6
HEALTH SCIENCES HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU DENGAN TINGKAT KEGANASAN KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SURABAYA Syuhrotut Taufiqoh Dosen Program Studi D.3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya Abstract Cista ovarium is a abnormal buket there are liquid or liquid fluid grow in uterus and in the ovarium. Purpose of this study is to know correlation of mothers aged with cista ovarium incidence at Surabaya Internasional Hospital This study used cross sectional design with simple random sampling, involving 40 respondents. Data were collected using secunder data, while data analysis was performed using Chi square test. Result showed that most of the mothers (62,5%) aged 16-45 years and most of the mothers (70%) had danger cista ovarium. The result of Chi square test releaved p = 0,011 < α = 0,05. In conclution, there are correlation of mothers aged with cista ovarium incidence. Keyword: Aged, cista ovarium PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang bekaitan dengan sistem, fungsi, dan, proses reproduksi. (Hanifa, 2005) Kesehatan reproduksi menjadi cukup serius sepanjang hidup, terutama bagi perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan sosialnya, misalnya kurangnya pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause, dan, masalah gizi. (Manuaba, 2002). Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda internasional. Salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita yaitu adanya penyakit kewanitaan atau ginekologi. Menurut hasil statistik terdapat 50,95% wanita yang mempunyai penyakit ginekologi dan diantaranya 87,5% wanita yang sudah menikah. Ditambah lagi banyak wanita diserang tumor rahim. Wanita yang berusia 30-50 tahun sebanyak 30% mempunyai tumor rahim, dan diantaranya dari tumor yang tidak ganas menjadi tumor yang ganas. (Stoppard, 201 0). Perempuan mempunyai dua buah ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Tumor adalah gangguan yang paling umum yang terjadi pada ovarium. Tumor tersebut dapat berupa solid atau berisi cairan. Sebagian besar tumor pada indung telur adalah tumor jinak (94%) dan termasuk didalamnya cysts, cystadenomas, teratomas, endometriomas, dan fibromas (Faizal, 2005) Kista ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Pada umumnya kista ovarium tidak disertai keluhan dan gejala. Keluhan baru muncul jika 52

Jurnal Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Tingkat Keganasan Kista Ovarium Di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jut

Citation preview

Page 1: Jurnal Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Tingkat Keganasan Kista Ovarium Di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

HEALTH SCIENCES

HUBUNGAN ANTARA UMUR IBU DENGAN TINGKAT KEGANASAN KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SURABAYA

Syuhrotut TaufiqohDosen Program Studi D.3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surabaya

Abstract

Cista ovarium is a abnormal buket there are liquid or liquid fluid grow in uterus and in the ovarium. Purpose of this study is to know correlation of mothers aged with cista ovarium incidence at Surabaya Internasional Hospital

This study used cross sectional design with simple random sampling, involving 40 respondents. Data were collected using secunder data, while data analysis was performed using Chi square test.

Result showed that most of the mothers (62,5%) aged 16-45 years and most of the mothers (70%) had danger cista ovarium. The result of Chi square test releaved p = 0,011 < α = 0,05.

In conclution, there are correlation of mothers aged with cista ovarium incidence.

Keyword: Aged, cista ovarium PENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang bekaitan dengan sistem, fungsi, dan, proses reproduksi. (Hanifa, 2005)

Kesehatan reproduksi menjadi cukup serius sepanjang hidup, terutama bagi perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan sosialnya, misalnya kurangnya pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause, dan, masalah gizi. (Manuaba, 2002).

Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda internasional. Salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita yaitu adanya penyakit kewanitaan atau ginekologi. Menurut hasil statistik terdapat 50,95% wanita yang mempunyai penyakit ginekologi dan diantaranya 87,5% wanita yang sudah menikah. Ditambah lagi banyak wanita diserang tumor rahim. Wanita yang berusia 30-50 tahun sebanyak 30% mempunyai tumor rahim, dan diantaranya dari tumor yang tidak ganas menjadi tumor yang ganas. (Stoppard, 2010).

Perempuan mempunyai dua buah ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Tumor adalah gangguan yang paling

umum yang terjadi pada ovarium. Tumor tersebut dapat berupa solid atau berisi cairan. Sebagian besar tumor pada indung telur adalah tumor jinak (94%) dan termasuk didalamnya cysts, cystadenomas, teratomas, endometriomas, dan fibromas (Faizal, 2005)

Kista ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Pada umumnya kista ovarium tidak disertai keluhan dan gejala. Keluhan baru muncul jika ukurannya sudah membesar atau letaknya menggangggu organ lain disekitarnya. Gejala yang sering dirasakan adalah pembesaran perut atau ada benjolan didaerah perut bagian bawah. Kista ovarium dapat jinak maupun ganas, kista ovarium yang tidak ganas biasanya bersifat fisiologis dan dialami banyak wanita di usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi (Cita, 2008).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa pubertas. (Hanifa W, 2005). Sedangkan menurut data dari Rumah Sakit Muhammadiyah

52

Page 2: Jurnal Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Tingkat Keganasan Kista Ovarium Di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

HEALTH SCIENCES

Surabaya menunjukkan bahwa angka kejadian kista ovarium pada bulan Januari - Maret 2011, sebanyak 11 orang (15,1%) dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 73 orang dengan kelompok umur 17- 45 tahun sebanyak 4 orang, usia > 45 tahun sebanyak 7 orang. Dan pada bulan April - Juni 2011, penderita kista ovarium sebanyak 32 orang (39,5%) dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 81 orang dengan kelompok umur 17- 45 tahun sebanyak 11 orang, usia > 45 tahun sebanyak 21orang. Berdasarkan informasi yang telah diuraikan diatas dapat diketahui bahwa angka kejadian kista ovarium di rumah sakit surabaya internasional cenderung meningkat sebesar 24,4%. Berdasarkan data tersebut maka diadakan penelitian tentang kejadian kista ovarium untuk menanggulangi kecenderungan kenaikan angka kejadian kista ovarium.

METODE

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dan desain yang digunakan adalah cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelatif antar variabel. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang menderita kista ovarium di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya pada bulan Agustus 2011 sebanyak 40 orang. Sampel diambil secara total sampling. Variabel independen pada penelitian ini adalah umur ibu dan variabel dependen adalah tingkat keganasan kista ovarium. Identifikasi variebel menggunakan data dari rekam medik.. Guna mengetahui hubungan antar variabel semua data yang masuk dianalisis dengan uji statistik Chi Square Test.

HASILTabel 1. Distribusi Silang Hubungan Umur Ibu dengan Tingkat Keganasan Kista Ovarium

Umur Ibu Tingkat Keganasan Kista Ovarium

Jumlah

Ganas Jinakn Prosenta

sen Prosent

asen Prosentase

<16 tahun 1 33,3 2 66,7 3 10016-45 tahun 19 76 6 24 25 100>45 tahun 8 66,7 4 33,3 12 100

Jumlah 28 70 12 30 40 100Uji Chi Square dengan bantuan SPSS, tingkat kesalahan (α = 0,05) diperoleh P = 0,011

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa ibu yang berumur < 16 tahun dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 1 orang (33,3%), dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 2 orang (66,7%). Ibu yang berumur 16-45 tahun dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 19 orang (76%), dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 6 orang (24%). Sedangkan ibu yang berumur >45 tahun dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 8 orang (66,7%), dan yang tidak mengalami kista ovarium jinak sebanyak 4 orang (33,3%).sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan umur ibu dengan kejadian tingkat keganasan kista ovarium

PEMBAHASANUmur Ibu yang Menderita Kista Ovarium

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 25 orang

53

Page 3: Jurnal Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Tingkat Keganasan Kista Ovarium Di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

HEALTH SCIENCES

(62,5%) ibu berumur 16-45 tahun dan sebagian kecil 3 orang (7,5) ibu berumur kurang dari 16 tahun.

Kista ovarium paling sering terjadi pada wanita berusia antara 20-50 tahun. Dimana usia dewasa muda, yaitu antara 16-45 tahun sering dihubungkan dengan masa subur. Ketika usianya sampai 45 tahun, hormon turun dengan lebih cepat lagi.

Hal ini sesuai dengan beberapa ahli yang mengungkapkan bahwa usia 16-45 tahun sering dihubungkan dengan masa subur. Dimana panca indera berperan baik, menstruasi dengan ovulasi, tanda seks sekunder matang dan siap untuk berfungsi, namun pada masa ini paling sering terjadi masalah-masalah kesehatan terutama yang berhubungan dengan alat kandungan, dikarenakan pada usia ini merupakan usia produktif wanita dalam menapak karier yang penuh kesibukan diluar rumah, sehingga masalah-masalah kesehatan kerap timbul dan wanita mengabaikannya. (Manuaba, 2005).

Tingkat Keganasan Kista Ovarium

Kejadian kista ovarium di Poli Kandungan Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 28 orang (70%) mengalami kista ovarium ganas dan 12 orang (30%) mengalami kista ovarium jinak.

Pada ibu yang berusia 16-45 tahun terdeteksinya kista ovarium dikarenakan pada usia ini ibu lebih perhatian akan kesehatannya, yaitu peka akan timbulnya gejala atau keluhan kista ovarium. Kista ovarium awalnya tidak disertai keluhan atau gejala, gejala akan muncul jika ukurannya membesar atau letaknya mengganggu organ lain disekitarnya. Sehingga ibu baru akan memeriksakan diri ketika gejala tersebut terjadi dan sudah timbul tingkat keganasan.

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium. Kista ovarium dibagi menjadi dua yaitu kista ovarium non neoplastik adalah kista yang sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis dengan sendirinya setelah 2-3 bulan, kista ovarium neoplastik adalah kista yang umumnya harus dioperasi dan bersifat ganas. (Faizal, 2005).

Hubungan Umur Ibu Dengan Tingkat Keganasan Kista Ovarium

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang berumur < 16 tahun dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 1 orang (33,3%), dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 2 orang (66,7%). Ibu yang berumur 16-45 tahun dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 19 orang (76%), dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 6 orang (24%). Sedangkan ibu yang berumur >45 tahun dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 8 orang (66,7%), dan yang tidak mengalami kista ovarium jinak sebanyak 4 orang (33,3%).

Analisis hasil penelitian ini menggunakan uji chi square dengan bantuan SPSS, tingkat kesalahan (α = 0,05) didapatkan P = 0,011, sehingga disimpulkan nilai p < α. Berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan umur ibu dengan kejadian tingkat keganasan kista ovarium

Mengingat dampak yang terjadi akibat kista ovarium yaitu di curigai adanya keganasan ovarium atau terjadinya kanker ovarium pada wanita usia 16-45 tahun, maka dari itu untuk mencegah agar kejadian kista ovarium tidak meningkat di masa yang akan datang maka peran bidan sangat diperlukan yaitu memberikan informasi tentang kista

54

Page 4: Jurnal Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Tingkat Keganasan Kista Ovarium Di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

HEALTH SCIENCES

ovarium baik secara langsung yaitu melalui penyuluhan, maupun secara tidak langsung yaitu melalui media cetak atau media elektronik dengan demikian diharapkan dapat memberi wawasan dan pemahaman kepada masyarakat terutama ibu, sehingga ibu mengerti tentang kista ovarium dan lebih menjaga kesehatannya dengan istirahat cukup, nutrisi yang baik, rajin kontrol kesehatan di rumah sakit atau puskesmas sebagai deteksi dini adanya kista ovarium.

Berdasarkan tingkat keganasannya, maka kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : kista ovarium non-neoplastik, kista ovarium non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sedangkan kista ovarium neoplastik umumnya harus dioperasi, namun juga tergantung pada ukuran dan sifatnya (Manuaba, 2010).

SIMPULAN DAN SARANSebagian besar ibu ( 62,5%)

berumur antara 16-45 tahun, sebagian besar ibu (70%) mengalami kista ovarium ganas, Sehingga diperoleh simpulan bahwa terdapat hubungan umur ibu dengan kejadian tingkat keganasan kista ovarium

Diharapkan petugas kesehatan khususnya bidan hendaknya lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan berperan aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususya para Ibu agar lebih paham tentang kista ovarium dan petugas kesehatan lebih mampu mendeteksi dini kelainan dan menegakkan diagnosa dengan tepat agar dalam penatalaksanaan berhasil sesuai dengan tujuan.

Dalam masa reproduksi hendaknya lebih waspada dan teratur melakukan pemeriksaan

untuk mendeteksi dini adanya kelainan dalam organ reproduksinya misalnya dengan melakukan USG atau pap smear. Diharapkan Ibu segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan bila terdapat kelainan pada organ reproduksinya, misalnya terdapat benjolan pada perut, haid yang tidak lancar, atau nyeri tanpa sebab pada daerah perut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Waspadai Kista. Majalah Cita Cinta Edisi 20. Jakarta.

Budijanto, Didik dan Prajogo. 2005. Metodologi Penelitian. Surabaya : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Surabaya.

Hurlock, Elizabeth. 2007. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Hidayat A. Aziz Alimul. 2009. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Llewellyn, Derek, dkk. 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi Ke-6. jakarta : Hipokrates.

Manuaba, IBG. 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.

55

Page 5: Jurnal Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Tingkat Keganasan Kista Ovarium Di Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

HEALTH SCIENCES

Manuaba, IBG. 2002. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

Neville, F Hacker. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aeculapius.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam dan Siti Pariani. 2001. Metode Riset Keperawatan. Jakarta : CV. Infomedia.

Poerwadarminta, W. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN. Balai Pustaka.

Purnomo, Windhu. 2002. Metodologi Penelitian. Surabaya : Program Studi Politeknik Kesehatan Surabaya.

Suyanto, Ummi S. 2009. Riset Kebidanan, Metodologi, dan Aplikasi. Jogjakarta : Mitra Cendikia.

Winkjosastro, Hanifa. 2005. ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yatim, Faizal. 2005. Penyakit Kandungan Mioma, Kanker Rahim dan Indung Telur, Kista serta Gangguan Lainnya. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

56