tersebut.Wajah ruang publik menjadi carul marut.

    Spirit Pengelotaan Ruang publik KotaRuang kota secara fisik terbentuk oleh

    artefak-artefak kota yang membentuk ruang.Peran sebuah bangunan publik yang menjadiartefak kota dal,am pembeniukin ruangkota juga akan dipengaruhi oleh persepsipengguna. Keterkaitan antara ruang danartefak akan sangat mempengaruhi iungsisalah satu diantaranya. Roger francik eldO:1) mengamati tiga hal yang menjadi masalahmendasar dalam perkembangan kawasanperkotaan, yuitu (1) banguian_bangunanperkotaan lebih diperlakukin sebagai-oblekyang terpisah daripada sebagai bagian daripolayanglebihbesar; (2) keputisan_kEputusanterhadap perkembangun iuwur* p"^.kotu*sering diambil berdasarkan

    ."n"arr-a_r"rr.urruyang bersifat dua demensi saja tanpa banyakmemperhatikan hubungan antara burg.rn*dan ruang yang terbEntuk di antaranya,yang sebetulfa bersifat tiga demenst i3)Kurang memahami perilaku manusia sebagaipenghuni kawasan perkotaan.

    Pemerintah Kota yogyakarta sangatmenyadari konsekuensi sebagai wila/ahperkotaan yang terus berkembaig, sehinggaperencanaan pembangunan kota berupayamengkaitkan antarabangunan sebagaiartefak, tata ruang kota dan'karakteristikmasyarakat kota. Slogan yogyakarta "BerhatiNyaman"dicetuskan agar -menjadi spiritbersama masyarakat -yogyakarta dalammembangun kota. Slogan-ini populer dimasyarakat setelah Walikota Vogyakartadan DPRD Kota yogyakarta meirsahkanPeraturan Daerah (Ferda) KotamadyaYogyakarta No. 1 Tahun 1992, tentangYogyakarta "Berhati Nyaman,'. perafuran ini9:t*Fq mewujudkan suasana kota yang"Bersifu Sehat, Indah danNyaman,, dalamartiyang sebenarnya yang dapat dirasakan olehsiapapun yang berada di kota yogyakarta,,sef{igus menjadikannya sebagai iutu muikehidupan lahir batin misyaratat yogyakartadalam bermasyarakat, berbang# danDernegara, yang bersumber pada nilai_nilaibudaya tradisi "Ngayogyakata Haairu ngrat', ,sebagai bagian dari budaya nasional yangberakar pada falsafah pancasila.

    Gambar 1Memperebutkan dinding-dinding kota(Sumber: Dokumentasi peneliti)

    267

  • Kawistara, Vol. 1, No. 2, Desember 2014 (Edisi Khusus): 264-276

    Slogan Yogyakarta "Berhati Nyaman",pada masa berikutnya terus menjadibagian yang tidak terpisahkan dalamberbagai peratgran daerah dan rencanapembangunan kota. Hal ini tentu sangatberpengaruh terhadap penataan ruangpublik Kota Yogyakarta. Ruang publik kotadiidamkan menjadi ruang yang nyamanbagi masyarakat dan dapat diakses olehseluruh masyarakat kota bahkan siapapunyang berkunjung ke Yogyakarta. DalamRPJPD tahun 2005-2025 Kota Yogyakartajuga disebut bahwa, Pembentukan CitraKota bertujuan untuk menciptakan kesankhusus yang berbeda dengan kota lairusehingga dapat meningkatkan kualitaspengalaman pengunjung dengan sasaranmempertahankan dan atau memperkuatkomponen fisik pembentuk citra kota.Pembangunan citra kota yffig berkaitandengan komponen fisik pembentuk citrakota terdiri dari jalar (path), simpul (node),pembatas (edge), blok lingkungan (district)dan tetenger (land mark), diarahkan padausaha pelestarian dan pengembanganarsitektur kota yang mencakup tata ruang,tata bangunan dan tata hijau (RPIPDYo gyakarta Tahun 2005-2015: 7 2-7 4).

    Dalam pelaksanaan pembangunan KotaYogyakarta, sangat mempertimbangkanpenataan sektor pariwisata dengan mening-katkan daya tarik objek wisata, khususnyadalam menampilkan landmark (tetenger/cirimonumental) dan budaya khas Yogyakarta(RPJPD Yogyakarta Tahun 2005-2025: 27).Harus diakui bahwa kota Yogyakarta sebagaikota budaya telah memiliki berbagai objekwisata monumental sebagai daya tarik utamasuatu kawasan bagi wisatawan. KomplekKeraton Ngayogyakarta Hadiningrat,Museum Benteng Vredebrug peninggalqnBelanda, monument-monumen perjuangan,pasar tradisional, dan yang lainnya menjadilandmark kota sekaligus menjadi dayatarik bagi wisatawan. Hanya saja sebagianlandmark tersebut sebenarnya bukan beradapada ranah publik, tetapi privat atau semiprivat, seperti kompleks keraton.Beberapamonumen perjuangan sebagai karya seni

    268

    publik juga tidak sepenuhnya berada ,f;ruang yang dapat diakses publik secarabebas. Peletakanny a y angberada di halamankantor atau posisinya yang berpagar tidakmemungkinkan untuk disentuh atar:berinteraksi-secara langsung. Publik hanvabisa memandang dengan sekilas, sehinggakehadirannya tidak sepenuhnya memberiarti bagi publik.

    Pemerintah kota Yogyakarta menyadaribenar pentingnya ruang bagi masyarakat kotayang bersifat partisipatif dan mencerminkanekspresi masyarakatnya sehingga kebijakanpemerintah kota Yogyakarta memberikanruang bagi masyarakat untuk berpartisipasimengisi ruang publik dengan berbagai karyaseni dimaksudkan untuk membangun ruangpublik yang dapat memenuhi kebutuhanestetis warga kota serta menjadi elemenruang yang menyatu secara arsitektural.DJ. Walmsley dalam Ali Madanipour (1996:65) menyatakan bahwa, respon penggunaterhadap ruang publik kota dapat dilihatmelalui runtutan aksi (action in space),mengembangkanpers epsi (p er ception of sp ace),menyusun konsepsi (conception about space)dan membentuk formasi (formation throughspace). Respon pengguna terhadap ruang kotaberlangsung secara terus menerus, dengandemikian, perubahan sekecil apapun padaakhimya dapat mengubah aksi, persepsi,konsepsi, dan formasi ruang yang dibentuk.

    Ekspresi Seni Masyarakat di RuangPublik Kota

    Perkembangan seni publik diYogyakarta dengan nafas kontemporer mulaimengisi ruang publik kota dirasakan sejaktahun 1980-an. Seperti halnya di kota-kotabesar lainnya, di kalangan remaja munculkelompok-kelompok atau'geng' meniru dariluar negeri (Amerika). Untuk menunjukkaneksistensinya mereka menjadikan tembok-tembok kota sebagai media menuliskannama gengnya dalam bentuk gambar atauhuruf tergores, di cat atau ditandai dengancara apapun pada property. Menurutpenelitian Barry (2008;38), pada tahun 1980-an di Yogyakarta setidaknya ada dua geng

  • yang ternama yang saling bersaing yaitu,QZR atau Qizruh danJXZ atau Joxzin (JokoSinting). QZR berbasis di Yogyakarta bagianUtara, sedangkan JXZ berbasis di daerahselatan sekitar Kauman.

    Situasi menjelang reformasi tahun 1998menjadi momentum tumbuh suburnyaseni instalasi dan seni rupa pertunjukan(performance art).9eru instalasi dalamkonteks visual merupakan perupaan yangmenyajikan visual tiga dimensional y*gmemperhifungkan elemen-elemen ruang/waktu, suara/ cahaya, gerak dan interaksiaudien (pengunjung pameran) sebagaikonsepsi akhir dari olah rupa.Seni rupainstalasi dan seni rupa pertunjukan telahmendorong para perupa Yogyakarta untukmengangkat seni tradisi ke dalam seni rupakontemporer.Seni tradisi yang selama inihanya dianggap sebagai seni rakyat dan objekturisme, kini mendapat tempat khusus didalam seni rupa kontemporer. Seniman danmasyarakat berkolaborasi mengekspresikandiri dengan turun ke jalan dan menjadikanruang publik tersebut sebagai panggungdan ruang pamer jalanan, di antaranya : (1)pada Ming# 21Iuni 1998, Aksi seni rupapublik dan seni rupa jalanan dilakukan disepanjang Boulevard UGM,11. Cik Di Tiro, !.Jendral Sudirman, Tugu, [. Malioboro, danAlun-alun Yogyakarta. Di di beberapa titikjalan digunakan untuk presentasi seni rupapertunjukan dan aksi seni rupa pubtik. Karyagambar, poster, baliho, spanduk, instalasi, senirupa pertunjukan, kamaval, bendera, lukisandinding, atau apa saja yang diminati pesertadisajikan. Tujuannya adalah berkomunikasidengan publik serta membangun kesadaranperubahan moralitas dengan cara terus-menerus menggulirkan gerakan budaya.Motor penggerak Hendro Suseno, Anusapati,Samuel trdratm+ Agung"Leak"Kumiawan,Nindityo Pumomo (Bemas, 17 Iutlt 1998).(2) mulai 24Jffii s/ d7 Juli L998, YuswantoroAdi menggelar karya instalasi "Siapa SajaBoleh Menjadi Presiden" di Halaman KantorHarian Bernas, Il. Jenderal Sudirman 52Yogyakarta dengan menampilkan 2 buahkatya masing-masing bergambalr uang Rp.

    Bramantijo - Seni Publik dan Estetisasi Ruang Publik Kota

    50.000,- dan perangko bergambar Soeharto.Dalam gambar yang dibuat di atas tripleks itubagian kepalanya dilubangi seukuran kepalamanusia, di situ setiap orang boleh dan dapatmencoba memasukkan kepalanya (Bemas,24 Jurn 1f9q. (3) Perupa Jitanan Malioboro(Per-JAM) bersama komunitas Seni JalananMalioboro menggelar parneran seni instalasidi sepanjang jalan Malioboro tanggal 28-31 Desember 1999 dengan tema " DenganSeni Menuju Masyarakat Tanpa Kekerasan"(Kompas, 28 Desember 1999, hal 9).

    Seni Rupa publik menjadi media yangefektif untuk memperjuangkan beragamkepentingan dan menjadi media yang palingmungkin meredam ekspresi kekerasan yangbiasa terjadi pada aksi-aksi demostrasi yangdilakukan di ruang publik. Beberapa aksitersebut diantaranya: (L) "Public Art" yangdilakukan para seniman yang bertujuanmengkritisi pembangunan mal di Yogyakartapada hari Senin-Rabu, 11-13 oktober 2004.Publik art dengan jargon "Di Sini akanDibangun Mal" dimaksudkan untuk meng-kritisi kontroversi pembangunan mal yangcenderung tidak mempertimbangkan kebu-tuhan dan karakteristik budaya masyarakat.Aksi itu diselenggarakan berbagai kelompokmasyarakat, seperti Komgnitas PeduliRuang Publik Kota (Kerupuk), IoEaHeritage Society (HIS), Yayasan Seni Cemeti,Kedai Kebun Forum, Bentara BudayaYogyakarta, dan Komunitas Senthir. Teksyang dirancang dalam aksi ini dimaksudkanuntuk menyadarkan kelompok-kelompokmasyarakat, pengusaha dan pemerintah agarkembali merenungkan pembangunan malsecara kritis (Kompas edisi IogJa,11 Oktober2004, hai 5).

    Berbagai aktivitas seni publik yffigdilakukan oleh seniman dalam berbagaieven dengan berbagai tujuan tersebutmenunjukkan dinamika masyarakat senikota Yogyakarta dalam merespon ruangekspresi yang longgar. Kelonggaran ruangekspresi ini semakin mendorong anak mudayang yang terispirasi street art mengisitembok-tembok jalanan kota Yogyakarta.Tembok di jalanan tidak pernah sepi menjadi

    269

  • Kawistara, Vol. 1, No. 2, Desember 2014 (Edisi Khusus):264-276

    tempat menyuarakan aspirasi publik yangtidak tertampung.Media yarrg digunakansemakin bervariasi, tidak hanya grafhti,tagging, sticker, gambar temple (stensilan),dan street logos. Ruang publik dan jalanan diYogyakarta semakin dipenuhi dengan karyamereka. Salah satu kelompok yang popularmembuat graffiti dan tagging adalah YORC.YORC merupakan gabungan dari sekitar 42perkumpulan kecil para pembuat graffitiyang punya hubungan teman dan seringbekerja sama dalam pembuatan graffrti.Kebanyakan dari mereka adalah alumni/jebolan SMSR, SMKI dan SMK 5 Yogyakarta.Komunitas ini tidak memiliki strukturorganisasi yang baku, melainkan karenakebersamaan dalam aktivitas (Bary, 2008:47-49). Di luar kelompok ini masih banyakkelompok lain yang melakukan aktivitasyang sama, tetapi sulit terdeteksi, sepertiHate Love Hate yang lebih mengkhususkanpada street logos dan mural.

    Masyarakat Yogyakarta umumnvamenilai keberadaan coretan-coretan dangambar di tempat-tempat umum memun-culkan suasana yang kurang nyamarlKehadirannya dianggap mengotori li.g-kungan darrtindakan vandalism (perusakan),selain itu kebanyakan kurang menunjukkannilai artistik serta sulit dlipahami bagi yangmelihat.Pandangan masyarakat terhadapkeberadaan coretan-coretan dan gambartersebut ternyata menimbulkan perdebata+ada yang menganggap wajar sebagaiekspresi anak muda yang ingin menunjukkanidentitas diri dan kelompoknya, namunpada umurrnya masyarakat Yogyakartamerasa terganggu dengan jejak aktivitasmereka. Komentar-komentar di mediamassa menunjukkan bahwa masyarakatyang merasa lingkungannya menjadi kotoroleh coretan-coretan yang teksnya tidakmereka pahami, ada pula yang geram karenadinding luar pagar bangunan mereka yangselesai di cat, sudah ternodai oleh graffiti,taggn& ataupun poster-poster. Pemerintahkota Yogyakarta juga merasakan hal yangsama/ banyak fasilitas publik yang dipenuhidengan coretan dan tempelan serta memberikesan suatu tindakan yang tidak bertanggungjawab. Pada akhirnya masyarakat kotaYogyakarta merindukan keinbali ruangpublik yang bersih dan estetis.

    Seni Publik dan Upaya MembangunPengalaman Estetis Publik

    Dibeberapa tempat di dunia, proyekseni rupa yang menggarap lingkungan urbansebenarnya sudah sering terjadi. Lingkunganurban seperti kota dapat menjadi situsspesifik yang menantang para perupa untukmenancapkan gagasan seni rupa mereka yangmemiliki dan menunjukkan kaitan denganmasalah-masalah budaya dan kehidupankaumurban. Makna seni rupa kini juga tidakditentukan dari dalam (within), tetapi jugaberasal dari apa yang seakan tidak bertautdengannya (without). Menurut Smiers (2009:121), seni merupakan bentuk komunikasi,karakteristik seni ada pada konotasi-konotasiestetisnya yang disampaikan dalam bentuk

    Gambar 2Aksi para pembuat tagging dan street logos

    Sumber: Dokumentasi IVAA

    270

  • &anwilro - Sent Pubtik dan Estetisasi Ruang publik Kota

    padat, dan konsentratnva sebagaimana padakomunikasi yang dilakukan sehari-hari, lokasidan konteks tempat terjadinya komunikasiartistik seringlali mengindikasikan bahwasuatu hal tertentu tengah berlangsung.Melalui proyek mural dan seni rupapublik, para perupa tampaknya berupayamenciptakan sesuatu yang dapat dinikmatioleh orang kebanyakan.Pemahaman paraperupa terhadap kaidah-kaidah estetikayang biasa dipahami oleh orang kebanyakan(public) menjadi tantangan yang tidakmudah. Para perupa ytrLg sebagian beradadalam kungkungan estetika kontemporerseharusnya mampu menerobos sekat-sekatestetika yang dipahami oleh publik, bukansebaliknya publik dipaksa memahamipersepsi estetis para perupa ytrLg akansemakin menjauhkan mereka dari publik.

    "Estetisasi" ruang publik kota olehsebagian perupa dipandang sebagai carayang paling santun dan memungkinkanmenjinakkan agresivitas para "bombe{,(sebutan untuk pembuat grafrty, taggingdan street logos) sefia cara beradap untukmenyebarkan pesan-pesan damai danmenggugah daya khayal, berperan meredamkekerasan dan kekasaran prilaku masyarakatyang menguat. Para perupa melanggarstigma "kebersihan kota" dengan berbagaitema lukisan mural sekaligus sebuahpenanda yang punya makna. Muralisasiyang dipelopori Apotik Komik padaAgustus 2002 di bawah ]embatan LayangLeqrpuyangan dan sekitarnya, menggantidinding yang biasanya penuh coretan graffitidengan mural yang lebih 'indah' . Kelompokini menggunakan bahasa komik sebagaiidiom dalam berkarya seni rupa. Berbagailukisan yang biasanya terpampang di studiopribadi perupa dengan beragam tematergambar dengan warna-warna yang sejuk,mampu menyegarkan mata para penggunajalan. Berbagai seruan serta haraptrn agarmasyarakat tetap bersemangat dalammenghadapi hidup atau mengutamakanperdamaian dari pada gontok-gontokan,terselip di antara gambar-gambar raksasatersebut, seolah menjadi dopping bugt

    masyarakat untuk berani melawan dan tidakterus larut dalam budaya permisif.

    Pertumbuhan mural di yogyakartaseolah menemukan momentumnya. Hal irritampak dqi dukungan pemerintah maupuntanggapan dari masyarakat kota yangtercermin dari opini publik yang di tulis dibeberapa harian lokal maupunnjsional yangterbit mengiringi beberapa kegiatan mural-.Proyek mural sebagai strategi merebutruang publik kota dari coretan liar yangmengurangi estetika kota terus berlanjutdalam banyak even mural, baik yang digagasApotik Komik (proyek mural ,,Sama-sama" tahun 2002, proyek mural you,reWelcome" tahun 2009), dan !ME/!og;laMural_forum ("Tanda Mata dari JogSa"fhun 2007, "Kampung Sebelah Art project,,dan "Kode Pos Art project', tahun 2O0g),L!au proyek-proyek lainnya seperti ptoy"i"Re: Publik Art" tahun 2005, ,MidnightLive Mural Project" tahun 2006, BiennileX/tahun 2009-2010. perwujudannya jugamengalami transformasi dalam bentuk, ide,dan cita rasa sehingga makin mengentalkanpenampilannya sebagai public art atau senirakyat yang terbuka. Awalnya mural terfokuske sejumlah tembok di beberapa titik kota,seperti di jalan Suryanegaran, Gadjah Madaatau Jembatan Lempuyangan. pada saatberikutnya hampir di semua tembokpenjurukota dipenuhi mural. Bahkan demam muraltelah menyergap ruang-ruang kosong lain,mulai dari dinding perumaha+ pertokoan,bioskop, aspal (Zebra Cross), bak sampatr,gardu listrik, kios kecil, hi.ggu WC umum.Masyarakat juga ikut serta berekspresimelalui mural. Ditangan masyarakatyffig plural, penampilan mural menjadibermacam-macam. Ada yang bercorakrealis, dekoratif, kartunal, dan sebagainya.Keragaman corak menunjukkan penjelajahandan eksperimentasi dari masyarakatyrtrk menempa gagasan dan mengasahkemampuan visual demi melahirkantampilan yang memikat. Fenomena tersebutmencairkan elitisme seni yang cenderungsulit dimengerti dan hanya dikuasai paraseniman.

    271

  • Kawistara, Vol. 1, No. 2, Desember 2014 (Edisi Khusus): 264-276

    Hadirnya mural kota melalui proyek-proyek mural yang direstui pemerintahkota ini bukan tanpa efek samping, baiksecara social maupun terhadap perbedaanselera estetis. Walikota Yogyakarta HerryZudianto mengaku pihaknya memberikankesempatan iuas para aktivis komik muraluntuk mengaktualisasikan karyanya padabeberapa lokasi sudut kota. (Bernas, 20Agustus 2002). Restu pemerintah terhadapproyek mural juga ditanggapi beragam,seolah mural dapat ditempatkan di manapundan oleh siapapury sehingga beragammural menjamur di dinding-dinding kotatak beda dengan keberadaan graffiti dancoretan liar sebelumnya. Tak sedikit karyamural yang akhirnya menjadi sampahvisual. Ekspresi visual dan tema-tema yangdipilih para pemural tidak semuanya dapatdipahami oleh masyarakat kota, karya-karya mural menjadi sajian visual yangasing bagi mereka. Keadaan ini tentu takberbeda dengan kehadiran iklan komersialyang didesain dengan estetika tinggi yangberfungsi menghegemoni pemahamanestetis masyarakat tetapi yang sebenarnyatidak mereka memahami dan membutuhkan.

    lalu-lalang di jalan sudah terlalu akrab danbiasa melihat mural yang sama, sehinggamural di kota mereka menjadi hal yangbiasa. Potensi sumber daya yang dimililckota Yogyakarta seolah tidak kehabisangagasan dalam mengolah ruang publik kota.kelompok Magersaren Art Project (MAP)-yang dimotori Samuel Indratma, Ong HariWahyu, dan Butet Kartaredjasa, memajangkarya seni terpilih di Nol Kilometer di dekatJalan Malioboro setiap enam bulan sekali.Awal Januari 2011. dipajang patung setinggisekitar 3 meter karya seniman Budi Ubrux.Berbahan pelat, patung itu menyerupaibentuk nasi dengan bungkus daun pisangyang dilambari kertas koran. Pada kertaskoran itu, ada gambar Sultan HamengkuBuwono X dan cuplikan pernyataannr-aterhadap tudingan sistem monarki terkaitdengan wacana keistimewaan Yogyakarta.Ada juga gambar Wali Kota YogyakartaHerry Zudianto serta berita erupsi GunungMerapi. Inspirasi karya ini lahir dari peristirvaerupsi Merapr, November 201-0.

    Program MAP secara berkelanjutanini mampu merubah suasana ruang publikmenjadi lebih berwarna ditengah kejenuhanterhadap graffiti, street logos, dan mural.Berangkat dari intensi untuk merevisi lagipraktek seni rupa public yang telah ada,proyek yang dilaksanakan oleh MAP iniingin beroperasi lebih jauh, sebagai sebuahproyek' social engagement antara senimandengan ruang dan warga kota.

    Yogyakarta(Sumber: Dokumentasi peneliti)

    Gambar 3Mural di kaki Jembatan Layang Lempuyangar;proyek "Tanda Mata dari logja" tahun2007.(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

    Serangan proyek mural yang bertubi-tubidi ruang publik menyebabkan daya kejutnyakendor, seiring dengan memudarnya ke-tajaman lukisan-lukisan mural karena usiadan kualitas material yang digunakan.Disamping itu masyarakat yang setiap hari

    272

    Gambar 4Seni Publik Nasi Bungkus di Nol Kilometer

  • Program seni rupa publik laindiantaranya Pameran Malioboro OutdoorVisual Art Expo pada 11 luni hingga 5 ]uli2012, dengan menampilkan karya-karya tigadimensi (patung) sebanyak Z2karya perupadi sepanjang jalan Malioboro hingga titik nolYogyakarta. Ruang-ruang yang digunakantidak hanya ruang-ruang eksklusif saja,tapi justru ruang publik seperti pasar/ pusatpembelanjaan dan jalanan yang riuh. Proyekini bertolak dari pemikiran diburuhkannyaeksplorasi seni rupa publik yang lebihstrategis dan responsif dalam menghadapi"polusi visual" kota yang tak terselesaikandengan hanya membuat proyek muralyang selama ini memang paling populardilakukan dalam praktek seni rupa publik.Proyek ini mampu memberikan pengalamanestetik yang lebih beragam bagi masyarakatkota Yogyakarta.

    Hadirnya karya-karya seni publikdi tengah sesaknya media komunikasikomersial dan pembangunan yang terusmenggusur ruang-ruang publik besertakarakte:ristikrya memberi suasana yang lebihsegar dan menghibur. seni publik sekaligusdapat melestarikan nilai kearifan lokal,membongkar batas elitis dan eksklusif karyaseni rupa dengan publik menjadi elemenyang mampu memanusiakan wajah kot4menjadikan ruang-ruang kota menjadi hidup,dinikmati bersama, dan milik semua watga,serta menjasikan ruang publik lebih estetis.

    Sqni Publik dan Upaya MembangunGitra Ruang Publik yang Estetis

    Ruang publik merupakan representasidari masyarakat serta apa yangada danterjadidi ruang publik menggambarkan suasanakultural, sosial, dan kejiwaan. Ruang publikjuga menggambarkan bagaimana penguasa(pemerintah kota) mengelola ruang danrakyafurya, bagaimana membangun ruanginteraksi dan memberikan kebebasan dalambanyak aspek. Tebaranmural, graffiti ataupuncoretan liar, poster dan iklan komersial yangtumpang tindih dengan iklan politik, cukupmemberi gambaran betapa pemerintah kotaYogyakarta cukup leluasa menyediakan

    Bnmantijo - Seni Publik dan Estetisasi Ruang Publik Kota

    ruang untuk beragam kepentingan. Citraruang publik sebagai ruang demokratistercermin di sini. Akan tetapi, sekaligusmemberikan gambaran bahwa ruang publiktersebut tidak sepenuhnya mampu dikeloladan dikendalikan oleh pemerintah kotasehingga kesan berebut dan saling kanibalantara satu dengan lainnya menyeruak disana sini. Tidak sedikit warga kota yangmerasa hak privatnya maupunhak publiknyaterganggu akibat perbedaan selera estetis danpersepsi tentang ruang publik yang sehat.Tidak adanya kesadaran publik bahwa ruangtersebut milik mereka bersama menyebabkanruang publik menjadi tidak terawat.

    Kebijakan dalam penggunaan ruangpublik harus mempertimbangkan kepu-blikaru yang salah satu instrumennyaadalah keterlibatan peran masyarakat dalammenentukan keputusan yang menyangkutmasyarakat itu sendiri (Miles, 1999:50-51).Kepublikan merupakan gambaran darihubungan komunikasi dalam masyarakat.BUgr Habermas, ruang publik itu me-mungkinkan pila warga negara untukbebas menyatakan sikap mereka, karenaruang publik itu menciptakan kondisikondisi yang memungkinkan warga negarauntuk menggunakan kekualan argument(Hardiman, 2009; 135). Semakin demokratissuatu masyarakat, semakin tirgg tingkatpartisipasi masyarakat dalam menentukankeputusan yang menyangkut dirinyatermasuk di dalamnya tentang ruang publik.

    Mural di bawah Jembatan Keweksebagai gambaran suasana kejiwaan masyarakat

    secara politis.(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

    Gambar 5

  • Kawistara, Vol. 1, No. 2, Desember 2014 (Edisi Khusus): 264-276

    Hadirnya karya-karya visual di ruangpublik kota tampaknya tidak sepenuhnyadidasari oleh pertimbangan penataanruang publik dalam persepsi estetika ruangarsitektural. Konsep ruang dalam arsitekturberarti menciptakan ruang dengan carayangbenar-benar direncanakan dan dipikirkan.Pembaharuan arsitektur yao,..rg berlangsungterus menerus sebenarnya berakar daripengubahan konsep-konsep ruang (Comelisvan de Yen, 1991; XIII). Pemerintah kotaYogyakarta sebagai pengelola ruang publiktampaknya tidak terlalu mempedulikan aspekestetika ruang arsitektural ini. Gerakan murallebih dimaksudkan sebagai perlawananterhadap coretan liar yang dianggap tidakestetis, tetapi aspek estetika ruang pubtikyang menyertai kehadiran mural tidakdiperhafrkan. Sehingga ruang publik kembalimenjadi hutan visual yang menyesakkan danbertebaran sampah-sampah visual.

    Pada waktu mendatang kota Yogyakartaharus memperhatikan konsep arsitekturalruang publik dengan memperhatikanpotensi sosial dan buday^ ytrLg dinamisserta terus menggali keunikan khasanah senitradisi ataupun kekayaan gaya seni rupakontemporernya untuk dijadikan elemenestetis ruang publik kota. Seni Rupa publikakan memberi makha dan dimaknai olehmasyarakat secara positif berdasarkan mentalculture masing-masing serta membanguncitra positif sebagai kota dengan ruang publikyang demokratis, ruang publik berseni, ruangpulglik yang nyaman bagi semua warganya.

    Gambar 7Partisipasi perupa dalam mempercantik ruang

    PublikSumber:http : / / satahngkar.com / detail /read / 8 / 1036/ sambut-festival-kesenian-

    yogyakafta-2012,diunduh 14 Desember 2012

    Tindakan seni yang demikian, jika kitamengikuti pandangan Heidegger, dinamai"Poetisasi Ruang".Istilah ini yang dimaksudadalah tindakan dalam menyingkapkan" jiwa" ruang di suatu lokasi sehingga terlahir(dalam bahasa Jawa "kebabar") karakteristikpersoalan yang digumuli di tempat itu.Dengan demikian maka karya seni sepertiini selalu dan harus tertambat di tempat,unik karena memang hanya bisa dibikin satuuntuk tempat itu, dan tentunyii boleh beradalama di tempat tersebut sehingga menjadimonumental (Mahatmanto, 2003: 4). Proyekmural dan seni rupa publik yang dilakukanseniman pada lokasi-lokasi kritis di ruangpublik kota Yogyakarta, kehadiranya akansungguh-sungguh membuat rutu:tg publikkota yang sudah baik menjadi semakinbaik. Kalau mereka menggambar muralatau melakukan aktivitas estetiknya denganbertolak dari tempat dimana ia bertindak,maka kehadiran karya seni akan bermaknabagi publik kota. Karya seni itu "amemay'uhayuningbartJant" atau membuat dunia yangsudah indah ini menjadi semakin indah.Namun sebaliknya bila kehadiran seni rupapublik sekedar untuk meramaikan bidangatau ruang kosong dengan sekehendaksenimarL maka proyek tersebut hanyalahpameran ego dari perupa, tetapi tidak bisa

    dn5l

    url

    dnkbda

    )cI

    r5

    Gambar 6Patung Publik pada Biennale Xtahun 2009-2010Sumber:http : / / www .4shared.com/ all-ima ges/

    hgFxBQOM/ Jo gja-Biennale-X-2009.html,diunduh L5 Maret 2011

    274

  • diharap manfaatnya bagi publik kota. Karyamereka tidak lebih dari memindahkan karyaseni mereka dari studio atau galeri ke tempatumum, bukan sedang melakukan "poetisasiruang publik".

    SIMPULANRuang publik merupakan representasi

    dari masyarakat. Ruang publik jugamenggambarkan bagaimana pemerintahkota mengelola ruang dan rakyatnya,bagaimana membangun ruang interaksidan memberikan kebebasan dalam banyakaspek. Ruang publik kota menjadi ruangyang sangat demokratis, yang bisa dimasukioleh siapapun untuk kepentingan apapurtmaka ruang publik kota menjadi ajangpertarungan berbagai kepentingan, yangsemuanya terkespresikan sebagai citra visualdalam ruang publik kota. Tanpa disadaripertarungan surztitsal of the fittestjuga berlakudi ruang-ruang publik kota.Tebaran graffiti,

    ' mural, coretan liar, poster dan iklan komersialyang tumpang tindih dengan iklan politik,cukup memberi gambaran betapa pemerintahkota Yogyakarta cukup leluasa menyediakanruang untuk beragam kepentingan. Citraruang publik sebagai ruang demokratistercermin di sini, .akan tetapi sekaligusmemberikan gambaran bahwa ruang publiktersebut tidak sepenuhnya mampu dikeloladan dikendalikan oleh pemerintah kota,sehingga kesan berebut dan saling kanibalantara satu dengan lainnya menyeruak disana sini.

    Proyek mural dan seni rupa publik diruang publik kota Yogyakarta dimaksudkanuntuk melawan vandalism gralhli serta"estetisasi" ruang publik, para perupaberupaya merengkuh simpati publik denganmenciptakan sesuatu yang dapat dinikmatioleh publik dengan kaidah-kaidah estetikayang berorientasi pada selera publik. Parapemural berusaha menerobos sekat-sekatestetika yang dipahami oleh publik, tetapihal sebaliknya juga terjadi, publik dipaksamemahami persepsi estetis para perupa.

    Pemerintah kota Yogyakarta sebagaipengelola ruang publik serta perupa,

    Bramantijo - Seni Plrblik dan Estetisasi Ruang pubtik Kota

    tampaknya belum sepenuhnya memper-hatikan aspek estetika ruang publik dalamkonteks arsitektural. Gerakan mural danseni rupa publik lebih dimaksudkan sebagaiperlawana4 terhadap coretan liar yarrgdianggap tidak estetis, sehingga ruang publikmasih menjadi hutan visual yang menye-sakkan dan belum sepenuhnya mampumenghadirkan ruang pubtik estetis yangterintegrasi dengan lingkungan sekitamya.

    DAFTAR PUSTAKABarry, Syamsul. 2008. lalanan Seni lalanan

    Y o gy akarta. Studium. yogyakarta.Bemas. L998. Rabu Pon,L7 Juni. yogyakarta.Bemas. L998. Rabu Kl iw on 24|uru. yogyakartaBemas. 2002. "MwaIuntuk Rakyat Sejukkan

    Mata Publik". Selasa pon, 20Agustus.Yogyakarta.

    Hardiman, F. Budi. 2010.Ruangpublik: Melacak" P artisip asi D ernokratis" dari p olis samp aiCyb er sp ace. Kanisius.Yo gyakarta.

    Hariyono, Paulus. 2007. Sosiologi Kota LlntukArsitek. Bumi Aksara. |akarta.

    Hertzberger, Herman. 2000. Space and theArchitect: Lessons in Architecture 2.Netherlands: 010 Publishers.

    http / / www.4shared.com/ al l- images/hgFxBQOM/ Jo gj a_B iennale_X_2OO9.

    " html, diunduh L5 Maret 2011http : / / satulingkar. com/ d etarl / r ead / B / 1096 /

    sambut- f est ival-ke senian-y ogy akarb-2012 diunduh 14 Desembern12

    Kearton, Nic ola. 199 6. Artand Design Magazine.Public Art, No. 46.Halanan29.

    Kompas. 1999. Selasa, 28 Desember. Halaman9. Jakarta

    Kompas edisi fogja. 2004. Senin L1 Oktober.Halaman 5. Yogyakarta

    Krier, Rob. 1979. l,Irban Space.AcademyEditions. London.

    Madanipour, Ali. 1996.Design of lJrban Space,an Inquiry into a Social Spatial process.John Wiley & Son. New York.

  • Kawistara, Vol. 1, No. 2, Desember 2014 (Edisi Khusus): 264-276

    Mahatmanto. 2003. "Mural dan Poetisasi RPJPD Yogyakarta Tahun 2005-2025.Ruang Kota". Bernas. Selasa 18 Smiers, Joost. 2009. Art Llnder pressure:Maret' Halaman 4'Yogyakarta' MarcperluangknnlkaneknragarnmBudwa

    MalcolmMiles. lVisionsof Utopia', PublicArt diEraGlobaL krsistltess.Yogyakarta.lournal, vol. L, 2,1999, hal.50-51. Trancik, Roger.19g6 . Finding Lost Space. yan

    Peraturan Daerah (Perda) Kotamadya Nostrand Reinhold Company. Nern-Yogyakarta No. L Tahunl99? York.

    ' Van de Very Cornelis. 199'J. Ruang dalamArsitektur, Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

    276